ANALISIS PERSAINGAN NIKE DAN SPECS MENURUT PERSEPSI KONSUMEN BERDASARKAN KONSEP PEMASARAN 4C (STUDI KASUS DI KALANGAN MAHASISWA/I UNIKA ATMA JAYA KAMPUS
SEMANGGI, JAKARTA)
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA ADMINISTRASI BISNIS PROGRAM
STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
OLEH:
CLARA KANAJAYA 2011-021-001
PEMINATAN: BISNIS INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI BISNIS DAN ILMU
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
Abstrak
(A)Clara Kanajaya (B) 2011-021-001
(C) Analisis Persaingan Nike dan SPECS menurut Persepsi Konsumen
berdasarkan Konsep Pemasaran 4C (Studi Kasus di Kalangan Mahasiswa/i Unika Atma Jaya Kampus Semanggi, Jakarta)
(D) Jumlah halaman: 137 halaman
(E) Kata Kunci: Persaingan, Persepsi, Konsep Pemasaran 4C (F)
Sejak jaman dahulu setiap negara pasti akan melakukan perdagangan dengan negara lain. Hal ini didasari atas adanya perbedaan akan kebutuhan dan selera dari masyarakatnya. Sehingga suatu negara terdorong untuk mengembangkan perdagangannya sampai ke negara lain. Ini adalah salah satu penyebab dari adanya perdagangan bebas saat ini. Perdagangan bebas ini membuat suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain. Dewasa ini, banyak perusahaan dapat kita temui saling berlomba-lomba untuk memasarkan produknya di masyarakat. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri melainkan banyak pula yang berasal dari luar negeri. Ini juga merupakan akibat dari adanya perdagangan bebas yang disebabkan oleh globalisasi. Namun, ketika perusahaan asing yang berasal dari luar negeri masuk ke pasaran lokal, bukan berarti perusahaan lokal yang berasal dari dalam negeri tidak dapat bersaing dengan perusahaan asing tersebut. Di Indonesia banyak sekali perusahaan asing yang masuk ke dalamnya. Perusahaan-perusahaan asing tersebut banyak bersaing dengan perusahaan lokal di banyak bidang. Salah satunya di dalam bidang sepatu. Salah satu perusahaan asing yang bergerak di bidang sepatu adalah Nike. Nike memiliki reputasi yang tidak perlu diragukan lagi di seluruh dunia. Nike digemari oleh banyak orang di seluruh dunia termasuk orang Indonesia. Di Indonesia SPECS merupakan pionir sepatu lokal yang berasal dari dalam negeri. Tak sedikit pula angka dari orang Indonesia yang menggunakan sepatu SPECS. Persaingan tersebut dapat terlihat melalui konsep pemasaran 4C yang diambil melalui persepsi konsumen Hal ini menarik untuk diteliti karena persaingan kedua perusahaan tersebut dapat terlihat jelas melalui persepsi konsumen. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui konsep yang dipakai oleh Nike dan SPECS dilihat dari konsep pemasaran 4C. Selain itu penelitian ini ingin mengetahui tingkat kepuasan yang dirasakan oleh masing-masing konsumen.
produk tersebut. Analisis data yang telah ditafsirkan dan diinterpretasikan akan digunakan untuk membuat deskripsi mengenai konsep pemasaran 4C Nike dan SPECS. Data-data yang diperoleh untuk menunjang penelitian ini adalah data primer melalui wawancara dengan narasumber dan data sekunder seperti buku dan website.
Melalui penelitian ini, didapatkan hasil bahwa sesuai kesimpulan penerapan konsep 4 P yang dilihat dari 4 C di mata konsumen sudah memiliki kelebihannya masing-masing, mulai dari apa yang diinginkan oleh konsumen, biaya yang didapat konsumen, cara mendapatkan produk, dan komunikasi yang dirasakan oleh konsumen. Kedua produk sepatu tersebut sama-sama laku dan kuat di pasaran. Nike dan SPECS memiliki pasarnya masing-masing. Bagi konsumen Nike, Nike dirasa sudah cukup memiliki harga yang seimbang dengan kualitas produk yang dimiliki. Dengan merek Nike yang sudah terkenal, konsumen tidak ragu dan merasa puas dengan produk yang digunakannya. Dan bagi konsumen SPECS, sepatu yang mereka gunakan sangat memuaskan karena dengan harga yang terjangkau, mereka dapat memiliki produk sepatu dalam negeri yang bagus kualitasnya.
(G)Daftar acuan : 27 buku (1994 - 2012); 7 situs internet
Dosen Pembimbing Skripsi,
Kata Pengantar
Setelah beberapa saat atas usaha dan kerja keras, penulis berusaha
menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin sesuai dengan waktu yang telah
diberikan. Dan akhirnya skripsi ini menjadi tanda bahwa penulis sudah
menuntaskan bangku kuliah di Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu
Komunikasi Unika Atma Jaya Jakarta.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis menyadari dengan
segala keterbatasan yang ada bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan yang tak luput dari penulis. Dm tidak mungkin bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini tanpa mendapat bantuan, arahan, bimbingan, saran,
kritik, motivasi, dan dukungan dari banyak pihak sehingga skripsi ini dapat
selesai dalam waktu yang diinginkan. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis secara khusus ingin mengucapkan terima kasih setulus hati kepada
pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi hingga terselesaikannya
skripsi ini, terutama kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menuntun hidup saya dan yang selalu tak
pernah bosan mendengar doa saya selama saya duduk di bangku kuliah ini. 2. Keluarga tercinta, yang senantiasa memberikan dukungan moral, materiil,
semangat, kasih sayang, dan perjuangan dalam memenuhi pendidikan
perkuliahan saya.
kasih atas segala nasehat, masukan, kritik, dan saran serta motivasi untuk
saya selama bimbingan. Terima kasih pula atas waktu berharga yang selalu
Bapak bagi untuk menunggu saya ketika saya telat dalam perjalanan menuju
ruangan Bapak untuk bimbingan serta bimbingan bersama Bapak yang
mendukung gerakan cinta lingkungan tanpa harus membuang-buang banyak
kertas.
4. Kepada pimpinan FIABIKOM: Bapak Dr. A. Prasetyantoko selaku Dekan
FIABIKOM, Bapak Dr. Y. Eko Widodo selaku Wadek I FIABIKOM, Ibu
Natalia Widiasari, SIP, M.Si selaku Wadek II FIABIKOM, dan Bapak Satria
Kusuma, S.Sos., M.Si., selaku Wadek III FIABIKOM.
5. Bapak Heru Prasadja, Dr. Ir. M.Sc, selaku pembimbing akademik saya yang senantiasa mendengar segala pertanyaan saya. Terima kasih atas segala
semangat dan support serta masukan yang selalu dibagikan kepada saya. Saya
tidak akan pernah melupakannya sampai nanti.
6. Ibu Prasetya Kanya BCM, S.E., M.M., selaku dosen Statistik Bisnis dan
Statistik Bisnis Lanjutaan. Terima kasih atas semangat, nasihat-nasihat,
dukungan dan sharing kepada penulis sehingga penulis selalu dapat
memperoleh inspirasi dan semangat dalam mata kuliah Ibu.
7. Seluruh staff serta pengajar di FIABIKOM, terima kasih atas segala ilmu
yang telah diberikan dan dibagikan kepada saya dari awal hingga akhir saya
duduk di bangku kuliah.
8. Seluruh staff sekretariat FIABIKOM, Ibu Ningsih, Mas Yongky, Mas Hendri,
Mas Bambang, Mbak Vania, Ibu Sisca, Mas Giyono, dll yang telah banyak
membantu penulis selama ini.
mau berbagi informasi dengan saya dan membantu kelancaran saya selama
ini.
10. Seluruh sahabat yang paling saya sayangi. Devina Indah Christianti, yang tak
pernah berhenti selalu menampung dan membantu saya yang usil ini dalam
mencari buku dan jurnal serta menampung saya manakala saya datang
berkunjung. David Mario Hutabarat dan Kristina Dwijayanti, yang selalu saya
cari dan mencari saya karena amat rindu untuk selalu berbagi bersama kalian,
tak lupa terima kasih atas waktu bermain di saat saya penat menulis skripsi.
Katarina Tabita, sahabat yang terkadang menyebalkan tapi dirindukan, terima
kasih sudah mau direpotkan kemarin di Semarang. Johanna Jessica, sahabat
terdekat saya di kampus walaupun kita berbeda fakultas tapi terima kasih atas
segala waktu yang menyenangkan selama ini. Christina Natalia, Enrikko
Hazemi, dan Donatus Moa, best friends who I always miss over the distance,
biarpun kita kepisah jarak dan waktu tapi kalian selalu yang terbaik.
11.Teman-teman terdekat saya selama ini. Andri Pangesti, Agustinus Eguh, Yuleny, Cicilia Prima, Putri Ramadhani, Cynthia Tjoa, Andreas
Wirawardhana, Selly Mercylina, Kiki Natalie, Ricky Techrisna, teman-teman
SMA Regina Pacis yang di Jogjakarta – Semarang – Bandung, Felicia
Starryna atas kartu mahasiswanya, dan Rico Herjuno atas waktu untuk
mendengarkan cerita saya.
12.Seluruh keluarga besar PMB Unika Atma Jaya Jakarta dan seseorang yang selalu menjadi motivasi saya selama kuliah. Terima kasih Mas Atas untuk
kesempatan bertemu Desy, Vily, Vincen, Gaby, Safira, Joan, There, Yovita,
Wina, Rahel, Jimei, Jasmine, Wilhen, Nadia, Diana, Adel, Mega, Vicky,
Nocin, Endang, Irene, Jane, Agung, Ka Evi, dan Ka Ricky, Ka Lia, Ka Riri,
Ka Dini, Ka Friska dari Marketing & Public Relations, yang selama setahun
mengisi waktu saya sebagai satu keluarga. Saya sungguh bahagia dan
bersyukur mengenal kalian sampai hari ini. Maaf apabila saya masih memiliki
banyak kekurangan. Terima kasih atas kebahagiaan dan canda tawanya. 13.Teman-teman Administrasi Bisnis FIABIKOM angkatan 2011 yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu, mulai dari temann sekelas seksi A di semester
pertama. Terima kasih selalu mau berbagi dengan saya selama 3,5 tahun ini.
Saya bersyukur mengenal kalian. Terutama untuk Yulia, teman dekat saya
yang selalu membantu dan menyemangati saya saat proses skripsi ini.
Semoga kita bisa menjaga hubungan baik sampai nanti.
14. Teman-teman Cikiciw. Sally, Anti, Aji, Leo, Saras, dan Randy. Saya
merindukan saat-saat kebersamaan kita. Semoga kita semua punya masa
depan yang kita inginkan.
15.Senior FIABIKOM. Ka Nico, Ka Bardjo, Ka Romulus, dan yang lainnya. Terima kasih atas cerita dan masukan dari awal sampai kalian lulus dan
sampai sekarang saya yang lulus.
16.Teman-teman FIABIKOM dari Komunikasi dan Pariwisata serta teman-teman dari BPM FIABIKOM periode 2012/2013. Terima kasih atas
kerjasamanya selama ini.
17. Keluarga besar Panitia Pengenalan Kampus 2012 dan 2014 beserta adik-adik
dari kelompok 20 dan kelompok 3. Panitian Pengenalan Kampus adalah
organisasi pertama saya dan keluarga pertama saya di kampus. Saya
18.Teladan saya sejak saya duduk di bangku SMA, yang selalu menjadi panutan saya di awal sehingga saya bersemangat untuk belajar dan terpacu tidak
mudah putus asa. Terima kasih.
Penulis juga hendak mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah yang telah membantu
penulis dalam bangku kuliah sampai penulis menyelesaikannya sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Harapan penulis adalah bahwa
skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi para pembaca.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena
itu segala kritik dan saran pembaca, penulis terima dengan lapang dada. Hal
ini dikarenakan terbatasnya kemampuan pengetahuan yang ada pada penulis.
Meskipun demikian penulis berusaha agar skripsi ini sesuai dengan yang
diharapkan dan bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca
yang berkepentingan.
Bogor, Desember 2014
DAFTAR ISI
Halaman
Pengantar Skripsi... i
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... ix
Daftar Gambar ...xiii
Daftar Tabel ... xiv
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Batasan Penelitian... 8
1.6 Sistematika Penulisan ... 8
Bab II Landasan Teori A. Tinjauan Pustaka ... 11
2. 1 Bisnis Internasional ... 11
2.1.1 Bisnis Internasional ... 11
2.1.2 Bisnis Domestik/Lokal ... 12
2. 2 Persaingan Bisnis ... 13
2.2.1 Jenis Perdagangan... 13
2. 3 Pemasaran ... 15
2.3.1 Definisi Pemasaran ... 15
2.3.2 Lingkungan Pemasaran ... 16
2.3.3 Bauran Pemasaran ... 18
2.3.4 Konsep 4P dalam Pemasaran... 19
2.3.5 Konsep 4C dalam Pemasaran ... 29
2.4 Persepsi ... 34
2.4.1 Jenis Persepsi ... 34
2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan Ekspektasi Konsumen ... 36
B. Kerangka Berpikir ... 37
Bab III Metode Penelitian 3. 1 Metode Penelitian ... 39
3.1.2. Metode Deskriptif ... 40
3.1.3 Penelitian Kualitatif ... 40
3. 2 Definisi Operasional ... 41
3. 3 Penentuan Informan ... 42
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.4.1 Data Primer ... 43
3.4.2 Data Sekunder ... 47
3.5 Teknik Analisis Data ... 47
3.5.1 Triangulasi Data ... 49
3.6 Validitas dan Reliabilitas ... 51
3.6.1 Validitas ... 51
3.6.2 Reliabilitas ... 52
Bab IV Tinjauan Perusahaan 4. 1 Nike ... 53
4.1.1 Visi Misi ... 54
4.1.2 Sejarah Perusahaan ... 54
4.1.3 Nike di Asia ... 63
4. 2 SPECS ... 65
4.2.1 Visi Misi ... 66
4.2.2 Profil Perusahaan ... 66
4.2.3 Sejarah Perusahaan ... 67
4.2.4 SCS (SPECS Corporate Service) ... 69
4.2.5 SPS (SPECS Professional Services) ... 71
5. 2 Persaingan Nike dan SPECS di Pasaran ... 75
5. 3 Hasil Wawancara dengan Narasumber ... 77
5.3.1 Customer needs and wants (berdasarkan produk sepatu) ... 79
5.3.2 Cost to customer (berdasarkan harga sepatu) ... 84
5.3.3 Convinience (berdasarkan tempat penjualan sepatu) ... 86
5.3.4 Communication (berdasarkan promosi sepatu) ... 90
5. 4 Nike dan SPECS pada distributor ... 98
Bab VI Kesimpulan dan Saran 6. 1 Kesimpulan ...100
6. 2 Saran ...103
Daftar Pustaka ...105
Lampiran ...109
Catatan Konsultasi ...133
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Tabel 2.1 ... 28
Tabel 2.2 ... 32
Tabel 5.1 ... 77
Tabel 5.2 ... 77
Tabel 5.3 ... 79
Tabel 5.4 ... 81
Tabel 5.5 ... 84
Tabel 5.6 ... 86
Tabel 5.8 ... 90
Tabel 5.9 ... 94
Tabel 5.10 ... 96
Tabel 5.11 ... 97
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terdapat beberapa alasan mengapa suatu negara berdagang dengan negara
lain. Pertama, tidak ada negara yang dapat memproduksi sendiri semua produk
yang diinginkan dan dibutuhkan rakyatnya sekalipun negara itu adalah negara
yang berteknologi maju. Kedua, meskipun sebuah negara menjadi benar-benar
swasembada, negara lain akan berusaha berdagang dengan negara itu demi
memenuhi kebutuhan rakyat di negaranya tersebut. Ketiga, beberapa negara
mempunyai sumber daya alam berlimpah, tetapi mempunyai teknologi terbatas,
sementara negara lain mempunyai teknologi canggih, tetapi sedikit sumber daya
alamnya. Sehingga tidak ada satupun negara yang dapat terpisah secara ekonomi
di dalam ekonomi global dewasa ini.
Dalam perjalanannya, bisnis suatu perusahaan dapat menemui kendala
serta hambatan yang mungkin diluar dari apa yang telah direncanakan pada awal
mulanya. Kendala dan hambatan tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar.
Dalam setiap bidang di bisnis, dalam mengambil sebuah keputusan untuk
menjalankan suatu perusahaan maka secara cepat maupun lambat akan muncul
pesaing-pesaing dalam bisnis tersebut. Globalisasi secara langsung telah
buruk. Sejak dari awal globalisasi itu berjalan, globalisasi tersebut tidak dapat
dihentikan. Globalisasi pun memberikan tantangan bagi bisnis dan individu
mengenai bagaimana belajar hidup di dalam globalisasi itu sendiri, mengelolanya,
serta kemudian mengambil manfaatnya.
Indonesia sudah lama menjadi tempat investasi yang memberikan peluang
yang besar bagi para investor asing. Tak heran maka banyak perusahaan
internasional dari luar Indonesia yang berlomba untuk memasuki pasar lokal
Indonesia. Mereka akan berusaha mati-matian dan mempertinggi ekspor ke
seluruh dunia. Pada sekarang ini dapat kita jumpai banyak perusahaan
internasional bersifat global yang berasal dari berbagai negara berlomba
memasarkan produk mereka masing-masing. Inilah tiga di antara berbagai definisi
mengenai sebuah perusahaan global menurut Donald A. Ball dan Wendell
Mculloch (2000, 6), yaitu sebuah organisasi yang berupaya untuk memiliki
kehadiran pasarnya di seluruh dunia, operasi-operasi yang distandarisasikan di
seluruh dunia dalam satu atau lebih bidang-bidang fungsional perusahaan, dan
serta memajukan operasi-operasinya di seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan
internasional tersebut sudah banyak pula yang memasuki pasar lokal Indonesia.
Perusahaan-perusahaan internasional tersebut berada di berbagai sektor di pasar
lokal sehingga dapat ditemui banyaknya produk yang beragam di pasar lokal
Indonesia. Secara tidak langsung hal ini dapat mempengaruhi persepsi masyarakat
Indonesia terhadap produksi dalam negeri. Persepsi masyarakat itu pun memiliki
dampak terhadap pembelian atas produk lokal dan produk luar yang masuk ke
Di tengah-tengah segala persaingan berbagai produk yang ada, setiap
perusahaan harus mengetahui kepekaan dari para konsumennya sehingga tahu apa
yang harus lebih diperhatikan dalam bauran pemasarannya, seperti kualitas
barang/jasa, pelayanan, promosi penjualan, garansi, harga jual, saluran distribusi,
dan merek. Konsumen juga harus secara lebih cermat mengenali kebutuhan dan
keinginan mereka atas produk-produk yang ditawarkan dalam hal produk, harga,
kenyamanan serta komunikasi yang dipakai perusahaan dalam memasarkan
produk/jasa yang ada. Konsumen harus mampu untuk menyadari produk apa yang
terbaik untuk dirinya sendiri. Apabila konsumen sudah mampu untuk menyadari
produk yang dirasa baik menjadi pilihannya, maka konsumen akan membangun
persepsi penilaian baik terhadap suatu jenis produk yang mereka gunakan.
Persepsi konsumen tersebut memberikan pengaruh yang kuat terhadap
kelangsungan penggunaan suatu produk secara berkelanjutan. Tak jarang pula
seorang konsumen akan berbagi dan bertukar pengalamannya kepada konsumen
lain tentang pemakaian terhadap suatu produk yang ia pakai. Untuk itulah
perusahaan lokal maupun perusahaan multinasional harus dapat berlomba dalam
menciptakan suatu produk dengan kualitas yang bagus dan mempertahankan
kualitas baik produk perusahaan mereka tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
masing-masing perusahaan dapat mempunyai ciri khas produk mereka tersendiri
yang dapat terus bertahan dalam benak para konsumen agar para konsumen dapat
terus menggunakan produk perusahaan tersebut.
Diantara banyaknya bidang produksi yang ada, Indonesia menyediakan
yang dipasarkan di pasar lokal dan bahkan ada yang sampai ke pasar
internasional. Produksi tersebut diproduksi di dalam negeri oleh tenaga kerja
Indonesia langsung. Kualitasnya pun tidak kalah jauh dengan hasil produksi
sepatu dari perusahaan multinasional lainnya. Bahkan beberapa perusahaan
multinasional sengaja memakai bahan-bahan produksi dari Indonesia dan
mempekerjakan tenaga kerja Indonesia untuk perusahaannya. Sehingga, sepatu
produksi Indonesia dapat diadu kualitasnya dengan sepatu produksi perusahaan
asing dari luar Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, nilai ekspor alas kaki
nasional pada Oktober 2009 naik 49 persen menjadi 133 juta dollar AS
dibandingkan dengan September 2009. Nilai impor AS atas produk ekspor
Indonesia mencapai 404,44 juta dollar AS atau 2,07 persen. Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat total sepatu impor tahun 2012 sebesar 2.260 ton dengan nilai US$
20 juta. Impor sepatu tersebut untuk jenis sepatu kets dan sepatu kerja.
Nike adalah suatu perusahaan multinasional yang memasarkan sepatu di
berbagai negara. Industri sepatu Nike merupakan suatu industri yang besar yang
menguasai sepertiga pangsa pasar dunia di bidang sepatu olahraga. Umumnya
produk-produk Nike dirancang dan dipasarkan ke seluruh dunia oleh
negara-negara maju yang memiliki modal dan posisi terbaik bagi perusahaan tersebut,
seperti Amerika Serikat. Sebagai sebuah perusahaan sepatu olahraga terbesar di
dunia, Nike memiliki 32 cabang di dunia. Empat cabang diantaranya terdapat di
Amerika Serikat, dan 28 cabang lainnya terdapat di luar Amerika Serikat.
Perusahaan ini juga memiliki 90 pusat distribusi yang didirikan di Meerhout
perusahaan ini memiliki pemasukan yang melebihi enam milyar dollar AS, diikuti
oleh Adidas dan Reebok. (Suziani, 1999)
SPECS merupakan sebuah perusahaan sepatu asal Indonesia yang
menghasilkan berbagai macam perlengkapan olahraga. Specs menjadi pemimpin
sepatu di pangsa pasar Indonesia. SPECS pun menjadi sponsor sepatu bagi para
pemain tim nasional Indonesia. SPECS yang saat ini telah meraih sertifikat
ISO-9001 dari Llyod Register Quality Asurance untuk Quality Management System
pada tahun 1997 diposisikan sebagai perusahaan yang memproduksi sepatu
olahraga dengan kualitas yang tinggi dengan manajemennya yang pastinya pun
berkualitas. Pada akhirnya pula hal itu menambah kepercayaan masyarakat
terhadap produk SPECS. SPECS meraih pasarnya di dalam kalangan mahasiswa
serta remaja. Selain menjadi perusahaan sepatu pioneer di dalam negeri, SPECS
pun mengembangkan pasar hingga dapat menembus ke pasar di luar Indonesia.
Strategi pemasaran suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan
secara umum dapat dianalisis melalui pendekatan konsep bauran pemasaran 4P
atau 4C dari sisi konsumen yaitu produk yang dilihat dengan apa yang diinginkan
dan dibutuhkan oleh konsumen, tempat yang dilihat dari kemudahan konsumen
mendapatkan produk, harga yang menjadi biaya bagi konsumen, dan promosi
yang menjadi komunikasi dengan konsumen.
Dalam hal ini penulis ingin meneliti bagaimana persepsi yang dimiliki
oleh konsumen di kalangan mahasiswa/i Unika Atma Jaya Kampus Semanggi,
untuk melakukan penelitian dengan berjudul “Analisis Persaingan Nike dan
SPECS menurut Persepsi Konsumen berdasarkan Konsep Pemasaran 4C. (Studi
Kasus di Kalangan Mahasiswa/i Unika Atma Jaya Kampus Semanggi, Jakarta.)
1.2 Rumusan Masalah
Menanggapi adanya pilihan dalam memilih produk sepatu baik itu sepatu
produksi lokal maupun produksi dari luar negeri, setiap orang memiliki
pertimbangan dalam pilihannya masing-masing dengan alasan tertentu. Alasan
tersebut pun dapat dipengaruhi oleh persepsi seseorang terhadap suatu
perusahaan.
Dalam penelitian ini, penulis memilih perusahaan sepatu multinasional,
Nike, dan perusahaan sepatu lokal dari Indonesia, SPECS. Di dalam penelitian ini
penulis ingin mencoba untuk mengkaji sejauh mana persepsi konsumen terhadap
kedua perusahaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah persepsi yang dimiliki oleh konsumen terhadap strategi 4C
dari sepatu Nike dan sepatu SPECS khususnya di kalangan kalangan mahasiswa/i
di Unika Atma Jaya Kampus Semanggi, Jakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui sejauh mana penerapan konsep 4C Nike dan sepatu
SPECS menurut persepsi mahasiswa/i di Unika Atma Jaya Kampus Semanggi,
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian sebagai berikut Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta membantu
penulis dalam menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat selama di bangku
kuliah agar dapat mengembangkan diri dengan lebih baik lagi di masa
yang akan datang. Bagi Dunia Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta manfaat yang
dapat digunakan bagi para akademisi lain untuk menjadi salah satu
referensi yang berguna juga nantinya. Bagi Para Pembaca
Penulis juga berharap agar dapat memberikan pengetahuan kepada para
pembaca mengenai persepsi atas sepatu Nike dan sepatu SPECS di
kalangan kalangan mahasiswa/i di Unika Atma Jaya Kampus Semanggi,
Jakarta.
1.5 Batasan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang skripsi ini, maka penelitian ini akan dibatasi
pada analisis persepsi konsumen di Unika Atma Jaya Kampus Semanggi, Jakarta.
Sehingga itu, penelitian ini terbatas hanya pada strategi 4C yang dimiliki oleh
Nike dan SPECS dibenak konsumen.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mempermudah serta memberikan
gambaran-gambaran secara menyeluruh mengenai isi dari tugas akhir skripsi ini. Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang pemilihan judul penelitian
yang diangkat oleh penulis, perumusan masalah penelitian, tujuan dan
manfaat dari penelitian, batasan penelitian serta sistematika penulisan yang
merupakan gambaran singkat dari skripsi ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, penulis membahas mengenai semua teori yang dipakai
sebagai bahan acuan dalam penelitian. Pemilihan teori-teori yang dipakai,
diperoleh dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan penelitian
guna memperkaya isi dari penulisan skripsi ini. Setelah itu, dijabarkan pula
kerangka pemikiran dari skripsi ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ketiga, penulis menguraikan mengenai pembahasan metode
penelitian yang digunakan, mencakup proses penelitian yang dimulai dari
tahap waktu dan tempat penelitian, metodologi penelitian, sumber data,
pemilihan obyek dan subyek, teknik pengumpulan data yang akan
diterapkan, teknik pengolahan data dan teknik analisa data yang akan
dipakai dalam penelitian.
BAB IV TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini memberikan penjelasan oleh penulis mengenai garis besar
mengenai perusahaan Nike dan SPECS, yaitu dalam hal sejarah singkat
perusahaan, misi perusahaan, tujuan umum perusahaan, gambar dan logo
pengantar mempermudah pemahaman lebih lanjut mengenai strategi 4C
yang digunakan oleh Nike dan SPECS.
BAB V ANALISIS HASIL PENELITAN
Bab ini menguraikan pembahasan tentang hasil analisa data penelitian
penulis yang menggunakan analisa isi berdasarkan data yang telah
dikumpulkan, meliputi hasil wawancara dengan narasumber yang
menggambarkan persepsi serta alasan-alasan para konsumen terhadap
strategi 4C Nike dan SPECS.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan mengenai pembahasan
kesimpulan atas uraian hasil penelitian yang digambarkan pada bab-bab
sebelumnya dan berisikan pula saran-saran yang diharapkan dapat
Bab 2
Landasan Teori
A. Tinjauan Pustaka
2.1 Bisnis Internasional dan Bisnis Lokal
2.1.1 Bisnis Internasional
Menurut Griffin (2004, 131) bisnis internasional adalah bisnis yang pada
dasarnya berpusat di satu negara tetapi memperoleh sebagian besar sumber daya
dan pendapatan (atau keduanya) dari negara lain.
Menurut Donald A. Ball dan Wendell H. McCulloch bisnis internasional
adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini
tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar
seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan
eceran, perdagangan besar, dan komunikasi massa. (2000, 10)
International business includes all business activities needed to create, ship, and sell goods and services across national borders. International business may also be called global business, international trade, and foreign trade. (Dlabay dan,Scott, 2008, 8)
Binis internasional di dalamnya termasuk semua aktivitas bisnis yang
diperlukan untuk membuat, mengirimkan, dan menjual barang-barang serta jasa di
luar batas negara. Bisnis internasional juga sering disebut dengan bisnis global,
perdagangan internasional, dan perdagangan luar negeri.
Berdasarkan semua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis
internasional merupakan suatu kegiatan bisnis yang terjadi atau dilakukan oleh
dua negara atau lebih melewati batas-batas kenegaraan.
Sebuah perusahaan harus mempelajari latar belakang sosial serta budaya
masyarakat di negara yang menjadi ekspansi bisnisnya. Hal ini karena adanya
perbedaan geografis sehingga perusahan harus mampu untuk menyesuaikan diri
dengan sosial-budaya, demografi, agama, dan sebagainya di negara setempat
dengan tujuan agar perusahaannya dalam mencapai hasil yang diinginkan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Domestic or Local business involves transactions occurring within the boundaries of a single-country, while international business transactions cross national boundaries (Ricky W dan Michael W, 1999:8). Bisnis lokal atau bisnis dalam negeri merupakan sebuah kebalikan dari bisnis internasional. Dalam bisnis
lokal, transaksi yang terjadi hanya dalam batas-batas wilayah satu negara tersebut
saja. Inilah yang menjadi perbedaan dasar antara bisnis lokal dan bisnis
internasional.
Bisnis domestik adalah bisnis yang memperoleh semua sumber daya dan
menjual semua produk dan jasanya dalam satu negara. (Griffin, 2004: 131)
2.2 Persaingan Bisnis
Persaingan terjadi ketika dua perusahaan atau lebih saling berlomba untuk
mendapatkan sumber daya serta pelanggan yang sama. Demi memperoleh segala
keunggulan di antara para pesaingnya, perusahaan dituntut untuk memproduksi
barang dan jasa secara efisien dan harus mampu menjualnya dengan harga yang
dapat memberikan laba yang cukup. Dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut,
maka perusahaan harus dapat meyakinkan kepada para pelanggannya bahwa
produk-produknya lebih baik atau lebih murah daripada pesaing. Akhirnya
persaingan mendorong semua perusahaan untuk membuat produk dengan lebih
baik atau lebih murah daripada pesaing. Perusahaan yang memproduksi
produk-produk yang mahal dan berkualitas buruk akan menghadapi kemungkinan untuk
gagal. (Griffin dan Ebert, 2007: 19)
2.2.1 Jenis Persaingan
Menurut Ma’arif dan Tanjung (2006, 69) berikut ini terdapat 4 jenis
1. Kecepatan
Lingkungan bisnis saat ini menginginkan sebuah kecepatan sehingga
organisasi bisnis harus dapat bergerak cepat pula. Cepat dalam beradaptasi
merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk bersaing dalam hal
kecepatan. Perusahaan akan tertinggal dari para pesaingnya apabila terlalu lambat
dalam bersaing. Hal yang berlaku pula dalam organisasi bisnis adalah berkaitan
erat dengan informasi. Barangsiapa menguasai informasi maka dialah yang akan
memenangkan persaingan. 2. Fleksibilitas
Kunci persaingan yang kedua adalah fleksibilitas. Strategi yang dapat
ditempuh adalah dengan melalui produksi bermacam jenis dan variasi produk. Hal
ini menyebabkan fleksibilitas mesin dapat tercapai untuk membuat berbagai
vasiasi produk tersebut. Strategi berikutnya adalah mengenalkan produk baru di
pasar. Produk baru tersebut dapat merupakan produk yang benar-benar baru, atau
modifikasi dari produk yang sudah ada. Modifikasi produk ini harus dijalankan
secara cepat agar dapat merespon langsung kebutuhan konsumen. 3. Mutu
Pada dasarnya mutu bergantung pada kacamata pelanggan, maka
persaingan melalui mutu ini dapat dicapai dengan cara menyenangkan pelanggan
atau memberi kepuasan lebih dari yang diharapkan oleh pelanggan. Mutu
dipandang sebagai senjata persaingan. Mutu produk tidak dapat dipisahkan
dengan mutu pelayanan. Mutu suatu produk dibangun dalam proses perencanaan
strategis. Perencanaan strategis ini dimulai dengan perencanaan sumber daya
manusianya dan pengelola bisnis tersebut. Perencanaan berikutnya adalah
perencanaan atas bahan baku, karena bahan baku bermutu akan menghasilkan
akan disesuaikan dengan segmen pasar. Mutu ini harus diterima sebagai
komitmen organisasi atas visi-misi perusahaan. 4. Biaya
Salah satu cara penghematan biaya dalam bisnis adalah menghilangkan
semua pemborosan. Dalam manajemen terdapat dua tujuan besar yaitu efisiensi
dan efektivitas. Efisiensi tidak memperkenankan adanya pemborosan, maka dari
itu organisasi harus terlebih dahulu melakukan investasi dalam bentuk
memperbaharui fasilitas dan peralatan,merampingkan operasi serta melakukan
pelatihan dan pengembangan.
2.3 Pemasaran
2.3.1 Definisi Pemasaran
Menurut Cannon, Perreault, dan McCarthy (2008, 8), pemasaran adalah
suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan
cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran
barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen.
Menurut American Marketing Association pemasaran yaitu adalah sebuah
proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan
distribusidari gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan tujuan perseorangan dan organisasi.
Bilson Simamora (2003, 7) mengartikan bahwa pemasaran berarti dengan
pasar untuk melakukan pertukaran untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan
dan keinginan orang-orang. Dimana proses pertukaran merupakan suatu kegiatan.
mempromosikan produk kepada mereka, memajang, dan menghantarkan produk,
dan menetapkan harga produk.
2.3.2 Lingkungan Pemasaran
Menurut Griffin dan Ebert (2007, 61) dalam pemasaran, perusahaan tidak
dapat membuat rencana, keputusan, dan strategi pemasaran secara unilateral
bahkan tidak oleh tenaga-tenaga pemasaran yang berpengalaman dan
berpengaruh. Setiap perusahaan harus mampu mengenali faktor-faktor luar dalam
setiap program pemasarannya. Faktor-faktor luar tersebut terdiri dari lingkungan
eksternal perusahaan, yaitu:
1. Lingkungan politik dan hukum. Kegiatan-kegiatan politik, baik luar negeri
maupun domestik, telah mempengaruhi dunia usaha. Agar dapat
membantu membentuk perusahaan mereka, para manajer pemasaran
berusaha untuk mempertahankan lingkungan poltik/hukum.
2. Lingkungan sosial dan budaya. Kriminalitas, jenis kelamin, gaya hidup,
segala aktifitas dan kegiatan masyarakat, serta keragaman budaya menjadi
hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana dan strategi
pemasaran.
3. Lingkungan teknologi. Kemajuan serta kecanggihan dalam bidang
teknologi membawa dampak yang signifikan bagi pemasaran suatu
perusahaan. Teknologi-teknologi baru memperngaruhi pemasaran karena
dengan teknologi baru maka suatu perusahaan dapat menciptakan
barang-barang baru dan jasa-jasa baru. Ini dapat berdampak langsung dalam
4. Lingkungan ekonomi. Kondisi perekonomian mempengaruhi serta
menentukan pola pengeluaran oleh konsumen, dunia usaha, dan
pemerintah. Semua itu pun mempengaruhi setiap rencana pelaku
pemasaran dalam penawaran produk, penetapan harga, dan strategi
promosi.
5. Lingkungan kompetitif. Dalam hal ini tenaga pemasaran harus meyakinkan pembeli bahwa mereka harus membeli produk mereka,
bukannya membeli produk yang dijual oleh penjual yang lain. Maka dari
itu tenaga pemasar harus mencari cara agar produknya terlihat paling
menarik atau resikonya akan kehilangan pembelinya. Berikut adalah tiga
jenis kompetisi spesifik:
a. Produk-produk substitusi, berbeda dari produk pesaing namun dapat
menggantikan kebutuhan konsumen yang sama.
b. Kompetisi merek, terjadi antara produk-produk yang serupa dimana
persaingan didasari pada persepsi pembeli mengenai manfaat produk
yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
c. Kompetisi internasional, menyamai produk-produk pelaku pemasaran
domestik terhadap pesaing asing.
2.3.3 Bauran Pemasaran
Menurut Freddy Rangkuti (2009) yang mengutip Lamb, Hair, dan Mc
Daniel (2006) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah strategi produk,
promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk
Kustoro Budiarta (2009, 170) mengutip Kotler (1997) bahwa
mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat yang digunakan
perusahaan untuk mecapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Marketing
mix adalah kegiatan untuk menentukan kombinasi antara produk, harga,
distribusi, dan promosi sesuai dengan strategi pemasarannya. Marketing mix
merupakan satu dari sembilan tipe pemasaran (Kartajaya, 2003). Menurut Swastha
dan Sukojo (1995), bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat
variabel inti sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, promosi, dan
distribusi.
Bauran pemasaran adalah kegiatan yang terpadu dan saling menunjang
satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh
keberhasilan dalam memilih produk yang sempat, harga yang layak, saluran
distribusi yang baik, dan promosi yang efektif. (Fuad et all , 2006: 128)
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu
cara atau strategi yang digunakan perusahaan dalam menentukan produk, promosi,
distribusi, dan penentuan harga dengan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.3.4 Konsep 4P dalam Pemasaran
Inilah elemen penting dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi
pemasaran yang mejadi alat untuk memasarkan produk-produk perusahaan
menurut Cravens (1998).
Produk memiliki dampak penting terhadap kinerja perusahaan. Tentunya
pemasaran suatu perusahaan dimulai dengan suatu produk yang dapat berupa
barang, jasa, atau gagasan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan seorang
konsumen. Tenaga pemasaran memiliki tantangan dalam menyusun dan
mengembangkan produk-produk baru. Tenaga pemasar juga harus
mempertimbangkan segala faktor perubahan seperti teknologi, kondisi ekonomi
yang berubah, keinginan dan kebutuhan konsumen. Jenis produk
Kombinasi produk yang membentuk portofolio produk untuk sebuah
perusahaan merentang dari sebuah produk tunggal hingga suatu lini
produk sampai bauran lini produk. Mengevaluasi kinerja portofolio produk
dapat membantu manajemen dalam strategi untuk produk baru,
memodifikasi produk, dan penghapusan suatu produk yang sudah tidak
dapat dipertahankan. Mutu
Suatu strategi penting untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Mutu
produk yang tinggi akan menciptakan keunggulan bersaing yang bertahan
lama, selama organisasi mampu untuk memiliki komitmen yang
terus-menerus untuk memperbaiki mutu serta kualitas dalam suatu strategi bisnis
dasar. Rancangan
Rancangan dapat berupa strategi-strategi produk mencakup
keputusan-keputusan untuk tiap produk, lini produk, dan bauran produk.
Tindakan-tindakan lini produk dapat berupa penambahan suatu produk, mengurangi
biaya, memperbaiki produk, mengubah strategi pasar, dan membuang
lini produk, menghapuskan suatu lini, atau mengubah prioritas suatu lini
(misalnya, dengan meningkatkan anggaran pemasaran pemasaran untuk
satu lini dan mengurangi anggaran untuk lini lain). Ciri-ciri
Salah satu cara untuk membedakan suatu merek dari pesaingnya dengan
cirinya yang unik. Cara lainnya adalah membiarkan pembeli memilih ciri
yang diinginkannya dalam sebuah produk. Ciri-ciri pilihan ini
menawarkan pembeli dengan leluasa memilih suatu produk. Merek
Suatu citra merek yang kuat memberikan beberapa keunggulan utama bagi
suatu perusahaan. Nama merek memberikan perbedaan suatu produk
dengan produk-produk pesaing lainnya. Sebuah identitas merek yang kuat
akan menciptakan suatu keunggulan bersaing utama. Merek yang dikenal
Pelayanan
Layanan kepada konsumen merupakan suatu strategi produk yang penting
walaupun kadang-kadang sering diabaikan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam layanan konsumen adalah permohonan untuk spesifikasi
produk-produk seperti data kinerja, data permohonan untuk rincian,
pemrosesan pesanan pembelian, penyelidikan status pesanan, dan layanan
garansi. Layanan konsumen dapat meningkatkan nilai dari suatu produk
bagi konsumen.
2. Harga
Harga merupakan alat untuk mendapatkan tanggapan pasar. Penetapan
harga juga mempengaruhi keputusan bauran pemasaran lainnya. Penetapan harga
sangat ditentukan oleh keputusan yang diambil oleh manajemen mengenai bauran
produk, strategi pembuatan merek, strategi distribusi dimana di dalamnya
tercakup strategi periklanan serta armada penjualan, dan mutu produk Daftar harga
Demi memajukan promosi serta penjualan produk perusahaannya maka
setiap perusahaan harus dengan mantap menetapkan kombinasi harga.
Daftar harga ialah suatu daftar yang berisikan/memuat harga
barang-barang untuk kepentingan penjual dan pembeli. Daftar harga yang
ditetapkan harus sama dengan harga yang tercantum di barcode sewaktu
Potongan
Dalam kombinasi harga, perusahaan selalu memberikan potongan harga
dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan produknya di pasaran dan
memberikan nilai tambah produknya bagi konsumen. Kebijaksanaan
perusahaan yang berkaitan dengan potongan adalah pengurangan dari apa
yang tercantum di dalam daftar harga, serta diberikan kepada yang
bersedia melakukan sesuatu pembelian produk yang telah disepakati oleh
penjual. Pemberian potongan harga dapat berwujud uang atau tambahan
barang. Sebelum perusahaan memberikan potongan, perusahaan telah
merencanakan secara matang apakah potongan tersebut memberikan
keuntungan atau kerugian. Syarat kredit
Suatu kelonggaran yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan
angsuran/kredit bagi pihak yang membeli produk perusahaan tersebut.
Biasanya diberikan dengan syarat dan ketentuan yang ditentukan oleh
perusahaan dan disetujui oleh pihak yang membayarkan. Pembayaran
Tenggang waktu yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak yang
membeli dalam pelunasan produk yang telah terjual. Dalam pembayaran
juga termasuk di dalamnya fasilitas pembayaran yang dapat digunakan
3. Promosi
Menurut Griffin dan Ebert (2007, 65) komponen yang paling terlihat nyata
dalam bauran pemasaran adalah promosi. Promosi berkaitan dengan teknik-teknik
untuk mengkomunikasikan informasi mengenai produk. Promosi adalah
perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi
kepada para konsumen dan sasaran lainnya. Fungsi promosi dalam bauran
pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan-tujuan komunikasi dengan
setiap konsumen. Iklan
Iklan merupakan setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang, atau
jasa oleh sponsor tertentu untuk membujuk atau menginformasikan
pendengar mengenai suatu produk. Iklan biasanya menggunakan semua
jenis penyiaran dan media cetak, seperti televisi, radio, majalah, koran,
surat-surat pos, dan papan iklan di jalanan. Keuntungan-keuntungan
penggunaann iklan untuk berkomunikasi dengan para pembeli diantaranya
adalah biaya yang rendah per pemasangan, keragaman media,
pengendalian pemasangan, isi pesan yang konsisten, dan kesempatan
untuk mendesain pesan yang kreatif. Penjualan langsung
Penjualan langsung adalah presentasi langsung dalam suatu percakapan
dengan satu atau lebih calon pembeli, dengan maksud untuk mendapatkan
penjualan. Pengeluaran tahunan penjualan langsung lebih besar daripada
periklanan. Namun, kedua komponen ini memiliki kesamaan dalam
beberapa hal dalam menciptakan kesadaran terhadap produk,
Barang-barang yang relatif murah sering kali dipasarkan melalui promosi
penjualan, yang melibatkan bujukan langsung kepada pembeli. Promosi
penjualan terdiri dari berbagai kegiatan promosi yang dilakukan untuk
membujuk konsumen mau membeli suatu produk, antara lain peragaan
penjualan, kontes, pemberian sampel, displai titik pembelian.pembelian
insentif, dan kupon. Pengeluaran promosi penjualan pada prinsipnya lebih
besar daripada pengeluaran periklanan. Namun hal ini memiliki
keuntungan diantaranya promosi dapat digunakan untuk menargetkan
pembeli, menjawab kesempatan khusus, dan menciptakan insentif
pembelian.
Hubungan masyarakat
Hubungan masyarakat mencakup seluruh usaha komunikasi yang
mengarah pada membangun kemauan baik antara berbagai kelompok
dalam populasi. Hal itu berusaha membangun sikap yang menguntungkan
terhadap organisasi dan produk-produknya. Dimana hubungan masyarakat
menjadi suatu cara dalam merangsang timbulnya permintaan yang bersifat
impersonal terhadap produk, jasa, atau ide dengan cara memasang berita
komersial di mass media dan tidak dibayar langsung oleh suatu sponsor.
Kegiatan-kegiatan hubungan masyarakat dapat memberikan kontribusi
yang penting bagi strategi promosi jika kegiatan-kegiatan tersebut
direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan promosi
tertentu. Hubungan masyarakat juga digunakan untuk tujuan-tujuan
organisasi lainnya seperti halnya komunikasi dengan para analisis
keuangan.
Banyak produk dipromosikan dengan sangat baik melalui penjualan
pribadi, atau penjualan dari satu orang ke orang lain. Akan tetapi,
barang-barang industri menerima banyak penjualan pribadi. Sewaktu perusahaan
membeli dari perusahaan lain, para agen pembelian dan lain-lain yang
memerlukan informasi teknis dan rinci biasanya merujuk kepada wakil
penjualan perusahaan penjual.
4. Penempatan
Dalam bauran pemasaran, penempatan berkaitan dengan distribusi.
Menempatkan suatu produk pada outlet yang sesuai. Hal ini memerlukan
keputusan mengenai sejumlah aktivitas distrbusi, yang keseluruhannya berkaitan
dengan bagaimana menyampaikan produk tersebut dari produsen ke konsumen.
Sebagai tambahan, perusahaan harus membuat keputusan mengenai saluran yang
akan mendistribusikan produk-produk mereka. Banyak contoh produsen yang
menjual produk kepada perusahaan yang sebaliknya, mendistribusikan
barang-barangnya kepada pengecer. Saluran distribusi ini menghubungkan pemasok dan
produsen dengan pengguna akhir barang atau jasa. Saluran distribusi yang efektif
dan efisien memberikan keunggulan strategis yang penting bagi para anggota atas
saluran-saluran distribusi pesaingnya. Strategi distribusi berkenaan dengan
bagaimana sebuah perusahaan dapat menjangkau pasar sasarannya. Sebagian
produsen memasarkan produknya secara langsung kepada pengguna akhir melalui
satu atau lebih saluran distribusi. Berbagai saluran perantara independen seperti
eceran, grosir, pengecer, melakukan fungsi distribusi yang sesungguhnya. Saluran
Saluran merupakan suatu perangkat yang digunakan oleh perusahaan
digunakan untuk memindahkan suatu produk dari produsen ke konsumen.
Ini merupakan cara dimana produk ditransfer dari penjual kepada pembeli. Cakupan
Cakupan merupakan batasan perusahaan dalam memasarkan produknya.
Beberapa jenis cakupan, yaitu
- Cakupan intensif berarti distributor dalam jumlah banyak untuk
menjual produk dalam wilayah yang diberikan atau sesuai segmen
pasar.
- Cakupan secara selektif yaitu memilih hanya satu distributor yang
menjual produknya disalah satu pasar yang seleksi secara selektif. - Cakupan eksklusif yaitu otorisasi dengan satu distributor per wilayah
atau pasar. Lokasi
Lokasi, merupakan tempat untuk mengirim, menerima, mengantarkan
secara internal atau tagihan untuk barang dan jasa hasil produksi. Lokasi
yang digunakan perusahaan dapat mempengaruhi harga dari produk
tersebut. Persediaan
Persediaan, waduk barang yang diadakan dalam mengantisipasi penjualan
sepanjang saluran pemasaran. Perusahaan harus bisa memutuskan berapa
banyak yang harus dipesan, perusahaan harus menyeimbangkan biaya
memproses pesanan dengan biaya menyimpan persediaan. Jumlah produk
yang masuk selesai produksi meningkatkan persediaan dan mengurangi
jumlah yang keluar dari produk penjualan. Pengangkutan
Pengangkutan yang berarti penanganan, pengangkutan, pergudangan,
pengawasan persediaan, transportasi fisik, dan pengiriman. Pemilihan alat
angkut yang baik yang akan mempengaruhi harga produk, kinerja
perusahaan memiliki alat pengangkutan yang baik, maka semuanya akan
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Ini merupakan pengelolaan fisik yang
paling penting karena ini adalah kegiatna manajerial yang menjadi salah
satu yang paling mahal di dalam unsur-unsur distribusi.
Tabel 2.1 Bauran Pemasaran
Produk Harga Promosi Penempatan
- Keanekaragaman - Daftar harga - Promosi penjualan - Saluran
- Kualitas - Rabat - Iklan - Ruang lingkup
- Desain - Potongan - Brosur penjualan - Penyortiran
- Rancangan - Syarat kredit - Humas - Lokasi
- Bentuk - Jaminan waktu - Pemasaran langsung - Persediaan
- Merek - Pembayaran - Penjualan pribadi - Pengangkutan
- Kemasan
- Ukuran
- Pelayanan
- Jaminan
2.3.5 Konsep 4C dalam Pemasaran
Berkaitan dengan hal ini maka menurut Robert Luaterborn yang
dikutip oleh Kustoro Budiarta (2009,172) mengatakan bahwa faktor 4P
berhubungan dengan 4C pelanggan dan tidak dapat dipisahkan untuk
mencapai tujuan serta sasaran.
1. Product Customer needs and wants
Perusahaan harus dapat mengerti keinginan dan kebutuhan dari pelanggan
dalam membuat suatu produk. Demi mencapai tujuan dan sasaran yang
diinginkan maka perusahaan harus mampu menelaah bagaimana
pandangan para pelanggan serta memberikan pelayanan yang maksimal.
Sebuah produk adalah sesuatu yang dibuat agar orang dapat datang dan
membeli. Dalam 4C, segala keputusan semuanya dimulai dan diakhiri
berdasarkan kebutuhan dan nilai pelanggan. Dalam hal ini maka pelanggan
akan terlibat dan pelanggan akan mendefinisikan nilai perusahaan di pasar.
2. Price Cost to customer
Harga akan membuat pelanggan mengeluarkan biaya yang telah
ditentukan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu untuk
menentukan harga produk yang sesuai bagi pelanggannya. Perusahaan
harus dapat memberikan nilai yang lebih terhadap biaya yang ditentukan
kepada pelanggan. Dimana dalam hal ini yang dilihat adalah bagaimana
pelanggan membayar dan biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan,
bukan seberapa besar harga yang akan dikeluarkan untuk mencari
harus mampu untuk berpikir tentang penjualan dan pemasaran. Pelanggan
akan memutuskan kemanakah mereka akan mengeluarkan uang mereka
secara terbatas untuk membeli serta memenuhi kebutuhan mereka Hal ini
guna untuk memaksimalkan nilai pelanggan bukan untuk mengeruk
keuntungan semata. Sehingga perusahaan harus mampu menelaah biaya
yang akan dikeluarkan pelanggan untuk dapat memberikan nilai lebih
kepada pelanggan daripada lebih mementingkan keuntungan melalui
sebuah produk.
3. Place Convenience
Ini berhubungan dengan kemudahan tempat pemasaran bagi pelanggan.
Tempat-tempat yang dipilih oleh perusahaan harus mampu memberikan
kenyamanan dan nilai lebih bagi pelanggan. Kenyamanan tidak hanya
membuka diri perusahaan terhadap cara-cara baru yang menghubungkan
perusahaan dengan pelanggan dan mendistribusikan produk, tetapi juga
membantu perusahaan untuk beralih ke pola pikir yang memberikan
pengalaman optimal bagi pelanggan secara keseluruhan. Pelanggan, saat
ini, akan lebih memilih pembelian yang lebih mudah, nyaman, dimanapun
serta kapanpun tanpa adanya halangan,sehingga perusahaan harusnya tidak
hanya berpikir tentang bagaimana mendistribusikan suatu produk kepada
pelanggan namun juga pengalaman akan kenyamanan yang optimal bagi
para pelanggannya. Pelanggan saat ini sangat sibuk dan memiliki banyak
pilihan produk untuk mereka gunakan Sehingga adalah suatu kebanggaan
karena akan ada kesan dimana perusahaan tersebut membuat pelanggan
nyaman dan mudah dalam membeli produknya.
4. Promotion Communication
Pelanggan akan menangkap adanya suatu komunikasi atas promosi yang
telah dilakukan oleh suatu perusahaan. Komunikasi yang baik akan
terciptanya suatu interaksi antara pelanggan dan perusahaan dalam
memahami pemasaran suatu produk. Perusahaan harus dapat memberikan
informasi yang berbobot atas produknya sehingga pelanggan dapat dengan
jelas mengerti apa yang menjadi produk pilihannya tersebut. Oleh karena
itu, perusahaan harus berusaha keras untuk cara berkomunikasi dan
membangun hubungan dua arah. Bauran pemasaran yang terbaru lebih
mengutamakan komunikasi untuk pelanggan dibanding bagaimana
promosi yang terus-menerus. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
komunikasi pemasaran yang interaktif bagi pelanggan. Saat ini, pelanggan
sudah lebih cerdas dan berhati-hati dalam mempercayai suatu promosi
sebuah produk. Pelanggan akan lebih senang untuk merasa terlibat dan
memiliki interaksi yang bermakna dengan suatu produk tertentu. Sehingga
membangun komunikasi dua arah akan menjadi cara terbaik untuk
mengetahui apa yang terbaik bagi pelanggan.
Tabel 2.2
Tanggapan 4P penjual terhadap 4C pembeli
4P 4C
Harga (price) Biaya bagi pembeli (cost to the customer)
Promosi (promotion) Komunikasi (communication)
Gambar 2.1
Korelasi hubungan 4P dengan 4C
memberikan
menunjukkan
memberikan
tersedia melalui
Sumber:
http://www.dineshbakshi.com/as-a-level-business-studies/marketing-management/102-revision-notes/1242-4cs-of-marketing
Customer
Solution
Communication
Product
Price
Customer Cost
Place
Convenience
2.4 Persepsi
Menurut Setiadi (2010) persepsi merupakan suatu proses yang timbul
akibat adanya sensasi, di mana sensasi adalah tanggapan yang cepat dari indra
penerima kita terhadap cahaya, warna, dan suara (stimuli). Dengan adanya itu
semua, maka akan timbul persepsi. Pengertian dari persepsi adalah proses
bagaimana stimuli-stimuli itu terseleksi, terorganisasikan, dan terinterpretasikan.
Manusia merasakan bentuk, warna, suara, sentuhan, aroma, dan rasa. Lalu
perilaku manusia terpengaruh oleh persepsi fisik tersebut. Para pemasar harus
menyadari bahwa manusia terbuka terhadap stimuli yang jumlahnya banyak.
Seorang pemasar harus menyediakan sesuatu yang khusus sebagai stimuli jika ia
ingin menarik perhatian konsumennya.
Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena
itu, persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang
dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu pula, satu hal yang
perlu diperhatikan dari persepsi ialah bahwa persepsi secara substansial bisa
sangat berbeda dengan realitas.
2.4.1 Jenis persepsi
Menurut Gordon R. Foxal dan Ronald E.Goldsmith (1994) terdapat
beberapa jenis persepsi:
1. Persepsi terhadap merek perusahaan (Brand Image)
Posisi perusahaan dalam benak konsumen ditentukan oleh persepsi positif
Persepsi terhadap resiko dari suatu produk yang bersangkutan. Harga yang
telah dibayarkan oleh pelanggan memberikan resiko, tergantung pada
kemungkinan adanya kesalahan atau kerusakan produk. 3. Persepsi terhadap produk (Product)
Berkaitan erat dengan mutu, layanan, serta brand image suatu produk atau jasa. Mutu dapat dikaitan dengan pengalaman, tetapi sulit menjadikan
pengalaman tersebut sebagai suatu tolok ukur. Namun pada umumnya,
konsumen setuju bahwa harga yang harus dibayarkan menentukan mutu
dari suatu produk.
4. Persepsi terhadap harga (Price)
Pelanggan dapat mempunyai persepsi harga yang dikenal dengan rentang
harga. Dalam rentang harga, terdapat batas atas serta batas bawah sehingga
suatu produk tertentu akan masuk ke dalam suatu rentang harga.
Perbedaan antara batas atas dengan batas bawah disebut laba konsumen. 5. Persepsi terhadap promosi (Promotion)
Persepsi ini berkaitan dengan komunikasi, dimana apabila kredibilitas
suatu perusahaan itu tinggi maka akan memiliki sebuah citra yang
dipandang baik oleh konsumen. Serta sebaliknya, apabila ada suatu
promosi berisikan komunikasi yang dianggap mencurigakan, maka akan
memicu persepsi negatif konsumen terhadap perusahaan tersebut.
2.4.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen
Menurut Gaspersz (2001, 118) berikut adalah beberapa faktor pendukung
yang memberikan pengaruh terhadap persepsi dan ekspektasi konsumen yaitu
1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen ketika ia sedang mecoba melakukan transaksi dengan
produsen/pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan
keinginannya besar, harapan atau ekspektasi kebutuhan akan tinggi dan
begitu pula seballiknya.
2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing-pesaing perusahaan tersebut.
3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh konsumen itu. Hal ini jelas akan
mempengaruhi persepsi konsumen terutama pada produk-produk yang
dirasakan beresiko tinggi.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi konsumen. Orang-orang di bagian penjualan dan periklanan seyogyanya
tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi
konsumen. Kampanye yang berlebihan serta secara aktual tidak mampu
memenuhi ekspektasi konsumen akan memberi dampak negatif terhadap
persepsi konsumen tentang produk itu.
B. Kerangka Berpikir
34
Strategi /Konsep Bauran
Pemasaran (4P/4C)
Bauran
Bauran Pemasaran
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dalam bisnis akan selalu ditemui
persaingan yang terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini
dapat terjadi antara perusahaan dalam negeri, antara
perusahaan-perusahaan multinasional, atau antara perusahaan-perusahaan dalam negeri dengan
perusahaan multinasional. Terlebih lagi saat ini persaingan antar perusahaan sudah
semakin mengglobal. Banyak perusahaan asing yang memasuki pasar Indonesia
akibat pasar bebas yang telah terjadi. Perusahaan asing maupun perusahaan lokal
saling berlomba-lomba untuk dapat bersaing menjual produknya di dalam pasar.
Seluruh perusahaan percaya bahwa produk mereka adalah yang terbaik bagi para
konsumen. Namun, konsumen sekarang ini sudah lebih kritis dan lebih cerdas
dalam memilih sebuah produk dalam penggunaannya. Konsumen tidak lagi
mudah termakan iklan suatu perusahaan, melainkan konsumen betul-betul
menelaah suatu produk sebelum menggunakan produk tersebut. Banyak
perusahaan asing dan lokal saling berlomba untuk meraih kepercayaan konsumen
di berbagai sektor industri. Salah satu industri yang menarik adalah industri
sepatu. Tidak sedikit perusahaan asing yang memiliki reputasi yang terkenal
masuk ke pasar lokal Indonesia. Di sisi lain, Indonesia pun memiliki perusahaan
sepatu produksi dalam negeri yang dapat bersaing dengan sepatu produksi asing.
Maka dari itu, peneliti ingin menganalisis persaingan antara Nike dan SPECS
dalam persepsi konsumen melalui strategi pemasaran 4C masing-masing
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Definisi Metode Penelitian
Menurut Prasetya Irawan (2002), metodologi berhubungan denga cara
(metode). Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara. Dalam konteks
penelitian, metodologi merupakan totalitas cara untuk meneliti dan menemukan
kebenaran. Metodologi tidak hanya mengacu kepada metode penelitian, tetapi
juga paradigma, pola pikir, metode pengumpulan dan analisis data, sampai dengan
metode penafsiran temuan penelitian itu sendiri.
Menurut Raco (2010), metode penelitian secara umum dapat dimengerti
sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap dimulai dengan
penentuan topik, pengumpulan data, dan menganalisis data. Sehingga nantinya
diperoleh suatu pemahaman dan pengertian atas topik, gejala, atau isu tertentu.
Dikatakan bertahap karena kegiatan ini berlangsung mengikuti suatu proses
tertentu sehingga ada langkah-langkah yang perlu dilalui secara berjenjang
3.1.2 Metode Deskriptif
Penelitian deskripstif adalah penelitian bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan sesuatu hal apa adanya. Metode deskriptif memilih satu objek
penelitian untuk dikaji secara mendalam, bukan hanya sebuah peta umum dari
objek penelitian tersebut. Secara teknisnya, metode deskriptif ini mengkaji pola
hubungan korelasional antara beberapa variabel.
Menurut Nyoman Dantes (2012, 51) penelitian deskriptif diartikan sebagai
suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu fenomena/peristiwa secara
sistematis sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini. Dalam penelitian deskriptif,
peneliti mencoba untuk menentukan sifat situasi sebagaimana adanya pada waktu
penelitian dilakukan. Berdasarkan tujuannya yang menggambarkan apa adanya
berkaitan dengan variabel-variabel atau kondisi-kondisi dalam suatu situasi maka
dalam studi deskriptif tidak adanya kontrol perlakuan.
3.1.3 Penelitian Kualitatif
Menurut Moleong (2000, 3) yang mengutip Bogdan dan Taylor metode
penelitian kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan kepada latar dan individu tersebut secara
organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandang sebagai
bagian dari suatu keutuhan.
Menurut Sugiyono (2008, 14) metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
3.2 Definisi Operasional
Berikut ini adalah beberapa definisi operasional dalam penelitian ini
1. Persaingan adalah suatu keadaan dimana ketika dua perusahaan atau lebih
saling berlomba untuk mendapatkan sumber daya dan pelanggan yang
sama untuk memperoleh keuntungan atas keunggulan di antara
pesaingnya.
2. Bauran pemasaran 4C diartikan sebagai seperangkat alat yang berasal dari
kacamata konsumen dalam merasakan produk, harga, distribusi, dan
promosi atas suatu produk perusahaan. Dimana 4C adalah konsep
adalah suatu cara atau strategi yang digunakan perusahaan dalam
menentukan produk, promosi, distribusi, dan penentuan harga dengan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, di
mana sensasi adalah tanggapan yang cepat dari indra penerima kita
terhadap cahaya, warna, dan suara (stimuli).
3.3. Penetuan Informan
Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Unika Atma Jaya
Jakarta kampus Semanggi. Penulis akan memilih 3 informan untuk
masing-masing produk. 3 informan tersebut terdiri dari 1 orang mahasiswa yang memakai
sepatu futsal, 1 orang mahasiswa/i yang memakai sepatu lari, dan 1 orang
mahasiswa yang menggunakan sepatu untuk kegiatan sehari-harinya. Penulis
memilih mahasiswa/i Unika Atma Jaya Jakarta kampus Semanggi karena:
1. Mahasiswa merupakan salah satu konsumen sepatu yang cukup banyak di
kalangan masyarakat.
2. Mahasiswa dalam jenjang umurnya yang produktif, melakukan banyak
kegiatan yang berkaitan dengan memakai sepatu olahraga.
3. Kampus Unika Atma Jaya Semanggi memiliki lokasi yang sangat strategis
di tengah-tengah pusat perekonomian sekaligus pusat perbelanjaan di kota
Jakarta.
4. Mahasiswa/i dari kampus Unika Atma Jaya Semanggi terbiasa dengan