• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI SUKU CADANG PADA UD BADU MOTOR DI MOJOSARI-MOJOKERTO (Studi Kasus Produk Suku Cadang Isuzu Panther).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI SUKU CADANG PADA UD BADU MOTOR DI MOJOSARI-MOJOKERTO (Studi Kasus Produk Suku Cadang Isuzu Panther)."

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

HEMBI TAUFAN

NPM. 0542010054

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

(Studi Kasus Produk Suku Cadang Isuzu Panther)

Disusun Oleh :

Hembi Taufan

0542010054

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 10 Juni 2010

Dosen Pembimbing Tim Penguji :

1.Ketua

Dra. Lia Nirawati,M.Si Drs. Sadjudi, S.E., M.Si

NIP. 030 223 072 NIP. 030 134 635

2.Sekretaris

Dra. Lia Nirawati,M.Si NIP. 030 223 072 3.Anggota

R.Y, Rusdianto, S.Sos,M.Si NIP. 957 200 046 Mengetahui,

DEKAN

(3)

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Membeli Suku Cadang Pada UD Badu Motor di Mojosari-Mojokerto”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Lia Nirawati, MSi selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dan tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dra. Hj. Suparwati, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Drs. Sadjudi, S.E., M.Si., selaku progam studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si., selaku sekretaris jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 5. Bapak H. Suparman yang telah memberikan bimbingan dan sumber data. 6. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan dukungan moral

maupun materiil sehingga dapat terselesaikannya laporan skripsi ini.

(4)

ii

Penulis menyadari segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Juni 2010

(5)

DAFTAR ISI ... . iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... . viii

DAFTAR LAMPIRAN ... . ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 7

2.1.1. Pengertian Pemasaran ... 7

2.1.2. Konsep Pemasaran ... 8

2.1.3. Strategi Pemasaran ... 10

2.2. Bauran Pemasaran (marketing mix) ... 12

2.3. Pengertian Produk (product) ... 14

2.3.1. Penggolongan Produk ... 16

2.3.2. Klasifikasi Produk ... 18

2.4. Pengertian Harga (price) ... 21

2.4.1. Metode Penetapan Harga ... 22

2.4.2. Tujuan Penetapan Harga ... 25

(6)

2.5.1. Pengertian Promosi ... 27

2.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bauran Promosi 28 2.5.3. Tujuan Promosi ... 29

2.5.4. Bentuk-Bentuk Pormosi ... 30

2.6. Tempat (place) ... 33

2.6.1. Pengertian Saluran Distribusi ... 33

2.6.2. Fungsi-Fungsi Distribusi ... 34

2.6.3. Macam-Macam Saluran Distribusi ... 35

2.7. Keputusan Membeli ... 38

2.7.1. Pengertian Keputusan Membeli ... 38

2.7.2. Proses Keputusan Membeli ... 39

2.7.3. Tahap-Tahap Dalam Proses Keputusan Membeli .... 39

2.7.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Keputusan Membeli ... 41

2.8. Kerangka Berpikir ... 44

2.9. Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 46

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 50

3.2.1. Populasi ... 50

3.2.2. Sampel ... 51

(7)

3.3.2. Sumber Data ... 52

3.3.3. Pengumpulan Data ... 53

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 53

3.4.1. Teknik Analisis Data ... 53

3.4.2. Uji Validitas ... 53

3.4.3. Uji Reliabilitas ... 54

3.4.4. Asumsi Klasik ... 55

3.4.5. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 58

3.4.6. Uji Hipotesis ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum dan Penyajian Data ... 63

4.1.1. Sejarah Perkembangan Perushaan ... 63

4.2. Penyajian Data ... 65

4.2.1. Karakteristik Responden ... 65

4.2.2. Deskripsi Variabel Produk (X1) ... 66

4.2.3. Deskripsi Variabel Harga (X2) ... 67

4.2.4. Deskripsi Variabel Promosi (X3) ... 68

4.2.5. Deskirpsi Variabel Tempat (X4) ... 69

4.2.6. Deskripsi Variabel Keputusan Membeli (Y) ... 70

4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesisi ... 72

(8)

4.3.3. Uji Asumsi Klasik ... 75

4.3.3.1.Uji Multikolinieritas ... 76

4.3.3.2.Autokorelasi ... 77

4.3.3.3.Heteroskedastisitas ... 77

4.3.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 78

4.3.5. Pengujian Hipotesis ... 81

4.3.5.1.Hasil Pengujian Pengaruh Simultan Variabel Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3) dan Tempat (X4) Terhadap Keputusan Membeli (Y)... 81

4.3.5.2.Hasil Pengujian Pengaruh Parsial Variabel Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3) dan Tempat (X4) Terhadap Keputusan Membeli (Y)... 83

4.4. Pembahasan ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 91

5.2. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)
(10)

1. Gambar Kerangka Berpikir ………44 2. Gambar Daerah Kritis Ho ……….60 3. Gambar Daerah Kritis Uji t ………...62

(11)

Tabel 4.1. : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 65

Tabel 4.2. : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

Tabel 4.3. : Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Produk (X1) ... 66

Tabel 4.4. : Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Harga (X2) ... 67

Tabel 4.5. : Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Promosi (X3)... 69

Tabel 4.6. : Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Tempat (X4) ... 70

Tabel 4.7. : Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 71

Tabel 4.8. : Hasil Pengujian Validitas Variabel Produk (X1) ... 73

Tabel 4.9. : Hasil Pengujian Validitas Variabel Harga (X2) ... 73

Tabel 4.10.: Hasil Pengujian Validitas Variabel Promosi (X3) ... 73

Tabel 4.11.: Hasil Pengujian Validitas Variabel Tempat (X4) ... 74

Tabel 4.12.: Hasil Pengujian Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) . 74 Tabel 4.13.: Hasil Uji Reliabilitas ... 75

Tabel 4.14.: Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 76

Tabel 4.15.: Ketentuan Uji Durbin Watson ... 77

Tabel 4.16.: Hasil Uji Heterokedastisitas ... 78

Tabel 4.17.: Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 79

(12)

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2.1 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Produk (X1) Lampiran 2.2 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Harga (X2) Lampiran 2.3 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Promosi (X3) Lampiran 2.4 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Tempat (X4)

Lampiran 2.5 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Lampiran 3.1 Hasil Pengujian Dan Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Produk (X1) Lampiran 3.2 Hasil Pengujian Dan Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Harga (X2) Lampiran 3.3 Hasil Pengujian Dan Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Promosi (X3) Lampiran 3.4 Hasil Pengujian Dan Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Tempat (X4) Lampiran 3.5 Hasil Pengujian Dan Validitas dan Reliabilitas untuk Variabel Keputusan

Pembelian (Y) Lampiran 4 Input data

Lampiran 5 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Lampiran 6 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Lampiran 7 Tabel F

Lampiran 8 Tabel t

Lampiran 9 Tabel Durbin Watson

(13)

1.1 Latar belakang

Pertumbuhan ekonomi salah satunya ditandai dengan semakin berkembangnya dunia usaha di segala bidang. Bagi negara yang berkembang seperti Indonesia, dituntut untuk bisa mengadakan serta mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada serta mampu menjalankan roda perekonomian sehingga bangsa Indonesia tidak tertinggal dari negara lain. Hal ini mendorong perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan persaingan pasar yang semakin ketat, sehingga menuntut adanya sistem pemasaran yang semakin baik pada setiap perusahaan yang bergerak dalam segala bidang bisnis.

Pemasaran merupakan salah satu media bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan memberikan pelayanan yang menyenangkan, fasilitas-fasilitas yang menunjang dan prosedur yang ditetapkan perusahaan.

Dengan semakin banyaknya bisnis usaha dagang seperti toko suku cadang mobil, akan memberikan alternatif kepada konsumen untuk

(14)

memilih berbagai jenis suku cadang dengan berbagai pilihan merk dalam satu tempat dengan disertakan penyediaan jasa layanan pemasangan dan perawatan mobil yang bagus guna memenuhi kebutuhannya. Di sisi lain, banyak toko atau dealer resmi yang juga menyediakan layanan yang sama yang akan menimbulkan persaingan yang semakin kompetitif diantara usaha-usaha dagang yang sejenis. Tugas manajemen usaha toko suku cadang disini adalah bagaimana cara untuk dapat memenangkan persaingan dan usaha dagang dapat terus bertahan dalam bisnis ini.

Dalam mempertahankan usaha toko suku cadang UD. Badu Motor selalu memperhatikan kepuasan konsumen yang ada untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Karena apabila konsumen merasa kebutuhan dan keinginannya sudah terpenuhi bahkan terlampaui dalam arti sudah merasa puas, dengan sendirinya tujuan usaha telah tercapai dan membawa konsumen menjadi loyal. Selain itu konsumen yang merasa puas membeli maka konsumen akan membawa konsumen yang lain untuk membeli , semakin besar pula keuntungan yang didapat.

(15)

menyediakan suku cadang cuma dalam merk tertentu yang harganya relative lebih mahal.

Produk, harga, promosi dan tempat memang harus diperhatikan dalam bisnis toko suku cadang karena berbicara mengenai produk biasanya konsumen akan memilih suku cadang yang harganya memadai yaitu sesuai dengan kemampuan dan yang diinginkan oleh konsumen sedangkan di UD Badu motor menyediakan tawaran harga suku cadang dari harga murah sampai yang mahal sesuai dengan merk produk.

Sedangkan untuk menarik minat konsumen agar berkunjung dan membeli pada sebuah toko suku cadang dibutuhkan suatu promosi yang kreatif agar dapat mampu menarik minat konsumen seperti pemasangan suku cadang dengan harga potongan khusus atau discount apabila membeli suku cadang di UD. Badu Motor dan ganti Oli gratis apabila pembelian oli di UD, Badu Motor. Pemasaran juga dilakukan dengan menyebarkan pamflet yang berisikan tawaran – tawaran yang menarik serta pelayanan yang menggiurkan seperti menyediakan jasa panggilan service didaerah sekitar Mojosari-Mojokerto dan penawaran yang tersebut diatas. Promosi yang baik adalah promosi yang efektif tanpa mengeluarkan biaya yang terlampau besar tetapi mampu mendatangkan pembeli secara maksimal.

(16)

lain atau dengan kata lain pemilik usaha dagang harus berusaha agar produk,harga,promosi dan tempat dapat terpadu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan usaha dagang tersebut untuk itu seorang pemilik usaha dagang dituntut untuk lebih berhati-hati dalam mengantisipasi permasalahan, serta kendala yang mungkin timbul dalam pemasaran.

UD Badu Motor adalah usaha dagang yang berlokasi di jalan Raya Pahlawan No.30 Mojosari-Mojokerto. Merupakan bentuk badan usaha dagang yang bergerak dibidang penjualan suku cadang. Pada usaha dagang suku cadang ini dalam menentukan harga jual produknya disesuaikan terhadap merk produk yang dijual oleh UD Badu Motor.

Untuk itu usaha dagang suku cadang ini perlu memberikan perhatian terhadap masalah produk,harga,promosi dan tempat yang diberikan, serta harus mampu menganalisa dan memperbaiki keluhan konsumennya yang dapat mempengaruhi prestise usaha dagang dan keputusan membeli. Hal ini berarti tanggapan atau keputusan membeli merupakan faktor yang berperan penting untuk kelangsungan dan pertumbuhan UD Badu Motor Mojosari – Mojokerto.

(17)

memenangkan persaingan usaha agar dapat terus berkembang dan juga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keputusan membeli suku cadang pada UD Badu Motor.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang tersebut, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara produk, harga, promosi dan tempat terhadap keputusan membeli suku cadang pada UD Badu Motor?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial produk, harga, promosi dan tempat terhadap keputusan membeli suku cadang pada UD Badu Motor?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran secara simultan produk, harga, promosi, dan tempat terhadap keputusan membeli suku cadang pada UD Badu Motor.

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu sumbangan pikiran bagi pemimpin perusahaan dalam menerapkan kebijakan dalam menilai kualitas produk.

2. Secara Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu administrasi bisnis, khususnya bidang pemasaran.

(19)

7

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan diantara sekian banyak

kegiatan penting yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk

memepertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan itu sendiri, baik

perusahaan yang bergerak dibidang jasa maupun dibidang yang lain.

Menurut Kotler ( 2001-18 ) “ Pemasaran dapat diartikan sebagai

kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan

dan kebutuhan melalui poses pertukaran”

Menurut Mc Daniel ( 2001-6 )” Pemasaran adalah suatu proses

perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi

sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu

memuaskan tujuan individu dan orgnisasi.’’

Menurut Swasta dan Irawan ( 2001 : 5 ) menyatakan bahwa “

pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan\

dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan konsumen baik

(20)

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa “ Adalah keseluruhan dari pada kegiatan-kegiatan usaha bisnis

yang bertujuan untuk merencanakan, yang mengakibatkan terjadinya

pemindahan milik atas barang atau jasa tersebut sehingga dapat memenuhi

kepuasan akan keinginan dan kebutuhan konsumen.’’

Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

dalam program pemasarn tampaknya tidaklah mudah. Hal ini disadari

karena setiap pasar memiliki berbagai macam pembeli yang memiliki

kebutuhan, kebiasaan, selera, daya beli dan reaksi yang berbeda-beda

sehingga diperluan suatu proses pemasaran yang strategis.

2.1.2 Konsep Pemasaran

Setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi

pemasaran yaitu falsafah atau anggapan atau yang diyakini perusahaan

sebagai dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Pemilihan dan penerapan konsep pemasaran tertentu

dipengaruhi beberapa faktor, diantara nilai-nilai dari visi manajemennya,

lingkungan internal dan lingkungn eksternal perusahaan.

Menurut Tjiptono ( 2005 : 3 ) konsep pemasaran antara lain

sebagai berikut:

1. Konsep Produksi

Pemasaran yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses

(21)

konsumen hanya akan membeli produk-produk yang semua dan

gampang diperoleh. Dengan demikian, kegiatan organisasi harus

difokuskan pada efisiensi biaya ( produksi ) dan ketersediaan produk (

distribusi ) agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan.

2. Konsep Produk

Pemasaran beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki

produk-produk yang memiliki kualias, kinerja, fitur ( features ), atau

penampilan superior. Konsekwensinya, pencapaian tujuan bisnis

perusahaan dilakukan melakukan melalui inovasi produk, riset, dan

pengembangan, dan pengendalian kualitas secara berkesinambungan.

3. Konsep Penjualan

Konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan ( internal ) dimana

pemasaran beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi ( bila

perlu dibujuk ) agar penjualan dapat meningkat. Fokus pemasaran

adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan dan kegiatan

promosi secara intensif dan agresif agar mampu mempengaruhi dan

membujuk konsumen untuk membeli, sehingga pada gilirannya

penjualan dapat meningkat.

4. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan ( lingkungan eksternal)

dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli

produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan serta

(22)

5. Konsep Pemasaran Sosial

Pemasaran yang mengnut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen

hanya bersedia membeli produk-produk yang hanya mampu

memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta berkontribusi pada

kesejahteraan lingkungan sosial konsumen.

2.1.3 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran sangat bermanfaat untuk mengetahui tindakan

yang akan dilakukan dalam usaha pemasaran untuk barang dan jasa.

Menurut Fandy Tjiptono ( 2001 : 6 ) strategi pemasaran merupakan

pernyataan ( baik secara implisit maupun eksplisit ) mengenai bagaimana

suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Atau strategi pemasaran

sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan

perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang

berkesinambungan melalui pasar.

Menurut Tjiptono ( 2000 : 6 ) Strategi pemasaran terdiri dari lima

elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut adalah :

1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani.

Keputusan ini didasarka pada faktor-faktor :

a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokkan teknologi

yang dapat diproteksi dan didominasi.

b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya

(23)

c. Pengalaman kumulatif yang pada (trial) dan (error) didalam

menanggapi peluang dan tantangan.

d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya

langkah atau pasar yang terproteksi.

Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan

kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk

dilayani oleh perusahaan.

2. Perencanaan produk,meliputi produk spesifik yang dijual,

pembentukan ini produk dan desain penawaran individual pada

masing-masing lini. Peroduk itu sendiri menawaran manfaat total yang

dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian.Manfaat

tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan

produk jaminan atau garansi, jasa resperasi, dan bantuan teknis yang

disediakan penjual serta hubungan personal yang mungkin terbentuk

diantara pembeli dan penjual.

3. penetapan harga yaitu yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari

produk kepada pelanggan.

4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang

dilalui produk hinga mencapai konsumen akhir yang membeli dan

menggunakannya.

5. Komunikasi pemasaran ( promosi ) yang meliputi periklanan, personal

(24)

2.2 Bauran Pemasaran ( Marketing Mix )

Semua kegiatan perusahaan diarahkan pada bauran pemasaran

( Marketing Mix ) merupakan salah satu konsep utama pemasaran modern.

Menurut Basu Swasta dan Irawan ( 2001 : 74 ) “ Markteing Mix

adalah variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai saran untuk

memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen.” Dengan

kata lain marketing mix merupakan kumpulan dari empat variabel yaitu

produk, harga, promosi, dan distribusi.

Menurut Philip Kotler dan Amstrong ( 2000:11 ) “Marketing Mix

adalah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi dan

mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam mencapai

tujuan organisasi.”

Menurut Mc Daniel (2001 : 55 ) “Bauran pemasaran adalah paduan

strategi produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga yang bersifat

unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling

memusatkan dengan pasar yang dituju”.

Adapun pengertian mareting mix menurut Rismiati dan Suratmo

(2001 : 190)”Strategi 4P (produck, price, promotion and place)

merupakan alat yang dapat digunakan produsen untuk mempengaruhi

konsumen. Marketing mix juga dapat diartikan sebagai kombinasi dari

(25)

perusahaan, yakni produk, struktur harga, sistem distribusi dan kegiatan

promosi”.

Dari pendapat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan bauran pemasaran adalah merupakan kombinasi dari

alat-alat untuk sampai pada sarana pasar.

Bauran pemasaran adalah merupakan sekumpulan variabel-variabel

yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan

konsumen.

Sehubungan dengan strategi bauran pemasaran, E Jerome mc

Carthy ( 2003 : 78 ) dalam mengklarifikasikan variabel bauran pemasaran

tersebut terdiri dari :

a. Produk ( product )

lokasi, desain dan arsitektur, jenis fasilitas, mutu pelayanan, dekorasi,

suasana ( atmosfere ), pengemasan ( packaging ) dan identitas.

b. Harga ( price )

Harga merupakan variabel yang sangat menentukan dalam usaha untuk

mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

c. Promosi ( promotion )

Kombinasi alat-alat yang digunakan sebagai komunikasi untuk

mencapai tujuan penjualan yang diinginkan meliputi periklanan (

(26)

d. Tempat ( place )

Dalam hubungannya dengan pemasaran. Variabel ini dapat meliputi

cara bagaimana jasa tersebut didistribusikan kepada konsumen. Suatu

perusahaan harus membuat rencana yang baik untuk memasuki segmen

pasar yang dipilih. Bauran pemasaran atau lengkapnya marketik mix

merupakan kombinasi pemasaran perusahaan, yakni :

1. Produk

2. Struktur harga

3. Kegiatan promosi

4. Sistem distribusi

Marketing mix tersebut merupakan satu perangkat yang akan

menentukan tingkat keberhasilan pemasaran, dan semua ini ditunjukan

untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang

dipilih.

2.3. Pengertian Produk (Product)

Menurut Kotler ( 2000 : 394 ) Produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, event, orang,

tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide.

Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja,

seperti makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang

(27)

pemuasan kebutuhan dan keinginan ( need and want ) dari konsumen.

Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan (

need ), akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan ( want ). Dikutip

dari Buchari Alma ( 2004 : 139 ).

Pengembangan produk menurut Tjiptono ( 2001 : 95 )

pengembangan produk merupakan upaya untuk memperbaiki produk yang

ada disesuaikan dengan selera konsumen, disamping itu juga untuk

menghindari kebosanan konsumen, adapun bagian-bagian yang perlu

diperbaiki pada produk itu. Agar dapat bersaing dengan

perusahaan-perusahaan lain antara lain mode atau corak dan warna kemasan,

peningkatan produk.

Menurut Boone dan Kurtz ( 2002 : 47 ) Produk adalah seperangkat

atribut fisik, pelayanan, dan atribut simbolis yang dirancang

untukmemberikan keputusan kepada pelanggan, dalam definisi yang lebih

luas adalah pertimbangan terhadap rencana kemasan, nama merek, garansi

dan citra produk.

Dalam mencapai strategi pemasaran untuk produk-produk

tersendiri, para pemasar telah mengembangkan beberapa klasifikasi

produk berdasarkan pada keistimewaan dari produk.

Dari beberapa definisi pengertian produk diatas dapat disimpulkan

bahwa pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan

untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen baik barang

(28)

2.3.1. Penggolongan Produk

Menurut E. Catur Rismiati ( 2001 : 200 ) produk dapat digolongkan

menurut tingkat pemakaian dan kekonkretannya, produk dapat

digolongkan menjadi beberapa macam yaitu :

1. Produk tahan lama ( Durable goods )

Barang berwujud yang biasanya dapat bertahan dalam jangka waktu

yang lama. Dengan kata lain barang tahan lama adalah barang yang

dapat dipakai berkali-kali dalam waktu yang relative lama dan tidak

habis meski dipakai berkali-kali.

2. Produk tidak tahan lama ( non durable goods )

Barang berwujud yang biasanya dikonsumsi hanya satu atau beberapa

kali saja dan akan cepat habis.

Berdasarkan tujuan pemakaiannya, produk dapat digolongkan menjadi

dua macam :

a. Barang konsumsi

Adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk dipakai sendiri

atau untuk memuaskan keinginan pribadi eorang individu dan

bukan untuk dijual maupun diproses lagi. Jadi pembeli produk

konsumen adalah konsumen akhir.

b. Barang industri

Adalah produk-produk yang dibeli untuk diproses kembali atau

(29)

tidak langsung dipakai tetapi, diproses kembali untuk dijadikan

barang konsumen.

Penggolongan produk-produk kedalam barang konsumsi

maupun barang industri ini sangat penting dalam menyusun

program pemasaran perusahaan, ini disebabkan karena setiap

penggologan barang yang akan dijual kepasar yang berlainan dan

memerlukan cara-cara pemasaran berbeda. Selain kebijakan

industri untuk barang-barang konsumsi biasanya lebih panjang dan

melibatkan lebih banyak perantara atau penghubung dari pada

saluran distribusi untuk barang-barang industri, seperti : baju,

bahan beton, bahan untuk membuat gelas dan lain-lain.

Berdasarkan wujud konkretnya, produk dapat digolongkan

kedalam dua macam yaitu:

1. Produk yang berwujud.

Barang dikatakan berwujud karena secara fisik produk tersebut bisa

dilihat dengan mata atau dapat diraba wujudnya sebagai alat pemuas

kebutuhan.

Contoh : makanan, pakaiannya dan sebagainya

2. Produk yang tidak berwujud.

Disebut juga jasa yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan

untuk dijual. Jasa dikatakan sebagai produk yang tidak berwujud karena

secara fisik tersebut tidak bisa dilihat atau diraba. Konsumen dapat

(30)

perbedaan manfaat jasa yang satu dibandingkan jasa lainnya. Namun

konsumennya tidak dapat mendiskripsikan bagaimana wujudnya secara

konkret.

2.3.2 Klasifikasi Produk

Dengan melihat perbedaan antara pasar konsumen dan pasar bisnis,

produk dapat dikategorikan secara luas sebagai produk konsumen dan

produk bisnis tergantung untuk maksud apa seseorang membeli produk

tersebut.

Menurut Boone dan Kurtz ( 2002 : 49 ) Adapun kategori dari

produk, yaitu :

1. Kategori Produk Konsumen

Untuk mengelompokkan produk konsumen berdasarkan tipenya, para

pemasar memfokuskan diri pada kebiasaan belanja konsumen. Produk

konsumen dibagi menjadi tiga kategori ,yaitu :

a. Produk rumah tangga ( Conveinence Produk )

Produk-produk yang sering dibeli konsumen dengan segera dan

dengan usaha kecil. Contoh : permen karet, koran, majalah, susu,

roti dan sebagainya.

b. Produk Belanja ( shopping products )

Pembelian secara khusus, yang hanya dilakukan setelah pembeli

(31)

mengevaluasi beberapa karakteristiknya. Contoh : karpet, perabot

rumah tangga.

c. Produk-produk Khusus ( Specialty Products )

Produk-produk yang pembelinya mau melakukan usaha

khusus untuk mendapatkannya. Produk ini cenderung berharga

mahal dan merupakan merek terkenal dan distribusikan di

tempat-tempat tertentu. Contoh : kendaraan porche, tas louis vuitton.

2. Kategori Produk Bisnis

Sering dikenal sebagai produk industri atau produk organisasi.

Produk ini dibagi dalam lima kategori, yaitu :

a. Instalasi ( instalation )

Rangkaian atau kumpulan perlatan modal utama, seperti sistem

pabrik baru, alat-alat berat dan peralatan yang dibuat sesuai pesanan.

b. Peralatan aksesoris ( Accessory Equipment )

Meliputi barang-barang modal yang biasanya tidak terlalu mahal

dan berumur lebih pendek dari instalasi. Contoh : scanner, mesin

faks dan perkakas.

c. Komponen bagian dari material ( Component parst and Materials)

Produk-produk bisnis yang termasuk bagian dari produk akhir

perusahaan lain.

d. Bahan-bahan Mentah ( Raw Materials )

Serupa dengan komponen bagian dan material, karena menjadi

(32)

termasuk produk-produk pertanian, seperti : Kapas, gandum, pupuk,

ternak, juga bahan alami seperti : Tamabang besi, batu-batuan, kayu

dan batu bara.

e. Barang pendukung

Barang yang di gunakan dalam kegiatan harian perusahaan dan

merupakan beban bagi perusahaan namun tidak menjadi bagian dari

produk akhir. Contoh : kertas, Pulpen, Bola lampu, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Angipora (2002 : 157) perencanaan produk

pada dasarnya mengklasifikasikan produk berdasarkan kepada

macam-macam

Karakterestik produk dilakukan atas berbagai sudut pandang

baik atas dasar daya tahan, wujud, dan pengunaan yang dilakukan

oleh konsumen atau industri, sehingga setiap produk akan memiliki

atau strategi bauran pemasaran tersendiri.

Oleh karena itu berdasarkan daya tahan dan wujud tidaknya

produk yang dihasilkan, maka produk dapat diklasifikasikan kedalam

ketiga kelompok yakni

a. Barang tidak tahan lama ( Non Durable Goods )

Barang terwujud yang secara normal biasanya dikonsumsi dalam

Satu atau beberapa kali penggunaan.

(33)

b. Barang Tahan Lama ( durable goods )

Barang berwujud yang biasanya secara normal dapat betahan lama

sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakaian.

Contoh : pakaian, lemari es, televisi, komputer dan sebagainya.

c. Jasa ( Service )

Suatu aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Jasa merupakan benda tidak berwujud. Tidak dapat dipisakan dan

mudah habis.

Contoh : lembaga pendidikan, bengkel reperesi, hotel, salon kecantikan,

kantor dan sebagainya.

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi

produk adalah sudut pandang seorang dalam memilih atau

menggunakan produk dalam suatu pemasaran.

2.4. Pengertian Harga (Price)

Menurut Henry Simamora ( 2000 : 514 ) “bahwa harga adalah

jumlah uang yang di bebankan atau dikenakan atas sebuah produk”.

Menurut Basu Swastha dan Irwan ( 2001 : 24 ) “bahwa harga

adalah jumlah uang ( ditambah beberapa produk kalau mungkin ) yang di

butuhkan untuk mendapatkan Sejumlah Kombinasi dari produk dan

pelayannya”.

Menurut Tjiptono ( 2004 : 178 ) ”harga dapat diartikan sebagai

(34)

mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk

mendapatkan suatu barang atau jasa”.

Menurut Alma ( 2004 :169 )”harga merupakan suatu atribut yang

melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut, dapat

memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan memuaskan

konsumen (satisfaction)”.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga

merupakan pengukuran terhadap suatu barang atau jasa yang dikenakan

kepada konsumen sehingga dapat menciptakan pelanggan.

Dalam strategi penentuan harga, pengusaha harus menetapkan

dahulu tujuan penetapannya. Tujuan ini berasal dari perusahaan itu sendiri

yang selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa secepat mungkin.

Sehingga perusahaan tersebut dapat memperoleh dari harga yang telah di

tetapkan.

2.4.1. Metode penetapan harga

Dengan memperhatikan tiga skedul permintaan pelanggan, fungsi

biaya dan harga pesaing perusahaan siap untuk menentukan harga.

Harga tersebut akan terletak di antara harga yang terlalu rendah

untuk dapat menghasilkan laba dan yang terlalu tinggi untuk dapat

(35)

Perusahaan memecahkan persoalan penetapan harga dengan memilih

sebuah metode penetapan harga yang memasukkan satu atau lebih dari

ketiga pertimbangan tersebut. Metode penetapan tersebut akan

menghasilkan sebuah harga teretentu. Adapun metde penetapan

harga menrut Philip Koltler ( 2002 : 311 ) antara lain:

1. Markup Pricing ( penetapan harga produk mark-up )

Metode penetapan harga yang paling sederhana adalah

menambahkan sejumlah kenaikan ( markup ) baku pada biaya produk.

2. Target-return pricing ( penetapan harga berdasarkan biaya )

Pendekatan penetapan harga lainnya yang menggunakan basis biaya

adalah penetapan harga berdasarkan keuntungan sasaran ( target return

pricing ). Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan

tingkat keuntungan investasi ( return on investment, disingkat ROI )

sasarannya.

3. Reseived-Value pricing ( Penetapan harga berdasarkan nilai yang

dirasakan )

Semakin banyak perusahaan yang mendasarkan harga mereka pada nilai

yang dirasakan ( perseived value ) dari produk. Perusahaan melihat

persepsi nilai pembeli, bukan biaya penjual, sebagai kunci penetapan

harga, Perusahaan menggunakan variabel non harga ini dalam bauran

pemasaran untuk membangun nilai yang dirasakan dalam benak

pembeli. Harga ditetapkan untuk mencerminkan nilai yang dirasakan

(36)

4. Value pricing ( penetapan harga berdasarkan nilai )

Dalam tahun-tahun belakangan ini, beberapa perusahaan telah

mengadopsi penetapan harga berdasarkan nilai ( Value pricing ) dimana

mereka mereka menetapkan harga rendah bagi penawaran berkualitas.

5. Going-rate ( penetapan harga berdasarkan tarif )

Dalam penetapan harga berdasarkan tarif yang berlaku (

going-rate pricing ), suatu perusahaan mendasarkan harganya terutama pada

harga pesaing dengan sedikit memperhatikan biaya atau permintaanya

sendiri.

Perusahaan itu mungkin menetapkan harga yang sama. Lebih besar, atau

lebih kecil dari pada pesaing utamanya.

6. Senled-bid priicing ( pendekatan pasar dan pesaing )

Penetapan harga yang berorientasi pada pesaing umum diterapkan bila

mana perusahaan mengajukan penawaran untuk memperebutkan suatu

pekerjaan. Perusahaan mendasarkan harga nya pada pengharapan

tentang bagaimana pesaing akan menghargai tawaran daripada

hubungan yang kaku dengan biaya atau permintaa perusahaan.

Menurut Angipora ( 2002 : 284 ) ada beberapa metode yang dapat

digunakan sebagai rencana dan variasi dalam penetapan harga

Yang terdiri :

1. Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan.

2. Harga didasarkan keseimbangan antara perkiraan permintaan pasar

(37)

3. Harga didasarkan pada kondisi-kondisi pasar yang bersaing.

Dari difinisi diatas dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan harus

menggunakan metode dalam menetapkan harga, agar perusahaan dapat

memperoleh laba dan tidak mengalami penurunan pangsa pasar.

2.4.2. Tujuan Penetapan Harga

Beberapa tujuan perusahaan dalam menetapkan harga produk,

menurut F. Catur Rismiati ( 2001 : 214 ) antara lain :

1. Bertahan hidup

Jika perusahaan menghadapi persaingan yang gencar, kapasitas

produk yang berlebihan, atau perubahan keinginan konsumen. Maka

perusahaan dapat menetapkan harga jual yang rendah agar pabrik

bisa terus berproduksi dan persediaan terus berputar.

2. Memaksimalkan laba jangka pendek.

Kebanyakan perusahaan akan memutuskan harga pada tingkat yang

nantinya akan menghasilkan keuntungan setinggi-tingginya.

3. Unggul dalam bagian pasar.

Perusahaan – perusahaan lain juga berusaha meraih pasar yang

dominan, perusahaan yang memiliki bagian pasar yang dominan

akan menikmati struktur biaya rendah dan keuntungan jangka

(38)

4. Unggul dalam kualitas produk.

Suatu perusahaan mungkin berkeinginan menjadi pemimpin dalam

hal kualitas produk dipasarnya.

5. Bagi wiraniaga.

Adalah memberikan dukungan atas produk atau modal baru, untuk

merangsang mereka mencari pelanggan – pelanggan baru dan

mendorong penjual di musim sepi.

2.4.3. Faktor-faktor mempengaruhi tingkat harga.

Dalam kenyataan tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh

beberap faktor, antara lain :

1. Keadaan perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang

berlaku pada periode resesi misalnya merupakan suatu periode dimana

harga berada pada tingkat harga yang lebih rendah.

2. Penawaran dan permintaan

Permintaan yaitu sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat

harga yang lebih rendah yang akan mengakibatkan jumlah yang diminta

lebih besar.

3. Elastisitas permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat

permintaan pasar. Sebenarnya permintaan pasar ini tidak mempengaruhi

(39)

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan

persaingan yang ada.

5. Biaya

Biaya merupakan penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak

dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.

6. Tujuan perusahaan

Penetapan suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan

yang akan dicapai, setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan

yang sama dengan perusahaan lainnya.

7. Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam

penentuan harga jual produk. Bentuk pengawasan pemerintah adalah

penetapan harga maksimum, penetapan harga minimum, diskriminasi

harga serta usaha-usaha yang mengarah pada usaha mencegah

monopoli.

2.5. Promosi (Promotion)

2.5.1. Pengertian Promosi

Promosi adalah salah satu yang penting dalam pemasaran, Oleh

karena itu banyak perusahaan yang melaksanakan promosi agar produk

dan jasa yang dihasilkan dapat dikenal oleh masyarakat, dimana pada

(40)

Adapun pengertian promosi menurut para ahli bidang pemasaran, menurut

Alma ( 2004 : 179 )”Bahwa promosi adalah sejenis komunikasi yang

memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan

jasa”.

Menurut Sigit ( 2002 : 53 )”Promosi adalah setiap bentuk

komunikasi yang digunakan oleh perusahaan (pemasar) untuk

memberitahu (informasi), membujuk atau mengingatkan orang mengenai

produk,jasa,bayangan (image), gagasan (ide) atau keterlibatan perusahaan

dan masyarakat dengan maksud agar dapat menerima dan melakukan

perbuatan sebagaimana yang dikehendaki oleh perusahaan (pemasar)

Jadi dapat disimpulkan promosi adalah kegiatan yang terencana

untuk merangsang atau membujuk, memberi informasi kepada konsumen

agar mau tergerak untuk membeli. Hanya digunakan dalam jangka pendek

sehingga dapat mendongkrak atau meningkatkan volume penjualan.

2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bauran Promosi

menurut Stanton didalam oleh Alma ( 2004 : 179 ),ada beberapa

bauran promosi antara lain :

1. The amount of money available for promotion (jumlah uang yang

tersedia untuk promosi)

Bisnis yang memiliki dana banyak tentu memiliki kemampuan lebih

(41)

2. The nature of the market (sifat alami pasar)

Keadaan pasar ini menyangkut daerah geografis pasaran produk dan

juga calon konsumen yang dituju.

3. The nature of produk (sifat alami produk)

Keadaan produk ini menyangkut pakah produk ditujukan untuk

konsumen akhir atau sebagai bahan industri.

4. The stage of the product’t life cycle (tingkatan langkah produk)

Pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan

mempengaruhi promosi yang digunakan.

2.5.3. Tujuan Promosi

Tujuan promosi menurut Alma ( 2004 : 181 )”tujuan utama

promosi adalah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya

memberi pengaruh meningkatnya penjualan.

Sedangkan tujuan promosi menurut Dharmesta ( 2002 : 353 ),dapat

dibedakan menjadi empat yaitu :

1. Modifikasi Tingkah Laku.

Artinya ditinjau dari segi promosi yang berusaha merubah tingkah laku

dan pendapat seseorang dengan jalan mempengaruhi dan membujuk

(42)

2. Memberitahu.

Diarahkan untuk memberitahukan sebagai hal tentang barang atau jasa

yang ditawarkan, termasuk juga tentang perusahaan dan bauran

pemasaran.

3. Membujuk.

Dalam hal ini promosi penjualan dirahkanntuk mempengaruhi agar

konsumen tertarik untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan,

disamping itu juga diarahkan untuk dpat merubah sikap dengan

mempengaruhi tingkah laku pembeli dengan memberikan informasi

yang konveratif.

4. Mengingatkan.

Diarahkan untuk meningkatkan kembali konsumen guna

mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan

selama tahap kedewasaan didalam siklus kehidupan produk.

2.5.4. Bentuk-bentuk Promosi

Menurut Rismiati dan Suatno ( 2001 : 255 ),bentuk-bentuk

promotional mix yaitu :

a. Periklanan.

Periklanan merupakan bentuk lisan dan promosi non pribadi tentang ide,

barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Dalam periklanan

produk, pemasaran iklan menyatakan kepada pasar tentang produk yang

(43)

1) Primary demand advertising.

Merupakan periklanan yang berusaha mendorong permintaan untuk

suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebutkan merek

atau nama produsennya.

2) Selective demand advertising.

Hampir sama degan primary demand advertising. Hanya gedung

dalam selective demand advertising disebutkan merek dagang yang

ditawarkan.

Selain primary demand advertising dan selective demand

advertising, periklanan produk ini juga dapat dikelompokkan

kedalam :

a. Periklanan

1. Periklanan Langsung.

kegiatan periklanan penjual langsung menginginkan adanya

tanggapan yang cepat iklannya.

2. Periklanan Tidak langsung.

Periklanan yang dibuat tidak langsung unuk permintaan jangka

pendek.

b. Personal selling.

Personal selling merupakan presentasi lisan dalam suatu

percakapan dengan calon pembeli atau lebih ditunjukan untuk

(44)

Tujuan Personal selling adalah :

1. Mengarahkan para penjual.

2. Mengembangkan terget pelanggan.

3. Menggunakan waktu penjualan secara efisien.

4. Motivasi tenaga penjualan atau untuk merebut pangsa pasar

dengan cepat.

c. Publisitas.

Publisitas merupakan pemberitahuan di media massa ( media

cetak dan media elektronik ) dengan tujuan untuk mendorong atas

produk barang atau jasa atau ide perusahaan.

d. Promosi Penjualan.

Promosi penjualan merupakan kegiatan pemasaran selain

periklanan, personal selling, dan publisitas yang mendorong

pembelian barang oleh konsumen. Kegiatan promosi penjualan

diantaranya : pameran, peragaan dan demonstrasi.

Tujuan promosi penjualan :

1. Meningkatkan permintaan dari pemakai industrial dan atau

konsumen akhir.

2. Mendorong pembeli membeli lebih banyak.

3. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling

dan periklanan.

Tujuan akhir dari promosi adalah untuk mendapatkan

(45)

Lamb (2001 : 159) mengatakan bahwa untuk

menjangkau tujuan promosi disebut dengan konsep

AIDA,yaitu :

a. Awarenses ( kesadaran ).

Pemasaran iklan harus pertama kali mencapai kesadaran

dengan target pasar, sebuah perusahaan tidak dapat menjual

sesuatu jika pasar tidak tahu barang atau jasa tersebut.

b. Interest ( Minat ).

Kesadaran sederhana dari suatu merek jarang mengarah

pada suatu penjualan. Langkah berikutnya adalah

menciptakan minat pada suatu produk.

c. Desire ( keinginan ).

Menciptakan preferensi merek dengan menjelaskan

keunggulan perbedaan produk tersebut dibandingkan

pesaing.

d. Action ( tindakan ).

Beberapa anggota pada target pasar ini mungkin sekarang

yakin untuk membeli tetapi masih harus membuat

keputusan membeli.

2.6 Tempat (Place)

(46)

Banyak perusahaan tidak dapat mencapai sasaran dalam penjualan yang

telah ditetapkan, disebabkan oleh tidak tepatnya saluran distribusi

yang dipergunakan. Saluran distribusi adalah saluran yang dilalui oleh

suatu barang dari produsen ke tangan konsumen. Adapun pengertian

dari saluran distribusi dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut.

Menurut Dhamesta ( 2002 : 285 )”distribusi adalah saluran yang

dipergunakan oleh produsen yang digunakan oleh produsen untuk

menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau

pemakai industri”.

Menurut Rismiati dan Suratno ( 2001 : 244 )”saluran distribusi

adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi)

pemindahan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen akhir.

Menurut Stanton ( 2001 : 309 )”pngertian distribusi adalah suatu

lembaga perantara yang melakukan kegiatan menyalurkan barang dan jasa

disertai hak milik dari produsen ke konsumen.

Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan saluran distribusi adalah orang atau lembaga yang saling

bergantung dan saling terlibat dalam perluasan barang dan jasa dari

produsen sampai ke konsumen.

2.6.2. Fungsi-fungsi Distribusi

(47)

1. Mempermudah proses pertukaran, perantara pemasran pada umumnya

mengurangi biaya pengiriman produk kepada pelangg

2. Mengurangi ketidak cocokan.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong ( 2001 : 8 )”fungsi saluran

distribusi adalah menggerakkan barang dan jasa dari produsen kepada

konsumen. Mereka memecahkan kesenjangan utama seperti waktu,

tempat, pemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang

ingin menggunakannya”.

2.6.3. Macam-macam Saluran Distribusi.

Bentuk-bentuk saluran distribusi serin dikaitkan dengan golongan

barang yang ada. Menurut Rismiati dan Suratno ( 2001 : 245 ),terdapat dua

macam saluran distribusi, yaitu :

1. Saluran distribusi untuk barang konsumsi.

Perantara yang melakukan fungsi penyaluran barang dari tangan

produsen ke tangan konsumen akhir ada tiga macam yaitu agen,

pedagang besar dan pengecer. Ada lima macam kombinasi saluran

distribusi barang konsumsi, yaitu :

a. Saluran distribusi langsung.

Saluran distribusi ini disebut saluran langsung karena tidak

menggunakan perantara apapun. Saluran distribusi ini merupakan

(48)

langsung menjual produk atau langsung mendatangi rumah konsumen.

b. Saluran distribusi menggunakan satu perantara.

Bentuk saluran distribusi ini menggunakan satu perantara yaitu

pengecer besar. Pengecer besar langsung melakukan pembelian dari

produsen dan kemudian menjualnya kepada konsumen akhir.

c. Saluran distribusi tradisional.

Dalam saluran distribusi semacam ini, produsen hanya melayani

penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja dan tidak

menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang

besar dan pemblian olh konsumen dilayani pengecer saja.

d. Dalam saluran distribusi ini, produsen menggunakan agen sebagai

perantara untuk menyalurkan barang nya kepada pedagang besar yang

kemudian menjualnya kepada pengecer. Agen yang terlibat dalam

saluran distribusi ini terutama agen penjual.

e. Dalam saluran distribusi ini, produsen memilih agen (agen penjual atau

agen pabrik pabrik) sebagai penyaluranya. Ia menjalankan kegiatan

perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran

penjualanya terutama ditunjuk kepada pengecer besar.

2. Saluran distribusi untuk barang produksi.

Perantara yang melakukan fungsi penyaluran barang dari tangan

(49)

yaitu agen dan distri butor indrusti. Ada empat macam kombinasi saluran

pemasaran untuk kelompok barang industri, yaitu :

a. Saluran distribusi langsung.

Saluran distribusi langsung ini dipakai oleh produsen jika transaksi

penjualan kepada pemakai relatif cukup besar. Saluran semacam ini

cocok untuk barang industri seperti pesawat terbang atau lokomotif

(barang yang tergolong instalisasi).

b. Saluran distribusi menggunakan satu perantara distribusi industri.

Barang yang cocok dipasarkan dengan saluran distribusi ini antara lain

pelengkap oprasi, peralatan tambahan, bahan bangunan dan

sebagainya.

c. Saluran distribusi ini dapat dipakai oleh perusahaan dengan

Pertimbangan bahwa unit penjulannya terlalu kecil untuk di jual secara

langsung. Selain itu, faktor penyimpanan pada penyaluranperlu di

pertimbangkan pula, sehingga pada penyaluran perlu di pertimbangkan

pula, sehingga agen memegang peran penting dalam penyimpanan

barang.

d. Perlu umumya saluran, distribusi semacam ini dipakai oleh produsen

yang tidak memiliki departemea. Juga perusahaan yang ingin

memperkenalkan barang baru tau ingin memasuki daerah pemasaran

baru.

(50)

2.7. Keputusan Membeli

2.7.1. Pengertian Keputusan Membeli

Menurut sunarto ( 2003 : 150 ) keputusan membeli adalah suatu

proses pengambilan keputusan yang dilakukan untuk menetapkan

kebutuhan akan barang dan jasa yang perlu dibeli serta mengedenyifikasi,

mengevaluasi dan memilih diantara alternatif merek.

Menurut Nugraha ( 2003 : 413 ) keputusan membeli adalah suatu

proses pemilihan diantara dua atau lebih alternatif dimana semua aspek

prilaku dan kondisi dilibatkan dalam suatu pengambilan keputusan

konsumen, termasuk pengetahuan, arti kepercayaan, perhatian dan

pemahaman akan suatu produk yang di tawarkan.

Menurut Tjiptono ( 2001 : 20 ) proses pengambilan keputusan

sangat bervariasi. Proses pengambilan keputusan dimana konsumen

mengenal masalahnya kemudian diambil suatu tindakan keputusan

mengkonsumsi.

Dari definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa pengambilan

keputusan adalah proses pemilihan alternatif dimana dilakukan untuk

proses pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai

(51)

2.7.2. Proses Keputusan Membeli

Menurut Simamora ( 2002 : 12 ) suatu proses keputusan bukan

sekedar mengetahui sebagai faktor yang akan mempengaruhi pembeli,

tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan membeli,

yaitu:

a. Pengambilan inisiatif ( initator )

Adalah orang yang pertama – tama menyerakan saat

memikirkan.Gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

b. Orang yang mempunyai ( influences )

Seseorang yang memberikan pengaruh adalah orang yang pandangan

atau nasihatnya di perhitungkan dalam membuat keputusan akhir.

c. Pembuatan Keputusan ( decider )

Adalah seseorang yang pada akhirnya menetukan sebagian besar atau

keseluruan keputusan membeli apakah jadi membeli, apa yang beli,

bagaimana membeli atau dimana membeli.

d. Pembeli ( buyer )

Adalah seseorang yang melakukan pembelian sebenarnya.

e. Pemakaian ( user )

Adalah seseorang atau orang yang menikmati atau memakai

(52)

2.7.3. Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Membeli

Menurut Simamora ( 2002 : 15 ) ada lima tahap yang dilalui

konsumen dalam proses pembelian, yaitu:

a. Pengenalan Masalah

Proses dilalui saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan.

Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang

diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan

internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang

telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah

produk yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini,

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau

mungkin juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan

konsumen kuat dan produk itu berada di dekatnya, mungkin konsumen

ini hanya akan menjadi ingatan saja.

Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatnya.

Yang pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai degan

pencarian informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian

informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari

segala sumber.

c. Evaluasi Alternatif

Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk

(53)

memepunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan

selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan

memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai

dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan

mengengembangakn himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga

dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen

mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif

tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap kearah

alternatif merek melalui prosedur tertentu.

2.7.4. Faktor – faktor yang Berpengaruh terhadap keputusan Membeli

Menurut Fandy Tjiptono ( 2004 : 30 ) keputusan konsumen didalam

memakai jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar

untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan

sehingga menjadikan suatu faktor suatu yang

mempengaruhi keputusan membeli jasa. Faktor – faktor yang dapat

berpengaruh terhadap keputusan mengkonsumsi jasa antara lain yaitu :

1. Produk

merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk

mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja baik yang

berwujud fisik atau tidak dapat ditawarkan kepada pelanggan

(54)

2. Pricing ( harga )

merupakan keputusan berkenan dengan penetapan harga. Keputusan

bauran harga berkenan dengan kebijakan strategi dan taktis seperti

tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tinga

diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada umum

nya, aspek – aspek harga ini mirip dengan yang biasa di jumpa

pemasar barang.

3. Promotion ( promosi )

Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunik asikan

manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan actual, meskipun acara

gratis besar bauran promosi untuk barang sama dengan jasa, promosi

jasa seringkali membutuhkan penekanan tertentu pada upaya

meningkatkan kenampakan tangibilitas jasa.

4. Place ( tempat )

Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi

para pelanggan potensial. Keputusam ini meliputi keputusan –

keputusan lokasi fisik ( misalnya keputusan mengenai dimana sebuah

hotel atau restoran harus didirikan ), selainkan itu keputusan mengenai

penggunaan perantara untuk meningkatkan aksebilitas jasa bagi para

pelanggan ( misalnya apakah akan menggunakan jasa agen berjalan

ataukah harus memasarkan sendiri acara langsung kepada konsumen.

Dan keputusan non lokasi yang di tetapkan demi ketersediaan jasa

(55)

5. People ( orang )

bagi sebagian jasa, orang merupakan unsure vital dalam bauran

pemasaran jasa. Oleh sebab itu setiap organisasi jasa harus secara jelas

menentukan apa yang di harapkan dari setiap karyawan dalam

interaksinya dengan pelanggan. Untuk mencapai standar yang di

tetapkan maka perusahaan jasa harus memiliki karyawan yang memiliki

skill dalam pelayanan pelanggan. Karena semua itu merupakan

keputusan bauran pemasaran jasa yang penting.

6. Physical Evidence, ( barang yang tampak )

karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial

tidak bisa menilai suatu jasa sebelumnya mengkonsumsi nya. Bukti fisik

ini bisa dalam berbagai bentuk misalnya variasi produk yang

ditawarkan, penampilan staf yang rapi dan sopan, ruangan yang nyaman

dan fasilitas – fasilitas lain yang dapat memberikan kemudahaan dan

kenyamanan bagi konsumen.

7. Process. ( proses )

Proses atau oprasi merupakan faktor penting bagi konsumen yang sering

kali berperan sebagai pelanggan. Misalnya pelanggan restoran sangat

terpengaruh oleh cara staf melayani mereka dan lamanya menunggu

selama proses produksi atau penyanjian makanan.

8. Customer Sevice ( layanan konsumen )

makna layanan pelanggan yang berbeda atau organisasi jasa. Dalam

(56)

yang di persepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu tanggung jawab atas unsur

bauran pemasaran jasa ini tidak bisa diisolasikan hanya pada bagian

layanan pelanggan, tetapi menjadi

perhatian dan tanggung jawab semua personal perusahaan.

Manajemen kualitas jasa yang di tawarkan kepada pelanggan berkaitan

erat dengan kebijakan desain produk dan personalia.

2. 8. Kerangka Berpikir

Dalam penelitihan ini penulis menitik beratkan produk, harga,

promosi dan tempat yaitu terhadap keputusan membeli pada UD Badu

Motor di Mojosari-Mojokerto.

Pemikiran yang dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh secara simultan dan secara parsial terhadap produk, harga,

promosi dan tempat terhadap keputusan membeli pada UD Badu Motor di

Mojosari-Mojokerto.

Diduga masing – masing variable mempunyai pengaruh yang erat

dengan keputusan membeli pada UD Badu Motor di Mojosari-Mojokerto.

Dan untuk mengetahui pengaruh tersebut maka teknis analisis yang

digunakan adalah Regeresi Linear Barganda.

Berdasarkan uraian tersebut berkaitan dapat disusun suatu model

(57)

2.9 Hipotesis

Dengan permasalahan seperti yang diuraikan sebelumnya dapat

diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Secara simultan terdapat pengaruh signifikan produk, harga, promosi

dan tempat terhadap keputusan membeli.

2. Secara parsial terdapat pengaruh signifikan produk, harga, promosi, dan

tempat terhadap keputusan membeli.

Produk ( X1)

Harga (X2)

Keputusan Membeli (Y)

Promosi (X3)

(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Definisi oprasional bertujuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan

penelitian yang di lakukan pada UD Badu Motor di Mojosari-Mojokerto.

Hal ini yang di lakukan untuk mencari pengaruh bauran pemasaran

terhadap keputusan membeli konsumen dimana variabel-variabel tersebut

adalah variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel bebasnya

adalah produk (X1), harga (X2), promosi (X3), dan distribusi (X4).

Sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan konsumen (Y).

Definisi oprasional atas variabel-variabel tersebut dijabarkan

sebagai berikut :

a. Variabel bebas ( X )

1. produk ( X1 )

adalah segala yang dapat ditawarkan dipasar, untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk yang disediakan oleh

UD Badu Motor di Mojosari-Mojokerto yaitu suku cadang mobil.

Variabel tersebut diindikatori oleh jenis dan merk suku cadang, merk

produk.

Adapun indikator di dalam variabel produk antara lain:

a. Jenis produk yaitu suatu produk yang mempunyai beragam merk

suku cadang.

(59)

b. Kualitas produk yang mempunyai keunggulan.

c. variasi produk ketersedian berbagai macam merk suku cadang

Cara pengukuran variabel ini dengan menggunakan skala likert yaitu

skala yang membandingkan antara satu dengan yang lain dengan

memberikan score sebagai berikut:

a. Sangat setuju = 5

b. Setuju = 4

c. Ragu-ragu = 3

d. Tidak setuju = 2

e. Sangat tidak setuju = 1

2. Harga Produk ( X2 )

Adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk

mendapatkan suatu produk suku cadang guna memenuhi kebutuhan.

Harga yang ditetapkan oleh UD Badu Motor di Mojosari-Mojokerto

sangat beragam karena UD Badu Motor tidak hanya suku cadang

orisinil saja tapi juga menjual barang imitasi dengan kualitas yang

beragam dan harga mengikuti sesuai dengan tingkat kualitas suku

cadang tersebut. Variabel tersebut di indikatori oleh harga suku

cadang mobil, pembayaran suku cadang, potongan harga.

Adapun indikator didalam variabel harga antara lain:

a.Mahal tidaknya harga produk

b.harga produk dibandingkan pesaing

c.Potongan harga produk

(60)

Cara pengukuran variabel ini menggunakan skala likert yaitu skala

yang membandingkan antara satu dengan yang lain dengan

memberikan score sebagai berikut:

a. Sangat setuju = 5

b. Setuju = 4

c. Ragu-ragu = 3

d. Tidak setuju = 2

e. Sangat tidak setuju = 1

3. Promosi (X3)

Merupakan kegiatan pemasaran yang dilakuan UD. Badu Motor di

Mojosari-Mojokerto untuk mengenalkan produk suku cadang

mobil yang ditawarkan sehingga dapat menarik minat konsumen.

Adapun indikator didalam variabel promosi antara lain:

a. Promosi melalui penyebaran pamflet.

b. Promosi melalui pemasangan papan nama.

Cara pengukuran variabel ini menggunakan skala likert yaitu skala

yang membandingkan antara satu dengan yang lain dengan

memberikan score sebagai berikut:

a. Sangat baik = 5

b. Baik = 4

c. Cukup baik = 3

d. Tidak baik = 2

e. Sangat tidak baik = 1

(61)

4. Tempat (X4)

Merupakan tempat untuk memasarkan produk suku cadang mobil

yang ditawarkan oleh UD Badu Motor di Mojosari-Mojokerto

sehingga sampai ke tangan konsumen. Adapun indikator didalam

variabel tempat antara lain:

a. Jarak lokasi atau akses lokasi letak yang strategis

b. Letak yang strategis

Cara pengukuran variabel ini menggunakan skala likert yaitu skala

yang membandingkan antara satu dengan yang lain dengan

memberikan score sebagai berikut:

a. Sangat baik = 5

b. Baik = 4

c. Cukup baik = 3

d. Tidak baik = 2

e. Sangat tidak baik = 1

b. Variabel Terikat ( Y )

Keputusan membeli suatu proses keputusan membeli yang

dilakukan untuk menetapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang

perlu dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih di

antara alternatif merek. Variabel tersebut di indikatori oleh produk

yang ditawarkan, harga yang ditawarkan. Promosi yang ditawarkan

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2
 Tabel 4.5  Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Promosi(X
 Tabel 4.7  Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Keputusan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun, seiring dengan peningkatan keuntungan yang diperoleh pihak VOC menjadikan kongsi dagang Belanda tersebut berambisi untuk meraup keuntungan yang

EKSISTENSI PRODUKSI MEDIA DALAM DALAM IKHTIYAR PENGEMBANGAN PROFESI MAHASISWA PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JURUSAN DAKWAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

Wilcoxon, nilai p penilaian responden konsumen mi bakso terhadap atribut rasa dan mutu keseluruhan adalah sama, dengan demikian atribut rasa berperan besar dalam

Pada perkara ini, Hoge Raad menyatakan bahwa pada dasarnya perbuatan melawan hukum harus diartikan sebagai berbuat atau tidak berbuat yang bertentangan dengan melanggar hak

[r]

PSAK 103 mendefinisikan salam sebagai akad jual beli barang pesanan ( muslam fiih ) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual ( muslam illaihi ) dan pelunasannya

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengangkat pokok permasalahan yaitu Apa yang menjadi dasar untuk penerapan asas diversi terhadap para pelajar SMK Islam Sudirman Ungaran

Setelah memperhatikan hasil yang dicapai pada siklus 2 ini, tentunya tidak lagi dapat di duga tetapi dapat dipastikan bahwa dengan menggunakan metode