SURVEY TENTANG PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP
NARKOBA ATAU NAPZA DI KALANGAN REMAJA
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh :
DELLA ALVIALLI SUWANTO
0801462
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SURVEY TENTANG PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP
NARKOBA ATAU NAPZA DI KALANGAN REMAJA
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA di Kota Bandung)
Oleh
Della Alvialli Suwanto
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Della Alvialli Suwanto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
DELLA ALVIALLI SUWANTO 0801462
SURVEY TENTANG PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP NARKOBA ATAU NAPZA DIKALANGAN REMAJA
(Studi Deskriptif pada siswa kelas XI SMA di Kota Bandung)
DIETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I
dr. Lucky Angkawidjaya Roring, M.Pd NIP. 197103282000121001
Pembimbing II
dr. Kurnia Eka Wijayanti, M.KM NIP. 198203222008012006
Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Della Alvialli Suwanto, 2013
ABSTRAK
Nama : Della Alvialli Suwanto Nim : 0801462
Judul : Survey Tentang Pemahaman dan Sikap Siswa Terhadap Narkoba atau Napza di Kalangan Remaja. (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA di Kota Bandung)
Saat ini penyalahgunaan narkoba atau napza di Indonesia sudah sangat memprihatinkan, khususnya yang dilakukan oleh kalangan remaja. Remaja merupakan pelajar dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Dan kasus tertinggi dilakukan oleh kalangan SMA. Pada rentang pendidikan SMA, pendidikan narkoba diberikan pada kelas X, namun penyalahgunaan narkoba/napza masih tetap tinggi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan ingin mengetahui sejauh mana pemahaman siswa kelas XI di kota Bandung tentang jenis-jenis dan bahaya penyalahgunaan narkoba/napza. Serta bagaimana sikap siswa terhadap narkoba atau napza dan lingkungan narkoba atau napza .
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengumpulan data penelitian, menggunakan angket yang disebarkan kepada sampel berjumlah 216 siswa yang terbagi dalam lima cluster. Angket yang digunakan memakai dua skala, yaitu skala Guttman untuk mengetahui pemahaman siswa dan skala Likert untuk mengetahui sikap siswa. Analisis data yang digunakan memakai analisis deskriptif.
Della Alvialli Suwanto, 2013
ABSTRACT
Name : Della Alvialli Suwanto Nim : 0801462
Title : Survey Tentang Pemahaman dan Sikap Siswa Terhadap Narkoba atau Napza di Kalangan Remaja. (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA di Kota Bandung)
Current drug abuse in Indonesia was very alarming, especially those committed by teenagers. Teens are students from primary school to university. And the majority of cases performed by the high school. In high school, drug education given in class X. however, drug abuse remains high. Therefore this study want to know the extent of students understanding of class XI in the Bandung city on the types and dangers of drug abuse among adolescents and how the student attitudes toward drug.
The method used in this research is descriptive method. Data collecting using a questionnaire distributed to sampleof 216 students, divided into five cluster area. Questionnaires were used to wear two scales, guttman scale to determine students understanding. And likert scale to determine the attitudes of students. Data analysis using descriptive analysis.
DAFTAR ISI
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………..…… 4
C. Batasan Masalah ………..……... 5
D. Tujuan Penelitian ………... 6
E. Manfaat Penelitian ……….… 6
F. Struktur Organisasi Skripsi ……… 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ……….... 8
A. Pemahaman ……….... 8
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ……….... 9
1. Faktor Internal ……….…. 9
2. Faktor Eksternal ……… 10
C. Sikap ………... 10
D. Tingkatan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap…..…. 11
E. Narkoba / Napza ………. 13
1. Perkembangan Hukum Narkoba/Napza ……….. 31
2. Tujuan Pengaturan Narkotika dan Psikotropika ……….…. 32
3. Dasar Hukum Penyalahgunaan Narkotika ……….. 33
4. Dasar Hukum Penyalahgunaan Psikotropika ……….. 33
I. Pendidikan Jasmani ……… 34
J. Pendidikan Kesehatan ………... 36
K. Definisi Remaja ………. 37
L. Kerangka Pemikiran ……….. 38
BAB III. METODE PENELITIAN ……….... 40
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….... 40
2. Populasi Penelitian ……….. 40
3. Sikap Baik dan Kurang Baik Terhadap Narkoba/napza ……… 45
4. Sikap Baik dan Kurang Baik Terhadap Lingkungan Peredaran Narkoba/Napza ……….. 45
5. Narkoba/Napza ………... 45
6. Jenis-jenis Narkoba/Napza ………. 45
7. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba / Napza ………. 46
8. Kuesioner ……… 47
9. Uji Validitas ……… 47
10.Uji Reliabilitas ……… 47
E. Instrumen Penelitian ………. 47
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ……… 48
2. Penyusunan Butir Instrumen Penelitian ………. 49
3. Skala Pengukuran Data ……….. 49
F. Proses Pengembangan Instrumen ………. 49
1. Uji Validitas ……… 50
1. Pemahaman Siswa Tentang Jenis-jenis Narkoba/Napza ………... 66
2. Pemahaman Siswa Tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba/Napza ………... 67
3. Sikap Siswa Terhadap Narkoba/Napza ………... 68
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Narkoba atau napza bersifat mempengaruhi kerja sistem otak dan memiliki resiko kecanduan. Apabila dipakai tidak sesuai dengan aturannya, narkoba atau napza dapat menimbulkan bahaya bagi pemakainya. Efek kecanduan yang dimiliki narkoba atau napza akan membuat penggunanya ketagihan dan terus menggunakannya. Narkoba atau napza yang dikonsumsi dalam jangka panjang, lambat laun akan merusak organ dalam tubuh dan tubuh akan meminta dosis yang lebih besar. Jika narkoba atau napza yang dikonsumsi telah melebihi takaran, akan menyebabkan overdosis dan akhirnya kematian.
Saat ini penyalahgunaan narkoba/napza di Indonesia sudah sangat memprihatinkan, terlihat dengan makin banyaknya pengguna narkoba/napza dari semua kalangan. Narkoba/napza sangat mudah didapatkan, baik oleh kalangan dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Namun yang lebih memprihatinkan, penyalahgunaan narkoba/napza saat ini justru banyak dilakukan oleh kalangan remaja. Padahal mereka adalah generasi penerus bangsa di masa depan.
Masa remaja adalah masa transisi. Masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa peralihan ini, keadaan jiwa para remaja belum stabil. Para remaja akan mudah dipangaruhi oleh hal-hal negatif, selain itu remaja juga memiliki keinginan yang sangat besar untuk mencoba hal-hal yang baru termasuk mencoba narkoba/napza. Pada beberapa kasus, para pengguna awalnya menggunakan narkoba/napza hanya iseng, ingin mencoba, dan sebagainya. Akan tetapi, sifat senyawa narkoba/napza yang dapat menyebabkan ketagihan, membuat si pengguna menjadi tidak bisa lepas dari jerat narkoba/napza.
tahun. Dalam rentang umur menurut WHO, BKKBN maupun menurut Departemen Kesehatan Indonesia tersebut, disimpulkan bahwa usia remaja merupakan usia pelajar yang berada pada rentang pendidikan sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi (Handayani S, 2011)
Berdasarkan data Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Bandung, kasus penyalahgunaan narkoba/napza di kota Bandung selama tiga tahun terakhir, dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mencapai 1783 kasus. Kasus penyalahgunaan narkoba/napza di kalangan umum 880 kasus, dan kalangan pelajar 903 kasus. Di lingkungan Sekolah Dasar (SD) mencapai 20 kasus, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 176 kasus, Sekolah Menengan Atas (SMA) 691 kasus, dan Perguruan Tinggi (PT) 16 kasus.
Tabel 1.1
Jumlah Kasus Penyalahgunaan Narkoba/Napza di Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2010-2012 Tahun Tingkat pendidikan
SD SMP SMA PT
2010 11 77 278 9
2011 7 40 285 7
2012 2 59 128 0
Jumlah 20 176 691 16 Sumber : Satuan Reserse Narkoba Kota Bandung
Data tersebut tentu sangat mengkhawatirkan, karena jumlah kasus penyalahgunaan narkoba/napza di kalangan pelajar dari tahun ke tahun lebih besar dibandingkan dengan kasus di kalangan umum. Sebuah ungkapan mengatakan “jumlah anak-anak hanya 25% dari total penduduk, tetapi menentukan 100% masa depan bangsa” itu berarti bahwa maju tidaknya sebuah bangsa sangat tergantung pada kualitas generasi mudanya. Oleh karena itu, apabila kasus penyalahgunaan narkoba/napza di kalangan pelajar terus meningkat, maka kualitas generasi penerus akan rusak. Padahal, tantangan yang mereka hadapi akan semakin berat.
narkoba/napza yaitu melalui dunia pendidikan. Institut pendidikan merupakan salah satu pihak yang berkewajiban dan bertanggung jawab dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba/napza di kalangan remaja. Karena di sekolah lah tempat para remaja mendapatkan ilmu pengetahuan yang memberi dan mengantarkan mereka untuk menjadi manusia yang berhasil di kehidupan masa depannya.
Dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran penjasorkes (pendidikan jasmani, kesehatan, olahraga dan kesehatan) di sekolah mempunyai peran unik dibanding dengan mata pelajaran yang lain. Karena, pendidikan jasmani selain dapat digunakan untuk pengembangan aspek fisik dan psikomotor, juga ikut berperan dalam pengembangan aspek kognitif dan afektif secara serasi dan seimbang.
Pendidikan jasmani diarahkan guna membentuk jasmani yang sehat dan mental yang baik, agar dapat menghasilkan generasi muda yang baik, bertanggung jawab, disiplin, berkepribadian, kuat jiwa raga, serta berkesadaran nasional. Hal ini senada dengan pernyataan Rusli Lutan (1991:7) dalam bukunya Manusia dan Olahraga yang menyatakan bahwa:
Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat tercapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral spiritual
Berdasarkan data Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Bandung, rentang pendidikan yang paling tinggi dalam kasus penyalahgunaan narkoba ialah rentang pendidikan SMA. Pada tingkat SMA menurut silabus pembelajarn, siswa mendapatkan pendidikan tentang narkoba di kelas X (Sepuluh). Para pelajar mempelajari tentang jenis-jenis narkoba, mengidentifikasikan perilaku yang mudah terpengaruh untuk melakukan tindakan penyalahgunaan narkoba, mengidentifikasikan bahaya dari penyalahgunaan narkoba dan tentang berbagai peraturan hukum dalam penggunaan narkoba. Walaupun pembelajaran tentang narkoba telah disampaikan di kelas X, namun kasus narkoba dikalangan remaja tetap tinggi. Oleh karna alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti pemahaman dan sikap siswa terhadap narkoba/napza dikalangan remaja.
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah kumpulan masalah-masalah yang mungkin dijumpai di latar belakang masalah. Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:
a. Bagaimana pemahaman siswa tentang jenis-jenis narkoba atau napza? b. Bagaimana pemahaman siswa tentang bahaya penyalahgunaan narkoba
atau napza ?
c. Bagaimana sikap siswa terhadap narkoba atau napza ?
d. Bagaimana sikap siswa terhadap lingkungan narkoba atau napza ?
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana pemahaman siswa tentang jenis-jenis narkoba atau napza? b. Bagaimana pemahaman siswa tentang bahaya penyalahgunaan narkoba
atau napza ?
c. Bagaimana sikap siswa terhadap narkoba atau napza ?
d. Bagaimana sikap siswa terhadap lingkungan narkoba atau napza ?
C.Batasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang terlalu luas, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Masalah pertama dalam penelitian ini berkenaan tentang pemahaman siswa kelas XI SMA di kota Bandung tentang jenis-jenis narkoba/napza. 2. Masalah kedua dalam penelitian ini berkenaan tentang pemahaman siswa
kelas XI SMA di kota Bandung tentang bahaya penyalahgunaan narkoba/napza.
3. Masalah ketiga yaitu tentang sikap siswa kelas XI SMA di kota Bandung terhadap narkoba/napza
4. Masalah keempat yaitu tentang sikap siswa kelas XI SMA di kota Bandung terhadap lingkungan yang terpapar dengan narkoba/napza. 5. Populasi pada penelitian ini, hanya siswa kelas XI, karena kelas XI telah
mendapatkan materi pendidikan narkoba pada saat di kelas X.
6. Objek yang diteliti hanya siswa SMA, karena kasus terbanyak pada remaja terdapat pada rentang SMA.
D.Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, manfaatnya antara lain :
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data mengenai pemahaman dan sikap siswa tentang narkoba atau napza.
2. Secara praktis
Penelitian ini dapat membantu guru lebih baik lagi dalam memberikan pembeljaran pendidikan narkoba, melalui metode-metode atau kreatifitas dalam pembelajara agar ilmu tentang narkoba dapat di pahami oleh siswa.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I merupakan pendahuluan. Pendahuluan berisikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
Bab II merupakan kajia pustaka. Kajian pustaka berisikan tentang teori-teori utama dan turunannya dalam bidang yang dikaji. Teori-teori tersebut antara lain ialah tentang pemahaman, faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman, sikap, tingkatan sikap dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, pengertian narkoba/napza, jenis-jenis narkoba/napza, bahaya penyalahgunaan narkoba/napza, perundang-undangan narkoba/napza, teori pendidikan jasmani, teori pendidikan kesehata, definisi remaja dan kerangka pemikiran.
tersebut dideskripsikan. Adapun isi yang tercakup dalam bab ini meliputi analisis data, penyajian hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V merupakan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang berjudul “Survey Tentang Pemahaman dan Sikap Siswa Terhadap Narkoba atau Napza Dikalangan Remaja. Studi Deskriptif Pada
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah-sekolah SMA yang berada di kota Bandung. Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Kota Bandung yang terbagi dalam lima cluster, antara lain :
a. Cluster Bandung Barat
SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung. Jl. Pak Gatot Raya No. 73 KPAD b. Cluster Bandung Utara
SMA N 14. Jl. Yudha Wastu Pramuka IV Bandung c. Cluster Bandung Tenggara
SMA Taman siswa. Jl. Taman Siswa No. 4 Bandung d. Cluster Bandung Selatan
SMA Pasundan 1. Jl. Balonggede No.28 Bandung e. Cluster Bandung Timur
SMA N 10. Jl. Cikutra No.77 Bandung
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA di kota Bandung.
3. Sampel Penelitian
dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Teknik menentukan ukuran sampel dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu untuk jumlah populasi diketahui dan jumlah populasi tidak diketahui. Dalam penelitian ini, jumlah populasi nya tidak diketahui, sehingga penentuan ukuran sampel dari populasi menggunakan teori yang dikembangkan dari Isac Michael (Siregar Syofian, 2011:149), untuk tingkat dengan rumus sebagai berikut :
n =
Dimana: n = sampel Z = tingkatkepercayaan / signifikansi p = proporsi populasi e = margin of error
q = 1-p = 1 –tingkat signifikansi
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 216 siswa.
4. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan ialah probability
sampling, pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi, simple random, proportionate stratified
random, disproportionate stratified random dan area (cluster) sampling.
Karena obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalkan penduduk dari suatu negara, propinsi, atau kabupaten maka digunakan teknik cluster sampling.
a. Tahap Pertama, Penentuan Sampel Daerah
Tahap pertama ini ialah tahap penentuan sampel daerah. Pengambilan sampel dilakukan random/acak dengan cara diundi. Populasi (seluruh siswa kelas XI SMA yang berada di kota Bandung) diklasifikasikan menjadi lima cluster berdasarkan lokasi/daerah masing-masing sekolah.
Tabel 3.1
Penentuan Sampel Tahap Pertama (Sampel Daerah)
Kota Bandung
Cluster Sekolah Terpilih Bandung Selatan SMA Pasundan 1 Bandung Utara SMAN 14
Bandung Barat SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Timur SMAN 10 Bandung Bandung Tenggara SMA Taman Siswa b. Tahap Kedua, Penentuan Sampel Individu
Pada tahap kedua, dilakukan tahap penentuan sampel individu. Pengambilan sampel dilakukan random atau acak dengan cara diundi. Dari masing-masing sekolah yang sudah terpilih dari tahap pertama, dipilihlah sampel sebanyak 44 siswa pada SMA Pasundan 1, dan 43 siswa pada SMAN 10, SMAN 14, SMA Taman Siswa dan SMA Kartika Siliwangi dengan teknik random. Sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 216 siswa.
Tabel 3.2
Penentuan Sampel Tahap Kedua (Sampel Individu) Cluster Sekolah Terpilih Sampel Bandung Selatan SMA Pasundan 1 44 siswa
Bandung Utara SMAN 14 43 siswa
Bandung Barat SMA Kartika Siliwangi 2 43 siswa
Bandung Timur SMAN 10 43 siswa
Bandung Tenggara SMA Taman Siswa 43 siswa
B. Desain Penelitian
Setiap penelitian harus direncanakan, untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara melaksanakan penelitian. Rincian desain penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Rumusan Masalah:
a. Bagaimana pemahaman siswa tentang jenis-jenis narkoba/napza
b. Bagaimana pemahaman siswa tentang bahaya penyalahgunaan narkoba/napza.
c. Bagaimana sikap siswa terhadap narkoba/napza
d. Bagaimana sikap siswa terhadap lingkungan peredaran narkoba/napza. 2. Metode Penelitian: Metode Deskriptif Analisis
3. Pendekatan Penelitian: Pendekatan Kuantitatif 4. Populasi dan Sampel:
a. Populasi: Siswa kelas XI SMA kota Bandung b. Sampel: 216 siswa, yang terbagi dalam lima cluster 5. Instrumen Penelitian: Kuesioner atau Angket
6. Pengumpulan Data: Penyebaran kuesioner atau angket kepada sampel 7. Analisis Statistik: Statistik Deskriptif
C. Metode Penelitian
Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi dalam bidang pendidikan.
kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan pendekatan nya adalah pendekatan kuantitatif.
Maksud dari metode deskriptif ialah prosedur pemecahan masalah pada objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterprestasikan, bentuknya berupa survei dan studi perkembangan (Siregar Syofian, 2011:108). Sedangkan maksud dari pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011:14). Dalam penelitian deskriptif, hipotesis sering tidak dirumuskan, jadi hasil dari penelitiannya untuk menjawab rumusan masalah. Digunakan pendekatan kuantitatif juga karena ingin memberikan makna dari penafsiran angka yang tujuan akhirnya memberikan deskripsi statistik.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian dalam penelitian merupakan bentuk operasional dari variabel-variabel yang digunakan, biasanya berisi definisi konseptual, indikiator yang digunakan, alat ukur yang digunakan (bagaimana cara mengukur), dan penilaian alat ukur.
1. Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menyerap ilmu kemudian dapat menerjemahkan dan mempraktekannya. Sejalan dengan pengertian tersebut, Nana Sudjana (1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam tiga kategori, tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran,tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi.
2. Sikap
bertindak, dan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu pernyataan terhadap objek.
3. Sikap Baik dan Kurang Baik Terhadap Narkoba/Napza
Yang dimaksud sikap baik terhadap narkoba/napza adalah siswa tidak mempunyai keinginan untuk menggunakan narkoba/napza. Sedangkan yang dimkasud sikap kurang baik terhadap narkoba/napza adalah siswa masih membuka kesempatan untuk mengetahui atau menggunakan menggunakan narkoba/napza.
4. Sikap Baik dan Kurang Baik Terhadap Lingkungan Peredaran Narkoba/Napza
Yang dimaksud sikap baik terhadap lingkungan peredaran narkoba/napza adalah siswa tidak mempunyai keinginan untuk mendekati lingkungan yang terdapat peredaran narkoba/napza. Sedangkan yang dimkasud sikap kurang baik terhadap lingkungan peredaran narkoba/napza adalah siswa masih membuka kesempatan untuk mendatangi lingkungan yang terdapat peredaran narkoba/napza.
5. Narkoba / Napza
Narkoba merupakan kependekan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Istilah lain dari narkoba ialah Napza. Napza merupakan kependekan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Handoyo Ida Listyarini, 2004). 6. Jenis-jenis Narkoba / Napza
a. Narkotika
b. Psikotropika
Psikotropik ialah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman (WHO, 1966). Menurut Satuan Reserse Narkoba, psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku. Psikotropika bekerja sentral pada pusat sistem saraf/otak sehingga mampu mempengaruhi fungsi psikis/kejiwaan.
c. Zat adiktif
Zat Adiktif adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfin atau kokain yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat.
7. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba/napza
a. Halusinogen
Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau
mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada juga yang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
b. Stimulan
Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta
kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
c. Depresan
Depresan, yaitu menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas
d. Adiktif
Adiktif, seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan
ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja, heroin, putaw.
8. Kuesioner / Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:199).
9. Uji Validitas
Menurut Siregar Syofian (2011:162) Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid measure if it successfully measure the phenomenom). 10.Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar Syofian, 2011:173).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Instrumen-instrumen dalam dunia pendidikan memang ada yang sudah tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya, Namun walaupun instrumen-instrumen tersebut sudah tersedia tetapi sulit dicari, apakah bisa dibeli, dan bila dipakai kembali untuk tempat-tempat tertentu masih valid dan reliabel lagi. Maka dari itu peneliti-peneliti sering menyusun sendiri instrumen peneliti-penelitiannya.
kembali karena instrumen yang sudah tersedia itupun belum tentu masih valid dan
reliabel bila digunakan kembali pada objek penelitian yang berbeda.
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Dalam penelitian ini, akan meneliti tentang “survey tentang pemahaman dan sikap siswa terhadap narkoba atau napza dikalangan remaja”. Dalam hal ini ada dua instrumen yang perlu dibuat yaitu:
a. Instrumen untuk mengukur pemahaman siswa tentang narkoba/napza 1) Pemahaman siswa tentang jenis-jenis narkoba/napza
2) Pemahaman siswa tentang bahaya penyalahgunaan narkoba/napza b. Instrumen untuk mengukur sikap siswa terhadap narkoba/napza
1) Sikap siswa terhadap narkoba/napza
2) Sikap siswa terhadap lingkungan peredaran narkoba/napza
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator Sub Indikator No Pertanyaan
2. Skala Pengukuran Instrumen
Penerapan skala dalam penelitian ini memakai dua skala yaitu skala Guttman dan skala likert. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan karena ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan yaitu tentang pemahaman siswa terhadap jenis-jenis dan bahaya penyalahgunaan narkoba/napza. Sedangkan penelitian menggunakan skala Likert dilakukan karena ingin mengetahui sikap, pendapat atau persepsi mengenai suatu objek atau fenomena, dalam penelitian ini ingin mengetahui sikap siswa terhadap narkoba/napza dan lingkungan peredaran narkoba/napza.
3. Skala Pengukuran Data
Dari skala Guttman dapat diperoleh data dengan skala rasio. Skala rasio adalah suatu skala yang memiliki sifat-sifat skala nominal, skala ordinal, dan skala interval dilengkapi dengan titik nol absolut dengan makna empiris. Karena terdapat angka nol maka pada skala ini dapat dibuat perkalian atau pembagian. Angka pada skala ini menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari objek/kategori yang diukur.
Sedangkan skala Likert dapat diperoleh data dengan skala interval. Skala interval adalah data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut (mutlak). Pada data ini walaupun datanya nol, tetapi masih mempunyai nilai. Misalnya nol derajat celcius, ternyata masih ada nilai nya. Dalam penelitian sosial yang instrumennya menggunakan skala
likert, guttman, semantic differential, thrustune, data yang diperoleh
adalah data interval. Data ini dapat dibuat menjadi data ordinal.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat
validitas dan reliabilitasnya. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan
reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi
Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya yang memiliki ciri- ciri responden dari tempat di mana penelitian tersebut harus dilaksanakan . Uji coba telah dilakukan di SMAN 8 Bandung dengan responden sebanyak 30 responden. Uji coba instrumen sebaiknya paling sedikit 30 responden. Alasan jumlah 30 responden adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal (Mahfoedz, 2007). Hasil- hasil uji coba ini kemudian digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur (kuesioner) yang telah disusun tadi memiliki validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriteria nya ada di dalam instrumen itu. Sedangkan instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria yang ada di dalam instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris.
Berdasarkan pemaparan tersebut, instrumen penelitian ini mempunyai
validitas internal nontest yang harus memenuhi pengujian validitas
construct. Hal ini sejalan dengan pemaparan Sutrisno Hadi dalam
Sugiyono (2011,176) bahwa “instrumen yang mempunyai validitas
construct, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala
sesuai dengan yang didefinisikan”. Uji validitas data dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total (Sugiyono, 2011:177). Menghitung harga korelasi setiap butir digunakan rumus product moment sebagai berikut:
r
=
√ √
Dimana : n = Jumlah responden
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian Data Pemahaman Siswa
No r hitung r tabel Keputusan No r hitung r tabel Keputusan
1 0.602 0.374 Valid 21 0.248 0.374 Tidak Valid
2 0.620 0.374 Valid 22 0.396 0.374 Valid
3 0.590 0.374 Valid 23 0.660 0.374 Valid
4 0.634 0.374 Valid 24 0.523 0.374 Valid
5 0.645 0.374 Valid 25 0.463 0.374 Valid
6 0.564 0.374 Valid 26 0.391 0.374 Valid
7 0.476 0.374 Valid 27 0.448 0.374 Valid
8 0.150 0.374 Tidak Valid 28 0.419 0.374 Valid
9 0.497 0.374 Valid 29 0.333 0.374 Tidak Valid
10 -0.021 0.374 Tidak Valid 30 0.425 0.374 Valid
11 0.131 0.374 Tidak Valid 31 0.378 0.374 Valid
12 0 0.374 Tidak Valid 32 0.645 0.374 Valid
13 0 0.374 Tidak Valid 33 0.001 0.374 Tidak Valid
14 0 0.374 Tidak Valid 34 0.357 0.374 Tidak Valid
15 0.491 0.374 Valid 35 0.357 0.374 Tidak Valid
16 0.212 0.374 Tidak Valid 36 0.333 0.374 Tidak Valid
17 0.454 0.374 Valid 37 0.626 0.374 Valid
18 -0.003 0.374 Tidak Valid 38 -0.239 0.374 Tidak Valid
19 0.027 0.374 Tidak Valid 39 0.614 0.374 Valid
20 0.095 0.374 Tidak Valid 40 0.645 0.374 Valid
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian Data Sikap Siswa
Berdasarkan tabel 3.5 berikut dapat diketahui, bahwa 2 butir dinyatakan tidak valid, karena < , sehingga 2 butir pertanyaan tersebut harus dibuang.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen ini dengan cara internal consistency, dengan cara ini, pengujian instrumen dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.
a. Uji Reliabilitas Data Pemahaman Siswa Terhadap Jenis-jenis dan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba/napza
Pada uji reliabilitas instrumen ini, dilakukan dengan menggunakan teknik kuder Richardson (KR 20). Teknik ini dipilih karena pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan hanya ada dua jawaban. Jawaban Benar diisi dengan nilai 1 dan jawaban Salah diisi dengan nilai 0, jumlah instrumen penelitian ganjil sehingga tidak dapat dibelah dua.
Kriteria pengujian, jika instrumen ( ) > 0,7 , maka instrumen dinyatakan reliabel. Rumus KR 20:
=
Dimana: = reliabilitas instrumen
k = jumlah butir pertanyaan
= varians total
p = proporsi responden yang menjawab enar pada setiap butir pertanyaan.
q = 1-p
Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai = 0,8736 maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel karna = 0,8736 > 0,7.
b. Uji Reliabilitas Data Sikap Siswa Terhadap Narkoba/Napza dan Lingkungan Peredaran Narkoba/Napza
Uji reliabilitas instrumen ini memakai teknik alpha Cronbach karena instrumen ini berskala 1 - 4 atau jawaban responden yang menginterprestasikan penilaian sikap. Kaidah Pengujian Alpha
Cronbach jika instrumen ( ) > 0,6 , maka instrumen dinyatakan
reliabel. Rumus alpha cronbach:
=
( )Dimana:
=
reliabilitas instrumen=
=
n = jumlah responden
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner/angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:199). Kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Angket digunakan bila responden jumlahnya besar dan wilayah yang luas.
Angket memiliki dua tipe atau bentuk, yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka adalah angket yang pertanyaan nya mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang suatu hal, sedangkan angket tertutup adalah angket yang pertanyaan nya mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia (Sugiyono, 2011:200). Setiap pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal interval dan ratio adalah bentuk pertanyaan tertutup.
Kuesioner/angket ini menggunakan tipe pertanyaan tertutup yang berisi pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan judul karya tulis penulis. Tujuan dalam penelitian ini, ingin mengetahui pemahaman siswa tentang jenis-jenis dan bahaya penyalahgunaan narkoba/napza dan sikap siswa terhadap narkoba/napza dan lingkungan peredaran narkoba/napza.
H. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumusan tertentu.
1. Pengelompokan Data
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah
berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan.
b. Codeing
Codeing adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data
yang termasuk kategori yang sama. Pemberian kode dilakukan pada jawaban setiap nomor item.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk-bentuk tabel
yang telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Pada tahap ini dilakukan pemindahan atau pemasukan data dari kuesioner atau angket ke dalam komputer. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas agar memudahkan dalam proses analisis data.
2. Mengukur Pemusatan dan Penyebaran Data
Menentukan ukuran data seperti nilai modus, nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai varian, nilai standar deviasi dan range.
3. Menghitung Persentase Data
a. Instrumen satu (Pemahaman Siswa)
1) Pada angket satu ini menggunakan skala guttman dengan memberikan dua kategori jawaban beserta skornya sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Skala Guttman Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
(+) (-)
2) Untuk mengetahui jumlah jawaban dari responden dalam bentuk persentase, digunakan rumus berikut:
Dimana: P = Persentase (%) f = jumlah jawaban n = jumlah skor maksimal
(Sugiyono, 2011) b. Instrumen dua (Sikap Siswa)
1) Pada angket dua ini menggunakan skala likert dengan memberikan empat kategori jawaban beserta skornya sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Skala Likert Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
(+) (-) 2) Untuk mengetahui jumlah jawaban dari responden dalam bentuk
persentase, digunakan rumus berikut: P = x 100%
Dimana: P = Persentase (%) f = jumlah jawaban n = jumlah skor maksimal
(Sugiyono, 2011) 4. Membuat Kategori Penilaian
Setelah hasil persentase diketahui kemudian dimasukkan ke dalam kategori penilaian berikut ini:
Tabel 3.8
Kategori Nilai Pemahaman Siswa Tentang Jenis-jenis dan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba/napza
Rentang % Penafsiran
78% – 90% Baik Sekali
72% – 77% Baik
56% – 71% Kurang
34% – 55% Kurang Sekali
Sumber: Sugiyono b. Kategori nilai sikap Siswa terhadap narkoba/napza.
Tabel 3.9
Kategori Nilai Sikap Siswa Terhadap Narkoba/napza dan Lingkungan Narkoba/napza
Rentang % Penafsiran
85% - 94% Baik Sekali
81% – 84% Baik
78% – 80% Kurang
67% - 77% Kurang Sekali
Sumber: Sugiyono
I. Analisis Data
Berdasarkan cara pengolahan data, statistik dalam penelitian ini termasuk dalam statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan data sehingga mudah dipahami (Siregar Syofian, 2011:2). Statistik deskriptif di dalam nya meliputi perhitungan nilai modus, nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai varian, nilai standar deviasi dan range. Serta menghitung nilai persentase tiap variabel dan tiap item.
2. Nilai rata-rata (mean). Rata-rata adalah jumlah dari serangkaian data dibagi dengan jumlah data.
3. Median adalah nilai tengah dari suatu gugusan data yang telah disusun.
4. Varians adalah nilai perbandingan antara standar deviasi dengan harga
rata-rata dan dinyatakan dalam persen (%).
5. Standar deviasi atau simpangan baku adalah nilai yang menunjukan
tingkat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari nilai rata-ratanya.
6. Range atau rentangan adalah selisih antara nilai terbesar dan terkecil dari
serangkaian data.
7. Persentase data. Hasil persentase data kemudian ditafsirkan ke dalam kategori penilaian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V merupakan akhir dari rangkaian kajian terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Sebagai bagian akhir, maka bab ini akan manyajikan jawaban dari rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan analisis data, dari penelitian dengan judul
Survey Tentang Pemahaman dan Sikap Siswa Terhadap Narkoba/Napza di
Kalangan Remaja, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan penelitian
sebagai berikut :
1. Hasil persentase untuk data pemahaman siswa tentang jenis-jenis narkoba/napza adalah sebesar 61,75%. Dalam hal ini menggambarkan bahwa pemahaman siswa tentang jenis-jenis narkoba/napza termasuk dalam kategori kurang. Kategori kurang ini diartikan bahwa pemahaman siswa tentang jenis-jenis narkoba/napza masih rendah atau kurang baik. 2. Hasil persentase untuk data pemahaman siswa tentang bahaya
penyalahgunaan narkoba/napza adalah sebesar 67,23%. Dalam hal ini menggambarkan bahwa pemahaman siswa tentang bahaya penyalahgunaan narkoba/napza termasuk dalam kategori kurang. Kategori kurang ini diartikan bahwa pemahaman siswa tentang jenis-jenis narkoba/napza masih rendah atau kurang baik.
3. Hasil persentase untuk data sikap siswa terhadap narkoba/napza adalah sebesar 80,8%. Dalam hal ini menggambarkan bahwa sikap siswa terhadap narkoba/napza termasuk dalam kategori kurang. Yang dimaksud sikap kurang terhadap narkoba/napza adalah siswa masih membuka kesempatan atau mempunyai keinginan untuk mencoba atau menggunakan narkoba/napza.
bahwa sikap siswa terhadap lingkungan peredaran narkoba/napza termasuk dalam kategori kurang. Yang dimaksud sikap kurang baik terhadap lingkungan peredaran narkoba/napza adalah siswa masih membuka kesempatan untuk mendatangi atau bergaul lingkungan yang terdapat peredaran narkoba/napza.
B. Saran
Berdasarakan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan. Peneliti ingin mengemukakan beberapa saran yang bermanfaat bagi. Adapun saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut:
1. Saran Bagi Sekolah
Saran bagi kepala sekolah agar lebih aktif mensosialisasikan tentang narkoba/napza kepada siswa. Baik bekerja sama dengan kepolisian atau instasi-instasi lain yang bersangkutan, untuk memberikan penyuluhan-penyuluhan bagi siswa.
2. Saran Bagi Guru
Saran bagi guru agar lebih mengupayakan usaha maksimal dalam memberikan materi kepada siswa agar siswa dapat memahami dan memiliki bekal pengetahuan tentang narkoba/napza sehingga siswa dapat terhindar dari bahaya penyalahgunaan narkoba/napza.
3. Saran Bagi Peneliti Lebih Lanjut
Della Alvialli Suwanto, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B dan Kusumah, J.D. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam
Penjas. Bandung
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Daftar Sekolah Per Wilayah
atau Rayon SMA Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun Pelajaran
2011/2012, Bandung: Depdikbud
Handayani, Sri. (2011). Pengaruh Keluarga, Masyarakat dan Pendidikan
Terhadap Pencegahan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja. [Online].
Tersedia:
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file...Pengaruh%20keluarga...pdf.html [10 April 2013]
Handoyo, Ida Listyarini. (2004). Napza Perlukah Mengenalnya ?. Bandung: Pakar Raya.
Heri, Purwanto. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Irawati, Deni. (2008). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Tentang Bahaya
Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematang Siantar. [Online]. Tersedia:
http://www.lontar.ui.ac.id. html [10 April 2013]
Lutan, Rusli. (2001). Manusia dan Olahraga. Jakarta: Depdikbud RI
Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Modul Dual Modes Program Penjas S1, Bandung.
Meta. (2012) Drugs. [Online]. Tersedia:
http://metamoccanyajekko.wordpress.com/2012/08/31/opioidopiat-morfin-heroin-dan-methadon.html [25 Agustus 2013]
Musfiqon, M. (2012). Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Nana, Sudjana. (1992). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ruhimawati, I. Survey Terhadap Perilaku Sosial Siswa Yang Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler Bela Diri Tarung Derajat di SMAN 9 Bandung. Skripsi
Sarjana pada FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Saifudin, Azwar. (2005). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Bandung. (2013). Grafik Data Jenis Kasus
Narkoba 5 Tahun Terakhir, Bandung: Polrestabes Bandung.
. (2013). Grafik Perbandingan
Kasus Narkoba Dengan Kasus Lain, Bandung: Polrestabes Bandung.
. (2013). Lingkup Tugas Sat Res
Narkoba, Bandung: Polrestabes Bandung.
Silabus SMA. (2012). Silabus Penjas SMA Berkarakter Kelas X Semester 1
Masbied doc. [Online]. Tersedia:
http//www.ebookbrowse.com/silabus-penjas-sma-berkarakter-kelas-x-semester-1.html [16 Desember 2012]
Siregar, Sofyan. (2011). Statistik Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soekidjo, Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika (Edisi Keenam). Bandung: Tarsito Bandung Sugiyono.(2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suparyanto. (2012). Pendidikan Kesehatan. [Online]. Tersedia: http://dr-suparyanto.blogspot.com/2012/03/pendidikan-kesehatan.html [03 Maret 2013] Surakhmad, W. (1998).Penelitian Ilmu Alamiah Dasar (Metode dan Teknik).
Bandung: Tarsito.
Syarif, Amir. Et al. (1995). Farmakologi dan Terapi (Edisi Keempat). Jakarta: Gaya Baru.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Wikipedia. (2013) Opium. [Online]. Tersedia:
. (2012). Pengertian Pendidikan Kesehatan. [Online]. Tersedia: http//www.id.wikipedia.org/wiki/pendidikankesehatan.html [16 Desember 2012]
. (2012). Pengertian Remaja. [Online]. Tersedia: http//www.id.wikipedia.org/wiki/remaja.html [16 Desember 2012]
. . (2013). Pengertian Minuman Beralkohol. [Online]. Tersedia: http//www.id.wikipedia.org/wiki/minuman beralkohol.html [25 Agustus 2013] . (2013). Pengertian Kafeina. [Online]. Tersedia:
http//www.id.wikipedia.org/wiki/kafeina.html [25 Agustus 2013]
. (2013). Pengertian Rokok. [Online]. Tersedia: http//www.id.wikipedia.org/wiki/rokok.html [25 Agustus 2013]