• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan dalam mengkaji penelitian. Penelitian terdahulu yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan dalam mengkaji penelitian. Penelitian terdahulu yang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan landasan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini, sehinga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan adalah sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Seran et al., (2019) tentang analisis variabel pendapatan usahatani jagung. Penelitian dilakukan di Desa Forekmodok Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka dengan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya rata-rata pendapatan usahatani jagung di Desa Forekmodo sebesar Rp 17.036.255 dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp 20.428.571 dan biaya perhektar Rp 3.407.101.

Penelitian yang dilakukan oleh Futon & Ahmad, (2019) tentang perbandingan pendapatan usahatani pada komoditas jagung pioneer dan jagung lokal. Penelitian bertempat di Desa Palokloan Kabupaten Sumenep.

Metode yang digunakan yaitu deskriptif analitik dan purposive. Penentuan sampel menggunakan proposional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani jagung pioneer 35 sebesar Rp 2.622.922 sedangkan pendapatan petani jagung lokal sebesar Rp 1.032.216 dengan rasio R/C 1.275 untuk jagung 35 pioneer dan untuk jagung lokal R/C 1.113.

(2)

Penelitian yang dilakukan oleh Mapu et al., (2019) tentang analisis variabel pendapatan usahatani kedelai. Penelitian dilakukan di Desa Balingara Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo Una-una. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sampel acak sederhana kemudian data dianalisis menggunakan rumus pendapatan π = TR – TC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total penerimaan petani kedelai di Desa Balingara sebesar Rp.7.110.390/ha/MT, total biaya yang dibutuhkan Rp.

3.539.426, dan pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 3.570.964 /ha/MT.

Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan R, Arifuddin, Laihi, (2021) menjelaskan tentang analisis pendapatan usahatani jagung hibrida yang bertempat di Desa Sumari. Metode yang dilakuka adalah metode sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). Hasil penelitian menjelaskan bahwa pendapatan yang diperoleh petani jagug hibrida di Desa Sumari sebesar Rp 5.848.074,83 /0,6ha/MT atau setara dengan Rp. 8.728.469,90 /ha/MT.

Penelitian yang dilakukan oleh Pribadi.M, Alam M.N, (2020) tentang analisis pendapatan usahatani jagung bertujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani. Penelitian berlangsung di Desa Labuan Toposo Kecamatan Labuan kabupaten Donggala. Penelitian ini menggunakan teknik simpel random sampling dengan penentuan lokasinya secara sengaja. Analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani dan analisis kelayakan R/C ratio. Hasil penelitian menjelaskan bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh petani selama satu kali musim sebesar Rp 4.059.531,47/0.66

(3)

Ha/MT atau setara Rp 6.166.376,91/Ha/MT. Hasil analisis kelayakan R/C Ratio usahatani sebesar 1,86 dimana usahatani jagung di Desa Labuan Toposo layak untuk diusahakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Arfah et al., (2020) tentang analisis variabel biaya, pendapatan, dan R/C ratio pada analisis usahatani kacang hijau. Penelitian dilakukan di Desa Kertajaya Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode survei dan proportional simpel random sampling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya usahatani kacang hijau di Desa Kertajaya sebesar Rp 7.027.761,12. Penerimaan yang diterima sebesar Rp 13. 728.366,32 dan pendapatannya sebesar Rp 6.700.605,20. R/C ratio usahatani kacang hijau sebesar 1,95 sehingga usahatani tersebut layak untuk diusahakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni et al., (2018) tentang analisis komparatif usahatani kentang dengan varietas berbeda yaitu varietas Superjohn dan Granola L. Penelitian bertempat di Desa Pinasungkulan Utara Kecamatan Modoinding. Metode yang digunakan adalah t-uji dua sampel Independent Sample T-Test. Analisis yang diguakan yaitu analisis pendapatan usahatani dan analisis komparatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa rata-rata pendapatan petani varietas Superjohn sebesar Rp 70.062.947 lebih rendah dibanding dengan varietas Granola L yaitu sebesar Rp 87.029.058. Dapat dilihat bahwa rata-rata selisih pendapatan yang diperoleh dari kedua varietas yaitu sebesar Rp 16.960.111.

(4)

Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah perbedaannya terletak pada penggunaan metode analisis menggunakan uji beda independent sample t-test. Variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu hanya satu komoditas pada pendapatan usahatani, sedangkan pada penelitian sekarang melakukan penelitian pada variabel pendapatan usahatani jagung dan kacang hijau sekaligus dengan fokus penelitian tentang komparatif pendapatan pada komoditas tersebut.

Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang terletak pada penggunaan metodenya menggunakan analisis deskriptif kuantitatif serta pengukuran variabelnya menggunakan analisis biaya usahatani, produksi, pendapatan dan R/C ratio.

2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Usahatani

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani pengelolaan input atau faktor-faktor produksi dengan benar untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Usahatani dapat berupa usaha dengan bercocok tanam atau memelihara ternak dan ikan secara efektif dan efisien (Shinta, 2011). Dikatakan efektif dan efisien jika petani atau produsen yang mengelola sumber daya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya dan menghasilkan output melebihi input yang dikeluarkan. Usahatani jagung adalah usahatani yang mengorganisasikan sarana produksi dan teknologi yang menyangkut komoditas jagung. Usahatani kacang hijau mencakup proses

(5)

produksi dan penggunaan teknologi yang terkait dengan komoditas kacang hijau. Terdapat empat unsur pokok dalam pembentukan usahatani adalah :

1. Tanah

Tanah merupakan sarana dalam pembentukan usahatani karena tanah sebagai media untuk bercocok tanam yang bisa dikatakan tempat tumbuhnya tanaman, hewan, serta manusia.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang digunakan dalam faktor produksi yang bisa menghasilkan barang dan jasa. Terdapat tiga jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja manusia, hewan, dan kerja mesin.

3. Modal

Modal adalah barang yang termasuk faktor produksiyang dapat menghasilkan barang baru hasil pertanian. Modal yang dimaksud seperti tanah, bangunan, bahan-bahan pertanian, piutang dan uang tunai.

4. Pengelolaan

Pengelolaan adalah kemampuan petani dalam melakukan produksi pertanian sebagaimana sesuai dengan yang diharapkan atau direncanakan. Ukuran keberhasilan manajemen bisa dilihat dari produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas dari usahanya.

Pengelolaan bisa dilakukan secara langsung baik dilakukan sendiri maupun oleh buruh.

Menurut Sutaminingsih & Sujana, (2020), faktor yang sangat berpengaruh terhadap usahatani adalah faktor alam. Faktor alam dibagi

(6)

menjadi dua, yaitu faktor tanah dan faktor iklim. Tanah sangat berpengaruh dalam faktor usahatani dikarenakan tanah tempat tumbuhnya tanaman. Tanah merupakan faktor yang sangat istimewa karena tidak bisa berubah tempat dan tidak bisa diperbanyak. Faktor iklim sendiri sangat menentukan dalam komoditas yang diusahakan. Iklim harus sesuai dengan komoditas agar nantinya bisa menghasilkan produktivitas yang tinggi dan manfaat yang baik.

Faktor iklim juga dapat berpengaruh dalam usahatani.

2.2.2 Jagung

Jagung (Zea mays) adalah salah satu sumber pangan terpenting di Indonesia karena jagung sebagai karbohidrat setelah beras. Jagung merupakan sumber sumber produksi bagi sektor industri termasuk industri pangan Wanto, (2019). Kebutuhan jagung ditingkat konsumsi naik sekitar 5,16% per tahun sedangkan pada tingkat pakan ternak dan industri meningkat sebesar 10,87%

per tahun. Kebutuhan akan jagung terus meningkat akibat dari permintaan yang terus meningkat. Produksi jagung di Indonesia setiap provinsinya tidaklah stabil, kadang mengalami penurunan bahkan kenaikan. Jagung sendiri sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia, maka pemerintah maupun petani meningkatkan produktivitasnya dimasa yang akan datang.

Prediksi produktivitas jagung dimasa yang akan datang memperhatikan data- data tahun sebelumnya. Tanaman jagung sangat banyak manfaatnya hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan. Bagia batang dan daun tanaman yang sudah tua dapat diolah menjadi pupuk dan kompos, bahkan di daerah sentra tanaman jagung bagian batang dan daun yang sudah kering

(7)

dimanfataakan sebagai pengganti kayu bakar. Tanaman jagung (zea mays) ditinjau dari segi kondisi lingkungan, dapat beradaptasi pada terbatasnya banyak faktor seperti intensitas radiasi surya tinggi dengan suhu siang dan malam tinggi, curah hujan rendah dengan cahaya musiman tinggi disertai suhu tinggi, serta kesuburan tanah yang relatif rendah. Jagung memiliki tinggi batang antara satu sampai tiga meter diatas permukaan tanah. Bagian penting tanaman jagung yaitu terdiri dari bunga jagung, tangkai, akar udarah, akar lanteral, akar primer, buah jagung terdiri dari atas tongkol, biji dan daun pembungkusnya. Jagung untuk sayur dipanen saat tongkolnya mencapai 5 sampai 8cm. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk pertumbuhan jagung secara optimal antara lain adalah:

1. Menghendaki penyinaran matahari yang penuh.

2. Menghendaki suhu optimal 21-34°C.

3. Menghendaki tanah gembur, subur, memerlukan aerasi dan drainase yang baik

dengan pH 5,6 –7,2.

4. Membutuhkan air yang cukup terutama pada saat awal pertumbuhannya.

Berikut adalah kedudukan tanaman jagung dalam taksonomi adalah : (Muhadjir, 2018)

Klasifikasi

Kingdom : Planteae Divisio : Spermatophyta

(8)

Sub Divisio : Angiospermae Classis : Monocotyledonae

Ordo : Graminales

Familia : Graminaeae

Genus : Zea

Species : Zea mays L

Berdasarkan penggunannya, jagung dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Grain Corn, jagung yang dipanen tua dan bijinya dikeringkan untuk

dijadikan pakan ternak, ethanol, minyak goreng, dan bahan industri lainnya.

2. Green Corn, jagung yang dipanen pada keadaan muda untuk dikonsumsi

seperti jagung manis, baby corn untuk sayur, jagung pulut, dan jagung yang dipanen sebelum biji kering.

2.2.3 Kacang Hijau

Kacang hijau adalah komoditi kacang-kacangan yang sangat penting pada masyarakat baik dilihat dari nilai ekonominya maupun kandungan gizinya. Tanaman ini mengandung zat gizi seperti protein, mangan, vitamin A, vitamin B1, vitamin E dan dapat melancarkan buang air besar dan menambah stamina beda dari. Oleh karena itu, dikarenakan kacang hijau memiliki manfaat yang sangat penting untuk kesehatan, karena memiliki kandungan gizi yang cukup baik. dalam 100 gram kacang hijau mengandung karbohidrat sebesar 62,5gr ; protein 22,2 gr ; lemak 1,5 gr ;

(9)

vitamin A 9 IU ; vitamin B1 150-400 IU dan juga mineral seperti kalsium, belerang, mangan dan besi (Maryam, 2015).

Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau : Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga) Kelas : Magnoliopsida (Berkeping Dua/Dikotil) Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (Suku Polong-Polongan) Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus Radiatus L.

Karakteristik kacang hijau sangat cocok ditanam di daerah lahan kering biasanya ditanam pada musim kemarau. Suhu yang dikehendaki antara 21-34° C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan kacang hijau 23-30° C. Tanaman ini biasanya ditanam setelah musim padi yang memilki masa tanam 110 sampai 115 HST (hari setelah tanam) atau bisa disebut sebagai tanaman utama atau tanaman sela. Dikatakan tanaman sela karena dapat menambah pendapatan bagi petani sebelum tanaman utama di panen.

Kelebihan pada tanaman ini adalah lebih tahan akan kekeringan, terkena serangan hama atau penyakit sedikit, dapat dipanen dalam jangka waktu

(10)

55-60 hari, dan dapat ditanam di lahan yang kurang subur serta bisa dikatakan cara budidayanya mudah (Barus W A, Khair H, 2019).

2.2.4 Biaya Usahatani

Biaya usahatani adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh petani dalam satu kali proses usahatani berlangsung. Hal ini menunjukkah bahwa biaya yang dikeluarkan sangat berpengaruh terhadap penentuan dalam produksi biaya usahatani dan biaya pendapatan baik berupa biaya tetap maupun variabel (Suriadi, 2017). Terdapat dua jenis biaya usahatani yaitu:

1. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah atau tidak bergantung dari besar kecilnya biaya yang digunakan selama produksi dan tidak habis selama satu kali produksi. Biaya tetap terdiri dari sewa lahan, penyusutan alat. Biaya tetap terbagi menjadi dua yaitu, Commited fixed cost yang jenis biayanya berhubungan dengan investasi, perlengkapan dan

organisasi dalam perusahaan. Sedangkan descretionary fixed cost (biaya tetap diskresi) yang jenis biayanya muncul dari keputusan manajemen yang digunakan.

2. Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada peningkatan atau penurunan dalam jumlah produksi. Biaya yang dikeluarkan seperti biaya benih, obat-obatan, biaya persiapan, dan biaya kandang. Biaya variabel terbagi menjadi dua yaitu enginereed variable cost (biaya variabel yang direncanakan) adalah biaya yang mempunyai biaya

(11)

eksplisit dan jelas dengan pengukuran yang dipilih. Sedangkan descretionary variabel cost (biaya variable diskresi) adalah biaya yang

menyesuaikan dengan volume kegiatan.

2.2.5 Total Biaya

Total biaya adalah biaya keseluruhan dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) yang dikeluarkan selama proses usahatani berlangsung. Biaya variabel yang dikeluarkan pada proses produksi adalah biaya bibit, pupuk, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan pengairan. Biaya tetap yang dikeluarkan adalah penyusutan alat, sewa lahan dan pajak.

Rumus dari biaya total dapat ditulis sebagai berikut : TC = FC + VC

Keterangan:

TC = Total Biaya (Rp FC = Biaya Tetap (Rp) VC = Biaya Variabel (Rp) 2.2.6 Penerimaan

Penerimaan usahatani adalah total penerimaan yang diterima oleh petani atau produsen dari kegiatan usahatani yang telah menghasilkan uang sebelum dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi. Penerimaan usahatani dipengaruhi oleh faktor luas usahatani, jumlah produksi, jenis dan harga komoditas usahatani yang di usahakan Fauzan, (2016). Rumus untuk menghitung penerimaan usahatani adalah :

(12)

TR = Y. PY Keterangan:

TR = Total penerimaan (Rp)

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (Kg) PY = Harga Y ( Rp )

Jika salah satu faktor mengalami kenaikan atau penurunan maka dapat mempengaruhi penerimaan yang diterima oleh petani yang melakukan usahatani. Semakin luas lahan yang dimiliki oleh petani maka hasil produksi semakin banyak yang menyebabkan semakin besar penerimaan yang akan diterima petani.

2.2.6 Pendapatan

Pendapatan adalah selisih antara besarnya penerimaan dan biaya yang dikeluarkan selama proses usahatani. Pendapatan usahatani adalah besarnya hasil yang diterima oleh petani yang dihitung berdasarkan dari nilai produksi dikurangi semua biaya pengeluaran yang digunakan untuk produksi. Pendapatan usahatani sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya sarana produksi, biaya pemeliharaan, biaya pasca panen, pengolahan dan distribusi serta nilai produksi (Rumagit, 2011). Pendapatan pada usahatani dibagi menjadi dua golongan yaitu pendapatan kotor adalah pendapatan yang belum dikurangi oleh biaya produksi atau biasa disebut dengan penerimaan, sedangkan pendapatan bersih adalah pendapatan yang sudah dikurangi oleh biaya produksi. Rumus untuk menghitung pendapatan adalah :

(13)

π = TR - TC Keterangan :

π = Pendapatan bersih usahatani TR = Total penerimaan (Total Revenue) TC = Total Biaya (Total Cost)

Petani bisa dikatakan berhasil dalam usahataninya, jika:

a. Pendapatan yang diterima oleh petani bisa mengembalikan kembali modal yang digunakan dalam usahataninya.

b. Pendapatan yang diterima petani bisa mencukupi untuk membayar semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

c. Pendapatan yang diterima petani cukup untuk membayar tenaga kerja.

2.2.7 R/C Ratio

Kelayakan usahatani dianalisis dengan menggunakan R/C ratio nilainya diperoleh dari hasil bagi antara jumlah pendapatan kotor dengan jumlah biaya produksi dan biaya tidak tetap. R/C ratio digunakan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang relatif pada usahatani (Izzaty et al., 2020). Untuk mengetahui apakah usahatani menguntungkan atau tidak maka digunakan rumus sebagai berikut :

R/C ratio = Keterangan :

TR = Total Revenue / penerimaan (Rp)

(14)

TC = Total Cost / biaya total (Rp)

Ada tiga kriteria dalam penentuan kelayakan usahatani adalah : 1. Apabila hasil perhitungan R/C Ratio > 1 maka penerimaan yang diterima lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan, artinya usaha tersebut efisien untuk diusahakan.

2. Apabila hasil perhitungan R/C Ratio < 1 maka penerimaan yang diterima lebih kecil dibandingkan biaya yang dikeluarkan, artinya usaha tersebut tidak efisien untuk diusahakan.

3. Apabila kegiatan usaha menghasilkan R/C Ratio = 1 maka usaha tersebut berada pada titik impas (break even point).

2.3 Kerangka Berfikir

Desa Karang Budi adalah salah satu wilayah yang berada di Kabupaten Sumenep yang mayoritas petaninya merupakan petani jagung dan kacang hijau setelah musim tanam padi. Pada penelitian ini menganalisis perbandingan biaya, perbandingan produksi, dan pendapatan usahatani jagung dan kacang hijau untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil produksi terhadap pendapatan usahatani. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan pengujian dengan menggunakan alat statistik yaitu uji beda rata-rata t-test.

Berdasarkan teori diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:

(15)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian 2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diduga terdapat perbedaan biaya antara usahatani jagung dan kacang hijau di Kabupaten Sumenep

Kabupaten Sumenep

Biaya

Produksi

Penerimaan

Biaya

Produksi Biaya (VC+FC)

Luas lahan Benih Pupuk Pestisida Tenaga kerja

Penerimaan

Uji beda independent sample T-test

Analisis Deskriptif Pendapatan Pendapatan

R/C Ratio R/C Ratio

Usahatani Kacang Hijau Usahatani Jagung

(16)

2. Diduga terdapat perbedaan jumlah produksi antara usahatani jagung dan kacang hijau di Kabupaten Sumenep

3. Diduga terdapat perbedaan antara pendapatan usahatani jagung dan kacang hijau di Kabupaten Sumenep

Referensi

Dokumen terkait

Produk yang memiliki citra baik akan menimbulkan kepercayaan konsumen atas produk tersebut dan konsumen akan cenderung memilih produk tersebut dibanding merek

Dengan adanya disiplin kerja yang baik dari karyawan seperti datang tepat waktu, melaksanakan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh perusahaan, mentaati

Penelitian sekarang dilakukan oleh Wisnu Aditya Nurkamal untuk menguji ulang pengaruh dimensi gaya hidup terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan objek yang berbeda dengan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah Undang undang No.12 tahun 2006 mengatur tentang pengaturan kewarganegaraan, pemberian kewarganegraan, hilangnya kewarganegaraan, tata cara

Seperti kenyataan di atas, perkongsian budaya antara masyarakat telah membawa kepada perkongsian dengan generasi yang baharu seperti pengusaha kecil- kecilan yang membuat

Atas dasar hal ini, maka penelitian tentang: Kajian aktivitas dan mekanisme kerja molekuler antikanker ekstrak etanol daun Chromolaena odorata Linn pada Tikus Putih Wistar

Purchase Intention.. model regresi berikut telah digunakan untuk menentukan bagaimana satu unit EM hasil di NP. Hasil dari penelitian ini yaitu merek pilihan konsumen yang

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (USEPA) akuntansi lingkungan atau Environmental accounting adalah suatu proses pengidentifikasian pengumpulan