• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

075/S/PGSD-Reg/8/Juli/2014

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN I Suntenjaya Kelas II Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Rian Puspa Sari

1003328

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

(2)

075/S/PGSD-Reg/8/Juli/2014

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN

MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh

Rian Puspa Sari

Sebuah skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

©Rian Puspa Sari

Universitas pendidikan Indonesia

(3)

075/S/PGSD-Reg/8/Juli/2014

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

(4)

075/S/PGSD-Reg/8/Juli/2014

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

(5)

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh Rian Puspa Sari

1003328

(6)

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE APPLICATION OF METHODS FOR GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) TO IMPROVE ELEMENTARY STUDENT

COUNTING ABILITY

By

Rian Puspa Sari 1003328

This research is backraounded by difficulties or obstacles experienced elementary school students in learning mathematics, especially students in second grade of elemnetary school. Efforts to overcome this problem, is to apply the method Gasing to enhance students' math ability in elementary school. As to the method used in this research is a class room action research performed in three cycles. Data collection technique used was a test model, focused observation and recording video and photos. The processing of data from student tests performed showed changes from pre-test cycle to cycle III. After receiving action on cycle I comprehensiveness students rose to 72.73% and down in cycles II could be 68.18%. But at the back of the cycle III rises 95.45% in which only one student just incomplete.

(8)

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...4

D. Manfaat Hasil Penelitian ...5

E. Hipotesis Tindakan...6

F. Definisi Operasional...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7

A. Tinjauan tentang Metode Gasing ... 1. Penggunaan benda nyata sebagai wujud dari simbol angka ...7

2. Penggunaan jari untuk menyatakan suatu bilangan ...8

3. Penggunaan Media Kartu ...9

4. Metode tanya jawab ...9

5. Latihan dengan berbagai soal ...10

B. Tinjauan tentang Kemampuan Berhitung ...10

1. Pengertian Kemampuan ...10

(9)

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pengertian Kemampuan Berhitung ...13

C. Teori Belajar Matematika dan Matematika di Sekolah Dasar ...13

1. Teori Belajar Matematika ...13

2. Aspek-aspek Kemampuan Matematis yang Harus Dikuasai Siswa Kelas II Sekolah Dasar ...14

D. Penelitian yang Relevan ...16

E. Kerangka Berpikir ...17

BAB III METODE PENELITIAN ...18

A. Metode Penelitian ...18

B. Pendekatan Penelitian ...20

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ...20

D. Subjek Penelitian ...21

E. Prosedur Penelitian...21

1. Perencanaan ...23

2. Pelaksanaan Tindakan ...23

3. Pengamatan ...23

4. Refleksi ...24

F. Instrumen Penelitian ...24

G. Pengolahan dan Analisis Data ...24

1. Sumber Data ...24

2. Teknik Pengumpulan Data ...24

3. Pengolahan Data...25

4. Analisis Data ...27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...30

A. Hasil Penelitian ...30

1. Deskripsi Kondisi Awal ...30

(10)

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I...32

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ...34

c. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ...48

3. Deskripsi Hasil Penelitian ...39

a. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ...39

b. Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus I ...46

c. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II ...51

d. Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus II ...56

e. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus III ...61

f. Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus III ...64

B. Pembahasan ...66

1. Proses Pelaksanaan Penelitian ...66

2. Hasil Peningkatan Kemampuan Berhitung dengan Penerapan Metode Gasing ... 71

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...78

A. Simpulan ...78

B. Rekomendasi ...79

DAFTAR PUSTAKA ...81

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...83

(11)

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Untuk mengembangkan potensi peserta didik tersebut dibutuhkan usaha yang baik dari pendidik yang kompeten pula. Menggali potensi dapat dilakukan dengan pendekatan secara individual untuk mengetahui potensi yang dimiliki setiap siswa. Dalam hal ini yang ingin dikembangkan tentu potensi di bidang matematis.

Matematika disebut sebagai bahasa universal karena matematika merupakan bahasa simbolis yang mampu melakukan pencatatan serta mengkomunikasikan ide-ide berkaitan dengan elemen-elemen dan hubungan-hubungan kuantitas (Delphie, 2009:2).

(12)

2

Oleh sebab itu matematika seyogyanya dikuasai oleh semua orang dan dipelajari sedini mungkin agar memperoleh pemahaman mendalam dan dengan mudah melakukan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengajaran matematika sudah di mula sejak bangku TK. Pengajaran matemtaika disampaikan sesuai dengan tahapan kognitif anak juga kesiapan dan kematangan belajar anak. Mengajarkan matematika kepada anak usia TK dan sekolah dasar tidaklah mudah dan harus hati-hati.

Tak dapat dipungkiri banyak sekali ditemukan siswa sekolah dasar yang memiliki nilai rendah dalam mata pelajaran Matematika. Tak heran memang jika masalah tersebut terjadi. Matematika bukan sekedar masalah perhitungan saja, membaca simbol matematika sering kali tak menjadi perhatian para guru dalam menyampaikan materi matematika kepada siswa.

Kesulitan-kesulitan dalam pelajaran matematika sering terjadi pada semua tingkatan usia. Kesulitan yang umumnya terjadi adalah pada saat peseta didik mengukur benda, menghitung kebanyakan benda, dan menghitung dengan konsep-konsep rasional.

Di tingkat sekolah dasar peserta didik masih sering mengalami kesulitan saat berhitung, terutama saat melakukan pengurangan, perhitungan angka desimal, penghitungan persentase, dan pengukuran. Selain itu kesalahan-kesalahan yang sering terlihat yaitu pada penempatan angka atau nilai tempat dengan kurangnya pada perhitungan dasar.

(13)

3

Kompetensi yang harus dikuasi siswa kelas dua pada materi bilangan antara lain 1) melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500, dan 2) melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka. Dari dua kompetensi tersebut masih banyak siswa yang belum dapat melakukan operasi hitung dengan baik.

Dari hasil tes yang diberikan pada tanggal 26 april 2014 sebelum peneliti melakukan tindakan penelitian, diperoleh hasil bahwa tidak satu pun siswa yang memperoleh nilai di atas nilai KKM yaitu 65 materi pecahan campuran. Terdapat 3 orang siswa atau sebesar 13,64% dari 22 siswa yang memperoleh nilai 60.

Hampir dua pertiga siswa yaitu sebanyak 15 orang siswa belum mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan tepat. Dalam melakukan penghitungan mereka terbiasa menggunakan jari walaupun penghitungan menghasilkan angka hingga ratusan.

Bagi siswa yang belum bisa membaca, mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada soal cerita berupa teks. Jangankan untuk memahami soal untuk membacanya saja masih sulit. Hal ini berdampak pada bagaimana ia menuliskan suatu lambang bilangan.

Peserta didik dengan kesulitan belajar atau mengalami hambatan dalam mata pelajaran matematika sering disebut sebagai anak dengan ketidakbermampuan matematis atau mathematically disabled child (MD). Umumya anak dengan ketidakbermampuan matematis disebabkan rendahnya keterampilan atau kekurangmampuan dirinya dalam memahami konsep-konsep matematika.

Anak yang berkesulitan belajar memiliki perhatian yang kurang terhadap mata pelajaran matematika. Oleh karena itu diperlukan pembaharuan tentang cara penyampaian dan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum.

(14)

4

Dengan penerapan metode gasing yang disesuaikan dan dimodifikasi sendiri oleh peneliti ini diharapkan akan banyak peserta didik yang mengalami kesulitan belajar matematika dapat meningkatkan kemampuan berhitungnya dan kasulitan belajar menjadai berkurang bahkan hilang.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah utama dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana penerapan metode gasing (gampang, asyik dan menyenangkan) untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa sekolah dasar?”.

Untuk menjawab masalah tersebut, dibuat beberapa pertanyaan penelitian yang mengarahkan pada jawaban terhadap permasalahan utama penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana proses pelaksanaan penerapan metode Gasing (gampang, asyik dan menyenangkan) untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa Sekolah Dasar?

2. Bagaimana hasil penerapan metode Gasing (gampang, asyik dan menyenangkan) untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum bertujuan memperoleh informasi tentang sejauh mana perubahan yang dialami peserta didik yang mengalalami hambatan belajar matematika setelah diberikan pengajaran dengan metode Gasing (gampang, asyik dan menyenangkan).

Secara detail tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian meliputi hal-hal berikut.

(15)

5

2. Mengetahui hasil penerapan metode Gasing (gampang, asyik dan menyenangkan) untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa Sekolah Dasar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan sekolah dasar dalam hal meningkatkan kemampuan berhitung siswa sekolah dasar melalui penerapan metode Gasing (gampang, asyik dan menyenangkan) modifikasi. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pada dunia pendidikan berupa referensi bacaan mengenai penanganan siswa sekolah dasar yang mengalami hambatan belajar matematika khususnya pada kemampuan berhitung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat mendeteksi secara dini berbagai kesulitan yang dialami siswa sekolah dasar dalam mata pelajaran matematika. Diharapkan dengan adanya tindakan penanggulangan tersebut dapat memperkecil tingkat kesulitan belajar matematika siswa sekolah dasar.

b. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bimbingan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Matematika dalam menanggulangi masalah kesulitan belajar Matematika.

(16)

6

siswa sekolah dasar dengan menggunakan metode Gasing maupun dengan metode lainnya.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Penerapan metode Gasing (Gampang, Asyik dan Menyenangkan) dimodifikasi pada siswa Sekolah Dasar dapat meningkatkan kemampuan berhitung dan mengurangi hambatan belajar siswa Sekolah Dasar.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut.

1. Metode Gasing

Metode Gasing adalah suatu metode pembelajaran matematika yang selalu menekankan dengan sesuatu yang konkrit, sehingga anak-anak akan sangat mudah mengerti dan mengaplikasinya. Penekanan kedua adalah anak-anak selalu diminta mencongak. Dinamakan Gasing karena gampang, asyik, dan menyenangkan.

2. Kemampuan Berhitung

(17)

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berupaya untuk memperbaiki suatu permasalah yang terjadi di dalam kelas yang merupakan hasil reflektif guru. Masalah yang hendak diperbaiki atau diubah berupa masalah sosial maupun akademik siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Hopkins (Wiriaatmadja, 2009:11) mengenai pengertian penelitian tindakan kelas:

Pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Pendapat lain menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai penelitian terhadap situasi sosial dengan tujuan meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya ...” (Elliott dalam Hopkins, 2011: 88). Penelitian tindakan kelas memungkinkan guru mengatasi masalah yang terjadi di dalam kelas. Guru dengan leluasa dapat memberikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengatasi suatu masalah dengan segera.

(18)

19

Adapun model yang digunakan dalam PTK ini adalah model penelitan yang diadaptasi dari model penelitian Kemmis dan Tagart seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.1.

Model Penelitian Tindakan dari Kemmis dan Taggart

Berdasarkan gambar di atas, penelitian tindakan kelas ini akan didahului oleh perencanaan. Newman (Majid, 2008: 15) mengemukakan bahwa:

Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.

Dalam hal ini perencanaan yang dibuat tentunya adalah perencanaan pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran, perncanaan dibuat untuk menyusun materi pelajaran, penggunaan media, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, menyusun penilaian juga mengalokasikan waktu untuk dilaksanakan pada waktu tertentu agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Setelah perencanaan dibuat dengan matang, barulah dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti bekerja sama dengan observer harus melakukan observasi terhadap segala aktivitas pembelajaran di kelas. Observasi dimaksudkan agar peneliti mengetahui temuan yang diperoleh selama penelitian berlangsung baik temuan yang bersifat positif maupun negatif.

Hasil observasi dari pelaksanaan penelitian direfleksikan berkolaborasi dengan observer maupun teman sesama peneliti agar dapat memperbaiki kekurangan yang dialami pada pelaksanaan tindakan sebelumnya. Kekurangan

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

(19)

20

tersebut akan menjadi perbaikan pada tindakan pelaksanaan berikutnya, sehingga tindakan yang diberikat akan meningkatkan hasil yang dikehendaki peneliti. B. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk dapat meneliti subjeknya secara alami, sehingga dapat melihat fenomena-fenomena yang muncul sesuai dengan hasil yang sedang diteliti. Seperti yang diuraikan oleh Moleong (2007: 6) mengenai penelitian kualitatif yakni:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motovasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan agar peniliti dapat mendeskripsikan hasil penelitian secara detil dan menyeluruh. Hasil observasi dan catatan lapangan tentang aktivitas siswa beserta guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Gasing dapat dijabarkan dengan kata-kata secara ilmiah.

Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan dengan maksud untuk melakukan pengolahan data yang melibatkan angka dan perhitungan. Pengolahan nilai siswa, baik nilai hasil latihan maupun tes disajikan melalui tabel yang disertai grafik atau diagram berdasarkan ilmu statistik.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitinan

Menurut Nasution (2003: 34) “lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, dan tempat kegiatan yang dapat diobservasi”. Adapun wilayah kajian yang menjadi latar dalam penelitian ini berlokasi di SDN 1 Suntenjaya Jalan Maribaya Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

(20)

21

Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan tahun ajaran 2013-2014 semester genap, yaitu awal bulan Mei sampai dengan akhir bulan Mei. D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dapat diartikan sebagai semua pihak yang terkait baik berupa benda, hal, atau orang yang dapat memberikan informasi terhadap permasalahan yang diteliti. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II SDN I Suntenjaya sebagai sumber informasi yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirancang dan disiapkan atau yang akan muncul kemudian selama berlangsungnya penelitian. Jumlah siswa kelas II berjumlah 22 orang terdiri dari 9 orang siswa perempuan dan 11 orang siswa laki-laki.

E. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan tindakan penelitian, terlebih dahulu peniliti melakukan observasi untuk mengetahui kondisi awal kemampuan berhitung siswa kelas II SDN I Suntenjaya. Setelah melakukan observasi, peneliti merancang tes tertulis yang hendak diberikan untuk mengetahui bukti konkrit hasil observasi yang telah dilakukan sehingga peniliti dapat merefleksikan hasil observasi dan tes. Hasil refleksi awal dapat dijadikan sebagai dasar peniliti membuat perencanaan untuk tindakan pada siklus pertama.

Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus yang tercakup dalam empat kegiatan, yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan kemampuan berhitung dan aktivitas siswa dengan hambatan belajar dalam mengikuti mata pelajaran matematika melaui metode Gasing (Gampang, asyik dan menyenangkan) yang dimodifikasi.

Pelaksanaan tindakan direalisasikan dengan mengadakan pembelajaran yang setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan yang masing-masing mengalokasikan waktu 2 x 30 menit/pertemuan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

Perencanaan Pelaksanaan

(21)

22

Berikut ini adalah bagan alur tindakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus.

Perencanaan Tindakan I

Refleksi

Pelaksanaan

Observasi

Siklus I

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Observasi

Siklus II

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Observasi

Siklus III Permasalahan baru hasil refleksi siklus I

Permasalahan baru hasil refleksi siklus II

Apabila target penelitian sudah dicapai dengan memuaskan, maka penelitian dapat dihentikan, namun apabila target belum tercapai

(22)

23

Gambar 3.2.

Bagan Alur Pelaksanaan Siklus Penelitian Tindakan Kelas 1. Perencanaan

Adapun langkah-langkah perencanaan adalah sebagai berikut. a. Membuat RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I dan II dubuat dalam 2 pertemuan dan setiap pertemuan dialokasikan sebanyak 2 x 30 menit. Sedangkan pada siklus III waktu pembelajaran dialokasikan hanyadalam i pertemuan saja.

b. Membuat media pembelajaran berupa 1 set kartu bilangan dalam rangka implementasi metode Gasing (Gampang, asyik dan menyenangkan) c. Membuat lembar latihan berhitung siswa

Lembar latihan pada siklus I merupakan latihan yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan berhitung penjumlahan dan perkalian. Pada siklus II, lembar latihan berisi soal-soal operasi hitung pengurangan dan pembagian.

d. Membuat instrumen pengamatan berupa lembar observasi terfokus e. Menyusun alat Evaluasi pembelajaran

f. Mempersiapkan alat rekam untuk mengumpulkan data berupa dokumentasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahapan pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. a. Penanaman konsep dengan pemberian ilustrasi dan penggunaan media

kartu bilangan dalam bentuk demonstrasi sebagai pembuktian. b. Pemberian latihan berhitung operasi dasar matematika. c. Pemberian bimbingan pada siswa saat mengerjakan latihan. d. Pemberian reward bagi siswa

e. Melaksanakan tes di akhir pembelajaran. 3. Pengamatan

(23)

24

a. Situasi kegiatan belajar mengajar b. Aktivitas siswa

c. Ekspresi atau sikap yang timbul akibat dari merasa senang dalam belajar. 4. Refleksi

Dalam tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan kategorisasi dan penyimpulan data yang telah terkumpul dalam tahapan pegamatan. Dalam tahap ini, peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan dan kelemahan dari tindakan sebagai bahan dan pertimbangan untuk perbaikan di siklus berikutya.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri dari instrumen pembelajaran berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), instrumen tes, serta instrumen non tes berupa lembar observasi dan catatan lapangan.

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2007:209) catatatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Sumber Data

Adapun sumber data dalam PTK ini adalah sebagai berikut. a. Hasil latihan berhitung dan tes pada setiap siklus

b. Laporan pengamatan penelitian berupa catatan lapangan dan lembar obesrvasi

(24)

25

Data yang dikumpulkan dalam PTK ini dalah data kuantitatif dan data kualitatif, sehingga dalam pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengumpulan data kuantitatif dan teknik pengumpulan data kualitatif.

a. Model Tes

Tes digunakan untuk mengurkur suatu kemampuan, keteampilan, pengetahuan, penguasaan dan sebagainya. Dengan menggunakan tes kita dapat mengetahui kuantitas dan kualitas dari sesuatu yag diukur berdasarkan perbandingan dengan standar yang telah ditentukan.

b. Observasi Terfokus

Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pelajaran yang diperlukan sehingga dapat merefleksikan tindakan yang telah dilakukan. Refleksi yang muncul akan menjadi perbaikan bagi langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan pembelajaran selanjutnya supaya lebih efektif dan efisien.

Dalam hal menuliskan hasil ebservasi, hampir sama dengan teknik observasi terbuka seperti yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2009:110) bahwa yang disebut observasi terbuka ialah apabila sang pengamat atau obeserver melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas pinsil, kemudian mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas. Dengan observasi terfokus ini, pengamata hanya mencatat segala sesuat yang terjadi di kelas berdasarkan aspek-aspek yang telah dirumuskan sebelumnya oleh peneliti. Secara garis besar, aspek yang hendak diamati adalah ekspresi atau perilaku yang timul dari kemudahan dan rasa senang dalam belajar matematika menggunakan metode Gasing.

c. Rekaman Video dan Foto

(25)

26

Pengolahan data dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dilakukan, adapun dalam mengolah data kuanntitaif peniliti melakukan pengolahan seperti berikut ini.

a. Pengolahan Skor Latihan

Pada latihan berhitung penjumlahan dan pengurangan, soal yang diberikan sebanyak 50 soal. Pengolahan nilainya adalah sebagai berikut.

Jumlah Jawaban Benar x 2 = Nilai Akhir

Berbeda dengan pengolahan nilai latihan berhitung penjumlahan dan pengurangan, pada pegolahan nilai berhitung perkalian dan pembagian dilakukan pengolahan dengan rumus:

Jumlah Jawaban Benar = Nilai Akhir

Perbedaan hanya terletak pada bobot nilai yang diberikan pada setiap soal. Jumlah soal pada soal latihan berhitung perkalian sebanyak 100 soal berupa fakta perkalian, sedangkan pada soal pembagian terdiri dari 5 soal di mana setiap nomor soal terdiri dari 4 pertanyaan.

Adapun dalam menentukan kategori kemampuan berhitung siswa, dapat dilihat dari kriteria penilaian berikut ini.

Tebel 3.1.

Kriterian Penilaian Kemampuan Berhitung Siswa No Kriteria/Kategori Nilai

Aprinawati, dkk dalam Jurnal Pendidikan Dasar (2014:113) b. Pengolahan Skor Tes

Tes yang diberikan pada setiap siklus diolah dengan menggunakan rumus berikut: Jumlah Jawaban Benar = Nilai Akhir

(26)

27

Dalam menghitung nilai rata-rat kelas dapat menggunakan rumus berikut.

= ∑�

Purwanto (Iswanto, 2012: 31) Keterangan:

x = nilai rata-rata kelas

∑N = total nilai yang diperoleh siswa n = jumlah siswa

d. Menghitung Presentase Ketuntasan Belajar Siswa

Presentase ketuntasan belajar dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

�ℎ � � �

�ℎ � � � %

e. Menghitung Ketuntasan Belajar Klasikal

Ketuntasan klasikal tercapai apabila 80% dari seluruh siswa memperoleh nilai ≥ 65. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar klasikal adalah sebagai berikut.

=

%

(KTSP, 2007:382)

Keterangan:

KK : Presentase Ketuntasan Belajar Klasikal JT : Jumlah siswa yang tuntan

JS : Jumlah Seluruh Siswa

4. Analisis Data

Analisis data kuantitatif menggunakan analisis statistik deskriptif. Sedangkan data kualitatif dianalisis melalui lembar pengamatan.

a. Analisis Data Kuantitatif

(27)

28

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan untuk umum atau generalisasi.

Hasil pengolahan data kuantitatif diuraikan dengan kata-kata tanpa melebihkan dan mengurangi apa yang nampak dari sajian tabel maupun grafik. Pengolahan data harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati agar dapat dipertanggujgjawabkan.

b. Analisis Data Kualitatif

Menganalisis data kualitatif dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti langkah-langkah yang dituturkan dalam model analisis Interaktif Miles & Huberman.

1) Reduksi Data

H. B. Sutopo dalam Fatjhurohmah (2010: 43) menjelaskan dalam reduksi data, data yang diperoleh dari hasil observasi ditulis dalam bentuk data yang lebih sistematis, dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya. Jadi data sebagai bahan mentah disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih tajam hasil pengamatannya.

2) Display Data

Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya adalah dengan menyajikan data dalam bentuk narasi mapun bagan seperti yang dijelaskan oleh Basrowi dan Suwandi (2008: 209) bahwa display data adalah

...sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan mengambil kesimpulan.

Adapun sajian data yang dilakukan adalah untuk menguraikan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Gasing. Sajian data berupa tabel hasil analisis catatan lapangan dn observasi.

(28)

29

Menurut Fatkhurohmah (2010: 43) seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan. Kesimpulan dilakukan untuk memperoleh makna dan penjelasan terhadap

data melalui pencarian halterpenting.

Kesimpulan atau verifikasi data dalam penelitian yang menggunakan

metode Gasing ini merupakan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan

(29)

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah, dianalisis dan disajikan dalam bab sebelumnya, maka pada bagian ini peneliti akan menguraikan simpulan yang didasarkan pada rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Secara umum penelitian yang dilakukan pda siswa kelas II SDN I Suntenjaya di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ini dinyatakan berhasil karena telah mampu memberikan peningkatan yang berarti pada setiap siklusnya walaupun sempat turun pada siklus ke II. Adapun secara khusus ditinjau dari segi pelaksanaan yang meliputi aktivitas siswa serta hasil penerapan metode Gasing dapat diketahui pada uraian berikut.

(30)

79

selalu menari-nari ketika ia berhasil menyelesaikan soal latihan maupun tesnya. Saat guru sedang memberikan permainan berupa kuis, siswa sangat antusias berebut menjawab dengan lantang walaupun belum tentu jawabannya benar. Siswa mulai berlatih mencongak juga menunjukkan sikap berani tidak takut salah menjawab soal.

2. Hasil penerapan metode Gasing menunjukkan ketuntasan belajar klasikal pada setiap siklusnya memberikan kemajuan berarti bagi peningkatan kemampuan berhitungnya. Pada tes yang diberikan sebelum melaksanakan tindakan, tak satupun siswa yang mencapai nilai KKM (65) pada tes dengan materi operasi hitung campuran, hanya 3 dari 22 siswa atau 13,64% siswa yang memperoleh nilai 60 mendekati nilai KKM. Setelah diberi tindakan pada siklus I ketuntasan siswa naik menjadi 72,73% dan sempat turun pada siklus II menjadi 68,18%. Namun pada siklus III naik kembali sebesar 95,45% di mana hanya satu siswa saja yang tidak tuntas.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil yang penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, rekomendasi yang dapat peniliti berikan sebagai masukan dan pertimbangan adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru SD

a. Jika didapati siswa belum memahami suatu konsep operasi hitung, hendaknya guru melakukan analisis dan perbaikan dalam penyampaian konsep sehingga siswa tidak memperoleh konsep yang salah yang menghambat kemajuan belajarnya. Temukan cara lain yang lebih memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep.

b. Gunakanlah metode Gasing dalam pembelajaran di kelas sebagai variasi atau alternatif untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan bagi siswa.

2. Bagi Siswa

(31)

80

pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Kemungkinan ketertinggalan dalam belajarpun kecil.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(32)

Sari, Rian P. 2014

PENERAPAN METODE GASING (GAMPANG, ASYIK DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan PT Rineka Cipta.

Aisyiah, N., dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.

Aprinawati, I., dkk. (2014). Penerapan Teknik Parafrase untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bebas Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, 2 (1), hal. 113.

Basrowi dan Suwandi. (2008). MemahamiPenelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

David Glover. 2007. Apa dan Bagaimana Matematika. Jakarta : PT. Gading Inti Delphie, B. (2009). Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Sleman: PT

Intan Sejati Klaten.

Depdikbud. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fatkhurohmah. (2010). Peningkatan Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (NHT) Pada Siswa Kelas IV A SD Muhammadiyah Wonorejo Polokarto Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. (Skripsi). Tidak diterbitkan, PGSD, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Herman, T., dkk. (2009). Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI Press

Hernawan, A.H., dkk. (2007). Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(33)

82

Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, nomor 2, tahun I, 1996. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP.

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Moleong, L.J. (2007). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nurkasanah dan Tuminto, D. (2007). Kamus Bergambar. Jakarta: Prima.

Qolawun, A.A. (2012). Rasullullah Saw.; Guru Paling Kreatif, Inovatif, & Sukses Mengajar. Jogjakarta: Diva Press.

Sapriya, dkk. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS.

Sulis. (2007). Studi Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Kemampuan Berhitung, Sumber Bahan Ajar dan Suasana Kelas di SLTP Negeri I Ngrompol Sragen. (Skripsi). Tidak diterbitkan, Surakarta : UMS Surakarta. Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan

Bhakti Winaya.

Susilana, R. & Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan.

Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.

Ulfah, M. (2012). Penerapan Model Cooveratif Learning Tipe TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SD. (Skripsi). PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Surya, Y. (2012). Gasing. [online]. Tersedia di: http://www.metodegasing.org/gasing/index.php [Diakses 26 November 2013].

. (2010). Gudang Ilmu: Matematika dan Aritmatika. [online]. Tersedia di: http://matematika-aritmatika.blogspot. [Diakses 26 November 2013].

(34)

83

Gambar

Gambar 3.1.

Referensi

Dokumen terkait

Diisi dengan nama dari Wajib Pajak yang menyampaikan Surat Pernyataan Tidak Mengalihkan Harta Tambahan yang Telah Berada di Dalam Wilayah Negara

7. Kedudukan sebagai makhluk sosial dan ekonomi harus dijalani manusia secara….a. lebih dominan makhluk

elaun maksimum yang dibayar oleh syarikat jika syarikat bersetuju memberi elaun RJv110 untuk pelukis pelan dan RM25 untuk arkitek setiap jam.. panjang BE, diberi

Akibat gempa bumi 5 Agustus 2018 dengan magnitudo 7 SR Pulau Lombok memiliki percepatan tanah maksimum yang tinggi, sehingga mengakibatkan banyak kerusakan ba- ngunan yang

Muhammadiyah , (Jakarta: Logos Publishing House, 1995), h.. pandangan Imam Syafi'i. Argumennya didasarkan pada adanya persamaan antara unsur-unsur qiyas dengan unsur- unsur

Permainan Tradisional.. dilakukan minimal oleh dua orang dengan menggunakan alat yang sederhana, mudah dicari, serta mencerminkan keprbadian bangsa sendiri. Banyak nilai yang

Hasil penelitian permberian pupuk NPK (B) menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman maupun jumlah anakkan total walaupun dengan perlakuan

Untuk bahan peledak emulsion T4070G dengan geometri yang telah dirancang untuk burden dan spasi 9 x 10 m dan total isian perlubang 150,6 kg diperoleh hasil