PERTAMA KELUAR PERTAMA (MPKP) PERPETUAL PADA
UD YELA BAKERY
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK
MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PADA JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
OLEH :
SITI HARTINA A03140093
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN RISET
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN AKUNTANSI
2017
▸ Baca selengkapnya: buku besar waserba 81 metode perpetual
(2)Judui
Nama
NIM
Program
Studi
PENILAIAN
DAN PENCATATAN PERSEI}IAAN PRODUK
ROTI
DENGAN
MENGGUNAKAI{
METODE MASUK
PERTAMA
KELUAR PERTAMA
CMPKP}PERPETUAL PADA {ID
YELA
BAKERY
SITI
HARTINA
A03 r40093 D3 Akuntansi
Baniarmasin. Jdi
2017Ketua Jurusan Akuntansi
L,rrr rrr-lt/\tala
l\tr ly!\1utvL
ttz z
002Hj. Nurul Mukhlisah.
SE.MM
NlP r975Ul2llUUl
i
22001a
t
Nama
NIM
Program Studi
Judul
SITIHARTThIA
A03140093 D3 AkuntansiPEMLAIAN
DAN
PENCATATAN PERSEDIAAN PRODUK ROTI
DENGAN
MENGGUNAKAN
METODE
MASUK
PERTAMA
KELUAR
PERTAIVIA
(MFKP)
PERFETTJALPADA UD
-YELABAKERY
Telah
diujikan
dan diu,vatakan lulus dengan predikat :Banjarmasin, lluJi20fi
Ketua Penguji
NrIP 19780930200'en2403
\
v
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya”
vi
bahwa tugas akhir ini merupakan hasil penelitian yang telah saya lakukan. Segala
kutipan dan bantuan dari berbagai sumber telah diungkapkan sebagaimana
mestinya.
Tugas akhir ini belum pernah dipublikasikan untuk keperluan lain oleh
siapapun juga, tugas akhir ini merupakan hasil tulisan saya yang dapat saya
pertanggungjawabkan otentikasinya atau bukan hasil dari aktivitas plagiat. Saya
juga menyatakan bahwa objek dan data yang saya ambil dalam penelitian ini
bukan merupakan objek dan data fiktif. Apabila dikemudian hari ternyata
pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum dari
ketidakbenaran pernyataan tersebut. Saya bersedia dicabut titel akademik serta
hak yang melekat padanya oleh Politeknik Negeri Banjarmasin, apabila saya
terbukti melanggar pernyataan yang telah saya sampaikan diatas.
Banjarmasin, Agustus 2017
Siti Hartina
NIM : A03140093
vii
ampun nya, dengan limpahan Rahmat dan Hidayat nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Penilaiaan dan Pencatatan Persediaan
Produk Roti dengan Menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
(MPKP) Perpetual Sekaligus merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Diploma III pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin. Penulis
menyadari adanya keterbatasan waktu, kemampuan, referensi dan pengetahuan yang
penulis miliki, Tugas Akhir ini dapat tersusun dengan sederhana dan mungkin
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu saran dan masukan sangan diharapkan guna
menunjang kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tanpa saran dan
dukungan, serta bimbingan dari berbagai pihak, maka penulisan Tugas Akahir ini
tidak berjalan dengan baik, oleh karena itu. penulis ingin menyampaikan terimakasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak H. Edi Yohanes, ST, M.T. Selaku Direktur Politeknik Negeri
Banjarmasin.
2. Ibu Indriani SE, MM Selaku ketua jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin.
viii
4. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Politeknik Negeri Banjarmasin Khususnya
dosen Jurusan Akuntansi yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama
kuliah.
5. Untuk Bapak Budiman yang telah membantu memberikan data-data dan
informasi yang penulis perlukan untuk menyusun Tugas Akhir ini.
6. Untuk Kedua Orang Tua dan seluruh keluarga yang mendo’akan dan
memberikn dukungannya hingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan
dan Tugas Akhir ini.
7. Untuk semua pihak dan teman-teman yang telah membantu penulis sehingga
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kepada
pembaca pada umumnya, dan penulis pada khususnya.
Banjarmasin,
2017
ix
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ...
ii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR ...
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...
iv
MOTTO
...
v
SURAT PERNYATAAN ...
vi
KATA PENGANTAR ...
vii
DAFTAR ISI ...
ix
DAFTAR TABEL ...
xi
DAFTAR BAGAN ...
xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ...
xv
BAB I
PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang ...
1
B. Permasalahan...
3
C. Batasan Masalah ...
3
D. Tujuan Penelitian ...
4
E. Kegunaan Penelitian...
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ...
5
A. Landasan Teori ...
5
1. Pengertian persediaan ...
5
x
6. Metode Penentuan harga pokok persediaan. ...
16
B. Hasil Penelitian Terdahulu ...
21
BAB III
METODE PENELITIAN ...
27
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Oprasional
Variabel ...
27
B. Jenis penelitian ...
28
C. Jenis dan Sumber Data ...
29
D. Teknik Pengunpulan Data ...
30
E. Teknik Analisa Data ...
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN ...
32
A. Hasil Penelitian ...
32
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ... 187
A. Kesimpulan ... 187
B. Saran ... 187
DAFTAR PUSTAKA
xi
2017 ...
37
Tabel 3 Daftar ProdukJadi UD YelaBakry Periode 1
Januar-31Maret2017 ...
37
Tabel 4 Daftar Penjualan UD Yela Bakery Periode 1 Januari – 31
Maret 2017 ...
37
Tabel 5 Kartu Persediaan Metode (MPKP) Perprtual Roti Manis
Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ... 40
Tabel 6 Kartu Persediaan Metode (MPKP) Perprtual Roti Nanas
Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ...
46
Tabel 7 Kartu Persediaan Metode (MPKP) Perprtual Roti Strawberry
Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ...
53
Tabel 8 Kartu Persediaan Metode (MPKP) Perprtual Roti Srikaya
Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ...
59
Tabel 9 Kartu Persediaan Metode (MPKP) Perprtual Roti Kelapa
Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ...
65
Tabel 10 Kartu Persediaan Metode (MPKP) Perprtual Roti Coklat
Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ...
71
Tabel 11 Rekapitulasi Persediaan Akhir UD Yela Bakery Per 31
xii
Yela Bakery Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ...
96
Tabel 14 Pencatatan Persediaan Barang Jadi Perpetual Roti Strawberry
UD Yela Bakery Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ... 114
Tabel 15 Pencatatan Persediaan Barang Jadi Perpetual Roti Srikaya
UD Yela Bakery Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ... 132
Tabel 16 Pencatatan Persediaan Barang Jadi Perpetual Roti Kelapa UD
Yela Bakery Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ... 150
Tabel 17 Pencatatan Persediaan Barang Jadi Perpetual Roti Coklat UD
Yela Bakery Periode 1 Januari – 31 Maret 2017 ... 168
Tabel 18 Laporan Perhitungan Laba Rugi UD Yela Bakery Periode 1
xiv
Lampiran 1
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2
Surat Izin Usaha Industri (IUD) Kecil
Lampiran 3 Surat Keterangan Tempat Usaha
Lampiran 4 Foto Perusahaan
Lampiran 5 Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing I)
Lampiran 6 Lembar Saran Ketua Penguji Seminar Tugas Akhir
Lampiran 7 Lembar Saran Anggota Penguji Proposal Tugas Akhir
Lampiran 8
Denah Perusahaan
xv
PRODUK ROTI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MASUK PERTAMA
KELUAR PERTAMA (MPKP) PERPETUAL PADA UD YELA BAKERY /
Akuntansi Keuangan / Persediaan Barang Jadi / UD Yela Bakery.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penilaan dan pencatatan persediaan
barang jadi dengan menggunakan metode MPKP Perpetual Pada UD Yela Bakery
yang beralamat dIJalan Gunung Sari No 30 Rt 13. Usaha ini bergerak dibidang
industry yaitu memproduksi roti.
Kerangka pemikiran penelitian ini penilaian persediaan barang jadi adalah nilai
persediaan yang dicantumkan dalam metode MPKP Perpetual suatu pencatatan yang
menggunakan buku pembantu dan persediaan barang jadi yang diperoleh melalui
proses produksi.
Dari hasil perhitungan menunjukkan adanya nilai persediaan barang jadi per
31 Maret 2017 dengan menggunakan metode MPKP Perpetual dan perhitungan
dengan penilaian MPKP adalah sebanyak 138 bungkus dengan jumlah Rp
79.731,00. Persediaan barang jadi yang layak untuk usaha ini adalah dengan
menggunakan metode MPKP Perpetual, karena dapat memberikan informasi
persediaan setiap saat.
1
A. Latar Belakang
Tujuan utama dari suatu usaha adalah untuk mencari laba
sebanyak-banyaknya. Dalam mencari laba ini penjualan barang dan jasa merupakan
sumber utama pendapatan usaha. Baik perusahaan jasa, dagang, maupun
manufaktur. Untuk itu perusahaan sebagai unit usaha harus mengelola sumber
yang mempunyai nilai ekonomis yang terdapat dalam perusahaan. Hal ini
tentunya pihak manajamen perusahaan untuk membuat kebijakan dalam
mengelola sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan.
Salah satu sumber daya di dalam perusahaan adalah persediaan.
Persediaan biasanya merupakan jumlah yang relatif besar dalam aktiva lancar
atau bahkan dari seluruh aktiva perusahaan. Di dalam perusahaan dagang,
perusahaan membeli barang untuk dijual kembali , maka pengelompokan
persediaan barang dagang dan persediaan perlengkapan. Sedangkan pada
perusahaan manufaktur , perusahaan mengolah bahan baku menjadi barang jadi ,
maka persediaan di kelompokkan pada persediaan bahan baku, persediaan barang
dalam proses , persediaan barang jadi , persediaan bahan penolong dan
persediaan perlengkapan.
“UD Yela Bakery” adalah sebuah usaha pembuatan roti yg bergerak
dalam usaha yang kegiatannya mengolah bahan baku atau bahan mentah dengan
tujuan untuk diproses lebih lanjut yaitu ke produk barang jadi lalu kemudian
menjual produk barang jadi tersebut. Usaha ini juga melakukan persediaan
barang jadi yang merupakan elemen-elemen yang sangat besar dari keseluruhan
aktiva yang dimiliki oleh “UD Yela Bakery” .
Melihat kenyataan yang ada pada “UD Yela Bakery”, selama ini
melakukan cara penjualan dengan dua cara yaitu yang pertama penjualan produk
barang jadi dengan menerima order melalui SMS dan yang kedua yaitu penjualan
produk secara rutin dalam satu minggu. Untuk cara yang penjualan pertama,
SMS yang diterima berisi informasi tentang nama produk yang di inginkan,
kemudian berapa jumlah produknya, dan tanggal berapa produk yang dipesan.
SMS tersebut disimpan sebagai data penjualan. Dan untuk cara penjualan yang
kedua, secara rutin dilakukan dalam satu minggu, perusahaan memproduksi
sebanyak 6.000 bungkus di hari pertama kemudian menjualnya ke satu
distributor, namun apabila distributor hanya meinginkan produk tersebut kurang
dari 6.000 bungkus maka produk yang masih tersisa tersebut dijual kembali di
hari selanjutnya kepada pelanggan lainnya. Penjual tidak melakukan pencatatan
terhadap penjualan dan sisa produk ini.
Oleh karena itu kebijakan dalam menentukan persediaan barang jadi
yang tepat maka penulis melakukan penelitian untuk membantu UD Yela Bakery
dalam permasalahan sistem akuntansi perusahaan agar dapat menghasilkan
informasi keuangan yang lebih akurat dan meminimalisir kesalahan yang
dilakukan saat perhitungan dan pencatatan persediaan barang jadi. Dari latar
belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian yang berjudul
“Penilaian dan pencatatan Persediaan Produk Roti dengan Menggunakan
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Perpetual Pada UD Yela
Bakery”
B. Permasalahan
Adapun permasalahan dalam penelitian ini yaitu “ Bagaimana penilaian dan
pencatatan persediaan produk roti mengggunakan metode Masuk Pertama Keluar
Pertama (MPKP)Perpetual pada UD Yela Bakery”.
C. Batasan Masalah
Dalam hal ini, penulis berupaya untuk membatasi permasalahan yang
diteliti agar lebih terarah mengenai pada penilaian dan pencatatan persediaan
barang jadi yaitu persediaan berbagai macam roti seperti Roti Manis,Roti nanas,
Roti strawberry, Roti srikaya, Roti coklat, dan Roti kelapa pada usaha “UD Yela
Bakery” periode 01 Januari 2017 – 31 Maret 2017 dengan menggunakan metode
masuk pertama keluar pertama (MPKP) perpetual.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui penilaiaan dan peencatatan persediaan barang jadi
dengan menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) perpetual
pada “ UD Yela Bakery”
E. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kegunaan
yaitu:
1. Bagi UD Yela Bakery
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu UD Yela Bakery dalam
penilaian dan pencatatan persediaan dan mengelola persediaan produk barang
jadi dengan lebih baik lagi.
2. Bagi masyarakat terurama dalam akademik
Sebagai bahan acuan bagi pihak yang berkeinginan untuk melakukan ataupun
melanjutkan penelitian sesuai dengan topik tersebut.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah ilmu pengetahuan
yang telah dipelajari dibangku perkuliahan terutama dalam penilaian dan
pencatatan persediaan barang jadi.
5
A. Landasan Teori
1. Pengertian persediaan
Sebelum menentukan cara penentuan penilaian persediaan,
terlebih dahulu di kemukakan pengertian dari persediaan itu sendiri.
Secara umum persediaan di artikan jumlah harta kekayaan yang di miliki
perusahaan dan dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki
untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang
yang akan dijual.
Menurut SAK EMKM tahun 2016 persediaan adalah aset:
a. Untuk dijual dalam kegiatan normal;
b. Dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan meliputi asset yang tersedia untuk di jual dalam
kegiatan usaha biasa, misalnya, barang dagangan yang di beli oleh
pengecer untuk di jual kembali atau pengadaan tanah dan properti lainya
untuk di jual kembali.
Persediaan berpengaruh sangat segnifikan pada suatu etitas, untuk
perusahaan real maupun manufaktur. Memiliki barang dagangan dengan
tujuan di jual kembali, sementara bisnis manufaktur memiliki bahan baku
, barang dalam peroses, dan barang jadi (Nelson Lam Peter Lau,
2014:256).
Bagaimana
perusahaan
mengklasifikasikan
persediaannya
tergantung pada apakah perusahaan manufaktur adalah pedagang
(perusahaan dagang) pembuat (perusahaan manufaktur, dimana barang
dagangan ini dimiliki oleh perusahaan dan sudah langsung dalam bentuk
siap untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan sehari-hari.
Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, mula-mula persediannya belum
siap untuk dijual sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Persediannya
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu bahan mentah, barang setengah jadi
(barang dalam proses), dan barang jadi (produk akhir). Jdi dalam
perusahaan manufaktur, perusahaan jenis ini terlebih dahulu akan
mengubah (merakit) input atau bahan mentah (raw material) menjadi
output atau barang jadi (finished goods/final goods), baru kemudian dijual
kepada para pelanggan (distributor). (Hery, 2014:57
2. Pengertian Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan adalah menentukan nilai persediaan yang di
cantumkan dalam neraca, di mana persediaan akhir bisa di hitung harga
pokoknya dengan menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok
persediaan akhir, tetapi nilai ini tidak terlalu tampak dalam neraca, jumlah
yang di cantumkan dalam neraca tergantung pada metode penilaian yang
di gunakan (Zaki Baridwan, 2013:183).
Ada 3 (tiga) metode penilaian persediaan menurut Zaki Baridwan,
2013) yaitu:
Yaitu jumlah keseluruhan pengeluaran untuk memperoleh barang
yang siap untuk di jual atau di pakai.
Metode harga pokok penerapannya dapat di gunakan cara-cara
sebagai berikut:
1. Metode Intentifikasi Khusus (Spesifik Indentification Method)
2. Metode Rata-rata (Average Method)
3. Metode masukan pertama keluar pertama (MPKP)
4. Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP)
b. Metode harga pokok atau harga pasar yang terendah
Dalam metode ini persediaan akan mencantumkan dengan nilai
yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar.
c. Metode harga jual
Penyimpangan dari prinsip harga pokok untuk penilaian
persediaan dengan harga jual bersihnya dapat di terima asalkan
dipengaruhi syarat-syaratnya:
1). Ada kepastian bahwa barang-barang itu akan dapat segera di jual
dengan harga yang telah di tetapkan.
2). Merupakan peroduk standar, yang pasarnya mampu menampung
serta untuk menentukan harga pokoknya.
3). Penyimpanan dengan penilaian sebesar harga jual biasanya di
lakukan untuk produk dari tambang logam mulia (emas dan perak)
dan hasil-hasil peternakan/pertanian.
3. Klasifikasi Persediaan
Dalam sebuah perusahaan dagang, persediaan terdiri dari berbagai
macam dan jenis. Sebagai contoh, dalam sebuah supermarket,
barang-barang makanan seperti makanan dalam kaleng, danging, bebagai jenis
bumbu masakan, adalah sebagian kecil dari persediaan yang dimilikinya.
Persediaan memiliki dua karakteristik penting yaitu:
1). Persediaan tersebut merupakan milik perusahaan dan,
2). Persediaan tersebut siap di jual kepada para konsumen.
Oleh karena itu perusahan danggang hanya dikenal satu klasifikasi
persediaan yang di sebut (persediaan barang dagangan). Persediaan ini
meliputi segala macam barang dagangan yang di miliki perusahaan.
Perusahaan manufaktur juga memiliki persediaan. Akan tetapi berbeda
hanya dengan persediaan pada perusahaan dagang, pada perusahaan
manufaktur tidak semua persediaan siap untuk di jual. Oleh karena itu
persediaan diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu: Persediaan barang
jadi, persediaan barang dalam peroses, dan persediaan bahan baku
(Haryono Jusup,2005:100).
Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur sebagai
berikut:
Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian
dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya.
Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang juga
menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil.
b. Supplies Pabrik
Supplies pabrik adalah barang-barang yang mempunyai fungsi
melancarkan proses produksi misalnya oli mesin.
c. Barang dalam proses
Barang dalam proses adalah barang-barang yang sedang
dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi
belum selesai dikerjakan.
d. Produksi Selesai
Produksi selesai adalah barang-barang yang sudah selesai
dikerjakan
dalam
proses
produksi
dan
menunggu
saat
penjualannya. (Zaki Baridwan, 2013:150)
4. Kepemilikan Persediaan
Menurut (Zaki Baridwan, 2013:153) dasar untuk mengetahui apakan
barang sudah dicatat sebagai persediaan adalah hak pemilik. Ada
beberapa cara untuk menentukan besar hak pemilik atas barang yaitu:
a. Barang-barang dalam perjalanan (goods in transit)
Barang-barang yang pada tanggal neraca masih dalam perjalanan
menimbulkan masalah apakan mesin menjadi milik penjual atau sudah
pindah hak kepada pembeli. Untuk mengetahui barang-barang itu
milik siapa harus di ketahui syarat pengiriman barang tersebut yaitu:
1.)
FOB Shipping point
Barang-barang yang di kirim dengan syarat bila hak katas
barang yang di kirim dipindah pada pembelian ketika barang itu di
serahkan kepada pihak yang bersangkutan. Pada saat tersebut
penjualan mencatat penjualan dan pengurangan persediaan
barangnya, sedangkan pembeli mencatat pembelian dan
penambahan persediaan barangnya.
2.) FOB Destination
Barang-barang yang di kirim dengan syarat bila ha katas
barang berpindah pada pembeli jika barang-barang yang akan
dikirim sudah di terima pembeli. Jika perpindahan atas barang
terjadi pada tanggal pengiriman barang oleh pembeli, pada saat
tersebut penjual mengurangi persediaan barangnya dan mencatat
penjualannya, sedangkan pembeli mencatat pembelian dan
menambah persediaan barangnya (Zaki Baridwan, 2013: 153).
b. Barang yang dipisahkan (segregated goods)
Barang-barang yang akan di jual dalam jumlah yang besar
pengirimannya di lakukan secara bertahap, tidak dapat sekaligus.
Barang-barang tersebut dipisah agar memenuhi kontrak walaupun
belum dikirim, selain itu hak sudah berpindah pada pembeli. Jika
pada saat penyusutan laporan keuangan di temukan status barang
yang dipisahkan pada penjual harus mengeluarkan barang tersebut
dari persediaan atau mencatat sebagai penjualan.
5. Metode Pencatatan Persediaan
“Jumlah persediaan yang ada dalam perusahaaan dapat di tentukan
dengan dua metode yaitu metode fisik dan metode periode dan metode
perpetual atau metode buku”. (Zaki Baridwan,2013:151).
a. Metode fisik atau periode
Menurut metode ini semua pembelian dan penjualan barang
tidak dibukukan dalam perkiraan persediaan sehingga dalam buku
besar tidak terlihat jumlah persediaan. Pencatatan hanya dilakukan
pada akhir periode akuntansi dengan cara menghitung, mengukur, dan
menimbang secara fisik barang –barang yang ada di gudang. Oleh
karena itu, jika menggunakan metode fisik, maka harga pokok
penjualan juga tidak dapat di ketahui sewaktu-waktu. Harga pokok
persediaan baru dapat di hitung atau di ketahui bila persediaan akhir
sudah di hitung.
Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
Pembelian (neto)
Rp.xxx (+)
Tersedia untuk dijual
Rp.xxx
Persediaan barang akhir
Rp.xxx (-)
Hasrga pokok penjualan
Rp.xxx
Selama periode berjalan pencatatan terhadap mutasi persediaan
yaitu :
1) Jurnal untuk mencatat pembelian
Pembelian
Rp. xxx
Hutang dagang/kas
Rp. xxx
2) Jurnal untuk mencatat penjualan
Piutang dagang/kas
Rp. xxx
Penjualan
Rp. xxx
b. Metode buku (Perpetual)
Dalam metode buku setiap jenis persediaan di buatkan rekening
sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian
dalam buku pembantu biasa di awasi dari rekening kontrol persediaan
barang dalam buku besar. Rekening yang di gunakan untuk mencatat
persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat di pakai untuk
mencatat pembelian, penjualan,dan saldo persediaan.
Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan
dalam rekening persediaan shingga jumlah persediaan sewatu-waktu
dapat di ketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening
persediaan. Masing-masing kolom di rinci lagi untuk kuantitas dan
harga perolehannya. Pengguna metode buku akan memudahkan
penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak
lagi menggunakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah
persediaan akhir. Walau pun neraca dalam laporan laba rugi dapat
segera di susun tanpa mengadakan perhitungan fisik atau barang.
Selama periode berjalan pencatatan terhadap mutasi persediaan
yaitu :
1) Jurnal untuk mencatat pembelian
Persediaan
Rp. xxx
Hutang dagang/kas
Rp. xxx
2) Jurnal untuk mencatat penjualan
Piutang dagang/kas
Rp. xxx
Penjualan
Rp. xxx
Harga pokok penjualan
Rp. xxx
Persediaan
Rp.xxx
“Dibanding dengan metode fisik maka metode buku merupakan
cara yang lebih baik mencatat persediaan yaitu dapat membantu
memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi, juga dapat
digunakan untuk mengawasi barang-barang dalam gudang”. Zaki
Baridwan (2013: 150)
Pencacatan produk jadi dan penjualannya, proses produksi pada
gilirannya mengubah produk dalam proses (PDP) menjadi produk
selesai atau produk jadi (finished goods) yang selanjutnya dijual oleh
perusahaan. Pencatatan terhadap produk jadi yang dikirimkan ke gudang
dilakukan dengan memindahkan dari akun persediaan PDP ke akun
persediaan produk jadi (perindahan dari asset satu asset ke asset
lainnya). Demikian pula, selanjutnya pencatatan terhadap penjualan
produk jadi dilakukan dengan memindahkan dari akun persediaan
produk jadi kea kun Kos produk Terjual (KPT) atau kadang disebut
akun Harga pokok Penjualan (diasumsikan perusahaan menggunakan
metode Perpetual dalam pencatatan atas persediaan). (Sony, 2013:248)
Contoh Pencatatan Penjualan Produk (Mulyadi,2015:197)
Harga pokok penjualan
Rp xxx
Persediaan Produk Jadi
Rp xxx
Rekening Persediaan Barang jadi dalam sebuah perusahaan manufaktur
hamper sama dengan persediaan barang dagangan dala sebuah
perusahaan dagang keduanya merupakan barang yang sudah siap dijual.
Perbedaannya ialah bahwa persediaan barang dagangan diperoleh
melalui pembeliaan, sedangkan persediaan barang jadi diperoleh melalui
proses produksi. (Al. Haryono Jusup,2003:413)
6. Pengertian Kartu Persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu
persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya
harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di
fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang
disimpan di gudang, pada gambar 1 ditunjukkan contoh kartu persediaan:
Gambar 1
Kartu Persediaan dengan Metode MPKP Perpetual
Sumber : Zaki Baridwan ( 2013: 159)
Untuk mengetahui harga pokok penjualan dan harga pokok
persediaan akhir (Zaki Baridwan, 2013: 158), mengunakan beberapa
metode. Metode yang di gunakan antara lain:
a. Identifikasi khusus
Biaya dapat dialokasikan dengan barang-barang yang masih ada
dalam perusahaan pada akhir periode sesuai dengan biaya actual dari
jenis-jenis barang secara khusu. Dalam metode identifikasi khusus
(spacife identification) arus biaya yang tercatat dibandingkan dengan
arus fisik. Tiap-tiap arus barang di pisahkanberdasarkan arus pokok ,
dan untuk masing-masing kelompok di buatkan dalam kartu persediaan
sendiri, sehingga masing-masing barang harga pokok bisa di ketahui.
Dalam metode lain seringkali mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi
jenis
barang,
bahkan
tidak
mungkin
mengidentifikasikan jenis persediaan terdiri dari barang-barang yang
sangat beragam atau barang yang sejenis di peroleh pada waktu yang
bebeda dan dengan harga yang berbeda pula. Metode ini mungkin
sangat memakan waktu, menjemukan dan mahal, dan apabila unit
barang yang sejenis sehingga dapat dipertukarkan, ,aka metode ini
dapat memberikan peluang dilakukannya menipulasi laba dengan jalan
melakukan pemilihan jenis-jenis tertentu untuk di kirim.
Dengan cara ini akan banyak menimbulkan pekerjaan tambahan dan
memerlikan gudang yang luas, sehingga jarang di gunakan.Dengan
melihatnya banyak jenis persediaan khususnya persediaan yang ada
pada “Yela Bakery” ditambah dengan tidak mungkinnya perusahaan
menggunakan metode ini maka penulis tidak menjelaskan secara rinci.
b. Rata-rata tertimbang
Dalam metode ini barang-barang yang dipakai untuk produksi atau
dijual akan di bebankan pada harga pokok rata-rata. Perhitungan harga
pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga
perolehan dengan kuantitasnya. Metode rata-rata didasarkan dengan
asumsi bahwa barang yang dijual harus di bebani dengan biaya
rata-rata di mana rata-rata-rata-rata itu dipengaruhi atau di timbang menurut jumlah
yang diperoleh masing-masing harga.
Penggunaan metode fisik dan rata-rata tertimbang akan
menghasilkan nilai persediaan berdeda dengan sestem persediaan
perpetual dengan menggunakan metode rata-rata bergerak.
Pendekatan rata-rata dapat di dukung sebagai suatu pendekatan
yang menyelaraskan dengan arus fisik barang, khususnya dengan
jenis-jenis persediaan yang identic ternyata menyatu. Tidak seperti
persediaan lainya, pendekatan rata-rata akan memberikan harga pokok
yang sama, untuk barang-barang serupa yang memiliki kegunaan yang
sama. Metode ini tidak memberi peluang untuk menipulasi laba.
Keterbatasan metode rata-rata terletak pada nilai persediaan yang
selalu mengandung unsur-unsur biaya yang paing dini, dan nilai
persediaan yang dapat jauh berbeda dengan nilai periode berjalan
apabila/ terjadi perbaikan atau penurunan harga secara drastis. Adapun
kesulitan dari metode ini adalah apabila terjadi pengambilan barang
yang dijual sesudah adanya pembelian baru, maka harga pokok
rata-rata sudah berbeda oleh karena itu perlu dihitung harga pokok rata-rata-rata-rata
yang baru.
c. Masuk pertama keluar pertama (MPKP)/first in first out (FIFO)
Harga pokok persediaan akan di bedakan dengan urutan
terjadinya. Apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang maka
harga pokok hanya satu di bedakan adalah harga pokok yang terlebih
dahulu, dususul dengan masuk (dibeli). Metode ini di dasarkan pada
asumsi bahwa harus di bebankan kependapatan sesuai dengan urutan
terjadinya.dengan demikian persediaan akan dinyatakan berdasarkan
biaya terbaru. FIFO dianggap sebagai suatu pendekatan yang logis dan
realitas terhadap arus biaya yang berhubungan secara parallel dengan
arus fisik barang sehari-hari.
Pendapatan dibebani dengan biaya dianggap berkaitan dengan
barang-barang yang benar-benar dijual. Persediaan akhir dilaporkan
menurut biaya terbaru, yaitu biaya yang paling mendekati nilai
persediaan ada nilai wajar. FIFO tidak memberi peluang untuk dapat
memanipulasi besarnya laba, karena harga pokok di tentukan menurut
terjadinnya biaya. Jika terdapat pengambilan barang (retur) baik untuk
membeli atau menjual, maka harga pokok yang di bebankan adalah
barang yang terlebih dahulu masuk sehingga perlakuan terhadap retur
tetap konsisten, karena pembebanan berikutnya adalah harga pokok
yang masuk paling dahulu.
Kelebihan metode FIFO adalah pencatatan harga pokok
persediaan yang dijual adalah lebih masuk akal jika dibandingkan
dengan metode lain, dan memperkecil terjadinya menipulasi laba dan
jumlah saldo rekeningpersediaan sangat memungkinkan untuk dapat
diikuti dengan jumlah fisik barang yang ada digudang.
d. Masuk terakhir keluar pertama(MTKP)/last in first out (LIFO)
Metode ini di dasarakan pada asumsi bahwa biaya terbaru atau
terakhir dari suatu unsur barang tertentu harus dibebankan harga pokok
penjualan. Barang-narang yang terakhir dikeluarkan dari gudang akan
dibebankan dengan harga pokok yang terakhir, kemudian di susul
dengan yang masuk sebelumnya. Persediaan akhir akan di hargai
dengan harga pokok pembelian yang pertama dan yang berikutnya.
Kelemahan LIFO adalah perosesnya lebih rumit jika dibandingkan
dengan manfaatnya yang diperoleh. Penerapannya di
perusahaan-perusahaan yang menggunakan LIFO kadang-kadang terlambat
menyadari bahawa LIFO dapat mengakibatkan beberapa efek samping
yang merugikan.kelemahan dari LIFO diantaranya memeperkecil laba
di mana penerapan harga baru terdapat pendapatan periode berjalan
akan menghasilkan menurunan harga bersih dalam suatu periode.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 1
Komparasi Hasil Penelitian Terdahulu Dengan Penulis
Identitas
Aspek
Nindia Apriliana
(2008)
Politeknik Negeri
Banjarmain
Novita Ismila Sari (2015)
Politeknik Negeri
Banjarmain
Siti Hartina (2017)
Politeknik Negeri
Banjarmain
Judul
Penerapan
Penilaian
persediaan barang
dagangan dengan
menggunakan
meted FIFO
Perpetual
Penilaian persediaan
barang dagangan dengan
menggunakan metode
FIFO Perpetual
Penilaian dan pencatatan
persediaan produk roti
dengan menggunakan
metode Masuk Pertama
Keluar Pertama (MPKP)
Perpetual
Institusi/p
erusahaan
yang
diteliti
AMS Speed Shop
Banjarmasin
Toko Sederhana
Banjarmasin
UD Yela Bakery
permasala
han
AMS Speed Shop
Banjarmasin,
Dalam
Perhitungan
Persediaan
perusahaan
menggunakan
metode fisik.
Dimana nilai
persediaan baru
diketahui dengan
menghitung secara
fisik dan tidak
Toko Sederhana
Banjarmasin, Dimana
perusahaan hanya
menggunakan metode
fisik untuk mengetahui
jumlah persediaan barang
yang dimiliki saat itu,
Dimana nilai persediaan
baru dapat diketahui
dengan menghitung
secara fisik barang yang
tersedia dan tidak dapat
diketahui setiap
selama ini melakukan
cara penjualan dengan
dua
cara
yaitu
yang
pertama
penjualan
produk
barang
jadi
dengan menerima order
melalui SMS dan yang
kedua
yaitu
penjualan
produk secara rutin dalam
satu minggu SMS yang
diterima berisi informasi
tentang
nama
produk
dapat diketahui
setiap saat
sehingga
kemungkinan
terjadinya
penyelewengan
karena tidak
adanya
pengawasan.
saat.sehinnga
kemungkinan terjadinya
penyelewengan terhadap
persediaan barang
dagangan karena tidak
adanya pengawasan.
kemudian berapa jumlah
produknya, dan tanggal
berapa
produk
yang
dipesan. SMS tersebut
disimpan sebagai
data
penjualan. Yang kedua
perusahaan memproduksi
kemudian
menjual
ke
distributor dan Penjual
tidak
melakukan
pencatatan
terhadap
penjualan produk ini.
Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui
bagaimana
penerapan
penilaian
persediaan barang
dagangan dengan
menggunakan
metode FIFO
Perpetual pada
AMS Speed Shop
Banjarmasin.
Untuk mengetahui
bagaimana penilaian
persediaan barang
dagangan dengan
menggunakan metode
FIFO Perpetual pada
Toko Sederhana
Banjarmasin.
mengetahui penilaiaan
dan peencatatan
persediaan barang jadi
dengan menggunakan
Metode Masuk Pertama
Keluar Pertama (MPKP)
perpetual pada “ UD Yela
Bakery”
Metode
Penelitian
Teknik Analisa
Data:
1. Dengan cara
mengumpulkan
data-data yang
sesuai dengan
permasalahan
yang akan
dibahas
berdasarkan
teori yang
bersumber dari
penelitian
keperpustakaan
, kemudian
berdasarkan
teori-teori yang
ada, penulis
Teknik Analisa Data:
1.
Dengan cara
mengumpilkan
data-data yang sesuai
dengan permasalahan
yang akan dibahas
berdasarkan
teori-teori yang bersumber
dari penelitian
keperpustakaan,
kemudian
berdasarkan
teori-teori yang
ada,penulis dapat
menggambarkan
mengenai metode
penilaian persediaan
yang tepat bagi
Teknik Analisa Data:
1. Menguraikan
permasalahan dengan
cara
menumpulkan
data-data yang sesuai
dengan permasalahan
yang akan di bahas
berdasarkan teori-teori
yang bersumber dari
penelitian kepustakaan,
kemudian berdasarkan
teori-teori yang ada,
penulis
dapat
memberikan gambaran
mengenai
metode
penilaian persediaan
bagi perushaan.
dapat
menggambarka
n mengenai
metode
penilaiaan
persediaan
yang tepat bagi
perusahaan.
2. Mengumpulkan
data persediaan
awal,
pembelian dan
penjualan,
laporan
laba/rugi dan
neraca
membuat kartu
persediaan
dengan
menggunakan
metode FIFO
Perpetual.
Membadingkan
neraca yang
dibuat oleh
perusahaan
menggunakan
meted fisik
dengan neraca
yang di
sarankan
menggunakan
metode FIFO
Perpetual.
perusahaan.
2. Mengumpulkan data
dari data persediaan
awal, pembelian dan
penjualan,laporan
laba rugi/neraca,
membandingkan
neraca yang dibuat
oleh perusahaan
menggunakan fisik
dengan neraca yang
disarankan
menggunakan
metode FIFO
Perpetual.
ada, penulis membuat
kartu
persediaan
dengan menggunakan
metode
MPKP
perpetual.
3. Pencatatan
transaksi
penjualan
produk
barang
jadi
dengan
metode
MPKP
perpetual selama tiga
bulan dari 01 Januari –
31 Maret 2017.
Hasil
Penelitian
Adanya perbedaan
analisa akhir
dengan penerapan
metode penilaian
FIFO sebesar
Rp.31.453.300 dan
metode rata-rata
tertimbang sebesar
Adanya perbedaan analisa
akhir dengan penerapan
metode penilaan FIFO
sebesar
Rp.57.280.500
dan
metode
rata-rata
tertimbang
sebesar
Rp.56.151.000
yaitu
Rp.7.617.562 yaitu
selisih Rp.5.638
27
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Oprasional Variabel
Agar tidak salah dalam mengartikan maksud untuk suatu istilah pokok
yang sangat penting dalam suatu penelitian, maka perlu adanya variable
sebagai pedoman. Variable-variabel yang penulis kumpulkan dalam penelitian
ini terdiri dari
“Persediaan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha
perusahaan”. Zaki Baridwan (2013:149)
Penilaian persediaan adalah penentuan nilai persediaan yang di
cantumkan dalam neraca, dimana persediaan akhir bisa dihitung harga
pokoknya dengan menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok
persediaan akhir, tetapi nilai ini tidak terlalu tampak dalam neraca, jumlah
yang dicantumkan dalam neraca tergantung metode penilaian yang digunakan.
(Zaki baridwan, 2013:183)
Penilaian dan pencatatan persediaan barang jadi menggunakan metode
Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) perpetual di UD Yela Bakery untuk
menilai produk barang jadi masuk dan keluar dalam kegiatan penjualan 3
bulan pada periode 01 Januari – 31 Maret 2017 . Dari populasi roti, sampel
yang diambil adalah 6 macam roti yaitu Roti Manis,Roti nanas, Roti
strawberry, Roti srikaya, Roti Kelapa, dan Roti Coklat.
Metode MPKP (Masuk pertama Keluar Pertama) setiap jenis persediaan
dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu
persediaan. Rincian dalam buku pembantu bias diawasi dari rekenig control
persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk
mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk
mencatat pembelian, penjualan, dan saldo persediaan. Zaki Baridwan
(2013:151)
B. Jenis penelitian
Studi kasus adalah suatu penelitian yang di lakukan secara intensif,
terperinci dan mendalam terhadap organisasi, lembaga atau instansi tertentu.
Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian studi kasus hanya meliputi daerah
atau sebyek yang sangat sempit. Hasil penelitian hanya berlaku bagi kasus itu
sendiri
Jenis penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan atau mencatat data, Baik yang berupa data primer maupun
data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah
dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan
pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang
akan di peroleh .Husein umar (2005:303).
Pada penulisan tugas akhir ini penulis hanya meliputi daerah atau subjek
yang berlaku bagi kasus itu sendiri berupa pencatatan dan penilaian
persediaan produk barang jadi dengan menggunakan Metode Masuk Pertama
Keluar Pertama (MPKP) Perpetual selama periode 01 Januari – 31 Maret 2017
dan penelitian yang akan di lakukan oleh penulis adalah studi pada “ UD Yela
Bakery”
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah:
a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berupa angka-angka dan merupakan
jenis data yang berupa uraian-uraian atau penjelasan berupa struktur
organisasi dan sejarah singgkat UD Yela Bakery. (Sugiono, 2013:426).
Contohnya seperti gambar yang diperoleh dari perusahaan.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka yang dapat
dihitung serta mempunyai satuan tertentu dan dapat di oprasikan secara
matematis. (Sugiono, 2013:426). Contohnya seperti data persediaan,
pembelian, penjualan, laporan rugi/laba, neraca dan catatan lainya pada
UD Yela Bakery.
2. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung melaui dari UD
Yela Bakery seperti Struktur Organisasi perusahaan dan sejarah
singkat perusahaan. (Sugiono,2013:328)
b. Data Sekunder
Data ini dapat melalui orang lain atau melalui dokumen yang
bersangkutan. Data sekunder dalam penelitian ini seperti dokumentasi,
daftar persediaan awal, pembelian, penjualan, neraca, dan laporan laba
rugi. (Sugiono,2013:208)
D. Teknik Pengunpulan Data
Dalam rangka pengumpulan data dalam penyusunan TA ini penulis
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu:
1. Penelitian lapangan
Penelitian di lakukan dengan cara melakukan peninjauan langsung
pada UD Yela Bakery untuk mendapatkan informasi serta keterangan
yang lengkap.
Adapun cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi, yaitu penulis mengamati langsung di UD Yela Bakery untuk
mengetahui kegiatan yang ada di perusahaan.
b. Wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara mengenai kegiatan
tentang pencatatan seperti daftar persediaan awal, pembelian,
penjualan, neraca, dan laporan laba rugi di UD Yela Bakery.
2. Penelitian kepustakaan
Penelitian ini di lakukan untuk pengumpulan data-data dari
sumber-sumber lain, yang berhubungan dengan masalah. Dimana penulis
mempelajari buku-buku untuk memperoleh data-data yang berkaitan
dengan penelitian ini.
E. Teknik Analisa Data
Analisa data di lakukan berdasarkan data yang di peroleh dari penelitian
lapangan dan kepustakaan dengan menggunakan analisa sebagai berikut:
1. Menguraikan permasalahan dengan cara menumpulkan data yang sesuai
dengan permasalahan yang akan di bahas berdasarkan teori yang
bersumber dari penelitian kepustakaan, dan penulis dapat memberikan
gambaran mengenai metode penilaian dan pencatatan persediaan bagi
perushaan.
2. Pencatatan transaksi produk barang jadi yang masuk dan keluar dengan
metode MPKP perpetual selama tiga bulan dari 01 Januari– 31 Maret
2017.
3. Berdasarkan data yang ada, penulis membuat kartu persediaan untuk
produk barang jadi dengan menggunakan metode MPKP perpetual.
4. Menghitung laporan Laba/Rugi dari enam barang jenis roti selama tiga
bulan 01 Januari-31 Maret 2017.
32
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah UD Yela Bakery
UD Yela Bakery merupakan sebuah industri rumah tangga yang
bergerak di bidang pembuatan roti. Usaha dagang milik Bapak Budiman ini
berasal dari warisan orang tua. Dalam kegiatan sehari-harinya perusahaan ini
menggunakan tenaga mesin dan manusia.
Dalam menjalankan usahanya, UD Yela Bakery Banjarmasin adalah
perusahaan perorangan yang dimiliki oleh Bapak Muhammad Budiman yang
bergerak di bidang pembuatan roti beralamat di Jalan Gunung Sari No. 30 Rt.
13 yang berdiri sejak tahun 2006 dengan No. SP
503/B.39/IUI-XII/BP2TPM/2010.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu bagian yang menggambarkan dan
menerangkan jalannya tanggung jawab dan wewenang yang ditetapkan atas
jabatan-jabatan dari perusahaan. Setiap perusahaan pasti memiliki struktur
organisasi yang berbeda-beda. Baik dari perusahaan besar maupun perusahaan
kecil. Perusahaan besar dengan struktur organisasi yang telah terstruktur
dengan baik dan perusahaan kecil memiliki struktur organisasi yang cukup
sederhana tetapi pembagian tanggung jawab yang tepat dan terlaksana dengan
baik.
UD Yela Bakery memiliki struktur organisasi yang sangat sederhana.
Kesederhanaan ini memungkinkan pemimpin melakukan pengawasan dengan
mudah dan cepat.
Berikut ini bentuk struktur organisasi Usaha Dagang Yela Bakery yang dapat
penulis sajikan adalah sebagai berikut:
Bagan 1
Struktur Organisasi UD Yela Bakery
Sumber: UD Yela Bakery
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi pada jabatan
yang ada dalam struktur organisasi Usaha Dagang Yela Bakery adalah sebagai
berikut:
a. Pimpinan
Seorang pimpinan bertugas dan bertanggung jawab untuk
mengkoordinir semua kegiatan bawahannya yang ada dalam struktur
organisasi. Pimpinan Usaha Dagang Yela Bakery juga berlaku sebagai
pemilik dari usaha ini.
b. Bagian keuangan
Bagian keuangan ini dipegang juga oleh pemilik karena perusahaan
ini merupakan milik perseorangan. Oleh karena itu tanggung jawab bagian
keuangan sepenuhnya ditangani oleh pemilik.
c. Produksi
Tugas bagian produksi adalah mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan daam proses produksi agar setiap proses produksi terjamin
kelancarannya. Pada bagian produksi ini terdiri dari beberapa sub bagian
yaitu bagian pengadonan, bagian oven, dan bagian pembungkusan.
1) Yang dilakukan oleh bagian pengadonan
Pertama-tama menyiapkan bahan-bahan untuk membuat roti.
Setelah bahan siap, semua bahan bahan tersebut dicampurkan menjadi
satu menjadi adonan. Setelah itu dibagi dan dimasukkan kedalam
loyang.
2) Yang dilakukan bagian oven
Setelah dimasukkan dalam loyang baru dilakukan pengovenan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3) Yang dilakukan pada bagian pembungkusan
Plastik unuk pembungkusan disiapkan setelah dikeluarkan dari
oven, selanjutnya yang dilakukan adalah membagi dan membungkus roti
sesuai dengan yang diperlukan.
d. Penjualan
Penjualan melakukan semua kegiatan yang berhubungan dengan
memasarkan dan me njual hasil produksi perusahaan. Dan semua kegiatan
pemasaran ini langsung ditangani oleh pemilik sendiri.
3. Metode Pencatatan Persediaan UD Yela Bakery
Melihat kenyataan yang ada pada “UD Yela Bakery”, selama ini
melakukan cara penjualan dengan dua cara yaitu yang pertama penjualan
produk barang jadi dengan menerima order melalui SMS dan yang kedua yaitu
penjualan produk secara rutin dalam satu minggu. Untuk cara yang penjualan
pertama, SMS yang diterima berisi informasi tentang nama produk yang di
inginkan, kemudian berapa jumlah produknya, dan tanggal berapa produk
yang dipesan. SMS tersebut disimpan sebagai data penjualan. Dan untuk cara
penjualan yang kedua, secara rutin dilakukan dalam satu minggu, perusahaan
memproduksi sebanyak 6.000 bungkus di hari pertama kemudian menjualnya
ke satu distributor, namun apabila distributor hanya meinginkan produk
tersebut kurang dari 6.000 bungkus maka produk yang masih tersisa tersebut
dijual kembali di hari selanjutnya kepada pelanggan lainnya. Penjual tidak
melakukan pencatatan terhadap penjualan dan sisa produk ini.
Perusahaan tidak melakukan pencatatan secara berkesinambungan
terhadap saldo persediaan. Apabila hal ini berlarut-larut maka akan membawa
akibat terhadap ketidak akuratan laporan keuangan yang di sajikan
perusahaan, sehingga sulit bagi manajemen mengambil keputusan sehubungan
dengan kebijaksanaan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
4. Metode Penilaian Persediaan Pada UD Yela Bakery
Untuk menentukan metode yang sebaiknya diterapkan dalam peraktek
dunia usaha, maka haruslah dapat ditentukan sistem yang dapat menciptakan
adanya tindakan saling koreksi di antara bagian-bagian yang terlibat dalam
transaksi-transaksi yang berhubungan dengan arus keluar masuknya persediaan
barang jadi pada perusahaan. Dengan terciptanya keadaan yang saling control
antara bagian tersebut, akan mewujudkan adanya suatu sistem pengendalian
yang dapat memecahkan tidak ada penyelewengan atas persediaan barang jadi
yang dimiliki perusahaan, menyediakan pencatatan akuntansi yang dapat
memberikan informasi yang memadai yang sangat berguna bagi pimpinan dan
pihak-pihak lain dalam pengambilan keputusan.
Adapun data yang dapat dipaparkan sehubungan dengan persediaan
guna membuat kartu persediaan menggunakan metode MPKP (Masuk Pertama
Keluar Pertama) Perpetual . Berikut data persediaan awal, data produk jadi, dan
data penjualan pada ” UD Yela Bakery”.(Lihat Tabel 2,3,4,)
Tabel 2
Persediaan Awal Barang Jadi
UD Yela Bakery
Per 1 Januari 2017
No
Nama Roti Bungkus Harga Jumlah1
Manis 25 Rp 747 Rp 18.4752
Nanas 28 Rp 509 Rp 14.1963
Strawberry 23 Rp 509 Rp 11.6614
Srikaya 35 Rp 509 Rp 17.7455
Kelapa 22 Rp 509 Rp 18.7596
Coklat 20 Rp 592 Rp 14.750 Jumlah 173 Rp 95.586Sumber : UD Yela Bakery
Tabel 3
Daftar ProdukJadi
UD YelaBakry
Periode 1 Januar-31Maret2017
No Nama Roti Bungkus Harga Jumlah 1 Manis 91.050 Rp 747 Rp 67.285.950 2 Nanas 18.270 Rp 509 Rp 9.262.890 3 Strawberry 17.480 Rp 509 Rp 8.862.360 4 Srikaya 15.610 Rp 509 Rp 7.914.270 5 Kelapa 15.250 Rp 509 Rp 7.731.750 6 Coklat 24.550 Rp 592 Rp 14.484.500
Sumber : UD Yela Bakery
Tabel 4
Daftar Penjualan
UD Yela Bakery
Periode 1 Januari – 31 Maret 2017
No Nama Roti Bungkus Harga Jumlah 1 Manis 92.086 Rp 3.000 Rp 276.258.000 2 Nanas 18.279 Rp 800 Rp 14.623.200 3 Strawberry 17.477 Rp 800 Rp 13.981.600 4 Srikaya 15.611 Rp 800 Rp 12.488.800 5 Kelapa 15.259 Rp 800 Rp 12.207.200 6 Coklat 24.552 Rp 800 Rp 19.649.600
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Metode Penilaian dan Pencatatan Persediaan pada UD Yela Bakery
Melihat dari kenyataan yang ada pada UD Yela Bakery, tidak
menggunakan metode dalam penilaian persedian barang dagangnya, UD Yela
Bakery, hanya mencatat jumlah unit persediaan dengan menggunakan buku
catatan baiasa yang dicatat setiap kali ada transaksi penjualan.
2. Evaluasi Terhadap Sistem Pencatatan Persediaan Barang Jadi
Berdasarkan evaluasi terhadap analisis yang digunakan oleh UD Yela
Bakery, selama ini, yang masih sederhana seperti menerima order melalui
SMS dan penjualan produk secara rutin.
Sistem Pencatatan perpetual mempunyai beberapa keunggulan penting
pertama yaitu dibuatkan rekening sendiri-sendiri. Setiap terjadi transaksi
penjualan dan pembelian barang dagang dicatat pada buku sehingga dengan
cepat dapat diketahui persediaan akhir. Sistem pencatatan perpetual memiliki
pencatatan persediaan yang dilakukan setiap terjadi transaki yang
mempengarui persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo
yang sebenarnya. Pencatatan transaksi dalam perkiran persediaan, adalah
berdasarkan harga pokok penjualan, baik transaksi pembelian maupun
penjualan.
Penulis menggunakan metode yang lebih tepat berdasarkan kondisi
persediaan roti yang dimiliki UD Yela Bakery, yaitu metode MPKP (Masuk
Pertama Keluar Pertama)-Perpetual. Metode MPKP Perpetual layak apabila
dilihat dari harga pasar, karena dapat menghindari adanya harga yang berubah
sewaktu-waktu, serta kondisi roti yang cepat rusak sehingga penulis
menyarankan untuk mengguanakan metode ini untuk menyajikan nilai
persediaan.
Melihat data dari UD Yela Bakery selama bulan Januari-Maret 2017,
UD Yela Bakery telah melakukan proses produksi dan jual roti sebagaimana
penjelasan sebelumnya. Berdasarkan data tersebut, maka nilai persediaan roti
UD Yela Bakery dapat dihitung dengan menggunakan metode MPKP (Masuk
Pertama Keluar Pertama) Perpetual terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5
Kartu Persediaan Metode (MPKP) Perprtual
Roti Manis
Periode 1 Januari – 31 Maret 2017
Kemasan
Bungkus Harga Jumlah Bungkus Harga Jumlah Bungkus Harga Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Saldo awal 25 777 19.425 01/01/2017 1100 777 854.700 1125 777 874.125 1000 777 777.000 125 777 97.125 02/01/2017 1100 777 854.700 1225 777 951.825 1098 777 853.146 127 777 98.679 03/01/2017 1100 777 854.700 1227 777 953.379 1069 777 830.613 158 777 122.766 04/01/2017 1000 777 777.000 1158 777 899.766 1022 777 794.094 136 777 105.672 05/01/2017 1000 777 777.000 1136 777 882.672 811 777 630.147 325 777 252.525 06/01/2017 1100 777 854.700 1425 777 1.107.225 1206 777 937.062 219 777 170.163 07/01/2017 1500 777 1.165.500 1719 777 1.335.663 1056 777 820.512 663 777 515.151 08/01/2017 600 777 466.200 63 777 48.951 09/01/2017 1100 777 854.700 1163 777 903.651 1124 777 873.348 39 777 30.303 10/01/2017 1100 777 854.700 1139 777 885.003 1118 777 868.686 21 777 16.317 11/01/2017 1100 777 854.700 1121 777 871.017 1092 777 848.484 29 777 22.533 12/01/2017 1100 777 854.700 1129 777 877.233 1075 777 835.275 54 777 41.958 Tanggal Produk Jadi Penjualan Saldo
Nama Roti : Manis Bungkus