• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat belajar a. Pengertian minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003)

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minatpun berkurang. (Hurlock,1999)

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa senang dan tertarik pada bidang/ hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. (Winkel, 1983)

Minat merupakan factor psikologis yang terdapat pada setiap orang. Sehingga minat terhadap sesuatu/ kegiatan tertentu dapat dimiliki setiap orang. Bila seseorang tertarik pada sesuatu maka minat akan muncul.

Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa terjadinya minat itu karena dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu.

(2)

Ciri-ciri minat menurut Hurlock (1999 : 115) adalah :

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

2) Minat bergantung pada kesiapan belajar 3) Minat bergantung pada kesempatan belajar.

4) Perkembangan minat mungkin terbatas.

5) Minat dipengaruhi budaya.

6) Minat berbobot emosional.

7) Minat cenderung bersifat egosentris.

b. Pengertian minat belajar

Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada sebaiknya para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikandengan bahan pengajaran yang lalu dan menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.

(3)

Bila usaha-usaha tersebut tidak berhasil, pengajar dapat memakai intensif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Intensif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian intensif yang akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul.

(Slameto, 2003 : 180-181)

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar.

2. Faktor yang Mempengaruhi Minat belajar

Seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat merasakan manfaat terhadap apa yang dipelajari,baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang dan dirasakan ada kesesuaian dengan kebutuhan yang sedang dihadapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh berkembangnya minat maupun sebaliknya mematikan minat belajar adalah sebagai berikut :

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah factor yang berada dalam diri siswa antara lain : a) Kematangan

Kematangan dalam diri siswa dipengaruhi oleh pertumbuhan mentalnya. Mengajarkan sesuatu pada siswa dapat dikatakan berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan dan potensi-

(4)

potensi jasmani serta rohaninya telah matang untuk menerima hal yang baru.

b) Latihan dan Ulangan

Oleh karena telah terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuanyang dimiliki siswa dapat menjadi semakin dikuasai. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dapat hilang atau berkurang. Oleh karena latihan dan seringkali mengalami sesuatu, maka seseorang dapat timbul minatnya pada sesuatu.

c) Motivasi

Motivasi merupakan pendorong bagi siswa untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat mendorong seseorang, sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu.

Tidak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai dari belajarnya bagi dirinya (Purwanto, 2006 : 103-104).

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah factor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain :

a) Faktor Guru

Seorang guru mestinya mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat diri siswa. Segala penampilan seseorang

(5)

guru yang tersurat dalam kompetensi guru sangat mempengaruhi sikap guru sendiri dan siswa. Kompetensi itu terdiri dari kompetensi personal yaitu kompetensi yang berhubungan dengan kepribadian guru dan kompetensi professional yaitu kemampuan dalam penguasaan segala seluk beluk materi yang menyangkut materi pelajaran, materi pengajaran maupun yang berkaitan dengan metode pengajaran. Hal demikian ini dapat menarik minat siswa untuk belajar, sehingga mengembangkan minat belajar siswa.

b) Faktor Metode

Minat belajar siswa sangat dipengaruhi metode pengajaran yang digunakan oleh guru. Menarik tidaknya suatu materi pelajaran tergantung pada kelihaian guru dalam menggunakan metode yang tepat sehingga siswa akan timbul minat untuk memperhatikan dan tertarik untuk belajar

c) Faktor Materi Pelajaran

Materi pelajaran yang diberikan atau dipelajari bila bermakna bagi diri siswa, baik untuk kehidupan masa kini maupun masa yang akan dating menumbuhkan minat yang besar dalam belajar.

(Hamalik , 2006 : 30-32).

Berbagai faktor tersebut saling berhubungan erat dan dapat pula bersama-sama mempengaruhi minat belajar siswa.

(6)

3. Indikator Minat Belajar

Menurut Safari (2005 : 111) definisi konsep minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar. Definisi operasional : minat belajar adalah skor siswa yang diperoleh dari tes minat belajar yang mengukur aspek : (1) kesukaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian, dan (4) keterlibatan. Dari definisi operasional tersebut dapat disusun kisi- kisi sebagai berikut ini :

1) Kesukaan

a. Gairah siswa saat mengikuti pelajaran matematika b. Respon siswa saat mengikuti palajaran matematika 2) Ketertarikan

a. Perhatian saat mengikuti pelajaran matemtika di sekolah b. Konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran matematika 3) Perhatian

a. Keterlibatan siswa dsaat mengikuti pelajaran matematika

b. Kemauan siswa untuk mengerjakan tugas, bertanya kepada yang lebih mampu jika belum memahami materi dan mencari buku penunjang yang lain saat menemui kesulitan

4) Keterlibatan

a. Kesadaran tentang belajar di rumah

b. Langkah siswa setelah ia tidak masuk sekolah c. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu luang

(7)

d. Kesadaran siswa untuk bertanya

e. Kesadaran untuk mengikuti les pelajaran matematika 4. Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Dalam Sardiman ( 2008 : 95 ) cara membangkitkan minat adalah sebagai berikut :

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

Menurut Winkel ( 1983 : 30 ) perasaan merupakan faktor psikis yang nonintelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat/gairah belajar.

Dengan melalui perasaannya siswa mengadakan penilaian yang agak spontan terhadap pengalaman-pengalaman belajar di sekolah. Penilaian yang positif akan terungkap dala “perasaan senang” (rasa puas, rasa gembira, rasa simpati, dan lain sebagainya). Perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif.

Dalam Winkel ( 1983 : 30 ) guru di SMP dan SMA harus membuat siswa senang dalam belajar, dengan cara antara lain :

a. Membina hubungan akrab dengan siswa, namun tidak bertingkah seperti anak remaja.

b. Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun tidak terlalu mudah.

c. Menggunakan alat-alat pelajaran yang menunjang proses belajar.

(8)

d. Bervariasi dalam cara pengajarannya, namun tidak berganti-ganti metode sehingga siswa menjadi bingung.

5. Hambatan Minat Belajar Siswa

Dalam Winkel ( 1983, 31 ) perasaan tidak senang menghambat dalam belajar, karena tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat dalam belajar, motivasi yang intrinsik juga sukar berkembang.

Dengan demikian suatu sumber gairah/semangat belajar yang seharusnya ada, menjadi tidak ada.

Rasa takut dan rasa cemas juga dapat menghambat minat belajar siswa, karena rasa takut dan rasa cemas yang mendalam membuat siswa tidak tenang, gelisah dan gugup, kalut dalam berfikir dan berperasaan tidak senang.

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Menenurut Baharuddin (2010 : 11) belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan dan sikap.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kata seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman, 2008 : 22). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

(9)

Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman pengalaman.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.

Sedangkan menurut Hilgrad dan Bowl dalam Baharuddin (2010: 13) belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.

Ciri-ciri perubahan tingkah laku belajar menurut Slameto (2003 : 3-4) adalah :

1. Perubahan terjadi secara sadar. Hal ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang- kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

2. Perubahan terjadi dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubhan yang terjadi

(10)

akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3. Perubahan dalam nelajar bersifat positif dan aktif. Dalam perbuatan belajar perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih dari sebelumnya. Dengan demikian semakin banyak usaha belajar itu dilakukan, maka semakin banyak dan semakin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja seperti berkeringat, keluar air mata, bersin dan sebagainya tidk dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses bersifat menetap atau permanen. Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

Perbuatan belajar terarah padaperubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh seseorang melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, maka sebagai

(11)

hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

2. Prestasi Belajar

Ada hasil-hasil belajar yang bersifat lebih terbatas dan kemungkinan untuk mengalihkannya ke bidang studi yang lain lebih terbatas seperti informasi verbal dan keterapan motorik. Terdapat pula hasil-hasil belajar yang mendukung kemungkinan untuk dialihkan secara lebih luas ke berbagai bidang studi, bahkan menjadi bekal untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam banyak bidang kehidupan, seperti banyak konsep, kaidah, siasat-siasat mengatur kognitif, dan sikap. Semakin lepas pengertian, pemahaman, pengaturan kegiatan kognitifnya sendiri, dan sikap itu dari kaitan dengan bidang studi tertentu, maka semakin meningkat pula kemungkinan hasil-hasil itu diterapkan dan dimanfaatkan secara luas (Winkel, 1999).

Setiap proses belajar akan melibatkan semua tahapan-tahapan belajar.

Guru harus dapat mempengaruhi informasi untuk disimpan pelajar. Respon yang aktif dari pelajar merupakan elemen yang penting dalam belajar. Hal ini sangat menunjang terhadap keberhasilan siswa dalam menempuh suatu program pengajaran menunjukkan adanya suatu proses perolehan informasi pada sejumlah bahan belajar mengajar yang dapat dikuasai oleh murid dalam jangka waktu tertentu dengan melalui pengukuran prestasi belajar.

Sebagai contoh dalam pengisian hasil laporan nilai akhir semester dalam

(12)

rapor tidak mungkin dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu mengadakan tes (pengakuan prestasi) dengan menggunakan alat pengukur tes tersebut, maka dapatlah diketahui kemampuan siswa melalui prestasi belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam melakukan aktivitas belajarnya dalam kurun waktu tertentu.

Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah ini sering digunakan untuk sebutan penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian ini digunakan oleh guru untuk mengukur seberapa besar siswa mampu menerima materi yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan pembelajaran. Istilah prestasi belajar ini terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.

Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain sabagai: indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, lambang pemuasan hasrat ingin tahu, bahan informasi dalam inovasi pendidikan, indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan dan indikator daya serap (kecerdasan peserta didik).

(13)

C. Model Pembelajaran Course Review Horay 1. Pengertian

Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak’hore!’ atau yel-yel lainnya yang disukai.

Menurut Rusman (2011 : 209) Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan ketrampilan sosial.

Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil secara acak. Dan siswa akan bekerjasama dengan kelompoknya dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Jadi, model pembelajaran course review horay ini merupakan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan guru agar dapat tercipta suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih menyenangkan. Sehingga para siswa merasa lebih tertarik. Karena dalam model pembelajaran course review horay ini, apabila siswa dapat menjawab pertanyaan secara benar

maka siswa tersebut diwajibkan meneriakan kata “hore” ataupun yel-yel yang disukai dan telah disepakati oleh kelompok maupun individu siswa itu sendiri.

(14)

Model pembelajaran course review horay juga merupakan suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus langsung berteriak “horay” atau menyanyikan yel-yel kelompoknya.

Melalui Pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukkan kelompok kecil.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Course Review Horay menurut Hanafiah (2009 : 50) meliputi :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru menyajikan materi.

c. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.

e. Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kartu atau kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru.

f. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

g. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

(15)

h. Bagi yang benar,siswa memberi tanda check list ( √ ) dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya.

i. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay .

j. Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay.

k. Penutup

3. Kelebihan Pembelajaran Course Review Horay

a. Pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya.

b. Pembelajarannya tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.

c. Siswa lebih semangat belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan

d. Melatih kerjasama

4. Kelemahan Pembelajaran Course Review Horay a. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan b. Adanya peluang untuk curang

(16)

D. Materi

Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah Geometri dan Pengukuran.

Dengan indikator pencapaian kompetensi yang akan digunakan dalam penelitian adalah

a. Menemukan rumus volume kubus dan balok b. Menghitung volume kubus dan balok

c. Menemukan rumus volume prisma d. Menghitung volume prisma

e. Menemukan rumus volume limas f. Menghitung volume limas

E. Kerangka Pikir

Indikator Minat Belajar Prestasi Belajar

Kesukaan Prestasi belajar siswa rendah yaitu

45,6 % tuntas dan 54,84 % belum tuntas dari 31 siswa berdasarkan hasil ujian semester ganjil kels VIII B MTs Ma’arif NU 1 Sokaraja dengan KKM yang ditetapkan sekolah adalah 68.

Ketertarikan Perhatian Keterlibatan

Berdasarkan hasil angket indicator minat belajar dan data yang diperoleh bahwa prestasi belajar di atas dinyatakan masih rendah

Langkah-langkah pembelajaran Course Review Horay 1. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

2. Menyajikan atau mendemonstrasikan materi 3. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok

4. Menguji pemahaman siswa secara berkelompok dengan membagikan lembar kerja yang berupa kotak-kotak

(17)

5. Membacakan soal secara acak dan meminta siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak

6. Mendiskusikan soal dengan siswa

7. Meminta siswa yang menjawab benar untuk berteriak “horay”

8. Memberi penghargaan bagi kelompok yang paling banyak berteriak

“horay”

Dengan adanya perlakuan pembelajaran Course Review Horay diharapkan indikator minat belajar dan prestasi belajar yang telah disebutkan di atas dapat meningkat

Model pembelajaran ini terdiri dari 8 langkah. Pada langkah 1 yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar dan langkah 2 yaitu menyajikan dan mendemonstrasikan materi ini dapat meningkatkan indicator minat yang ke 1 yaitu kesukaan. Guru membuka pelajaran dengan ramah dan menunjukan kesan pertama yang menyenangkan maka siswa memiliki gairah dan respon untuk belajar. Pada langkah 3 yaitu membagi siswa dalam kelompok-kelompok dan langkah 4 yaitu menguji pemahaman siswa dengan membuat kotak-kotak sesuai yang diperintahkan guru, ini sesuai dengan indicator minat yang ke 2 yaitu ketertarikan. Dengan guru meminta siswa membuat kotak yang berjumlah 9 kotak maka akan memunculkan perhatian dan konsentrasi siswa dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Kemudian pada langkah 5 yaitu membacakan soal secara acak dan meminta siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak, ini sesuai dengan indicator minat ke 3 yaitu perhatian, akan menumbuhkan rasa perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa akan lebih fokus dengan kelompoknya, selain itu juga siswa akan lebih berkonsentrasi dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru.

(18)

Selanjutnya pada langkah ke 6 yaitu mendiskusikan soal dengan siswa dan langkah 7 yaitu meminta siswa yang menjawab benar untuk berteriak “horay”

ini sesuai dengan indicator ke 4 yaitu ketrlibatan,dengan mendiskusikan soal dengan siswa dan meminta siswa yang menjawab benar unuk berteriak “horay”

maka akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang nantinya akan mendorong siswa tersebut untuk terlibat dalam diskusi baik dengan kelompok maupun dengan guru. Siswa akan lebih senang dan bersemangat karena jika soal yang diberikan oleh guru berhasil dijawab dengan benar, maka semua anggota kelompok yang jawabanya benar berhak untuk berteriak “horay”.

Kemudian pada langkah terakhir yaitu langkah ke 8, bagi kelompok yang paling banyak berteriak “horay” akan mendapat penghargaan berupa ucapan selamat dari guru dan tepuk tangan dari kelompok lainnya. Dan bagi kelompok yang belum maksimal dalam mengerjakan soal dari guru, diberi semangat agar dalam pertemuan selanjutnya lebih teliti lagi, dan memperbanyak belajar di rumah. Dengan demikian minat dan prestasi belajar siswa kelas VIII B MTs.

Ma’arif NU 1 Sokaraja diharapkan akan meningkat setelah dilaksanakan penelitian dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan dapat dirumuskan hipotesis yaitu dengan menggunakan model pembelajaran course review horay minat dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII B Mts Ma’arif NU 1 Sokaraja meningkat.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh leverage, profitability, size, age, dan sales growth terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur sub sektor

Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara dapat melakukan intervensi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam setiap pelanggaran

Saat admin mengklik tombol “Change” maka akan muncul dialog box untuk memastikan apakah admin yakin untuk mengganti password atau tidak.. Jika admin mengklik “No” maka

Jika izin anda sudah divalidasi oleh team validator SIMPEL PPA, maka anda sudah bisa mengisi laporan bulanan, kemudian klik menu laporan bulanan pada panel sebelah kiri, maka pada

Perlakuan kombinasi antara variasi media dan jenis bakteri dengan nilai absorbansi tertinggi pada hari ketiga adalah kombinasi antara Bacillus subtilis dengan

Aku dapat menggunting dengan rapi gambar panca indera lalu aku tempelkan pada kotak yang merupakan kegunaan dari panca indera tersebut (jangan lupa kirimkan foto hasil

Berdasarkan pengujian hipotesis, hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen dan kontrol menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan data hasil belajar IPA

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu baik di lembaga-lembaga, organisasi