• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TAHUN Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJA TAHUN Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

TAHUN 2021

Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

(2)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan, karena atas berkah dan karunia-Nya, Laporan Kinerja Direktorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan tahun 2021 dapat disusun dengan baik. Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban Direktorat PPSDK atas pelaksanaan tugas dan fungsi selama periode tahun 2021. Laporan ini menyajikan data, informasi dan gambaran tentang capaian berbagai kegiatan dan kendala dalam pelaksanaan program pengawasan sumber daya kelautan. Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat meningkatkan peran dan kinerja Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan ke depannya.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdappat kekurangan, untuk itu kami mengharapkan masukan dan saran demi kesempurnaan dalam pembuatan Laporan ini agar sesuai dengan yang diharapkan serta dapat memberikan pandangan dan arah yang jelas sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan

Jakarta, 19 Januari 2022

Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

Halid K. Jusuf

(3)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN II

EXCUTIVE SUMMARY

Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan (PPSDK) dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Ditjen PSDKP 2020-2024 yang tertuang dalam 3 sasaran kinerja dan 12 indikator kinerja sebagaimana tersebut di bawah ini:

1. Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan

2. Nilai pemahaman peserta kegiatan penyadartahuan bidang pengawasan sumber daya kelautan

3. Presentase penyelesaian rancangan NSPK bidang pengawasan SDKP lingkup Direktorat PPSDK

4. Indeks Profesionalitas ASN lingkup Direktorat PPSDK

5. Tingkat pemahaman peserta Bimtek dan pelatihan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

6. Tingkat kelulusan peserta Diklat teknis lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

7. Nilai Rekonsiliasi Kinerja lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

8. Inovasi gugus kerja transformasi yang dihasilkan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

9. Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

10. Tingkat kepatuhan pengadaan barang/jasa lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

11. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

12. Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK yang dokumen tindak lanjutnya telah dilengkapi dan disampaikan.

Adapun capaian kinerja Direktorat PSPDK pada tahun 2021, apabila mengacu kepada aplikasi KINERJAKU (http://kinerjaku.kkp.go.id/) menghasilkan nilai NPSS

(4)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN III

sebesar 110,84. Nilai ini mengindikasikan kinerja Direktorat PPSDK termasuk dalam kategori baik. Namun ada 1 indikator kinerja utama di tahun 2021 yang realisasinya tidak memenuhi target yaitu Prosentase Kepatuhan Pelaku Usaha Kelautan dengan capaian 94,39% dari target 95%. Menindaklanjuti capaian tersebut, maka para pelaku usaha yang tidak patuh akan menjadi target pengawasan di tahun 2022.

Alokasi anggaran Direktorat PPSDK pada tahun 2021 adalah Rp 14.060.000.000,- dan telah mengalami refocusing menjadi Rp 7.801.097.000,-. Sampai akhir tahun 2021, anggaran yang terealisasi adalah sebesar Rp 7.774.263.766,- atau sebesar 99,67%.

(5)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN IV

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

EXCUTIVE SUMMARY ...ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 2

C. Isu Aktual Pengawasan Sumber Daya Kelautan ... 3

D. Tugas dan Fungsi ... 3

E. Struktur Organisasi ... 4

F. Sistematika Penyajian Laporan ... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 6

A. Renstra Ditjen. PSDKP 2020-2024 ... 6

B. Rencana Kerja Direktorat PPSDK Tahun 2021... 7

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 11

A. Capaian Kinerja Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Tahun 2021 ... 11

B. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja ... 12

C. Akuntabilitas Keuangan... 39

BAB IV PENUTUP ... 42

(6)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang melimpah. Dengan luas wilayah perairan 6.315.222 km2 dan panjang garis pantai kira-kira 99.093 km (BIG, 2014), potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki turut menyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sektor kelautan dan perikanan sebesar Rp. 262 triliun untuk harga konstan dan Rp. 342.7 triliun untuk harga berlaku pada tahun 2014 dengan laju pertumbuhan sebesar 7.55 per sen, lebih besar dari laju pertumbuhan PDB nasional Indonesia dengan capaian 5.02 per sen (Pusdatin KKP, 2016). Sektor kelautan dan perikanan yang turut menyumbang PDB berasal dari perikanan tangkap, perikanan budidaya, serta industri pengolahan kelautan dan perikanan untuk konsumsi domestik maupun ekspor.

Pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami peningkatan yang tentu juga mempengaruhi ketersediaan jumlah sumber daya alam yang pemanfaatannya juga semakin besar. Hal ini tentu bisa menimbulkan tidak hanya penurunan sediaan sumberdaya alam namun juga bisa menimbulkan kerusakan pada sumberdaya alam yang dimanfaatkan karena kepentingan masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia begitu beragam. Oleh karena itu, diperlukan penataan dan manajemen yang baik dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam yang tersedia, salah satunya sumberdaya kelautan dan perikanan. Dengan manajemen pemanfaatan dan pengelolaan yang baik diharapkan masyarakat dapat memperoleh manfaat yang berkesinambungan dan dalam waktu yang cukup lama. Untuk itu diperlukan adanya pengawasan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu bagian dari kementerian dan/atau lembaga resmi negara sangat substansial perannya dalam mengawasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal PSDKP mempunyai tugas

(7)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 2

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. lebih lanjut, dalam rangka meminimalkan tingkat kerusakan yang terjadi dalam pengelolaan sumberdaya kelautan, maka Direktorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan (PPSDK) sebagai salah satu unit kerja pada Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan agar dilakukan secara tertib dan bertanggung jawab untuk menjaga manfaat, kelestarian maupun nilai dan fungsinya sesuai dengan amanat UU No. 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan dan UU No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, UU No. 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan dan UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan pada tahun 2021, dilaksanakan oleh Direktorat PPSDK untuk mewujudkan kepatuhan pelaku usaha kelautan. Di samping itu, Direktorat PPSDK bertugas untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Destructive fishing yang merupakan kegiatan prioritas nasional Direktorat Jenderal PSDKP.

Untuk mewujudkan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan yang handal, profesional, akuntabel, efektif dan efisien diperlukan adanya manajemen kinerja yang di dalamnya meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengukuran dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan. Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Direktorat PPSDK sebagai unsur penyelenggara negara diwajibkan menetapkan target kinerja serta melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapainya. Pengukuran kinerja Direktorat PPSDK tahun 2021 ditetapkan dilakukan secara berkala melalui beberapa mekanisme yaitu (1) pengukuran kinerja periode bulanan; (2) pengukuran kinerja periode triwulan;

dan (3) pengukuran kinerja periode tahunan.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Laporan Kinerja Direktorat PPSDK tahun 2021 adalah

(8)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 3

sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Direktur PPSDK atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Sedangkan tujuan dari penyusunan Laporan Kinerja Direktorat PPSDK tahun 2021 adalah sebagai bahan rujukan dalam merumuskan berbagai rekomendasi sebagai masukan dalam menetapkan kebijakan pada tugas pengawasan pada masa tugas selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran dan evaluasi capaian kinerja pada periode tahun 2021.

C. Isu Aktual Pengawasan Sumber Daya Kelautan

Isu aktual dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan tahun 2021 yang menjadi fokus pengawasan, antara lain:

1. Kegiatan pemanfaatan kawasan konservasi perairan;

2. Kerusakan terumbu karang akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan;

3. Kerusakan ekosistem terumbu karang akibat kandasnya kapal;

4. Pemanfaatan jenis ikan yang dilindungi yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Pencemaran perairan pesisir dan laut akibat kegiatan perikanan dan kapal bermuatan yang kandas atau bocor;

6. Pemanfaatan ruang laut yang tidak sesuai alokasi ruang peruntukan;

7. Kerusakan lahan pesisir akibat maraknya penambangan pasir;

8. Penambangan pasir laut secara illegal;

9. Alih fungsi lahan wilayah pesisir; dan 10. Pemanfaatan pulau-pulau kecil oleh asing.

D. Tugas dan Fungsi

Mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 486/PERMEN- KP/2020 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat PPSDK bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan. Sedangkan fungsi yang diselenggarakan oleh Direktorat PPSDK adalah:

(9)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 4

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan;

2. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan;

3. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan;

4. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan;

5. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan;

6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau- pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan; dan

7. Urusan tata usaha dan kerumahtanggaan direktorat.

E. Struktur Organisasi

DIREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN

(10)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 5

F. Sistematika Penyajian Laporan

Laporan Kinerja Direktorat PPSDK tahun 2021 disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Menguraikan secara ringkas tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan laporan kinerja, isu aktual pengawasan sumber daya kelautan, dan tugas fungsi Direktorat PPSDK.

Bab II Perencanaan Kinerja

Menguraikan secara ringkas tentang Perencanaan Pengawasan Sumber Daya Kelautan tahun 2021.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Menguraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja Direktorat PPSDK sampai dengan periode tahun 2021.

Bab IV Penutup

Menguraikan kesimpulan dan rekomendasi perbaikan kinerja ke depannya.

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(11)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 6

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi yang efektif, efisien dan akuntabel, Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan berpedoman pada 2 dokumen perencanaan, yaitu Renstra Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) 2020-2024 dan Rencana Kerja Direktorat PPSDK Tahun 2021.

A. Renstra Ditjen PSDKP 2020-2024

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan telah menetapkan arah kebijakan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang dituangkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan nomor 9/PER.DJPSKDP/2017 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan nomor: 23A/KEP.DJ- PSDKP/2020 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Tahun 2020-2024. Penetapan renstra Direktorat Jenderal PSDKP tahun 2020 – 2024 bertujuan sebagai pedoman dalam pelasanaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan selama 5 tahun kedepan. Dokumen renstra memuat sasaran pelaksanaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan selama 5 tahun dan strategi untuk mewujudkannya.

Sasaran strategis Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan tahun 2020 - 2024 yang telah ditetapkan meliputi:

1. Tatakelola SDKP bertanggung jawab;

2. Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang integratif; dan 3. Tata kelola pemerintahan yang baik.

Untuk mewujudkan ketiga sasaran strategis tersebut maka telah disusun program dan indikator kinerja Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan tahun 2020 – 2024 sebagai berikut:

(12)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 7

Tabel 1. Program Dan Indikator Kinerja Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Tahun 2020 – 2024

B. Rencana Kerja Direktorat PPSDK Tahun 2021

(13)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 8

Pada tahun 2021, Direktorat PPSDK mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 7.801.097.000,- untuk menyelenggarakan kegiatan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan yang terdiri dari beberapa Klasifikasi Rincian Output (KRO), yaitu:

1. Pemantauan produk, yang terdiri dari Rincian Output (RO) sebagai berikut:

1) Supervisi, monev, dan Bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha pemanfaatan kawasan konservasi perairan nasional, 2) Supervisi, monev, dan bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau Apendiks CITES, 3) Supervisi, monev, dan bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha pengelolaan produk dan jasa kelautan, 4) Supervisi, monev, dan bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha pengelolaan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan ruang laut, 5) Supervisi, monev, dan bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha perikanan dan non perikanan dalam pengelolaan limbah yang berdampak pada sumber daya ikan dan lingkungannya, dan 6) Supervisi, monev, dan bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha perikanan terhadap pelarangan kegiatan penangkapan ikan yang merusak;

2. Koordinasi pengawasan sumber daya kelautan yang terdiri dari koordinasi, sinkronisasi dan sinergi antar K/L/SKPD, pusat-daerah, dan pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan pengawasan sumber daya kelautan;

3. Fasilitasi dan pembinaan masyarakat yang bertujuan masyarakat yang memperoleh penyadartahuan dalam pemanfaatan sumber daya kelautan; dan

4. Norma, Standard, Kriteria, Prosedur dalam rangka pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan.

Target pelaksanaan perencaan kegiatan pengawasan bidang sumber daya kelautan tertuang dalam perjanjian kinerja. Tujuan khusus perjanjian kinerja yaitu:

1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;

2. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; dan

3. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Perjanjian Kinerja memuat sasaran kegiatan pelaksanaan pengawasan pengelolan sumber daya kelautan yang mengacu pada Renstra Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2020-2024. Untuk mewujudkan sasaran kegiatan, maka disusun indikator kinerja utama (IKU) dan Indikator Kinerja (IK).

(14)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 9

Pada tahun 2021, Direktorat PPSDK melakukan 2 kali perubahan Perjanjian Kinerja yaitu pada bulan Agustus. Perubahan ini terjadi karena adanya refocusing anggaran, namun tidak ada perubahan indikator kinerja maupun target kinerja.

Indikator Kinerja Utama dan Target Kinerja Direktorat PPSDK tertuang dalam Tabel Perjanjian Kinerja Tahun 2021 sebagai berikut:

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Direktorat PPSDK Tahun 2021

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Terselenggaranya

pengawasan kepatuhan pemangku kepentingan kelautan

1. Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha

Kelautan (%)

95

2. Terselenggaranya penyadartahuan masyarakat bidang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan

2. Nilai pemahaman peserta kegiatan penyadartahuan bidang

pengawasan sumber daya kelautan (nilai)

71

3. Tata kelola pemerintahan yang baik lingkup

Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

3. Presentase penyelesaian rancangan NSPK bidang pengawasan SDKP lingkup

Direktorat PPSDK (%)

100

4. Indeks Profesionalitas ASN lingkup Direktorat Pengawasan

Pengelolaan SDK (indeks)

73

5. Tingkat pemahaman peserta Bimtek dan pelatihan lingkup

Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK (nilai)

76

6. Tingkat kelulusan peserta Diklat teknis lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

(%)

81

(15)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 10

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 7. Nilai Rekonsiliasi Kinerja lingkup

Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

90

8. Inovasi gugus kerja transformasi yang dihasilkan lingkup Direktorat Pengawasan

Pengelolaan SDK

1

9. Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

(%)

72,5

10. Tingkat kepatuhan pengadaan barang/jasa lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

(%)

72,5

11. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen

pengetahuan yang terstandar lingkup Direktorat Pengawasan

Pengelolaan SDK (%)

84

12. Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan lingkup

Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK yang dokumen tindak lanjutnya telah dilengkapi

dan disampaikan (%)

65

(16)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Tahun 2021

Pengukuran kinerja melalui aplikasi KINERJAKU (http://kinerjaku.kkp.go.id/) dilakukan dengan membandingkan capaian indikator kinerja dengan target yang telah ditetapkan. Hasil pengukuran kinerja Direktorat PPSDK pada tahun 2021 menunjukkan nilai 110,48. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kinerja Direktorat PPSDK pada tahun 2021 termasuk dalam kategori sangat baik. Capaian indikator kinerja Direktorat PPSDK periode tahun 2021 ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 3. Capaian Kinerja Direktorat PPSDK Tahun 2021

NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2021 CAPAIAN

1 Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan (%)

95 94,39

2 Nilai pemahaman peserta kegiatan penyadartahuan bidang pengawasan sumber daya kelautan (nilai)

71 84,63

3 Presentase penyelesaian rancangan NSPK bidang pengawasan SDKP lingkup Direktorat PPSDK (%)

100 120,00

4 Indeks Profesionalitas ASN lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK (indeks)

73 77,50

5 Tingkat pemahaman peserta Bimtek dan pelatihan lingkup Direktorat Pengawasan

76 78,72

(17)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 12

NO INDIKATOR KINERJA TARGET 2021 CAPAIAN

Pengelolaan SDK (nilai)

6 Tingkat kelulusan peserta Diklat teknis lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK (%)

81 100,00

7 Nilai Rekonsiliasi Kinerja lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

90 98,01

8 Inovasi gugus kerja transformasi yang dihasilkan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

1 1

9 Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

72,5 100,00

10 Tingkat kepatuhan pengadaan barang/jasa lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

72,5 100,00

11 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK (%)

84 98,04

12 Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK yang dokumen tindak lanjutnya telah dilengkapi dan disampaikan (%)

65 100,00

B. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja

Direktorat PPSDK telah melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi dan analisis pada setiap

(18)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 13

sasaran strategis diuraikan sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 1: Terselenggaranya pengawasan kepatuhan pemangku kepentingan kelautan

Pencapaian Sasaran Strategis Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan diidentifikasi ke dalam 1 indikator kinerja yaitu Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan.

Yang dimaksud dengan kepatuhan pelaku usaha kelautan adalah kepatuhan pelaku usaha kelautan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaa kegiatan pemanfaatannya. Pelaku usaha kelautan terdiri dari pelaku usaha 1)pemanfaatan kawasan konservasi, 2)pemanfaatan jenis ikan dilindungi, 3)pemanfaatan produk kelautan dan jasa kelautan 4)pemanfaatan pesisir dan pulau- pulau kecil, 5)pemanfaatan ruang laut, 6)perikanan dan nonperikanan dalam pengelolaan limbah yang berdampak pada sumber daya ikan dan lingkungannya, dan 7)kegiatan perikanan yang patuh peraturan pelarangan destructive fishing.

Pada tahun 2021, capaian kinerja sebesar 94,39%. Nilai capaian kepatuhan pelaku usaha diperoleh dari hasil verifikasi kepatuhan pelaku usaha pada masing- masing objek pengawasan. Prosentase kepatuhan pelaku usaha kelautan diperoleh dari rerata prosentase kepatuhan masing-masing objek pengawasan di Direktorat PPSDK, sebagaimana dalam rumusan berikut:

Keterangan :

X_sdk = Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan

X_kk = kepatuhan pelaku usaha pemanfaatan kawasan konservasi perairan X_jil = kepatuhan pelaku usaha pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau Apendiks Cites

X_pjk = kepatuhan pelaku usaha pengelolaan produk dan jasa kelautan X_pppk = kepatuhan pelaku usaha pengelolaan wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil

Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan (%) 1

(19)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 14

X_prl1 = kepatuhan pemanfaatan ruang laut

X_prl2 = kepatuhan usaha perikanan dan non perikanan dalam pengelolaan limbah yang berdampak pada sumber daya ikan dan lingkungannya

X_df = kepatuhan pelaku usaha perikanan terhadap ketentuan pelarangan destructive fishing

n = jumlah pelaku usaha kelautan diverifikasi kepatuhannya

Tabel 4. Perbandingan Kepatuhan Pelaku Usaha Kelautan Tahun 2020 dan Tahun 2021

No Pelaku Usaha

2020 2021

Terverfikasi Patuh Terverfikasi Patuh 1. Pelaku Usaha Pemafaatan

Kawasan Konservasi

65 60 217 204

2. Pelaku Usaha Pemanfaatan Jenis Ikan Dilindungi

65 61 153 149

3. Pelaku Usaha Pengelolan Produk dan Jasa Kelautan

72 67 100 85

4. Pelaku Usaha Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil

52 47 70 63

5. Pemanfaatan Ruang Laut 12 11 37 34

6. Pelaku Usaha Perikanan dan Nonperikanan dalam

pengelolaan limbah yang berdampak pada SDI dan lingkungannya

95 90 132 121

7. Pelaku usaha perikanan yang patuh peraturan pelarangan destructive fishing

342 312 914 876

Jumlah 702 648 1623 1532

Apabila dibandingkan dengan tahun 2020, terjadi penambahan jumlah pelaku usaha yang diawasi oleh para pengawas. Hal ini sejalan dengan penambahan anggaran dan target pengawasan pada tahun 2021. Namun capaian ini belum mampu memenuhi target prosentase kapatuhan pelaku usaha kelautan pada tahun 2021. Pada tahun 2020, prosentase kepatuhan pelaku usaha kelautan adalah 92,65 dan naik menjadi 94,39 pada tahun 2021. Ketidakpatuhan pelaku

(20)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 15

usaha kelautan dinominasi oleh persyaratan perizinan yang belum mampu dipenuhi oleh pelaku usaha dimaksud. Pelaku usaha tidak patuh pada tahun 2021, perlu menjadi target pengawasan tahun 2022, sehingga untuk mengawal pelaksanaan rekomendasi yang telah diberika oleh para pengawas kepada pelaku usaha.

Grafik 1. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Target pada RENSTRA DITJEN PSDKP Tahun 2020-2024

Mengacu pada capaian prosentase kepatuhan pelaku usaha kelautan 2 tahun terakhir, perlu dilakukan upaya yang lebih baik lagi. Kegagalan mencapai target IKU Kepatuhan terjadi karena banyaknya pelaku usaha baru yang tidak berizin. Pada tahun 2021, para pengawas melakukan kegiatan pengawasan tanpa adanya database pelaku usaha dan lokasi yang menjadi target pengawasan. Sehingga pengawasan dilakukan terhadap pelaku usaha baru maupun di lokasi yang sebelumnya belum pernah dilaksanakan. Hasil pengawasan tahun 2021 menunjukkan bahwa cakupan wilayah pengawasan semakin diperluas namun fakta yang ditemukan adalah banyak pelaku usaha tidak patuh. Keadaan ini perlu menjadi pertimbangan dalam penyusunan mekanisme pengawasan tahun 2022 yang akan dituangkan dalam dokumen

89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99

2020 2021 2022 2023 2024

PROSENTANSE KEPATUHAN PELAKU USAHA KELAUTAN

Target (%) Capaian (%)

(21)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 16

perencanaan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh Direktorat PPSDK adalah dengan membuat pemetaan lokasi dan target pelaku usaha yang akan diawasi pada tahun 2022. Direktorat PPSDK juga perlu menambah frekuensi monitoring dan evaluasi terhadap hasil pengawasan. Hal ini untuk mempercepat penentuan langkah tindak lanjut apabila ditemukan ketidakpatuhan pelaku usaha.

1. Pengawasan pemanfaatan kawasan konservasi perairan

Pengawasan kawasan konservasi perairan dilakukan untuk memastikan kesesuaian pemanfaatan kawasan dengan ketentuan yang telah ditetapkan (PERMEN/PERDA) di dalam kawasan konservasi (zona inti, zona pemanfaatan, zona perikanan berkelanjutan, dan zona lainnya). Kegiatan yang dilakukan antara lain patroli pengawasan secara mandiri maupun secara terpadu dengan pengelola kawasan konservasi, Ditjen PRL dan instansi terkait lainnya.

Selama periode tahun 2021, target lokasi pengawasan oleh Direktrat Jenderal PSDKP berada di 10 (sepuluh) Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) meliputi a)TWP Pulau Pieh; b)TWP Kapoposang; c)TNP Laut Sawu; d)SAP Waigeo; e)TWP Gili Matra; f)TWP Laut Banda; g)SAP Raja Ampat; h)TWP Anambas; i)TWP Padaido; dan j)SAP Aru Tenggara.

Tabel 5. Data Pelaku Usaha Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan No Objek Pengawasan Pelaku usaha

diverifikasi

Pelaku usaha patuh

Pelaku usaha tidak patuh 1. Kawasan Konservasi

Perairan 217 204 13

Pada periode tahun 2021, pengawasan kawasan konservasi dilakukan oleh Pangkalan PSDKP Lampulo, Stasiun PSDKP Ambon di TWP Laut Banda, Stasiun PSDKP Biak di TWP Padaido, Pangkalan PSDKP Benoa di Gili Matra, Pangkalan PSDKP Tual di SAP Aru dan SAPRaja Ampat dan Pangkalan PSDKP Bitung di TWP Kapoposang. Penagwasan juga dilaksankan terhadap kegiatan pemanfaatan mangrove dan terumbu karang oleh Stasiun PSKDP Belawan, Stasiun PSDKP Belawan, Stasiun PSDKP Kupang, dan Stasiun PSKDP Cilacap, Berdasarkan hasil pengawasan, ditemukan 13 pelaku usaha patuh dari 217

(22)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 17

pelaku usaha yang terverifikasi. Ketidakpatuhan 11 pelaku usaha disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Kapal perikanan dengan ukuran > 10 GT yang melakukan penangkapan ikan di TWP Pieh, dimana kegiatan ini melanggara ketentuan penangkapan ikan di zona inti kawasan konservasi yang seharusnya dilakukan oleh kapal perikanan dengan ukuran < 10 GT;

2. Kegiatan penambangan pasir di TWP Laut Banda yang tidak sesuai dengan kegiatan diperbolehkan di suatu kawasan konservasi;

3. Kegiatan penangkapan ikan di zona inti TWP Padaido yang merupakan kegiatan melanggar zona inti dimana kegiatan penangkapan ikan seharusnya dilakukan di zona pemanfaatan;

4. Kegiatan perikanan yang tidak sesuai dengan zona peruntukan di TNP laut Sawu dimana kegiatan seharusnya dilakukan di zona pemanfaatan ; dan 5. Kegiatan pengankutan material yang tidak sesuai zona peruntukannya di SAP Raja Ampat dan TWP Gili Matra yang seharusnya tidak bisa dilakukan di zona inti suaru kawasan konservasi.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2020 (tabel 4.), maka terlihat adanya lonjakan jumlah pelaku usaha yang diverifikasi. Hal ini disebabkan peningkatan frekuensi pengawasan oleh para pengawas di kawasan konservasi.

Direktorat Jenderal PSDKP perlu meningkatkan upaya preventif dalam rangka meningkatkan kepatuhan pelaku usaha pemanfaatan kawasan konservasi. Hal ini mempertimbangkan bahwa masih banyak ditemukan pelaku usaha yang belum memahami perizinan dan pemaanfaatan zona di kawasan konservasi.

Di samping itu, kedepannya perlu dilakukan upaya preventif lebih besar mengingat telah terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja dimana salah satu turunannya mengatur tentang kewajiban pengurusan perizinana berusaha di suatu kawasan konservasi.

2. Pengawasan pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau Apendiks CITES

Pengawasan dilakukan terhadap pelaku usaha yang memanfaatkan jenis ikan dilindungi pada peraturan pemerintah dan tergolong spada kategori Appensix 2 di The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild

(23)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 18

Fauna and Flora (CITES). Beberapa jenis ikan dilindungi seperti penyu dan turunannya, pari manta, hiu paus, kima, bambu laut, ikan napoleon, ikan hiu paus, dan karang hias. Kepatuhan pelaku usaha pemanfaatan jenis ikan dilidungi menggunakan kriteria apakah ditemukan jenis ikan dilindungi dan apabila ditemukan jenis ikan dilindungi, maka dilakukan pengecekan dokumen perizinan.

Tabel 6. Data Pelaku Usaha Pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau Apendiks CITES

No Objek Pengawasan Pelaku usaha

diverifikasi Pelaku

usaha patuh Pelaku usaha tidak patuh 1. Pemanfaatan jenis

ikan dilindungi dan/atau Apendiks CITES

153 149 4

Pada periode tahun 2021, pengawasan dilaksanakan oleh Pangkalan PSDKP Lampulo, Pangkalan PSDKP Biak, Pangkalan PSDKP Jakarta, Stasiun PSDKP Belawan, Pangkalan PSDKP Bitung, Stasiun PSDKP Pontianak, Stasiun PSDKP Tarakan, Stasiun PSDKP Belawan, Stasiun PSDKP Biak, Stasiun PSDKP Kupang, dan Stasiun PSDKP Cilacap.

Dari 153 pelaku usaha diverifikasi, 149 pelaku usaha terverifikasi patuh. Terdapat 4 pelaku usaha yang tidak patuh dengan rincain sebagai berikut:

1. Stasiun PSDKP Ambon menemukan 1 pelaku usaha penjual ikan napoleon yang tidak sesui dengan regulasi perlindungan terbatas ukuran ikan napoleon;

2. Pangkalan PSDKP Jakarta menemukan 1 palaku usaha yang membawa Hiu Kepala Martil di kapalnya. Hal ini melanggar ketentuan perlindungan hiu Kepala Martil;

3. Pangkalan PSDKP Jakarta menemukan 1 pelaku ushaa yang memiliki ikan Arwana dan tidak mampu menunjukkan dokumen perizinananya.

4. Pangkalan PSDKP Lampulo menemukan 1 pelaku usaha yang mengangkut ikan Pari dan pelaku usaha dimaksud tidka mampu menunjukkan dokumen perzinannya.

Capaian tahun 2021 apabila dibandingkan dengan tahun 2020 (tabel 4), maka terjadi peningkatan jumlah pelaku usaha yang diverifikasi. Hal ini mengindikasikan peningkatan kepatuhan pelaku usaha. Namun, kedepannya

(24)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 19

perlu dilakukan perubahan kriteria kepatuhan pelaku usaha mengingat pasca terbitnya UU No 11 tahun 2021 terdapat perizinan berusaha terhadap beberapa jenis ikan dilindungi.

Untuk meningkatkan kepatuhan pelaku usaha pemanfaatan jenis ikan dilindungi, Direktorat PPSDK bersama UPT Ditjen PSDKP terus berupaya melakukan usaha preventif ke lokasi-lokasi rawan terjadi pelanggaran pemanfaatan ikan dilindungi.

3. Pengawasan pengelolaan produk kelautan dan jasa kelautan

Pengawasan pengelolan produk dan jasa kelautan dilakukan untuk mengetahui kepatuhan pelaku usaha produk kelautan dan pelaku usaha jasa kelautan terhadap ketentuan peraturan perundanag-undangan yang berlaku.

Adapun pengawasan pemanfaatan produk kelautan dilaksanakan untuk mengetahui kepatuhan pelaku usaha garam dan pemanfaatan pasir laut terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pada periode tahun 2021, pengawasan dilaksankan oleh Stasiun PSDKP Belawan, Pangkalan PSDKP Batam Pangkalan PSDKP Jakarta, Pangkalan PSDKP Bitung, Pangkalan PSDKP Benoa, Stasiun PSDKP Cilacap, dan Stasiun PSDKP Tahuna..

Berdasarkan hasil pengawasan, ditemukan 85 pelaku usaha patuh dari 100 pelaku usaha diverifikasi. Dengan rincian 14 pelaku usaha ekstrasi garam dan 14 pelaku usaha pemanfaatan pasir laut. Pelaku usaha ekstrasi garam telah memiliki dokumen perizinan sesuai ketentuan perundang-undangan. 9 pelaku usaha pemanfaatan pasir laut telah memiliki dokumen perizinan sesuai ketentuan perundnag-undangan. Sedangkan 5 pelaku usaha pemanfaatan pasir laut diverifikasi sebagai pelaku usaha tidak patuh. Ketidakpatuhan pelaku usaha karena izin yang dimiliki telah melewati batas berlaku. Selain itu ditemukan juga pelaku usaha yang tidak memiliki dokumen perizinanan namun kegiatan telah dilaksanakan. Kepada pelaku usaha direkomendasikan untuk segera menyelesaikan pengurusan dokumen perizinanan yang dibutuhkan. karena izin yang dimiliki telah melewati batas berlaku. .

Tabel 7. Data Pelaku Usaha Pengelolaan Produk Kelautan dan Jasa Kelautan No Objek Pengawasan Pelaku usaha

diverifikasi Pelaku usaha

patuh Pelaku usaha tidak patuh

1. Produk kelautan 28 23 5

(25)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 20

2. Jasa kelautan 70 51 51

Jumlah 100 85 15

Pengawasan jasa kelautan dilaksanakan untuk mengetahui kepatuhan pelaku usaha wisata tirta terhadap peraturan perundang-undangan. Pada periode tahun 2021, dilaksanakan oleh Pangkalan PSDKP Lampulo, Pangkalan PSDKP Batam, Pangkalan PSDKP Benoa, Pangkalan PSDKP Jakarta, Pangkalan PSDKP Bitung, Stasiun PSDKP Belawan, Stasiun PSDKP Kupang, dan Stasiun PSDKP Tarakan.

Terdapat 62 pelaku usaha wisata tirta yang patuh dari 72 pelaku usaha yang diverifikasi. Ketidakpatuhan pelaku usaha disebabkan ketiadaan dokumen perizinan. Langkah yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal PSDKP kepada pelaku usaha yang tidak memiliki dokumen perizinan adalah merekomendasikan untuk segera menyelesaian pengajuan dokumen perizinan.

Mengacu kepada capaian tahun 2020 dan tahun 2021 (tabel 4), ada peningkatan jumlah pelaku ushaa yang diawasi dan diverifikasi patuh. Namun secara prosentase ada penurunan kepatuhan pelaku usaha produk dan jasa kelautan. Pada tahun 2020, diperoleh 93,05% dan turun menjadi 85,00%. Hal ini disebabkan banyaknya pelaku ushaa baru yang menjadi objek pengawasan dan hasil pengawasan diverifikasi tidak patuh. Ketidakpatuhan ini, karena tidak adanya dokumen perizianan. Mengingat tahun ini adalah tahun peralihan penerapan UU Cipta Kerja, perlu dilakukan upaya sosialisasi peraturan perizinan terbaru. Tujuannya untuk menjadi upaya preventif agar tercapainya kepatuhan pelaku usaha kelautan, khususnya produk dan jasa kelautan.

4. Pengawasan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil

Pengawasan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan terhadap pelaku usaha pemanfaatan pesisir dan pelaku usaha pemanfaatan pulau-pulau kecil untuk mengetahhui kepatuhannya terhadap ketentuan peraturan perundnag-undangan yang ada. Adapun pengawasan pemanfaatan pesisir berfokus kepada pengawasan kepatuhan pelaku usaha alih fungsi lahan dan reklamasi terhadap peraturan perundang-undangan. Pada periode tahun 2021, pengawasan dilaksanakan oleh Pangkalan PSDKP Jakarta,

(26)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 21

Pangkalan PSDKP benoa, Stasiun PSDKP Kupang, dan Stasiun PSDKP Tarakan.

4 Pelaku usaha yang diverifikasi adalah pelaku usaha reklamasi. 2 pelaku usaha diverifikasi patuh peraturan perundang-undangan. Sedangkan 1 pelaku usaha diverifikasi tidak patuh karena kegiatan reklamasi sudah dilaksanakan namun izin kegiatan belum ada. Pelaku usaha dimaksud telah direkomendasikan untuk tetap melakukan pengajuan perizinan sambil menunggu Peraturan Daerah RZWP3K Provinsi yang belum terbit.

Sedangkan 13 pelaku usaha alif fungsi lahan yang diverifikasi, ditemukan 1 pelaku usaha tidak patuh karena tidak memiliki dokumen perizinan kegiatan. Sehingga kepada pelaku usaha dimaksud maka direkomendasikan untuk segera melakukan pengurusan izin.

Tabel 8. Data Pelaku Usaha Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil No Objek Pengawasan Pelaku usaha

diverifikasi Pelaku usaha

patuh Pelaku usaha tidak patuh

1. Pesisir 17 15 2

2. Pulau-pulau kecil 53 48 5

Jumlah 70

Pengawasan pemanfaatan pulau-pulau kecil dilakukan untuk mengetahui kepatuhan pelaku usaha pemanfaatan pulau-pulau kecil terhadap peraturan perundang-undangan. Pada periode tahun 2021, pengawasan dilaksanakan oleh Pangkalan PSDKP Bitung, Pangakalan PSDKP Bitung, Pangkalan PSDKP Benoa, Pangkalan PSDKP Lampulo, Pangkalan PSDKP Jakarta, Pangkalan PSKDP Batam, Pangkalan PSDKP Tual, Stasiun PSDKP Kupang Stasiun PSDKP Tarakan, dan Stasiun PSDKP Cilacap.

Berdasarkan hasil pengawasan, 48 pelaku usaha diverifikasi patuh terhadap peraturan perundang-undnagan, antara lain telah memiliki dokumen perizinanan Nomor Induk Berusaha dan Izin Lokasi. Pelaku usaha dimaksud bergerak di bidang wisata tirta yang berlokasi di pulau-pulau kecil.

Terdapat 5 pelaku usaha yang tidak patuh. Pelaku usaha dimaksud belum memiliki dokumen izin kegiatan baik dokumen perizinanan Nomor Induk Berusaha, Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRRL) maupun izin lokasi. Kepada pelaku usaha dimaksud dilakukan pemberian rekomendasi untuk segera melakukan pengurusan izin yang diperlukan.

Berdasarkan perbandingan capaian tahun 2020 dan 2021 (tabel 4),

(27)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 22

diketahui adanya peningkatan jumlah pelaku usaha yang diawasi dan diverifkasi patuh. Namun terjadi penurunan prosentase kapatuhan dimana apda tahun 2020, prosenatse kapatuhan adalah 90,38 dan turun pada tahun 2021 menjadi 90%. Nilai ini disebabkan banyaknya pelaku usaha baru yang menjadi objek pengawasan dan hasil pengawasan yang tidak patuh karena tidak adanya izin atas kegiatan yang dilaksanakan.

Pelaksanaan pengawasan sumber daya kelautan dilaksanakan oleh Pengawas Perikanan dan Pengawas Kelautan yang kewenangannya diberikan kepada Polsus PWP3K dan. Para pengawas mengalami kendala dalam melaksanakan pengawsan mengingat adanya duplikasi kewenangan Pengawas Perikanan dan Pengawas Kelautan. Sehingga seringkali terjadi perubahan waktu pengawasan karena ketiadaan personil pengawasan. Untuk mengatasi hal tersebut, Direktorat Jenderal PSDKP perlu menambah personel pengawas baik Pengawas Kelautan dan Pengawas Perikanan. Di samping itu, pemisahan personil Pengawas Kelautan dan Pengawas Perikanan perlu segera dilakukan untuk menghindari ketiadaan personil pengawasan.

5. Pengawasan pemanfaatan ruang laut

Kegiatan pemanfatan ruang laut adalah kegiatan penggunaan ruang di atas perairan laut yang menetap lebih dari 30 (tiga puluh) hari. Kegiatan dimaksud memerlukan izin pemanfaatan ruang laut yang setelah terbitkan UU No. 11 tahun 202 tentang Cipta Kerja disebut sebagai Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL), yang sebelumnya dikenal sebagai izin lokasi perairan. KKPRL dalam sistem perizinaan berushaa menjadi izin dasar yang wajib dimiliki oleh kegiatan berusaha sebelum izin bersusaha diterbitkan.

Tabel 9. Data Pelaku Usaha Pemanfaatan Ruang Luat No Objek Pengawasan Pelaku usaha

diverifikasi Pelaku usaha

patuh Pelaku ushaa tidak patuh 1. Pemanfaatan Ruang

Laut 37 34 3

Pada tahun 2021, pengawasan dilaksankan oleh Stasiun PSDKP Tarakan, Pangkalan PSDKP Jakarta, Pangkalan PSDKP Bitung, Pangkalan PSDKP Lampulo, Stasiun PSDKP Kupang, Pangkalan PSDKP Benoa, dan

(28)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 23

Pangkalan PSDKP Tual. Berdasarkan hasil pengawasan, terdapat 37 pelaku usaha terverifikasi dan 34 pelaku usaha patuh peraturan pemanfaatan ruang laut. Capaian ini telah melebihi target tahunan pengawasan pemanfaatan ruang laut itu sebanyak 25 pelaku usaha patuh. Adapun pelaku usha yang diawasi didominasi oleh pelaku usaha wisata dan budidaya. Ketidakpatuhan 3 pelaku usaha pemanfaatan ruang laut terjadi karena kegiatan pemanfaatan belum memiliki izin dan/atau masih dalam proses pengurusan izin. Kepada pelaku usaha dimaksud direkomendasikan untuk segera melakukan pengurusan izin.

Perbandingan capaian tahun 2020 dan 2021 (tabel 4), menunjukkan adanya peningkatan jumlah pelaku usaha yang diawasi dan terverifikasi patuh. Hasil ini perlu ditingkatkan, mengingat tahun 2022, pengawasan pemanfaatan ruang laut akan menjadi salah satu fokus kegiatan pengawasan sumber daya kelautan.

6. Pengawasan perikanan dan nonperikanan dalam pengelolaan limbah yang berdampak pada sumber daya ikan dan lingkungannya Pengawasan dilaksanan melalui kepatuhan dokumen perizinan lingkungan, keberadaan Instalasi Pengelolaan Air limbah (IPAL) dan kesesuaian IPAL yang terpasang. Pada periode tahun 2021, kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Pangkalan PSDKP Jakarta, Stasiun PSDKP Cilacap, Stasiun PSKDP Belawan, Pangkalan PSKDP Bitung, Pangkalan PSDKP Benoa, Stasiun PSDKP Ambon, Stasiun PSDKP Tarakan, Stasiun PSDKP Pontianka, Pangkalan PSDKP Batam, dan Pangkalan PSDKP Tual

Tabel 10. Data Pelaku Usaha Perikanan dan Nonperikanan dalam Pengelolaan Limbah yang Berdampak pada Sumber Daya Ikan dan

Lingkungannya No Objek Pengawasan Pelaku usaha

diverifikasi Pelaku usaha

patuh Pelaku usaha tidak patuh 1. Kegiatan perikanan dan

nonperikanan dalam pengelolaan limbah yang berdampak pada sumber daya ikan dan lingkungannya

132 121 11

Berdasarkan pengawasan, terdapat 121 pelaku usaha patuh dari 132

(29)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 24

pelaku usaha yang diverifikasi. Pelaku usaha yang dilakukan pengawasan adalah Unit Pengolahan Ikan (UPI), budidaya, dan kegiatan lain yang berpotensi menimbulkan pencemaran perairan akibat buangan limbah.

Adapun ketidakpatuhan pelaku usaha disebabkan oleh IPAL yang belum beroperasi sehingga limbah hasil kegiatan tidak diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan umum. Disamping itu, ditemukan juga pelaku usaha yang belum memiliki kelengkapan dokumen perizian. Pelaku usaha yang tidak patuh mendapat rekomendasi untuk segera mengurus izin dan membuat IPAL serta mengoperasikannya sesuai dengan dokumen perizinanan lingkungannya.

Apabila membandingkan capaian tahun 2020 dan 2021, maka ada peningkatan jumlah pelaku usaha diawasi dan diverifikasi patuh. Namun secara prosentase ada penurunan prosentase kepatuhan dari 94,7% menjadi 91,6%. Hal ini disebabkan penambahan pelaku usaha baru yang menjadi objek pengawasan dan mulai dilakukannya pengawasan terhadap usaha budidaya pad atahun 2021.

7. Pengawasan Pelaku Usaha Perikanan terhadap Ketentuan Pelarangan Destructive Fishing

Pengawasan dilaksanakan terhadap pelaku usaha kegiatan penangkapan ikan di bawah 10 GT. Adapun kriteria kepatuhan adalah keberadaan alat yang diduga dapat menyebabkan destructive fishing antara lain bom, setrum, dan racun. Pada periode tahun 2021, pengawasan dilakukan oleh Stasiun PSDKP Cilacap, Pangkalan PSDKP Bitung, Stasiun PSDKP Biak, Stasiun PSKDP Ambon, Stasiun PSDKP Tahuna, Stasiun PSDKP Tarakan, Stasiun PSDKP Pontianak, Stasiun PSDKP Kupang, Pangkalan PSDKP Lampulo, Pangkalan PSDKP Batam, Pangkalan PSDKP Tual, Pangkalan PSDKP Benoa, dan Pangkalan PSDKP Jakarta.

Tabel 11. Data Pelaku Usaha Pelarangan Destructive Fishing No Objek Pengawasan Pelaku usaha

terverifikasi Pelaku usaha

patuh Pelaku usaha tidak patuh 1. Pelarangan

Destructive Fishing 914 876 38

Berdasarkan hasil pengawasan, terdapat 914 pelaku ushaa yang

(30)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 25

diverifikasi dengan 876 pelaku usaha dinyatakan patuh. Ketidakpatuhan pelaku usaha terjadi karena ditemukan alat dan bahan penyetrum dan peledak. Kepada pelaku usaha yang tidak patuh dilakukan proses hukum lebih lanjut dan diberikan pembinaan terkait bahaya destructive fishing.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2020 (tabel 4), maka ada peningkatan jumlah pelaku ushaa yang diawasi dan diverifikasi patuh.

Peningkatan ini sejalan dengan penetapan pengawasan pelarangan destructive fishing menjadi program prioritas nasional Ditjen PSKDP.

Upaya preventif juga telah dilakukan Direktorat PPSDK bersama UPT Ditjen PSDKP dengan melakukan sosialisasi penanggulangan destructive fishing di daerah rawan destructive fishing. Diharapkan dengan kegaiatan dimaksud dapat meningkatkan kepatuhan pelaku usaha perikana terhadap pelarangan destructive fishing di kemudian hari.

Sasaran Kegiatan 2: Terselenggaranya penyadartahuan masyarakat bidang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan

Untuk mewujudkan terpenuhinya sasaran strategis tersebut maka Direktorat PPSDK merencanakan pelaksanaan kegiatan penyadartahuan yang pengukuran indikatornya adalah tingkat pemahaman peserta kegiatan penyadartahuan. Pengukurannya diperoleh dari nilai kuisioner yang dibagikan kepada peserta kegiatan penyadartahuan. Kegiatan penyadartahuan yang dimaksud yaitu 1)Kampanye dan edukasi dalam rangka penanggulangan destructive fishing, 2)Kampanye dan edukasi dalam rangka pengawasan ikan dilindungi, 3)Sosilisasi pengawasan dan pengendlian pencemaran perairan, 4)Sosialisasi pengawasan pulau-pulau kecil, dan 5)Sosialisasi pengawasan dan pemanfaatan ruang laut..

Pengukuran kinerja untuk indikator “Nilai pemahaman peserta kegiatan penyadartahuan bidang pengawasan sumber daya kelautan” dilakukan dengan mengukur nilai rata-rata dari jumlah total nilai kuisioner yang diisi peserta. Adapun rincian tingkat pemahaman peserta penyadartahuan bidang Nilai pemahaman peserta kegiatan penyadartahuan bidang pengawasan sumber daya kelautan (nilai)

2

(31)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 26

pengawasan sumber daya kelautan tertuang pada tabel berikut:

Tabel 12. Perhitungan Tingkat Penyadartahuan Peserta Kegiatan Penyadartahuan Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan

Tabel 13. Perbandingan kegiatan Penyadartahuan Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan

no uraian Jumlah kegiatan

penyadartahuan

nilai pemahaman peserta

〖Z 〗_sdk

1 Kegiatan penyadartahuan tahun 2020 2 80,17

2 Kegiatan penyadartahuan tahun 2021 7 84,63

(32)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 27

Grafik 2. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Target pada RENSTRA DITJEN PSDKP Tahun 2020-2024

Apabila dibandingkan dengan tahun 2020, terlihat ada penambahan jumlah kegiatan penyadartahuan yang dilakukan Direktorat PPSDK, dari 2 kegiatan penyadartahuan menjadi 7 kegiatan penyadartahuan. Demikian juga tingkat pemahaman peserta kegiatan penyadartahuan. Tingkat pemahaman peserta penyadartahuan konsisten memenuhi target nilai sebagaiman telah ditargetkan pada RESNTRA PSDKP tahun 2020-2024. Nilai pemahaman peserta penyadartahuan yang lebih dari 80 termasuk dalam kategori paham.

Hal ini mengindikasikan bahwa materi yang telah disampaikan telah dipahami oleh peserta penyadartahuan. Diharapkan dengan pemahaman yang memadai terkait pengelolaan sumber daya kelautan, akan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terkait.

Sasaran Kegiatan 3: Tata kelola pemerintahan yang baik lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

Salah satu tugas dan fungsi Direktorat PPSDK adalah menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) dalam rangka pelaksanaan pengawasan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2020 2021 2022 2023 2024

TINGKAT PEMAHAMAN PESERTA KEGIATAN PENYADARTAHUAN BIDANG PENGAWASAN SUMBER

DAYA KELAUTAN

Target (nilai) Capaian (nilai)

Persentase penyelesaian rancangan NSPK bidang pengawasan SDKP lingkup Direktorat PPSDK (%)

3

(33)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 28

pengelolaan sumber daya kelautan. Untuk mengukur indikator kinerja tersebut maka dilakukan perhitungan prosentase penyeselasian rancangan NSPK bidang pengawasan SDKP lingkup Direktorat PPSDK.

Pengukuran Indikator Kinerja dimaksud dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑥

𝑠𝑑𝑘

= ∑

𝑛𝑖=1

(

𝑥𝑖+⋯+𝑥𝑛

𝑛

)x 100

xsdk: Persentase penyelesaian rancangan NSPK bidang pengawasan SDKP lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

xi: penyelesaian rancangan NSPK “i”

n : Jumlah target rancangan NSPK lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

Adapun capaian indikator kinerja pada tahun 2021I adalah sebesar 120%. Hal ini dikarenakan sudah ada 6 NSPK yang rancangan telah diserahkan kepada Sesditjen PSDKP untuk dibahas lebih lanjut. Uraian capaian tersajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 14. Tabel Prosentase Penyelesaian NSPK Direktorat PPSDK Tahun 2021

Uraian x_i x_sdk

1. Rancangan PERMEN KP tentang

Pengawasan Ruang Laut 1

𝑥𝑠𝑑𝑘 = (6

5) 𝑥100

= 120%

2. Rancangan KEPMEN KP tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif

1

3. Rancangan Revisi PERMEN KP No 12 Tahun 2013 tentang Pengawasan Pengelolaan WP3K

1 4. Rancangan Juknis pengawasan ruang laut 1 5. Rancangan juknis pengawasan kawasan

konservasi 1

6. Rancangan Juknis pengawasan wisata tirta 1

Apabila dibandingkan dengan target yang ada di RENSTRA PSDKP, maka realisasi jumlah rancangan kebijakan yang disusun Dit PPSDK pada tahun 2021 mengalami peningkatan. Pada tahun 2020 terdapat 5 rancangan kebijakan sedangkan pada tahun 2021 terdapat 6 rancangan kebijakan yang disusun Dit. PPSDK. Peningkatan ini dikarenakan banyaknya turunan kebijakan bidang pengawasan sumber daya kelautan pasca terbitnya Undang- Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

(34)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 29

Grafik 3. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Target pada RENSTRA DITJEN PSDKP Tahun 2020-2024

Profesionalitas ASN diukur berdasarkan kesesuaian Kualifikasi, Kompetensi, Kinerja, Profesionalitas ASN diukur berdasarkan kesesuaian Kualifikasi, Kompetensi, Kinerja, dan Disiplin per masing-masing Pegawai ASN dalam melaksanakan tugas dan jabatannya. Indeks bisa diperoleh dari laman ropeg.kkp.go.id sebagaimana tercantum pada gambar berikut:

Pada tahun 2021, indeks profesionalitas ASN lingkup Direktorat Pengawasan

4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4 5,6 5,8 6 6,2

2020 2021 2022 2023 2024

JUMLAH RANCANGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH BIDANG PENGAWASAN SDKP YANG DISUSUN DIT PPSDK

Target (dokumn) Capaian (dokumen)

Indeks Profesionalitas ASN lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

4

(35)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 30

Pengelolaan SDK adalah 77,50. Nilai telah melampaui target pada tahun ini yaitu 73. Namun dengan capaia indeks tersebut masih tergolong dalam kategori sedang. Direktorat PPSDK perlu mendorong pegawai di lingkup Direktorat untuk seluruhnya aktif dalam meningkatkan kompetensi diri dengan mengikuti pendiikan dan pelatihan maupun seminar.

Apabila dibandingkan dengan target di RENSTRA PSDKP Tahun 2020-2024, maka IP ASN Direktorat PPSDk terus mengalami peningkatan sebagaimana tertuang pada grafik 4. Pada tahun 2020, indeks profesionalitas ASN adalah 72,63. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan capaian pada indikator kinerja. Namun perlu dilakukan upaya peningkatan IP ASN, salah satunya melalui keaktifan pegawai dalam mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi (seminar/pendidikan dan pelatihan).

Grafik 4. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Target pada RENSTRA DITJEN PSDKP Tahun 2020-2024

69 70 71 72 73 74 75 76 77 78

2020 2021 2022 2023 2024

INDEKS PROFESIONALITAS ASN LINGKUP DIREKTORAT PPSDK

Target (indeks) Capaian (indeks)

(36)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 31

Tingkat pemahaman peserta bimtek adalah tingkatan kemampuan peserta bimbingan teknis dalam memahami tata cara pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan yang menjadi materi bimtek. Tingkat pemahaman diperoleh dari nilai posttest pada setiap bimtek yang dilakukan Direktorat PPSDK.

BTsdk: Tingkat pemahaman peserta bimtek lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

xi: Tingkat pemahaman peserta bimtek “I”

n : jumlah peserta

Adapun capaian indikator kinerja pada tahun 2021 adalah 78,72 sebagaiman tertuang pada perhitungan berikut:

Tabel 15. Tingkat Pemahaman Peserta Bimtek Direktorat PPSDK Tahun 2021

𝐵𝑇𝑠𝑑𝑘 = (25505 ) 324 𝐵𝑇𝑠𝑑𝑘 = 78,72

Kegiatan bimbingan teknis dilakukan pada triwulan I dan triwulan II tahun 2021 dimana peserta merupakan Polsus PWP3K dan Pengawas Perikanan serta aparat pemerintah bidang pengawasan sumber daya kelautan. Adapun materi yang diberikan adalah kebijakan penagwasan sumber daya kelautan dan teknis pengawasan terhadap kegiatan pemanfaatan sumber daya kelautan. Nilai pemahaman peserta bimbingan teknis diperoleh dari rata-rata nilai postest peserta bimbingan teknis. Adapun capaian nilai 78,72 telah melampaui target pada tahun 2021 yaitu 76.

Tingkat pemahaman peserta bimtek dan pelatihan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

5

𝐵𝑇𝑠𝑑𝑘 = ∑𝑛𝑖=1 (𝑋1+𝑋2+⋯+𝑋𝑛 )

𝑛

(37)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 32

Grafik 5. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Target pada RENSTRA DITJEN PSDKP Tahun 2020-2024

Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2020, maka terlihat adanya penurunan capaian. Hal ini disebabkan banyaknya kebijakan baru yang menjadi materi bimtek dan belum dipahamai oleh para peserta. Untuk kedepannya, perlu dilakukan peningkatan frekuensi kegiatan dan pengkayaan materi sehingga peserta diharapkan mampu memiliki kompetensi teknis bidang pengawasan kelautan. Hal ini diperlukan mengingat banyaknya kebijakan baru dalam pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan.

Tingkat kelulusan peserta Diklat teknis lingkup Direktorat PPSDK Diklat teknis lingkup Direktorat PPSDK adalah diklat teknis yang diselenggarakan oleh Direktorat PPSDK baik yang dilaksanakan secara mandiri maupun dengan melibatkan pihak lain (POLRI, BRSDM-KP, Pusdiklat KLHK). Adapun diklat teknis lingkup Direktorat PPSDK meliputi Peningkatan Kemampuan

72 73 74 75 76 77 78 79 80 81

2020 2021 2022 2023 2024

TINGKAT PEMAHMAN PESERTA BIMTEK

Target (NILAI) Capaian (NILAI)

Tingkat kelulusan peserta diklat teknis lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

6

(38)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 33

Teknis untuk Pengawasan Ruang Laut menggunakan GIS, dan Peningkatan Kemampuan Teknik Sampling.

Tabel 16. Tingkat Kelulusan Peserta Diklat Teknis Direktorat PPSDK

Pada tahun 2021, target tercapai 100%. Kelulusan peserta diperoleh dari penilaian akhir yang diberikan oleh pemateri yang dalam hal ini diklat GIS kelulsan diberikan oleh IPB dan kelulusan peserta diklat teknik sampling air diberikan oleh KLHK.

0 20 40 60 80 100 120

2020 2021 2022 2023 2024

TINGKAT KELULUSAN PESERTA PELATIHAN/DIKLAT TEKNIS DIREKTORAT PPSDK

Target (%) Capaian (%)

(39)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 34

Grafik 6. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja dengan Target pada RENSTRA DITJEN PSDKP Tahun 2020-2024

Apabila dibandingkan dengan target RENSTRA 2020-2024, maka selama 2 athaun ini tingkat kelulusan peserta diklat teknis selalu 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa para peserta memahami materi yang diberikan.

Selain itu jumlah pelatihan juga mengalami peningatan dimana pada tahun 2020 hanya dilakukan 1 pelatihan yaitu teknik sampling air. Sedangkan pada 2021, ada 2 diklat teknis yaitu teknis sampling air dan GIS. Kedepannya perlu dilakukan lebih banyak lagi jumlah diklat teknis untuk memberikan kompetensi teknis kepada para pengawas dalam melaksanakan penagwasan sumber daya kelautan.

Rekonsiliasi kinerja merupakan sebentuk verifikasi dalam bentuk proses pencocokan data kinerja dengan catatan informasi terkait pelaporan kinerja.

Pada tahun 2021, capaian nilai rekon Direktorat PPSDK adalah 98,01 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 17. Nilai Rekonsiliasi Kinerja Tahun 2021

Apabila dibandingkan dengan tahun 2020 maka ada peningkatan capaian nilai rekon kinerja. Pada tahun 2020, capaian nilai rekon kinerja Dit. PPSDK adalah 82,82 dengan target nilai rekon kinerja adalah 90. Dengan capaian 82,82, Direkotorat PPSDK tidak mampu melampaui target pada tahun 2020. Namun pada tahun 2021 telah dilakukan perbaikan dalam perencanaan dan monitoring evaluasi kinerja Direktorat PPSDK sehingga mampu melampaui Nilai rekonsiliasi kinerja lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

7

(40)

DREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN 35

target nilai rekon kinerja. Perbaikan dari aspek kepatuhan, kesesuaian, ketercapaian , dan ketepatan dalam pelaksanaan kinerja lingkup Dit. PPSDK perlu terus dipertahankan sehingga pelaksanaan kinerja menjadi lebih akuntabel.

Inovasi adalah terobosan pada norma, standar, prosedur, kriteria baik bersifat manual / mekanikal maupun memanfaatkan teknologi informasi pada 8 (delapan) area perubahan Reformasi Birokrasi. Inovasi dihasilkan menggunakan konsep Gugus Kendali Mutu, yaitu penggunaan 8(delapan) langkah dan 7 (tujuh) alat quality control. Pada tahun 2021, Direktorat PPSDK mengahsilkan inovasi “PPSDK mengudara”. Kegiatan ini merupakan langkah inovasi direktorat PPSDK dalam melaksanakan upaya preventif pengawasan.

Diharapkan dengan inovasi ini, semakin banyak masyarakat yang memperoleh penyadartahuan bsiang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan.

Program inovasi lingkup Ditjen PSDKP telah dilakukan sejak tahun 2020. Pada tahun 2020, Direktorat PPSDK menghasilkan 1 inovasi yaitu Bimbingan Teknis PPSDK secara online. Hal ini mengindikasikan selalu ada upaya inovasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Dit. PPSDK. Namun Direktorat PPSDK perlu meningkatkan antusiasme pegawai untuk terus berinovasi untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat PPSDK kedepannya.

Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN Unit Eselon I diukur berdasarkan jumlah nilai dari beberapa unsur berikut: 1)Tingkat pemanfaatan Rencana Kebutuhan BMN (RKBMN) Tahun 2020, 2)Tersedianya usulan penetapan status penggunaan BMN untuk pengadaan belanja modal hingga triwulan 4 tahun Inovasi gugus kerja transformasi yang dihasilkan lingkup Direktorat Pengawasan Pengedalian SDK

8

Tingkap kepatuhan pengelolaan BMN lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

9

Referensi

Dokumen terkait

Kendala lain yang dihadapi dalam pembenihan kelapa adalah buah yang memiliki sifat rekalsitran, yaitu tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dikarenakan biji

a. Kerusakan dan kerugian konsumen. Pencemaran dan kerugian konsumen. Tanggung jawab pelaku usaha dalam memberikan ganti rugi diatas, tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat

Selain dijadikan campuran abon, menurut Prof Dr Ir Imas Siti Setiasih SU dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, koro pedang

Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK DJPSDKP dibandingkan Realisasi Anggaran DJPSDKP TA.. SASARAN PROGRAM : Tata Kelola Pemerintahan yang Baik lingkup Direktorat

Rencana Strategis Ditjen PSDKP tahun 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan pembangunan 5 (lima) tahunan, yang disusun untuk menjabarkan secara teknis Rencana Strategis

Dalam hal terdapat permintaan verifikasi pendaratan ikan dari Nakhoda, pemilik kapal, atau yang ditunjuk oleh pemilik kapal sebagai syarat pengajuan permohonan

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG TIM BUDAYA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN. KESATU :

Psikolog hanya membantu dengan analisa awal, tapi info, data &amp; trend dari praktisi lah yang sebaiknya jadi pegangan sebelum memutuskan pilihan karir &amp; bidang studi.