• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN DAN TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN DAN TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN DAN

TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN

KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK

(Pra-Eksperimen Terhadap Siswa SMP Langlangbuana 2 Bandung Kelas VII Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

NINING SUSANTI 0900417

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Oleh

Nining Susanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nining Susanti 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

KEPERCAYAAN DIRI SISWA

(Pra-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Langlangbuana Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DI SAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. H. Agus Taufiq, M.Pd.

NIP. 19580816 198503 1 007

Pembimbing II

Dra. Hj. Chandra Affiandary, M.Pd.

NIP. 19570611 198609 2 001

Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd.

(4)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Nining Susanti. 2014. Efektivitas antara Teknik Permainan dan Teknik Sosiodrama dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik (Pra-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Penelitian bertujuan mengetahui Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik penelitian yang digunakan yaitu pra-eksperimen, dengan Design Pretest-Postest Kelompok Statis. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur berupa kuesioner yaitu alat ukur kepercayaan diri. Instrumen yang digunakan mengacu pada aspek dari Burton. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menghasilkan: 1) Gambaran tingkat kepercayaan diri siswa kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung tahun ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang, 2) Terjadi peningkatan skor kepercayaan diri setelah dilakukannya treatment dengan teknik permainan dan teknik sosiodrama, 3) Analisis perhitungan data menggunakan Uji t (Paired Sample T test) untuk efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Rekomendasi untuk guru BK adalah memahami lebih luas teknik-teknik yang terdapat dalam bimbingan dan konseling untuk membantu permasalahan yang dihadapi peserta didik serta mampu menerapkan teknik permainan dan sosiodrama dalam menangani peserta didik yang mengalami kepercayaan diri rendah.

(5)

ii ABSTRACT

Nining Susanti. 2014. Effectiveness of Games Technique and Sociodrama

Technique to Improving Student’s Self Confidence (Pre-Experimental Research

Against Class VII Students of SMP Langlangbuana 2 Bandung Academic Year 2013/2014)

The objective of this research is effectiveness game and sociodrama technique to improving student’s self confidence. This research used quantitative approach with pre-experiment method through group static pretest-posttest design. The data in this research is collected with measuring instrument as questionnaire. Questionnaire is used to measure the student’s self confidence. The instrument of this questionnaire is referring to self confidence aspects from Kate Burton. The population of this research is VII grade students from Langlangbuana 2 Junior High School Bandung, education period 2013/2014. The result of this research is : 1) explained that student’s self confidence in VII grade from Langlangbuana 2 Junior High School Bandung is on medium grade. 2) the student’s self confidence score is increased after researcher did treatment with games and sociodrama technique. 3) Researcher used Analysis Of uji t (Paired Sample T test) that there was no significant difference between games and sociodrama technique to improving student’s self confidence. Researcher recommended for group and counselling teacher to understand more widely the methods on goup and counselling. So, the teacher can help student’s problems and able to apply games and sociodrama technique to handle the student with lower self confidence.

(6)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ………..

C. Tujuan dan Manfaat Peneltian ……….………

D. Asumsi ……….

BAB II MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK

MELALUI METODE PERMAINAN DAN METODE SOSIODRAMA

A. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama ………

B.

Konsep Dasar Kepercayaan Diri Pada Remaja dan Upaya Peningkatannya ..

C. Metode Permainan dan Metode Sosiodrama ………...

(7)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….

B. Metode dan Desain Penelitian ...

C. Definisi Operasional Variabel ……….

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……….

1. Keefektivan antara Metode Permainan dan Metode Sosiodrama Pada

Saat Pre-test ………..

2. Treatment (Penanganan) ………

3. Keefektivan antara Metode Permainan dan Metode Sosiodrama Pada

Saat Post-Test ………

4. Perbandingan Hasil Pre-Test Dan Hasil Post-Test Metode Permainan

dan Metode Sosiodrama ………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………..

B. Saran ………

95

(8)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan tempat bagi para peserta didik untuk mendapatkan

ilmu dan pendidikan yang bermanfaat serta berguna bagi kehidupan mereka di

masa yang akan datang. Pendidikan formal seperti sekolah mempunyai struktur

yang jelas dan memiliki kurikulum yang terstruktur dengan jelas pula. Sekolah

menjadi suatu wadah yang diharapkan mampu membawa kemajuan dan

perubahan ke arah yang lebih baik bagi para peserta didik di masa mendatang.

Sekolah merupakan pendidikan yang bersifat formal. Pendidikan bertujuan

mendidik anak-anak bangsa di semua jenjang usia dari usia kanak-kanak sampe

sedang memasuki masa transisi yaitu antara masa kanak-kanak dan menjelang

dewasa dan juga mulai mengalamai masa-masa datangnya pubertas. Sejalan

dengan pernyataan Santrock (2007:20) “masa remaja awal kurang lebih

berlangsung dimasa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan

perubahan pubertas terbesar terjadi di masa ini”.

Tahapan perkembangan menurut Hurlock (1980) yaitu :

(10)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru, (3) Masa remaja akhir (19-22 tahun) masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa”

.

Dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan tersebut bahwa remaja pada

umumnya berada dalam jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Remaja adalah tahap perkembangan transisi

yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai

dengan perubahan fisik serta pemikiran-pemikiran dan hubungan sosial dengan

teman yang luas. Menurut Santrock (2007:20) mengemukakan “masa remaja

adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa,

yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional”.

Pada umumnya seorang remaja tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak,

namun juga masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan sebagai orang

dewasa. Remaja sedang berada dalam proses mencari jalan hidup dan karakter

yang paling sesuai. Remaja seringkali mencoba hal-hal yang baru yang terkadang

tidak sesuai dengan pola pikir orang dewasa, sehingga menimbulkan

kekhawatiran orangtuanya serta lingkungannya.

Pada masa remaja awal seseorang tidak akan terlepas dari perubahan fisik

dan psikis pada setiap individu. Perubahan yang sangat jelas pada remaja awal ini

adalah perubahan fisik, karena tubuhnya berkembang menjadi sangat cepat

sehingga akan mencapai bentuk seperti orang dewasa. Remaja biasanya sangat

memberi perhatian lebih terhadap kondisi fisiknya atau pun cara berpakaian

karena remaja merasa ingin diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya.

Ali, M, dkk (2009:10) menyebutkan bahwa “perkembangan masa remaja

difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta

(11)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tugas perkembangan remaja pada masa sekolah yang berhubungan

dengan kehidupan sosial menurut Hurlock (1980) adalah “mampu membina

hubungan baik antara anggota kelompok yang berlainan jenis, mencapai

kemandirian emosional, dan mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial

yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa”.

Untuk melaksanakan tugas perkembangan pada remaja diperlukan

kepercayaan diri yang memadai. Dilihat dari sudut pandang perkembangan, pada

usia remaja sangat rentan dengan rasa percaya diri yang dia miliki. Rasa percaya

diri yang dimiliki remaja akan mempengaruhi pengembangan potensi yang

dimilikinya apabila remaja tersebut memiliki rasa percaya diri yang rendah maka

potensi yang ada didalam dirinya akan terhambat. Sebaliknya jika remaja

memiliki kepercayaan diri yang tinggi maka potensi didalam diri remaja tersebut

dapat tereksplorasi dengan baik.

Pada usia remaja perubahan fisik sangat berpengaruh pada kepercayaan

diri. Karena usia remaja sudah menjalin pertemanan dengan lawan jenis dan sudah

memikirkan penampilan. Rasa ketidakpuasan terhadap perkembangan tubuh yang

dialami dalam penampilan fisik, juga dalam bidang akademik. Banyak sekali

remaja di sekolah yang tidak merasa percaya diri atau malu ketika tampil di depan

kelas dan takut atau ragu mengeluarkan pendapatnya. Hal ini menyebabkan

remaja tidak mampu menunjukkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

Begitu pentingnya penanganan masalah kepercayaan diri yang dihadapi

remaja saat ini, maka perlu adanya upaya yang dilakukan. Upaya-upaya untuk

meningkatkan kepercayaan diri ini harus menjadi tanggung jawab bersama, dari

mulai remaja itu sendiri, pihak keluarga, sekolah dan masyarakat. Pihak sekolah

memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri. Karena di

sekolah, seorang peserta didik memiliki waktu dan kesempatan lebih banyak

(12)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepercayaan diri agar dapat memahami dan mengamalkan dalam kehidupannya

sehari-hari.

Kepercayaan diri harus dipupuk sejak dini dan harus mendapat perhatian

yang tinggi, karena dengan kepercayaan diri peserta didik akan mampu meraih

prestasi dengan baik khususnya di bidang akademik. Masalah kepercayaan diri

yang dihadapi peserta didik menjadi masalah yang lebih serius apabila tidak

ditangani dengan baik. Dengan kepercayaan diri yang rendah, peserta didik akan

mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan, tidak

terpenuhinya tugas perkembangan dan akan sulit dalam mencapai prestasi.

Kepercayaan diri adalah perasaan yakin terhadap kemampuan diri sendiri

bahwa dirirnya mampu menyelesaikan atau mengatasi setiap masalah yang

dihadapi serta yakin akan kemampuan dirinya dalam mencapai tujuan. Menurut

Perry (2005:7), “kepercayaan diri berarti merasa positif tentang apa yang bisa

Anda lakukan dan tidak mengkhawatirkan apa yang tidak bisa Anda lakukan, tapi

memiliki kemauan belajar”. Kepercayaan diri adalah alat untuk memperlancar

hubungan antara sosial, minat dan bakat.

Kurang sesuainya pola asuh orang tua yang terbentuk pada masa kecil

menjadi faktor kurangnya percaya diri pada remaja. Bila pada masa kanak-kanak

kurang menerima ekspresi kasih sayang dari orang terdekatnya terutama orang

tua, jarang mendapat pujian melainkan lebih sering dikritik, mendapat celaan atau

mendapat perlakuan kasar, maka ketika remaja anak tersebut akan mengalami

kepercayaan diri yang rendah. Berdeda dengan anak yang semasa kecil menerima

perhatian yang lebih dari orang tuanya, ketika dewasa akan memiliki kepercayaan

diri yang tinggi.

Dalam diri individu kepercayaan diri perlu ditingkatkan, karena dengan

percaya diri seseorang akan mengenal dirinya serta mengenal potensi yang

(13)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersosialisasi dengan orang lain dan akan sulit menentukan minat serta bakat yang

akan ditentukan. Kepercayaan diri yang rendah salah satunya karena individu

tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan atau individu yang kurang

memiliki kemampuan dan keterampilan dalam berinteraksi dengan orang lain,

sehingga banyak sekali orang0orang yang tidak mempunyai banyak teman.

Menurut Darajat (1982) bahwa

“kepercayaan diri yang rendah ini dapat mengakibatkan rasa pesimis, apatis, menarik diri dalam pergaulan, tidak berani mengemukakan ide atau perasaannya, serta tidak berani bertindak ataupun mengambil inisiatif, dengan demikian kurangnya kepercayaan diri dapat menyebabkan potensi manusia tidak dapat berkembang secara optimal”.

Dalam artikel yang dimuat dalam blog Problem Perilaku Anak (2011),

“masalah kepercayaan diri adalah masalah yang paling sering mengganggu pada masa remaja”. Remaja yang mempunyai masalah kepercayaan diri mudah merasa

tidak puas dengan keadaan diri mereka, dan tanpa sadar mereka terlalu peka

terhadap komentar orang lain meskipun komentar tersebut tidak ditujukan kepada

mereka. Masalah kepercayaan diri merupakan masalah yang wajar dialami saat

melalui masa remaja, tetapi ada baiknya jika orangtua melakukan upaya-upaya

untuk membantu anak mendapatkan kembali kepercayaan dirinya.

Dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri pada remaja, perlu adanya

teknik untuk mengembangkan kepercayaan diri. Ada beberapa teknik yang dapat

dilakukan untuk membantu peserta didik dalam menangani permasalahan

kurangnya kepercayaan diri. Teknik yang akan digunakan adalah bimbingan

kelompok. Dalam teknik bimbingan kelompok ada beberapa teknik yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Teknik yang

dimaksud adalah melakukan teknik bimbingan kelompok dengan teknik

(14)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik yang dirasakan tepat untuk mengatasi permasalahan pribadi-sosial

peserta didik di sekolah adalah teknik permainan. Penelitian Kurniati dilakukan

tahun 2006 (Priyono, 2011) “membuktikan penggunaan permainan kelompok

dalam bimbingan dapat mengembangkan kemampuan penyesuaian diri

pribadi-sosial”.

Teknik permainan yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan

permainan kelompok dimana peserta atau peserta didik dibagi menjadi beberapa

kelompok untuk memainkan suatu permainan yang dapat meluapkan dan

mengekspresikan diri para peserta. Permainan dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa macam permainan.

Rusmana (2009:14) menyebutkan bahwa ada tiga jenis permainan, yaitu:

“(1) permainan keterampilan fisik, yang di dalam nya hasil ditentukan oleh kemampuan-kemampuan gerak pemain, (2) game strategiyang didalamnya keterampilan kognitif menentukan pemenang, (3) game untung-untungan yang di dalamnya hasil permainan tersebut acak dan tidak sengaja”.

Schaefer dan Reid (Rusmana, 2009:16) mengidentifikasi empat kategori

game:

(1) game komunikasi, biasanya tidak menekankan kompetisi untuk mendorong ekspresi diri, (2) game pemecahan masalah, merupakan aktivitas yang sangat terstruktur yang memberi kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan spesifik beserta solusi praktisnya, (3) game peningkatan ego, menantang para pemain untuk menunjukkan penampilan pada satu sama lain, (4) game sosialisasi, pada umumnya digunakan dalam terapi kelompok dan dicocokan pada praktik interaksi sosial dan peningkatan sensitivitas/kepekaan pada dinamika yang melandasi wacana sosial”.

Menurut Serok & Blum (Suwarjo & Eliasa, 2011:4) “Permainan atau

Games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi peraturan, pemecahan

masalah, disiplin diri dan kontrol emosional dan adopsi peran-peran pemimpin

(15)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosialisasi”. Penelitian dari Kadek Suhardita (2011) dengan judul Efektivitas

Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan

Percaya Diri Peserta didik (Penelitian Quasi Eksperimen pada Sekolah Menengah

Atas Laboratorium (Percontohan) UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan percaya diri

peserta didik setelah diberikan intervensi penggunaan teknik permainan dalam

bimbingan kelompok.

Berdasarkan penelitian Iis Kukuh Prasetyo (2013) Dengan Judul Upaya

Peningkatan Kepercayaan Diri Melalui Teknik Bermain Peran (Role Playing)

Pada Peserta didik Kelas VIII Di SMP N 3 Manisrenggo. Hasil menunjukkan

bahwa adanya peningkatan skala kepercayaan diri pada peserta didik setelah

dilakukannya permainan role playing atau bermain peran tersebut.

Sosiodrama merupakan teknik yang melibatkan sekelompok peserta didik

untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam naskah cerita kemudian

menampilkannya di depan kelas. Teknik sosiodrama ini dapat membuat peserta

didik untuk menampilkan karakter apa yang mereka dapat di depan

teman-temannya serta dapat melatih kepercayaan diri mereka. “Tujuan penting dari

sosiodrama adalah wawasan yang lebih besar dan pemahaman tentang hubungan

manusia, yang lebih lengkap dan ekspresi yang tepat dari emosi, dan eksperimen

dengan perilaku atau sikap baru dalam lingkungan yang saling mendukung”

(Propper, 2008).

Monica Zuretti (Kellerman, 2005:45) menceritakan kisah sosiodrama yang

terjadi di Amerika:

(16)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kulit hitam dan mereka telah menikah. Pada saat itu, pernikahan antar-ras adalah bagian yang tidak dapat diterima dan besar masyarakat akan menolak pasangan dan anak-anak mereka juga. Ketika sesi berlangsung dan wanita tersebut berbagi keprihatinannya untuk masa depan anaknya, seorang wanita dari penonton muncul. Secara kebetulan, dia adalah saudara protagonisnya dan telah mendengar dia berteriak minta tolong. Dalam sebuah adegan bergerak, dia merangkul ibu yang terpukul itu dan meyakinkannya bahwa ia akan mendukung mereka berdua”.

The true subject of a sociodrama is the group”. (Moreno, 1953:88). Felix Kellerman (2007:17) menyatakan bahwa “sosiodrama adalah pengalaman

kelompok sebagai suatu prosedur untuk eksplorasi sosial dan transformasi konflik

antar kelompok”. Moreno (1942) menyebutkan bahwa “sociodrama was

developed as a deep action method for dealing with intergroup relations and

collective ideologies”. Dengan demikian teknik sosiodrama tepat apabila

digunakan sebagai suatu teknik untuk mengatasi masalah kepercayaan diri pada

peserta didik yang diselesaikan melalui bimbingan kelompok.

Pada studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMP Langlangbuana 2

Bandung dengan judul Perbandingan Keefektivan antara Teknik Permainan dan

Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta didik,

didapatkan informasi dari Guru Bimbingan dan Konseling mengenai anak yang

memiliki rasa percaya diri rendah. Di tahun awal penerimaan peserta didik baru,

hampir pada tiap kelas terdapat peserta didik yang memiliki rasa percaya diri

rendah. Rata-rata tiap kelas terdapat lebih dari 20% yang memiliki kepercayaan

diri rendah. Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Langlangbuana 2 Bandung

mengatakan pada umumnya anak yang memiliki kepercayaan diri rendah berada

pada peserta didik tingkat awal atau pada peserta didik kelas VII, dengan alasan

pada peserta didik jenjang tersebut mereka dihadapkan pada kondisi yang baru

(17)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peran bimbingan dan konseling sangat penting dalam membantu peserta

didik untuk meningkatkan kepercayaan dirinya karena pelaksanaan bimbingan

dan konseling di sekolah bertujuan agar peserta didik dapat menemukan pribadi,

mengenal lingkungan sosial, dan merencanakan karir atau masa depan.

Bimbingan dan konseling sangat berperan aktif dalam membantu peserta didiknya

untuk mencapai potensi yang dimilikinya secara optimal. Kurangnya percaya diri

akan membuat peserta didik tidak akan berkembang secara optimal, oleh

karenanya guru bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik mencapai

perkembangan potensi yang optimal dalam pribadi-sosial untuk menerapkan

perkembangan diri yang lebih baik. Proses bimbingan dan konseling di sekolah

pun sangat berpengaruh pada individu karena pemberian bantuan dari guru

bimbingan dan konseling ini pun mampu membuat peserta didik memahami

dirinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk bertindak wajar sesuai dengan

aturan yang ada di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti

merasa bahwa perlu adanya pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan

kepercayaan diri pada peserta didik. Jadi, peneliti tertarik untuk mengetahui

perbandingan dengan dua teknik dalam teknik bimbingan kelompok yaitu teknik

permainan dan teknik sosiodrama dengan judul “Perbandingan Keefektivan

antara Teknik Permainan dan Teknik Sosiodrama dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Peserta didik (Pra-Eksperimen Terhadap Peserta didik

Kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Masalah remaja saat ini salah satunya adalah masalah kepercayaan diri.

(18)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggi, seseorang bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara

optimal.

Kepercayaan diri yang rendah sering kali menghambat potensi yang ada

dalam diri individu. Rasa percaya diri yang rendah jika tidak ditangani dapat

mengakibatkan seseorang dapat menarik diri dari lingkungan, menjadi pesimis,

serta tidak berani bertindak dan mengemukakan pendapatnya. Kepercayaan diri

dalam bersosialisasi menjadi kurang dikarenakan adanya ketidakmampuan diri

untuk dapat berinteraksi dengan orang lain secara baik. Jika seseorang mengerti

bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain maka kepercayaan diri pun akan

tumbuh.

Peserta didik SMP merupakan masa transisi dari masa anak ke masa

dewasa. Pada masa ini setiap anak dapat dipengaruhi oleh teman sebayanya.

Tidak jarang ada pula anak yang merasa minder karena kekurangan yang ada

dalam dirinya. Pada masa remaja ini kepercayaan pun masih labil. Ada remaja

yang terlihat memiliki kepercayaan diri sehingga dia dapat mengurangi

masalah-masalah kehidupannya tanpa merasa cemas tetapi ada pula remaja yang merasa

cemas dan kurang percaya diri.

Pertumbuhan yang cepat sering menimbulkan permasalahan bagi remaja,

khususnya peserta didik SMP. Permasalahan yang muncul bisa disebabkan karena

kondisi fisik yang tidak sesuai dengan bentuk fisik yang diinginkan. Keadaan

tersebut dapat berdampak terhadap rasa tidak puas dan kurangnya percaya diri.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri peserta didik SMP

(19)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah terjadi peningkatan kepercayaan diri peserta didik dengan

menggunakan teknik permainan dan teknik sosiodrama SMP

Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014?

3. Teknik mana secara empirik yang lebih efektif dalam meningkatkan

kepercayaan diri peserta didik SMP Langlangbuana 2 Bandung kelas

VII tahun ajaran 2013/2014?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Dalam penelitian ini ditetapkan tujuan secara umum dan khusus. Secara

umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengembangkan

permainan kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.

Sedangkan tujuan secara khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui gambaran tingkat kepercayaan diri pada peserta didik

SMP Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014.

b. Mengetahui peningkatan kepercayaan diri peserta didik dengan

menggunakan teknik permainan dan teknik sosiodrama SMP

Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014.

c. Mengetahui keefektivan antara teknik permainan dan teknik

sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik SMP

Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014.

2. Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi semua kalangan

(20)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Konselor

Konselor diharapkan dapat mengaplikasikan hasil dari penelitian ini

sebagai salah satu permainan kelompok untuk meningkatkan

kepercayaan diri peserta didik.

2) Bagi Pihak Sekolah

Sebagai masukan sejauh mana tingkatan kepercayaan diri pada

peserta didik.

3) Bagi Peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif kepada

peserta didik agar dapat mempunyai sifat percaya diri yang tinggi.

4) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Sebagai masukan bagi pengembangan mata kuliah yang terkait

dengan pribadi-sosial.

D. Asumsi

1. Kepercayaan diri yaitu suatu keyakinan seseorang tehadap segala aspek

yang dimilikinya sehingga keyakinan tersebut membuat merasa mampu

untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya (Hakim, 2002:6).

2. Kepercayaan diri bilatidak ditangani sedini mungkin maka akan menjadi

semakin parah dan menghambat tahapan perkembangan berikutnya, baik

pada masa remaja, dewasa maupun orang tua (Hakim, 2002:46).

3. Bimbingan kelompok menggunakan situasi kelompok sebagai media

(21)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Dalam prakteknya bimbingan kelompok dapat dilakukan melalui berbagai

teknik seperti diskusi, simulasi, latihan, karyawisata, homeroom program.

(Rusmana, 2009:14).

5. Games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi peraturan,

pemecahan masalah, disiplin diri dan kontrol emosional dan adopsi

peran-peran pemimpin dengan pengikut yang kesemuanya merupakan komponen

penting dari sosialisasi (Serok & Blum dalam Suwarjo & Eliasa, 2011:4).

6. Sosiodrama merupakan teknik spontan bermain dan mengeksplorasi aspek

kehidupan kita melalui tindakan nyata. Tujuan penting dari sosiodrama

adalah wawasan yang lebih besar dan pemahaman tentang hubungan

manusia, yang lebih lengkap dan ekspresi yang tepat dari emosi, dan

eksperimen dengan perilaku atau sikap baru dalam lingkungan yang saling

mendukung (Propper, 2008).

7. Sosiodrama adalah pengalaman kelompok sebagai suatu prosedur untuk

eksplorasi sosial dan transformasi konflik antar kelompok (Kellerman,

2007:17).

E. Sistematika Skripsi

Sistematika yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

(22)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, definisi operasional variabel, tujuan penelitian, manfaat

penelitian.

2. Bab II. Kajian Pustaka atau Kerangka Teoretis.

Yang terdiri dari teori-teori yang melandaskan penyusunan skripsi

mengenai konsep remaja, kepercayaan diri dan teknik permainan serta

teknik sosiodrama.

3. Bab III. Teknik Penelitian.

Yang terdiri dari pendekatan, teknik, instrumen pengumpulan data,

populasi dan sampel, teknik analisis data.

4. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan.

Meliputi pemaparan mengenai hasil penelitian berdasarkan aspek dan

sub aspek dalam kepercayaan diri peserta didik.

(23)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Langlangbuana 2 Bandung yang berlokasi

di Jl. Rusbandi, SH (Aspol) Sukamiskin. Alasan pemilihan lokasi penelitian salah

satunya yaitu belum tersedianya layanan bimbingan dan konseling dengan teknik

sosiodrama dan permainan yang secara khusus meningkatkan kepercayaan diri

peserta didik.

Selain itu pemilihan lokasi penelitian berdasarkan hasil studi pendahuluan

diSMP Langlangbuana 2 Bandung melalui wawancara dengan guru BK masih

terdapat peserta didik yang menunjukan kepercayaan diri rendah.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah peserta didik Kelas VII SMP

Langlangbuana 2 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Jumlah populasi

penelitian adalah 92 orang dari tiga kelas. Dalam penelitian ini jumlah

populasi berasal dari semua peserta didik kelas VII yang terdiri dari 3 (tiga)

kelas yang dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Jumlah Anggota Populasi

NO KELAS JUMLAH

(24)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 VII – B 34

3 VII – C 31

Jumlah Populasi 92

b. Sampel

Dalam sampel penelitian ini penentuan sampel menggunakan teknik

non-probability sampling, yaitu sampling jenuh yang merupakan teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

(Sugiyono, 2011:68). Maka sampel dalam penelitian ini adalah seluh peserta

didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen, yaitu “metode

penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi

tidak ada pengontrol variabel sama sekali” (Sugiyono, 2010:109). Menurut Sukmadinata (2009:208) pra eksperimen disebut juga eksperimen lemah karena

tidak ada penyamaan karakteristik dan tidak ada pengontrol variabel.

Alasan peneliti menggunakan metode pra-eksperimen karena peneliti

bermaksud untuk mengetahui keefektifan metode permainan dan metode

sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan “desain pre-test post-test kelompok

(25)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dua kelompok dengan dua metode yang berbeda dalam rumpun yang sejenis”

(Sukmadinata, 2009:209). Desain penelitian digunakan untuk memperoleh

gambaran keefektifan metode permainan dan metode sosiodrama untuk

meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2

Bandung tahun ajaran 2013-2014. Desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

Desain Pre-Test Post-Test Kelompok Statis

Kelompok pre-test perlakuan post-test

A → 0 → X1 → 0

B → 0 → X2 → 0

Agar mempermudah penelitian ini peneliti merencanakan langkah-langkah

yang akan ditempuh dalam penelitian perbandingan keefektifan antara metode

permainan dan metode sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta

didik, adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan Proposal

Langkah penyusunan proposal penelitian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan topik permasalahan yang akan dijadikan tema penelitian

(26)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Mendesain pendekatan untuk meneliti masalah yang telah ditentukan

yang meliputi metode penelitian, teknik pengumpulan data, penentuan

sampel dan populasi, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.

3) Menyusun proposal skripsi dengan sistematika penulisan yang telah

ditentukan.

b. Perizinan Penelitian

Perizinan penelitian diperlukan untuk melaksanakan penelitian di sekolah.

Proses perizinan penelitian diperoleh dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikandan SMP Langlangbuana 2Bandung.

c. Penyusunan dan Pengembangan Alat Pengumpul Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan angket,

terdapat 54 butir pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengungkap

karakteristik kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2

Bandung. Angket pengungkap karakteristik kepercayaan diri digunakan untuk

pre-test dan post-test.

d. Pre-test

Pelaksanaan pre-test dilakukan dengan menyebar angket kepercayaan diri

pada peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung untuk mengetahui

tingkat kepercayaan peserta didik.

e. Treatment

Pemberian treatment (perlakuan) dengan menggunakan metode permainan

dan metode sosiodrama dilakukan pada peserta didik yang memiliki tingkat

kepercayaan diri rendah berdasarkan hasil pre-test. Pelaksanaan intervensi dari

masing-masing metode dalam meningkatkan kepercayaan diri selama delapan sesi

(27)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dua metode yang berbeda yaitu metode permainan dan metode sosiodrama.

Pelaksanaan post-test dilakukan setelah sesi intervensi.

Langkah-langkah metode permainan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

tahap satu, asesmen dan diagnosa awal (pre-test) dalam tahap ini konselor

melakukan tes awal guna mengetahui karakeristik kepercayaan diri peserta didik,

konselor menentukan peserta yang akan mengikuti permainan dari hasil pre-test

yang telah dilakukan. Tahap dua, pengarahan. Dalam tahap ini konselor

memberikan arahan mengenai permainan yang akan dilakukan dan memaparkan

maksud dan tujuan dilaksanakannya metode permainan. Tahap tiga, pelaksanaan.

Dalam tahap ini peserta dikondisikan untuk mengikuti kegiatan. Tahap empat,

diskusi dan saran. Tahap ini merupakan tahapan dimana peserta didik

mengemukakan pendapat dan perasaannya mengenai kegiatan yang dilakukan.

Konselor memberikan bimbingan dan saran kepada peserta agar dapat

meningkatkan kepercayaan diri dalam bidang akademik. Tahap lima, tahap

diagnosa akhir. Dalam tahap ini konselor menguji kembali peserta didik yang

telah melakukan permainan.

Langkah-langkah kegiatan metode sosiodrama terdiri dari tahap warming

up, yang terdiri dari: a) tahap persiapan, b) mengucapkan salam dan menyapa

peserta didik, c) menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan peneliti, d)

menentukan masalah pokok, pada tahap ini konselor mengemukakan

permasalahan peserta didik mengenai kepercayaan diri dalam bidang akademik, e)

konselor membuat tema dan garis besar lakon yang akan diperankan. Tahap

pelaksanaan, konselor memberikan arahan kepada peserta didik mengenai

cara-cara bermain, pembagian tokoh dan mengawasi jalannya kegiatan sosiodrama.

Tahap diskusi dan saran, tahap ini bertujuan agar peserta didik mampu

(28)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diskusi ini merupakan proses untuk mencari pemecahan masalah secara kelompok

serta diharapkan dapat mengambil hikmah dari pelaksanaan sosiodrama tersebut.

Dalam tahap ini konselor berperan sebagai moderator dan pemberi saran bagi

peserta didik.

f. Post Test

Pelaksanaan post-test dilakukan setelah treatment dilaksanakan pada

peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung untuk mengetahui

keberhasilan dari hasil treatment yang telah dilakukan sebelumnya serta untuk

mengetahui metode mana yang lebih efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri

peserta didik.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah keyakinan diri terhadap

kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh diri. Kepercayaan diri merupakan

rasa yakin seseorang terhadap apa yang dia bisa lakukan, tidak merasa rendah diri

ketika menghadapi sesuatu yang tidak dikuasainya. Burton (2006:11)

menyebutkan “indikator kepercayaan diri sebagai berikut: direction and values,

motivation, emotional stability, a positive mind-set, self-awareness, flexibility in

behavior, eagerness to develop, health and energy, a willingness to take risk, a

sense of purpose”.

Secara operasional yang dimaksud dengan kepercayaan diri dalam

penelitian ini adalah keyakinan terhadap kemampuan diri secara akademik yang

dimiliki oleh peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung.

(29)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permainan merupakan aktivitas yang terstruktur dan memiliki beberapa

aturan yang harus dipatuhi oleh setiap peserta dan juga ditandai dengan adanya

menang dan kalah. “Games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi

peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri dan control emosional dan adopsi

peran-peran pemimpin dengan pengikut yang kesemuanya merupakan komponen

penting dalam bersosialisasi” (Rusmana, 2009).

Menurut Rusmana (2009), “mekanisme pelaksanaan permainan pada

proses bimbingan menggunakan metode pembelajaran eksperiensial (experiencial

learning). Metode pembelajaran ini adalah metode mengajar yang

mengakomodasi tiga jenis pembelajaran, yaitu kognitif, emosional dan fisik,

dengan menggunakan ketiga jenis pembelajaran ini diharapkan akan diperoleh

suatu perspektif kelompok yang dimunculkan oleh lingkungan kelas itu sendiri”.

Dalam penelitian ini permainan yang digunakan adalah social play yaitu

bermain sosial, yang didalamnya terdapat interaksi dalam kelompok, dimana

peserta mampu melibatkan diri dalam kerjasama dan ikut bermain. Social play

merupakan langkah penting dalam tahap perkembangan sosial (Suwarjo&Eliasa,

2011:6).

Tahapan dalam metode permainan adalah sebagai berikut:

a) Tahap awal

Pada tahap awal dibentuk kelompok dengan fokus masalah mengenai

kepercayaan diri.Pada tahap ini konselor menjelaskan mengenai pentingnya

memiliki rasa percaya diri serta menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan

yang akan dilaksanakan. Dalam tahap ini konselor memilih permainan yang

sesuai dengan fokus masalah.

b) Tahap inti

Tahap inti merupakan tahap pelaksanaan kegiatan permainan yang

(30)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memainkan permainan dengan tema yang telah ditentukan oleh konselor.

Dalam tahap ini konselor betindak untuk mengawasi jalannya permainan.

c) Tahap akhir

Dalam tahap akhir peserta didik diberikan kesempatan untuk

mengemukakan pendapatnya mengenai permainan yang telah dilaksanakan.

Konselor memberikan kesimpulan mengenai serangkaian kegiatan yang telah

dilakukan.

Dalam penelitian ini, permainan atau games yang akan digunakan oleh

peneliti adalah permainan yang bersifat sosial yang dapat meningkatkan interaksi

dan kerjasama antar kelompok serta memungkinkan peserta didik untuk

mengeksplorasi dan mengekspresikan dirinya sehingga kepercayaan diri peserta

didik dapat ditingkatkan.

3. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama dalam penelitian ini adalah metode belajar dengan

cara memainkan peran atau memainkan drama yang dilakukan oleh para peserta

didik yang dibimbing oleh fasilitator atau guru untuk menampilkan

masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat agar peserta didik mengetahui

permasalahan yang dihadapi serta memahami solusi atas masalah tersebut.

Ada beberapa tahapan dalam metode sosiodrama menurut Leveton

(2010:21) :

a) Tahap Pemanasan

Pada tahap ini konselor menjelaskan mengenai maksud dan tujuan

mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Konselor bertugas

menentukan tema sosiodrama yang sesuai dengan fokus masalah yang

dihadapi. Dalam tahap pemanasan ini berisi persiapan-persiapan sebelum

tahap aksi dimulai dari menyesuaikan peran, memilih musik yang akan

(31)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Tahap Aksi

Tahap aksi ini bersisi mempertunjukkan adegan yang diperankan oleh

peserta didik dalam beberapa karakter yang sudah ditentukan. Dalam tahap

ini konselor mengawasi dan mengarahkan jalannya proses kegiatan dari

awal sampai akhir. Konselor juga mencatat hal-hal yang berkaitan dengan

proses kegiatan sebagai dasar evaluasi.

c) Tahap Hasil dan pembahasan

Tahap ini merupakan tahapan dimana pemeran mengungkapkan

perasaannya pada saat memerankan tokoh yang diperankan, kemudian

permasalahan yang ada dalam cerita tersebut diselesaikan melalui diskusi.

Pada tahap ini konselor bertugas sebagai moderator untuk memimpin

jalannya diskusi mengenai proses yang telah dilaksanakan, konselor juga

menerangkan apa kesimpulan dan nilai yang dapat diambil dari kegiatan

sosiodrama yang telah dilaksanakan.

Metode sosiodrama dilaksanakan dengan naskah drama yang diberikan

dari peneliti terhadap peserta didik. Kemudian peserta didik dibagi menjadi

beberapa kelompok kemudian memerankan peran sesuai dengan naskah yang

didapat oleh masing-masing kelompok.

Sosiodrama memberikan manfaat bagi peserta didik untuk lebih

merasakan persoalan sosial yang dihadapi oleh orang lain serta dengan metode

sosiodrama peserta didik dituntut untuk berani memainkan peran didepan peserta

lain.

D. Proses Pengembangan Instrumen

(32)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkapkan karakteristik kepercayaan diri

dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen

dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan instrumen agar tetap sesuai

dengan tujuan penelitian. Kisi-kisi instrumen untuk mengukur kepercayaan diri

peserta didik mengacu pada aspek direction and value ( arah dan nilai),

motivation (motivasi), emotional stability (kestabilan emosi), a positive

mind-set(sebuah pola piker positif), self-awareness (kesadaran diri), flexibility in

behavior (fleksibilitas dalam perilaku), eagerness to develop (semangat untuk

kemajuan), Health and energy (kesehatan dan kekuatan), a willingness to take

risks (kemauan untuk mengambil resiko), a sense of purpose (memiliki tujuan).

Lebih lanjut, perumusan kisi-kisi instrumen kepercayaan diri peserta

didik disajikan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri Peserta Didik

Aspek Indikator No item

(+) (-)

Arah dan nilai 1. Mengetahui keinginan diri 1 2 2

2. Mengetahui prioritas bagi diri sendiri 3,5 4,6 4

Motivasi 1. Memiliki motivasi tinggi dalam belajar 7 8 2

2. Menikmati apa yang dilakukan 9 10 2

Kestabilan 1. Bersikap tenang dan fokus menghadapi segala situasi

(33)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Emosi 2. Mengendalikan emosi 13 14 2

3. Bertindak dengan penuh kesadaran 15 16 2

4. Memperhatikan perasaan orang lain 17,19 18,20 4

Pola Pikir Positif 1. Optimis dan melihat sisi baik dari segala situasi

21 22 2

2. Mengatasi masalah yang dihadapi 23 24 2

3. Berbagi dan belajar dari pengalaman 25,27 26,28 4

Kesadaran Diri 1. Mengetahui kemampuan diri 29 30 2

2. Menerima keterbatasan diri 31 32 2

3. Menyadari keberhasilan adalah melalui usaha 33 34 2

Fleksibel dalam perilaku

1. Dapat berperilaku sesuai keadaan yang dihadapi

35 36 2

2. Mengambil keputusan dari pendapat orang banyak

1. Mampu menghadapi ketidakpastian 47 48 2

2. Berani mengambil risiko 49 50 2

Memiliki Tujuan 1. Menetapkan tujuan 51 52 2

(34)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pedoman Skor

Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan dengan lima alternatif

jawaban. Lima alternatif jawaban tersebut menggambarkan orientasi kepercayaan

diri yang tersebar dalam pilihan SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), KS (Kurang

Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Kriteria penyekoran

instrumen disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Penyekoran Instrumen Kepercayaan Diri

Alternatif Jawaban

Pemberian Skor

Positif (favorable) Negatif (unfavorable)

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Kurang Sesuai (KS) 3 3

(35)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

E. Uji Validitas

1. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen

dari segi konstruk, isi dan bahasa. Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh tiga

dosen ahli untuk memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi

Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberikan nilai M berarti item

tersebut bisa digunakan dan item yang diberi nilai TM memiliki dua kemungkinan

yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau masih bisa digunakan dengan

merevisi terlebih dahulu.

Hasil penilaian menunjukkan secara konstruk seluruh item pada angket

kepercayaan diri termasuk memadai dan terdapat beberapa item yang perlu

diperbaiki dari segi bahasa dan isi. Hasil penimbangan dari ketiga dosen ahli

dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan dapat digunakan dengan adanya

beberapa perbaikan yang dapat dilihat dari segi konstruk, bahasa dan isi agar

mudah dipahami oleh peserta didik.

2. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan instrumen dilaksanakan kepada sampel setara di sekolah

lain yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian.

Tujuan uji keterbacaan ini adalah untuk mengukur tingkat keterbacaan instrumen

dari segi kata-kata, istilah dan kalimat secara utuh. Hasil uji keterbacaan adalah

(36)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uji keterbacaan pada tiga kelas tersebut, tidak terdapat

kekeliruan dalam butir pernyataan. Para peserta didik memahami dan mampu

untuk mencerna maksud dari setiap butir pernyataan.

3. Uji Validitas Butir item

Uji validitas butir item dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen

yang digunakan layak untuk dijadikan alat uji dalam penelitian. Pengujian

validitas alat pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh

item yang terdapat dalam angket yang mengungkap kepercayaan diri peserta

didik.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Item Kepercayaan Diri Peserta didik

Signifikansi No.Item Jumlah

Valid 2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,

26,28,30,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,44,45,46,47,

48,49,50,51,52,53,54

46

Pengujian validitas pada butir-butir item dilakukan dengan bantuan SPSS

for Windows Versi 20.0.

(37)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sukmadinata (2009:229), “reliabilitas berkenaan dengan tingkat

keajegan atau ketetapan hasil pengukuran”. Suatu instrumen memiliki tingkat

reliabilitas yang memadai, bila instrument tersebut digunakan mengukur aspek

yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.

Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan, dari 54 item pernyataan

terdapat 46 item pernyataan yang valid dan dari 46 item pernyataan tersebut dapat

digunakan untuk menghitung reliabilitas. Uji reliabilitas dihitung dengan

menggunakan program SPSS for Windows Versi 20,0.

Menurut sugiono (2011:257), klasifikasi rentang koefisien reliabilitas

sebagai berikut:

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah

0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup

0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

Dari hasil pengolahan data dapat terlihat bahwa dari ke 46 item

pernyataan, menunjukkan koefisien reliabitas sebesar 0.761 yang artinya tingkat

korelasi dan derajat keterandalan instrumen kepercayaan diri berada pada kategori

tinggi dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Tabel 3.5

Tingkat Reliabilitas Instrumen Kepercayaan Diri Peserta Didik

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

(38)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(39)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Gambaran tingkat kepercayaan diri siswa SMP Langlangbuana 2 pada saat

pre-test berada pada kategori tinggi, sedang, rendah dengan kategori yang

terbanyak adalah sedang. Oleh karena itu, peserta didik harus mendapat

penanganan guna meningkatkan kepercayaan diri.

2. Terjadi peningkatan skor kepercayaan diri setelah peneliti melakukan

treatment dengan metode permainan dan metode sosiodrama pada saat

post-test.

3. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara metode permainan dan metode sosiodrama dalam

meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMP

Langlangbuana 2 Bandung.

B. Rekomendasi

Hasil penelitian menunjukkan metode permainan dan metode sosiodrama

efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Dengan demikian

peneliti dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Guru BK

a. Diharapkan mampu memahami lebih luas metode-metode yang terdapat

dalam bimbingan dan konseling untuk mengatasi dan membantu

(40)

b. Diharapkan mampu menerapkan metode permainan dan metode

sosiodrama dalam menangani peserta didik yang mengalami kepercayaan

diri yang rendah.

2. Peneliti Selanjutnya

a. Dalam penelitian selanjutnya ukuran subyek diharapkan lebih

diperhatikan.

b. Diharapkan dapat memilih waktu intervensi yang mendukung agar subjek

dapat menerima intervensi dengan baik, sehingga pemberian intervensi

dapat berjalan dengan lancar serta dapat meningkatkan kualitas penelitian

eksperimen dari pra-eksperimen menjadi eksperimen kuasi agar hasil

penelitian lebih kuat.

c. Diharapkan lebih memperluas perbandingan yang diteliti tidak hanya

terbatas pada teknik-teknik yang terdapat pada metode bimbingan

(41)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adywibowo, Inge P. 2010. Memperkuat Kepercayaan Diri Anak Melalui

Percakapan Referensial.Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/.

Ali, M, dkk. 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta : PT Bumi Aksara.

Al-Uqshari, Yusuf. 2005. Percaya Diri, Pasti!. Jakarta: Gema Insani Press.

Aprianty, Wulandari. Efektivitas Sosiodrama untuk Meningkatkan Kepercayaan

Diri Siswa Kelas V SD (Penelitian Tindakan terhadap Siswa Kelas V SD

Negeri Sukakarya III Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010). Bandung : Skripsi PPB FIP UPI. Diterbitkan.

Burton, Kate. 2006. Confidence For Dummies. Chichester: Ltd. Wiley, J& Sons.

Darajat, Zakiyah. 1982. Penyesuaian Diri, Pengertian dan Peranannya Dalam

Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djannah, W., & Yulita, A. 2012. Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII B SMP Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta.

Eliasa. 2012. (Games) Permainan Dalam Bimbingan Dan Konseling. [Online].

Tersedia :

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132318571/Microsoft_Word_Ga mes_Dalam_BK_Workshop_Nasional_.pdf. Tanggal 14 Desember 2012.

(42)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hurlock, E.B. 1996. Psikologi perkembangan: suatu pendakatan sepanjang

rentang kehidupan (alih bahasa Istiwidayanti dan Sudjarwo). Jakarta:

Erlangga.

Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Husniah, Nur Aqlia. 2011. Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Ski) Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sukun Malang Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Ski) Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sukun Malang. Malang: Skripsi UIN

Maulana Malik Ibrahim.

Kellerman, Felix Peter. 2007. Sociodrama and Collective Trauma. London: Jessica Kingsley Publishers.

Lauster, Peter. 2002. Tes Kepribadian. (Alih Bahasa D.H. Gulo). Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Leveton, Eva. 2010. Healing Collective Trauma Using Sociodrama And Drama

Therapy. Newyork : Springer Publishing Company.

Moreno, J.L. 1942. The concept of sociodrama: a new approach to the problem

of inter-cultural relations. New York: Beacon House.

Moreno, J.L. 1953. Who shall survive? New York: Beacon House.

Perry, Martin. 2005. Confidence Boosters (Pendongkrak Kepercayaan Diri). Jakarta : Esensi.

(43)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Priyono, Rini. 2011. Efektivitas Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan

Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Korban Bencana Alam. Bandung : Skripsi Psikologi FIP UPI. Tidak diterbitkan.

Problem Perilaku Anak. 2011. Kurangnya Percaya Diri. [Online]. Tersedia: http://problemperilakuanak.blogspot.com/2011/06/kurang-percaya-diri_11.html. Tanggal 4 April 2013.

Propper, Herb Ph.D., T.E.P. 2008. A Concise Introduction to Psychodrama,

Sociodrama and Sociometry. Vienna.

Rohayati, Iceu. 2011. Program Bimbingan Teman Sebaya Untuk meningkatkan

Kepercayaan Diri Siswa. BAndung : Tesis PPB FIP UPI. Tidak

Diterbitkan.

Rusmana, Nandang. 2009. Permainan (Play & Games). Permainan untuk para

pendidik, pembimbing, pelatih, dan widyaiswara. Bandung: RIZQI

PRESS.

Rusmana, Nandang. 2009. Konseling Kelompok bagi anak berpengalaman

Traumatis. Bandung: RIZQI PRESS.

Sa’adah, Munjiati. (2011). Efektivitas Teknik Sosiodrama Untuk meningkatkan Percaya Diri Siswa. Bandung : TESIS BK Pascasarjana UPI.

Saomah, Aas. 2012. Tugas-tugas PErkembangan Tugas SMP. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIM

BINGAN/196103171987032-AAS_SAOMAH/Tugas-tugas_Perkembangan_Siswa_SMPx.pdf. Tanggal 10 September 2013.

Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada

Santrock, J. W. 2006. Human Adjustment. University Of Texas at Dallas. Mc Graw Hill Companies.

Santrock, John, W. 2007. Remaja. Edisi 11. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Schaefer, Charles & Reid, D. S. 2001. Game Play (Theurapeutic Use of

(44)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shofiatun, Nani. 2012. Pengaruh Bermain Peran (Role Playing) dalam

Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris. [Online]. Tersedia:

http://www.infodiknas.com/207-pengaruh-bermain-peran-role-playing-dalam-meningkatkan-pembelajaran-bahasa-inggris./ [23 Desember 2013]..

Sugiyono, Dr. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhardita, Kadek. 2011. Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam

Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa.

Bandung. Skripsi PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.

Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda.

Suwarjo dan Eliasa. 2011. 55 Permainan (Games) Dalam Bimbingan Dan

konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Suryana, Dodi. 2012. Efektivitas Permainan Kelompok Untuk Mengembangkan

Kreativitas Siswa. Bandung : Skripsi PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.

Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Willis, Sofyan. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Winkel, W. S. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yeung, Rob. 2010. Confidence. New Jersey: Pearson Education, Inc. publishing as FT. Press.

(45)

Nining Susanti, 2014

Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel 3.1
Tabel  3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

• Melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak.. • Mengisi surat pemebritahuan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pada Granger Causa- lity Tets dengan tingkat kepercayaan 95% terdapat adanya

Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terintegrasi dengan Pendidikan Lingkungan hidup selalu dikaitkandengankedupan. siswa, serta merangsang siswa untuk

Dihaluskan dengan blender Disimpan Dimaserasi dengan etanol 80% Difraksinasi Daun Ketepeng Simplisia. Karakterisasi Skrining Fitokimia

(3) Kelompok II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, menampung jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif dasar untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum... (4)

Buah babal (Artocarpi heterophyllifructus) merupakan tanaman asli Indonesia yang dibudidaya di seluruh Asia Tropis.Secara empirisdigunakan untuk mengobati penyakit

(1) Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf c dan huruf d diberhentikan sementara oleh Kepala Daerah atas usul Dewan Pengawas

(2012) Pengaruh Kinerja keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Struktur Good Corporate Governance sebagai variabel