• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISIS KESULITAN MAHASISWA BARU PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM MENGERJAKAN SOAL PISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of ANALISIS KESULITAN MAHASISWA BARU PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM MENGERJAKAN SOAL PISA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Aan Hendroarto : Analisis Kesulitan Mahasiswa ... 1

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA BARU PENDIDIKAN

MATEMATIKA DALAM MENGERJAKAN SOAL PISA

Aan Hendroanto

Pendidikan Matematika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Aan.hendroanto@pmat.uad.ac.id

Abstrak

Salah satu factor yang paling berpengaruh terhadap hasil tes PISA siswa Indonesia adalah guru yang melakukan kontak langsung dengan siswa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan tenaga keguruan harus lebih mempersiapkan mahasiswanya agar mereka memiliki kemampuan literasi matematika yang baik sehingga mampu memahami dan menyelesaikan soal PISA. Untuk melakukah hal itu, diperlukan penelitian tentang kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa sehingga metode yang efektif dapat diterapkan untuk membantu mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi kesulitan mahasiswa pendidikan matematika dalam mengerjakan soal PISA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif melibatkan 20 mahasiswa baru pendidikan matematika Universitas Ahmad Dahlan. Pengumulan data menggunakan instrument tes PISA dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan kerangka tes PISA. Hasil tes menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki performa yang baik pada soal dengan proses interpret,tetapi mereka kesulitan pada soal dengan proses formulate dan employ.Hasil yang baik juga ditemukan pada masalah dengan konteks individu dan sosial. Namun, pada masalah yang berkaitan dengan konteks pekerjaan dan ilmiah, mahasiswa tidak menunjukkan hasil yang cukup baik dalam memahami dan menyelesaikannya.

Kata kunci: Anaisis Kesulitan, PISA, Literasi Matematika

Abstract

One of the most important contributing factor to PISA result in Indonesia is teachers who have direct contact with students. Therefore, teacher trainings in higher education must prepare their students so that they have good ability to understand and solve PISA test. In order to do it, a thorough study of students’ difficulties is needed so that an effective method can be chosen to support them. The current study aims to investigate students in mathematics education program to determine their difficulties in solving PISA’s mathematics problem. This is a descriptive qualitative research involving 20 students of mathematics education, Universitas Ahmad Dahlan. Data were collected by using PISA instruments to determined students’ difficulties and was quantitatively and qualitatively analyzed by based on PISA’s framework. The result shows that students shows a good performance on problems with interpretation process, but in the formulation process and employment process, they are still experiencing many difficulties. Good performance is also found in problems with individual and social contexts. However, on problems related to work and scientific context, students do not perform well enough in understanding and solving the problems.

Keywords: Students’ Difficulties, PISA, Mathematical Literacy

PENDAHULUAN

Literasi matematika adalah kemampuan seorang individu untuk merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika dari berbagai masalah yang dihadapi sehari-hari (OECD, 2015). Literasi matematika termasuk salah satu poin penting yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan

generasi muda di era mendatang (Sari, 2015). Indonesia sebagai negara

berkembang turut berupaya

meningkatkan literasi matematika siswa melalui berbagai progam. Namun, menurut hasil evaluasi PISA (Program for International Student Assesstment) yang diselenggarakan oleh OECD

(2)

Co-Aan Hendroarto : Analisis Kesulitan Mahasiswa ... 2 operation and Development), Dari 2 kali

evaluasi pada rentang tahun 2000 dan 2003 Indonesia menduduki peringkat 3 terbawahdari seluruh negara yang berpartisipasi dilihat dari kemampuan literasi matematikanya (Stacey, 2014). Hasil tersebut tentunya sangat memprihatinkan dan perlu diselidiki lebih lanjut apa yang membuat siswa Indonesia lemah dalam hal literasi matematika. Bersamaan dengan hasil evaluasi literasi matematika yang dirilis oleh OECD, siswa Indonesia ternyata menempati peringkat pertama dalam hal motivasi belajar matematika (Stacey, 2014). Motivasi belajar matematika siswa Indonesia jauh di atas rata-rata motivasi siswa dari negara dengan peringkat tinggi seperti Finlandia, Jepang, dan Shanghai (China). Hasil ini yang cukup memberi kejutan bagi para pakar dan peneliti pendidikan matematika. Timbullah pertanyaan “Apa yang salah?” Ada banyak spekulasi jawaban atas pertanyaan tersebut beberapa dianataranya yaitu: 1) kurikulum pendidikan matematika yang tidak sesuai serta kurang mendukung literasi matematika siswa atau 2) Strategy dan metode pembelajaran yang kurang baik (Yusuf, 2013).

Pada tingkat kurikulum, Indonesia telah berusaha merespon dengan diberlakukannya kurikulum KTSP 2006 dan kurikulum 2013. Pembelajaran yang kurang mendukung literasi matematika juga dinilai cukup memberikan kontribusi pada lemahnya literasi matematika siswa Indonesia. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran yang baru, banyak dikembangkan untuk meningkatkan literasi matematika siswa (Budiono, 2014; Kohar, Zulkardi, & Darmawijoyo, 2014). Namun, hasil terakhir evaluasi PISA tahun 2012 menunjukkan bahwa siswa Indonesia masih menempati

peringkat bawah dengan nilai di bawah rata-rata (Stacey, 2014). Oleh karena itu,

pembelajaran baru yang

diimplementasikan belumlah cukup efektif untuk membantu siswa Indonesia. Tidak efektifnya implementasi strategi dan metode pembelajaran yang baru menunjukkan bahwa ada faktor lain yang perlu diselidiki. Banyak yang berpendapat bahwa keberhasilan implementasi strategi dan metode pembelajaran tentulah bergantung pada kompetensi guru sebagai ujung tombak pendidikan. Oleh karena itu, guru juga harus memiliki literasi matematika yang cukup agar tujuan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dapat tercapai. Hal ini dibuktikan oleh Stacey (2014) yang menunjukkan bahwa negara-negara yang menempati peringkat tinggi di PISA memfokuskan lebih sistem pendidikan mereka pada pelatihan guru.

(3)

Aan Hendroarto : Analisis Kesulitan Mahasiswa ... 3 membantu calon guru mengembangkan

literasi matematika dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kesulitan yang mereka hadapi.

Untuk mengetahui profil kemampuan literasi matematika para mahasiswa baru secara mendalam, penelitian ini menggunakan soal-soal PISA sebagai intrumen penelitian. Hal ini karena soal-soal PISA dikembangkan untuk menguji kemampuan literasi matematika peserta dan mencakup semua jenis proses dan kemampuan matematika. PISA juga menggunakan berbagai macam konteks dan konten matematika untuk membuat dan menyajikan masalah sehingga memungkinkan investigasi lebih mendalam tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh calon guru dalam mengembangkan kemampuan literasi matematika mereka.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Kampus III Universitas Ahmad Dahlan yang beralamat di Jalan Prof. Dr. Soepomo Janturan, Warungboto Umbulharjo, Yogyakarta. Subjek penelitian adalah 20 mahasiswa baru tahun akademik 2016/2017 yang merupakan mahasiswa bimbingan akademik peneliti. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Meskipun pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, pada prosesnya penelitian ini juga melibatkan data kuantitatif dengan angka dan statistik yang digunakan untuk mendukut data kualitatif yang telah dikumpulkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes, wawancara dan dokumentasi. Tes yang digunakan yaitu instrument tes PISA 2012 yang telah di translate dan disesuaikan

konteksnya dengan budaya loKal serta divalidasi oleh ahli pada bidang PISA.

BAHASAN UTAMA

Secara umum dari hasil tes, mahasiswa hanya mampu memahami soal PISA sebanyak 65,7%. Angka ini menunjukkan bahwa mahasiswa baru pendidikan matematika Universitas Ahmad Dahlan tahun ajaran 2016/2017 masih kesulitan dalam memahami dan

menentukan langkah dalam

menyelesaikan soal-soal realistik dalam PISA. Hal ini mencerminkan hasil tes PISA siswa Indonesia pada mulai dari tahun 2000 sampai yang terakhir tahun 2015. Kemampuan literasi siswa Indonesia sangat jauh dari rata-rata kemampuan literasi matematika negara lain. Karena mahasiswa baru tahun ajaran 2016/2017 ini juga merupakan generasi yang menjadi populasi pada tes PISA tahun 2012 atau 2015, maka sebenarnya hasil di atas tidak lagi mengherankan. Pada penelitian ini ditemukan pula bahwa mahasiswa rata-rata hanya mampu menjawab 46,9% dari 25 pertanyaan yang diberikan dengan benar. Untuk level mahasiswa tentulah hasil ini masih sangat kurang dari yang diharapkan. Terlebih, jika kita melihat soal PISA sebenarnya diperuntukkan untuk siswa sekolah.

(4)

Aan Hendroarto : Analisis Kesulitan Mahasiswa ... 4 membandingkan, mengevaluasi strategi

untuk memecahkan masalah yang rumit serta menggunakan pemikiran dan penalaran yang luas, kemudian menghubungkan pengetahuan dan ketrampilan matematikanya secara efektif sesuai situasi yang dihadapi (OECD, 2015).

Tabel 1. Hasil tes PISA berdasarkan level soal dalam bentuk persentase

Proses matematika dalam OECD (2015) terbagi dalam tiga jenis yaitu 1) formulate, 2) Employ, dan 3) Interpret. Dalam kerangka soal PISA tahun 2012, instrument soal yang digunakan memuat 7 soal dengan focus pada proses formulate, 14 soal dengan focus proses employ dan 4 soal dengan proses interpret. Berdasarkan pembagian tersebut, hasil pekerjaan mahasiswa dianalisis dan diifentifikasi menggunakan tiga tipe proses matematika yang dapat dilihat pada Tabel 2. Dari tabel tersebut,

diperoleh bahwa mahasiswa

menunjukkan hasil sangat baik pada soal dengan proses interpret dengan persentasi jawaban benar sebesar 82,9%. Sedangkan pada proses formulate dan proses employ, mahasiswa mengalami kesulitan karena hanya masing-masing 33,1% dan 43,6% mahasiswa mampu menjawab dengan benar soal yang didominasi proses formulate.

Tabel 2. Hasil tes PISA berdasarkan proses matematika dalam bentuk persentase

N Proses Pemaha- Jawaban Jawaban

o man Benar Salah kuantitas (De Lange, 2006; OECD, 2013; OECD, 2015). Keempat jenis konteks matematika ini tersebar dalam soal PISA dengan proporsi yaitu 7 soal dalam konteks individu, 5 soal dalam konteks pekerjaan, 7 soal dalam konteks social, dan 6 soal dalam konteks ilmiah. Proporsi konten matematika juga tersebar dalam proposi yaitu 8 soal dengan konten ruang dan bentuk, 7 soal dengan konten perubahan dan hubungan, 4 soal konten ketidakpastian dan data, serta 6 soal tentang kuantitas.

(5)

Aan Hendroarto : Analisis Kesulitan Mahasiswa ... 5 Gambar 1. Contoh kesalahan siswa dalam memahami

soal PISA

Gambar 2. Contoh kesalahan siswa dalam memilih informasi yang relevan

Gambar 3. Contoh kesalahan siswa pada soal memilih mesin dengan kapasitas terkecil

sendiri diproyeksikan menjadi calon guru yang professional yang mampu menghadapi berbagai situasi yang mirip pada konteks masalah pekerjaan dan ilmiah. Hasil di atas memberikan gambaran bahwa mahasiswa kesulitan memahami, mengidentifikasi dan memformulasikan masalah pada soal yang disajikan dalam konteks serta memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun pada poin menafsirkan atau membaca data, mahasiswa sudah menunjukkan performa yang baik. Hal ini berarti juga bahwa mahasiswa sudah memiliki literasi statistik yang bagus

.

Dari hasil analisis jawaban mahasiswa, banyak dari mereka yang menuliskan jawaban berbeda dengan apa yang ditanyakan. Salah satu contohnya dapat dilihat pada Gambar 1. Pada soal tersebut, mahasiswa disuruh memilih 4 sisi suatu apartemen yang perlu diukur agar mereka bisa menghitung luas daerah apartemen tersebut. Pada jawaban tersebut, mahasiswa justru malah mencari luas daerah apartemennya dan berbeda dengan apa yang ditanyakan di soal. Seharusnya, mereka memilih 4 sisi saja untuk diukur tanpa harus mencari luasnya. Hal ini menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang kesulitasn dalam memahami maksud soal-soal PISA. Dalam penggunaan informasi untuk menyelesaikan masalah juga ditemukan

banyak kesalahan. Perhatikan jawaban mahasiswa pada Gambar 2.

(6)

Aan Hendroarto : Analisis Kesulitan Mahasiswa ... 6 Lemahnya pemahaman siswa

dalam mencerna informasi yang diberikan pada soal serta memprosesnya juga perlu menjadi perhatian khusus. Misalnya contoh pada Gambar 3 dimana banyak mahasiswa yang salah dalam menggunakan metode atau memillih informasi yang akan digunakan. Terlihat beberapa mahasiswa salah dalam memilih kategori mobil yang memiliki kapasitas mesin terkecil. Mereka justru menjawab mobil dengan kapasitas menengah atau terbesar. Sebenarnya, ini merupakan kesalahan sepele namun dampaknya cukup signifikan dalam menentukan hasil akhir.

Selain kesulitan di atas, kemampuan kreativitas mahasiswa dalam memilih metode atau strategi untuk menyelesaikan soal juga sangat kurang. Hal ini terlihat dari data bahwa banyak mahasiswa yang tidak bisa menentukan metode atau strategi untuk menyelesaikan masalah dan hanya menuliskan “bingung” pada lembar jawab. Misalkan pada salah satu soal, mahasiswa harus mencari panjang tali layang-layang tetapi tidak mampu mencari metode yang tepat untuk menyelesaikan. Padahal metode yang diperlukan hanyalah konsep trigonometri pada segitiga atau dapat pula menggunakan teorema Pythagoras. Pada beberapa soal mahasiswa juga menuliskan bahwa mereka lupa rumus sehingga tidak bisa menyelesaikan walaupun sebenarnya soal tersebut dapat diselesaikan tanpa menggunakan rumus. Pada soal lain, mahasiswa tidak mampu mencari cara untuk menghitung kecepatan layangan yang lebih cepat 25% dari kecepatan kapal dan justru menyimpulkan bahwa 25% dari kecepatan kapal itulah sebagai kecepatan angin. Padahal pertanyaan-pertanyaan tersebut termasuk kategori mudah untuk level mahasiswa.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa menunjukkan performa yang baik pada soal dengan proses interpret, tetapi pada proses formulate dan proses employ, mahasiswa masih mengalami banyak kesulitan. Performa baik juga ditemukan pada soal dengan konteks individu dan social. Namun, pada konteks pekerjaan dan ilmiah, mahasiswa belum cukup baik dalam memahami dan menyelesaikan permalsahan yang ada. Hal ini tentu harus menjadi perhatian khusus karena mahasiswa pendidikan matematika sendiri diproyeksikan menjadi calon guru yang professional yang mampu menghadapi berbagai situasi yang mirip pada konteks masalah pekerjaan dan ilmiah.

(7)

Aan Hendroarto : Analisis Kesulitan Mahasiswa ... 7 masalah-masalah yang dihadapi termasuk

kategori mudah untuk level mahasiswa

DAFTAR PUSTAKA

Budiono, C. S. (2014). PBM Berorientasi PISA Berpendekatan PMRI Bermedia LKPD Meningkatkan Literasi Matematika Siswa SMP. Unnes Journal of Mathematics Education, 3(3).

De Lange, J. (2006). Mathematical literacy for living from OECD-PISA perspective. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics, 25.

Johar, R. (2013). Domain Soal PISA untuk Literasi Matematika. Jurnal Peluang, 1(1), 30.

Kohar, A. W., Zulkardi, Z., & Darmawijoyo, D. (2014). Developing PISA-like mathematics tasks to promote students’ mathematical literacy.Proceeding 2nd SEA-DR, Palembang

OECD. (2013). PISA 2012 Assessment

and Analytical Framework:

Mathematics, Reading, Science,

Problem Solving and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing. OECD. (2015). Draft Collaborative

Problem Solving

Framework.http://www. oecd. org/pisa/pisaproducts/Draft%

20PISA% 202015%

20Collaborative% 20Problem%

20Solving% 20Framework% 20. pdf. Diakses tanggal 24 Agustus 2016. Sari, R. H. N. (2015). Literasi

Matematika: Apa, Mengapa dan Bagaimana?. Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY. Stacey, K. (2014). The PISA view of

mathematical literacy in

Indonesia.Journal on Mathematics Education, 2(02), 95-126.

Yusuf, S. (2013). Perbandingan Gender dalam Prestasi Literasi Siswa Indonesia. http://www. uninus. ac. id/data/data_ilmiah/Suhendra_Yusuf _Makalah_untuk_Jurnal_Uninus. pdf. Diakses tanggal 4 September 2016.

Biografi Penulis

Aan Hendroanto, S.Pd., M.Sc.

Gambar

Tabel 1. Hasil tes PISA berdasarkan level soal dalam bentuk persentase
Gambar 1. Contoh kesalahan siswa dalam memahami

Referensi

Dokumen terkait

prostornog dijagrama tlakova je vidljivo da nakon ispada pumpe tlakovi u padaju ispod vrijednosti tlaka para fluida p V što upućuje na pojavu kavitacije avlja

Jika Tuhan kehendaki, Tim Diakonia GSRI Tamansari bekerja sama dengan Biomedika, akan mengadakan Pemeriksaan Laboratorium, pada Minggu, 30 Oktober 2011-. Pemeriksaan

Hasil dari penelitian tersebut adalah puisi mbeling karya Remy Sylado menegaskan kepada peristiwa penting yang harus diingat pada masa-masa pemerintahan tahun

- Mencari data dan informasi tentang larangan riba - Mendiskusikan data/bahan yang diperoleh secara bergantian - Menilai dan menganalisa hasil kelompok lain - Membuat

Dalam perkembangannya, Equity Crowdfunding tidak dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dan pelaku usaha pemula ( start-up company )

Pada tahun 2017, Unit Pengembangan Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat dan Publikasi Ilmiah (UP4I) menyelenggarakan program penelitian dengan skema yang lebih beragam

Abstract : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan pembelajaran fisika berbasis multirepresentasi dalam melatih keterampilan proses sains fisika

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui manfaat dari penerapan praktik manajemen berbasis Islam pada organisasi atau perusahaan sehingga