ABSTRAK
GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik (T.A) 2013/2014. (2) menganalisis profil masing-masing mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014.
Jenis penelitian yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah penelitian metode survei. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 T.A 2013/2014 (kelas A dan B) yang berjumlah 79 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner gaya belajar yang disusun oleh Felder dan Soloman (1994) yang dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan kebutuhan mahasiswa angkatan 2013. Kuesioner tersebut memuat aspek-aspek gaya belajar; active,
reflective, sensing, intuitive, visual, verbal, sequential, dan global. Jumlah item
sebanyak 44 butir. Teknik analisis data yang digunakan berdasarkan penggolongan gaya belajar, balance (seimbang), moderate (sedang), dan strong (kuat).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 89% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar active, 90% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar
sensing, 89% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar visual, dan sebanyak 63%
ABSTRACT
A STUDY ON LEARNING STYLES AMONG
THE GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS BATCH 2013 SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
ACADEMIC YEAR 2013/2014 AND ITS IMPLICATIONS ON THE PROPOSED TOPICS FOR LEARNING GUIDANCE University in Yogyakarta Academic Year 2013/2014. (2) analyze the profile of each student in the Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University batch 2013 Academic Year 2013/2014.
This research method in this research is a survey method. The subjects were 79 students 2013 (class A and B). Data collection tool used was a learning style questionnaire compiled by Felder and Soloman (1994) and modified and translated into Indonesian in accordance with the needs of the students batch 2013. The questionnaire contains aspects of learning styles; active, reflective, sensing, intuitive,
visual, verbal, sequential, and global. The number of items were 44. The data
analysis technique used is based on the classification of learning styles, balance, moderate, and strong.
The results showed that 89% of the subjects had a tendency of active learning style, 90% of subjects had a tendency sensing learning style, 89% of the subjects had a tendency visual learning styles, and 63% of the subjects had a tendency
GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 DAN
IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Yulianto Setiawan NIM: 101114084
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 DAN
IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Yulianto Setiawan NIM: 101114084
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Keluargaku tercinta:
a. Bapak Sugito dan Ibu Yuni Astuti yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat kepada saya
b. Mas Toni Rudianto, Mbak Dwi Rahayu dan Mbak Lita Tri Wahyu Ningsih yang selalu mendoakan dan
memberi semangat kepada saya
3. Teman terdekat saya: Cicilia Indah Nuraeny, Desta Wilan Arum Sari, Elisabeth Frida, dan Albert Arif Priambodo. yang selalu memberikan motivasi dan doa kepada saya, serta
4. Teman-teman BK angkatan 2010 yang selalu memberikan motivasi kepada saya.
“Semoga Allah SWT senantisa membalas semua kebaikan dan
v
Motto
viii
ABSTRAK
GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik (T.A) 2013/2014. (2) menganalisis profil masing-masing mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014.
Jenis penelitian yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah penelitian metode survei. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 T.A 2013/2014 (kelas A dan B) yang berjumlah 79 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner gaya belajar yang disusun oleh Felder dan Soloman (1994) yang dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan kebutuhan mahasiswa angkatan 2013. Kuesioner tersebut memuat aspek-aspek gaya belajar; active,
reflective, sensing, intuitive, visual, verbal, sequential, dan global. Jumlah item
sebanyak 44 butir. Teknik analisis data yang digunakan berdasarkan penggolongan gaya belajar, balance (seimbang), moderate (sedang), dan strong (kuat).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 89% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar active, 90% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar
sensing, 89% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar visual, dan sebanyak 63%
ix
ABSTRACT
A STUDY ON LEARNING STYLES AMONG
THE GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS BATCH 2013 SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
ACADEMIC YEAR 2013/2014 AND ITS IMPLICATIONS ON THE PROPOSED TOPICS FOR LEARNING GUIDANCE
Yulianto Setiawan
Sanata Dharma University Yogyakarta 2015
This study aims to (1) determine the tendency of learning styles among the 2013 students of the Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University in Yogyakarta Academic Year 2013/2014. (2) analyze the profile of each student in the Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University batch 2013 Academic Year 2013/2014.
This research method in this research is a survey method. The subjects were 79 students 2013 (class A and B). Data collection tool used was a learning style questionnaire compiled by Felder and Soloman (1994) and modified and translated into Indonesian in accordance with the needs of the students batch 2013. The questionnaire contains aspects of learning styles; active, reflective, sensing, intuitive,
visual, verbal, sequential, and global. The number of items were 44. The data
analysis technique used is based on the classification of learning styles, balance, moderate, and strong.
The results showed that 89% of the subjects had a tendency of active learning style, 90% of subjects had a tendency sensing learning style, 89% of the subjects had a tendency visual learning styles, and 63% of the subjects had a tendency
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkah dan rahmat Allah SWT atas perlindungan, pendampingan, dan doa dalam persiapan, pelaksanaan serta dalam penyusunan
skripsi. Proses penyelesaian skripsi ini merupakan pengalaman yang sungguh bermakna dan memberikan banyak pembelajaran bagi penulis.
Penulisan skripsi merupakan proses yang panjang, penulis sadar penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati
yang paling dalam kepada:
1. Ibu A. Setyandari S.Pd., S.Psi. Psi, MA., Dosen Pembimbing yang dengan
penuh kesabaran, kesetiaan, motivasi, dan pengertian memberikan petunjuk, tenaga, waktu dan pikiran kepada penulis selama menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
2. Bpk. Gendon Barus M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu kelancaran
dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak-Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal, dukungan, dan
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii
ABSTRAK... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
DAFTAR GRAFIK... xvii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
xiii
4. Faktor-faktor Gaya Belajar... 16
B. Mahasiswa Angkatan 2013 Prodi Bk Usd... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36
1. Hasil Penelitian... 36
2. Pembahasan... 44
BAB V PENUTUP... 49
A. Kesimpulan... 49
B. Saran... 50
DAFTAR PUSTAKA... 52
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Jumlah Mahasiswa Angkatan 2013... ... 35
Tabel 2 : Komponen Gaya Belajar... 27
Tabel 3 : Kisi-kisi Kuesioner Gaya Belajar... 29
Tabel 4 : Kategorisasi Kecenderungan Gaya Belajar... 34
Tabel 5 : Gaya Belajar Mahasiswa Angkatan 2013... 37
Tabel 6 : Profil Masing-masing Gaya Belajar Mahasiswa... 37
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Uji Coba... 54
Lampiran 2 : Lembar Skoring Kuesioner... 59
Lampiran 3 : Tabel Hasil Perhitungan Olah Data... 62
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Persentase Gaya Belajar Mahasiswa Kategori Balance... 41
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.
A.Latar Belakang
Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan. Alsa (Ghufron, 2013:4) berpendapat bahwa belajar adalah tahapan perubahan
perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalman dan interaksi individu dengan lingkungan. Salah satu karakteristik belajar yaitu, sebuah proses
atau aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang yang belajar. Gaya bersifat individual artinya setiap orang mempunyai gaya sendiri-sendiri dan untuk membedakan satu dengan yang lain. Secara universal gaya
belajar mengarah pada antara lain; kepribadian-kepribadian, pilihan-pilihan, dan perilaku-perilaku individu untuk membantu belajar mereka dalam suatu keadaan
yang telah dikondisikan. Kolb (Prashing, 1998) berpendapat bahwa konsep gaya belajar menggambarkan perbedaan individu dalam belajar berdasarkan
preferensinya masing-masing. Individu satu dengan yang lain tidak bisa memaksakan gaya belajar yang sama dengan orang lain, karena belum tentu orang itu mempunyai gaya belajar yang sama dengan kita. Kemampuan seseorang dalam
Perbedaan individu terjadi karena adanya dua faktor yaitu, faktor genetik dan faktor pengaruh lingkungan. Kenyataannya mungkin pada individu satu lebih
dominan pada faktor genetik, sedangkan pada individu satu yang lebih dominan adalah pada faktor lingkungan. Nasution (2008) berpendapat bahwa sebenarnya,
pengajaran yang menghargai keunikan individu seperti yang ada pada gaya belajar bukan sesuatu yang baru. Pendapat yang menyatakan bahwa dengan mengajarkan bahan yang sama, metode yang sama, serta cara penilaian yang sama kepada
semua mahasiswa dianggap akan menghasilkan hasil yang sama pula. Hal ini kurang tepat, karena walaupun mereka diperlakukan sama tetapi harus diingat
bahwa yang melakukan belajar adalah mereka sendiri, sedangkan kepribadian, emosional, abilitas, dan minat mahasiswa itu berbeda. Maka dari itu, pembelajaran
dengan melihat perbedaan masing-masing individu akan lebih optimal sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki individu tersebut tanpa harus dibandingkan dengan individu lainnya.
Pentingnya mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
mengetahui gaya belajarnya sendiri yaitu, supaya mahasiswa mempunyai strategi belajar yang tepat. Hal ini berguna ketika cara mengajar dosen di kelas tidak sesuai dengan gaya belajar mahasiswa. Selain itu, pentingnya mahasiswa mengetahui
dari pengalaman belajar yang tidak tepat, membantu merencanakan tujuan dari belajarnya, serta menganalisis tingkat keberhaslilan sendiri dalam belajar.
Pada dasarnya strategi belajar itu sangat penting untuk mengoptimalkan hasil belajar mahasiswa. Mengetahui gaya belajar sejak awal berada dibangku
perkuliahan itu sangat penting untuk menyesuaikan kondisi belajar, kebiasaan belajar, dan membuat strategi belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya. Mahasiswa yang mempunyai strategi belajar sesuai degan gaya belajarnya sendiri
akan dengan mudah untuk memaksimalkan hasil belajarnya.
Pada waktu SMA/ sederajat biasanya seorang siswa belajar jam
07.00-14.00 kemudian belajar lagi pada malam hari. Di Perguruan Tinggi, mahasiswa tidak mendapatkan jadual yang pasti. Ada kemungkinan kebiasaan belajar pada
waktu SMA/ sederajat terbawa hingga ke Perguruan Tinggi dan sulit menyesuaikan diri dengan situasi belajar yang baru.
Ketika mahasiswa mengetahui gaya belajarnya sendiri, mereka lebih
cenderung untuk mengambil inisiatif, membuat strategi belajar mereka sendiri, dan membuat penyesuaian terhadap cara belajar mereka supaya memudahkan mereka
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka diajukan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Kecenderungan gaya belajar mana yang ada pada mahasiswa angkatan 2013
Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2013/2014?
2. Berdasarkan jawaban terhadap rumusan pertanyaan no 1, seperti apa analisis
profil masing-masing mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2013/ 2014?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Prodi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik (T.A) 2013/ 2014.
F. Manfaaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan
kekayaan pengetahuan konseptual berkaitan dengan gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling
1) Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan dosen untuk meningkatkan tingkat pemahaman mahasiswa dengan cara mengajar
yang sesuai dengan gaya belajar yang dominan pada mahasiswa baru. 2) Mengembangkan cara mengajar yang dapat meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa.
b. Bagi mahasiswa
1) Mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014 membuat strategi belajar
sesuai dengan gaya belajarnya.
prestasi belajar dengan cara memahami dan menerapkan gaya belajarnya sendiri.
3) Mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014 menyadari gaya belajarnya.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Gaya belajar
Gaya belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang
ditempuh masing-masing individu dalam berkonsentrasi, memahami, dan menguasai informasi secara maksimal sesuai dengan gaya belajarnya sendiri.
Ada 8 gaya belajar yaitu: aktif (active), reflektif (reflective), penginderaan (sensing), intuitif (intuitive), penglihatan (visual), kata (verbal), berurutan (sequential), dan meyeluruh (global).
2. Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 tahun akademik 2013/ 2014
Mahasiswa adalah status yang diperoleh seseorang yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dengan tujuan untuk memperoleh
ilmu dan gelar sesuai dengan jurusannya.
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 adalah mereka
3. Bimbingan belajar
Bimbingan belajar adalah bimbingan yang dilakukan oleh ahli dan
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini dipaparkan hakikat gaya belajar, Mahasiswa prodi Bimbingan dan
Konseling Tahun Akademik 2013/2014, dan bimbingan belajar.
A. Hakikat Gaya Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan perilaku seseorang, baik lahiriah maupun batiniah (Masrun, 1972:4). Gage (Ghufron, 2013:6) belajar adalah suatu proses dimana perubahan perilaku
pada organisme terjadi sebagai akibat pengalaman. Ornstein dan Lasley (Ghufron, 2013:6) menjelaskan bahwa bagian utama dari belajar bukan
suatu tindakan yang pasif dari seseorang pembelajar, bukan juga hanya reaksi dari stimulus, dan bukan pula menunggu suatu reward.
Belajar adalah hal yang sangat penting dan pasti terjadi pada semua
orang. Bahkan belajar dimulai sejak berada dalam kandungan. Belajar itu tidak ada batasnya, anak balita diajarkan oleh ibunya untuk berbicara,
2. Aspek-aspek Belajar
Ada tiga aspek belajr menurut Bloom (Ghufron, 2013:5) yaitu:
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif yaitu aspek yang melatih peserta didik sejak dini untuk
mengembangkan potensi berpikir, memahami secara benar, menganalisis secara tepat, dan mengevaluasi berbagai masalah. Potensi kognitif ini adalah
karakteristik dan keistimewaan yang Tuhan berikan kepada manusia.
b. Aspek afektif
Aspek afektif yaitu aspek yang melatih peserta didik sejak dini untuk peka
dengan kondisi lingkungan sekitarnya, sehingga peserta didik dapat memahami etika-etika dan nilai-nilai dalam melakukan hubungan dengan
lingkungan sekitarnya.
c. Aspek psimotorik
Aspek psikomotorik yaitu aspek yang melatih peserta didik sejak dini untuk
mengimplementasikan perubahan-perubahan dalam aspek kognitif dan afektif dalam perilaku konkrit. Aspek psikomotorik ini akan mendorong para
3. Gaya Belajar
Istilah gaya belajar mengacu pada cara dimana individu mampu
berkonsentrasi dan memahami informasi baru dengan baik (Dunn et al, 2009). Kolb (Prashing, 1998) berpendapat bahwa konsep gaya belajar menggambarkan
perbedaan individu dalam belajar berdasarkan preferensinya masing-masing. Individu satu dengan yang lain tidak bisa memaksakan gaya belajar yang sama. Berdasarkan pendapat para ahli, gaya belajar adalah cara yang lebih disukai
dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses, dan mengerti suatu informasi dengan maksimal. Gaya belajar yang ada pada seseorang sangat mempengaruhi
bagaimana orang tersebut menyerap dan memahami suatu informasi dengan maksimal, sehingga hasil atau prestasi belajar yang diperoleh dapat maksimal. Honey dan Mumford (Gufron:145) berpendapat bahwa mengetahui gaya belajar
penting untuk individu karena dapat meningkatkan kesadaran kita tentang aktifitas belajar mana yang cocok dengan gaya belajar kita, membantu
menemukan piihan yang tepat dari sekian banyak aktivitas, menghindarkan diri dari pengalaman belajar yang tidak tepat, serta menganalisa tingkat
keberhasilan seseorang.
Bab ini membahas gaya belajar seperti yang disampaikan oleh Felder and Barbara A. Soloman Learning Style Model (1994). Peneliti menggunakan
mengarah pada satu macam gaya belajar saja, namun dapat diperluas dan lebih
mudah untuk dipahami.
a. Macam-macam gaya belajar menurut model Felder and Barbara A. Soloman
Learning Style Model (1994) yaitu: aktive (aktif), reflektive (reflektif), sensing (Pengindraan), intuitive (intuitif), visual (penglihatan), verbal
(perkataan), sequential (berurutan), global (menyeluruh).
1) Gaya belajar active (aktif)
Gaya belajar aktif yaitu gaya belajar dimana individu memahami informasi dengan melakukan sesuatu yang bersifat aktif, seperti
membahas bersama-sama dan menjelaskan kepada orang lain. Individu dengan gaya belajar aktif juga menyukai belajar secara kelompok untuk mendapatkan informasi sampai ia paham.
Honey dan Mumford (Ghufron, 2013:108) mengatakan seseorang yang mempunyai gaya belajar aktif, mempunyai beberapa kelebihan
antara lain mempunyai pikiran yang terbuka, menyukai hal-hal baru, dan suka berpetualang. Kelemahan gaya belajar aktif antara lain sering mengambil resiko yang tidak penting, mudah bosan, dan lebih senang
2) Gaya belajar reflective (reflektif)
Gaya belajar reflektif yaitu gaya yang individu cenderung diam dan
hanya mendengarkan informasi untuk mencari solusi dan atau memahami informasi. Menyukai belajar secara individual.
Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar reflektif yang kuat, mereka cenderung diam untuk memikirkan solusi dan atau memahaminya.
Mereka yang mempunyai gaya belajar reflektif lebih menyukai belajar sendiri dan belajar di tempat yang sepi tanpa banyak suara. Apabila mahasiswa mengetahui bahwa gaya belajar reflektifnya kuat maka ia
dapat mengambil inisiatif dan membuat strategi belajarnya sendiri sesuai dengan gaya belajarnya.
Honey dan Mumford (Ghufron, 2013:108) mengatakan kelebihan yang dimiliki gaya belajar reflektif adalah memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi sehingga hal tersebut juga berdampak pada
kemampuannya dalam menyimpulkan sesuatu. Selain itu individu dengan gaya belajar reflektif senang mendengarkan orang lain,
kemampuan menjadi pendengar sangat baik. Kekurangan dari gaya belajar reflektif adalah tidak berani mengambil resiko, cenderung lambat dalam mengambil keputusan, dan kurang asertif terhadap apa yang
3) Gaya belajar sensing (penginderaan)
Gaya belajar sensing yaitu gaya yang lebih menonjolkan alat indera.
Individu dengan gaya belajar sensing menilai bahwa apa yang dilihat, dicium, didengar, dan diraba adalah dasar bagi dirinya untuk mencari,
menanggapi atau memahami informasi yang didapatnya. (Zaman dan Abdillah, 2009). Ia lebih tertarik pada hal-hal yang nyata, sehingga ia lebih cermat dalam mengamati informasi dan lebih melihat pada hal-hal
fisik dari pada metafisik.
Individu dengan gaya belajar sensing sangat realistis dan cenerung
tidak imajinatif. Baginya menghayal adalah hal yang berlebihan, sehingga ia bukan individu yang suka merenung, berimajinasi, dan
berefleksi. Ia bekerja dengan hati-hati ketika memulai pelajaran baru.
4) Gaya belajar intuitive (intuitif)
Gaya belajar intuitif yaitu gaya yang cenderung bekerja lebih cepat
dan lebih inovatif. Gaya belajar ini tidak menyukai hafalan. Cenderung ke hal-hal yang bersifat logika dan rumus-rumus (ilmu pasti).
Individu dengan gaya belajar intuitif adalah individu yang imajinatif
menyukai hal-hal yang abstrak, sehingga bisa disebut sebagai penghayal. Ketika di kelas individu dengan gaya belajar intuitif akan
tidak meyukai pengulangan. Materi yang diulang-ulang akan membuat
ia bosan.
5) Gaya belajar visual (penglihatan)
Menurut Astuti (2010), orang yang memiliki gaya belajar ini
memiliki daya melihat (ketajaman indera mata) lebih memudahkan dalam hal belajar, lebih nyaman belajar dengan warna warni, garis dan bentuk, lebih suka membaca dari pada mendengarkan. Individu dengan
gaya belajar visual lebih sering mencatat dengan membuat coretan-coretan atau gambar dibukunya.
Individu dengan gaya belajar visual harus benar-benar berkonsentrasi ke pengajar. Gaya belajar visual lebih memperhatikan mimik pengajar, gerak tubuh, dan penjelasan dalam bentuk gambar,
diagram, video, dan peta.
6) Gaya belajar verbal (perkataan)
Gaya belajar verbal yaitu gaya dimana individu menyukai ceramah dan membaca bacaan tertulis. Gaya belajar verbal yang dimiliki oleh individu akan lebih meangkap apabila pengajar menggunakan metode
ceramah dan membaca. Ada beberapa individu yang tidak menyukai pengajar yang ceramah dan membaca, tetapi individu dengan gaya
berkonsentrasi ketika pengajar menggunakan metode ceramah dan
membaca,
7) Gaya belajar sequential (berurutan)
Gaya belajar sequential yaitu gaya yang menyukai tahapan atau
berurutan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas. Sangat memperhatikan detail dari setiap langkah kerjanya. Individu dengan gaya belajar sequential ketika bekerja akan sangat hati-hati karena
sanagat memperhatikan detail. Ketika mengerjakan banyak tugas ia akan sangat memperhatikan kerapian dan menyelesaikan satu persatu.
8) Gaya belajar global (menyeluruh)
Gaya belajar global yaitu gaya yang bekerja secara acak atau lompat-lompat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas. Melihat
secara meyeluruh atau garis besar dari suatu pekerjaan atau tugas baru kemudian masuk ke inti. Individu dengan gaya belajar ini ketika
mengerjakan banyak tugas akan menlompat-lompat dari satu tugas ke tugas lain/ secara acak baru kemudian tugas-tugas itu terselesaikan
bersama.
b. Delapan gaya belajar ini dikelompokan menjadi empat gaya belajar yaitu;
Active-Revlective, Sensing-Intuitive, Visual-Verbal, dan Sequential-Global.
salah satu gaya belajar, artinya apabila mahasiswa cenderung mempunyai gaya belajar active, maka mahasiswa juga mempunyai gaya belajar reflective
tetapi tidak sebaik atau seoptimal gaya belajar active, begitu juga dengan
Sensing-Intuitive, Visual-Verbal, dan Sequential-Global.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar
Rita Dunn (Deporter, 2010), seorang pelopor dibidang gaya belajar, telah
menemukan banyak variabel yang mempengaruhi gaya belajar seseorang yang mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang menyukai belajar dengan situasi yang terang, sebagian orang menyukai
situasi belajar yang redup. Sebagian orang meyukai belajar individual karena lebih mudah berkonsentrasi dan sebagian orang menyukai belajar kelompok
karena lebih mudah untuk bertukar pendapat.
Menurut Kolb (Ghufron, 2013:101) ada 5 (lima) hal yang mendasari seseorang memilih gaya belajar tertentu yaitu: tipe kepribadian, jurusan yang
dipilih, karier atau profesi yang digeluti, pekerjaaan atau peran yang sedang dilakukan, dan adaptive competencies (kompetensi adaptif). Kolb (Ghufron,
2013) menyatakan bahwa setiap orang memiliki dan mengembangkan gaya belajar tersendiri yang dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman. Pola atau gaya belajar
akan turut mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam meraih prestasi yang
diharapkan.
Kebiasaan belajar adalah perilaku seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang
dilakukannya, (Anurrahman, 2010:185). Menurut (Djaali ,2007:128) kebiasaan belajar merupakan cara atau teknik yang menetap pada individu pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu
untuk menyelasaikan tugas. Jadi, kebiasaan belajar merupakan cara-cara yang paling sering dilakukan atau berulang-ulang oleh individu dalam kegiatan
belajarnya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Orang yang memiliki kebiasaan belajar dapat mulai belajar pada waktu yang direncanakan, dapat belajar sesuai waktu yang direncanakan, dan mendapatkan hasil belajar
maksimal sesuai dengan kemampuan (Hardjana 1994: 98).
B.Mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014
Mahasiswa adalah status yang diperoleh seseorang yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dengan tujuan untuk memperoleh ilmu dan gelar
Program Bimbingan dan Konseling adalah salah satu program studi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Program studi ini merupakan ilmu yang dikembangkan untuk mempersiapkan tenaga kependidikan yang berkonsentrasi pada bidang Bimbingan
dan Konseling. Para lulusan prodi Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat menjadi konselor yang professional di bidangnya.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari sekretariat di Program Studi
Bimbingan dan Konseling diperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut. Mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling tahun
akademik 2013/2014 rata-rata berusia 18-21 tahun. Indeks prestasi komulatif sementara yang diperoleh mahasiswa sebanyak 51 orang (67%) mencapai > 3,00
dan sebanyak 25 orang (33%) mencapai 2,70-2,90. Mahasiswa angkatan 2013 datang dari berbagai daerah di Indonesia antara lain dari pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Yogyakarta, Sulawesi, Papua, dan Nusa Tengara. Mereka
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, yang pasti mereka membutuhkan penyesuaian cara belajar melalui gaya belajar mereka. Cara belajar di SMA dan
diperkuliahan pastinya berbeda, hal inilah yang membuat mahasiswa angkatan 2013 yang tergolong mahasiswa baru terkadang sulit untuk menyesuaikan belajar. Mahasiswa angkatan 2013 diberikan informasi, cara, dan strategi gaya belajarnya
sendiri supaya mereka dapat mengenal gaya belajarnya dan belajar dengan mkasimal sesuai dengan gaya belajarnya sendiri, sehingga mereka dapat
C. Bimbingan Belajar
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah belajar/akademik (Yusuf dan Nurihsan, 2008:10). Selain itu, menurut Winkel dan Hastuti (2007:115) bimbingan belajar/akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih
program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.
Adapun yang tergolong dalam masalah-masalah belajar/akademik yaitu: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar,
penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Jadi, bimbingan belajar/ akademik merupakan suatu usaha untuk
membantu perkembangan belajar individu secara optimal. Dengan demikian, melalui bimbingan belajar memungkinkan individu untuk memahami dan
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Untuk membangun kebiasaan belajar yang baik, diperlukan pemeliharaan dan pengembangan. Misalnya, bimbingan belajar untuk membantu individu dalam upaya atau cara
belajar, mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program pendidikan, dan lain sebagainya.
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar yang efektif akan sangat membantu individu dalam hal perkembangan belajar serta kemampuan untuk menentukan keputusan dan
masalah pribadinya. Adapun tujuan bimbingan belajar/akademik Yusuf dan Nurihsan (2008:15), yaitu:
a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
b. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
d. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
Tujuan bimbingan belajar menurut Tohirin (2007) secara umum adalah
membantu individu agar mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat perkembangan belajar siswa. Siswa yang terhambat
perkembangannya atau terganggu akan berpengaruh terhadap perkemangan atau kemampuan belajarnya. Secara lebih khusus Tohirin (2007) mengatakan bahwa tujuan bimbingan belajar adalah agar individu mampu
menghadapi dan memecahkan masalah-maslah belajar.
3. Prinsip-prinsip Bimbingan Belajar
Menurut Sukmadinata (2005:117), dalam suatu bimbingan di bidang belajar
akademik hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa, yang pandai, cukup,
ataupun kurang membutuhkan bimbingan dari guru, sebab secara potensial
semua siswa bisa mempunyai masalah. Masalah yang dihadapi oleh siswa pandai berbeda dengan siswa yang cukup dan juga kurang.
b. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan tersebut
c. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Terdapat keterkaitan
hendaknya disesuaikan dengan jenis masalah serta tingkat kerumitan masalah.
d. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi. Karena perbedaan individual siswa, perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang
dihadapi siswa, perbedaan individual guru serta kondisi sesaat.
e. Dalam memberikan bimbingan hendaknya guru bekerja sama dengan staf sekolah yang lain. Bimbingan belajar merupakan tanggung jawab semua
guru dan staf di sekolah. Agar bimbingan berjalan efisien dan efektif diperlukan kerja sama yang harmonis antara semua staf sekolah dalam
membantu mengatasi kesulitan siswa.
f. Orang tua dalam pembimbing belajar di rumah. Penanggung jawab utama
siswa adalah orang tuanya. Orang tua dituntut untuk memberikan bimbingan belajar di rumah agar ada keserasian antara bimbingan yang diberikan guru di sekolah dengan orang tua di rumah maka diperlukan
kerjasama antara kedua belah pihak.
g. Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di kelas, di laboratorium dan sebagainya, ataupun dalam situasi-situasi khusus
4. Fungsi bimbingan menurut Hamalik (2007) yaitu:
a. Membantu individu untuk memperoleh gambaran yang objektif dan jelas
tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat menghindari diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Membantu individu untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuannya dan untuk membantu individu untuk menentukan cara yang efektif dan efisien dalam
menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang diharapkan.
c. Membantu individu untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan-kecenderungan dalam
lapangan pekerjaan agar ia dapat melakukan pilihan yang tepat diantara lapangan pekerjaan tersebut. Di samping itu membantu individu untuk mendapatkan kemajuan yang memuaskan dalam pekerjaannya sambil
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab ini berisi paparan mengenai rencana yang akan dilaksanakan pada penelitian ini. Metodologi penelitian meliputi : jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, waktu dan tempat penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, langkah/tahap penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data dan indikator keberhasilan.
A. Jenis Penelitian
penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif jenis eks pos fakto
dengan metode survei. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan atau memaparkan suatu keadaan yang aktual. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
atau memaparkan gaya belajar mahasiswa baru prodi BK tahun akademik
2013/2014.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2013 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa angkatan 2013 tahun akademik 2013/2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terdiri dari 2 kelas yaitu kelas
A dan B.
Tabel 1
Populasi Penelitian Mahasiswa Baru Prodi BK
Mahasiswa Baru Tahun
Akademik 2013/ 2014 Jumlah
Kelas A 40 orang
Kelas B 39 orang
Total Keseluruhan 79 orang
C. Instrumen Penelitian 1. Alat Pengumpul Data
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugyono 2010:199). Kuesioner gaya belajar menggunakan kuesioner yang disusun oleh Felder and Barbara A. Solomon (1994). Kuesioner ini memuat
aspek-aspek yang berkaitan dengan gaya belajar, yaitu gaya belajar aktif (active), gaya belajar reflektif (reflective), gaya belajar penginderaan (sensing), gaya belajar intuitif (intuitive), gaya belajar penglihatan (visual),
gaya belajar kata (verbal), gaya belajar urutan (sequential), dan gaya belajar menyeluruh (global).
Instrumen penelitian ini memuat butir-butir pernyataan dan setiap jawaban benar, pilihlah satu jawaban yang paling dominan bagi mahasiswa.
Tidak ada item negatif (unfavorable item) karena pada penelitian ini bukan menyatakan setuju atau tidak setuju, tetapi memilih jawaban yang paling mendominasi dalam kehidupan mahasiswa. Total skor responden adalah hasil
penjumlahan skor dari seluruh item yang tersedia dan dijadikan sebagai data olahan untuk kepentingan analisis penelitian ini.
Kuesioner ini sudah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dan dimodifikasi sehingga memudahkan mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun akademik
2. Komponen Gaya Belajar Felder dan Soloman Index Learning Styles
Peneliti melakukan adaptasi skala penelitian dari Felder and Barbara A. Solomon (1994) untuk kuesioner gaya belajar. Adaptasi dilakukan dengan
membahasakan kembali ke bahasa Indonesia lalu diuji cobakan pada mahasiswa angkatan 2012. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui item-item mana yang sudah jelas dan yang tidak dimengerti oleh mahasiswa
sehingga dapat diperbaiki dan digunakan untuk penelitian. Komponen gaya belajar Felder dan Soloman Index Learning Styles dapat dilihat pada tabel 2
Tabel. 2
Komponen Gaya Belajar Felder dan Soloman Index Learning Styles
No Type Item Total
1 Active-Reflective 1,5,9,13,17,21,25,29,33,37,41 11 2 Sensing-Intuitive 2,6,10,14,18,23,26,30,34,38,32 11 3 Visual-Verbal 3,7,11,15,19,24,27,31,35,39,43 11 4 Sequential-Global 4,8,12,16,20,25,28,32,36,40,44 11
Total Item 44
terdiri dari 11 item pernyataan, Sequential-Global terdiri dari 11 item
pernyataan. Jumlah keseluruhan item pertanyan adalah 44 item.
2. Penentuan Skor
Penentuan skor untuk setiap jawaban dari masing-masing item pernyataan
yaitu:
Pertanyaan ini bersifat pilihan tidakada jawaban yang benar atau salah, diisi sesuai dengan keadaan masing-masing. Item yang dipilih
Tabel. 3
Kisi-kisi Kuesioner Gaya Belajar Felder and Barbara A. Soloman
INDIKATOR ITEM NO ITEM JUM
LAH
1. Aktif (active):
1. Kerja kelompok.
2. Menjelaskan kepada orang lain. 3. Diskusi.
2. Diam dan hanya mendengarkan informasi untuk mencari solusi dan atau memahami informasi.
1. Menyukai hal-hal yang bersifat fakta. 2. Lebih praktis dan berhati-hati dalam
bekerja.
1. Mengingat dengan baik dari apa yang dilihat.
2. Menyukai materi yang dijelaskan dengan banyak gambar, diagram, dan peta.
3a, 7a, 11a, 15a,
1. Mengingat dengan baik dari apa yang didengar.
2. Menyukai ceramah dan membaca bacaan tertulis.
1. Menyukai tahapan atau berurutan. 2. Bekerja secara berurutan dan bertahap
untuk menyelesaikan suatu tugas.
1. Melihat secara meyeluruh atau garis besarnya dulu baru kemudian masuk ke detail.
D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas berasal dari kata (validity) merupakan ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian atau data yang komprehensif dan relevan dengan
tujuan penelitian (Azwar, 2009:106). Menurut Sugiono (2010:172) bahwa validitas merupakan ketepatan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Mengetahui validitas isi dari
kuesioner ini, maka item-item kuesioner ini terlebih dahulu dikonsultasikan dengan ahli (expert judgement). Konsultasi dengan ahli dilakukan dengan
tujuan apakah kuesioner sesuai dengan kebutuhan mahasiswa angkatan 2013. Ahli yang memeriksa isi dari kuesioner ini adalah dosen pembimbing.
Suatu skala atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila instrument tersebut menjalankan fungsi ukurannya atau memberikan hasil yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran yakni ketepatan pada validitas suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya
(Azwar 2009:4). Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995:209). Reliabilitas sama dengan konsistensi atau kaejekan (Sukardi, 2008:127). Tingkat reliabitas instrument dapat diungkapkan dengan koefisien alpha. Reliabilitas sebenarnya mengacu
kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar 2007:83). Instrumen yang reliabilitas berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama (konsisten) (Sugiyono 2011:175).
Kuesioner gaya belajar atau Index Learning Styles yang diukur oleh Felder dan Soloman memiliki skor reliabilitas antara 0,56−0,77 (Litzinger,
2005)
E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan
a. Mempelajari buku-buku tentang gaya belajar untuk mendapatkan informasi.
1) Menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian, yaitu deskripsi gaya belajar mahasiswa baru program studi Bimbingan dan Konseling
tahun akademik 2013/2014.
2) Menjabarkan variabel ke dalam aspek-aspek dan
indikator-indikatornya.
3) Menyusun item-item pernyataan sesuai dengan aspek dan indikator yang sudah dibuat.
4) Melakukan expert judgement dan mengkonsultasikan alat penelitian (kuesioner) kepada ahli-ahli seperti dosen dll.
5) Melakukan uji coba kepada mahasiswa prodi BK USD tahun akademik 2012/ 2013.
2. Tahap Penelitian
Kuesioner yang telah diuji cobakan dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian tim payung Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Pengumpulan data pnelitian dilakukan pada mahasiswa baru program studi Bimbingan dan Konseling tahun akademik 2013/2014.
Peneliti masuk ke ruang kelas dengan didampingi Dosen Pembimbing. Peneliti memperkenalkan diri dan memberikan penjelasan umum tentang maksud dan tujuan penelitian ini. Peneliti membagikan lembar kuesioner dan
dipahami. Kuesioner penelitian terdapt pada lampiran 1 dan data penelitian
dapat dilihat pada lampiran 4.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun akademik
2013/2014 pada tanggal 9 Desember 2013. Tempat penelitian ini di ruang kelas Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
F. Analisis Data
Sugiono (2011:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Jadi,
analisis data merupakan pengolahan hasil suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh kesimpulan.
Kategorisasi gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 tahun akademik
Tabel 4
Kategorisasi Keecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun
Akademik 2013/2014
Koefisien Korelasi Kategori
9-11 Strong (Kuat)
5-7 Moderate (Menengah)
1-3 Balance (Seimbang)
Pada tabel 4 koefisien korelasi menunjukan nilai yang akan menentukan
kategori gaya belajar. Semakin tinggi nilai maka semakin kuat kategori atau kecenderungan gaya belajar.
Nilai 9-11 masuk dalam kategori gaya belajar kuat, artinya mahasiswa
mempunyai kecenderungan yang kuat pada salah satu gaya belajar dan lemah pada gaya belajar satunya. Nilai 5-7 masuk dalam kategori menengah, artinya
mahasiswa mempunyai kecenderungan yang sedang pada salah satu gaya belajar dan kurang kuat pada gaya belajar satunya. Nilai 1-3 masuk dalam kategori seimbang, artinya mahasiswa mempunyai gaya belajar yang seimbang pada kedua
gaya belajar namun lebih cenderung pada gaya belajar yang mendapat nilai 1-3.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data, yaitu:
1. Menentukan skor dari setiap alternatif jawaban dengan menggunakan lembar
2. Jawaban nomor 1 sampai nomor 44 diisi pada lebar skoring sesuai dengan urutan nomor yang tersedia pada lampiran 2.
3. Jumlahkan dengan cara menghitung dari atas ke bawah.
4. Menghitung skor masing-masing responden dengan menggunakan lemabr
sekoring yang tersedia.
5. Menghitung hasil dari penjumlahan dengan cara mengurangi. (misalnya: jawaban a=7, b=4, maka hasilnya 3a. jika jawaban a=2, b=9, maka hasilnya
7b).
6. Mengkategorisasikan gaya belajar sesuai dengan sekoring.
7. Masukan hasil skoring pada lembar penilaian indeks gaya belajar dengan cara melingkari sesuai dengan hasil penjumlahan sebelumnya.
8. Masukan ke tabel akhir penilaian gaya belajar secara berurutan dari atas kebawah sesuai dengan kategori dan tipe gaya belajar.
9. Jumlahkan kebawah berdasarkan kategori masing-masing.
10.Hitung dalam bentuk persen dengan cara
Skor
Gaya belajar
X 100%
36 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan hasil penelitian mengenai “Gaya Belajar Mahasiswa
angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Prodi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ”
A. Hasil Penelitian
1. Gaya Belajar Mahasiswa Angkatan 2013 Prodi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar yang
doninan pada mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan
menyusun topik-topik bimbingan belajar bagi mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Prodi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan
Tabel 5
Gaya Belajar Mahasiswa Angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014
Balanced (Seimbang)
Moderate (Menengah)
Strong (Kuat)
Active 29 (40%) 28 (38%) 8 (11%)
Reflective 6 (8%) 2 (3%) 0 (0%)
Sensing 32 (44%) 28 (38%) 6 (8%)
Intuitive 4 (5%) 2 (3%) 1 (1%)
Visual 13 (18%) 28 (38%) 24 (33%)
Verbal 7 (10%) 1 (1%) 0 (0%)
Sequential 31 (42%) 13 (18%) 2 (3%)
Global 20 (27%) 7 (10%) 0 (0%)
Dari tabel 5 terlihat bahwa:
a. Mahasiswa menunjukan kecenderungan gaya belajar aktif dari pada reflekif. Berdasarkan gaya belajar aktif Ada 29 mahasiswa (40%) yang berkategori
balance, ada 28 mahasiswa (38%) yang berkategori moderate, dan ada 8 mahasiswa (11%) yang berkategori kuat.
b. Mahasiswa menunjukan kecenderungan gaya belajar sensing dari pada
berkategori balance, ada 28 mahasiswa (38%) yang berkategori moderate, dan ada 6 mahasiswa (8%) yang berkategori kuat.
c. Mahasiswa menunjukan kecenderungan gaya belajar visual dari pada verbal. Berdasarkan gaya belajar visual Ada 13 mahasiswa (18%) yang berkategori
balance, ada 28 mahasiswa (38%) yang berkategori moderate, dan ada 24 mahasiswa (33%) yang berkategori kuat.
d. Mahasiswa menunjukan kecenderungan gaya belajar sequential dari pada
global. Berdasarkan gaya belajar sequential Ada 31 mahasiswa (42%) yang berkategori balance, ada 13 mahasiswa (18%) yang berkategori moderate, dan
Tabel 6
Profil Masing-masing Gaya Belajar Mahasiswa Angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun
Grafik 1 menunjukan presentase kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang berada pada kategori balance. Dari grafik tersebut tampak bahwa, dalam kategori
balance (seimbang) cukup banyak mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya
belajar active (40%), sensing (44%), visual (18%), dan sequential (42%).
Balance
AKTIFREFLEKTIFSENSING
INTUITIVE
VISUAL
VERBAL
SEQ
GLOBAL
40% 8% 44% 5% 18% 10% 42% 27%
Grafik 2 menunjukan presentase kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang berada pada kategori moderate. Dari grafik tersebut tampak bahwa, dalam kategori
moderate (menengah) cukup banyak mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya
belajar active (38%), sensing (38%), visual (38%), dan sequential (18%).
Moderate
AKTIF
REFLEKTIF
SENSING
INTUITIVE
VISUAL
VERBAL
SEQ
GLOBAL
38% 3% 38% 3% 38% 1% 18% 10%
Grafik 2
Grafik 3 menunjukan presentase kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang
berada pada kategori strong. Dari grafik tersebut tampak bahwa, dalam kategori
strong (kuat) cukup banyak mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar active (11%), sensing (8%), visual (33%), dan sequential (3%).
Strong
AKTIFREFLEKTIF
SENSING
INTUITIVE
VISUAL
VERBAL
SEQ
GLOBAL
11% 0% 8% 1% 33% 0% 3% 0%
Grafik 3
B. Pembahasan
1. Gaya belajar mahasiswa
Hasil penelitian menunjukan bahwa 89% mahasiswa angkatan 2013
T.A 2013/2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki kecenderungan gaya belajar aktif (active), 90%
mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar penginderaan (sensing), 89% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar penglihatan (visual), 63% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar berurutan (sequential).
Berdasarkan persentase di atas, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai gaya belajar aktif dari pada gaya belajar
reflektif. Felder, (1994) Adanya persentasi dan tugas kelompok membuat mahasiswa angkatan 2013 lebih cepat menyerap materi dari pada mahasiswa
angkatan 2013 hanya diberikan tugas individu dan tugas tidak untuk dipersentasikan. Mahasiswa agkatan 2013 akan menyukai pembelajaran yang
variatif sehingga mahasiswa tidak bosan. Hal ini sesuai dengan persentase gaya belajar tertinggi, yaitu gaya belajar aktif (active) yang menyebutkan bahwa mahasiswa menyukai bekerja kelompok, menjelaskan sesuatu kepada
Dari tabel 5, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung
mempunyai gaya belajar sensing dari pada gaya belajar intuitif. Felder, (1994) Mahasiswa angkatan 2013 lebih meyukai materi-materi yang melibatkan
indera. Materi praktikum akan sangat disukai oleh mahasiswa angkatan 2013. Mahasiswa kurang menangkap apabila diberikan materi dalam bentuk gambaran, baginya berimajinasi adalah hal yang tidak disukai. Jadi mahasiswa
angkatan 2013 akan lebih mudah meyerap materi melalui praktik dan pengamatan langsung.
Dari prosentase di atas, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai gaya belajar visual dari pada verbal. Felder, (1994)
Mahasiswa angkatan 2013 dengan gaya belajar visual akan lebih mudah memahami dan meyerap materi melalui materi dalam bentuk gambar,
diagram, peta, coretan, video, dan melalui power point. Mahasiswa angkatan 2013 akan mengalami kesulitan atau lambat dalam meyerap materi yang diberikan dengan cara caramah. Ceramah adalah hal yang membosankan dan
tidak diminati oleh mahasiswa angkatan 2013.
Dari prosentase pada tabel 5, mahasiswa angkatan 2013 Tahun
Felder, (1994) Mahasiswa angkatan 2013 dengan gaya belajar sequential menyukai materi yang diberikan secara bertahap atau berurutan. Materi yang
disampaikan dalam bentuk acak akan sulit dipahami dan akan membuat mahasiswa angkatan 2013 sulit meyerap materi yang disampaikan.
Mahasiswa angkatan 2013 ketika mengerjakan banyak tugas akan memperhatikan detail, kerapian, dan mengerjakan tugas secara berurutan dari
satu tugas ke tugas lain.
Salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya gaya belajar adalah habit/ kebiasaan belajar. Berdasarkan pada hasil penelitian (Carlina,
2014) diperoleh data bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/2014 memiliki
kategori kebiasaan belajar sedang dan tinggi.
Kategorisasi kebiasaan belajar mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun
Akademik 2013/2014 secara keseluruhan tergolong sedang dan tinggi. Hal ini juga terlihat dari prestasi akademik dalam indeks prestasi kumulatif sementara yang tinggi. Jadi kecenderungan gaya belajar mahasiswa angkatan
2013 terbentuk karena kebiasaan belajar mereka yang sedang dan tinggi.
Jadi kebiasaan belajar mahsiswa Program Studi Bimbingan dan
diukur dengan Index Learning Styles menurut Felder dan Soloman menunjukan bahwa mahasiswa cenderung memiliki gaya belajar aktif (active)
dari pada reflektif (reflective), penginderaan (sensing) dari pada intuitif (intuitive), penglihatan (visual) dari pada kata (verbal), dan berurutan
(sequential) dari pada menyeluruh (global).
C. Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar
Usulan topik-topik bimbingan belajar disusun bedasarkan pengertian
bimbingan belajar yang menyebutkan bimbingan belajar merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu menghadapi dan menyelesaikan
Tabel 7
Usulan Topik-topik Bimbingan Untuk Mengembangkan Gaya Belajar Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/ 2014
Aspek Topik
Kegiatan Waktu Media
49 BAB V PENUTUP
Bab ini menyajikan tentang kesimpulan dan saran untuk berbagai pihak. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil penelitian, sedangkan bagian saran
memuat saran-saran untuk pihak Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan peneliti lain.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis menyimpukan bahwa:
1. Gaya belajar mahasiswa mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik
2013/2014 memiliki kecenderungan gaya belajar aktif dari pada reflektif,
sensing dari pada intuitif, visual dari pada verbal, dan sequential dari pada global.
2. Topik-topik bimbingan yang diusulkan adalah memahami gaya belajar dan strategi belajar.
B. Saran-saran
Berikut ini dikemukakan saran untuk berbagai pihak yang berkaitan.
Dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta supaya memperhatikan gaya belajar mahasiswanya dan
memberikan dukungan melalui cara mengajar yang dapat memaksimakan gaya belajar mahasiswa sehingga, apa yang disampaikan dapat terserap
maksimal oleh mahasiswa dan dapat membantu memaksimalkan hasil belajarnya.
Pihak program studi sebaiknya memberikan dukungan baik melaui
cara mengajar dan kegiatan-kegiatan belajar yang dapat memaksimalkan gaya belajar mereka. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dosen
untuk meningkatkan tingkat pemahaman mahasiswa dengan cara mengajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dominan pada mahasiswa angkatan
2013.
2. Bagi Mahasiswa angkatan 2013 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
a. Meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang kecenderungan gaya belajar yang dimiliki.
4. Bagi Peneliti lain
Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang sejenis, supaya
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rieneka Cipta.
Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabert.
Astuti Endang Sri. 2010. Bahan Dasar Pelayanan Konseling pada Satuan
Pendidikan Menengah (Jilid I). Jakarta: Grasindo.
Azwar, Saifuddin. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Deporter, Bobbi & Mike Hernacki. 2010. Quantum Learing: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Djaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ghufron, M. Nur. Risnawita, S, Rini. 2013. Gaya Belajar Kajian Teoritk. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Hamalik, Oemar. 2007. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Harjana, Agus. 1994. Kiat Sukses Studi Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. Litzinger, T.A., Lee, S.H., Wise, J.C., Felder, R.M. 2005. A Study of the Reliability
and Validity of the Felder-Soloman Index Learning Style. America:
Exposition. Diunduh dari www.4ncsu,edu/unity/lockers/user/f/felder.
Lucy & Ade Julius Rizky. 2012. Dahsyatnya Brain Smart Teaching. Jakarta: Penerbit Plus.
Masidjo, I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Masrun dan Martianah, S.M. 1972. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Nasution, 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Richard M. Felder and Barbara A. Soloman, 1994, Index Of Learning Styles, North Carolina State University. Diunduh dari
http://www.ncsu.edu/felder-public/ILSpage.html.
Sugyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D Bandung: Alfabeta.
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Tindakan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. 2008. Teori Kepribdaian. Bandung: Rosdakarya.
Zaman, S. Dan Abdillah, S.A. 2009. MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) cara
1 1. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini bukan merupakan suatu
tes akademik dan tidak akan mempengaruhi nilai mata kuliah Anda.
2. Isilah dengan jujur dan teliti sesuai dengan keadaan dirimu masing-masing. Tidak ada jaw aban yang benar atau salah.
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah setiap pernyataan dalam kuesioner ini dengan teliti.
2. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang menurutmu paling tepat menggambarkan dirimu.
3. Pilihlah salah satu jawaban untuk setiap pernyataan. Jika kedua pilihan jawaban tampaknya sesuai dengan keadaanmu, pilihlah salah satu yang paling sering terjadi.
4. Pastikan bahwa tidak ada pernyataan yang terlewatkan untuk dipilih.
1 . Saya mengerti sesuatu lebih baik setelah saya...
a) mencobanya.
b) memikirkannya sampai tuntas.
2 . Saya cenderung dipandang sebagai orang yang...
a) realistis.
b) kreatif.
3 . Ketika saya mengingat apa yang saya kerjakan kemarin saya cenderung
mengingatnya dalam bentuk...
a) gambar.
b) kata-kata.
4 . Saya cenderung untuk...
a) memahami detail tapi kurang memahami keseluruhan.
b) memahami keseluruhan, tetapi kurang memahami detail.
5 . Ketika saya belajar sesuatu hal yang baru, saya merasa terbantu ketika
saya...
a) berbicara tentang hal itu.
b) berpikir tentang hal ini.
6 . Jika saya menjadi seorang guru, saya lebih suka mengajarkan mata
pelajaran...
a) yang berhubungan dengan fakta dan situasi kehidupan nyata.
b) yang berhubungan dengan ide-ide dan teori.
7 . Saya lebih suka mendapatkan informasi baru dalam bentuk...
a) gambar, diagram , grafik, atau peta.
b) petunjuk tertulis atau informasi berupa kalimat.
8 . Menurut saya...
a) sekali saya memahami bagian-bagian/ detail dari suatu hal, maka saya
dapat memahami keseluruhan.
b) sekali saya memahami keseluruhan, maka saya dapat memahami