• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TALK SHOW DR.OZ INDONESIA DI MEDIA TV ( Studi Analisis Kuantitatif Deskriptif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Talk show DR.OZ Indonesia di TRANS TV ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TALK SHOW DR.OZ INDONESIA DI MEDIA TV ( Studi Analisis Kuantitatif Deskriptif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Talk show DR.OZ Indonesia di TRANS TV )."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Ter hadap Tayangan Talk show DR.OZ Indonesia di TRANS TV )

SKRIPSI

Oleh :

ANASTASYA OKTAVIANA 0943010133

YAYASAN KESEJ AHTERAHAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “ J AWATIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb

Penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala karunia yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “MOTIF MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN

TALK SHOW DR.OZ INDONESIA DI MEDIA TV” (Studi Deskr iptif

tentang Motif Masyarakat Surabaya terhadap tayangan talk show DR.OZ Indonesia di Trans TV)

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini, tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis denganrendah hati menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Juwito, S.Sos, Msi, selaku Pembimbing utama yang telah membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan hingga terselesainya skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi. Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

2. YuliCandrasari, S.SOS, Msi. Sebagai dosen wali

3. Seluruhh Dosen Pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(5)

5. Teman-temanku Rahma, Melati, Putri, Andien, Ipul, Made, Vitta yang selalu support langkah demi langkah penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

6. Mas anto yang selalu ikut mendukung dan memberi semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.

7. Temanku Windrey untuk segala inspirasi dan saran yang telah diberikan selama ini.

8. Reza dion yang ikut membantu memberi inspirasi dan semngat selama mengerjakan Skripsi ini.

Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Segala saran dan kritik membangun, sangat penulis harapkan demi kebaikan laporan ini.

Surabaya, Januari 2014

(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa ... 13

2.2.2. Peran Media Massa ... 14

2.2.3. Media Televisi Sebagai Penyampaian Informasi ... 16

2.2.4. Talk Show DR. OZ Indonesia... 19

2.2.5. Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa ... 22

2.2.6. Pengertian Motif ... 23

2.2.7. Teori User and Gratification ... 25

2.2.8. Pengertian Masyarakat ... 29

(7)

3.1.2. Masyarakat Surabaya ... 35

3.1.3. Pengukuran Variabel ... 36

3.2. Populasi, Sampel & Teknik Penarikan Sampel ... 39

3.2.1. Populasi ... 39

3.2.2. Sampel & Teknik Penarikan Sampel ... 40

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.4. Teknik Analisis Data... 43

BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 44

4.1.1. Demografi Kota Surabaya... 44

4.1.2. Gambaran Umum Trans TV ... 45

4.1.3. Program Talk Show DR. OZ Indonesia ... 47

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data... 48

4.2.1. Karakteristik Responden ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(8)

Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49 Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49 Tabel 3 Lamanya Responden Dalam Menonton Satu Bulan Tayangan DR.OZ

Indonesia ... 50 Tabel 4 Lamanya Responden Dalam Menonton Tayangan DR.OZ Indonesia. 51 Tabel 5 Responden ingin memperoleh pengetahuan atau wawasan baru ... 52 Tabel 6 Responden Ingin Mengetahui Tentang Dunia Kesehatan dan Gaya

Hidup yang Sehat ... 54 Tabel 7 Responden Ingin Mengetahui Tips dan Cara-cara Agar Selalu Menjaga

Pola Hidup Sehat ... 55 Tabel 8 Responden Memperoleh Informasi Tentang Mencegah Berbagai

Penyakit ... 56 Tabel 9 Ingin Menemukan Penunjang dalam menggali potensi diri tentang gaya

hidup yang sehat dari narasumber /bintang tamu. ... 57 Tabel 10 Responden Ingin Menemukan Figur Untuk dijadikan contoh dalam

hidup Sehat ... 59 Tabel 11 Responden menonton tayangan Talk Show DR.OZ Indonesia berpikir

bahwa kesehatan sangatlah penting ... 60 Tabel 12 Responden menonton tayangan Talk Show DR.OZ Indonesia ikut

mendapat manfaat saat adegan percobaan kesehatan ... 61 Tabel 13 Responden menonton tayangan Talk Show DR.OZ Indonesia ingin

meningkatkan pemahaman diri tentang menjaga kesehatan sekaligus menjadi topik pembicaraan dengan orang lain ... 62 Tabel 14 Responden menonton tayangan Talk Show DR.OZ Indonesia untuk

melepas penat dan menghibur diri setelah menjalani aktivitas di luar rumah ... 64 Tabel 15 Responden menonton tayangan Talk Show DR.OZ Indonesia untuk

(9)

mengisi waktu luang ... 67 Tabel 18 Motif Kognitif Responden Menonton Tayangan Talk Show DR.OZ

Indonesia ... 68 Tabel 19 Motif Identitas Personal Responden Menonton Tayangan Talk Show

DR.OZ Indonesia ... 69 Tabel 20 Motif Diversi Responden Menonton Tayangan Talk Show DR.OZ

(10)

Gambar 2.1. User and Gratification Model... 28 Gambar 2.2. Kerangka Berfiriki Penelitian Tentang Motif Masyarakat Surabaya

(11)

of its surabaya on a talk show of public dr.oz indonesia on tr ans tv )

Research is done to see the motives surabaya in a talk show broadcast dr.oz indonesia.The public viewed from motives cognitive and surabaya personal identity and diversi.It is used in this research are the uses and gratification.Approach in this research is quantitative, descriptive of research.The method used in this research are method of surveying in collecting data of a questionnaire. Respondents in these studies berjunlah 100 people and sampling techniques used the sampling techniques in the probability is purposive sampling.The result of this research suggests that its surabaya on a community tallk show dr.oz indonesia are high percentage 100 %.This implies that public surabaya keep watching the show dr.oz indonesia to obtain informaasi and entertainment.

Keywords: motives, a talk show dr.oz indonesia

ABSTRAKSI

Anastasya Oktaviana, 0943010133 MOTIF MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TALK SHOW DR.OZ INDONESIA DI MEDIA TV (Studi Analisis Kuantitatif Deskr iptif Tentang Motif Masyarakat Sur abaya Ter hadap Tayangan Talk Show DR.OZ Indonesia di Trans TV )

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motif masyarakat Surabaya dalam menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia. Masyarakat Surabaya dilihat dari motif kognitif, identitas personal dan diversi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teoriUses and Grat ificat ion. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pengumpulan data berupa kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjunlah 100 orang dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik non probability sampling yaitu purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motif masyarakat Surabaya terhadap tayangan tallk show DR.OZ Indonesia adalah tinggi dengan presentase sebanyak 100%. Hal ini berarti bahwa masyarakat Surabaya tetap menonton tayangan DR.OZ Indonesia menonton untuk memperoleh informaasi dan hiburan.

(12)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan esensial bagi manusia adalah kebutuhan akan informasi. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal yang terjadi didunia atau disekelilingnya, manusia sangat membutuhkan kehadiran media untuk memenuhi kebutuhannya. Maka hadirlah sarana komunikasi yang lebih dikenal sebagai media massa. Perkembangan media massa akhir ini sangat pesat. Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari informasi yang disajikan oleh media massa. (Sobur, 2006:162).

(13)

manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang, televisi adalah teman. Televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:1).

Media televisi pada hakekatnya adalah movie atau motion picture in the home, yang membuat pemirsanya tidak perlu keluar rumah untuk menontonnya. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki televisi dan keunggulan yang lain adalah televisi tersaji dalam bentuk audio visual, dengan kata lain televisi adalah perpaduan antara radio dan film, ini menjadi daya tarik kuat televisi. Selain mempunyai unsur kata-kata sound effect, juga mempunyai unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada pemirsa. Sehingga seolah-olah khalayak berada di tempat peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu (Effendy, 2000:177).

Media massa, khususnya televisi saat ini telah mengalami perkembangan pesat di berbagai negara. Era siaran televisi diawali oleh stasiun pemerintah, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI). Secara tidak langsung telah mendorong munculnya televisi swasta. Diawali oleh Rajawali Citra Television Indonesia (RCTI) dan Surya Citra Televisi (SCTV), ANTV, TPI (di tahun 2010 berganti nama MNC TV), INDOSIAR, TRANS TV, TV One, METRO TV, TRANS 7, GLOBAL TV. Di tambah beberapa televisi yang jangkauan siaranya bersifat lokal atau kedaerahan, semisal di Jawa Timur, JTV, Arek TV, SBO, dan banyak lagi. Perkembangan tersebut sangat membantu masuknya arus informasi bagi maasyarakat.

(14)

Acara ini menandai sejarah TV di Indonesia karena keberhasilan Bung Wimar yang mengusung kebebasan berbicara di depan publik, padahal masa itu dikenal sebagai Orde Baru dan campur tangan pemerintah akan memasung siapapun yang berani berbicara terbuka tentang kebobrokan pemerintahan Soeharto. Tetapi, justru disinilah kelebihan “Perspektif”. Bung Wimar ternyata dapat melenggang sendiri mengupas berbagai topik dari bermacam-macam narasumber (Naratama,2004). “Trend talk show kemudian beralih ke acara yang lebih banyak memasukkan unsur hiburan” Lusia, (2004:27). “Agaknya, masyarakat memang lebih menyukai perbincangan yang ringan-ringan, menghibur, dan tidak sampai membuat kening berkerut, dibandingkan dengan yang menawarkan informasi”. Lusia (2006:123). Sebelum Empat Mata muncul, talk show yang “merajai” televisi kita adalah Om Farhan. Acara ini berhasil menyita pemirsa dan sempat menduduki rating pertama untuk kategori tayangan televisi. (www.suaramerdeka.com/17 september 2013/7:30pm).

Salah satu tayangan fenomenal yang muncul di kancah pertelevisian saat ini adalah Talk Show. Misal saja Kick Andy; Just Alvin; Mario Teguh (METRO TV), Show Imah (TRANS TV), Bukan Empat Mata; Hitam Putih (TRANS 7), Mell’s Update (ANTV), Sarah Sechan (NET TV) dan masih banyak lagi.(http://sepulohbesar.blogspot.com/2013/02/10).

(15)

Program Talk Show menurut Darmanto (1998:100) adalah perbincangan dengan tukar menukar pendapat, pemimpin acara dapat mengatur dan bertindak mengambil peranan aktif tanpa menarik kesimpulan, terkadang acaranya diselingi hiburan oleh peserta atau pemimpin acara itu sendiri.

Pengertian talk showmenurut Madsuki (2004:79) mendefinisikan sebagai antara seni bicara dan seni wawancara. Setiap orang pasti pandai berbicara, setiap

broadcastertentunya adalah pembicara yang handal. Akan tetapi tidak semua

broadcaster pandai berwawancara apalagi menggabungkan ketrampilan berbicara dan berwawancara.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa talk show merupakan acara perbincangan yang menghadirkan narasumber ke dalam studio serta melibatkan peran serta dari para pendengar sehingga terjadi interaksi antara pembawa acara juga antara pendengar dan narasumber. Karena peneliti ingin mengetahui apakah masyarakat kesulitan mencari informasi dan hiburan

(16)

"Kami optimis program yang kami buat dalam versi lokal yaitu Dr Oz Indonesia ini akan menjadi hits di Indonesia, dapat memberikan sebuah topik kesehatan yang handal dapat dipercaya dengan sumber yang terpercaya untuk pemirsa sehingga dapat dijadikan sebagai panutan," jelas A Ferizqo I, Direktur Programming dan Operation Trans TV.Dr Oz Indonesia memiliki sebuah konsep talkshow yang fokus pada topik mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Tujuan dari konsep acara ini ialah dapat memberikan wawasan baru mengenai kehidupan yang sehat dan bahagia.

Topik-topik yang diangkat dalam Dr Oz Indonesia ialah mengenai gaya hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman para narasumber maupun opini dari para pakar.Salah satu narasumbernya adalah para pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan, mulai dari bagaimana mencegahnya sampai mengobati penyakit. Tentunya, dr Ryan Thamrin sebagai host akan membahas bersama topik-topik tersebut.

Program ini terdiri dari 6 segmen yaitu Story of The Day mengupas langsung dalam sebuah diskusi bersama para pakar dan memberikan solusi sebagai penutupnya. The Truth Tube membahas pengalaman dari seorang narasumber tentang pengalaman medis mereka , yang berbeda-beda ditiap episodenya.

(17)

Audiens di studio dan di rumah pun berkesempatan bertanya langsung kepada dr Ryan Thamrin mengenai kesehatan dalam Ask The Doctor. Di akhir segmen akan ditutup dengan Doctor's Order berbagai tips kesehatan Dr Oz Indonesia.Mengingat segmen dari program acara ini terbaru, pertama kali di Indonesia yang membahas seputar kesehatan,maka akan sangat menarik apabila mengetahui motif masyarakat di Surabaya terhadap acara Dr Oz Indonesia tersebut.(www.transtv.co.id/17 September 2013/22:01).

Peneliti dalam hal ini memilih masyarakat di Surabaya. Dipilihnya masyarakat Surabaya sebagai subyek penelitian ini dikarenakan Surabaya merupakan kota metropolis dimana masyarakatnya mempunyai mobilitas yang tinggi dalam kesehariannya, sehingga mereka sering memanfaatkan media komunikasi massa televisi dalam mencari hiburan dan informasi. Hal ini merupakan salah satu fungsi media televisi yaitu sebagai media hiburan dan informasi yang terdapat dalam program-programnya. Selain itu karena acara hiburan dari televisi dapat diakses dimanapun, bukan hanya ditempat dibuatnya acara tersebut.

(18)

sendiri (identitas personal) dan kebutuhan akan hiburan (diversi) (Rakhmat, 1998 : 66). Jadi kebutuhan untuk menonton acara talk show DR. OZ Indonesia, sebagai jawaban dari adanya motif menonton menonton acara tersebut.

Kebutuhan pada individu tidaklah sama, kebutuhan yang tidak sama ini sesuai dengan keingintahuan individu tersebut yang tumbuh sejalan dengan tingkat perkembangannya. Dengan adanya kebutuhan tersebut, maka peneliti akan tahu bagaimana motif yang mendasari pemirsa menonton acara talk show DR. OZ Indonesia, dimana motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri individu dalam melakukan sesuatu.

Kegiatan pemirsa televisi pada masyarakat dalam menonton acara televisi merupakan kegiatan yan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik berupa informasi, pendidikan maupun hiburan. Akan tetapi, dalam soal kepuasaan yang didapat oleh pemirsa televisi tergantung dari motif masing-masing khalayak dalam menonton televisi. Pada dasarnya motif itu timbul karena adanya kebutuhan, dengan kata lain motif meerupakan ciri dari kebutuhan atau identik dengan kebutuhan.

Penelitian motif masyarakat di Surabaya dalam menonton tayangan DR.OZ Indonesia di Trans TV ini akan di fokuskan pada pendapat Blumer, J.G dalam (Rahmat, 2007 : 66), yakni :

(19)

rasa ingin tahu dan minat umum mengenai menjaga pola makanan, pentingnya berolah raga, sampai menghindari penyakit.

2. Motif Diversi/hiburan : motif ini berkenaan dengan keinginan individu yang dapat membuat tertawa,kebutuhan pelepasan dari kegiatan di luar dan kebutuhan akan hiburan. Dimana masyarakat butuh acara yang informatif yang juga membuat tertawa dan kekaguman terhadap Dr. Ryan Thamrin yang kabarnya sebelum berprofesi sebagai dokter host DR. OZ Indonesia ternyata sebelumnya adalah seorang yang berprofesi sebagai Cover Boy dan finalis Abang None Jakarta tahun 2003. Namun pada akhirnya Dr. Ryan Thamrin meninggalkan dunia modeling dan memilih sebagai Dokter dan fokus dalam dunia medis (www.dr.ryanThamrin-host-droz-transtv.com/20 september 2013/16:00).

3. Motif Identitas Personal : motif yang berkaitan dengan suatu inspirasi atau pengembangan tentang pemahaman yang artinya dengan melihat acara DR. Oz Indonesia individu lebih paham darimenghindari sampai menanggulangi penyakit atau seputar tips tentang kesehatan.

(20)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana motif masyarakat di Surabaya tentang tayangan Talk Show

Dr Oz Indonesia di Trans Tv?

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif masyarakat diSurabaya tentang tayangan Talk Show Dr Oz Indonesia di Trans Tv?

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat antara lain adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi atau masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang komunikasi dalam hal motif yang mendorong seseorang menonton suatu acara di televisi.

2. Manfaat praktis

(21)
(22)

KAJ IAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Untuk menunjang penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu komunikasi yang relevan dengan penelitian penulis.Dengan adanya jurnal tersebut diharapkan bisa digunakan dalam referensi penyusunan penelitian. Jurnal penelitian pertama ditulis oleh Sherlycin Angkari VOL I.NO.3 Tahun 2013 Jurnal E-Komunikasi yang berjudul “Motif Masyarakat Surabaya Dalam Menonton

Program Good Morning Hard Rockers On SBO”. Perkembangan yang luar biasa

terjadi pada media massa yang di tunjukkan dengan adanya intergrasi antara satu media dengan media lain, perkembangan ini disebut sebagai konvergensi media (penggabungan antara beberapa media tradisional seperti radio,televisi, koran, majalah, dan film yang dikemas menjadi satu paket baru dalam media modern).

(23)

Dan pada jurnal penelitian kedua yang ditulis oleh Manap Solihat Vol 1 NO. 1 Tahun 2009 Jurnal Komunikasi UNIKOM Bandung yang berjudul “Motif Membaca Surat Kabar Dan Orientasi Pemenuhan Informasi Mahasiswa”. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi ini menunjukan kemajuan yang luar biasa, hal ini dapat dilihat dari makin banyaknya penerbitan surat kabar baru dan peningkatan oplah yang terus meningkat pada skala konsumsi nasional. Media dapat berpengaruh besar terhadap motif-motif tindakan yang dilakukan individu, mencakup motif pencaarian informasi yang berkecenderungan paada perilaku tertentu yang sedikit banyaknya dipengaruhi oleh media termasuk didalam surat kabar.

Bedasarkan hasil penelitian dan pembaahasan tentang Identifikasi motif membaca surat kabar pada mahasiswa jurusan manajemen informatika dapat disimpulkan motif membaca surat kabar tujuaan mereka adalah untuk meningkatkan kognisi dalam arti dengan membaca surat kabar dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuaan yang mereka miliki selain diperoleh dibangku kuliah.

(24)

bergantung pada kepuasaan, kebutuhan, keinginan, atau motif yang dirasakan oleh khayak.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa yaitu komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio, dan televisi yang di tujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukan di gedung-gedung bioskop (Onong Ucjhana Efendy, 1998:61)

Sedangkan Dedy Mulyana mendefinisikan komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang di lembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. (Dedy Mulyana, 2001 : 75).

Dalam proses komunikasi, penggunaan media sebagai sarana penyampaian pesan ditegaskan oleh Harlod D Lasswell yang mengemukakan model komunikasi Laswell berupa ungkapan “who, says what, to whom, in which channel and with what the effect”. (Wawan Kuswandi, 17)

Dalam komunikasi massa, pesan bersifat umum atau terbuka (bukan rahasia atau bukan masalah pribadi) yang di tujukan kepada khalayak, sehingga mencakup dalam komunikasi media massa. (Anwar Arifin, 1992 : 30)

(25)

2. Pesan dan komunikasi massa bersifat umum

3. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen 4. Komunikator pada komunikasi melembaga

5. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Televisi merupakan salah satu media yang digunakan dalam komunikasi massa. Media ini dinilai mempunyai daya tarik paling kuat dala menyampaikan pesan. Kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka televisi selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar-gambar. (Onong Uchjana Effendy, 1998 :30).

Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu bersifat informasi, edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffict). Begitu pesan disebarkan komunikator, tidak diketahuinya apakah pesan itu diterima, dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan (Effendi, 2003 : 314).

2.2.2 Peran Media Massa

(26)

1. Sebagai institusi pencerahan, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendiddik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju. 2. Selain itu media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang

setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka, jujur, dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi. Sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya.

(27)

2.2.3 Media Televisi Sebagai Penyampaian Infor masi

Televisi merupakan media dari jaringan komunikasi yang berlangsung satu arah. Komunikatornya melembaga, mempunyai pesan yang bersifat umum atau luas, sasarannya menimbulkan keserempakan serta komunikannya bersifat heterogen. Beberapa definisi Televisi sebagai berikut :

a. Medium televisi merupakan sarana komunikasi massa, yang lahir di dunia berkat perkembangan teknologi elektronik.(Wahyudi,1994 : 1)

b. Televisi bersifat , dan visual merupakan kombinasi warna-warna, suara dan gerakan. (Jefknis, 1996 : 10)

c. Televisi mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata-kata, music, dan sound effect juga memiliki unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam pada penonton (Effendy, 2000 : 177)

Menurut Defluer and Dennis :

(28)

Maksudnya adalah suara televisi pada dasarnya adalah radio FM. Suara yang diambil dan mikrophone, atau tape perekam. Semua ini kemudian dikombinasikan di papan audio dan dikirim ke transmitter, di mana gelombang diterjemahkan di awal bagian dan digeidunerelasikan, dimodulasi dan dikirim keluar ke antena dan diterima di rumah. Tentu saja, karena tidak sama siaran televisi disiarkan langsung, suara (dan gambar) bisa dikirim di tape video dan disiarkan atau disiarkan ulang kemudian.

Dalam dunia broadcasting dikenal dengan istilah Easy Listening Formula yang mengandung makna bahwa susunan kalimat yang dibuat, harus mudah di dengar dan dicerna. Formula ini harus diterangkan oleh para broadcaster televisi. Karena gaya bahasa yang di gunakan adalah gaya bahasa tuturan atau penyampaian yang dalam bahasa inggrisnya disebut spoken language. Sehubungan dengan massa sasaran, maka para pengelola stasiun televisi harus berorientasi kepada pemirsa. Pendekatan khalayak ini, oleh David K. Berlo dinamakan “empati” yang berarti keahlian seseoorang dalam menempatkan diri pada pihak lain. (Kuswandi, 1996 : 18)

(29)

Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih berdasarkan karakteristiknya, yaitu televisi publik, televisi komersial dan televisi pendidikan. Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masingg-masing tipe media ini memberikan penekanan spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audioisual dituntut mampu memberi hiburan, tetapi televisi publik memberikan penekanan pada penyebaran ide-ide dan realitas sosial, televisi komersial pada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada materi faktual-idealistis (pendidikan dan pengajaran). (Siregar, 2001 : 15) :

1. Daya tarik televisi

Televisi bisa dilihat sebagai media massa yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayak. Televisi empunyyai daya tarik yang kuat dengan memiliki unsur audio-visual yang berupa kata-kata, musik, sound effect dan juga berupa gambar. Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar bergerak (motion picture) yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada audience. Daya tarik ini melebihi radio juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati dirumah dengan aman dan nyaman.

2. Isi pesan televisi

(30)

berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton televisi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi televisi adalah gabungan dari bentuk gambar dan suara atau visual meliputi segala sesuatu yang dapat kita lihat seperti gambar hidup, tulisan, logo televisi, jam penayangan, dan lain-lain. Sedangkan audio meliputi segala sesuatu yang dapat kita dengar seperti suara, pengucapan, intonasi, music, sound effect, dan lain-lain.

Naratama (2004) mendeskripsikan format acara televisi sebagai sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dari target pemirsa acara tersebut. Format acara televisi dibagi menjadi tiga jenis kategori, yakni drama (fiksi), non drama (non fiksi) dan berita. Masing-masing kategori tidak hanya bisa berdiri sendiri, tetapi juga bisa digabungkan yang akan menghasilkan jenis program tayangan yang unik dan kreatif, contoh drama non drama jika di gabung dapat menghasilkan jenis program tayangan talk show. ( Naratama, 2004 : 63-64).

2.2.4 Talk Show DR. OZ Indonesia

(31)

Topik-topik yang diangkat dalam DR. OZ Indonesia ialah mengenai gaya hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman pada narasumber maupun opini dari para pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan mulai dari bagaimana mencegahnya sampai mengobati penyakitnya.

Program ini terdiri dari 6 segmen yaitu Story of The Day mengupas langsung dalam sebuah diskusi bersama para pakar dan memberikan solusi sebagai penutupnya. The Truth Tube membahas pengalaman dari seorang narasumber tentang pengalaman medis mereka, yang berbeda-beda ditiap episodenya.Lab Session mengungkapkan problema kesehatan dalam konsep laboraturium yang dikemas atraktif dan fun. Pada segmen Activities, dr Ryan Thamrin akan mengajak audiens di studio untuk terlibat langsung dalam sebuah topik yang diangkat. Audiens di studio dan di rumah pun berkesempatan bertanya langsung kepada dr Ryan Thamrin mengenai kesehatan dalam Ask The Doctor. Di akhir segmen akan ditutup dengan Doctor's Order berbagai tips kesehatan Dr Oz Indonesia. Program acara ini pertama kali tayang tanggal 27 dan28 April 2013 setiap Sabtu dan Minggu. (www.transtv.co.id/21 September 2013/18 :00).

Dengan wajah yang rupawan dan postur tubuh yang gagah, sebenarnya sudah menjadi modal yang cukup bagi dr Ryan Thamrin untuk terjun di dunia modelling atau entertainment. Tapi tampaknya, dokter lulusan Universitas Gadjah Mada ini lebih memilih menekuni profesinya sebagai seorang dokter.

(32)

menyelesaikan studi S1 kedokteran pada tahun 2002, dr Ryan memutuskan untuk mengambil master seksologi dan reproduksi di Bangkok pada tahun 2004.

Dr Ryan bahkan sempat dipercaya mewakili Indonesia dalam penelitian penyakit menular seksual se-Asia di Bangkok, Thailand pada tahun 2004. Kini, dia tengah berupaya meraih gelar maaster di bidang Anti Aging and Esthetica Medicine di Universitas Padjajaran, Bandung yang dijalani sejak tahun 2011.

Alih-alih mengambil kesempatan di bidang modelling atau duinia entertainment, Dr. Ryan lebih memilih menjadi dokter dan memberikan pemahaman di masyarakat mengenai kesehatan. Baginya, pengalaman tersebut merupakan anugerah yang di dapatkan di masa itu sehingga berkesempatan mempelajari hal-hal yang tak di dapatkan di bangku kuliah.

(33)

Kini kegiatan Dr. Ryan lebih banyak diisi dengan menjadi pembicara

talkshow acara kesehatan. Banyaknya jam terbang yang dia miliki membuatnya layak ditunjuk sebagai pemandu acara Dr Oz Indonesia oleh Trans TV. Acara

talkshow kesehatan berjudul Dr Oz Indonesia ini sejatinya berasal dari USA yang diasuh dr Mehmet Oz.(w w w .dr.ryanThamrin-host-droz-transtv.com/ 20 sept ember 2013/ 16:00

2.2.5 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Kebuuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar, majalah radio, televisi dan film. Baik dalam isi maupun melalui daya terpaannya (exposure) secara konteks sosial tempat dimana terpaan berlangsung.

Secara umum Katz Guevirich dan Haas berkeyakinan terhadap tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu :

1. Kebutuhan Kognigtif, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian tentang lingkungan kita. Kebutuhan kognigtif juga dapat dipenuhi oleh adanya dorongan-dorongan seperti keingintahuan (curiosity) dan penjelajahan (explaratory) pada diri kita.

(34)

3. Kebutuhan Intergratif Personal, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan, dan status pribadi kebutuhan seperti ini dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri.

4. Kebutuhan Intergratif Sosial, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman-teman dan dengan alam sekelilingnya. Kebutuhaan-kebutuhan tersebut didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi.

5. Kebutuhan Akan Pelarian, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan, kebutuhan akan hiburan.

2.2.6 Pengertian Motif

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar. Maslow mengungkapkan 5 kebutuhan dasar (basic needs) secara hirarki dan menempatkan kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai tingkatan tertinggi. Individu berharap dengan menggunakan media dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar terdiri atas :

1. Physiological needs (kebutuhan psikologi) 2. Saftiey needs (kebutuhan keamanan) 3. Love needs (kebutuhan cinta)

4. Esteem needs (kebutuhan penghargaan)

(35)

Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya motif yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu. Artinya, individu mencari pemuasaan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif adalah suatu pengertian yang melingkupi seluruh penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan, 2000 : 140).

Purwanto (1998 : 81) menjelaskan bahwa fungsi motif adalah :

1. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi terbentang pada seseorang untuk melakukan sesuatu.

2. Motif itu menentukan arah perbuatan. Teknik kearah perwujudan sesuatu tujuan atau cita-cita.

3. Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.

Dengan demikian motif timbul kaarena adanya kebutuhan, dengan kata lain merupakan ciri dari kebutuhan.

Menurut Blummer dalam Rakhmat (1997 : 66) motif secara umum meliputi :

1. Motif Kognitif

(36)

b. Mendapatkan pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam lingkungan tersebut.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar, pendidikan diri sendiri.

e. Memperoleh rasa aman melalui penambahan pengetahuan 2. Motif Identitas Personal

a. Menemukan penunjangan nilai-nilai pribadi b. Menemukan model perilaku

c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

3. Motif Diversi

a. Melepaskan diri dari permasalahan b. Bersantai

c. Memperoeh kenikmatan jiwa dan estesis d. Penyaluran emosi

e. Mengisi waktu

2.2.7 Teori Uses and Gratification

Media massa dalam berbagai bentuknya merupakan saluran (channel) arus pesan dari sumber ke sasaran. Dengan kekuatan yang ada pada media massa, pada awal perkembangannya dianggap mampu mempengaruhi bahkan mengubah masyarakat. Namun pada perkembangannya, para ahli mulai sadar bahwa

(37)

sebagai akibat ketidakpuaasan para peneliti terhadap penelitian-penelitian sebelumnya, yang gagal membuktikan bahwa khalayak langsung dapat dipengaruhi oleh media massa (Mc, Quail, 1993 :133).

Model Uses and Gratification menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2000 : 289).

Berkaitan dengan jenis medium dan isi yang dipilih, konsep khalayak aktif memiliki kaitan dengan motif dan juga berarti bahwa khalayak mempunyai kecenderungan untuk mengolah makna atas informasi yang diperoleh. Pendekatan

Uses and Gratification tidak tertarik pada apa yang dilakukan pada individu terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah timbul istilah Uses and Gratification, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi manusia berguna (utulity); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality; bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubburn) (Rakhmat, 1997:65). Frank Buoca dalam Littlejohn (1993 : 133) secara lebih jelas mengungkapkan 4 karakteristik audiens yang aktif, yaitu :

(38)

2. Utulitiranism : audiens yang aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan mencapai tujuan mereka

3. Intetionality : menunjukkan salah satu kegunaan media adalah memberi kepuasaan

4. Involmentor or Effort : audiens mengikuti dan berpikir dengan aktif, dan aktif menggunakan media. Dengan kata lain, tidak mudah dipengaruhi oleh media.

Pendekatan Uses and Gratification menitikberatkan pada penggunaan isi media untuk memperoleh kepuasan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini, kebutuhan individu merupakan titik tolaknya (Mc.Quail, 1993 : 133). Individu berharap bahwa penggunaan media tertentu akan memenuhi sebagian kebutuhannya.

Menurut Elihu Katz, Jay G Blumler, dan Michael Guerevitch dalam Uses and Gratification menjelaskan asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial,yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Merek juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori sebagai berikut (Rahmat, 2007 : 204-205) :

(39)

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemiihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangnya kebutuhan manusia yang luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat tergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak (Rakhmat, 1997 : 105).

Untuk lebih jelasnya, model Uses and Gratification dalam Rakhmat (1997 : 66) dilukiskan seperti gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1 Uses and Gratifications Model

(40)

Asumsi dari teori ini adalah khalayak yang aktif sengaja menggunakan media karena didorong oleh motif-motif tertentu untuk mencapai tujuan khusus. Artinya, individu mencari pemuasaan sejumlah kebutuhan dari pengunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhi. Efek media dapat dioperasionalkan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasaan, sebagai dependesi media dan sebagai pengetahuan.

Sementara untuk motif sendiri sebenarnya jumlahnya tidak terbatas namun bedasarkan operasionalisasi Blumer praktis untuk dijadikan petunjuk penelitian yaitu motif kognigtif (kebutuhan akan informasi), motif diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), motif identitas personal (menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri) (Rahmat, 2004 : 207).

2.2.8 Pengertian Masyarakat 1. Pengertian Masyarakat

(41)

Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada 4 tipe masyarakat :

a. masyarakat pemburu

b. masyarakat pastoral nomadis c. masyarakat bercocoktanam

d. masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.

Sebagai pakar mengaggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai keompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya, bedasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara. Kata society berasal dari bahasa latin “Societas” yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. “societas” diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara Implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

2. Ciri-ciri Masyarakat

(42)

a. kesatuan antar individu (gabungan dari beberapa individu) b. menempati suatu wilayah tertentu.

c. Terdapat sistem yang berlaku dan telah disepakati bersama. d. Terdapat interaksi antar sesamanya, ( Soerjono Soekanto, 2006 )

2.3. Kerangka Berfikir

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang mempunyai pengaruh paling kuat pada kehidupan manusia. Televisi dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dibanding media massa yang lain yaitu dapat disajikan dalam bentuk audio dan visual. Dapat menggambarkan suatu peristiwa secara langsung dan tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa di suatu kota di suatu negara yang satu dapat di tonton dengan baik di negara lain, tanpa mengenal rintangan berupa laut, ataupun jurang (Effendy, 2000 : 176-177).

Melalui media televisi, masyarakat dapat menyaksikan program-program acara mulai hiburan sampai berita (news) yang disuguhkan oleh stasiun televisi. Apalagi sekarang semakin banyak stasiun televisi yang bermunculan dan berlomba-lomba menyuguhkan banyak sekali program acara yang dikemas semenarik mungkin, sehingga membuat masyarakat untuk lebih aktif memilih program acara yang sesuai dengan kebutuhannya.

(43)

talkshow yang fokus pada topik mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Tujuan dari konsep acara ini ialah dapat memberikan wawasan baru mengenai kehidupan yang sehat dan bahagia. Topik-topik yang diangkat dalam Dr Oz Indonesia ialah mengenai gaya hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman para narasumber maupun opini dari para pakar. Narasumbernyaadalah para pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan, mulai dari bagaimana mencegahnya sampai mengobati penyakit. Tentunya, dr Ryan Thamrin sebagai host akan membahas bersama topik-topik tersebut.

Dalam hal ini, peneliti berusaha melihat motif masyarakat di Surabaya dalam menonton acara talk show Dr. OZ Indonesia di Trans TV. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Motif Masyarakat Surabaya dalam menonton Talk Show di Trans TV.

(44)
(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini, peneliti tidak membicarakan hubungan antara variabel sehingga tidak ada pengukuran variabel x dan y. Penelitian ini difokuskan pada motif Masyarakat Surabayaterhadap tayangan talk show

DR.OZ Indonesia di Trans TV, sehingga penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan type analisis deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan motif masyarakat di Surabaya.

3.1.1 Motif

Motif adalah dorongan-dorongan atau alasan-alasan yang menyebabkan Masyarakat Surabaya dalam menonton tayangan talk showDR.OZ Indonesia di Trans TV. Masyarakat menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia merupakan suatu bentuk pemenuhan kebutuhan media. Adapun indikator dari motif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Motif Kognigtif

(46)

a. Adanya keinginan memperoleh pengetahuan atau wawasan yang baru, tentang seputar lingkungan yang sehat.

b. Adanya keinginan mengetahui seputar dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat.

c. Adanya keinginan mengetahui tips dan cara-cara agar selalu menjaga pola hidup yang sehat.

d. Adanya keinginan memperoleh pengetahuan tentang mencegah sampai mengobati penyakit

2. Motif Identitas Personal

Motif identitas pribadi yaitu kebutuhan untuk menggunakan isi media untuk memperkuat sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi kesesama di lingkungannya. Masyarakat dikatakan mempunyai motif Identitas Personal apabila menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia untuk :

a. Menemukan penunjang dalam menggali potensi diri tentang gaya hidup yang sehat dari narasumber /bintang tamu.

b. Menemukan figur untuk dijadikan contoh dalam hidup sehat. c. Dapat berpikir bahwa kesehatan sangatlah penting

d. Mengidentifikasikan diri denganikut mendapat manfaat saat adegan percobaan kesehatan

(47)

3. Motif Diversi

Motif Diversi/hiburan yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari kejenuhan, tekanan dan kebutuhan akan hiburan yaitu motif Masyarakat dalam menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia adalah untuk melepaskan diri dari kejenuhan, bersantai setelah seharian penuh beraktivitas dan melepaskan ketegangan atau hanya untuk mengisi waktu luang sehingga memperoleh kenikmatan jiwa dan raga.Dalam hal ini berkaitan dengan keinginan individu untuk melepaskan diri dari kejenuhan, antara lain :

a. Melepas penat dan menghibur diri setelah menjalani aktifitas di luar rumah.

b. Untuk bersantai di waktu akhir pekan.

c. Memperoleh untuk mendapat ketenangan karena dapat hadir memenuhi kebutuhan pemirsa akan suatu informasi kesehatan.

d. Untuk mengisi waktu luang.

3.1.2 Masyarakat Sur abaya

(48)

Masyarakat Surabaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang telah menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia di Trans TV.

3.1.3 PengukuranVariabel

Pengukuran motif ini diukur melalui pemberian skor dengan menggunakan modifikasi model skala Likert (skala sikap). Metode ini merupakan metode pengskalaan pernyataan sikap dengan menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan skalanya. Untuk melakukan pengskalaan dengan menggunakan model ini, responden diberi daftar pernyataan mengenai motif dan setiap pernyataan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk menyatakan ketidaksetujuannya (Singaribumbun, 1995:111). Pilihan jawaban masing–masing pernyataan golongan dalam empat macam kategori, yaitu “Sangat Tidak Setuju” (STS), “Tidak Setuju” (TS), “Setuju” (S), “Sangat Setuju” (SS).

Dalam penelitian ini tidak digunakan alternatif jawaban ragu–ragu

(undecided), alasannya menurut Hadi (2004:20) adalah sebagai berikut :

a. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat memberikan jawaban netral dan ragu–ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda (multi interpretable) ini tidak diharapkan dalam instrument.

(49)

c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian hingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring oleh responden.

Pada tahap selanjutnya, empat kategori jawaban diatas akan diberi nilai sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh responden. Sedangkan pemberian nilainya adalah sebagai berikut :

Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1 Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 Setuju (S) : diberi skor 3 Sangat Setuju (SS) : diberi skor 4

Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari setiap item dari tiap – tiap angket, sehingga diperoleh skor total dari setiap pernyataannya tersebut untuk masing – masing individu. Selanjutnya, tiap – tiap indikator untuk motif diukur melalui pernyataan – pernyataan yang terdapat pada angket. Kemudian jawaban yang telah dipilih, diberi skor dan ditotal. Total skor dari tiap kategori, dikategorikan kedalam 3 interval, yaitu rendah, sedang, tinggi. Penentuan interval dilakukan dengan penggunaan range.

Range masing – masing kategori ditentukan dengan : R (Range) =

(50)

Skor terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan

Jenjang : 3

Bedasarkan rumus tersebut maka diperoleh tingkat interval untuk mengetahui motif masyarakat dalam tayangan talk show DR.OZ Indonesia di Trans TV, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pada motif Kognitif terdapat 4 pertanyaan tentang responden yang menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia di Trans TV, yakni :

Motif Kognitif = 4

Rendah = 4 – 7 (respoden tidak mendapatkan informasi) Sedang = 8 –11 (responden mendapatkan kebutuan informasi) Tinggi = 12 – 16 (responden sangat mendapatkan informasi)

2. Pada Motif Identitas Personal terdapat 5 pertanyaan tentang responden yang menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia di Trans TV, yakni :

Motif identitas personal = 5

Sedang = 10 – 14 (responden dapat menonjolkan nilai pribadinya) Tinggi = 15 – 20 (responden sangat bias menonjolkan nilai

(51)

3. Pada motif Diversi terdapat 4 pertanyaan tentang responden yang menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia di Trans TV, yakni :

Motif hiburan = 4

Rendah = 4– 7 (responden tidak mendapatkan kebutuhan akan hiburan) Sedang = 8 – 11 (responden mendapatkan kebutuhan hiburan)

Tinggi = 12 – 16 (responden sangat mendapatkan kebutuhan hiburan)

Sedangkan interval Motif secarakeseluruhan :

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi

(52)

tersebut. Sebagian dari keseluruhan obyek atau fenomena yang akan diamati inilah yang disebut sampel. Sedangkan keseluruhan obyek atau fenomena yang akan diamati disebut populasi.(Rachmat,2006:151).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Surabaya dan yang menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia di Trans TV. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan di duga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun keatas berjumlah 3.024.319 orang (BPS 2011).Alasan mengapa peneliti mengambil Surabaya sebagai lokasi penelitian karena Surabaya merupakan kota dengan penduduk terbesar kedua setelah Jakarta.

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Surabaya. Sampel dalam penelitan ini adalah masyarakat di Surabaya yang pernah menonton DR.OZ Indonesia di Trans TV. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2008:61).

Adapun kriteria dan ciri-ciri yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Berusia 17 tahun

(53)

3. Menonton tayangan DR.OZ Indonesia di Trans TV minimal 6 kali dalam sebulan

Adapun dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Yamane, berikut penghitungan sampel menurut rumus Yamane. (Kriyantono, 2006:162).

Keterangan :

N : Ukuran / besarpopulasi N : Ukuran / besarsampel

d : Presisi ( derajatketelitian 0,1 )

(54)

n = . .

. ,

n = 99,996694

n = 100 orang

maka responden dalam penelitian ini adala 100 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber-sumber, yaitu : a. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan secara terstruktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan yang ada pada kuesioner. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet (Sugiyono, 2008:142).

b. Data sekunder

(55)

3.4 Teknik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendeskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari : mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskirptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :

P = × 100%

Keterangan :

P = Persentase Responden

F = Frekuensi Responden

N = Jumlah Responden

(56)

ANALISIS DATA

4.1 Gambar an Umum Objek Penelitian

4.1.1 Demografi Kota Sur abaya

Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya. Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan Eropa. Etnis nusantara pun dapat dijumpai seperti Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota Surabaya. Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli dan orang Madura. Ciri khas masyarakat asli Surabaya adalah mudah bergaul. Gaya bicaranya sangat terbuka. Walaupun tampak seperti bertemperamen kasar, masyarakat disini sangat demokratis, toleran dan senang menolong orang lain. Dalam berkesenian masyarakat disini senang dengan gerakan yang atraktif, dinamis dan humoristik.

(57)

besar berikutnya adalah menyiapkan kehidupan yang layak. Kota Surabaya haruslah tetap menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi penghuninya.

http://www.surabaya.go.id/profilkota/index.php?id=22.

4.1.2 Gambar an Umum Trans TV

PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga merupakan pemilik dari TRANS|7. Stasiun televisi ini memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelha dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi.

Trans TV adalah sebuah stasiun televisi swastaIndonesia mulai secara

terrestrial area di Jakarta, yang dimiliki oleh konglomerat Chair ul Tanjung.

Dengan motto "Milik Kita Bersama", konsep tayang stasiun ini tidak banyak

berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah anak perusahaan PT

Trans Corpora. Kantor Pusat stasiun ini berada di Studio TransTV, Jalan Kapten

Pierre Tendean, Jakarta Selatan.

Trans TV memperoleh izin siaran didirikan pada tanggal 1 Agustus1998

Trans TV mulai resmi disiarkan pada 10 November2001 meski baru terhitung

siaran percobaan, Trans TV sudah membangun Stasiun Relai TV nya di Jakarta

dan Bandung. Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa

pemirsa pukul 19.00 WIB malam. Trans TV kemudian pertama mengudara mulai

(58)

Desember2001 sejak sekitar pukul 19.00 WIB Malam, TRANS TV memulai

siaran secara resmi.

1. Visi PT. Trans TV

Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menympaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterim oleh stakelhoders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

2. Misi PT. Trans TV

Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterahkan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.

a. Sebagai stasiun penyiaran televisi swasta umum, Trans TV mengembangkan misi sebagai berikut :

1. Memperluas cakrawala dan wawasan masyarakat. 2. Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa 3. Mencerdaskan dan mensejahterahkan bangsa

4. Menyajikan program-program yang berkualitas sehingga dapat diterima oleh masyarakat.

b. Sebagai media pendidikan

(59)

ingin menambah pengetahuan tentang sistem-sistem dan peralatan siaran dengan melaksanakan kerja praktek. Studi pembanding dan lain sebagainya.

c. Sebagai media hiburan

Sebagai media hiburan yang sehat dan segar, yang dapat dinikmati segenap lapisan masyarakat. Trans TV menyiarkan acara-acara hiburan seperti : musik, film, dan sebagainya. Yang tentunya dapat menunjang dan mendukung serta saling terkait erat dengan kedua misi diatas.

4.1.3 Pr ogram Talk Show DR. OZ Indonesia

Sukses di sejumlah negara, program "The Dr. Oz Show" hadir di Indonesia adalah Trans TV yang menayangkan program yang diberi nama "DR. OZ INDONESIA" itu. Program ini tidak akan jauh berbeda dengan aslinya yang menghadirkan tema-tema mengenai kesehatan dengan multi topik serta dikemas atraktif dan menghibur."DR. OZ INDONESIA" menghadirkan Dr. Ryan Thamrin sebagai host, yang di tayangkan setiap Sabtu & Minggu pukul 15.30 WIB. Topik-topik yang diangkat dalam DR. OZ INDONESIA ialah mengenai gaya hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman pada narasumber maupun opini dari para pakar di bidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan mulai dari bagaimana mencegahnya sampai mengobati penyakitnya.

(60)

episodenya. Lab Session mengungkapkan problema kesehatan dalam konsep laboratorium yang dikemas atraktif dan fun. Pada segmen Activities, Dr. Ryan Thamrin akan mengajak audiens di studio untuk terlibat langsung dalam sebuah topik yang diangkat. Audiens di studio dan di rumah pun berkesempatan bertanya langsung kepada Dr. Ryan Thamrin mengenai kesehatan dalam Ask The Doctor. Di akhir segmen akan ditutup dengan Doctor's Order berbagai tips kesehatan DR. OZ INDONESIA. Program acara ini pertama kali tayang pada tanggal 27 dan 28 April 2013.

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data

Pada bagian ini akan disajikan data hasil penyebaran kuesioner yang telah dibagikan kepada 100 responden dalam penelitian ini. Data yang akan

dikelompokan meliputi data karakteristik responden dan rekapitulasi jawabn responden.

4.2.1 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan tentang karakteristik responden dari obyek penelitian yaitu 100 masyarakat Surabaya yang pernah menonton tayangan Talk Show DR.OZ Indonesia di Trans TV dan menontonnya dengan durasi minimal 45 menit. Berikut data tentang karakteristik yang disajikan oleh peneliti antara lain :

1. KarakteristikRespondenBerdasar kanJ enisKelamin.

(61)

Tabel1

KarakteristikRespondenBerdasar kanJ enisKelamin

J enisKelamin Fr ekuensi Pr esentase (% )

Laki-laki 41 41

Per empuan 59 59

Total 100 100

Sumber :Kuesioner Sub 1 No.1

Berdasarkantabel

diatasdapatdiketahuibahwasebagianbesarrespondendalampenelitianiniberje niskelaminlaki-lakidenganjumlahsebanyak41 orang atausebesar41% dansisanya59 orang atausebesar59% adalahrespondenperempuan

2. KarakteristikRespondenBerdasar kanUsia.

Berikut ini adalah data mengenai 100 responden berdasarkan usia : Tabel2

KarakteristikRespondenBerdasar kanUsia

Usia Fr ekuensi Per sentase

17-26 Tahun 53 53

27-36 Tahun 44 44

>36Tahun 3 3

Total 100 100

(62)

Berdasarkantabel di

atasdapatdiketahuibahwasebagianbesarrespomdendalampenelitianiniberusia 17-26 tahunyaitusebanyak 53 orang atausebesar 53%, sedangkanusia 27-36 tahunyaitusebanyak 44 orang atau 44% dansisanyasebanyak 3 orang atausebesar 3% adalah orang-orang yang berusialebihdari 37 tahun. 3.Penggunaan Media

Berikut ini adalah data mengenai 100 responden berdasarkan beberapa pertanyaan tentang media :

Tabel3

LamanyaRespondenDalamMenontonSatu Bulan Tayangan DR.OZ Indonesia

MenontonTayangan DR.OZ

Indonesia di Tr ans TV

Fr ekuensi Pr esentase

2-4 kali 0 0

4-6 kali 38 38

6-12 kali 62 62

Total 100 100

Sumber :Kuesioner Sub 1 No.4

Dari hasiltabel diatasdapatdisimpulkanbahwasebesar 62%

(63)

dimungkinkan mereka adalah responden yang bersikap biasa kepada acara tersebut. Dan lama durasi menonton 2-4 kali tidak ada yang memilih.

Tabel4

LamanyaRespondenDalamMenontonTayangan DR.OZ Indonesia.

MenontonTayangan

DR.OZ Indonesia di Tr ans TV

Fr ekuensi Pr esentase

30 Menit 0 0

45 Menit 38 38

>45 Menit 62 62

Total 100 100

Sumber : kuesioner sub 1 no.5

Dari hasiltabel diatasdapatdisimpulkanbahwasebesar 62% responden menonton tayangan DR.OZ Indonesia selama lebih dari 45 menit, mereka adalah responden yang memang menyukai acara tersebut. Sedangkan 38% responden menonton selama 45 menit, dimungkinkan mereka adalah responden yang bersikap biasa kepada acara tersebut. Dan lama durasi menonton 30 menit tidak ada yang memilih, karena terlalu sebentar dari durasi satu jam tersebut.

4.Motif Responden Dalam Menonton Tayangan Talk Show DR.OZ Indonesia

(64)

4.1. Motif Kognitif

Motif Kognitif berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk mengerti dan menguasai lingkungan. Kebutuhan kognitif juga dapat dipenuhi oleh adanya dorongan-dorongan seperti keingintahuan dan bertambahnya informasi pada diri kita.

Pada bagian ini, pertanyaan-pertanyaan yang ada akan menunjukkan motif kognitif yang mendasari responden dalam menonton tayangan DR.OZ Indonesia di Trans TV. Pertanyaan tentang tayangan DR.OZ Indonesia menjadi beberapa pertanyaan sesuai dengan konsep yang ada pada bab III. Data-data dan analisisnya pada tabel-tabel berikut :

1. Memperoleh pengetahuan atau wawasan yang bar u

Memperoleh pengetahuan atau wawasan yang baru yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah keingintahuan responden terhadap hal-hal baru yang ada pada tayangan DR.OZ Indonesia.

Tabel5

Responden ingin memperoleh pengetahuan atau wawasan bar u

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

(65)

Setuju 70 70

TidakSetuju 0 0

SangatTidakSetuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber :Kuesioner bagianmotifkognitif A no.1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju peneliti sebanyak 70 orang atu 70%, dengan pertanyaan ingin memperoleh pengetahuan dan wawasan yang baru. Hal ini disebabkan adanya dorongan yang tinggi dari responden untuk mengetahui hal-hal apa saja pada tayangan talk show DR.OZ Indonesia di Trans TV, meliputi : bagaimana Dr. Ryan Thamrin berperan menjadi pembawa acara (host) memberikan pengetahuan dan informasi tentang seputar kesehatan.

Sedangkan tidak satupun (0%) responden memberikan jawaban tidak setuju, dan bahkan sangat tidak setuju jika dianggap dengan menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia ini, masyarakat tidak memperoleh pengetahuan dan informasi yang baru. Hal ini, dikarenakan acara ini dapat membuka cakrawala pengetahuan tentang kesehatan kepada pemirsa DR.OZ Indonesia di Trans TV.

(66)

pengetahuan bagaimana Dr. Ryan Thamrin memberikan topik kesehatan di tiap episodenya. Hal ini dapat diketahui pada tabel dibawah ini :

Tabel6

Responden Ingin Mengetahui Tentang Dunia Kesehatan dan Gaya Hidup yang Sehat

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

SangatSetuju 42 42

Setuju 58 58

TidakSetuju 0 0

SangatTidakSetuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber :Kuesioner bagianmotifkognitifA no.2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 58 orang atau 58%, karena masyarakat dapat mengetahui pengetahuan tentang kesehatan dari Dr. Ryan Thamrin di tiap episodenya.

(67)

3. Ingin mengetahui tips dan cara-cara agar selalu menjaga pola hidup sehat

Mengetahui tips dan cara-cara agar selalu menjaga pola hidup sehat pada pertanyaan ini berkaitan dengan responden yang ingin mengetahui cara-cara menjaga pola hidup yang sehat. Hal ini dapat diketahui pada tabel berikut ini :

Tabel7

Responden Ingin Mengetahui Tips dan Car a-cara Agar Selalu Menjaga Pola Hidup Sehat

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

SangatSetuju 41 41

Setuju 59 59

TidakSetuju 0 0

SangatTidakSetuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber :Kuesioner bagianmotifkognitifA no.3

(68)

Sedangkan, tidak satupun (0%) responden yang menyatakan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju terhadap pertayaan ini.

4. Dengan menonton tayangan Talk Show DR.OZ Indonesia dapat Memperoleh Infor masi tentang mencegah berbagai penyakit

Memperoleh informasi tentang mencegah berbagai penyakit yang dimaksudkan bahwa dengan menonton tayangan DR.OZ Indonesia banyak informasi yang dapat diambil dan di terapkan di kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel8

Responden Memperoleh Infor masi Tentang Mencegah Berbagai Penyakit

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

SangatSetuju 27 27

Setuju 73 73

TidakSetuju 0 0

SangatTidakSetuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber :Kuesioner bagianmotifkognitif A no.4

(69)

bagaimana memilah-milih makanan yang sehat, bagaimana menjaga tubuh agar tidak gampang terserang penyakit, dan lain-lain.

Sedangkan, tidak satupun (0%) responden yang menyatakan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju terhadap pertayaan ini.

4.2Motif Identitas Per sonal

Motif identitas personal berkaitan dengan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sekitar. Hal ini dapat dilihat dari lima pertanyaan mengenai motif identitas personal, berikut data dan analisisnya : 1. Ingin menemukan penunjang dalam menggali potensi dir i tentang

gaya hidup yang sehatdari nar asumber /bintang tamu.

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden dalam menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia masyarakat ingin menemukan penunjang dalam menggali potensi diri tentang gaya hidup sehat. Hal itu dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel9

(70)

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

SangatSetuju 34 34

Setuju 66 66

TidakSetuju 0 0

SangatTidakSetuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber :Kuesioner bagianmotifidentitas per sonal B no.1

Berdasarkan tabel 9 di atas bahwa sebanyak 66 orang atau 66% responden menjawab setuju dengan pertanyaan yang diajukan oleh penulis karena masyarakat yang menonton tayangan talk show DR.OZ Indonesia ingin menggali potensi diri dalam hidup sehatdari narasumber /bintang tamu agar dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari bukan hanya menonton acara itu sebagai media hiburan saja.

Sedangkan, tidak satupun (0%) responden yang menyatakan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju terhadap pertayaan ini.

2. Ingin menemukan figur untuk dijadikan contoh dalam hidup sehat Hal ini berkaitan dengan pendapat responden dalam menonton tayangan

Gambar

Gambar 2.1  Uses and Gratifications Model
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Motif Masyarakat Surabaya Akan Pelarian
Tabel 7 menunjukan bahwa sebanyak 59 orang atau 59%, responden

Referensi

Dokumen terkait

Persiapan paling awal yang dilakukan oleh praktikan adalah mengikuti kuliah pembelajaran microteaching. Di dalam pembelajaran yang berlangsung pada semester 6 ini mahasiswa PPL

Pada bab ini diceritakan latar belakang masalah mengenai tanaman herbal yang berpotensi sangat cerah bagi perekonomian bangsa Indonesia kelak, namun potensinya

Adapun kecenderungan-kecenderungan yang bisa menjadi tantangan dalam implementasi perluasan akses pendidikan dilansir dari dokumentasi RENSTRA Dinas Pendidikan Pemuda

Buku in mernbahas tiga topik utama yang menjadi isu penting dalam ka.jian fikih nu'emalah (hubungan sosial) dan fikih slyrisah

(Studi Kasus Pada Pt Telkomsel Cabang Pangkalpinang) menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Gaji, Insentif, Dan Jaminan

Total quality management dipilih salah satu sistem yang akan digunakan untuk memperbaiki sistem manajemen yang ada pada perusahaan. untuk menghasilkan kinerja manajerial yang

Middle Range Theory tersebut tidak lain merupakan induk keilmuan dari teori aplikasi ( Applied Theory ) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Gaya

Secara keseluruhan pengaruh komposisi campuran biosolar dan minyak jelantah terhadap kualitas batubara hasil proses upgrading ialah bertambahnya zat terbang