• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kesalahan siswa kelas VII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017 menyelesaikan garis dan sudut dilihat dari kategori kemampuan spasial berdasarkan gender

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kesalahan siswa kelas VII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017 menyelesaikan garis dan sudut dilihat dari kategori kemampuan spasial berdasarkan gender"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII C SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 MENYELESAIKAN GARIS DAN SUDUT DILIHAT DARI KATEGORI

KEMAMPUAN SPASIAL BERDASARKAN GENDER SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

ELISA MARIA C SITUMORANG 131414106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII C SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 MENYELESAIKAN GARIS DAN SUDUT DILIHAT DARI KATEGORI

KEMAMPUAN SPASIAL BERDASARKAN GENDER SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

ELISA MARIA C SITUMORANG 131414106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Dan bahkan jika diberi 1001 alasan untuk menyerah, aku akan tetap disini memilih untuk berjuang dan tidak menyerah”

Dengan penuh syukur kupersembahkan skripsiku ini untuk :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Tuhan Yesus yang telah mendengarkan permintaan Bunda Maria, terima kasih atas terkabulnya novena tiga salam maria.

Alm. Jintan Situmorang dan Alm. Gregorius Saragih (Opung Elis)

Terima kasih sudah berdoa dan mendukung elisa dalam semangat dan selalu mengantarkan cucu-cucunya agar mencapai pendidikan yang terutama.

Mangihut Situmorang dan Erni Rennawati Saragih orang tua ku.

Adik-adikku Sabriza Monica Sicilia Situmorang, dan Fransiskus Alfito Desmon Situmorang yang selalu mendukungku.

(6)
(7)
(8)

vii ABSTRAK

Elisa Maria C Situmorang,131414106. 2017. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII C Smp Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 Menyelesaikan Garis Dan Sudut Dilihat Dari Kategori Kemampuan Spasial

Berdasarkan Gender. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika,

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan, perbedaan jenis kesalahan, dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh siswa laki-laki dan perempuan kelas VII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta dalam menyelesaikan materi Garis dan Sudut berdasarkan kategori kemampuan spasial rendah, sedang, dan tinggi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C yang berjumlah 19 siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan terdiri dari instrumen tes kemampuan spasial , tes materi garis dan sudut, dan wawancara. Data yang dikumpulkan ada dua hasil tes kemampuan spasial,dan tes materi garis dan sudut dan hasil tes wawancara. Data hasil tes kemampuan spasial tersebut kemudian di analisis dan diklasifikasikan berdasarkan kategori kemampuan spasial tinggi, sedang dan rendah. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan dengan mengidentifikasi jenis kesalahan pada jawaban siswa mengerjakan tes materi garis dan sudut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa berdasarkan kategori kemampuan spasial antara lain: kesalahan data, kesalahan menginterpretasikan bahasa, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, kesalahan definisi atau teorema, kesalahan teknis, penyelesaian tidak diperiksa kembali, penggunaan algoritma yang tidak sempurna, dan jawaban acak (2) perbedaan jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa berdasarkan kategori kemampuan spasial yaitu untuk kategori kemampuan spasial tinggi siswa laki-laki 9,6% dan siswa perempuan 1,9%, kategori kemampuan spasial sedang siswa laki-laki 25,0% dan siswa perempuan 9,6% sedangkan ketegori kemampuan spasial rendah siswa laki-laki 25,0% dan siswa perempuan 28,9% (3) faktor penyebabnya adalah yaitu siswa kebanyakan kurang teliti dan belum memahami materi.

(9)

viii ABSTRACT

Elisa Maria Cornelia Situmorang, 131414106. 2017. Error Analysis of Grade VII C Student of Immaculata Junior High School Yogyakarta Year 2016/2017 In Completing the Line and Angle Material Viewed F rom the Spatial

Capabilities Category Accompanied by Gender Review. Undergraduate Thesis.

Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to find out the types of errors, the differences between the error types and the factors that cause the errors made by male and female 7th grade students of Class C, Maria Immaculata Junior High School Yogyakarta in finishing the material about Lines and Angles. It is based on the categories of low, mid and high spatial ability. The type of the research applied here is descriptive qualitative research.

The total of 19 7th grade students of Class C is the subject of this research. The collecting data instruments used in this research consist of the test on spatial ability, test on the material of lines and angles, as well as interviews. The data collected are composed of two. First, spatial ability test and lines and angles material test results. Second is the result of the interviews. The data of spatial ability test results are then analyzed and classified based on the category of high, mid and low spatial ability. The analysis of qualitative data in this research uses the error analysis method by identifying the types of errors on the students’ answers of the lines and angles test.

The result of this research illustrates that (1) the types of errors made by students from the 3 categories of spatial ability are: the error on data, the error in interpreting language, the error in using logic to draw a conclusion, the error on definition or theory, technical error, the answers that are not re-checked, the uses of imperfect algorithm and random answers (2) the difference in error types based on the spatial ability are 9,6 % male students and 1,9 % female students for high spatial ability, meanwhile in the category of mid-range spatial ability, 25% for male students and 9,6% for female students and for the low spatial ability, 25,0% for female students and 28,9% for male students (3) the factors causing this are due to the fact that most of students are not being thorough enough and have not comprehend the material.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan

kasih-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik, lancar, dan sesuai dengan harapan. Penulisan

skripsi yang berjudul “Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII C SMP Maria

Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 Menyelesaikan Garis dan Sudut

Dilihat dari Kategori Kemampuan Spasial Berdasarkan Gender” ini bertujuan

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Matematika di Universitas Sanata Dharma.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung diantaranya:

1. Bapak Rohandi, PhD., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan IPA, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika, Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Novella Krisnamurti, M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

mendampingi dan memberi pengarahan kepada penulis dari awal sampai

(11)

x

5. Para Dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji penulis dan

memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma, yang telah

membimbing, membantu, dan memberikan ilmu selama penulis belajar di

Universitas Sanata Dharma.

7. Sr. M. Laura L. Sri Muryani, M.Pd., selaku kepala SMP Maria Immaculata

Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu F. Krisdanarti, S.Pd., selaku guru pembimbing yang dengan sabar

membimbing, mendampingi, dan memberikan pengarahan selama penulis

melaksanakan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas VII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta yang telah

bersedia bekerjasama selama penelitian berlangsung.

10.Kedua orang tuaku, adikku Alfito, adikku Monica, adikku Febi, tante Alda,

suster Gusti Saragih, dan tulang Dian Leandro yang selalu mendukung,

mendoakan, dan memberi semangat.

11.Sahabat-sahabatku, dewi, frins, patris, yoan, yolan sandra, wulan, tika , rani

dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan.

12.Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2013 yang telah memberikan

semangat dan dukungannya.

Peneliti mengharapkan adanya saran dan kritik karena peneliti menyadari

(12)
(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Pembatasan Masalah ... 6

F. Batasan Istilah ... 7

G. Manfaat Penelitian ... 9

H. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kesalahan ... 11

B. Kemampuan Spasial ... 14

C. Pengertian Gender ... 15

(14)

xiii

E. Menemukan Sifat-Sifat Garis dan Sudut... 22

F. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

D. Bentuk Data ... 33

E. Metode Pengumpulan Data ... 33

F. Intrumen Penelitian ... 36

G. Validitas ... 41

H. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Pelaksanaan Pengambilan Data... 43

B. Analisis Data Hasil Pekerjaan Siswa ... 43

C. Analisis Data Hasil Wawancara ... 72

D. Pembahasan ... 102

BAB V PENUTUP ... 105

A. Kesimpulan ... 105

C. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Spasial...40

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes...42

Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Pengambilan Data...46

Tabel 4.2 Kriteria Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Nilai Kemampuan Spasial...49 Tabel 4.3 Daftar Nama Subjek Penelitian... ...50

Tabel 4.4 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Mengerjakan Soal Garis dan Sudut dengan Kategori Kemampuan Spasial Tinggi... ...52 Tabel 4.5 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Mengerjakan Soal Garis dan Sudut dengan Kategori Kemampuan Spasial Sedang... ...55 Tabel 4.6 Hasil Pekerjaan Siswa dalam Mengerjakan Soal Garis dan Sudut dengan Kategori Kemampuan Spasial Rendah... ...60 Tabel 4.7 Kategori Data Jawaban Siswa Menurut Jenis Kesalahannya

dalam Mengerjakan Topik Garis dan Sudut...70 Tabel 4.8 Kategori Data Jawaban Siswa Menurut Jenis Kesalahannya

dalam Mengerjakan Topik Garis dan Sudut...71 Tabel 4.9 Presentase Banyaknya Jenis Kesalahan Yang Dilakukan Siswa...73 Tabel 4.10 Presentase Banyaknya Kesalahan Yang Dilakukan Siswa...74

Tabel 4.11 Hasil Wawancara Siswa dalam Mengerjakan Soal Garis dan

Sudut dengan Kategori Kemampuan Spasial Tinggi...76 Tabel 4.12 Hasil Wawancara Siswa dalam Mengerjakan Soal Garis dan

Sudut dengan Kategori Kemampuan Spasial Sedang...82 Tabel 4.13 Hasil Wawancara Siswa dalam Mengerjakan Soal Garis dan

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sudut Berpelurus... 25

Gambar 2.2 Sudut Berpenyiku... 25

Gambar 2.3 Sudut Bertolak Belakang... ... 26

Gambar 2.4 Garis Sejajar... 26

Gambar 2.5 Garis Bersilangan... 27

Gambar 2.6 Sudut Sehadap... 29

Gambar 2.7 Sudut Dalam Bersebrangan... 29

Gambar 2.8 Sudut Luar Bersebrangan... 30

Gambar 2.9 Sudut Dalam Sepihak... 30

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1 Validasi Kemampuan Spasial oleh Guru...119

A.1 Validasi Materi Garis dan Sudut oleh Guru...121

A.3 Validasi Kemampuan Spasial oleh Dosen...123

A.4 Validasi Materi Garis dan Sudut oleh Dosen...126

Lampiran B B.1 Tes Kemampuan Spasial...130

B.2 Tes Materi Garis dan Sudut...136

B.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Spasial...138

B.4 Pedoman Penskoran Materi Garis dan Sudut...147

B.5 Pengkategorian Kemampuan Spasial...152

Lampiran C C.1 Trankrip Wawancara L1...157

C.2 Transkrip Wawancara P1...158

C. 3 Transkrip Wawancara L2...159

C.4 Transkrip Wawancara P2...160

C.5 Transkrip Wawancara L3...161

C.6 Transkrip Wawancara P3...162

Lampiran D D.1 Hasil Pekerjaan Siswa L1...164

D.2 Hasil Pekerjaan Siswa P1...165

D.3 Hasil Pekerjaan Siswa L2...167

D.4 Hasil Pekerjaan Siswa P2...169

D.5 Hasil Pekerjaan Siswa L3...170

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengajar bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh setiap guru

terlebih harus mempunyai keterampilan yang sudah terlatih maupun sudah

ahli dibidangnya. Ketika guru dihadapkan terhadap suatu permasalahan yakni

kurangnya pencapaian siswa untuk memenuhi kompetensi lulus juga menjadi

kekhawatiran tersendiri, guru harus memperbaiki cara maupun perilaku

mengajar yang baik, agar bisa tercapainya maksud yang dituju. Ditinjau dari

kemampuan, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda dalam

menangkap suatu pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran matematika

guru sangat berperan penting untuk memahami pola pikir dari setiap siswa

sehingga dapat memberikan bantuan yang tepat sesuai kesulitan siswa hadapi

dan perlu adanya identifikasi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh siswa

agar dapat mengetahui pemahaman siswa dalam memahami materi yang

diajarkan.

Kesalahan dalam menerjemahkan kesulitan siswa akan berakibat pada

kurang tepatnya mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Ada beberapa

sebab terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika

yaitu: kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam menggunakan

(19)

Materi Garis dan Sudut diambil karena Menurut Sudarman dalam

Abdusskair (2002:343) berpendapat, bukti-bukti empiris di lapangan

menunjukkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

geometri, mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Menurut Burger dan

Culpepper geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika

karena banyaknya konsep-konsep yang termuat di dalamnya. Dari sudut

pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi pengalaman

visual dan spasial, misal bidang, pola, pengukuran, dan pemetaan. Sedangkan

dari sudut pandang matematik, geometri menyediakan

pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya gambar-gambar, diagram,

sistem koordinat, vektor, dan tranformasi. Geometri juga merupakan sarana

untuk mempelajari struktur matematika. Menurut Budiarto dalam Abdussakir

(2002:343), tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan

kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan

pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta

menginterpretasikan argumen-argumen matematik.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006

tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah terkait

dengan geometri salah satunya (3) memahami bangun-bangun geometri,

unsur-unsur dan sifat-sifatnya, ukuran dan pengukurannya, meliputi:

hubungan antar garis, sudut (melukis sudut dan membagi sudut), segitiga

(termasuk melukis segitiga) dan segiempat, teorema Pythagoras, lingkaran

(20)

3

melukisnya), kubus, balok, prisma, limas dan jaring-jaringnya, kesebangunan

dan kongruensi, tabung, kerucut, bola, serta menggunakannya dalam

pemecahan masalah. Menurut NCTM (dalam Ristontowi, 2013) salah satu

standar diberikannya geometri di sekolah adalah agar anak dapat

menggunakan visualisasi, mempunyai kemampuan penalaran spasial dan

pemodelan geometri untuk menyelesaikan masalah.

Perlu diketahui bahwa kemampuan spasial setiap siswa tentulah

berbeda-beda, perbedaan yang paling sering diteliti ialah perbedaan

berdasarkan gender. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dan

mempermudah penguasaan materi yang berkaitan dengan keruangan siswa

harus didukung kemampuan spasial dan penalaran yang cukup. Sherman

(1980) juga menyatakan bahwa matematika dan berpikir spasial mempunyai

korelasi yang positif pada anak usia sekolah, baik pada kemampuan spasial

taraf rendah maupun taraf tinggi. Demikian juga, menurut Maccoby dan

Jacklyn bahwa kemampuan spasial laki-laki lebih unggul dari pada

perempuan. Oleh karena itu, ini menginspirasi penulis untuk meneliti lebih

mendalam mengenai jenis kesalahan mengerjakan soal materi garis dan sudut

dilihat dari kategori kemampuan spasial tinggi, sedang dan rendah

berdasarkan gender.

Penelitian ini telah dilakukan sebelumnya oleh mahasiswa Universitas

Sanata Dharma yang bernama Vincentia Apriliani Adityasari “Analisis

Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Fisika disertai Tinjauan Gender

(21)

Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sleman pada Pokok Bahasan Gerak Lurus pada

tahun 2015”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah menunjukkan ada

perbedaan presentase kesulitan pada siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian

sebelumnya adalah pada penelitian ini menentukan jenis kesalahan dalam

menyelesaikan soal Matematika materi Garis dan Sudut berdasarkan kategori

kemampuan spasial taraf rendah, taraf sedang maupun taraf tinggi antar

gender siswa. Hal ini tidak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Berdasarkan

latar belakang di atas, maka penulis tertarik dan berkeingingan melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII C SMP Maria

Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 Menyelesaikan Garis Dan

Sudut Dilihat dari Kemampuan Spasial Berdasarkan Gender.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

1. Kurangnya kemampuan spasial ditinjau dari perbedaan gender siswa

untuk berfikir abstrak, garis dan sudut juga termasuk dalam geometri

yang mana sering menimbulkan kesalahan dalam mengerjakan soal yang

berkaitan dengan garis dan sudut.

2. Materi garis dan sudut masih dianggap bersifat abstrak

3. Siswa belum mampu menghubungkan antara konsep matematika yang

(22)

5

4. Masih sering ditemukan kesalahan dalam mengerjakan soal-soal garis

dan sudut dan perlu diketahui secara jelas oleh guru.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut.

1. Apa saja jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa laki-laki dan

perempuan kelas VII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta dalam

menyelesaikan Garis dan Sudut dilihat dari kategori kemampuan spasial

rendah sedang dan tinggi?

2. Apakah saja perbedaaan jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa

laki-laki dan siswa perempuan kelas VII C SMP Maria Immaculata

Yogyakarta dalam menyelesaikan Garis dan Sudut dilihat dari kategori

kemampuan spasial rendah, sedang dan tinggi?

3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan yang

dilakukan oleh siswa kelas VII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta

menyelesaikan Garis dan Sudut dilihat dari kategori kemampuan spasial

rendah, sedang dan tinggi?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apa saja jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa laki-laki

dan perempuan kelas VII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta dalam

menyelesaikan Garis dan Sudut dilihat dari kategori kemampuan spasial

(23)

2. Mengetahui perbedaaan apa saja jenis kesalahan yang dilakukan oleh

siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VII C SMP Maria Immaculata

Yogyakarta dalam menyelesaikan Garis dan Sudut dilihat dari kategori

kemampuan spasial taraf rendah, taraf sedang dan tinggi?

3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya

kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas VII C SMP Maria Immaculata

Yogyakarta menyelesaikan Garis dan Sudut dilihat dari kategori

kemampuan spasial rendah, sedang dan tinggi?

E. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, masalah yang akan dibahas dibatasi pada

jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas VII C SMP Maria

Immaculata Yogyakarta 2016/2017 dalam menyelesaikan soal garis dan

sudut. Kesalahan yang dimaksud pada penelitian ini hanya dibatasi pada

kesalahan yang terlihat langsung dari hasil pekerjaan siswa dan wawancara

dalam menyelesaikan soal materi garis dan sudut.

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Maria

Immaculata Yogyakarta. Terdapat 19 siswa yang terdiri dari 8 siswa

perempuan dan 11 siswa laki-laki yang kemudian gender siswa laki-laki dan

perempuan dikelompokkan berdasarkan gender masing-masing lalu diurutkan

sesuai dengan hasil tes kemampuan spasial berdasarkan kategori kemampuan

spasial taraf rendah, taraf sedang, dan taraf tinggi. Masing-masing kategori

(24)

7

yang rata-rata paling tinggi antara hasil tes kemampuan spasial dan hasil tes

mengerjakan soal garis dan sudut, sehingga jumlah subjek yang dianalisis

sebanyak 6 siswa. Analisis jenis-jenis kesalahan berdasarkan hasil tes garis

dan sudut dan wawancara.

F. Batasan Istilah 1. Kesalahan

Kesalahan adalah hasil tindakan yang tidak tepat atau menyimpang

dari aturan atau norma-norma tertentu. Tindakan yang tidak tepat itu dapat

mengakibatkan tujuan tidak tercapai secara maksimal atau bahkan gagal.

Sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kesalahan adalah

pemahaman yang tidak tepat atau tidak rasional dalam mempelajari suatu

masalah matematika tersebut. Kesalahan yang dianalisis dalam penelitian

ini adalah kesalahan yang muncul dari hasil pekerjaan tertulis siswa dalam

mengerjakan soal-soal pada materi garis dan sudut yang didukung dengan

(25)

2. Jenis-Jenis Kesalahan

Jenis-jenis kesalahan yang dimaksudkan yaitu jenis kesalahan yang

tergolong dalam kesalahan data, kesalahan menginterpresentasikan bahasa,

kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, kesalahan

menggunakan definisi atau teorema, penyelesaian yang tidak diperiksa

kembali, dan kesalahan teknis.

3. Gender

Menurut Mosse (1996) Gender adalah seperangkat peran yang

diberikan kepada perempuan dan laki-laki, secara biologis dan peran ini

dapat berubah sesuai dengan budaya, kelas sosial, usia dan latar belakang

etnis.

4. Kemampuan Spasial

Kemampuan spasial (pandang ruang) menurut Ristontowi (2013)

yaitu (1) kemampuan untuk mempersepsi yakni menangkap dan

memahami sesuatu melalui panca indra, (2) kemampuan mata khususnya

warna dan ruang, (3) kemampuan untuk mentransformasikan yakni

mengalihbentukkan hal yang ditangkap mata kedalam bentuk wujud lain,

misalnya mencermati, merekam, menginterpretasikan dalam pikiran lalu

menuangkan rekaman dan interpretasi tersebut ke dalam bentuk lukisan,

sketsa dan kolase. Sedangkan menurut Piaget & Inhelder (Yilmaz, 2009)

kemampuan spasial merupakan konsep abstrak yang di dalamnya meliputi

hubungan spasial (kemampuan untuk mengamati hubungan posisi objek

(26)

9

menentukan posisi objek dalam ruang), hubungan proyektif (kemampuan

untuk melihat objek dari berbagai sudut pandang), konversi jarak

(kemampuan untuk memperkirakan jarak antara dua titik), representasi

spasial (kemampuan untuk merepresentasikan hubungan spasial dengan

memanipulasi secara kognitif), rotasi mental (membayangkan perputaran

objek dalam ruang).

5. Garis dan Sudut

Garis yang dimaksud adalah garis lurus yang mempunyai ukuran

panjang tidak punya lebar dan ketebalan. Sedangkan, sudut adalah bangun

yang terbentuk dari dua buah sinar garis yang titik pangkalnya bersekutu.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat utama dari penelitian ini adalah dapat mengetahui pengaruh

gender, terhadap:

1. Siswa

a. Siswa dapat mengetahui kesalahan dalam menyelesaikan soal

matematia.

b. Siswa memperoleh acuan bila menemukan jenis soal yang sama.

2. Guru

a. Guru dapat memberikan strategi dalam setiap pembelajaran

matematika.

(27)

c. Guru mengetahui langkah-langkah atau strategi yang diterapkan siswa

dalam menyelesaikan soal matematika.

d. Guru mengetahui pengaruh gender terhadap kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal matematika.

3. Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi peneliti dalam

mengelola pembelajaran matematika dan menemukan strategi yang sesuai

ketika peneliti menjadi guru kelak.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dai lima bab, yaitu:

BAB I Berisi tentang latar belakang masalah penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian dan pembatasan

masalah yang diteliti

BAB II Berisi tentang landasan-landasan teori yang digunakan oleh

peneliti

BAB III Berisi tentang jenis penelitian, metode dan instrumen

pengumpulan data, serta metode atau teknik analisis data

BAB IV Berisi tentang pelaksanaan penelitian, analisis data dan

pembahasan.

BAB V Berisi tentang kesimpulan yang berisi tentang menjawab

(28)

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kesalahan

Menurut Sukirman (2007, dalam karya Pelagia 2011 : 11) kesalahan

adalah penyimpangan terhadap hal yang benar yang sifatnya sistematis,

konsisten maupun insidental pada daerah tertentu. Menurut peneliti, teori

kesalahan dalam matematika adalah sesuatu yang digunakan untuk

menggambarkan peristiwa penyimpangan matematika baik yang bersifat

sistematis, konsisten maupun insidental yang tidak sesuai dengan kaidah yang

ada.

Adapun menurut Hadar dkk (1987), kategori jenis kesalahan yang

sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika sebagai

berikut.

a. Kesalahan data

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat

dihubungkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan

data yang dikutip oleh siswa. Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan

sebagai berikut.

1) Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal.

2) Mengabaikan data penting yang diberikan.

3) Mengarahkan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang

(29)

4) Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya.

5) Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak

sesuai.

6) Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain.

7) Salah menyalin data.

b. Kesalahan menginterpretasikan bahasa

Kategori jenis kesalahan ini meliputi:

1) Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan

matematika dengan arti yang berbeda.

2) Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang

artinya berbeda.

3) Salah mengartikan grafik.

c. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan Kategori

jenis kesalahan ini merupakan kesalahan- kesalahan dalam menarik

kesimpulan dari suatu informasi yang diberikan atau dari kesimpulan

sebelumnya, yaitu:

1) Dari pernyataan implikasi , siswa menarik kesimpulan

sebagai berikut.

a) bila diketahui maka pasti terjadi

b) bila salah maka juga salah

2) Mengambil kesimpulan tidak benar, misalnya memberikan sebagai

(30)

13

3) Menyimpulkan bahwa ketika bukan merupakan akibat dari

.

4) Menggunakan ukuran logika seperti “semua”, “ ada”, “sedikitnya”

pada tempat yang salah.

5) Mengambil kesimpulan yang tidak benar, misalnya memberikan

sebagai akibat dari tanpa menjelaskan urutan pembuktian yang

betul.

d. Kesalahan teorema atau definisi

Kategori jenis kesalahan ini merupakan penyimpangan dari

prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok. Kategori ini meliputi

kesalahan-kesalahan sebagai berikut:

1) Menerapkan teorema pada kondisi yang tidak sesuai, misalnya

menerapkan aturan sinus,

; dimana unsur-unsur dan

tidak terdapat pada segitiga yang memuat unsur-unsur dan .

2) Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan

distributif, misalnya .

3) Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi,rumus, atau

teorema, misalnya .

e. Kesalahan solusi

Kategori ini terjadi jika setiap langkah yang diambil oleh siswa sudah

benar, tetapi hasil akhir yang dituliskannya bukan penyelesaian dari soal

(31)

f. Kesalahan teknis

Kategori ini meliputi:

1) Kesalahan perhitungan, contoh

2) Kesalahan dalam mengutip data dari tabel

3) Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar,

misalnya menulis sebagai pengganti dari

.

B. Kemampuan Spasial

Kemampuan spasial merupakan salah satu aspek dari kognitif. Studi

dari Guay dan Mc Daniel (1977) dan Bishop (1980) menemukan bahwa

kemampuan spasial mempunyai hubungan positif dengan matematika pada

anak usia sekolah. Studi dari Shermann (1980) juga menemukan bahwa

matematika dan berpikir spasial, mempunyai korelasi yang positif pada anak

usia sekolah, baik pada kemampuan spasial taraf rendah maupun taraf tinggi.

Tes yang diberikan dapat mengungkapkan kemampuan seseorang untuk

melihat, membayangkan bentuk-bentuk dan permukaan-permukaan suatu

objek yang setelah-sebelum, hanya dengan melihat gambar-gambar yang akan

digunakan sebagai penuntun. Hasil tes yang diperoleh mengungkapkan

tingkat dari kemampuan spasial siswa dalam membayangkan atau berpikir

keruangan dalam gambar baik dari objek maupun dari tiga dimensi sesuai

dengan runtutannya. Indikator-indikator kemampuan spasial yang lain

(32)

15

Spasial Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 9

Kota Jambi, Vol. 02 No.1 April:2012 yaitu :

a. Pemikiran Perseptual

Menurut Guilford (Edwy Arif, 2009) Kemampuan berpikir perseptual

yakni kemampuan dalam melakukan persepsi yang mencakup kepekaan

indra, perhatian, orientasi ruang dan waktu serta kecepatan persepsi.

b. Kemampuan Klasifikasi Gambar

Kemampuan klassifikasi gambar adalah kemampuan menemukan

perbedaan dan persamaan dari suatu simbol- simbol dalam gambar

(Bangkit, 2009).

c. Konsistensi Logis

Kemampuan konsistensi logis adalah kemampuan menemukan hubungan

dalam angka dan menemukan hubungan dalam simbol yang

dipergunakan (Bangkit, 2000).

d. Kemampuan Identifikasi Gambar

Kemampuan identifikasi gambar adalah kemampuan melakukan

imajinasi ruang terhadap struktur pembentuk dari gambar-gambar yang

diberikan.

C. Pengertian Gender

Menurut Mosse (1996) Gender adalah seperangkat peran yang

diberikan kepada perempuan dan laki-laki, secara biologis dan peran ini dapat

(33)

Gender menentukan berbagai pengalaman hidup, yang dapat menentukan

akses terhadap pendidikan, kerja, alat-alat dan sumber daya. Menurut Linda

Brannon (1948:16)

“gender the term used by some researchers to describe the traits and

behaviors that are regarded by the culture as appropriate to men and

women” yang artinya Gender istilah yang digunakan oleh beberapa peneliti

untuk menggambarkan sifat-sifat dan perilaku yang dianggap oleh budaya

yang sesuai untuk pria dan wanita. “Gender identity individual identification

of self as female or a male” yang artinya identitas gender identifikasi individu

diri sebagai perempuan atau laki-laki. Identitas gender melibatkan makna

gender sendiri, termasuk pengetahuan, pemahaman, dan penerimaan sebagai

laki-laki atau perempuan (Blakemore, Berenbaun, & Liben, 2009, dalam

Santrock, John W ( 2014). John Santrock (2014:184) berpendapat peran

gender adalah seperangkat harapan yang menetapkan bagaimana perempuan

atau laki-laki harus berpikir, bertindak, dan merasa.

Perbedaan siswa laki-laki dan perempuan

Menurut kartini Kartono (2006:177), perbedaan-perbedaan yang

fundamaental antara kaum laki-laki dan perempuan :

a. Kaum perempuan lebih tertarik pada hal-hal yang praktis daripada yang

teoritis seperti kaum laki-laki.

b. Perempuan lebih dekat dengan masalah-masalah kehidupan yang praktis

konkrit, sedangkan kaum laki-laki tertarik pada segi-segi kejiwaan yang

(34)

17

c. Perempuan hakekatnya lebih bersifat hetero-sentris dan lebih sosial

sedangkan kaum laki-laki bersifat lebih egosentris.

d. Kaum laki-laki cenderung berperan sebagai pengambil inisiatif untuk

memberikan stimulusi dan pengarahan khususnya bagi kemajuan,

sedangkan perbedaan sifatnya tidak agresif, lebih pasif, lebih “open”,

suka melindungi-memelihara-mempertahankan.

e. Perbedaan laki-laki dan perempuan terletak pada sifat sekundaritas,

emosionalitas, dan aktivitas dari fungsi-fungsi kejiwaan. Pada kaum

perempuan, fungsi sekundaritasnya tidak terletak pada bidang intelek,

tetapi pada perasaan. Oleh karena itu, nilai perasaan dari

pengalaman-pengalamannya jauh lebih lama mempengaruhi struktur kepribadiannya

jika dibandingkan dengan nilai perasaan kaum laki-laki, dan sebagainya.

D. Faktor Penyebab Kesalahan

Faktor-faktor penyebab kesalahan dibedakan menjadi dua macam

yaitu faktor kognitif dan non kognitif.

a. Faktor kognitif

Menurut Suwarsono (1982) faktor-faktor kognitif adalah faktor-faktor

yang berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa dan cara siswa

memproses atau mencerna dalam pikirannya materi matematika seperti

(35)

b. Faktor nonkognitif

Menurut Bloom dalam Entang (1984:13-14) menelusuri latar

belakang siswa kesulitan belajar yang membuatnya melakukan kesalahan

adalah faktor yang terdapat dalam diri siswa dan faktor yang terdapat

dalam diri siswa dan faktor yang terletak di luar diri siswa.

Kemungkinan-kemungkinan sebab kesulitan belajar karena

kondisi-kondisi fisiologis permanen yang meliputi:

a. Intelegensi yang terbatas

Setiap anak sejak dilahirkan telah memiliki kecerdasan yang

berbeda-beda atau bervariasi, meskipun mereka telah memiliki usia

kalender yang sama tetapi kemampuan mentalnya belum tentu sama.

Setiap golongan anak mempunyai kemampuan intelegensi tersebut

sangat berpengaruh terhadap belajar anak. Anak yang mempunyai

kemampuan intelegensi terbatas, kurang mampu menguasai

konsep-konsep yang abstrak dengan dengan kecepatan sama seperti

teman-temannya yang mempunyai kemampuan inteligensi lebih tingi.

b. Hambatan persepsi

Murid yang mengalami hambatan persepsi tidak dapat belajar

dengan baik, jika memakai metode yang biasanya diterapkan pada

sebagian besar murid yang lain. Dengan menggunakan teknik-teknik

dan materi-materi belajar yang khusus, ada harapan murid yang

mengalami hambatan persepsi dapat mengatasi kesulitannya dan

(36)

19

c. Hambatan penglihatan dan pendengaran

Indera yang terpenting untuk belajar di sekolah adalah

penglihatan dan pendengaran. Apabila mekanisme mata atau telinga

kurang berfungsi, maka kesan yang diperoleh seorang anak dari guru

akan menyimpang atau bahkan tidak memperolehnya, oleh karena

itu jika guru dalam menilai pengetahuan atau keterampilan seorang

murid menemui penyimpangan atau hasilnya jauh berkurang dari apa

yang diharapkan, maka kesalahan itu mungkin terletak pada alat-alat

inderanya.

Kondisi-kondisi fisiologis yang temporer

Kemungkinan-kemungkinan sebab kesulitan belajar karena

kondisi-kondisi fisiologis yang temporer meliputi:

a. Masalah makanan

Pada waktu tubuh seseorang bekerja secara efisien maka

diperlukan struktur yang baik seperti mata yang baik, otak yang

sehat dan pengisian (supply) bahan bakar atau makanan yang

cukup dan bergizi untuk membentuk tubuh. Segenap anggota

tubuh memerlukan berbagai zat yang didapat dari makanan.

Dengan demikian jelas bahwa anak yang kekurangan vitamin,

protein atau kekurangan substansi lain yang diperlukan, maka

dampak negatifnya akan merasa cepat capai, tidak dapat

(37)

b. Kecanduan (Drugs)

Alkohol, ganja dan sejenisnya dapat menimbulkan

ketagihan, merasa ketagihan bertambah besar dan tidak dapat

memusatkan perhatian, tidak dapat menyelesaikan pekerjaan

rumah serta sulit memahami konsep-konsep baru.

c. Kecapaian/kelelahan

Kondisi fisiologis pada umumya sangat memperngaruhi

prestasi belajar seseorang. Orang dalam keadaan sehat

jasmaninya akan berbeda hasil belajarnya dengan orang yang

kondisi jasmani dalam keadaan lelah. Seorang dalam kondisi

kelelahan tidak mudah menerima pelajaran, bahkan mudah

mengantuk, sehingga prestasi belajarnya rendah.

Pengaruh-pengaruh lingkungan sosial yang permanen

a. Harapan orang tua terlalu tinggi, tidak sesuai dengan

kemampuan anak

Setiap orang tua mengharapkan agar anaknya berhasil

dalam studi, meskipun kadang-kadang tanpa memerhatikan

kemampuan/taraf intelegensi anak tersebut.

b. Konflik keluarga

Menurut Abdul Aziz el Quusy, 2004 dalam Mulyadi

(2004) hubungan antara orang tua yang harmonis akan

menciptakan suasana tenang, sehingga anak akan tumbuh secara

(38)

21

mengakibatkan kegoncangan rumah tangga sehingga hal ini

akan menggangu pertumbuhan jiwa anak. Konflik keluarga

demikian menyebabkan anak dalam kecemasan sehingga

menimbulkan kesulitan belajar.

Pengaruh-pengaruh lingkungan sosial yang temporer

a. Ada bagian-bagian dalam urutan belajar yang belum dipahami

Murid akan terdorong mempelajari hal baru, jika telah

memiliki bekal yang merupakan prasarat bagi pelajaran itu.

Apabila guru mengabaikan hal ini bisa menimbulkan kesulitan

belajar murid dan murid akan frustasi terutama mereka yang

mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.

Kehilangan satu konsep dalam bidang studi matematika

biasanya tidak menutup kemungkinan untuk mempelajari

konsep-konsep yang diajarkan berikutnya. Jadi di sini jelas

terlihat bahwa seorang yang mengalami kesulitan belajar dalam

suatu bidang studi tertentu mungkin disebabkan ada

bagian-bagian dalam urutan belajar yang belum difahami.

b. Kurangnya motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk belajar. Jadi motivasi untuk belajar adalah

kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.

Untuk itu guru harus dapat mengerahkan motif tersebut guna

(39)

lain, guru harus pandai membangkitkan motif belajar murid,

kemudian memberikan motivasi kepada murid, tetapi dapat

sesuai dengan tujuan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

Dari uraian untuk “memperkirakan sebab-sebab kesulitan

belajar” tersebut di atas, jelas bahwa dalam mendiagnosis

kesulitan-kesulitan belajar murid sebaiknya, guru/ konselor

membuat sebuah data kemungkinan-kemungkinan seperti

tersebut diatas, untuk dipertimbangkan daipada hanya

memikirkan sari atau dua sebab yang serupa lalu menarik

kesimpulan bahwa sebab-sebab itulah yang menimbulkan

kesulitan-kesulitan belajar.

E. Menemukan Sifat-Sifat Garis dan Sudut a. Hubungan antar sudut

1) Sudut yang saling suplementer

Dua sudut dikatakan saling suplementer jika jumlah besar sudutnya

adalah .

(40)

23

Diketahui sudut lurus , ruas garis membagi sudut lurus

menjadi dua bagian yaitu dan . Suatu sudut

yang membuat sudut lain menjadi sudut lurus dinamakan sudut

suplemen dan kedua sudut itu merupakan sudut yang saling

suplementer. Dengan demikian, adalah suplemen dari

atau sebaliknya adalah suplemen dari .

m dan m maka

2) Sudut yang saling komplementer

Dua sudut saling komplementer jika jumlah besar sudut adalah .

siku-siku, ruas garis membagi menjadi dua bagian,

yaitu m dan m . Dua buah sudut yang

membentuk sudut siku-siku disebut saling komplementer. Dengan

demikian adalah komplemen dari atau sebaliknya.

Karena m dan m , maka .

3) Sudut yang saling bertolak belakang

Dua buah sudut yang saling bertolak belakang memiliki besar sudut

yang sama.

(41)

Gambar 2.3 menunjukkan dua buah ruas garis yang saling

berpotongan, yaitu dan dan membentuk empat sudut dititik

. Keempat sudut itu adalah dan . Dua

pasang sudut itu saling bertolak belakang, yaitu bertolak

belakang dengan , dan bertolak belakang dengan

.

b. Kedudukan Dua Garis

1) Garis Sejajar

Garis sejajar adalah garis-garis yang terletak pada bidang yang sama

yang tidak akan berpotongan walaupun diperpanjang. Gambar 2.3 sudut bertolak belakang

(42)

25

2) Garis Bersilangan

Dua buah garis dikatakan bersilangan, jika keduanya tidak sejajar

dan tidak berpotongan.

c. Garis-garis sejajar

1) Sifat-Sifat Garis Sejajar

Aksioma 1

Melalui dua buah titik yang berbeda dapat dibuat tepat satu garis

lurus. Melalui tiik dan dapat dibuat hanya satu garis lurus yaitu

garis .

Aksioma 2

Melalui sebuah titik di luar suatu garis hanya dapat dibuat tepat satu

garis yang sejajar dengan garis tersebut. Melalui titik di luar garis

, dapat dibuat hanya satu garis yangs sejajar dengan garis yaitu

garis .

(43)

Teorema 1

Jika sebuah garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar, maka

garis itu juga akan memotong garis yang kedua.

Teorema 2

Jika sebuah garis sejajar dengan dua garis lainya, maka kedua garis itu

sejajar.

(44)

27

2) Sudut-sudut yang terjadi jika dua garis sejajar dipotong oleh garis

lain.

a) Sudut-sudut sehadap

Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh suatu garis, maka besar

sudut sehadapnya sama.

dan

dan

dan

dan

Sudut-sudut sehadap dapat ditunjukkan pada gambar-gambar

sederhana berikut ini.

b) Sudut-sudut dalam bersebrangan

Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh suatu garis maka besar

sudut dalam bersebrangan sama.

dan

dan

Gambar 2.7 sudut dalam bersebrangan k

l

B

m A

3 4

3 4 2 1 2

1

Gambar 2.6 sudut sehadap

(45)

c) Sudut-Sudut Luar Bersebrangan

Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh suatu garis, maka besar

sudut luar bersebrangan sama.

dan

dan

d) Sudut-Sudut Dalam Sepihak

Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh suatu garis, maka

sudut-sudut dalam atau luar sepihak jumlah besar sudut-sudutnya adalah .

dan

dan

e) Sudut-Sudut Luar Sepihak

dan

dan

Gambar 2.8 sudut luar bersebrangan

Gambar 2.9 sudut dalam sepihak

(46)

29

F. Kerangka Berpikir

Aspek perkembangan kognitif remaja dipandang sudah dapat

memecahkan masalah abstrak, namun dalam beberapa hal pemikiran remaja

masih kurang matang. Hal ini sering terjadi ketika melakukan kesalahan saat

pengerjaan soal matematika. Kesalahan yang ditimbulkan dalam setiap soal

kerap kali menjadi acuan seberapa jauh pemahaman siswa dalam

mengerjakan soal.

Penalaran yang digunakan dalam memecahkan soal garis dan sudut

salah satunya didukung dengan kategori kemampuan spasial. Kesalahan yang

muncul dalam mengerjakan soal berpengaruh pada hasil pengerjaan siswa,

dimana kategori kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa juga

mempengaruhi jenis kesalahan yang muncul dalam mengerjakan soal tes garis

dan sudut. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menemukan

perbedaan lebih jauh tentang banyaknya jenis kesalahan yang dilakukan

berdasarkan kategori kemampuan spasial yang ditinjau dari gender.

Beberapa hal yang dilakukan yakni memberikan tes kemampuan

spasial, siswa diberikan tes berupa ganda-esai yang bertujuan agar siswa

dapat menuliskan jawaban mereka dari soal yang diberikan dengan

menuliskan langkah-langkah pengerjaan. Dari tes tersebut, siswa

dikelompokkan berdasarkan kategori kemampuan spasial sesuai gendernya.

Lalu siswa diberikan tes esai Garis dan Sudut, hasil tes tersebut dianalisis dan

dikelompokkan menurut jenis kesalahan dan mengetahui faktor penyebab

(47)

beberapa siswa untuk wawancara langsung yang mana tujuannya adalah

mengkonfirmasi atau mencocokkan jawaban siswa dengan hasil pengerjaan

siswa pada tes serta mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan yang

(48)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Menurut Moleong (2006:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Penelitian

bertujuan untuk dapat mendeskripsikan jenis kesalahan yang dilakukan oleh

siswa.

Adapun tahap-tahap atau prosedur pada penelitian ini adalah :

1. Membagi partisipan setelah siswa mengerjakan tes kemampuan spasial

dengan kategori siswa dengan tingkat kemampuan spasial tinggi, siswa

kemampuan spasial dengan tingkat kemampuan spasial sedang, dan

kemampuan spasial dengan tingkat kemampuan spasial rendah.

2. Setelah itu, siswa yang sudah dibagi jadi beberapa kategori mengerjakan

tes soal kognitif materi garis dan sudut. Mengerjakan tes soal kognitif

tentunya tidak ditunjukkan menjadi beberapa kategori dalam kelas, ini

(49)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII C SMP

Maria Immaculata Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017.

2. Penelitian ini diadakan pada 1 April – 28 Mei 2017. Penelitian dilakukan

sebanyak empat kali.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswi kelas VII SMP Maria Immaculata

Yogyakarta yang berjumlah 21 siswa. Penelitian ini mengambil kelas VII C

Matematika sebagai subjek penelitian berdasrkan pemilihannya bersifat acak.

Tingkat kemampuan setiap kelas hampir sama sehingga tidak ada kelas yang

unggulan. Sedangkan dalam teknik pengambilan data wawancara semua

siswa kelas VII C Matematika SMP Maria Immaculata dari tingkat

kemampuan spasial antar gender siswa. Objek penelitian adalah jenis

kesalahan siswa SMP Maria Immaculata Yogyakarta pada pembelajaran

matematika, sesuai dengan tingkat kemampuan spasial antar gender siswa dan

(50)

33

D. Bentuk Data

Bentuk data dalam penelitian ini adalah hasil tes kemampuan spasial,

hasil tes dan hasil wawancara. Data dari hasil tes kemampuan spasial

diperoleh dari hasil yang diperoleh oleh peserta didik menjawab pertanyan

terkait dengan soal-soal tes tersebut. Data dari hasil tes berupa

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal garis dan sudut

dengan topik pembahasan menentukan sifat sudut jika dua garis sejajar

dipotong garis ketiga (garis lain). Data dari hasil wawancara berupa cara atau

proses berpikir siswa telah menyelesaikan soal tes.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan

secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai suatu tujuan (Drs.

H.M.Ali Hamzah, M.Pd dan Dra. Muhlisrarini, M.Pd, 2014:257).

Mengumpulkan data adalah pekerjaan yang penting yang penting dalam

(51)

1. Metode Wawancara

Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan

untuk megumpulkan data penelitian kualitatif. Hasil wawancara adalah

persepsi atau ingatan partisipan terhadap suatu hal. (Samiaji Sarosa,

2012:46). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data pada

tahap metode wawancara peneliti akan memilih semua siswa dari

masing-masing tingkat kemampuan spasial tingkat gender, kesalahan

yang dilakukan setiap siswa berdasarkan banyak kesalahan yang

dilakukan dari setiap tingkat kemampuan spasialnya.

2. Metode Tes

Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan

kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi

yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas (Dapartemen

Pendidikan Nasional, 2003). Tes sebagai alat penilaian adalah

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat

jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan

(tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan) (Dr. Nana

(52)

35

a. Tes Kemampuan Spasial

Tes Kemampuan spasial dalam penelitian ini berbentuk

pilihan ganda dan uraian. Mengukur tingkat kemampuan spasial

siswa di kelas dari tingkat kemampuan spasial tinggi, sedang,

maupun rendah. Melalui penelitian ini ingin melihat seberapa besar

kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki maupun siswa

perempuan di kelas VII SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

b. Tes Analisis Kesalahan

Tes yang digunakan berupa tes subyektif atau tes bentuk

uraian. Bentuk tes uraian dipilih karena jawaban atau pengerjaan

soal tersebut dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta

tes yang mana menuntut siswa mengingat-ingat dan mengenal

kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang

tinggi. Oleh karena itu dalam jawaban siswa dapat mengetahui letak

kesalahan yang dilakukan. Metode tes ini diberikan untuk

memperoleh data kesalahan yang dilakukan siswa dalam

(53)

F. Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan

pengukuran. Dengan melakukan pengukuran akan diperoleh data yang

objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang

objektif pula (Pof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd, 2012:51). Dalam

penelitian ini ada dua macam instrumen, yaitu:

1. Instrumen/alat pengumpulan data

Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan

data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi.

Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu

dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena

mengevaluasi adalah juga mengadakan pengukuran (Prof.Dr. Suharsimi

Arikunto, 2013:193). Teknik yang digunakan dalam instrumen/alat

pengumpulan data, yaitu teknik tes dan teknik non-tes.

a. Teknik tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiiliki oleh individu atau

(54)

37

1) Tes Kemampuan Spasial

Tes kemampuan spasial digunakan untuk mengukur

tingkat kemampuan spasial siswa baik siswa laki-laki maupun

siswa perempuan. Tes kemampuan spasial ini mengukur empat

jenis kemampuan spasial yaitu visualisasi keruangan, rotasi

pikiran, orientasi keruangan, dan relasi keruangan. Indikator

yang digunakan dari psikotes, psikometri, maupun dari

kompetensi dasar materi geometri saat sekolah dasar. Indikator

soal tes kemampuan spasial juga diambil dari penelitian yang

dilakukan oleh Yosephin Silvia Kiti Purwaningtyas dengan

judul “Kemampuan Berpikir keruangan dan Kemampuan

Melukis Dalam Ruang di Kalangan Mahasiswa Pendidikan

Matematika Universitas Sanata Dharma yang Menempuh Mata

Kuliah Geometri Ruang pada Tahun Akademik 2014/2015.

Berikut ini adalah kisi-kisi tes kemampuan spasial :

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Spasial Jenis

Kemampuan

Spasial

Indikator Soal Bentuk Soal Nomor Soal Visualisasi Keruangan (spatial Visualitation) Membayangkan garis

yang sejajar dan

garis berpotongan

pada bidang datar

Essay 2

Menyebutkan

garis-garis yang saling

(55)

sejajar, dan bersilangn pada bangun ruang Rotasi pikiran (Mental Rotation) Menentukan gambar

yang paling tepat

sesuai pola yang

ditentukan

Ganda 5

menentukan besar

sudut yang sama

besarnya

Essay 7

Menentukan

kelanjutan gambar

Ganda 1

Relasi

keruangan

Menghitung besar

sudut dalam putaran

Essay 2

Menghitung

banyaknya sudut

dalam bidang

Essay 6

2) Tes Analisis Kesalahan

Tes dalam penelitian ini dapat mendeskripsikan letak

kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal

matematika dan juga dapat dideskripsikan faktor-faktor

penyebabnya. Rancangan sebaran butir soal tes matematika

disesuaikan dengan indikator pada Kurikulum 2006. Waktu

yang dialokasikan untuk menyelesaikan soal tes adalah 2 jam

pelajaran (80 menit). Pada tabel berikut ini disajikan kisi-kisi

(56)

39

harus dikuasai siswa setelah mempelajari materi Garis dan

Sudut.

Standar kompetensi : 5. Memahami hubungan garis dan

dengan garis, garis dengan sudut, sudut dengan sudut, serta

menentukan ukurannya.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes

Kompetensi

Dasar Indikator Nomor Soal Tes

Memahami dan menentukan hubungan dua garis, besar dan jenis sudut Menentukan nama sudut dari kedudukan garis (sejajar, berpotongan, berimpit, bersilangan).

Berdasarkan gambar di bawah,

sudut-sudut manakah :

a. Sudut sehadap

b. Sudut dalam bersebrangan

c. Sudut luar bersebrangan

d. Sudut luar sepihak

Menentukan

sudut

pelurus

Perhatikan gambar disamping ini !

Jika , hitunglah

!

a b

d c

e

g h f

P O

R

Q

(57)

Memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan, atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain. Menentukan besar sudut dari kedudukan garis (sejajar, berpotongan, berimpit, bersilangan)

Pada gambar di atas, nilai ,

, , adalah ....

Memahami dan menentukan hubungan dua garis, besar dan jenis sudut Menentukan sudut pelurus

Perhatikan gambar dibawah ini. Jika besar sudut

pelurusnya tentukan besar sudut dan pelurusnya tersebut!

2. Wawancara (interview)

Peneliti melakukan wawancara agar peneliti dapat meggali

informasi yang lebih dalam dari siswa dari cara berfikir dan faktor-faktor

penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal

garis dan sudut. Panduan yang digunakan untuk melakukan wawancara

berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada hasil jawaban siswa,

(58)

41

a. Bagaimana proses yang dilakukan dalam menyelesaikan soal-soal

Garis dan Sudut ? Mengapa anda mengerjakan dengan demikian ?

b. Coba kamu mengerjakan soal ini (jawaban yang salah), kemudian

jelaskan kembali.

c. Apakah menurutmu cara ini sudah benar ?

d. Mengapa bisa mengalami kesalahan itu ?

e. Apa penyebab kesulitan dalam mengerjakan soal ini?

f. Dimana letak kesulitan soal tersebut ?

g. Apakah menurut anda sejauh ini materi garis dan sudut sulit

dipahami ?

G. Validitas

Pada penelitian yang dilaksanakan validitas yang digunakan adalah

vadilitas pakar. Uji validitas pakar digunakan untuk mengurangi kesalahan

yang akan muncul saat membuat soal. Peneliti melakukan validasi ini

kepada dosen pembimbing kemudian kepada guru mata pelajaran kelas

VII A di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Menurut pakar, soal dapat di uji

cobakan ke siswa. Setelah di validasi, soal tersebut dapat digunakan di

kelas VII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta dengan waktu yang

(59)

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis data

Data dianalisis secara kualitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut

(Moeleong, 2006:288-289).

a. Reduksi data

Reduksi data adalah identifikasi bagian terkecil yang ditentukan

dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan

masalah penelitian.

b. Kategorisasi data

Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam

bagian-bagian yang memiliki kesamaan dan setiap kategori diberi

label.

c. Sintensisasi

Mensintesisasi artinya mencari kaitan antara satu kategori dengan

kategori lainnya.

2. Triangulasi data

Dalam penelitian kualitatif kesahihan data dapat diperoleh melalui

triangulasi. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan adalah triangulasi

data. Menurut Moeleong (2006:330) teknik triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Triangulasi dilakukan dengan membandingkan data

(60)

43 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pengambilan Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Maria Immaculata Yogyakarta

kelas VII C Tahun Ajaran 2016/2017 pada bulan Mei 2017 dengan materi

Garis dan Sudut. Siswa yang mengikuti tes diagnostik ada 19 siswa.

Pelaksanaan tes kemampuan spasial dan tes kognitif Garis dan Sudut selama

160 menit yang dilaksanakan selama 2 hari berturut-turut. Berikut ini, rincian

kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian.

Tabel. 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Pengambilan Data

Waktu Kegiatan Pelaksanaan

6 Maret 2017 Uji coba instrumen Kemampuan

Spasial

8 Maret 2017 Uji coba instrumen Kognitif

16-17 Mei 2017 Tes Diagnostik

19-20 Mei 2017 Wawancara 6 siswa kelas VII C

B. Analisis Data Hasil Pekerjaan Siswa

Berikut ini adalah jenis kesalahan dan tipe kesalahan siswa yang

(61)

dalam mengerjakan soal-soal dengan topik Garis dan Sudut. Namun, sebelum

menentukan jenis kesalahan dan tipe kesalahan ada beberapa hal yang harus

dilaksanakan.

1. Mengelompokkan siswa berdasarkan inteligensi siswa sesuai dengan

kemampuan spasial

Pengelompokkan dilakukan untuk mengetahui apakah

peningkatan kemampuan spasial geometri terjadi pada siswa berbeda,

menurut kategori tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah.

Pengelompokkan ini dilakukan menurut kemampuan spasial siswa dari

materi yang didapatkan sewaktu sekolah dasar maupun yang sudah

didapatkan.

Untuk menentukan jumlah siswa anak yang berada pada

masing-masing kelompok siswa, maka digunakan pedoman yang dikemukakan

oleh Arikunto (2007:264) yang menggunakan rentang kelas dan

simpangan baku:

a. Bila rerata nilai tes kemampuan spasial siswa berada pada interval

lebih dari atau sama dengan , maka siswa dikelompokkan

dalam kelompok atas.

b. Bila rerata nilai tes kemampuan spasial siswa berada pada interval

sampai maka siswa dikelompokkan dalam kelompok

(62)

45

c. Bila rerata nilai tes kemampuan spasial siswa berada pada interval

kurang dari atau sama dengan maka siswa dikelompokkan

dalam kelompok bawah.

Langkah-langkah mengelompokkan siswa dalam kemampuan

spasial tinggi, sedang, dan rendah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan semua nilai kemampuan spasial pada hasil akhir.

b. Mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (deviasi standar).

c. Nilai rata-rata siswa dihitung dengan rumus:

Rumus Mean :

Keterangan :

= rata-rata skor siswa = banyaknya siswa

= data ke-i

Untuk simpangan baku dihitung dengan rumus :

d. Menentukan batas kelompok

Secara umum penentuan batas-batas kelompok dapat dilihat dari

(63)

Tabel 4.2

Kriteria Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Nilai

Kemampuan Spasial

Skor (s) Kelompok

Atas

Tengah

Bawah

Keterangan :

= skor siswa

= rata-rata skor siswa

= deviasi standar

a) Kelompok atas adalah siswa yang memiliki skor lebih

dari atau sama dengan skor rata-rata ditambah deviasi

standar ke atas.

b) Kelompok tengah adalah siswa yang memiliki skor

antara skor rata-rata dikurangi deviasi standar dan skor

rata-rata dikurangi deviasi standar dan skor rata-rata

ditambah deviasi standar.

c) Kelompok bawah adalah siswa yang memiliki skor

kurang dari atau sama dengan skor rata-rata dikurangi

(64)

47

6 siswa tersebut akan dianalisis kesalahannya yang terdiri dari 2

siswa yakni laki-laki dan perempuan berkemampuan spasial tinggi, 2

siswa yakni laki-laki dan perempuan berkemampuan spasial sedang, dan

2 siswa yakni laki-laki dan perempuan berkemampuan spasial rendah.

Perhitungan data penentuan subjek penelitian dapat dilihat pada lampiran

B.5 dan 6 siswa tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3

Daftar Nama Subjek Penelitian

No Kode Subjek Keterangan

1 L1 Tinggi

2 P1 Tinggi

3 L2 Sedang

4 P2 Sedang

5 L3 Rendah

6 P3 Rendah

2. Analisis Data Deskriptif Kualitatif

Berikut ini adalah jenis kesalahan dan tipe kesalahan siswa

berdasarkan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah yang ditemukan

pada kelas VII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta dalam

mengerjakan soal-soal dengan topik Garis dan Sudut berdasarkan

(65)

a. Reduksi Data

Reduksi data untuk mengidentifikasi bagian terkecil yang ditemukan

dalam mengerjakan soal tes dengan topik garis dan sudut yang

(66)

49

Tabel 4.4

Hasil Pekerjaan Siswa dalam Mengerjakan Soal Garis Dan Sudut Dengan Kategori Kemampuan Spasial Tinggi

Laki-laki (L1) Perempuan (P1)

No

Soal

Hasil Jawaban Siswa

Jenis Kesalahan dan

Analisis Kesalahan

No.

Soal

Hasil Jawaban Siswa

Jenis Kesalahan dan

Analisis Kesalahan

5 JK : Kesalahan

menggunakan logika

untuk menarik

kesimpulan (K3).

Analisis Kesalahan:

Dalam menemukan

besar sudutnya terlebih

dahulu harus

mengetahui pelurusnya. 1c

dan

1d

JK : Kesalahan definisi

atau teorema (K4).

Analisis Kesalahan:

Siswa salah mengartikan

soal dengan

menggunakan teorema

yang lain untuk

menentukan pasangan

(67)

Siswa menggangap

bahwa pelurusnya

adalah .

pasangan sudut dalam

sepihak.

2b JK: Kesalahan dalam

membuat algoritma

(K6/b) dan kesalahan

definisi atau teorema

(K4)

Analisis Kesalahan:

Siswa menyelesaikan

soal menggunakan

konsep perbandingan

dalam mencari nil

Gambar

Gambar 2.1 sudut berpelurus
Gambar 2.2 sudut berpenyiku
Gambar 2.4 garis sejajar
Gambar 2.5 garis bersilangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa dalam usaha rneningkatkan kelancaran petugas bidang Pemerintahan, Pembangunan dan kemasyarakatan sebagaimana digariskan dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah

- Jumlah dan jenis alat tangkap lemuru tahun 2010 - Hasil tangkapan masing-masing alat tangkap tahun 2010 - Upaya penangkapan (trip) masing-masing alat tangkap untuk

Siswa dengan gaya berpikir eksekutif memenuhi indikator kefasihan yaitu kemampuan siswa dalam menghasilkan jawaban benar lebih dari satu untuk memecahkan masalah,

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual 216,634a. c Bagian efektif dari lindung nilai arus kas

1) Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi membuat juklak dengan mengacu pedoman teknis dari Pusat, yang mengatur teknis pelaksanaan pengadaan dan penyaluran bantuan

Kriteria inklusi untuk sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah telah mengalami DM tipe 2 dengan durasi lebih dari 1 tahun, mendapatkan obat antidiabetes, pasien

Pengelolaan penambangan minyak tradisional Desa Ledok, masyarakat penambang harus memenuhi kewajiban yang ditentukan, yaitu terdaftar sebagai anggota dalam jamsostek, membayar

Masalah lain yang membuat orang asing pusing dalam belajar bahasa Indonesia adalah urusan imbuhan.. Kesaktian imbuhan dalam bahasa Indonesia demikian luar biasa