• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENJUALAN SMARTPHONE MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENJUALAN SMARTPHONE MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

i

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENJUALAN SMARTPHONE

MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

Stefanus Andre Marta Putra 145314024

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

DECISION MAKING SUPPORT SYSTEM SMARTPHONE SALES

USING SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) METHOD THESIS

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements For The Degree of Computer Science

In Informatics Engineering Study Program

by :

Stefanus Andre Marta Putra 145314024

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2019

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii ABSTRAK

Banyak factor yang memperngaruhi calon pembeli dalam menentukan pembelian Smartphone antara lain harga, RAM, Storage, Processor, Baterai. Hal ini membuat para calon pembeli mengalami kesulitan dalam pembelian Smartphone yang tepat. Untuk mengatasi permasalahan yang dialami calon pembeli maka diperlukan suatu sistem pendukung pengambilan keputusan yang dapat membantu mereka dalam menentukan pembelian Smartphone yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan sistem pendukung pengambilan keputusan penjualan Smartphone yang dibangun dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Hasil akhir yang diperoleh adalah sistem pendukung pengambilan keputusan penjualan Smartphone yang mampu mengurutkan kriteria dan bobot yang dipilih oleh user berdasarkan perhitungan dan metode SAW.

Berdasarkan hasil ujicoba terhadap 10 responden calon Pembeli Smartphone, didapatkan hasil bahwa sistem pendukung pengambilan keputusan penjualan Smartphone mudah di pelajari bagi calon pembeli 3,97 dari skala 5, dan mudah di gunakan untuk melihat data 4,275 dari skala 5. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penjualan Smartphone dapat berfungsi dengan baik dan bermanfaat (usefulness) serta mudah digunakan (ease of use) oleh pengguna.

(8)

viii ABSTRACT

A lot of factors affect buyers in determining purchase price smartphone among others RAM, Storage, Processor, Battery. This make the buyers experienced difficulty in the buying proper Smartphone. To solve the problem in a buyers then required the support system could protect them decision support system are determining the proper Smartphone. Hence, needed the support system the Smartphone build using a Simple Additive Weighting method. The last result received the decision support system the Smartphone rank and weights criteria chosen by user do not based on the calculation and methods.

Based on the result of the test of agains 10 respondents a potential buyer where a smartphone, these in the future the result that the support system for decision support system about the sale of a smartphone easy to learn for a potential buyer where 3,97 of the scale 5. To use and user friendly to look at the data of 4,275 of the scale of 5. With this it can be concluded that the support system for decision making about the sale of a smartphone they can properly function and it is useful (usefulness) the data and has easy used (ease of use) by user.

(9)

ix DAFTAR ISI

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENJUALAN

SMARTPHONE ...i

MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ...i

DECISION MAKING SUPPORT SYSTEM ... ii

SMARTPHONE SALES ... ii

USING SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) METHOD ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 2 1.4 Batasan Masalah ... 2 1.5 Sistematika Penulisan ... 3 BAB II ... 5 KAJIAN PUSTAKA ... 5 2.1 LANDASAN TEORI ... 5 2.1.1 Smartphone ... 5

2.1.2 Sistem Pengambilan Keputusan ... 5

2.1.2.1 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ... 6

2.1.2.2 Struktur Keputusan ... 7

2.1.2.3 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan ... 8

(10)

x

2.1.3 Metode Simple Additive Weighting Product ... 12

2.1.3.1 Definisi Metode Simple Additive Weighting Product ... 12

2.1.3.2 Langkah-Langkah Metode Simple Additive Weighting Product... 13

2.1.3.4 Keunggulan Metode Simple Additive Weighting Product ... 14

2.1.4 PHP... 14

2.1.5 MySQL ... 14

2.1.6 Analisis PIECES ... 15

2.1.7 Use Case Diagram ... 16

2.1.8 Data Flow Diagram ... 17

2.1.9 Database Conceptual Design ... 18

BAB III... 20

METODOLOGI PENELITIAN ... 20

3.1 Rumusan Masalah ... 20

3.2 Metode Penelitian ... 21

Gambar 3.1 Fase-Fase Dalam Model Waterfall ... 22

3.3 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Keras ... 24

BAB IV ... 25

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM ... 25

4.1 Communication ... 25

4.1.1 Gambaran umum sistem ... 25

4.1.2 Gambaran Sistem yang dibangun ... 27

4.2 Planning ... 27

4.2.1 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 27

4.3 Modeling ... 37

4.3.1 Desain Manajemen Data ... 38

4.3.2 Desain Basisdata Fisikal ... 40

4.3.3 Desain Manajemen Model ... 45

4.3.4 Desain Manajemen Antar Muka ... 56

4.3.4.1 Desain Halaman Utama Pengguna ... 56

BAB V ... 70

IMPLEMENTASI SISTEM ... 70

5.1 Construction ... 70

(11)

xi

5.1.2 Implementasi Manajemen Model (Antar Muka) ... 74

5.1.3 Halaman Login Admin ... 82

5.1.4 Halaman Admin ... 83

BAB VI ... 89

PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL ... 89

6.1 Deployment ... 89

6.1.1 Pengujian Terhadap Perhitungan Manual ... 89

6.1.2 Analisis Hasil Ujicoba Sistem (Alpha Test) ... 96

6.1.3 Analisis Hasil Ujicoba Terhadap Pengguna (Betha Test) ... 97

6.1.3.1 Form Kuesioner ... 97

6.1.3.2 Hasil Pembahasan ... 98

6.1.3.3 Rangkuman Hasil Uji Coba Sistem ... 105

BAB VII ... 108 PENUTUP ... 108 7.1 Kesimpulan ... 108 7.2 Saran ... 108 DAFTAR PUSTAKA ... 109 LAMPIRAN ... 110

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Simbol Entity Relationship Diagram ... 19

Gambar 4.1 Diagram Use Case ... 29

Gambar 4.2 DFD Level 0 ... 30

Gambar 4.3 DFD Level 0 Proses 1 ... 32

Gambar 4.4 DFD Level 0 Proses 2 ... 32

Gambar 4.5 DFD Level 1 Proses 1.1 ... 33

Gambar 4.6 DFD Level 1 Proses 1.2 ... 33

Gambar 4.7 DFD Level 1 Proses 1.3 ... 34

Gambar 4.8 DFD Level 1 Proses 1.4 ... 35

Gambar 4.9 DFD Level 1 Proses 2.1 ... 36

Gambar 4.10 DFD Level 1 Proses 2.2 ... 36

Gambar 4.11 DFD Level 1 Proses 2.3 ... 37

Gambar 4.12 Basisdata Konseptual ... 38

Gambar 4.13 Basisdata Logical ... 39

Gambar 4.12 Halaman Utama Pengguna ... 56

Gambar 4.13 Halaman Lihat Smartphone ... 57

Gambar 4.14 Halaman Spesifikasi Smartphone ... 58

Gambar 4.15 Halaman Analisa Smartphone ... 59

Gambar 4.16 Halaman Hasil Analisa Smartphone ... 60

Gambar 4.17 Halaman Bantuan ... 61

Gambar 4.18 Halaman Utama Admin ... 62

Gambar 4.19 Halaman Admin Lihat Smartphone ... 63

Gambar 4.20 Halaman Admin Tambah Smartphone ... 64

Gambar 4.21 Halaman Admin Tambah Spesifikasi Smartphone Error! Bookmark not defined. Gambar 4.22 Halaman Admin Edit Smartphone ... 65

Gambar 4.23 Halaman Admin Edit Spesifikasi ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.24 Halaman Admin Lihat Kriteria ... 66

Gambar 4.25 Halaman Lihat Data Admin ... 68

Gambar 4.26 Halaman Ubah Data Admin ... 69

(13)

xiii

Gambar 5.1 Halaman Utama Pengguna ... 74

Gambar 5.2 Halaman Lihat Smartphone ... 75

Gambar 5.3 Halaman Lihat Detail Smartphone ... 76

Gambar 5.4 Halaman Analisa Smartphone ... 77

Gambar 5.5 Halaman Analisa Hasil Smartphone... 78

Gambar 5.6 Gambar Source Code Perhitungan Simple Additive Weighting... 80

Gambar 5.8 Halaman Bantuan ... 81

Gambar 5.7 Halaman Login Admin ... 82

Gambar 5.8 Gambar Source Code Login Admin ... 82

Gambar 5.9 Halaman Utama Admin ... 83

Gambar 5.10 Halaman Admin Lihat Smartphone ... 84

Gambar 5.11 Halaman Admin Tambah Smartphone ... 85

Gambar 5.12 Halaman Admin Tambah ... Error! Bookmark not defined. Gambar 5.13 Halaman Lihat Admin ... 86

Gambar 5.14 Halaman Ubah Admin ... 87

Gambar 5.15 Halaman Ganti Banner ... 88

Gambar 6.2 Halaman Analisa Hasil Smartphone... 91

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Smartphone ... 41

Tabel 4.2 Tabel Admin... 41

Tabel 4.3 Tabel Banner ... 42

Tabel 4.4 Tabel Spesifikasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Tabel Bobot Processor ... 49

Tabel 4.6 Tabel Smartphone ... 50

Tabel 4.7 Tabel Data Smartphone ... 50

Tabel 4.8 Tabel Bobot Kriteria ... 51

Tabel 4.9 Tabel Normalisasi Kriteria Harga ... 51

Tabel 4.10 Tabel Normalisasi Kriteria RAM ... 52

Tabel 4.11 Tabel Normalisasi Kriteria Processor ... 53

Tabel 4.12 Tabel Normalisasi Kriteria Baterai ... 54

Tabel 4.13 Tabel Hasil SPK Smartphone ... 55

Tabel 4.14 Tabel Perangkingan Smartphone ... 56

Tabel 5.1 Tabel Admin... 71

Tabel 5.2 Tabel Banner ... 71

Tabel 5.3 Tabel Smartphone ... 72

Tabel 5.4 Tabel Spesifikasi ... 73

Tabel 6.1 Tabel kriteria Processor ... 90

Tabel 6.2 Tabel merk Smartphone ... 91

Tabel 6.3 Tabel Data Smarphone ... 92

Tabel 6.4 Tabel Normalisasi Kriteria Harga ... 92

Tabel 6.5 Tabel Normalisasi Kriteria RAM ... 93

Tabel 6.6 Tabel Normalisasi Kriteria Memory Internal ... 93

Tabel 6.7 Tabel Normalisasi Kriteria Processor ... 94

Tabel 6.8 Tabel Normalisasi Kriteria Baterai ... 94

Tabel 6.9 Tabel Hasil Akhir Smartphone ... 96

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan kemajuan teknologi saat ini yang semakin maju pesat dan sangat modern, terutama dalam di bidang teknologi. Sebuah smartphone untuk saat ini sudah tidak lagi dianggap sebagai barang mewah seperti satu dekade sebelumnya, sekarang Smartphone sudah menjadi kebutuhan primer, dan karena perkembangan yang luar biasa ini para vendor dari Smartphone pun semakin memberikan kemanjaan kepada penggunannya, yaitu dengan memberikan sistem operasi berupa Android yang dilengkapi dengan fitur-fitur yang sangat modern serta berbagai spesifikasi spesifikasi yang canggih.

Dikarenakan perkembangan Smartphone Android yang begitu drastic, membuat daya beli orang semakin tinggi dengan kriteria-kriteria yang ada, mulai dari merek, harga, sampai dengan fitur-fitur pada Smartphone tersebut. Hal inilah yang membuat konsumen kebingungan dalam memilih produk Smartphone yang diinginkan, tidak heran jika konsumen kadang salah dalam memilih produk Smartphone yang sesuai dengan kebutuhannya dikarenakan kemajemukan dari tipe, Spesifikasi, dan harga yang ditawarkan.

Berdasarkan pemilihan tersebut, diperlukan sistem yang dapat mengambil keputusan dalam pemilihan Smartphone agar para konsumen dapat menentukan pilihan Smartphone dengan tepat sesuai dengan keinginan, kegunaan, dan anggarannya. Metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan pemilihan Smartphone ini dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Metode ini dipilih karena mampu memilih alternative terbaik dari sejumlah alternative, dalam hal ini alternative yang dimaksud adalah Smartphone terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil dari proses implementasi metode SAW dapat mengurutkan alternative dari nilai yang terbesar ke nilai yang kecil. Selain itu, sistem ini dibangun dengan basis web, sehingga hal ini sangat berguna bagi konsumen dalam menemukan informasi pemilihan Smartphone tanpa

(16)

2

harus dibatasi oleh ruang maupun waktu. Dengan adanya sistem pendukung pengambilan keputusan ini diharapkan untuk para konsumen dapat membantu mengambil keputusan dalam memilih Smartphone.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana membangun sistem yang dapat mendukung keputusan dalam menyelesaikan masalah pemilihan Smartphone untuk calon pembeli dengan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW).

2. Apakah SPPK yang dibangun menggunakan metode SAW ini dapat membantu (perceived usefulness) pemilihan Smartphone untuk calon pembeli?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Membangun sistem pendukung pengambilan keputusan penjualan Smartphone dengan menggunakan Metode SAW.

2. Membantu calon pembeli Smartphone dalam memberikan pilihan dalam memilih Smartphone yang tepat

1.4 Batasan Masalah

Dalam pembuatan sistem pendukung keputusan ini ada beberapa batasan masalah sebagai berikut:

1. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam mengambil keputusan adalah Harga, RAM, Memory Internal, Baterai, dan Processor.

2. Data yang digunakan adalah data Smartphone yang diambil dari sumber www.gsmarena.com serta data hasil dari spesifikasi dari Smartphone.

(17)

3 1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh masalah yang dibahas dalam skripsi ini, maka sistematika penulisan dibagi dalam tujuh bab sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori dan tinjauan lebih dalam dari literatur yang penah di kerjakan guna mendukung pembuatan SPPK penjualan Smartphone antara lain SPPK, Metode SAW, bahasa pemrograman PHP.

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian yang terdiri dari rumusan masalah yang diselesaikan, tahap perencanaan, pengumpulan data, studi literatur, pengembangan sistem, metode waterfall yang digunakan, serta kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras.

4. BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Bab ini menjelaskan langkah awal analisis dan desain sistem yang mendukung pembuatan SPPK Penjualan Smartphone yang berisi beberapa tahap metode Waterfall (communication, planning, modelling) yang di dalamnnya terdapat gambaran umum sistem, analisis sistem, desain basis data, Diagram ER (Entity Relationship) dan desain user interface.

(18)

4

5. BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini berisi tentang implementasi sistem berdasarkan desain yang sudah dibuat dan kemudian dinyatakan kedalam program (merupakan tahap construction pada tahap waterfall).

6. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL

Bab ini berisi tentang bagaimana tahap pengujian sistem dan menganalisa hasil pengujian sistem sehingga mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem.

7. BAB VII PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran untuk pengembangan sistem selanjutnya.

(19)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Smartphone

Menurut Williams & Sawyer (2011), smartphone adalah telepon selular dengan mikroprosesor, memori, layar dan modem bawaan. Smartphone merupakan ponsel multimedia yang menggabungkan fungsionalitas PC dan handset sehingga menghasilkan gadget yang mewah, di mana terdapat pesan teks, kamera, pemutar musik, video, game, akses email, tv digital, search engine, pengelola informasi pribadi, fitur GPS, jasa telepon internet dan bahkan terdapat telepon yang juga berfungsi sebagai kartu kredit.

2.1.2 Sistem Pengambilan Keputusan

Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.

Secara khusus, sistem pendukung keputusan dapat mendukung kinerja seorang manajer atau sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi terstruktur dengan cara memproses data dan memberikan informasi atau rekomendasi atas suatu keputusan tertentu (Turban, 2005).

(20)

6

2.1.2.1 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut (Turban, 2005) :

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efisiensinya

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada diberbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, maka makin banyak juga alernatif yang bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa dilakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada dilokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa di ambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang

(21)

7

memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.

7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomisasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang. 8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

2.1.2.2 Struktur Keputusan

Terdapat 3 struktur keputusan pada sistem pendukung keputusan, yaitu: 1. Keputusan Terstruktur (Structured Decision)

Keputusan terstruktur adalah keputusan yang sifatnya berulang dan rutin serta melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya. Keputusan tersebut terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah.

2. Keputusan Semiterstruktur (Semistructured Decision)

Keputusan semiterstruktur merupakan keputusan yang memiliki dua sifat yaitu sebagian bisa ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Prosedur dalam pengambilan keputusan tersebut secara garis besar sudah ada, akan tetapi ada beberapa hal yang masih memerlukan kebijakan dari pengambil keputusan. Keputusan seperti ini dilakukan oleh manajemen tingkat menengah dalam suatu organisasi.

(22)

8

Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit, karena pengambil keputusannya harus memberikan penilaian, evaluasi dan pengertian untuk memecahkan masalahnya serta menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal.. Setiap kepusan ini adalah baru, penting, tidak terjadi berulang-ulang. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas.

2.1.2.3 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Turban (2005) mengemukakan karakteristik dan kapabilitas kunci dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut :

1. Mendukung untuk pengambilan keputusan, terutama pada situasi semi terstruktur dan terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak dapat dipecahkan (atau tidak dapat dipecahkan dengan praktis/mudah) oleh sistem komputer lain atau oleh metode alat kuantitatif standar. 2. Mendukung untuk semua manajerial dari eksekutif puncak sampai

manajer lini.

3. Mendukung individu dan kelompok. Masalah kurang terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain. Sistem pendukung keputusan mendukung tim virtual melalui alat-alat web kolaboratif.

4. Mendukung untuk keputusan yang independen dan atau sequential. Keputusan dapat dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang (dalam interval sama).

5. Mendukung disemua fase proses pengambilan keputusan: intelligence, design, choice, dan implementation.

6. Mendukung diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. 7. Adaptasi sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusnya relatif,

(23)

9

mengadaptasikan sistem pendukung keputusan untuk memenuhi perubahan tersebut. Sistem pendukung keputusan bersifat fleksibel dan karena itu pengguna dapat menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali elemen-elemen dasar. Sistem pendukung keputusan juga fleksibel dalam hal dapat dimodifikasi untuk memecahkan masalah lain yang sejenis.

8. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah pengguna, kapabilitas grafis yang sangat kuat, dan antar muka mesin-mesin interaktif dengan satu bahasa alami dapat sangat meningkatkan efektivitas sistem pendukung keputusan. Kebanyakan aplikasi sistem pendukung keputusan yang baru menggunakan antarmuka berbasis web.

9. Peningkatan terhadap keefektivan pengambilan keputusan (akurasi, timeliness, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan). Ketika sistem pendukung keputusan disebarkan, pengambilan keputusan sering membutuhkan waktu lebih lama, namun keputusannya lebih baik.

10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. Sistem pendukung keputusan secara khusus menekankan untuk mendukung pengambil keputusan, bukan menggantikan.

11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi.

12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.

13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari Geographic Information System(GIS) sampai sistem berorientasi-objek.

(24)

10

14. Dapat dilakukan dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satuorganisasi keseluruhan dan dibeberapa organisasi sepanjang rantai persediaan. Dapat diintegrasikan dengan sistem pendukung keputusan lain dan atau aplikasi lain, dan didistribusikan secara internal dan eksternal menggunakan networking dan teknologi web.

Karakteristik dan kapabilitas kunci dari sistem pendukung keputusan tersebut membolehkan para pengambil keputusan untuk membuat keputusan lebih baik dan lebih konsisten pada satu cara yang dibatasi waktu. Kemampuan tersebut disediakan oleh berbagai komponen utama sistem pendukung keputusan.

2.1.2.4 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan

Turban (2005) menyebutkan bahwa SPK terdiri dari beberapa subsistem: 1. Subsistem Manajemen Data.

Subsistem manajemen data memasukan satu database yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh piranti lunak disebut sistem manajemen basis data atau Database Management System (DBMS). Subsistem manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repository untuk data perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan. Biasanya data disimpan atau diakses via server database.

Subsistem ini berfungsi sebagai pengatur data-data yang diperlukan oleh Sistem Pendukung Keputusan.

2. Subsistem Manajemen Model.

Merupakan paket piranti lunak yang berisi model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya. Semua itu memberikan kapabilitas analitik dan manajemen piranti lunak yang tepat. Piranti lunak ini sering disebut manajemen basis model atau Model Base Mangement System (MBMS).

(25)

11

3. Subsistem Antar Muka Pengguna.

Subsistem ini digunakan pengguna untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface), baik untuk memasukkan informasi ke sistem maupun menampilkan informasi ke pengguna.

4. Subsistem Manajemen Berbasis-Pengetahuan.

Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independen. Ini memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan pengambil keputusan. Subsistem ini dapat diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan (bagian dari sistem manajemen pengetahuan), yang disebut basis pengetahuan organisasional.

Berdasarkan definisi, SPK harus mencakup tiga komponen utama dari DBMS, MBMS, dan antar muka pengguna. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional, namun dapat memberikan banyak manfaat karena inteligensi bagi ketiga komponen utama tersebut. Seperti pada semua sistem informasi manajemen, pengguna dapat dianggap sebagai komponen sistem pendukung keputusan.

(26)

12

2.1.3 Metode Simple Additive Weighting Product

2.1.3.1 Definisi Metode Simple Additive Weighting Product

Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Metode SAW ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks sebelumnya.

Formula untuk melakukan normalisasi adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rij = Rating kinerja ternormalisasi

Maxi Xij = Nilai maksimum dari setiap baris dan kolom Mini Xij = Nilai minimum dari setiap baris dan kolom Xij = Baris dan kolom dari matriks

Dimana rij adalah kinerja ternormalisasi dari rating Ai pada atribut Cj; i=1,2,…,m dan j=1,2,…,n.

(27)

13

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :

Dimana nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Vi = Nilai akhir dari alternatif wi = Bobot yang telah ditentukan rij = Normalisasi matriks

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

2.1.3.2 Langkah-Langkah Metode Simple Additive Weighting Product

Langkah-langkah penyelesaian metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria(Ci), kemudian

melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi. (Kusumadewi, 2006).

(28)

14

2.1.3.4 Keunggulan Metode Simple Additive Weighting Product

Kelebihan dari metode Simple Additive Weighting Product dibanding dengan model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot tingkat kepentingan yang sudah ditentukan, selain itu metode ini juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perangkingan setelah menentukan bobot untuk setiap atribut (Kusumadewi, 2006). Dengan kata lain metode Simple Additive Weighting Product menentukan nilai bobot pada setiap kriteria untuk menentukan alternatif optimal.

2.1.4 PHP

Menurut Arief (2011c:43) adalah Bahasa server-side–scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena PHP merupakan server-side-scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP diesksekusi diserver kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dengan format HTML. Dengan demikian kode program yang ditulis dalam PHP tidak terlihat oleh user sehingga keamanan halaman web lebih terjamin. PHP dirancang untuk membuat halaman web yang dinamis, yaitu halaman web yang dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini, seperti menampilkan isi basis data ke halaman web.

2.1.5 MySQL

MySQL adalah perangkat lunak yang dikembangkan dari Bahasa SQL yang merupakan Bahasa terstruktur dan digunakan untuk membuat aplikasi dengan menggunakan database sebagai sumber pengelolaan datanya. Bahasa SQL dapat membuat tabel-tabel yang nantinya dapat diisi dengan data yang kemudian dapat dimanipulasi (menambah, memperbarui, menghapus data) dan memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah select dan where dalam perintah query. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.

(29)

15 2.1.6 Analisis PIECES

Analisis PIECES (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service) yang diusulkan oleh James Wetherbe menyebutkan bahwa tujuan dari analisis PIECES ini adalah untuk mengoreksi atau pemperbaiki sistem dalam hal yang telah disebutkan di atas. Berikut ini penjelasan singkat dari masing-masing variabel :

1. Performance (kinerja): menilai apakah proses atau prosedur yang ada masih mungkin ditingkatkan kinerjanya. Dalam hal ini kinerja diukur dari throughput, yaitu jumlah pekerjaan/output/deliverables yang dapat dilakukan/dihasilkan pada saat tertentu dan response time, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian kegiatan untuk menghasilkan output/deliverables tertentu.

2. Information (informasi) : menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki sehingga kualitas menjadi semakin baik. Yang dimaksud kualitas informasi yang semakin baik adalah yang semakin relevan, akurat, andal dan lengkap serta disajikan secara tepat waktu. 3. Economics (ekonomi) : menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih

dapat ditingkatkan manfaatnya (nilai gunanya) atau diturunkan biaya penyelenggaraannya.

4. Control (pengendalian) : menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan sehingga kualitas pengendalian menjadi semakin baik dan kemampuannya untuk mendeteksi kesalahan/kecurangan menjadi semakin baik pula.

5. Efficiency (efisiensi) : menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki, sehingga tercapai peningkatan efisiensi operasi.

Service (layanan) : menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki kemampuannya untuk mencapai peningkatan kualitas layanan

(30)

16 2.1.7 Use Case Diagram

Menurut Satzinger. (2009) use case diagram adalah diagram untuk menunjukkan peran dari berbagai pengguna dan bagaimana peran-peran menggunakan sistem. Sedangakan menurut Shelly dan Rossenblatt (2012) use case diagram merupakan representasi visual yang mewakili interaksi antara pengguna dan sistem informasi dalam UML.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa use case diagram adalah diagram yang merupakan representasi visual yang mewakili interaksi anara pengguna dan sistem informasi unruk menunjukan peran dari pengguna dan bagaimana peran – peran menggunakan sistem.

Use case diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses berdasarkan perspektif pengguna sistem.

Komponen-komponen yang ada pada use case adalah : - Aktor.

Merepresentasikan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang dibuat. Jadi walaupun simbol aktor dalam diagram use case berbentuk orang, namun aktor belum tentu orang.

- Use case.

Merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling berinteraksi atau bertukar pesan antar unit maupun aktor. Use case digambarkan berbentuk elips dengan nama operasi dituliskan didalamnya.

- Relasi.

Merupakan hubungan yang terjadi pada sistem baik antar aktor maupun antar use case maupun anatara use case dan aktor.

(31)

17 2.1.8 Data Flow Diagram

Menurut Jogiyanto H.M, Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telpon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, microfiche, hard disk, tape, diskette dan lain sebagainya). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (structured Analysis and design). DFD merupakan alat yang cukup populer sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.

Beberapa simbol digunakan di DFD untuk maksud mewakili (Jogiyanto ,1990):

- External entity (kesatuan luar) atau boundary (batas sistem):

- Data flow (arus data):

- Process (proses):

(32)

18

Fungsi dari Data Flow Diagram adalah :

1. Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.

2. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.

DFD ini merupakan alat desain/perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

2.1.9 Database Conceptual Design

Conceptual database design adalah proses membangun suatu model berdasarkan informasi yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi, tanpa pertimbangan perencanaan fisik (Connolly, 2005).

Hasil dari fase ini disebut sebagai conseptual schema dan dinyatakan dalam conceptual data model yang menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD adalah tingkat tinggi, diagram menunjukkan semua entitas dalam cakupan integrasi dan hubungan langsung antar entitas tersebut (Inmon, 2005). Dua komponen utama pembentuk ERD adalah entitas dan relasi. Entitas adalah sebuah objek yang nyata ada dan dibedakan dari sesuatu yang lain. Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karateristik dari entitas tersebut. Sedangkan relasi adalah hubungan antara entitas. Ada beberapa macam relasi yang dapat digambarkan dalam ERD yaitu :

(33)

19

1. Relasi Satu lawan Satu (One to One Relationalship)

Relasi ini terjadi bila tiap anggota entity A hanya boleh berpasangan dengan tepat satu anggota entity B. Hubungan 1 : 1 mencakup juga relasi 1 : 0 dan 0 : 1.

2. Relasi Satu lawan Banyak (One to Many Relationalship) Relasi ini terjadi bila tiap anggota entity A berpasangan lebih dari satu anggota entity B. Hubungan one to many mencakup relasi 1 : 1, 0 : 1, 1 : 1.

3. Relasi Banyak lawan Banyak (many to many Relationalship) Relasi ini terjadi bila tiap anggota entity A boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entity B, begitu juga sebaliknya tiap anggota B boleh berpasangan dengan lebih dari satu angota entity A. Relasi ini mencakup 1 : *, 1 : 1, 1 : 0, 0 : 1

(34)

20 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi bagaimana cara pengambilan data untuk penelitian dan metode yang digunakan

3.1 Rumusan Masalah

1. Bagaimana membuat sistem yang dapat mendukung keputusan dalam menyelesaikan masalah pemilihan Smartphone untuk calon pembeli dengan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW).

2. Apakah SPPK yang dibangun menggunakan metode SAW ini dapat meningkatkan efisiensi pemilihan Smartphone untuk calon pembeli?

3. Menguji terhadap pengguna apakah SPPK Penjualan Smartphone Menggunakan Metode SAW dapat digunakan dengan mudah (perceived of use) dan bermanfaat (perceived of usefulness) untuk membantu pengguna mencari rekomendasi Smartphone.

Untuk menjawab masalah tersebut maka tahapan penelitian yang digunakan terdiri dari:

- Pengumpulan Data - Studi Literatur - Pembangunan Sistem

(35)

21 3.2 Metode Penelitian

Metodologi penelitian dalam menyelesaikan permasalahan diatas adalah sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan Sistem

Pada tahap ini dilakukan perencanaan tentang tujuan dibentuknya Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan. Sehingga lebih mudah untuk menentukan metode pendekatan yang digunakan dalam Sistem

Pendukung Pengambilan Keputusan. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu mempelajari kebutuhan pada sistem dan kriteria-kriteria apa saja yang akan digunakan pada pendukung keputusan.

2. Pengumpulan Data

Metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data Smartphone dan kriteria kebutuhan konsumen adalah sebagai berikut :

a. Survey

Tanya jawab terhadap konsumen pembeli Smartphone dan mengajukan kuesioner kepada 10 orang yang bekaitan dengan kriteria yang menjadi petimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian Smartphone.

b. Sumber data

Data-data yang diperlukan untuk menghasilkan informasi pemilihan Smartphone dibutuhkan dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan diantaranya adalah Harga, Baterai, Processor, Memory Internal, dan RAM. Semua kelengkapan data yang dibutuhkan didapatkan dari www.gsmarena.com dan beberapa brosur pada promosi Smartphone.

(36)

22 3. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan pencarian, pengumpulan, serta mempelajari semua informasi yang berkatian dengan pembangunan situs web dengan penggunaan sistem pendukung pengambilan keputusan dan segala hal yang terkait dengan penjualan Smartphone.

Sumber literatur berupa jurnal, buku, penelitian serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini serta segala macam pembahasan tentang sistem pendukung pengambilan keputusan khususnya metode Simple Additive Weighting (SAW)

4. Pembangunan Sistem

Pada tahap pembangunan sistem ini digunakan metode waterfall dengan pendekatan arsitektur sistem pendukung keputusan. Menurut Pressman (2010) salah satu model pengembangan sistem adalah dengan model waterfall. Waterfall model adalah model yang paling populer dan sering dianggap sebagai pendekatan klasik yang bersifat dinamis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini adalah gambaran dari model waterfall. Fase-fase dalam model waterfall menurut referensi Pressman (2010):

Gambar 3.1 Fase-Fase Dalam Model Waterfall

a. Communication

Pada langkah ini dilakukan analisis dan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam pembangunan sistem, agar sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara kepada calon pembeli dan masyarakat tentang informasi dan kriteria apa saja yang dibutuhkan dan melilih suatu barang bekas di SPPK Penjualan Smartphone.

(37)

23 b. Planning

Langkah ini dirancang dokumen user requirement (kebutuhan user) dalam bentuk diagram use case, diagram konteks, diagram berjenjang, diagram aliran data atau Data Flow Diagram (DFD).

c. Modeling

Pada langkah ini dilakukan desain/perancangan sistem yang diantaranya merancang database dan user interface yang digunakan pada sistem. Pada langkah ini digunakan pendekatan arsitektur sistem pendukung keputusan yaitu subsistem manajemen data, subsistem manajemen model dan subsistem antar muka pengguna.

d. Construction

Pada langkah ini dilakukan proses implementasi desain sistem dengan pendekatan arsitektur sistem pendukung keputusan, dan masuk ke proses coding yang menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data yang digunakan adalah MySQL.

e. Deployment

Setelah menjalankan semua langkah metode waterfall sebelumnya dengan baik. Pada langkah ini dilakukan pengujian terhadap sistem dengan menjalankan setiap modul agar dapat diketahui apakah sistem yang telah dibuat dapat memenuhi sesuai kebutuhan yang diinginkan oleh pengguna.

(38)

24 5. Uji coba SPPK Penjualan Smartphone : 1. Alpha Test

Dilakukan untuk memastikan dan menguji apakan SPPK Penjualan Smartphone sudah sesuai dengan kriteria kebutuhan pengguna. 2. Betha Test

Bagi pengguna (calon pembeli) Proses pengujian dilakukan oleh pengguna (calon pembeli) untuk mencoba sistem dan memastikan apakah SPPK

Penjualan Smartphone dapat digunakan dengan mudah (perceived of use) dan bermanfaat (perceived of usefulness) bagi para pengguna untuk memperoleh informasi dan merekomendasikan Smartphone sesuai dengan kriteria yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam memilih suatu Smartphone. 3. Setelah menguji sistem para pengguna (calon pembeli) selanjutnya diminta

untuk mengisi kuesioner. Kuesioner berisi pernyataan-pernyataan yang menjadi rumusan permasalahan yang terdapat pada penelitian serta mengenai kegunaan sistem, kemudahan pengoperasian (perceived easy of use) dan bermanfaat (perceived of usefulness) dari sistem yang dibuat.

3.3 Kebutuhan Perangkat Lunak dan Keras a. Spesifikasi Hardware

1) Prossesor Intel(R) Celeron(R) CPU 1000M @ 1.80GHz 2) RAM 2 GB

3) Harddisk 500 GB b. Spesifikasi Software

1) Sistem Operasi Windows 10 2) Adobe Brackets

3) XAMPP

Software ini digunakan untuk membuat program/source code dan tampilan dari program atau interface.

(39)

25 BAB IV

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

4.1 Communication

Pada Tahap ini dilakukan wawancara kepada calon pembeli dan masyarakat tentang informasi atau kriteria apa saja yang dibutuhkan dalam penjualan Smartphone, dan melakukan survei untuk melihat aspek penilaian masyarakat dalam membeli Smartphone, serta mengumpulkan informasi di situs penjualan Smartphone.

Hasil survei dan wawancara mengenai kriteria apa saja yang menjadi aspek penilaian dalam memilih Smartphone mulai dari harga, Processor, RAM (Random Access Memory), Memory Internal, Baterai.

4.1.1 Gambaran umum sistem

Sistem Lama Sistem Baru

Performance Membutuhkan waktu lama untuk membandingkan Smartphone, mencari data dan informasi Smartphone jika hanya menggunakan situs web dan brosur-brosur yang ada.

Pengguna dapat mempersingkat waktu dalam melakukan pencarian data dan juga untuk membandingkan macam-macam Smartphone dalam satu situs web

Information Data Smartphone yang tidak ter-update. Dengan mengunjungi situs web satu persatu, membaca dari brosur-brosur tidak selalu memberikan informasi yang tepat dalam memilih Smartphone yang sesuai

Data Smartphone selalu ter-update karena dikelola langsung oleh administrator. Pengguna mendapatkan rekomendasi Smartphone sesuai dengan kriteria dan aspek penilaian dalam pemilihan Smartphone, yang sebelumnnya sudah dilakukan

(40)

26 dengan kriteria yang benar-benar dibutuhkan.

survei dengan survei dan pertimbangan matang serta menggunakan metode Simple Additive Weighting.

Efficiency Butuh tenaga ekstra untuk mencari informasi, sistem keputusan yang dilakukan secara manual menghabiskan waktu yang cukup lama.

Lebih cepat, efektif, dan efisien

Control Terdapat resiko potensi human error baik dalam mencari informasi atau membandingkan Smartphone secara manual

Data dapat dikontrol dengan baik dan benar dari sumber yang terpecaya dan dengan sistem

Economics Salah satu mencari informasi melalui media cetak dan dating langsung menimbulkan penambahan biaya pengeluaran

Menghemat biaya dan tenaga dalam mendapatkan informasi dan membandingkan Smartphone.

Services Sistem manual belum mampu menjawab permasalahan pengguna ketika ingin memutuskan suatu barang bekas sesuai dengan kebutuhan calon pembeli Smartphone.

Sistem mudah dipahami dan digunakan, informasi berasal dari administrator pengembang situs website penjualan Smartphone dan sistem pendukung keputusan dilakukan menggunakan metode SAW dengan perhitungan yang matang.

(41)

27 4.1.2 Gambaran Sistem yang dibangun

Situs web penjualan Smartphone menggunakan Metode Simple Additive Weighting merupakan situs yang dapat memberikan rekomendasi Smartphone yang diinginkan. Sistem juga dapat menyajikan informasi penting dari setiap Smartphone, baik informasi tentang tipe harga barang, kualitas barang, spesifikasi barang, kategori barang dan lainnya. Hal ini dapat membantu pengguna baik itu pengguna (calon pembeli dan masyarakat) dan pencarian Smartphone yang dikelola oleh Administrator.

4.2 Planning

Planning merupakan tahap lanjutan dari tahap communication. Pada tahap ini kebutuhan pengguna pada sistem yang dibangun dalam bentuk diagram use case, diagram konteks, diagram berjenjang, dan diagram aliran data atau Data Flow Diagram (DFD).

4.2.1 Analisis Kebutuhan Pengguna 4.2.1.1 Analisis Sistem

Pada tahap ini dibahas hasil analisis terhadap permasalahan penjualan Smartphone yang selama ini dilakukan pengguna, hasil analisis digunakan untuk merancang sistem SPPK Penjualan Smartphone dan menjadi bahan pertimbangan kebutuhan sistem. Hasil analisis didapatkan dari hasil wawancara dan survei kepada masyarakat dan calon pembeli tentang bagaimana mereka mencari data penjualan Smartphone dan apa yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih Smartphone.

(42)

28 4.2.1.2 Tabel Analisis Kebutuhan Pengguna

Analisis Kebutuhan Pengguna

No Aktor Wewenang

1. Administrator (Penjual Smartphone)

1. Melakukan proses login dan logout 2. Menambah data Smartphone 3. Melihat Data Smartphone 4. Mengubah Data Smartphone 5. Menghapus Data Smartphone 6. Menambah Banner Smartphone 7. Melihat Banner Smartphone 8. Melihat data Kriteria

9. Mengubah data Kriteria 10. Kelola data Administrator 2. Pengguna

(calon pembeli dan masyarakat)

1. Melihat Data Smartphone 2. Melihat Banner Smartphone 3. Melakukan proses SPK pemilihan

(43)

29 4.2.1.3 Diagram Use Case

(44)

30 4.2.1.4 Diagram Konteks

(45)

31 4.2.1.5 Diagram Berjenjang

(46)

32 4.2.1.6 Diagram Flow Diagram

4.2.1.6.1 DFD Level 0 Proses 1

Gambar 4.3 DFD Level 0 Proses 1

4.2.1.6.2 DFD Level 0 Proses 2

(47)

33 4.2.1.6.3 DFD Level 1 Proses 1.1

Gambar 4.5 DFD Level 1 Proses 1.1

4.2.1.6.4 DFD Level 1 Proses 1.2

(48)

34 4.2.1.6.5 DFD Level 1 Proses 1.3

(49)

35 4.2.1.6.6 DFD Level 1 Proses 1.4

Gambar 4.8 DFD Level 1 Proses 1.4

4.2.1.6.7 DFD Level 1 Proses 1.5

(50)

36 4.2.1.6.8 DFD Level 1 Proses 2.1

Gambar 4.10 DFD Level 1 Proses 2.1

4.2.1.6.9 DFD Level 1 Proses 2.2

(51)

37 4.2.1.6.10 DFD Level 1 Proses 2.3

Gambar 4.12 DFD Level 1 Proses 2.3

4.3 Modeling

Tahap ini menerjemahkan syarat kebutuhan kepada sebuah desain/perancangan sistem. Pada desain sistem ini di rancang basisdata dan User Interface yang digunakan pada sistem. Pada tahap modeling ini digunakan pendekatan arsitektur sistem pendukung pengambilan keputusan yaitu subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, dan subsistem antar muka pengguna. Pada bagian manajemen data dirancang dengan desain konseptual, desain logikal, dan desain fisikal. Pada bagian manajemen data dirancang kriteria dan tujuan, contoh perhitungan manual dari proses pendukung pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Dan pada bagian desain antar muka pengguna dirancang User Interface yang dapat membantu pengguna dalam menggunaan sistem.

(52)

38 4.3.1 Desain Manajemen Data

4.3.1.2 Desain Basisdata Konseptual

(53)

39 4.3.1.3 Desain Basisdata Logical

(54)

40 4.3.2 Desain Basisdata Fisikal

4.3.2.1 Tabel Data Smartphone

Tabel Smartphone

Nama Tipe Size Keterangan Key

id_smartphone int 11 Berisi kode unik Smartphone

PK

merk Varchar 50 Berisi merk

Smartphone

nama Varchar 50 Berisi nama

Smarphone Foto1 Varchar 100 Berisi Gambar

Smartphone Foto2 Varchar 100 Berisi Gambar

Smartphone Foto3 Varchar 100 Berisi Gambar

Smartphone Processor int 10 Berisi Processor

Smartphone

Ram int 20 Berisi RAM

Smartphone Storage int 10 Berisi Memori Internal

Smartphone Kamera_depan int 20 Berisi kamera depan

Smarphone Kamera_belakang int 20 Berisi kamera

belakang Smartphone

(55)

41

baterai int 10 Berisi baterai

Smartphone

harga int 50 Berisi harga

Smartphone

Tabel 4.1 Tabel Smartphone

4.3.2.2 Tabel Data Admin

Table Admin

Tabel 4.2 Tabel Admin

Nama Tipe Size Keterangan Key

id int 11 Berisi kode unik admin PK

username Varchar 50 Berisi Username admin

nama Text Berisi Nama admin

alamat Varchar 100 Berisi Alamat admin

no.telp Varchar 50 Berisi No.Telp admin

password Varchar 50 Berisi Password admin

(56)

42 4.3.2.3 Tabel Data Banner

Tabel Banner

Tabel 4.3 Tabel Banner

Nama Tipe Size Keterangan Key

id Int 11 Berisi Kode Unik Banner PK

gambar1 Varchar 100 Berisi Gambar Banner

gambar2 Varchar 100 Berisi Gambar Banner

(57)

43 4.3.2.4 Tabel Data Kriteria

Tabel Kriteria

Tabel 4.4 Tabel Kriteria

Nama Tipe Size Keterangan Key

Id_kriteria Int 5 Berisi Kode Unik Kriteria PK

namakriteria Varchar 100 Berisi Nama Kriteria

(58)

44 4.3.2.5 Tabel Data Himpunan

Tabel Himpunan

Tabel 4.5 Tabel Himpunan

Nama Tipe Size Keterangan Key

Id_himpunan int 5 Berisi Kode Unik

Himpunan

PK

Id_kriteria Int 5 Berisi Kode Unik Kriteria FK

namahimpunan Varchar 100 Berisi Nama Himpunan

nilai Varchar 100 Berisi Nilai Himpunan

(59)

4.3.3 Desain Manajemen Model

SPPK Penjualan Smartphone dengan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk menghitung hasil rekomendasi pemilihan Smartphone yang dipilih oleh pengguna (Calon pembeli).

4.3.3.1 Kriteria

Penulis telah melakukan survei terlebih dahulu mengenai kriteria apa saja yang menjadi pertimbangan dan mempengaruhi keputusan pengguna dalam pemilihan Smartphone. Survey yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan

disebarkan kepada 8 pembeli Smartphone. Form kuesioner penentuan kriteria terlampir pada halaman lampiran. Hasil survei kriteria yang digunakan untuk melakukan proses rekomendasi penjualan Smartphone :

1. Harga

Kriteria harga digunakan untuk proses perhitungan menggunakan metode SAW. Berdasarkan kuesioner yang telah dibuat, harga selalu menjadi urutan pertama pencarian suatu Smartphone.

Kriteria harga memiliki tipe data berjenis Cost, karena jika Smartphone semakin tinggi harganya yang terjadi adalah pembeli Smartphone semakin sedikit.

2. RAM (Random Access Memory)

Kriteria RAM (Random Access Memory) digunakan dalam proses perhitungan menggunakan Metode SAW. Kriteria RAM menggunakan satuan Gb (Gigabyte) dalam mengukur performa dari sebuah Smartphone. Berdasarkan kuesioner yang telah dibuat, RAM menjadi salah satu

pertimbangan untuk mengetahui performa dari sebuah Smartphone yang dibeli.

Kriteria RAM memiliki tipe data berupa Benefit, karena semakin besar kapasitas RAM tersebut maka performa yang dimiliki oleh sebuah Smartphone tersebut semakin bagus.

(60)

46 3. Memory Internal (Storage)

Kriteria Memory Internal digunakan untuk proses perhitungan

menggunakan Metode SAW. Kriteria Memory Internal menggunakan satuan Gb (Gigabyte). Berdasarkan kuesioner yang telah dibuat, Memory Internal menjadi salah satu pertimbangan untuk mengetahui penyimpanan data-data dalam suatu Smartphone.

4. Processor

Kriteria Processor digunakan untuk proses perhitungan menggunakan Metode SAW. Kriteria Processor menggunakan petunjuk manakah Processor yang paling tinggi sampai dengan Processor yang paling rendah. Berdasarkan kuesioner yang telah dibuat, Processor memiliki tipe kriteria berupa Benefit, karena semakin tinggi Processor yang ada pada suatu Smartphone, maka performa yang terdapat pada Smarphone tersebut semakin lancar.

5. Baterai

Kriteria Baterai digunakan untuk proses perhitungan menggunakan Metode SAW. Kriteria Baterai menggunakan satuan MAh (MiliAmpere). Berdasarkan kuesioner yang telah dibuat, Baterai menjadi salah satu pertimbangan untuk mengetahui berapa kapasitas Baterai yang terdapat pada suatu Smartphone.

Kriteria Baterai memiliki tipe kriteria berupa Benefit, karena semakin besar kapasitas Baterai yang ada pada Smartphone, maka semakin lama daya hidup dalam suatu Smartphone.

(61)

47 4.3.3.2 Proses Sistem Pendukung Keputusan 4.3.3.2.1 Proses Pengambilan Keputusan

Pada sistem pengambilan keputusan pemilihan Smartphone ini pengguna melihat jenis-jenis Smartphone yang tersedia di sistem. Setelah itu, supaya pengguna dapat melihat hasil rekomendasi Smartphone terbaik pengguna menekan tombol untuk SPK Penjualan Smartphone. Setelah itu, memproses semua kriteria yang digunakan untuk dikelompokkan berdasarkan kelompok rumus yang sesuai dengan kriteria tersebut. Kelompok kriteria tersebut diantaranya kelompok kriteria Harga (Cost) menggunakan rumus min, pada kelompok ini nilai terkecil adalah nilai terbaik. Sedangkan untuk RAM, Memory Internal, Processor, dan Baterai (Benefit) menggunakan rumus max, dikelompok ini terbesar pada kriteria adalah nilai terbaik. Setelah itu, dilakukan perhitungan nilai setiap kriteria yang ada. Setelah memasukkan bobot kepentingan setiap kriteria, maka akan dilakukan proses perhitungan. Pada tahap perangkingan, dilakukan penyusunan peringkat (rangking) yang didasarkan pada hasil perkalian matriks ternormalisasi dengan bobot kepentingan yang dimasukkan oleh pengguna. Berikut ini adalah proses-proses pendukung keputusan :

(62)

48

(63)

49

4.3.3.2.2 Contoh Perhitungan Manual Metode SAW

Contoh proses perhitungan manual sistem pendukung keputusan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) yaitu dengan cara pengguna menekan tombol SPK Smartphone terbaik yang terdapat pada laman lihat

Smartphone, kemudian pengguna memasukkan bobot kepentingan sesuai kriteria yang ada. Setelah itu, dilakukan perhitungan dan pengguna mendapatkan hasil rekomendasi Smartphone terbaik yang telah dibandingkan. Berikut ini adalah contoh perhitungan manual proses pendukung keputusan :

Contoh :

Pengguna ingin membandingkan semua Smartphone yang sudah di input data oleh administrator. Kemudian, pengguna memberikan bobot kepentingan pada setiap kriteria- kriteria dengan nilai : Harga, Processor, Memory Internal, RAM (Random Access Memory), dan Baterai.

Untuk penjelasan Processor sebagai berikut :

Nama Processor Bobot kriteria Snapdragon 100% Mediatek 75% Exynos 50% Intel 25% Tigera 0%

(64)

50

Langkah-langkah perhitungan manual adalah sebagai berikut :

1. Pengguna melihat data Smartphone yang sudah di-input untuk kemudian dibandingkan.

Nama Smartphone Merk Smartphone

REDMI NOTE 5 XIAOMI

OPPO F11 OPPO

XPERIA Z5 SONY

Tabel 4.6 Tabel Smartphone

2. Pengguna mendapatkan semua nilai Smartphone pada setiap kriteria yang udah tersedia

Nama Smartphone

KRITERIA Harga RAM Memory

Internal

Processor Baterai

REDMI NOTE 5

1.800.000 3 GB 32GB Snapdragon 4000MAh

OPPO F11 4.900.000 4 GB 128GB Mediatek 4000MAh XPERIA Z5 1.200.000 3 GB 32GB Snapdragon 3430MAh

(65)

51 3. Pengguna Memberikan nilai bobot

Kriteria Bobot

Harga 50%

RAM (Random Access Memory) 25%

Memory Internal 75%

Processor 50%

Baterai 25%

Tabel 4.8 Tabel Bobot Kriteria

4. Normalisasi Kriteria

a. Normalisasi kriteria Harga :

Alternatif kriteria Harga

REDMI NOTE 5 0.667

OPPO F11 0.245

XPERIA Z5 1

(66)

52

b. Normalisasi kriteria RAM (Random Access Memory) :

Alternatif kriteria RAM

REDMI NOTE 5 0.75

OPPO F11 1

XPERIA Z5 0.75

(67)

53

c. Normalisasi kriteria Memory Internal :

Alternatif kriteria Memory Internal

REDMI NOTE 5 0.25

OPPO F11 1

XPERIA Z5 0.25

Tabel 4.11 Tabel Normalisasi Kriteria Memory Internal

d. Normalisasi kriteria Processor :

Alternatif kriteria Processor

REDMI NOTE 5 1

OPPO F11 0.75

XPERIA Z5 1

(68)

54 e. Normalisasi kriteria Baterai :

Alternatif kriteria Baterai

REDMI NOTE 5 1

OPPO F11 1

XPERIA Z5 0.858

Tabel 4.12 Tabel Normalisasi Kriteria Baterai

f. Matriks Ternomalisasi : R = [ 0.667 0.75 0.25 1 1 0.245 1 1 0.75 1 1 0.75 0.25 1 0.858 ]

g. Proses perangkingan dengan menggunakan bobot kepentingan yang telah diberikan oleh pengguna :

(69)

55 h. Hasil Perhitungan

Rumus yang digunakan :

V1 = ((0.667 * 0.50) + (0.75 * 0.20) + (0.25 * 0.75) + (1 * 0.50) + (1 * 0.20)) = 145.83 V2 = ((0.244897959 * 0.50) + (1 * 0.20) + (1 * 0.75) + (0.75 * 0.50) + (1 * 0.20)) = 174.74 V3 = ((1 * 0.50) + (0.75 * 0.20) + (0.25 * 0.75) + (1 * 0.50) + (0.8575 * 0.20)) = 158.94

Hasil Rekomendasi Smartphone :

Smartphone Skor

REDMI NOTE 5 145.83

OPPO F11 174.74

XPERIA Z5 158.94

(70)

56

Hasil perangkingan skor terbesar :

Hasil perangkingan : Smartphone Rangking

OPPO F11 1

XPERIA Z5 2

REDMI NOTE 5 3

Tabel 4.14 Tabel Perangkingan Smartphone

4.3.4 Desain Manajemen Antar Muka 4.3.4.1 Desain Halaman Utama Pengguna

(71)

57 4.3.4.2 Desain Halaman Lihat Smartphone

(72)

58

4.3.4.3 Desain Halaman Spesifikasi Smartphone

(73)

59 4.3.4.4 Desain Halaman Analisa Smartphone

(74)

4.3.4.5 Desain Halaman Hasil Analisa Smartphone

(75)

4.3.4.6 Desain Halaman Bantuan

(76)

62 4.3.4.7 Desain Halaman Utama Admin

(77)

63

4.3.4.8 Desain Halaman Admin Lihat Smartphone

(78)

64

4.3.4.9 Desain Halaman Admin Tambah Smartphone

(79)

65

4.3.4.10 Desain Halaman Admin Edit Smartphone

(80)

4.3.4.11 Desain Halaman Admin Lihat Kriteria

Gambar 4.24 Halaman Admin Lihat Kriteria

4.3.4.12 Desain Halaman Admin Edit Kriteria

(81)

4.3.4.13 Desain Halaman Admin Lihat Data Himpunan

(82)

4.3.4.14 Desain Halaman Lihat Edit Himpunan

(83)

4.3.4.15 Desain Halaman Ubah Data Admin

Gambar 4.27 Halaman Ubah Data Admin

4.3.4.16 Desain Halaman Admin Tambah Banner

(84)

70 BAB V

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Construction

Pada langkah ini dilakukan proses implementasi desain sistem dengan pendekatan arsitektur sistem pendukung keputusan implementasi manajemen data, implementasi manajemen model dan implementasi manajemen dialog (antar muka), dan masuk dalam proses Coding yang menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data yang digunakan adalah MySQL.

5.1.1 Implementasi Manajemen Data

Pada tahap ini dilakukan pembangunan basis data menggunakan MySQL untuk menunjang sistem yang dibangun Manajemen data yang digunakan dalam sistem ini adalah basis data dengan nama “saw_smartphone” yang terdiri dari tabel-tabel yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Berikut ini adalah query yang digunakan untuk membuat database pada “SPPK Penjualan Smartphone Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW)” beserta tabel-tabel di dalamnya :

CREATE TABLE `admin` ( `id` int(11) NOT NULL,

`username` varchar(50) NOT NULL, `nama` text NOT NULL,

`alamat` varchar(100) NOT NULL, `no.telp` varchar(50) NOT NULL, `password` varchar(50) NOT NULL, `photo` varchar(100) NOT NULL

(85)

71

Tabel 5.1 Tabel Admin

Tabel 5.2 Tabel Banner ALTER TABLE `admin`

ADD PRIMARY KEY (`id`);

CREATE TABLE `banner` ( `id` int(11) NOT NULL, `gambar1` text NOT NULL, `gambar2` text NOT NULL, `gambar3` text NOT NULL

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

ALTER TABLE `banner` ADD PRIMARY KEY (`id`);

Gambar

Gambar 3.1 Fase-Fase Dalam Model Waterfall
Gambar 4.1 Diagram Use Case
Gambar 4.3 DFD Level 0 Proses 1
Gambar 4.5 DFD Level 1 Proses 1.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memahami proses pemisahan dengan membran, akan ditentukan karakteristik membran yang hubungannya dengan sifat dan struktur membran seperti kandungan air, ukuran pori,

ju ren~ menim- bulkem bobDh psikis tertentu bogi mereke, k3reno selDin terjedi nya kadenE-kadsne proses pombeboGDn tenah yang kureng berkensn dihati maroks, ju~

Barang bukti alat angkut berupa 1 (satu) unit mobil dikembalikan kepada yang paling berhak, hal ini sudah benar karena dalam pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Berdasarkan alasan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini layak untuk dilakukan guna mengetahui tentang ketentuan hukum penerapan kebijakan wakaf uang dalam

d. percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaannya 3. Anton dan Hasan adalah teman sekelas. Meskipun berbeda agama, keduanya tidak perna cekcok.

Sedangkan untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial terdapat empat komoditas unggulan dengan klinik kesehatan sebagai komoditas yang paling unggul di

Oleh karena itu, penyusunan dan penerbitan Kamus Dwibahasa Bahasa Talaud- Bahasa Indonesia ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan kemampuan berbahasa Indonesia bagi

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana gaya bahasa Ustad Adi Hidayat Dalam Ceramah Keluarga Yang Dirindukan Rosulullah (2) Bagaimana gaya suara