• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN MENTAL IMAGERY DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY ATLET TAEKWONDO KOTA CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELATIHAN MENTAL IMAGERY DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY ATLET TAEKWONDO KOTA CIMAHI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN MENTAL IMAGERY DALAM MENINGKATKAN

SELF-EFFICACY ATLET TAEKWONDO KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

ANNISA KARIMA RAMADHANTI

NIM 0901705

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

(3)
(4)

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pelatihan Mental Imagery dalam meningkatkan self-efficacy

Atlet Taekwondo Kota Cimahi

Oleh

Annisa Karima Ramadhanti

0901705

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Annisa Karima Ramadhanti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(5)
(6)

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Annisa Karima Ramadhanti (0901705). PELATIHAN MENTAL IMAGERY DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY ATLET TAEKWONDO KOTA CIMAHI. Skripsi, Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2013).

Penelitian ini didasari oleh adanya berbagai macam materi dalam latihan Taekwondo kyukpa, kyourugi dan poomsae, berbagai faktor fisik maupun psikis yang membuat atlet merasa cemas, tidak yakin, gugup, sehingga tidak fokus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian pelatihan mental imagery bagi Atlet Taekwondo. Pelatihan ini menggunakan metode eksperimen dan mengacu pada teori mental imagery dan self-efficacy Bandura berdasarkan sumber-sumber self-efficacy: (1) Penguasaan pengalaman (mastery experiences), (2) Pengalaman orang lain (vicarious experiences), (3) Dukungan secara verbal (verbal persuasion), (4) Keadaan fisiologis dan Afektif (physiological and affective states). Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental pre test-post test control group design. Partisipan dalam penelitian ini 20 orang atlet Taekwondo kota Cimahi yang terdiri dari 10 atlet kelompok eksperimen dan 10 atlet kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner NGSE (New General Self-Efficacy) yang telah dibuat oleh Chen, Gully dan Eden, kemudian dimodifikasi. Analisis data menggunakan analisis-kovarian, hasil penelitian menunjukan: (1) menunjukan bahwa rerata self-efficacy pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingan kelompok kontrol, (2) Tidak terdapat perbedaan self-efficacy antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen setelah pelatihan diberikan, (3) Sebagian besar partisipan dalam penelitian mengalami peningkatan self-efficacy yang terlihat dari peranan yang cukup signifikan skor pre test terhadap post test. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan pelatihan mental imagery cukup efektif dalam meningkatkan self-efficacy atlet Taekwondo kota Cimahi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi model bagi mahasiswa Jurusan Psikologi UPI dalam mengembangkan penelitian eksperimental lainnya.

(7)

ABSTRACT

Annisa Karima Ramadhanti ( 0901705 ) . MENTAL IMAGERY TRAINING TO IMPROVING SELF - EFFICACY TAEKWONDO ATHLETE CIMAHI . Skripsi, Department of Psychology FIP UPI , Bandung ( 2013) .

This study is based on the existence of a variety of materials in Taekwondo training kyukpa , kyourugi and poomsae , a variety of physical and psychological factors that make athletes feel anxious , unsure , nervous , so it was not the focus . The purpose of this study was to determine the effect of mental imagery training for Taekwondo Athletes . This training using experimental methods and refers to the theory of mental imagery and Bandura's self-efficacy based on the sources of self -efficacy : ( 1 ) mastery experiences , ( 2 ) vicarious experiences , 3 ) verbal persuasion , ( 4 ) physiological and affective states . This study uses a quasi- experimental pretest - posttest control group design . Participants in this study 20 Taekwondo athletes Cimahi consisting of 10 athletes experimental group and the control group of 10 athletes . Measuring instruments used in this study is a questionnaire NGSE ( New General Self -Efficacy ) which was created by Chen , Gully and Eden , then modified . Analysis of the data using analysis of covariance , the results showed : ( 1 ) shows that the average self-efficacy is higher in the experimental group compared the control group , ( 2 ) There is no difference in self -efficacy between the control group with the experimental group after training was given , ( 3 ) Most of the participants in the study experienced an increase in self -efficacy as seen from the significant role of pre-test scores to post-test . From these results it can be concluded mental imagery training is effective in improving self -efficacy Cimahi city Taekwondo athletes . The result is expected to be a model for students in the Department of Psychology UPI develop other experimental studies .

(8)

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN SKRIPSI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFAR GRAFIK... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 6

1.5Asumsi ... 7

1.6Struktur Organisasi Skripsi... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1Mental Imagery ... 9

2.1.1 Jenis Imagery ... 11

2.1.2 Manfaat Mental Imagery ... 11

2.2Self-Efficacy ... 12

2.2.1 Dimensi Self-efficacy ... 13

2.2.2 Sumber Self-efficacy ... 13

2.2.3 Proses-proses Self-efficacy ... 16

2.3Pengaruh Mental Imagery terhadap Self-efficacy ... 17

2.4Cara Melatih Mental Imagery ... 18

(9)

2.6Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1Lokasi dan Partisispan ... 24

3.1.1 Lokasi ... 24

3.1.2 Partisipan ... 24

3.2Metode Penelitian ... 25

3.3Design Penelitian ... 25

3.4Definisi Operasional ... 26

3.4.1 Variabel Penelitian ... 26

3.4.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 26

3.5Instrumen Penelitian ... 27

3.6 Proses Pengembangan Instrumen ... 28

3.6.1 Uji Validitas ... 28

3.6.2 Uji Realibilitas ... 30

3.7Prosedur dan Rencana Pelaksanaan Eksperimen ... 31

3.8Materi Pelatihan... 32

3.8.1 Sparring Partner ... 32

3.8.2 Self-talk ... 32

3.8.3 Video Replay ... 32

3.9Persiapan Pelatihan Mental Imagery ... 34

3.9.1 Tahapan Latihan Mental Imagery ... 34

3.9.2 Blue Print Jadwal Pelatihan ... 34

3.9.3 Pelaksanaan Penelitian ... 37

3.9.4 Teknik Pengumpulan data ... 39

3.10 Analisis data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1Hasil Analisis Kuantitatif ... 41

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 41

4.1.2 Uji Prasyarat ... 42

4.1.3 Uji Hipotesis ... 44

(10)

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.3Efektifitas Pelatihan Mental Imagery ... 55

4.4Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1Kesimpulan ... 65

5.2Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu :

Tae yang berarti kaki, Kwon yang berarti tangan, serta Do yang berarti seni

atau cara mendisiplinkan diri, bila diartikan secara sederhana Taekwondo merupakan seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang menggunakan teknik dan tangan kosong (Suryadi:xv), selain itu Teakwondo ialah olahraga beladiri yang tidak mengutamakan aspek fisik semata seperti keahlian dalam pertarungan melainkan juga sangat menekankan sikap disiplin mental (Suryadi:xv)

Taekwondo sendiri memiliki beberapa materi dalam latihan, diantaranya Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan. Kyoruki atau

pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan

teknik serangan dan teknik pertahanan diri.

(12)

2

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

down. When you do Taekwondo, you should make your mind peaceful and synchronize your mind with your movements, and extend this harmony to your life and society. This is how in Taekwondo the principle of physical movements, the principle of mind training, and the principle of life become one and the same. On the other hand, the right poomsae lead to the right confrontation, which will eventually produce great destructive power.

Taekwondo mencakup suatu kesatuan: kesatuan tubuh, pikiran dan kehidupan dan satu kesatuan gerakan (poomsae) dan konfrontasi dan tindakan. Ketika Anda melakukan Taekwondo, maka Anda harus membuat pikiran anda nyaman sehingga gerak dapat tersinkronisasi degan baik, dan memperluas harmoni ini untuk kehidupan Anda dan masyarakat, dalam Taekwondo prinsip gerakan fisik, prinsip pelatihan pikiran, dan prinsip hidup menjadi satu dan sama. Di sisi lain, poomsae yang tepat mengarah ke konfrontasi yang tepat, yang pada akhirnya akan menghasilkan daya destruktif besar.

Merujuk pada pernyataan diatas, peranan Taekwondo mencakup dalam peningkatan kesehatan badan, pembinaan mental maupun watak yang semakin lama semakin memegang peranan penting.Sehingga penampilan atlet pada dasarnya terbentuk dari berbagai faktor, seperti: aspek dasar-dasar fisik, aspek kesehatan, aspek psikologis, dan aspek keterampilan. Kriteria fisik yang sesuai standar dengan cabang olahraga akan membuat penampilan atlet optimal, apabila fisik atlet dalam kondisi sehat, atlet akan mampu melakukan gerakan sesuai kehendaknya, apabila atlet memiliki daya juang dan sekaligus kemampuan kognitif yang baik,

maka atlet akan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan yang muncul dalam kompetisi, dan yang terakhir, tidak ada kemampuan

berolahraga tanpa latihan, karena dengan latihan itu ketrampilan baru dapat terbentuk.

(13)

3

dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu oleh masalah-masalah non teknis atau masalah-masalah pribadi, salah satu jenis pelatihannya yaitu latihan imajeri (mental imagery) merupakan suatu bentuk latihan mental yang berupa pembayangan diri dan gerakan di dalam pikiran. Manfaat dari latihan imajeri, antara lain adalah untuk mempelajari atau mengulang gerakan baru; memperbaiki suatu gerakan yang salah atau

belum sempurna, latihan simulasi dalam pikiran, dan latihan bagi atlet yang sedang rehabilitasi cedera.

Sedangkan menurut Aju Juana selaku pelatih atlet Taekwondo kota Cimahi, atlet cenderung cemas ketika akan menghadapi sebuah kompetisi yang ada, hal ini akan sedikit demi sedikit teratasi dengan adanya pengalaman, jam terbang yang cukup banyak dilalui oleh atlet. Fokus atlet terutama atlet top bukan lagi mengenai nyali atau perasaan akan rasa takutnya sediri, tetapi bagaimana cara atlet tersebut mampu mendapatkan point sebagai suatu target yang harus atlet capai dan mereka merasa malu bila terkalah, atlet yang baik merupakan atlet yang memiliki keseriusan dalam mengikuti latihan, seperti teknik, sparring partner, pola permainan, keyakinan dirinya akan memenagkan suatu pertandingan tanpa menyepelekan lawannya.

Pernyataan diatas menyatakan bahwa Atlet sering kali merasa cemas, kecemasan itu sendiri menurut Weinberg (2007:78) sebuah perasaan negatif yang memiliki ciri gugup, rasa gelisah, ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, dan terjadi pergerakan dalam tubuh. Kecemasan memiliki dua komponen, yaitu kecemasan kognitif (cognitive anxiety)

yang ditandai dengan rasa gelisah dan ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, sedangkan yang kedua yaitu kecemasan somatik (somatic anxiety)

(14)

4

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

keyakinan seseorang dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, tentunya dalam pelatihan mental imagery memiliki teknik tersendiri dalam penyampaiannya, salah satunya menggunakan teknik self-talk, atlet harus membuat kata-kata positif pada dirinya sendiri, dengan meyakinkan dirinya akan kemampuan yang dimiliki, sehingga mampu mereduksi kecemasan dan fokus pada tugas yang diberikan untuk menggapai prestasi.

Penelitian ini tentunya membutuhkan dukungan agar dapat terlaksana dengan baik, berikut beberapa penelitian yang menyatakan bahwa imagery dapat meningkatkan keyakinan diri hal tersebut:

(Mammasis dan Doganis : 2004) bahwa imagery juga telah digunakan sebagai teknik intervensi untuk meningkatkan kepercayaan diri, Selanjutnya Nordin et al. (2006) atlet menggunakan imagery sebagai motivasi umum, penguasaan kepercayaan diri dan ketangguhan mental, atlet tingkat tinggi lebih banyak menggunakan imagery secara sengaja. Penelitian yang dilakukan oleh Fauzee et al. (2009) ini pada perempuan dan laki-laki dengan rentang usia 5-25 tahun, dan beberapa olahraga yang diteliti antara lain futsal, netball, badminton, hockey dan volleyball, menghasilkan kesimpulan, sebagai berikut :

“Result showed that there are relationships between the imagery skill and copingstrategies where two of these skills affect the sport performance”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara keterampilan imagery dan mengatasi strategi di mana dua dari keterampilan ini mempengaruhi kinerja olahraga.

Menurut Short et al.(2005), jika seseorang menggunakan imagery

maka kemampuannya akan lebih baik lagi, penelitian juga menunjukkan bahwa keberhasilan dalam menggunakan imagery adalah suatu mediator

yang menghubungkan antara ability imagery dan penggunaan imagery cognitive, semakin banyak atlet yang percaya diri mengenai kemampuan

(15)

5

antara penggunaan imagery dan keberhasilan, keyakinan dalam menggunakan imagery.

Penelitian yang dilakukan oleh Wakefield dan Smith (2009: 5) mengemukakan bahwa kebanyakan partisipan yang mengikuti penelitian ini mempercayai bahwa imagery membantu mereka dalam menembak bola dan menyelasaikan tugasnya. Berikut penuturannya berdasarkan self report

subjek penelitian :

the most positive thoughts about the usefulness of the imagery and responses included items such as “I found the straight shot to be more successful in the post-test because I was more confident with it because of the imagery” and “I think I improved most at the marking condition because it was exactly the same action as the imagery, but was also realistic”.

Pikiran yang paling positif mengenai kegunaan imagery sendiri berikut pernyataanya “saya mampu melakukan tembakan yang lurus lebih sukses dari yang sebelumnya, saya lebih percaya diri karena menggunakan imagery” dan “ saya pikir membuat kondisi menjadi lebih baik karena imagery membuat gerakan yang sama dengan yang dibayangkan, nampak realistis”.

Beberapa penelitian diatas menunjukan bahwa imagery dapat berguna bagi seseorang selain sebagai suatu perilaku koping tentunya imagery dapat meningkatkan keyakinan diri dan kepercayaan diri untuk

menunjang kinerja olahraga, namun dalam penelitian yang diakukan oleh Afsanepurak et al. (2012) menemukan bahwa kombinasi dari self-talk

(baik positif maupun negatif) dan mental imagery (baik positif maupun negatif) tidak mempengaruhi self-efficacy pada remaja.

(16)

6

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1.2Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Pelatihan Mental Imagery dalam meningkatkan self-efficacy atlet Taekwondo Kota Cimahi. Beberapa hal yang akan menjadi fokus penelitian :

Apakah mental imagery dapat meningkatkan self-efficacy atlet Taekwondo?

Apakah penting mental imagery bagi atlet Taekwondo? Apakah mental imagery dengan menggunakan teknik

self-talk dapat meningkatkan self-efficacy?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan penelitian ini yaitu :

1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh mental imagery bagi seorang atlet Taekwondo dalam meningkatkan keyakinan diri nya.

2) Mengeksplorasi pentingnya mental imagery bagi atlet.

3) Untuk mengetahui apakah teknik self-talk dalam mental imagery dapat meningkatkan self-efficacy

1.4Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

(17)

7

lebih postif dan membangun keyakinan diri yang dapat menghasilkan suatu keyakinan diri, coping behavior dan kepercayan diri.

2) Manfaat Praktis

Bagi atlet mengetahui pentingnya Mental Imagery untuk meningkatkan kepercayaan diri, performa diri

dalam meningkatkan prestasi.

Bagi Pelatih mampu mengembangkan Mental Imagery dilingkungan training centre atlet, baik atlet amatir maupun atlet yang sudah memiliki jam terbang lebih banyak.

1.5Asumsi

Mental imagery menunjuk pada suatu proses mental yang terjadi ketika

seseorang membayangkan suatu objek, peristiwa atau pengalaman gerak tertentu melalui multi modalitas seperti visual, auditorial, kinestesik, dan lain-lain.

Self-efficacy menurut Avey et al. (2009) ialah keyakinan seseorang tentang

kemampuannya untuk mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif dan tindakan yang diperlukan untuk berhasil melaksanakan tugas dan dalam konteks tertentu.

Dengan demikian tentunya seorang atlet yang mempraktekan mental imagery untuk mendapatkan visualiasi secara lebih jelas untuk mengasah

teknik, kemampuan berolahraganya dan mampu menimbulkan keyakinan

terhadap dirinya sendiri, ini ditunjang oleh pernyataan (Hidayat, 2010:211) :

(18)

8

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penguasaan keterampilan gerak dan pembentukan respon gerak yang lebih akurat, dan memberikan dampak implikatif pada pengembangan aspek-aspek psikologis seperti meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri, meminimalisisr kecemasan, memprogram tujuan, dan lain-lain.

Studi menunjukkan mental imagery dapat membantu atlet untuk lebih membangun percaya diri dalam kaitannya dengan kinerja. Kendall et al. (1990).

Mental Imagery dapat meningkatkan beberapa hal seperti performa, kepercayaan diri, keyakinan diri, mengurangi kecemasan yang terjadi pada atlet sebelum pertandingan, saat pertandingan dan sesudah pertandingan.

1.6Struktur Organisasi Skripsi

Guna melengkapi keseluruhan pembahasan penelitian ini, penulis akan

membaginya dalam beberapa bab, sebagai berikut:

1. Bab I akan membahas pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah dan rumusan masalah penelitian,

tujuan penelitian,manfaat penelitian, asumsi, serta struktur organisasi

skripsi.

2. Bab II akan membahas landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu teori mental imagery, dan teori self-efficacy.

3. Bab III akan menguraikan secara singkat metode penelitian yang

berisi lokasi dan partisipan penelitian, metode penelitian, desain

eksperimen, definisi operasional variabel, instrumen penelitian,

pengembangan instrumen penelitian, tahapan pelatihan, pelaksanaan

pelatihan, dan metode analisis data penelitian.

4. Bab IV mengemukakan hasil penelitian yang meliputi tahap analisis data serta pembahasannya.

5. Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan diakhiri dengan saran yang dikemukakan dari hasil maupun pelaksanaan

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Lokasi dan Partisipan 3.1.1 Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Pengcab Taekwondo kota Cimahi, GOR Sangkuriang.

3.1.2 Partisipan

Dalam penelitian ini menggunakan sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2013:85) partisipan merupakan atlet Taekwondo kota cimahi yang berjumlah 20 orang, 10 orang atlet akan diberikan treatmen dan 10 orang atlet lainnya sebagai kelompok kontrol. Jumlah partisipan ini sesuai dengan sebagaimana adanya atlet yang sudah dibina sebagai atlet perwakilan untuk cabang kota cimahi. Berikut rincian lebih jelasnya mengenai partisipan dalam penelitian ini :

Tabel 3.1

Usia Atlet

Usia 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Jumlah 1 2 5 1 4 5 1 - 1

Tabel 3.2

Tingkat Pendidikan Atlet

Pendidikan SMP SMA PT

(20)

25

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Partisispan dalam penelitian ini memiliki variasi umur dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.

3.2Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan

dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati (Latipun, 2010). Manipulasi yang dilakukan dapat dapat berupa situasi atau tindakan tertentu yang diberikan kepada individu atau kelompok, dan setelah itu dilihat pengaruhnya (Latipun, 2010). Dengan demikian metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2013).

3.3Design Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2013).

Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, penelitian yang cocok

untuk penelitian ini yaitu Quasi Eksperimen atau eksperimen semu, yaitu suatu desain eksperimen yang memungkinkan peneliti mengendalikan

(21)

26

mana saja yang tak mungkin dikendalikan. Peneliti menggunakan desain eksperimen Non Randomized Pre-test- Post-test Control Group Design (Latipun: 70), desain ini merupakan desain eksperimen yang dilakukan dengan pre-test sebelum perlakuan diberikan dan post-test setelah perlakuan diberikan, sekaligus ada kelompok eksperimen (akan diberikan perlakuan) dan kelompok kontrol, namun penentuan sample tidak

dilakukan secara random, sesuai dengan desain penelitian.

Pretese Treatmen Posttest

ke � X �

kk � - �

Keterangan :

: tes awal (Pretes) sebelum diberikan perlakuan

: tes awal (Pretes) pada kelompok control sebelum diberikan perlakuan

� : pelatihan mental imagery

: tes akhir (Posttest) setelah diberikan perlakuan

: tes akhir (Posttest) pada kelompok control setelah diberikan perlakuan

3.4Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu kondisi yang

dimanipulasi, dikendaliakan atau diobservasi oleh peneliti. Penelitian ini melibatkan Variabel terikat Self-Efficacy dengan intervensi pelatihan mental imagery.

3.4.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Mental Imagery

(22)

27

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mencakup gerakan apa saja yang dilakukan dalam suatu kegiatan (pekerjaan) tertentu, tempat dalam bentuk yang sama di dalam kesadaran dan peristiwa tersebut tidak eksis saat pemrosesan itu terjadi, seperti mempelajari kembali apa yang telah terjadi sebagai suatu proses belajar, dengan meningat kembali dan merasakan bahwa seseorang telah melakukannya

dengan baik.

b. Self-Efficacy

Keyakinan diri seorang akan kemampuan dirinya untuk mengatasi, dan menyelesaikan suatu tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam konteks tertentumulai dari belajar dari pegalaman pribadi dalam mengerjakan suatu tugas, terinspirasi dari keberhasilan orang lain, dan mengikuti keberhasilan langkah-langkah orang lain, mampu melakukan apa yang orang lain lakukan, bekerja lebih giat dari sebelumnya, menenangkan diri dalam mengerjakan pekerjaan yang dirasa sulit agar mampu berhasil.

3.5Instrumen Penelitian

Data ini diperoleh melalui skala yang diberikan pada atlet Taekwondo kota Cimahi, adapun skala yang diberikan merupakan NGSE (New General Self-Efficacy) yang telah dibuat oleh Chen, Gully dan Eden,

(23)

28

Tabel 3.3

NGSE (New General Self-Efficacy)

No Dimensi Indikator Item

1. Self-efficacy Mastery experiences (Belajar dari pengalaman, kinerja masa lalu).

1, 4

Vicarious experiences (Belajar

dari pengalaman orang lain).

2, 7

Verbal Persuasion (Yakin dengan adanya dukungan orang lain).

6

Physicological and Affective

Sates(Keyakinan berdasarkan fisiologis dan afektif)

3, 5, 8

3.6Proses Pengembangan Instrumen 3.6.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2013: 121) Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. NGSE (New General Self-Efficacy) adalah hasil modifikasi, maka dilakukan pengujuan validitas isi (content validity) penggunaan validitas isi (content validity) ini akan

(24)

29

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 4.1429 .64175 112

VAR00002 3.9821 .69726 112

VAR00003 4.2679 .68421 112

VAR00004 4.2232 .62543 112

VAR00005 3.8571 .72107 112

VAR00006 4.0089 .74126 112

VAR00007 3.7411 .68109 112

VAR00008 3.6875 .74774 112

Tabel 3.5 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 27.7679 11.099 .593 .805

VAR00002 27.9286 11.022 .548 .811

VAR00003 27.6429 10.844 .607 .803

VAR00004 27.6875 11.532 .500 .817

VAR00005 28.0536 10.664 .608 .802

VAR00006 27.9018 11.080 .490 .819

VAR00007 28.1696 11.079 .552 .810

VAR00008 28.2232 10.806 .545 .811

(25)

30

minimal, yaitu 0,30 sehingga item yang telah di ujikan layak untuk digunakan.

3.6.2 Uji Reabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan formula Cronbach Alpha untuk menguji realibilitas, dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 18, berikut hasil reabilitas yang

didapatkan setelah diujikan pada 112 partisipan:

Tabel 3.6

Reabilitas Statistik

Cronbach's Alpha N of Items

.830 8

Menurut kriteria Guildford (Sugiyono, 2007 : 183). Koefisien reabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi berikut ini, yaitu:

Tabel 3.7

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien Reabilitas

Sangat Reliabel >0,900

Reliabel 0,700-0,900

Cukup Reliabel 0,400-0,700

Kurang Reliabel 0,200-0,400

(26)

31

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh indeks reabilitas instrument NGSE (New General Self-Efficacy) adalah sebesar 0,830 indeks tersebut menunjukan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

3.7Prosedur dan Rencana Pelaksanaan Eksperimen

Penelitian eksperimen ini akan dilakukan dengan memberikan pretest terlebih dahulu yaitu memberikan kuisioner berupa skala NGSE (New General Self-Efficacy) kepada 20 atlet kota Cimahi, 10 orang dari atlet

tersebut merupakan kelompok kontrol. Atlet yang masuk kedalam kelompok eksperimen yaitu atlet yang memungkinkan untuk hadir disetiap pertemuannya. Pelatihan mental imagery akan dilakukan oleh atlet dalam kurun waktu satu minggu , dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.8

Rencana Pelaksanaan Eksperimen

Pertemuan Ke- Keterangan

1 Pre test, pemberian materi mental imagery dan self-talk

2 Atlet melakukan self-talk dirumah masing-masing dengan menggunaakan rekaman audio.

3 Video Replay + Self talk

4 Atlet melakukan self-talk dirumah masing-masing dengan menggunaakan rekaman audio.

5 Video Replay + Sparring Partner

6 Sparing partner + Self talk

(27)

32

3.8Materi Pelatihan

3.8.1 Sparring Partner

Latihan yang paling baik untuk pembinaan motivasi seorang atlet dengan memberikan mitra tanding (sparring partner), latihan ini akan baik jika pemberian porsinya sesuai, dengan memeberikan atlet seorang partner yang seimbang tidak lebih

rendah dari kemampuanya dan tidak jauh lebih tinggi dari kemampuannya, bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri serta keyakinan dapat meningkat tanpa mengurangi motivasi yang dimiliki (Gunarsa, 2008).

3.8.2 Self Talk

Self-talk untuk membangun salah satu sumber efficacy,

Colleagues (Feltz, 2008: 103) selain itu juga self-talk yang postif mampu membuat kepercayaan diri seseorang muncul Hanton dan Jones (Horn, 2008: 93).

3.8.3 Video replay

Video replay memiliki beberapa keuntungan yang pertama belajar untuk mengamati (observasi) dan pemodelan perilaku serta memperoleh umpan balik di luar dan di dalam Gould and Robert (Catina, 2000).

Tabel 3.9

Materi Pelatihan Mental Imagery PELATIHAN MENTAL IMAGERY

No Konten Isi Outcomes

1 Self Talk dan Sparring Partner

Atlet menceritakan pengelaman pribadinya mengenai pertandingan yang pernah dilaluinya dan menceritakan apa

Meningkatkan sumber self-efficacy Mastery

experiences dan

(28)

33

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

saja yang sudah baik dan kurang baik sesaat setelah melakukan sparing partner bertujuan agar atlet

mandiri dalam

mengevaluasi dirinya sendiri. Selain itu atlet diminta untuk merubah

pemikiran irasional menjadi pikiran

rasional.

emotional states

2 Video Replay Menceritakan mengenai kemenangan orang lain

dalam suatu

pertandingan, dengan maksud agar atlet dapat

belajar dengan

memvisualisasikan apa

yang dilihat

(pengalaman orang lain) lalu dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.

Meningkatkan sumber self-efficacy Social

Modeling dan self-efficacy

social

(29)

34

3.9Persiapan Pelatihan Mental Imagery

3.9.1 Tahapan Latihan Mental Imagery

Menurut Gould dan Weinberg (Hidayat, 2010: 204) Secara umum program latihan mental imagery dibangun oleh empat tahap proses, yakni tahap pemahaman, pengukuran, latihan imajerydasar, dan latihan imajery sebenarnya, berikut gambaran nya dalam tabel:

Tabel 3.10

Tahapan Latihan Mental Imagery

Tahapan Isi Pelatihan

1 Pemahaman Konseptual mengenai mental imagery

2 Sparring partner sebagai suatu latihan mental imagery internal, evaluasi latihan melalui pembayangan secara visual sebagai latihan imajery eksternal

3 Mental imagery melalui video replay, memvisualisasikan kembali berdasarkan pengalaman orang lain

4 Proses Self talkdimana atltet setelah membayangkan peristiwa yang pernah terjadi melalui pengalaman nya dimasalalu, diminta untuk mengubah irational belief menjadi rational belief

3.9.2 Blue Print Jadwal Pelatihan

(30)

35

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

[image:30.595.109.517.161.740.2]

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.11

Jadwal Pelatihan Mental Imagery

Tanggal Sesi Materi Durasi

Minggu, 15 September 2013 Penjelasan teknis mengenai pelatihan, mengisi skala NGSE, pengenalan mental imagery

Definisi mengenai mental imagery, jenis-jenis imagery,

cara meningkatkan mental imagery seseorang.

30 menit

Senin, 16 September

2013

Self talk Mengenali diri lebih dalam mengenai kemampuan dan keyakinan diri pribadi atlet

3-10 menit

Selasa, 17 September

2013

Video Replay +

Self talk

Menyaksikan video replay sebuah kejuaraan dengan menggunakan mode normal, atlet membayangkan kembali kemenangan yang dicapai dalam video tersebut, teknik-teknik yang dilakukan serta menjelaskan melalui tulisan, setelah itu barulah atlet diyakinkan bahwa mereka dapat

memenangkan suatu

pertandingan kelak, dan dapat

melalukan seperti yang orang lain dapat lakukan degan

merubah irasional beliefs menjadi rasional beliefs.

30-45 menit di

(31)

36

Rabu, 18 September

2013

Self talk Meyakinkan diri akan apa yang akan dihadapi menuju pertandingan/ kejuaraan. 3-10 menit Kamis, 19 September 2013

Video Replay +

Sparring Partner

Menyaksikan video replay dari sebuah kejuaraan dengan menggunakan mode slow motion, atlet membayangkan

kembali teknik-teknik yang dilakukan serta menuangkan apa yang dibayangkannya kembali melalui tulisan. Setelah itu atlet melakukan sparing partner dengan tujuan mampu mengaplikasikan tendangan dari apa yang telah dia lihat sebelumnya, setelah itu atlet

kembali membayangkan dan menceritakan teknik apa saja yang telah atlet lakukan, dengan menuliskan dalam kertas yang sudah disediakan. 30-45 menit di setiap sesinya Jum’at, 20 September 2013

Sparing partner +

Self talk

Atlet melakukan sparing partner bersama rekannya, setelah itu atlet menceritakan kembali apa yang telah dilakukan nya sekalius mengevaluasi. dirinya sendiri pada saat sparing partner,setelah itu atlet menceritakan pengalaman pribadinya

(32)

37

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengenai pertandingan yang pernah di ikuti, dan meyakini mereka mampu memenangkan pertandingan pada kejuaraan selanjutnya bahkan mampu menjadi lebih baik dari kejuaraan sebelumnya, degan merubah irasional beliefs menjadi rasional beliefs.

Minggu, 22 September

2013

Evaluasi akhir Melakukan review mengenai pelatihan yang telah

dilaksanakan, dan atlet mengisi lembar tes yang telah disediakan

30 menit

3.9.3 Pelaksanaan Penelitian 1. Pembukaan

Minggu 15 September 2013, pembukaan diawali dari

penyampaian tujuan dari pelatihan mental imagery, waktu pelatihan serta pengisian informed consent dan pengambilan pretest dengan mengisi skala New General Self-Efficacy (NGSE).

2. Mental Imagery

(33)

38

3. Video Replay dan Self-talk

Selasa, 17 September 2013 latihan dimulai pada pukul 16.00 WIB dikarenakan hari hujan dan kebanyaan atlet datang terlambat, sebelumnya atlet melakukan fitness terlebih dahulu sebelum pelatihan dimulai, barulah sekitar pukul 17.30 WIB disela-sela waktu pendinginan, pertama-tama atlet melihat video

pertandingan atlet Taekwondo putra dan putri Indonesia yang berhasil memenangkan Sea Games 2011 dengan durasi video 6 menit, setelah selesai menonton video yang diputar dua kali barulah atlet diminta untuk relaksasi terlebih dahulu, setelah itu barulah atlet melakukan self-talk dengan bimbingan pelatih.

4. Video Replay dan Sparring

Kamis, 19 September 2013 latihan di mulai pukul 16.00 WIB. Atlet diberikan sebuat penayangan video pertandingan Taekwondo dengan mode slow motion dengan durasi video 6 menit, video diputar sebanyak dua kali, didalam video tersebut menayangkan teknik tendangan yang akurat yang sebelumnya dilakukan dengan mode normal, kemudia dirubah ke dalam mode slow motin sehingga bentuk-bentuk tendagan terlihat dengan

jelas. Setelah melihat video tersebut atlet melakukan peregangan otot dan pemanasan seperti biasa, barulah atlet melakukan sparring partner secara bergantian dengan atlet-atlet lainnya,

sparring partner dilakukan diatas matras, dengan menggunakan

pelindung tangan dan kaki untuk meminimalisisr terjadinya

cedera, sparring partner dilakukan kurang lebih selama 30 menit.

5. Sparring dan Self-talk

(34)

39

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan pemanasan setelah dirasa cukup barulah atlet melakukan sparring partner diatas matras yang disediakan, dengan menggunakan peindung tangan dan kaki sebagai antisipasi terjadinya cedera sparring partner dilakukan kurang lebih selama 30 menit, setelah itu barulah atlet melakukan self-talk sekaligus masa pendinginan tubuh atlet agar atlet mampu stabil dan

mengevaluasi diri atlet selama sparring partner berlangsung, serta meyakinkan dirinya sendiri akan apa yang telah dilakukannya.

6. Penutup

Minggu, 22 September 2013 Pelatihan ini diakhir dengan mereview apa yang sudah dilakukan selama 1 minggu penuh, dilanjutkan dengan memberikan posttest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Serta memberikan lembar soal mental imagery pada atlet kelompok eksperimen, sebagai evaluasi dari pelatihan yang dilakukan. Kegiatan ditutup dengan ucapan terimakasih atas partisipasi atlet dalam pelatihan, serta pemberian kenang-kenangan untuk atlet dan pelatih.

3.9.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Kuisioner

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen New General Self-Efficacy (NGSE). Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Menurut Sugiyoo (2010:142)

2. Lembar Evaluasi

(35)

40

mengetahui sejauh mana atlet memperhatikan setiap sesi pelatihan yang diberikan.

3. Rekaman Audio

Kegiatan ini dilakukan atlet di rumah masing-masing, dengan harapan atlet mampu mengeksplorasi keyakinan dirinya sendiri

tanpa ada rasa malu oleh teman nya.

3.10 Analisis Data

Setelah penelitian selesai dilakukan, maka dilakukan analisis data. Analisis data akan diolah menggunakan rumus statistic, dengan menggunakan analisis data kuantitatif, untuk mengetahui apakah pelatihan mental imagery dapat meningkatan self-efficacy atlet

Taekwondo kota Cimahi, maka digunakan teknik statistik analisis

kovarian (anakova), yaitu suatu teknik statistik yang membuat peneliti

dapat mengontrol berbagai efek interaksi potensial setelah melakukan

eksperimen (Dempsey, 2002). Sedangkan analisis kualitatif menggunakan

metode analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian untuk

membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data

dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan

komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa

setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu,

baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh ini, makna komuniaksi

(36)

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa secara statistika tidak terjadi perubahan yang signifikan rerata skor sebelum dan sesudah intervensi diberikan. Hasil analisis secara statistik menyatakan bahwa rerata skor

self-efficacy kelompok eksperimen lebih besar dari rerata skor kelompok kontrol,

sebagian besar partisipan dalam penelitian mengalami peningkatan self-efficacy yang terlihat dari peranan yang signifikan skor pre test terhadap

post-test, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan self-efficacy antara

kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen setelah pelatihan diberikan. Hasil analisis kualitatif menunjukan adanya keyakinan diri patisipan setelah mengikuti program pelatihan mental imagery yang dilaksanakan selama 7 sesi pelatihan, dengan rincian 5 kali pertemuan tatap muka dan 2 sesi dilaksanakan dirumah masing-masing atlet yaitu proses self-talk, ditambah dengan pengisian evaluasi pelatihan mental imagery yang dilakukan setelah pelatihan diberikan pada setiap pertemuan.

Ketidak signifikan ini disebabkan oleh rerata skor self-efficacy Atlet Taekwondo kota Cimahi sebelum diberikan intervensi sudah terbilang tinggi, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, sehingga kenaikan rerata skor yang dicapai tidak terlalu besar setelah pelatihan mental-imagery ini diberikan, selain itu selain itu bisa diakibatkan teknik intervensi

yang diberikan secara singkat sehingga tidak cukup memunculkan dan memaksimalkan kemampuan yang ada didalam diri Atlet tersebut.

5.2Saran

(37)

2. Pemberian intervensi sebaiknya dilakukan dengan waktu yang lebih panjang, sehingga intervensi yang diberikan bisa berpengaruh lebih besar.

3. Intervensi yang diberikan bisa lebih variatif lagi, sehingga mampu menggali faktor lain.

4. Memberikan pelatihan mental imagery pada partisipan yang berbeda,

seperti pekerja kantoran, mahasiswa, pilot, pada anak-anak, usia dewasa, maupun kalangan lain.

(38)

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Afsanepurak., Abbas, S., Abbas, B., Amir, D., Jamal, A. (2012). “The Effect of Self-Talk and Mental Imagery on Self-Efficacy in Throwing Darts in Adolesents”. International Research Journal of Applied and Basic Science. 3, (3), 594-600.

Avey, J. B., Luthans, F. & Jensen, S. M. (2009). “Psychological Capital: A Positive Resources for Combating Employee Stress and Turnover”. Human Resources Management. 48, (5), 677 – 693.

Bandura, A. (1997). Self Efficacy: The Excercise of Control. Newyork: W.H Freeman and

Company.

Catina, P. (2000). “Teaching Proper Technique in the Squat Exercise Through Psychological Modeling”. The Online Journal Of Sport Psychology. 2, (3).

Chen, Gilad., Gully, Stanley M., Eden, Dove. (2001). “Validation of a New General Self -Efficacy Scale”. Organizational Research Methods. 4, (1), 62-83.

Dempsey, Patrcia Ann. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar & Latihan (Edisis keempat). Jakarta: Buku kedokteran.

Dzulfahmi, M. (2012). Teknik Dasar Taekwondo. [Online]. Tersedia: http://muhammadzulfahmi13.blogspot.com/2012/03/teknik-dasar-taekwondo.html [5 Juni 2013].

Fauzee, M.S.O., Rezawana, Wan binti wan daud., Rahim, A., Rashid, A.R. (2009). “The Effectiveness of Imagery and Coping Strategies in Sport Performance”. European Journal of Social Sciences. 9, (1), 97-108.

Feltz, Deborah L., Short, Sandra E., Sullivan, Philip J. (2008). Self efficcy in Sport. United State America: Human Kinetics.

Gaspersz, Vincent. All-in-one Integrated Total Quality Talent Management. (2013). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(39)

Hall, C.S., Lindzey, G. (1985). Introduction to Theories of Personality. Singapore: John Wiley & Sons,Inc.

Hidayat, Y. (2010). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: Cv.Bintang Warli Artika.

Horn, T.S. (2008). Advances in sport psychology (Third Edition). United State: Human Kinetics

Jeryco. (2013). Kirkpatrick's Four-Level Training Evaluation Model, Analyzing Training Effectiveness. [Online]. Tersedia: http://www.mindtools.com/pages/article/kirkpatrick.htm

[30 September 2013]

Kendall, G., Hrycaiko, D., Martin, G. L., & Kendall, T. (1990). “The effects of an imagery rehearsal, relaxation, and self-talk package on basketball game performance”. Journal of Sport & Exercise Psychology, 12 (2), 157–166.

Knudson, D.V. (2013). Qualitative Diagnosis of Human Movement Improving Performance in Sport and Excercise (Third Edition). United States: Human Kinetics.

Latipun. (2010). Psikologi Eksperimen (Edisi kedua). Malang: Ummpress.

Mammasis, G., Doganis, G. (2004). “The effects of a mental training program on juniors pre -competitive anxiety, self-confidence, and tennis performance”. Journal of Applied Sport psychology,16, 118-137.

Nasution, Y. (2012). Latihan Mental Untuk Taekwondoin [online]. Tersedia: http://pelatnastaekwondo.wordpress.com/2012/01/10/latihan-mental-untuk-taekwondoin/

[4 Juni 2013].

Nisfiannoor, Muhammad. (2009). Pendekatan Statistik Modern untuk Imu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Nordin, S., Cumming, J., Vincent, J., & Mcgrory, S. (2006). “Mental practice or spontaneous play? Examining which types of imagery constitute deliberate practice in sport”. Journal of applied sport psychology. 18, 345-362.

(40)

Annisa Karima Ramadhanti, 2013

Pelatihan Mental Imagery Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Atlet Taekwondo Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

http://shindohjourney.wordpress.com/seputar-kuliah/metodelogi-penelitian-komunikasi-analisis-isi-wacana-semiotika-framing-kebijakan-redaksional-dan-analisis-korelasional/

[27 September 2013]

Rogerson, Lisa. S. Hrycaiko, Dennis.W. (2002). “Enhancing Competitive Performance of Ice Hockey GoaltendersUsing Centering and Self-Talk”. Journal Of Applied Sport Psychology. 14, 1426.

Short, S.E. Tenute, A. Feltz, D.L.(2005). “Imagery use in sport: Mediational effects for efficacy”. Journal of Sports Sciences. 23, (9), 951 – 960.

Solso, R.L. Maclin, O.H. Maclin, M.K. (2008). Psikologi Kognitif (Edisi kedelapan). Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryadi, V.Y. (2003). Teakwondo Poomse Tae Geuk. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Taepyeng-dong., Sujeong-gu., Seongnam., Gyeonggi-do., (2009). What is Taekwondo [Online]. Tersedia: http://www.wtf.org/wtf_eng/site/about_taekwondo/taekwondo.html [4 Juni 2013]

Wakefield, C.J. Smith, D. (2009). “Impact of Differing Frequencies of PETTLEP Imagery on Netball Shooting Performance”. Journal of Imagery Research in Sport and Physical Activity, 4, (1).

Gambar

Tabel 3.1 Usia Atlet
Tabel 3.3 NGSE (New General Self-Efficacy)
Item StatisticsTabel 3.4
Reabilitas StatistikTabel 3.6
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kita bersyukur bahwa Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk sekali lagi masuk dalam Bulan Kitab Suci Nasional, di mana kita ingin mencurahkan perhatian kita pada Kitab

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menguji layanan drop box dan e-filing secara simultan dan parsial mempengaruhi tingkat kepatuhan penyampaian Surat

Perlakuan dosis penyiraman berbeda nyata pada tinggi tanaman ,jumlah daun, diameter batang, bobot kering akar, panjang akar, jumlah akar, bobot kering tajuk. Namun tidak berbeda

Gambar 12 Skema sistem kolektor parabola dan limas segi empat. Gambar 13 Grafik hubungan h dan Io pada sistem kolektor parabola dan limas segi empat. Rancangan ketiga yaitu sistem

EBITDA menurun sebesar 25.0% menjadi US$129.0 juta dari US$172.1 juta di 3M2017, sebagian besar disebabkan oleh laba kotor yang lebih rendah sekitar 20% sebagai hasil dari biaya

P333 + P313 - Jika terjadi iritasi kulit atau ruam kulit: Dapatkan saran/ pertolongan medis P302 + P352 - JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan sabun dan air yang banyak.. P280 -

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aspek Lingkungan, Aspek Sosial, Pertumbuhan Perusahaan, Komisaris Independen dan Komite Aduti tidak berpengaruh pada pengungkapan opini going

Upaya yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran dengan teknik jigsaw tersebut, ternyata membawa dampak yang positif