• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN BAHASA PADA MASYARAKAT KELURAHAN SUKAPURA, KECAMATAN KIARACONDONG, KOTA BANDUNG :Studi Sosiolinguistik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMILIHAN BAHASA PADA MASYARAKAT KELURAHAN SUKAPURA, KECAMATAN KIARACONDONG, KOTA BANDUNG :Studi Sosiolinguistik."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PEMILIHAN BAHASA PADA MASYARAKAT

KELURAHAN SUKAPURA, KECAMATAN

KIARACONDONG, KOTA BANDUNG

(STUDI SOSIOLINGUISTIK)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Konsentrasi Linguistik

oleh

Dewi Khusnul Khotimah

0907391

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pemilihan Bahasa Pada Masyarkat

Kelurahan Sukapura, Kecamatan

Kiaracondong, Kota Bandung

(Studi Sosiolinguistik)

Oleh

Dewi Khusnul Khotimah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Dewi Khusnul Khotimah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DEWI KHUSNUL KHOTIMAH

PEMILIHAN BAHASA PADA MASYARAKAT

KELURAHAN SUKAPURA, KECAMATAN KIARACONDONG, KOTA

BANDUNG

(STUDI SOSIOLINGUISTIK)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd

NIP 196201091987032002

Pembimbing II,

Afi Fadilah, M.Hum

NIP 197911162008012011

diketahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

Dr. Dadang S. Anshori, S.Pd., M.Si

(4)

vi

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Pemilihan bahasa pada masyarakat Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung” ini memaparkan bagaimana masyarakat tutur di Kelurahan Sukapura dalam memilih kode bahasa untuk berinteraksi pada berbagai ranah dengan berbagai orang di berbagai kepentingan yang ada. Kelurahan Sukapura dipilih sebagai lokasi penelitian ini karena merupakan daerah dengan masyarakat yang heterogen, multikultur, dan multilingual. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan wujud pemilihan variasi kode bahasa pada masyarakat tutur di Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, memaparkan faktor-faktor yang menjadi penentu pemilihan bahasa itu sendiri, mengungkap adanya persitiwa alih kode dan campur kode dalam tuturannya dengan mendeskripsikan faktor-faktor yang menjadi penentu. Pada masyarakat tutur di Kelurahan Sukapura. Untuk mengungkap akar permasalahan, maka penelitian ini menggunakan pendekatan Sosiolinguistik dan metode kualitatif. Sumber data diperoleh dari tuturan pada peristiwa tutur di ranah keluarga, ranah pekerjaan, ranah pergaulan, ranah pendidikan, dan ranah keagamaan. Teknik yang digunakan untuk mengolah data yaitu menggunakan metode simak, metode libat dan metode cakap. Data yang berhasil disediakan dan telah diklasifikasikan, selanjutnya di paparkan secara jelas lalu dianalisis. Temuan pada penelitian ini menunjukan bahwa ada tiga kode bahasa yang dominan digunakan oleh masyarakat tutur Kelurahan Sukapura, ketiga kode tersebut yaitu kode Bahasa Indonesia (BI), kode Bahasa Sunda (BS), dan Kode Bahasa Jawa (BJ). Faktor penentu dalam pemilihan bahasa itu sendiri yaitu faktor situasi tutur, faktor peserta tutur, dan faktor norma. Pada pemilihan kode bahasa di setiap peristiwa tutur muncul fenomena alih kode dengan kode BI, BS, dan BJ, fenomena campur kode dengan kode BI, BS, BJ, dan bahasa asing (BA). Perubahan pemilihan kode bahasa yang terjadi pada peristiwa tutur akibat adanya fenomena alih kode dan campur kode ini, karena faktor bahasa ibu (B1) penutur, keterbatasan penutur dalam penggunaan kode bahasa, penggunaan istilah yang populer, dan kehadiran penutur ketiga dalam peristiwa tutur.

(5)

vii

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The study, entitled " Selection of language in society Sukapura Village , District Kiaracondong , City of Bandung " is explained how the speech community in the Village Sukapura in choosing the language code to interact in a variety of domains with different people in a variety of interests that exist . Sukapura urban villages selected for this study because it is an area with a heterogeneous society , multicultural , and multilingual . The purpose of this study was to describe the form of the election code of language variation in the speech community in the Village Sukapura , Kiaracondong District , City of Bandung , explained the factors that determines the selection of the language itself , revealed a mixed event code switching and code in the speech by describing the factors - a decisive factor . In the speech community in the Village Sukapura . To uncover the root of the problem , this study uses qualitative approaches and methods Sociolinguistics . Sources of data obtained from the speech at the event said in the family realm , the realm of employment , social realm , the realm of education , and religious realm . The technique used to process the data that refer to the method , the method involved and competent method . Successful data provided and has been classified , the next in the mentioned clearly and then analyzed . The findings in this study indicate that there are three dominant language code used by the speech community Sukapura Village , the third code is a code Indonesian ( BI ) , Sundanese language code ( BS ) , and the Java language code ( BJ ) . The deciding factor in the selection of the language itself is factor explained the situation , said participants factor , and the factor norm . At the election of the language code in any event said the phenomenon appeared over the code with BI , BS , and BJ , the phenomenon of mixed code with BI , BS , BJ , and foreign language ( BA ) . Changes in the election code of language that occurs in said event due to the phenomenon of code switching and code is mixed , because of the mother tongue ( B1 ) speakers , limitations in the use of code language speakers , the popular use of the term , and the presence of three speakers in the said event .

Keywords : language selection , society the village Sukapura , code switching ,

mixed code .

(6)

Vii

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMBANG ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Batasan Masalah ... 5

3. Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian... 6

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

(7)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B.Konsep Sosiolinguistik, Masyarakat Tutur, Kedwibahasaan dalam

Pemilihan Bahasa ... 12

1. Sosiolinguistik Menurut Para Pakar ... 12

2. Pemilihan Bahasa ... 13

3. Ranah ... 14

4. Variasi Bahasa ... 15

5. Alih kode dan Campur kode ... 17

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 20

1. Profil Kelurahan Sukapura ... 20

a. Sejarah Kelurahan Sukapura ... 20

b. Batas-Batas wilayah Kelurahan Sukapura ... 21

c. Data Kependudukan ... 21

d. Letak Geografi ... 23

2. Populasi dan Sampel... 25

B. Desain Penelitian ... 25

C. Metode Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Analisis Data ... 30

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Profil Situasi Kebahasaan Masyarakat Kelurahan Sukapura ... 32

1. Situasi Kebahasaan ... 34

a. Bahasa Indonesia ... 34

b. Bahasa Sunda ... 35

c. Bahasa Jawa ... 36

2. Ranah Pemilihan Bahasa ... 37

(8)

ix

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Ranah Keagamaan ... 39

c. Ranah Pergaulan ... 41

d. Ranah Pendidikan... 43

e. Ranah Pekerjaan... 44

B.Wujud Variasi Kode dalam Pemilihan Bahasa pada Masyarakat Sukapura 1. Kode yang Berwujud Bahasa ... 48

a. Bahasa Indonesia ... 48

b. Bahasa Sunda ... 51

c. Bahasa Jawa ... 54

2. Kode yang Berwujud Dialek ... 57

a. Bahasa Sunda Dialek Bandung ... 58

b. Bahasa Sunda Dialek Non Bandung ... 59

3. Kode yang berwujud Tingkat tutur... 59

a. Tingkat Tutur Akrab ... 59

b. Tingkat Tutur Halus ... 60

4. Kode yang Berwujud Ragam... 61

a. Ragam Formal ... 62

b. Ragam Informal ... 62

C.Faktor Sosial yang Menentukan Pemilihan Bahasa ... 63

1. Peserta Tutur ... 64

a. Jenis Kelamin ... 64

b. Usia ... 66

c. Pendidikan ... 68

d. Tingkat Keakraban ... 69

2. Norma ... 69

3. Situasi Tutur ... 70

(9)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Campur Kode dengan Kode Dasar Bahasa Indonesia ... 71

b. Campur Kode dengan Kode Dasar Bahasa Sunda ... 73

c. Campur Kode dengan Kode Dasar Bahasa Jawa ... 75

2. Wujud Alih Kode a. Alih Kode dengan Kode Dasar Bahasa Indonesia ... 76

b. Alih Kode dengan Kode Dasar Bahasa Sunda ... 77

c. Alih Kode dengan Kode Dasar Bahasa Jawa ... 78

E. Faktor Sosial Penentu Alih Kode dan Campur Kode Pada Masyarakat kelurahan Sukapura 1. Bahasa Ibu Peserta Tutur ... 79

2. Penggunaan Kode yang Tidak Lancar ... 80

3. Pemilihan Leksikon Populer ... 81

4. Kehadiran Penutur Ketiga ... 82

5. Tingkat Keakraban Peserta Tutur... 83

6. Bahasa yang Dipilih Mitra Tutur ... 85

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN A.SIMPULAN ... 87

B.SARAN ... 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

1

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I akan dipaparkan latar belakang dalam penelitian ini,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

menfaat penelitian, dan struktur organisasi. Berikut adalah pemaparan lebih jelas

dari setiap bagian.

A. Latar Belakang Penelitian

Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan pihak yang

berkomunikasi, informasi yang dikomunikasikan, dan alat komunikasi (Alwasilah,

1993: 8). Selanjutnya, Webster’s New Collegiate Dictionary memberikan

pengertian komunikasi sebagai suatu proses dengan informasi sesama individual

yang ditukarkan melalui sistem simbol, tanda, atau tingkah laku yang bersifat

umum (Alwasilah, 1993: 8).

Bahasa merupakan sistem simbol untuk berkomunikasi. Bahasa akan

benar-benar berfungsi apabila pikiran, gagasan, dan konsep diacu atau

diungkapkan melalui kesatuan hubungan yang bervariasi dari sistem simbol,

sistem tersebut dimiliki bersama baik oleh penutur maupun penanggap tutur

(Alwasilah, 1993: 70). Sistem simbol yang digunakan masyarakat Indonesia

cenderung bervariasi. Masyarakat Indonesia umumnya menguasai dan memakai

lebih dari dua bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti halnya masyarakat daerah lain di Indonesia, masyarakat Sukapura

memiliki kondisi kebahasaan yang hampir sama. Bandung merupakan salah satu

daerah yang dihuni oleh penduduk dengan penguasaan bahasa lebih dari satu.

(11)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sedikitnya ada dua bahasa yang lazim dipakai masyarakat Sukapura di

daerah Kota Bandung, yaitu bahasa Sunda sebagai bahasa ibu, dan bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional. Secara khusus, di Kelurahan Sukapura, selain

kedua bahasa tersebut, ada bahasa daerah lain yang digunakan sehari-hari.

Umumnya bahasa Jawa digunakan khusus pada kalangan masyarakat yang berasal

dari daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur. Bahasa Padang digunakan khusus pada

kalangan masyarakat yang berasal dari Sumatera Barat. Ada pula bahasa asing

lainnya yang digunakan oleh kalangan warga tertentu.

Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi antarindividu. Adanya dua

bahasa atau lebih di suatu daerah menunjukkan kemungkinan adanya beberapa

faktor yang menyebabkan hal tersebut. Faktor penyebab pertama, banyaknya

masyarakat yang berpindah tempat tinggal, dari daerah asalnya ke daerah lainnya

dengan membawa bahasa yang dimilikinya, sehingga kebiasaan ataupun

komunikasi yang terjalin di ranah tertentu masih menggunakan bahasa yang

dibawanya dari daerah asalnya.

Faktor kedua, masyarakat bahasa dituntut untuk menguasai banyak bahasa

agar tidak ada hambatan dalam berkomunikasi. Semakin banyaknya pendatang di

daerah Bandung yang menetap dengan tidak memahami bahasa Sunda, menjadi

faktor penyebab adanya penggunaan banyak bahasa.

Dalam situasi seperti ini, pemilihan bahasa dapat terjadi jika masyarakat di

daerah penelitian memiliki banyak bahasa yang ditimbulkan oleh banyaknya

masyarakat pendatang yang tinggal di daerah tersebut. Misalnya saja, seorang ibu

yang berasal dari tanah Sumatera sedang berkomunikasi dengan anak atau

suaminya dalam ranah keluarga ia lebih memilih menggunakan bahasa daerahnya

Sumatera dengan alasan masih menjaga kedekatan keluarga dengan menggunakan

bahasa ibunya. Lain hal nya jika seorang ibu tadi sedang bertutur dengan tetangga

atau penjual sayur, bukan bahasa Sumateranya yang dipakai tetapi bahasa yang

(12)

3

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pemilihan bahasa tentu bergantung kepada faktor – faktor yang sudah kita

kenal, seperti siapa yang berbicara, siapa lawan bicaranya, topik apa yang sedang

dibicarakan, dan dimana peristiwa tutur itu terjadi (Sumarsono, 2010: 199).

Penggunaan bahasa juga harus melihat situasi kebahasaan dengan menyesuaikan

kondisi mitra tutur. Berikut ini adalah cuplikan tuturan dalam Ranah Pekerjaan.

Konteks : Percakapan antara Kepala Reporter (P1)Ferry (30 tahun), kameramen (P3) mance (34 tahun), dengan staf muda (P2), Dewi (22 tahun) dalam situasi non formal pada ranah pekerjaan.

P1 : Wi, kenapa belum pulang?

P2 : Belum kang, nanti nunggu ujan reda aja. P1 : Bisi kabaseuhan nyak?hahahaha...

Takut kebasahan ya? (ketawa) P2 : Iya, soalnya kan naik angkot. P1 : Naha?gak bawa motor?

P2 : Enggak, tadi kan dianter perginya. P1 : kusaha? P1 : Yaudah nanti pulangna bareung weh.

Pemilihan kode BI pada tuturan di atas antara kepala reporter dengan staf

divisi dalam situasi nonformal atau bisa dikatakan akrab. Tetapi jika dilihat secara

jelas pada tuturan: Bisi kabaseuhan nyak? Pertanyaan itu dijawab oleh P2 dengan

tuturan: Iya, soalnya kan naik angkot. Pertanyaan dari P1 sebetulnya masih

menggunakan kode BS namun karena mendengar lawan tuturnya P2 menjawab

dengan kode BI, maka tuturan berikutnya yang dituturkan oleh si penutur itu

penggunakan kode BI, hal ini lazim disebut alih kode, meskipun pada

(13)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

„kenapa‟ yang berasal dari BS, ini menandakan bahwa penutur belum menghilangkan kode BS dalam tuturannya pada situasi akrab.

Tuturan di setiap ranah yang bisa terjadi menimbulkan bahasa yang

berbeda-beda sangat penting dikaji, karena dengan itu bisa diketahui alasan yang

digunakan penutur untuk menggunakan suatu bahasa di sebuah ranah. Penelitian

pemilihan kode bahasa ini, dapat secara jelas mendeskripsikan sebuah hasil yang

memuaskan dan mencapai tujuan demi mengetahui bahasa apa yang dipilih oleh

masyarakat tutur Kelurahan Sukapura, yang heterogen, multikultur, dan

multibahasa.

Kelurahan Sukapura itu sendiri, berada di wilayah Kecamatan

Kiaracondong, Kota Bandung, yang memiliki 15 RW dan 109 RT, dengan jumlah

penduduk 27.612 orang, Kelurahan Sukapura juga merupakan daerah yang

dikelilingi oleh tempat-tempat penting bagi sentra perindustrian dan ekonomi

Jawa Barat, seperti PT.PINDAD (RW 11), PJTV (RW 10), Sentra Bubut (RW 2),

Sentra Keramik (RW 1), dan sejumlah sekolah serta universitas (RW 5, 10, dan

11). Lingkungan yang dapat dikatakan padat karena setiap bulannya terdapat 50

sampai 60 orang yang datang dan menetap di kelurahan Sukapura dan sebagian

besar ditempati oleh kaum pendatang ini sangat cocok untuk menjadi lokasi

penelitian.

Pemilihan kode tuturan oleh penutur masyarakat kelurahan Sukapura

dalam penelitian ini didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan berikut. Pertama,

sejauh pengamatan penulis belum pernah ada penelitian yang secara khusus

memfokuskan pengkajian pada pemilihan bahasa pada masyarakat tutur

Kelurahan Sukapura.

Kedua, dikaji dari pandangan Sosiolinguistik, kontak bahasa yang terjadi

pada masyarakat dwibahasa seperti dengan adanya dua kode bahasa atau lebih

yang digunakan dalam satu konteks yang tepat sangat menarik untuk diteliti.

(14)

5

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

masyarakat dwibahasa pada pemilihan bahasa yang tepat dalam penggunaannya.

Ketidak tepatan pemilihan variasi kode tentu saja dapat menimbulkan berbagai

masalah. Oleh karena itu, pemilihan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi

merupakan hal yang sangat penting.

Paparan di atas menunjukkan rumitnya penggunaan bahasa beserta

variasinya pada masyarakat Kelurahan Sukapura, yang merupakan masyarakat

dwibahasa. Karena sebagian penduduk yang mendiami daerah tersebut merupakan

masyarakat pendatang. Oleh karena itu, kajian yang mendalam terhadap

permasalahan wujud pemilihan kode bahasanya, serta faktor-faktor penentunya

pada tuturan masyarakat tutur Kelurahan Sukapura menjadi hal yang penting

untuk dilakukan.

B. Masalah Penelitian

Pada bagian masalah, akan dibahas identifikasi masalah, batasan masalah,

dan rumusan masalah. Semua hal di atas akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikerucutkan menjadi beberapa

permasalahan yang terjadi dan teridentifikasi sebagai berikut.

a. Penutur akan memilih kode bahasa yang tepat saat bertutur di berbagai

konteks dan situasi tutur.

b. Kebocoran diglosia dapat disebabkan oleh banyaknya bahasa yang dipahami

dan dipilih oleh masyarakat tutur.

c. Kaum urban yang menetap di Kota Bandung menjadi faktor banyaknya

pemilihan bahasa dalam setiap ranah yang terjadi.

(15)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Batasan terhadap masalah yang akan diteliti perlu diberikan agar penelitian

ini lebih terarah dan terhindar dari penyimpangan. Batasan masalah tesebut

meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Masyarakat tutur yang menjadi responden dalam penelitian ini hanya pada

masyarakat yang berasal dari daerah Sunda dan Jawa yang saat ini menetap di

Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.

b. Konteks tuturan dalam penelitian ini mencakup pada ranah keluarga, ranah

keagamaan, ranah pergaulan, pendidikan, dan ranah pekerjaan.

c. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Sosiolinguistik.

3. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini dirumuskan masalah-masalah yang nantinya akan

dianalisis pada bagian pembahasan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Bagaimana profil situasi kebahasaan masyarakat di Kelurahan Sukapura,

Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung?

2. Bagaimana wujud variasi kode bahasa dalam pemilihan bahasa pada

masyarakat di Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota

Bandung?

3. Bagaimana wujud alih kode dan campur kode yang terjadi sebagai bentuk

pemilihan bahasa pada masyarakat di Kelurahan Sukapura, Kecamatan

Kiaracondong, Kota Bandung?

4. Faktor-faktor sosial apakah yang menjadi penentu variasi kode, alih kode dan

campur kode dalam masyarakat Kelurahan Sukapura, Kecamatan

Kiaracondong, Kota Bandung?

(16)

7

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini untuk

memaparkan dan menjelaskan hal-hal sebagai berikut.

1. Memaparkan profil situasi kebahasaan masyarakat di Kelurahan Sukapura,

Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.

2. Mendeskripsikan wujud variasi kode bahasa dalam pemilihan bahasa pada

masyarakat di Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.

3. Mengungkap wujud alih kode dan campur kode yang terjadi sebagai bentuk

pemilihan bahasa pada masyarakat di Kelurahan Sukapura, Kecamatan

Kiaracondong, Kota Bandung.

4. Mengungkap faktor sosial yang menjadi penentu variasi kode, alih kode dan

campur kode dalam masyarakat Kelurahan Sukapura, Kecamatan

Kiaracondong, Kota Bandung.

5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini meliputi dua jenis, pertama manfaat secara

teoretis dan kedua manfaat praktis. Keduanya akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap perkembangan ilmu Sosiolinguistik di Indonesia, khususnya diharapkan

akan diperoleh sebagian deskripsi pemilihan bahasa pada masyarakat multibahasa

di Indonesia, selanjutnya penelitian ini juga dapat menghasilkan model analisis

pemilihan bahasa yang memanfaatkan ilmu linguistik dan Sosiologi, hal ini jelas

memperkaya khazanah Sosiolinguistik yang dapat dikembangkan lagi menjadi

penelitian di masyarakat tutur lain.

(17)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian mengenai pemilihan bahasa ini bermanfaat dalam hal berikut.

Pertama, dengan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh deskripsi mengenai

wujud pemilihan bahasa dan faktor penentu pemilihan bahasa pada masyarakat

multibahasa di Indonesia, khususnya pada tuturan masyarakat di Kelurahan

Sukapura, Kecamatan Kiaracondong serta faktor-faktor sosial penentunya.

Kedua, melalui deskripsi mengenai faktor-faktor penentu pemilihan bahasa

yang diungkap melalui penelitian ini diharapkan bermakna bagi upaya pembinaan

dan pengembangan ilmu bahasa, baik yang menyangkut bahasa Indonesia maupun

bahasa-bahasa lainnya.

6. Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian ini diawali dengan Pendahuluan sebagai Bab I. Pada bab ini

diuraikan secara terperinci tentang latar belakang dan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, ruang lingkup penelitian, metode dan langkah kerja penelitian, serta

diakhiri dengan struktur organisasi yang menggambarkan tata urutan penyajian

skripsi ini.

Pada Bab II, yakni Tinjauan Pustaka, terdapat tiga hal pokok yang

disampaikan. Ketiga hal tersebut adalah (1) penelitian-penelitian sebelumnya,

yakni bagian yang menguraikan kajian penulis-penulis yang berhubungan dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh linguis terdahulu; (2) landasan teori, yakni

bagian yang memaparkan teori-teori yang menjadi landasan dalam kajian

penelitian ini; dan (3) asumsi dasar dari penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini akan dibahas secara

mendalam pada Bab III, yakni bab tentang Metode Penelitian. Dalam bab ini

diuraikan secara lengkap pendekatan penelitian, lokasi penelitian, data, sumber

data, metode pengumpulan data, metode analisis data, definisi operasional dan

(18)

9

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam Penelitian ini akan dibahas

dalam bab IV, dibagi menjadi dua poin penting dalam pembahasannya. Kedua hal

tersebut yaitu (1) mengenai wujud pemilihan bahasa dalam ranah, yang akan

dipaparkan secara rinci menurut ranah-ranah yang ada, (2) faktor-faktor yang

menjadi penentu pemilihan bahasa.

Untuk mengakhiri keseluruhan pembicaraan dalam tulisan ini, disajikan

(19)

20

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab III akan dipaparkan objek penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

dan teknik analisis data. Berikut adalah pemaparan lebih jelas dari setiap bagian.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Pada bagian ini dibahas dua hal utama, yaitu (1) lokasi penelitian serta (2)

populasi dan sampel. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1. Profil Kelurahan Sukapura

Pada profil kelurahan Sukapura akan dipaparkan sejarah, batas-batas

wilayah, daftar kependudukan, dan letak geografis.

a. Sejarah Kelurahan Sukapura

Sebelum terbentuk menjadi kelurahan, Sukapura dahulunya merupakan

daerah yang hanya berbentuk lingkungan. Daerah Sukapura terbentuk seiring

terbentuknya Kecamatan Kiaracondong di Kota Bandung. Setelah penetapan

Kiaracondong menjadi kecamatan, Sukapura dijadikan sebagai kelurahan sesuai

dengan keputusan daerah Perda Pemkot No. 4 tahun 1975 yang menjadikan

Lingkungan Sukapura ini menjadi daerah administratif kota berbentuk kelurahan.

Lurah pertama Kelurahan Sukapura ini yaitu (Alm) Bapak Sarkam.

Dahulu Kelurahan Sukapura tidak banyak memiliki penduduk yang tinggal

(20)

21

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

merupakan daerah pesawahan dan perkebunan milik warga dan miliki PT

PINDAD. Saat ini Kelurahan Sukapura memiliki 15 RW dan 109 RT, sesuai

dengan laporan data kependudukan Kelurahan Sukapura, pada bulan Juni tercatat

bahwa Kelurahan Sukapura memiliki jumlah penduduk sebesar 27.582 orang.

Pada tahun 2000an seiring dengan pendirian industri-industri besar yang

mengelilingi Kelurahan Sukapura, banyak pendatang yang tinggal di Kelurahan

Sukapura, membuka lahan tempat tinggal dan secara permanen tinggal dan

menetap di Kelurahan Sukapura dengan segala alasan dan kepentingan.

b. Batas-batas Wilayah Kelurahan Sukapura

Kelurahan Sukapura memiliki batas-batas wilayah secara administratif

yang sampai saat ini belum memiliki dasar hukum dan telah memiliki peta

wilayah yang sah dari kecamatan. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan

Sukapura tertuang dalam tabel 3.1 dibawah ini.

Batas Kelurahan Kecamatan

Sebelah utara Kebon Jayanti Kiaracondong

Sebelah selatan Sekejati Margaasih

Sebelah timur Kebon Kangkung Kiaracondong

Sebelah barat Sekejati Margaasih

Tabel 3.1 Batas Wilayah Kelurahan Sukapura

c. Data Kependudukan

Kelurahan Sukapura memiliki jumlah penduduk kurang lebih sekitar

27.583 orang. Setiap bulannya terdapat penduduk yang datang dan pergi, pada

bulan Juni tercatat ada 50 orang yang datang dan menetap di Kelurahan Sukapura,

dan ada 47 orang yang pergi atau pindah dari Kelurahan Sukapura. Kelurahan

Sukapura memiliki 14.099 orang penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan

(21)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

negara Indonesia, ada sekitar 16 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan 14

orang yang berjenis kelamin perempuan yang berwarganegara campuran.

Etnis sunda dan etnis jawa mendominasi jumlah kependudukan yang ada

ETNIS LAKI-LAKI PEREMPUAN

(22)

23

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Ternate - -

Jumlah 14,115 orang 13.497 orang

Tabel 3.2 Daftar Etnis Penduduk Kelurahan Sukapura

d. Letak Geografi

Secara geografis kelurahan Sukapura berada dalam wilayah adiministratif

Kota Bandung. Kota Bandung sendiri terletak pada koordinat 107° BT and 6° 55’

LS. Luas Kelurahan Sukapura adalah 540.649 hektare. Kelurahan Sukapura ini

secara geografis terletak di tengah-tengah Kota Bandung, dengan demikian

sebagai lokasi yang strategis, Kelurahan Sukapura mempunyai nilai strategis

dibandingkan daerah-daerah di sekitarnya.

Kelurahan Sukapura memiliki bentuk wilayah datar atau berombak sebesar

50 % dari total keseluruhan luas wilayah. Ditinjau dari sudut ketinggian tanah,

kelurahan Sukapura berada pada ketinggian 500 m di atas permukaan air laut.

Suhu maksimum dan minimum di Kelurahan Sukapura berkisar 36 derajat celcius,

sedangkan dilihat dari segi curah hujan berkisar 45 hari.

Penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat multilingual, yaitu di

(23)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

karena masyarakatnya yang heterogen. Maksud dari heterogen yaitu beragamnya

latar belakang etnis yang tinggal dan menetap di daerah penelitian ini. Gejala

pemilihan bahasa akan lebih mudah dideteksi mengingat masyarakat di Kelurahan

Sukapura banyak melakukan komunikasi dengan berbagai kalangan di berbagai

kepentingan.

Lokasi penelitian ini sengaja dipilih karena merupakan daerah transisi dari

masyarakat desa menuju masyarakat kota. Percepatan proses transisi itu juga

didukung oleh mobilitas penduduk yang cukup tinggi karena di kawasan

perindustrian di tengah kota yang strategis. Dengan demikian banyak masyarakat

pendatang dari daerah lain untuk kepentingan apapun tinggal dan menetap di

daerah tersebut, hal tersebut memudahkan penelitian pemilihan bahasa

berlangsung.

Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan situasi

kebahasaan di wilayah tersebut dengan khazanah bahasa (linguistic repertoar)

yang mempunyai keunikan, yakni Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, dan Bahasa

Indonesia yang digunakan dalam interaksi sosial. Daerah Sukapura yang

dimaksud sebagai lokasi dalam penelitian ini adalah wilayah yang secara

geografis terletak di Kecamatan Kiaracondong yang merupakan zona multietnis

(antara masyarakat pendatang dari Jawa, keturunan Sunda dan pendatang dari

daerah lain).

2. Populasi dan Sampel

Sugiyono (2001: 55) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Senada dengan pendapat Sugiyono mengenai Populasi,

Nazir (2005: 271) menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari individu

(24)

25

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Populasi penelitian ini mencakup seluruh peristiwa tutur yang dilakukan

oleh masyarakat Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.

fokus penelitian ini dibatasi oleh lima ranah sosial,yakni ranah keluarga, ranah

keagamaan, ranah pergaulan, ranah pendidikan, dan ranah pekerjaan.

Sugiyono (2001: 56) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel pada penelitian ini

berkonsentrasi pada beberapa individu yang dianggap mampu mewakili kriteria

penelitian. Sampel penelitian ini terdiri dari masyarakat yang bertutur

menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Bahasa Sunda.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan serangkaian kegiatan di

lapangan mulai dari penjajakan lokasi penelitian, studi orientasi, dan dilanjutkan

dengan studi secara terfokus. Data dirancang dengan menggunakan pendekatan

wawancara mendalam dan observasi.

Penelitian kualitatif biasanya memiliki desain penelitian yang bersifat

sementara karena disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Pernyatan tersebut

ditegaskan Moleong (2002: 7) bahwa penelitian kualitatif menyusun desain yang

secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Jadi, tidak

menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak

dapat diubah lagi.

Untuk memperjelas kerangka awal penelitian, dibuatlah desain berupa

bagan alur penelitian dalam bentuk bagan berikut (adaptasi model Miles dan

(25)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1 Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

Pemilihan bahasa dalam masyarakat tutur sangat erat hubungannya dengan

nilai-nilai sosial budaya dari masyarakat tersebut. Oleh karena itu, pengkajian

pada penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik dan merupakan

sebuah penelitian lapangan (field reseach). Kode Bahasa dalam Masyarakat Sukapura

Pengumpulan Data

(1)Metode Simak (2)Metode Cakap (3)Metode Catat

Penyajian Data

(1)Profil situasi kebahasaan (2)Wujud variasi kode bahasa

(3)Wujud alih kode dan Campur kode

Pereduksian Data

-Transkripsi Data Tuturan

-Klasifikasi data sesuai dengan rumusan masalah -Analisis Data sesuai dengan rumusan masalah -Penafsiran Data untuk Mengungkap Faktor

Sosial Budaya Penentu Alih Kode, Campur Kode, dan Pemilihan Bahasa.

Penyimpulan Data

Hasil Analisis: Pemilihan Bahasa dalam

(26)

27

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002: 3) mendifinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Untuk mengungkap makna dari gejala pemilihan bahasa, penelitian ini

menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Penelitian ini juga menggunakan ancangan deskriptif karena tujuan yang

hendak dicapai sehubungan dengan topik penelitian ini adalah memaparkan atau

memberikan gambaran mengenai pemilihan bahasa dalam masyarakat tutur, yakni

pada masyarakat tutur Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota

Bandung.

D. Definisi Operasional

Berikut merupakan definisi operasional yang bertujuan untuk menafsirkan

terhadap istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

a. Pemilihan bahasa adalah memilih suatu bahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi antara penutur dengan mitra tutur yang ada di Kelurahan

Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung dengan

mempertimbangkan latar sosial dan konteks ranah yang terjadi.

b. Situasi kebahasaan adalah karakteristik keadaan berbahasa pada masyarakat

di suatu wilayah komunikasi yang ditandai dengan adanya bahasa yang

digunakan disertai informasi wilayah kebahasaannya.

c. Ranah pemakaian bahasa adalah suatu keadaan atau gambaran antara

partisipan, topik yang dibicarakan, dan tempat dalam penggunaan bahasa

sebagai sarana berkomunikasi pada masyarakat tutur Kelurahan Sukapura,

Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.

d. Variasi kode bahasa adalah memilih suatu pilihan kode bahasa yang sama

yang disebabkan oleh adanya interaksi sosial antara penutur dwibahasa yang

(27)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Alih kode adalah penggunaan lebih dari satu bahasa oleh seorang

dwibahasawan/multibahasawan yang bertutur dengan cara memilih salah satu

kode bahasa yang disesuaikan dengan keadaan.

f. Campur kode adalah perubahan bahasa dalam sebuah tuturan oleh seorang

dwibahasawan ke penutur dwibahasa lainnya tanpa adanya perubahahan

situasi.

g. Kelurahan Sukapura merupakan sebuah kelurahan yang berada di

Kiaracondong, Kota Bandung, yang masyarakatnya menguasai lebih dari satu

bahasa dan menggunakan lebih dari satu bahasa dalam berkomunikasi.

E. Instrumen Penelitian

Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung kepada alat

pengumpulan data yang digunakan (instrumen) serta sumber data. Instrumen pada

penelitian ini berupa pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam pada

responden.

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kartu data untuk mencatat

tuturan yang berhasil di rekaman. Kartu data ini terdiri atas enam bagian, yaitu (1)

nomor data, diambil dari urutan data pada lampiran, (2) bahasa yang digunakan

pada tuturan, (3) ranah yang digunakan saat tuturan berlangsung, (4) konteks dari

tuturan, (5) kutipan tuturan yang terjadi, dan (6) analisis data tuturan. Berikut ini

merupakan format kartu data dan contoh analisis data yang berasal dari rekaman.

No. Data

sesuatu pada situasi santai di ranah keluarga.

Tuturan (5) :

P1:le..ambilin ibu terigu ing Ndhuwur lemari ‘le...ambilkan ibu terigu di atas lemari’ P2: yang ini bu?

(28)

29

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ‘ya...sudah kamu makan dulu saja’

P2: ora iso, aku dah terlambat ni bu ‘ tidak, aku udah terlambat ini bu’ P1: lah..piye to le..terus mangan dimana? ‘lah...gimana ini le...terus makan dimana?’ P2: di sakolah we bu

‘di sekolah saja bu’ P1: yo wes hati-hati nyak.. ‘ya sudah hati-hati yah’

Analisis (6) :Tuturan di atas menggunakan kode dasar BJ dengan situasi non

formal atau ragam santai, terjadi pada ranah keluarga antara anak dan ibu. Pada tuturan di atas terjadi fenomena alih kode antara kode BJ ke kode BI, terlihat pada tuturan P1: le..ambilin ibu terigu ing Ndhuwur lemari yang dijawab oleh

anaknya dengan kode BI P2: yang ini bu?. Tuturan dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Jawa seperti yo wes ‘ya sudah’, mangan ‘makan’,

piye ’gimana’, ndhuwur ‘atas’, dan ora iso ‘tidak bisa’. P2 menggunakan kode BI dan BS dalam tuturannya, ini dibuktikan dengan adanya leksikon yang, ini,

terlambat, dan aku dengan diselingi kode BS seperti pada leksikon we, nyak, dan sakola.

Tabel 3.3 Contoh Kartu Data

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan seorang

peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan. Pada langkah pengumpulan

data, terdapat bermacam-macam cara. Salah satu macam teknik pengumpulan data

tersebut yaitu dengan melakukan observasi atau disebut juga teknik simak yang

digunakan di dalam penelitian ini. Teknik observasi merupakan metode penelitian

yang dilakukan dengan cara mengamati objek kajian dalam konteksnya. Metode

ini dilakukan oleh peneliti Sosiolinguistik dengan cara melihat perilaku berbahasa

di dalam suatu peristiwa tutur. Penggunaan teknik observasi ini membuktikan

bahwa setiap perilaku berbahasa hanya benar-benar dapat disaksikan dalam situasi

yang sebenarnya dan berada di dalam konteks yang ada.

Metode observasi pada penelitian ini menggunakan dua teknik lanjutan,

yaitu teknik simak libat cakap dan teknik simak bebas libat cakap. Pada teknik

(29)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembicaraan tersebut. Sementara itu, pada teknik bebas libat cakap, peneliti tidak

terlibat atau tidak ikut serta dalam suatu peristiwa tutur, tetapi hanya

mendengarkan tuturan dari sebuah peristiwa tutur.

Di dalam teknik simak libat cakap, peneliti ikut berpartisipasi dalam

peristiwa tutur dan merekam tuturan tersebut dalam sebuah alat perekam yang

disembunyikan sehingga anggota tutur yang lain tidak mengetahui bahwa

tuturannya sedang direkam. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tuturan yang

alami dan tidak dibuat-buat. Di dalam teknik simak bebas libat cakap, peneliti

tidak ikut berpartisipasi dalam peristiwa tutur, namun hanya mendengarkan,

mencatat hal-hal yang relevan, dan merekam tuturan dalam peristiwa tutur

tersebut.

Selain menggunakan metode observasi, metode wawancara juga

digunakan di dalam penelitian ini, wawancara bertujuan untuk menyajikan

pertanyaan secara lisan yang tiba-tiba hadir dalam fikiran ingin ditanyakan kepada

responden. Pada penelitian ini, digunakan metode wawancara informal, yaitu

pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi

bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan pada responden

(Moleong, 2002: 136).

G. Analisis Data

Untuk menganalisis data penelitian ini, perlu melalui beberapa tahap, yaitu

pertama data diidentifikasi sesuai keragaman pemilihan bahasa. Pada tahap ini

peneliti memutar ulang hasil rekaman dan mengidentifikasi hasil rekaman

berdasarkan kode bahasa yang digunakan di dalam peristiwa tutur tersebut.

Reduksi data ini bermanfaat untuk mendapatkan data yang masuk dalam kategori

penelitian, yakni tuturan dengan pemilihan bahasa tertentu dalam setiap ranah

(30)

31

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kedua, data ditranskripsi. Pada transkripsi data ini, peneliti hanya

mentranskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Maksudnya

adalah peneliti tidak mentranskripsikan semua hasil rekaman secara mendetail

hal-hal yang tidak relevan, misalnya transkripsi fonetik pada tuturan.

Setelah dilakukan transkripsi hasil rekaman dan hasil wawancara, langkah

selanjutnya adalah mengklasifikasi data yang berasal dari hasil rekaman pada

kartu data. Pengelompokan ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang

berasal dari keragaman bahasa yang dipilih berdasarkan ranah pemakaian saat

berlangsungnya peristiwa tutur dan berdasarkan komponen tutur.

Data yang diperoleh dari hasil klasifikasi kemudian dianalisis

berdasarkan ranah pemakaian bahasa yang berujung pada pilihan bahasa yang

digunakan oleh penutur masyarakat Kelurahan Sukapura. Hasil analisis tersebut

menggambarkan bagaimana masyarakat tutur di Kelurahan Sukapura itu dalam

memilih suatu bahasa untuk berkomunikasi di setiap ranah pemakaiannya.

Sementara itu, data yang berasal dari wawancara akan diarahkan untuk

menafsirkan faktor-faktor sosial yang muncul sebagai penentu dalam pemilihan

bahasa, tentunya dengan melihat konteks sosial yang melatar belakanginya,

seperti dengan siapa dia bertutur, di mana ia bertutur, dan latar belakang sosial

penutur. Hasil analisis tersebut ditelusuri lebih lanjut, diinterpretasikan, dan

dikaitkan dengan analisis sebelumnya. Hasil analisis memberi gambaran tentang

bahasa yang dipilih oleh masyarakat tutur yang ada di Kelurahan Sukapura,

tentunya dengan memaparkan faktor-faktor yang melatarbelakangi dalam

pemilihan bahasa tersebut.

Langkah terakhir dari hasil analisis ini yaitu menyimpulkan. Simpulan ini

didapat dari hasil analisis semua data yang telah diperoleh, mengenai wujud

pemilihan bahasa pada masyarakat tutur di Kelurahan Sukapura dalam setiap

ranah pemakaiannya, kemudian menyimpulkan apa yang menjadi faktor penentu

(31)

87

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V akan dipaparkan simpulan dari hasil temuan penelitian pada

bab sebelumnya dan akan dipaparkan saran atau rekomendasi untuk penelitian

selanjutnya. Berikut adalah pemaparan lebih jelas dari setiap bagian.

A. Simpulan

Setelah melakukan beberapa tahap penelitian, memaparkan, dan

membahas hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik

simpulan dari penelitian Pemilihan Bahasa dalam Masyarakat Tutur di Kelurahan

Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung sebagai berikut.

1. Profil situasi kebahasaan pada masyarakat Kelurahan Sukapura, Kecamatan

Kiaracondong, Kota Bandung ditandai dengan adanya kontak bahasa yang

menjadikan masyarakatnya sebagai masyarakat yang bilingual dan

multilingual. Dengan adanya kenyataan tersebut, maka data dari peristiwa

tutur dalam berbagai ranah pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kode

yang berwujud bahasa yang dominan digunakan dalam komunikasi pada

masyarakat Kelurahan Sukapura terdiri atas beberapa kode. Kode yang

ditemukan pada masyarakat Kelurahan Sukapura adalah kode yang berupa

Bahasa Indonesia (BI), Bahasa Jawa (BJ), dan Bahasa Sunda.

2. Ranah pemilihan bahasa pada masyarakat Kelurahan Sukapura yaitu ada lima

ranah yang mengacu pada penelitian Greenfield. Lima ranah tersebut antara

lain (1) ranah keluarga, (2) ranah pendidikan, (3) ranah pekerjaan, (4) ranah

keagamaan, dan (5) ranah pergaulan. Pengaruh ranah dalam pemilihan bahasa

pada masyarakat Kelurahan Sukapura terpola berdasarkan kelima ranah

tersebut. Hal ini sangat berdampak pada hubungan antarpenutur, latar, pokok

(32)

88

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam keenam ranah tersebut, terutama pada ranah pergaulan, pendidikan dan

pekerjaan, sedangkan kode BS dan kode BJ dominan digunakan pada ranah

Keluarga dengan situasi tutur santai atau non formal.

3. Variasi kode dalam penelitian ini meliputi (1) kode yang berwujud bahasa,

yaitu BI, BS, dan BJ; (2) kode yang berwujud dialek meliputi Bahasa Sunda

dialek Bandung dan dialek non Bandung; (3) kode yang berwujud tingkat

tutur, yaitu tingkat tutur halus dan tingkat tutur akrab; (4) kode yang

berwujud ragam meliputi ragam formal dan ragam informal. Dari semua yang

terungkap dalam penelitian ini menunjukan bahwa selain sebagai masyarakat

multibahasa, masyarakat Kelurahan Sukapura juga merupakan masyarakat

yang diglosik.

4. Faktor sosial yang menjadi penentu adanya variasi kode pada pemilihan

bahasa di masyarakat Kelurahan Sukapura yaitu peserta tutur (penutur, mitra

tutur, penutur ketiga) yang masing-masing memilih kode bahasa sesuai

dengan konteks tuturannya, yang kedua yaitu norma penutur sendiri yang

sampai saat ini masih memegang teguh adanya etika dalam berbahasa yang

ada kaitannya dengan norma sosial, dan yang ketiga yaitu situasi tutur.

5. Komponen yang menjadi faktor penentu adanya pemilihan bahasa pada

penutur masyarakat Kelurahan Sukapura yaitu jenis kelamin peserta tutur,

usia, pendidikan, dan tingkat keakraban. Penutur tidak akan mengabaikan

kondisi mitra tuturnya yang menyangkit hubungan antarpenutur dan mitra

tutur. Hubungan ini menyangkut status sosial seperti jenis kelamin, pekerjaan,

dan usia, dan juga berhubungan dengan status kedekatan yang terjalin antara

penutur dan mitra tutur. Faktor yang paling menentukan dan mempengaruhi

adanya pemilihan bahasa pada masyarakat Kelurahan Sukapura yaitu faktor

tingkat keakraban yaitu yang menyangkut dengan jarak sosial antara penutur

dan mitra tutur yang dapat dilihat dari cara pemilihan bahasa yang digunakan

(33)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6. Selain adanya variasi bahasa dalam pemilihan bahasa pada masyarakat

Kelurahan Sukapura, fenomena campur kode dan alih kode pun tak luput

menjadi sebuah pembahasan dalam penelitian ini. Fenomena campur kode

pada penelitian ini meliputi campur kode dengan kode dasar Bahasa

Indonesia, campur kode dengan kode dasar Bahasa Sunda, dan campur kode

dengan kode dasar Bahasa Jawa. Dari ketiga kode dasar tersebut, ditemukan

beberapa kode bahasa lain yang digunakan pada peristiwa tutur yang terjadi.

Kode bahasa yang disisipi pada kode dasar tersebut, diantaranya seperti

Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, dan Bahasa

Jawa. Peristiwa campur kode yang berhasil ditemukan terjadi antara BI ke BS,

BI ke BA, BS ke BI, BS ke BA, BJ ke BI, dan BJ ke BS.

7. Pada peristiwa peralihan bahasa pada penelitian ini, digunakan tiga kode

dasar bahasa, yaitu kode dasar Bahasa Indonesia, kode dasar Bahasa Sunda,

dan kode dasar Bahasa Jawa. Kode dasar pada penelitian ini, yaitu kode

bahasa yang digunakan pertama kali pada sebuah peristiwa tutur yang terjadi.

Peristiwa alih kode yang berhasil ditemukan terjadi antara kode BI ke BS, BI

ke BJ, BS ke BI, dan BJ ke BI.

8. Setelah kita menelusuri adanya fenomena alih kode dan campur kode pada

peristiwa tutur yang berhasil di dapat, maka ditemukan faktor-faktor yang

melatarbelakangi adanya fenomena campur kode dan alih kode, seperti

bahasa ibu peserta tutur, penggunaan kode yang tidak lancar sehingga

mengharuskan penutur beralih ke bahasa lain yang lebih dikuasainya,

pemilihan kode yang sedang marak digunakan atau populer, kehadiran

penutur ketiga, tingkat keakraban peserta tutur, dan bahasa yang dipilih mitra

tutur.

B. Saran

(34)

90

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Penelitian ini hendaknya dilanjutkan dengan adanya peluasan batasan pada

penelitian yang serupa. Jika pada penelitian ini dibatasi hanya pada

masyarakat yang berasal dari daerah sekitar pulau Jawa saja, untuk penelitian

selanjutnya disaranakan agar bisa meneliti masyarakat yang berasal dari

daerah lain yang ada dan menetap di Kelurahan Sukapura, sehingga

pemilihan bahasa pada masyarakat tutur dapat semakin terlihat.

2. Dilihat dari segi keilmuan Sosiolinguistik, ada kemungkinan terjadi fenomena

diglosia pada masyarakat multibahasa, terutama pada masyarakat tutur

Kelurahan Sukapura yang belum diungkap pada penelitian ini. Untuk itu,

diperlukan penelitian lanjut agar dapat diteliti lebih mendalam. Penelitian

seperti ini sangat bermakna dalam upaya pembinaan dan pengembangan

bahasa nasional dan bahasa daerah.

3. Pada masyarakat keturunan seperti Kelurahan Sukapura, penggunaan kode BI

lebih dominan dipilih dalam beberapa peristiwa tutur dengan berbagai ranah

yang terjadi, hal ini menyebabkan adanya gejala-gejala pergeseran bahasa

daerah pada masyarakat tutur, hal ini juga menarik jika diteliti lebih dalam

lagi. Penelitian seperti itu sangat bermakna dalam upaya pembinaan dan

pengembangan bahasa, mengingat kedudukan setiap bahasa sudah tidak lagi

(35)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.

Aslinda. dan Syafyahya L. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.

Alamsyah, Teuku, dkk. 2008. “Pemilihan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pertama Anak Dalam Keluarga Masyarakat Aceh Penutur Bahasa Aceh”. Jurnal. Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Blom, Jan-Petter dan John J. Gumperz (Eds.). 1972. “Social Meaning in

Linguistic Structure: Code-Switching in Norway.” Dalam Gumperz dan Hymes. 1972. Direction in Sociolinguistics. New York: Holt, Rinehart, and Winston.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. dan Agustina Leonie. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama.

Fasold, Ralph. 1984. The Sociolinguistics of Society. Oxford: Basil Blackwell.

Fasya, Mahmud. 2009. “Pemilihan Bahasa dalam Masyarakat Sunda: Studi Kasus di Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung”. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Groesjean, Francois. 1982. Life with Two Languages. Cambridge: Harvard University Press.

Ibrahim, Abdul Syukur. 1993. Kapita Selekta: Sosiolinguistik. Surabaya: Usaha Nasional.

Maryono, Dwiraharjo. (2001). Bahasa Jawa Krama. Surakarta: Pustaka Cakra.

(36)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mutmainnah, Yulia. 2008. “Pemilihan Kode Dalam Masyarakat Dwibahasa: Kajian Sosiolinguistik Pada Masyarakat Jawa Di Kota Bontang Kalimantan Timur”. Tesis. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Nababan, P. W. J. 1977. “Language Interference in Multilingual Societies”. Dalam A. Yap (ed.). Language Education in Multilingual Societies.

Nazir, Moh. Ph.D, 2005, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Ohoiwutun, Paul. 2007. Sosiolinguistik. Jakarta: Kesaint Blanc.

Poedjosoedarmo, Soepomo, Th. Kunjana, Gloria Soepomo, dan Alip Suharso. 1979. Tingkat Tutur Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Rahardi, Kunjana. 2010. Kajian Sosiolinguistik. Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Rokhman, Fathur. 2007. Sosiolinguistik, Pemilihan Bahasa, dan Masyarakat Multilingual. [online]. Tersedia: http://fathur-linguistik.blogspot.com/ [16 September 2013]

Sholihatin, Anis. 2008. “Pemilihan Kode Pada Masyarakat Keturunan Arab Di Noyontaan, Kota Pekalongan: Kajian Sosiolinguistik”. Tesis. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Subyakto, S. Utomo. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono ( 2001 ). Metode Penelitian Bisnis, Bandung, CV. Alfabeta

Sumarsono. 1990. “Pemertahanan Bahasa Melayu Loloan Bali”. Disertasi. Depok: Universitas Indonesia.

Sumarsono, dan Partana P. 2004. Sosiolinguistik.Yogyakarta: SABDA.

Sumarsono. 2010. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(37)

Dewi Khusnul Khotimah, 2013

Pemilihan Bahasa Pada Masyarakat Kelurahan Sukapura,Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung (Studi Sosiolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Wardhaugh, Ronald. 1994. An Introduction to Sociolinguistics. Oxford: Basil Blackwell.

Gambar

Tabel 3.1 Batas Wilayah Kelurahan Sukapura
Tabel 3.3 Contoh Kartu Data

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga yang terjadi di Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan, dimana rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap pemilihan Walikota dan

Dan gambaran perilaku konsumsi masyarakat Kelurahan Sekejati Kota Bandung sesuai dengan teori dari Duesenberry mengenai efek demonstrasi bahwa APC masyarakat

Rd. Nonih Suarsih, Partisipasi Tokoh Masyarakat Terhadap Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cinambo Kota

Studi yang dilakukan ini bertujuan untuk mendeskripsikan kategori dan wujud campur kode pada bahasa iklan lowongan kerja ke luar negeri. Jenis penelitian ini berupa penelitian

Sehubungan dengan proses Pemilihan Langsung Pekerjaan Pematangan Lahan Rusunawa Rancacili lokasi RUSUNAWA Rancacili Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari Kota Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam program fasilitasi pemberdayaan masyarakat (PRODAMAS) di RT: 01 RW:05 Kelurahan Bujel

NIKEN DWI HAPSARI, D1215037, POLA PENCARIAN INFORMASI MASYARAKAT KOTA (Studi Kasus di Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat)

Alih Kode Penutur Bahasa Karo Kelurahan.. Sempakata Kecamatan