• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KERJA BENTUK V-TE OKU, V-TE ARU DAN V-TE SHIMAU: Kasus dalam Mahasiswa Tingkat 3 angkatan 2011 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KERJA BENTUK V-TE OKU, V-TE ARU DAN V-TE SHIMAU: Kasus dalam Mahasiswa Tingkat 3 angkatan 2011 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KERJA

BENTUK V-TE OKU, V-TE ARU DAN V-TE SHIMAU

(Kasus dalam Mahasiswa Tingkat 3 angkatan 2011 Jurusan Pendidikan

Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh

Hardianto Rahardjo

NIM 1102677

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KERJA

BENTUK V-TE ARU, V-TE OKU DAN V-TE SHIMAU

(Kasus Mahasiswa Tingkat 3 Angkatan 2011 Jurusan Pendidikan

Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh

Hardianto Rahardjo S.Pd. UPI Bandung, 2011

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

© Hardianto Rahardjo 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

ABSTRAK

Bentuk V-te aru, V-te oku, dan V-te shimau ketiganya merupakan aspek bahasa, dan memiliki kemiripan dari segi fungsi, yaitu menunjukkan hasil dari suatu tindakan atau aktivitas. Ketiga bentuk ini dipelajari secara berdekatan pada semester awal atau tahun ajaran awal bagi mahasiswa S1, khususnya dalam hal ini Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

Namun dalam prakteknya, tidak sedikit didapati kasus dimana mahasiswa yang sudah menginjak semester VI sekalipun masih belum menguasai penuh fungsi dan penggunaan ketiga bentuk ini. Bahkan, ada juga kasus dimana mahasiswa lupa akan fungsi dan penggunaan ketiga bentuk tersebut.

Penelitian ini ditujukan untuk mencatat kesalahan-kesalahan yang dibuat mahasiswa sehubungan dengan ketiga bentuk tersebut, kemudian menganalisanya dan menganalisa apakah kesalahan-kesalahan tersebut rata-rata berupa Error atau Mistake.

Hasil dari analisis data menunjukkan tingginya tingkat kesalahan dalam penggunaan bentuk V-te aru, dan follow up yang dilakukan setelah pengumpulan data pun mendapati rendahnya pemahaman dan penguasaan mahasiswa responden akan bentuk V-te aru tersebut. Sebaliknya, mahasiswa menunjukkan pemahaman yang cukup baik terhadap bentuk V-te shimau.

(4)

要旨

動詞 あ 動詞 く 動詞 しまう アスペク

あ 三 形 似 い あ 行動 結果を示す機能を持 い 三 形 イン

ネシア教育大学 学部一年 時 教え

し し実際 六学期 大学生 三 形 機能や使い方 ま 理解

い いう場合 少 く い さ 完全 忘 や理解 い大学生 い

本研究 三 形を使用す 誤用を記録し 起 誤用 Error Mistake い

を分析す 行わ

ータ分析 結果 動詞 あ を使用す 誤用 数 多 示し

ータ分析あ フォローアップ 動詞 あ い 大学生 理解程度

低い 示し 逆 動詞 しまう い 理解程度 高

キーワー :アスペク 動詞 ~あ 動詞 ~ く 動詞

(5)
(6)
(7)

一覧

.研究 構成...

.筆記 ス 結果 ラフ...

. 動詞 て形あるについてアン ー 結果...

. 動詞 て形おくについてアン ー 結果...

. 動詞 て形 まうについてアン ー 結果...

表 .筆記 ス 結果...

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Saat mendiskusikan mengenai percakapan yang digunakan dalam Manga maupun

Anime, salah satu mahasiswa tingkat 3 Bahasa Jepang UPI pernah menanyakan mengenai

fungsi bentuk V-te oku dalam dialog "今先生に連絡し く ら...", lalu dalam dialog

yang ditemukan dalam Manga karya Yasuda (2005;24) yang berbunyi "殺し まっ ら

さ~、そこ 恐怖 終わっ う ろ?", fungsi bentuk V-te shimau yang manakah

yang diindikasikan dalam kalimat tersebut? Fungsi yang menyatakan penyesalan, atau pernyataan selesainya suatu perbuatan, atau kedua-duanya? Serta dalam kalimat "パーテ

ィ ビール う買っ ある", bentuk V-te aru yang ada memiliki kemiripan

fungsi dengan bentuk V-te oku dalam kalimat "パーティ ビール う買っ

い "、yang berfungsi menunjukkan sesuatu yang dilakukan sebagai persiapan.

Berdasarkan Silabus pembelajaran mata kuliah Bunpo Bahasa Jepang UPI dan buku materi yang digunakan untuk mata kuliah Bunpo, ketiga bentuk ini dipelajari pada tingkat 1 maupun 2 jenjang S1 dalam perkuliahan Bahasa Jepang, dalam hal ini, di Universitas Pendidikan Indonesia. Tapi meskipun dipelajari pada level dasar (初級), masih banyak

mahasiswa level menengah (中 級), yang nampaknya belum paham betul fungsi dari

(9)

Apakah mahasiswa level 中 級 sudah paham benar dengan fungsi masing-masing

bentuk di atas, dan bisa menggunakannya dalam situasi tertentu? Bila kesalahan terjadi saat mereka mengerjakan soal Bunpo mengenai ketiga bentuk di atas, apakah kesalahan tersebut merupakan sebuah Error atau Mistake? Dan mengapa kesalahan ataupun ketidak pahaman mahasiswa bisa terjadi? Mengetahui hal-hal seperti ini merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam mengevaluasi kualitas pendidikan dan instrumennya supaya kualitas tersebut bisa terus ditingkatkan, dan pada akhirnya, disempurnakan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa tingkat 3 semester VI Jurusan Bahasa Jepang UPI memahami fungsi dan penggunaan bentuk V-te aru, V-te

shimau, dan V-te shimau, serta alasan kenapa kesalahan yang mereka buat saat

menggunakan ketiga bentuk tersebut bisa terjadi. Hasil peelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dan bahan evaluasi bagi pengembangan kurikulum dan materi pendidikan Bahasa Jepang, terutama di Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

1.2Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, berikut butir-butir permasalahan yang akan dicari jawabannya: 1. Kesalahan apa saja yang muncul dalam penggunaan ungkapan V–te shimau?

(10)

5. Mengapa kesalahan dan kekurang pahaman mahasiswa atas ketiga bentuk tersebut bisa terjadi?

1.3Batasan Masalah

Untuk menghindari pembiasan dari penelitian ini, peneliti akan menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Data yang akan dikumpulkan dibatasi hanya pada kesalahan mahasiswa dalam memilih satu dari ketiga bentuk tersebut sesuai fungsinya dalam mengerjakan soal. Kesalahan-kesalahan lain yang bersifat gramatikal akan diabaikan.

2. Penelitian ini meneliti kesalahan mahasiswa dalam menggunakan bentuk te aru,

V-te oku dan V-V-te shimau, namun lebih diutamakan dari segi fungsi dan penggunaannya

berdasarkan apa yang diajarkan pada buku-buku pembelajaran Bahasa Jepang.

3. Responden yang dipilih adalah Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, sedangkan sampel yang dipilih adalah mahasiswa S1 tingkat 3 semester VI.

4. Analisa diarahkan pada frekwensi/persentase kesalahan dari masing-masing fungsi, serta pada penggolongan kesalahan tersebut berupa Error atau Mistake.

5. Yang dicari dalam penelitian ini adalah data jumlah dan frekwensi kesalahan, klasifikasi apakah kesalahan tersebut merupakan mistake atau error, serta mencari penyebab terjadinya kesalahan tersebut.

1.4Tujuan Penelitian

(11)

1. Memperoleh data mengenai kesalahan-kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan penggunaan bentuk V-te shimau, V–te aru maupun V–te oku.

2. Memperoleh data apakah kesalahan dari ketiga bentuk di atas adalah Error karena ketidak sengajaan mahasiswa, atau Mistake karena ketidak pahaman mahasiswa. 3. Mendapat jawaban mengenai apa saja penyebab kesalahan berbahasa dengan 3

bentuk di atas terjadi, supaya jalan keluar untuk menghindarinya dapat dicari.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bisa menjadi bahan evaluasi untuk pembelajaran bentuk V–te shimau, V–te aru dan

V–te oku

2. Menjadi bahan referensi untuk mahasiswa maupun pengajar dalam merencanakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan bentuk V-te shimau, V–te aru

dan V–te oku.

1.6Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan metode kualitatif deskriptif. Data akan dikumpulkan, kemudian dengan menggunakan landasan teori sebagai patokan/acuan, data akan diproses untuk mengambil kesimpulan atau mendapat sebuah teori. Langkah-langkah yang akan diambil untuk melaksanakan penelitian ini secara berurutan adalah sebagai berikut:

(12)

2. Menghitung jumlah kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa dari masing-masing bentuk V-te yang diteliti.

3. Memberikan questioner kepada mahasiswa yang dipilih sebagai sampel untuk mencari tahu seberapa jauh mereka memahami fungsi dari masing-masing bentuk V-te aru, V-te

oku, dan V-te shimau.

4. Mangadakan follow up interview terhadap sebagian responden dengan memperlihatkan

jawaban yang salah pada test yang mereka kerjakan untuk mengetahui apakah kesalahan yang mereka lakukan termasuk Error atau Mistake.

5. Mengadakan interview dengan dosen pengajar mata kuliah Bunpo untuk mencari tahu sistematika pengajaran ketiga bentuk si atas, serta penggunaannya dalam mata kuliah lain. Langkah-langkah yang akan diambil untuk penelitian ini antara lain:

1. Menyusun soal test untuk menguji dan mengumpulkan data kesalahan-kesalahan penggunaan dan penerjemahan bentuk V–te shimau, V-te aru, dan V–te oku.

2. Mencari tahu jumlah dan frekwensi kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa responden berdasarkan hasil test yang sudah diberikan.

3. Memberi questioner untuk mencari tahu sejauh apa responden memahami fungsi dari masing-masing bentuk yang diujikan dalam test, serta input dan output mereka diluar pembelajaran di kelas.

4. Mencari tahu penyebab kesalahan-kesalahan maupun ketidakpahaman mahasiswa delam menggunakan bentuk V-te aru, V-te oku dan V-te shimau.

1.7Sistematika Pembahasan

(13)

Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan serta batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi berbagai macam teori mengenai penelitian analisis kesalahan, bentuk – te shimau, bentuk –te aru, dan bentuk –te oku.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai metode yang dipilih untuk menjalankan penelitian ini, beserta langkah-langkah menjalankan penelitian ini.

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini, data yang sudah terkumpul diolah dengan berpatokan pada landasan teori untuk memperoleh hasil penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1Metode yang Digunakan

Penelitian ini ditujukan untuk mendata kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh responden dalam menggunakan bentuk V-te aru, V-te shimau, dan V-te oku dalam mengerjakan soal test Bunpou, serta mencari tahu jenis dan alasan kesalahan-kesalahan yang dibuat. Metode yang digunakan untuk menilai hasil test dan mendata kesalahan-kesalahan yang ada adalah metode kualitatif, yaitu dengan menggunakan teori yang ada pada Bab II sebagai acuan penilaian. Sedangkan untuk mencari tahu penyebab atau alasan kesalahan terjadi serta latar belakang dari masing-masing responden, penulis akan menggunakan angket dan wawancara.

Populasi dari penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI, tingkat 3 semester VI.

1.2Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data dan Instrumen Penelitian

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa jenis data:

a. Data kesalahan yang dibuat responden (Mahasiswa tingkat 3 semester VI Universitas Pendidikan Indonesia) dalam mengerjakan soal test Bahasa Jepang menggunakan bentuk V-te aru, V-te shimau, dan V-te oku.

(15)

fungsi dan penggunaan V-te aru, V-te oku dan V-te shimau, serta untuk mengetahui sumber pembelajaran lain yang digunakan responden saat mempelajari ketiga bentuk diatas (bila ada).

c. Data dari wawancara dengan responden untuk mencari tahu penyebab kesalahan tersebut terjadi. Apakah kesalahan terjadi karena mistake (responden belum pernah, atau merasa belum pernah belajar menggunakan bentuk yang disebutkan dalam soal semasa belajar di jenjang S1), atau karena error (responden pernah belajar menggunakan pola kalimat yang ditanyakan dalam soal test, namun melakukan kesalahan akibat kelalaian atau lupa).

2. Sumber Data (Populasi dan Sampel)

Populasi yang akan menjadi sumber data untuk penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tingkat 3 semester 6, angkatan 2011.

Untuk membatasi jumlah responden, akan diambil sampel sebanyak 32 orang dari keseluruhan populasi yang dipilih secara acak.

1.3Teknik Analisa Data

Analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari responden akan dilakukan terhadap data pertama terlebih dahulu, yaitu data kesalahan yang dilakukan saat pengerjaan test Bahasa jepang menggunakan bentuk V-te aru, V-te shimau, dan V-te oku. Penilaian hasil test dilakukan

(16)

Kemudian, berdasarkan data kesalahan-kesalahan yang dilakukan responden dalam mengerjakan test Bahasa Jepang yang sudah dilakukan sebelumnya, akan dilakukan test berupa wawancara dengan responden untuk mengetahui apakah kesalahan yang dibuat merupakan sebuah mistake atau error. Poin-poin yang akan ditanyakan dalam wawancara adalah sebagai berikut:

a. Apakah selama mengerjakan test responden mengalami kesulitan dalam menjawab semua soal yang diberikan, dan soal yang mana saja yang menurutnya sulit, atau tidak bisa dipahami.

b. Apakah responden menyadari yang mana jawabannya yang salah dalam test tertulis Bahasa Jepang yang sudah diberikan.

c. Apakah responden bisa menyebutkan atau menjelaskan masing-masing fungsi dari bentuk V-te aru, V-te shimau, dan V-te oku.

d. Apakah responden bisa memperbaiki sendiri jawabannya yang salah dalam test dan menjelaskan kenapa kesalahan bisa terjadi.

1.4Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dirancang dan ditempuh dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Penyusunan soal test. Soal test disusun dengan bantuan dan bimbingan dari Mikami Kyouko Sensei, yang adalah dosen native Jurusan Pasca Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan bahasa Jepang.

(17)

M.Hum., dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

3. Setelah diujikan pada 8 sampel, soal mengalami revisi dan perubahan dengan bimbingan dari Expert Judgement.

4. Setelah mendapatkan pernyataan validitas soal test, soal diujikan terhadap 32 mahasiswa relawan yang telah dipilih sebagai sampel penelitian.

5. Setelah data dari kesalahan mahasiswa responden dalam mengerjakan soal test terkumpul, penulis akan membagikan lembar questioner tertulis kepada seluruh sampel responden antara yang isinya antara lain menanyakan hal-hal berikut:

a. Meminta responden menyebutkan/ menjelaskan fungsi-fungsi bentuk V-te aru. b. Meminta responden menyebutkan/ menjelaskan fungsi-fungsi bentuk V-te oku. c. Meminta responden menyebutkan/menjelaskan fungsi-fungsi bentuk V-te shimau. d. Pada semester berapa mereka mempelajari materi yang membahas ketiga bentuk

tersebut, serta buku pegangan yang digunakan saat belajar.

e. Menanyakan sumber pembelajaran serta latihan Bahasa Jepang selain pembelajaran dalam kelas yang mereka gunakan.

6. Setelah data tambahan dari questioner terkumpul, untuk mendapatkan data dan informasi terakhir dari responden, akan diadakan wawancara lisan dengan responden dengan jumlah kesalahan terbanyak, paling sedikit, dan responden dengan jumlah kesalahan rata-rata.

7. Interview diadakan untuk mencari tahu apakah kesalahan yang dibuat responden saat mengerjakan soal test merupakan “mistake” atau “error” dengan cara memperlihatkan

(18)

letak kesalahannya dan tahu jawaban yang seharusnya/yang benar, maka kesalahan mereka dapat digolongkan sebagai “error”. Sebaliknya, bila responden samasekali tidak tahu dimana letak kesalahannya dan/atau tidak tahu jawaban apa yang seharusnya tepat, maka kesalahan yang dibuat responden akan digolongkan sebagai “mistake”.

8. Dilakukan analisa dan pengolahan data untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam rumusan penelitian pada Bab I. Kemudian ditarik kesimpulan dari keseluruhan hasil analisa tersebut.

Penelitian diadakan pada bulan Juni 2014 terhadap 32 responden yaitu Mahasiswa tingkat 3 semester VI S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI angkatan 2011. Pengumpulan data dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

1. Pemberian soal test terhadap 32 responden yang sudah mendapat validasi/expert judgement serta diuji cobakan kepada 8 orang sampel sebelumnya.

2. Pembagian questioner untuk mencari tahu sejauh apa mahasiswa hafal atau paham fungsi dari masing-masing bentuk yang diujikan dalam test sebelumnya.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya yang disajikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal berikut.

1. Kesalahan yang dibuat oleh responden dalam menggunakan bentuk V-te aru, V-te oku dan V-te shimau adalah kesalahan dalam membedakan fungsi dan penggunaan dari ketiga bentuk tersebut.

2. Kesalahan yang paling banyak terjadi adalah dalam penggunaan bentuk V-te aru, baik dalam fungsinya sebagai penunjuk kondisi hasil dari sebuah perbuatan yang dilakukan sebelumnya, maupun untuk menyatakan bahwa sesuatu telah dilakukan terhadap sebuah obyek. Kesalahan yang terjadi karena masih kurang pahamnya mahasiswa akan fungsi dari bentuk V-te aru ini menunjukkan bahwa hampir semua kesalahan yang dibuat saat mengerjakan test dapat digolongkan sebagai “Error”.

3. Bentuk V-te shimau adalah bentuk yang paling sedikit jumlah kesalahannya. Namun, responden lebih banyak mengetahui fungsi bentuk V-te shimau sebagai indikasi sesuatu yang disesalkan atau tidak diharapkan daripada sebagai penunjuk sudah tuntas atau selesainya sebuah perbuatan.

(20)

jarang digunakan. Hal inipun ditambah lagi dengan faktor kurangnya praktek maupun latihan dalam menggunakan bentuk ini di luar pembelajaran di dalam kelas. Sehingga pada semester berikutnya, saat materi yang sudah dipelajari tidak diulangi atau jarang digunakan, mahasiswa pun cenderung melupakan materi tersebut.

5. Dalam wawancara disebutkan, bentuk V-te oku maupun V-te shimau adalah bentuk yang oleh mahasiswa masih banyak diingat dan dipahami fungsinya, karena paling sering didapati dalam media-media berbahasa Jepang lainnya seperti Manga, Anime, lagu-lagu Jepang, Drama, dan lain-lain. Dengan demikian, kesalahan yang dibuat responden dalam mengerjakan soal-soal test yang diberikan dapat dikategorikan sebagai “Mistake”.

Demikian simpulan penelitian yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang dirumuskan pada bab I.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini, sesuai dengan manfaat dari penelitian ini, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

(21)

diulangi lagi di semester atau tingkatan berikutnya, namun dengan tingkat kesulitan yang semakin bertambah. Dengan demikian, pembelajar akan semakin memahami materi tersebut hingga dapat menguasai materi yang diajarkan sepenuhnya.

2. Selain disediakannya sistem dan media pembelajaran yang lebih memadai, sebaiknya staff pengajar juga diharapkan mampu memotifasi dan membimbing pembelajar untuk secara aktif melatih ilmu yang mereka gunakan di luar pembelajaran di kelas dan tugas-tugas yang diberikan. Misalnya dengan mendorong mahasiswa untuk langsung menggunakan bentuk yang sudah diajarkan dalam percakapan sehari-hari dengan sesama mahasiswa maupun dosen, atau dengan memotifasi mahasiswa untuk menulis karangan atau bahkan artikel dengan materi yang sudah diajarkan.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Secara parsial Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus memiliki pengaruh negatif terhadap Kemandirian Keuangan Daerah sedangkan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil

Value stream mapping merupakan suatu alat perbaikan ( tool ) dalam perusahaan yang digunakan untuk membantu memvisualisasikan proses produksi secara.. menyeluruh, yang

58 Grafik 4.3 Histrogram Data Preetest Keterampilan Sosial Siswa Kelas Kontrol 64 Grafik 4.4 Histrogram Data Postest Keterampilan Sosial Siswa Kelas Kontrol 67 Grafik

lebih lanjut dengan judul: “Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Kemampuan berfikir kritis dan Keterampilan Sosial Peserta Didik di. SDN

Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana.. Samson, R.A dan

Gambar Proses Isolasi Kapang dari Daun Waru.. Isolasi pada Daun Tua dan Muda

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PERILAKU P ERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI” ini dan seluruh