111
b)
Alamat
:
c)
Usia
:
d)
Jenis kelamin
:
P/L
e)
Pendidikan
:
*PELAJAR / *MAHASISWA
f)
Cita-cita
:
g)
Hobi
:
h)
Prestasi yang diraih
:
i)
Pekerjaan
:
*PNS / *SWASTA
j)
Status
:
*NIKAH / *BELUM NIKAH
k)
Lama usia perceraian orangtua :
[image:1.612.131.527.154.682.2]Ket : Coret yang tidak anda perlukan *
Tabel I
Panduan Wawancara Orientasi Masa Depan pada Remaja yang
Mengalami Perceraian Orangtua
untuk Informan Utama
No
Pertanyaan penelitian
Formulasi pertanyaan
1.
Orientasi masa depan pada
remaja yang mengalami
perceraian orantua dalam
hal pendidikan
a.
Sejauhmana minat dalam pendidikan
yang kamu inginkan diwaktu yang akan
datang? (I)
b.
Apakah tujuan yang ingin kamu capai?
(T)
untuk meraihnya? (U)
d.
Apa yang kamu harapkan dari keinginan
tersebut? (H)
e.
Perencanaan apa saja yang kamu
persiapkan? (R)
f.
Kegiatan ekstara kurikuler apa yang
anda ikuti disekolah? (Ek)
g.
Hal-hal apa saja yang mendorong kamu
untuk mewujudkan keinginan tersebut?
(Dr)
h.
Hal-hal apa saja yang menghambat
kamu dalam mewujudkan keinginan
tersebut? (Hm)
i.
Seberapa
yakin
kamu
dengan
kemampuan yang anda miliki? (Yk)
j.
Jelaskah,
apakah
dengan
keadaan
orangtua bercerai berpengaruh terhadap
kenyamanan interaksi anda dilingkungan
sekolah? Mengapa? (Ph)
k.
Apa yang anda lakukan bila yang
menjadi harapan anda tidak dapat
terlaksana? (A)
l.
Hal-hal apa saja yang dapat memotivasi
anda untuk mendapatkan prestasi itu?
(M)
2.
Orientasi masa depan pada
remaja yang mengalami
perceraian orangtua dalam
hal pekerjaan
a.
Sejauhmana
pekerjaan
yang
kamu
inginkan diwaktu yang akan datang? (I)
b.
Apakah tujuan yang ingin kamu capai?
(T)
c.
Usaha apa yang akan kamu lakukan
untuk meraihnya? (U)
d.
Apa yang kamu harapkan dari keinginan
tersebut? (H)
e.
Perencanaan apa saja yang kamu
persiapkan? (R)
f.
Hal-hal apa saja yang mendorong kamu
untuk mewujudkan keinginan tersebut?
(Dr)
kamu dalam mewujudkan keinginan
tersebut? (Hb)
h.
Seberapa
yakin
kamu
dengan
kemampuan yang anda miliki? (Yk)
i.
Jelaskah,
apakah
dengan
keadaan
orangtua bercerai berpengaruh terhadap
kenyamanan interaksi anda dilingkungan
sekolah? Mengapa? (Ph)
j.
Apa yang anda lakukan bila yang
menjadi harapan anda tidak dapat
terlaksana? (Hr)
k.
Hal-hal apa saja yang dapat memotivasi
anda untuk mendaptkan prestasi itu? (M)
3.
Orientasi masa depan pada
remaja yang mengalami
perceraian orantua dalam
hal keluarga
a. Ceritakan keluarga impian yang seperti
apa yang kamu inginkan di waktu yang
akan daatng? (I)
b.
Apakah tujuan yang ingin kamu capai?
(T)
c.
Usaha apa yang akan kamu lakukan
untuk meraihnya? (U)
d.
Apa yang kamu harapkan dari keinginan
tersebut? (H)
e.
Perencanaan apa saja yang kamu
persiapkan? (R)
f.
Kegiatan kemasyaratan apa yang anda
ikuti dilingkungan rumah? (Org)
g.
Dengan keadaan orangtua yang bercerai
bagaimana
interaksi
kamu
dengan
keluarga/saudara
dan
lingkungan
masyarakarat? (IS)
h.
Hal-hal apa saja yang mendorong kamu
untuk mewujudkan keinginan tersebut?
(Dr)
i.
Hal-hal apa saja yang menghambat
kamu dalam mewujudkan keinginan
tersebut? (Hb)
orangtua bercerai berpengaruh terhadap
kenyamanan interaksi anda dilingkungan
masyarakat? Mengapa? (Ph)
l.
Apakah ada rasa takut/trauma mengenai
keluarga? (Tr)
m.
Apa yang anda lakukan bila yang
menjadi harapan anda tidak dapat
terlaksana? (A)
n.
Hal-hal apa saja yang dapat memotivasi
anda untuk mendapatkan itu? (M)
Ket:
1.
I
= Impian
2.
T
= Tujuan
3.
U
= Usaha
4.
H
= Harapan
5.
R
= Rencana
6.
Org
= Organisasi
7.
IS
= Interaksi Sosial
8.
Dr
= Dorongan
9.
Hb
= Hambatan
Guide Observasi Diri Orientasi Masa Depan pada Remaja yang
Mengalami Perceraian Orangtua
untuk Informan Utama
Tabel II
Kode
Aspek
Aitem pernyataan
Ya
Tidak
1(PD) Orientasi masa depan
pada
remaja
yang
megalami perceraian
orangtua dalam hal
pendidikan
-
Mempunyai
cita-cita/
harapan di masa depan
-
Pernah meraih prestasi
di sekolah
-
Mengerjakan tugas-tugas
sekolah/kampus
-
Bercerita
tentang
permasalahan
yang
dihadapi
dengan
keluarga
-
Bercerita
tentang
permasalahan
yang
dihadapi dengan teman
-
Bergaul dengan teman
sebaya
dilingkungan
sekolah
-
Mengikuti
kegiatan
ekstra
kurikuler
di
sekolah
2 (PJ) Orientasi masa depan
pada
remaja
yang
megalami perceraian
orangtua dalam hal
pekerjaan
-
Mempunyai
impian
tentang perkerjaan yang
diinginkan dimasa depan
-
Mempunyai rasa percaya
diri
-
Optimis sukses di masa
depan dalam pekerjaan
-
Dapat
bekerja
sama
dalam tim
-
Menyelesaika
masalah
dalam pekerjaan sendiri
-
Meminta
bantuan
oranglain
dalam
menyelesaikan masalah
dalam pekerjaan
3(KL) Orientasi masa depan
pada
remaja
yang
megalami perceraian
orangtua dalam hal
keluarga
-
Membuat
perencanaan
untuk
berkeluarga
di
masa depan
-
Ada
perasaan
takut/trauma dalam diri
dalam hal keluarga
-
Dapat mencari solusi
/mengatasi permasalahan
yang dihadapi dalam
keluarga
-
Mengantisipasi
kemungkinan baik dan
buruk dalam keluarga
-
Menerima
kenyataan
dalam hidup yang baik
ataupun
yang
buruk
dalam keluarga
-
Mempunyai tujuan ke
depan dengan kelurga
Keterangan:
1.
PD = Pendidikan
2.
PJ = Pekerjaan
Nama Informan
: Mus
Kode : W1. M
Usia
: 19 tahun
Tema
: Orientasi Masa Depan pada Remaja yang Mengalami
Perceraain Orangtua
Waktu
: Solo, 05 oktober 2011 pukul 09.00
–
10.00 WIB
P
: Peneliti
I
: Informan
No Baris
Wawancara
Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Peneliti
:
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh, de mus siap
ya
untuk
wawancaranya.
Apa
sih
pentingnya pendidikan buat de mus?
Informan : pentingnya buat masa depan
mba, (masa depan) buat masa depan mb.
Biar lebih baik jadi masa depannya lebih
baik
Peneliti : terus, sejauh mana tingkat
pendidikan yang di inginkan? Sekolahnya
sampai apa?
Informan : sampai misalnya lanjut terus,
pengennya lanjut terus pengennya, tapi
kan kalo berkeluarga itukan harus minta
ijin ama suami. Pokoknya ya sampai ya
yang tinggi
Peneliti : kenapa?
Informan : kenapa ya? Dah cita
– cita kok
mb. Pokoknya mau sekolah yang tinggi
Peneliti : terus, pernah meraih prestasi
apa?
Informan : kalo kelas paling Cuma
rangking, gak pernah ikut apa
– apa, gak
aktif dalam kegiatan sekolah
Peneliti : rangking ya?(heeh) berarti
kegiatan dalam organisasi gitu?
Informan : gak,
Peneliti : OSIS, gitu gak pernah ikut? (gak)
terus hal
–
hal apa aja waktu itu yang bisa
membuat meraih prestasi?
Penting untuk masa
depan
supaya
masa
depan lebih baik.
Inginnya
sekolah
sampai tinggi.
Sudah menjadi cita-cita
sekolah sampai tinggi.
Informan
tidak
mengikuti oraganisasi
di sekolah.
35
40
45
50
55
60
65
70
Informan: karena itu mba, kan ada
motivasi dari orang tua. Klo dapet
rangking jelek kan di diemi ama keluarga.
Jadi kan motivasinya jadi lebih bagus
–
bagus terus. Sama itu juga temen
– temen
seperjuangan juga kan pinter
– pinter jadi
klo nilai nya jelek rangkingnya jelek
jadinya kan malu
Peneliti : terus, apa tujuannya meraih
prestasi?
Informan : prestasi (cita
–
cita)
Peneliti : terus upaya yang dilakukan apa?
Informan : yang dilakukakan belajar
belajar,
mencari
pengalaman
–
pengalaman terus kayak itu tuh mb apa
tanya
– tanya tentang orang
– orang yang
sukses gimana – gimana caranya (heeh)
Peneliti: terus seberapa yakin kesuksesan
yang akan di capai?
Informan: seberapa yakin, seyakin
–
yakinnya mb
Peneliti : terus seberapa yakin tha
kemampuan, eeeh kemampuan yang kamu
miliki?
Informan: lha 60% mungkin,
Peneliti : 60%?kenapa?
Informan: karena kan masih ada yang
kurang
–
kurang. Mungkin untuk sekarang
masih 60%an
Peneliti : eeh apakah dengan keadaan
orang tua yang bercerai berpengaruh
kenyaman interaksi di lingkungan sekolah
Informan: enggak sih
Peneliti : gak berpengaruh?
Informan: gak, cuek aja yang penting aku
bisa sekolah, mereka bisa sekolah asal
masalah orang tua aku gak ikut – ikutan,
Peneliti : terus apa yang de mus lakukan
bila harapan – harapn yang di inginkan itu
mengalami satu hambatan?
Informan: cari solusi yang menghambat itu
mba,
orangtua karena kalau
dapat rangkin jelek di
diamkan
sama
keluarga. Jadi harus
dapat rangking bagus.
Dan
temen-temen
informan juga pintar
kalau nilainya jelek
rangkingnya
jelek
malu.
usaha yang dilakukan
belajar, belajar mencari
pengalaman-pengalaman, bertanya
denga
orang
yang
sukses bagaimana saja
caranya.
Informan yakin dengan
kemampuan yang di
miliki.
Dengan keyakinan 60%
Menyadari
masih
banyak kekurangan.
75
80
85
90
95
100
105
110
Peneliti : terus, hal
–
hal apa saja yang
bisa memotivasi untuk meraih prestasi?
Informan: pertama dari orang tua terus
dari teman
–
teman, keluarga
–
keluarga
terdekat – terdekat.
Peneliti : bisa di ceritakan gak, dampak
–
dampak yang di alami dalam pendidikan,
pendidikan
ya
khususnya
setelah
perceraian orang tua.
Informan:
dampaknya
kan
waktu
perceraian, waktu SMP itu agak
–
agak
drop gitu kan nilainya, terus semenjak
SMA kan dah mulai bisa berpikir dewasa
lah kalo masalah orangtua anak kan gak
boleh ikut itukan orang tua kan jadi ya
cuek aja. Kalo ibu bilang itukan masalah
antara bapak dan ibu jadi kamu yang
penting sekolah dan nyaman gitu aja
Peneliti : jadi ini ya,eee ada penjelasan
dari orang tua (heeh)
Informan: dari orang tua juga, dari pak de
juga, dari kakak juga bilang begitu. Udah
gak usah ngurusin masalah orang tua, itu
urusan orang tua yang penting kamu bisa
sekolah bisa meraih cita
–
cita, bisa
meperbaiki diri di depan orang tua ya
biasa - biasa ajalah.
Peneliti : terus, bagaimana cara mengatasi
permasalahan
– permasalahan itu? Eeh
jadi biar bisa menerima itu akhirnya, yang
dilakukan apa aja?
Informan: yang dilakukan, biasanya sih
sharing sama temen – temen gitu. Mungkin
setiap orang tuakan beda
–
beda jadi mana
perkataan yang kira
–
kira yang bener
mana yang salah jadi dipertimbangkan
gitu lah, terus ama diberi penjelasan
–
penjelasan gitu lah jadinya kan mengerti
biasanya pak de yang sering jelasin
Peneliti : berarti yang mengganti peran
ayah, pak de? Terus pekerjaan seperti apa
yang ingin di dapat?
campur.
mencari solusi dari hal
yang menghambat.
Hal yang memotivasi
pertama ibu, teman,
keluarga terdekat.
Dampaknya, perceraian
terjadi sewaktu SMP
nilai agak turun, setelah
SMA
berpikir
itu
masalah orangtua, anak
tidak
boleh
ikut
campur.
Informan
bersikap cuek, yang
penting sekolah dan
nyaman.
Mendapat
penjelasan
dari orangtua, pak dhe,
dan kakak informan
bahwa
itu
masalah
orangtua, tidak perlu
ikut
ngurusin
yang
penting bisa sekolah
meraih cita-cita dan
bisa lebih baik dari
orangtua.
115
120
125
130
135
140
145
150
Informan: pekerjaan?
Peneliti : yang ingin di dapat seperti apa?
Besoknya kalo udah lulus
Informan: kayak kantoran gitu mba
Peneliti : kenapa?
Informan: karena harapan orang tua
begitu mba, jadi ya begitu. Orang tua kan
berharap anaknya lebih baik
Peneliti : terus, hal
– hal apa aja yang di
persiapkan atau dilakukan untuk meraih
pekerjaan seperti itu?
Informan: jadi mulai sekarang udah mulai
apa namanya bantu orang tua bantu
–
bantu di toko gitu, ya kadang
–
kadang ya
kula’an kadang – kadang dua juta gitu, ya
dah mulai di bimbing sama orang tua di
suruh mandiri, gak tergantung ama orang
lain selama masih bisa, udah gitu aja
Peneliti: terus, hal
– hal apa aja yang
mendorong untuk mendapatkan pekerjaan
itu?
Informan: hal
– hal yang mendorong..
motivasi orang tua, dorongan
– dorongan
apa yang di inginkan harus bisa di capai
Peneliti : terus, harapan
–
harapan dari
pekerjaan yang di dapat apa?
Informan: yang diharapkan? Mungkin
pengalaman sih mba, pengalaman
–
pengalamannya mungkin gaji juga mba
heheheheh (yaa) semuanya mesti heeh
kesitu
Peneliti : kerja kalo gak dapet uang juga
yoo gak mau tho?
Informan: yang pertama uang juga ya
pengalamn
–
pengalaman
peneliti : terus menurut de mus sendiri,
seberapa besar kemampuan yang dimiliki
untuk menyelesaikan tugas dari pekerjaan?
Kan sekarang kuliah di psikologi berarti
kan udah punya gambaran kerjanya tuh yo
gak
–
gak jauh dari materi
–
materi yang
di dapet, lha menurut de mus sendiri
Ingin kerja kantoran.
Harapan
orangtua
informan
bekerja
kantoran dan berharap
menjadi
yang
lebih
baik.
Usaha yang dilakukan
mulai
sekarang
membantu orangtua di
toko,
kadang
ikut
belanja dagangan, di
bombing untuk lebih
mandiri,
tidak
tergantung
dengan
orang lain.
Motivasinya orangtua,
selalu
mendapatkan
dorongan
apa
yang
diinginkan harus bisa
tercapai.
Harapannya
mendaptkan
pengalaman dan gaji.
155
160
165
170
175
180
185
190
195
seberapa kemampuan untuk menyelesaikan
tugas – tugas di pekerjaan besoknya itu
Informan: kemampuan? (heeh) dalam
prosentase?
Peneliti: ya prosentase boleh ya trus punya
bayangan
– bayangan besok kerjanya
giman
–
gimana juga boleh
Informan: kalo kemampuan diri sendiri
sekitar 80% ya itu berlaku itu dari apa
temen – temen mungkin pekerjaan itu nanti
membantu
Peneliti : dengan keadaan orang tua yang
pisah itu mempengaruhi kenyamanan di
lingkungan masyarakat gak?
Informan: gak iii, gak berepngaruh (gak
ada pengaruhnya)
Peneliti : kenapa?
Informan: ya karena dari kecil juga sama
bapak gak deket Cuma deket sama ibu,
jadinya ya biasa aja, soalnya bapak sering
kayak merantau gitu jarang di rumah,
Cuma itu mb kadang ya iri kalo apa anak
sama bapak deket ya kadang agak miris
juga, tapi ya udah di terima aja
kenyataannya sekarang,
Peneliti : trus apa yang dilakukan besok
jika sudah bekerja dengan permasalahan
yang ada dalam pekerjaan
Informan:
berusaha
untuk
menyelesaikannya
Peneliti : cara menyelesaikannya gimana?
Informan: ya mungkin dengan sharing
–
sharing
dengan
teman
seperjuangan
dengan temen dekat mungkin dengan
orang tua juga,
Peneliti : terus, ada perasaan trauma gak?
Takut dalam, besok juga kan berkeluarga.
Ada gak perasaan?
Informan: ada,
Peneliti: kenapa?
Informan: ya takutnya kayak ibu gitu,
mungkin yaa gitulah klo ama laki
– laki
Dari
kemampuan
informan sendiri 80%
yakin
yang
lainnya
dibantu
teman
sepekerjaan.
Tidak berpengaruh.
Dari kecil tidak dekat
sama
bapak
karena
sering merantau, sam
ibu terus. Kadang iri
juga kalau liat ada anak
dekat dengan bapaknya
miris juga, tapi terma
saja
kenyataan
sekarang.
Berusaha
menyelesaikan
permasalahan yang ada.
Menyelesaikan dengan
sharing dengan teman
dan orangtua.
Ada rasa takut atau
trauma.
200
205
210
215
220
225
230
235
agak
–
agak trauma mungkin.
Peneliti: bisa di ceritakan gak, keluarga
yang ingin di bentuk apa, punya impian
keluarga seperti apa besok?
Informan:
keluargane?
Yang
apa
ye???heeh
Peneliti : pengennya kayak apa gitu?
Informan: pokoknya yang bahagia gitu
mba, walaupun gak apa – apa gak lengkap
juga yang penting kan, walaupun keluarga
kecil bahagia kan kalo ada masalah di
selesaikan bareng
– bareng, gak egois
permasalahan keluarga di musyawarhka
bareng
–
bareng, dah gitu aja.
Peneliti : seberapa yakin bisa mewujudkan
impian itu?
Informan: seberapa persen mb? (iya)
Peneliti : tujuannya apa?
Informan:
tujuannya?
Untuk
menghilnagkan rasa trauma gitu sih mba.
Karena kebiasaan ya dulu orang tua
sebelum bercerai bertengkar jadinya gak
nyaman liatnya kayak gitu mba. Jadi untuk
menghilangkan traumanya itu
Peneliti : usaha
–
usaha yang dilakukan
untuk meraih impian itu apa?
Informan: ya ampe sekarang sama ibu kalo
masalah sekolah atau masalah teman itu
cerita ke ibu nanti ibu ngasih solusi
Peneliti: terus kira – kira ee apa yang akan
dilakukan jika mengalami kesulitan meraih
impian,
meraih
impian
dalam
kok
kayaknya
aku
susah
ya.
Misalakan
berkenalan dengan lawan jenis atau ya
semacam seperti itu
Informan: kayak rasa pedenya itu kurang
tapi terkadang suatu ketika pedenya bisa
muncul kalo , menghilangkan sifat itu juga
sulit sih, minta pendapat dari ibu kadang
dari apa sepupu
– sepupu kadangn sama
temen
–
temen, kadang juga harus pede sih
hehehe, tapi juga kadang
– kadang ilang
laki-laki.
Ingin punya keluarga
yang bahagia, keluarga
kecil tidak masalah,
kalau ada permasalahan
diselesaikan
bersama
tidak
saling
egois,
musyawarah bersama.
Tujuannya
ingin
menghilangkan
rasa
trauma, karena dulu
sering melihat orangtua
bertengkar,
merasa
tidak nyaman dengan
keadaan seperti itu.
Usahanya kalalu ada
masalah
cerita
dan
meminta solusi ibu.
240
245
250
255
260
265
270
275
280
pedenya.hehehehe.
atau
kalo
sudah
terdesak atau kepepet itu tu yo pede (pede)
Peneliti : kenapa kok bisa kayak gitu?
Informan: gak tau iii mba, tapi aku tuh
kalo udah terdesak ya pedenya keluar tapi
ya kadang – kadang gak pede.
Peneliti : kira
–
kira hal apa aja yang
menghambat?
Informan: biasanya itu kalo banyak
presentasi apa temen
– temennya kan
banyak yang belum tau karakternya,
kadangkan ada yang gimana – gimana jadi
itu mba kurang pedenya. Sama kalo itu
kalo sama cowok kadang
–
kadang suka
kurang pede. Kalo jalan banyak cowok
–
cowok jadi ya itu nunduk aja gak ngeliatin
terus pandangannya lurus kedepan aja,
dah gak usah nengok kanan kiri jalan aja
(hehehe) tujuannya kesana ya kesana.
Peneliti: kenapa?
Informan: hehehe, gak tau ya mba
(hehehe) ya gak suka wae kan klo ada
gerombolan
– gerombolan cowokkan gak
pernah liat.
Peneliti : padahalkan kamu dekat ama
pakde, kan sebenrnya sama aja?
Informan: kalo sama keluarga aku biasa
aja tapi kalo sama temen yang gak di kenal
ya udah aku cuek ya udah kalo gak kenal
aku cuek
Peneliti : tapi kamu punya temen deket
sekarang?
Informan: banyak dari SMA, klo dari
temen
–
temen SMA gitu cewek cowok dah
tiga bertaun bersamaa, tapi klo ama cowok
yang baru – baru kenal – kenal gitu, paling
nanya tenta ng sekolah gitu tapi klo itu
biasa aja semua biasa aja
Peneliti : ikut kegiatan di lingkungan
masyarakat gak? Maksudnya organisasi
–
organisasi karang taruna gitu
Informan: gak, aku kan bukan orang sini
mendesak bisa percaya
diri juga.
Hal
yang
bisa
menghambat tampil di
depan
teman
yang
belum kenal terlebih
dengan teman laki-laki
tidak
percaya
diri.
Tidak berani melihat,
hanya menunduk tidak
menengok kana-kiri.
Tidak suka dan tidak
pernah liat gerombolan
laki-laki.
Kalau dengan keluarga
laki-laki beda, dengan
teman kalau tidak kenal
cuek saja.
Punya banyak teman
dekat perempuan dan
laki-laki karena sudah
lama kenal sewaktu
SMA.
285
290
295
300
305
310
315
320
jadinya kan aku belum pindah sini, kan aku
disini statusnya masih sekolah kalo rumah
kan masih di calacap disini Cuma status
sekolah
saja,
belum
mau
pindah
kok.hehehehe
Peneliti : belum mau pindah, eeh kira
–
kira hal apa aja yang dilakuka de mus
untuk meraih impian
–
impian keluarga
yang bahagia tadi?
Informan: pertama dari itu tuh mb, kayak
kan Cuma berapa mb. Sama ibu ku satu
anaknya mba ku yang satu tinggal di
Indonesia tiga orang aja. Lagian juga dah
kenal watak
–
wataknya yaudah, Cuma
dari keluarga itu aja mendukung
Peneliti : bisa dijelaskan gak dampak dari
pikiran
membentuk
keluarga
impian
dengan keadaan orang tua sekarang?
Informan: sekarang?(heeh) kalo aku sih
tetep optimis sih mba, masalahnya ya itu
dah pada mengenal karakter
–
karakter
atau watak – watak itu sih mba, lagian aku
juga gak terlalu banyak orang kan mba
apalagi di rumah kan keluarga ku yang
cowok gak ada, ya udah biasa aja
Peneliti : jadinya gak terlalu, udah biasa
ya jadinya (heeh) memang mereka sudah
paham dengan permasalahan yang sedang
terjadi. Terus untuk mengatasi perasaan
–
perasaan yang gak enak, caranya klo de
mus
gimana
untuk
menghilangkan
perasaan – perasaan
Informan : kalo menghilangkan perasaan –
perasaan
gak
enak
ak
lebih
suka
menyendiri, paling kalo pulang kuliah aku
ke kamar. Kalo udah di rumah tuh males
ngobrol dirumah juga punya masalah
sama sepupu
–
sepupu ku. Masalah itu loh
mba, masalah sirik
– sirikan, kadang
–
kadangkan nilai aku bagus terus uang
saku, uang jajan kadang kan aku.
Daripada nyari masalah aku milih diem.
kemasyarakatan
di
sekitar tempat tinggal
karena tidak asli Solo.
Informan
mendapat
dukungan
dari
keluarga, ibu dan kakak
informan.
Sekarang
optimis,
sudah terbiasa dengan
keadaan sekarang.
Menghilangkan
325
330
335
340
345
350
355
Jarang cerita ke sahabat klo untuk cerita
–
cerita yang mendetail sih mba. Lebih enak
di kamar sendiri terus diem
Peneliti : terus di kamar ngapain?
Informan : biasanya ya Cuma merenung,
memikirkan apa ya Cuma memeikirkan
impian
–
impian. Atau gak tidur, aku kalo
pikirannya sumpek milih tidur, klo aku
daripada maen capek mending tidur.
Merenung bersama.
Peneliti : kenapa seneng begitu?
Informan : gak tau ii mba. Ya mungkin
karena dulu mungkin pas SMA kan, SMA
kelas tiga aku lebih suka menyendiri liat
sepupu ku kayaknya marah, mangkel gitu
eee yang selihnya Cuma satu taun kan
wajar. Apa namanya kayak saingan
–
saingan gitu dari mulai SMA itu aku mulai
menyandiri
Peneliti : ada konflik?
Informan : heeh, mulai reda
–
reda sih
sekarang
– sekrang dah gak iu lagi, apa
gak ada masalah tapi pas aku SMA, SMA
dari
kelas
satu
sampai
kelas
3.
Masalaaaah terus, masalahnya Cuma itu
ngiri – ngiri aja.
Peneliti : itu ibu tau?(tau), pak de tau?
Informan : pak de juga tau, tapi ya udah
sih namanya juga wataknya dah kayak gitu
– gitu semua. Ya udah aku ngalah aja, abis
nya itu sih namanya anaknya jadi lebih
mihak, ya keluarganya dari nenek jadi
sekarang ya udah gak ngiri – ngiri lagi.
Peneliti : ya udah, untuk wawancaranya
hari ini udah dulu ya. Besok di lanjuti lagi
kalo ada hal
– hal yang ingin saya
tanyakan
lagi,
terimakasih
atas
perhatiaanya.
Wassalamu’alaikum
warahmatullhi wabarakatuh
Informan
:
wa’alaikum
salam
warahmatullahi wabarakatu
mendetailke
teman
juga, lebih nyaman di
kamar diam.
Dikamar
merenung,
memikirkan
impian,
kalau pikiran sumpek,
informan memilih tidur.
Karena sewaktu SMA
kalau
ada
masalah,
marah,
jengkel,
saingan-saingan dengan
saudara jadi lebih suka
menyendiri .
Sekarang sudah reda
tidak ada masalah
iri-irian lagi.
Nama Informan
: Dewi
Kode : W2. D
Usia
: 20 tahun
Tema
:Orientasi Masa Depan pada Remaja yang Mengalami
Perceraain Orangtua
Waktu
: Solo, 06 oktober 2011 pukul 10.00
–
11.30 WIB
P
: Peneliti
I
: Informan
NO BARIS
WAWANCARA
TEMA
1
5
10
15
20
25
30
Peneliti:
assalamualaikum
warohmatullahi wabarokatuh..
Informan:
waalaikum
salam
warohmatullahi wabarokatuh..
Peneliti: ee…gimana hari ini sehat?
Informan:Alhamdulillah..
Peneliti:
ya..makasih
sudah
meluangkan waktu untuk menjadi
informan.
Informan:ya..
Peneliti:
oke..langsung
aja
ya..
ee..disini
nanti
ada
beberapa
pertanyaan
mengenai
orientasinya
kedepan. Oke..yang pertama ee.. apa
minat kamu di dunia pendidikan untuk
kedepannya.
Informan:ya minatnya bisa..bisa dapet
gelar S1 aja.. kalau misalnya ada
biaya sih..pingen kuliah dapet gelar
S1.
Peneliti: ee..pingennya dijurusan apa
kalok bisa kuliah?
Informan:Akuntansi.
Peneliti:
Akuntansi?
Kenapa
kok
pingen di Akuntansi?
Informan:ya seperti pendidikan yang
di SMK aku dapet terus nanti dapet
gelar S1 akuntansi nanti bisa dapet
kerja yang aku pingini.
Peneliti:tujuannya apa? Tujuan kuliah
Kalau ada biaya pingin kuliah
dapet gelar S1
35
40
45
50
55
60
65
70
itu..
Informan: tujuannya..
Peneliti:heeh..
Informan: ya ..ingin dapet kerjaan aja
yang..yang sesuai misalnya kan kalo di
bank kaya gitu kan harus minimal D3
ya kalok gak salah..ya..terus misalnya
kalok S1 bisa di akuntan
Peneliti:terus
usaha-usaha
yang
dilakukan untuk meraih itu apa? Biar
bisa kuliah..
Informan: ya paling nabung terus cari
informasi aja..ya cari informasi kaya
gitu
Peneliti: terus kalok bisa kuliah, terus
harapan-harapan
yang
diinginkan
seperti apa?
Informan:harapan seperti apa?
Peneliti: harapan yang diinginkan
kalok suatu ketika bisa kuliah?
Informan: ya bisa luluslah pokoknya,
bisa lulus dengan nilai cukup bagus
walaupun kampusnya tidak terbilang
bagus tapi ada akreditasinya..
Peneliti: ya pinginnya kuliah dimana?
Informan: pinginnya ya di UNS tapi,
tapi kayaknya gak mungkin disana, ya
paling nyari yang akreditasi
Penelitian:
lha
kenapa?
Kok..kok..kayaknya
ga
mungkin
kenapa?
Informan:karena satu masalah biaya
juga,
terus
kemarin
juga
dapet
informasi dari temenku katanya kalok
udah lulus lebih dari..udah lulus 3
tahunanlah kayak gitu ga bisa kuliah
regular bisanya non regular terus kalo
saya…menurut pemikiran saya kalok
non regularkan biayanya lebih mahal
ya…ya udah, kan juga aku mikirin
ibuku juga.. biayanya ga mungkin aku
sendiri yang nanggung.
Ingin bekerja di bank misal
S1 bisa jadi akuntan
Usaha
yang
di
lakukan
menabung
dan
mencari
informasi.
Harapnya bisa lulus dengan
nilai cukup baik, walaupaun
kampusnya tidak terbilang
baik tapi ada akreditasinya.
Ingin kuliah di UNS tapi
tidak mungkin.
Tidak
mungkin
karena
masalah biaya dan dapat
informasi bahwa misal sudah
lulus 3 tahun tidak bisa
kuliah regular bisanya non
regular. Non regular biayanya
lebih
mahal,
informan
kasihan ibunua karena tidak
mungkin
biayanya
75
80
85
90
95
100
105
110
115
Peneliti: ee..terus rencana-rencana
yang dibuat untuk waktu yang..yang
akan datang gimana yang dibuat
diwaktu yang akan datang
Informan: Ya rencanya untuk..untuk
sebelum tahun ajaran baru mencari
kerjaan disolo misalnya ada yang lebih
baik dari kerjaanku sebelumnya aku
ambil terus ya tetep nyisishin uang
sedikitlah..terus biar tahun depannya
akun bisa kuliah juga disini jadi biar
sekalian kerja sama kuliah
Peneliti:
eee….seberapa
besar
keyakinan kamu untuk meraih semua
itu
Informan: Kadang sangat percaya diri
bisa, tapi kadang juga ada rasa aduh
kayaknya mungkin gitu lho..
Peneliti: lha kenapa?
Informan: ya ga tau aja kadang….
Kadang
waktu
percaya
diri
itu
liat…misalnya liat temen-temen udah
mau wisuda..wah harusnya aku bisa
seperti
itu..kayak
gitu..terus
tapi
kadang kalou mikir…kalok mikir
kemana
gitu
kok
kayaknya
gak
mungkin kayak gitu..
Peneliti: terus..apa aja to…hal
-hal apa
aja
yang
mendorong
untuk
mewujudkan keinginan itu?
Informan: ya..paling hal-hal yang
mendorong aku liat temen-temenku
yang sukses, aku ga mau ketinggalan
kayak gitu..terus aku liat ibu kayak
gitu, aku pingin membanggakan ibuku,
terus aku pingin nunjukin juga seorang
ibuku juga bisa membuat anaknnya
menjadi orang kayak gitu..
Peneliti: e..terus kira-kira apa yang
bisa menghambat semua itu apa?
Informan: pasti semuanya tentang
biaya kan..ga ada kan kuliah gratis
Rencanya
sebelum
tahun
ajaran baru besok mencari
kerja di Solo kalau ada yang
lebih
baik
dari
kerjaan
sebelumnya di ambil, sambil
menyisihkan uang, kemudian
tahun depannya kuliah.
Terkadang sangat percaya
diri, tapi kadang merasa tidak
mungkin. Liat temna-teman
wisuda ada dorongan aku
bisa seperti mereka, tapi
terkadang berpikir rasanya
tidak mungkin.
Informan kadang percaya
diri, melihat teman-temanya
wisuda
merasa
mampu
seperti
temannya
tetapi
merasa tidak mungkin juga.
Hal yang mendorong bila
melihat teman-teman yang
sukses merasa tidak mau
ketinggalan,
ingin
membanggakan
ibu
dan
menunjukkna juga ibu bisa
membuat anaknya sukses.
120
125
130
135
140
145
150
155
misalnya.
Peneliti: selain hal itu apa?
Informan:Yang
menghambat..ee..semuanya sebenrnya
bisa..bisa apa ya..bisa tak ilanginlah
karena ibuku mendorong kamu harus
jadi orang pinter kayak gitu..
Peneliti: terus kalok perencanaan yang
udah kamu buat, terus
harapan-harapan itu sekiranya sulit terpenuhi
gimana?
Informan:ya udahlah…ya udah ga
usah. Ya misalnya aku ga bisa
ngewujutin cita-cita aku ya paling aku
bantuin adikku aja, biar adekku bisa
gitu lho..
Peneliti: punya adek berapa?
Informan: satu
Peneliti: berarti dua bersaudara ya..
Informan: iya..
Peneliti:berarti kamu anak pertama?
Informan: iya..
Peneliti: e…apa
aja pengaruh di
pendidikan yang kamu inginkan itu
dengan
keadaan
orangtua
yang
sekarang
Informan: gak ada pengaruhnya sih..
aku dah biasa aja kayak gini..
Peneliti: bisa ceritakan gak hal-hal
apa aja yang bisa memotivasi kamu
untuk memenuhi semua keinginan
kamu terus..sampek kamu pingin punya
niat ee..pingin meraih cita-cita..pingin
meraih harapan memenuhi semua
rencana-rencana itu apa?
Informan: motivasiku satu ibuku, dia
itu selalu…selalu ngasih semangat
terus aku juga…juga apa itu pernah
mengalami masa-masa sulit waktu itu
misalnya jadi orang yang gak punya
itu
memang
susah
banget
gitu
lho..misalnya kayaknya…kayak
dihina-Hal yanh menghambat bisa
dihilangkan karena doronagn
ibu harus menjadi orang
pinter.
Bila tidak dapat terwujud ya
sudah, informan membantu
adeknya
supaya
adeknya
yang bisa kuliah.
Tidak ada pengaruhnya sudah
biasa seperti ini.
160
165
170
175
180
185
190
195
200
hina kayak gitu..terus aku tu gak mau
seperti itu terus aku gak mau kayak
gitu terus, terus dari cerita ibuku juga
ibuku
gak
mau
anaknya
gak
berpendidikan seperti dia, terus ya liat
temen-temenku aja.
Peneliti:
sekarang
kalok
tentang
pekerjaan
ee…pekerjaan
yang
diharapkan
yang
seperti
apa?
Diwaktu yang akan datang.
Informan:
ya..pinginnya
sih
jadi
pegawai bank.
Peneliti:kenapa? Tujuanya apa?
Informan: tujunanya apa lagi itu kalok
pegawai negeri ya..hidupnya terjamin
terus ada…semuanya sudah ada
asuransi, terus kerjanya dari pagi
sampek sore kan ya..jadi malem bisa
dirumah heeh..
Peneliti:usahanya
apa
aja
untuk
meraih itu?
Informan: usahanya sih ya gak ada
usaha yang paling berat sih..gak ada
sih..ya cuma ya itu aja ingin ya coba
-coba ngelamar dibank yang kecil dulu
biar dapet pengalamn kayak gitu
Peneliti: berarti udah pernah…udah
pernah nyoba-nyoba masukin lamran
kayak gitu
Informan: udah…tapi ya itu tadi semua
pendidikan D3 tapi ya ga papa kan
Cuma masukin aja
Peneliti: iya..buat pengalman juga jadi
tau melamarnya gimana..
Informan: iya..
Peneliti: berarti sempet ada proses
pemanggilan
dari
tempat
kerja,
dipanggil gitu..
Informan: ya pernah dipanggil dari
tempat kerja kayak gitu..
Peneliti: harapannya gimana, harapan
kedepannya
gimana?
Untuk
dari
tidak mau anaknya tidak
berpendidikan dan melihat
teman-teman saja.
Ingin mejadi pegawai bank.
Tujuannya kalau pegawai
negeri hidupnya terjamin, ada
asuransinya, kerjanya dari
pagi sampai sore malam bisa
dirumah.
205
210
215
220
225
230
235
240
pekerjaan ini.
Informan:
ya
bisa
memperbaiki
keadaan
aja
bisa
memperbaiki
ekonomi juga.
Peneliti: seberapa besar keyakinan
untuk bisa mewujudkan itu, dari
kemampuan
diri
sendiri,
dari
kemampuan yang kamu miliki
Informan:70% lah…
Peneliti: 70% ya?
Informan: heeh..
Peneliti: ee..yang mendorong untuk
dapet pekerjaan seperti itu apa aja?
Informan: yang mendorong…karena
dikampungku kan kebanyakan jadi
perawat, ya aku maunya lebih baik gitu
lho..kan belum ada yang jadi pegawai
bank, ya aku pingi aja jadi pegawai
bank.
Peneliti: terus ibu tau kalok kamu
pingin jadi pegawai bank? Tau gak?
Informan: gak..
Peneliti: gak tau..gak cerita sama ibu?
Informan: gak..
Peneliti: Kalok adek? Adek tau gak?
Informan: adek gak tau juga…yak
mereka taunya aku tetep pingin
kuliah..masalah cita-cita aku gak
certain maslahnya aku takutnya nanti
kalok memang gak jadi..
Peneliti: kenapa kok punya pikiran
kalok gak jadi gitu..kenapa?
Informan: ya semua kemungkinan kan
pasti ada entah itu buruk apa gak..
Peneliti:
terus
kalok
ada
yang
sekiranya
bisa
menghambat
dari
keingina yang pingin kerja dibank?
Informan: hal yang menghambat,
paling masalah pendidikan cuman..
Peneliti: maslah pendidikan ya..
Informan:heeh..
Peneliti:sejauhmana
pengaruh
Harapannya
bisa
memperbaiki
keadaan
ekonomi keluarga.
Informan
yakin
dengan
kemampuan yang dimiliki.
Yang mendorong karena di
kampong
banyak
jadi
perawat, karena belum ada
yang jadi pegawai bank
maknya
ingin
menjadi
pegawai bank.
Ibu dan adek informan tidk
mengetahuai bahwa informan
ingin menjadi pegawai bank,
hanya
mengetahui
ingin
kuliah saja. Informan tidak
cerita karena takut kalao
tidak tercapai.
Semua kemungkinan pasti
ada entah buruk apa tidak.
245
250
255
260
265
270
275
280
keadaan orangtua dengan pekerjaan
Informan: aku sih gak pernah…gak
pernah
mencampurkan
itu
ya…maksudnya itu dah hal biasa ya
mbak
ya..itu
udah..udah..udah..kayaknya
gak
adalah..
Peneliti: terus hal-hal apa aja yang
bisa memotivasi? motivasi untuk dapat
meraih cita-cita..
Informan: ya itu tadi..motivasiku satu
ibuku aja..sama liat temen-temenku
yang sukses kayak gitu..
Peneliti: kenapa?
Informan:
karena
ibuku
itu
semangatku aja..
Peneliti: seberapa besar ibu?
Informan: besar sekali..
Peneliti:heeh..
Informan: semua karena ibuku aja..
Peneliti:
berarti
disini,
di
Solo
tinggalnya sama ibu?
Informan: iya..
Peneliti: sama adek?
Informan: iya..
Peneliti:
sekarang
kalok
tentang
orientasi dikeluarga, ee..keluarga yang
seperti apa yang menjadi impian
dimasa yang akan datang?
Informan:
itu..keluarga
yang
aku
bangun gitu?
Peneliti: iya..heeh..
Informan: ya aku maunya apa yang
terjadi sama ibuku gak terjadi aja
sama
aku,
terus
berusaha
jadi
yang..yang ya aku akan berusaha jadi
yang baik menjadi seorang ibu aja, aku
belajar
dari
ibuku
bagaimana
menyikapi anak-anaknya.
Peneliti:udah
punya
temen
deket
sekarang?
Informan: ada..
Informan
tidak
pernah
mencampurkan
masalah
orangtua, karena sudah biasa
dan sepertinya kaya tidak
ada.
Motivasinya hanya satu yaitu
ibu
karena
ibu
menjadi
penyemangat informan dan
melihat teman-teman yang
sukses.
Peran ibu besar sekali, semua
untuk ibu saja.
285
290
295
300
305
310
315
320
325
Peneliti:ya..dah serius juga?
Informan:insyaallah..
Peneliti:udah
lama
menlajin
hubungan?
Informan: udah..
Peneliti: cerita gak dengan
keadaan-keadaan..
Informan: iya..aku cerita semua..
Peneliti: terus tujuannya dari impian
yang gak seperti orangtua, itu apa?
Yang diinginkan dari …
Informan: ya kalok sebuah keluarga
kalok Cuma anak, misalnya Cuma satu
orangtua aja kan kurang lengkap
ya..kayak ada yang kurang, terus kalok
bersama
pastinya
lebih
kuat,
ya..masalah
apapun
ditanggung
bersama lebih enak gitu..
Peneliti: ini kan orangtua pisahnya
kan dah lama..dan tinggalnya kan
kamu sekarang sama ibu..
Informan: iya..
Peneliti: adek juga sama ibuk?
Informan: iya..heeh..
Peneliti: ee…pernah ketemu bapak
gak?
Informan: pernah…
Peneliti: terakhir kapan ketemu?
Informan:
terakhir
pas
lebaran
kemarin..
Peneliti:terakhir lebaran kemarin?
Informan: heeh..
Peneliti: berarti masih bisa sering
ketemu?
Informan: ya kalok…kan reumahnya
memang satu kampong sama eyangku,
ya jadi kalok aku pulang kadang aku
kerumah bapaku juga..
Peneliti:berarti tinggalnya sendiri?
Cuma jengukin aja..
Informan:heeh..
Peneliti: adek juga gitu?
Mempunyai keluarga yang
legakap bersama lebih kuat
karena masalah apapun di
tanggung bersama.
330
335
340
345
350
355
360
365
Informan: kadang kayak gitu..
Peneliti: ada rasa takut apa rasa
trauma
dengan
pengalaman
orangtua..?
Informan: rasa takut, ya kadang ada
karena kunya sendiri juga keras
kepala, gak bisa …gak bisa ngalah
dengan prinsipku kayak gitu…aku
takutnya nanti misalnya berumah
tangga dengnan wataku yang seprti
itu..
Peneliti:contoh
keras
kepal;anya
gimana?
Informan: ya misalnya aku punya
prinsip aku..e..aku punya prinsip A
kayak gitu misalnya..tapi suamiku
punya B gitu.., lha aku maupnya
aku..itu pemikiranku..kalok B itu gak
terlalu bagus kayak gitu..aku maunya
A pokoknya A gitu..jadi aku tu gak..gak
mikirin kenapa ya dia bisa bilng B
kayak gitu..aku gak mikirin sampek
segitunya..pokoknya yang aku pikirin
aku aja gitu..
Peneliti: tapi menyadari dari kalok
keras kepala?
Informan: iya..aku menyadari…
Peneliti: pernah dapet masukan..?
Informan: sering..
Peneliti:terus tanggapanmu piye?
Informan:
ya..awalnya
sih
gak
terima..terus aku piker-pikir lagi waktu
aku
Tanya
pendapatnya
temen-temenku apkah aku seperti ini, apa
seperti ini kayak gitu..ada yang bilang
tidak ada yang bilng iya..Ya aku paling
Tanya sama orang.. ya memang aku
orangnya seperti itu..
Peneliti: punya temen deket?
Informan: iya..
Peneliti: selain tadi pacar misalkan..
Informan: temen kan? Temen ada..
kepala tidk bisa mengalah,
misal
berumah
tangga
informan
takut
dengan
wataknya yang seperti itu.
370
375
380
385
390
395
400
405
410
Peneliti: di Solo?
Informan: iya..
Peneliti: di Salatiga juga ada?
Informan:di Salatiga ada di Solo ada..
Peneliti:usaha apa saja yang bisa
mendorng kamu untuk meraih keluarga
impian kamu lebih baik?
Informan:ya dengan kejadian-kejadian
yang akku alami ini, kadang aku belajr
dari situ.. walaupun pernah tak ulang,
pernah..pernah..kejadian yang buat
aku bener-bener sadar..ternyata aku tu
kayak gitu banget gitu lho..aku tu
mang bener-bener ngeyel gitu..terus
mungkin..mungkin ada yang mang gak
tahan dan semua diungkapin ya udah
aku merenung dari situ, walaupun
merubahnya gak secara langsung ya..
ya udah mang harus..memang harus
perlahan ya kadang memang terjadi
lagi, tapi akku terus aku inget
walaupun aku, walaupun dia bilang
aku seperti ini..seperti ini kayak gitu,
aku gak boleh marah, pokonya aku
harus terima aja sependapatnya dia
akku harus terima aja..
Peneliti:yang diharapkan dari satu
keluarga yang lebih baik dari orangtua
apa?
Informan: yang diharapkan?
Peneliti:yang menjadi harapan apa?
Informan: aku gak mau aja anaku
mengalmai apa yang aku alami..
Peneliti: hal-hal yang direncanakan
kedepan apa untuk bisa meraih
keluarga impian itu?
Informan:ya karena ada seseorang
mengharapkan aku serius ee..terus dia
juga
udah..ee..maksudnya
aku
tu
meliat dia sudah merubah aku sedidkit
banyak ya.. jadi aku tu yang dulu
seperti ini sperti ini..ya aku berusaha
pembelajaran.
Walaupun
kadan terulang, kalau ada
teman
yang tidak tahan
karena
informan
ngeyel
semua
diungkapin
dan
informan
merenung.
Informan
ingin
berubah
secara peralahan.
Informan tidak ingin anaknya
kelak mengalami seperti yang
di alami oleh informan.
Informan mempunyai teman
yang ingin mengajak serius,
dapat merubah menjadi lebih
baik.
Hal
ini
membuat
informan berusaha menjadi
lebih lagi.
415
420
425
430
435
440
445
450
aja buat menjadi lebih baik gitu lho..
Peneliti:seberapa
besar
keyakinan
kamu untuk membangun satu keluarga
dari kemampuan yang kamu miliki,
dari hubungan kamu yang sekarang?
Informan:90%..
Peneliti:90%?
Informan: iya..
Peneliti: kenapa bisa sampek 90%?
Informan:yak
karena
aku
udah
melewati banyak masalah.. sedikit
banyak aku pelajari, dari situ teru
semunaya juga udah kita bicarakan
seperti apa seperti apa gitu..
Peneliti:berari sudah membuat suatu
rencana?
Informan: iya..dari awal..dari awal
berhubungnan
semunya
sydah
direncanakan kalok misalnua waktu
awal hubungan ee..kalok misanya
ada..ada masalah..terus kita gak isa
nyelesaiin
itu
harusnya
seperti
ini..seperti ini, terus tapi wakyu
berlalu, maksunya waktu yang kita
tentukan dalam waktu 1 tahun kayak
gitu..tapi malah lebih-lebih kayak
gitu..terus ya udah..kita..kita saling
apa ya..ee..ee..mengerti satu sama lain
kayak gitulah..ya udah..terus kita
merencanakan misanya nanti kita
seperti ini..seperti ini..aku maunya
seperti ini..aku maunya seperti ini..
terus misanya kalok ada yang gak
setuju ya udah diungkapin, harusnya
seperti apa, tapi juga harus..harus apa
ya..pertimbangan satunya seperti apa
gitu..
Peneliti:berarti
memang
sudah
membuat suatu rencana dan sudah
dikomunikasikan?
Informan: iya..
Peneliti:dilingkungan
rumah
ikut
Karena
letah
melewati
banyak maslah, belajar dari
permasalahan yang pernah di
hadapi,
dan
saling
di
bicarakan baiknya seperti
apa.
Dari awal berhubungan sudah
ada kesepakatan misal ada
masalah di bicarakan dan
dicari jalan keluarnya seperti
apa.
Informan tidak mengikuti
kegiatan
kemasyarakatan
karena di Salatiga.
455
460
465
470
475
480
485
490
organisasi-organisasi kemasyarakatan
gak?
Informan: aku disini gak ikut, soalnya
waktu kebanyakan di Salatiga
Peneliti:selain
bekerja
di
Salatiga..yang..selain bekerja itu yang
dilakukan apa?
Informan: ya gak ada soalnya aku kan
ee…kerjanya ee..sehari 12jam..ya
12jamlah..nanti kalok aku lembur
nambah 4jam lagi kayak gitu, jadi gak
ada..gak ada kegiatan lain paling ya
istirahat gitu..heeh..
Peneliti: dengan keadaan orangtua
yang
berpisah
itu
ee..bagaimana
hubungan kamu denga pacar?
Informan: gak ada masalah..
Peneliti: kenapa?
Informan: ya..karena dari awalnya dia
juga
udah
tau
kayak
gitu..semuanya…semunya sebelum aku
itu..memang udah..udah..bener-bener
suka..jadi semua itu aku..aku terbuka
gitu, aku tu seperti ini..orangtuaku
seperti ini..jadi ee..kalok memang
masih mau menjalani sama aku ya
ee..berarti dia kan bisa nrima..ya
kayak gitu aja..
Peneliti:kalok denga sodara?
Informan: awalnya sih..aku sama
sodaraku, sama adekku hubungannya
gak begitu bagus…gak tau aku
gak..gak
aku
gak
terlalu
deket
aja..terus
tapi
sekarang
aku
udah..udah mulai deket..udah mulai
sayang kayak gitu..
Peneliti:kalok
adek
kamu
sendiri
gimana?
Informan: kalok menurutku dia tu
sangat sayang sama aku..dia tu mau
ee..misanya
mau
berkorban
gitu
lho..kalok aku tu dulu egois banget
jam.
Hubungan informan dengan
adeknya awalnya tidak baik,
tidak terlalu dekat dengan
adeknya, tapi sekarang mulai
dekat mulai sayang.
495
500
505
510
515
520
525
530
535
sama adekku.. kalok misanya dia
minta..minta..ee..ajarin..ajarin
soal-soalnya
terus
dianya
gak
bisa
-bisa..terus akunya tu jengkel, aku terus
marah-marah kayak gitu.. terus adekku
lebih di sayang sama nenekku karena
aku dari kecil ikut nenek jadi aku sebel
aja gitu..
Peneliti: kalok dengan tema-teman?
Informan:gak ada masalah..
Peneliti:temen-temen tau?
Informan: ya tau..
Peneliti:apa yang mendorong untuk
mewujudkan
hal
ini?
Mendapat
keluarga
yang
lebih
baik
dari
pengalaman-pengalaman dulu..
Informan: yang mendorong?
Peneliti:heeh..
Informan: yang mendorong….apa
ya..ya..karena mikir…aku ingin aja
ee..misalnya di satu moment itu ada
kumpul keluarga kayak gitu maunya
lengkap gitu lho..ada semuanya..ada
ayah ada ibu ada anak ya..semunaya
kayaknya-kayaknya
menyenangkan
kayak gitu..ya apa ada sih yang pingin
jadi single parent kayak gitu..pasti gak
ada, semua anak pasti pingin punya
oranngtua lengkap..
Peneliti: ada gak pengaruhnya dengan
keadaan orangtua yang becerai ini
dengan keinginan, dengan impian
kamu ada pa gak?
Informan:ada
sih…ya
pastinya
ada..kadang misalnya ada anggapan
dia keluarganya broken home kayak
gitu..ee..kadang
misalnya
terus
diditanya kayak gitu.. terus mesti kayak
kurang perhatian kayak gitu..jadi
kayak
misalnya
lagi
ngelamar..
ngelamar
perkerjaan
kayak
gitu..sebelum-sebelumnya kan aku gk
Hal
yang
mendorong
informan karena informan
menginginkan
bila
ada
moment kumpul keluarga
inginnya lengkap ada ayah,
ibu dan anak-anak kayanya
menyenangkan. Karena tidak
apa yang ingin menjadi single
parent semua anak pasti ingin
punya orantua lengkap.
Ada pengaruhnya kadang ada
yang
beranggapan
anak
keluarga broken home kayak
tidak baik, kurang perhatian,
seperti
waktu
melamar
pekerjaan dimintai KK dan
ditanya
sepertinya
tidak
percaya dengan informan.
540
550
555
560
565
570
575
580
pernah dimintai KK ya.. terus waktu
itu ditanya kayaknya..kayaknya gak
percaya banget kayak gitu lho..ya
udah..
Peneliti: saat mendapatkan perlakuan
kayak gitu kamu gimana? Apa yang
kamu lakukan?
Informan:ya ..aku gak melakukan apa
-apa..aku
diem
aja,
ya
memang
keadaanya
seperti
itu..aku..aku
memang
gak..gak
mau
berdebat
maksudnya..toh
misanya
aku
gak
seperti itu, misanya aku ngomong
kayak gini kayak gini nanti dibilang
kayak minta belas kasihan aku gak
mau..
Peneliti:ee..sekiranya da hal-hal yang
menghambat
untuk
mewujudkan
impian itu..gimana cara..solusi kamu
gimana?
Informan:
ya
aku
percaya
diri
aja…aku tunjukin aja aku bisa kayak
gitu..
Peneliti:hal-hal apa aja yang bisa
memotivasi, memberi semangat untuk
yakin aku pasti bisa lebih baik dari
keluarga bapak ibu, denga keadaan
bapak ibu aku pasti bisa.. yang
memotivasi hal-hal kayka gitu apa?
Informan: yang memotivasi..misalnya
saat aku ngalamin, aku lagi sakit ibuku
juga..terusan gak ada yang ngurus
kayak gitu..ee..kalok misalnya ada
seorang ayah seenggaknya ada yang
bisa
membantu..bisa
membantu
mencarikan
ini
mencarikan
itu
kemana-mana..malem-malem juga bisa
keluar kayak gitu..teus ada yang
memperjuangkan kita kayak gitu..ya
motivasiku paing kayak gitu..ya intinya
gak adalah yang..yang..yang mau jadi
single parent dan anak-anak juga gak
Informan berusaha percaya
diri saja menunjukkan bahwa
informan bisa.
Hal yang dapat memotivasi
kalau informan dan ibu lagi
sakit, misal ada ayah bisa
membantu mencarikan ini itu,
malam-malam
juga
bisa
keluar, dan ada yang bisa
memperjuangkan.
Intinya
tidak ada yang mau jadi
single parent baik orangtua
maupun anak.
585
590
595
600
605
mau kan..? orangtuanya gak utuh
kayak gitu..
Peneliti: tapi selama ini hubungan
dengan bapak gimana?
Informan: hubunganya baik kok… ya
kadang merasa.. merasa jengkel aja
gitu.. tapi ya karena dari kecil aku
sama ibuku dibiasakan gak membenci
ayahku ya kita sikapnya bisa aja yak
arena tiap lebaran a ku disuruh sama
ibuku disuruh sungkeman kayak gitu ya
udah Cuma kayak gitu aja…Cuma
kadang aku gak terima aja..ya apa ya
kadang
pernah
menjelek-jelekkan
ibuku ya padahal ibuku gak seperti itu
gitu lho..terus gak-gak apa ya..gak
dikasih semangat, aku gak setujua aj
denga pemikirannya..
Peneliti: ee…sempet ngobrol-ngobrol
gitu gak ma bapak? Kalok pas
jengukin gitu..
Informan: ya sempet tapi gak seakrab
aku sama ibu gitu..
Nama Informan
: Pricillia
Kode : W3. P
Usia
: 19 tahun
Tema
:Orientasi Masa Depan pada Remaja yang Mengalami
Perceraain Orangtua
Waktu
: Solo, 07 oktober 2011 pukul 11.00
–
14.30 WIB
P
: Peneliti
I
: Informan
NO BARIS
VERBATIM
TEMA
1
5
10
15
20
25
30
Peneliti:
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarokatuh
Informan:
Wa’alaikum
salam
warahmatullahi wabarokatuh
Peneliti:
Gimana
hari
ini
kabarnya?sehat?
Alhamdulillah
Peneliti:
Oya..terimakasih
sudah
meluangkan waktu untuk interview
hari ini
Informan: Iya
Peneliti: Hm..langsung aja ya yang
pertama nanti tentang orientasi masa
depan di bidang pendidikan dulu
Informan: Iya
Peneliti: Itu yang pertama e..apa
minat
kamu
di
pendidikan,
di
orientasi
masa
depan
tentang
pendidikan di waktu yang akan
datang
Informan: e..sebelumnya kan saya
masuknya kan di tehnik sipil ya mbak
ya, itu e..saya pinginnya jadi lulus
dengan e waktu yang sesingkat
singkatnya, saya pingin coba apa
pingin pingin tunjukin ke orang tua
saya kalau saya itu bisa, saya itu
mampu, saya pingin e..ya pokoknya
yang terbaik lah buat orang tua,
menunjukkan ke dengan pendidikan
35
40
45
50
55
60
65
70
saya(heem), pendidikan saya dengan
lulus
sesingkat-singkatnya
trus
mamapu dengan nilai yang terbaik e
dan melanjutkan dapat kerja yang
saya inginkan(heem), bukan karena
orang tua saya tapi memang karena
saya sendiri (heem),,
Peneliti: kenapa kok di tehnik sipil?
Informan: e..karena..sebenarnya saya
dulu memang gak e maunya ke
kedokteran(heem), tapi karena saya
maksudnya
pinter
di
bidang
eksak(heem), akhirnya saya sadar oh
ya saya harus ke tehnik,nah saya
minatnya ke tehnik sipil soalnya
disitu e bisa saya emang pinternya di
fisika sama matematika memang
disitu
banyak
fisika
dan
matematikanya, tapi ternyata juga
setelah saya jalani oke oke aja
Peneliti: hehehe ya trus dari tujuan
yang
ingin
dicapai
kedepannya
seperti apa?
Informan: E tujuannya ya ya gimana
ya, maksudnya gimana ya mbak
itu?tujuannya..
Peneliti: E tujuan besuk dari tehnik
itu tehnik sipil itu, kan aku masuk di
tehnik sipil jadi kan ada
tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai
Informan:
Iya,
ingin
menjadi
engineer yang jujur, e biasakan
engineer-engineer itu banyak yang
mlenca mlence gitu, tapi saya ingin
menjadi orang yang jujur(heem)
bermanfaat buat banyak orang gitu,
saya pingin kerja dengan niat karena
yang dii atas juga, saya pingin
membahagiakan orang tua juga
tujuan saya ya pokoknya suatu saat
ingin membagan ingin membalas
semua semua jerih payah orang
Sebelum
di
teknik
sipil
inginnya di kedokteran, tapi
dengan
kelebihan
yang
dimiliki informan di bidang
eksak akhirnya masuk teknik
sipil.
75
80
85
90
95
100
105
110
tua(terisak)
Peneliti: Trus usaha-usaha yang
akan dilakukan untuk meraih semua
itu apa aja?
Informan: E ya dengan belajar,
bersungguh-sungguh,
saya
ingin
menjadi apa diri saya sendiri, saya
belajar dengan niat saya, saya
belajar dengan kemampuan saya,
saya belajar dengan e
motivasi-motivasi yang saya e munculkan
sendiri gitu
Peneliti: Berarti menikmati ya..
Informan: Iya hehe nikmat sekali
(tertawa), soalnya memang sudah
nyaman disitu
Peneliti: e.. merasa nyamannya
nyaman yang seperti apa?
Informan: E memang disitu saya e
memang disitu sepertinya bidang
saya bakat saya memang disitu,gitu,
saya gak merasa keberatan dengan
tugas-tugas yang memang kalau di
tehnik sipil itu semua orang mikirnya
besar, tapi dengan oh ini tho, jadi
tiap, setiap saya menerima tugas itu
saya ini yang harus saya lakukan ini
yang harus saya kerjakan untuk
mejadi
seorang
engineer
yang
baik(heem) berhasil, dan nanti bukan
seorang engineer yang Cuma bisa
-bisaan aja, tapi memang bakat saya
disitu, jadi saya harus menguasai
bakat saya itu
Peneliti: e..pastinya kamu membuat
satu perencanaan
Informan: heem
Peneliti: untuk mewujudkan semua
impian-impian
yang
diinginkan
dimasa
depan,
perencanaan-perencanaan seperti apa?
Informan: Mulai dari sekarang,
Usaha yang dilakukan dengan
belajar
bersungguh-sungguh,
ingin menjadi diri sendiri,
memanfaatkan
kemampuan
diri,
dan
memunculkan
motivasi sendiri.
Informan
menikmati
perkuliahannya di teknik sipil.
Informan menyadari bakatnya
di teknik sipil jadi tidak
keberatan dengan tugas kuliah.
Harus
bisa
menyelesaikan
dengan baik karena ingin
menjadi engineer yang baik
dan ingin berhasil.
Informan
membuat
115
120
125
130
135
140
145
150
155
untuk waktu yang akan datang
mulai dari sekarang saya kan baru
semester 3, saya udah mulai dari
semester 1 saya bisa dapet ip tiga
setengah, 3,7 semester 2, (heem),
saya pingin lebih baik lagi disemester
3 dan selanjutnya biar e mungkin ya
dapat predikat cumlaude buat,,buat
senyum orang tua saya ketika, buat
bangga ora