• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLEA BARGAIN. Penguatan Peran Jaksa dalam Rancangan KUHAP pada Konteks Penerapan Plea Bargain. Bandung, 20 Desember 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PLEA BARGAIN. Penguatan Peran Jaksa dalam Rancangan KUHAP pada Konteks Penerapan Plea Bargain. Bandung, 20 Desember 2021"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PLEA BARGAIN

Penguatan Peran Jaksa dalam Rancangan KUHAP pada Konteks Penerapan Plea Bargain

KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT

(2)

BLACK’S LAW DICTIONARY

PLEA BARGAIN

• Proses negosiasi antara penuntut umum dengan tertuduh/pembelanya.

• Untuk mempercepat proses penyelesaian perkara pidana secara efektif dan efisien → Asas Peradilan Cepat, Sederhana dan Biaya Ringan

• Atas dasar kesukarelaan tertuduh untuk mengakui perbuatannya; dan

• Kesediaan dari penuntut umum untuk memberikan ancaman hukuman yang lebih ringan.

Plea-bargaining is the process whereby the accused and the prosecutor in a criminal case work out a mutually satisfactory disposition of the case subject to court approval. It usually involves the accused’s pleading guilty in return for a lighter sentence than that possible for the graver charge

Black's law dictionary, 8th edn, page 1190 (2004)

(3)

RATIONAL ACTORS

Manusia sebagai Rational Actors

Manusia senantiasa mementingkan dirinya sendiri secara rasional; dan

Manusia akan selalu mengambil keputusan yang menguntungkan dirinya terlebih dahulu.

Basis Analisis Biaya dan Manfaat ( C < B = Efisiensi )

Tindak pidana terjadi jika:

B < P x S

B = Manfaat dari tindak pidana (Benefit) P = Probabilitas tertangkap dari tindak

pidana (Probability)

S = Besar dan beratnya sanksi yang dijatuhkan (Severity)

C > B

Tindak Pidana

Tindak Pidana

❑ kapasitas mental terdakwa dalam melakukan plea guilty,

❑ apakah si terdakwa pada saat melakukan pengakuan berada dalam kondisi mental yang terganggu atau tidak;

❑ Terdakwa telah cukup dewasa dan rasional untuk mengerti suatu proses persidangan;

❑ Kondisi mental terdakwa pada saat melakukan plea guilty dalam kondisi sadar;

PENGAKUAN BERSALAH & RATIONAL ACTOR

(4)

DPA/NPA:

• Hak Jaksa Untuk Menuntut, tapi bersepakat dengan entitas bisnis untuk menunda atau tidak melakukan penuntutan

• Diajukan dalam persidangan yang terbuka untuk umum;

2 1

❑ PERMINTAAN SALAH SATU PIHAK

❑ PENGADILAN DAPAT

MEMERINTAHKAN PENUNDAAN PEMERIKSAAN

❑ PENGAKUAN KESALAHAN

❑ MEMBAYAR BIAYA PERJANJIAN PENANGGUHAN DAN DENDA

❑ MEMBAYAR BIAYA PENYELIDIKAN

3

PSL 74 & 74A KUHP BELANDA

(5)

• Jaksa selaku dominus litis;

• Tidak secara limitatif mewajibkan Jaksa untuk melimpahkan perkara, ketika syarat formil & materil terpenuhi;

• KUHAP memberikan keleluasaan kepada Jaksa untuk dapat atau tidaknya

dilimpahkan ke pengadilan;

• Jaksa memiliki kewajiban untuk menilai terpenuhinya tujuan hukum dalam proses penanganan perkara;

• Kepastian, Keadilan, Kemanfaatan

• Perdamaian (peacefull)

• Suistanable Justice Vs Spatnung Verhatnis Gustav Radcburgh

Pasal 139 KUHAP:

Setelah penuntut umum menerima atau menerima kembali hasil penyidikan yang lengkap dari penyidik, ia segera menentukan apakah berkas perkara itu sudah memenuhi persyaratan untuk dapat atau tidak

dilimpahkan ke pengadilan.

Penjelasan:

Cukup Jelas

Kejaksaan sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan harus mampu

mewujudkan kepastian hukum, ketertiban hukum, keadilan dan kebenaran berdasarkan hukum dan mengindahkan norma-norma keagamaan, kesopanan, dan kesusilaan, serta wajib menggali nilai-nilai kemanusiaan, hukum, dan rasa keadilan masyarakat

Pasal 8 ayat (4) UU 16/2004:

(6)

PENGHENTIAN PENUNTUTAN

BERDASARKAN KEADILAN RESTORATIF

• Penyalahguna Narkotika Psl 1 butir 15 UU Narkotika);

• Korban Penyalahgunaan

Narkotika (Penjelasan Psl 54 UU Narkotika

• Pencandu Narkotika Psl 1 butir 13 UU Narkotika)

Pertimbangan Jaksa:

• subjek, objek, kategori, dan ancaman tindak pidana;

latar belakang terjadinyaj dilakukannya tindak pidana;

• tingkat ketercelaan;

• kerugian atau akibat yang

ditimbulkan dari tindak pidana;

• cost and benefit penanganan perkara; → EAL

• pemulihan kembali pada keadaan semula; dan adanya perdamaian antara Korban dan Tersangka

(7)

Pasal 199 RUU KUHAP

RUU KUHAP

1. Pada saat penuntut umum membacakan surat dakwaan, terdakwa mengakui semua perbuatan yang didakwakan dan mengaku bersalah melakukan tindak pidana yang ancaman pidana yang didakwakan tidak lebih dari 7 (tujuh) tahun, penuntut umum dapat melimpahkan perkara ke sidang acara pemeriksaan singkat.

2. Pengakuan terdakwa dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh terdakwa dan penuntut umum.

3. Hakim wajib:

a. memberitahukan kepada terdakwa mengenai hak-hak yang dilepaskannya dengan memberikan pengakuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2);

b. memberitahukan kepada terdakwa mengenai lamanya pidana yang kemungkinan dikenakan;

dan

c. menanyakan apakah pengakuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan secara sukarela.

4. Hakim dapat menolak pengakuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika hakim ragu terhadap kebenaran pengakuan terdakwa.

5. Dikecualikan dari Pasal 198 ayat (5), penjatuhan pidana terhadap terdakwa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak boleh melebihi 2/3 dari maksimum pidana tindak pidana yang didakwakan.

(8)

Pasal 10 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban

• Seorang saksi yang juga tersangka dalam kasus yang samasaksi Mahota

• tidak dapat dibebaskan dari tuntutan pidana apabila ia ternyata terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah,

• tetapi kesaksiannya dapat dijadikan

pertimbangan hakim dalam meringankan

pidana yang akan dijatuhkan

(9)

01 02 03

Terdakwa mengakui semua perbuatan yang didakwakan dan mengaku bersalah

Tindak pidana hanya diancam dengan pidana denda atau diancam dengan pidana penjara tidak lebih dari 7 (Tujuh) tahun

Perkara dapat dilimpahkan ke persidangan dengan sidang acara pemeriksaan singkat sesuai dengan pasal 198 RUU KUHAP

JALUR KHUSUS pada RUU KUHP

04 Tidak ada istilah negosiasi tuntutan dalam penangan plea

bargain pada RUU KUHAP.

(10)

Perbedaan Plea Bargain pada

Negara Indonesia dan Amerika Serikat

AMERIKA RUU KUHAP

Plea Bargaining di Amerika Serikat dapat diimplementasikan terhadap seluruh tindak pidana baik tindak pidana ringan maupun tindak pidana berat

Dalam penjelasan RUU KUHAP dibatasi hanya dapat dilakukan pada tindak pidana yang ancaman pidananya tidak lebih dari 7 tahun penjara

Terdakwa dapat negosiasi terhadap tuntutan yang diberikan oleh penuntut umum

Pengakuan bersalah tidak menggunakan system negosiasi

Plea Bargaining dalam menggali keterangan terdakwa tidak dilakukan di depan hakim

Pengakuan bersalah terdakwa dilakukan di depan hakim

(11)

KEADILAN RESTORATIF PLEA BARGAIN

Penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan pelaku, Korban, keluarga pelaku/Korban, dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan.

Pengkuan bersalah Terdakwa guna untuk mempercepat proses penyelesaian perkara pidana sehingga proses penyelesaian perkara pidana akan berjalan efektif dan efisien. Pengakuan terdakwa dilandaskan pada kesukarelaan tertuduh untuk mengakui perbuatannya.

Tindak pidana hanya diancam dengan pidana denda atau diancam dengan pidana penjara tidak lebih dari 5 (lima) tahun.

Tindak pidana hanya diancam dengan pidana penjara tidak lebih dari 7 (Tujuh) tahun.

Penyelesaian perkara tindak pidana dilakukan diluar pengadilan

Penyelesaian perkara tindak pidana dilakukan di pengadilan dan dilakukan dengan sidang acara pemeriksaan singkat sesuai dengan pasal 198 RUU KUHAP

(12)

DPA/NPA PLEA BARGAIN

JAKSA selaku pemegang asas Dominus Litis HAKIM selaku Pimpinan Sidang PRATUT atau Sebelum Pemeriksaan Pokok Perkara Persidangan Perkara Pokok

Menunda atau Tidak Melakukan Penuntutan (DPA/NPA)

Meringankan Hukuman

Penetapan Hakim,

(Biasanya Hakim Tunggal)

Vonis Hakim

(Biasanya Majelis Hakim)

Tanpa Stigma Memutus Bersalah

(13)
(14)
(15)

Curriculum Vitae

Dr Asep N Mulyana

15

Pendidikan:

1994 - Fakultas Hukum Universitas Mataram,

2001 - Program Magister Ilmu Hukum di Universitas Diponegoro (cum laude);

2012 - Program Doktor Ilmu Hukum di Universitas Padjadjaran (cum laude) Karier:

- Koordinator pada Aspidsus Kejati Jabar - Plt. Kepala Kejaksaan Negeri Sumber;

- Kepala Kejaksaan Negeri Stabat – Sumut

- Kepala Bagian Penyusunan Program dan Penilaian pada Sesjam Pidsus - Kepala Sub Direktorat TKL pada Dit Eksekusi dan Eksaminasi JAM Pidsus.

- Kepala Kejaksaan Negeri Semarang

- Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Sumut - Asisten Khusus Jaksa Agung RI

- Kepala Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri Kejaksaan Agung - Kepala Kejaksaan Tnggi Banten

- Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Penghargaan:

2000 - Peserta Terbaik Pendidikan Pembentukan Jaksa (PPJ) Angkatan I – VIII 2006 – Satya Lencana Karya Satya 10 tahun

2010 - Peserta Terbaik Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III 2016 – Satya Lencana Karya Staya 20 tahun

2019 - Prestasi Istimewa Peringkat I Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan III 2021 - Prestasi Istimewa Peringkat I Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan XLVII

(16)

Short Course/Pertemuan Internasional

• International Association of Prosecutors (Bangkok, Februari 2003),

• Comperative Study di Boston dan beberapa negara bagian di Amerika (Nopember 2009),

• International Conference Combating Foreign Bribery (Nusa Dua Bali, Mei 2011),

• ASEAN Integration Trough Law Plenary 4 (Singapore, Agustus 2013),

• Asian African Legal Consultative Organization (New Delhi, September 2013),

• Fraud Control Plan & Detecting Fraud Training (Sydney, Agustus 2014),

• Bilateral Meeting The Attorney General’s Office of The Republic of Indonesia and The Attorney General’s Chambers of Singapore (Bali, Agustus 2017),

• ASEAN-China Legal Forum (Nanning-China, Desember 2017),

• Meeting of ASEAN Attorney Generals & ALA Conference (Singapura, Juli 2018),

• Bilateral Meeting of Attorney General's Office of the Republic of Indonesia and Attorney General's Office of Russian Federation (Moskow, Oktober 2018);

• 12th ASEAN-China Prosecutors-General Conference (Siem Reap Kamboja, November 2019),

• ASIA Round Table and Octopus Conference on Cooperation against

(17)

Organisasi:

- Sekretaris Umum Persatuan Jaksa Indonesia (2018 - sekarang);

- Ketua Umum Adhyaksa Table Tennis Club (ATTC) Kejaksaan Agung;

Buku:

• Fungsionalisasi Hukum Pidana dalam Aktivitas Pasar Modal di Indonesia (2010),

• Kontrak Kerja Konstruksi dalam Perspektif Tindak Pidana Korupsi (2010),

• Sanksi Pajak Berbasis Penerimaan Negara (2014),

• Dimensi Koruptif (Pejabat) Publik; Pergeseran Paradigma Penegakan Hukum Pasca Undang-Undang Administrasi Pemerintahan (2016),

• Pendekatan Ekonomi dalam Penegakan Hukum terhadap Kejahatan Korporasi (2018),

• Business Judgment Rule: Praktik Peradilan thd Penyimpangan Pengelolaan BUMN/BUMD (2018);

• Deffered Prosecutions Agreement dalam Kejahatan Bisnis (2019)

• Reformulasi Delik Migas dalam Mewujudkan Keadilan Energi (2020)

• Hukum Pidana Militer Kontemporer (2020)

• Mandat Konstitusional Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Militer (2020);

• Rekonstruksi Paradigma Pemidanaan Terhadap Kejahatan Korporasi dan Bisnis (2021);

• Ambiguitas Profesi Jaksa Dalam Rumpun Aparatur Sipil Negara (2021)

(18)

Fungsionalisasi Hukum Pidana dalam Aktivitas Pasar

Modal di Indonesia (2010) Kontrak Kerja Konstruksi dalam Perspektif Tindak

Pidana Korupsi (2010) Sanksi Pajak Berbasis Penerimaaan Negara (2014)

Rancang Bangun Kebijakan Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Korporasi (2018) Pendekatan Ekonomi dalam Penegakan Hukum

terhadap Kejahatan Korporasi (2018) Dimensi Koruptif (Pejabat) Publik: Pergeseran

Paradigma Penegakan Hukum Pasca Undang-Undang

Administrasi Pemerintahan (2016) Hukum Pidana Militer Kontemporer (2020)

Reformulasi Delik Migas dalam Mewujudkan Keadilan Energi (2020)

Rekontruksi Paradigma Pemidanaan Terhadap Kejahatan Korporasi dan Bisnis (2021)

Ambiguitas Profesi Jaksa Dalam Rumpun Aparatur Sipil Negara (2021)

Referensi

Dokumen terkait

Jenis Soal Soal 3.1 Mendiskusik anunsur- unsur tata letak berupa garis, ilustrasi, tipografi, warna, gelap- terang, tekstur, dan ruang 3.1.1 Menjelaskan unsur-unsur

Isi pada kolom yang sesuai dan menyangkut apa yang anda rasakan tentang Lingkungan Kerja Fisik pada MA Darussalam Pangkalpinang3. Beri checklist (  ) pada

Pengumpulan data sekunder dimaksudkan untuk menentukan skala prioritas penanganan jalan di Kabupaten Pacitan. Data sekunder diperoleh dari instansi Pemerintah Kabupaten Pacitan

PENGARUH NIKOTIN SELAMA ORGANOGENESIS TERHADAP PERKEMBANGAN RANGKA AKSIAL PRA LAHIR MENCIT ALBINO ( mus muscucus ) SWISS WEBSTER). SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOBI SMU

Penelitian yang dilakukan meliputi pengumpulan dan determinasi bahan, pembuatan simplisia, pemeriksaan parameter standar simplisia, ekstraksi, penetapan kadar

Lembaga Penilaian Independen adalah lembaga independent eksternal professional yang berkualifikasi, bersertifikat serta memiliki tenaga ahli di bidang penilaian aset

Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada tahun 2008-2012 dan variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris,

Tidak lama setelah film Ip Man ditayangkan untuk masyarakat, seni bela diri Cina Wing Chun, menjadi seni bela diri yang sangat popular.. Wing Chun telah di pelajari oleh