• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of STRATEGI PROMOSI PERPUSTAKAAN KELILING BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of STRATEGI PROMOSI PERPUSTAKAAN KELILING BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PROMOSI PERPUSTAKAAN KELILING BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI

DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA

Musaddad Al-Basry *

* Dosen Tetap Prodi Hukum Ekonomi Syariah STAI Muara Bulian musaddadalbasry@gmail.com

Abstract

Bookmobile is one attempt to increase interest in reading and a penchant for reading or studying Indonesian society in general and in particular in rural communities far from the library where in the framework of lifelong education. This effort can provide equitable opportunity to acquire information and knowledge for the development of remote rural communities. With the presence of a library we could obtain information and knowledge that is useful for our future. At the present time a lot of people assume that the mobile library is simply a collection-that are found there, and not interesting at all, and the book collection is very minimal because most contain old books that the paper has been yellow , From the above assessment, then very desirable introduction of these libraries to the users, especially the mobile library in Library and Regional Archives (BPAD) Jambi, because maybe they just collect the condition without knowing the further meaning of the existence of a mobile library, to it is necessary once the introduction of a mobile library.

(2)

masyarakat pedesaan terpencil. Dengan hadirnya perpustakaan kita bisa memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna untuk masa depan kita. Pada saat ini banyak orang beranggapan bahwa perpustakaan keliling hanya koleksi-yang ditemukan di sana, dan tidak menarik sama sekali, dan koleksi buku sangat minim karena sebagian besar mengandung buku-buku lama bahwa kertas telah kuning, Dari atas penilaian, pengenalan maka sangat diinginkan perpustakaan tersebut kepada pengguna, terutama perpustakaan keliling di Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Jambi, karena mungkin mereka hanya mengumpulkan kondisi tanpa mengetahui makna lebih lanjut dari keberadaan perpustakaan keliling, untuk itu perlu sekali pengenalan perpustakaan keliling.

Keywords : Strategi Promosi Perpustakaan Keliling, Badan Perpustakaan dan Arsip, Minat Baca

Pendahuluan

Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang sarana belajar, perlu ada perpustakaan yang dapat memberikan pelayanan informasi yang tepat dan merata ke seluruh golongan dan lapisan masyarakat. Kemudian diharapkan pula agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat yang seluas-luasnya untuk menggali potensi mereka melalui berbagai macam bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan. Manfaat perpustakaan yang digunakan secara maksimal mengakibatkan masyarakat secara utuh terlepas dari buta aksara, sehingga mendukung program pemerintah yang pernah dicanangkan dalam meningkatkan kwalitas sumber daya manusia melalui “Wajib Belajar Sembilan Tahun”. Oleh sebab itu, dengan berfungsinya perpustakaan sebagai sarana belajar mandiri, maka kepada masyarakat diharapkan bisa berdampak pada peningkatan taraf hidupnya yang lebih baik.1

Berkaitan dengan hal tersebut, bahwa perpustakaan dapat melaksanakan fungsi sebagai tempat belajar di luar sekolah “non formal education” dapat kita lihat sebagaimana penjelasan peraturan

pemerintah RI Nomor 73 tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah, terdapat pada pasal 2 tentang tujuan pendidikan luar sekolah, disebutkan:

1

(3)

1. Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya.

2. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat

dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.2

Perpustakaan keliling merupakan salah satu usaha untuk

meningkatkan minat baca dan kegemaran membaca atau belajar masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat di pedesaan pada khususnya yang jauh dari perpustakaan yang mana dalam rangka pendidikan seumur hidup. Usaha ini dapat memberikan kesempatan pemerataan untuk memperoleh informasi dan pengembangan pengetahuan bagi masyarakat desa terpencil. Dengan adanya sebuah perpustakaan kita bisa memperoleh informasi dan ilmu yang berguna bagi masa depan kita. Pada masa sekarang ini banyak sekali orang beranggapan bahwa perpustakaan keliling hanyalah suatu koleksi-koleksi yang itu-itu saja yang terdapat di sana, dan tidak menarik sama sekali, dan koleksi bukunya yang sangat minim karena kebanyakan berisi buku-buku lama yang kertasnya sudah berwarna kuning. Dari penilaian di atas tersebut, maka sangat diperlukan sekali pengenalan perpustakaan tersebut kepada para pengguna khususnya perpustakaan keliling pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Jambi, karena mungkin mereka hanya mengumpulkan keadaan tersebut tanpa mengenal lebih jauh arti keberadaan sebuah perpustakaan keliling tersebut, untuk itu sangat diperlukan sekali pengenalan terhadap sebuah perpustakaan keliling.

Bagaimana mungkin sebuah perpustakaan akan didatangi banyak pengguna jika perpustakaan itu sendiri tidak dikenal oleh para pengguna. Untuk bisa memanfaatkan sebuah perpustakaan itu kita perlu mengenal perpustakaan keliling tersebut, terlebih pada apresiasi masyarakat di beberapa kelurahan kurang memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada perpustakaan keliling tersebut. Itu terlihat jelas pada grafik pengguna perpustakaan keliling posyandu/tbm 2010 berikut ini

2

(4)

Gambar. 1.1

Grafik Pengguna Perpustakaan Keliling Posyandu/Tbm 2010

0 100 200 300 400 500 600

Posyandu Pinang MerahPosyandu Penyengat Rendah AurduriPosyandu Lavenda Kenali BesarPosyandu Perumahan BougenvilePosyandu Ekajaya Selincah

Terlihat jelas pada grafik pengunjung di atas, bahwa posyandu Pinang Merah hanya 95%, posyandu Penyengat Rendah Aurduri 245%, posyandu perumahan Bougenvile 328%, posyandu Ekajaya Selincah 160%. Dari empat kelurahan tersebut masyarakat di sana kurang memanfaatkannya. Dan terlihat jelas hanya posyandu Lavenda Kenali Besar yang animo masyarakatnya yang tinggi dalam pemanfaatan perpustakaan keliling. Untuk itu, perpustakaan keliling sangat penting untuk kita kenalkan kepada masyarakat Provinsi Jambi dalam menunjang pendidikan mereka dan memberikan informasi yang mereka butuhkan tersebut. Seperti perpustakaan keliling pada BPAD Provinsi Jambi, perpustakaan keliling tersebut harus kita kenalkan kepada masyarakat umum maupun staf yang berhubungan dengan perpustakaan tersebut, supaya semua sivitas akademik maupun masyarakat bisa memanfaatkan segala fasilitas yang ada di perpustakaan. Oleh karena itu, tugas perpustakaan keliling untuk mendatangi ke tempat yang dituju. Untuk itu kita sangat perlu untuk mengadakan promosi tentang perpustakaan keliling tersebut kepada masyarakat. Promosi ini sangat penting untuk memperkenalkan perpustakaan keliling tersebut, bagaimana sebuah perpustakaan keliling itu bisa berdiri, apa saja layanan yang ada di perpustakaan keliling, dimana saja lokasi-lokasi yang akan dikunjungi, apa manfaat dari perpustakaan keliling, hal tersebut biasa kita terapkan dalam mempromosikan perpustakaan. Dalam UUD Perpustakaan RI No.43 Tahun 2007 dalam pasal 8 menyebutkan bahwa: “Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten atau kota

581

245

95

328

(5)

berkewajiban menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan”.3

Untuk mencapai target pengunjung, dan kepuasan mereka dengan fasilitas yang ada di perpustakaan keliling sangat diperlukan suatu strategi promosi. Strategi promosi ini sangat berguna dalam meningkatkan kualitas pengunjung juga kualitas dari perpustakaan keliling yang terdapat pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Jambi tersebut.

Sebagaimana dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki bahwa, untuk mengenalkan serta memasarkan jasa perpustakaan, perpustakaan tidak cukup hanya membangun jasa informasi serta mengharapkan masyarakat akan memenuhi perpustakaan. Memang selalu ada orang yang ingin tahu namun jumlahnya hanya sedikit. Sebagai ketentuan umum, masyarakat perlu selalu diingatkan secara terus menerus dan efektif akan eksistensi jasa perpustakaan serta apa saja yang dapat dilakukan. Hal ini perlu dilakukan karena pustakawan tidak dapat meramalkan kapan keperluan mereka akan informasi segera timbul. Karena itu pustakawan perlu mengusahakan agar publisitas dapat diperoleh melalui berbagai bentuk serta keluaran sesuai dengan kemampuan keuangan.4

Disini penulis mengangkat suatu penelitian dengan fokus menggunakan mobil keliling, karena hanya mobil keliling yang mengunjungi dan melayani masyarakat pada enam kelurahan tersebut. Berdasarkan dokumentasi yang penulis dapatkan, bahwa mobil keliling pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mengunjungi ada enam titik di kelurahan seprovinsi Jambi. Lokasi tersebut yaitu:

Tabel. 1.1

Jadwal Pelayanan Mobil Keliling Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi 5

NO TGL LOKASI

1. 10 TBM Posyandu Lavenda Kelurahan Kenali Besar

3

IPI, Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaaan, Jakarta: Cv.Tamita utama, 2009, hlm. 10.

4

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1991,

hlm. 286. 5

(6)

2. 18 TBM Perum.Pinang Merah Kelurahan Bagan Pete

3. 11 TBM Perum.Aurduri Kelurahan

Penyengat Rendah

4. 05 TBM Kelurahan Eka Jaya Jambi Selatan

5. 17 TBM Perum.Bougenville Lestari Kelurahan Kenali Besar

6. 19 TBM Tunas Putri Kumpeh

Dalam hal ini, dari enam kelurahan tersebut masing-masing hanya satu bulan sekali mengunjungi masyarakat setempat. Maka untuk itu animo masyarakatnya dalam pemanfaatan perpustakaan keliling sangatlah minim, dan juga kurangnya perhatian masyarakat terhadap perpustakaan keliling ketika berkunjung ke sana. Upaya dan strategi telah dilakukan, namun hasil yang diinginkan dan diperoleh tidaklah adanya suatu perubahan. Untuk fasilitas yang diberikan masyarakat terhadap pustakawan tersebut juga tidaklah optimal, baik dari itu dari segi sarananya seperti: tempat duduk, meja, sehingga pustakawan yang beroperasi ke sana hanya duduk seadanya saja untuk menunggu masyarakat yang mau memanfaatkan perpustakaan keliling itu.6

Pada dasarnya perpustakaan keliling itu sangat banyak hambatannya, karena sebagian besar masyarakat umum maupun pelajar di daerah Provinsi Jambi tidak tertarik dengan perpustakaan keliling, karena kebanyakan dari masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan identik dengan buku yang lama yang sudah pernah dilihat masyarakat dan tidak menarik lagi untuk dibaca juga pelajar provinsi jambi lebih tertarik terhadap warnet (warung internet) dibandingkan dengan perpustakaan keliling. Dan salah satu hambatan lain adalah masalah dana, karena perpustakaan keliling harus memerlukan bensin untuk pergi, kendaraan yang selalu siap untuk dibawa pergi. Maka dari itu sangat perlu sekali bagi petugas untuk merubah kesan yang ada pada pikiran mereka sebelumnya dan mempersiapkan fasilitas yang ada pada perpustakaan keliling dengan baik.

6

(7)

Layanan perpustakaan keliling yang dilayankan untuk masyarakat ternyata tidak sesuai dengan harapan pustakawan. Di sini perpustakaan keliling berupaya beroperasi di madrasah, namun apresiasi masyarakat terhadap perpustakaan keliling tidaklah optimal. Tetapi walau begitu, pustakawan perpustakaan keliling mencoba untuk merubah starategi operasinya di posyandu, namun tidak ada perkembangan juga untuk membuat minat baca masyarakat lebih maju. Itu berarti starategi implementasi yang dilakukan para pustakawan belumlah optimal. Mengapa hal tersebut terjadi?.

Pengertian Perpustakaan Keliling

Perpustkaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak (mobile library) dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum kota madya yang menetap.7 Dapat dikatakan perpustakaan keliling mempunyai tugas sebagai perluasan layanan Perpustakaan Umum Kota Madya yang mempunyai fungsi :

1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan.

2. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena dirawat di rumah sakit, menjalani hukuman di lembaga permasyarakatan dan sebagainya.

3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan. 4. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di

tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.

5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun. 6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut.

7. Melakukan tugas-tugas kepustakawanan, seperti: mendata atau membuat koleksi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidak bosan dan membuat laporan kegiatan baik bulanan, tribulanan dan tahunan.8

Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan keliling yaitu bagian perpustakaan umum yang mendatangi pemakai dengan menggunakan

7

Supriyanto, Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan... hlm.108. 8

(8)

kendaraan (darat maupun air). Biasanya tugas ini merupakan bagian perluasan jasa dari sebuah perpustakaan umum untuk memungkinkan penduduk yang pemukimannya jauh dari perpustakaan dapat memanfaatkan jasa perpustakaan. Secara umum perpustakaan keliling berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum.9

Tjiptono dalam Kurnia Utami, 1995 menyebutkan bahwa: Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang diwujudkan dalam bentuk mobil unit sehingga dapat dipindah-pindahkan ke tempat tertentu agar pemakaian perpustakaan ini menjadi luas. Oleh sebab itu sasarannya adalah masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan di daerah tersebut.10

Dengan demikian, dari beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaaan keliling ini mendatangi masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari perpustakaan umum yang biasanya berada di pusat kota kabupaten atau kotamadya. Dengan adanya perpustakaan keliling ini memungkinkan penduduk yang tinggal jauh dari perpustakaan umum dapat memanfaatkan jasa yang diberikan oleh perpustakaan umum.

a. Koleksi

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kriteria dan jenis sebuah perpustakaan. Oleh sebab itu dari sumber informasi perpustakaan akan dimulai kebijakan pembentukannya. Secara khusus pembinaan koleksi dikaitkan dengan masing-masing jenis perpustakaan.11 Koleksi perpustakaan juga harus selalu dibina dan dikembangkan agar selalu diminati oleh masyarakat pemakai. Pembinaan dan pengembangan koleksi diarahkan pada kegiatan memperbaharui koleksi yang ada. Penambahan koleksi dilakukan untuk menggantikan koleksi lama yang sudah rusak, termasuk edisi lama atau koleksi yang sudah habis dibaca pemakai di suatu pos layanan. Oleh karena itu dibutuhkan kesiapan petugas perpustakaan keliling setiap saat untuk mengadakan evaluasi terhadap koleksi secara berkala, sehingga akan diketahui dengan pasti koleksi mana yang sudah mencapai taraf membosankan bagi pemakai pada suatu pos layanan. Koleksi akan membosankan apabila setiap kali

9

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan... hlm. 48. 10

Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Offset, 1995, hlm. 200. 11 Sutarno

NS, Menejemen Perpustakaan: Suatu pendekatan praktik,

(9)

kunjungan, koleksi yang dibawa tidak berganti-ganti dan kemungkinan koleksi tersebut sudah dibaca semua.

Penambahan jumlah eksemplar tidak diperlukan, karena hanya akan memenuhi tempat yang sudah terbatas, dan tidak memberikan variasi terhadap koleksi perpustakaan. Oleh sebab itu apabila ingin mengembangkan koleksi perpustakaan keliling, harus diarahkan untuk menambah judul-judul baru agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan terarah oleh masyarakat pemakai.12

Penambahan koleksi akan terasa bermanfaat apabila pemilihan atau seleksi bahan pustaka/bahan bacaan dilakukan berdasarkan kebutuhan pemakai. Dalam seleksi harus dipertimbangkan kegunaan koleksi, prioritas kebutuhan, dan prioritas tempat layanan yang dipilih.13

Dari beberapa ahli tersebut, dapat penulis analisis bahwa pustakawan haruslah mengetahui koleksi apa yang diinginkan oleh masyarakat, dan juga sebaiknya dapatlah perpustakaan keliling menambah judul-judul baru yang sesuai dengan permintaan masyarakat, agar masyarakat terpuaskan terhadap koleksi-koleksi yang mereka inginkan. Oleh sebab itu, apabila perpustakaan keliling ingin berjalan secara efektif, haruslah memberikan koleksi-koleksi yang terbaru, yang diinginkan masyarakat dan menyajikan koleksi-koleksi yang membuat daya tarik masyarakat agar lebih bisa memanfaatkan perpustakaan keliling.

b. Layanan

Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama di setiap perpustakaan. Layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat, dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Oleh karena itu dari meja layanan akan dikembangkan gambaran dan citra perpustakaan, sehingga seluruh kegiatan perpustakaan akan diarahkan dan terfokus kepada bagaimana memberikan layanan yang baik sebagaimana dikehendaki oleh masyarakat pemakai. Layanan yang baik adalah yang dapat memberikan rasa senang dan puas kepada pemakai.14

12

http://staff.ui.ac.id/internal/132288240./publikasi/PenelitianKelilingDKIb. doc. Diakses pada tanggal 15 januari 2011

13

Ibid.,http://staff.ui.ac.id/internal/132288240/publikasi/PenelitianKeliling DKIb.doc. Diakses pada tanggal 15 januari 2011.

14

(10)

Jenis layanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling untuk masyarakat pemakai antara lain:

1. Layanan sirkulasi, berupa layanan pemberian kesempatan bagi anggota perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang ada. Peminjaman hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan keliling 2. Layanan membaca di perpustakaan, berupa layanan bagi

pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, namun hanya membaca saja maka disediakan tempat (pos) layanan. Agar layanan ini dapat berjalan dengan baik seyogyanya disediakan tempat membaca seperti kursi, karpet yang ditempatkan di luar mobil seperti di bawah pohon yang rindang yang dapat diawasi secara langsung oleh petugas 3. Pembacaan cerita (story telling), berupa layanan yang

bertujuan untuk menarik minat anak-anak untuk membaca, terutama anak-anak sekolah.

4. Layanan jasa informasi, berupa layanan yang menggunakan sumber-sumber yang ada di perpustakaan keliling maupun yang ada di luar. Untuk memenuhi kebutuhan informasi terbaru bagi masyarakat, perpustakaan keliling perlu menyediakan bahan bacaan seperti surat kabar dan majalah. Perpustakaan perlu memberikan layanan kepada pemakai dengan cepat dan tepat.15

Dalam melakukan kegiatan layanan, perpustakaan keliling menerapkan sistem layanan terbuka. Dalam sistem layanan terbuka ini pemakai dapat secara langsung mencari sendiri bahan pustaka yang tersedia di rak di dalam mobil perpustakaan keliling. Dengan sistem ini diharapkan pemakai bebas memilih bahan pustaka sesuai dengan kebutuhannya.16

Pada dasarnya layanan perpustakaan keliling dapat terselenggara dengan baik apabila kondisi kendaraan baik, sikap petugas yang selalu siap membantu dan menentukan pos dan waktu layanan yang tepat.

Penentuan pos dan waktu layanan yang tepat akan mempengaruhi tingkat penggunaan koleksi, karena pada waktu tersebut masyarakat memiliki waktu luang dan tidak perlu menempuh jarak yang terlalu jauh untuk mencapai layanan perpustakaan keliling.17

15

Supriyanto, Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan... hlm. 124. 16http://staff.ui.ac.id/internal/132288240/publikasi/PenelitianKelilingDKIb.

doc. Diakses pada tanggal 15 januari 2011, op.cit., h. 9 17

(11)

Dari beberapa ahli tersebut, dapat penulis analisis bahwa sasaran pelayanan perpustakaan keliling pada intinya adalah mengupayakan adanya kepuasan sikap pelayanan dan waktu yang diberikan kepada pengguna perpustakaan keliling dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Untuk itu perpustakaan keliling memberikan sistem layanan terbuka, agar pengguna bisa langsung mencari informasi yang dibutuhkannya. Dalam hal ini, peran seorang pustakawan sangat diutamakan dalam suatu pelayanan yang memuaskan pengguna (masyarakat).

Pengertian Promosi

Promosi dan publikasi perpustakaan merupakan kelanjutan kegiatan lebih lanjut setelah semuanya sudah siap, baik perangkat lunak, perangkat keras, maupun perangkat manusia. Dan untuk mengenalkan serta memasarkan jasa perpustakaan, perpustakaan tidak cukup hanya membangun jasa informasi serta mengharapkan masyarakat akan memenuhi perpustakaan. Memang selalu ada orang yang ingin tahu namun jumlahnya sedikit. Sebagai ketentuan umum, masyarakat perlu selalu diingatkan secara terus menerus dan efektif akan eksistensi jasa perpustakaan serta apa saja yang dapat dilakukan. Hal ini perlu dilakukan karena pustakawan tidak dapat meramalkan kapan keperluan mereka akan informasi segera timbul. Karena itu pustakawan perlu mengusahakan agar publisitas dapat diperoleh melalui berbagai bentuk serta keluaran sesuai dengan kemampuan keuangan.18

1. Mempromosikan, mempublikasikan atau memasyarakatkan dan sosialisasi perpustakaan mempunyai beberapa sasaran, yaitu:

2. Menginformasikan, atau memberitahukan supaya masyarakat tahu dan kenal.

3. Mengingatkan, agar masyarakat selalu ingat.

Menarik perhatian, agar masyarakat tertarik kepada perpustakaan. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yakni aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, memberi dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.19

Promosi adalah mekanisme komunikatif persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi juga merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama memberikan informasi tentang

18

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan... hlm. 286. 19

http://riah.staff.uns.ac.id/2009/02/11/promosi-perpustakaan-why-not/.

(12)

produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi sekaligus membujuk konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.20

Dari ahli tersebut, penulis dapat menganalisis dari promosi perpustakaan adalah usaha-usaha untuk menyebarluaskan jasa layanan perpustakaan kepada masyarakat dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan serta memuaskan pemustaka. Strategi Promosi

Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama, tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat berbeda. Jadi, strategi ini dibuat berdasarkan suatu tujuan.21

Ada beberapa strategi dalam hal promosi jasa perpustakaan, yaitu:

1. Membangun komunikasi dengan pemustaka, merupakan pemanfaatan ilmu komunikasi dalam segala kegiatan promosi, oleh karena itu diperlukan kemampuan dalam berkomunikasi dengan pemustaka, lingkungan, fasilitas dan bahan pustaka yang ada. Beberapa sikap dalam berkomunikasi dapat ditunjukkan dengan kemampuan memiliki wawasan yang luas, tingginya integritas dan kemampuan dalam berkomunikasi.

2. Membangun kerjasama dengan pihak ketiga. Pada dasarnya tidak satupun perpustakaan yang mampu memberikan layanan berupa pemenuhan semua kebutuhan pemustaka, oleh karena itu perlu dibangun kerjasama terutama dalam layanan promosi. Kerjasama dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari atau secara insidentil. Kerjasama dapat dilakukan dengan: instansi terkait (pendidikan, perpustakaan nasional/provinsi/kabupaten/kota, pemerintah, penerbit, toko buku) atau dengan lembaga/orang yang berkompeten dengan perpustakaan (LSM, tokoh masyarakat).

3. Membuat program promosi yang meliputi : penetapan sasaran/prioritas; menentukan prosedur /tindakan serta menyusun rencana kerja. Adapun dalam pembuatan program promosi ini perlu menetapkan pendekatan yang dipakai yaitu : melalui iklan, melalui kontak pribadi atau

20

Darmono, Perpustakaan Sekolah (pendekatan aspek manajemen dan tata kerja), Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007, hlm. 207.

21

(13)

melalui penciptaan “suasana”(atmosphere), melalui publikasi atau pemberian reward.22

Bentuk-Bentuk dan Sarana Promosi

Media promosi merupakan alat yang dapat digunakan sebagai sarana promosi perpustakaan. Ada berbagai media dan bentuk-bentuk promosi perpustakaan antara lain:

Media cetak, seperti brosur, poster, pamflet, arteikel, press release.

Media elektronik, seperti berita, film, slide.

a. Media non massa, seperti baliho, spanduk, poster, balon. b. Media pertemuan, seperti pameran, seminar, talk show,

penyuluhan.

c. Adanya berbagai jenis media tersebut dapat dipilih sebagai sarana promosi sesuai daya dukung perpustakaan umum, menyangkut kebijakan, dana, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang ada.23

Sarana promosi berupa bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan baik di lingkungan perpustakaan maupun di luar perpustakaan dalam rangka promosi perpustakaan. Serta peranan dan kesiapan sumber daya manusia, dalam hal ini terutama petugas perpustakaan atau pustakawan, dalam meningkatkan sosok perpustakaan sebagai pusat informasi yang seharusnya selalu dikunjungi orang.24

Dan juga menurut Tanri Abeng dalam buku promosi jasa perpustakaan, disebutkan bahwa: “seorang petugas itu harus mempunyai wawasan yang luas dan bisa memberikan layanan yang bermutu kepada pengguna”.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam hal promosi perpustakaan adalah:

1. Lomba, bercerita/dongeng, 2. Penelusuran informasi, 3. Menulis artikel dan abstrak, 4. Membuat resensi buku, 5. Melukis,

6. Mengarang,

22

http:// yuni_yuven.blog.undip.ac.id/2009/12/14/strategi-promosi-layanan-perpustakaan/. Diakses tanggal 23 Maret 2011

23http://perpustakaan.jogjakota.go.id/detail_artikel.php?artikel=11&view=

Promos/Perpustakaan/

Media/Peningkatan/Peran/Perpustakaan/Umum/Di/Masyarakat/Yang/Terlupakan. Diakses pada tanggal 13 Januari 2011.

24

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), Cet.

(14)

7. Wisata perpustakaan, 8. Bazaar,

9. Pameran,

10.Pemutaran film, dll.25

Di samping media promosi, perpustakaan juga memperhatikan bagian-bagian promosi yang ada antara lain:

1. Advertising atau iklan, yaitu berita yang dipasang di media cetak ataupun media elektronik. Tujuannya untuk mendorong masyarakat agar tahu serta pada akhirnya ada ketertarikan

2. Personal selling, adalah penjualan/promosi perorangan dengan saling bertemu muka, antara pustakawan dengan pemustaka (peminjam/pengguna) perpustakaan. Kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan oleh seorang pustakawan yang berhadapan langsung dengan pemustaka.

3. Promosi penjualan, dalam promosi perpustakaan dapat berupa promosi pemustaka (pengguna) dan promosi khalayak. Promosi pemustaka lebih cenderung memberikan sesuatu penghargaan atas peran serta pemustaka seperti pemberian merchandise berupa stiker, gantungan kunci, penyekat buku sebagai sarana promosi. Sedangkan promosi khalayak lebih bersifat promosi kepada masyarakat umum yang belum begitu mengenal perpustakaan seperti bazzar, pameran, berbagai jenis lomba.

4. Publicity adalah pengumuman, pemberitahuan, reklame perihal aktifitas perpustakaan misalkan tentang perpustakaan, layanan, koleksi baru dan sebagainya. Pengumuman ini paling efektif dilakukan oleh perpustakaan umum dengan berbagai media yang ada. Pengumuman perpustakaan dapat juga cukup dipasang di tempat-tempat strategis perpustakaan dengan design yang artistik sehingga menarik pemustaka untuk membacanya.

Cara-cara Promosi Perpustakaan

Pemakai perpustakaan terdiri dari berbagai individu yang berbeda. Bentuk promosi juga harus disesuaikan karena adanya perbedaan itu. Mereka juga terdiri dari berbagai latar belakang budaya dan pendidikan. Hal ini akan mempengaruhi penerimaan dan reaksi dari promosi yang disampaikan.

Berbagai cara promosi telah dilakukan orang. Secara umum cara-cara promosi yang selama ini dilakukan di perpustakaan adalah:

25

(15)

1. Mempublikasikan brosur, poster dan terbitan lainnya 2. Memamerkan bahan bacaan atau koleksi yang menarik 3. Mendengarkan lagu-lagu kaset

4. Memutar film atau bahan pandang dengar

5. Bercerita mengenai kejadian, mengenai isi buku, mengenai bahan pandang dengar yang disajikan dan sebagainya

6. Memberi pengarahan dan penjelasan tentang cara menggunakan perpustakaan, fasilitas dan alat peraga yang ada

7. Memberi penerangan dan pengumuman tentang koleksi yang terdapat dalam perpustakaan

8. Menciptakan suasana dan lingkungan yang menyenangkan.26

Kendala-kendala yang Dihadapi Promosi Perpustakaan

Menurut pendapat para ahli, seperti Singh dalam buku promosi jasa perpustakaan, beliau mengatakan bahwa: “hampir sebagian besar masyarakat di negara telah mendengar tentang perpustakaan nasional dan cabang-cabangnya, tetapi mereka tidak mengerti apa yang dapat diberikan oleh perpustakaan”.27

Berikut ini adalah sejumlah kendala dan keterbatasan yang umumnya dihadapi oleh perpustakaan-perpustakaan di Indonesia, baik kendala dari dalam maupun dari luar.

a. Kendala dari dalam: 1. Sarana dan prasarana; 2. Perabot dan perlengkapan; 3. Sosialisasi;

4. Sumber pembiayaan;

5. Jumlah dan mutu sumber daya manusia; 6. Jumlah, jenis dan mutu koleksi bahan pustaka; 7. Perhatian dari instansi induk atau atasan. b. Kendala dari luar:

1.Kesadaran tentang perlunya perpustakaan belum tumbuh dan berkembang baik;

2.Perhatian, respon, dan tanggapan masyarakat yang masih terbatas;

3.Minat dan budaya baca masyarakat yang umumnya masih relatif rendah;

4.Informasi dan akses ke perpustakaan masih terbatas; 5.Kondisi sosial budaya dan ekonomi belum sepenuhnya

menunjang;

26

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan... hlm. 131. 27

(16)

6.Ada jarak yang memisahkan antara perpustakaan dan masyarakat.28

Penutup

Berdasarkan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka untuk mempermudah bagi para pembaca dalam memahami bacaan dengan jelas tentang pembahasan yang tertera dalam skripsi ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:

1. Sarana dan prasarana yang dilakukan oleh BPAD Provinsi Jambi dalam hal promosi secara umum tersebut adalah brosur, poster, spanduk, mengadakan kegiatan perlombaan, banner kegiatan, pameran dan lain-lainnya. Sedangkan sarana yang terfokus dalam bentuk promosi perpustakaan keliling yaitu dengan sosialisasi langsung ke tempat-tempat yang akan dikunjungi tersebut dengan mengajak lurah dan para perangkatnya, ketua RT setiap kelurahan, alim ulama, karang tarunanya dan masyrakat setempat dan memberikan brosur, memasang spanduk, melalui media elektronik. guna bertujuan untuk mendekatkan masyarakat dengan budaya membaca. 2. Strategi yang digunakan BPAD Provinsi Jambi dalam hal

promosi ini pertama kali perpustakaan keliling beroperasi di madrasah dengan mobil keliling, namun hal itu gagal dalam menarik minat masyarakat. Selanjutnya pustakawan mencoba dengan pindahnya tempat beroperasi, yaitu ke posyandu. Namun upaya yang di lakukan juga gagal dalam menarik minat baca masyarakat. Dan juga dalam hal membangun komunikasi dengan pemustaka tidaklah optimal.

3. Beberapa bagian kendala-kendala yang dihadapi dalam promosi perpustakaan keliling tersebut, yaitu:

a. Kendala Dari Dalam.

Sarana dan prasarana perpustakaan itu ditandai dengan rendahnya perhatian kepala BPAD Provinsi Jambi terhadap perpustakaan keliling. BPAD Provinsi Jambi memiliki 4 mobil yang menjadi sarana utamanya, tetapi dalam hal ini hanya 2 mobil yang itu-itu saja di gunakan dalam beroperasi. Dan prasarana yang menunjang untuk membaca juga tidak ada, seperti: meja dan kursi. Kendala itu tidak terlepas dari sarana dan prasarana saja, dana juga menjadi kendala dari dalam. Dan dalam hal ini juga, lemahnya daya kreativitas pustakawan dalam mencari

28

(17)

celah untuk menarik minat baca masyarakat dalam pemanfaatan perpustakaan keliling.

b. Kendala Dari Luar.

Kendala-kendala itu semua tidak hanya dari dalam saja, bahkan ada juga yang dari luar, seperti pandangan masyarakat terhadap perpustakaan keliling. Mereka memandang perpustakaan keliling hanya memperamai di tempat posyandu saja, tetapi mereka tidak melihat seberapa besar pentingnya perpustakaan keliling bagi mereka. Masyarakat juga memandang terhadap pustakawannya. Di sini pustakawan hanya sekedar menjalankan tugasnya saja tetapi tidak berusaha dalam mencuri minat baca masyarakat. Itu di karenakan pustakawan tidak memiliki latar belakang perpustakaan. Bibliografi

---. 2010. Prosudur Penelitian: Suatu Pendekat Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Adrianus Chatib. 2006. Acuan Penulisan Skripsi/Tesis Untuk Mahasiswa Fakultas ADAB-Sastra & Kebudayaan IAIN STS Jambi. Jambi: Fakultas Adab.

Al-Qur’an dan Terjemahnya. 1996. Jakarta: Bumirestu.

Badollahi Mustafa. 2009. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Bayu Swastha. 2008. Menejemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek

Manajemen Dan Tata Kerja. Jakarta: PT.Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Djam’an Satori dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Http://Kangbudhi.Wordpress.Com/2007/10/18/ Pemasaran- Dan- Promosi-Perpustakaankaan/. Diakses pada tanggal 08 Januari 2011.

(18)

Http://Riah.Staff.Uns.Ac.Id/2009/02/11/ Promosi- Perpustakaan- Why- Not/. Diakses pada tanggal 13 Januari 2011.

Http://Staff.Ui.Ac.Id/Internal/132288240/Publikasi/Penelitiankeliling dkib.DocDiakses pada tanggal 15 januari 2011.

Http://Yuni_Yuven.Blog.Undip.Ac.Id/2009/12/14/Strategi-Promosi-Layanan-Perpustakaan/. Diakses tanggal 23 Maret 2011.

Moleong Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mukhtar. 2007. Bimbingan Skripsi, Tesis Dan Artikel Ilmiah. Jambi: Sulthan Thaha Pres IAIN Jambi.

Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rifa’i. 2010. Perpustakaan dan Arsip: Media Informasi dan Kearsipan. Jambi: BPAD Provinsi Jambi.

Sanafiah Faisal. 2007. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suherman. 2009. Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung: MQS Publishing.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Supriyanto. 2006. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia.

Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung seto.

Tjiptono. 1995. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaaan.

Referensi

Dokumen terkait

Tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan buku Rp 1,5 miliar bisa bertambah dari empat orang yang sudah ditetapkan penyidik Tipikor Polres Bengkulu Selatan (BS).. “Bisa

This level discusses the intersection of multiple roof planes and the calculation of the inside corners or ridge skeletons. Instead of calculate all ridges as a whole in the

Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang

In this study, we proposed a method that can be used to efficiently create product models from the point cloud data of civil structures.. Our primary idea was

(1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian menurut ketentuan- ketentuan yang berlaku, maka Panitia Pengadaan Barang/Jasa RS. Samsoeri

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah TA 2012 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi

Dengan demikian maka lelang Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Kajian Rencana Stretegis dan Model Bisnis BPDP Kelapa Sawit dinyatakan Gagal (penyedia jasa yang lulus