• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah terciptanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah terciptanya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah terciptanya kesejahteraan masyarakat. Sebagian orang masih meyakini dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka pembangunan ekonomi telah berjalan dengan baik. Pada kenyataannya banyak kasus yang terjadi dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi tidak diikuti peningkatan kesejahteraan masyarakatnya secara nyata. Hal ini menunjukan bahwa indikator pembangunan ekonomi itu bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja, tetapi masih ada indikator lain seperti berkurangnya angka kemiskinan, distribusi pendapatan merata, dan berkurangnya angka pengangguran yang dapat menunjukan pembangunan ekonomi terlaksana dengan baik. Landasan teoritis yang memperkuat argument ini adalah pembangunan ekonomi menurut Dudley Seers (dalam Arsyad, 2010) menurutnya pembangunan ekonomi berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran dan ketidakmerataan. Apabila ketiga hal ini semakin menurun, dalam artian kinerjanya semakin baik berarti pembangunan ekonomi sedang terjadi diwilayah tersebut. Namun, bila salah satu atau dua dari ketiga masalah tersebut kinerjanya semakin memburuk, maka belum dapat dikatakan bahwa terjadi pembangunan ekonomi di wilayah tersebut sekalipun

(2)

commit to user

Hal ini dapat dimaknai bahwa masalah pengangguran menjadi permasalahan yang harus diatasi untuk mendukung pembangunan ekonomi suatu negara. Kemampuan suatu negara dalam menciptakan lapangan pekerjaan merupakan langkah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

Dengan adanya penciptaan kesempatan kerja ini, diharapkan akan menciptakan mulplier effect pada pengurangan kemiskinan dan peningkatan pendapatan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebagai negara berkembang, Negara Indonesia tak lepas dari masalah pengangguran. Kompleksnya masalah pengangguran di Indonesia tak lepas dari banyaknya faktor – faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi dan tidak diiringi dengan peningkatan kesempatan kerja adalah salah satu faktor penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan membuat peningkatan angkatan kerja. Apabila jumlah kesempatan kerja lebih kecil daripada peningkatan angkatan kerja maka jumlah pengangguran akan meningkat. Apabila masalah pengangguran tidak segera diatasi maka akan menimbulkan dampak yang serius seperti kemiskinan. Salah satu faktor yang menentukan kemakmuran seseorang adalah tingkat Pendapatannya. Dengan seseorang menganggur maka akan mengurangi tingkat pendapatan yang akhirnya akan mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai (Sadono Sukirno, 2006).

Tingkat pengangguran di Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2012 terus mengalami penurunan. Namun tahun 2013 mengalami peningkatan 0,11% dari tahun 2012. Seperti yang terlihat pada gambar 1.1

(3)

11.24%

10.28%

9.11%

8.39%

7.87%

7.14%

6.46% 6.14% 6.25%

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

yang menunjukan bahwa tingkat pengangguran tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu 11,24% dan terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu 6,14%.

Tingkat pengangguran di Indonesia telah menunjukan hal yang yang positif dimana setiap tahun terus mengalami penurunan. Dari tahun 2005 hingga 2013 terlihat terjadi penurunan tingkat pengangguran hingga 5%. Penurunan ini menunjukan keseriusan dan keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi pengangguran di Indonesia.

Gambar 1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka Di Indonesia Tahun 2005 – 2013 (dalam persen)

Sumber. BPS Republik Indonesia 2014

Permasalahan pengangguran di Propinsi Jawa Tengah tidak jauh berbeda dengan yang dihadapi oleh pemerintah pusat. Pengangguran sudah menjadi problem nasional yang harus diatasi di Indonesia. Seperti pada gambar 1.2 yang menunjukan bahwa di Pulau Jawa pada tahun 2011 sampai 2013, Propinsi Jawa Timur adalah propinsi dengan tingkat pengangguran

(4)

commit to user

4.16% 4.12% 4.33%

9.81%

9% 9.16%

6.30% 5.96% 6.41%

11.80%

10.72%

9.94%

13.06%

10.13% 9.90%

2011 2012 2013

Jawa Timur Jawa Barat Jawa Tengah DKI Jakarta Banten

terbuka paling rendah diantara 5 propinsi lainnya. Pada tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka di Jawa Tengah adalah 6,20%, sedangkan propinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi adalah Propinsi Banten dengan 13,06%. (BPS, berbagai edisi)

Pada tahun 2012, tingkat pengangguran di Jawa Tengah adalah sebesar 5,69% masih kalah rendah dari Jawa Timur dengan 4,12%. Tingkat pengangguran di DKI Jakarta pada tahun 2012 menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa dengan tingkat penggguran sebesar 10,72%. Sedangkan pada tahun 2013, Tingkat pengangguran di Jawa Tengah mengalami peningkatan menjadi 6,41%. Nilai tersebut sudah berada diatas tingkat pengangguran rata – rata nasional tahun 2013 yaitu 6,25%. (BPS, berbagai edisi)

Gambar 1.2. Tingkat Pengangguran Terbuka 5 Propinsi Di Pulau Jawa Tahun 2011 – 2013

Sumber. BPS Republik Indonesia 2014

(5)

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (dalam merdeka.com) mengatakan angka pengangguran dan kemisikinan di Jawa Tengah masih cukup tinggi. Hingga bulan Febuari 2014 angkatan kerja di Jawa tengah mencapai 17,72 juta orang, sedangkan yang bisa diserap hanya 16,75 juta orang saja. Hal ini sangat disayangkan mengingat potensi alam di Propinsi Jawa Tengah yang berlimpah. Jumlah pengangguran di Propinsi Jawa Tengah seperti yang terlihat pada tabel 1.1. pada tahun 2008 adalah 1.227.308 orang.

Jumlah ini mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi 1.252.267 orang. Penurunan jumlah pengangguran terjadi pada tahun 2010 – 2012 dimana pada tahun 2012 jumlah pengangguran turun menjadi 962.141 orang.

Namun pada tahun 2013, jumlah pengangguran kembali mengalami peningkatan menjadi 1.022.728 orang.

Tabel 1.1. Jumlah Angkatan Kerja di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2013

Tahun Angkatan Kerja TPT

Bekerja Mencari Pekerjaan

2008 15.463.658 1.227.308 7,94%

2009 15.835.382 1.252.267 7,91%

2010 15.809.447 1.046.883 6,62%

2011 15.916.135 1.002.662 6,30%

2012 16.132.890 962.141 5,96%

2013 15.964.048 1.022.728 6,41%

Sumber. Jawa Tengah Dalam Angka Berbagai Edisi

(6)

commit to user

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diketahui bahwa angka pengangguran di Propinsi Jawa Tengah masih tergolong tinggi.

Atas dasar tersebut maka perlu dilakukan analisis mengenai masalah pengangguran yang ada di Propinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu diambil judul “ Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2013”

B. Rumusan Masalah

Pembangunan ekonomi bukan hanya ditujukan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja. Tujuan utama pembangunan ekonomi adalah untuk mensejahterakan masyarakat. Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah rendahnya angka pengangguran dalam suatu negara, Pengangguran adalah masalah kompleks yang dihadapi hampir semua negara di dunia. Tak terkecuali di Indonesia, khususnya Propinsi Jawa Tengah yang rata-rata tingkat pengangguran terbuka nya tahun 2011 – 2013 sebesar 5,86% . Berdasarkan permasalahan tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh PDRB terhadap tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Jawa Tengah ?

2. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Jawa Tengah ?

3. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Jawa Tengah ?

(7)

commit to user

4. Bagaimana pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Tengah terhadap tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Jawa Tengah ?

5. Bagaimanakah proyeksi angka pengangguran di Propinsi Jawa Tengah tahun 2014 – 2016 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh PDRB terhadap tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Jawa Tengah.

2. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Jawa Tengah.

3. Menganalisis pengaruh jumlah penduduk terhadap tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Jawa Tengah.

4. Menganalisis pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah terhadap tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Jawa Tengah.

5. Mengetahui proyeksi angka pengangguran di Propinsi Jawa Tengah tahun 2014 – 2016.

(8)

commit to user D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah ilmu khususnya ilmu ekonomi pembangunan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran.

Juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Untuk pengambil kebijakan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan tentang pengurangan tingkat pengangguran khususnya di Jawa Tengah.

Gambar

Gambar 1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka Di Indonesia   Tahun 2005 – 2013 (dalam persen)
Gambar 1.2. Tingkat Pengangguran Terbuka 5 Propinsi Di Pulau Jawa   Tahun 2011 – 2013
Tabel 1.1. Jumlah Angkatan Kerja di Propinsi Jawa Tengah   Tahun 2008 - 2013

Referensi

Dokumen terkait

yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Pajak karena jumlah kredit Pajak lebih besar dari pada

Hasil kerja kelompok dipresentasikan dalam kelas pada hari tutorial (lihat jadwal kegiatan pada dokumen RKPS bagian B.2 yang melengkapi Modul Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial dan

asesmen yang banyak dilakukan oleh guru-guru pada penjabaran makalah antara lain dengan (a) memberikan waktu untuk mengerjakan tugas rumah di kelas, (b) melakukan kerja kelompok,

Analisis novel SECN Karya Habiburrahman El Shirazy, tinjauan psikologi sastra menggunakan pendekatan tekstual, yaitu akan mengkaji aspek psikologis tokoh utama di

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan atas berkat yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Kualitas Jasa

Gambar 4.15 Data Volume Kendaraan Jalan Diponegoro Arah Barat Lurus 45 Gambar 4.16 Faktor Penyesuaian Belok Kanan Jalan Surapati Arah Timur 45 Gambar 4.17 Kinerja Eksisting

Pada awalnya, petani hanya menjual biji kopi kering ke tengkulak namun saat ini petani kopi telah dapat mengolah sendiri biji kopi kering menjadi dalam bentuk bubuk

Jarak tempat tinggal responden dari domisili penderita berhubungan signifikan dengan aktivitas pembakaran jerami atau rumput kering di area sekitar kandang pada malam