DAFTAR ISI
ABSTRAK ………..………. i
KATA PENGANTAR ………. ii
DAFTAR ISI ………..………. iv
DAFTAR TABEL ………...... vi
DAFTAR GAMBAR ……….. vii
DAFTAR GRAFIK ………. viii
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A.Latar Belakang ………. 1
B. Rumusan Masalah ……… 4
C. Hipotesis Tindakan ………... 5
D.Tujuan Penelitian ……….. 5
E. Manfaat Penelitian ………... 6
F. Definisi Operasional ………. 7
BAB II PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KONSEP ISOLATOR DAN KONDUKTOR ………....... 9
A.Pembelajaran IPA 9 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………... 9
2. Pembelajaran IPA di SD ……….. 10
3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ……….. 13
B.Pendekatan Keterampilan Proses ………. 14
C.Hasil Belajar ……… 21
1. Pengertian Belajar ……….…….. 21
2. Pengetian Hasil Belajar ... 23
D.Penerapan Model Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses.. 24
E. Konsep Isolator dan Konduktor Panas ……… 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 31
A. Metode Penelitian ……….. 31
B. Model Penelitian ……… 33
C. Subjek Penelitian ……… 34
D. Prosedur Penelitian ……….… 34
2. Pelaksanaan Tindakan ………... 36
3. Observasi Pembelajaran ……… 37
4. Refleksi ………. 38
E. Instrumen Penelitian ………... 38
F. Pengolahan dan Analisis Data ...………. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….……….. 43
A. Deskripsi Awal Penelitian ………...…..………… 43
B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ………...……… 45
Siklus I a. Perencanaan Pembelajaran ………..……… 45
b. Pelaksanaan Pembelajaran ……..………. 47
c. Hasil Observasi Pembelajaran (Temuan) ………..…………... 49
d. Refleksi Pembelajaran ………..…..….………… 63
Siklus I a. Perencanaan Pembelajaran ………..……… 65
b. Pelaksanaan Pembelajaran ……..………. 65
c. Hasil Observasi Pembelajaran (Temuan) ………..…………... 70
d. Refleksi Pembelajaran ………..…..…….………… 80
C.Pembahasan ………...………. 81
1. Perencanaan Pembelajaran …………..……… 81
2. Pelaksanaan Pembelajaran………...………... 82
3. Hasil Belajar Siswa ………...………... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 91 A.Simpulan ………..………. 91
B. Rekomendasi ……… 93
DAFTAR PUSTAKA ………... 95
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Konversi Nilai Angka Kepada Nilai Huruf ………. 32
Tabel 3.3 Presentase Nilai dan kategorinya ……… 32
Tabel 4.1 Daftar Nama-Nama Pendidik SDN Giri Mekar…………... 43
Tabel 4.2 Daftar Keberadaan Siswa SDN Giri Mekar……… 44
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aspek Keterampilan Proses yang dipahami Guru Pada Siklus I……….. 52
Tabel 4.4 Presentase Nilai dan kategorinya ……… 55
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aspek Keterampilan Proses yang dipahami Siswa Pada Siklus ………... 56
Tabel 4.6 Presentase Nilai dan kategorinya …………... 59
Tabel 4.7 Daftar Nilai Siklus I IPA Kelas VI ……….. 60
Tabel 4.8 Data Hasil Kerja Kelompok Siklus I ... 63
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aspek Keterampilan Proses yang dipahami Guru ……… 70
Tabel 4.10 Presentase Nilai dan kategorinya ……….. 73
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aspek Keterampilan Proses yang dipahami Siswa Pada Siklus II ………. 74
Tabel 4.12 Presentase Nilai dan kategorinya ……….. 76
Tabel 4.13 Daftar Nilai Siklus II IPA Kelas VI ……….. 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Benda-benda yang isolator dan konduktor …… 30
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 : Perolehan Nilai Evaluasi Siswa Siklus Ke I ……….. 61
Grafik: 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ………. 78
Grafik 4.3 Aktivitas Belajar siswa ... 87
Grafik 4.4 Aktivitas Guru ... 87
Grafik 4.5 Data Nilai Rata-Rata Persiklus ... 89
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak
hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya
merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan.
Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan
dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (Tn. 2003:20), tercantum
tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
Untuk mewujudkan tujuan nasional di atas, pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) ikut andil di dalamnya. Dimana Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar selalu
mengacu pada kurikulum IPA. Di dalam kurikulum telah ditegaskan bahwa
pembelajaran IPA harus menekankan pada penguasaan kompetensi melalui
serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Proses pembelajaran IPA yang
diharapkan adalah yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir rasional.
Hasil kajian penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar masih banyak dilakukan secara konvensional /tradisional
(pembelajaran berpusat pada guru) dan prestasi belajar IPA masih sangat
rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya (Sardjono, 2000). Hal
tersebut juga ditemukan pada saat melakukan observasi di SDN Giri Mekar
Kec. Palasari Kab. Subang, dimana pelajaran IPA selalu disajikan secara
verbal melalui kegiatan ceramah dan textbook oriented, cenderung hanya
berpusat pada teori saja, sehingga tidak memberi kesempatan siswa untuk
mengamati, menyelidiki dan membangun pengetahuannya sendiri. Siswa
hanya duduk, diam, dengar, catat dan hafal sehingga kurang menarik minat
siswa dan membosankan, yang akhirnya membuat siswa hanya mengandalkan
penerimaan informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran lebih
Prestasi belajar siswa kelas VI SDN Giri Mekar Kecamatan Palasari
Kabupaten Subang pada mata pelajaran IPA selama ini masih dirasakan
kurang memuaskan. Dari data yang dijelaskan oleh wali kelas VI SDN Giri
Mekar Kecamatan Palasari Kabupaten Subang yaitu 85% atau 22 orang dari
26 siswa kelas VI nilainya di bawah KKM (65) dan siswa yang telah lulus
KKM yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar 15,38 dengan nilai rata-rata kelas
sebesar 6,15 serta kemampuan siswa untuk mengingat pelajaran sangat
rendah. Rendahnya kemampuan siswa ini tidak terlepas dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, sehingga hasil pembelajaran IPA
yang diperoleh selama ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Berdasarkan
hasil analisis soal ulangan harian yang biasa diberikan oleh guru, ditemukan
bahwa soal tersebut belum mampu menggali keterampilan berpikir rasional
siswa.
Guru jarang menggunakan alat peraga atau media pelajaran IPA
sekalipun di sekolah tersedia KIT IPA, serta tidak terbiasa untuk melibatkan
siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Permasalahan yang muncul
adalah bagaimana cara untuk meningkatkan kemampuan siswa pada mata
pelajaran IPA. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memilih dan
menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan suatu
materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, diperlukan upaya untuk
siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran IPA yang diterapkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat memberikan penguatan terhadap
kualitas pembelajaran IPA di sekolah dasar sebagai sarana penelitian adalah
model pembelajaran keterampilan proses.
Menurut Djamarah (2005: 88) pembelajaran dengan keterampilan proses
“bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik memahami,
menyadari dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan
dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik”. Rangkaian kegiatan yang
dimaksud adalah kegiatan mengamati, menggolongkan, menafsirkan,
meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan.
Sehingga siswa mengkonstruksikan pemikiranya sendiri, siswa dapat belajar
lebih aktif, kreatif, menumbuhkan kesan bermakna dan menarik bagi siswa,
sehingga hasil belajar yang diharapkan dalam pembelajaran IPA dapat
tercapai.
Konsep isolator dan konduktor panas dalam mata pelajaran IPA
merupakan konsep yang sulit dipahami sehingga siswa menunjukkan sikap
kurang bergairah, pasif dalam belajar yang mengakibatkan suasana tidak
kondusif, sehingga hasil belajarnya kurang memuaskan.
Hal inilah yang memotivasi peneliti untuk mengambil judul “Penerapan
Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Pembelajaran IPA Konsep Isolator dan Konduktor di SDN. Giri Mekar
Kabupaten Subang.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
rumusan masalah PTK ini yaitu “Bagaimana penerapan model keterampilan
proses dalam meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran konsep isolator
dan konduktor panas di kelas VI SD Negeri Giri Mekar?”. Oleh karena itu
peneliti mengidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran pada konsep isolator dan
konduktor panas pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan
keterampilan proses?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pada konsep isolator dan konduktor
panas pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses?
3. Bagaimana hasil belajar siswa pada konsep isolator dan konduktor panas
melalui penggunaan model keterampilan proses di kelas VI SD?
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan analisis teoritik dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai
berikut: “Pendekatan keterampilan proses akan meningkatkan hasil belajar
pada konsep isolator dan konduktor panas pada pelajaran IPA anak kelas VI
Sekolah Dasar”.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam
perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang perencanaan pembelajaran pada
konsep isolator dan konduktor panas pada mata pelajaran IPA melalui
2. Untuk memperoleh tentang gambaran perencanaan pembelajaran pada
konsep isolator dan konduktor panas pada mata pelajaran IPA melalui
pendekatan keterampilan proses.
3. Untuk memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar pada pembelajaran
konsep Isolator dan Konduktor Panas melalui penggunaan model
keterampilan proses.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan diantaranya:
a. Manfaat bagi guru, antara lain:
1) sebagai wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran sehingga guru mampu
melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa;
2) mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas
sehingga guru akan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap teori
dan pemikiran yang melandasi reformasi kurikulum;
3) meningkatkan profesionalisme guru melalui proses latihan sistematis
secara berkelanjutan.
b. Manfaat bagi siswa, antara lain:
1) menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran konsep
isolator dan konduktor panas melalui pendekatan keterampilan proses;
2) meningkatkan aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran
konsep isolator dan konduktor panas melalui pendekatan keterampilan
3) meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI sekolah dasar pada konsep
isolator dan konduktor panas melalui pendekatan keterampilan proses.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap definisi operasional maka
perlu dirumuskan pengertiannya. Definisi operasional dalam penelitian ini
adalah
1. Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan keterampilan proses dalam penelitian ini adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan ketrampilan
proses yang digunakan untuk mengungkap dan menemukan fakta dan
konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang diperlukan oleh siswa.
Pada pembelajarannya bertujuan agar kreatifitas yang ada dalam diri siswa
dapat dikembangkan seperti keterampilan mengamati, mengkomunikasikan
dan menyimpulkan apa yang dilakukannya serta dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga hasil belajar yang diharapkan dalam
pembelajaran IPA dapat tercapai.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah peningkatan
kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya
dan merupakan hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya
yang merupakan suatu perubahan tigkah laku siswa kearah yang lebih baik.
Hal tersebut didasarkan kepada pengukuran dengan membandingkan skor
3. Konsep isolator dan konduktor panas
Isolator adalah benda-benda yang tidak dapat atau sulit menghantarkan
panas (Abitur, 2004 : 46). Contoh benda-benda isolator adalah kaca, kayu,
karet, kain. Sedangkan Konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan
panas (Abitur, 2004 : 45). Contoh benda-benda konduktor adalah batang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
atau dengan istilah Classroom Action Research, yaitu suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas
secara lebih professional. Maksud dari PTK ini adalah untuk memperbaiki
mutu praktik pembelajaran, khususnya pada pembelajaran IPA. Melalui
penelitian tindakan kelas dilakukan refleksi pembelajaran dengan melakukan
tindakan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini disusun atas
dasar kekurangpuasan guru terhadap hasil pembelajaran siswa yang dilakukan
sebelumnya.
Dalam penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap
praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas. Penelitian ini dapat
menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek pendidikan. Hal ini dapat
terjadi karena setelah meneliti kegiatan sendiri, di kelas sendiri, dengan
melibatkan siswanya sendiri melalui tindakan yang direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi guru akan memperoleh umpan balik mengenai
kegiatan yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru
pembelajaran yang dilakukan mmiliki efktivitas yang tinggi atau tidak. Oleh
sebab itu guru dapat merumuskan tindakan tertentu untuk memperbaiki
keadaan kelas tersebut melalui prosedur penelitian tindakan kelas.
Tujuan dan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan dan
memperbaiki praktik pembelajaran, meningkatkan relevansi pendidikan
melalui peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran, meningkatkan mutu
pendidikan, dan dapat meningkatkan profesionalisme guru terhadap proses
pembelajaran.
“Manfaat PTK yang dilaksanakan bagi guru adalah mmberikan
pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian, meningkatkan dan
memperbaiki proses pembelajaran, serta mengembangkan profesionalisme
guru” (Kasbolah, 1999 : 43-44). Sedangkan manfaat penelitian kelas terkait
dengan komponen pembelajaran antara lain mencakup: (1) inovasi
pembelajaran; (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat
kelas; (3) pengembangan profesi guru.
Fokus dalam penelitian ini adalah upaya guru melalui berbagai tindakan
yang sistematis dan terencana untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
konsep isolator dan konduktor panas di kelas VI SD. Penelitian ini terdiri atas
tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari satu tindakan yang saling berkaitan antara
tindakan kesatu sampai tindakan terakhir. Setiap tindakan dirancang untuk
dapat memperbaiki dan memyempurnakan tindakan-tindakan sebelumnya.
melaksanakan tindakan dan observasi selanjutnya dilakukan refleksi sebagai
gambaran awal untuk membuat rencana selanjutnya.
B. Model Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang dipergunakan berbentuk spiral atau
siklus mengadopsi dari Kemmis dan MC. Taggart (Kasbolah, 1999) bahwa
dengan menggunakan model ini apabila dalam awal tindakan ditemukan
kekurangan dan kelemahan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan
perbaikan dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang ingin
dicapai.
Dalam model ini digambarkan bahwa penelitian kelas merupakan
serangkaian langkah-langkah sebagai berikut:
a. Rencana (Planning ) : tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi.
b. Tindakan (Action) : realisasi dari rncana yang kita buat.
c. Observasi (Observation) : mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksanakan terhadap siswa.
d. Refleksi (Reflektion) : tahap pengkajian, melihat dan mempertimbangkan
hasil atau proses dari setiap tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini
dilakukan revisi atau perbaikan terhadap rencana awal.
Siklus model Kemmis dan Mc Taggart ini dilakukan secara berulang dan
C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas VI SDN Giri Mekar
Kecamatan Palasari Kabupaten Subang, dengan jumlah siswa sebanyak 26
orang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki dengan sasaran
penelitian tindakan kelas adalah proses pembelajaran pada konsep isolator dan
konduktor panas di kelas VI sekolah dasar.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
dua siklus atau lebih. Pelaksanaan setiap siklus disesuaikan dengan perubahan
yang ingin dicapai sebagaimana dalam desain yang telah dibuat tentang factor
yang diselidiki.
Gambar 3.1. Disain PTK Kemmis Dan Mc-Taggart (1982) Dalam Basrowi (1008:27)
Rencana
Siklus I
Refleksi Tindakan
Observasi
Rencana
Siklus II Refleksi
Tindakan
Observasi
Tahapan penelitian kelas ini terdiri atas : 1) Perencanaan (planning), 2).
Pelaksanaan tindakan (action), 3) observasi (observasion), dan 4). Refleksi
(reflection) dalam setiap siklusnya.
1. Perencanaan Tindakan
Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode alat
dan sumber pembelajaran serta merencanakan pula langkah-langkah dan
tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang
akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran mengenai
konsep isolator dan konduktor panas, yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran keterampilan proses, adapun langkah-langkah
perencanaannya yaitu sebagai berikut:
1) Meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Giri Mekar dan rekan guru
kelas VI.
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
3) Merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk
menguji hipotesis.
4) Memilih prosedur evaluasi penelitian.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu
pada perencanaan yang telah dibuat yaitu :
1) Tahap Awal Pembelajaran
a) Guru mengucapkan salam.
b) Guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran.
c) Guru mengecek kehadiran siswa.
d) Guru melakukan apersepsi
2) Tahap Inti Pembelajaran
a) Siswa dibagi kedalam 5 kelompok (tiap kelompok terdiri dari 4-5
orang).
b) Guru mengkondisikan siswa supaya duduk berkelompok.
c) Siswa menyimak panjelasan guru tentang tugas yang harus
diselesaikan dalam kelompoknya.
d) Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.
e) Masing-masing kelompok melakukan percobaan tentang konsep
isolator dan konduktor panas.
f) Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang terdapat dalam
LKS.
g) Siswa bersama guru membahas LKS yang telah didiskusikan dalam
h) Siswa bersama guru menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari mengenai manfaat isolator dan konduktor
panas.
i) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah
dipelajari bersama.
j) Guru melakukan evaluasi.
3) Tahap Akhir Pembelajaran
a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b) Melakukan tindak lanjut.
3. Observasi Pembelajaran
Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap
aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan
berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada
lembar observasi.
Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati
aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPA mengenai konsep
gerak dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru
sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau
4. Refleksi
Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat
penelitian oleh peneliti, observer dan pembimbing. Refleksi berguna untuk
memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah
dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk
membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang
berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Peneliti akan
melakukan refleksi diakhir pembelajaran dengan merenungkan kembali
secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang
diharapkan atau tidak diharapkan.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan data yang otentik.
Untuk mengumpulkan data tersebut peneliti menggunakan instrument tes dan
instrument non tes.
1. Instrument Tes
Instrument tes bertujan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam
pembelajaran konsep isolator dan konduktor dengan pendekatan
keterampilan proses. Instrument tes yang digunakan yaitu:
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa merupakan panduan siswa untuk melaksanakan
eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok yang di dalamnya berisi
soal-soal. Kegiatan ini selain dipantau oleh peneliti secara langsung,
merefleksikan sejauh mana LKS dapat memudahkan siswa dalam
memahami konsep.
b. Lembar Evaluasi (Post tes)
Lembar evaluasi merupakan instrument yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana tingkat pemahaman serta tingkat keberhasilan
siswa terhadap konsep yang dibelajarkan. Lembar evaluasi digunakan
pada akhir setiap tindakan dan dilaksanakan secara individual
2. Instrumen Non Tes
Instrumen tess digunakan untuk mengetahui ketercapaian
pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, selain itu
instrument tes berguna untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajara
guru dan siswa. Adapun instrument non tes terdiri dari:
a. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi untuk merekam segala aktivitas guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang terjadi pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
b. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi untuk merekam segala aktivitas atau tingkah laku
siswa yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian
memperoleh data yang diinginkan maka penelitian memandang perlu
menjelaskan secara singkat mengenai cara pengolahan data yang
didapatkan dari setiap instrumen. Adapun pembahasannya seperti berikut:
a) Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan panduan observer dalam mengadakan
pengamatan terhadap jalannya kegiatan penelitian, salah satunya untuk
memantau kegiatan dan tingkah laku guru dan siswa selama mengikuti
pembelajaran. Ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran.
Dalam mengolah data yang digunakan rumus persantase
berdasarkan kriteria Purwanto, Rata-rata adalah ukuran yang
merupakan wakil dari sekumpulan data yang digunakan untuk
menggambarkan secara jelas tentang data tersebut, selain itu merupakan
salah satu ukuran gejala pusat yang paling dekat dengan hasil yang
sebenarnya”. Adapun rumus yang digunakan (Purwanto, 2009) adalah
sebagai berikut:
Dan untuk mencari nilai rata-rata keterlaksanaan pembelajaran
dalam persen yaitu menggunakan rumus:
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑N = Total nilai yang diperoleh
n = banyaknya item yang dinilai �= ∑�
� �=
∑�
b) Lembar Evaluasi Siswa dan LKS
Untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu, sekaligus
untuk memperoleh gambaran mengenai daya serap dan tingkat
keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan. Pada
setiap akhkir kegiatan pembelajaran dilakukan kegiatan evaluasi.
Bentuk evaluasinya adalah tes tertulis dan LKS, dengan pertanyaan
mengenai materi yang dipelajari. Kemudian hasil tes yang didapat dari
setiap siklusnya dicari nilai rata-rata kelasnya dengan menggunakan
rumus (Purwanto, 2009) yaitu sebagai berikut:
Rata-rata pretes dan postes dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑N = Total nilai yang diperoleh
n = banyaknya item yang dinilai
2. Analisis Data
a) Lembar Observasi
Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama kegiatan
pembelajaran, maka dilakukan pengolahan nilai yang diperoleh dari
lembar observasi aktivitas siswa. Adapun cara yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut; langkah pertama yaitu mencari rata-rata nilai
yang diperoleh dari aspek penilaian. �=∑�
Langkah kedua dari hasil penghitungan data tersebut untuk
memperoleh data kualitatif mengenai aktivitas guru dan siswa kemudian
dilakukan pencocokan terhadap konversi Nilai yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2
Konversi Nilai Angka Kepada Nilai Huruf
No Nilai Presentase Kategori
1 3,33 – 4,00 ≥ 90 % Baik sekali
2 2,50 – 3,29 70%-89 % Baik
3 2,00 – 2,49 50%-69 % Cukup
4 1,00 – 1,99 30%-49 % Kurang
5 ≤ 0,99 ≤ 29 % Kurang Sekali
b)Lembar Evaluasi Siswa
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan hasil belajar siswa mengenai
pembelajaran yang telah dipelajari yaitu dengan cara mencari nilai
rata-rata yang didapatkan kemudian dikonversikan menuruk kategori berikut:
Tabel 3.3 Presentase Nilai dan Kategorinya
No Nilai Presentase Kategori
1 ≥ 90 ≥ 90 % Baik sekali
2 70-89 70%-89 % Baik
3 50-69 50%-69 % Cukup
4 30-49 30%-49 % Kurang
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.SIMPULAN
Berdasarkan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan pada penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses untuk
meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep isolator dan konduktor,
maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistematika penyusunan RPP dengan menerapkan pendekatan keterampilan
Proses pada pembelajaran IPA mengenai isolator dan konduktor di kelas VI
SDN Giri Mekar pada dasarnya sama dengan sistematika RPP yang di buat
oleh para guru di sekolah, namun untuk penerapan pendekatan keterampilan
Proses RPP yang disusun memiliki ciri-ciri khusus yaitu menerapkan 10
komponen keterampilan proses yaitu melalui langkah-langkah pembelajaran
yang dimulai dengan diantaranya Observasi, Menafsirkan Hasil Pengamatan,
Klasifikasi, Meramal (prediksi), Berkomunikasi, Berhipotesis,
Percobaan/Eksperimen, Menerapkan Konsep, Mengajukan pertanyaan, dan
Membuat Kesimpulan. Ternyata dengan RPP yang digunakan pada siklus I
dan siklus dapat dijadikan rambu-rambu bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. RPP
yang disusun dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat
2. Dengan penerapan pendekatan keterampilan proses pada proses
pembelajaran IPA konsep isolator dan konduktor yang telah dilakukan,
menunjukkan peningkatan proses pembelajaran, siswa dapat terlibat
langsung pada pembelajarannya dengan menggunakan objek nyata sehingga
dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, siswa
dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari, siswa dapat
berfikir kritis, siswa dapat bertanya dan terlibat lebih aktif dalam
pembelajaran, dapat mendorong siswa menemukan konsep-konsep baru,
siswa dapat belajar menggunakan metode ilmiah dan pada pembelajarannya
guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing. Siswa dapat melaksanakan
pembelajaran IPA dengan baik, adapun langakah-langkah pembelajaranya
terdiri dari dari 10 tahapan pembelajaran diantaranya yaitu Observasi,
Menafsirkan Hasil Pengamatan, Klasifikasi, Meramal (prediksi),
Berkomunikasi, Berhipotesis, Percobaan/Eksperimen, Menerapkan Konsep,
Mengajukan pertanyaan, dan Membuat Kesimpulan. Walaupun pada
mulanya siswa belum paham dengan proses pembelajaran dengan
menggunakan keterampilan proses tersebut.
3. Penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini ditandai dengan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata
siswa yaitu 6,46 dan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 14 orang
atau 53,85% sedangkan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses nilai rata-rata siswa yaitu 6,15
siswa sebesar 7,81 dan tingkat ketuntasannya sebesar 100%. Pada akhir
pembelajaran siswa dapat memahami konsep isolator dan konduktor, dimana
siswa dapat mengidentifikasi benda-benda yang merupakan isolator dan
konduktor.
B.REKOMENDASI
Berdasarkan hasil temuan-temuan dalam penelitian ini, dapat
direkomendasikan kepada guru, kepala sekolah/sekolah dan peniliti lain
beberapa hal sebagai berikut:
1. Guru/Pendidik
Hasil penelitian pembelajaran keterampilan proses sangat cocok
digunakan dan di terapkan pada mata pelajaran IPA konsep isolator dan
konduktor. Pembelajaran keterampilan proses juga dapat digunakan pada
pembelajan IPA pada kompetensi dasar lainnya dan kompetensi dasar pada
mata pelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan penerapannya guru harus
mengarah dan selalu memberikan motivasi pada siswa untuk
mengembangkan kreativitas dan kepercayaan dirinya serta dalam proses
pembelajarannya guru hanya sebagai fasilitator dan motivator siswa.
Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses
berbeda dengan metode ceramah, karena perencanaan pembelajarannya harus
menggambarkan sepuluh tahapan pembelajaran. Untuk itu guru dapat
mempelajari dan mengembangkan model pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses yang terdiri dari Observasi, Menafsirkan Hasil
Percobaan/Eksperimen, Menerapkan Konsep, Mengajukan pertanyaan, dan
Membuat Kesimpulan dan guru mengetahui cara pembuatan perencanaan
pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses dengan menguasai
teorinya terlebih dahulu dan mempersiapkan semaksimal mungkin RPP yang
akan dilaksanakan.
2. Kepala Sekolah/Sekolah
Kepala Sekolah/Sekolah hendaknya dapat membantu meningkatkan
keefektivan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menyediakan
berbagai sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan proses
pembelajaran. Di samping itu sekolah juga hendaknya dapat membantu
meningkatkan profesionalisme guru melalui pelatihan-pelatihan atau seminar
baik di sekolah maupun di luar sekolah karena keprofesionalan guru di
sekolah memiliki peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran.
3. Peneliti lain
Penelitian ini terbatas pada penggunaan keterampilan proses. Peneliti lain
dapat menggunakan penelitian ini untuk lebih dikembangkan atau sebagai
penelitian awal. Selain itu peneliti lain disarankan dapat juga menggunakan
pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPA di sekolah-sekolah
lain dan penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi ataupun rujukan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi dan Suwandi (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Galia
Indonesia
Dahar,R.(1996). Teori-teori Belajar.Jakarta:Erlangga
Darmodjo, H dan kaligis, J. (1992/1993). Pendidikan IPA II. Jakarta:Departemen
Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Eko
Jaya
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuam Pendidikan
(KTSP) SD/MI. Jakarta : BP. Dharma Bhakti.
Djamarah (2005). Pembelajaran Keterampilan Proses. (http;//
Djamarah.blogspot.com/2011/01/pendekatan-keterampilan-proses-dalam.h
tml. diakses n0vember 2012
Hamalik, Oemar 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar.
Bandung:Tarsito
Karli, H. dan Yuliariatiningsih.(2002). Implementasi Kurikulum berbasis
Kompetensi. Model-Model pembelajaran 1. Bandung: Bina Media
Informasi
Kasbolah, K, (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Malang : DEPDIKBUD DIRJEN
DIKTI Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Nasution, Noehi. (2007). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Purwanto, N.(1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Roskdakarya
Sanjaya, W. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Kencana.
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Suparno (1997). Filsafat Konstruktivisme Dalam pendidikan. Yogyakarta:
Kanesius.
Yuliariatiningsih, M.S. dan Irianto D.M (2009). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar.