• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERSAINGAN NIKE DAN SPECS MENUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERSAINGAN NIKE DAN SPECS MENUR"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSAINGAN NIKE DAN SPECS MENURUT PERSEPSI KONSUMEN BERDASARKAN KONSEP PEMASARAN 4C (STUDI KASUS DI KALANGAN MAHASISWA/I UNIKA ATMA JAYA KAMPUS

SEMANGGI, JAKARTA)

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA ADMINISTRASI BISNIS PROGRAM

STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

OLEH:

CLARA KANAJAYA 2011-021-001

PEMINATAN: BISNIS INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI BISNIS DAN ILMU

KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

JAKARTA

(2)

Abstrak

(A)Clara Kanajaya (B) 2011-021-001

(C) Analisis Persaingan Nike dan SPECS menurut Persepsi Konsumen

berdasarkan Konsep Pemasaran 4C (Studi Kasus di Kalangan Mahasiswa/i Unika Atma Jaya Kampus Semanggi, Jakarta)

(D) Jumlah halaman: 137 halaman

(E) Kata Kunci: Persaingan, Persepsi, Konsep Pemasaran 4C (F)

Sejak jaman dahulu setiap negara pasti akan melakukan perdagangan dengan negara lain. Hal ini didasari atas adanya perbedaan akan kebutuhan dan selera dari masyarakatnya. Sehingga suatu negara terdorong untuk mengembangkan perdagangannya sampai ke negara lain. Ini adalah salah satu penyebab dari adanya perdagangan bebas saat ini. Perdagangan bebas ini membuat suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain. Dewasa ini, banyak perusahaan dapat kita temui saling berlomba-lomba untuk memasarkan produknya di masyarakat. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri melainkan banyak pula yang berasal dari luar negeri. Ini juga merupakan akibat dari adanya perdagangan bebas yang disebabkan oleh globalisasi. Namun, ketika perusahaan asing yang berasal dari luar negeri masuk ke pasaran lokal, bukan berarti perusahaan lokal yang berasal dari dalam negeri tidak dapat bersaing dengan perusahaan asing tersebut. Di Indonesia banyak sekali perusahaan asing yang masuk ke dalamnya. Perusahaan-perusahaan asing tersebut banyak bersaing dengan perusahaan lokal di banyak bidang. Salah satunya di dalam bidang sepatu. Salah satu perusahaan asing yang bergerak di bidang sepatu adalah Nike. Nike memiliki reputasi yang tidak perlu diragukan lagi di seluruh dunia. Nike digemari oleh banyak orang di seluruh dunia termasuk orang Indonesia. Di Indonesia SPECS merupakan pionir sepatu lokal yang berasal dari dalam negeri. Tak sedikit pula angka dari orang Indonesia yang menggunakan sepatu SPECS. Persaingan tersebut dapat terlihat melalui konsep pemasaran 4C yang diambil melalui persepsi konsumen Hal ini menarik untuk diteliti karena persaingan kedua perusahaan tersebut dapat terlihat jelas melalui persepsi konsumen. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui konsep yang dipakai oleh Nike dan SPECS dilihat dari konsep pemasaran 4C. Selain itu penelitian ini ingin mengetahui tingkat kepuasan yang dirasakan oleh masing-masing konsumen.

(3)

produk tersebut. Analisis data yang telah ditafsirkan dan diinterpretasikan akan digunakan untuk membuat deskripsi mengenai konsep pemasaran 4C Nike dan SPECS. Data-data yang diperoleh untuk menunjang penelitian ini adalah data primer melalui wawancara dengan narasumber dan data sekunder seperti buku dan website.

Melalui penelitian ini, didapatkan hasil bahwa sesuai kesimpulan penerapan konsep 4 P yang dilihat dari 4 C di mata konsumen sudah memiliki kelebihannya masing-masing, mulai dari apa yang diinginkan oleh konsumen, biaya yang didapat konsumen, cara mendapatkan produk, dan komunikasi yang dirasakan oleh konsumen. Kedua produk sepatu tersebut sama-sama laku dan kuat di pasaran. Nike dan SPECS memiliki pasarnya masing-masing. Bagi konsumen Nike, Nike dirasa sudah cukup memiliki harga yang seimbang dengan kualitas produk yang dimiliki. Dengan merek Nike yang sudah terkenal, konsumen tidak ragu dan merasa puas dengan produk yang digunakannya. Dan bagi konsumen SPECS, sepatu yang mereka gunakan sangat memuaskan karena dengan harga yang terjangkau, mereka dapat memiliki produk sepatu dalam negeri yang bagus kualitasnya.

(G)Daftar acuan : 27 buku (1994 - 2012); 7 situs internet

Dosen Pembimbing Skripsi,

(4)

Kata Pengantar

Setelah beberapa saat atas usaha dan kerja keras, penulis berusaha

menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin sesuai dengan waktu yang telah

diberikan. Dan akhirnya skripsi ini menjadi tanda bahwa penulis sudah

menuntaskan bangku kuliah di Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu

Komunikasi Unika Atma Jaya Jakarta.

Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis menyadari dengan

segala keterbatasan yang ada bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan yang tak luput dari penulis. Dm tidak mungkin bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini tanpa mendapat bantuan, arahan, bimbingan, saran,

kritik, motivasi, dan dukungan dari banyak pihak sehingga skripsi ini dapat

selesai dalam waktu yang diinginkan. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis secara khusus ingin mengucapkan terima kasih setulus hati kepada

pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi hingga terselesaikannya

skripsi ini, terutama kepada pihak-pihak berikut ini.

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menuntun hidup saya dan yang selalu tak

pernah bosan mendengar doa saya selama saya duduk di bangku kuliah ini. 2. Keluarga tercinta, yang senantiasa memberikan dukungan moral, materiil,

semangat, kasih sayang, dan perjuangan dalam memenuhi pendidikan

perkuliahan saya.

(5)

kasih atas segala nasehat, masukan, kritik, dan saran serta motivasi untuk

saya selama bimbingan. Terima kasih pula atas waktu berharga yang selalu

Bapak bagi untuk menunggu saya ketika saya telat dalam perjalanan menuju

ruangan Bapak untuk bimbingan serta bimbingan bersama Bapak yang

mendukung gerakan cinta lingkungan tanpa harus membuang-buang banyak

kertas.

4. Kepada pimpinan FIABIKOM: Bapak Dr. A. Prasetyantoko selaku Dekan

FIABIKOM, Bapak Dr. Y. Eko Widodo selaku Wadek I FIABIKOM, Ibu

Natalia Widiasari, SIP, M.Si selaku Wadek II FIABIKOM, dan Bapak Satria

Kusuma, S.Sos., M.Si., selaku Wadek III FIABIKOM.

5. Bapak Heru Prasadja, Dr. Ir. M.Sc, selaku pembimbing akademik saya yang senantiasa mendengar segala pertanyaan saya. Terima kasih atas segala

semangat dan support serta masukan yang selalu dibagikan kepada saya. Saya

tidak akan pernah melupakannya sampai nanti.

6. Ibu Prasetya Kanya BCM, S.E., M.M., selaku dosen Statistik Bisnis dan

Statistik Bisnis Lanjutaan. Terima kasih atas semangat, nasihat-nasihat,

dukungan dan sharing kepada penulis sehingga penulis selalu dapat

memperoleh inspirasi dan semangat dalam mata kuliah Ibu.

7. Seluruh staff serta pengajar di FIABIKOM, terima kasih atas segala ilmu

yang telah diberikan dan dibagikan kepada saya dari awal hingga akhir saya

duduk di bangku kuliah.

8. Seluruh staff sekretariat FIABIKOM, Ibu Ningsih, Mas Yongky, Mas Hendri,

Mas Bambang, Mbak Vania, Ibu Sisca, Mas Giyono, dll yang telah banyak

membantu penulis selama ini.

(6)

mau berbagi informasi dengan saya dan membantu kelancaran saya selama

ini.

10. Seluruh sahabat yang paling saya sayangi. Devina Indah Christianti, yang tak

pernah berhenti selalu menampung dan membantu saya yang usil ini dalam

mencari buku dan jurnal serta menampung saya manakala saya datang

berkunjung. David Mario Hutabarat dan Kristina Dwijayanti, yang selalu saya

cari dan mencari saya karena amat rindu untuk selalu berbagi bersama kalian,

tak lupa terima kasih atas waktu bermain di saat saya penat menulis skripsi.

Katarina Tabita, sahabat yang terkadang menyebalkan tapi dirindukan, terima

kasih sudah mau direpotkan kemarin di Semarang. Johanna Jessica, sahabat

terdekat saya di kampus walaupun kita berbeda fakultas tapi terima kasih atas

segala waktu yang menyenangkan selama ini. Christina Natalia, Enrikko

Hazemi, dan Donatus Moa, best friends who I always miss over the distance,

biarpun kita kepisah jarak dan waktu tapi kalian selalu yang terbaik.

11.Teman-teman terdekat saya selama ini. Andri Pangesti, Agustinus Eguh, Yuleny, Cicilia Prima, Putri Ramadhani, Cynthia Tjoa, Andreas

Wirawardhana, Selly Mercylina, Kiki Natalie, Ricky Techrisna, teman-teman

SMA Regina Pacis yang di Jogjakarta – Semarang – Bandung, Felicia

Starryna atas kartu mahasiswanya, dan Rico Herjuno atas waktu untuk

mendengarkan cerita saya.

12.Seluruh keluarga besar PMB Unika Atma Jaya Jakarta dan seseorang yang selalu menjadi motivasi saya selama kuliah. Terima kasih Mas Atas untuk

kesempatan bertemu Desy, Vily, Vincen, Gaby, Safira, Joan, There, Yovita,

Wina, Rahel, Jimei, Jasmine, Wilhen, Nadia, Diana, Adel, Mega, Vicky,

(7)

Nocin, Endang, Irene, Jane, Agung, Ka Evi, dan Ka Ricky, Ka Lia, Ka Riri,

Ka Dini, Ka Friska dari Marketing & Public Relations, yang selama setahun

mengisi waktu saya sebagai satu keluarga. Saya sungguh bahagia dan

bersyukur mengenal kalian sampai hari ini. Maaf apabila saya masih memiliki

banyak kekurangan. Terima kasih atas kebahagiaan dan canda tawanya. 13.Teman-teman Administrasi Bisnis FIABIKOM angkatan 2011 yang tidak bisa

saya sebutkan satu persatu, mulai dari temann sekelas seksi A di semester

pertama. Terima kasih selalu mau berbagi dengan saya selama 3,5 tahun ini.

Saya bersyukur mengenal kalian. Terutama untuk Yulia, teman dekat saya

yang selalu membantu dan menyemangati saya saat proses skripsi ini.

Semoga kita bisa menjaga hubungan baik sampai nanti.

14. Teman-teman Cikiciw. Sally, Anti, Aji, Leo, Saras, dan Randy. Saya

merindukan saat-saat kebersamaan kita. Semoga kita semua punya masa

depan yang kita inginkan.

15.Senior FIABIKOM. Ka Nico, Ka Bardjo, Ka Romulus, dan yang lainnya. Terima kasih atas cerita dan masukan dari awal sampai kalian lulus dan

sampai sekarang saya yang lulus.

16.Teman-teman FIABIKOM dari Komunikasi dan Pariwisata serta teman-teman dari BPM FIABIKOM periode 2012/2013. Terima kasih atas

kerjasamanya selama ini.

17. Keluarga besar Panitia Pengenalan Kampus 2012 dan 2014 beserta adik-adik

dari kelompok 20 dan kelompok 3. Panitian Pengenalan Kampus adalah

organisasi pertama saya dan keluarga pertama saya di kampus. Saya

(8)

18.Teladan saya sejak saya duduk di bangku SMA, yang selalu menjadi panutan saya di awal sehingga saya bersemangat untuk belajar dan terpacu tidak

mudah putus asa. Terima kasih.

Penulis juga hendak mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah yang telah membantu

penulis dalam bangku kuliah sampai penulis menyelesaikannya sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Harapan penulis adalah bahwa

skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi para pembaca.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena

itu segala kritik dan saran pembaca, penulis terima dengan lapang dada. Hal

ini dikarenakan terbatasnya kemampuan pengetahuan yang ada pada penulis.

Meskipun demikian penulis berusaha agar skripsi ini sesuai dengan yang

diharapkan dan bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca

yang berkepentingan.

Bogor, Desember 2014

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Pengantar Skripsi... i

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... ix

Daftar Gambar ...xiii

Daftar Tabel ... xiv

(10)

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Penelitian... 8

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

Bab II Landasan Teori A. Tinjauan Pustaka ... 11

2. 1 Bisnis Internasional ... 11

2.1.1 Bisnis Internasional ... 11

2.1.2 Bisnis Domestik/Lokal ... 12

2. 2 Persaingan Bisnis ... 13

2.2.1 Jenis Perdagangan... 13

2. 3 Pemasaran ... 15

2.3.1 Definisi Pemasaran ... 15

2.3.2 Lingkungan Pemasaran ... 16

2.3.3 Bauran Pemasaran ... 18

2.3.4 Konsep 4P dalam Pemasaran... 19

2.3.5 Konsep 4C dalam Pemasaran ... 29

2.4 Persepsi ... 34

2.4.1 Jenis Persepsi ... 34

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan Ekspektasi Konsumen ... 36

B. Kerangka Berpikir ... 37

Bab III Metode Penelitian 3. 1 Metode Penelitian ... 39

(11)

3.1.2. Metode Deskriptif ... 40

3.1.3 Penelitian Kualitatif ... 40

3. 2 Definisi Operasional ... 41

3. 3 Penentuan Informan ... 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.4.1 Data Primer ... 43

3.4.2 Data Sekunder ... 47

3.5 Teknik Analisis Data ... 47

3.5.1 Triangulasi Data ... 49

3.6 Validitas dan Reliabilitas ... 51

3.6.1 Validitas ... 51

3.6.2 Reliabilitas ... 52

Bab IV Tinjauan Perusahaan 4. 1 Nike ... 53

4.1.1 Visi Misi ... 54

4.1.2 Sejarah Perusahaan ... 54

4.1.3 Nike di Asia ... 63

4. 2 SPECS ... 65

4.2.1 Visi Misi ... 66

4.2.2 Profil Perusahaan ... 66

4.2.3 Sejarah Perusahaan ... 67

4.2.4 SCS (SPECS Corporate Service) ... 69

4.2.5 SPS (SPECS Professional Services) ... 71

(12)

5. 2 Persaingan Nike dan SPECS di Pasaran ... 75

5. 3 Hasil Wawancara dengan Narasumber ... 77

5.3.1 Customer needs and wants (berdasarkan produk sepatu) ... 79

5.3.2 Cost to customer (berdasarkan harga sepatu) ... 84

5.3.3 Convinience (berdasarkan tempat penjualan sepatu) ... 86

5.3.4 Communication (berdasarkan promosi sepatu) ... 90

5. 4 Nike dan SPECS pada distributor ... 98

Bab VI Kesimpulan dan Saran 6. 1 Kesimpulan ...100

6. 2 Saran ...103

Daftar Pustaka ...105

Lampiran ...109

Catatan Konsultasi ...133

(13)

Daftar Gambar

(14)

Daftar Tabel

Tabel 2.1 ... 28

Tabel 2.2 ... 32

Tabel 5.1 ... 77

Tabel 5.2 ... 77

Tabel 5.3 ... 79

Tabel 5.4 ... 81

Tabel 5.5 ... 84

Tabel 5.6 ... 86

(15)

Tabel 5.8 ... 90

Tabel 5.9 ... 94

Tabel 5.10 ... 96

Tabel 5.11 ... 97

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terdapat beberapa alasan mengapa suatu negara berdagang dengan negara

lain. Pertama, tidak ada negara yang dapat memproduksi sendiri semua produk

yang diinginkan dan dibutuhkan rakyatnya sekalipun negara itu adalah negara

yang berteknologi maju. Kedua, meskipun sebuah negara menjadi benar-benar

swasembada, negara lain akan berusaha berdagang dengan negara itu demi

memenuhi kebutuhan rakyat di negaranya tersebut. Ketiga, beberapa negara

mempunyai sumber daya alam berlimpah, tetapi mempunyai teknologi terbatas,

sementara negara lain mempunyai teknologi canggih, tetapi sedikit sumber daya

alamnya. Sehingga tidak ada satupun negara yang dapat terpisah secara ekonomi

di dalam ekonomi global dewasa ini.

Dalam perjalanannya, bisnis suatu perusahaan dapat menemui kendala

serta hambatan yang mungkin diluar dari apa yang telah direncanakan pada awal

mulanya. Kendala dan hambatan tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar.

Dalam setiap bidang di bisnis, dalam mengambil sebuah keputusan untuk

menjalankan suatu perusahaan maka secara cepat maupun lambat akan muncul

pesaing-pesaing dalam bisnis tersebut. Globalisasi secara langsung telah

(17)

buruk. Sejak dari awal globalisasi itu berjalan, globalisasi tersebut tidak dapat

dihentikan. Globalisasi pun memberikan tantangan bagi bisnis dan individu

mengenai bagaimana belajar hidup di dalam globalisasi itu sendiri, mengelolanya,

serta kemudian mengambil manfaatnya.

Indonesia sudah lama menjadi tempat investasi yang memberikan peluang

yang besar bagi para investor asing. Tak heran maka banyak perusahaan

internasional dari luar Indonesia yang berlomba untuk memasuki pasar lokal

Indonesia. Mereka akan berusaha mati-matian dan mempertinggi ekspor ke

seluruh dunia. Pada sekarang ini dapat kita jumpai banyak perusahaan

internasional bersifat global yang berasal dari berbagai negara berlomba

memasarkan produk mereka masing-masing. Inilah tiga di antara berbagai definisi

mengenai sebuah perusahaan global menurut Donald A. Ball dan Wendell

Mculloch (2000, 6), yaitu sebuah organisasi yang berupaya untuk memiliki

kehadiran pasarnya di seluruh dunia, operasi-operasi yang distandarisasikan di

seluruh dunia dalam satu atau lebih bidang-bidang fungsional perusahaan, dan

serta memajukan operasi-operasinya di seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan

internasional tersebut sudah banyak pula yang memasuki pasar lokal Indonesia.

Perusahaan-perusahaan internasional tersebut berada di berbagai sektor di pasar

lokal sehingga dapat ditemui banyaknya produk yang beragam di pasar lokal

Indonesia. Secara tidak langsung hal ini dapat mempengaruhi persepsi masyarakat

Indonesia terhadap produksi dalam negeri. Persepsi masyarakat itu pun memiliki

dampak terhadap pembelian atas produk lokal dan produk luar yang masuk ke

(18)

Di tengah-tengah segala persaingan berbagai produk yang ada, setiap

perusahaan harus mengetahui kepekaan dari para konsumennya sehingga tahu apa

yang harus lebih diperhatikan dalam bauran pemasarannya, seperti kualitas

barang/jasa, pelayanan, promosi penjualan, garansi, harga jual, saluran distribusi,

dan merek. Konsumen juga harus secara lebih cermat mengenali kebutuhan dan

keinginan mereka atas produk-produk yang ditawarkan dalam hal produk, harga,

kenyamanan serta komunikasi yang dipakai perusahaan dalam memasarkan

produk/jasa yang ada. Konsumen harus mampu untuk menyadari produk apa yang

terbaik untuk dirinya sendiri. Apabila konsumen sudah mampu untuk menyadari

produk yang dirasa baik menjadi pilihannya, maka konsumen akan membangun

persepsi penilaian baik terhadap suatu jenis produk yang mereka gunakan.

Persepsi konsumen tersebut memberikan pengaruh yang kuat terhadap

kelangsungan penggunaan suatu produk secara berkelanjutan. Tak jarang pula

seorang konsumen akan berbagi dan bertukar pengalamannya kepada konsumen

lain tentang pemakaian terhadap suatu produk yang ia pakai. Untuk itulah

perusahaan lokal maupun perusahaan multinasional harus dapat berlomba dalam

menciptakan suatu produk dengan kualitas yang bagus dan mempertahankan

kualitas baik produk perusahaan mereka tersebut. Hal ini dimaksudkan agar

masing-masing perusahaan dapat mempunyai ciri khas produk mereka tersendiri

yang dapat terus bertahan dalam benak para konsumen agar para konsumen dapat

terus menggunakan produk perusahaan tersebut.

Diantara banyaknya bidang produksi yang ada, Indonesia menyediakan

(19)

yang dipasarkan di pasar lokal dan bahkan ada yang sampai ke pasar

internasional. Produksi tersebut diproduksi di dalam negeri oleh tenaga kerja

Indonesia langsung. Kualitasnya pun tidak kalah jauh dengan hasil produksi

sepatu dari perusahaan multinasional lainnya. Bahkan beberapa perusahaan

multinasional sengaja memakai bahan-bahan produksi dari Indonesia dan

mempekerjakan tenaga kerja Indonesia untuk perusahaannya. Sehingga, sepatu

produksi Indonesia dapat diadu kualitasnya dengan sepatu produksi perusahaan

asing dari luar Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, nilai ekspor alas kaki

nasional pada Oktober 2009 naik 49 persen menjadi 133 juta dollar AS

dibandingkan dengan September 2009. Nilai impor AS atas produk ekspor

Indonesia mencapai 404,44 juta dollar AS atau 2,07 persen. Badan Pusat Statistik

(BPS) mencatat total sepatu impor tahun 2012 sebesar 2.260 ton dengan nilai US$

20 juta. Impor sepatu tersebut untuk jenis sepatu kets dan sepatu kerja.

Nike adalah suatu perusahaan multinasional yang memasarkan sepatu di

berbagai negara. Industri sepatu Nike merupakan suatu industri yang besar yang

menguasai sepertiga pangsa pasar dunia di bidang sepatu olahraga. Umumnya

produk-produk Nike dirancang dan dipasarkan ke seluruh dunia oleh

negara-negara maju yang memiliki modal dan posisi terbaik bagi perusahaan tersebut,

seperti Amerika Serikat. Sebagai sebuah perusahaan sepatu olahraga terbesar di

dunia, Nike memiliki 32 cabang di dunia. Empat cabang diantaranya terdapat di

Amerika Serikat, dan 28 cabang lainnya terdapat di luar Amerika Serikat.

Perusahaan ini juga memiliki 90 pusat distribusi yang didirikan di Meerhout

(20)

perusahaan ini memiliki pemasukan yang melebihi enam milyar dollar AS, diikuti

oleh Adidas dan Reebok. (Suziani, 1999)

SPECS merupakan sebuah perusahaan sepatu asal Indonesia yang

menghasilkan berbagai macam perlengkapan olahraga. Specs menjadi pemimpin

sepatu di pangsa pasar Indonesia. SPECS pun menjadi sponsor sepatu bagi para

pemain tim nasional Indonesia. SPECS yang saat ini telah meraih sertifikat

ISO-9001 dari Llyod Register Quality Asurance untuk Quality Management System

pada tahun 1997 diposisikan sebagai perusahaan yang memproduksi sepatu

olahraga dengan kualitas yang tinggi dengan manajemennya yang pastinya pun

berkualitas. Pada akhirnya pula hal itu menambah kepercayaan masyarakat

terhadap produk SPECS. SPECS meraih pasarnya di dalam kalangan mahasiswa

serta remaja. Selain menjadi perusahaan sepatu pioneer di dalam negeri, SPECS

pun mengembangkan pasar hingga dapat menembus ke pasar di luar Indonesia.

Strategi pemasaran suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan

secara umum dapat dianalisis melalui pendekatan konsep bauran pemasaran 4P

atau 4C dari sisi konsumen yaitu produk yang dilihat dengan apa yang diinginkan

dan dibutuhkan oleh konsumen, tempat yang dilihat dari kemudahan konsumen

mendapatkan produk, harga yang menjadi biaya bagi konsumen, dan promosi

yang menjadi komunikasi dengan konsumen.

Dalam hal ini penulis ingin meneliti bagaimana persepsi yang dimiliki

oleh konsumen di kalangan mahasiswa/i Unika Atma Jaya Kampus Semanggi,

(21)

untuk melakukan penelitian dengan berjudul “Analisis Persaingan Nike dan

SPECS menurut Persepsi Konsumen berdasarkan Konsep Pemasaran 4C. (Studi

Kasus di Kalangan Mahasiswa/i Unika Atma Jaya Kampus Semanggi, Jakarta.)

1.2 Rumusan Masalah

Menanggapi adanya pilihan dalam memilih produk sepatu baik itu sepatu

produksi lokal maupun produksi dari luar negeri, setiap orang memiliki

pertimbangan dalam pilihannya masing-masing dengan alasan tertentu. Alasan

tersebut pun dapat dipengaruhi oleh persepsi seseorang terhadap suatu

perusahaan.

Dalam penelitian ini, penulis memilih perusahaan sepatu multinasional,

Nike, dan perusahaan sepatu lokal dari Indonesia, SPECS. Di dalam penelitian ini

penulis ingin mencoba untuk mengkaji sejauh mana persepsi konsumen terhadap

kedua perusahaan tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagaimanakah persepsi yang dimiliki oleh konsumen terhadap strategi 4C

dari sepatu Nike dan sepatu SPECS khususnya di kalangan kalangan mahasiswa/i

di Unika Atma Jaya Kampus Semanggi, Jakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui sejauh mana penerapan konsep 4C Nike dan sepatu

SPECS menurut persepsi mahasiswa/i di Unika Atma Jaya Kampus Semanggi,

(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian sebagai berikut  Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta membantu

penulis dalam menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat selama di bangku

kuliah agar dapat mengembangkan diri dengan lebih baik lagi di masa

yang akan datang.  Bagi Dunia Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta manfaat yang

dapat digunakan bagi para akademisi lain untuk menjadi salah satu

referensi yang berguna juga nantinya.  Bagi Para Pembaca

Penulis juga berharap agar dapat memberikan pengetahuan kepada para

pembaca mengenai persepsi atas sepatu Nike dan sepatu SPECS di

kalangan kalangan mahasiswa/i di Unika Atma Jaya Kampus Semanggi,

Jakarta.

1.5 Batasan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang skripsi ini, maka penelitian ini akan dibatasi

pada analisis persepsi konsumen di Unika Atma Jaya Kampus Semanggi, Jakarta.

Sehingga itu, penelitian ini terbatas hanya pada strategi 4C yang dimiliki oleh

Nike dan SPECS dibenak konsumen.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mempermudah serta memberikan

gambaran-gambaran secara menyeluruh mengenai isi dari tugas akhir skripsi ini. Sistematika

(23)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang pemilihan judul penelitian

yang diangkat oleh penulis, perumusan masalah penelitian, tujuan dan

manfaat dari penelitian, batasan penelitian serta sistematika penulisan yang

merupakan gambaran singkat dari skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, penulis membahas mengenai semua teori yang dipakai

sebagai bahan acuan dalam penelitian. Pemilihan teori-teori yang dipakai,

diperoleh dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan penelitian

guna memperkaya isi dari penulisan skripsi ini. Setelah itu, dijabarkan pula

kerangka pemikiran dari skripsi ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ketiga, penulis menguraikan mengenai pembahasan metode

penelitian yang digunakan, mencakup proses penelitian yang dimulai dari

tahap waktu dan tempat penelitian, metodologi penelitian, sumber data,

pemilihan obyek dan subyek, teknik pengumpulan data yang akan

diterapkan, teknik pengolahan data dan teknik analisa data yang akan

dipakai dalam penelitian.

BAB IV TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini memberikan penjelasan oleh penulis mengenai garis besar

mengenai perusahaan Nike dan SPECS, yaitu dalam hal sejarah singkat

perusahaan, misi perusahaan, tujuan umum perusahaan, gambar dan logo

(24)

pengantar mempermudah pemahaman lebih lanjut mengenai strategi 4C

yang digunakan oleh Nike dan SPECS.

BAB V ANALISIS HASIL PENELITAN

Bab ini menguraikan pembahasan tentang hasil analisa data penelitian

penulis yang menggunakan analisa isi berdasarkan data yang telah

dikumpulkan, meliputi hasil wawancara dengan narasumber yang

menggambarkan persepsi serta alasan-alasan para konsumen terhadap

strategi 4C Nike dan SPECS.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan mengenai pembahasan

kesimpulan atas uraian hasil penelitian yang digambarkan pada bab-bab

sebelumnya dan berisikan pula saran-saran yang diharapkan dapat

(25)

Bab 2

Landasan Teori

A. Tinjauan Pustaka

2.1 Bisnis Internasional dan Bisnis Lokal

2.1.1 Bisnis Internasional

Menurut Griffin (2004, 131) bisnis internasional adalah bisnis yang pada

dasarnya berpusat di satu negara tetapi memperoleh sebagian besar sumber daya

dan pendapatan (atau keduanya) dari negara lain.

Menurut Donald A. Ball dan Wendell H. McCulloch bisnis internasional

adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini

tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar

(26)

seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan

eceran, perdagangan besar, dan komunikasi massa. (2000, 10)

International business includes all business activities needed to create, ship, and sell goods and services across national borders. International business may also be called global business, international trade, and foreign trade. (Dlabay dan,Scott, 2008, 8)

Binis internasional di dalamnya termasuk semua aktivitas bisnis yang

diperlukan untuk membuat, mengirimkan, dan menjual barang-barang serta jasa di

luar batas negara. Bisnis internasional juga sering disebut dengan bisnis global,

perdagangan internasional, dan perdagangan luar negeri.

Berdasarkan semua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis

internasional merupakan suatu kegiatan bisnis yang terjadi atau dilakukan oleh

dua negara atau lebih melewati batas-batas kenegaraan.

Sebuah perusahaan harus mempelajari latar belakang sosial serta budaya

masyarakat di negara yang menjadi ekspansi bisnisnya. Hal ini karena adanya

perbedaan geografis sehingga perusahan harus mampu untuk menyesuaikan diri

dengan sosial-budaya, demografi, agama, dan sebagainya di negara setempat

dengan tujuan agar perusahaannya dalam mencapai hasil yang diinginkan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan.

(27)

Domestic or Local business involves transactions occurring within the boundaries of a single-country, while international business transactions cross national boundaries (Ricky W dan Michael W, 1999:8). Bisnis lokal atau bisnis dalam negeri merupakan sebuah kebalikan dari bisnis internasional. Dalam bisnis

lokal, transaksi yang terjadi hanya dalam batas-batas wilayah satu negara tersebut

saja. Inilah yang menjadi perbedaan dasar antara bisnis lokal dan bisnis

internasional.

Bisnis domestik adalah bisnis yang memperoleh semua sumber daya dan

menjual semua produk dan jasanya dalam satu negara. (Griffin, 2004: 131)

2.2 Persaingan Bisnis

Persaingan terjadi ketika dua perusahaan atau lebih saling berlomba untuk

mendapatkan sumber daya serta pelanggan yang sama. Demi memperoleh segala

keunggulan di antara para pesaingnya, perusahaan dituntut untuk memproduksi

barang dan jasa secara efisien dan harus mampu menjualnya dengan harga yang

dapat memberikan laba yang cukup. Dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut,

maka perusahaan harus dapat meyakinkan kepada para pelanggannya bahwa

produk-produknya lebih baik atau lebih murah daripada pesaing. Akhirnya

persaingan mendorong semua perusahaan untuk membuat produk dengan lebih

baik atau lebih murah daripada pesaing. Perusahaan yang memproduksi

produk-produk yang mahal dan berkualitas buruk akan menghadapi kemungkinan untuk

gagal. (Griffin dan Ebert, 2007: 19)

2.2.1 Jenis Persaingan

Menurut Ma’arif dan Tanjung (2006, 69) berikut ini terdapat 4 jenis

(28)

1. Kecepatan

Lingkungan bisnis saat ini menginginkan sebuah kecepatan sehingga

organisasi bisnis harus dapat bergerak cepat pula. Cepat dalam beradaptasi

merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk bersaing dalam hal

kecepatan. Perusahaan akan tertinggal dari para pesaingnya apabila terlalu lambat

dalam bersaing. Hal yang berlaku pula dalam organisasi bisnis adalah berkaitan

erat dengan informasi. Barangsiapa menguasai informasi maka dialah yang akan

memenangkan persaingan. 2. Fleksibilitas

Kunci persaingan yang kedua adalah fleksibilitas. Strategi yang dapat

ditempuh adalah dengan melalui produksi bermacam jenis dan variasi produk. Hal

ini menyebabkan fleksibilitas mesin dapat tercapai untuk membuat berbagai

vasiasi produk tersebut. Strategi berikutnya adalah mengenalkan produk baru di

pasar. Produk baru tersebut dapat merupakan produk yang benar-benar baru, atau

modifikasi dari produk yang sudah ada. Modifikasi produk ini harus dijalankan

secara cepat agar dapat merespon langsung kebutuhan konsumen. 3. Mutu

Pada dasarnya mutu bergantung pada kacamata pelanggan, maka

persaingan melalui mutu ini dapat dicapai dengan cara menyenangkan pelanggan

atau memberi kepuasan lebih dari yang diharapkan oleh pelanggan. Mutu

dipandang sebagai senjata persaingan. Mutu produk tidak dapat dipisahkan

dengan mutu pelayanan. Mutu suatu produk dibangun dalam proses perencanaan

strategis. Perencanaan strategis ini dimulai dengan perencanaan sumber daya

manusianya dan pengelola bisnis tersebut. Perencanaan berikutnya adalah

perencanaan atas bahan baku, karena bahan baku bermutu akan menghasilkan

(29)

akan disesuaikan dengan segmen pasar. Mutu ini harus diterima sebagai

komitmen organisasi atas visi-misi perusahaan. 4. Biaya

Salah satu cara penghematan biaya dalam bisnis adalah menghilangkan

semua pemborosan. Dalam manajemen terdapat dua tujuan besar yaitu efisiensi

dan efektivitas. Efisiensi tidak memperkenankan adanya pemborosan, maka dari

itu organisasi harus terlebih dahulu melakukan investasi dalam bentuk

memperbaharui fasilitas dan peralatan,merampingkan operasi serta melakukan

pelatihan dan pengembangan.

2.3 Pemasaran

2.3.1 Definisi Pemasaran

Menurut Cannon, Perreault, dan McCarthy (2008, 8), pemasaran adalah

suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan

cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran

barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen.

Menurut American Marketing Association pemasaran yaitu adalah sebuah

proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan

distribusidari gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan perseorangan dan organisasi.

Bilson Simamora (2003, 7) mengartikan bahwa pemasaran berarti dengan

pasar untuk melakukan pertukaran untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan

dan keinginan orang-orang. Dimana proses pertukaran merupakan suatu kegiatan.

(30)

mempromosikan produk kepada mereka, memajang, dan menghantarkan produk,

dan menetapkan harga produk.

2.3.2 Lingkungan Pemasaran

Menurut Griffin dan Ebert (2007, 61) dalam pemasaran, perusahaan tidak

dapat membuat rencana, keputusan, dan strategi pemasaran secara unilateral

bahkan tidak oleh tenaga-tenaga pemasaran yang berpengalaman dan

berpengaruh. Setiap perusahaan harus mampu mengenali faktor-faktor luar dalam

setiap program pemasarannya. Faktor-faktor luar tersebut terdiri dari lingkungan

eksternal perusahaan, yaitu:

1. Lingkungan politik dan hukum. Kegiatan-kegiatan politik, baik luar negeri

maupun domestik, telah mempengaruhi dunia usaha. Agar dapat

membantu membentuk perusahaan mereka, para manajer pemasaran

berusaha untuk mempertahankan lingkungan poltik/hukum.

2. Lingkungan sosial dan budaya. Kriminalitas, jenis kelamin, gaya hidup,

segala aktifitas dan kegiatan masyarakat, serta keragaman budaya menjadi

hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana dan strategi

pemasaran.

3. Lingkungan teknologi. Kemajuan serta kecanggihan dalam bidang

teknologi membawa dampak yang signifikan bagi pemasaran suatu

perusahaan. Teknologi-teknologi baru memperngaruhi pemasaran karena

dengan teknologi baru maka suatu perusahaan dapat menciptakan

barang-barang baru dan jasa-jasa baru. Ini dapat berdampak langsung dalam

(31)

4. Lingkungan ekonomi. Kondisi perekonomian mempengaruhi serta

menentukan pola pengeluaran oleh konsumen, dunia usaha, dan

pemerintah. Semua itu pun mempengaruhi setiap rencana pelaku

pemasaran dalam penawaran produk, penetapan harga, dan strategi

promosi.

5. Lingkungan kompetitif. Dalam hal ini tenaga pemasaran harus meyakinkan pembeli bahwa mereka harus membeli produk mereka,

bukannya membeli produk yang dijual oleh penjual yang lain. Maka dari

itu tenaga pemasar harus mencari cara agar produknya terlihat paling

menarik atau resikonya akan kehilangan pembelinya. Berikut adalah tiga

jenis kompetisi spesifik:

a. Produk-produk substitusi, berbeda dari produk pesaing namun dapat

menggantikan kebutuhan konsumen yang sama.

b. Kompetisi merek, terjadi antara produk-produk yang serupa dimana

persaingan didasari pada persepsi pembeli mengenai manfaat produk

yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

c. Kompetisi internasional, menyamai produk-produk pelaku pemasaran

domestik terhadap pesaing asing.

2.3.3 Bauran Pemasaran

Menurut Freddy Rangkuti (2009) yang mengutip Lamb, Hair, dan Mc

Daniel (2006) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah strategi produk,

promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk

(32)

Kustoro Budiarta (2009, 170) mengutip Kotler (1997) bahwa

mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat yang digunakan

perusahaan untuk mecapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Marketing

mix adalah kegiatan untuk menentukan kombinasi antara produk, harga,

distribusi, dan promosi sesuai dengan strategi pemasarannya. Marketing mix

merupakan satu dari sembilan tipe pemasaran (Kartajaya, 2003). Menurut Swastha

dan Sukojo (1995), bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat

variabel inti sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, promosi, dan

distribusi.

Bauran pemasaran adalah kegiatan yang terpadu dan saling menunjang

satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh

keberhasilan dalam memilih produk yang sempat, harga yang layak, saluran

distribusi yang baik, dan promosi yang efektif. (Fuad et all , 2006: 128)

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu

cara atau strategi yang digunakan perusahaan dalam menentukan produk, promosi,

distribusi, dan penentuan harga dengan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.3.4 Konsep 4P dalam Pemasaran

Inilah elemen penting dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi

pemasaran yang mejadi alat untuk memasarkan produk-produk perusahaan

menurut Cravens (1998).

(33)

Produk memiliki dampak penting terhadap kinerja perusahaan. Tentunya

pemasaran suatu perusahaan dimulai dengan suatu produk yang dapat berupa

barang, jasa, atau gagasan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan seorang

konsumen. Tenaga pemasaran memiliki tantangan dalam menyusun dan

mengembangkan produk-produk baru. Tenaga pemasar juga harus

mempertimbangkan segala faktor perubahan seperti teknologi, kondisi ekonomi

yang berubah, keinginan dan kebutuhan konsumen.  Jenis produk

Kombinasi produk yang membentuk portofolio produk untuk sebuah

perusahaan merentang dari sebuah produk tunggal hingga suatu lini

produk sampai bauran lini produk. Mengevaluasi kinerja portofolio produk

dapat membantu manajemen dalam strategi untuk produk baru,

memodifikasi produk, dan penghapusan suatu produk yang sudah tidak

dapat dipertahankan.  Mutu

Suatu strategi penting untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Mutu

produk yang tinggi akan menciptakan keunggulan bersaing yang bertahan

lama, selama organisasi mampu untuk memiliki komitmen yang

terus-menerus untuk memperbaiki mutu serta kualitas dalam suatu strategi bisnis

dasar.  Rancangan

Rancangan dapat berupa strategi-strategi produk mencakup

keputusan-keputusan untuk tiap produk, lini produk, dan bauran produk.

Tindakan-tindakan lini produk dapat berupa penambahan suatu produk, mengurangi

biaya, memperbaiki produk, mengubah strategi pasar, dan membuang

(34)

lini produk, menghapuskan suatu lini, atau mengubah prioritas suatu lini

(misalnya, dengan meningkatkan anggaran pemasaran pemasaran untuk

satu lini dan mengurangi anggaran untuk lini lain).  Ciri-ciri

Salah satu cara untuk membedakan suatu merek dari pesaingnya dengan

cirinya yang unik. Cara lainnya adalah membiarkan pembeli memilih ciri

yang diinginkannya dalam sebuah produk. Ciri-ciri pilihan ini

menawarkan pembeli dengan leluasa memilih suatu produk.  Merek

Suatu citra merek yang kuat memberikan beberapa keunggulan utama bagi

suatu perusahaan. Nama merek memberikan perbedaan suatu produk

dengan produk-produk pesaing lainnya. Sebuah identitas merek yang kuat

akan menciptakan suatu keunggulan bersaing utama. Merek yang dikenal

(35)

 Pelayanan

Layanan kepada konsumen merupakan suatu strategi produk yang penting

walaupun kadang-kadang sering diabaikan. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan dalam layanan konsumen adalah permohonan untuk spesifikasi

produk-produk seperti data kinerja, data permohonan untuk rincian,

pemrosesan pesanan pembelian, penyelidikan status pesanan, dan layanan

garansi. Layanan konsumen dapat meningkatkan nilai dari suatu produk

bagi konsumen.

2. Harga

Harga merupakan alat untuk mendapatkan tanggapan pasar. Penetapan

harga juga mempengaruhi keputusan bauran pemasaran lainnya. Penetapan harga

sangat ditentukan oleh keputusan yang diambil oleh manajemen mengenai bauran

produk, strategi pembuatan merek, strategi distribusi dimana di dalamnya

tercakup strategi periklanan serta armada penjualan, dan mutu produk  Daftar harga

Demi memajukan promosi serta penjualan produk perusahaannya maka

setiap perusahaan harus dengan mantap menetapkan kombinasi harga.

Daftar harga ialah suatu daftar yang berisikan/memuat harga

barang-barang untuk kepentingan penjual dan pembeli. Daftar harga yang

ditetapkan harus sama dengan harga yang tercantum di barcode sewaktu

(36)

 Potongan

Dalam kombinasi harga, perusahaan selalu memberikan potongan harga

dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan produknya di pasaran dan

memberikan nilai tambah produknya bagi konsumen. Kebijaksanaan

perusahaan yang berkaitan dengan potongan adalah pengurangan dari apa

yang tercantum di dalam daftar harga, serta diberikan kepada yang

bersedia melakukan sesuatu pembelian produk yang telah disepakati oleh

penjual. Pemberian potongan harga dapat berwujud uang atau tambahan

barang. Sebelum perusahaan memberikan potongan, perusahaan telah

merencanakan secara matang apakah potongan tersebut memberikan

keuntungan atau kerugian.  Syarat kredit

Suatu kelonggaran yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan

angsuran/kredit bagi pihak yang membeli produk perusahaan tersebut.

Biasanya diberikan dengan syarat dan ketentuan yang ditentukan oleh

perusahaan dan disetujui oleh pihak yang membayarkan.  Pembayaran

Tenggang waktu yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak yang

membeli dalam pelunasan produk yang telah terjual. Dalam pembayaran

juga termasuk di dalamnya fasilitas pembayaran yang dapat digunakan

(37)

3. Promosi

Menurut Griffin dan Ebert (2007, 65) komponen yang paling terlihat nyata

dalam bauran pemasaran adalah promosi. Promosi berkaitan dengan teknik-teknik

untuk mengkomunikasikan informasi mengenai produk. Promosi adalah

perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi

kepada para konsumen dan sasaran lainnya. Fungsi promosi dalam bauran

pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan-tujuan komunikasi dengan

setiap konsumen.  Iklan

Iklan merupakan setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang, atau

jasa oleh sponsor tertentu untuk membujuk atau menginformasikan

pendengar mengenai suatu produk. Iklan biasanya menggunakan semua

jenis penyiaran dan media cetak, seperti televisi, radio, majalah, koran,

surat-surat pos, dan papan iklan di jalanan. Keuntungan-keuntungan

penggunaann iklan untuk berkomunikasi dengan para pembeli diantaranya

adalah biaya yang rendah per pemasangan, keragaman media,

pengendalian pemasangan, isi pesan yang konsisten, dan kesempatan

untuk mendesain pesan yang kreatif.  Penjualan langsung

Penjualan langsung adalah presentasi langsung dalam suatu percakapan

dengan satu atau lebih calon pembeli, dengan maksud untuk mendapatkan

penjualan. Pengeluaran tahunan penjualan langsung lebih besar daripada

periklanan. Namun, kedua komponen ini memiliki kesamaan dalam

beberapa hal dalam menciptakan kesadaran terhadap produk,

(38)

Barang-barang yang relatif murah sering kali dipasarkan melalui promosi

penjualan, yang melibatkan bujukan langsung kepada pembeli. Promosi

penjualan terdiri dari berbagai kegiatan promosi yang dilakukan untuk

membujuk konsumen mau membeli suatu produk, antara lain peragaan

penjualan, kontes, pemberian sampel, displai titik pembelian.pembelian

insentif, dan kupon. Pengeluaran promosi penjualan pada prinsipnya lebih

besar daripada pengeluaran periklanan. Namun hal ini memiliki

keuntungan diantaranya promosi dapat digunakan untuk menargetkan

pembeli, menjawab kesempatan khusus, dan menciptakan insentif

pembelian.

 Hubungan masyarakat

Hubungan masyarakat mencakup seluruh usaha komunikasi yang

mengarah pada membangun kemauan baik antara berbagai kelompok

dalam populasi. Hal itu berusaha membangun sikap yang menguntungkan

terhadap organisasi dan produk-produknya. Dimana hubungan masyarakat

menjadi suatu cara dalam merangsang timbulnya permintaan yang bersifat

impersonal terhadap produk, jasa, atau ide dengan cara memasang berita

komersial di mass media dan tidak dibayar langsung oleh suatu sponsor.

Kegiatan-kegiatan hubungan masyarakat dapat memberikan kontribusi

yang penting bagi strategi promosi jika kegiatan-kegiatan tersebut

direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan promosi

tertentu. Hubungan masyarakat juga digunakan untuk tujuan-tujuan

organisasi lainnya seperti halnya komunikasi dengan para analisis

keuangan.

(39)

Banyak produk dipromosikan dengan sangat baik melalui penjualan

pribadi, atau penjualan dari satu orang ke orang lain. Akan tetapi,

barang-barang industri menerima banyak penjualan pribadi. Sewaktu perusahaan

membeli dari perusahaan lain, para agen pembelian dan lain-lain yang

memerlukan informasi teknis dan rinci biasanya merujuk kepada wakil

penjualan perusahaan penjual.

4. Penempatan

Dalam bauran pemasaran, penempatan berkaitan dengan distribusi.

Menempatkan suatu produk pada outlet yang sesuai. Hal ini memerlukan

keputusan mengenai sejumlah aktivitas distrbusi, yang keseluruhannya berkaitan

dengan bagaimana menyampaikan produk tersebut dari produsen ke konsumen.

Sebagai tambahan, perusahaan harus membuat keputusan mengenai saluran yang

akan mendistribusikan produk-produk mereka. Banyak contoh produsen yang

menjual produk kepada perusahaan yang sebaliknya, mendistribusikan

barang-barangnya kepada pengecer. Saluran distribusi ini menghubungkan pemasok dan

produsen dengan pengguna akhir barang atau jasa. Saluran distribusi yang efektif

dan efisien memberikan keunggulan strategis yang penting bagi para anggota atas

saluran-saluran distribusi pesaingnya. Strategi distribusi berkenaan dengan

bagaimana sebuah perusahaan dapat menjangkau pasar sasarannya. Sebagian

produsen memasarkan produknya secara langsung kepada pengguna akhir melalui

satu atau lebih saluran distribusi. Berbagai saluran perantara independen seperti

eceran, grosir, pengecer, melakukan fungsi distribusi yang sesungguhnya.  Saluran

Saluran merupakan suatu perangkat yang digunakan oleh perusahaan

(40)

digunakan untuk memindahkan suatu produk dari produsen ke konsumen.

Ini merupakan cara dimana produk ditransfer dari penjual kepada pembeli.  Cakupan

Cakupan merupakan batasan perusahaan dalam memasarkan produknya.

Beberapa jenis cakupan, yaitu

- Cakupan intensif berarti distributor dalam jumlah banyak untuk

menjual produk dalam wilayah yang diberikan atau sesuai segmen

pasar.

- Cakupan secara selektif yaitu memilih hanya satu distributor yang

menjual produknya disalah satu pasar yang seleksi secara selektif. - Cakupan eksklusif yaitu otorisasi dengan satu distributor per wilayah

atau pasar.  Lokasi

Lokasi, merupakan tempat untuk mengirim, menerima, mengantarkan

secara internal atau tagihan untuk barang dan jasa hasil produksi. Lokasi

yang digunakan perusahaan dapat mempengaruhi harga dari produk

tersebut.  Persediaan

Persediaan, waduk barang yang diadakan dalam mengantisipasi penjualan

sepanjang saluran pemasaran. Perusahaan harus bisa memutuskan berapa

banyak yang harus dipesan, perusahaan harus menyeimbangkan biaya

memproses pesanan dengan biaya menyimpan persediaan. Jumlah produk

yang masuk selesai produksi meningkatkan persediaan dan mengurangi

jumlah yang keluar dari produk penjualan.  Pengangkutan

Pengangkutan yang berarti penanganan, pengangkutan, pergudangan,

pengawasan persediaan, transportasi fisik, dan pengiriman. Pemilihan alat

angkut yang baik yang akan mempengaruhi harga produk, kinerja

(41)

perusahaan memiliki alat pengangkutan yang baik, maka semuanya akan

mempengaruhi kepuasan pelanggan. Ini merupakan pengelolaan fisik yang

paling penting karena ini adalah kegiatna manajerial yang menjadi salah

satu yang paling mahal di dalam unsur-unsur distribusi.

Tabel 2.1 Bauran Pemasaran

Produk Harga Promosi Penempatan

- Keanekaragaman - Daftar harga - Promosi penjualan - Saluran

- Kualitas - Rabat - Iklan - Ruang lingkup

- Desain - Potongan - Brosur penjualan - Penyortiran

- Rancangan - Syarat kredit - Humas - Lokasi

- Bentuk - Jaminan waktu - Pemasaran langsung - Persediaan

- Merek - Pembayaran - Penjualan pribadi - Pengangkutan

- Kemasan

- Ukuran

- Pelayanan

- Jaminan

(42)

2.3.5 Konsep 4C dalam Pemasaran

Berkaitan dengan hal ini maka menurut Robert Luaterborn yang

dikutip oleh Kustoro Budiarta (2009,172) mengatakan bahwa faktor 4P

berhubungan dengan 4C pelanggan dan tidak dapat dipisahkan untuk

mencapai tujuan serta sasaran.

1. Product Customer needs and wants

Perusahaan harus dapat mengerti keinginan dan kebutuhan dari pelanggan

dalam membuat suatu produk. Demi mencapai tujuan dan sasaran yang

diinginkan maka perusahaan harus mampu menelaah bagaimana

pandangan para pelanggan serta memberikan pelayanan yang maksimal.

Sebuah produk adalah sesuatu yang dibuat agar orang dapat datang dan

membeli. Dalam 4C, segala keputusan semuanya dimulai dan diakhiri

berdasarkan kebutuhan dan nilai pelanggan. Dalam hal ini maka pelanggan

akan terlibat dan pelanggan akan mendefinisikan nilai perusahaan di pasar.

2. Price Cost to customer

Harga akan membuat pelanggan mengeluarkan biaya yang telah

ditentukan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu untuk

menentukan harga produk yang sesuai bagi pelanggannya. Perusahaan

harus dapat memberikan nilai yang lebih terhadap biaya yang ditentukan

kepada pelanggan. Dimana dalam hal ini yang dilihat adalah bagaimana

pelanggan membayar dan biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan,

bukan seberapa besar harga yang akan dikeluarkan untuk mencari

(43)

harus mampu untuk berpikir tentang penjualan dan pemasaran. Pelanggan

akan memutuskan kemanakah mereka akan mengeluarkan uang mereka

secara terbatas untuk membeli serta memenuhi kebutuhan mereka Hal ini

guna untuk memaksimalkan nilai pelanggan bukan untuk mengeruk

keuntungan semata. Sehingga perusahaan harus mampu menelaah biaya

yang akan dikeluarkan pelanggan untuk dapat memberikan nilai lebih

kepada pelanggan daripada lebih mementingkan keuntungan melalui

sebuah produk.

3. Place Convenience

Ini berhubungan dengan kemudahan tempat pemasaran bagi pelanggan.

Tempat-tempat yang dipilih oleh perusahaan harus mampu memberikan

kenyamanan dan nilai lebih bagi pelanggan. Kenyamanan tidak hanya

membuka diri perusahaan terhadap cara-cara baru yang menghubungkan

perusahaan dengan pelanggan dan mendistribusikan produk, tetapi juga

membantu perusahaan untuk beralih ke pola pikir yang memberikan

pengalaman optimal bagi pelanggan secara keseluruhan. Pelanggan, saat

ini, akan lebih memilih pembelian yang lebih mudah, nyaman, dimanapun

serta kapanpun tanpa adanya halangan,sehingga perusahaan harusnya tidak

hanya berpikir tentang bagaimana mendistribusikan suatu produk kepada

pelanggan namun juga pengalaman akan kenyamanan yang optimal bagi

para pelanggannya. Pelanggan saat ini sangat sibuk dan memiliki banyak

pilihan produk untuk mereka gunakan Sehingga adalah suatu kebanggaan

(44)

karena akan ada kesan dimana perusahaan tersebut membuat pelanggan

nyaman dan mudah dalam membeli produknya.

4. Promotion Communication

Pelanggan akan menangkap adanya suatu komunikasi atas promosi yang

telah dilakukan oleh suatu perusahaan. Komunikasi yang baik akan

terciptanya suatu interaksi antara pelanggan dan perusahaan dalam

memahami pemasaran suatu produk. Perusahaan harus dapat memberikan

informasi yang berbobot atas produknya sehingga pelanggan dapat dengan

jelas mengerti apa yang menjadi produk pilihannya tersebut. Oleh karena

itu, perusahaan harus berusaha keras untuk cara berkomunikasi dan

membangun hubungan dua arah. Bauran pemasaran yang terbaru lebih

mengutamakan komunikasi untuk pelanggan dibanding bagaimana

promosi yang terus-menerus. Hal ini bertujuan untuk menciptakan

komunikasi pemasaran yang interaktif bagi pelanggan. Saat ini, pelanggan

sudah lebih cerdas dan berhati-hati dalam mempercayai suatu promosi

sebuah produk. Pelanggan akan lebih senang untuk merasa terlibat dan

memiliki interaksi yang bermakna dengan suatu produk tertentu. Sehingga

membangun komunikasi dua arah akan menjadi cara terbaik untuk

mengetahui apa yang terbaik bagi pelanggan.

Tabel 2.2

Tanggapan 4P penjual terhadap 4C pembeli

4P 4C

(45)

Harga (price) Biaya bagi pembeli (cost to the customer)

Promosi (promotion) Komunikasi (communication)

(46)

Gambar 2.1

Korelasi hubungan 4P dengan 4C

memberikan

menunjukkan

memberikan

tersedia melalui

Sumber:

http://www.dineshbakshi.com/as-a-level-business-studies/marketing-management/102-revision-notes/1242-4cs-of-marketing

Customer

Solution

Communication

Product

Price

Customer Cost

Place

Convenience

(47)

2.4 Persepsi

Menurut Setiadi (2010) persepsi merupakan suatu proses yang timbul

akibat adanya sensasi, di mana sensasi adalah tanggapan yang cepat dari indra

penerima kita terhadap cahaya, warna, dan suara (stimuli). Dengan adanya itu

semua, maka akan timbul persepsi. Pengertian dari persepsi adalah proses

bagaimana stimuli-stimuli itu terseleksi, terorganisasikan, dan terinterpretasikan.

Manusia merasakan bentuk, warna, suara, sentuhan, aroma, dan rasa. Lalu

perilaku manusia terpengaruh oleh persepsi fisik tersebut. Para pemasar harus

menyadari bahwa manusia terbuka terhadap stimuli yang jumlahnya banyak.

Seorang pemasar harus menyediakan sesuatu yang khusus sebagai stimuli jika ia

ingin menarik perhatian konsumennya.

Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena

itu, persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang

dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu pula, satu hal yang

perlu diperhatikan dari persepsi ialah bahwa persepsi secara substansial bisa

sangat berbeda dengan realitas.

2.4.1 Jenis persepsi

Menurut Gordon R. Foxal dan Ronald E.Goldsmith (1994) terdapat

beberapa jenis persepsi:

1. Persepsi terhadap merek perusahaan (Brand Image)

Posisi perusahaan dalam benak konsumen ditentukan oleh persepsi positif

(48)

Persepsi terhadap resiko dari suatu produk yang bersangkutan. Harga yang

telah dibayarkan oleh pelanggan memberikan resiko, tergantung pada

kemungkinan adanya kesalahan atau kerusakan produk. 3. Persepsi terhadap produk (Product)

Berkaitan erat dengan mutu, layanan, serta brand image suatu produk atau jasa. Mutu dapat dikaitan dengan pengalaman, tetapi sulit menjadikan

pengalaman tersebut sebagai suatu tolok ukur. Namun pada umumnya,

konsumen setuju bahwa harga yang harus dibayarkan menentukan mutu

dari suatu produk.

4. Persepsi terhadap harga (Price)

Pelanggan dapat mempunyai persepsi harga yang dikenal dengan rentang

harga. Dalam rentang harga, terdapat batas atas serta batas bawah sehingga

suatu produk tertentu akan masuk ke dalam suatu rentang harga.

Perbedaan antara batas atas dengan batas bawah disebut laba konsumen. 5. Persepsi terhadap promosi (Promotion)

Persepsi ini berkaitan dengan komunikasi, dimana apabila kredibilitas

suatu perusahaan itu tinggi maka akan memiliki sebuah citra yang

dipandang baik oleh konsumen. Serta sebaliknya, apabila ada suatu

promosi berisikan komunikasi yang dianggap mencurigakan, maka akan

memicu persepsi negatif konsumen terhadap perusahaan tersebut.

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen

Menurut Gaspersz (2001, 118) berikut adalah beberapa faktor pendukung

yang memberikan pengaruh terhadap persepsi dan ekspektasi konsumen yaitu

(49)

1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen ketika ia sedang mecoba melakukan transaksi dengan

produsen/pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan

keinginannya besar, harapan atau ekspektasi kebutuhan akan tinggi dan

begitu pula seballiknya.

2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing-pesaing perusahaan tersebut.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh konsumen itu. Hal ini jelas akan

mempengaruhi persepsi konsumen terutama pada produk-produk yang

dirasakan beresiko tinggi.

4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi konsumen. Orang-orang di bagian penjualan dan periklanan seyogyanya

tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi

konsumen. Kampanye yang berlebihan serta secara aktual tidak mampu

memenuhi ekspektasi konsumen akan memberi dampak negatif terhadap

persepsi konsumen tentang produk itu.

B. Kerangka Berpikir

34

Strategi /Konsep Bauran

Pemasaran (4P/4C)

Bauran

Bauran Pemasaran

(50)
(51)

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dalam bisnis akan selalu ditemui

persaingan yang terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini

dapat terjadi antara perusahaan dalam negeri, antara

perusahaan-perusahaan multinasional, atau antara perusahaan-perusahaan dalam negeri dengan

perusahaan multinasional. Terlebih lagi saat ini persaingan antar perusahaan sudah

semakin mengglobal. Banyak perusahaan asing yang memasuki pasar Indonesia

akibat pasar bebas yang telah terjadi. Perusahaan asing maupun perusahaan lokal

saling berlomba-lomba untuk dapat bersaing menjual produknya di dalam pasar.

Seluruh perusahaan percaya bahwa produk mereka adalah yang terbaik bagi para

konsumen. Namun, konsumen sekarang ini sudah lebih kritis dan lebih cerdas

dalam memilih sebuah produk dalam penggunaannya. Konsumen tidak lagi

mudah termakan iklan suatu perusahaan, melainkan konsumen betul-betul

menelaah suatu produk sebelum menggunakan produk tersebut. Banyak

perusahaan asing dan lokal saling berlomba untuk meraih kepercayaan konsumen

di berbagai sektor industri. Salah satu industri yang menarik adalah industri

sepatu. Tidak sedikit perusahaan asing yang memiliki reputasi yang terkenal

masuk ke pasar lokal Indonesia. Di sisi lain, Indonesia pun memiliki perusahaan

sepatu produksi dalam negeri yang dapat bersaing dengan sepatu produksi asing.

Maka dari itu, peneliti ingin menganalisis persaingan antara Nike dan SPECS

dalam persepsi konsumen melalui strategi pemasaran 4C masing-masing

(52)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Definisi Metode Penelitian

Menurut Prasetya Irawan (2002), metodologi berhubungan denga cara

(metode). Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara. Dalam konteks

penelitian, metodologi merupakan totalitas cara untuk meneliti dan menemukan

kebenaran. Metodologi tidak hanya mengacu kepada metode penelitian, tetapi

juga paradigma, pola pikir, metode pengumpulan dan analisis data, sampai dengan

metode penafsiran temuan penelitian itu sendiri.

Menurut Raco (2010), metode penelitian secara umum dapat dimengerti

sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap dimulai dengan

penentuan topik, pengumpulan data, dan menganalisis data. Sehingga nantinya

diperoleh suatu pemahaman dan pengertian atas topik, gejala, atau isu tertentu.

Dikatakan bertahap karena kegiatan ini berlangsung mengikuti suatu proses

tertentu sehingga ada langkah-langkah yang perlu dilalui secara berjenjang

(53)

3.1.2 Metode Deskriptif

Penelitian deskripstif adalah penelitian bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan sesuatu hal apa adanya. Metode deskriptif memilih satu objek

penelitian untuk dikaji secara mendalam, bukan hanya sebuah peta umum dari

objek penelitian tersebut. Secara teknisnya, metode deskriptif ini mengkaji pola

hubungan korelasional antara beberapa variabel.

Menurut Nyoman Dantes (2012, 51) penelitian deskriptif diartikan sebagai

suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu fenomena/peristiwa secara

sistematis sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif dilakukan untuk

memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini. Dalam penelitian deskriptif,

peneliti mencoba untuk menentukan sifat situasi sebagaimana adanya pada waktu

penelitian dilakukan. Berdasarkan tujuannya yang menggambarkan apa adanya

berkaitan dengan variabel-variabel atau kondisi-kondisi dalam suatu situasi maka

dalam studi deskriptif tidak adanya kontrol perlakuan.

3.1.3 Penelitian Kualitatif

Menurut Moleong (2000, 3) yang mengutip Bogdan dan Taylor metode

penelitian kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan kepada latar dan individu tersebut secara

(54)

organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandang sebagai

bagian dari suatu keutuhan.

Menurut Sugiyono (2008, 14) metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.

3.2 Definisi Operasional

Berikut ini adalah beberapa definisi operasional dalam penelitian ini

1. Persaingan adalah suatu keadaan dimana ketika dua perusahaan atau lebih

saling berlomba untuk mendapatkan sumber daya dan pelanggan yang

sama untuk memperoleh keuntungan atas keunggulan di antara

pesaingnya.

2. Bauran pemasaran 4C diartikan sebagai seperangkat alat yang berasal dari

kacamata konsumen dalam merasakan produk, harga, distribusi, dan

promosi atas suatu produk perusahaan. Dimana 4C adalah konsep

(55)

adalah suatu cara atau strategi yang digunakan perusahaan dalam

menentukan produk, promosi, distribusi, dan penentuan harga dengan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, di

mana sensasi adalah tanggapan yang cepat dari indra penerima kita

terhadap cahaya, warna, dan suara (stimuli).

3.3. Penetuan Informan

Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Unika Atma Jaya

Jakarta kampus Semanggi. Penulis akan memilih 3 informan untuk

masing-masing produk. 3 informan tersebut terdiri dari 1 orang mahasiswa yang memakai

sepatu futsal, 1 orang mahasiswa/i yang memakai sepatu lari, dan 1 orang

mahasiswa yang menggunakan sepatu untuk kegiatan sehari-harinya. Penulis

memilih mahasiswa/i Unika Atma Jaya Jakarta kampus Semanggi karena:

1. Mahasiswa merupakan salah satu konsumen sepatu yang cukup banyak di

kalangan masyarakat.

2. Mahasiswa dalam jenjang umurnya yang produktif, melakukan banyak

kegiatan yang berkaitan dengan memakai sepatu olahraga.

3. Kampus Unika Atma Jaya Semanggi memiliki lokasi yang sangat strategis

di tengah-tengah pusat perekonomian sekaligus pusat perbelanjaan di kota

Jakarta.

4. Mahasiswa/i dari kampus Unika Atma Jaya Semanggi terbiasa dengan

Gambar

Tabel 2.1Bauran Pemasaran
Gambar 2.1
Tabel 5.1Lama Pemakaian Produk
Tabel 5.2Alasan Pemilihan Produk
+7

Referensi

Dokumen terkait

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini dilampaui dan Kepala Daerah atau Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Kebutuhan tubuh akan energi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi tubuh dan jika tidak cukup

Nilai kontanta (a) untuk persamaan regresi adalah 22,916 dengan parameter positif, hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya keterlibatan pemakai dalam pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh persepsi dan sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku persepsian terhadap niat

Perlakuan ketiga konsentrasi IAA sintetik (1, 0.1 dan 0.01 ppm) menunjukkan bahwa perlakuan 0.1 ppm merupakan perlakuan yang paling berpengaruh nyata lebih besar