• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan hingga pembahasan, dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1. Gaya Kata (Diksi)

Pada naskah film Kembang Polaria karya H. Erman dan Danil, gaya kata terdiri dari lima bagian yaitu kata konotatif, kata konkret, kata serapan dari bahasa asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan untuk memperkuat nilai rasa. Kata konkret berfungsi untuk mengungkapkan berbagai pesan penting dengan tegas dan jelas. Kata serapan dari bahasa asing berasal dari bahasa Arab dan Inggris. Kata sapaan khas atau nama diri yang paling banyak digunakan adalah kata kau (kamu). Sedangkan, kata vulgar bertujuan untuk menyatakan sebuah ungkapan perasaan secara jujur, kurang terkontrol, tidak memperhatikan etika kesopanan, dan sebaiknya kata ini tidak dicontoh. Kata vulgar digunakan pada situasi yang tepat seperti pada saat tokoh marah, terkejut, atau meraca terancam.

2. Gaya Kalimat

Gaya kalimat yang digunakan pada naskah film Kembang Polaria karya H. Erman dan Danil terdiri dari tiga jenis kalimat. Ketiga jenis kalimat tersebut adalah kalimat yang susunan subjek predikatnya dibalik, kalimat pendek, dan

(2)

commit to user

kalimat repetisi (perulangan). Sebagai kalimat dalam karya sastra, tentu saja kalimat-kalimat tersebut dibuat secara bebas. Unsur yang paling ditonjolkan pengarang adalah bagaimana caranya agar dapat menimbulkan daya tarik bagi pembaca.

3. Gaya Wacana

Gaya wacana yang dominan pada naskah film Kembang Polaria karya H.

Erman dan Danil adalah gaya wacana repetisi. Wacana jenis ini ditandai dengan terjadinya perulangan kalimat yang menggunakan kata yang sama secara berulang-ulang. Gaya wacana tersebut sengaja dimanfaatkan penulis untuk menekankan atau menegaskan makna tertentu. Dengan gaya wacana repetisi itu gagasan yang diungkapkan ataupun dilukiskan menjadi lebih jelas dan mengesankan.

4. Bahasa Figuratif (Figurative Language)

Bahasa figuratif (figurative language) pada naskah film Kembang Polaria karya H. Erman dan Danil terdiri dari tiga jenis yaitu majas, tuturan idiomatik, dan citraan. Majas yang digunakan dalam naskah film Kembang Polaria adalah majas metafora, simile, personifikasi, metonimia, dan sinekdoki. Melalui kelima majas ini penulis menceritakan tentang keadaan Kembang Polaria secara menyeluruh dan indah. Tuturan idiomatik dalam naskah film Kembang Polaria karya H. Erman dan Danil terlihat pada penggunaan istilah-istilah yang menyatakan tempat, arah, sifat, benda, keadaan, cara, jumlah, dan aktivitas.

(3)

commit to user

Peribahasa yang terdapat pada naskah film Kembang Polaria karya H. Erman dan Danil digunakan untuk menimbulkan makna yang lebih mendalam tentang tokoh cerita.

5. Citraan (Imagery)

Citraan pada naskah film Kembang Polaria karya H. Erman dan Danil meliputi tujuh jenis citraan. Pertama, citraan penglihatan terlukis pada saat pengarang menggambarkan tentang benda, kejadian, serta tempat dan waktu.

Kedua, citraan pendengaran tergambar pada saat pengarang menceritakan tentang suasana dan kejadian, serta aktivitas para tokoh dalam cerita. Ketiga, citraan perabaan mencakup segala sesuatu yang dapat diraba, baik menggunakan tangan, perasaan, maupun angan-angan. Keempat, citraan penciuman berhubungan dengan organ pernapasan. Kelima, citraan gerak yang berupa berbagai gerakan tokoh cerita yang menjadi rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Keenam, citraan pengecapan berkaitan dengan indra pengecapan, seperti mulut dan lidah. Ketujuh, citraan intelektual erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan, baik secara mendalam maupun dangkal, dalam dialog antar tokoh.

6. Relevansi Pengkajian Naskah Film Kembang Polaria Karya H. Erman dan Danil sebagai Pembelajaran Kajian Prosa Fiksi dan Drama di STKIP PGRI Pontianak.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap Ibu Mai Yuliastri Simarmata, M.Pd. dan Ibu Fitriani, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Kajian Prosa Fiksi dan

(4)

commit to user

Drama Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia STKIP PGRI Pontianak dapat dipahami bahwa naskah film Kembang Polaria karya H. Erman dan Danil relevan digunakan dalam pembelajaran Kajian Prosa Fiksi dan Drama di STKIP PGRI Pontianak. Hal tersebut didasarkan pada beberapa alasan seperti yang diungkapkan oleh informan. Pertama, film Kembang Polaria merupakan film bergenre komedi dan bersifat sangat menghibur. Kedua, film Kembang Polaria mengandung nilai-nilai positif yang saat ini sudah diketahui oleh banyak orang.

Ketiga, film Kembang Polaria adalah film yang memiliki kualitas dan digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Keempat, film Kembang Polaria mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Kelima, film Kembang Polaria dapat menjadi salah satu sumber inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa dalam berkarya.

Selain melalui wawancara, relevansi pengkajian naskah film Kembang Polaria karya H. Erman dan Danil sebagai pembelajaran Kajian Prosa Fiksi dan

Drama di STKIP PGRI Pontianak juga dapat diketahui melalui dua hal lain yaitu naskah film Kembang Polaria dan perangkat pembelajaran yang digunakan oleh dosen. Perangkat pembelajaran tersebut mencakup silabus dan RPKPS (Rencana Program Kegiatan Pembelajaran) mata kuliah Kajian Prosa Fiksi dan Drama.

B. Implikasi

Penelitian ini memiliki implikasi dalam dunia pendidikan, sosial, dan budaya. Bagi dunia pendidikan dapat diterapkan dalam pembelajaran sastra di perguruan tinggi. Bagi dunia sosial merupakan cerminan berbagai problema yang

(5)

commit to user

terjadi di masyarakat yang dapat dijadikan pengalaman hidup. Bagi ruang lingkup budaya, dapat diarahkan sebagai upaya pelestarian budaya.

Penelitian tentang stilistika ini dapat direlevansikan sebagai pembelajaran Kajian Prosa Fiksi dan Drama di STKIP PGRI Pontianak. Hal yang melatarbelakanginya adalah karena pendekatan stilistika belum pernah diterapkan dalam proses mengkaji karya sastra, khususnya naskah film, dalam pembelajaran sastra di STKIP PGRI Pontianak. Dengan demikian pendekatan stilistika dapat dipilih sebagai pendekatan alternatif untuk mengkaji karya sastra.

Masalah yang diangkat dalam naskah film Kembang Polaria sangat sederhana namun dapat memberikan motivasi dalam menggapai cita-cita bagi mahasiswa. Sumber motivasi tersebut terdapat pada jalan cerita maupun kisah pembuatan film ini. Semuanya membutuhkan perjuangan. Kesulitan akses dan kesempatan tidak harus menjadi hambatan untuk meraih cita-cita.

Pengarang melalui tokoh Jenal memberikan gambaran bahwa orang yang kurang mampu juga dapat mewujudkan cita-citanya selama dia masih rajin berniat, berusaha, dan berdoa. Peluang juga bisa kita ciptakan melalui usaha pantang menyerah, dengan tetap menjadi diri sendiri dan secara perlahan-lahan melalui proses untuk sukses. Kesuksesan bukan hanya milik orang-orang yang berasal dari kota besar. Kesuksesan milik semua orang yang memiliki cita-cita dan usaha yang besar. Semua ini telah dibuktikan oleh penulis naskah film Kembang Polaria dalam perjuangan memproduksi film Kembang Polaria.

Nantinya diharapkan semangat tersebut dapat menginspirasi mahasiswa untuk

(6)

commit to user

melakukan hal yang sama, atau bahkan lebih baik lagi dibandingkan yang telah dilakukan oleh H. Erman dan Danil.

Proses pengkajian stilistika dalam sebuah karya sastra, khususnya naskah film Kembang Polaria, membuat mahasiswa dapat memahami sebuah karya sastra secara lebih mendalam. Mahasiswa dapat memahami unsur yang terdapat dalam naskah film dari satuan bahasa terkecil hingga terbesar. Dengan terbiasa mengkaji secara lengkap sebuah karya sastra maka lama kelamaan di dalam diri mahasiswa akan tertanam sikap kreatif untuk selalu bereksplorasi dan berpikir secara sitematis.

Naskah film Kembang Polaria memuat tentang konflik-konflik yang muncul dalam masyarakat, seperti hubungan dengan orang tua, saudara, kekasih, teman, dan tetangga. Pengarang melalui para tokoh dalam naskah film ini mencontohkan bahwa masalah yang terjadi dalam masyarakat sangat beragam.

Setiap manuasia pasti akan menghadapi masalah dalam berhubungan sosial, yaitu hubungan manusia dengan manusia lainnnya. Konflik-konflik pasti akan selalu ada di lingkungan masyarakat. Hal tersebut tidak dapat dihindari melainkan harus dihadapi.

Haji Erman dan Danil dalam naskah film Kembang Polaria menggambarkan bahwa suatu masalah tidak boleh dihindari melainkan harus dihadapi dengan sebaik-baiknya. Hal itu pengarang tunjukkan melalui tokoh Jenal yang selalu menghadapi masalah-masalah yang terjadi pada dirinya. Mulai dari masalah ekonomi hingga masalah pada saat ia jatuh cinta kepada Jenab, gadis Desa Polaria. Ditambah lagi tentangan dari Haji Dolah, ayah Jenab, yang sangat

(7)

commit to user

galak. Jenal juga harus menerima kenyataan pahit bahwa Jenab ditunangkan dengan pemuda lain. Namun, dibalik itu semua Jenal tetap semangat untuk merubah nasibnya dengan merantau ke Malaysia. Konflik-konflik yang muncul bukan suatu hambatan untuk meraih sebuah cita-cita. Semua permasalahan yang muncul seharusnya menjadi semangat untuk memotivasi diri dalam meraih mimpi. Kehidupan tokoh dalam novel Kembang Polaria dapat memberikan gambaran yang baik bahwa segala situasi harus dihadapi dengan tegar dan sabar.

Pengarang juga menggambarkan nilai-nilai kearifan lokal melalui tingkah laku tokoh-tokohnya. Nilai-nilai kearifan lokal dihadirkan melalui perilaku positif maupun negatif. Melalui perilaku positif, pembaca dapat memahami untuk mencontohnya dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan melalui perilaku negatif pembaca dapat menjadikan sebagai pelajaran berharga dan menghindari untuk melakukannnya. Hal ini tergambar jelas dari cara menghormati orang tua, cara bersikap kepada teman sebaya, maupun cara melestarikan budaya dan tradisi dari mana kita berasal.

Penelitian ini dapat menjadi cara pengembangan budaya Melayu, khususnya Melayu Sambas. Suatu budaya diteliti menjadi tanda bahwa budaya tersebut masih memiliki eksistensi. Hal tersebut juga dapat menjadi jalan pengenalan masyarakat Melayu Sambas kepada masyakat luas. Pengangkatan naskah film Kembang Polaria karya H. Erman dan Danil untuk dikaji menjadikan masyarakat bukan Melayu akan mengetahui bahwa dalam budaya masyarakat Melayu Sambas mengandung keunikan yang belum tentu dimiliki oleh

(8)

commit to user

masyarakat lain. Akhirnya budaya Melayu Sambas dapat dikenal, tetap terjaga kemurniannya, dan tidak terkalahkan oleh pengaruh globalisasi.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dirumuskan, adapun saran- saran peneliti sebagai berikut:

1. Program Studi

a. Membuat kebijakan untuk meningkatkan kualitas dosen, misalnya dengan memberikan kesempatan kepada dosen untuk studi lanjut dan aktif dalam berbagai penelitian.

b. Cepat tanggap dan berusaha mencari solusi terhadap masalah dalam pembelajaran dengan membuat kebijakan yang senantiasa mendukung kelancaran semua aspek pembelajaran.

c. Mengupayakan dan memfungsikan media pembelajaran, teknologi, dan sarana penunjang pembelajaran yang ada, seperti koleksi buku-buku di perpustakaan, internet, laboratorium bahasa, dan sebagainya.

2. Dosen

a. Dosen sebaiknya menyiapkan perangkat pembelajaran (silabus maupun RPKPS) yang jelas dan matang sebelum proses pembelajaran dilaksanakan.

b. Dosen hendaknya aktif melakukan inovasi dalam pembelajaran, misalnya dengan melakukan pembaharuan menerapkan pendekatan stilistika yang belum pernah digunakan dalam pembelajaran sastra.

(9)

commit to user

c. Dosen sebaiknya sering memberikan arahan dan motivasi kepada mahasiswa untuk berkarya, bukan hanya sebagai penikmat karya sastra.

3. Mahasiswa

a. Mahasiswa hendaknya menyadari bahwa mempelajari karya sastra khususnya tentang naskah film merupakan hal yang penting dan bermanfaat.

b. Mahasiswa sebaiknya rutin berdiskusi, belajar kelompok, dan bertukar pikiran agar dapat mengkaji suatu karya dengan baik.

c. Mahasiswa harus banyak menambah wawasan dan tidak segan-segan untuk meminta bimbingan kepada dosen.

Harapan peneliti semoga apa yang telah diteliti ini dapat memberikan manfaat serta sumbangan pemikiran bagi pengembangan pendidikan, khusunya dalam bidang sastra, bagi para pendidik dan berbagai pihak yang berkepentingan.

Penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan penelitian yang lebih luas.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan bahan ajar tersebut, peserta mendapatkan data pemetaan kompetensi dasar IPA dalam kurikulum 2013 yang membutuhkan bahan ajar berupa LKS

Untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat kecemasan dengan hasil belajar gerak dasar meluncur pada renang gaya bebas Siswa kelas VII A SMP Wiyata Karya

b. V telah membuka 7 kotak suara dari PPK Lebong Utara dan terlihat sibuk seperti ada yang hilang. Pada saat itu salah satu saksi dari Partai Bulan Bintang

Bazı Fiillerden Sonra Gerund Kullanılır. Bu fiillerin sayısı yaklaşık 40 civarındadır. Bunlar yüklem olacakları zaman sonralarında eğer çekilmemiş bir fiil

Peneliti mengangkat tema pencitraan kafe – resto dengan konsep live entertainment pada The Bee’S House Cafe, karena ketertarikan akan tahap – tahap dari strategi pencitraan bagi

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diterapkan dalam mata pelajaran sejarah di SMK telah memperlihatkan bahwa materi yang akan disampaikan pada siswa sesuai

Bentuk-bentuk kepercayaan ini mempunyai fungsi yang Jangsung dengan kebutuh- an-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat agraris misalnya : mengenai perhitungan waktu