xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah... 3
C. Rumusan Salah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran ... 4
B. Fungsi Media Pembelajaran ... 5
C. Peran Media Pembelajaran ... 6
D. Pengelompokan Media Pembelajaran ... 7
E. Penggunaan Media dalam Pembelajaran ... 11
F. Media Kartu Remi ... 12
xiii
H. Prestasi Belajar ... 18
I. Studi Eksperimen ... 20
J. Kerangka Berpikir ... 22
K. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
C. Sunjek dan Objek Penelitian ... 25
D. Populasi dan Sampel ... 25
E. Pengukuran Variabel Motivasi Belajar ... 26
F. Uji Instrumen Penelitian ... 26
G. Teknik Pengumpulan Data ... 29
H. Instrumen Penelitian ... 29
I. Prosedur Penelitian ... 32
J. Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 36
B. Analisis Komparasi Variabel Motivasi Belajar ... 42
C. Analisis Komparasi Variabel Prestasi Belajar... 53
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65
B. Keterbatasan ... 67
C. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skor Skala Likert dalam Kuesioner ... 26
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Item Variabel Motivasi Belajar ... 27
Tabel 3.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar ... 29
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar ... 30
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Variabel Prestasi Belajar ... 31
Tabel 3.6 Penentuan Skor Pilihan Ganda ... 32
Tabel 4.1 Selish Skor Variabel Motivasi Belajar Kelas Kontrol ... 37
Tabel 4.2 Selisih Skor Variabel Motivasi Belajar Kelas Eksperimen ... 38
Tabel 4.3 Selisih Skor Variabel Prestasi Belajar Kelas Kontrol ... 39
Tabel 4.4 Selisih Skor Variabel Prestasi Belajar Kelas Eksperimen ... 40
Tabel 4.5 Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 42
Tabel 4.6 Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 43
Tabel 4.7 Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ... 44
Tabel 4.8 Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ... 45
Tabel 4.9 Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen ... 46
Tabel 4.10 Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen ... 47
Tabel 4.11 Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 48
xv
Tabel 4.13 Pengujian Normalitas Data Selisih (Gain) Motivasi Belajar Antara
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 50 Tabel 4.14 Hasil Uji t Selisih (Gain) Data Motivasi Belajar Antara Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51 Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Uji t untuk Variabel Motivasi Belajar ... 52 Tabel 4.16 Pengujian Normalitas Data Prestasi Belajar Sebelum Perlakuan pada
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 53 Tabel 4.17 Hasil Uji t Data Prestasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 54 Tabel 4.18 Pengujian Normalitas Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah
Perlakuan pada Kelas Kontrol ... 55 Tabel 4.19 Hasil Uji t Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan
pada Kelas Kontrol ... 56 Tabel 4.20 Pengujian Normalitas Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah
Perlakuan pada Kelas Eksperimen ... 57 Tabel 4.21 Hasil Uji t Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan
pada Kelas Eksperimen ... 58 Tabel 4.22 Pengujian Normalitas Data Prestasi Belajar Sesudah Perlakuan pada
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 59 Tabel 4.23 Hasil Uji t Data Prestasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 60 Tabel 4.24 Pengujian Normalitas Data Selisih (Gain) Prestasi Belajar Antara
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 61 Tabel 4.25 Hasil Uji t Selisih (Gain) Data Prestasi Belajar Antara Kelas Kontrol
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ...71
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...75
Lampiran 3 Materi Harga Pasar ...79
Lampiran 4 Mekanisme Permainan Kartu Remi ...89
Lampiran 5 Kuesioner Motivasi Siswa Terhadap Pembelajaran ...92
Lampiran 6 Soal Pretest Harga Pasar ...94
Lampiran 7 Soal Harga Pasar (Kelas Kontrol) ...98
Lampiran 8 Soal Permainan Kartu Remi (Kelas Eksperimen) ...99
Lampiran 9 Soal Posttest Harga Pasar ...106
Lampiran 10 Uji Validitas Reliabilitas Kuesioner ...110
Lampiran 11 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...113
Lampiran 12 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ...114
Lampiran 13 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen ...115
Lampiran 14 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...116
Lampiran 15 Uji Normalitas Data Selisih (Gain) Motivasi Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...117
Lampiran 16 Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...118
Lampiran 17 Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ...119
xvii
Lampiran 19 Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Sesudah Perlakuan pada
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...121
Lampiran 20 Uji Normalitas Data Selisih (Gain) Prestasi Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...122
Lampiran 21 Uji Independent Samples t Test Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...123
Lampiran 22 Uji t Paired Samples t Test Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ...124
Lampiran 23 Uji t Paired Samplest t Test Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen ...125
Lampiran 24 Uji t Independent Samples t Test Data Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..126
Lampiran 25 Uji Independent Samples t Test Selisih (Gain) Data Motivasi Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...127
Lampiran 26 Uji Independent Samples t Test Data Prestasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...128
Lampiran 27 Uji t Paired Samples t Test Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ...129
Lampiran 28 Uji Paired Samples T Test Data Prestasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Ekperimen ...130
Lampiran 29 Uji Mann-Whitney Data Prestasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...131
Lampiran 30 Uji Independent Samples t Test Selisih (Gain) Data Prestasi Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...132
Lampiran 31 Data Motivasi Belajar Awal Kelas Kontrol ...133
Lampiran 32 Data Motivasi Belajar Awal Kelas Eksperimen ...134
xviii
Lampiran 34 Data Motivasi Belajar Akhir Kelas Eksperimen ...136
Lampiran 35 Data Prestasi Belajar Awal Kelas Kontrol ...137
Lampiran 36 Data Prestasi Belajar Awal Kelas Eksperimen ...138
Lampiran 37 Data Prestasi Belajar Akhir Kelas Kontrol ...139
Lampiran 38 Data Prestasi Belajar Akhir Kelas Eksperimen ...140
Lampiran 39 Surat Ijin Dari Kampus untuk Gubernur ...141
Lampiran 40 Surat Ijin Dari Sekretaris Daerah...142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan
informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi
informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber
informasi, media sebagai sarana penyediaan ide, gagasan dan materi.
Media pembelajaran sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran,
dengan menggunakan media pembelajaran dapat membangkitkan minat
dan semangat peserta didik. Selain dapat membangkitkan minat dan
semangat peserta didik, media pembelajaran juga dapat meningkatkan
keefektifan dalam proses pembelajaran serta pesan dalam pembelajaran.
Perlu diketahui bahwa media pembelajaran sangat membantu aktivitas
proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama
membantu peningkatan prestasi belajar siswa. Namun, pada kenyataannya
banyak guru yang kurang memanfaatkan media pembelajaran, guru masih
sering menggunakan metode ceramah monoton.
Dalam pembelajaran seorang guru yang harus merencanakan
pembelajaran, melaksanakan, dan melakukan evaluasi hasil belajar. Guru
tidaklah sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi ia pun harus mampu
merencanakan dan menciptakan sumber-sumber belajar lainnya sehingga
Sejalan dengan perkembangan zaman, telah banyak jenis media
pembelajaran yang berkembang, namun perlu berhati-hati dalam
pemilihannya, karena penggunaan media pembelajaran menuntut
kemahiran tertentu dan tidak semua media pembelajaran menjamin
keberhasilan suatu proses pembelajaran. Jenis-jenis media pembelajaran
yang sering digunakan seperti media audio, media visual, media audio
visual, multimedia, dan pelatihan proyeksi. Tidak ingin ketinggalan, media
permainanpun sekarang mulai dikembangkan sebagai media pembelajaran.
Alasan pemilihan media permainan ini karena para peserta didik telah
sering menggunakannya, sehingga diharapkan peserta didik dapat lebih
tertarik dan mudah paham ketika dimanfaatkan dalam kegiatan
pembelajaran. Tingkat kreatifitas gurupun perlu dikembangkan dalam
penerapan media pembelajaran. Tentu tidak semua media permainan
cocok digunakan sebagai media pembelajaran, guru harus dapat
memahami setiap fungsi dari media sehingga dapat digunakan sesuai
kebutuhan. Contoh media permainan yang dapat dikembangkan menjadi
media pembelajaran yaitu pada permainan kartu remi, monopoli, kartu
domino, kartu uno, dan ular tangga. Dengan demikian, guru diharapkan
dapat lebih kreatif dan terampil dalam menggunakan media pembelajaran,
karena dengan menggunakan media pembelajaran dapat membantu proses
B. Batasan Masalah
Penelitian ini berfokus pada efektifitas penggunaan media permainan
kartu remi untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka dapat
mengungkapkan persoalan-persoalan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan media permainan kartu remi dalam mata
pelajaran ekonomi efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa?
2. Apakah penggunaan media permainan kartu remi dalam mata
pelajaran ekonomi efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan
media permainan kartu remi dalam meningkatkan motivasi belajar dan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Telah dikatakan lebih dahulu bahwa pada umumnya dalam setiap bentuk komunikasi dibutuhkan suatu media tertentu. Kata “media” adalah
bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dari bahasa latin “medius”,
yang berarti “tengah”. Dalam bahasa Indonesia, kata medium dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”. Pengertian media mengarah pada
sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber
(pemberi pesan) dan penerima pesan.
Menurut Hamidjojo (Latuheru, 1988:11), media adalah semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan/menyebar
ide, sehingga ide, atau pendapat, atau gagasan yang
dikemukakan/disampaikan itu bisa sampai pada penerima. Pendapat
McLuhan yang dikutip oleh Amir Akhsin (Latuheru, 1988:11), bahwa
media juga disebut sebagai saluran (channel), karena menyampaikan
pesan (informasi) dari sumber informasi itu kepada penerima informasi.
Blake dan Horalsen mengatakan bahwa media adalah saluran komunikasi
yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi
pesan) dengan penerima pesan. Menurut Oemar Hamalik (Latuheru,
dan tercapainya hasil yang maksimal, apabila menggunakan alat bantu
yang disebut media komunikasi.
B. Fungsi Media Pembelajaran
Levie dan Lentz (Kustandi dan Sutjipto, 2011: 21-22) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a)
fungsi atensi, (b) fungsi efektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi
kompensatoris.
1. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran.
2. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
3. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media
itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok yang besar
jumlahnya, yaitu dalam hal (1) memotivasi minat atau tindakan, (2)
menyajikan informasi, dan (3) memberikan instruksi.
C. Peran Media Pembelajaran
Dalam pendidikan, media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Karena informasi yang terdapat dalam media harus
dapat melibatkan siswa, baik dalam benak atau mental maupun dalam
bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi
harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis, serta ditinjau dari
segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi belajar yang
efektif.
Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses
belajar mengajar, yaitu sebagai berikut (Kustandi dan Sutjipto, 2011:
25-26) :
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses
dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya, misalnya selalui karya wisata,
kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
D. Pengelompokan Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat (Munadi,
Yudhi, 2013: 58-68) yaitu:
1. Media Audio
Pembahasan tentang proses komunikasi pembelajaran dengan
menggunakan media audio tidak lepas dari pembahasan aspek
pendengaran itu sendiri. Pendengaran adalah alat untuk
mendengarkan. Mendengarkan sesungguhnya suatu proses yang
melibatkan empat unsur: mendengar, memperhatikan, memahami,
dan mengingat.
Ciri utama dari media ini adalah pesan yang disampaikan
dengan menggunakan media audio dituangkan dalam
lambang-lambang auditif, baik verbal (bahasa lisan/kata-kata) maupun non
verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam,
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam
mengembangkan dan memproduksi media audio sebagai media
pembelajaran, misalnya:
a. Talkshow dan diskusi. Program ini dapat dibuat menjadi
program audio yakni dengan cara merekam talkshow
tersebut. Tentukan tema talkshow yang sesuai dengan salah satu
materi suatu mata pelajaran/perkuliahan. Contohnya memahami
pengertian suatu konsep Keadilan Tuhan dan Pajak.
b. Drama atau sandiwara. Drama atau sandiwara audio banyak
didengar pada program radio dan biasanya berseri atau
berepisode. Guru dapat membuat drama atau sandiwara ini
dalam bentuk rekaman audio dengan durasi sekitar 15 sampai 20
menit, sedangkan untuk para pemain dapat diambil dari peserta
didik.
c. Bercerita (menuturkan kisah). Program cerita-audio ini biasanya
dibuat oleh seorang yang memiliki talenta atau kemampuan
multisuara atau berbagai macam suara (seperti dalang).
d. Model. Maksud dari program model-audio ini adalah untuk
materi program ini diharapkan dapat ditiru oleh pendengarnya.
Contohnya program model-audio untuk latihan mengucapkan
e. Musik dan lagu. Contoh dalam penggunaan musik dan lagu,
dapat digunakan musik untuk mengiringi slide dan lagu-lagu
yang mengandung pesan pendidikan.
2. Media Visual
Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan.
Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni
pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata
(bahasa verbal) dalam bentuk tulisan, dan pesan nonverbal-visual
adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol
nonverbal-visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual
terdiri dari garis, bentuk, warna, dan tekstur.
3. Media Audio Visual
Media audio visual merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis
dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.
Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut.
a. Bersifat linear.
b. Menyajikan visualisasi yang dinamis.
c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang atau pembuatnya.
d. Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan
e. Merupakan repsesentasi fisik dan gagasan rill atau gagasan abstrak.
4. Multimedia
Multimedia merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan
materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
micro-processor. Ada beberapa bentuk pemanfaatan multimedia berbasis
komputer yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran,
misalnya:
a. Multimedia presentasi. Multimedia presentasi digunakan untuk
menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam
pembelajaran klasikal, baik kelompok kecil maupun kelompok
besar. Media ini sangat efektif sebab menggunakan multimedia
projektor (LCD/Viewer) yang memiliki jangkauan pancar cukup
besar.
b. Program media interaktif. Penggunaan media interaktif cocok
untuk mengajarkan sesuatu proses dan tahapan, misalnya
penyerbukan pada tumbuhan, pembelahan sel, proses pertumbuhan
janin manusia,dan lain-lain.
c. Sarana simulasi. Contoh dari penggunaan sarana simulasi adalah
penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang
memungkinkan peserta didik dalam akademi penerbangan dapat
berlatih tanpa menghadapi resiko jatuh.
d. Video pembelajaran. Video bersifat interaktif tutorial memimbing
Peserta didik dapat interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai
dengan yang diajarkan dalam video.
E. Penggunaan Media dalam Pembelajaran
Dalam memilih media untuk pembelajaran, pengajar sebenarnya tidak
hanya cukup mengetahui tentang kegunaan, nilai, serta landasannya, tetapi
juga harus mengetahui bagaimana cara penggunaan media tersebut.
Adapun pengunaan media dalam pembelajaran (Anitah, 2010: 82-85) :
1. Prinsip-prinsip umum penggunaan media
a. Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang
sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran.
b. Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber
dana.
c. Guru hendaknya memahami tingkat hierarki dari jenis alat dan
kegunaannya.
d. Pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus,
sebelum, selama, dan sesudah pemakaiannya.
e. Penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan
memperlancar proses pembelajaran.
2. Langkah-langkah penggunaan:
a. Persiapan sebelum menggunakan media
1) Mempelajari petunjuk penggunaan media, terutama bila
dibutuhkan perangkat keras seperti berbagai jenis pesawat
2) Semua peralatan yang akan digunakan perlu disiapkan
sebelumnya.
b. Pelaksanaan penggunaan media
Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media
berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap tenang.
Kalau media akan digunakan secara kelompok, usahakan
setiap secara bergiliran dipantau.
c. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan
pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan
pemahaman materi yang disampaikan melalui media. Untuk itu
disediakan tes yang harus dikerjakan oleh pebelajar sebagai
umpan balik.
d. Tindak lanjut
Dari umpan balik yang diperoleh, guru dapat meminta siswa
untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara, misalnya:
diskusi tentang hasil tes, mempelajari referensi dan membuat
rangkuman, melakukan suatu percobaan, observasi, dan
lain-lain.
F. Media Kartu Remi
Kartu permainan (bahasa Inggris: playing cards), atau lebih
dikenal dengan kartu remi, adalah sekumpulan kartu seukuran tangan yang
hal-hal lain, seperti sulap, enkripsi, permainan papan, dan
pembuatan rumah kartu. Kata “remi” itu sendiri sebenarnya adalah nama
salah satu permainan kartu.
Ada 1001 macam permainan kartu. Setiap negara, bahkan wilayah
suatu negara, memiliki jenis permainannya sendiri. Di Indonesia, akrab
dengan permainan “41”, “remi”, “cangkulan”, dan lain sebagainya.
Namun, yang populer di banyak negara misalnya poker, canasta,
blackjack, casino, solitaire, bridge, dengan jumlah pemain yang bisa
berbeda-beda. Solitaire dan bridge barangkali lebih familiar ketimbang
yang lain. Solitaire, yang sudah dimainkan orang sejak ratusan tahun lalu
dan banyak jenisnya dimainkan sendirian, terutama untuk mengisi waktu
luang.
Sementara itu, bridge yang harus dimainkan oleh 4 orang biasanya
berpasangan bahkan menjadi salah satu nomor andalan bagi tim Indonesia
dalam dunia olahraga untuk meraih kemenangan dalam
suatu turnamen bridge internasional. Seperti kita kenal sekarang, satu pak
kartu remi berisi 52 lembar. Dibagi menjadi 4 suit atau jenis kartu (Spade,
Heart, Diamond, Club), masing-masing terdiri atas 13 kartu (dari As, 2, 3,
dan seterusnya. sampai King). Plus kartu tambahan berupa dua
G. Motivasi Belajar
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif”,
maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi
aktif (Rohmah, 2012:239).
Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung
dalam stimulus ke arah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada
gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi tersebut dapat berupa
dorongan dasar, atau dengan hadiah.
Menurut Mc. Donald (Rohmah, 2012:240) berpendapat bahwa
motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu
untuk melakukan kegiatan belajar, menambah pengetahuan dan
keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan
untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta
mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguh untuk belajar
dan termotivasi mencapai prestasi.
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi.
pengalaman sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil penguatan yang
dilandasi untuk mencapai tujuan. Peranan motivasi yang khas adalah
pertumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar, siswa
yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar.
Dalam dunia belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi.
Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat
motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran tersebut. Jadi
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi pada
peserta didik, dan motivasi ini selalu bertalian dengan suatu tujuan.
Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat
bervariasi. Untuk selanjutnya menurut Sardiman (Rohmah, 2012:251),
berbagai macam motivasi tersebut antara lain adalah:
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi
motivasi itu ada tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul
karena dipelajari.
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan
untuk makan, minum, dan berbuat.
b. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara
membalas, untuk berusaha. Jelasnya motivasi ini timbul karena
rangsangan dari luar.
c. Motif objektif. Kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,
melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif ini muncul
karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara
efektif.
3. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah
Ada beberapa ahli menggolongkan jenis motivasi menjadi dua,
yaitu: motivasi jasmani seperti refleksi, insting otomatis, nafsu, dan
motivasi rohaniah seperti kemauan.
4. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
a. Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.
5. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi, sebab hasil
belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Oleh karena itu,
menurut Sardiman (2006:85) ada empat fungsi motivasi yaitu:
a. Mendorong seseorang untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi dari setiap kegiatan yang akan
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
d. Pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Dengan kata lain
dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi,
maka seseorang yang belajar akan mendapatkan prestasi yang
baik.
Sedangkan menurut Iskandar (Rohmah, 2012: 243-244), ada
beberapa peran motivasi yang penting dalam belajar dan pembelajaran
diantaranya adalah:
1. Peran motivasi dalam penguatan belajar. Peran motivasi dalam hal
ini dihadapkan pada suatu kasus yang memerlukan pemecahan
masalah.
2. Usaha untuk memberi bantuan dengan rumus matematika dapat
menimbulkan penguatan belajar. Motivasi ini dapat menentukan
hal-hal apa yang di lingkungan anak yang dapat memperkuat
perbuatan belajar.
3. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran ini
berkaitan dengan kemaknaan belajar yaitu anak akan tertarik untuk
belajar jika yang dipelajarinya sedikitnya sudah bisa diketahui
4. Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar. Seseorang
yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha
mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun, dan berharap
memperoleh hasil yang baik.
Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam
dan luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan pada
tingkah laku pada umumnya dan semangat atau keinginan untuk belajar
lebih semangat lagi. Petunjuk yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi
motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar.
2. Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar.
3. Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.
4. Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.
5. Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.
H. Prestasi Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa,
baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri (Syah, 2000:89). Peristiwa belajar yang dialami
yang ada, melainkan (yang terpenting) karena adanya self-direction,
pengaturan dan pengarahan diri yang dikontrol oleh otak.
Lester D. Crow dan Alice Crow (Khodijah, 2014:48) menyatakan
belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap, termasuk cara
baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam
mengatasi kendala atau penyesuaikan situasi yang baru.
Agar mengetahui tingkat keberhasilan siswa, maka dibutuhkan
evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan
kata evaluasi adalah assessment yang berarti proses penilaian untuk
menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
Pada prinsipnya (Syah, 2000:150), pengungkapan hasil belajar ideal
meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa. Namun, pengungkapan perubahan
tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit.
Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible
(tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal
ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang
dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang
terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar
siswa sebagaimana yang terurai adalah mengetahui garis-garis besar
indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis
prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha
belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta
didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah
mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes yang relevan.
I. Studi Eksperimen
Studi berasal dari bahasa Inggris yaitu study yang berarti pelajaran,
mata pelajaran atau penyelidikan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
mengadakan penyelidikan pada pembelajaran menggunakan kartu remi
dan pembelajaran tanpa kartu remi untuk materi yang sama.
Eksperimen berasal dari bahasa Inggris yaitu experiment yang
berarti percobaan atau mengadakan percobaan. Jadi studi eksperimen atau
dalam bahasa Indonesia biasa disebut eksperimen adalah usaha untuk
penyelidikan dengan cara mengadakan percobaan.
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat “sesuatu” yang dikenalkan pada
ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan
membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dengan satu atau lebih kelompok perbandingan yang tidak
menerima perlakuan (Suharsimi Arikunto, 2003:272).
Penelitian eksperimen, dilakukan apabila memenuhi syarat
(Suharsimi Arikunto, 2003: 273):
1. Kondisi-kondisi yang ada di sekitar yang diperkirakan mempengaruhi subjek yang digunakan untuk eksperimen “seyogyanya disingkirkan”,
sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara
hasil pada kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding maka
perbedaan hasil ini merupakan akibat dari adanya perlakuan.
2. Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan
sebagai perbanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir
eksperimen hasil pada kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil
akan merupakan efek dari pemberian perlakuan pada kelompok
ekperimen.
3. Sebelum dilaksanakan eksperimen kondisi kedua kelompok
diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat
betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan.
4. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan
bahwa para anggota kelompok eksperimen maupun kelompok
pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil
Hawthorne effeck adalah efek sampingan yang disebabkan karena
anggota kelompok eksperimen mengetahui statusnya sehingga hasil
akhir tidak semurni yang diharapkan. Sedangkan John Henry effect
adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota kelompok
pembanding menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra dari
mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasil akhir
tidak semurni yang diharapkan.
J. Kerangka Berpikir
Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Dari berbagai banyak faktor tersebut, faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran diantaranya motivasi dan
prestasi belajar siswa. Ada beberapa media yang dapat digunakan sebagai
alat untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa, salah
satunya ada melalui media permainan kartu remi.
Dengan pemanfaatan media kartu remi dalam proses pembelajaran
diharapkan akan berdampak pada peningkatan motivasi belajar dan
prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen karena siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan adanya media kartu remi
proses pembelajaran tidak membosankan. Dengan demikian diharapkan
capaian motivasi belajar dan prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi
K. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis I
H1 = Penggunaan media permainan kartu remi efektif untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri
1 Sewon pada mata pelajaran ekonomi.
2. Hipotesis II
H2 = Penggunaan media permainan kartu remi efektif untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1
Sewon pada mata pelajaran ekonomi.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui keefektifan
penggunaan media permainan kartu remi untuk meningkatkan motivasi
belajar dan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Sewon pada mata
pelajaran ekonomi ketika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan kartu
remi dan tanpa kartu remi.
Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari
sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Penelitian dilakukan dengan
memperbandingkan hasil satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai
kondisi perlakuan (Suryabrata, 2008:88).
Dalam penelitian ini terdapat hubungan “tunggal-ganda” (satu kondisi
mengakibatkan timbulnya lebih dari satu fenomena).
Keterangan:
X = Penggunaan kartu remi
Y1 = Motivasi belajar
Y2 = Prestasi belajar X
Y2
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini diadakan pada bulan Oktober 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS1 dan IPS2 SMA Negeri 1
Sewon.
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah efektifitas penggunaan media permainan kartu
remi untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini, populasi yang hendak diteliti adalah seluruh siswa
kelas X IPS SMA Negeri 1 Sewon.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sewon.
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah siswa kelas X IPS1 dan
X IPS2. Siswa kelas X IPS1 sebagai kelas eksperimen, yang akan
diterapkan penggunaan media kartu remi pada proses pembelajarannya,
sedangkan siswa X IPS2 sebagai kelas kontrol tanpa menggunakan media
E. Pengukuran Variabel Motivasi Belajar
Skala pengukuran yang digunakan untuk indikator-indikator motivasi
adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang peristiwa
sosial.
Skala pengukuran untuk setiap item pertanyaan dinyatakan dalam lima
skala pendapat sebagai berikut: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R),
Tidak setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS).
Tabel 3.1
Skor Skala Likert dalam Kuesioner
Jawaban
Skor Pernyataan
Positif Negatif
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
F. Uji Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian menggunakan teknik
korelasi Product Moment sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
Keterangan:
r = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Y = Skor total dari seluruh item
X = Skor total dari setiap item
N = Jumlah responden
∑ = Hasil kali X dan Y
Jika jumlah nilai koefisien
r
hitung lebih besar darir
tabel, makabutir tersebut dapat dikatakan valid. Jika
r
hitung lebih kecil darir
tabel, maka butir tersebut dapat dikatakan tidak valid.
Dari pengujian validitas kelas kontrol diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Item Variabel Motivasi Belajar No. Item
r
hitungr
tabel Keteranganitem1 ,654 0,304 Valid
item2 ,560 0,304 Valid
item3 ,519 0,304 Valid
item4 ,509 0,304 Valid
item5 ,611 0,304 Valid
item6 ,526 0,304 Valid
item7 ,547 0,304 Valid
item8 ,657 0,304 Valid
item9 ,799 0,304 Valid
item10 ,587 0,304 Valid
item11 ,597 0,304 Valid
item12 ,480 0,304 Valid
item13 ,536 0,304 Valid
item14 ,482 0,304 Valid
item15 ,591 0,304 Valid
item16 ,594 0,304 Valid
item17 ,583 0,304 Valid
item19 ,617 0,304 Valid
item20 ,513 0,304 Valid
item21 ,614 0,304 Valid
item22 ,429 0,304 Valid
Dari tabel kesimpulan uji validitas motivasi belajar di atas terlihat
bahwa seluruh item valid. Pengambilan kesimpulan ini dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jumlah responden (n) sebanyak
44 orang dan α = 5%, sehingga untuk memperoleh r tabel maka n-2
(44-2=42) diperoleh r tabel sebesar 0,304. Berdasarkan hasil perhitungan, jika r
hitung lebih besar dari r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid, dan
sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka item tesebut tidak valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha,
sebagai berikut:
[ ] [ ∑ ]
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑ = Jumlah varians butir
Instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien Alpha >0,6.
Sebaliknya bila nilai koefisien Alpha <0,6 maka instrumen penelitian
tersebut belum reliabel.
Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai reikut:
Tabel 3.3
Kesimpulan Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar
Variabel
r
hitungr
tabel KeteranganMotivasi belajar 0,919 0,6 Reliabel
Dari 22 item instrumen motivasi belajar diperoleh koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0,919 lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kuesioner motivasi belajar tersebut reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan
data tentang variabel motivasi belajar siswa.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengukur variabel prestasi belajar siswa. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes yang berbentuk pilihan
ganda.
H. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
Berikut ini penggolongan pertanyaan pada kuesioner untuk
Tabel 3.4
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar
Variabel Aspek
Nomor Butir
Positif Negatif
Motivasi
belajar
Perhatian (Attention) 1, 3, 4, 5, 6, 7 2, 8, 9
Relevansi (Relevance)
10, 11 12, 13
Percaya Diri (Confidence)
14, 15, 16 17
Kepuasan (Satisfaction)
2. Tes
Tes yang digunakan berupa pilihan ganda.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Soal Variabel Prestasi Belajar
No Kompetensi
Dasar Materi Indikator
No Soal Pergerakan di sepanjang kurva dan pergeseran kurva
Kriteria penentuan skor pada soal pilihan ganda tertera pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.6
Penentuan Skor Pilihan Ganda
Kriteria Skor
Jika jawaban salah 0
Jika jawaban benar 1
I. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu variabel
bebas dan variabel tidak bebas atau tergantung. Variabel bebas atau
variabel eksperimen adalah aktivitas atau karakteristik yang dipercaya
membuat adanya perbedaan. Variabel tidak bebas atau variabel tergantung,
juga merupakan variabel kriterion, efek, atau posttest, adalah hasil studi,
perubahan atau beda pada kelompok-kelompok yang terjadi sebagai akibat
manipulasi variabel bebas. Variabel tergantung biasanya diukur dengan
suatu tes (Sumanto, 1990: 77).
Analisis data eksperimen umumnya menggunakan statistik yang
digunakan untuk mengukur perbedaan. Misalnya untuk melihat apakah
ada perbedaan sebelum perlakuan dan setelah perlakuan.
Penelitian yang akan dilakukan adalah eksperimen tentang
efektifitas penggunaan media permainan kartu remi untuk meningkatkan
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
dengan media kartu remi akan lebih termotivasi dan memperoleh nilai
lebih baik dari pada siswa tanpa media kartu remi dalam pembelajaran.
Rancangan penelitian eksperimen (Sandjaja dan Albertus
Heriyanto, 2011:127) adalah:
Subjek Pretest Treatment Posttest
K 01 X 02
K 01 - 02
Keterangan :
K : Kelompok yang pemilihannya tidak di acak
X : Perlakuan pada kelompok tertentu
01,02 : Pengukuran yang dilakukan pada kelompok tertentu
J. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan:
1. Analisis deskriptif, yaitu digunakan untuk mendeskripsikan motivasi
belajar dan prestasi belajar antara kelas kontrol dan kelas eskperimen.
2. Analisis komparatif, yaitu untuk membandingkan apakah ada
perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Untuk motivasi belajar tersebut dilakukan
dengan cara:
a. Membandingkan motivasi awal antara kelas kontrol dan kelas
b. Membandingkan motivasi awal dan motivasi akhir kelas
eksperimen.
c. Membandingkan motivasi awal dan motivasi akhir kelas kontrol.
d. Membandingkan motivasi akhir antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
e. Membandingkan selisih antara motivasi awal dan akhir kelas
kontrol dengan selisih antara motivasi awal dan akhir kelas
eksperimen.
Analisis komparasi untuk prestasi belajar dilakukan dengan cara:
a. Membandingkan prestasi awal antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
b. Membandingkan prestasi awal dan akhir kelas eksperimen.
c. Membandingkan prestasi awal dan prestasi akhir kelas kontrol.
d. Membandingkan prestasi akhir antara kelas kontrol dan
eksperimen.
e. Membandingkan selisih antara prestasi awal dan akhir kelas
kontrol dengan selisih antara prestasi awal dan akhir kelas
eksperimen.
Cara membandingkannya adalah dengan Uji-t (paired-samples t Tes
dan Independent-Samples t Test) untuk uji beda. Uji paired-samples t Tes
digunakan untuk item b dan c, sedangkan uji Independent-Samples t Test
digunakan untuk item a, d,dan e. Perhitungan menggunakan bantuan SPSS
signifikan dari uji t tersebut baik yang menggunakan paired-samples t Test
maupun independent-Samples t Test. Jika signifikansi lebih besar dari
0,05, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil pengujian
komparasi untuk motivasi belajar dan prestasi belajar untuk item a, b, c, d,
36
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian eksperimen dalam pembelajaran ekonomi ini telah
dilaksanakan pada siswa kelas X IPS1 dan X IPS2 di SMA Negeri 1
Sewon. Pada penelitian ini, kelas X IPS2 berperan sebagai kelas kontrol
dan kelas X IPS1 berperan sebagai kelas eksperimen. Penelitian di kelas
kontrol dan kelas eksperimen masing-masing dilakukan selama 12 jam.
Penelitian selama 12 tersebut dikemas dalam 4 kali pertemuan.
Penelitian di kelas kontrol dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2016
pada jam ke 6-8, 24 Oktober 2016 pada jam 6-8, 31 Oktober 2016 pada
jam 6-8, dan 7 November 2016 pada jam 6-8. Penelitian kelas eksperimen
dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2016 pada jam 4-6, 29 Oktober 2016
pada jam 4-6, 5 November 2016 pada jam 4-6 pada jam 4-6, dan 12
November 2016 pada jam 4-6.
Kegiatan penelitian meliputi pretest (pilihan ganda) yang
berjumlah 12 butir soal, pengisian kuesioner awal, posttest (pilihan ganda)
yang berjumlah 12 butir soal, pengisian kuesioner akhir. Pada kelas
kontrol penelitian meliputi pemberian pretest, pengisian kuesioner awal,
pemberian soal esai tanpa media kartu remi, posttest, dan pengisian
kuesioner akhir. Kegiatan pada kelas eksperimen meliputi pretest,
pengisian kuesioner awal, pemberian soal esai dengan media kartu remi,
Berikut ini ditampilkan tabel peningkatan motivasi belajar dan
prestasi belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen:
Tabel 4.1
Selisih Skor Variabel Motivasi Belajar Kelas Kontrol
No. Presensi Kondisi Awal
Kondisi
Akhir Selisih Keterangan
1 65 66 1 Meningkat
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa adanya perubahan motivasi belajar
untuk kelas kontrol dari awal materi pembelajaran harga pasar sampai
akhir pembelajaran materi harga pasar, yaitu mengalami peningkatan,
22 orang siswa kelas kontrol, 15 siswa (68%) mengalami penurunan
motivasi, 6 siswa (27%) mengalami peningkatan motivasi, dan 1 siswa
(5%) yang tidak mengalami perubahan motivasi. Rata-rata skor motivasi
belajar awal pada kelas kontrol adalah 74,05, dan rata-rata skor motivasi
belajar akhir pada kelas kontrol adalah 69,55. Jadi rata-rata selisih
motivasi awal dibandingkan dengan motivasi akhir kelas kontrol adalah
-4,5 yang menunjukkan terjadinya penurunan motivasi belajar.
Tabel 4.2
Selisih Skor Variabel Motivasi Belajar Kelas Eksperimen
No. Presensi Kondisi Awal
Kondisi
Akhir Selisih Keterangan
Tabel 4.2 menunjukkan perubahan motivasi belajar kelas
eksperimen. Data motivasi belajar ini diambil ketika awal pembelajaran
harga pasar dan akhir pembelajaran materi harga pasar. Dari 22 siswa
kelas eksperimen, 19 orang (86%) mengalami peningkatan, dan 3 orang
(14%) tidak mengalami perubahan motivasi belajarnya. Rata-rata skor
motivasi belajar awal pada kelas eksperimen adalah 79,50, dan rata-rata
skor motivasi belajar akhir pada kelas eksperimen adalah 84,45. Dari
perbandingan tersebut terjadi kenaikan rata-rata skor motivasi awal
dibandingkan dengan motivasi akhir kelas eksperimen sebesar 4,95.
Tabel 4.3
Selisih Skor Variabel Prestasi Belajar Kelas Kontrol
No. Presensi
Kondisi Awal
Kondisi
Akhir Selisih Keterangan
21 67 75 8 Meningkat
22 67 50 -17 Menurun
Rata-rata 69 70 1 Meningkat
Tabel 4.3 menunjukkan peningkatan/perubahan prestasi belajar
kelas kontrol. Data prestasi tersebut diperoleh dari hasil pretest yang
dilakukan di awal pertemuan dan hasil posttest yang diberikan di akhir
pembahasan ekonomi pada materi harga pasar. Perubahan prestasi yang
terjadi tidak terlalu signifikan. Dari 22 siswa kelas kontrol 12 orang
(54,5%) mengalami peningkatan prestasi belajar, 7 orang (31,8%)
mengalami penurunan prestasi belajar, dan 3 orang (13,6%) dengan
prestasi belajar tetap. Rata-rata skor prestasi belajar awal pada kelas
kontrol yaitu 69, sedangkan skor rata-rata prestasi belajar akhir pada kelas
kontrol yaitu 70. Dari hasil perbandingan tersebut terjadi kenaikan skor
rata-rata prestasi belajar di kelas kontrol yaitu 1.
Tabel 4.4
Selisih Skor Variabel Prestasi Belajar Kelas Eksperimen No.
Presensi
Kondisi Awal
Kondisi
Akhir Selisih Keterangan
13 58 100 42 Meningkat
14 58 83 25 Meningkat
15 50 92 42 Meningkat
16 75 83 8 Meningkat
17 58 83 25 Meningkat
18 42 83 42 Meningkat
19 75 92 17 Meningkat
20 50 83 33 Meningkat
21 50 83 33 Meningkat
22 42 75 33 Meningkat
Rata-rata 57 86 29 Meningkat
Tabel 4.4 menunjukkan perubahan prestasi belajar pada siswa di
kelas eksperimen. Perubahan prestasi belajar ini didapat selama proses
pembelajaran yaitu 12 jam pelajaran. Perubahan prestasi belajar ini,
diperoleh dengan mengambil selisih antara hasil pretest dan hasil posttest.
Dari 22 siswa (100%), seluruhnya mengalami peningkatan prestasi belajar.
Rata-rata skor prestasi belajar awal kelas eksperimen yaitu 57, sedangkan
rata-rata skor prestasi belajar akhir kelas eksperimen yaitu 86. Dari hasil
perbandingan tersebut terjadi kenaikan rata-rata skor prestasi belajar di
kelas eksperimen sebesar 29. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor
prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
B. Analisis Komparasi Variabel Motivasi Belajar
1. Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol.
a. Pengujian prasyarat analisis data variabel motivasi belajar
Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data
berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 4.5
Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil pengujian normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data
motivasi belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah
normal, yaitu pada kelas kontrol Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,460> α (0,05) dan Asymp. Sig. (2-tailed) pada kelas eksperimen
sebesar 0,716> α (0,05).
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kolmogorov-Smirnov Z ,853 ,697
Asymp. Sig. (2-tailed) ,460 ,716
b. Pengujian hipotesis
2) Hasil pengujian hipotesis
Tabel 4.6
Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan pada Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Independent Samples t Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian motivasi belajar awal kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Hasil dari uji kesamaan varians
ditolak. Jadi kedua kelompok memiliki varian yang sama. Karena kedua
kelompok memiliki varian yang sama, maka akan digunakan hasil uji t
pada baris bagian yang atas (Equal variances assumed). Hasil uji t
menunjukkan Sig. (2-tailed) sebesar 0,099> α (0,05), maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Jadi motivasi belajar awal antara siswa kelas kontrol dan
kelas eksperimen adalah sama.
2. Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol
a. Pengujian prasyarat analisis data variabel motivasi kelas kontrol.
Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data berdasarkan
uji Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 4.7
Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kolmogorov-Smirnov Z ,747
Asymp. Sig. (2-tailed) ,631
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data motivasi
belajar kelas kontrol adalah normal karena Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
b. Pengujian hipotesis
2) Hasil pengujian hipotesis
Tabel 4.8
Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan
pada Kelas Kontrol Berdasarkan Paired Samples t Test
Paired Differences t df Sig.
(2-demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan motivasi belajar
kelas kontrol dari awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran
pada pelajaran ekonomi harga pasar.
Berdasarkan hasil pengujian statistika di atas, tampak bahwa pada
pembelajaran, terdapat perbedaan yaitu pada akhir pembelajaran terjadi
penurunan motivasi belajar dalam pembelajaran materi harga pasar.
3. Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas
Eksperimen
a. Pengujian prasyarat analisis data variabel motivasi kelas eksperimen
berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data berdasarkan uji
Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 4.9
Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berdasarkan hasil pengujian normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data
motivasi belajar kalas eksperimen adalah normal karena Asymp.
Sig. (2-tailed) sebesar 0,221> α (0,05).
Selisih
N 22
Normal Parametersa,b
Mean 4,95
Std. Deviation
5,131
Most Extreme Differences
Absolute ,224 Positive ,224 Negative -,167
Kolmogorov-Smirnov Z 1,049
Asymp. Sig. (2-tailed) ,221
b. Pengujian hipotesis
1) Rumusan Hipotesis
Ho = tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
kartu remi.
Ha = terdapat perbedaan motivasi belajar siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
kartu remi
2) Hasil pengujian hipotesis
Tabel 4.10
Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen
Berdasarkan Paired Samples t Test
Paired Differences t df Sig.
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed)sebesar 0,000 < α
(0,05). Hal tersebut berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar
siswa kelas ekperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan kartu remi
Berdasarkan hasil pengujian statistik di atas, tampak bahwa
perlakuan penggunaan kartu remi dalam pembelajaran ekonomi materi
harga pasar memberikan perbedaan yang signifikan dalam peningkatan
motivasi belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan kartu remi dapat
mempengaruhi mood siswa dan siswa dapat fokus dalam materi
pembelajaran.
4. Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
a. Pengujian prasyarat analisis data variabel motivasi belajar
Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data
berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 4.11
Pengujian Normalitas Data Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kontrol Eksperimen
Kolmogorov-Smirnov Z ,436 ,368
Asymp. Sig. (2-tailed) ,991 ,999
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data motivasi
belajar sesudah perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
sebesar 0,991> α (0,05) dan pada kelas eksperimen Asymp. Sig.
(2-tailed)sebesar 0,999> α (0,05).
b. Pengujian hipotesis
1) Rumus hipotesis
Ho = tidak terdapat perbedaan motivasi belajar akhir siswa
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Ha = terdapat perbedaan motivasi belajar akhir siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
2) Hasil pengujian hipotesis
Tabel 4.12
Hasil Uji t Data Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen Berdasarkan Independent Samples t Test
Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian motivasi belajar akhir
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil dari uji kesamaan varians
t-test for Equality of Means
ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan motivasi belajar pada akhir pelajaran antara siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
5. Selisih (Gain) Motivasi Belajar antara Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
a. Pengujian prasyarat analisis data variabel motivasi belajar
Berikut ini akan disajikan hasil pengujian normalitas data
berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 4.13
Pengujian Normalitas Data Selisih (Gain) Motivasi Belajar Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil pengujian normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov di atas, tampak bahwa selisih motivasi belajar
kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah normal. Pada kelas kontrol
distribusi selisih motivasi belajar normal karena Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,631> α (0,05). Pada kelas eksperimen distribusi selisih
motivasi belajar normal karena Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,221>
2) Hasil pengujian hipotesis
Tabel 4.14
Hasil Uji t Selisih (Gain) Data Motivasi Belajar Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan Independent Samples t Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
Tabel 4.14 menunjukkan hasil pengujian selisih motivasi belajar
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil dari uji kesamaan varians
menunjukkan bahwa nilai Sig (0,096) > α (0,05), pada t-test for Equality
of Means menunjukkan Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < α (0,05) maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan selisih
yang signifikan antara motivasi belajar kelas kontrol dan motivasi belajar
kelas eksperimen.
6. Rekapitulasi Hasil Uji t untuk Variabel Motivasi Belajar
Tabel 4.15
Rekapitulasi Hasil Uji t untuk Variabel Motivasi Belajar
No Uji t Sig. (2-tailed) Hasil
1 Pre Kontrol-Eksperimen 0,099 Tidak signifikan
2 Pre-Post Kontrol 0,027 Signifikan
3 Pre-Post Eksperimen 0,000 Signifikan
4 Post Kontrol-Eksperimen 0,000 Signifikan
5 Gain Kontrol-Eksperimen 0,000 Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, motivasi belajar awal kelas kontrol dan
kelas eksperimen adalah sama (pre kontrol dan eksperimen). Motivasi
belajar siswa kelas kontrol sebelum diberi perlakuan menunjukkan hasil
yang tidak sama atau signifikan (pre dan post kontrol). Motivasi belajar
siswa kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan kartu remi
menunjukkan perubahan yang signifikan, yaitu terjadi perbedaan antara