• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Bank Muamalat Indonesia. 1. Profil Organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Bank Muamalat Indonesia. 1. Profil Organisasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi 1.1.1 Bank Muamalat Indonesia

1. Profil Organisasi

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se- Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.

Keunggulan dari penerapan konsep Islam didalam sistem perbankan telah terbukti, terutama di saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Ketika banyak bank-bank konvensional runtuh dan perlu direkapitalasi oleh pemerintah atau bahkan harus dilikuidasi, Bank Muamalat tetap kokoh dan tidak menderita kerugian yang besar. Krisis moneter tahun 1998 yang menghancurkan dunia usaha menjadikan Bank Muamalat menanggung kerugian Rp105 miliar, tetapi dalam kurun waktu satu tahun bank syariah pertama di Indonesia ini sudah

(2)

2

memperoleh keuntungan. Berikut di bawah ini adalah logo dari Bank Muamalat Indonesia.

GAMBAR 1.1

LOGO BANK MUAMALAT INDONESIA

1.1.2 Bank Syariah Mandiri

1. Profil Organisasi

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Walaupun dengan umurnya yang masih terbilang muda, Bank Syariah Mandiri mampu menyaingi Bank Syariah pendahulunya yang telah berdiri lama. Hal ini terlihat dari pendapatan laba bersih Bank Syariah Mandiri yang mencapai Rp270 miliar pada awal tahun 2011 dan yang paling besar jika dibandingkan bank syariah lainnya.

Selain itu, aset syariah yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri

(3)

3

mencapai 38% dari seluruh total aset bank syariah. Berikut di bawah ini adalah logo dari Bank Mandiri Syariah.

GAMBAR 1.2

LOGO BANK SYARIAH MANDIRI

1.2 Latar Belakang Penelitian

Tercetusnya fatwa Majelis Ulama Indonesia yang telah menfatwakan haram atas bunga bank menyebabkan lahirnya banyak bank syariah di Indonesia. Bank syariah diharapkan mampu menjawab kebutuhan lembaga keuangan yang bebas dari hal yang diharamkan masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Islam menganggap pengenaan bunga merupakan hal yang eksploitatif karena pemilik dana mendapatkan keuntungan dari kesusahan si peminjam (Shahinpoor, 2009). Pada awalnya, kemunculan bank syariah ini hanya untuk memenuhi keinginan sebagian dari masyarakat yang ingin menerapkan sistem yang syar’i dan tidak memiliki unsur riba sesuai dengan syariat Islam, dimana agama Islam merupakan agama mayoritas dari masyarakat Indonesia. Akan tetapi seiring dengan berjalannnya waktu, bank syariah menjadi pilihan utama oleh sebagian masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan layanan perbankan. Hal ini terlihat dari jumlah dana pihak

(4)

4

ketiga dan pembiayaan yang dilakukan oleh bank umum syariah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Begitu pula dengan jumlah bank syariah yang dari tahun ke tahun yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Bank, Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan pada Bank Umum Syariah

2007 2008 2009 2010

Jumlah Bank Umum Syariah 3 5 6 11

Jumlah Dana Pihak Ketiga

(dalam miliar) 28.012 36.852 52.271 76.036 Jumlah Pembiayaan (dalam miliar) 27.944 38.199 46.886 68.181 Sumber: www.bi.go.id

Jumlah bank umum syariah, dana pihak ketiga dan pembiayaan yang naik menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat akan perbankan syariah mulai meningkat. Hal ini dikarenakan bank syariah memiliki sistem yang berbeda jika dibandingkan dengan bank konvensional, yaitu dengan memberlakukan sistem operasional bank dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil yang diterapkan pada perbankan syariah sangat berbeda dengan sistem bunga, dimana dengan sistem bunga dapat ditentukan keuntungannya dari awal, yaitu dengan menghitung jumlah beban bunga dari besaran dana yang dipinjamkan. Sedangkan pada sistem bagi hasil, ketentuan keuntungan ditentukan berdasarkan besar kecilnya keuntungan dari hasil usaha, atas modal yang telah diberikan kepada nasabah mitra bank syariah. Berikut tabel mengenai perbandingan sistem kerja antara bank syariah dengan bank konvensional:

(5)

5 Tabel 1.2

Perbandingan Sistem Kerja antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank Syariah Bank Konvensional

1. Adanya pengawasan dalam penerapan investasi

2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual-beli atau sewa 3. Profit dan falah oriented 4. Hubungan dengan nasabah

dalam bentuk hubungan kemitraan

5. Penghimpunan dan

penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

1. Tidak ada pengawasan dalam penerapan investasi

2. Memakai perangkat bunga 3. Profit oriented

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitur-kreditur

5. Tidak terdapat dewan sejenis

Sumber : “Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek” (Muhammad Syafi’i Antonio, 2001)

Selain itu, layanan dan produk perbankan syariah yang lebih fleksibel, potensi pasar perbankan syariah yang masih luas, kinerja bank syariah yang terus tumbuh secara signifikan dan adanya akad dalam sistem bank syariah yang memicu industri perbankan syariah lebih inovatif sehingga pembiayaan lebih lancar, likuiditas terjaga dan laba meningkat. Di Indonesia, pasar perbankan syariah masih didominasi oleh dua bank, yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Hal ini tercermin dari laba bersih yang berhasil dicetak kedua bank tersebut. Dari total keuntungan perbankan syariah yang berjumlah sekitar Rp700 miliar pada tahun 2011, Rp270 miliar dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri dan Rp141,24 miliar dimiliki oleh Bank Muamalat atau bisa dikatakan hampir 52% dari total laba perbankan syariah dikuasai

(6)

6

kedua bank ini dari total ada 11 perbankan syariah (http://www.infobanknews.com/2011/09/bi-optimis-laba-perbankan-syariah- lampaui-rp1-triliun/ - 20 September 2011). Selain itu, kedua bank ini memiliki komposisi jumlah aset yang tinggi jika dibandingkan total aset semua perbankan syariah. Dari tahun 2005, proporsi aset kedua bank ini mencapai 95% dari total perbankan syariah yang masih berjumlah 3 pada saat itu.

Jumlah proporsi aset mereka semakin berkurang diakibatkan bertambahnya pula bank syariah di Indonesia. Hingga pada tahun 2011, hampir 60% dari total aset perbankan syariah di Indonesia dikuasai oleh kedua bank tersebut, dengan perbandingan 38% aset Bank Syariah Mandiri dan 21% aset dari Bank Muamalat (http://zonaekis.com/bsm-dan-muamalat-dominasi-laba-bank- syariah/ - 20 September 2011). Oleh karena itu, bisa dikatakan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri adalah bank yang mendominasi pasar perbankan syariah di Indonesia ketimbang bank syariah lainnya. Berikut tabel perbandingan aset 11 bank syariah secara lengkap dari tahun ke tahun.

Tabel 1.3

Perbandingan Jumlah Aset 11 Bank Syariah di Indonesia (dalam miliar rupiah)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 Bank

Muamalat Indonesia

7.427 (45%)

8.370 (41%)

10.578 (41%)

12.596 (36%)

16.027 (34%)

21.400 (27%)

Bank Syariah Mandiri

8.272 (50%)

9.554 (47%)

12.885 (49%)

17.063 (49%)

22.037 (46%)

32.482 (41%)

Bank 896 2.352 2.561 3.096 4.381 4.637

(7)

7 Mega

Syariah

(5%) (12%) (10%) (9%) (9%) (6%)

Bank BRI

Syariah - - - 1.466

(4%)

3.178 (7%)

6.856 (9%) Bank

Syariah Bukopin

- - - 606

(2%)

1.974 (4%)

2.193 (3%)

Bank Panin Syariah

- - - - 161

(0%)

458 (1%)

Bank Victoria Syariah

- - - 336

(0%)

Bank BCA Syariah

- - - 873

(1%)

BJB

Syariah - - - 1.933

(2%) Bank BNI

Syariah - - - 6.380

(8%) Bank

Maybank Syariah

- - - 1.408

(2%)

Dari tabel bisa dilihat Bank Syariah Mandiri selalu memimpin perolehan jumlah aset melebihi pesaingnya Bank Muamalat Indonesia.

Namun, apabila kita hanya merujuk pada jumlah aset yang dimiliki bank itu saja maka akan sangat tidak relevan bila kita mengatakan bahwa bank yang

(8)

8

dimaksud sudah berkinerja dengan baik. Bank yang memiliki aset lebih besar belum tentu memiliki kinerja yang lebih baik. Banyak instrumen yang dapat dijadikan alat untuk mengukur kinerja perusahaan perbankan yang salah satunya adalah melalui rasio keuangan. Menilik hal tersebut, kiranya perlu diadakan penelitian mengenai perbandingan kinerja keuangan antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan antar kedua bank tersebut dalam kurun waktu 2005 – 2010. Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu yang dimulai pada tahun 2005 karena pada tahun ini jumlah perbankan syariah bertambah menjadi 3 bank dari yang sebelumnya hanya dikuasai oleh Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia saja. Penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk mengetahui kondisi bank atau dikenal dengan analisis tingkat kesehatan bank merupakan penilaian terhadap kinerja keuangan dari Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri dalam kurun waktu tersebut, dengan menggunakan alat yang disebut CAMELS Rating System, yaitu permodalan (capital), kualitas aktiva (assets), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity) dan sensivitas (sensivity). Penulis menggunakan pendekatan CAMELS dikarenakan pada pendekatan ini penilaian kinerja keuangan dilakukan pada 6 aspek, yaitu permodalan, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap resiko pasar. Pendekatan ini lebih lengkap jika dibandingan pendekatan CAMEL yang tidak memasukkan aspek sensitivitas terhadap resiko pasar.

Penilaian kinerja keuangan dengan pendekatan CAMELS mengacu pada peraturan BI No. 9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah. Berikut penjelasan singkat mengenai aspek CAMELS:

(9)

9 1. Permodalan (capital)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan.

2. Kualitas Aset (Asset Quality)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset.

3. Manajemen (Management)

Penilaian pendekatan kualitatif faktor manajemen.

4. Rentabilitas (Earnings)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas.

5. Likuiditas (Liquidity)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas.

6. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian mengenai perbandingan kinerja keuangan antar bank syariah tersebut, maka penulis mengajukan topik bahasan dengan judul “Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri dengan Menggunakan Metode CAMELS pada Tahun 2005 - 2010”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah yang dapat diidentifikasikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil analisis kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada Bank Muamalat Indonesia?

2. Bagaimana hasil analisis kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada Bank Mandiri Syariah?

(10)

10

3. Bagaimana hasil perbandingan kinerja keuangan antara Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan pendekatan CAMELS?

1.4 Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui hasil analisis kinerja keuangan pada Bank Muamalat Indonesia dengan menggunakan pendekatan CAMELS

2. Mengetahui hasil analisis kinerja keuangan pada Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan pendekatan CAMELS

3. Mengetahui hasil perbandingan kinerja keuangan antara Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri.

1.5 Kegunaan Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini memiliki dua kegunaan yaitu kegunaan pada aspek teoritis yang berguna untuk kalangan akademisi dan kegunaan pada aspek praktis yang berguna untuk kalangan praktisi.

1.5.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang analisis kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan CAMELS.

1.5.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak perbankan dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan

(11)

11

yang sesuai dalam menjalankan fungsinya sekaligus menjadi bahan evaluasi terhadap kinerja keuangan yang terdahulu.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi yang terdapat dalam skripsi ini, maka penulisan skripsi disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran umum objek penelitian yang akan diteliti, latar belakang dari penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir yang akan menjelaskan alur penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Seperti teori mengenai bank, perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah, dan juga mengenai analisis kinerja keuangan khususnya metode CAMELS. Dalam bab ini juga terpapar mengenai kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan teknis analisis data.

(12)

12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai pembahasan untuk permasalahan yang sudah dirumuskan. Di dalamnya terdapat penjelasan mengenai karakteristik objek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini meliputi kesimpulan dari hasil penelitian yang diambil berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan beserta rekomendasi atau saran dari peneliti untuk perusahaan yang dijadikan objek penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Volume II-2/W1, ISPRS 8th 3DGeoInfo Conference & WG II/2 Workshop, 27 – 29 November 2013, Istanbul, Turkey.. its implementation demonstrated that RESTful web services can be used

considered two different countries primary educational systems, teaching and learning processes,. problems and their solutions, suggestions which were hoped that can lead to a

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sutapa, Gede (2011) adalah tentang Porositas, Kuat Tekan, Dan Kuat Tarik Belah Beton dengan Agregat Kasar Batu Pecah Pasca dibakar

[r]

Berdasarkan kepada perbincangan di atas, pemboleh ubah daripada TAM (mudah diguna) dan IDT (kelebihan secara relatif dan keserasisn) akan diuji sebagai

Untuk pembuatan JIP input yang diperlukan adalah data permintaan satu tahun sebelumnya yang diperoleh dari perusahaan, kemudian diramalkan terlebih dahulu dengan metode peramalan

Berdasarkan tingkat detail data yang tersedia pada masing-masing skala pemetaan, kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi: (1) Untuk pemetaan tingkat semi detail

Untuk semua guru-guruku, atas keikhlasannya berbagi ilmu dan pengalaman hidup yang tidak mampu ku ukur, dengan penuh hormat saya ucapkan terima kasih bagi bapak