• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KONSEP ISOLATOR DAN KONDUKTOR DI SDN GIRI MEKAR KABUPATEN SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KONSEP ISOLATOR DAN KONDUKTOR DI SDN GIRI MEKAR KABUPATEN SUBANG."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..………. i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ………..………. iv

DAFTAR TABEL ………...... vi

DAFTAR GAMBAR ……….. vii

DAFTAR GRAFIK ………. viii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A.Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 4

C. Hipotesis Tindakan ………... 5

D.Tujuan Penelitian ……….. 5

E. Manfaat Penelitian ………... 6

F. Definisi Operasional ………. 7

BAB II PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KONSEP ISOLATOR DAN KONDUKTOR ………....... 9

A.Pembelajaran IPA 9 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………... 9

2. Pembelajaran IPA di SD ……….. 10

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ……….. 13

B.Pendekatan Keterampilan Proses ………. 14

C.Hasil Belajar ……… 21

1. Pengertian Belajar ……….…….. 21

2. Pengetian Hasil Belajar ... 23

D.Penerapan Model Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses.. 24

E. Konsep Isolator dan Konduktor Panas ……… 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 31

A. Metode Penelitian ……….. 31

B. Model Penelitian ……… 33

C. Subjek Penelitian ……… 34

D. Prosedur Penelitian ……….… 34

(2)

2. Pelaksanaan Tindakan ………... 36

3. Observasi Pembelajaran ……… 37

4. Refleksi ………. 38

E. Instrumen Penelitian ………... 38

F. Pengolahan dan Analisis Data ...………. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….……….. 43

A. Deskripsi Awal Penelitian ………...…..………… 43

B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ………...……… 45

Siklus I a. Perencanaan Pembelajaran ………..……… 45

b. Pelaksanaan Pembelajaran ……..………. 47

c. Hasil Observasi Pembelajaran (Temuan) ………..…………... 49

d. Refleksi Pembelajaran ………..…..….………… 63

Siklus I a. Perencanaan Pembelajaran ………..……… 65

b. Pelaksanaan Pembelajaran ……..………. 65

c. Hasil Observasi Pembelajaran (Temuan) ………..…………... 70

d. Refleksi Pembelajaran ………..…..…….………… 80

C.Pembahasan ………...………. 81

1. Perencanaan Pembelajaran …………..……… 81

2. Pelaksanaan Pembelajaran………...………... 82

3. Hasil Belajar Siswa ………...………... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 91 A.Simpulan ………..………. 91

B. Rekomendasi ……… 93

DAFTAR PUSTAKA ………... 95

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Konversi Nilai Angka Kepada Nilai Huruf ………. 32

Tabel 3.3 Presentase Nilai dan kategorinya ……… 32

Tabel 4.1 Daftar Nama-Nama Pendidik SDN Giri Mekar…………... 43

Tabel 4.2 Daftar Keberadaan Siswa SDN Giri Mekar……… 44

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aspek Keterampilan Proses yang dipahami Guru Pada Siklus I……….. 52

Tabel 4.4 Presentase Nilai dan kategorinya ……… 55

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aspek Keterampilan Proses yang dipahami Siswa Pada Siklus ………... 56

Tabel 4.6 Presentase Nilai dan kategorinya …………... 59

Tabel 4.7 Daftar Nilai Siklus I IPA Kelas VI ……….. 60

Tabel 4.8 Data Hasil Kerja Kelompok Siklus I ... 63

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aspek Keterampilan Proses yang dipahami Guru ……… 70

Tabel 4.10 Presentase Nilai dan kategorinya ……….. 73

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aspek Keterampilan Proses yang dipahami Siswa Pada Siklus II ………. 74

Tabel 4.12 Presentase Nilai dan kategorinya ……….. 76

Tabel 4.13 Daftar Nilai Siklus II IPA Kelas VI ……….. 77

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Benda-benda yang isolator dan konduktor …… 30

(5)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 : Perolehan Nilai Evaluasi Siswa Siklus Ke I ……….. 61

Grafik: 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ………. 78

Grafik 4.3 Aktivitas Belajar siswa ... 87

Grafik 4.4 Aktivitas Guru ... 87

Grafik 4.5 Data Nilai Rata-Rata Persiklus ... 89

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya

merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan.

Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan

dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (Tn. 2003:20), tercantum

tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

(7)

Untuk mewujudkan tujuan nasional di atas, pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) ikut andil di dalamnya. Dimana Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar selalu

mengacu pada kurikulum IPA. Di dalam kurikulum telah ditegaskan bahwa

pembelajaran IPA harus menekankan pada penguasaan kompetensi melalui

serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Proses pembelajaran IPA yang

diharapkan adalah yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir rasional.

Hasil kajian penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di

Sekolah Dasar masih banyak dilakukan secara konvensional /tradisional

(pembelajaran berpusat pada guru) dan prestasi belajar IPA masih sangat

rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya (Sardjono, 2000). Hal

tersebut juga ditemukan pada saat melakukan observasi di SDN Giri Mekar

Kec. Palasari Kab. Subang, dimana pelajaran IPA selalu disajikan secara

verbal melalui kegiatan ceramah dan textbook oriented, cenderung hanya

berpusat pada teori saja, sehingga tidak memberi kesempatan siswa untuk

mengamati, menyelidiki dan membangun pengetahuannya sendiri. Siswa

hanya duduk, diam, dengar, catat dan hafal sehingga kurang menarik minat

siswa dan membosankan, yang akhirnya membuat siswa hanya mengandalkan

penerimaan informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran lebih

(8)

Prestasi belajar siswa kelas VI SDN Giri Mekar Kecamatan Palasari

Kabupaten Subang pada mata pelajaran IPA selama ini masih dirasakan

kurang memuaskan. Dari data yang dijelaskan oleh wali kelas VI SDN Giri

Mekar Kecamatan Palasari Kabupaten Subang yaitu 85% atau 22 orang dari

26 siswa kelas VI nilainya di bawah KKM (65) dan siswa yang telah lulus

KKM yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar 15,38 dengan nilai rata-rata kelas

sebesar 6,15 serta kemampuan siswa untuk mengingat pelajaran sangat

rendah. Rendahnya kemampuan siswa ini tidak terlepas dari proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, sehingga hasil pembelajaran IPA

yang diperoleh selama ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Berdasarkan

hasil analisis soal ulangan harian yang biasa diberikan oleh guru, ditemukan

bahwa soal tersebut belum mampu menggali keterampilan berpikir rasional

siswa.

Guru jarang menggunakan alat peraga atau media pelajaran IPA

sekalipun di sekolah tersedia KIT IPA, serta tidak terbiasa untuk melibatkan

siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Permasalahan yang muncul

adalah bagaimana cara untuk meningkatkan kemampuan siswa pada mata

pelajaran IPA. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memilih dan

menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan suatu

materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, diperlukan upaya untuk

(9)

siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran IPA yang diterapkan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat memberikan penguatan terhadap

kualitas pembelajaran IPA di sekolah dasar sebagai sarana penelitian adalah

model pembelajaran keterampilan proses.

Menurut Djamarah (2005: 88) pembelajaran dengan keterampilan proses

“bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik memahami,

menyadari dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan

dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik”. Rangkaian kegiatan yang

dimaksud adalah kegiatan mengamati, menggolongkan, menafsirkan,

meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan.

Sehingga siswa mengkonstruksikan pemikiranya sendiri, siswa dapat belajar

lebih aktif, kreatif, menumbuhkan kesan bermakna dan menarik bagi siswa,

sehingga hasil belajar yang diharapkan dalam pembelajaran IPA dapat

tercapai.

Konsep isolator dan konduktor panas dalam mata pelajaran IPA

merupakan konsep yang sulit dipahami sehingga siswa menunjukkan sikap

kurang bergairah, pasif dalam belajar yang mengakibatkan suasana tidak

kondusif, sehingga hasil belajarnya kurang memuaskan.

Hal inilah yang memotivasi peneliti untuk mengambil judul “Penerapan

Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

pada Pembelajaran IPA Konsep Isolator dan Konduktor di SDN. Giri Mekar

Kabupaten Subang.

(10)

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka

rumusan masalah PTK ini yaitu “Bagaimana penerapan model keterampilan

proses dalam meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran konsep isolator

dan konduktor panas di kelas VI SD Negeri Giri Mekar?”. Oleh karena itu

peneliti mengidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran pada konsep isolator dan

konduktor panas pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan

keterampilan proses?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pada konsep isolator dan konduktor

panas pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses?

3. Bagaimana hasil belajar siswa pada konsep isolator dan konduktor panas

melalui penggunaan model keterampilan proses di kelas VI SD?

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan analisis teoritik dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut: “Pendekatan keterampilan proses akan meningkatkan hasil belajar

pada konsep isolator dan konduktor panas pada pelajaran IPA anak kelas VI

Sekolah Dasar”.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam

perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk memperoleh gambaran tentang perencanaan pembelajaran pada

konsep isolator dan konduktor panas pada mata pelajaran IPA melalui

(11)

2. Untuk memperoleh tentang gambaran perencanaan pembelajaran pada

konsep isolator dan konduktor panas pada mata pelajaran IPA melalui

pendekatan keterampilan proses.

3. Untuk memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar pada pembelajaran

konsep Isolator dan Konduktor Panas melalui penggunaan model

keterampilan proses.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan diantaranya:

a. Manfaat bagi guru, antara lain:

1) sebagai wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran sehingga guru mampu

melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa;

2) mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas

sehingga guru akan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap teori

dan pemikiran yang melandasi reformasi kurikulum;

3) meningkatkan profesionalisme guru melalui proses latihan sistematis

secara berkelanjutan.

b. Manfaat bagi siswa, antara lain:

1) menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran konsep

isolator dan konduktor panas melalui pendekatan keterampilan proses;

2) meningkatkan aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran

konsep isolator dan konduktor panas melalui pendekatan keterampilan

(12)

3) meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI sekolah dasar pada konsep

isolator dan konduktor panas melalui pendekatan keterampilan proses.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap definisi operasional maka

perlu dirumuskan pengertiannya. Definisi operasional dalam penelitian ini

adalah

1. Pendekatan keterampilan proses

Pendekatan keterampilan proses dalam penelitian ini adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan ketrampilan

proses yang digunakan untuk mengungkap dan menemukan fakta dan

konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang diperlukan oleh siswa.

Pada pembelajarannya bertujuan agar kreatifitas yang ada dalam diri siswa

dapat dikembangkan seperti keterampilan mengamati, mengkomunikasikan

dan menyimpulkan apa yang dilakukannya serta dapat menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari sehingga hasil belajar yang diharapkan dalam

pembelajaran IPA dapat tercapai.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah peningkatan

kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya

dan merupakan hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya

yang merupakan suatu perubahan tigkah laku siswa kearah yang lebih baik.

Hal tersebut didasarkan kepada pengukuran dengan membandingkan skor

(13)

3. Konsep isolator dan konduktor panas

Isolator adalah benda-benda yang tidak dapat atau sulit menghantarkan

panas (Abitur, 2004 : 46). Contoh benda-benda isolator adalah kaca, kayu,

karet, kain. Sedangkan Konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan

panas (Abitur, 2004 : 45). Contoh benda-benda konduktor adalah batang

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas

atau dengan istilah Classroom Action Research, yaitu suatu bentuk penelitian

yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar

dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas

secara lebih professional. Maksud dari PTK ini adalah untuk memperbaiki

mutu praktik pembelajaran, khususnya pada pembelajaran IPA. Melalui

penelitian tindakan kelas dilakukan refleksi pembelajaran dengan melakukan

tindakan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini disusun atas

dasar kekurangpuasan guru terhadap hasil pembelajaran siswa yang dilakukan

sebelumnya.

Dalam penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap

praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas. Penelitian ini dapat

menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek pendidikan. Hal ini dapat

terjadi karena setelah meneliti kegiatan sendiri, di kelas sendiri, dengan

melibatkan siswanya sendiri melalui tindakan yang direncanakan,

dilaksanakan, dan dievaluasi guru akan memperoleh umpan balik mengenai

kegiatan yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru

(15)

pembelajaran yang dilakukan mmiliki efktivitas yang tinggi atau tidak. Oleh

sebab itu guru dapat merumuskan tindakan tertentu untuk memperbaiki

keadaan kelas tersebut melalui prosedur penelitian tindakan kelas.

Tujuan dan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan dan

memperbaiki praktik pembelajaran, meningkatkan relevansi pendidikan

melalui peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran, meningkatkan mutu

pendidikan, dan dapat meningkatkan profesionalisme guru terhadap proses

pembelajaran.

“Manfaat PTK yang dilaksanakan bagi guru adalah mmberikan

pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian, meningkatkan dan

memperbaiki proses pembelajaran, serta mengembangkan profesionalisme

guru” (Kasbolah, 1999 : 43-44). Sedangkan manfaat penelitian kelas terkait

dengan komponen pembelajaran antara lain mencakup: (1) inovasi

pembelajaran; (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat

kelas; (3) pengembangan profesi guru.

Fokus dalam penelitian ini adalah upaya guru melalui berbagai tindakan

yang sistematis dan terencana untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

konsep isolator dan konduktor panas di kelas VI SD. Penelitian ini terdiri atas

tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari satu tindakan yang saling berkaitan antara

tindakan kesatu sampai tindakan terakhir. Setiap tindakan dirancang untuk

dapat memperbaiki dan memyempurnakan tindakan-tindakan sebelumnya.

(16)

melaksanakan tindakan dan observasi selanjutnya dilakukan refleksi sebagai

gambaran awal untuk membuat rencana selanjutnya.

B. Model Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang dipergunakan berbentuk spiral atau

siklus mengadopsi dari Kemmis dan MC. Taggart (Kasbolah, 1999) bahwa

dengan menggunakan model ini apabila dalam awal tindakan ditemukan

kekurangan dan kelemahan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan

perbaikan dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang ingin

dicapai.

Dalam model ini digambarkan bahwa penelitian kelas merupakan

serangkaian langkah-langkah sebagai berikut:

a. Rencana (Planning ) : tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki,

meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi.

b. Tindakan (Action) : realisasi dari rncana yang kita buat.

c. Observasi (Observation) : mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan

yang dilaksanakan terhadap siswa.

d. Refleksi (Reflektion) : tahap pengkajian, melihat dan mempertimbangkan

hasil atau proses dari setiap tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini

dilakukan revisi atau perbaikan terhadap rencana awal.

Siklus model Kemmis dan Mc Taggart ini dilakukan secara berulang dan

(17)

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas VI SDN Giri Mekar

Kecamatan Palasari Kabupaten Subang, dengan jumlah siswa sebanyak 26

orang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki dengan sasaran

penelitian tindakan kelas adalah proses pembelajaran pada konsep isolator dan

konduktor panas di kelas VI sekolah dasar.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari

dua siklus atau lebih. Pelaksanaan setiap siklus disesuaikan dengan perubahan

yang ingin dicapai sebagaimana dalam desain yang telah dibuat tentang factor

yang diselidiki.

Gambar 3.1. Disain PTK Kemmis Dan Mc-Taggart (1982) Dalam Basrowi (1008:27)

Rencana

Siklus I

Refleksi Tindakan

Observasi

Rencana

Siklus II Refleksi

Tindakan

Observasi

(18)

Tahapan penelitian kelas ini terdiri atas : 1) Perencanaan (planning), 2).

Pelaksanaan tindakan (action), 3) observasi (observasion), dan 4). Refleksi

(reflection) dalam setiap siklusnya.

1. Perencanaan Tindakan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode alat

dan sumber pembelajaran serta merencanakan pula langkah-langkah dan

tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang

akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran mengenai

konsep isolator dan konduktor panas, yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran keterampilan proses, adapun langkah-langkah

perencanaannya yaitu sebagai berikut:

1) Meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Giri Mekar dan rekan guru

kelas VI.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

3) Merumuskan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk

menguji hipotesis.

4) Memilih prosedur evaluasi penelitian.

(19)

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu

pada perencanaan yang telah dibuat yaitu :

1) Tahap Awal Pembelajaran

a) Guru mengucapkan salam.

b) Guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran.

c) Guru mengecek kehadiran siswa.

d) Guru melakukan apersepsi

2) Tahap Inti Pembelajaran

a) Siswa dibagi kedalam 5 kelompok (tiap kelompok terdiri dari 4-5

orang).

b) Guru mengkondisikan siswa supaya duduk berkelompok.

c) Siswa menyimak panjelasan guru tentang tugas yang harus

diselesaikan dalam kelompoknya.

d) Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.

e) Masing-masing kelompok melakukan percobaan tentang konsep

isolator dan konduktor panas.

f) Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang terdapat dalam

LKS.

g) Siswa bersama guru membahas LKS yang telah didiskusikan dalam

(20)

h) Siswa bersama guru menghubungkan materi pelajaran dengan

kehidupan sehari-hari mengenai manfaat isolator dan konduktor

panas.

i) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah

dipelajari bersama.

j) Guru melakukan evaluasi.

3) Tahap Akhir Pembelajaran

a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b) Melakukan tindak lanjut.

3. Observasi Pembelajaran

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap

aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan

berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada

lembar observasi.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati

aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPA mengenai konsep

gerak dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru

sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau

(21)

4. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat

penelitian oleh peneliti, observer dan pembimbing. Refleksi berguna untuk

memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah

dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk

membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang

berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Peneliti akan

melakukan refleksi diakhir pembelajaran dengan merenungkan kembali

secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang

diharapkan atau tidak diharapkan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan data yang otentik.

Untuk mengumpulkan data tersebut peneliti menggunakan instrument tes dan

instrument non tes.

1. Instrument Tes

Instrument tes bertujan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam

pembelajaran konsep isolator dan konduktor dengan pendekatan

keterampilan proses. Instrument tes yang digunakan yaitu:

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa merupakan panduan siswa untuk melaksanakan

eksplorasi yang dilakukan secara berkelompok yang di dalamnya berisi

soal-soal. Kegiatan ini selain dipantau oleh peneliti secara langsung,

(22)

merefleksikan sejauh mana LKS dapat memudahkan siswa dalam

memahami konsep.

b. Lembar Evaluasi (Post tes)

Lembar evaluasi merupakan instrument yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana tingkat pemahaman serta tingkat keberhasilan

siswa terhadap konsep yang dibelajarkan. Lembar evaluasi digunakan

pada akhir setiap tindakan dan dilaksanakan secara individual

2. Instrumen Non Tes

Instrumen tess digunakan untuk mengetahui ketercapaian

pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, selain itu

instrument tes berguna untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajara

guru dan siswa. Adapun instrument non tes terdiri dari:

a. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi untuk merekam segala aktivitas guru dalam

melaksanakan pembelajaran yang terjadi pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

b. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi untuk merekam segala aktivitas atau tingkah laku

siswa yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian

(23)

memperoleh data yang diinginkan maka penelitian memandang perlu

menjelaskan secara singkat mengenai cara pengolahan data yang

didapatkan dari setiap instrumen. Adapun pembahasannya seperti berikut:

a) Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan panduan observer dalam mengadakan

pengamatan terhadap jalannya kegiatan penelitian, salah satunya untuk

memantau kegiatan dan tingkah laku guru dan siswa selama mengikuti

pembelajaran. Ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa

selama proses pembelajaran.

Dalam mengolah data yang digunakan rumus persantase

berdasarkan kriteria Purwanto, Rata-rata adalah ukuran yang

merupakan wakil dari sekumpulan data yang digunakan untuk

menggambarkan secara jelas tentang data tersebut, selain itu merupakan

salah satu ukuran gejala pusat yang paling dekat dengan hasil yang

sebenarnya”. Adapun rumus yang digunakan (Purwanto, 2009) adalah

sebagai berikut:

Dan untuk mencari nilai rata-rata keterlaksanaan pembelajaran

dalam persen yaitu menggunakan rumus:

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

∑N = Total nilai yang diperoleh

n = banyaknya item yang dinilai �= ∑�

� �=

∑�

(24)

b) Lembar Evaluasi Siswa dan LKS

Untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu, sekaligus

untuk memperoleh gambaran mengenai daya serap dan tingkat

keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan. Pada

setiap akhkir kegiatan pembelajaran dilakukan kegiatan evaluasi.

Bentuk evaluasinya adalah tes tertulis dan LKS, dengan pertanyaan

mengenai materi yang dipelajari. Kemudian hasil tes yang didapat dari

setiap siklusnya dicari nilai rata-rata kelasnya dengan menggunakan

rumus (Purwanto, 2009) yaitu sebagai berikut:

Rata-rata pretes dan postes dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

∑N = Total nilai yang diperoleh

n = banyaknya item yang dinilai

2. Analisis Data

a) Lembar Observasi

Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama kegiatan

pembelajaran, maka dilakukan pengolahan nilai yang diperoleh dari

lembar observasi aktivitas siswa. Adapun cara yang dapat dilakukan

adalah sebagai berikut; langkah pertama yaitu mencari rata-rata nilai

yang diperoleh dari aspek penilaian. �=∑�

(25)

Langkah kedua dari hasil penghitungan data tersebut untuk

memperoleh data kualitatif mengenai aktivitas guru dan siswa kemudian

dilakukan pencocokan terhadap konversi Nilai yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2

Konversi Nilai Angka Kepada Nilai Huruf

No Nilai Presentase Kategori

1 3,33 – 4,00 ≥ 90 % Baik sekali

2 2,50 – 3,29 70%-89 % Baik

3 2,00 – 2,49 50%-69 % Cukup

4 1,00 – 1,99 30%-49 % Kurang

5 ≤ 0,99 ≤ 29 % Kurang Sekali

b)Lembar Evaluasi Siswa

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan hasil belajar siswa mengenai

pembelajaran yang telah dipelajari yaitu dengan cara mencari nilai

rata-rata yang didapatkan kemudian dikonversikan menuruk kategori berikut:

Tabel 3.3 Presentase Nilai dan Kategorinya

No Nilai Presentase Kategori

1 ≥ 90 ≥ 90 % Baik sekali

2 70-89 70%-89 % Baik

3 50-69 50%-69 % Cukup

4 30-49 30%-49 % Kurang

(26)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.SIMPULAN

Berdasarkan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan pada penelitian

tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses untuk

meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep isolator dan konduktor,

maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistematika penyusunan RPP dengan menerapkan pendekatan keterampilan

Proses pada pembelajaran IPA mengenai isolator dan konduktor di kelas VI

SDN Giri Mekar pada dasarnya sama dengan sistematika RPP yang di buat

oleh para guru di sekolah, namun untuk penerapan pendekatan keterampilan

Proses RPP yang disusun memiliki ciri-ciri khusus yaitu menerapkan 10

komponen keterampilan proses yaitu melalui langkah-langkah pembelajaran

yang dimulai dengan diantaranya Observasi, Menafsirkan Hasil Pengamatan,

Klasifikasi, Meramal (prediksi), Berkomunikasi, Berhipotesis,

Percobaan/Eksperimen, Menerapkan Konsep, Mengajukan pertanyaan, dan

Membuat Kesimpulan. Ternyata dengan RPP yang digunakan pada siklus I

dan siklus dapat dijadikan rambu-rambu bagi guru dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. RPP

yang disusun dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat

(27)

2. Dengan penerapan pendekatan keterampilan proses pada proses

pembelajaran IPA konsep isolator dan konduktor yang telah dilakukan,

menunjukkan peningkatan proses pembelajaran, siswa dapat terlibat

langsung pada pembelajarannya dengan menggunakan objek nyata sehingga

dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, siswa

dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari, siswa dapat

berfikir kritis, siswa dapat bertanya dan terlibat lebih aktif dalam

pembelajaran, dapat mendorong siswa menemukan konsep-konsep baru,

siswa dapat belajar menggunakan metode ilmiah dan pada pembelajarannya

guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing. Siswa dapat melaksanakan

pembelajaran IPA dengan baik, adapun langakah-langkah pembelajaranya

terdiri dari dari 10 tahapan pembelajaran diantaranya yaitu Observasi,

Menafsirkan Hasil Pengamatan, Klasifikasi, Meramal (prediksi),

Berkomunikasi, Berhipotesis, Percobaan/Eksperimen, Menerapkan Konsep,

Mengajukan pertanyaan, dan Membuat Kesimpulan. Walaupun pada

mulanya siswa belum paham dengan proses pembelajaran dengan

menggunakan keterampilan proses tersebut.

3. Penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Hal ini ditandai dengan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata

siswa yaitu 6,46 dan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 14 orang

atau 53,85% sedangkan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses nilai rata-rata siswa yaitu 6,15

(28)

siswa sebesar 7,81 dan tingkat ketuntasannya sebesar 100%. Pada akhir

pembelajaran siswa dapat memahami konsep isolator dan konduktor, dimana

siswa dapat mengidentifikasi benda-benda yang merupakan isolator dan

konduktor.

B.REKOMENDASI

Berdasarkan hasil temuan-temuan dalam penelitian ini, dapat

direkomendasikan kepada guru, kepala sekolah/sekolah dan peniliti lain

beberapa hal sebagai berikut:

1. Guru/Pendidik

Hasil penelitian pembelajaran keterampilan proses sangat cocok

digunakan dan di terapkan pada mata pelajaran IPA konsep isolator dan

konduktor. Pembelajaran keterampilan proses juga dapat digunakan pada

pembelajan IPA pada kompetensi dasar lainnya dan kompetensi dasar pada

mata pelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan penerapannya guru harus

mengarah dan selalu memberikan motivasi pada siswa untuk

mengembangkan kreativitas dan kepercayaan dirinya serta dalam proses

pembelajarannya guru hanya sebagai fasilitator dan motivator siswa.

Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses

berbeda dengan metode ceramah, karena perencanaan pembelajarannya harus

menggambarkan sepuluh tahapan pembelajaran. Untuk itu guru dapat

mempelajari dan mengembangkan model pembelajaran dengan pendekatan

keterampilan proses yang terdiri dari Observasi, Menafsirkan Hasil

(29)

Percobaan/Eksperimen, Menerapkan Konsep, Mengajukan pertanyaan, dan

Membuat Kesimpulan dan guru mengetahui cara pembuatan perencanaan

pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses dengan menguasai

teorinya terlebih dahulu dan mempersiapkan semaksimal mungkin RPP yang

akan dilaksanakan.

2. Kepala Sekolah/Sekolah

Kepala Sekolah/Sekolah hendaknya dapat membantu meningkatkan

keefektivan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menyediakan

berbagai sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan proses

pembelajaran. Di samping itu sekolah juga hendaknya dapat membantu

meningkatkan profesionalisme guru melalui pelatihan-pelatihan atau seminar

baik di sekolah maupun di luar sekolah karena keprofesionalan guru di

sekolah memiliki peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran.

3. Peneliti lain

Penelitian ini terbatas pada penggunaan keterampilan proses. Peneliti lain

dapat menggunakan penelitian ini untuk lebih dikembangkan atau sebagai

penelitian awal. Selain itu peneliti lain disarankan dapat juga menggunakan

pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPA di sekolah-sekolah

lain dan penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi ataupun rujukan untuk

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Suwandi (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Galia

Indonesia

Dahar,R.(1996). Teori-teori Belajar.Jakarta:Erlangga

Darmodjo, H dan kaligis, J. (1992/1993). Pendidikan IPA II. Jakarta:Departemen

Pendidikan Nasional

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No.

20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Eko

Jaya

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuam Pendidikan

(KTSP) SD/MI. Jakarta : BP. Dharma Bhakti.

Djamarah (2005). Pembelajaran Keterampilan Proses. (http;//

Djamarah.blogspot.com/2011/01/pendekatan-keterampilan-proses-dalam.h

tml. diakses n0vember 2012

Hamalik, Oemar 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar.

Bandung:Tarsito

Karli, H. dan Yuliariatiningsih.(2002). Implementasi Kurikulum berbasis

Kompetensi. Model-Model pembelajaran 1. Bandung: Bina Media

Informasi

Kasbolah, K, (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Malang : DEPDIKBUD DIRJEN

DIKTI Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

(31)

Nasution, Noehi. (2007). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Purwanto, N.(1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Roskdakarya

Sanjaya, W. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Kencana.

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Suparno (1997). Filsafat Konstruktivisme Dalam pendidikan. Yogyakarta:

Kanesius.

Yuliariatiningsih, M.S. dan Irianto D.M (2009). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar.

Gambar

Gambar 3.1. Disain PTK Kemmis Dan Mc-Taggart (1982) ………
Grafik 4.1 : Perolehan Nilai Evaluasi Siswa Siklus Ke I …………………..
Gambar 3.1. Disain PTK Kemmis Dan Mc-Taggart (1982)  Dalam Basrowi (1008:27)
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN PAMINGGIR V KECAMATAN GARUTF. KOTA

(2011) Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA tentang Materi Sifat-Sifat Cahaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung : Program

BAB II Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas X Pada Konsep Insecta A. Kegiatan Praktikum

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dalam penelitian tentang pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang lingkungan yang sehat

Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA adalah pendekatan pembelajaran yang memandang bahwa IPA terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah yang juga

Tujuan dari peneliitian ini adalah untuk mengetahui: (1) aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA materi konduktor dan isolator melalui model pembelajaran tebak

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dalam penelitian tentang pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang lingkungan yang sehat

PENUTUP Penelitian tindakan kelas PTK dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA Fisika melalui penerapan pendekatan keterampilan proses pada materi pembelajaran Listrik Statis di