• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh:

LES PINGON 1001352

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

(2)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU

Oleh LES PINGON

1001352

Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

© LES PINGON 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LES PINGON

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Hery Santosa, M.Sn. NIP 196506181992031003

Pembimbing II

Dadang Sulaeman, S.Pd. M.Sn. NIP 197904292005011003

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa

(4)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LES PINGON

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU

disetujui dan disahkan oleh penguji :

Penguji I

Dr. Nanang Ganda Prawira, M.Sn. NIP 196202071987031002

Penguji II

Dr. Tri Karyono, M.Sn. NIP 196611071994021001

Penguji III

(5)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penciptaan ... 4

D. Manfaat Penciptaan ... 5

E. Definisi Oprasional ... 6

F. Proses Penciptaan ... 7

G. Media ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Seni dan Seni Rupa ... 10

2. Seni Patung ... 14

3. Teknik Pembuatan Patung ... 22

4. Teori Daur Ulang Limbah ... 25

5. Subject Matter ... 29

6. Gerakan Harimau dan Patung Harimau ... 41

B. Kajian Faktual (Empirik) ... 46

(6)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III PROSES PENCIPTAAN ... 49

A. Visualisasi Karya ... 50

1. Penemuan Ide Berkarya ... 50

2. Kontemplasi ... 51

3. Stimulus ... 52

4. Berkarya ... 52

5. Bagan Proses Berkarya ... 54

6. Persiapan Alat Dan Bahan ... 57

B. Proses Persiapan Berkarya ... 74

1. Studi Gambar... 74

2. Penggalian Atas Objek Dengan Membuat Sketsa ... 75

3. Proses Pencarian Dan Pemilihan Bahan... 75

4. Proses Pembuatan Patung... 75

5. Proses Pembuatan Base ... 76

6. Proses Finishing ... 76

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 77

A. Pengembangan Konsep Karya Patung Harimau ... 77

B. Proses Berkarya (Pengolahan Bahan Limbah Besi) ... 84

C. Analisis Karya Patung Harimau ... 89

1. Analisis Patung Harimau I ... 89

2. Analisis Patung Harimau II ... 96

3. Analisis Patung Harimau III ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 110

A. Kesimpulan ... 110

B. Rekomendasi ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113

DAFTAR ISTILAH ... 116

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 119

(7)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(8)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

(9)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Patung berhala ... 16

Gambar 2.2. Patung leluhur pria”Adu Zatua” dari Nias ... 16

Gambar 2.3. Patung PrajnaParamita, dari Candi Singosari Jawa Timur ... 17

Gambar 2.4. Patung media kayu dan tanah liat ... 19

Gambar 2.5. Patung media gypsum ... 20

Gambar 2.6. Patung media logam ... 20

Gambar 2.7. Patung media limbah besi ... 20

Gambar 2.8. Patung media limbah besi ... 21

Gambar 2.9. Patung media limbah besi ... 21

Gambar 2.10. Patung media limbah besi ... 21

Gambar 2.11. Patung media limbah besi ... 22

Gambar 2.12. Patung media limbah besi ... 22

Gambar 2.13. Patung "Caress of a Bird" karya Joan Miro ... 23

Gambar 2.14. Patung "Head of Ezra Pound"1914 ... 24

Gambar 2.15. Patung "Bust of Diego"1945 ... 25

Gambar 2.16. Limbah logam/besi ... 28

Gambar 2.17. Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti) ... 32

Gambar 2.18. Harimau Benggala (Panthera tigris tigris) ... 33

Gambar 2.19. Harimau cina selatan (Panthera tigris amoyensis) ... 24

Gambar 2.20. Harimau cina selatan (Panthera tigris amoyensis) ... 36

Gambar 2.21. Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) ... 38

Gambar 2.22. Harimau malaya (Panthera tigris malayensis) ... 40

Gambar 2.23. Gerakan 1 ... 42

Gambar 2.24. Gerakan 2 ... 42

Gambar 2.25. Gerakan 3 ... 42

Gambar 2.26. Gerakan 4 ... 43

Gambar 2.27. Gerakan 5 ... 43

Gambar 2.28. Gerakan kerangka harimau 1 ... 43

(10)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 2.30. Gambar kerangka harimau 2 ... 44

Gambar 2.31. Patung harimau dari bahan limbah besi ... 44

Gambar 2.32. Patung media limbah besi ... 45

Gambar 2.33. Patung harimau dari bahan batu ... 45

Gambar 2.34. Patung harimau dari bahan resin ... 45

Gambar 2.35. Patung harimau dari bahan marmer ... 46

Gambar 3.1. Pensil mekanik dan pensil biasa ... 31

Gambar 3.2. Meteran ... 59

Gambar 3.3. Penggaris siku ... 59

Gambar 3.4. Pergaji besi ... 60

Gambar 3.5. Gergaji kayu ... 60

Gambar 3.6. Gurinda pemotong besi ... 61

Gambar 3.7. Tang biasa ... 61

Gambar 3.8. Tang jepit ... 61

Gambar 3.9. Gurinda penghalus ... 62

Gambar 3.10. Kikir besi ... 62

Gambar 3.11. Palu ... 63

Gambar 3.12. Obeng ... 63

Gambar 3.13. Kawat Las Asetelin ... 64

Gambar 3.14. Las listrik ... 64

Gambar 3.15. Kacamata las ... 65

Gambar 3.16. Catok ... 65

Gambar 3.17. Lampu ... 66

Gambar 3.18. Mangkok otomatis motor ... 67

Gambar 3.19. Baut 17mm ... 67

Gambar 3.20. Kanvas otomatis motor ... 67

Gambar 3.21. Segitiga motor ... 68

Gambar 3.22. Standar dua motor ... 68

Gambar 3.23. Gantungan mesin ... 68

Gambar 3.24. Busi ... 69

(11)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.26. Limbah tower ... 69

Gambar 3.27. Sochbreaker motor ... 70

Gambar 3.28. Limbah besi beton ... 70

Gambar 3.29. Limbah motor bebek ... 70

Gambar 3.30. Limbah alat berat ... 71

Gambar 3.31. Limbah kulkas ... 71

Gambar 3.32. Limbah pekakas pertanian ... 71

Gambar 3.33. Limbah motor ... 72

Gambar 3.34. Limbah motor ... 72

Gambar 3.35. Limbah besi lainnya ... 72

Gambar 3.36. Limbah besi lainnya ... 73

Gambar 3.37. Limbah besi lainnya ... 73

Gambar 3.38. Limbah besi lainnya ... 73

Gambar 3.39. Spray paint clear ... 74

Gambar 4.1. Pengolahan bahan menjadi patung harimau ... 82

Gambar 4.2. Penggunaan per shockbreaker pada punggung ... 83

Gambar 4.3. Penggunaan per shockbreaker, gir, laher dll bahan leher ... 84

Gambar 4.4. Pengelasan Kaki ... 85

Gambar 4.5. Perakitan rangka ... 86

Gambar 4.6. Perakitan kepala ... 86

Gambar 4.7. Penempelan bahan pada badan patung ... 87

Gambar 4.8. Penyemprotan bagian atas ... 88

Gambar 4.9. Penyemprotan bagian samping... 88

Gambar 4.10. Penyemprotan seluruh bagian ... 89

Gambar 4.11. Sketsa karya I ... 90

Gambar 4.12. Karya I ... 90

Gambar 4.13. Karya I ... 92

Gambar 4.14. Karya I tampak samping kanan ... 95

Gambar 4.15. Karya I tampak depan ... 95

Gambar 4.16. Karya I tampak belakang... 96

(12)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.18. Karya II ... 97

Gambar 4.19. Karya II ... 99

Gambar 4.20. Karya II tampak samping kanan... 101

Gambar 4.21. Karya II tampak depan ... 102

Gambar 4.22. Karya II tampak belakang ... 102

Gambar 4.23. Sketsa Karya III samping kiri... 103

Gambar 4.24. Sketsa Karya III samping kanan... 103

Gambar 4.25. Karya III ... 104

Gambar 4.26. Karya III ... 104

Gambar 4.27. Karya III tampak samping kiri ... 108

Gambar 4.28. Karya III tampak depan samping kiri ... 108

Gambar 4.29. Karya III tampak depan ... 109

(13)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Les Pingon 2014. PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU.

Program Studi S1 Departemen Pendidikan Seni Rupa.

Ketertarikan penulis pada harimau, menjadi sebuah inspirasi untuk menjadikan harimau sebagai tema dalam berkarya seni patung. Memilih bahan yang selaras dengan imajinasi penulis, penulis memilih limbah besi sebagai bahan membuat karya seni patung yang bertemakan harimau. Memanfaatkan limbah besi sebagai bahan membuat patung adalah sebuah pengembangan ide atau gagasan dari pengalaman penulis hasil akademik mata kuliah seni patung III selama satu semester. Harimau adalah kucing besar yang memiliki taring yang sangat kuat. Sampah besi adalah limbah padat yang sulit untuk diurai namun disisi lain bila diperhatikan, limbah besi seperti limbah kendaraan bermotor, mobil, mesin penggiling padi, sepedah dan limbah besi lainnya memiliki bentuk yang menarik maka dari itu penulis tertarik untuk membuat patung harimau dengan bahan limbah besi. Langkah utama adalah merakit (assembling) atau merangkai setiap limbah besi sampai terbentuk menjadi patung dengan teknik merekatkan besi satu dengan besi lainnya menggunakan las listrik. Penulis membuat tiga karya patung harimau yang menampilkan gestur harimau yang berbeda-beda. Bagian yang ditonjolkan adalah bagian taring harimau yang terlihat garang. Selain itu, ukuran, berat dari setiap patung juga berbeda. Dari ketiga patung harimau tersebut, ada gerakan yang sedang akan mengintai mangsa, sedang berlari dan sedang mengancam mangsa atau musuh yang mengganggu.

(14)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Les Pingon 2014. THE UTILIZATION OF WASTE IRON AS AN INGREDIENT OF MAKING TIGER SCULPTURE. Fine Art Department of

Education. Indonesia University of Education.

(15)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan ciri dari kemajuan zaman atau peradaban, yang diimplementasikan pada pembangunan dan penciptaan sebuah benda. Salahsatunya adalah meningkatnya besi atau logam yang dijadikan bahan utama dalam penciptaan atau produktivitas suatu benda, seperti besi beton untuk bangunan, besi pada kendaraan bermotor, besi pada kendaraan mobil, besi pada mesin penggiling padi, besi pada alat berat seperti (Excavator) dan benda lainnya yang berbahan baku besi. Dengan adanya kejadian seperti ini maka limbah besi akan lahir dan akan menjadi permasalahan baru untuk kelangsungan hidup manusia jika penanganannya tidak tepat.

Salahsatu penangganan dari limbah besi adalah dengan mendaur ulang limbah tersebut menjadi benda yang dapat digunakan kembali nilai gunanya. Untuk sampai ke proses daur ulang, limbah besi dikumpulkan oleh tukang rosngsokan dari berbagai daerah atau berbagai tempat, kemudian dikirim ke bandar-bandar rongsokan besar untuk ditampung dan dikirim ke pabrik daur ulang limbah besi.

Dengan adanya proses daur ulang limbah besi, limbah besi banyak membawa berkah bagi sebagian orang yang memanfaatkannya sebagai peluang usaha menjadi tukang pengumpul rongsokan atau pengumpul limbah besi. Banyak masyarakat di daerah penulis yang memanfaatkan keberadaan limbah besi sebagai ladang usahanya untuk menghidupi keluarganya, bahkan mengumpulkan atau memulung limbah besi dijadikan mata pencaharian oleh sebagian masyarakat dan secara tidak langsung aktivitas tersebut sangat baik untuk lingkungan.

(16)

2

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebab dampak dari kerusakan lingkungan sudah semakin terasa. Seperti yang sedang banyak dibicarakan, yaitu mengenai efek rumah kaca atau pemanasan global.

Sementara itu selain limbah besi memiliki nial jual yang tinggi, dari beberapa limbah besi seperti limbah kendaraan bermotor, mobil, dan limbah besi lainnya jika diamati serpihan-serpihan besi tersebut mempunyai bentuk estetika yang sangat tinggi, sehingga penulis mempunyai gagasan atau ide untuk memanfaatkan limbah besi dengan cara lain.

Bermula dari pencarian gagasan atau ide hasil akademik mata kuliah seni patung III, yang kemudian ditindaklanjuti secara serius oleh penulis untuk memanfaatkan limbah besi sebagai bahan membuat karya seni patung dengan teknik merakit, membangun, dan membentuk menggunakan las listrik. Teknik merakit limbah besi menjadi sebuah karya seni patung menggunakan las listrik adalah teknik yang sangat dibutuhkan keahlian khusus dalam membuat patung. Hal demikian dikarenakan teknik ini diperlukan ketelitian serta keuletan agar hasil yang diperoleh maksimal. Disamping itu teknik ini memerlukan waktu yang cukup lama. Karena memerlukan tahapan proses perakitan yang sesuai dengan bentuk dan hasil yang diinginkan.

Sedangkan pemilihan gagasan harimau beranjak dari ketertarikan penulis terhadap harimau, maka penulis pun secara tidak langsung mempelajari sedikit tentang perkembangan kehidupan atau keadaan harimau sekarang ini, dan sangat mencengangkan ternyata harimau adalah termasuk binatang yang terancam punah. Maka dari itu secara tidak langsung dengan mengangkat tema harimau ini penulis ingin ikut serta berkampanye dalam penyelamatan harimau dari kepunahan yang disebabkan oleh keserakahan manusia.

Menurut data yang di proleh dari http://awsassets.wwf.or.id (diakses pada 25 Agustus 2014):

(17)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Harimau biasanya memburu mangsa yang agak besar seperti rusa sambar, kijang, babi, kancil, tetapi akan memburu hewan kecil seperti landak apabila mangsa yang agak besar itu tidak ada. Meskipun berasal dari keluarga yang sama, harimau berbeda dengan kucing biasa yang kecil, harimau sangat suka berenang, dan pada dasarnya kucing takut dengan air.

Dengan mengeksplorasi sebuah objek harimau ke dalam sebuah karya seni patung, bentuk visual objek patung ini dibuat ke dalam bentuk sebuah simbol dan mengandung misi yang ingin disampaikan penulis dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan, alam, beserta isinya dapat tercapai.

Pemilihan karya seni patung dalam misi ini tergugah juga setelah membaca kutipan atas komentar dari Julio Gonzalez dari buku yang ditulis Soedarso Sp:

Gonzalez (dalam Soedarso Sp., 2000, hlm. 151):

Zaman besi telah mulai berabad-abad yang lampau dengan dengan hasil-hasilnya yang indah, namun sayang, sebagian besar berupa senjata. Sekarang ini besi juga dimanfaatkan untuk jembatan dan jalan kereta api. Sampailah waktunya kini buat besi untuk tidak lagi jadi alat pembunuh ataupun alat bagi ilmu yang mekanis. Akhirnya sekarang pintu terbuka baginya untuk dijamah oleh tangan-tangan seniman yang penuh kedamaian.

Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, merakit (misalnya dengan bahan besi menggunakan teknik las, baut, atau dengan bahan kayu menggunakan teknik lem atau paku), modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Seiring dengan perkembangan seni patung modern, maka karya-karya seni patung menjadi semakin beragam, baik bentuk maupun bahan dan teknik yang digunakan, sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan bahan-bahan baru.

(18)

4

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mempelajari bentuk gerakan harimau merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan penggunaan teknik merakit (assembling). Sama halnya dengan pengggunaan alat dan bahan yang digunakan dalam menciptakan karya patung harimau ini yaitu dengan menggunakan alat perekat besi (las listrik), gergaji besi, palu, gurinda dan lain-lain. Serta bahan yang menunjang yaitu limbah besi kendaraan motor, mobil, penggiling padi, besi beton, sepeda, dinamo kulkas, dan bahan lainnya.

Dengan kemampuan kreativitas yang ada pada diri penulis, untuk mewujudkan karya sebagai tugas akhir ini, penulis mencoba memanfaatkan limbah besi sebagai bahan membuat patung dengan mengeksplorasi objek harimau yang merupakan awal dari sebuah kepedulian penulis terhadap lingkungan dan berbagai isu tentang kepunahan satwa liar guna melestarikan dan menyelamatkannya.

Pada akhirnya penulis berharap agar karya yang disajikan nantinya dalam

judul “ PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT

PATUNG HARIMAU ” ini dapat menjadi inspirasi dan refleksi dari kondisi bumi saat ini. Sehingga timbul suatu keinginan dan motivasi untuk senantiasa bersama-sama melestarikan alam sekitar dengan potensi yang dimiliki setiap individu.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis dapat menarik beberapa poin yang dapat dijadikan sebagai rumusan permasalahan yang akan penulis gagas, yakni:

1. Bagaimana mengembangkan konsep dari gagasan karya patung harimau dengan menggunakan bahan limbah besi?

2. Bagaimana proses mengolah bahan limbah besi sehingga dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk gerakan tubuh harimau?

3. Bagaimanakah analisis konsep karya patung harimau secara keseluruhan?

C. Tujuan Penciptaan

(19)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengembangkan konsep dan gagasan berkarya patung dengan objek Harimau dengan bahan limbah besi.

2. Mengolah bahan limbah besi pada proses teknik merakit dengan gagasan harimau ke dalam bentuk karya seni patung.

3. Menganalisis konsep karya patung harimau secara keseluruhan.

D. Manfaat Penciptaan

Semoga dalam pembuatan karya tulis ini penulis mampu memberikan manfaat:

1. Bagi Penulis

a. Dapat mengembangkan dan mengasah kreatif dan kemampuan berinovasi dalam proses karya penciptaan patung harimau.

b. Sebagai media penyampaian ide dan gagasan untuk kepuasan batin dalam berkarya seni patung.

c. Mengetahui gerak tubuh harimau dari limbah besi yang diaplikasikan pada media patung tiga dimensi.

d. Mengetahui teknik dalam proses pembuatan patung harimau.

e. Mendapatkan pengalaman estetis dari proses berkarya patung harimau dengan menggunakan bahan limbah besi.

2. Bagi Dunia Pendidikan

a. Sebagai bahan kajian perbandingan yang mengacu pada proses pembelajaran, serta menambah wawasan dalam penggunaan teknik khususnya dalam Pendidikan Seni Rupa di sekolah.

b. Memberikan pengetahuan baru mengenai pembuatan patung menggunakan bahan limbah besi.

c. Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni patung melalui teknik merakit (assembling) menggunakan las listrik.

3. Bagi Masyarakat Umum

(20)

6

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai bahan. Contohnya bahan limbah besi, bahan ini bisa mewakili sebuah karakter patung yang tidak mengurangi nilai estetisnya, selain mudah untuk ditemukan bahan serta teknik merakit ini juga bisa memunculkan kreatifitas yang tinggi dalam membangun citra budaya bangsa yang berkarakter, umumnya karya seni patung di Indonesia.

E. Definisi Operasional

1. Eksplorasi

Eksplorasi merupakan kegiatan dalam mencari suatu tindakan atau penjelajahan untuk menentukan tujuan tertentu. Misalnya dalam pencarian ide gagasan dalam mengembangkan pengetahuan terhadap suatu fenomena, baik itu secara sadar maupun tidak sadar. Eksplorasi menurut KBBI (2008, hlm. 381) merupakan bagan pencarian, penjajakan, studi pendahuluan.

2. Bentuk

Bentuk merupakan sebuah istilah yang sering menggambarkan unsur struktur dalam rancangan seni. Baik berupa bentuk beraturan maupun bentuk tak beraturan serta prinsip yang memberikan kesatuan secara menyeluruh. Bentuk menurut KBBI (2008, hlm. 178) yaitu wujud yang ditampilkan (tampak).

3. Harimau

Harimau adalah kucing terbesar dari spesiesnya yang memiliki belang yang khas pada tubuhnya. Harimau juga adalah kucing tercepat kedua dalam hal berlari, setelah cheetah. Dalam keseluruhan karnivora, harimau adalah kucing karnivora terbesar dan karnivora terbesar ketiga setelah beruang kutub dan beruang coklat. 4. Seni Patung

Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi, seperti yang diungkapkan Muchtar (1992, hlm. 23) mengatakan bahwa “berbeda rupa dengan saudara-saudaranya, seni lukis dan seni grafis yang berdimensi dua, seni patung terwujud dalam bentuk tiga dimensi.

(21)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode subtraktif (mengurangi bahan seperti memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti mengecor dan mencetak)”.

5. Merakit (Assembling).

Merakit adalah teknik mematung dengan cara merangkai, merekatkan bahan satu dengan yang lain dan bahan yang digunakan adalah benda temuan. Hal tersebut sesuai dengan data yang diperoleh dari sumber http://eprints.uny.ac.id/9271/3/bab%202-06206241029.pdf. (diakses pada 26 Oktober 2014), bahwa “merakit (assembling) adalah membuat sebuah komposisi dari bermacam-macam material seperti benda temuan, besi bekas, kertas, kayu dan tekstil”.

F. Proses Penciptaan

Mengamati foto harimau dengan beberapa bentuk gerakan tubuh sebagai proses pengamatan pertama dan penghayatan untuk dijadikan sebagai subject matter dalam karya yang akan ditampilkan, sehingga dijadikan sebagai objek kajian dalam media berkarya seni patung. Dalam proses pengerjaannya penulis menggunakan bahan dari limbah besi yang dirangkai dan dikemas dalam bentuk sebuah karya patung tiga dimensi.

(22)

8

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan di atas merupakan kegiatan sintesis, yakni sebuah kegiatan dimana terdapat proses pengamatan, pengumpulan informasi, referensi dan studi lingkungan yang mencangkup tiga ranah, yaitu pengamatan alam, manusia, media referensi (alat dan bahan).

Sementara itu, kegiatan selanjutnya ialah melakukan kegiatan elaborasi, yakni sebuah kegiatan untuk menemukan sebuah gagasan penciptaan, yang kemudian akan dijadikan gagasan pokok dalam penciptaan karya seni.

Setelah kegiatan elaborasi, maka langkah selanjutnya penulis memilih langkah kontemplasi, dimana kegiatan perenungan ide atau gagasan yang telah tersirat sehingga ide tersebut terolah dalam imajinasi dan terancang dalam pikiran penulis. dan gagasan yang telah dihasilkan/direnungkan lalu dipadukan dengan kegiatan elaborasi yang telah menghasilkan sebuah gagasan pokok penciptaan karya seni rupa. Semua itu dipadukan hingga menghasilkan satu kesatuan untuk mewujudkan sebuah konsep dalam penciptaan karya seni rupa.

Sebelum beranjak pada proses penciptaan, ide/gagasan dengan media (alat dan bahan) dirangsang sehingga menciptakan suatu bentuk yang harmonis dalam karya seni. Proses perangsangan tersebut dilakukan dengan mengamati objek yang akan diangkat (harimau), sehingga akan mempermudah untuk menentukan limbah besi apa saja yang bisa digunakan.

Kegiatan yang tidak kalah pentingnya dari proses penciptaan karya patung ini ialah kegiatan realisasi, yakni sebuah proses perwujudan konsep ke dalam suatu media seni, yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan, seperti perwujudan ide dan konsep, eksplorasi, eksperimentasi, dan pencarian alat dan bahan yang akan digunakan, penggunaan teknik dalam proses penciptaan karya seni hingga tahap akhir secara keseluruhan.

G. Media

(23)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Alat:

Las listrik, meteran, gergaji besi, tang, tang jepit, gunting plat, gunting potong besi, palu, gurinda, catok besi, obeng dan sebagainya.

2. Bahan:

Limbah besi pilihan seperti: gir motor, rantai motor, gir mesin penggiling padi, kanpas rem cakram mobil, kanpas rem cakram motor, teng bensin motor, Shockbreaker mobil dan motor, dan limbah besi lainnya yang mendukung terciptanya patung harimau ini.

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dan penyusunan tugas akhir penciptaan ini adalah sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang penciptaan, rumusan masalah, tujuan penciptaan, manfaat penciptaan, kajian sumber penciptaan, proses penciptaan, media, dan sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN PENCIPTAAN

Bab ini menjelaskan landasan yang mendasari proses penciptaan atau rancangan dengan mengkaji berbagai sumber pustaka dan meninjau data informasi lapangan. Bab ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kajian pustaka, kajian faktual dan gagasan awal.

3. BAB III METODE PENCIPTAAN

Bab ini meliputi uraian proses persiapan kelengkapan alat dan bahan, dan persiapan berkarya.

4. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN KARYA PATUNG HARIMAU

Bab ini menjelaskan pengembangan konsep, proses berkarya, dan menganalisis hasil karya yang dikaitkan dengan gagasan awal.

6. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(24)

49

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENCIPTAAN

Pada umumnya manusia adalah makhluk yang tidak akan pernah puas, bahkan banyak dampak dari keserakahan manusia yang merugikan sesama manusia, lingkungan, alam beserta isinya seperti binatang dan tumbuhan. Keserakahan manusia terkadang membuat kehidupan tidak seimbang, seperti halnya untuk memenuhi kebutuhannya, manusia menghalalkan segala cara agar kebutuhannya terpenuhi. Banyak sebagian oarang melakukan penebangan lar, pemburuan satwa yang dilindungi untuk di jual hidup-hidup bahkan sampai dibunuh dan diambil bagian satwa tersebut untuk dijual. Alhasil banyak satwa liar yang kini keberadaannya terancam punah.

Namun perlu kita ketahui tidak semua manusia ada di bagian golongan yang tidak baik, banyak sebagian orang yang kini ramai berkampanye tetang penyelamatan bumi dari pemanasan global, penyelamatan hutan dari perusak hutan, dan penyelamatan satwa liar seperti harimau, gajah, badak, orang utan dan satwa lainnya dari kepunahan.

Salah satu contoh nyata yang dilakukan sebagian orang dalam penyelamatan bumi dari pemanasan global adalah dengan adanya daur ulang limbah, entah itu limbah organik ataupun limbah nonorganik seperti limbah besi. Seperti tukang rongsokan, memanfaatkan limbah besi sebagai mata pencahariannya.

(25)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yang semula limbah besi berdampak negatif bagi lingkungan, jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik, maka ancaman negatif limbah besipun tidak akan begitu besar. Sebaliknya, dari pemanfaatan limbah besi bisa menjadikan sebuah lapangan pekerjaan atau ladang usaha yang menjanjikan.

Ada juga sebagian orang dengan kesadarannya, kecintaannya, kepeduliannya dan ketertarikannya yang sengaja membuat lembaga khusus dengan misi penyelamatan hutan dan satwa liar, seperti contoh nyata lembaga Forum Harimau Kita-Jambi, Greenpeace, WWF-Indonesia, dan berbagai lembaga atau komunitas lainnya mereka berjuang serta berkampanye untuk perlindungan hutan dan satwa liar dari orang-orang yang tidak sadar melakukan perusakan hutan dan pemburuan liar satwa yang dilindungi secara tidak bertanggung jawab.

A. Visualisasi Karya

Metode yang digunakan pada penciptaan karya patung ini yaitu melalui proses instuisi serta kontemplasi pada penemuan teknik yang digunakan pada karya seni patung III, yaitu dengan menggunakan teknik rakit (Assembling) sebagai teknik utamanya. Melalui proses inilah penulis jadikan sebagai hasil pemikiran dan perasaan berdasarkan pengamatan serta penghayatan lewat eksplorasi gagasan yang terdapat dalam seni patung dengan teknik merakit yang kemudian menggunakan alat las listrik untuk merekatkannya.

Beberapa tahapan yang digunakan penulis dalam menciptakan karya patung ini, yaitu :

1. Penemuan Ide Berkarya

Penanganan limbah besi dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang baik pula dan kebaikan sekecil apapun yang manusia lakukan untuk lingkungan, alam beserta satwa liarnya pasti akan berbuah baik juga dimasa yang akan datang. Kejadian tersebut merupakan sebuah cambukan untuk penulis dalam menciptakan ide awal dalam menemukan inspirasi ide berkarya seni patung.

(26)

51

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan cara lain yaitu memanfaatkan limbah besi sebagai bahan membuat sebuah karya seni patung.

Teknik assembling (merakit) ini juga merupakan salah satu ide gagasan dalam berkarya seni patung yang dihasilkan dari proses akademik karya seni patung III. Baik dalam penggunaan bahan maupun dalam penggunaan teknik yang berguna untuk menunjang proses pengkaryaan. Seperti limbah besi kendaraan bermotor, limbah besi kendaraan mobil serta penemuan baru yang dijadikan sebagai bahan inspiratif untuk memenuhi terciptanya karya seni patung.

2. Kontemplasi

Kontemplasi merupakan tahap perenungan dimana penulis memilih serta mengembangkan objek harimau yang akan ditampilkan dalam sebuah karya seni patung berdasarkan eksplorasi bahan yang digunakan, sebagai unsur pendukung objek serta penyusunan komposisi yang akan dituangkan ke dalam sebuah karya seni patung. Tahap ini dilakukan secara terus menerus hingga mencapai hasil yang diinginkan.

Penulis merasakan banyak hal yang diaanggap melakukan kontemplasi, salah satunya pada waktu menjelang tidur ada proses penghayalan dalam proses imajinasi yang menggambarkan sebuah ide dan gagasan untuk menjadikan sebuah karya. Di samping itu juga, hal yang mendasari kontemplasi bekerja dengan lancar adalah ketenangan kesunyian dan kesenyapan yang dirasa oleh penulis pada malam hari atau saat berada di suatu tempat baru seperti di atas gubuk di tengah sawah atau di saat istirahat disuatu lembah saat mendaki gunung.

(27)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Stimulus

Stimulus adalah rangsangan yang memberi inspirasi dalam menciptakan suatu karya seni. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan yang dapat menumbuhkan rasa yang kuat untuk merealisasikan sebuah karya seni patung yang sebelumnya belum pernah dibuat oleh penulis, kegiatan tersebut meliputu pengamatan karya orang lain seperti karya patung harimau dari berbagai jenis media atau bahan, melakukan pengamatan terhadap patung-patung atau karya seni lainnya yang terbuat dari bahan limbah besi. Selain itu juga penulis mencari informasi dengan melakukan studi literatur, dengan membaca buku-buku yang berkaitan yang dapat dijadikan acuan, seperti buku sumber atau skripsi penciptaan yang berkaitan dengan maksud dan tujuan penulis, mengamati lewat internet, membuat rencana karya berupa sketsa, dan membuat karya nyata, yaitu dengan membuat karya seni patung dengan memilih objek harimau.

Stimulus merupakan dorongan penulis yang timbul lewat kegemaran dalam membuat karya seni patung baik yang bersifat internal maupun eksternal yang bisa membantu terwujudnya gagasan menjadi sebuah karya. Selain itu timbulah rasa keingintahuan yang begitu besar terhadap inovasi gagasan penulis dalam menciptakan suatu karya lewat pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga dapat terciptanya suatu karya yang inovatif, imajinatif dan keatif.

4. Berkarya

(28)

53

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal tersebut pantas diangkat untuk menjadi sebuah karya seni rupa. Kegiatan diatas merupakan kegiatan sintesis, yakni sebuah kegiatan dimana terdapat proses pengamatan, pengumpulan informasi, referensi dan studi lingkungan yang mencangkup tiga ranah, yaitu pengamatan alam, manusia, media referensi (alat dan bahan).

Kegiatan yang tidak kalah pentingnya dari proses penciptaan karya patung ini ialah kegiatan realisasi, yakni sebuah proses perwujudan konsep ke dalam suatu media seni, yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan, seperti perwujudan ide dan konsep, eksplorasi, eksperimentasi, penggunaan, dan pencarian alat dan bahan yang akan digunakan, penggunaan teknik dalam proses penciptaan karya seni hingga tahap akhir secara keseluruhan.

(29)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bagan Proses Berkarya

BAGAN 3.1

BAGAN PROSES BERKARYA

(30)

55

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Membuat karya seni tentunya hal pertama yang akan dilakukan adalah memikirkan bagaimana karya tersebut bisa direalisasikan dengan kemampuan untuk mencipta sesuatu yang baru dan berbeda dengan karya seni sebelumnya. Kemudian terciptalah suatu ide gagasan yang berasal dari dalam diri pencipta maupun dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Gagasan tersebut diciptakan baik demi kepentingan atau kesenangan diri si pencipta maupun untuk pesan kepada orang lain.

Bagan diatas merupakan salah satu penggambaran proses berkarya penulis dengan jalan mengikuti proses awal akademik Seni Patung III sebagai pra ide dalam menentukan gagasan berkarya. Kemudian memulai berkarya yang paling mudah yaitu dalam menentukan metode atau teknik apa yang digunakan si pencipta karya, barulah muncul ide gagasan yang diciptakan penulis dengan menentukan judul, tema dan teknik yang ditempuh.

Ide gagasan berkarya patung tersebut diciptakan dengan menggunakan sebuah teknik yang memang sudah ada sebelumnya. Teknik tersebut yaitu teknik Assembling (merakit) yaitu teknik merakit dalam membuat patung. Teknik ini muncul pada tahap penentuan teknik mematung deformatif yang muncul pada masa akademik Kuliah Seni patung III, menurut penulis yang paling unik dan paling berhasil diantara teknik mematung yang lain adalah penggarapan patung dengan teknik merakit, selain itu faktor keberhasilan penulis dalam mengaplikasikan kedalam sebuah karya patungpun lumayan cukup berhasil.

Disamping itu penulis tertarik pada harimau yang sering diaplikasikan pada sebuah karya lukisan sebagai benda hias atau pajangan di kamar penulis. Selain itu penulis pun sempat mengikuti pameran Harimau Nasional di Jambi pada tahun 2013. Dari kegemaran dan ketertarikan tersebut kini dijadikan sebuah ide gagasan untuk menciptakan sebuah karya seni patung yang di dalamnya menampilkan bentuk-bentuk gerakan harimau.

(31)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai proses tertentu yang lahir dari lingkungan sekitar. Sedangkan faktor internal yaitu faktor yang muncul dari dalam diri yaitu keinginan yang kuat dalam menciptakan sebuah karya seni dengan jalan ketertarikan, kepedulian, kepuasan atau kesenangan penulis yang dieskpresikan melalui sebuah karya seni.

Setelah menentukan ide kemudian tahap selanjutnya yaitu tahap kontemplasi dimana penulis merenungkan bagaimana gagasan tersebut bisa dituangkan kedalam sebuah karya seni dengan menentukan bahan, teknik, alat, dan gaya yang akan diaplikasikan kedalam karya patung tersebut. Untuk tahap ini penulis melakukan studi pustaka dengan cara mengkaji pengetahuan dengan tidak terlepas dari proses akademik seni patung I, II, III sebelumnya yang nantinya dijadikan sebagai panduan dalam menggali sumber pengetahuan melalui teknik yang telah dibuat sebelumnya. Proses tersebut merupakan proses pematangan dimana seseorang akan memilih dan memikirkan bagaimana kita menentukan sebuah tema dalam menciptakan sebuah karya yang akan dijadikan tugas akhir dalam menempuh ujian sidang dengan menyangkut dalam mata kuliah pilihan.

Setelah memikirkan dan merenungkan bagaimana mencapai sebuah gagasan dengan menentukan bahan dan teknik, tahap selanjutnya yaitu tahap Stimulasi /perangsang yang akan menguatkan ide serta konsep yang akan dibuat dengan cara mengskplorasi bahan/media yang digunakan penulis membuat karya patung.

Bahan tersebut contohnya limbah besi kendaraan bermotor, mobil, kulkas, mesin penggiling padi, dan bahan lain yang ada dilingkungan tempat tukang rongsokan sekitar. Sedangkan dalam mengeksplorasi bentuk gerakan patung, penulis dengan sengaja melihat banyak referensi dari gambar-gambar harimau di internet, majalah dan film. Selain itu penulis pun memperhatikan gerak tubuh kucing yang ada di rumah penulis sebagai model pendukung.

(32)

57

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penampilan warna, penentuan komposisi, dan unsur rupa lainnya yang menunjang dalam pembuatan karya.

Penggayaan objek yang dibuat pada karya patung tergantung dari latar belakang si pencipta karya, artinya gaya tersebut akan menjadi ciri khas tersendiri yang akan mempunyai nilai lebih dari karya yang diciptakan. Nilai tersebut akan terlihat baik jika ada yang mengapresiasi karya kita sendiri baik itu dari segi hasil maupun prosesnya. Jika dilihat dari segi hasil, apresiator berusaha memberikan kesan yang begitu antusias terhadap karya yang kita buat. Sedangkan dalam segi proses apresiator berusaha memberikan saran yang dapat diterima oleh si pencipta karya. Oleh karena itu hasil dari karya tersebut merupakan bagian dari saran atau arahan yang ada dilingkungan sekitar.

6. Persiapan Alat dan Bahan

Dalam penggarapan sebuah karya, persiapan alat dan bahan sangatlah penting. Dalam persiapan alat, penulis tidak terlalu sulit karena alat sudah tersedia di bengkel tempat membuat patung. Dari segi alat mungkin yang sedikit menyulitkan adalah kawat las yang tidak tersedia di bengkel, jadi penulis harus ke Kabupaten Tasikmalaya untuk membeli kawat las dengan jarak tempuh dari bengkel tempat pembuatan patung kurang lebih 84km, pulang pergi memakan waktu 5 jam perjalanan. Yang sangat menghambat dalam penggarapan karya akhir patung ini adalah dari bahan yang akan digunakan, karena penulis harus menunggu beberapa hari agar limbah besi terkumpul di tukang rongsokan tempat penulis mencari bahan-bahan utama pembuatan patung. Berikut ini adalah penjelasan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan karya patung harimau, yang akan menunjang kelancaran dalam penggarapan karya patung secara keseluruhan.

a. Alat

(33)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada alat las listrik tersebut terdapat pengaturan daya besar kecilnya setrum atau aliran listrik yang digunakan. Jika aliran listrik yang kita atur dengan daya yang kecil maka pada saat ngelas, kawat las tidak akan merespon alhasil bahan yang akan kita rekatkan tidak akan merekat. Sebaliknya jika daya listrik terlalu besar maka kawat las akan cepat habis terbakar bahkan bahan besi yang tipis akan rusak, bolong dan melepuh habis terbakar. Penggunaan alat las listrik harus sangat hati-hati dan harus teliti, karena jika kurang hati-hati percikan las listrik yang butiran percikkannya besar akan mengenai kulit kita dan kulit kita akan luka bakar. Penulispun sudah hati-hati namun tetap saja kejadian yang tidak diinginkan kadang terjadi, seperti menyentuh besi yang masih panas bekas dilas dan kulit tangan penulispun terluka bakar. Dalam penggarapan patung dengan teknik las seperti yang penulis lakukan ini, tingkat keamanannya harus benar-benar maksimal. Selain kacamata las, air dalam emberpun harus disiapkan untuk mencelupkan besi yang kita las agar cepat dingin. Selain itu sarung tanganpun harus dipakai, jangan seperti penulis yang sama sekali tidak menggunakan sarung tangan.

Adapun alat-alat yang digunakan adalah : 1) Alat Gambar

(34)

59

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Pensil mekanik dan pensil biasa (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2) Alat Ukur

[image:34.595.206.419.322.625.2]

Alat ukur seperti meteran, penulis gunakan untuk mengukur setiap ukuran dalam pembuatan karya patung dan pembuatan base patung sedangkan alat ukur seperti penggaris siku, penulis gunakan untuk menyikukan sudut base. Selain alat ukur yang barusan penulis sebutkan, penulis juga terkadang menggunakan potongan besi ata jengkalan tangan untuk mengukur atau untuk membandikan panjang suatu bahan atau panjang bagian patung yang digarap oleh penulis.

Gambar 3.2 Meteran (Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.3 Penggaris siku (Dokumentasi Pribadi)

3) Alat Potong

(35)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Gergaji besi

[image:35.595.214.401.199.362.2]

Gergaji besi, penulis gunakan untuk memotong besi seperti besi pipa yang tipis, besi bulat seperti besi beton bangunan, besi plat dan besi-besi kecil lainnya yang sekiranya mampu dipotong menggunakan gergaji besi.

Gambar 3.4 Gergaji besi

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

b. Gegaji Kayu

Gergaji kayu digunakan pada saat pembuatan base patung, karena base patung dibuat menggunakan bahan kayu.

Gambar 3.5 Gergaji kayu

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

c. Gurinda Pemotong

[image:35.595.209.410.437.565.2]
(36)

61

Les Pingon, 2014

[image:36.595.209.419.136.291.2]

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6 Gurinda pemotong (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

4. Alat Penjepit

[image:36.595.207.416.402.739.2]

Alat penjepit seperti tang biasa, tang jepit dan lain-lain digunakan untuk menjepit lempengan besi yang akan dilas pada bagian karya tertentu, karena kalau tidak dijepit oleh tang tangan kita akan luka oleh lempengan besi yang panas.

Gambar 3.7 Tang biasa

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(37)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tang jepit

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

5. Alat Penghalus

[image:37.595.211.415.312.674.2]

Alat penghalus seperti gurinda dan kikir besi, penulis gunakan untuk menghaluskan bagian besi yang tajam dan bagian besi yang terdapat bahan yang menghalangi saat dilas. Biasanya kanvas rem cakram mobil atau motor yang masih terdapat lempengan seperti serbuk gergaji yang merekat pada permukaan besi yang akan dilas, hal tersebut menyulitkan pengelasan karena besi harus berpadu dengan besi tidak boleh ada benda lain yang menghalangi.

Gambar 3.9

[image:37.595.213.415.313.460.2]

Gurinda penghalus dan kikir besi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.10 Kikir besi

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(38)

63

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:38.595.199.426.170.360.2]

Palu adalah alat yang penulis gunakan untuk memukul bagian besi yang sekiranya ingin diluruskan atau dibengkokkan. Untuk palu yang ukurannya sangat besar dinamakan martil.

Gambar 3.11 Palu berbagai ukuran (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

7. Alat Bantu

Alat bantu seperti obeng biasanya penulis gunakan untuk menekan bagian lempengan plat yang akan disambung menggunakan las listrik dan obeng juga digunakan untuk memukul-mukul kerak besi bekas proses pengelasan.

Gambar 3.12 Obeng

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:38.595.195.428.492.675.2]
(39)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kawat las adalah alat perekat besi dan kawat las yang penulis gunakan ada dua macam ada yang besar dan ada yang kecil, namun yang besar hanya sedikit saja karena kawat las yang besar sulit digunakan ketika ada bagian dalam patung yang akan dilas dan harus masuk melalui celah kecil.

[image:39.595.204.426.191.379.2]

Gambar 3.13 Kawat las (Asetelin) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

9. Las listrik

Las listrik yang penulis gunakan dalam penggarapan karya patung harimau adalah Maxtron 900W, tidak hanya sebagai alat perekat besi namun las listrik ini juga bisa digunakan untuk memotong besi yang ukurannya tidak terlalu tebal dan besar.

Gambar 3.14 Las listrik

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:39.595.202.415.515.684.2]
(40)

65

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:40.595.201.428.218.411.2]

Untuk keamanan dalam penggarapan karya, penulis menggunakan kacamata hitam untuk keamanan mata karena jika kita mengelas tanpa alat keamanan untuk mata maka mata kita akan rusak. Dibawah ini adalah jenis kacamata untuk keamanan saat mengelas namun penulis tidak menggunakannya dikarenakan mengganggu kenyamanan dalam menggarap patung.

Gambar 3.15 Kacamata las

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

11. Alat Pembengkok

Alat pembengkok besi atau plat yang penulis gunakan adalah catok, alat ini bisa digunakan untuk menjepit besi yang akan kita bengkokkan atau besi yang akan kita potong.

Gambar 3.16 Catok

[image:40.595.197.427.539.731.2]
(41)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12. Alat Penerangan

[image:41.595.242.380.238.463.2]

Alat penerangan digunakan penulis dalam penggarapan karya jika saat lembur karena pengerjaannya malam hari sangat memerlukan pencahayaan yang maksimal, maka digunakan alat penerangan bantu agar pada saat merakit atau mengelas bahan yang direkatkan pada bagian karya tidak salah atau melenceng.

Gambar 3.17 Lampu

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

b. Bahan

Dalam proses pembuatan karya diperlukan beberapa jenis bahan utama berupa objek temuan limbah besi yang memiliki ketebalan, kekuatan, daya tahan, dan bentuk yang mendukung untuk digunakan sebagai media inti dalam penciptaan karya patung harimau. Bahan yang digunakan penulis ada yang beberapa dapat menyulitkan dalam pengelasan yaitu bahan yang sudah penuh dengan karat, bahan yang terdapat anti karat dan bahan yang permukaannya penuh dengan bekas-bekas oli.

(42)

67

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bukan besi tadi dengan bahan besi agar bahan yang bukan besi tersebut dapat dipasangkan pada patung.

Banyak bahan yang digunakan penulis dalam membuat tiga patung harimau ini menggunakan kurang lebih 320kg limbah besi dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Bahan tersebut dibeli dari pengepul atau tukang rongsokan didaerah setempat dengan harga perkilogramnya adalah Rp.4500. Bahkan ada limbah besi yang harga perkilogramnya adalah Rp.5000.

[image:42.595.102.441.181.830.2]

Berikut beberapa bahan yang telah disiapkan oleh penulis. 1) Mangkuk Otomatis Motor

Gambar 3.18 Mangkuk otomatis motor (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2) Baut 17mm

Gambar 3.19 Baut 17mm

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:42.595.218.411.300.449.2]
(43)

Les Pingon, 2014

[image:43.595.105.441.117.837.2]

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.20 Kanvas otomatis motor (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

4) Segi Tiga Motor

Gambar 3.21 Segi tiga motor (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:43.595.193.429.712.840.2]

5) Standar Dua Motor

Gambar 3.22 Standar dua motor (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(44)

69

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.23 Gantungan mesin motor (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:44.595.210.416.301.474.2]

7) Busi Motor

Gambar 3.24 Busi

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:44.595.210.416.517.690.2]

8) Kanvas Cakram Motor

Gambar 3.25 Kanvas cakram motor (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(45)

Les Pingon, 2014

[image:45.595.120.419.105.478.2]

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.26 Limbah tower

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

10) Shockbreaker Motor (Sebleker)

Gambar 3.27 Sochbreaker motor (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:45.595.206.418.110.278.2]

11) Limbah Besi Beton

Gambar 3.28 Besi beton

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:45.595.211.412.520.691.2]
(46)

71

Les Pingon, 2014

[image:46.595.115.432.107.525.2]

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.29 Sasis motor bebek (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

13) Limbah Alat Berat

Gambar 3.30 Gigi pengeruk excavator

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:46.595.201.422.554.720.2]

14) Limbah Kulkas

(47)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15) Limbah Pekakas Pertanian

Gambar 3.32

Lencog

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

16) Limbah Motor

Gambar 3.33 Jeruji roda motor (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

17) Limbah Motor

Gambar 3.34

Laher

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

[image:47.595.215.408.134.308.2] [image:47.595.217.404.530.681.2]
(48)

73

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:48.595.180.426.161.818.2]

Limbah besi lainnya yang penulis gunakan dapat di lihat pada gambar-gambar dibawah ini. Penulis mengalami kesulitan dalam pencarian atau menentukan nama dari setiap bahan satu persatu.

Gambar 3.35 Bahan lainnya 1 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.36 Bahan lainnya 2 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(49)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.38 Bahan lainnya 4 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

19) Spray Paint clear

Spray paint clear digunakan pada saat finishing oleh penulis tujuannya agar

[image:49.595.221.411.353.564.2]

karya terlihat mengkilap dan tidak mudah terkena karat.

Gambar 3.39 Spray paint clear (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

B. Proses Persiapan Berkarya

Dalam pembuatan patung harimau dengan teknik merakit menggunakan las listrik ini, selain alat seperti Las listrik dan Kawat las sebagai alatnya, juga diperlukannya eksplorasi bahan untuk mengetahui konsep bentuk karya yang akan dibuat. Konsep tersebut berupa proses berkarya dengan mengikuti tahapan sebagai berikut :

(50)

75

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mencari referensi dari berbagai sumber sebagai acuan dalam pembuatan karya patung. Dari studi gambar, penulis dapat menentukan, memilih dan memilah bentuk gerakan harimau yang akan diaplikasikan pada karya patung. Tentunya terlebih dahulu dari hasil pengamatan gambar gerakan harimau yang sudah dipilih maka dilakukan penggambaran atau pembuatan sketsa.

Dengan mengumpulkan banyak referensi karya patung dari limbah besi ataupun bahan lainnya, penulis semakin kaya akan ide-ide yang diserap, sehingga mampu untuk menciptakan karya baru berupa media yang artistik. Gambar-gambar yang diamati oleh penulis bersumber dari internet, majalah dan dari media masa seperti film-film dokumenter flora dan fauna.

2. Penggalian atas objek dengan membuat sketsa

Berdasarkan tahapan-tahapan berkarya yang dialami penulis, proses berkarya dimulai dari bimbingan sketsa-sketsa gambar yang akan dijadikan acuan dalam berkarya seni patung.

Pembuatan sketsa dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari visualisasi karya patung sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Penulis beberapa kali mengalami perubahan dalam penggambaran sketsa patung. Perubahan tersebut dilakukan karena penulis merasa belum mendapatkan visualisasi yang pas untuk mewakili konsep yang sebelumnya telah ditentukan.

3. Proses Pencarian dan Pemilahan Bahan

Proses pencarian bahan sangat sederhana, karena bahan yang cari tentu limbah. Penulis mencari atau mengumpulkan bahan dari beberapa bengkel motor dan pengepul rongsokan sekitar rumah.

(51)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Proses Pembuatan Patung

Dalam pembuatan patung limbah besi, penulis menggunakan teknik assembling (merakit), yang didalamnya terdapat beberapa proses rumit seperti

pemotongan dan penyambungan bahan. Dalam proses penyambungan bahan teknik yang digunakan adalah teknik las, dimana penulis menggunakan alat las listrik untuk merekatkan bahan satu dengan bahan yang laindan, dan penulis menggunakan teknik memotong dengan menggunakan gurinda dan gergaji besi.

Bahan-bahan yang telah dipilih, kemudian dirakit, dipotong dan disesuaikan dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan, setelah semuanya selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah menyusun, merakit dan merekatkan, bila untuk yang berbahan dasar dari plastik atau karet maka diperlukan bahan besi untuk menyangga atau menggantungnya pada bagian patung yang diinginkan, dan bila bahan yang akan direkatkan adalah bahan yang berbeda maka digunakan baut.

5. Proses Pembuatan Base

Base dibuat dari bahan kayu dan disesuaikan dengan ukuran patung.

Pembuatan base dengan bahan kayu sengaja penulis pilih karena untuk memenuhi sebuah gagasan awal yang penulis rancang, penulis menggunakan base dengan bentuk yang berbeda antara base yang satu dan yang lainnya. Bentuk base ada yang berbentuk beraturan dan ada yang berbentuk tidak beraturan, hal tersebut sengaja penulis gagas agar ada kesan berbeda atau tidak monoton.

6. Proses Finishing

Finishing yang diterapkan oleh penulis pada karya patung harimau adalah penyemprotan pada permukaan bahan atau bagian patung menggunakan spray paint clear agar mengkilap dan warna dari setiap bahan yang digunakan tidak

(52)

77

Les Pingon, 2014

(53)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan studi pengamatan yang dilakukan penulis pada objek harimau, penulis mendapatkan ketertarikan dan kepedulian pada harimau untuk menjadikan objek berkarya patung dengan bahan limbah besi didasarkan pada beberapa hal, yakni sebagai berikut:

1. Penulis mengankat harimau sebagai tema berkarya patung, karena penulis tertarik dan ingin sedikit ikut serta berkampanye tentang penyelamata satwa liar seperti harimau dari kepunahan.

2. Limbah besi dipilih berdasarkan pemikiran yang matang untuk memanfaatkan limbah tersebut dengan cara lain yaitu menggunakannya sebagai bahan membuat patung harimau.

3. Sebelum masuk pada proses perakitan, penulis membuat sketsa harimau terlebuh dahulu dan mulai mencari titik mana yang akan terlebih dahulu di rangkai, dengan menggunakan limbah besi seperti besi shockbreaker kendaraan bermotor, mobil, penulis merangkai terlebih dulu kerangka harimau dengan bagian sepasang kaki belakang dan kaki depan serta tulang punggung, untuk memudahkan pembuatan patung harimau. Setelah pembuatan kerangka cukup menyerupai gerakan yang diinginkan, penulis memilih bermacam-macam limbah besi seperti limbah kendaraan mobil (mobil, kanvas rem cakram, kopling, laher, dan lain sebagainya), kendaraan motor (tank bahan bakar,kanvas rem cakram, gear, piringan rem cakram, busi, rantai, mangkuk otomatis, pelatuk kelep,

(54)

111

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuknya dipotong dan ada pula item limbah yang tidak mengalami pemotongan samasekali.

Penulis menampilkan tiga karya harimau dengan bentuk gerakan berbeda-beda pada setiap karya patungnya yakni gerakan disaat harimau akan mengintai mangsa, yang dianalogikan kepada manusia yang sedang mengintai atau mencari sesuatu untuk menjadi korban keserakahannya seperti halnya hutan-hutan yang dibidik oleh sebagian orang untuk ditebangi pohonnya secara ilegal dan diburu satwa liarnya serta dijual secara ilegal juga. Kemudian karya kedua adalah gerakan patung harimau pada saat berlari, yang dianalogikan pada manusia yang tidak henti-hentinya mengikuti hawa nafsunya untuk berbuat kerusakan pada alam ini seperti halnya perusakn pada hutan dan isinya seperti satwa liar yang dilidungi. Pada gerakan patung yang terakhir adalah gerakan patung harimau sedang mengancam yang dianalogikan kepada manusia dengan sifat keserakahannya sangatlah mengancam keseimbangan dalam berhubungan dalam kehidupan terutama hubungan dengan alam. Manusia serakah sangatlah jadi ancaman untuk keseimbangan hidup di bumi ini.

Hasil yang dibuat memberi kepuasan kepada penulis. Hal tersebut dibuktikan pada bentuk harimau yang hampir menyerupai robot sehingga merupakan pengalaman dan berkesan baru dalam berkarya seni, khususnya pada seni patung. Selama perjalanan berkarya seni patung harimau dengan limbah besi, banyak pengalaman unik yang didapat oleh penulis.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang disampaikan terkait dengan penciptaan karya ini, diantaranya:

1. Bagi mahasiswa Departemen Pendidikan Seni Rupa FPSD UPI Bandung. a. Menjadikan karya tulis ini sebagai referensi awal untuk dikembangkan menjadi penelitian yang lebih baik.

(55)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperhatikan tata cara menggunakan alat konstruksi las beserta keamanannya. Karena jika tidak memperhatikan tata cara penggunaannya resiko kecelakaan pada saat bekerja akan beresiko tinggi.

c. Pemilihan limbah besi jangan sampai tertukar dengan limbah berbahan alumunium, karena bahan alumunium tidak bisa dilas menggunakan las listrik yang berbahan baja lunak. Ringkasnya bahan besi dan alumunium tidak jauh berbeda sehingga mudah tertukar, maka dibutuhkan kehati-hatian pada saat pemilihan limbah besi khususnya limbah mesin motor dan mobil.

d. Bereksplorasi dalam berkarya, khususnya karya patung dengan material yang berbeda dan baru agar dapat memperkaya kekaryaan pada dunia seni rupa.

2. Bagi para Pendidik Seni Rupa.

a. Menjadi referensi untuk menjadikan alternatif berkarya, mengingat bahan yang digunakan cukup mudah.

b. Menjadi salah satu contoh yang baik untuk diterapkan di kurikulum sekolah mengingat bahan yang digunakan sangat mudah didapat.

c. Melakukan eksplorasi teknik-teknik dalam pembuatan karya seni, baik dengan satu teknik atau menggabungkan dengan teknik yang lainnya.

d. Memancing semangat berkarya memanfaatkan bahan yang tanpa membatasi langkah untuk berkarya.

e. Tidak terpaku pada materi atau teknik-teknik berkarya yang ada dalam materi perkuliahan.

(56)

113

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Darmaprawira, S. (2002) Warna teori dan kreativitas penggunaannya. Edisi ke-2, Bandung: ITB.

Jusuf, O. (2010).” Membuat Patung Gips & Lilin” Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kartika, Dharsono Sony. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains. . (1990) Perjalanan Seni Rupa Indonesia. Jakarta: Penerbit

Pameran Kias

Muchtar, B. Dkk. (1992). Seni Patung Indonesia. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.

Poerwadarminta, W.J.S. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Bina Angkasa Baru.

Prawira, Nanang Ganda. (2004) Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains. Prawira, Ds. (1989). Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni & Desain. Jakarta:

Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sanyoto, S. E. (2010) Nirmana elemen-elemen seni desain. Edisi kedua, Yogyakarta: Jalasutra.

Setjoatmodjo P. (1988). Bacaan Pilihan Tentang Estetika. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Soegijo, G. Sidharta. (1987a). Dasar-Dasar Mematung. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Soegijo, G. Sidharta. (1992b). Di Sekitar Seni Patung Dewasa Ini. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.

Soedarso. (2000). Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Jakarta : Studio Delapan Puluh Enterprise.

(57)

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Susanto, M. (2002). Diksi Rupa Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2013a) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia 2013. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2014b) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia 2014. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Toekio, M. S. (1987) Mengenal ragam hias Indonesia. Bandung: Angkasa.

Yudoseputro, W. (Penyunting). (1976). Seni Patung Indonesia Lama. Jakarta: Aries Lima.

Majalah

Fransisca Noni. (2012). “Bilingual Harimaukita Newletter”. Rimueng. Vol. 2 Edisi 6.

Internet

Angelfire. (1998). Harimau. Taman Nasional Krinci Jambi Seblat. [Online]. Tersedia:http://www.angelfire.com/id2/jambi/harimau.htm[17 Juni 2014] Iding A. Haidir. (2012, September). Perjumpaan Pertama Induk dan Anak

Harimau.Bilingual Harimaukita Newsletter Rimueng, 2-26. Tersedia: http://www.harimaukita.or.id/ [ 23 Mei 2014]

Lynam, A.J. & Nowell, K. (2008). Panthera tigris corbetti. Daftar Merah Spesies Terancam IUCN 2008. IUCN 2008.[Online]. Tersedia:http:// awsassets.wwf.or.id/downloads/tiger_indocina [9 Agustus 2013]

Internet Gambar

(58)

115

Les Pingon, 2014

PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMB

Gambar

Gambar 3.2 Meteran
Gambar 3.5 Gergaji kayu
Gambar 3.7 Tang biasa
Gambar 3.10
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tekan, kuat tarik belah, uji geser dan uji jatuh gravitasi batako, dengan memakai bahan tambah dari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tekan, kuat tarik belah, uji geser dan uji jatuh gravitasi batako, dengan memakai bahan tambah dari pecahan tempurung

Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa campuran adukan paving yang baik dengan penambahan aspal hasil cold milling sebesar 35% dengan fas 0,4 karena mempunyai kuat

pecahan genteng dan tanpa menggunakan pasir. 2) Untuk mengetahui kuat tekan dan kuat lentur dari dinding panel ini dengan. penggunaan tiga nilai fas yaitu 0,35; 0,40; 0,45.

Pengujian daya serap, kuat tekan dan kuat tarik belah dapat disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah batako dengan komposisi 0%, yaitu tanpa tambahan abu batu dan

Dari hasil pengujian kuat tekan beton juga dapat dilihat bahwa penambahan agregat Bongkahan Cangkang Sawit (BCS) sebesar 15 % dapat menghasilkan nilai kuat

Dari hasil pengujian kuat tekan beton juga dapat dilihat bahwa penambahan agregat Bongkahan Cangkang Sawit (BCS) sebesar 15 % dapat menghasilkan nilai kuat

Kuat Tekan Beton Hasil pengujian kuat tekan beton pada umur 7 hari dengan variasi penggunaan air limbah sebesar 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dari volume air bersih yang digunakan dapat