• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

Agus Latif 0605535

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Model Pembelajaran

Learning Cycle 5E untuk

meningkatkan Penguasaan Konsep

Fisika Siswa SMA

Oleh Agus Latif

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Agus LAtif 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

(4)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Agus latif. (0605535). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA.

Hakikat penelitian ini membahas tentang peningkatan penguasaan konsep fisika menggunakan penerapan model Learning Cycle 5E yang dilakukan dengan metode quasi eksperimen dengan Nonequivalent Control Group Design terhadap siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Cirebon. Tujuan penelitian adalah mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa setelah penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dan mengetahui peningkatan tiap aspek penguasaan konsep siswa setelah penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Rata-rata hasil pre-test pada kelas eksperimen adalah 6,22 sedangkan hasil pre-test pada kelas kontrol sebesar 6,59. Rata-rata post-test pada kelas eksperimen adalah 12,28 sedangkan rata-rata post-test pada kelas kontrol adalah 10,22. Perolehan rata-rata gain dinormalisasi pada kelas eksperimen adalah 0,34 sedangkan rata-rata gain dinormalisasi pada kelas kontrol adalah 0,21. Dari hasil uji-t dan kriteria gain dinormalisasi serta mempertimbangkan hasil observasi disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E secara signifikan dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa, terutama pada dimensi kognitif aspek C2 dan dimensi pengetahuan aspek K2. Rekomendasinya adalah perlu diteliti terkait penguasaan konsep fisika siswa pada dimensi kognitif aspek C1 dan dimensi pengetahuan aspek K1 serta respon siswa terhadap pembelajaran tersebut.

(5)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Agus Latif. (0605535). Implementation of 5E Learning Cycle Model To Enhance Mastery of Physics Concepts High School Students.

This paper discusses the enhancement mastery of the physics concepts using the 5E Learning Cycle model of the implementatioN made by the method of quasi-experimental control group design with Nonequivalent to class XI in one of the high schools in the district of Cirebon. The research objective was to determine students' mastery of concepts improved after the implementation of the 5E Learning Cycle models and know every aspect of enhancement student mastery of concepts after the implementation of the 5E Learning Cycle. The average pre-test results on the experimental class was 6.22, while the pre-test on the control class at 6.59. The average post-test in the experimental class was 12.28, while the average post-test on the control class is 10.22. Acquisition average normalized gain in the experimental class is 0.34 while the average normalized gain the control class is 0.21. From the t-test results and criteria as well as considering the normalized gain observations concluded that the use of the 5E Learning Cycle models can significantly improve students' mastery of physics concepts, especially in the cognitive dimension of knowledge-dimensional aspects of C2 and K2 aspects. Recommendation is necessary to study physics student mastery of concepts related to the cognitive dimension of knowledge-dimensional aspects of C1 and K1 as well as aspects of students' response to the learning.

(6)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

DAFTAR PERSAMAAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Hipotesis ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Landasan Teori Model Learning Cycle 5E... 7

B. Model Learning Cycle 5E... 8

C. Penguasaan Konsep ... 13

D. Keterkaitan Pembelajaran Model Learning Cycle 5E dengan Penguasaan Konsep ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

B. Metode Penelitian ... 22

C. Variabel Penelitian ... 24

D. Definisi Operasional ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Prosedur dan Alur Penelitian ... 26

G. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Deskripsi Data Penelitian ... 41

2. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ... 41

3. Hasil Uji Hipotesis ... 43

a. Uji Normalitas ... 43

b. Uji Homogenitas Varians ... 45

c. Uji Hipotesis ... 46

(7)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan ... 48

1. Pembahasan Hasil Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ... 48

a. Analisis Peningkatan Dimensi Kognitif ... 49

b. Analisis Peningkatan Dimensi Pengetahuan ... 52

2. Pembahasan Uji Hipotesis ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(8)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Learning Cycle Model SCIS dan Model BSCS ... 9

Tabel 2.2 Aktivitas Guru dan Siswa pada Model Learning Cycle 5E ... 11

Tabel 2.3 Indikator Penguasaan Konsep ... 16

Tabel 2.4 Deskripsi Kategori Proses ... 17

Tabel 2.5 Perspektif Dua Dimensi Anderson dan Krathwohl ... 19

Tabel 2.6 Keterkaitan antara Tahapan pembelajaran dengan Indikator Penguasaan Konsep Fisika ... 20

Tabel 3.1 Skema Nonequivalent Control Group Design ... 23

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas ... 29

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ... 30

Tabel 3.4 Interpretasi Taraf Kesukaran ... 31

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda... 31

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen ... 32

Tabel 3.7 Distribusi Soal Tes pada Dimensi Kognitif... 34

Tabel 3.8 Distribusi Soal Tes pada Dimensi Pengetahuan ... 34

Tabel 3.9 Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi ... 35

Tabel 4.1 Rata-rata Penguasaan Konsep Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 41

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Gain Ternormalisasi Penguasaan Konsep Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 42

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Rata-rata Gain Ternormalisasi pada Kelas Eksperimen ... 44

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Rata-rata Gain Ternormalisasi pada Kelas Kontrol ... 44

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi ... 45

(9)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru ... 47 Tabel 4.8 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa ... 48 Tabel 4.9 Hasil Uji Gain Ternormalisasi untuk Masing-masing Aspek pada

Dimensi Kognitif ... 50 Tabel 4.10 Hasil Uji Gain Ternormalisasi untuk Masing-masing Aspek pada

(10)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Pembelajaran Learning Cycle 5E ... 11

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian... 27

Gambar 3.2 Alur Uji Statistik... 35

Gambar 4.1 Diagram Batang Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ... 42

Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa pada Dimensi Kognitif ... 50

Gambar 4.3 Diagram Batang Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa pada Dimensi Pengetahuan ... 53

Gambar 4.4 Diagram Rata-rata Pre-Test, Post-Test, dan Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 55

Gambar 4.5 Diagram Persentase Rata-rata Pre-Test, Post-Test, dan Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 55

(11)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 3.1 Koefisien Korelasi (Uji Validitas) ... 29

Persamaan 3.2 Koefisien Korelasi (Uji Reliabilitas) ... 30

Persamaan 3.3 Indeks Kesukaran ... 30

Persamaan 3.4 Indeks Daya Pembeda ... 31

Persamaan 3.5 Gain Ternormalisasi ... 35

Persamaan 3.6 Banyak Kelas (Aturan Sturges) ... 36

Persamaan 3.7 Panjang Kelas Interval (Aturan Sturges)... 37

Persamaan 3.8 Skor Rata-rata... 37

Persamaan 3.9 Standar Deviasi ... 37

Persamaan 3.10 Nilai z ... 37

Persamaan 3.11 Luas Daerah Tiap-tiap Kelas Interval ... 37

Persamaan 3.12 Frekuensi Ekspektasi ... 37

Persamaan 3.13 Rumus Chi-Kuadrat ... 37

Persamaan 3.14 Derajat Kebebasan ... 37

Persamaan 3.15 Nilai F ... 38

Persamaan 3.16 Rumus Uji-t ... 39

(12)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A. Perangkat Pembelajaran ... 64

B. Instrumen Tes ... 100

C. Lembar Observasi ... 195

D. Uji Statistik ... 200

(13)

1

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah proses pembelajaran fisika adalah: “Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi”.

Pengajaran sains di Indonesia, khususnya pada mata pelajaran fisika, dihadapkan pada sebuah fakta bahwa masih rendahnya kualitas pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, baik dalam proses maupun hasil belajar. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di sebuah sekolah menengah di daerah kabupaten Bandung pada tahun 2012, ditemukan fakta bahwa dalam pembelajaran fisika, guru lebih banyak menggunakan metode penyampaian informasi secara langsung, latihan soal, dan penugasan. Dengan metode pembelajaran seperti itu berimbas pada pencapaian penguasaan konsep yang ditunjukkan dari nilai pada tiap kelasnya rata-rata nilai siswa hanya berkisar antara 4,73. Nilai tersebut masih jauh dari kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 7,00.

Dapat diartikan di sini bahwa pembelajaran fisika seharusnya dapat menghantarkan siswa untuk dapat menguasai konsep-konsep dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah terkait dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di sini mengisyaratkan bahwa pembelajaran fisika harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal (memorizing) tentang konsep-konsep, melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami (to understand) konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu

(14)

2

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi (Dahar, 1989: 79).

Mengenai penguasaan konsep yang diperoleh dari proses belajar, Ausubel (Dahar, 1989) mengemukakan bahwa konsep dapat diperoleh melalui formasi konsep (concept formation) dan asimilasi konsep (concept assimilation). Formasi konsep erat kaitannya dengan perolehan pengetahuan melalui proses induktif. Dalam proses induktif anak dilibatkan belajar penemuan. Belajar melalui penemuan akan membuat apa yang dipelajari siswa bertahan lebih lama dibandingkan dengan belajar cara hafalan. Sedangkan perolehan konsep melalui asimilasi erat kaitannya dengan proses deduktif. Dalam proses deduktif, siswa memperoleh konsep dengan cara menghubungkan atribut konsep yang sudah dimilikinya dengan gagasan yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitifnya.

Pada studi pendahuluan yang penulis temukan, pembelajaran di kelas yang masih bersifat tradisional, yaitu pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher oriented). Dalam pembelajarannya di kelas guru masih merupakan pemeran utama, sedangkan siswa masih menjadi obyek yang pasif. Pembelajaran di kelas pada umumnya dilakukan hanya sebatas penyampaian materi dengan metode ceramah, penyampaian rumus dan latihan soal. Beberapa siswa kadang merasakan jenuh atas pembelajaran fisika di kelas yang lebih fokus terhadap persamaan matematis. Pembelajaran yang selama ini dilakukan di kelas sebatas penerapan rumus ke dalam soal-soal latihan fisika, setelah mengerjakan itu semua maka pembelajaran fisika dianggap selesai. Penanaman konsep hanya sebatas materi yang sekilas dilakukan oleh gurunya sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal serupa yang diberi modifikasi. Hal ini menunjukkan penguasaan konsep siswa yang perlu ditingkatkan.

(15)

3

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(learning cycle). Learning Cycle merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan konstruktivisme. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Science Curriculum Improvement Study (SCIS) USA pada tahun 70-an dengan menggunakan tiga fase yaitu fase exploration, fase invention, dan fase discovery. Kemudian dalam perkembangannya, istilah fase pada siklus belajar ini mengalami perubahan, yaitu fase eksplorasi (exploration), fase pengenalan konsep (concept introduction), dan fase aplikasi konsep (concept application). Pada tahun 1980, Rodger W. Bybee mengembangkan model

pembelajaran Learning cycle menjadi 5 fase yaitu: engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. Setiap fase "E" secara terurut

memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan konsep baru (Karnaz, 2008: 4). Kelima fase learning cycle ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan learning cycle 5E.

Model learning cycle 5E menggunakan pendekatan konstruktivis sebagaimana pendidikan di dunia (Ergin, 2012). Dalam perkembangannya, model pembelajaran learning cycle 5E mengalami perubahan menjadi 7E. Ada dua penambahan siklus

pada learning cycle 7E yaitu elicite dan extend. Model learning cycle 7E mengembangkan engagement ke dalam eliciting and engaging dan dua fase (elaboration dan evaluation) menjadi elaborating, evaluating, dan extending (Eisenkraft, 2003: 57). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model learning cycle 5E. Salah satu alasan penulis memilih model ini adalah sesuai

dengan pendapat Allen yang mengemukakan bahwa model learning cycle 5E tepat digunakan untuk seorang guru baru yang membutuhkan template pembelajaran yang terorganisir saling berkaitan. Karena penulis merupakan guru baru, maka penulis mencoba untuk menerapkan model pembelajaran learning cycle 5E sebagai template pembelajaran di kelas.

Kaynar (2009) juga menggunakan model learning cycle 5E dalam penelitian tentang sains. Secara umum, setiap model learning cycle pada intinya merupakan urutan instruksional yang sama induktif (Kaynar, 2009: 97). Namun, meski model learning cycle memiliki tentang langkah-langkah yang serupa, Hanuscin & Lee

(16)

4

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari konstruktivisme. Di samping itu, Nas (Kurnaz, 2008: 4) yang menjelaskan fakta bahwa siswa dan guru menemukan kesulitan dalam merancang dan menerapkan langkah 'elaborasi'. Langkah ini merupakan langkah keempat dari model learning cycle 5E yaitu elaboration. Karena 7E merupakan pengembangan dari 5E, maka langkah „elaborasi‟ menjadi kesulitan pada langkah keempat sampai keenam pada model learning cycle 7E yaitu elaborating, evaluating, dan extending. Dari pendapat Nas, pemilihan 5E dapat meminimalisir kesulitan dalam

fase pembelajaran. Beberapa pendapat ahli menjadi pendukung penerapan model learning cycle 5E dalam penelitian ini.

Kelebihan model learning cycle 5E antara lain merangsang siswa untuk membuat hubungan antara pengalaman belajar masa lalu dan sekarang, mengekspos konsepsi siswa, memberikan suatu kegiatan agar siswa dapat mengidentifikasi konsep yang dimiliknya sehingga dapat memfasilitasi perubahan konseptual, memberikan kesempatan bagi guru untuk memperkenalkan suatu konsep, proses, atau keterampilan tertentu sehingga guru dapat membimbing siswa ke arah pemahaman yang lebih dalam, guru dapat menantang dan memperluas pemahaman konsep dan keterampilan siswa melalui pengalaman baru sehingga siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan lebih luas melalui penggalian informasi dan keterampilan yang memadai, mendorong siswa untuk menilai pemahaman dan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan bagi guru untuk mengevaluasi kemajuan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan (Bybee: 2006). Lebih khusus dalam pembelajaran konsep fisika, Fish (Ergin, 2012) mengemukakan bahwa penerapan Learning Cycle 5E, dapat mengakibatkan: 1. Prestasi kemampuan fisika yang lebih baik, 2. Penguasaan konsep yang lebih baik, 3. Peningkatan sikap positif terhadap pelajaran fisika, 4. Peningkatan sikap positif terhadap proses pembelajaran fisika, 5. Peningkatan kemampuan penalaran, dan 6. Keterampilan proses yang lebih unggul.

Penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penerapan model Learning Cycle 5E dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, meningkatkan

(17)

5

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pula meningkatkan keinginan meneliti dan membantu siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran (Ergin: 2012).

Rasa ketertarikan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya membuat penulis ingin melakukan penelitian yang relevan terhadap model pembelajaran Learning Cycle 5E, yaitu dengan melihat peningkatan penguasaan konsep fisika melalui

penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E. Melalui penelitian ini, penulis juga berharap dapat memberikan sebuah deskripsi mengenai kelebihan-kelebihan penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E dalam meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa.

Atas dasar pemikiran tersebut maka penulis mengambil judul penelitian

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk meningkatkan

Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah penerapan model Learning Cycle 5E dapat lebih meningkatkan

penguasaan konsep fisika siswa daripada penerapan pembelajaran

konvensional?

2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep fisika siswa setelah penerapan pembelajaran model Learning Cycle 5E?

3. Bagaimana peningkatan tiap aspek penguasaan konsep fisika siswa setelah penerapan pembelajaran model Learning Cycle 5E?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep fisika siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

(18)

6

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengetahui peningkatan tiap aspek penguasaan konsep siswa setelah

penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru, penulis dan peneliti lainnya sebagai berikut ini.

1) Bagi Siswa

Penelitian ini bermanfaat bagi siswa karena dapat membantu siswa untuk meningkatkan penguasaan konsep pada mata pelajaran Fisika.

2) Bagi Guru

Penelitian ini bermanfaat bagi guru karena memberikan deskripsi implementasi pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E dalam meningkatkan penguasaan konsep fisika.

3) Bagi Penulis

Melalui penelitian ini penulis dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman di bidang penelitian, khususnya mengenai penggunaan model Learning Cycle 5E pada pembelajaran fisika.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hipotesis nol (H0: 1= 2)

Tidak terdapat peningkatan penguasaan konsep fisika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E. 2. Hipotesis satu (H1: 1>2)

(19)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian penelitian adalah seluruh siswa kelas XI-IPA tahun ajaran 2012/2013 pada salah satu SMA yang berada di kabupaten Cirebon.

Seluruh populasi diyakini memiliki tingkat kemampuan yang seragam berdasarkan hasil ulangan terakhir yang menunjukan keseragaman rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada tiap-tiap kelas, dengan diperkuat dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika di sekolah tersebut. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara acak dengan cara melakukan undian dari 3 kelas yang tersedia dan didapatkan dua buah kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu kelas XI-IPA 2 dan XI-IPA 3. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol juga dilakukan melalui undian dan diperoleh hasil kelas XI-IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-IPA 3 sebagai kelas kontrol.

B. Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 192), metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design, sehingga terdapat kelompok lain pada penelitian ini yang tidak dikenai eksperimen (pembelajaran dilakukan secara alami sebagaimana kebiasaan yang dilakukan sebelumnya) namun ikut mendapat pengamatan. Dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok kontrol ini, akibat yang diperoleh dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa dilakukan sehari-hari.

(20)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

dan tes yang dilakukan sesudah eksperimen disebut post-test. Pada penelitian ini kelompok eksperimen diberikan treatment dengan menerapkan Model pembelajaran Learning Cycle 5E dalam kegiatan pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol hanya diberikan pembelajaran seperti biasanya tanpa diberikan treatment apapun. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep fisika

siswa, setelah diberikan perlakuan, dilakukan uji gain dinormalisasi terhadap peningkatan yang diperoleh pada masing-masing kelas. Setelah itu dilakukan uji signifikansi skor gain dinormalisasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui apakah perbedaan yang diperoleh merupakan perbedaan yang signifikan. Instrumen yang digunakan sebagai pre-test dan post-test dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur pencapaian hasil belajar yang telah dilakukan judgement oleh dua orang dosen dan satu guru mata pelajaran fisika serta telah di uji cobakan terlebih dahulu. Pola Nonequivalent Control Group Design ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Skema Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pre-test Treatment Postest

Eksperimen O1 X1 O2

X2 = Pembelajaran konvensional

Perlakukan (treatment) yang diberikan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan menggunakan Model Learning Cycle 5E, diberikan sebanyak tiga pertemuan dengan berpatokan pada RPP dan LKS yang telah disusun sebelumnya. Adapun tiga pertemuan tersebut meliputi materi berikut ini: Pertemuan 1 : Tekanan Hidrostatis

(21)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

Pertemuan 3 : Prinsip Pascal

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas : Model Learning Cycle 5E

2. Variabel terikat : Penguasaan Konsep

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, diberikan penjelasan terhadap istilah-istilah tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Tahapan Learning Cycle 5E yang digunakan merupakan model belajar yang dikembangkan oleh Bybee (2006: 4) yang meliputi lima tahap, yaitu:

engagement (mengajak), exploration (menyelidiki), explanation

(menjelaskan), elaboration (memperluas), dan evaluation (menilai). Keterlaksanaan pembelajaran diukur dengan observasi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterlaksanaan proses pembelajaran adalah lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Dari data hasil observasi dapat dilihat berapa keterlaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan yang dinyatakan dengan persentase (%) keterlaksanaan pembelajaran.

(22)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

(1998). Penguasaan konsep fisika siswa dikatakan meningkat jika kategori Hake pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Sedangkan signifikansi peningkatan penguasaan konsep fisika yang diperoleh siswa dilihat dari rata-rata gain dinormalisasi dan dihitung dengan menggunakan uji-t.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi.

1. Tes

Menurut Arikunto (2001: 30) tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha program evaluasi. Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan ialah tes tertulis (paper and pencil test) yaitu berupa tes pilihan ganda dalam bentuk pre-test dan post-test (soal pre-test sama dengan soal post-test). Jumlah total soal tes yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebanyak 24 soal. Soal-soal tes yang diberikan merupakan soal tes yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar berdasarkan taksonomi Bloom, yang dibatasi pada dimensi kognitif C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (analisis) serta meliputi dimensi pengetahuan K2 (konseptual) dan K3 (prosedural).

2. Observasi Pembelajaran

Menurut Gulo (2000, dalam Saprudin, 2005: 30), observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Jadi pada dasarnya, pengumpulan data melalui observasi bertujuan untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis observasi, yaitu observasi kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan observasi keterlaksanaan model pembelajaran Learning Cycle 5E yang dilakukan guru. Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E.

(23)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

telah dilaksanakan oleh guru atau tidak. Observasi ini dibuat dalam bentuk cheklist. Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan tanda cheklist pada

tahapan-tahapan model pembelajaran Learning Cycle 5E yang dilakukan guru. Format observasi keterlaksanaan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat dilihat pada lampiran.

F. Prosedur dan Alur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji.

b. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi

pembelajaran dalam penelitian, hal ini dilakukan untuk mengetahui tujuan/kompetensi dasar yang hendak dicapai.

c. Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Skenario

Pembelajaran mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian sesuai dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E. d. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. e. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

f. Survei kelapangan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui observasi, angket dan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika yang ada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa di sekolah tempat penelitian dilaksanakan, kondisi sekolah seperti sarana dan prasarana yang tersedia, kondisi sistem pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika di sekolah tersebut.

g. Menentukan sampel penelitian.

(24)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

i. Mengkonsultasikan dan men-judgement instrumen penelitian kepada dua orang dosen dan satu orang guru mata pelajaran fisika yang ada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

j. Menguji coba instrumen penelitian yang telah di judgement di sekolah lain yang setara/setingkat dengan sekolah tempat penelitian.

k. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan soal yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ialah menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E sebanyak tiga seri pembelajaran, setiap seri pembelajaran meliputi:

a. Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengukur tingkat kecakapan berpikir rasional siswa sebelum diberi perlakuan (treatment)

b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E melalui kegiatan laboratorium pada pokok bahasan yang

dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian, yaitu fluida statik.

c. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan obervasi terhadap kinerja siswa selama pembelajaran dan terhadap keterlaksanaan model pembelajaran Learning Cycle 5E yang dilakukan guru pada format observasi yang telah disediakan.

d. Memberikan tes akhir (post-test) untuk mengukur tingkat kecakapan berpikir rasional siswa setelah diberi perlakuan.

3. Tahap Akhir

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pre-test dan post-test serta menganalisis instrumen tes lainnya.

b. Membahas Hasil Penelitian

c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

(25)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

Alur Penelitian dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

G. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengukur atau mengetahui instrumen yang akan digunakan apakah telah memenuhi syarat sebagai alat pengambil data atau belum. Instrumen tersebut layak untuk digunakan setelah dilakukan analisis terhadap Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran.

PENDAHULUAN PERENCANAAN &

(26)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

1. Analisis Uji Tes

a. Analisis validitas instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan perumusan:

  

Sedangkan Interpretasi Validitas berdasarkan perhitungan dengan

menggunakan rumus di atas ditunjukkan pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2

Interpretasi Validitas

Nilai r Interpretasi

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

b. Analisis reliabilitas instrumen

(27)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

adalah dengan menggunakan metoda belah dua (split half). Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan perumusan:

r11 =

r11 = reliabilitas instrumen r

2 1 2

1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Sedangkan interpretasi reliabilitas berdasarkan perhitungan dengan

menggunakan rumus di atas ditunjukkan tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3.3

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi

c. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.

Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:

… (3.3)

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Jx = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Sedangkan interpretasi tingkat kesukaran butir soal berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas ditunjukan tabel 3.4 berikut ini.

x

(28)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

Tabel 3.4

Interpretasi Taraf Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

0,00 – 0,29 Soal sukar

0,30 – 0,69 Soal sedang

0,70 – 1,00 Soal mudah

Arikunto (2001: 210)

d. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Arikunto, 2007: 211):

DP = Indeks Daya Pembeda

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas JB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Sedangkan interpretasi tingkat kesukaran butir soal berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas ditunjukan tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kualifikasi

0,00 – 0,19 Jelek

0,20 – 0,39 Cukup

0,40 – 0,69 Baik

0,70 – 1,00 Baik Sekali

Negatif Tidak baik, harus dibuang

(Arikunto 2001: 213)

(29)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

pengambil data atau belum. Instrumen tersebut layak untuk digunakan setelah dilakukan analisis terhadap Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran.

Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di kabupaten Cirebon kelas XI-IPA pada pokok bahasan fluida statis pada bulan Maret. Instrumen yang diuji coba berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda berjumlah 26 soal. Hasil judgement instrument dapat dilihat pada lampiran.

Dari hasil uji coba tersebut kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut. Perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan butir soal yang meliputi perhitungan validitas tes, perhitungan reliabilitas tes, perhitungan daya pembeda, dan perhitungan tingkat kesukaran, menggunakan rumus-rumus yang sudah dikemukakan sebelumnya. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Hasil perhitungan daya pembeda, tingkat kesukaran dan validitas tes, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen

No Soal

Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Ket Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

(30)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

No Soal

Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Ket Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

15 0,59 Cukup 0,31 Sedang 0,63 Baik Digunakan mempunyai validitas rendah, dan dua butir soal yang mempunyai validitas sangat rendah. Secara umum seluruh instrumen rata-rata memiliki validitas yang cukup. Untuk soal yang memiliki validitas rendah diperbaiki sedangkan soal yang memiliki validitas sangat rendah dibuang.

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran pada tiap butir soal, diperoleh butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar sebanyak empat butir soal, 20 butir soal yang mempunyai kategori sedang, dan dua butir soal mempunyai kategori mudah. Berdasarkan rekapitulasi di atas dapat dikatakan pada umumnya tingkat kesukaran soal instrumen yang digunakan memiliki tingkat kesukaran sedang.

(31)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

membedakan antara kelompok siswa berkemampuan tinggi dan rendah. Sementara itu 1 butir soal yang mempunyai kategori daya pembeda jelek dibuang.

Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda belah dua (split half). Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai reliabilitas perangkat tes sebesar 0,87. Nilai tersebut dapat dikategorikan reliabilitas perangkat tes sangat tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan memiliki keajegan yang sangat baik.

Berdasarkan hasil analisis di atas dan hasil judgement dari dosen ahli maka diputuskan bahwa butir soal yang digunakan sebagai instrumen penilaian aspek kognitif adalah sebanyak 26 soal. Adapun distribusi soal tes tersebut pada dimensi kognitif pada Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7

Distribusi Soal Tes pada Dimensi Kognitif

No Dimensi Kognitif Nomor Soal Banyak soal

1 Pemahaman (C2) 1, 2, 3, 7, 10, 15, 16,

17,18, 24 10

2 Penerapan (C3) 8, 9, 13, 14, 25, 26 6

3 Analisis (C4) 4, 6, 11, 12, 19, 20, 21, 22 8

Jumlah 24

Sedangkan distribusi soal tes pada dimensi pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Distribusi Soal Tes pada Dimensi Pengetahuan

No Dimensi Pengetahuan Nomor Soal Banyak soal

1 K2 (konseptual) 1, 2, 3, 6, 8, 10, 11, 12, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 24 17

2 K3 (prosedural) 4, 7, 9, 13, 14, 25, 26 7

Jumlah 24

2. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian antara lain data nilai tes (pre-test dan post-tes), data observasi kinerja siswa, data observasi keterlaksanaan model

(32)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

(pre-test dan post-tes), sedangkan data-data lainnya digunakan sebagai penunjang dalam pengolahan data. Data observasi kinerja siswa digunakan untuk menilai sejauh mana siswa mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan oleh guru selama pembelajaran berlangsung, data observasi keterlaksanaan model pembelajaran Learning Cycle 5E digunakan sebagai gambaran kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

Efektivitas model Learning Cycle 5E dalam meningkatkan hasil belajar siswa dicari dengan menghitung rata-rata gain dinormalisasi berdasarkan kriteria efektivitas pembelajaran menurut Hake (1998). Rumus yang digunakan untuk menghitung gain dinormalisasi adalah:

awal

Interpretasi terhadap nilai gain dinormalisasi ditunjukan oleh tabel 3.9 berikut. Tabel 3.9

Interpretasi Nilai Gain Dinormalisasi Nilai <g> Klasifikasi

<g>  0,70 Tinggi

0,30 < <g> < 0,70 Sedang

<g>  0,30 Rendah

Setelah nilai rata-rata gain dinormalisasi untuk kedua kelompok diperoleh, maka selanjutnya dapat dibandingkan untuk melihat efektivitas penerapan model Learning Cycle 5E. Jika hasil rata-rata gain dinormalisasi dari suatu pembelajaran

lebih tinggi dari hasil rata-rata gain dinormalisasi dari pembelajaran lainnya, maka dikatakan bahwa pembelajaran tersebut dapat lebih meningkatkan suatu kompetensi dibandingkan pembelajaran lain (Mergendoller, 2005: 59).

(33)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

Gambar 3.2 Alur Uji Statistik

Jika instrumen yang telah dibuat telah valid dan reliabel, maka instrumen tersebut diberikan kepada siswa dalam kelas eksperimen. Dan setelah instrumen diberikan kepada kelas eksperimen lantas dilakukan pengolahan data sebagai berikut:

a. Uji normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji kenormalan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Uji normalitas ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah sampel telah dapat mewakili populasi atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan tes kecocokan chi-kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menyusun data skor gain yang diperoleh ke dalam tabel distribusi frekuensi, dengan susunan berdasarkan kelas interval. Untuk menentukan banyak kelas interval dan panjang kelas setiap interval digunakan aturan Sturges yaitu sebagai berikut:

a) Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log N ... (3.6)

DATA

UJI NORMALITAS UJI WILCOXON

UJI HOMOGENITAS

PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN UJI -t

KESIMPULAN

Tidak

(34)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

b) Menentukan panjang kelas interval (P)

kelas

2) Menentukan skor rata-rata dengan menggunakan rumus:

N X

X

i … (3.8)

dengan X yaitu skor rata-rata, Xi yaitu skor setiap siswa dan N yaitu jumlah siswa.

3) Menghitung standar deviasi dengan rumus:

1

4) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan menggunakan rumus z skor:

Z = ̅ … (3.10)

5) Menghitung luas daerah tiap-tiap kelas interval sebagai berikut:

2 1 I I

I   … (3.11)

dengan I yaitu luas kelas interval, I1 yaitu luas daerah batas atas kelas interval, I2 yaitu atas daerah bawah kelas interval.

6) Menentukan frekuensi ekspektasi:

Ei = N x I … (3.12)

7) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat:

(35)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

8) Membandingkan harga χ2 hitungdengan χ2tabel.. Jika χ2 hitung< χ2tabel, data berdistribusi normal

Jika χ2

hitung> χ2tabel, data tidak berdistribusi normal

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji karakteristik sampel dalam menjawab soal sebagai instrumen penelitian yang digunakan apakah sama atau tidak. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1) Menentukan varians data gain skor.

2) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus:

dk = n – 1 … (3.14)

3) Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)

k nilainya lebih besar dan s2k yaitu varians yang nilainya lebih kecil.

4) Menentukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi. Jika Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen.

Jika Fhitung > Ftabel maka kedua sampel tidak homogen

c. Uji Hipotesis dengan Uji – t

Setelah diketahui varian kedua kelompok homogen, maka pengolahan data dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji-t dimaksudkan untuk mengetahui Signifikansi perbedaan dua rata-rata (mean) yang berpasangan. Untuk menguji hipotesis antara mean skor kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yang berpasangan pada tingkat signifikansi tertentu berdasarkan hipotesis pada bab 1, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t satu pihak.

(36)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

B = Selisih rata-rata nilai eksperimen dan kontrol SB = Standar deviasi selisih kedua data

n = jumlah data

Setelah nilai thitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan ttabel. Akan diuji pasangan hipotesis:

H0 : μB = 0 H1 : μB > 0

dengan pengujian hipotesis:

Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika thitung < ttabel, maka H1 ditolak dan H0 diterima.

d. Uji Wilcoxon

Jika pada uji normalitas menghasilkan data dengan distribusi yang tidak normal, maka pengolahan data dilakukan secara statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan Uji Wolcoxon. Langkah-langkah yang dilakukan dengan Uji Wicoxon adalah:

1) Membuat daftar rank.

2) Menentukan nilai W, yaitu bilangan yang paling kecil dari jumlah rank positif dan jumlah rank negatif, nilai W diambil salah satunya.

3) Menentukan nilai W dari tabel. Jika N > 25, maka nilai W dihitung dengan

x = 2,5758 untuk taraf signifikasi 1%

(37)

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

Pengujian Hipotesis:

(38)

60

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, serta analisis dan pembahasan data maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran learning cycle 5E secara signifikan dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa daripada pembelajaran konvensional.

2. Penggunaan model pembelajaran learning cycle 5E pada kelas eksperimen mempunyai nilai penguasaan konsep yang lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

3. Pada dimensi kognitif, hasil pada kelas eksperimen menunjukkan penguasaan konsep fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol pada aspek C2. Pada dimensi pengetahuan, hasil pada kelas eksperimen menunjukkan penguasaan konsep fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol pada aspek K2.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pada penelitian selanjutnya, yaitu antara lain:

1. Pelaksanaan model pembelajaran learning cycle 5E dalam kegiatan

pembelajaran fisika yang telah dilakukan pada penelitian ini tidak cukup dilakukan 2 jam pelajaran pada setiap pertemuannya, sehingga bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama, perlu diperhatikan lebih jauh lagi mengenai penggunaan waktu yang lebih efisien dan efektif.

(39)

61

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fase engagement lebih di intensifkan lagi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

3. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam melaksanakan fase elaboration, rata-rata siswa menemukan kesulitan dalam menemukan solusi yang cepat dan tepat dalam memecahkan permasalahan dalam mengembangkan konsep pada fase elaboration, sehingga pada fase elaboration dibutuhkan waktu yang sangat banyak dan efektif.

4. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam membuat lembar kerja siswa (LKS)

pada fase elaboration, khususnya pada alat dan bahan untuk eksperimen pengembangan konsep, sebaiknya dibuat dengan melihat berbagai aspek lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa. Sehingga LKS bisa dikerjakan dengan baik oleh siswa berdasarkan bahan dan alat yang tersedia di lingkungan tersebut.

5. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam melakukan pengukuran

keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle 5E, lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle 5E harus dibuat sedemikian sehingga lembar observer tersebut merupakan gambaran yang tepat dan akurat untuk mewakili keterlaksanaan model pembelajaran Learning Cycle 5E.

6. Hendaknya juga dikembangkan penelitian lebih lanjut dengan melakukan penghitungan untuk melihat kemampuan pada dimensi kognitif (C) dan dimensi pengetahuan (K) lainnya. Sehingga bisa menyeluruh dalam melihat hasil pembelajaran model learning cycle 5E terhadap penguasaan konsep. 7. Hendaknya juga dikembangkan penelitian lebih lanjut bukan hanya melihat

(40)

62

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing; A revision of Bloom’s Taxonomy of Education

Objectives. New York: Addison Wesley Lonman Inc.

Arikunto, S. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bybee, R.W., Taylor, J.A., Gardner, A., Van Scotter, P., Powell, J.C., Westbrook, A., dan Landes, N. (2006). The BSCS 5E Instructional Model: Origins and Effectiveness. [Online]. Tersedia: www.bscs.org. [7 September 2012]

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Ergin, I. (2012). “Constructivist Approach Based 5E Model and Usability Instructional Physics”. Latin American Journal Physics Education. 6, (1), 14-20.

Hake, R.R. (1998). Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics Courses. Dalam Journal of Physics Education Research [Online], Vol 66, 11 halaman. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf [1 Januari 2010]

Hirça, N., Çalik, M., dan Seven, S. (2011).”Effects of Guide Materials Based on 5E Model on Students‟ Conceptual Change and Their Attitudes towards Physics: A Case for „Work Power and Energy Unit”. Journal of Turkish Science Education. 8, (1), 153-158.

(41)

63

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lawson, A.E. (1995). Science Teaching and the Development of Thinking. Belmont: Wadsworth Publishing Company.

Liu, T.-C., Peng, H., Wu, W.-H.,& Lin, M.-S. (2009). The Effects of Mobile Natural-science Learning Based on the 5E Learning Cycle: A Case Study.

Educational Technology & Society, 12 (4), 344–358.

Lorsbach, A.W. (2002). The Learning Cycle as A tool for Planning Science

Instruction. [Online]. Tersedia:

http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.html [5Januari 2013] Mergendoller, J.R., dam Thomas, J.W. (2000). Managing Project Based

Learning: Principles from The Field. Novato, CA: Buck Institute for

Education.

Panggabean, L.P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sadi, Ozlem dan Çakiroğlu, Jale (2009). Effects of 5E Learning Cycle on

Students’ Human Circulatory System Achievement: Journal of Applied Biological

Sciences 4 (3): 63-67, 2010

Saprudin. (2004). Pengembangan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah

Untuk Meningkatkan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak

Diterbitkan.

Sudjana, N. 2005. Metoda Statiska. Bandung: Tarsito.

(42)

64

Agus Latif, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA

Gambar

Tabel 4.10 Hasil Uji Gain Ternormalisasi untuk Masing-masing Aspek pada Dimensi Pengetahuan ........................................................................
Gambar 2.1 Siklus Pembelajaran Learning Cycle 5E ......................................
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Gambar 3.1  Bagan Alur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Belakangan ini, ia telah menerbitkan sebuah monograf tentang sebuah nilai Islam: konsep amar ma'ruf nahyi munkar – Memerintah kebaikan dan melarang hal-hal

Sesuai dengan teori Vitruvius, struktur yang diterapkan tidak hanya bertindak sebagai wujud kekuatan bangunan (firmitas) saja, namun dengan struktur tersebut dapat

Data primer adalah data yang ada dalam penelitian ini hasil dari penerapan strategi permainan bahasa dengan kartu aksara yang disusun dalam perlatihan membaca permulaan

Unsur penting dalam memenangkan persaingan perusahaan harus mengerti dengan benar masalah yang berkaitan dengan pembiayaan, terutama memahami perilaku biaya. Tingkah laku biaya

Kesimpulan dan Saran : penelitian ini membukt ikan adanya hubungan obesitas dengan harga diri pada remaja, diharapkan pada responden untuk melakukan program penurunan berat badan

Seandainya dilihat secara utuh, baik dalam konteks keseluruhan pemikiran Ibnu Taimiyyah maupun dalam konteks di mana kalimat yang dikutip tersebut maka para pembaca yang jujur

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan penanganan diare pada balita di Rumah Sakit Bhayangkara H. Samsoeri Mertojoso

S 3 yaitu jarak yang ditempuh bola setelah menumbuk dinding BD dan sebelum memasuki lubang... Terdapat suatu engsel licin yang menghubungkan kedua ujung batang