• Tidak ada hasil yang ditemukan

Moro Moro Durai Durai Kundur Tanjung Batu Kota Kundur Utara Tanjung Berlian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Moro Moro Durai Durai Kundur Tanjung Batu Kota Kundur Utara Tanjung Berlian"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1 Kondisi Geografis Daerah

2.1.1.1 Batas Administrasi

Secara administratif, Kabupaten Karimun terdiri dari 9 kecamatan, 22 kelurahan, dan 32 desa, dengan ibukota kabupaten terletak di Tanjung Balai Kecamatan Karimun. Pembagian wilayah administrasi hingga unit desa/kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Ibukota Kecamatan serta Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Karimun

Wilayah Administrasi Ibukota Kecamatan Jumlah Kelurahan Desa RW RT Moro Moro 1 6 42 126 Durai Durai 0 4 13 34

Kundur Tanjung Batu Kota 3 5 65 171

Kundur Utara Tanjung Berlian 1 7 62 147

Kundur Barat Sawang 1 4 44 107

Karimun Tanjung Balai 4 2 31 125

Buru Buru 2 2 29 65

Meral Meral 4 1 41 150

Tebing Tebing 6 1 26 81

Jumlah 22 32 353 1.006

Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun tahun 2013

Pada tahun 2012 wilayah Kabupaten Karimun di mekarkan baik itu Kecamatan, Kelurahan dan Desa berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun nomor 2 tahun 2012, sehingga secara Secara administratif saat ini Kabupaten Karimun terdiri dari 12 Kecamatan, 29 kelurahan, dan 42 desa, dengan ibukota Kabupaten terletak di Tanjung Balai Kecamatan Karimun. Pembagian wilayah administrasi hingga unit desa/kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:

(2)

Tabel 2.2

Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Ibukota Kecamatan serta Jumlah Desa dan Kelurahan di Kab.Karimun

Berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2012

Wilayah

Administrasi KecamatanIbukota

Jumlah Jumlah Pulau Kelurahan Desa RW RT (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Moro Moro 2 10 43 136 84 Durai Durai - 4 12 35 46

Kundur Tanjung Batu Kota 3 3 50 144 26

Kundur Utara Tanjung Berlian 1 4 42 91 23

Kundur Barat Sawang 1 4 44 108 0

Karimun Tanjung Balai 6 3 34 130 24

Buru Buru 2 2 29 64 6

Meral Meral 6 - 30 115 4

Tebing Tebing 5 1 23 72 5

Meral Barat Darussalam 2 2 18 54 20

Belat Sebele - 6 25 64 25

Ungar Sei.Buluh 1 3 23 47 22

Jumlah 29 42 373 1.060 249

Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun Tahun 2014

Kabupaten Karimun terbentang antara 00º 24’ 36” LU sampai 01º 13’ 12” LU dan 103º 13’ 12” BT sampai 104º 00’ 36” BT dengan Wilayah lautan mencakup wilayah sepanjang 4 mil laut dari garis pantai dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 05 tahun 1983.

Wilayah Kabupaten Karimun berada di antara Kota Batam, Singapura, Malaysia, Kabupaten Bintan dan Propinsi Riau. Hal ini menjadikan Karimun sebagai tempat yang sangat strategis terutama untuk kegiatan perekonomian. Berdasarkan aspek geostrategisnya, maka kabupaten Karimun menjadi salah satu dari empat kabupaten yang sebagian wilayahnya ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas (tiga lainnya adalah Sabang, Bintan, dan Batam). Batas-batas Kabupaten Karimun yaitu:

(3)

1. Utara : Selat Singapura (Philip Channel), Selat Malaka dan Semenanjung Malaysia

2. Selatan : Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir) dan Kabupaten Lingga

3. Barat : Kecamatan Rangsang (Kabupaten Meranti) dan Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan.

4. Timur : Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam)

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Karimun 2.1.1.2 Luas Wilayah

Wilayah Kabupaten Karimun terdiri atas daratan dan perairan, dengan luas total wilayah mencapai 7.984 Km², dengan luasan perairan memiliki persentase jauh lebih besar (80,91%) dibanding luas daratan (19,09%). Berdasarkan perbandingan luas antar Kecamatan, Kecamatan Moro memiliki luas paling besar dengan persentase daratan 76,56% dan lautan 25,83% . Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

(4)

Tabel 2.3

Persentase Luas Wilayah Daratan, Lautan dan Jumlah Pulau Menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2013

Kecamatan Daratan Lautan Jumlah Pulau

Km² % Km² % Moro 1.166,80 76,56 1.668,44 25,83 84 Durai 52,00 3,41 1.480,54 22,92 46 Kundur 34,30 2,25 449,93 6,96 26 Unggar NA NA NA NA NA Karimun 49,90 3,27 404,06 6,25 23 Kundur Utara 29,50 1,94 509,15 7,88 11 Belat NA NA NA NA NA Kundur Barat 21,70 1,42 267,12 4,13 24 Buru 17,80 1,17 366,88 5,68 6 Meral 80,00 5,25 515,41 7,98 24 Meral Barat NA NA NA NA NA Tebing 72,00 4,72 798,47 12,36 5 Jumlah 1.524,00 19,09 6.460,00 80,91 249

Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun Ta. 2012

Sebagai wilayah yang terdiri dari banyak pulau besar dan kecil, saat ini Kabupaten Karimun memiliki 249 buah pulau yang seluruhnya sudah memiliki nama, namun baru sebanyak 54 pulau diantaranya yang sudah berpenghuni (Data terakhir hasil verifikasi Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun). Dua pulau terbesar di wilayah ini menjadi sentra berbagai kegiatan ekonomi masyarakat dan juga pemukiman penduduk, yaitu Pulau Karimun dan Pulau Kundur.

2.1.1.3 Topografi

Ketinggian tempat di Kabupaten Karimun berkisar 0-478 meter di atas permukaan laut dengan puncak tertinggi Gunung Jantan (478 meter). Ketinggian pada wilayah dataran hingga landai berkisar 0–25 meter di atas permukaan air laut. Kelompok wilayah bergelombang dengan ketinggian tempat berkisar dari 25-200 meter di atas permukaan air laut dan Kelompok wilayah yang mempunyai kemiringan lereng berbukit dengan ketinggian antara 25-300 meter di

(5)

berbukit bergunung yaitu di sekitar Gunung Jantan, Gunung Betina dan Gunung Papan.

Secara umum, topografi di Kabupaten Karimun bervariasi, yakni datar, berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung. Berdasarkan hasil interpretasi dan analisis Peta Topografi Skala 1 : 50.000, tingkat kemiringan lereng di Kabupaten Karimun dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelas, secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4

Gambaran Tingkat Kemiringan Wilayah di Kabupaten Karimun

Kemiringan (%) Keterangan Cakupan Wilayah Total (Km²) Total Luas (Km²)

0-3 Datar

Keseluruhan Pulau 768,4

Pulau Kundur 263,31

Pulau Karimun Besar 68,05 Pulau Gunung Papan 26,84

Pulau Belat 33,65

Pulau Buru 17,09

Pulau Sugi 44,51

Pulau Combol 44,51

Pulau Karimun Kecil 1,48

Pulau Durian 8,44

Pulau Citlim 18,40

Pulau Parit 10,25

Pulau Sugi Bawah 17,60

Pulau Asam 3,48

3-8 Landai-

Berombak

Pulau Kundur 9,40 81,66

Pulau Karimun Besar 9,87 Pulau Gunung Papan 4,47

Pulau Belat 1,5

Pulau Sugi 2,31

Pulau Combol 7,79

Pulau Durian 10,25

Pulau Parit 2,1

Pulau Sugi Bawah 1,26

Pulau Panjang 1,56

8-15 Bergelombang

Pulau Karimun besar 8,21 86.20

Pulau Combol 6,42

(6)

Kemiringan (%) Keterangan Cakupan Wilayah Total (Km²) Total Luas (Km²) Pulau Karimun Kecil 4,02

15-30

Pulau Karimun Besar 8,55 14,4

Pulau Gunung Papan 1,65

Pulau Combol 4,2

30-45 Agak curam

Pulau Karimun Besar 3,2 7,54

Pulau Karimun Kecil 2,86 Pulau Gunung Papan 1,48

Jumlah 958,2

Sumber: RPJMD Kabupaten Karimun Tahun 2011-2016 2.1.1.4 Stratigrafi

Stratigrafi geologi Kabupaten Karimun merupakan bagian dari stratigrafi geologi Kepulauan Riau yang dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu: Paleozonik Akhir, Mesozoik dan Tersier Tengah-Akhir. Berdasarkan pada litologi penyusunnya dari Peta Geologi Skala 1 : 250.000 lembar Bengkalis dan Siak Sri Indrapura-Tanjung Pinang oleh N.R. Cameron, S.A. Ghazali dan S.J. Thompson, 1982, Kabupaten Karimun dibagi menjadi satuan-satuan batuan/formasi, antara lain : Formasi Berakit (Kompleks batuan Malihan), Formasi Semarung, Formasi Pancur, Formasi Durianglang, Formasi Malang (MPm), Granit, Kuarsir Porfir, Formasi Tanjung Kerontang, Endapan Permukaan Tua (Qp), Endapan permukaan Muda (Qp).

2.1.1.5 Struktur Geologi

Secara struktur dan tektonik, Kabupaten karimun didominasi oleh aktivitas tektonik berumur mesozoikum dengan unsur struktur utama adalah lipatan dan sesar. Struktur tersebut terdapat di daerah pegunungan, umumnya membentuk punggungan-punggungan dan kelurusan. Lipatan, dijumpai pada batuan berumur kapur dengan karakteristik berarah Barat Laut-Tenggara, diperkirakan sangat berkorelasi dengan kompresi tektonik berarah Timur Laut-Barat Daya, lipatan yang terjadi mencerminan kelurusan regional dari Benua Asia/Semenanjung Malaya.

(7)

Secara setempat kenampakan sesar diisi oleh retas - retas batuan beku, khusus untuk Pulau Kundur dan Pulau Moro serta pulau disekitarnya, terdapat daerah-daerah perbukitan yang berisikan granit yang telah mengalami pengekaran, pelipatan dan pensesaran pada saat proses berlangsung cekungan. Transgresi secara global juga terjadi pada cekungan ini yang disusul dengan endapan-endapan sedimen sebagai sumber energi, minyak dan gas bumi, batubara dan gambut serta endapan mineral (RTRW Kabupaten Karimun, 2001-2010).

2.1.1.6 Tekstur dan Jenis Tanah

Tekstur tanah di Kabupaten Karimun dibedakan menjadi tekstur halus (liat), tekstur sedang (lempung) dan tekstur kasar. Berdasarkan jenis tanahnya, dapat dibedakan menjadi 5 macam jenis tanah yang terdiri dari organosol, glei humus, podsolik merah kuning, latosol dan aluvial.

1. Tanah organosol Tanah ini tersebar di pulau-pulau kecil dan dijumpai di pesisir pantai.

2. Glei humus mempunyai solum kurang dari 1 meter dengan warna umum kelabu kelam sampai hitam terutama sangat jelas sebagai ciri horizon A.

3. Jenis tanah podsolik merah kuning, Jenis tanah ini terdapat di Pulau Sugi. Tanah ini sesuai untuk kegiatan perkebunan.

4. Jenis tanah latosol Jenis tanah ini dijumpai di Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, dan beberapa pulau kecil sekitarnya dan sebagian besar gugus pulau yang ada di Kecamatan Moro.

5. Jenis tanah aluvial Jenis tanah ini terdapat di Pulau Karimun Besar dan Pulau Kundur.

2.1.1.7 Hidrologi

Pulau Karimun merupakan pulau dengan catchment area yang bersifat optimal untuk menampung dan menyimpan air dibandingkan dengan pulau-pulau yang lainnya karena mempunyai daerah resapan yang baik dengan ukuran yang cukup besar. Kenampakan morfologi di sebelah Utara merupakan perbukitan yang berfungsi sebagai kawasan

(8)

penyangga yang dapat menopang kawasan di bawahnya. Sumberdaya air baik berupa air yang berada di permukaan tanah (air di dalam sistem sungai, sistem irigasi, sistem drainase, waduk, danau/kolong) maupun air tanah (air tanah/sumur, mata air) dimanfaatkan untuk berbagai keperluan domestik, irigasi atau pertanian, pelayaran, industri, wisata dan lain-lain.

2.1.1.8 Air Permukaan

Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Karimun dapat dibagi menjadi 2 yaitu sungai perennial dan sungai musiman (intermitten). Sungai perennial adalah sungai yang mengalir sepanjang tahun. Sungai musiman adalah sungai yang alirannya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim, pada saat musim penghujan debit aliran akan meningkat sedangkan pada saat musim kemarau debit aliran akan surut atau bahkan mengering. Sungai perenial di Kabupaten Karimun meliputi Sungai Semamal, Sungai Bati, Sungai Lakam, Sungai Busung, dan Sungai Raya berada di Pulau Karimun Besar. Sungai Kundur, Sungai Sanglang, Sungai Sawang dan Sungai Layang berada di Pulau Kundur serta Sungai Sugi berada di Pulau Sugi.

Bentukan sungai di Kabupaten Karimun pada umumnya berkelok-kelok terutama di daerah hilir yaitu pada wilayah dataran dengan kemiringan lereng 0-3%. Bentukan sungai pada daerah hulu dapat berbentuk V jika kemiringan lerengnya curam. Bentukan sungai tersebut dapat dipengaruhi juga oleh proses geologi yaitu adanya sistem kekar/patahan. Pola aliran sungai di pulau-pulau besar seperti Pulau Karimun Besar dan Pulau Kundur memiliki pola dendritik yang mencerminkan homogenitas material penyusunnya. Air kolong, adalah genangan air yang terdapat pada kolong-kolong bekas penambangan timah berbentuk kolam atau situ, berukuran beberapa ratus meter hingga puluhan hektar. Kedalaman kolong berkisar antara beberapa meter hingga sampai > 20 meter. Air kolong tersebut dimanfaatkan untuk budidaya ikan air tawar maupun sumber air minum yang dikelola oleh PDAM.

(9)

2.1.1.9 Air Tanah

Seperti halnya pada batuan granit di Kabupaten Karimun merupakan jenis batuan beku (massif) yang memiliki mineral kuarsa > 10 %, namun dengan adanya system kekar dan tingkat pelapukan maka jenis batuannya dapat bertindak sebagai akuifer. Beberapa lokasi yang ditambang yaitu pemboran batuan granit kemudian dibuat sumur, hasilnya air tanah dapat keluar. Berdasarkan hasil penelitian PT. Yodha Karya (2003) Zone akuifer batuan granit dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Zone 1, berupa lapisan timbunan yang terdiri dari pecahan batu granit,

material penyusun lapisan ini umumnya bersifat lepas sehingga membentuk rongga-rongga yang saling berhubungan. Jika di atas lapisan ini terdapat air, maka lapisan tersebut akan meresap ke dalam lapisan, selanjutnya mengalir melalui rongga dan butir dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Bila lapisan ini telah jenuh, maka air yang telah berada di atasnya tidak dapat meresap lagi, dan menyebabkan terjadinya genangan air atau aliran permukaan.

2. Zone 2, terdapat di lapisan bawah Zone 1, merupakan batuan granit yang memiliki rekahan. Meskipun rekahan-rekahan tersebut pada awalnya terbentuk secara alami, namun akibat adanya kegiatan peledakan menyebabkan makin bertambah besar dan bertambah banyak, sehingga air yang terdapat pada zone 1 mengalir ke zone 2 melalui rekahan-rekahan yang saling berhubungan dan terakumulasi pada suatu tempat. Keterdapatan air tanah di Kabupaten Karimun dapat di bedakan menjadi tiga jenis akuifer. Yaitu akuifer berproduksi sedang, akuifer produktivitas kecil dan akuifer air tanah langka (peta hidrogeologi).

a. Akuifer dengan produktivitas sedang yaitu akifer tidak menerus, keterusan rendah, muka air tanah umumnya beragam, debit < 5 l/detik. Persebaran jenis akuifer ini menempati sebagian besar Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Gunung Papan, Pulau Belat, Pulau Parit dan bagian pantai Pulau Buru

b. Akuifer dengan produktivitas kecil, muncul setempat, umumnya keterusan sangat rendah, air tanah dangkal setempat dalam jumlah

(10)

yang terbatas dapat diperoleh pada zone pelapukan batuan padu atau di daerah dataran. Sebaran jenis akuifer ini di bagian Tengah Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Parit, Pulau Buru dan pulau kecil lainnya.

c. Daerah air tanah langka dengan akuifernya pasir dari lapukan granit, celahan atau rekahan granit itu sendiri dimana produktivitasnya sangat kecil terdapat di daerah perbukitan Pulau Karimun Besar, sebagian kecil Pulau Kundur, Pulau Gunung Papan dan Pulau Parit.

2.1.1.10 Mata Air

Di sebelah Utara Pulau Karimun Besar terdapat Air Terjun Pongkar yang saat ini menjadi kawasan wisata. Mata air dengan debit yang besar menjadi potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti air minum, irigasi, pertanian dan lain-lain. Mata air yang sudah di manfaatkan di Kabupaten Karimun antara lain berada di Pulau Karimun Besar dengan debit kurang lebih 2 liter/detik yaitu di Mata Air Terjun Pongkar yang berada di Desa Pongkar Kecamatan Tebing. Sumber mata air lainnya pada umumnya berada di hulu sungai atau di lereng kaki bukit seperti di hulu Sungai Kundur di Kecamatan Kundur Barat. Debit mata air-mata air lainnya mempunyai debit yang < 1 liter/detik.

2.1.1.11 Klimatologi

Wilayah Kabupaten Karimun sebagai bagian dari kepulauan di Indonesia yang terletak di dekat garis khatulistiwa mempunyai iklim basah dengan rata-rata penyinaran matahri sebesar 53 persen. Jenis iklim ini sangat dipengaruhi oleh perubahan angin yang melewatinya. Arah angin berasal dari arah timur laut, utara, selatan, barat daya, dan barat. Angin yang sangat berpengaruh adalah angin Utara, Selatan, dan Barat Laut. Kecepatan angin rata-rata per hari sebesar 4 knot, dengan kecepatan maksimum tercatat terjadi pada bulan November dengan rata-rata kecepatan perhari sebesar 7 knot. Tekanan udara rata-rata sebesar 1010,5

(11)

MBS, dengan tekanan maksimal terjadi pada bulan September sebesar 1014,7 MBS dan minimum pada bulan Desember sebesar 1007,0 MBS.

Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Karimun hanya mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau di Kabupaten Karimun pada umumnya terjadi sepanjang bulan Februari, sementara pada bulan lainnya curah hujan cenderung merata. Berdasarkan dari stasiun BMG Tanjung Balai Karimun, rata-rata curah hujan tahun 2011 sebesar 238,3 mm, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember, dan terendah pada bulan Januari. Jumlah hari hujan cukup merata sepanjang tahun dengan rata-rata 17 hari setiap bulannya, kecuali pada bulan Februari dan Juli dimana jumlah hari hujan masing-masing hanya 10 dan 9 hari. Sementara rata-rata temperatur harian mencapai 27,50C, dengan rata-rata maksimum sebesar 33,60C dan

minimum 22,50C. Kelembaban udara sepanjang tahun 2011 mencapai 86

persen.

2.1.1.12 Kawasan Rawan Bencana

Pengertian kawasan rawan bencana adalah daerah yang pernah mengalami bencana atau daerah yang mempunyai potensi terjadinya bencana. Daerah rawan bencana di Kabupaten Karimun dapat diidentifikasi salah satunya dari kondisi morfologi wilayah, sifat fisik tanah dan batuan serta keadaan curah hujan.

1. Gerakan Tanah Longsor

Kawasan gerakan tanah di Kabupaten Karimun dapat di bagi menjadi

tiga kelompok yaitu;

a. Zone Potensi Gerakan Tanah Rendah, Sebaran daerahnya meliputi sebagian besar Kabupaten Karimun.

b. Zone Potensi Gerakan Tanah Sedang, Sebaran potensi gerakan tanah sedang antara lain Kecamatan Tebing, Meral, Buru, dan Moro serta sebagian kecil Kecamatan Kundur Barat.

c. Zone Potensi Gerakan Tanah Tinggi, Sebaran potensi gerakan tanah tinggi antara lain Kecamatan Tebing, Meral, Buru, dan Moro.

(12)

2. Banjir

Banjir terjadi disebabkan karena faktor alami dan faktor manusia. Faktor alami dapat diidentifikasi dari keadaan morfologi wilayah yang berupa dataran, kerapatan dan jenis penggunaan lahan, curah hujan yang tinggi sehingga ketika terjadinya hujan aliran sungai atau debit sungai akan meningkat/meluap. Faktor manusia ikut berpengaruh terhadap terjadinya banjir karena adanya penggundulan hutan di daerah hulu, sehingga aliran permukaan langsung menjadi aliran sungai. Banjir erat kaitannya dengan drainase permukaan tanah. Drainase di sini adalah drainase yang menunjukkan lamanya atau seringnya tanah tergenang air. Dengan demikian drainase ini sangat dipengaruhi oleh sifat sifat fisik tanah lainnya seperti lereng, tekstur tanah, konsistensi/porositas tanah.

Daerah banjir dapat terjadi di dataran aluvial bekas rawa, daerah tersebut merupakan tempat yang sering tergenang air. Tanggul sungai dan sempadan sungai yang sudah rusak dan tidak dapat berfungsi menahan luapan air, akan mempermudah aliran menyebar ke kiri kanan sungai. Sebaran kawasan berpotensi banjir terdapat pada daerah yang mempunyai karakter pantai mangrove/rawa dan jenis tanahnya organosol/gambut. Kawasan tersebut hampir tersebar di sepanjang pesisir pulau-pulau di Kabupaten Karimun. Mangrove di Pulau Karimun Besar yaitu di bagian Selatan Kecamatan Tebing dan Meral, merupakan daerah yang relatif sedikit dibandingkan pulau-pulau lainnya. Daerah yang mempunyai lahan rawa lebih banyak di Kecamatan Moro.

3. Abrasi Pantai

Abrasi merupakan erosi yang terjadi di daerah sekitar pantai karena arus dan gelombang yang mengikis bentuk lahan pantai (mangrove, karang/batuan, berpasir. Tingkat erosi yang ditimbulkan berbeda sesuai dengan kecepatan arus/gelombang dalam mengikis tebing pantainya. Arus dan gelombang di Kabupaten Karimun terutama sangat dipengaruhi oleh pola Angin Barat, Selatan dan Utara.

(13)

beberapa tempat kecepatan arus permukaan di laut meningkat yang dipengaruhi antara lain oleh letak keberadaan pulau dengan pulau lainnya dan keberadaanya dengan perairan lepas serta pola arah angin lokal. Sebaran abrasi di Kabupaten Karimun dapat terjadi pada karakteristik pantai berpasir, berpasir-berlumpur dan pantai berkarang/cliff. Di Pulau Karimun Besar terdapat di pantai Barat Kecamatan Meral, bagian Selatan Pulau Kundur dan sebelah Selatan Pulau Belat.

4. Kegempaan dan Zona Sesar Aktif

Zona sesar aktif yang terdapat di Kepulauan Indonesia mengikuti zone subduksi tumbukan lempeng yang terbentang dari Barat hingga Timur Negara Indonesia. Zona sesar aktif akan berasosiasi dengan pusat-pusat gempa yang dikenal sebagai kegempaan sesar aktif yang meningkat. Adanya sesar terbentuk karena patahan yang bergeser sesuai arah sesarnya. Pada zone sesar ini merupakan daerah yang lemah karena adanya perlapisan batuan yang berbeda antara lain tingkat pelapukannya, batuan penyusun bahkan formasi batuannya. Zona gempa di Kabupaten Karimun berdasarkan pada peta isoseisma (Beca Carter Holling dan Ferner Ltd, 1976) mempunyai percepatan maksimum 0,05 g. Berdasarkan peta wilayah rawan bencana gempa bumi Indonesia (Kertapati E, Suhaemi, A., Djuanda,A., 2001) di Kabupaten Karimun termasuk pada daerah yang berintensitas gempa rendahan atau setara dengan skala maksimum IV MMI digolongkan sebagai wilayah yang relatif aman terhadap kerusakan akibat gempa untuk bangunan teknik di atasnya (Penyusunan Zoning Regulation Kawasan KEK, 2007).

2.1.1.13 Pola Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Karimun menunjukan jenis yang beragam dengan keragaman tersebut merupakan perwujudan dari keragaman kegiatan yang berlangsung di atasnya. Di Kabupaten Karimun penggunaan lahannya dibagi menjadi 11 yaitu: belukar, permukiman, hutan lindung, pertanian, perkebunan, kota baru, hutan mangrove, pertambangan, lahan terbuka, industri, lainnya. Jenis aktivitas

(14)

pemanfaatan lahan berpengaruh terhadap nilai dan harga lahan di suatu daerah. Lokasi tanah strategis dan bernilai tinggi sangat ditentukan oleh faktor jarak dengan aglomerasi penduduk kota dengan skala yang cukup tinggi, jarak terhadap jaringan transportasi dan ketersediaan sarana dan prasarana (air minum, listrik dan lain-lain).

2.1.2.1 Gambaran Umum Demografi

Penduduk merupakan pelaku sekaligus sasaran pembangunan, sehingga data penduduk merupakan data pokok yang perlu diketahui karakteristiknya (meliputi kuantitas, distribusi, komposisi, dan kualitas), untuk mengetahui potensi maupun kebutuhan‐kebutuhan yang diperlukan dalam rangka memperoleh subyek yang berkualitas.

Tabel 2.5

Peruntukan Lahan di Kabupaten Karimun

No Penggunan Lahan Luas (Ha)

1 Belukar 103.326,438 2 Permukiman 3.796,680 3 Hutan 6.041,797 4 Pertanian 6.041,797 5 Perkebunan 13.829,347 6 Kota baru 1.664,360 7 Hutan Mangrove 11.922,114 8 Pertambangan 1.999,923 9 Lahan terbuka 276,693 10 Industri 300,862 11 Lainnya (Danau/Kolong) 296,006 Jumlah 152.400,000

Sumber : Fakta dan Analisa-Review RTRW Kab. Karimun Tahun 2008-2027

2.1.2.2 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Karimun pada tahun 2013 menurut data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun yang mengadakan registrasi penduduk dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) berjumlah 282.475 jiwa, yang terdiri dari 145.996 laki–laki dan 282.475

(15)

perempuan. Penduduk Kabupaten Karimun berasal dari berbagai suku bangsa (heterogen) dan lebih didominasi oleh suku Melayu.

Secara absolut pertambahan penduduk Kabupaten Karimun dari tahun ke tahun cukup tinggi. Salah satu penyebabnya adalah rata–rata laju pertumbuhan penduduk yang relatif cukup tinggi. Selama lima tahun terakhir, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karimun per tahun berada pada kisaran 2,68 persen.

Tabel 2.6

Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2006-2013

No. Tahun Jumlah Laju Pertumbuhan

1 2006 208,265 - 2 2007 212,334 1,95 3 2008 247,888 16,74 4 2009 266,012 7,31 5 2010 265,604 -0,15 6 2011 272,985 2,78 7 2012 280,954 2,92 8 2013 282,475 0,54 Rata-rata 2,68

Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil, Tahun 2013

Selanjutnya jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk (LPP) per Kecamatan di wilayah Kabupaten Karimun kondisi tahun 2010-2013 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.7

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Karimun Tahun 2010-2013

No Kecamatan

Jumlah Penduduk Laju

Pertumbuhan Penduduk (LPP) 2010 2011 2012 2013 1. Karimun 59,585 61,426 63,615 63,512 6,59 2. Tebing 29,600 30,691 32,425 29,054 -1,84 3. Meral 54,495 56,909 59,510 49,726 -8,75 4. Buru 11,026 11,235 11,521 11,504 4,34 5. Moro 20,231 20,452 21,026 20,764 2,63 6. Kundur 41,859 42,664 44,093 37,699 -9,94 7. Kundur Utara 22,651 22,849 21,852 13,928 -38,51 8. Kundur 18,630 19,239 19,625 19,683 5,65

(16)

No Kecamatan

Jumlah Penduduk Laju

Pertumbuhan Penduduk (LPP) 2010 2011 2012 2013 Barat 9. Durai 7,327 7,520 7,287 7,331 0,05 10. Meral Barat - - - 14,915 NA 11. Belat - - - 7,726 NA 12. Ungar - - - 6.633 NA Jumlah 265,604 272,985 280,954 282,475 6,35 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Karimun Tahun 2014

Persebaran penduduk di Kabupaten Karimun secara geografis dapat dikatakan belum merata sehingga mengakibatkan penumpukan konsentrasi penduduk pada beberapa wilayah tertentu. Ketidakmerataan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah potensi wilayah yang dimiliki.

Tabel 2.8

Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun menurut Kecamatan Tahun 2013

Kecamatan Luas Daratan Kepadatan Per km²

Moro 1.166,8 16,07 Durai 52 121,83 Kundur 34,3 1.066,01 Kundur Utara 49,9 366,79 Kundur Barat 29,5 591,15 Karimun 21,7 2.213,64 Buru 17,8 540,11 Meral 80 617,75 Tebing 72 397,39 Meral Barat NA NA Belat NA NA Ungar NA NA Jumlah 1.524 153

Sumber : BPS Karimun, Tahun 2013

*) Hasil Proyeksi, Angka Sangat Sementara

Walaupun Kabupaten Karimun masih tergolong sebagai kota kecil. Namun melihat fungsi daerah ini sebagai daerah transit maka akan menimbulkan berbagai permasalahan mendasar terkait dengan kependudukan. Migrasi penduduk yang masih saja berlangsung serta besarnya persentase usia produktif di Kabupaten Karimun dapat menyebabkan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang pada

(17)

daya dan daya dukung alam yang tersedia. Kedekatan Kabupaten Karimun dengan negara tetangga, Singapura dan Malaysia serta Kota Batam sebagai pusat industri ditambah lagi dengan telah ditetapkannya Karimun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), semakin menimbulkan permasalahan–permasalahan kependudukan.

Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Karimun pada tahun 2013 menurut data dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun adalah sebanyak 80.530 KK, tersebar di 12 (dua belas) Kecamatan di Kabupaten Karimun. Jumlah KK di Kabupaten Karimun pada tahun 2013 sebanyak 80.530 KK atau mengalami peningkatan sebesar 10,84 persen. Kecamatan dengan jumlah KK terbanyak adalah Kecamatan Karimun sebanyak 19.119 KK diikuti oleh Kecamatan Meral yaitu 13.439 KK, sedangkan Kecamatan Durai yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit memiliki jumlah KK sebanyak 1.085. Untuk lebih jelasnya jumlah Kepala Keluarga (KK) per-Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.9

Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kab. Karimun Menurut Wilayah Kec. Tahun 2013

Kecamatan Penduduk Jumlah Jumlah KK Persentase (%)

Moro 20.764 5.986 28.82 Durai 7.331 2.112 28.80 Kundur 37.699 10.757 28.53 Kundur Utara 13.928 3.896 27.97 Kundur Barat 19.683 5.521 28.04 Karimun 63.512 19.119 30.10 Buru 11.504 3.342 29.05 Meral 49.726 13.439 27.02 Tebing 29.054 8.104 27.89 Meral Barat 14.915 4,153 27.84 Belat 7.726 2,183 28.26 Ungar 6.633 1,918 28.91 JUMLAH 282.475 80.530 28.50

(18)

Sedangkan untuk mengetahui lebih jelas tentang jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin menurut wilayah kecamatan dapat dilihat pada tebel berikut :

Tabel 2.10

Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Karimun menurut Wilayah Kecamatan Tahun 2012-2013

Kecamatan Tahu 2012 Tahun 2013

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Moro 32.703 30.912 10.747 10.017 Durai 3.773 3.514 3.810 3.521 Kundur 16.802 15.623 19.043 18.656 Kundur Utara 11.461 10.391 7.276 6.652 Kundur Barat 10.193 9.432 10.234 9.449 Karimun 31.231 28.279 32.621 30.891 Buru 22.268 21.825 5.984 5.520 Meral 5.977 5.544 26.014 23.712 Tebing 10.877 10.149 14.971 14.083 Meral Barat - - 7.857 7.058 Belat - - 4.069 3.657 Ungar - - 3.370 3.263 JUMLAH 145.285 135.669 145.996 136.479 TOTAL 280.954 282.475

Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil, Tahun 2014

Pada Tahun 2012 merupakan tahun pencanangan e-KTP di seluruh Indonesia. Kabupaten Karimun juga sudah melaksanakan perekaman data penduduk berdasarkan perekaman e-KTP yang mulai dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2012. Untuk mengetahui lebih jelas penduduk yang sudah melakukan perekaman e-KTP dapat dilihat pada tabel berikut :

(19)

Tabel 2.11

Data Hasil Perekaman e-KTP Kabupaten Karimun menurut Wilayah Kecamatan Tahun 2013

Kecamatan Wajib KTP Jumlah Perekaman Jumlah Persentase (%) Perekaman Sisa

Moro 14.612 11.827 80.94 2.785 Durai 5.115 3.988 77.97 1.127 Kundur 26.886 19.603 72.92 7.283 Kundur Utara 9.968 7.997 80.23 1.971 Kundur Barat 13.981 11.475 82.08 2.506 Karimun 44.938 26.738 59.50 18.200 Buru 8.346 7.977 95.58 369 Meral 34.304 23.524 68.58 10.780 Tebing 19.992 16.390 81.99 3.602 Meral Barat 10.162 6.968 68.57 3.194 Belat 5.497 4.410 80.23 1.087 Ungar 4.833 3.524 72.92 1.309 JUMLAH 198.634 144.421 72.71 54.213 Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil, Tahun 2014

Dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk Kabupaten Karimun tamat SD dan SLTP. Sementara itu, persentase jumlah penduduk yang tamat SLTA menduduki urutan kedua, sementara hanya sebagian kecil penduduk yang telah menamatkan pendidikan akademi maupun perguruan tinggi. Dilihat dari perkembangannya, jumlah persentase penduduk yang telah menamatkan pendidikan SLTA maupun perguruan tinggi mengalami peningkatan dari tahun 2010. Meskipun demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan sebagian besar penduduk di Kabupaten Karimun relatif masih rendah.

(20)

Tabel 2.12

Distribusi Penduduk Usia 10 Tahun Keatas di Kabupaten Karimun menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin

Tahun 2012-2013

2.1.2.3 Struktur Usia Penduduk

Jumlah penduduk dipengaruhi oleh kelahiran, kematian dan migrasi. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang bagus akan menjadi potensi yang besar untuk memajukan suatu daerah. Dilihat dari tabel dibawah, berdasarkan data dari BPS Kabupaten Karimun, terjadi kenaikan jumlah penduduk sebanyak 1,64 persen. Kenaikan yang cukup besar terjadi pada kelompok umur lansia diatas 60 tahun yaitu sebesar 9,70 persen. Hal ini berarti adanya kelahiran bayi yang cukup besar di Kabupaten Karimun pada tahubn 2013.

Dilihat dari struktur usia penduduk Kabupaten Karimun termasuk umur muda, lebih besar dari separuh jumlah penduduk (54,8 persen) berada pada golongan umur 20-59 tahun. Golongan umur ini merupakan golongan umur yang sedang aktif bekerja (usia produktif), penyediaan lapangan usaha sebanyak-banyaknya sangat diperlukan. Golongan umur terbesar kedua adalah umur 5-19 tahun sebanyak 63.366 orang (27,60 persen). Golongan umur ini merupakan golongan usia sekolah sehingga sangat diperlukan fasilitas pendidikan yang cukup dan memadai. Sedangkan untuk golongan umur >59 tahun merupakan kelompok umur yang paling sedikit sekitar 7,12 dari total penduduk tahun 2013.

No. Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

2012 (%) 2013* (%)

L P L P

1 Tidak Tamat SD Sekolah /Tidak 20,87 21,00 21.60 27.19

2 SD Sederajat 32,96 36,50 35.10 31.45

3 SMP Sederajat 21,23 20,22 16.90 17.80

3 SMS Sederajat 20,03 18,12 21.72 18.79

4 Akademi/PT 4,91 5,15 4.68 4.77

JUMLAH 100 100 100 100

Sumber : BPS Karimun, Tahun 2014 * ) Angka Sangat Sementara

(21)

Tabel 2.13

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2010 s/d 2013

No Kelompok Usia (Orang) 2010 (Orang) 2011 (Orang) 2012 (Orang) 2013*

1 0 – 4 Tahun 17.538 22.405 23,970 24,249

2 5 – 19 Tahun 74.257 63.409 62,719 63,366

3 20 – 59 Tahun 156.634 123.563 124,268 128,335 4 >59 Tahun 17.982 14.021 14,904 16,349 JUMLAH 266.411 223.398 225.861 225,861 Sumber : Dinas Kependudukan, Capil dan KB, Tahun 2013

*) Angka sangat Sementara

2.1.2.4 Angkatan Kerja dan Ketenagakerjaan

2.1.2.4.1 Jumlah Penganggur Menurut Tingkat Pendidikan

Pengangguran merupakan masalah utama ketenagakerjaan di Kabupaten Karimun yang harus ditangani secara berkelanjutan, agar tidak membawa runtutan dampak pada masalah lain seperti kemiskinan, kriminalitas, maupun masalah sosial politik lainnya. Pengangguran akan bertambah jika meningkatnya jumlah angkatan kerja tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah kesempatan kerja. Secara umum, pertumbuhan kesempatan kerja terkait dengan pertumbuhan ekonomi. Sementara itu peningkatan jumlah kesempatan kerja juga tidak secara otomatis akan menyerap angkatan kerja, mengingat ada faktor lain yang menentukan seperti kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) itu sendiri.

Berdasarkan updating data yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun, pada tahun 2011 angka pengangguran sejumlah 1.404 orang, turun dibanding pendataan tahun 2010 yang mencatat angka 1.534 orang penganggur terbuka (10,93 persen dari total angkatan kerja 7.126 orang). Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah lulusan SLTA dan sederajat. Walau demikian ditemukan juga fakta bahwa cukup banyak penganggur dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi seperti pada tabel di bawah ini.

(22)

Tabel 2.14

Jumlah Penganggur menurut Tingkat Pendidikan Pada Tahun 2010 s/d 2013

No Pendidikan (Orang) 2010 (Orang) 2011 (Orang) 2012 (Orang 2013

1 Tidak Tamat SD 8 2 9 9

2 Tamat SD-SLTP 217 81 61 61

3 Tamat SLTA Ke atas 1.040 1.136 443 443

4 Tamat Akademi 106 73 35 35

5 Tamat Perguruan Tinggi 163 112 108 108

JUMLAH 1.534 1.404 656 656

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun , Tahun 2014 Selanjutnya angka pengangguran dari kelompok tingkat pendidikan di bawah SLTA juga dapat menjadi indikasi bahwa masih banyak angkatan kerja di Kabupaten Karimun yang kualitasnya rendah sehingga sulit untuk terserap di pasar kerja. Sementara itu dari data jumlah penduduk yang bekerja didapati bahwa sebagian besar bekerja pada sektor keuangan, perusahaan, dan jasa perusahaan. Selain itu, sektor pertambangan dan penggalian juga merupakan sektor yang mampu menarik banyak orang bekerja.

Tabel 2.15

Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Kegiatannya

No Sektor Jumlah (Orang)

1 Pertanian 158

2 Pertambangan dan Penggalian 1.064

3 Perikanan 135

4 Industri Pengolahan 859

5 Listrik, Gas dan Air 16

6 Bangunan 1.315

7 Perdagangan Hotel dan Restoran 284

8 Pengangkutan dan Komunikasi 144

9 Keuangan, Perusahaan, dan Jasa

Perusahaan 2.491

10 Jasa Lainnya 156

JUMLAH 6.622

(23)

2.1.2.4.2 Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK)

Angka partisipasi angkatan kerja menyajikan data yang menggambarkan banyaknya angkatan kerja, yaitu penduduk yang sedang bekerja dan yang mencari pekerjaan dari penduduk usia 15 – 64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun secara keseluruhan.

Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui bagian dari tenaga kerja yang benar-benar terlibat atau berusaha terlibat dalam kegiatan produktif yang dapat menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu.

Tabel 2.16

Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan Utama Kabupaten Karimun Tahun 2013

No Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Jenis Kelamin Total 1 Angkatan Kerja 81.95 41.99 62.43 a. Bekerja 79.14 38.27 59.18 b. Mencari kerja 2.81 3.72 3.25 TPAK 81.95 41.99 62.43 2 Bukan Angkatan Kerja 18.05 58.01 37.57 a. Sekolah 11.75 9.28 10.55 b. Mengurus rumah tangga 0.63 46.52 23.04 c. Lainnya 5.67 2.21 3.98

Sumber : Sumber : BPS Karimun, Tahun 2014

2.1.3 Penanggulangan Kemiskinan

Pemerintah Kabupaten Karimun telah berupaya mengurangi jumlah penduduk miskin melalui program - program pengentasan kemiskinan. Banyak program penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan pemerintah dan memberikan hasil positif hingga tahun 2013, seperti : bantuan beras miskin (Raskin), asuransi kesehatan untuk keluarga miskin (Askeskin), bantuan biaya pendidikan (BOS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jamkesda dan lain - lain. Salah satu program

(24)

Pemerintah dalam meringankan beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin (RTM) adalah dengan bantuan beras miskin. Pada tahun 2013 jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS PM) Raskin di Kabupaten Karimun sebanyak 8.579 RTS tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah RTS di Kecamatan Moro relatif lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan lain yaitu sejumlah 1.401 RTS, sedangkan jumlah RTS terkecil ada di Kecamatan Ungar yaitu sebanyak 216 RTS. Jumlah RTS PM Raskin menurut wilayah kabupaten/kota beserta dengan pagu beras untuk tahun 2013 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.17

Jumlah RTS-PM di Kabupaten Karimun menurut Wilayah Tahun 2012-2013

Kecamatan Sasaran (RTS) Pagu Beras (Kg) 2011 2012 2013 2011 2012 2013 Moro 1.939 1.462 1.401 29.085 21.930 21.015 Durai 393 502 482 5.895 7.530 7.230 Kundur 1.778 1.367 1.096 26.670 20.505 16.440 Kundur Utara 1.121 966 336 16.815 14.490 5.040 Kundur Barat 1.320 1.152 1.106 19.800 17.280 16.590 Karimun 951 593 569 14.265 8.895 8.535 Buru 1.319 1.058 1.016 19.785 15.870 15.240 Meral 2.270 1.267 680 34.050 19.005 10.200 Tebing 613 571 445 9.195 8.565 6.675 Meral Barat NA NA 641 NA NA 9.615 Belat NA NA 591 NA NA 8.865 Ungar NA NA 216 NA NA 3.240 JUMLAH 11.704 8.938 8.579 175.560 134.070 128.685 Sumber : Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun, Tahun 2014

Jumlah RTS PM pada tahun 2012 di atas mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni tahun 2011 berjumlah 11.704 RTS dan pada tahun 2012 menjadi 8.938 RTS karena pemerintah pusat menetapkan bahwa jumlah RTS penerima Raskin masih menggunakan data PPLS Tahun 2008 yang dikeluarkan oleh BPS.

Selanjutnya pemerintahan Kabupaten Karimun melalui Dinas Sosial merima bantuan rehab RTLH dan Kube pada tahu 2013. Untuk mengetahui lebih jelasnya jumlah peneriman bantuan RTLH dan Kube pada tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

(25)

Tabel 2.18

Jumlah Penerima Bantuan Rehab TRLH dan Kube di Kab. Karimun menurut Wilayah Tahun 2011-2013

Kecamatan Rehab RTLH KUBE

2011 2012 2013 2011 2012 2013 Moro 0 379 125 12 10 10 Durai 0 178 42 14 4 3 Kundur 157 0 62 9 14 2 Kundur Utara 215 49 61 8 14 3 Kundur Barat 95 0 55 10 12 2 Karimun 35 101 36 18 8 2 Buru 77 160 148 10 8 2 Meral 21 83 39 16 8 1 Tebing 0 70 29 10 7 3 Meral Barat NA NA 53 0 0 2 Belat NA NA 62 0 0 0 Ungar NA NA 38 0 0 0 JUMLAH 600 1.020 750 107 85 30

Sumber : Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun, Tahun 2014

Data diatas menunjukkan bahwa berbagai program tersebut di atas masih terbatas pada pemberian bantuan yang bersifat sementara dan belum memotivasi penduduk untuk melakukan kegiatan ekonomi yang produktif. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Karimun berupaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui program‐program yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat. 2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.4.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Sementara itu dilihat dari besarannya, PDRB Kabupaten Karimun dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 PDRB Kabupaten Karimun atas dasar harga berlaku diproyeksikan dapat mencapai 6.109.172.65 milyar rupiah atau meningkat 12.47 persen dibanding dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan diproyeksikan mencapai 2.511.213.26 milyar rupiah. Kenaikan tersebut menunjukan bahwa aktifitas kegiatan ekonomi di Kabupaten Karimun mengalami peningkatan baik dari nilai nominal

(26)

maupun realitas produksinya. Adapun perkembangan besaran PDRB Kabupaten Karimun tahun 2007-2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.19

PDRB Kabupaten Karimun 2007-2013 (Juta Rupiah)

Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp) Pertumb uhan (%) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Rp) Pertumbuh an (%) 2007 3.048.518,37 - 1.699.532,94 - 2008 3.446.621,55 13,06 1.802.138,69 6,04 2009 3.818.994,98 10,80 1.915.699,03 6,30 2010 4.287.740,28 12,27 2.041.431,79 6,56 2011* 4.813.661,06 12,27 2.185.284,61 7,05 2012** 5.431.778,26 12,84 2.343.889,00 7,26 2013p) 6.109.172.65 12,47 2.511.210,00 7,14 *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara p) Angka Sangat Sementara

Sumber : BPS Karimun , Tahun 2013

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari kebijakan pembangunan yang telah diambil, khususnya dalam bidang ekonomi. Indikator ini memiliki arti penting bagi pemangku kebijakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai, serta berguna sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dan arah pembangunan dimasa yang akan datang.

Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan diharapkan dapat memberikan dampak pada beberapa aspek terhadap pembangunan. Pertama, meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta memperluas kesempatan kerja dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat. Kedua, meningkatkan hubungan ekonomi dan mengusahakan adanya pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier, sehingga tercipta pendapatan masyarakat yang meningkat secara signifikan dengan tingkat pemerataan yang baik.

Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari aktifitas seluruh sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Hal ini berkaitan erat dengan kontribusi setiap sektor, baik yang berpotensi besar

(27)

baik untuk dijadikan prioritas pengembangan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun sendiri dipengaruhi oleh dua sektor dominan yaitu sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kedua sektor dominan ini sangat menjadi perhatiaan yang besar bagi pemerintahan Kabupaten Karimun sehingga dapat menjamin pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun terus meningkat. Untuk mengetahui lebih jelas laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun dari Tahun 2008 s/d Tahun 2013 ini dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karimun 2008-2013

*) Angka Sementara

Sumber : BPS Karimun , Tahun 2014

Tren pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun pada periode 2008-2012 secara umum terus mengalami peningkatan. Besaran pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun pada periode tersebut berturut-turut sebesar 6,04 persen, 6,30 persen, 6,56 persen, 7,05 persen, dan 7,26 persen. Pada tahun 2013 diperkirakan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 7,14 persen. Visualisasi perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun tahun 2010 s/d 2013 berdasarkan kontribusi setiap sektor penyusunnya dapat dilihat pada tabel berikut :

(28)

Tabel 2.20

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 s/d 2013*

Lapangan Usaha 2010 2011 2012* 2013**

1. Pertanian 4,34 4,29 4,12 4,10

2. Pertambangan & Penggalian 3,81 6,4 8,19 8,12

3. Industri 7,56 11,31 11,24 10,37

4. Listrik & Air 7,11 7,23 7,06 7,05

5. Bangunan 15,38 11,55 11,30 11,32

6. Perdagangan,Hotel & Restoran 7,12 7,75 8,10 8,15 7. Pengangkutan & Komunikasi 6,04 6,14 6,70 6,72 8. Keu,Persewaan,& Js Perusahaan 6,29 6,87 7,08 6,16

9. Jasa-Jasa 6,60 5,98 5,43 5,01

PDRB 6,56 7,05 7,26 7,14

*) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara p) Angka Sangat Sementara

Sumber : BPS Karimun , Tahun 2014

Keberhasilan kinerja perekonomian Kabupaten Karimun yang mencapai pertumbuhan sebesar 7,14 persen pada tahun 2013 tidak terlepas dari peningkatan pertumbuhan yang terjadi pada semua sektor penyusunnya. Dari sembilan sektor utama, sebagian besar diantaranya menunjukkan pertumbuhan yang positif, kecuali pada sektor pertanian, sektor listrik dan air, serta sektor jasa-jasa.

Secara kuantitas pertumbuhan tertinggi masih tetap terjadi pada sektor konstruksi sebesar 11,32 persen. Sektor ini masih menempati urutan tertinggi selama dua tahun terakhir seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan fisik di Kabupaten Karimun. Diantaranya merupakan infrastruktur yang dipergunakan untuk mendukung iklim investasi pada sektor industri. Namun jika ditinjau dari segi kualitas, pertumbuhan pada sektor konstruksi ini hanya mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Situasi ini menunjukkan bahwa perkembangan sektor konstruksi di Kabupaten Karimun mulai memasuki titik jenuh, sehingga diperkirakan pertumbuhannya akan terus mengalami penurunan dalam beberapa periode kedepan.

(29)

Urutan kedua dalam besaran pertumbuhan ekonomi ditempati sektor industri sebesar 10,37 persen. Meskipun secara perkembanganya mengalami sedikit perlambatan dibanding tahun 2012 namun terjadi kenaikan pada jumlah industri serta nilai output yang dihasilkan.

Peningkatan yang cukup berarti terutama ditunjukkan oleh semakin banyaknya jumlah industri menengah kecil yang berdiri. Sementara pada industri skala besar, periode realisasi investasi untuk kebutuhan mesin dan peralatan ditunjukkan oleh nilai impor tahun 2013 yang sebagian besar diantaranya terdiri atas barang-barang modal tersebut.

Berada pada urutan ketiga dalam pertumbuhan ekonomi Karimun adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2013 pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 8,15 persen. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang semakin meningkat selama tiga tahun terakhir. Letak georafis Kabupaten Karimun sangat mendukung dalam memajukan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Setiap tahun, kunjungan turis mancanegara semakin meningkat yang berakibat pada meningkatnya hunian hotel yang ada di Kabupaten Karimun.

Pada tahun 2013, tingkat penghunian kamar pada hotel berbintang rata-rata sebesar 23,87 persen. Tingkat hunian tertinggi terjadi pada bulan Februari dan Maret, sementara yang paling rendah terjadi pada bulan September. Kunjungan turis mancanegara yang paling banyak berkunjung ke Kabupaten Karimun berasal dari Negara Malaysia (60.475 orang), Singapura (35.505 orang), India (1.590 orang), serta negara Asia dan Eropa lainnya. Rata-rata setiap wisatawan mancanegara menghabiskan 1,29 hari untuk menginap. Namun demikian, jumlah hunian kamar oleh tamu asing hanya berkisar 33 persen dari seluruh jumlah tamu.

Sektor pertambangan dan penggalian berada dalam urutan ke empat dengan tingkat pertumbuhan sebesar 8.12 persen. Sektor pertambangan dan penggalian masih menjadi sektor yang utama penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karimun yang terdiri dari pertambangan batu granit,bauksit dan timah.

(30)

Bila kita bandingkan angka-angka laju pertumbuhan tiap sektor tersebut dengan angka pertumbuhan total, maka dapat dilihat bahwa ada empat sektor yang berada di atas total laju pertumbuhan, sedangkan lima sektor lainnya berada di bawah total laju pertumbuhan. Keempat sektor yang berada di atas laju pertumbuhan total tersebut adalah sektor bangunan, sektor industri, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertambangan dan penggalian.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada sektor pertanian diduga karena subsektor perikanan sebagai sub-sektor utama penyusun sektor pertanian mengalami kenaikan produksi yang kurang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut timbul akibat ancaman fenomena perubahan iklim global, overfishing, dan pencemaran, sehingga menjadikan jangkauan tangkapan menjadi semakin jauh dan efektifitasnya menurun.

Pembangunan infrastruktur sektor kelautan dan perikanan dirasa masih belum optimal di tengarai akibat kurangnya alat tangkap serta sumber daya manusia dalam bidang budidaya perikanan. Sebagian besar nelayan masih menggunakan cara yang tradisional, dengan hanya mengandalkan faktor musim. Kurangnya penduduk yang berusaha di bidang budidaya perikanan darat dikarenakan sebagian besar penduduk Kabupaten Karimun yang menjadi nelayan belum bisa beralih dari nelayan tangkap di laut menjadi pembudidaya ikan di darat.

Sektor Ekonomi Dominan

Struktur ekonomi suatu daerah diukur dari peran setiap sektor/lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB. Semakin besar nilai tambah yang tercipta oleh suatu sektor ekonomi, maka peranan sektor tersebut semakin penting atau disebut juga sebagai sektor ekonomi dominan. Pada jangka pendek struktur ekonomi berguna untuk menggambarkan corak perekonomian suatu daerah, apakah daerah tersebut didominasi oleh sektor primer (tipe agraris), sekunder (tipe industri), maupun tersier. Struktur ekonomi dipengaruhi oleh potensi

(31)

Dalam jangka panjang struktur ekonomi dapat menunjukan arah dan keberhasilan pembangunan ekonomi dengan melihat transformasi ekonomi yang terjadi dari suatu periode ke periode lainnya. Transformasi struktural dapat dideteksi dengan karakteristik turunnya peranan sektor primer yang tradisional. Sementara itu pada saat yang bersamaan, peranan sektor sekunder dan sektor tersier semakin meningkat. Dalam proses ini, pergeseran peranan harus tetap diikuti oleh pertumbuhan dari masing-masing sektor meskipun dengan laju yang berbeda.

Lebih lanjut, laju percepatan dari suatu proses transformasi akan berbeda pada setiap daerah, tergantung pada karakteristik daerah tersebut. Untuk daerah yang kaya sumber daya alam seperti Kabupaten Karimun, proses transformasinya cenderung lebih lambat dibandingkan dengan-daerah kawasan industri seperti Batam dan Bintan. Perbedaan ini terjadi karena daerah yang kaya akan sumber daya alam cenderung memerlukan pertumbuhan yang relatif tinggi pada sektor primer untuk mendukung percepatan pertumbuhan pada sektor lainnya.

Tabel 2.21

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Karimun atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha 2010 s/d 2013

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 * 2013**

1. Pertanian 26,69 25,91 25,02 24.05

2. Pertambangan & Penggalian 7,09 7,13 7,30 7,42

3. Industri 8,71 9,23 9,73 10.16

4. Listrik & Air 0,34 0,34 0,33 0,32

5. Bangunan 9,22 9,83 10,44 11,15

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 26,47 26,45 26,33 26,34 7. Pengangkutan & Komunikasi 13,18 12,87 12,61 12,42 8. Keu, Persewaan, & Jasa Perusahaan 3,13 3,13 3,15 3,13

9. Jasa-Jasa 5,17 5,13 5,09 5,02

PDRB 100 100 100 100

*) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara p) Angka Sangat Sementara

Sumber : BPS Karimun , Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pada periode 2010 - 2013 struktur perekonomian Karimun masih didominasi oleh tiga sektor, yaitu:

(32)

sektor pertanian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang setiap tahun cenderung meningkat pada tahun 2011 mengalami sedikit peningkatan, berbanding terbalik dengan situasi yang ditunjukkan oleh sektor pertanian dan sektor pengangkutan dan komunikasi.

Fenomena ini menunjukkan, bahwa perekonomian Kabupaten Karimun mengalami pergeseran dari perekonomian agraris menuju niaga jasa. Industrialisasi yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Karimun yang berbasis pertanian maupun shipyard sudah mulai memperlihatkan hasilnya. Walaupun secara kuantitatif masih rendah namun bersama-sama dengan sektor pertambangan dan penggalian secara kualitas sektor ini mulai menunjukkan peningkatan yang berarti.

Sektor pertanian meskipun memiliki tren penurunan kontribusi pada perekonomian Kabupaten Karimun tetapi kontribusi tersebut belum tergeser oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2013. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2013 diperkirakan memberikan kontribusi mencapai 1.608,90 milyar rupiah dengan peranan sebesar 26,34 persen. Walaupun dari sisi harga terus terjadi kenaikan, namun sulitnya meningkatkan nilai tambah produk pertanian dibanding produk lainnya juga menjadi salah satu penyebab turunnya kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB.

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi menduduki urutan ketiga dan menyumbang sekitar 12,61 persen dengan nominal sebesar 758,59 milyar rupiah pada tahun 2013. Peranan sektor ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 12,42 persen. Namun demikian, peranannya pada masa yang akan datang dapat meningkat seiring dengan kebutuhan moda transportasi yang terus meningkat.

Sektor Bangunan menempati urutan keempat dalam memberikan kontribusinya terhadap PDRB, dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar 11,15 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2012 yaitu sebesar 10,44 persen. Peranan sektor bangunan juga mengalami peningkatan yang

(33)

cukup berarti selama beberapa tahun terakhir, seiring dengan cukup banyaknya proyek pemerintah yang bersifat multiyears.

Sektor Industri Pengolahan pada tahun 2013 diproyeksikan menempati urutan kelima dengan sumbangan sebesar 10,16 persen atau senilai 620,66 milyar rupiah. Dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus, sumbangan dari sektor ini diharapkan dapat lebih meningkat bahkan menjadi penyumbang terbesar karena sebenarnya masih banyak potensi industri di Karimun yang dapat dikembangkan.

Selanjutnya adalah sektor Pertambangan dan Penggalian yang menduduki urutan keenam, dengan sumbangan sebesar 7,42 persen atau sebesar 453,51 milyar rupiah. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnnya yang cenderung mengalami penurunan, peranan sektor tersebut pada tahun 2013 justru menunjukkan adanya kenaikan.

Sedangkan sektor lainnya peranannya relatif kecil, kurang dari 1 persen adalah sektor energi. Secara umum pada tahun 2010-2013 tidak ada pergeseran peranan yang signifikan pada tiap sektor, namun terjadi beberapa perubahan dalam peringkatnya.

Tabel 2.22

PDRB Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2010 s/d 2013* (Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 * 2013 **

1. Pertanian 1.144.26 1.247.21 1.359,03 1.469,14

2. Pertambangan & Penggalian 304.13 343.03 396,61 453,51

3. Industri 373.67 444.29 528,49 620,66

4. Listrik & Air 14.62 16.25 17,92 19,65

5. Bangunan 395.42 472.98 567,20 681,00

6.Perdagangan,Hotel & Restoran 1.134.78 1.273.04 1.429,96 1.608,90 7. Pengangkutan & Komunikasi 565.03 619.60 685,16 758,59 8. Keu, Persewaan, & Js Perush 134.32 150.48 171,10 191,24

9. Jasa-Jasa 221.51 246.77 279,40 306,48

PDRB 4.287.74 4.813.66 5.431.78 6.109,17 *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementar p) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Karimun , Tahun 2014

(34)

Perkembangan Investasi

Dalam rangka pembangunan ekonomi dan pengelolaan berbagai sumber daya alam Kabupaten Karimun yang tersedia diperlukan peningkatan arus investasi, baik arus investasi dalam negeri (PMDN) maupun investasi asing (PMA). Mengingat pentingnya modal dari pihak swasta untuk ikut membangun Kabupaten Karimun, maka Pemerintah Kabupaten Karimun selalu berusaha menarik minat para pengusaha domestik dan asing untuk ikut berpartisipasi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan cara menanamkan modalnya dalam kegiatan pembangunan.

Total besaran angka investasi yang sudah terealisasi sampai dengan tahun 2013 mencapai Rp.9.959.874.558.954,- dengan jumlah investasi Rp.8.163.441.865.574,- untuk PMA dan Rp. 1.587.337.693.380,- untuk PMDN. dan untuk Perusahaan Swasta Nasional sebesar Rp.209.095.000.000,-.

Adapun jumlah perusahaan yang telah merealisasikan investasinya sebanyak 86 perusahaan yang terdiri atas 14 Perusahaan PMA, 18 Perusahaan PMDN, 24 Perusahaan Swasta Nasional.

Ekspor Impor

Data ekspor impor Kabupaten Karimun pada Tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun 2012 (Tabel 2.21) yaitu sebesar 61.52 persen. Sedangkan untuk data inpor Kabupaten Karimun tahun 2013 dibanding dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 12.93 persen. Jika dibandingkan besaran nilai ekspor dengan inpor bisa disimpulkan bahwa Kabupaten Karimun mengalami surplus neraca perdagangan tahun 2013. Kenaikan yang cukup signifikan pada nilai ekspor dikarenakan pada tahun 2013, nilai dollar yang menguat dibanding nilai rupiah. Hal ini juga yang menyebabkan para eksportir lebih bergairah untuk melakukan ekspor barang.

(35)

Tabel 2.23 DATA EKSPOR IMPOR

KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2011-2013 (US$)

URAIAN TAHUN PENINGKATAN (%) 2011 2012 2013 EKSPOR 329.403.809 329.403.809 532.068.075 61.52 IMPOR 335.846.548 335.846.548 292.415.662 -12.93 Sumber : BPS Kabupaten Karimun, 2014

2.1.4.2 Kesejahteraan Sosial

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kualitas manusia yang tercermin pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator Indeks Pembangunan Manusia ditentukan mencakup 3 (tiga) dimensi pembangunan manusia, yakni Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), serta Rata-Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Riil. Dari ketiga komponen tersebut, selama ini diketahui bahwa komponen yang paling signifikan dalam mempengaruhi perkembangan IPM Kabupaten Karimun adalah rata-rata pengeluaran per kapita riil, diikuti rata-rata lama sekolah (pendidikan), dan Angka Harapan Hidup.

Tabel 2.24

Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Karimun Tahun 2006-2013 No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011* 2012 2013 P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Indeks Pendidikan 80,67 80,67 80,67 80,82 81,86 81,98 82,31 82,78 2 Indeks Kesehatan 74,50 74,60 74,68 74,78 74,85 74,97 75,18 74.93 3 Indeks Daya Beli 60,85 61,93 63,07 63,86 64,20 64,75 65,80 66,44 IPM 72,00 72,40 72,80 73,15 73,64 73,99 74,40 74,72 *) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara p) Angka Sangat Sementara

(36)

Perkembangan IPM Kabupaten Karimun selama enam tahun terakhir mengalami kenaikan yaitu dari 72,00 pada tahun 2006 menjadi 74,40 pada tahun 2012, dan perkiraan tahun 2013 adalah 74,72.

Bila ditinjau berdasarkan kontribusi dari ketiga komponen IPM sebagaimana tergambar pada tabel 2.24 ternyata perubahan Indeks Daya Beli memberikan kontribusi perubahan yang terbesar dalam peningkatan nilai IPM setiap tahun. Indeks daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok sangat berkaitan dengan tingkat kesejahteraan penduduk sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. Tingginya paritas daya beli tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor inflasi, sehingga kestabilan harga bahan konsumsi pokok masyarakat akan memegang peranan kunci dalam menopang daya beli masyarakat.

Meskipun indeks kesehatan cukup tinggi namun rata-rata kenaikannya hanya 0,04 poin per tahun. Untuk itu dalam usaha meningkatkan nilai indeks kesehatan sebagai penunjang naiknya angka IPM, maka upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dengan pembangunan sarana kesehatan yang memadai. Selain itu masyarakat yang berada di daerah tersebut sangat membutuhkan adanya pembinaan terhadap pola pikir mereka tentang pentingnya pemanfaatan sarana kesehatan secara optimal. Lain halnya dengan kesehatan, perkembangan pencapaian pembangunan pendidikan di Kabupaten Karimun dirasakan masih sangat lambat, hal tersebut terlihat dari cenderung konstannya indeks pendidikan. Indeks pendidikan dipengaruhi oleh dua indikator yaitu rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Penyebab relatif konstannya indeks pendidikan berkaitan dengan rata-rata lama sekolah. Selama lima tahun terakhir rata-rata lama sekolah penduduk Karimun baru mencapai 8,12 tahun. Artinya, rata-rata penduduk berusia 15 tahun keatas di Kabupaten Karimun menyelesaikan pendidikannya hanya kelas 2 SMP. Kondisi demikian mencerminkan bahwa program wajib belajar 9 tahun yang telah dicanangkan pemerintah belum sepenuhnya mencapai sasaran.

Angka Putus Sekolah di Kabupaten Karimun masih tinggi. Kondisi tersebut diduga disebabkan oleh kondisi geografis Karimun yang

(37)

Akibatnya penduduk yang kurang dalam hal ekonomi menjadi terhambat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan RLS maksimal 15 tahun, Kabupaten Karimun masih memerlukan rentang waktu yang cukup lama dan biaya yang besar terutama dalam pemerataan fasilitas pendidikan dan pengentasan kemiskinan.

Sementara itu, indikator pendidikan lainnya yaitu Angka Melek Huruf menunjukkan adanya perkembangan. Pada tahun 2011, AMH diperkirakan mencapai 95,90 persen (angka sementara). Dengan kata lain dari setiap 100 orang penduduk Kabupaten Karimun, masih terdapat empat orang yang tidak dapat membaca dan menulis. Penyebabnya dimungkinkan karena masih adanya penduduk usia tua yang tidak memiliki kemampuan baca tulis. Namun seiring berkurangnya komposisi penduduk dan program pemberantasan kebutaaksaraan diharapkan Angka Melek Huruf semakin membaik.

Adapun pencapaian IPM pada tahun 2011 berdasarkan perkembangan data dari tahun 2006-2011 dapat diperoleh taksiran sebesar 73,88. Untuk mencapai kategori maju sesuai dengan target yang telah ditetapkan UNDP sebesar 80 tahun 2015 masih diperlukan usaha panjang. Rata-rata capaian setiap tahunnya harus mencapai 1,53 poin per tahun sejak tahun 2011. Untuk itu dalam pencapaian sesuai target yang ingin dicapai diperlukan upaya maksimal untuk meningkatkan derajat pendidikan melalui peningkatan angka partisipasi sekolah penduduk usia 13-15 tahun dan 16-18 tahun, derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan, serta peningkatan daya beli masyarakat melalui perluasan kesempatan kerja bagi penduduk, peningkatan kompetensi kerja dan peningkatan daya saing.

2.1.5 Aspek Pelayanan Umum 2.1.5.1 Urusan Wajib Pendidikan

Sebagai tolok ukur pencapaian urusan pendidikan di Kabupaten Karimun dapat dicermati indikator mutu pendidikan yang bisa dilihat dari tingginya angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut terdiri atas Angka

(38)

Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APK Pendidikan untuk SD/MI/Paket A pada tahun 2012 adalah sebesar 104,80 persen,sedangkan tahun 2013 APK untuk SD/MI/Paket A mencapai 106,17 persen, hal ini menunjukkan kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, APM SD/MI/Paket A tercatat sebesar 89,14 persen dan ini menunjukkan peningkatan dibanding dengan tahun 2012 sebesar 83.39 persen. Selanjutnya untuk APK SMP/MTs/Paket B tahun 2013 mencapai 96,52 persen, dibandingan tahun sebelumnya mengalami peningkatan yakni 92,23 persen. Sedangkan APM SMP/MTs/Paket B juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 60,71 persen dan untuk tahun 2012 hanya mencapai 58,91 persen. Kemudian untuk APK SMA/MA/SMK/Paket C tahun 2013 mencapai 83,75 persen, angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2012 yakni mencapai 75,28 persen. Sedangkan APM SMA/MA/SMK/Paket C tahun 2013 mencapai 55,68 persen dan mengalami peningkatan jika dibandingk tahun sebelumnya yakni 50,50 persen. Untuk mengetahui lebih jelas persentase APK dan APM Kabupaten Karimun Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.25

Persentase APK dan APM Kabupaten Karimun Tahun 2010-2013

NO TAHUN APK APM

SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA 1 2010 92,25 78,63 60,35 76,52 60,72 50,46 2 2011 107,57 91,10 76,43 89,44 62,45 63,91 3 2012 104,80 92,23 75,28 83,89 58,91 50,50 4 2013 106,17 96,52 83,75 89,14 60,71 55,68

Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Karimun, Tahun 2014 Tabel 2.26

Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Karimun Tahun 2010-2013

NO TAHUN SD SLTP APS SLTA

1 2010 85,74 68,23 47,66

2 2011 77,96 74,03 60,84

3 2012 94,66 84,55 54,85

Gambar

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Karimun  2.1.1.2  Luas Wilayah
Tabel 2.23  DATA EKSPOR IMPOR

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat pesisir Desa Kuala Bubon adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman yang luas tentang pengelolaan hutan mangrove secara

Celak dan piagam merupakan salah satu naskah yang tersimpan diantara benda pusaka lainnya di setiap mendapo pada umah gdang atau rumah pesusun sebagai pusat pemerintahan

Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan, maka disusunlah usulan program dan kegiatan. Usulan program

Pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran matematika pada materi pokok lingkaran dikatakan berkualitas jika memenuhi indikator: (1) valid menurut para ahli

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Idris dkk (2014) di wilayah kerja Puskesmas Kota Makassar bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan

Hal ini diperkuat oleh hasil analisis Chi-Square (x') sebesar 0,486 pada kelompok usia muda dan (x2) sebesar 0,887 pada kelompok usia dewasa yang tidak nyata pada a

Strategi pemasaran online adalah sebuah proses penyusunan komunikasi yang sebelumnya sudah di susun dengan beberapa kaedah dan bertujuan untuk memberikan

Apabila dibandingkan, terdapat kesesuaian antara hasil analisis dengan skor kesukaan tekstur, yaitu bahwa pembentukan kompleks pada penambahan 20% tapioka menyebabkan