• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 10

E. Kerangka Berfikir ... 11

F. Paradigma Penelitian ... 15

G. Anggapan Dasar ... 16

H. Hipotesis Penelitian ... 17

I. Definisi Operasional ... 18

J. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 19

K. Populasi dan Penentuan Sampel ... 20

BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru dalam Administrasi Pendidikan .... 21

B. Konsep Kinerja ... 26

C. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 42

D. Konsep Motivasi Berprestasi Guru ... 63

(2)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 84 B. Sumber Data, Wilayah Penelitian, Populasi dan Sampel ... 87 C. Instrumen Penelitian ... 90 D. Uji Coba Instrumen ... 96 E. Teknik Analisis Data ... 107 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 113 B. Pembahasan ... 137 C. Keterbatasan Penelitian ... 152 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 154 B. Rekomendasi ... 155 DAFTAR PUSTAKA

(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

3.1. Jumlah Guru PNS di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya .... 88

3.2. Penyebaran Sampel ... 90

3.10. Butir-butir yang Ditolak dari Masing-masing Variabel ... 104

3.11. Kriteria Skor Rata-rata Variabel ... 107

3.12. Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 110

4.1. Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 113

4.2. Skor Rata-rata Variabel X1 ... 114

4.3. Skor Rata-rata Variabel X2 ... 115

4.4. Skor Rata-rata Variabel Y ... 116

4.5. Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian ... 118

4.6. Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov ... 119

4.7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 120

4.8. Anova (b) Hasil Uji Linieritas Variabel X₁ terhadap Y ... 121

4.9. Anova (b) Hasil Uji Linieritas Variabel X₂ terhadap Y ... 122

4.10. Correlations Variabel X₁ dengan Y ... 124

4.11. Coefficients(a) Uji Signifikansi Korelasi X₁ terhadap Y ... 125

4.12. Model Summary Analisis Koefisien Determinan X₁ terhadap Y .. 125

4.13. Coefficient (a) Analisis Regresi Variabel X₁ terhadap Y ... 126

4.14. Anova (b) Uji Signifikansi Korelasi dengan Uji F ... 127

(4)

DAFTAR GAMBAR

Nomor halaman

1.1. Kerangka Berfikir Penelitian ... 15

1.2. Paradigma Penelitian ... 16

2.1. Matrik Pola Dasar Administrasi Pendidikan ... 25

2.2. Teori Kepemimpinan Situasional ... 59

2.3. Kombinasi Perilaku Kepemimpinan... 62

2.4. Model Maslow ... 67

4.1. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable Kinerja Mengajar Guru... 120

4.2. Scatter Plot Linieritas Data Variabel X₁ atas Y ... 121

4.3. Scatter Plot Linieritas Data Variabel X₂ atas Y ... 122

4.4. Grafik Regresi Variabel X₁ terhadap Variabel Y ... 126

4.5. Grafik Regresi Variabel X₂ terhadap Variabel Y ... 130

4.6. Grafik Regresi Variabel X₁ dan X₂ terhadap Variabel Y ... 135

4.7. Struktur Pengaruh X₁ dan X₂ terhadap Y ... 136

4.8. Deskripsi Kepemimpinan Situasional ... 137

4.9. Deskripsi Instruksi ... 138

4.10. Deskripsi Konsultasi ... 139

4.11. Deskripsi Partisipasi ... 140

4.12. Deskripsi Delegasi ... 141

4.13. Deskripsi Motivasi Berprestasi Guru ... 142

4.14. Deskripsi Achievement ... 143

4.15. Deskripsi Power ... 144

4.16. Deskripsi Kinerja Mengajar Guru ... 145

4.17. Deskripsi Perencanaan... 146

4.18. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 148

(5)

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Melakukan Observasi/Penelitian Lampiran 2 Surat Izin Penelitian/Observasi

Lampiran 3 SK Pembimbing Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas

No.22 Tahun 2003). Dapat di pahami bahwa pendidikan merupakan suatu

usaha atau aktivitas untuk membentuk manusia-manusia yang cerdas dalam

berbagai aspek baik intelektual, sosial, emosional, maupun spiritual, terampil

serta berkepribadian dan dapat berprilaku dengan dihiasi akhlak yang mulia.

Bertitik tolak dari masalah pendidikan, maka sekolah sebagai lembaga

pendidikan formal bertanggung jawab untuk menghasilkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Pendidikan formal di sekolah tidak hanya

membentuk kemampuan daya pikir, nalar serta kemampuan daya logika siswa.

Akan tetapi mampu mengembangkan pula cara pandang dan pemahaman siswa

dalam menilai dirinya sendiri, setelah melakukan interaksi secara total dalam

lingkungan sosial baik di lingkungan sekolah, maupun di luar sekolah.

Pendidikan di sekolah tidak hanya terbatas pada hasil belajar siswa, akan

tetapi juga menyangkut karakteristik siswa, gambaran dan kepercayaan diri.

Pendidikan di sekolah mengacu pada empat pencapaian individu

siswa yang meliputi: (1) kemampuan akademik, (2) kemampuan sosial, (3)

(7)

2

kemampuan partisipasi, dan (4) keberhasilan siswa dalam ekonomi (Heneveld

and Craig,1995).

Pengelolaan proses belajar mengajar di sekolah sangat berarti dalam

menentukan keberhasilan siswa. Dalam hal ini guru punya peranan srategis

dalam pencapaian keberhasilan siswa di sekolah. Usman (2002)

mengemukaan: "Tugas guru sebagai profesi meliputi 3 aspek yaitu: mendidik,

mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan

nilai nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih yaitu mengembangkan

keterampilan- keterampilan”.

Salah satu faktor keberhasilan pendidikan dalam pengelolaannya, tidak

terlepas dari peran kepemimpinan yakni kepala sekolah. Kepemimpinan adalah

kemampuan mempengaruhi, mendorong, mengajak, orang lain untuk mencapai

tujuan tertentu (Dirawat,1986). Seni kepemimpinan dalam pendidikan adalah

menanamkan pengaruh kepada guru agar mereka melakukan tugasnya sepenuh

hati dan antusias. Kepemimpinan seperti itu, Garyn Kyte dalam Marno

(2008:34) mengatakan:

Seorang kepala sekolah mempunyai lima fungsi utama. Pertama, bertanggung jawab atas keselamatan, kesejahteraan, dan perkembangan murid yang ada dilingkungan sekolah. kedua, bertanggung jawab atas keberhasilan dan keberhasilan fropesi guru. ketiga, berkewajiban memberi layanan sepenuhnya yang berharga bagi murid-murid dan guru-guru yang mungkin dilakukan melalui pengawasan, keempat, bertanggung jawab mendapatkan bantuan maksimal dari semua institusi pembantu. kelima, bertangung jawab untuk mempromosikan murid-murid melalui berbagai cara.

Faktor lain dalam pendidikan adalah motivasi. sebagai salah satu

(8)

3

dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini salah satu hal yang dianggap penting

adalah motivasi berprestasi guru. Dimana guru punya dorongan dalam dirinya

untuk mengatasi tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan. Robbins

dalam sudarwan (2009:33) mengemukakan bahwa motivasi sebagai keinginan

untuk mengerahkan sekuat tenaga agar tercapai tujuan yang terorganisasi,

dilakukan dengan kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan

individu atau organisasi. Motivasi berprestasi sangat berpengaruh terhadap

kebutuhan jenjang karir dan keberhasilan seseorang dalam melakukan

pekerjaan yang di gelutinya yakni proses pendidikan.

Kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru akan

berpengaruh terhadap kinerja mengajar seorang guru dalam upaya pencapaian

proses belajar mengajar yang efektif bagi kehidupan seorang siswa.

Kepemimpinan sekolah yang baik akan memacu motivasi berprestasi guru

karena motivasi tidak akan tumbuh dengan sendirinya melainkan ada faktor

faktor pendorong baik dari dalam maupun dari luar. Guru akan merasa puas

dengan pelayanan kepemimpinan kepala sekolah jika disertai motivasi

berprestasi yang tinggi sehingga kinerja guru meningkat. Tetapi, jika guru

merasa tidak puas dengan pelayanan kepemimpinan kepala sekolah, maka

motivasi berprestasi guru akan menurun sehingga berimplikasi terhadap

penurunan kinerja mengajar guru dan pada gilirannya mutu belajar siswa akan

semakin terpuruk.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kummerer dan Lunch

(Idris, 2005:10) menunjukan bahwa fungsi kepemimpinan kepala sekolah di

(9)

4

hanya menangani masalah administratif, memonitor kehadiran guru atau

membuat laporan ke pengawas dan belum menunjukkan peran sebagai

pemimpin yang profesional.

Mengajar merupakan langkah atau upaya guru untuk membuat orang

menjadi cerdas dan terampil, mampu mengenal serta memahami apa yang

sebenarnya harus dilakukan sesuai dengan tuntutan nilai-nilai luhur kebutuhan

manusia, baik yang menyangkut aspek sosial maupun aspek spiritual. Mengajar

juga merupakan suatu usaha pengorganisasian lingkungan dalam hubunganya

dengan anak didik dan bahan ajar sehingga menimbulkan suatu proses belajar.

Dalam hal ini peran guru memiliki makna penting dalam mengatur dan

mengawasi serta pengelolaan kelas agar tercapai suatu proses belajar mengajar

yang terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan

Syarifudin Nurdin (2002:1 ) bahwa guru sebagai salah satu komponen dalam

proses kegiatan belajar mengajar, memiliki posisi yang srategis dalam

menentukan keberhasilan pembelajaran. Adapun fungsi utama guru

diantaranya meliputi fungsi merancang, mengelola, melaksanakan dan

mengevaluasi pembelajaran.

Dari sisi kajian empiris ditemukan adanya indikasi yang menunjukan

bahwa kinerja mengajar guru masih kurang maksimal. Seperti: datang tidak

tepat waktu, tidak memberi tahu kehadiran, persiapan mengajar tidak

terprogram, waktu belajar tidak dimanfaatkan secara maksimal, kurangnya

penguasaan isi materi pembelajaran, keterampilan dan ke-inovatif-an, serta

kurang adanya semangat untuk meningkatkan motivasi berprestasi. Hal ini

(10)

5

rangka proses pencapaian tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang

terjadi didalam kelas perlu diperbaiki terus menerus sehingga pola kinerja

mengajar menjadi pola kinerja mengajar guru yang inovatif.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap ketidak-berhasilan guru dalam

mengajar disebabkan karena kurang adanya motivasi berprestasi sehingga

berdampak pada penurunan kinerja mengajar. Untuk itu, diperlukan peran

kepala sekolah sebagai motivator dan supervisor untuk dapat mendorong,

membimbing, membina dan memberi layanan yang maksimal dalam

memecahkan persoalan yang dialami guru.

Dalam menjalankan tugasnya, guru professional akan tercermin dalam

perwujudan 5 hal berikut: (1) memiliki semangat juang yang tinggi disertai

kualitas keimanan dan ketaqwaan yang mantap, (2) mampu mewujudkan

dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan lingkungan dan

perkembangan iptek, (3) memiliki kualitas kompetensi pribadi dan profesional

yang memadai serta etos kerja yang tinggi, (4) memiliki kualitas kesejahteraan

yang memadai, dan (5) kreatif dan berwawasan masa depan.

Nampaknya, tuntutan kinerja mengajar guru yang profesianal menjadi

salah satu faktor yang harus dilakukan yakni tumbuhnya kinerja mengajar guru

yang kreatif dan inovatif. Hal ini dikarenakan kompleksitas perubahan yang

selalu menuntut respon baru. Lampert dalam Hammond (2006:39)

mengemukakan: “Teaching is never routine teachers must cope with changing

situations, learning needs, challenges, questions and dilemma”.

Demi keberhasilan dalam implementasinya, perlu adanya repormasi

(11)

6

pembelajaran dengan menekankan pada aspek inovasi kinerja mengajar guru.

Dalam proses pendidikan dan pembelajaran, Beck dan Murphy (1996)

mengemukakan suatu intructional inovation dimana semua itu memerlukan

sikap terbuka dan mau berubah untuk dapat diimplementasikan dalam proses

pendidikan dan pembelajaran. Hal ini berarti bahwa diperlukan upaya nyata

dari supervisor yakni kepala sekolah sebagai pimpinan. Jika hal ini dapat

terwujud maka upaya untuk meningkatkan kualitas SDM bangsa Indonesia

melalui pendidikan dapat menjadi suatu kenyataan yang menggambarkan

kontribusi pendidikan dalam pembangunan bangsa sangat besar. Dalam hal ini

tentu saja memerlukan upaya dari stakeholder pendidikan sehingga perbaikan

kualitas pendidikan melalui proses pendidikan dan pembelajaran yang

berkulitas dan bermutu akan sesuai dengan cita cita bangsa dan amanat undang

undang.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap

Kinerja Mengajar Guru”.

B. Batasan Masalah

Sasaran utama pendidikan dan pembelajaran adalah siswa, terutama

yang menyangkut tiga domain penting yaitu afektif, kognitif dan psikomotor.

Hal ini akan dapat dilihat dari sisi kualitas mutu lulusannya sebagai hasil

pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Guru merupakan salah satu subjek

(12)

7

peran sentral dalam keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran. Faktor

lain yang sangat berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru adalah

kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru. Masih banyak

faktor lain yang mempengaruhinya. Hal ini sejalan dengan pendapat

Sukmadinata (2006:7) yang menyatakan:

Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia, seperti: administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan profesional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media, sumber belajar yang memadai (baik mutu maupun jumlahnya), biaya yang cukup, manajemen yang tepat, serta lingkungan yang mendukung.

Dari semua faktor tersebut guru menempati posisi sangat sentral

mengingat persoalan pokok kualitas belajar berawal dari proses belajar

mengajar. Sejalan dengan itu, Ahmad (2006) menyatakan: "Dalam proses

belajar mengajar faktor guru sangat menentukan. Gedung yang megah,

fasilitas yang cukup, kurikulum yang yang canggih tiada berarti manakala

tidak ada guru yang berkulitas dan berkotribusi langsung terhadap kualitas

belajar siswa”. Sementara itu, Indrawijaya (1988:72) mengemukakan:

“Kinerja mengajar guru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: 1)

tersedianya peralatan yang memadai, 2) impormasi yang baik, 3) adanya

komunikasi yang baik, 4) kinerja kepemimpinan, 5) penghasilan yang

mencukupi, 6) pekerjaan yang menantang untuk berkembang, dan 7) adanya

rasa aman dan tenang dalam lingkungan”.

Berdasarkan uraian di atas maka fokus masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi

(13)

8

guru sekolah dasar. Pemilihan fokus tersebut didasarkan pada masalah

penelitian yang akan dikaji, yaitu: “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah

dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SD

Negeri di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya" .

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian tentang

bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi beprestasi

guru terhadap kinerja mengajar guru, dapat dibuat rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah, motivasi

berprestasi guru, dan kinerja mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan

Indihiang Kota Tasikmalaya?

2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan Indihiang Kota

Tasikmalaya?

3. Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap kinerja

mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan Indihiang kota Tasikmalaya?

4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi

berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri di

Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Memperhatikan rumusan masalah tersebut, maka secara umum

(14)

9

bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi

guru terhadap peningkatan kinerja mengajar guru. Sedangkan secara

spesifik penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui perilaku kepemimpinan kepala sekolah, motivasi

berprestasi guru, dan kinerja mengajar guru pada SD Negeri di

Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala

sekolah terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan

Indihiang Kota Tasikmalaya.

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi guru

terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan Indihiang

Kota Tasikmalaya.

d. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala

sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru

pada SD Negeri di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfa'at kepada berbagai

pihak terkait hasil sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1) Bagi pengembangan keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan

menjadi referensi kajian dan pengembangan ke ilmuan, khususnya

dibidang administrasi pendidikan, yang terkait managemen

(15)

10

2) Bagi peneliti, dapat memberikan nilai tambah dalam menganalisis

berbagai permasalahan, dalam pengelolaan manajemen persekolahan,

khususnya perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi

berprestasi guru dalam peningkatan kinerja mengajar guru akan

menambah wawasan berfikir dalam upaya memahami serta

memecahkan persoalan pendidikan yang senantiasa menjadi tuntutan,

yang terus berkembang tiada terhenti dari berbagai permasalahan

yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

b. Manfaat praktis

1) Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini menjadi bahan masukan bagi

kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer, dalam hal mengelola

sekolah bagaimana memunculkan motivasi berprestasi guru sehingga

terjadi peningkatan kinerja mengajar guru.

2) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan bagi guru dalam memahami pentingnya motivasi

berprestasi dan bagaimana meningkatkan kinerja mengajar sehingga

tercipta profesionalisme guru yang diharapkan dan didambakan semua

pihak.

3) Bagi praktisi pendidikan, sebagai bahan masukan kepada para praktisi

pendidikan bahwa tujuan untuk pendidikan nasional akan tercapai bila

di dukung kualitas kinerja mengajar guru yang baik dari para tenaga

(16)

11

E. Kerangka Berpikir

Dalam penjelasan Undang-undang no.20 Tahun 2003 tentang sistim

pendidikan nasional, dinyatakan bahwa pemerintah berkewajiban membina

perkembangan pendidikan nasional, dan oleh sebab itu wajib mengetahui

keadaan satuan pendidikan dan kegiatan pendidikan, baik yang di

selenggarakan oleh pemerintah sendiri maupun oleh masyarakat. Dalam USPN

bahwa fungsi pengawasan kepala sekolah dan pengawas lebih merupakan

upaya untuk memberi bimbingan, binaan, dorongan dan diharapkan terus

menerus dapatmeningkatkan mutu pendidikan maupun pelayanan.

Diantara sekian banyak komponen pendidikan, guru memegang peranan

cukup menentukan dalam peningkatan kualitas mutu pembelajaran dan

pendidikan, Suyanto dan Hisam(2000:27) menyebutkan bahwa" guru

merupakan salah satu komponen mikro sistem pendidikan yang sangat srategis

dan banyak mengambil peran dalam proses pendidikan secara luas, khususnya

dalam pendidikan persekolahan."

Dalam pandangan lain, perubahan kinerja mengajar guru kearah yang

inovatif akan di tentukan oleh para guru itu sendiri, karena dalam tataran

teknis, perubahan pendidikan sangat tergantung pada guru, seperti dinyatakan

fullan (1991:117) bahwa "educational change depends on what teachers do

and think “. Guru dapat menentukan apakah inovasi pendidikan dan

pembelajaran dilaksanakan atau tidak. Meskipun demikian dorongan dari luar

tetap merupakan faktor yang penting. Dalam hubungan ini Hargreaves dalam

(17)

12

parallel meski perbaikan secara internal di mana guru menjalankan tugasnya

lebih penting.

Kinerja mengajar seseorang di pengaruhi oleh banyak faktor, baik

faktor individu maupun faktor organisasi. Abbey dan Dickson ( 1983 )

menemukan bahwa kinerja mengajar guru dapat dipengaruhi daya tarik sistem

reward serta persepsi atas keinginan organisasi dalam mendukung peningkatan

kinerja. Dengan demikian faktor kepemimpinan atau pengaruh pemimpin ,

serta sistem reward, kompensasi serta dukungan organisasi merupakan faktor

yang dominan dalam menentukan kinerja pegawai .

Sejalan dengan pandangan tersebut Indra Wijaya (1988:72)

mengemukakan kinerja mengajar guru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor

seperti: (1) tersedianya peralatan yang memadai, (2) impormasi yang baik, 3)

adanya komunikasi yang baik, (4) kinerja kepemimpinan, (5) penghasilan yang

mencukupi, (6) pekerjaan yang menantang untuk berkembang, (7) adanya rasa

aman tenang dalam lingkungan.

Sedangkan menurut Yus Badudu (1994:34) kinerja adalah performence

atau unjuk kerja, menurut LAN (1998:3) yang dimaksud kinerja adalah:

"prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil

kerja/penampilan kerja.”

Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa kinerja itu

merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan berorientasi

pada prestasi yang dapat dipengaruhi oleh "Ability, capacity, help,

(18)

13

Motivasi berprestasi guru akan mendorong suatu kinerja yang

berorientasi pada perubahan dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai

pendidik, untuk mencapai tujuan pendidikan. Kondisi ini tentu dalam konteks

perkembangan dan perubahan yang cepat dan tepat sesuai sasaran. Berbagai

pengaruh sudah barang tentu tidak bisa dihindari sehingga respon yang tepat

dan kemampuan untuk selalu berupaya menyesuaikan dengan tuntutan

perkembangan. Guru sebagai pendidik dan pengajar harus selalu berinteraksi

secara terus menerus dengan peserta didik, dalam proses pembelajaran dan

pendidikan. Untuk itu guru dituntut untuk lebih kreatif serta dapat

mewujudkannya dalam suatu kinerja mengajar yang inovatif, sehingga proses

pembelajaran akan mememberi sumbangan yang signifikan bagi tumbuhnya

output pendidikan. Motivasi berprestasi guru akan menjadi dasar dan pengaruh

terhadap pelaksanaan pekerjaan guru sebagai pendidik dan pengajar. Tingkat

kretifitas yang bervariasi di kalangan guru akan berdampak pada variasi dalam

kinerja mengajar, berkaitan dengan penyikapan terhadap tuntutan perubahan

yang terus berkembang dan makin meningkat sebagai dampak globalisasi yang

tak bisa dihindari, maka guru menjadi dasar sebagai tonggak utama dalam

menyikapi tuntutan dan perubahan tersebut.

Dalam penelitian ini mencoba untuk memahami kepemimpinan kepala

sekolah dan motivasi berprestasi guru berpengaruh terhadap kinerja mengajar

guru, dilihat dari sudut pandang interaksi antara faktor internal, personal

dengan paktor interaksi eksternal dengan menitik beratkan pada aspek

organisasi. Dengan demikian penelitian itu melihat kinerja mengajar guru

(19)

14

pengembangan kinerja mengajar guru yang inovatif. Oleh karena itu agar dapat

dapat menunjukan kinerja yang tinggi dalam peningkatan kualitas belajar

siswa, guru perlu mendapat dukungan, dorongan,rangsangan terutama dari

kepala sekolah.

Sementara itu Sergiovani dalam Sudarwan (2009:31) mengungkapkan

"kepemimpin kepala sekolah adalah kepemimpinan manajerial yang berbicara

tentang bagaimana kepala sekolah mengelola sekolahnya, kepala sekolah

sebagai seorang pemimpin di sekolah harus dapat memanage atau mengelola

sekolah serta harus mampu bagaimana mengatur, agar seluruh potensi sekolah

berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah.

Berdasarkan pemikiran diatas maka secara sederhana kerangka berpikir

penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1.

uasional

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian

Kinerja Mengajar Guru

Permen Diknas No.41 (2007)

(20)

15

F. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan kumpulan longgar dari asumsi yang dipegang

bersama konsep, atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir penelitian. Hal

ini sejalan dengan pendapat Bogdan and Biklen ( 1992:33) bahwa: “paradigm is a

loose collection of logically to gether assumption, concepts or propotitions the

orient thingking or research”. Paradigma juga memiliki pengertian sebagai: (1)

suatu model dalam teori ilmu pengetahuan, dan (2) kerangka berpikir. Paradigma

dalam penelitian ini, merujuk pada kerangka pemikiran yang didasarkan pada

posisi masalah untuk mengarahkan penelitian. Paradigma penelitian dapat dilihat

pada gambar 1.2 sebagai berikut:

Gambar 1.2. Paradigma Penelitian

Keterangan :

X1 = Pengaruh Kepemimpinan kepala sekolah ( variabel bebas )

X2 = Motivasi berprestasi ( variabel bebas )

Y = Kinerja Mengajar Guru ( variabel terikat )

ε = Residual ( variabel bebas ) X1

X2

(21)

16

G. Anggapan Dasar

Sebagai dasar pijakan kokoh atas permasalahan penelitian ini, maka perlu

adanya anggapan dasar asumsi. Adapun yang mendasari dari kerangka penelitian

dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan

kelompok / organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu (Blanchard,

1997). Perilaku kepemimpinan yang dimiliki kepala sekolah SD yaitu

mengatakan (telling), menjual (selling), partisipasi (participating), delegasi

(delegating) (Hercey dan Blancard dalam Rifai, 2008:2004).

2. Hasil studi yang dilakukan Smith dan Crany memperlihatkan bahwa motivasi

berprestasi berhubungan dengan tingkat pengorbanan seseorang dalam

mencapai tujuan atau ekspektasi yang diharapkan, semakin tinggi motivasi

berprestasi seseorang, semakin besar ekspektasi yang mereka miliki, semakin

tinggi pula pengorbanan yang mereka berikan. Pada hakikatnya manusia

mempunyai kemampuan berprestasi di atas kemampuan orang lain. Seseorang

dianggap mempunyai motivasi berprestasi jika dia berkeinginan melakukan

suatu karya yang hasilnya lebih baik dari orang lain yang telah dicapainya.

3. Menurut Faisal yang dikutip oleh Murjianto dan wahid (2006:28) indikator

orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi yaitu: a) mengambil risiko,

b) punya kreatif dan inovatif, c) mempunyai visi, d) punya tujuan jelas, e)

percaya diri, f) mandiri, g) menghargai waktu, h) memiliki konsef fositif, i)

berfikir fositif j) bertanggung jawab, dan k) menggunakan umpan balik.

4. Menurut Permendiknas no. 41 tahun 2007, indikator kinerja mengajar guru

(22)

17

kegiatan pembelajaran, dan (3) Evaluasi / penilaian pembelajaran. Ketiga

asfek ini dapat dijadikan sebagai bahan ukuran atau indikator dalam melakukan

penelitian dan pengkajian tingkat kinerja mengajar guru.

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada dapat di rancang suatu hipotesis

sebagai berikut :

1. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja

meng-ajar guru pada SD Negeri di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya

2. Motivasi berprestasi guru berpengaruh besar terhadap kinerja mengajar guru

pada SD Negeri di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

3. Kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri di

Keca-matan Indihiang Kota Tasikmalaya.

I. Definisi Operasional

Kepemimpinan kepala sekolah adalah bentuk perilaku seseorang

pemimpin dalam melaksanakan tugas dan fungsi- fungsi, kepemimpinan baik

yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran maupun dalam

menumbuhkan motivasi berprestasi guru, kinerja mengajar guru dan siswa.

1. Kepemimpinan situasional (X1) adalah mengembangkan lebih lanjut keempat

gaya kepemimpinan yang dimiliki kepala sekolah SD yaitu: a. mengatakan /

telling: 1) komunikasi satu arah, 2) pembatasan peranan guru, 3) arahan

pelaksanaan tugas, 4) pengawasan. b.Konsultasi/selling: 1) pengendalian, 2)

(23)

18

5) perhatian tinggi, c.partisipasi/participating: 1) keseimbangan keputusan 2)

keputusan secara bersama, 3) komunikasi dua arah, d. Delegating: 1)

pendelegasian tugas, 2) kewenangan pengambilan keputusan.

2. Motivasi berprestasi guru (X2) adalah suatu proses yang mendorong ke

inginan seseorang untuk mencapai sesuatu karena kekuatan yang mendorong

dirinya baik dari dalam maupun dari luar pribadinya dalam bentuk rangsangan–

rangsangan positif maupun negatif yang mampu membuat suatu reaksi atau

dorongan untuk berbuat sesuatu. Adapun indikator motivasi berprestasi guru

meliputi: a.Achievement: 1) bekerja keras, 2) berpikir kreatif, 3) tanggung

jawab, 4) punya tujuan jelas, 5) umpan balik, b. Power meliputi: 1) percaya

diri, 2) membangun kemandirian, 3) memiliki konsep positif, 4) berfikir

positif.

3. Kinerja mengajar guru SD (Y) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan program kebijaksanaan dalam mewujudkan tujuan

pendidikan yang meliputi: 1) perencanaan program kegiatan pembelajaran, 2)

pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan 3) evaluasi / penilaian pembelajaran.

J. Metode dan Pendekatan Penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif.

Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkapkan pengaruh kepemimpinan

kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru pada

SD Negeri di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

Dalam penelitian ini digunakan angket /instrument, dengan pengukuran

(24)

19

analisis inferensial. Penelitian ini dilakukan terhadap guru PNS di Kecamatan

Indihiang Kota Tasikmalaya yang berjumlah 204 orang yang tersebar di 19 SD

Negeri dengan sejumlah sampel 67 responden.

Adapun peneliti melakukan penelitian didaerah tersebut didasarkan pada

hasil-hasil penelitian sebelumnya yang secara empiris kondisi dilapangan masih

menunjukan bahwa fungsi kepemimpinan kepala sekolah masih relatip rendah,

sebagian kepala sekolah masih cenderung hanya menangani masalah

administrativ, memonitor kehadiran guru atau membuat laporan ke Pengawas dan

belum menunjukkan peran sebagai pemimpin yang profesional.

K. Populasi dan Penentuan Sample

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek serta subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya

orang, tetapi juga obyek dan benda – benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek dan subyek yang di pelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu

(Sugiyono, 2008 : 117) .

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dan sampel adalah sejumlah

guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya sebanyak 19

sekolah dengan jumlah guru 204 orang .

Untuk menentukan jumlah sampel dengan mengacu pada alasan tersebut

dengan menggunakan rumus Taro Yamane, sebagaimana dikutip Rahmat

(25)

20

responden. jika dipresentasekan yaitu sejumlah 67/204x100% =32,84%.

Sedangkan yang menjadi dasar pertimbangan peneliti dalam menentukan studi

analisis di daerah tersebut: 1) dapat memberi kemudahan memperoleh data dalam

melakukan penelitian, 2) keterbatasan dana dan waktu, 3) objek penelitian sesuai

(26)

84

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Sebagaimana di uraikan pada pendahuluan, bahwa penelitian ini

dimaksudkan untuk mengungkapkan gambaran mengenai seberapa besar

pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru sekolah

dasar terhadap kinerja mengajar guru, apakah kepemimpinan kepala sekolah

sebagai leader telah melakukan langkah langkah tepat sehingga dapat mendorong

tumbuhnya motivasi berprestasi terhadap para guru sehingga menumbuhkan

peningkatan kinerja mengajar guru yang berimplikasi terhadap peningkatan

kualitas mutu pendidikan yang harapkan semua pihak, sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional. Dan untuk melihat sejauhmana tingkat kinerja mengajar di

Kota Tasikmalaya. Untuk itu dalam bab ini di sajikan uraian tentang hal-hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, sumber data, alat pengumpul data,

pelaksanaan pengumpulan.

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode merupakan serangkaian cara dalam suatu penelitian yang

dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Winarno Surakhmad (1989:21)

mengemukakan bahwa metode merupakan cara utama yang digunakan dalam

mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkayan hipotesis, dengan

teknik dan alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidik

memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidik serta situasi

penyelidik.

(27)

85

Dari sekian banyak metode penelitian yang bisa digunakan dalam bidang

ilmu administrasi, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif Metode ini digunakan untuk mengetahui kejadian atau

peristiwa yang terjadi pada saat sekarang (Suharsimi Arikunto, 1997).

Sejalan dengan pandangan ini, Winarno Surahmad (1989:1940)

mengemukakan tentang metode deskriptif yaitu memusatkan diri pada pemecahan

masalah-masalah aktual, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan,

dan kemudian di analisa. Lebih lanjut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989:64-65)

mengemukakan:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang telah terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif di mana peneli berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian untuk kemudian di tuangkan dan di gambarkan sebagai mana adanya. Sedangkan sifat analitis dari penalitian ini merupakan kegiatan lanjutan dari deskripsi gejala dan peristiwa. Analisis secara mendalam dilakukan berdasarkan kajian teori, setelah didapat gambaran yang jelas dan lengkap tentang aspek-aspek yang diteliti.

Berdasarkan pendapat di atas, terlihat bahwa penelitian deskriptif memiliki

ciri-ciri yang spesifik, yaitu: 1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang

ada pada masa sekarang yang bersifat actual, 2) Data yang telah ada mula-mula

disusun, di jelaskan,dan selanjutnya dianalisi.

Untuk memperoleh ketajaman dalam menafsirkan data dan menganalisis

masalah yang diteliti, maka perlu kiranya metode deskriptif ditunjang oleh suatu

studi yang menggali kajian-kajian keilmuan yang relevan serta mendukung

terhadap masalah yang diteliti. Studi ini dikenal dengan nama studi kepustakaan

bibliografis. Studi keputusan merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi

(28)

86

buku-buku, majalah, laporan penelitian, dan peraturan pemerintah yang

menunjang. Pentingnya studi kepustakaan, dikemukakan oleh Winarno Surahmad

(1989:61) .

Melalui studi bibliografis (kepustakaan) penulis dapat menambahkan

pengetahuan yang menunjang terhadap pemecahan masalah yang diteliti, sehingga

informasi-informasi atau pengetahuan yang berbentuk teori tersebut dapat

dijadikan titik tolak atau dasar berpijak dalam mengkaji permasalahan yang

terdapat di lapangan.

Selain studi kepustakaan dalam penelitian ini penulis mempergunakan juga

studi dokumentasi sebagai sumber data, yang di jadikan bahan untuk menunjang

data-data yang diperoleh melalui angket, dan memperkuat dalam mengambil

kesimpulan atas permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian

Sejalan dengan itu, dalam penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian

survey (Sugiyono, 2008:12). Metode survey menurut Sangarimbun dan Effendi

(1989:3) adalah:’’Penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi dengan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok’’.

Pengertian ini sejalan dengan yang di kemukakan oleh Gall (2003:638)

bahwa: ’’Survey research, The use of questionnaires or ininterviews to collect

data about the characteristics, experiences knowledge, or opinions of a sample or

population”.

Menurut Alreck Dan Settle ( 1995 : 456 ) survey adalah a research

technique where information requirement are specified, a population is identified,

a sample selected and systematically questioned, and the results analyzed,

(29)

87

Survey merupakan tehnik/metode penelitian yang dimaksudkan untuk

memperoleh informasi dari suatu sample dalam suatu populasi untuk kemudian

dianalisis guna memperoleh generalisasi atas populasi dimana sample itu diambil

atau ditarik.

B. Sumber Data, Wilayah Penelitian, Populasi, dan Sampel

1. Sumber Data

Suharsimi Ari kunto (2010:87) mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan sumber data adalah : subjek dari mana data diperoleh ,"berpegang pada

pengertian tersebut, maka yang menjadi sumber data adalah; guru-guru sekolah

dasar negeri yang ada di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

2. Wilayah Penelitian

Lokasi penelitian adalah SDN diwilayah Kec.Indihiang yang berada

dilingkungan dinas pendidikan Kota Tasikmalaya.lokasi penelitian tersebut

diasumsikan sekolah yang berdekatan dengan tiga wilayah kabupaten yakni

Kabupaten Tasikmalaya, kabupaten Ciamis dan kota Tasikmalaya. Dengan

responden adalah guru guru SDN yang berstatus PNS yang tersebar di 19 sekolah.

Yang merupakan daerah pusat pengembangan perkotaan dan merupakan jalur

strategis terhadap tiga kabupaten dan kota di Jawa Barat.

3. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek serta subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya

orang, tetapi juga obyek dan benda – benda alam yang lain. Populasi juga bukan

(30)

88

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu

(Sugiyono, 2008 : 117) .

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling dapat dikelompokan menjadi dua yaitu : probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate tratified random, dan area random. Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,

purposive, sampling jenuh, dan snowball sampling (Sugiyono,2008:119). Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SD di Kecamatan

Indihiang Kota Tasikmalaya pada 19 sekolah dengan jumlah populasi guru 204

orang.

Tabel 3.1.

Jumlah Guru PNS di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya

NO SEKOLAH JUMLAH GURU

(31)

89

4. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi. Misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. apa yang di

pelajari dari sample itu. Kesimpulan akan dapat di berlakukun untuk populasi.

Untuk itu sample yang di ambil dari populasi harus betul-betul representative atau

mewakili ( Sugiyono , 2008 : 118 ).

Riduan( 2008;56) mendepinisikan bahwa sampel merupakan bagian dari

populasi yang mempunyai cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti

.dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk mengeneralisasikan

hasil penelitian sampel .yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat

kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi

a. Menentukan ukuran sampel

Tehnik pengumpulan sample, menggunakan rumus Taro Yamane ,yang

dikutip oleh Rakhmat (1998:82) dengan rumus:

.

1

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = presisi atau penyimpangan terhadap populasi 1 = angka konstan

(32)

90

Jumlah sampel yang akan diteliti di seluruh guru yang ada di Kec.

Indihiang Kota Tasikmalaya sebanyak 67.10 dibulatkan menjadi 67 responden.

Jumlah tersebut jika dipresentasekan yaitu 67/204 x 100% = 32,84 %

b. Menentukan Subjek Penelitian

Tehnik yang digunakan dalam menentukan sampel adalah teknik

random sampling. Jumlah penentuan sampel sebanyak 32,84% dari populasi

sampel tiap sekolah dapat dilihat pada table 3.2

Tabel 3. 2

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran. Maka harus ada

(33)

91

penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148).

Instrument penelitian dalam bidang pendidikan sering disusun sendiri.

Termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrument dalam penelitian ini

ada tiga. Yaitu instrument untuk mengukur kepemimpinan entreupreneur kepala

sekolah dan motivasi berprestasi guru serta kinerja mengajar guru.

Sesuai dengan karakteristik penelitian dengan pendekatan kuantitatif,

penyusunan instrument penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data menjadi

hal yang penting yang akan menentukan pada kualitas hasil penelitian. Dalam

hubungan ini alat pengumpul data, khususnya angket, dimaksudkan untuk

mengukur variable-variabel penelitian sehingga dapat diperoleh data kuantitatif

kemudian dilakukan analisis dengan mengunakan formula statistic yang relevan

dengan tujuan penelitian.

Untuk memproleh data dalam penelitian ini digunakan angket sebagai alat

pengumpul data utama yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjaring

tanggapan responden. Pertanyaan yang dirumuskan adalah indikator-indikator

yang merupakan pengembangan setiap dimensi-dimensi dari variable penelitian,

baik variable X ( independent ) maupun variable Y ( dependent ). Angket ini

disebarkan kepada seluruh responden yang selanjutnya dimintakan tanggapan

mereka sesuai dengan kondisi yang dirasakan dan dialami sehari-hari. Setelah

data terkumpul kemudian ditabulasi sesuai data

1. Skala pengukuran

Dalam menyusun kuesionerpeneliti menggunakan skala likers,skala likers

(34)

92

sekelompok orang tentang penomena tertentu (sugiono ,2008:93)jadi dengan

menggunakan skala ini penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran

kepemimpinan kepala sekolah ,motivasi berprestasi guru , serta kinerja mengajar

guru di SD Negeri Kecamatan Indihiang kota Tasikmalaya.

Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel

penelitian ini adalah angket skala likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu:

Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah

(TP). Pemberian bobot masing-masing kontinum, berturut turut, untuk pernyataan

positif diberi bobot: 5 - 4 - 3- 2 -1, sedangkan bobot untuk pernyataan negative

diberi bobot: 1 – 2 – 3 – 4 – 5.

2. Penyusunan Instrumen

Instumen penelitian ini di susun berdasarkan indikator-indikator

masing-masing variabel .untuk mendapatkan kesohihan dilakukan melalui pendepinisian

dan study kepustakaan serta diskusi dengan pembimbing.

Instrument pada masing indicator di susun dengan menggunanakan

langkah sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi berdasarkan indicator variabel, (2)

menyusun pernyataan sesuai dengan indicator variabel, (3) melakukan analisis

rasional untuk melihat kesesuaian dengan indicator serta ketepatan dalam

menyusun angket dari aspek yang diukur.kisi instrument penelitian dapat terlihat

pada table 3.3 berikut:

a. Kisi Kisi Instrumen Variable Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Butir pertanyaan diajukan dalam kuisioner dikembangkan atas dasar

definisi operasional dari masing-masing variable mengacu pada indicator

(35)

93

Kisi Kisi Instrumen Variable Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

(36)

94

b. Kisi-kisi Instrumen Variable Motivasi Berprestasi Guru (X2)

Butir pertanyaan diajukan dalam kuisioner dikembangkan atas dasar

definisi operasional dari masing-masing variable mengacu pada indicator

yang telah dituangkan dalam kisi kisi instrument dengan alternatif jawaban

sebagai berikut:

Kisi Kisi Instrumen Variable Motivasi Berprestasi Guru (X2)

Variabel Dimensi 1ndikator indikator Sub jumlah butir

(37)

95

c. Kisi-kisi Instrumen Variable Kinerja Mengajar Guru (Y)

Mengacu pada indikator yang telah dituangkan dalam kisi kisi

instrument dengan alternatip jawaban sebagai berikut:

5 = Selalu (SL)

Kisi Kisi Instrumen Variable Kinerja Mengajar Guru (Y)

Variabel Dimensi 1ndikator Sub

indikator

a..memilih dan menguasai bahan ajar

(38)

96

Catatan: konsep operasional kinerja guru dikembangkan dari pasal 8, UUG 14/2005 dan Permen Diknas No. 41 tahun 2007.

D. Uji coba instrument

Instrument penelitian yang telah disusun kemudian diuji cobakan untuk

mengetahui sejauh mana validitas keshohihan atau kehandalanya melalui jalaur

prosedur berikut:

1. Uji Coba Responden

Instrument penelitian ini diuji cobakan melalui responden yang tidak

termasuk sampel penelitian .jumlah responden ujicoba sebanyak 30 (tiga puluh )

orang guru.jumlah ini dianggap sudah cukup memenuhi syarat untuk di uji

cobakan

2. Pelaksanaan Uji Coba

Uji coba instrument dilakukan dengan melalui langkah berikut: a)

membagikan angket terhadap responden (guru), b) memberi keterngan /penjelasan

cara pengisian angket c) para responden melakukan pengisian sesuai aturan, d)

responden mengumpulkan kembali angket.

3. Tujuan pelaksanaan uji coba

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan serta

kekurangan yang kemungkinan besar dapat terjadi pada item-item angket baik

dalam hal redaksi , alternative jawaban yang tersedia maupun dalam setiap

jawaban dan pernyataan yang ada. Uji coba ini juga dilakukan untuk menganalisis

terhadap intrumen sehingga bisa diketahui sumbangan butir –butir pernyataan

(39)

97

selanjutnya untuk mengetahui butir pertanyaan dan pernyataan yang valid dan

reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

4. Uji validitas

Arikunto (2010:167) yang dimaksud uji validitas adalah keadaan yang

menggambarkan tingkat instrument yang bersangkutan mampu mengukur apa

yang akan diukur .jenis validitas yang di pakai peneliti adalah validitas logis.

Sedangkan menurut Sugiono( Akdon 2008:143) mengemukakan suatu ukuran

yang menunjukan tingkat keandalan atau keshohihan suatu alat ukur. jika

instrument dikatakan valid berarti instrument itu dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur.

Arikunto (2002:145) berpendapat bahwa tinggi rendahnya validitas

instrument menunjukkan sejauh mana variabel data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.

Uji validitas instrument dilakukan dengan menggunakan analisis faktor,

yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item dengan rumus Pearson Product

Moment.

r

xy= n. ∑XY ∑X. ∑

,∑ ∑ . .∑

Untuk mengetahui variabel X signifikan terhadap variabel Y, dalam uji ini

menggunakan rumus yang dikemukaan oleh Akdon (2008:144):

!"#$% & '√ ) 2

√1 ) '

Distribusi( table t )untuk a =0,05 dan derajat kebebasan (dk = n- 2)

(40)

98

5. Hasil uji coba validitas instrument

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

computer dengan program SPSS versi 12 Window. Untuk mengetahui tingkat

validitas dapat memperhatikan angka pada corrected item total correlation yang

merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung)

dibandingkan dengan nilai r table. jika r hitung > r table maka item tersebut valid,

dan sebaliknya. Berdasarkan uji validitas dari ketiga variabel tersebut adalah:

a. Validitas variabel X1 (Kepemimpinan Kepala Sekolah)

Hasil perhitungan terlampir dengan menggunakan rumus diatas untuk

variabel x1 tentang kepemimpinan kepala sekolah yang terdiri dari 45 item

pernyataan ,terdapat 36 (tiga puluh enam )item pernyataan dinyatakan valid

dan 9 (sembilan) item yang tidak dinyatakan valid yaitu nomor 2, 6, 7, 8, 22,

23, 24, 42, dan 44. Selanjutnya, untuk item yang tidak valid tidak digunakan

atau dihilangkan untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel berikut:

Table 3.6

Hasil uji validitas variable X1 (Kepemimpinan Kepala Sekolah)

Nomor

item '"#$% &

'$+,-.

/=0,05,n=30 keterangan keputusan

(41)

99

b. Validitas Variabel X2 (Motivasi Berprestasi Guru)

Hasil perhitungan terlampir dengan menggunakan rumus diatas untuk

variabel X2 tentang Motivasi berprestasi Guru, yang terdiri dari 38 item

pernyataan, terdapat 26 (dua puluh enam) item pernyataan dinyatakan valid

dan 12 (dua belas ) item yang tidak dinyatakan valid yaitu nomor 1, 3, 4, 7, 9,

18, 21, 23, 25, 31, 32, dan 38. Selanjutnya, untuk item yang tidak valid tidak

(42)

100

Table 3.7

Table Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Motivasi Berprestasi Guru)

(43)

101

c. Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru )

Hasil perhitungan terlampir dengan menggunakan rumus diatas untuk

variabel Y tentang Kinerja Mengajar Guru, yang terdiri dari 40 item

pernyataan , terdapat 27 (dua puluh tujuh) item pernyataan dinyatakan valid

dan 13(tiga belas ) item yang tidak dinyatakan valid yaitu nomor 4 6, 13, 14,

16, 17, 19, 24, 25, 27, 30, 37, dan 38. Selanjutnya, untuk item yang tidak valid

tidak digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada tabel berikut:

Table 3.8

Hasil Uji Validitas Variabel Y

Nomor

Item '"#$% &

'$+,-.

/=0,05,n=30 keterangan keputusan

(44)

102

28 .635 0,361 Valid Digunakan

29 .551 0,361 Valid Digunakan

30 -.266 0,361 Tidak Valid Ditolak

31 .614 0,361 Valid digunakan

32 .490 0,361 Valid Digunakan

33 .620 0,361 Valid Digunakan

34 .598 0,361 Valid Digunakan

35 .489 0,361 Valid Digunakan

36 .411 0,361 Valid Digunakan

37 .120 0,361 Tidak Valid Ditolak

38 .319 0,361 Tidak Valid Ditolak

39 .598 0,361 Valid digunakan

40 .620 0,361 Valid digunakan

6. Uji Reliabilitas

Setelah melaksanakan uji validitas ,uji instrument harus melalui tahapan

Uji reabilitas .Arikunto (2010:169) bahwa reabilitas merupakan salah satu

instumen pokok persyaratan penelitian yang harus dilalui .Dalam uji reabilitas

dapat menggunakan metoda : belah dua (split halp method), Spearman Brown,

Anova Hoyt dan Alpha. Langkah langkah pengujian reabilitas angket dalam

penelitian ini mengikuti pendapat Akdon (2008:148-151) sebagai berikut:

a) menghiung total skor

b) menghitung korelasi Product moment dengan rumus:

∑ ∑ . ∑ 0

1,∑ 2 ∑ 2 . 1.∑ 0 ∑ 0

Keterangan ;

N =jumlah responden

∑ xy =jumlah perkalianX dan Y

∑ x =jumlah scor tiaf butir

∑ y =jumlah scor total

∑ x2 =jumlah skor X dikuadratkan

(45)

103

c) menghitung reabilitas seluruh item dengan rumus Spearman Brown berikut:

r 11 = 453,3,

d) mencari r table apabila dengan α=0.05 dan derajat kebebasan (dk=n-2)

kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut : jika r11<r table berarti

item angket reliabel,sebaliknya jika r11<r table berarti item angket tida

reliabel.

7. Hasil Uji Reliabilitas Instrument

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan melalui bantuan computer

dengan program SPSS versi 12 for windows. Dalam analisis ini apabila data

dikatakan reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui

tingkat reliabilitas perhatikan angka pada Guttaman Split-Half Coefficient yang

merupakan nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r table.jika r hitung > r table maka

item tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r table maka item tidak reliabel

.secara lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:

Table 3.9 :Reliability statistic no14, no15, no16, no17, no18, no19, no20, no21, no22, no23.

(46)

104

Hasil analisis reliabilitas diperoleh '44 untuk variable perilaku

kepemimpinan kepala sekolah (X4) mencapai 0.847, untuk variable kinerja komite

sekolah (X ) sebesar 0.855, dan untuk variable implementasi MBS (Y) sebesar

0.657. Ketiga koefisien reliabilitas tersebut melebihi '$+,-. = 0.370 yang berarti

bahwa ketiga instrument masuk kategori reliable. Untuk jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3.10

Butir-butir yang ditolak dari masing masing variable

No. Variabel / Sub

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) a. Instruksi (Telling) 1) Komunikasi

Satu Arah 4 1 3

c. Partisipatif 1)Adanya

(47)

105

dua arah

semakin meningkat

d. delegatif 1)pendelegasian

tugas 2 0 2

2. Motivasi Berprestasi Guru

a. achiefment 1)Bekerja keras 7 4 3

(48)

106

c. Evaluasi/penilaian 1) Pendekatan cara

evaluasi 1 0 1

8. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket

Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba angket menunjukkan bahwa

instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, selanjutnya

adalah melaksanakan penyebaran angket untuk memperoleh data yang diinginkan.

Angket yang disebarkan terdiri dari 36 item yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data tenting kepemimpinan kepala sckolab, 26 item yang

dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi berprestasi guru dan 27

item lainnya digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja mcngajar guru

(49)

107

E. Teknik Analisis Data

Mengolah data dan menganalisa data adalah suatu langkah yang sangat

penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah

terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai suatu jawaban

dari permasalahan yang diteliti. Langkah-Langkah pengolahan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan

distribusi frekuensi variable dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada

masing-masing variable. Adapun gambaran umum dari setiap variable

digambarkan dalam bentuk skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan

teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus:

78 7

Keterangan:

78 = Skor rata-rata yang dicari

7 = Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternative jawaban)

N = Jumlah responden

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel criteria dan penafsiran

sebagai berikut:

Tabel 3.11: Kriteria Skor Rata-rata Variabel

Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,01 – 5,00 Selalu Sangat tinggi

3,01 – 4,00 Sering Tinggi

2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup

1,01 – 2,00 Jarang Rendah

(50)

108

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan analisis regresi maka dilakukan uji normalitas dan uji

linieritas data, sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran data dari

setiap variable apakah normal atau tidak. Hal ini penting untuk diketahui

karena untuk pengolahan data hasil penelitian dapat menggunakan analisis

parametric jika data berdistribusi normal, sedangkan jika data tidak

berdistribusi normal maka menggunakan analisis non parametric.

Untuk uji normalitas, disamping dapat menggunakan program computer

(SPSS versi 12), juga dapat menggunakan rumus Chi Kuadrat, sebagai berikut:

9 : ;<= >< ><

Keterangan:

9 = Chi kuadrat yang dicari

?4 = frekuensi hasil penelitian

@4 = frekuensi yang diharapkan

Untuk menentukan keberartian 9 adalah dengan cara membandingkan

9"#$% & dengan 9$+,-. dengan kriteria sebagai berikut: Distribusi data dikatakan

normal apabila 9"#$% & < 9$+,-. dan distribusi data dikatakan tidak normal

apabila 9"#$% & > 9$+,-..

b. Uji Linieritas Data

Uji linieritas dilihat pada nilai signifikansi dari deviation of linierity

untuk X4 terhadap Y dan X terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05

(51)

109

3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah untuk hipotesis 1

dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana, sedangkan

hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

a. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi adalah untuk mengetahui derajat hubungan antara

variable X dengan variable Y. Dalam penelitian ini, ukuran yang digunakan

untuk mengetahui derajat hubungan adalah koefisien korelasi ' dengan

menggunakan rumus, sebagai berikut:

'"#$% & A7B ) A7 AB

CD . A7 ) A7 ED . AB ) AB E

Keterangan:

= Jumlah responden

A7B = Jumlah perkalian X dan Y

A7 = Jumlah skor tiap butir

AB = Jumlah skor total

A7² = Jumlah skor X dikuadratkan

AB² = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa 'GH merupakan koefisien

korelasi dari variable X dan variable Y yang dapat dilihat dengan

membandingkan '"#$% & dengan '$+,-. pada tingkat kepercayaan 95%. Bila

'"#$% & > '$+,-. dan bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif.

Akdon (2008:188) menyatakan bahwa untuk memudahkan penafsiran harga

(52)

110

Tabel 3.12

Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0.80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

1) Uji Signifikan

Dalam penelitian ini, uji signifikan dimaksudkan untuk menentukan

apakah variable X berkontribusi secara signifikan terhadap variable Y. Akdon

(2008:188) mengemukakan rumus uji signifikansi, sebagai berikut:

! ' √ ) 2

√1 ) '

Keterangan:

' = koefisien korelasi = banyak sampel

Untuk menguji tarap signifikansi yaitu dengan membandingkan harga

!"#$% & dengan !$+,-. pada tingkat kepercayaan tertentu dengan dk = n – 2.

Koefisien dikatakan signifikan (memiliki arti) apabila harga !"#$% & > !$+,-..

2) Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

derajat hubungan kontribusi yang diberikan oleh variable X terhadap variable

Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IJ ' 9 100%

Keterangan:

IJ = koefisien determinasi yang dicari

(53)

111

b. Analisis Regresi Sederhana

Untuk mengetahui hubungan fungsional antar variable penelitian, maka

dalam penelitian ini, digunakan rumus sebagai berikut:

Ŷ N O7

Keterangan:

Ŷ = nilai taksir Y (variable terikat) dari persamaan regresi

N = konstanta (apabila harga X = 0)

O = koefisien regresi (besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X)

7 = harga variable X.

Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Mencari harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan

b dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Akdon (2008:197),

yaitu:

N AB# A7# ) A7# A7#B#

A7#² ) A7# ²

O A7#B# ) A7# AB#

A7#² ) A7# ²

2) Menyusun pasangan data untuk variable X dan variable Y

3) Mencari persamaan untuk koesfisien regresi sederhana.

c. Analisis Korelasi Ganda

Dalam penelitian ini, analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari

besarnya hubungan antar variable bebas (X₁ dan X₂) dan secara simultan

(54)

112

ganda menggunakan rumus: Rx₁x₂y. Sedangkan untuk mencari signifikansi

digunakan rumus R"#$% & dibandingkan dengan R$+,-.. Untuk kesimpulan, jika

R"#$% & ≥R$+,-. maka Ho ditolak artinya signifikan. Sebaliknya, jika R"#$% &≤

R$+,-. maka Ho diterima, artinya tidak signifikan.

d. Analisis Regresi Ganda

Dalam penelitian ini, analisis regresi ganda merupakan alat peramalan

nilai kontribusi dari kedua variable bebas terhadap variable terikat untuk

membuktikan ada atau tidak adanya hubungan kausalitas (fungsi kausal).

Untuk itu, digunakan rumus analisis regresi ganda, sebagai berikut:

Ŷ N O494 O 9 E

Keterangan:

Ŷ = nilai taksir Y (variable terikat) dari persamaan regresi

N = nilai konstanta

O4 = nilai koefisien regresi 94

O = nilai koefisien regresi 9

74 = variable bebas 74

7 = nilai koefisien regresi 7

E = predictor (pengganggu)

Untuk membantu menganalisis data, maka dalam penelitian ini

menggunakan program SPSS (Statistical Package of Social Science) sehingga

dapat diperoleh perhitungan statistic deskriptif, seperti: mean, standar deviasi,

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 1.2. Paradigma Penelitian
Tabel 3.1.
Tabel 3. 2 Penyebaran sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

ECDHP Elliptic Curve Diffie–Hellman Problem ECDLP Elliptic Curve Discrete Logarithm Problem ECDSA Elliptic Curve Digital Signature Algorithm ECIES Elliptic Curve Integrated

Dengan melihat keadaan daerah Magalau Hulu yang belum terjangkau jaringan listrik, merupakan alasan mendasar untuk memberdayakan potensi sungai Sampanahan di desa

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh market timing ability , stock selection skill, expense ratio dan tingkat risiko terhadap kinerja reksa dana saham di

Kinerja Zat Pemacu Pertumbuhan dari Cairan Rumput Laut Sargassum polycistum dalam Meningkatkan Pertumbuhan Kedelai (Glycine max L.. Jurnal Anatomi

Netralkan indera pengecap Anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.. Indikator

dan simbolik materi hidrolisis garam dalam courseware multimedia yang

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Osad Imron Rosadi 2014 Universitas

Hasil dari penelitian ini menunjukkan, dilihat dari faktor strategis internal dan eksternal usaha kecil tempe berada pada kuadran I atau strategi SO yaitu strategi agresif