• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 42 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 42 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO

NOMOR 42 TAHUN 2001

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR : 25 TAHUN 2001

TENTANG

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

KABUPATEN WONOSOBO

(2)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO

NOMOR 42 TAHUN 2001

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR : 25 TAHUN 2001

T E N T A N G

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN WONOSOBO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO

Menimbang :

a. bahwa dengan diberlakukannya Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, maka untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas serta peningkatan efisiensi dan efektifitas Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo serta untuk menjamin terselenggaranya kegiatan perusahaan atas dasar prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang sehat, maka perlu ditetapkan ketentuan-ketentuan yang mengatur Kepentingan Perusahaan dan Kepegawaian di perusahaan Daerah Air Minum ; b. bahwa untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat maka pengelolaan kepegawaian perusahaan perlu untuk lebih ditingkatkan dan diarahkan pada profesionalisme maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo nomor 2 Tahun 1994 tentang PDAM Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo perlu disesuaikan dengan perkembangan keadaan ;

(3)

c. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a dan b diatas maka perlu diadakan pengaturan kembali Perusahaan Daerah Air Minum dalam Peraturan Daerah.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42, diundangkan pada tanggal 8 Agustus) ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 23) ;

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70) ;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang tata cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah ;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1997 tentang Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum ;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nonor 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan perusahaan Daerah Air Minum ;

8. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum ;

(4)

9. Keputusan menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2000, tentang Pedoman Kepegawaian perusahaan Daerah Air Minum ; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo

nomor A-113 Tahun 1976 tentang Pendirian perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo.

Dengan persetujuan :

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN WONOSOBO.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Wonosobo ;

b. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Wonosobo ; c. Bupati adalah Kepala Pemerintah Kabupaten Wonosobo ;

d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Wonosobo yang selanjutnya disebut DPRD ;

e. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Aji Kabupaten Wonosobo adalah yang selanjutnya disebut PDAM ;

(5)

f. Badan pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo ;

g. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo ;

h. Pegawai adalah Pegawai atau Karyawan Perusahaan Air Minum Kabupaten Wonosobo yang diangkat dan diberhentikan oleh Direksi ;

i. Ijasah adalah Ijasah atau Surat Tanda Tamat Belajar atau Surat Keterangan Pengganti lain yang sah secara hukum ;

j. Gaji pokok adalah gaji pokok yang diberikan kepada pegawai sesuai dengan Peraturan yang berlaku ;

k. Penghasilan adalah gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada Pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku ;

1. Dapenma Pamsi adalah penyelenggara dana pensiun bersama Perusahaan Daerah Air Minum Seluruh Indonesia.

BAB II

STATUS DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 2

PDAM berstatus Badan Usaha Milik Daerah yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo Nomor A. 113/1976 Tahun 1976 tentang Pendirian Perusahaan Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo.

Pasal 3

PDAM berkedudukan dan berkantor pusat di Ibukota Kabupaten Wonosobo dan dapat membuka cabang maupun perwakilan.

BAB III

SIFAT, TUJUAN DAN BIDANG USAHA Pasal 4

Sifat Usaha PDAM adalah menyelenggarakan pelayanan umum di bidang air minum.

(6)

Pasal 5 Tujuan usaha PDAM adalah :

a. Menunjang pembangunan daerah ;

b. Menunjang pembangunan ekonomi Nasional ;

c. Memberikan pelayanan kebutuhan air minum yang memenuhi syarat-syarat kesehatan kepada masyarakat ;

d. Menghimpun dana sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.

Pasal 6 Bidang Usaha PDAM adalah :

a. Membangun, memelihara dan menjalankan operasi sarana penyediaan air minum ; b. Menyelenggarakan pelayanan air minum kepada masyarakat dengan kualitas standar

dan jumlah yang cukup secara tertib dan teratur ;

c. Melaksanakan kewenangan Pemerintah Kabupaten dalam menyelenggarakan pengaturan dan pengelolaan sumber-sumber mata air ;

d. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam pemakaian air agar dapat bermanfaat secara merata dan efisien.

BAB IV M O D A L

Pasal 7

(1). Modal PDAM pada saat berdiri adalah sebagaimana tercantum dalam pasal 7 Peraturan Daerah Tingkat II Wonosobo Nomor : A-113/1986 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo ;

(2). Permodalan PDAM 100 % (seratus persen) adalah milik Pemerintah Kabupaten ; (3). Semua alat likuid PDAM disimpan dalam Bank Pemerintahan.

(7)

BAB V

PENGELOLAAN PERUSAHAAN Pasal 8

PDAM dikelola berdasar prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang sehat dengan tetap memperhatikan fungsi pelayanan umum untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

BAB VI P E N G U R U S

Pasal 9 Pengurus PDAM terdiri dari :

a. Direksi;

b. Badan Pengawas.

BAB VII D I R E K S I Bagian Pertama

Pengangkatan Pasal 10

(1). Anggota Direksi diangkat oleh Bupati atas usaha Badan Pengawas ;

(2). Untuk dapat diangkat sebagai anggota Direksi, harus memenuhi persyaratan umum sebagai berikut :

a. Warga Negara Indonesia;

b. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. Setia dan Taat kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah;

d. Sehat Jasmani dan Rohani;

(8)

e. Batas usia pada saat diangkat pertama kali berumur paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun dan paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun;

f. Berdomisili di Kabupaten Wonosobo;

g. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan Keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

h. Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai suatu instansi baik instansi Pemerintah maupun Swasta;

i. Tidak ada hubungan keluarga dengan Bupati atau sebagai anggota Badan Pengawas atau dengan anggota Direksi sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipat.

(3). Syarat-syarat khusus adalah sebagai berikut :

a. Minimal berijasah Sarjana Muda / D III dan lebih diutamakan memiliki Ijasan Sarjana (S1);

b. Mempunyai kepribadian dan sifat-sifat kepemimpinan;

c. Memiliki pengetahuan luas, cakap dan pengalaman manajerial minimal 5 (lima) tahun;

d. Jujur serta bertanggungjawab;

e. Membuat dan menyajikan proposal tentang visi dan misi PDAM.

(4). Pengangkatan Direksi ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 11

(1). Jumlah anggota Direksi paling banyak 3 (tiga) orang dan seorang diantaranya ditetapkan sebagai Direksi Utama ;

(2). Eselonisasi Direksi disertakan, sebagai berikut :

a. Direksi Utama disertakan, dengan Jabatan Wselon II/b;

b. Direktur Umum dan Direktur Tehnik disertakan dengan Jabatan Eselon III/a.

(9)

Pasal 12

(1). Masa Jabatan Direksi selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya ;

(2). Pengecualian terhadap ayat (1) dapat dilakukan apabila seorang Direktur diangkat sebagai Direktur Utama ;

(3). Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila anggota Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja Perusahaan dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat setiap tahun.

Bagian Kedua

Tugas, Wewenang dan Kewajiban Pasal 13

Direksi mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan PDAM;

b. Merencanakan dan menyusun program perusahaan 5 (lima) tahunan dan program kerja tahunan;

c. Membina pegawai;

d. Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;

e. Menyelenggarakan administrasi dan keuangan;

f. Melaksanakan kegiatan tehnik PDAM;

g. Mewakili PDAM baik didalam dan diluar pengadilan;

h. Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk Neraca dan Perhitungan Laba / Rugi.

Pasal 14 Direksi mempunyai wewenang sebagai berikut : a. Mengangkat dan memberhentikan pegawai;

b. Mengangkat pegawai untuk menduduki jabatan dibawah Direksi;

c. Menandatangani pinjaman dan kontrak kerjasama dengan pihak ketiga setelah mendapat persetujuan Bupati;

(10)

d. Menandatangani Neraca dan perhitungan Laba / Rugi;

e. Menandatangani Ikatan Hukum dengan Pihak lain

f. Menghapus dan menjual barang PDAM yang habis nilai ekonominya setelah mendapat persetujuan Bupati.

Pasal 15

(1). Selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhir tahun buku, Direksi menyampaikan Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba / Rugi kepada Ketua Badan Pengawas ;

(2). Tata cara pembuatan, penyampaian dan pengesahan laporan keuangan tahunan diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

(3). Direksi wajib menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran PDAM.

Bagian Ketiga

Penghasilan dan Hak-hak Direksi Pasal 16

Penghasilan Direksi terdiri dari gaji, tunjangan dan jasa produksi.

Pasal 17

Gaji sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 Peraturan Daerah ini diatur sebagai berikut : a. Direktur Utama menerima gaji maksimal 2,5 (dua koma lima) kali penghasilan

tertinggi pegawai PDAM dengan memperhatikan kemampuan PDAM ;

b. Direktur menerima gaji 90 % (sembilan puluh persen) dari gaji Direktur Utama ; c. Direksi membayar pajak penghasilan atas beban Perusahaan.

Pasal 18

(1). Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 Peraturan Daerah ini terdiri dari : a. Tunjangan kesehatan;

b. Perumahan dinas atau uang sewa rumah yang pantas.

(11)

(2). Jasa produksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 diberikan setiap tahun apabila PDAM memperoleh keuntungan ;

(3). Besarnya tunjangan dan jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Bupati setelah memperhatikan pendapat Badan Pengawas dan kemampuan PDAM ;

(4). Jumlah seluruh biaya untuk Penghasilan Direksi, Honorarium Badan Pengawas, Penghasilan Pegawai dan biaya tenaga kerja lainnya setinggi-tingginya 30 % (tiga puluh persen) dari seluruh rencana biaya operasional anggaran PDAM tahun anggaran yang berjalan.

Bagian Keempat C u t i Pasal 19

(1). Anggota Direksi memperoleh hak cuti sebagai berikut : a. Cuti Tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja;

b. Cuti Besar / Cuti Panjang, selama 1 (satu) bulan untuk satu kali masa jabatan;

c. Cuti Menunaikan Ibadah Haji selama 40 (empat puluh) hari;

d. Cuti Hamil selama 3 (tiga) bulan.

(2). Pelaksanaan hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Bupati atau pejabat yang ditunjuk ;

(3). Anggota Direksi selama melaksanakan cuti mendapatkan penghasilan penuh dari PDAM.Anggota Direksi memperoleh hak cuti sebagai berikut :

Bagian Kelima Pemberhentian

Pasal 20

(1). Anggota Direksi dapat diberhentikan dengan alasan : a. Atas permintaan sendiri;

b. Karena kesehatan tidak dapat melaksanakan tugasnya;

(12)

c. Tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan program kerja yang telah disetujui;

d. Terlibat dalam tindakan yang merugikan PDAM secara langsung maupun tidak langsung;

e. Terlibat dalam tindak pidana;

f. Meninggal dunia;

g. Masa jabatan berakhir

(2). Apabila anggota Direksi diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, d dan e, Pasal ini Badan Pengawas segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan ;

(3). Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, Badan Pengawas segera melaporkan kepada Bupati.

Pasal 21

Bupati paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima laporan dari Badan Pengawas, sudah harus mengeluarkan surat keputusan tentang pemberhentian sebagai anggota Direksi.

Pasal 22

(1). Anggota Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (1) huruf a, b, f dan g, diberhentikan dengan hormat ;

(2). Anggota Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (1) huruf c, d dan e diberhentikan dengan tidak hormat.

Bagian Keenam P e s a n g o n

Pasal 23

(1). Anggota Direksi berhak atas pesangon yang peraturannya ditetapkan oleh Bupati dengan ketentuan sebagai berikut :

(13)

a. Apabila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan pertama berakhir mendapat pesangon 4 (empat) kali gaji penerimaan bulan terakhir setelah dipotong pajak;

b. Apabila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan kedua berakhir mendapat pesangon seperti yang dimaksud dalam huruf a ditambah 2 (dua) kali gaji penerimaan bulan terakhir setelah diporong pajak;

c. Apabila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan ketiga berakhir diberikan pesangon seperti yang dimaksud dalam huruf a ditambah 1 (satu) kali gaji penerimaan bulan terakhir setelah dipotong pajak;

d. Apabila Anggota Direksi diberhentikan dengan hormat karena sesuatu hal bilamana anggota Direksi tidak dapat melanjutnya tugas dalam masa jabatan pertama, kedua atau ketiga maka pesangon diperhitungkan atas dasar masa jabatan.

(2). Anggota Direksi tidak berhak atas pesangon sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini apabila :

a. Diangkat kembali sebagai Direksi;

b. Diberhentikan tidak dengan hormat.

BAB VIII BADAN PENGAWAS

Bagian Pertama Pengangkatan

Pasal 24

(1). Badan Pengawas adalah suatu badan yang terdiri dari Pejabat Daerah perorangan dan masyarakat konsumen ;

(2). Badan Pengawas bertanggungjawab kepada Bupati.

Pasal 25

(1). Ketua, Sekretaris dan Anggota Badan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati ;

(14)

(2). Masa jabatan Anggota Badan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun ;

(3). Setelah habis masa jabatannya Anggota Badan Pengawas dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

Pasal 26

(1). Untuk dapat diangkat sebagai anggota Badan Pengawas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Menguasai manajemen;

b. Menyediakan waktu yang cukup;

c. Tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati atau dengan Direksi atau dengan anggota Badan Pengawas yang lain sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar

(2). Pengangkatan kembali dilakukan apabila anggota Badan Pengawas terbukti mampu melakukan pengawasan terhadap keditan Direksi dan memberikan pendapat dan saran kepada Bupati sehingga PDAM mampu meningkatkan kinerja dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat.

Pasal 27

Jumlah Anggota Badan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang, seorang diantaranya dipilih menjadi Ketua merangkap anggota dan seorang menjadi Sekretaris merangkap anggota.

Bagian Kedua Pemberhentian

Pasal 28

Anggota Badan Pengawas dapat diberhentikan dengan alasan : a. Atas permintaan sendiri;

b. Karena kesehatan, tidak dapat melaksanakan tugasnya;

c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan PDAM;

d. Terlibat dalam tindak pidana;

(15)

e. Meninggal dunia.

Pasal 29

(1). Apabila anggota Badan pengawas diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 huruf c dan d Bupati segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan ;

(2). Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap anggota Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, Bupati paling lama 7 (tujuh) hari kerja mengeluarkan Surat Keputusan Bupati tentang pemberhentian sebagai Anggota Badan Pengawas.

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang

Pasal 30 Badan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengawasi kegiatan Direksi ;

b. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap pengangkatan Anggota Direksi ;

c. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap program kerja yang diajukan oleh Direksi ;

d. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap rencana perubahan status kekayaan PDAM ;

e. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain ;

f. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap laporan Neraca dan Perhitungan Laba / Rugi.

Pasal 31

Badan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :

(16)

a. Memberi peringatan kepada Direksi yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah disetujui ;

b. Memeriksa anggota Direksi yang diduga merugikan PDAM.

Bagian Keempat Penghasilan

Pasal 32 Penghasilan Badan Pengawas terdiri dari :

a. Uang jasa;

b. Jasa produksi.

Pasal 33

(1). Ketua Badan Pengawas menerima uang jasa sebesar 40 % (empat puluh persen) dari gaji Direktur Utama ;

(2). Sekretaris Badan Pengawas menerima uang jasa sebesar 35 % (tiga puluh lima persen) dari gaji Direktur Utama ;

(3). Anggota Badan Pengawas menerima uang jasa sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari gaji Direktur Utama.

Pasal 34

(1). Selain uang jasa, setiap tahun diberikan jasa produksi ;

(2). Besarnya jasa produksi sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Bupati dengan memperhatikan kemampuan PDAM.

Bagian Kelima Pasal 35

Sekretariat Badan Pengawas

(1). Untuk membantu tugas Badan Pengawas, dapat dibentuk Sekretariat ;

(17)

(2). Anggota Sekretariat sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini paling banyak 2 9dua) orang terdiri dari :

1 (satu) orang Pegawai Pemerintah Kabupaten;

1 (satu) orang Pegawai PDAM.

(3). Honorarium anggota Sekretariat sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini dibebankan pada anggota PDAM.

Pasal 36

Tugas Sekretariat Badan Pengawas

Melaksanakan dan membantu tugas pekerjaan Badan Pengawas dibidang administrasi.

BAB IX

PENGELOLAAN ANGGARAN PDAM Bagian Pertama

Anggaran Pasal 37

(1). Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku berakhir Rencana Anggaran PDAM disampaikan oleh Direksi kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan setelah mendengar pertimbangan dari Badan Pengawas ;

(2). Perubahan Anggaran PDAM yang terjadi dalam tahun buku sedang berjalan, disampaikan oleh Direksi kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan setelah mendengar pertimbangan dari Badan Pengawas selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku berakhir.

Bagian kedua

LAPORAN BERKALA DAN LAPORAN TAHUNAN Pasal 38

(1). Laporan berkala perhitungan hasil usaha dan kegiatan PDAM disampaikan oleh Direksi kepada Bupati melalui Badan Pengawas setiap 6 (enam) bulan ;

(18)

(2). Selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku berkhir, Laporan Keuangan Tahunan, Neraca, Perhitungan Laba / Rugi disampaikan oleh Direksi kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan ;

(3). Pengesahan Laporan keuangan Tahunan sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini diberikan oleh Bupati setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pengawas ;

(4). Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah pengajuan Laporan keuangan Tahunan sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini Bupati tidak mengajukan keberatan secara tertulis, maka Laporan Keuangan Tahunan tersebut dianggap telah disahkan.

Pasal 39

Tahun buku PDAM adalah tahun takwim (mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan).

BAB X

PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA SERTA PEMBERIAN JASA PRODUKSI

Pasal 40

Penetapan dan penggunaan laba serta pemberian jasa produksi diatur sebagai berikut : a. Cadangan diam dan atau rahasia tidak boleh diadakan ;

b. Penggunaan laba setelah pajak, ditetapkan sebagai berikut :

1. Dana Pembangunan Daerah . . . .. . . 25 %

2. Anggaran Belanja Daerah . . . . .. . . 30 %

3. Cadangan Umum . . . .. . . 25 %

4. Dana Pembangunan Daerah . . . .. . . 10 %

5. Sumbangan . . . . . . .. . . 10 % c. Penggunaan Laba untuk cadangan umum dapat dipergunakan untuk keperluan lain

dengan Keputusan Bupati ;

d. Dana Pembangunan Daerah dipergunakan untuk peningkatan pelayanan dibidang air minum dan pengembangan PDAM.

(19)

BAB XI KEPEGAWAIAN

Bagian Pertama Pengangkatan

Pasal 41 (1). Pegawai diangkat oleh Direksi ;

(2). Jumlah Pegawai yang diangkat berdasarkan pada beban kerja dan kemampuan keuangan PDAM.

Pasal 42

(1). Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi calon pegawai adalah : a. Warga Negara Indonesia;

b. Berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun, untuk SLTP dan SMU; maksimal 30 (tiga puluh) tahun untuk D3, dan maksimal 35 (tiga puluh lima) tahun untuk Sarjana (S1);

c. Tidak pernah dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang pasti;

d. Tidak pernah terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasils, UUD 1945, Negara dan Pemerintah;

e. Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai instansi, baik Pemerintah atau Swasta;

f. Mempunyai Ijasah SLTP, SMU/SMK atau yang sederajat Diploma atau Sarjana;

g. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kepolisian setempat;

h. Berbadan sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;

i. Tidak boleh merangkat menjadi pegawai negeri atau perusahaan lain;

j. Syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Direksi.

(3). Calon pegawai dapat diangkat menjadi pegawai setelah melalui masa percobaan minimum 6 (enam) bulan dan memenuhi persyaratan dalam masa percobaan yang ditetapkan oleh Direksi ;

(20)

(4). Calon pegawai yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (2) diangkat menjadi pegawai ;

(5). Calon pegawai yang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan diberhentikan tanpa mendapat pesangon ;

(6). Selama menjalani masa percobaan, calon pegawai tidak diperkenankan menduduki jabatan.

Pasal 43

(1). Direksi dapat mengangkat tanaga honorer atau tenaga kontrak sesuai dengan kebutuhan ;

(2). Tenaga honorer atau tenaga kontrak sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan honorarium yang besarnya ditetapkan oleh Direksi ;

(3). Tenaga honorer atau tenaga kontrak sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak diperkenankan menduduki jabatan.

Bagian Kedua Kepangkatan

Pasal 44

Kepangkatan golongan dan ruang pegawai ditentukan dengan keputusan Direksi.

Pasal 45

Pangkat dan golongan pegawai ditentukan sebagai berikut : a. Pegawai Dasar Muda I : Golongan A ruang 2 b. Pegawai Dasar : Golongan A ruang 3 c. Pegawai Dasar I : Golongan A ruang 4 d. Pelaksana Muda : Golongan B ruang 1 e. Pelaksana Muda I : Golongan B ruang 2

f. Pelaksana : Golongan B ruang 3

g. Pelaksana I : Golongan B ruang 4

h. Staf Muda : Golongan C ruang 1

(21)

i. Staf Muda I : Golongan C ruang 2

j. Staf : Golongan C ruang 3

k. Staf I : Golongan C ruang 4

l. Staf Madya : Golongan D ruang 1 m. Staf Madya I : Golongan D ruang 2 n. Staf Utama Madya : Golongan D ruang 3 o. Staf Utama : Golongan D ruang 4

Bagian Ketiga Pengangkatan Pertama

Pasal 46

Calon Pegawai yang diangkat sebagai pegawai diberikan pangkat dan golongan ruang permulaan sebagai berikut :

a. Berijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama diberikan pangkat Pegawai Dasar Muda I dan Golongan ruang A/2 ;

b. Berijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas diberikan pangkat Pelaksana Muda dan Golongan ruang B/1 ;

c. Berijasah Sarjana Muda / Diploma III diberikan pangkat Pelaksana Muda I Golongan ruang B/2 ;

d. Berijasah Sarjana diberikan pangkat Staf Muda dan Golongan ruang C/1.

Bagian Keempat Kenaikan Pangkat

Pasal 47

Kenaikan Pangkat diberikan kepada pegawai yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

Pasal 48

(1). Kenaikan pangkat pegawai ditetapkan pada tanggal 1 Januari dan I Juli setiap tahunnya ;

(22)

(2). Kenaikan pangkat pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari : a. Kenaikan pangkat biasa;

b. Kenaikan pangkat pilihan;

c. Kenaikan pangkat penyesuaian;

d. kenaikan pangkat istimewa;

e. Kenaikan pangkat pengabdian;

f. Kenaikan pangkat anumerta

(3). Kenaikan pangkat pegawai sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

Pasal 48

(1). Kenaikan pangkat biasa diberikan kepada pegawai setingkat lebih tinggi apabila sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dengan penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir ;

(2). Kenaikan pangkat biasa yang dapat dicapai oleh seorang pegawai setinggi-tingginya adalah sebagai berikut :

a. Berijasah Sekolah Dasar sampai dengan Golongan ruang B/1;

b. Berijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sampai dengan Golongan ruang B/2;

c. Berijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sampai dengan Golongan ruang C/1;

d. Berijasah Sarjana Muda / Diploma III sampai dengan Golongan ruang C/2;

e. Berijasah Sarjana sampai dengan Golongan ruang D/1;

f. berijasah S2 sampai dengan Golongan ruang D/4.

Pasal 50

(1). Kenaikan pangkat pilihan diberikan kepada pegawai yang memangku jabatan dan telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan ;

(23)

(2). Kenikan pangkat pilihan dapat diberikan setingkat lebih tinggi apabila sekurang- kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan telah 1 (satu) tahun dalam jabatan yang dipangkunya ;

(3). Kenaikan pangkat pilihan diberikan dalam jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan.

Pasal 51

Kenaikan pangkat penyesuaian diberikan kepada pegawai karena memperoleh Tanda Tamat Belajar atau Ijasah yang lebih tinggi dengan ijin belajar dari Direksi.

Pasal 52

(1). Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada pegawai yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa atau menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi perusahaan ; (2). Kenaikan pangkat istimewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak terikat pada

jabatan dan ketentuan ujian dinas.

Pasal 53

Kenaikan pangkat anumerta diberikan kepada pegawai yang akan memasuki masa pensiun setingkat lebih tinggi dari pangkatnya dengan ketentuan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir.

Pasal 54

Kenaikan pangkat anumerta diberikan kepada pegawai yang meninggal dunia pada saat melakukan tugas setingkat lebih tinggi dari pangkat terakhir.

Bagian Kelima

Pengangkatan dalam Jabatan

(24)

Pasal 55 Pengangkatan dalam jabatan ditetapkan sebagai berikut :

a. Jabatan tingkat I : yaitu untuk Kepala Bidang, Kepala Satuan, kepala Bagian dan Kepala Cabang dimulai dari pangkat C/1 sampai dengan D/4 ;

b. Jabatan tingkat II : yaitu untuk Kepala Perwakilan dan Kepala Sub Bagian dimulai dari pangkat B/3 sampai dengan C/4 ;

c. Minimal jabatan tingkat III : yaitu untuk Kepala Seksi dan Kepala Urusan, dimulai dari pangkat B/2 sampai dengan C/1.

Pasal 56

(1). Pegawai yang mempunyai kemampuan dan profesional dibidangnya dapat diangkat untuk menduduki jabatan tertentu ;

(2). Pengangkatan pegawai dalam suatu jabatan dilaksanakan dengan memperhatikan persyaratan sebagaimana dimaksud pasal 55 Peraturan Daerah ini ;

(3). Untuk melakukan penilaian atas kemampuan pegawai, Direksi membantu Tim Pertimbangan Jabatan.

BAB XII

PENGHASILAN, HAK-HAK DAN PENGHARGAAN Pasal 57

(1). Penghasilan pegawai terdiri dari : a. Gaji pokok;

b. Tunjangan-tunjangan lainnya;

c. Jasa produksi

(2). Gaji pokok sebagaimana dimaksud ayat (1), huruf a diberikan sesuai dengan pangkat, golongan dan ruang gaji ;

(3). Tunjangan-tunjangan lain sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b antara lain :

(25)

a. Tunjangan keluarga;

b. Tunjangan jabatan;

c. Tunjangan pelaksana;

d. Tunjangan keahlian;

e. Tunjangan perumahan/penggantian sewa rumah;

f. Tunjangan transport;

g. Tunjangan sandang pangan.

(4). Jenis dan besarnya tunjangan sebagaimana dimaksud ayat (3) ditetapkan dengan keputusan Direksi, sesuai kemampuan PDAM ;

(5). Jasa produksi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c, pembagiannya ditetapkan oleh Direksi, sesuai dengan kemampuan PDAM.

Pasal 58

(1). Calon pegawai dalam masa percobaan diberikan gaji sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari gaji pokok pegawai ;

(2). Selain gaji sebagaimana dimaksud ayat (1) calon pegawai diberikan tunjangan- tunjangan yang jenis dan besarnya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

Pasal 59

Pegawai membayar pajak penghasilan, atas beban Perusahaan.

Pasal 60

(1). Pegawai berhak mendapat cuti tahunan, cuti kawin, cuti hamil, cuti sakit dan cuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan Ibadah Haji serta cuti tanggungan Perusahaan ;

(2). Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

(26)

Pasal 61

(1). Setiap pegawai berhak atas pensiun yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Direksi ;

(2). Pegawai yang pensiun sebagaimana dimaksud ayat (1) berhak atas uang Pensiun, yang besarnya ditetapkan dalam Program Pensiun melalui Dana Pensiun Bersama Perusahaan Daerah A Minum Seluruh Indonesia (Dapenma Pamsi).

Pasal 62

(1). Pegawai yang memenuhi syarat-syarat kecakapan, kerajinan dan pengabdian/ketaatan dalam melaksanakan kewajiban di PDAM, diberikan kenaikan gaji berkala ;

(2). Kenaikan gaji berkala diberikan 2 (dua) tahun sekali jika memenuhi syarat-syarat : a. Hasil penilaian prestasi kerja, rata-rata baik tanpa nilai kurang dalam tahun

terakhir;

b. Masih dalam batas masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala.

(3). Apabila penilaian prestasi kerja pegawai belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, maka kenaikan gaji berkala ditunda paling lama 1 (satu) tahun ;

(4). Apabila sampai dengan batas waktu penundaan, pegawai yang ebrsangkutan belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (2), maka kenaikan gaji berkalanya ditunda paling lama 1 (satu) tahun setiap kali penundaan.

Pasal 63

Direksi memberikan penghargaan dan tanda jasa kepada :

a. Pegawai yang mempunyai masa kerja terus menerus selama 10 (sepuluh), 20 (dua puluh), 30 (tiga puluh) tahun dan hasil penilaian prestasi kerja menunjukkan nilai baik ;

b. Penghargaan sebagaimana dimaksud huruf a pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

(27)

BAB XIII

PEMBINAAN PEGAWAI Pasal 64

(1). Pembinaan pegawai diarahkan untuk menjamin kelancaran tugas Perusahaan secara berdaya guna dan berhasil guna ;

(2). Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier.

Pasal 65

Kebijaksanaan pembinaan pegawai perusahaan secara menyeluruh menjadi tanggungjawab Bupati yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Direksi.

BAB XIV

KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 66

Setiap pegawai wajib :

a. Mendukung dan membela serta mengamalkan ideologi Negara berdasarkan Pancasila dan undang-undang Dasar 1945 ;

b. Mendahulukan kepentingan PDAM diatas kepentingan pribadi atau golongan ; c. Mematuhi / mentaati segala peraturan PDAM ;

d. Memegang teguh rahasia Perusahaan dan rahasia jabatan ;

e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan peraturan ; f. Mematuhi / mentaati semua peraturan perundang-undangan kepegawaian yang

berlaku.

Pasal 67 Setiap pegawai dilarang :

(28)

a. Melakukan kegiatan-kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan kepentingan Perusahaan dan atau Negara ;

b. Menggunakan kedudukannya dalam PDAM untuk memberikan keuntungan diri sendiri atau orang lain baik langsung maupun tidak langsung yang merugikan PDAM

;

c. Melakukan hal-hal yang mencemarkan nama baik PDAM dan atau Negara ;

d. Memberikan keterangan tertulis maupun lisan tentang PDAM kepada pihak lain diluar wewenangnya tanpa ijin tertulis dari Direksi.

BAB XV

HUKUMAN DISIPLIN Pasal 68

(1). Seorang pegawai dapat dikenakan hukuman disiplin karena melanggar ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada pasal 66 dan pasal 67 ;

(2). Jenis hukuman yang dapat dikenakan kepada pegawai terdiri dari : a. Teguran lisan;

b. Teguran tertulis;

c. Penundaan kenaikan gaji berkala;

d. Penundaan kenaikan pangkat;

e. penurunan pangkat;

f. penurunan jabatan;

g. Pembebasan jabatan;

h. pemberhentian sementara;

i. Pemberhentian dengan hormat;

j. pemberhentian tidak dengan hormat.

(3). Pelaksanaan penjatuhan hukuman sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan oleh Direksi.

(29)

BAB XVI PEMBERHENTIAN

Pasal 69 Direksi berwenang memberhentikan pegawai karena : a. Meninggal dunia;

b. Mengajukan berhenti atas permintaan sendiri;

c. Berakhir masa tugasnya setelah mencapai usia maksimal 56 tahun;

d. Tidak lagi memenuhi ketentuan pasal 68 ayat (2) huruf c, d, e, f, g dan h;

e. Merugikan PDAM.

Pasal 70

Direksi dapat memberhentikan sementara terhadap pegawai selama berlangsung proses pemeriksaan terhadap pelanggaran yang dilakukan, dengan ketentuan :

a. Selambat-lambatnya dalam waktu 6 (enam) bulan, Direksi wajib mengadakan sidang yang dihadiri oleh pegawai yang diberhentikan sementara untuk menetapkan apakah yang bersangkutan terbukti merugikan PDAM ;

b. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang yang bersangkutan tidak terbukti melakukan tindakan yang merugikan PDAM maka yang bersangkutan dipekerjakan kembali dalam jabatan dan berhak menerima sisa penghasilan yang belum diterima ;

c. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang yang bersangkutan terbukti melakukan perbuatan yang merugikan PDAM, maka yang bersangkutan diberhentikan tidak dengan hormat.

Pasal 71

(1). Direksi berwenang memberhentikan dengan hormat pegawai karena :

a. Telah mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun (usia pensiun normal);

b. Permintaan sendiri;

c. Kesehatan tidak mengijinkan, yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;

(30)

d. Meninggal dunis;

e. Pengurangan pegawai.

(2). Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagaimana dimaksud ayat (1) mendapat pensiun dan jaminan hari tua yang ditetapkan dengan Peraturan yang berlaku ;

(3). Bagi pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b pemberhentiannya ditetapkan 1 9satu) bulan sejak diterimanya permohonan berhenti.

Pasal 72

Direksi berwenang memberhentikan tidak dengan hormat pegawai karena : a. Melanggar sumpah janji pegawai dan atau sumpah/janji jabatan ;

b. Dihukum berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

BAB XVII PEMERIKSAAN

Pasal 73

(1). Dengan tidak mengurangi hak instansi atasan dan Badan pengawasan yang menurut peraturan perundangan yang berlaku, Bupati dapat menunjuk Badan Pemeriksa finansiil/materiil untuk melakukan pemeriksaan atas pengurusan dan pembinaan PDAM serta pertanggung jawaban dan hasilnya disampaikan kepada Bupati ;

(2). Pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dilakukan setahun sekali atau sesuai dengan kebutuhan.

BAB XVIII

TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI

(31)

Pasal 74

Direksi dan Pegawai PDAM yang karena melakukan tindakan melawan hukum atau karena melalaikan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepada mereka dengan langsung atau tidak langsung telah menimbulkan kerugian bagi PDAM, diwajibkan mengganti kerugian tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIX T A R I P Pasal 75

(1). Tarif air minum PDAM ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRD ;

(2). Penetapan tarif air minum didasarkan prinsip-prinsip : a. Pemulihan biaya;

b. Keterjangkauan dan subsidi silang;

c. Efisiensi pemakaian air;

d. Kesederhanaan dan transparansi.

(3). Penetapan tarif sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini dapat ditinjau setiap 2 9dua) tahun sekali.

BAB XX

PEMBUBARAN PDAM Pasal 76

(1). Pembubaran PDAM dan penunjukan panitia likuidasi ditetapkan dengan Peraturan Daerah ;

(2). Semua kekayaan PDAM setelah diadakan lukuidasi dibagi menurut nilai nominal pinjaman ;

(3). Likuidator dalam menjalankan tugas kewajibannya bertanggungjawab kepada Bupati

;

(32)

(4). Dalam likuidasi, pemerintah kabupaten bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh pihak ketiga, apabila kerugian itu disebabkan karena neraca dan perhitungan rugi laba yang telah disahkan tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

BAB XXI

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 77

Apabila Direksi dinilai tidak mampu meningkatkan kinerja dan pelayanan air minum kepada masyarakat, Bupati dapat mengganti Direksi.

Pasal 78

Dana representatif Direksi setinggi-tingginya 75 % (tujuh puluh lima persen) dari jumlah penghasilan Direksi yang diterima dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 79

Pensiun Direksi diatur dalam program Pensiun melalui DAPENMA PAMSI.

Pasal 80

Direksi yang akan melakukan perjalanan dinas ke luar propinsi harus mendapat ijin dari Bupati.

BAB XXII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 81

(1). Direksi yang pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku telah menduduki jabatan, tetap menjalankan tugasnya sampai masa jabatannya berakhir ;

(33)

(2). Anggota Badan pengawas yang pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku telah menduduki jabatan, tetap menjalankan tugasnya sampai masa jabatannya berakhir.

BAB XXIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 82

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka :

a. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 2 Tahun 1994 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi ;

b. Personal Pembiayaan, perlengkapan dan dokumen yang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor A-113/1976 tentang Pendirian perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo tetap sah dan diakui menjadi asset PDAM.

Pasal 83

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati.

Pasal 84

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo.

(34)

Disahkan di Wonosobo pada tanggal 3 Desember 2001 BUPATI WONOSOBO

ttd

Drs. TRIMAWAN NUGROHADI

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kab. Wonosobo Tanggal 27 Desember 2001 Nomor 42

SEKRETARIS DAERAH

ttd.

Drs. TAWABUL, MM.

(35)

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2001

TENTANG

PERUSAHAAN AIR MINUM KABUPATEN WONOSOBO

I. PENJELASAN UMUM

Bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang lebih tegas dalam memberikan kewenangan otonomi daerah yang luas nyata dan bertanggungjawab kepada Kabupaten/Kota maka segala lembaga dan unit-unit pemerintahan maupun Badan Usaha Milik Daerah perlu diatur kembali agar dapat lebih mendukung terhadap pelaksanaan otonomi daerah.

Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo sebagai salah satu Badan usaha Milik Daerah merupakan aset potensi Pemerintah Kabupaten Wonosobo, baik sebagai unit pelayanan vital bagi kehidupan masyarakat berupa penyediaan air bersih maupun potensi sebagai kontributor Pendapatan Asli Daerah Setempat kepada Pemerintah Kabupaten.

Oleh karena itu maka agar pengelolaan perusahaan dapat dilakukan secara lebih baik dan lebih profesional maka Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo perlu diatur kembali menyesuaikan dengan ketentuan Perundang- undangan yang baru maupun kebutuhan manajemen yang sehat.

Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo yang pendiriannya ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II Wonosobo Nomor : A, 113/1976 dan telah dikuatkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Wonosobo Nomor 2 Tahun 1994 sebagai landasan operasionalnya, untuk saat ini sudah tidak sesuai lagi dan perlu diatur kembali diantaranya yang menyangkut pembatasan berapa kali masa jabatan direksi dan mengenai kepegawaian Perusahaan yang lebih baik apabila diatur dalam Peraturan Daerah tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo.

(36)

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas

Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 : Cukup jelas Pasal 5 : Cukup jelas Pasal 6 : Cukup jelas

Pasal 7 : Modal Pemda : Rp.641.302.995,00

Jumlah tersebut merupakan saldo modal Pemda per 31 Desember 1997 yang terdiri dari :

Saldo awal penyertaan Modal Pemda berdasarkan Perda No.

A/113/1996 sebesar Rp. 135.588.076,00.

/pengalihan status Modal Pemerintahan Pusat menjadi modal Pemda berdasarkan Berita Acara Penghibahan No.85/BA/No.II/97 tanggal 5 Juni 1997 sebesar Rp.

505.714.919,00.

Jumlah Rp. 641.302.995,00.

Rincian dari penghibahan tersebut adalah sebagai berikut :

• Aktiva tetap (IKK Wadaslintang) Rp. 153.812.000,00

• Aktiva Non Operasional

(IKK Kertek) Rp. 38.482.000,00

• Sarana penyediaan air bersih

IKK Garung Rp. 202.204.783,00

• Inventaris Kantor dan sepeda motor

IKK Garung Rp. 6.201.136,00

• Meter air 1/2 inch sebanyak

250 unit Rp. 8.750.000,00

• Sarana air bersih di desa

Sukoharjo Rp. 96.265.000,00

Jumlah Rp. 505.714.919,00

(37)

Jumlah nominal modal PDAM tercantum pada laporan Neraca berdasarkan pemeriksaan tahunan oleh akuntan yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten.

Pasal 8 : Cukup jelas Pasal 9 : Cukup jelas Pasal 10 : Cukup jelas Pasal 11 : Cukup jelas Pasal 12 (1) : Cukup jelas

Pasal 12 (2) : Anggota Direksi yang diangkut menjadi Direktur Utama setelah menjalani satu kali masa jabatan 4 (empat) tahun sebagai Direktur Utama, apabila dipandang mampu dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

Pasal 12 (3) : Kinerja PDAM dinilai dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.

Pasal 14 : Cukup jelas Pasal 15 : Cukup jelas Pasal 16 : Cukup jelas Pasal 17 : Cukup jelas Pasal 18 : Cukup jelas Pasal 19 : Cukup jelas Pasal 20 : Cukup jelas Pasal 21 : Cukup jelas Pasal 22 : Cukup jelas Pasal 23 :

(1) a, b, c : Cukup jelas

Pasal 23 (1) d : Anggota Direksi yang diberhentikan dengan hormat, sebelum mencapai masa jabatan berakhir, diberikan pesangon dengan perhitungan :.

a. Dalam masa jabatan pertama, setelah mencapai sampai satu tahun diperhitungkan satu kali penerimaan gaji bulan terakhir, setelah memasuki tahun kedua maka pesangon

(38)

diperhitungkan dua kali penerimaan gaji terakhir dan seterusnya.

b. Dalam masa jabatan kedua, mencapai kurang dari 2 tahun diperhitungkan satu kali penerimaan gaji terakhir dan apabila mencapai lebih dari 2 dalam masa jabatan ini diperhitungkan dua kali penerimaan gaji terakhir.

c. Apabila telah memasuki masa jabatan ketiga dan seterusnya diberi pesangon satu kali gaji penerimaan bulan terakhir.

d. Seluruh penerimaan pesangon diberikan setelah dipotong pajak.

Pasal 24 : Cukup jelas Pasal 25 : Cukup jelas Pasal 26 : Cukup jelas Pasal 27 : Cukup jelas Pasal 28 : Cukup jelas Pasal 29 : Cukup jelas Pasal 30 : Cukup jelas Pasal 31 : Cukup jelas Pasal 32 : Cukup jelas Pasal 33 : Cukup jelas Pasal 34 : Cukup jelas Pasal 35 : Cukup jelas Pasal 36 : Cukup jelas Pasal 37 : Cukup jelas Pasal 38 : Cukup jelas Pasal 39 : Cukup jelas Pasal 40 : Cukup jelas Pasal 41 : Cukup jelas Pasal 42 : Cukup jelas

Pasal 43 : Yang dimaksud dengan tenaga kontrak adalah tenaga yang dipekerjakan di PDAM yang dengan pertimbangan efisiensi dan

(39)

efektifitas serta didasarkan pada perjanjian kontrak dengan jangka waktu yang ditentukan oleh Direksi.

Pasal 44 : Cukup jelas

Pasal 45 : Golongan dan ruang gaji Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo mengikuti Struktur Golongan dan ruang gaji Pegawai Negeri Sipil dengan ketentuan sebagai berikut :

Golongan A setara dengan Golongan I Golongan B setara dengan Golongan II Golongan C setara dengan Golongan III Golongan D setara dengan Golongan IV Ruang 1 setara dengan Ruang a

Ruang 2 setara dengan Ruang b Ruang 3 setara dengan Ruang c Ruang 4 setara dengan Ruang d Pasal 46 : Cukup jelas

Pasal 47 : Cukup jelas Pasal 48 : Cukup jelas Pasal 49 : Cukup jelas Pasal 50 : Cukup jelas Pasal 51 : Cukup jelas Pasal 52 : Cukup jelas Pasal 53 : Cukup jelas Pasal 54 : Cukup jelas

Pasal 55 : Pengangkatan dalan jabatan adalah berjenjang disamping memperhatikan huruf a, b dan c dalam satuan kerja kepala harus berpangkat lebih tinggi dari bawahan.

Pasal 56 : Cukup jelas Pasal 57 : Cukup jelas Pasal 58 : Cukup jelas Pasal 59 : Cukup jelas

(40)

Pasal 60 (1) : - Pegawai sakit 1 (satu) hari, ijin cukup dengan surat pemberitahuan

- Pegawai sakit 2 (dua) hari sampai dengan 3 (tiga) hari, ijin dengan surat pemberitahuan dilampiri keterangan dokter.

- Pegawai sakit lebih dari 3 (tiga) hari, mengajukan cuti sakit dilampiri surat keterangan dokter.

- Yang dimaksud cuti karena alasan penting, yaitu adanya musibah kematian orang tua/mertuanya, kakak/adik atau isteri/suaminya atau pernikahan kakak/adik kandung.

Pasal 50 (2) : Cukup jelas Pasal 61 : Cukup jelas Pasal 62 : Cukup jelas Pasal 63 : Cukup jelas Pasal 64 : Cukup jelas Pasal 65 : Cukup jelas Pasal 66 : Cukup jelas Pasal 67 : Cukup jelas Pasal 68 : Cukup jelas Pasal 69 : Cukup jelas Pasal 70 : Cukup jelas Pasal 71 : Cukup jelas Pasal 72 : Cukup jelas Pasal 73 : Cukup jelas Pasal 74 : Cukup jelas Pasal 75 : Cukup jelas Pasal 75 : Cukup jelas Pasal 76 : Cukup jelas Pasal 77 : Cukup jelas Pasal 78 : Cukup jelas Pasal 79 : Cukup jelas Pasal 80 : Cukup jelas Pasal 81 : Cukup jelas

(41)

Pasal 82 : Cukup jelas Pasal 83 : Cukup jelas Pasal 84 : Cukup jelas Pasal 85 : Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, penulis akan melakukan analisis terhadap data transaksi yang sudah dilakukan dengan mekanisme perhitungan nilai support dan confident dari suatu

Kompositum [gelak tawa] terbentuk dari komponen a dan komponen b. Komponen a pembentuk leksem ini adalah leksem gelak yang bermakna leksikal ‘suara tertawa yang keras’, komponen

Definitions  of  Natural  Gas,  Gas  Reservoir,  Gas  Drilling   and  Gas  production  Pengertian  gas  alam,  gas  reservoir,     gas  drilling,  dan  produksi  gas

Apabila dalam jangka waktu Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perolehan tanah belum selesai, maka Izin Lokasi dapat diperpanjang jangka waktunya selama 1 tahun apabila

“Merarik sendiri masih dilakukan oleh suku sasak karena tradisi ini menyimbolkan keseriusan lelaki kepada pihak perempuan untuk menjalani hidup ke jenjang yang lebih

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan perumusan masalahnya yaitu: Apakah ada perbedaan minat belajar PKn siswa yang

Jika semua persyaratan sudah terpenuhi, maka mahasiswa dapat menuju biro I (Bidang Akademik) untuk melakukan validasi akademik guna memastikan semua persyaratan

Kegiatan berjalan dengan lancar karena sebagian besar anak-anak dikelas B sudah dapat menjalankan tugas dengan benar sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh