• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas penggunaan media permainan kartu remi untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi studi eksperimen pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Se

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas penggunaan media permainan kartu remi untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi studi eksperimen pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Se"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 3

C. Rumusan Salah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran ... 4

B. Fungsi Media Pembelajaran ... 5

C. Peran Media Pembelajaran ... 6

D. Pengelompokan Media Pembelajaran ... 7

E. Penggunaan Media dalam Pembelajaran ... 11

F. Media Kartu Remi ... 12

(13)

xiii

H. Prestasi Belajar ... 18

I. Studi Eksperimen ... 20

J. Kerangka Berpikir ... 22

K. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Sunjek dan Objek Penelitian ... 25

D. Populasi dan Sampel ... 25

E. Pengukuran Variabel Motivasi Belajar ... 26

F. Uji Instrumen Penelitian ... 26

G. Teknik Pengumpulan Data ... 29

H. Instrumen Penelitian ... 29

I. Prosedur Penelitian ... 32

J. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 36

B. Analisis Komparasi Variabel Motivasi Belajar ... 42

C. Analisis Komparasi Variabel Prestasi Belajar... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Keterbatasan ... 67

C. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Skor Skala Likert dalam Kuesioner ... 26

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Item Variabel Motivasi Belajar ... 27

Tabel 3.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar ... 29

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar ... 30

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Variabel Prestasi Belajar ... 31

Tabel 3.6 Penentuan Skor Pilihan Ganda ... 32

Tabel 4.1 Selish Skor Variabel Motivasi Belajar Kelas Kontrol ... 37

Tabel 4.2 Selisih Skor Variabel Motivasi Belajar Kelas Eksperimen ... 38

Tabel 4.3 Selisih Skor Variabel Prestasi Belajar Kelas Kontrol ... 39

Tabel 4.4 Selisih Skor Variabel Prestasi Belajar Kelas Eksperimen ... 40

Tabel 4.5 Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 42

Tabel 4.6 Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 43

Tabel 4.7 Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ... 44

Tabel 4.8 Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ... 45

Tabel 4.9 Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen ... 46

Tabel 4.10 Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen ... 47

Tabel 4.11 Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 48

(15)

xv

Tabel 4.13 Pengujian Normalitas Data Selisih (Gain) Motivasi Belajar Antara

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 50 Tabel 4.14 Hasil Uji t Selisih (Gain) Data Motivasi Belajar Antara Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51 Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Uji t untuk Variabel Motivasi Belajar ... 52 Tabel 4.16 Pengujian Normalitas Data Prestasi Belajar Sebelum Perlakuan pada

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 53 Tabel 4.17 Hasil Uji t Data Prestasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 54 Tabel 4.18 Pengujian Normalitas Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah

Perlakuan pada Kelas Kontrol ... 55 Tabel 4.19 Hasil Uji t Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan

pada Kelas Kontrol ... 56 Tabel 4.20 Pengujian Normalitas Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah

Perlakuan pada Kelas Eksperimen ... 57 Tabel 4.21 Hasil Uji t Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan

pada Kelas Eksperimen ... 58 Tabel 4.22 Pengujian Normalitas Data Prestasi Belajar Sesudah Perlakuan pada

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 59 Tabel 4.23 Hasil Uji t Data Prestasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 60 Tabel 4.24 Pengujian Normalitas Data Selisih (Gain) Prestasi Belajar Antara

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 61 Tabel 4.25 Hasil Uji t Selisih (Gain) Data Prestasi Belajar Antara Kelas Kontrol

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ...71

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...75

Lampiran 3 Materi Harga Pasar ...79

Lampiran 4 Mekanisme Permainan Kartu Remi ...89

Lampiran 5 Kuesioner Motivasi Siswa Terhadap Pembelajaran ...92

Lampiran 6 Soal Pretest Harga Pasar ...94

Lampiran 7 Soal Harga Pasar (Kelas Kontrol) ...98

Lampiran 8 Soal Permainan Kartu Remi (Kelas Eksperimen) ...99

Lampiran 9 Soal Posttest Harga Pasar ...106

Lampiran 10 Uji Validitas Reliabilitas Kuesioner ...110

Lampiran 11 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...113

Lampiran 12 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ...114

Lampiran 13 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen ...115

Lampiran 14 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...116

Lampiran 15 Uji Normalitas Data Selisih (Gain) Motivasi Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...117

Lampiran 16 Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...118

Lampiran 17 Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ...119

(17)

xvii

Lampiran 19 Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Sesudah Perlakuan pada

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...121

Lampiran 20 Uji Normalitas Data Selisih (Gain) Prestasi Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...122

Lampiran 21 Uji Independent Samples t Test Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...123

Lampiran 22 Uji t Paired Samples t Test Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ...124

Lampiran 23 Uji t Paired Samplest t Test Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen ...125

Lampiran 24 Uji t Independent Samples t Test Data Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..126

Lampiran 25 Uji Independent Samples t Test Selisih (Gain) Data Motivasi Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...127

Lampiran 26 Uji Independent Samples t Test Data Prestasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...128

Lampiran 27 Uji t Paired Samples t Test Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ...129

Lampiran 28 Uji Paired Samples T Test Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Ekperimen ...130

Lampiran 29 Uji Mann-Whitney Data Prestasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...131

Lampiran 30 Uji Independent Samples t Test Selisih (Gain) Data Prestasi Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...132

Lampiran 31 Data Motivasi Belajar Awal Kelas Kontrol ...133

Lampiran 32 Data Motivasi Belajar Awal Kelas Eksperimen ...134

(18)

xviii

Lampiran 34 Data Motivasi Belajar Akhir Kelas Eksperimen ...136

Lampiran 35 Data Prestasi Belajar Awal Kelas Kontrol ...137

Lampiran 36 Data Prestasi Belajar Awal Kelas Eksperimen ...138

Lampiran 37 Data Prestasi Belajar Akhir Kelas Kontrol ...139

Lampiran 38 Data Prestasi Belajar Akhir Kelas Eksperimen ...140

Lampiran 39 Surat Ijin Dari Kampus untuk Gubernur ...141

Lampiran 40 Surat Ijin Dari Sekretaris Daerah...142

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan

informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi

informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber

informasi, media sebagai sarana penyediaan ide, gagasan dan materi.

Media pembelajaran sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran,

dengan menggunakan media pembelajaran dapat membangkitkan minat

dan semangat peserta didik. Selain dapat membangkitkan minat dan

semangat peserta didik, media pembelajaran juga dapat meningkatkan

keefektifan dalam proses pembelajaran serta pesan dalam pembelajaran.

Perlu diketahui bahwa media pembelajaran sangat membantu aktivitas

proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama

membantu peningkatan prestasi belajar siswa. Namun, pada kenyataannya

banyak guru yang kurang memanfaatkan media pembelajaran, guru masih

sering menggunakan metode ceramah monoton.

Dalam pembelajaran seorang guru yang harus merencanakan

pembelajaran, melaksanakan, dan melakukan evaluasi hasil belajar. Guru

tidaklah sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi ia pun harus mampu

merencanakan dan menciptakan sumber-sumber belajar lainnya sehingga

(20)

Sejalan dengan perkembangan zaman, telah banyak jenis media

pembelajaran yang berkembang, namun perlu berhati-hati dalam

pemilihannya, karena penggunaan media pembelajaran menuntut

kemahiran tertentu dan tidak semua media pembelajaran menjamin

keberhasilan suatu proses pembelajaran. Jenis-jenis media pembelajaran

yang sering digunakan seperti media audio, media visual, media audio

visual, multimedia, dan pelatihan proyeksi. Tidak ingin ketinggalan, media

permainanpun sekarang mulai dikembangkan sebagai media pembelajaran.

Alasan pemilihan media permainan ini karena para peserta didik telah

sering menggunakannya, sehingga diharapkan peserta didik dapat lebih

tertarik dan mudah paham ketika dimanfaatkan dalam kegiatan

pembelajaran. Tingkat kreatifitas gurupun perlu dikembangkan dalam

penerapan media pembelajaran. Tentu tidak semua media permainan

cocok digunakan sebagai media pembelajaran, guru harus dapat

memahami setiap fungsi dari media sehingga dapat digunakan sesuai

kebutuhan. Contoh media permainan yang dapat dikembangkan menjadi

media pembelajaran yaitu pada permainan kartu remi, monopoli, kartu

domino, kartu uno, dan ular tangga. Dengan demikian, guru diharapkan

dapat lebih kreatif dan terampil dalam menggunakan media pembelajaran,

karena dengan menggunakan media pembelajaran dapat membantu proses

(21)

B. Batasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada efektifitas penggunaan media permainan

kartu remi untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran ekonomi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka dapat

mengungkapkan persoalan-persoalan sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan media permainan kartu remi dalam mata

pelajaran ekonomi efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa?

2. Apakah penggunaan media permainan kartu remi dalam mata

pelajaran ekonomi efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan

media permainan kartu remi dalam meningkatkan motivasi belajar dan

(22)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

Telah dikatakan lebih dahulu bahwa pada umumnya dalam setiap bentuk komunikasi dibutuhkan suatu media tertentu. Kata “media” adalah

bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dari bahasa latin “medius”,

yang berarti “tengah”. Dalam bahasa Indonesia, kata medium dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”. Pengertian media mengarah pada

sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber

(pemberi pesan) dan penerima pesan.

Menurut Hamidjojo (Latuheru, 1988:11), media adalah semua bentuk

perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan/menyebar

ide, sehingga ide, atau pendapat, atau gagasan yang

dikemukakan/disampaikan itu bisa sampai pada penerima. Pendapat

McLuhan yang dikutip oleh Amir Akhsin (Latuheru, 1988:11), bahwa

media juga disebut sebagai saluran (channel), karena menyampaikan

pesan (informasi) dari sumber informasi itu kepada penerima informasi.

Blake dan Horalsen mengatakan bahwa media adalah saluran komunikasi

yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi

pesan) dengan penerima pesan. Menurut Oemar Hamalik (Latuheru,

(23)

dan tercapainya hasil yang maksimal, apabila menggunakan alat bantu

yang disebut media komunikasi.

B. Fungsi Media Pembelajaran

Levie dan Lentz (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 21-22) mengemukakan

empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a)

fungsi atensi, (b) fungsi efektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi

kompensatoris.

1. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran

yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai

teks materi pelajaran.

2. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa

ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

3. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan

(24)

Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media

itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok yang besar

jumlahnya, yaitu dalam hal (1) memotivasi minat atau tindakan, (2)

menyajikan informasi, dan (3) memberikan instruksi.

C. Peran Media Pembelajaran

Dalam pendidikan, media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Karena informasi yang terdapat dalam media harus

dapat melibatkan siswa, baik dalam benak atau mental maupun dalam

bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi

harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis, serta ditinjau dari

segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi belajar yang

efektif.

Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses

belajar mengajar, yaitu sebagai berikut (Kustandi dan Sutjipto, 2011:

25-26) :

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses

dan hasil belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang

lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan

(25)

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungannya, misalnya selalui karya wisata,

kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

D. Pengelompokan Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat (Munadi,

Yudhi, 2013: 58-68) yaitu:

1. Media Audio

Pembahasan tentang proses komunikasi pembelajaran dengan

menggunakan media audio tidak lepas dari pembahasan aspek

pendengaran itu sendiri. Pendengaran adalah alat untuk

mendengarkan. Mendengarkan sesungguhnya suatu proses yang

melibatkan empat unsur: mendengar, memperhatikan, memahami,

dan mengingat.

Ciri utama dari media ini adalah pesan yang disampaikan

dengan menggunakan media audio dituangkan dalam

lambang-lambang auditif, baik verbal (bahasa lisan/kata-kata) maupun non

verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam,

(26)

Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam

mengembangkan dan memproduksi media audio sebagai media

pembelajaran, misalnya:

a. Talkshow dan diskusi. Program ini dapat dibuat menjadi

program audio yakni dengan cara merekam talkshow

tersebut. Tentukan tema talkshow yang sesuai dengan salah satu

materi suatu mata pelajaran/perkuliahan. Contohnya memahami

pengertian suatu konsep Keadilan Tuhan dan Pajak.

b. Drama atau sandiwara. Drama atau sandiwara audio banyak

didengar pada program radio dan biasanya berseri atau

berepisode. Guru dapat membuat drama atau sandiwara ini

dalam bentuk rekaman audio dengan durasi sekitar 15 sampai 20

menit, sedangkan untuk para pemain dapat diambil dari peserta

didik.

c. Bercerita (menuturkan kisah). Program cerita-audio ini biasanya

dibuat oleh seorang yang memiliki talenta atau kemampuan

multisuara atau berbagai macam suara (seperti dalang).

d. Model. Maksud dari program model-audio ini adalah untuk

materi program ini diharapkan dapat ditiru oleh pendengarnya.

Contohnya program model-audio untuk latihan mengucapkan

(27)

e. Musik dan lagu. Contoh dalam penggunaan musik dan lagu,

dapat digunakan musik untuk mengiringi slide dan lagu-lagu

yang mengandung pesan pendidikan.

2. Media Visual

Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan.

Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni

pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata

(bahasa verbal) dalam bentuk tulisan, dan pesan nonverbal-visual

adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol

nonverbal-visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual

terdiri dari garis, bentuk, warna, dan tekstur.

3. Media Audio Visual

Media audio visual merupakan cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis

dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.

Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut.

a. Bersifat linear.

b. Menyajikan visualisasi yang dinamis.

c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang atau pembuatnya.

d. Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan

(28)

e. Merupakan repsesentasi fisik dan gagasan rill atau gagasan abstrak.

4. Multimedia

Multimedia merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan

materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis

micro-processor. Ada beberapa bentuk pemanfaatan multimedia berbasis

komputer yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran,

misalnya:

a. Multimedia presentasi. Multimedia presentasi digunakan untuk

menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam

pembelajaran klasikal, baik kelompok kecil maupun kelompok

besar. Media ini sangat efektif sebab menggunakan multimedia

projektor (LCD/Viewer) yang memiliki jangkauan pancar cukup

besar.

b. Program media interaktif. Penggunaan media interaktif cocok

untuk mengajarkan sesuatu proses dan tahapan, misalnya

penyerbukan pada tumbuhan, pembelahan sel, proses pertumbuhan

janin manusia,dan lain-lain.

c. Sarana simulasi. Contoh dari penggunaan sarana simulasi adalah

penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang

memungkinkan peserta didik dalam akademi penerbangan dapat

berlatih tanpa menghadapi resiko jatuh.

d. Video pembelajaran. Video bersifat interaktif tutorial memimbing

(29)

Peserta didik dapat interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai

dengan yang diajarkan dalam video.

E. Penggunaan Media dalam Pembelajaran

Dalam memilih media untuk pembelajaran, pengajar sebenarnya tidak

hanya cukup mengetahui tentang kegunaan, nilai, serta landasannya, tetapi

juga harus mengetahui bagaimana cara penggunaan media tersebut.

Adapun pengunaan media dalam pembelajaran (Anitah, 2010: 82-85) :

1. Prinsip-prinsip umum penggunaan media

a. Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang

sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran.

b. Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber

dana.

c. Guru hendaknya memahami tingkat hierarki dari jenis alat dan

kegunaannya.

d. Pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus,

sebelum, selama, dan sesudah pemakaiannya.

e. Penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan

memperlancar proses pembelajaran.

2. Langkah-langkah penggunaan:

a. Persiapan sebelum menggunakan media

1) Mempelajari petunjuk penggunaan media, terutama bila

dibutuhkan perangkat keras seperti berbagai jenis pesawat

(30)

2) Semua peralatan yang akan digunakan perlu disiapkan

sebelumnya.

b. Pelaksanaan penggunaan media

Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media

berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap tenang.

Kalau media akan digunakan secara kelompok, usahakan

setiap secara bergiliran dipantau.

c. Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan

pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan

pemahaman materi yang disampaikan melalui media. Untuk itu

disediakan tes yang harus dikerjakan oleh pebelajar sebagai

umpan balik.

d. Tindak lanjut

Dari umpan balik yang diperoleh, guru dapat meminta siswa

untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara, misalnya:

diskusi tentang hasil tes, mempelajari referensi dan membuat

rangkuman, melakukan suatu percobaan, observasi, dan

lain-lain.

F. Media Kartu Remi

Kartu permainan (bahasa Inggris: playing cards), atau lebih

dikenal dengan kartu remi, adalah sekumpulan kartu seukuran tangan yang

(31)

hal-hal lain, seperti sulap, enkripsi, permainan papan, dan

pembuatan rumah kartu. Kata “remi” itu sendiri sebenarnya adalah nama

salah satu permainan kartu.

Ada 1001 macam permainan kartu. Setiap negara, bahkan wilayah

suatu negara, memiliki jenis permainannya sendiri. Di Indonesia, akrab

dengan permainan 41, “remi”, “cangkulan”, dan lain sebagainya.

Namun, yang populer di banyak negara misalnya poker, canasta,

blackjack, casino, solitaire, bridge, dengan jumlah pemain yang bisa

berbeda-beda. Solitaire dan bridge barangkali lebih familiar ketimbang

yang lain. Solitaire, yang sudah dimainkan orang sejak ratusan tahun lalu

dan banyak jenisnya dimainkan sendirian, terutama untuk mengisi waktu

luang.

Sementara itu, bridge yang harus dimainkan oleh 4 orang biasanya

berpasangan bahkan menjadi salah satu nomor andalan bagi tim Indonesia

dalam dunia olahraga untuk meraih kemenangan dalam

suatu turnamen bridge internasional. Seperti kita kenal sekarang, satu pak

kartu remi berisi 52 lembar. Dibagi menjadi 4 suit atau jenis kartu (Spade,

Heart, Diamond, Club), masing-masing terdiri atas 13 kartu (dari As, 2, 3,

dan seterusnya. sampai King). Plus kartu tambahan berupa dua

(32)

G. Motivasi Belajar

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif”,

maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi

aktif (Rohmah, 2012:239).

Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung

dalam stimulus ke arah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada

gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi tersebut dapat berupa

dorongan dasar, atau dengan hadiah.

Menurut Mc. Donald (Rohmah, 2012:240) berpendapat bahwa

motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan.

Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu

untuk melakukan kegiatan belajar, menambah pengetahuan dan

keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan

untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta

mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguh untuk belajar

dan termotivasi mencapai prestasi.

Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi.

(33)

pengalaman sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil penguatan yang

dilandasi untuk mencapai tujuan. Peranan motivasi yang khas adalah

pertumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar, siswa

yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk

melakukan kegiatan belajar.

Dalam dunia belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi.

Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat

motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran tersebut. Jadi

motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi pada

peserta didik, dan motivasi ini selalu bertalian dengan suatu tujuan.

Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat

bervariasi. Untuk selanjutnya menurut Sardiman (Rohmah, 2012:251),

berbagai macam motivasi tersebut antara lain adalah:

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a. Motif-motif bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi

motivasi itu ada tanpa dipelajari.

b. Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul

karena dipelajari.

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan

untuk makan, minum, dan berbuat.

b. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara

(34)

membalas, untuk berusaha. Jelasnya motivasi ini timbul karena

rangsangan dari luar.

c. Motif objektif. Kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,

melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif ini muncul

karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara

efektif.

3. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah

Ada beberapa ahli menggolongkan jenis motivasi menjadi dua,

yaitu: motivasi jasmani seperti refleksi, insting otomatis, nafsu, dan

motivasi rohaniah seperti kemauan.

4. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

a. Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri

setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar.

5. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi, sebab hasil

belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Oleh karena itu,

menurut Sardiman (2006:85) ada empat fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong seseorang untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi dari setiap kegiatan yang akan

(35)

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan dapat

memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

d. Pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Dengan kata lain

dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi,

maka seseorang yang belajar akan mendapatkan prestasi yang

baik.

Sedangkan menurut Iskandar (Rohmah, 2012: 243-244), ada

beberapa peran motivasi yang penting dalam belajar dan pembelajaran

diantaranya adalah:

1. Peran motivasi dalam penguatan belajar. Peran motivasi dalam hal

ini dihadapkan pada suatu kasus yang memerlukan pemecahan

masalah.

2. Usaha untuk memberi bantuan dengan rumus matematika dapat

menimbulkan penguatan belajar. Motivasi ini dapat menentukan

hal-hal apa yang di lingkungan anak yang dapat memperkuat

perbuatan belajar.

3. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran ini

berkaitan dengan kemaknaan belajar yaitu anak akan tertarik untuk

belajar jika yang dipelajarinya sedikitnya sudah bisa diketahui

(36)

4. Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar. Seseorang

yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha

mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun, dan berharap

memperoleh hasil yang baik.

Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam

dan luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan pada

tingkah laku pada umumnya dan semangat atau keinginan untuk belajar

lebih semangat lagi. Petunjuk yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi

motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar.

2. Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar.

3. Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

4. Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.

5. Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.

H. Prestasi Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa,

baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri (Syah, 2000:89). Peristiwa belajar yang dialami

(37)

yang ada, melainkan (yang terpenting) karena adanya self-direction,

pengaturan dan pengarahan diri yang dikontrol oleh otak.

Lester D. Crow dan Alice Crow (Khodijah, 2014:48) menyatakan

belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap, termasuk cara

baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam

mengatasi kendala atau penyesuaikan situasi yang baru.

Agar mengetahui tingkat keberhasilan siswa, maka dibutuhkan

evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan

kata evaluasi adalah assessment yang berarti proses penilaian untuk

menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan.

Pada prinsipnya (Syah, 2000:150), pengungkapan hasil belajar ideal

meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat

pengalaman dan proses belajar siswa. Namun, pengungkapan perubahan

tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit.

Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible

(tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal

ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang

dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang

terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa

(38)

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar

siswa sebagaimana yang terurai adalah mengetahui garis-garis besar

indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis

prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha

belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang

menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode

tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta

didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah

mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan

instrumen tes yang relevan.

I. Studi Eksperimen

Studi berasal dari bahasa Inggris yaitu study yang berarti pelajaran,

mata pelajaran atau penyelidikan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin

mengadakan penyelidikan pada pembelajaran menggunakan kartu remi

dan pembelajaran tanpa kartu remi untuk materi yang sama.

Eksperimen berasal dari bahasa Inggris yaitu experiment yang

berarti percobaan atau mengadakan percobaan. Jadi studi eksperimen atau

dalam bahasa Indonesia biasa disebut eksperimen adalah usaha untuk

penyelidikan dengan cara mengadakan percobaan.

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat “sesuatu” yang dikenalkan pada

(39)

ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan

membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi

perlakuan dengan satu atau lebih kelompok perbandingan yang tidak

menerima perlakuan (Suharsimi Arikunto, 2003:272).

Penelitian eksperimen, dilakukan apabila memenuhi syarat

(Suharsimi Arikunto, 2003: 273):

1. Kondisi-kondisi yang ada di sekitar yang diperkirakan mempengaruhi subjek yang digunakan untuk eksperimen “seyogyanya disingkirkan”,

sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara

hasil pada kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding maka

perbedaan hasil ini merupakan akibat dari adanya perlakuan.

2. Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan

sebagai perbanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir

eksperimen hasil pada kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil

akan merupakan efek dari pemberian perlakuan pada kelompok

ekperimen.

3. Sebelum dilaksanakan eksperimen kondisi kedua kelompok

diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat

betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan.

4. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan

bahwa para anggota kelompok eksperimen maupun kelompok

pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil

(40)

Hawthorne effeck adalah efek sampingan yang disebabkan karena

anggota kelompok eksperimen mengetahui statusnya sehingga hasil

akhir tidak semurni yang diharapkan. Sedangkan John Henry effect

adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota kelompok

pembanding menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra dari

mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasil akhir

tidak semurni yang diharapkan.

J. Kerangka Berpikir

Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan

faktor eksternal. Dari berbagai banyak faktor tersebut, faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran diantaranya motivasi dan

prestasi belajar siswa. Ada beberapa media yang dapat digunakan sebagai

alat untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa, salah

satunya ada melalui media permainan kartu remi.

Dengan pemanfaatan media kartu remi dalam proses pembelajaran

diharapkan akan berdampak pada peningkatan motivasi belajar dan

prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen karena siswa terlibat aktif

dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan adanya media kartu remi

proses pembelajaran tidak membosankan. Dengan demikian diharapkan

capaian motivasi belajar dan prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi

(41)

K. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis I

H1 = Penggunaan media permainan kartu remi efektif untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri

1 Sewon pada mata pelajaran ekonomi.

2. Hipotesis II

H2 = Penggunaan media permainan kartu remi efektif untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1

Sewon pada mata pelajaran ekonomi.

(42)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui keefektifan

penggunaan media permainan kartu remi untuk meningkatkan motivasi

belajar dan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Sewon pada mata

pelajaran ekonomi ketika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan kartu

remi dan tanpa kartu remi.

Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari

sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Penelitian dilakukan dengan

memperbandingkan hasil satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai

kondisi perlakuan (Suryabrata, 2008:88).

Dalam penelitian ini terdapat hubungan “tunggal-ganda” (satu kondisi

mengakibatkan timbulnya lebih dari satu fenomena).

Keterangan:

X = Penggunaan kartu remi

Y1 = Motivasi belajar

Y2 = Prestasi belajar X

Y2

(43)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini diadakan pada bulan Oktober 2016.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS1 dan IPS2 SMA Negeri 1

Sewon.

2. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah efektifitas penggunaan media permainan kartu

remi untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini, populasi yang hendak diteliti adalah seluruh siswa

kelas X IPS SMA Negeri 1 Sewon.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sewon.

Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah siswa kelas X IPS1 dan

X IPS2. Siswa kelas X IPS1 sebagai kelas eksperimen, yang akan

diterapkan penggunaan media kartu remi pada proses pembelajarannya,

sedangkan siswa X IPS2 sebagai kelas kontrol tanpa menggunakan media

(44)

E. Pengukuran Variabel Motivasi Belajar

Skala pengukuran yang digunakan untuk indikator-indikator motivasi

adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang peristiwa

sosial.

Skala pengukuran untuk setiap item pertanyaan dinyatakan dalam lima

skala pendapat sebagai berikut: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R),

Tidak setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS).

Tabel 3.1

Skor Skala Likert dalam Kuesioner

Jawaban

Skor Pernyataan

Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat tidak setuju 1 5

F. Uji Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian menggunakan teknik

korelasi Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

(45)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y = Skor total dari seluruh item

X = Skor total dari setiap item

N = Jumlah responden

∑ = Hasil kali X dan Y

Jika jumlah nilai koefisien

r

hitung lebih besar dari

r

tabel, maka

butir tersebut dapat dikatakan valid. Jika

r

hitung lebih kecil dari

r

tabel, maka butir tersebut dapat dikatakan tidak valid.

Dari pengujian validitas kelas kontrol diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Item Variabel Motivasi Belajar No. Item

r

hitung

r

tabel Keterangan

item1 ,654 0,304 Valid

item2 ,560 0,304 Valid

item3 ,519 0,304 Valid

item4 ,509 0,304 Valid

item5 ,611 0,304 Valid

item6 ,526 0,304 Valid

item7 ,547 0,304 Valid

item8 ,657 0,304 Valid

item9 ,799 0,304 Valid

item10 ,587 0,304 Valid

item11 ,597 0,304 Valid

item12 ,480 0,304 Valid

item13 ,536 0,304 Valid

item14 ,482 0,304 Valid

item15 ,591 0,304 Valid

item16 ,594 0,304 Valid

item17 ,583 0,304 Valid

(46)

item19 ,617 0,304 Valid

item20 ,513 0,304 Valid

item21 ,614 0,304 Valid

item22 ,429 0,304 Valid

Dari tabel kesimpulan uji validitas motivasi belajar di atas terlihat

bahwa seluruh item valid. Pengambilan kesimpulan ini dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jumlah responden (n) sebanyak

44 orang dan α = 5%, sehingga untuk memperoleh r tabel maka n-2

(44-2=42) diperoleh r tabel sebesar 0,304. Berdasarkan hasil perhitungan, jika r

hitung lebih besar dari r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid, dan

sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka item tesebut tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha,

sebagai berikut:

[ ] [ ∑ ]

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑ = Jumlah varians butir

(47)

Instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien Alpha >0,6.

Sebaliknya bila nilai koefisien Alpha <0,6 maka instrumen penelitian

tersebut belum reliabel.

Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai reikut:

Tabel 3.3

Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar

Variabel

r

hitung

r

tabel Keterangan

Motivasi belajar 0,919 0,6 Reliabel

Dari 22 item instrumen motivasi belajar diperoleh koefisien Alpha

Cronbach sebesar 0,919 lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kuesioner motivasi belajar tersebut reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan

data tentang variabel motivasi belajar siswa.

2. Tes

Tes digunakan untuk mengukur variabel prestasi belajar siswa. Tes

yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes yang berbentuk pilihan

ganda.

H. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner

Berikut ini penggolongan pertanyaan pada kuesioner untuk

(48)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar

Variabel Aspek

Nomor Butir

Positif Negatif

Motivasi

belajar

Perhatian (Attention) 1, 3, 4, 5, 6, 7 2, 8, 9

Relevansi (Relevance)

10, 11 12, 13

Percaya Diri (Confidence)

14, 15, 16 17

Kepuasan (Satisfaction)

(49)

2. Tes

Tes yang digunakan berupa pilihan ganda.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Soal Variabel Prestasi Belajar

No Kompetensi

Dasar Materi Indikator

No Soal Pergerakan di sepanjang kurva dan pergeseran kurva

(50)

Kriteria penentuan skor pada soal pilihan ganda tertera pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.6

Penentuan Skor Pilihan Ganda

Kriteria Skor

Jika jawaban salah 0

Jika jawaban benar 1

I. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu variabel

bebas dan variabel tidak bebas atau tergantung. Variabel bebas atau

variabel eksperimen adalah aktivitas atau karakteristik yang dipercaya

membuat adanya perbedaan. Variabel tidak bebas atau variabel tergantung,

juga merupakan variabel kriterion, efek, atau posttest, adalah hasil studi,

perubahan atau beda pada kelompok-kelompok yang terjadi sebagai akibat

manipulasi variabel bebas. Variabel tergantung biasanya diukur dengan

suatu tes (Sumanto, 1990: 77).

Analisis data eksperimen umumnya menggunakan statistik yang

digunakan untuk mengukur perbedaan. Misalnya untuk melihat apakah

ada perbedaan sebelum perlakuan dan setelah perlakuan.

Penelitian yang akan dilakukan adalah eksperimen tentang

efektifitas penggunaan media permainan kartu remi untuk meningkatkan

motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

(51)

dengan media kartu remi akan lebih termotivasi dan memperoleh nilai

lebih baik dari pada siswa tanpa media kartu remi dalam pembelajaran.

Rancangan penelitian eksperimen (Sandjaja dan Albertus

Heriyanto, 2011:127) adalah:

Subjek Pretest Treatment Posttest

K 01 X 02

K 01 - 02

Keterangan :

K : Kelompok yang pemilihannya tidak di acak

X : Perlakuan pada kelompok tertentu

01,02 : Pengukuran yang dilakukan pada kelompok tertentu

J. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan:

1. Analisis deskriptif, yaitu digunakan untuk mendeskripsikan motivasi

belajar dan prestasi belajar antara kelas kontrol dan kelas eskperimen.

2. Analisis komparatif, yaitu untuk membandingkan apakah ada

perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar antara kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Untuk motivasi belajar tersebut dilakukan

dengan cara:

a. Membandingkan motivasi awal antara kelas kontrol dan kelas

(52)

b. Membandingkan motivasi awal dan motivasi akhir kelas

eksperimen.

c. Membandingkan motivasi awal dan motivasi akhir kelas kontrol.

d. Membandingkan motivasi akhir antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

e. Membandingkan selisih antara motivasi awal dan akhir kelas

kontrol dengan selisih antara motivasi awal dan akhir kelas

eksperimen.

Analisis komparasi untuk prestasi belajar dilakukan dengan cara:

a. Membandingkan prestasi awal antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

b. Membandingkan prestasi awal dan akhir kelas eksperimen.

c. Membandingkan prestasi awal dan prestasi akhir kelas kontrol.

d. Membandingkan prestasi akhir antara kelas kontrol dan

eksperimen.

e. Membandingkan selisih antara prestasi awal dan akhir kelas

kontrol dengan selisih antara prestasi awal dan akhir kelas

eksperimen.

Cara membandingkannya adalah dengan Uji-t (paired-samples t Tes

dan Independent-Samples t Test) untuk uji beda. Uji paired-samples t Tes

digunakan untuk item b dan c, sedangkan uji Independent-Samples t Test

digunakan untuk item a, d,dan e. Perhitungan menggunakan bantuan SPSS

(53)

signifikan dari uji t tersebut baik yang menggunakan paired-samples t Test

maupun independent-Samples t Test. Jika signifikansi lebih besar dari

0,05, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil pengujian

komparasi untuk motivasi belajar dan prestasi belajar untuk item a, b, c, d,

(54)

36

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian eksperimen dalam pembelajaran ekonomi ini telah

dilaksanakan pada siswa kelas X IPS1 dan X IPS2 di SMA Negeri 1

Sewon. Pada penelitian ini, kelas X IPS2 berperan sebagai kelas kontrol

dan kelas X IPS1 berperan sebagai kelas eksperimen. Penelitian di kelas

kontrol dan kelas eksperimen masing-masing dilakukan selama 12 jam.

Penelitian selama 12 tersebut dikemas dalam 4 kali pertemuan.

Penelitian di kelas kontrol dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2016

pada jam ke 6-8, 24 Oktober 2016 pada jam 6-8, 31 Oktober 2016 pada

jam 6-8, dan 7 November 2016 pada jam 6-8. Penelitian kelas eksperimen

dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2016 pada jam 4-6, 29 Oktober 2016

pada jam 4-6, 5 November 2016 pada jam 4-6 pada jam 4-6, dan 12

November 2016 pada jam 4-6.

Kegiatan penelitian meliputi pretest (pilihan ganda) yang

berjumlah 12 butir soal, pengisian kuesioner awal, posttest (pilihan ganda)

yang berjumlah 12 butir soal, pengisian kuesioner akhir. Pada kelas

kontrol penelitian meliputi pemberian pretest, pengisian kuesioner awal,

pemberian soal esai tanpa media kartu remi, posttest, dan pengisian

kuesioner akhir. Kegiatan pada kelas eksperimen meliputi pretest,

pengisian kuesioner awal, pemberian soal esai dengan media kartu remi,

(55)

Berikut ini ditampilkan tabel peningkatan motivasi belajar dan

prestasi belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen:

Tabel 4.1

Selisih Skor Variabel Motivasi Belajar Kelas Kontrol

No. Presensi Kondisi Awal

Kondisi

Akhir Selisih Keterangan

1 65 66 1 Meningkat

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa adanya perubahan motivasi belajar

untuk kelas kontrol dari awal materi pembelajaran harga pasar sampai

akhir pembelajaran materi harga pasar, yaitu mengalami peningkatan,

(56)

22 orang siswa kelas kontrol, 15 siswa (68%) mengalami penurunan

motivasi, 6 siswa (27%) mengalami peningkatan motivasi, dan 1 siswa

(5%) yang tidak mengalami perubahan motivasi. Rata-rata skor motivasi

belajar awal pada kelas kontrol adalah 74,05, dan rata-rata skor motivasi

belajar akhir pada kelas kontrol adalah 69,55. Jadi rata-rata selisih

motivasi awal dibandingkan dengan motivasi akhir kelas kontrol adalah

-4,5 yang menunjukkan terjadinya penurunan motivasi belajar.

Tabel 4.2

Selisih Skor Variabel Motivasi Belajar Kelas Eksperimen

No. Presensi Kondisi Awal

Kondisi

Akhir Selisih Keterangan

(57)

Tabel 4.2 menunjukkan perubahan motivasi belajar kelas

eksperimen. Data motivasi belajar ini diambil ketika awal pembelajaran

harga pasar dan akhir pembelajaran materi harga pasar. Dari 22 siswa

kelas eksperimen, 19 orang (86%) mengalami peningkatan, dan 3 orang

(14%) tidak mengalami perubahan motivasi belajarnya. Rata-rata skor

motivasi belajar awal pada kelas eksperimen adalah 79,50, dan rata-rata

skor motivasi belajar akhir pada kelas eksperimen adalah 84,45. Dari

perbandingan tersebut terjadi kenaikan rata-rata skor motivasi awal

dibandingkan dengan motivasi akhir kelas eksperimen sebesar 4,95.

Tabel 4.3

Selisih Skor Variabel Prestasi Belajar Kelas Kontrol

No. Presensi

Kondisi Awal

Kondisi

Akhir Selisih Keterangan

(58)

21 67 75 8 Meningkat

22 67 50 -17 Menurun

Rata-rata 69 70 1 Meningkat

Tabel 4.3 menunjukkan peningkatan/perubahan prestasi belajar

kelas kontrol. Data prestasi tersebut diperoleh dari hasil pretest yang

dilakukan di awal pertemuan dan hasil posttest yang diberikan di akhir

pembahasan ekonomi pada materi harga pasar. Perubahan prestasi yang

terjadi tidak terlalu signifikan. Dari 22 siswa kelas kontrol 12 orang

(54,5%) mengalami peningkatan prestasi belajar, 7 orang (31,8%)

mengalami penurunan prestasi belajar, dan 3 orang (13,6%) dengan

prestasi belajar tetap. Rata-rata skor prestasi belajar awal pada kelas

kontrol yaitu 69, sedangkan skor rata-rata prestasi belajar akhir pada kelas

kontrol yaitu 70. Dari hasil perbandingan tersebut terjadi kenaikan skor

rata-rata prestasi belajar di kelas kontrol yaitu 1.

Tabel 4.4

Selisih Skor Variabel Prestasi Belajar Kelas Eksperimen No.

Presensi

Kondisi Awal

Kondisi

Akhir Selisih Keterangan

(59)

13 58 100 42 Meningkat

14 58 83 25 Meningkat

15 50 92 42 Meningkat

16 75 83 8 Meningkat

17 58 83 25 Meningkat

18 42 83 42 Meningkat

19 75 92 17 Meningkat

20 50 83 33 Meningkat

21 50 83 33 Meningkat

22 42 75 33 Meningkat

Rata-rata 57 86 29 Meningkat

Tabel 4.4 menunjukkan perubahan prestasi belajar pada siswa di

kelas eksperimen. Perubahan prestasi belajar ini didapat selama proses

pembelajaran yaitu 12 jam pelajaran. Perubahan prestasi belajar ini,

diperoleh dengan mengambil selisih antara hasil pretest dan hasil posttest.

Dari 22 siswa (100%), seluruhnya mengalami peningkatan prestasi belajar.

Rata-rata skor prestasi belajar awal kelas eksperimen yaitu 57, sedangkan

rata-rata skor prestasi belajar akhir kelas eksperimen yaitu 86. Dari hasil

perbandingan tersebut terjadi kenaikan rata-rata skor prestasi belajar di

kelas eksperimen sebesar 29. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor

prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

(60)

B. Analisis Komparasi Variabel Motivasi Belajar

1. Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol.

a. Pengujian prasyarat analisis data variabel motivasi belajar

Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data

berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.5

Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil pengujian normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data

motivasi belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah

normal, yaitu pada kelas kontrol Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,460> α (0,05) dan Asymp. Sig. (2-tailed) pada kelas eksperimen

sebesar 0,716> α (0,05).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kolmogorov-Smirnov Z ,853 ,697

Asymp. Sig. (2-tailed) ,460 ,716

(61)

b. Pengujian hipotesis

2) Hasil pengujian hipotesis

Tabel 4.6

Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Independent Samples t Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian motivasi belajar awal kelas

kontrol dan kelas eksperimen. Hasil dari uji kesamaan varians

(62)

ditolak. Jadi kedua kelompok memiliki varian yang sama. Karena kedua

kelompok memiliki varian yang sama, maka akan digunakan hasil uji t

pada baris bagian yang atas (Equal variances assumed). Hasil uji t

menunjukkan Sig. (2-tailed) sebesar 0,099> α (0,05), maka Ho diterima

dan Ha ditolak. Jadi motivasi belajar awal antara siswa kelas kontrol dan

kelas eksperimen adalah sama.

2. Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol

a. Pengujian prasyarat analisis data variabel motivasi kelas kontrol.

Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data berdasarkan

uji Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.7

Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kolmogorov-Smirnov Z ,747

Asymp. Sig. (2-tailed) ,631

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data motivasi

belajar kelas kontrol adalah normal karena Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar

(63)

b. Pengujian hipotesis

2) Hasil pengujian hipotesis

Tabel 4.8

Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan

pada Kelas Kontrol Berdasarkan Paired Samples t Test

Paired Differences t df Sig.

(2-demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan motivasi belajar

kelas kontrol dari awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran

pada pelajaran ekonomi harga pasar.

Berdasarkan hasil pengujian statistika di atas, tampak bahwa pada

(64)

pembelajaran, terdapat perbedaan yaitu pada akhir pembelajaran terjadi

penurunan motivasi belajar dalam pembelajaran materi harga pasar.

3. Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas

Eksperimen

a. Pengujian prasyarat analisis data variabel motivasi kelas eksperimen

berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data berdasarkan uji

Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.9

Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berdasarkan hasil pengujian normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data

motivasi belajar kalas eksperimen adalah normal karena Asymp.

Sig. (2-tailed) sebesar 0,221> α (0,05).

Selisih

N 22

Normal Parametersa,b

Mean 4,95

Std. Deviation

5,131

Most Extreme Differences

Absolute ,224 Positive ,224 Negative -,167

Kolmogorov-Smirnov Z 1,049

Asymp. Sig. (2-tailed) ,221

(65)

b. Pengujian hipotesis

1) Rumusan Hipotesis

Ho = tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa

sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

kartu remi.

Ha = terdapat perbedaan motivasi belajar siswa

sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

kartu remi

2) Hasil pengujian hipotesis

Tabel 4.10

Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen

Berdasarkan Paired Samples t Test

Paired Differences t df Sig.

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed)sebesar 0,000 < α

(0,05). Hal tersebut berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar

siswa kelas ekperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan kartu remi

(66)

Berdasarkan hasil pengujian statistik di atas, tampak bahwa

perlakuan penggunaan kartu remi dalam pembelajaran ekonomi materi

harga pasar memberikan perbedaan yang signifikan dalam peningkatan

motivasi belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan kartu remi dapat

mempengaruhi mood siswa dan siswa dapat fokus dalam materi

pembelajaran.

4. Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

a. Pengujian prasyarat analisis data variabel motivasi belajar

Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data

berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.11

Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kontrol Eksperimen

Kolmogorov-Smirnov Z ,436 ,368

Asymp. Sig. (2-tailed) ,991 ,999

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data motivasi

belajar sesudah perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

(67)

sebesar 0,991> α (0,05) dan pada kelas eksperimen Asymp. Sig.

(2-tailed)sebesar 0,999> α (0,05).

b. Pengujian hipotesis

1) Rumus hipotesis

Ho = tidak terdapat perbedaan motivasi belajar akhir siswa

kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Ha = terdapat perbedaan motivasi belajar akhir siswa kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

2) Hasil pengujian hipotesis

Tabel 4.12

Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen Berdasarkan Independent Samples t Test

Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian motivasi belajar akhir

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil dari uji kesamaan varians

t-test for Equality of Means

(68)

ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan motivasi belajar pada akhir pelajaran antara siswa kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

5. Selisih (Gain) Motivasi Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen

a. Pengujian prasyarat analisis data variabel motivasi belajar

Berikut ini akan disajikan hasil pengujian normalitas data

berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.13

Pengujian Normalitas Data Selisih (Gain) Motivasi Belajar Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil pengujian normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa selisih motivasi belajar

kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah normal. Pada kelas kontrol

distribusi selisih motivasi belajar normal karena Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,631> α (0,05). Pada kelas eksperimen distribusi selisih

(69)

motivasi belajar normal karena Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,221>

2) Hasil pengujian hipotesis

Tabel 4.14

Hasil Uji t Selisih (Gain) Data Motivasi Belajar Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan Independent Samples t Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

(70)

Tabel 4.14 menunjukkan hasil pengujian selisih motivasi belajar

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil dari uji kesamaan varians

menunjukkan bahwa nilai Sig (0,096) > α (0,05), pada t-test for Equality

of Means menunjukkan Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < α (0,05) maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan selisih

yang signifikan antara motivasi belajar kelas kontrol dan motivasi belajar

kelas eksperimen.

6. Rekapitulasi Hasil Uji t untuk Variabel Motivasi Belajar

Tabel 4.15

Rekapitulasi Hasil Uji t untuk Variabel Motivasi Belajar

No Uji t Sig. (2-tailed) Hasil

1 Pre Kontrol-Eksperimen 0,099 Tidak signifikan

2 Pre-Post Kontrol 0,027 Signifikan

3 Pre-Post Eksperimen 0,000 Signifikan

4 Post Kontrol-Eksperimen 0,000 Signifikan

5 Gain Kontrol-Eksperimen 0,000 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, motivasi belajar awal kelas kontrol dan

kelas eksperimen adalah sama (pre kontrol dan eksperimen). Motivasi

belajar siswa kelas kontrol sebelum diberi perlakuan menunjukkan hasil

yang tidak sama atau signifikan (pre dan post kontrol). Motivasi belajar

siswa kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan kartu remi

menunjukkan perubahan yang signifikan, yaitu terjadi perbedaan antara

Gambar

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
Tabel 3.1 Skor Skala Likert dalam Kuesioner
tabel, maka butir tersebut dapat dikatakan tidak valid.
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Tidak terdapat hubungan jangka pendek antara variabel suku bunga BI dan ISSI,

[r]

Oleh yang demikian, kita dapat ketahui bahawa dalam perkembangan teknologi pada masa kini banyak memerlukan kemahiran menggunakan komputer serta internet.. Namun dewasa ini,

[r]

he registry included 77 physicians (91% neurologists and 9% trained inter- nists on cerebrovascular disease) from 59 urban centres of diferent types: 39 public and 20 private

Untuk itu diminta agar Saudara membawa semua asli dokumen persyaratan kualifikasi. Demikian surat ini disampaikan untuk menjadi perhatian dan kami ucapkan

Penulis ingin mempersembahkan karya kecil ini kepada mempersembahkan hasil ini kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melindungi dan membimbing penulis dalam setiap kegiatan

Puji dan syukur penul is panjatkan kehadirat Allah SubhanahuWaTa’ala atas rahmat, karunia, bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini yang