• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Makalah Studi Kelayakan Bisnis Ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Makalah Studi Kelayakan Bisnis Ke"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA:

GILBERT BRIANTO PATTIPEILOHY

NIM :

33114071

JURUSAN :

AKUNTANSI/B

MATA KULIAH:

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Fa. H. AMAN TUBA

Fa. H. Aman Kuba merupakan suatu jenis perusahaan dalam bentuk Firma ( Fa) yang bergelut dalam bidang pengolahan dan perdagangan kopi, berdasarkan Akte pendirian pada

Tahun 1958. Kini perusahaan telah melakukan pengembangan usaha yaitu proses kopi sangrai ( Coffee Roasting) dan bubuk kopi dalam kemasan yang telah mendapatkan izin Dinkes – PIRT dan membutuhkan perizinan dari lembaga atau Dinas terkait seperti BPOM ( Badan Pengawasan Obat dan Makanan ) lebel halal, brand image terhadap merk, barcode dan yang lainnya. proses pengembangan ini sudah berjalan mulain dari awal Tahun 2007,

(3)

Firma ini didirikan oleh H. AMAN KUBA,SH yang lahir di Jakarta pada tanggal dua puluh lima september 1930 (25-09-1930) bertempat tinggal di jl. lebe kader, bebesen,takengon Kec. Bebesen , Kab. Aceh Tengah , Prop. Aceh (NAD), pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor 5378089909987002. Aman Kuba Coffee adalah sebuah usaha kecil yang terletak di Takengon, Aceh Indonesia memulai usaha dengan mendapatkan bahan baku 25 sampai 50 bambu (liter) kopi gelondong yang diolah oleh pemilik kebun atau petani hingga menjadi gabah basah, lalu dibeli, kemudian dijemur hingga kadar air 30-28% dan digiling dengan menggunakan Huller, dijemur lagi hingga kadar air 12-10%, sortasi, sangrai (roasting), cupping, grinder lalu dijadikan bubuk kopi dalam kemasan. Pada tahun 2007 awalnya mulai menyangrai dengan peralatan yang sederhana. Usaha ini kemudian berkembang seiring dengan perkembangan pasar dan penambahan peralatan untuk pengolahan produk.

Aman Kuba Coffee didukung oleh Fa. H. Aman Kuba, diproduksi oleh U.D Kebun Rakyat, Takengon, Aceh, Sumatra - Indonesia. Untuk pertanyaan silahkan email kami di amankuba@gmail.com, info@amankuba.co.id, www.amankuba.co.id, Telepon: Ikrar (0852 9446 1998) Outlet, Sajidin (0823 6634 2052) Ritailer, Mudirul (0852 6278 5750) Green Beans.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Terdapat juga rumusan masalah sebagai berikut : 1. Pengertian firma

2. Proses pendirian firma

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN FIRMA

Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu.

Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan mengalami kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan pribadi mereka. Firma dapat dibentuk oleh 2 orang atau lebih yang semuanya belum memiliki usaha. Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.

Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena tidak ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu‐sekutu, setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir.

(5)

Perusahaan dengan berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis perusahaan. Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga kantor-kantor konsultan hukum, dan akuntansi politik.

2.2 PROSES PENDIRIAN FIRMA

Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma adalah persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama. Menurut pendapat lain, Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama bersama atau Firma sebagai nama yang dipakai untuk berdagang bersama-sama. Adapun pendirian Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam Pasal 22 hingga Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Adapun pendirian Firma dalam Pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang menjelaskan bahwa, tiap-tiap persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta demikian tidak dapat ditemukan untuk merugikan pihak ketiga.

Ada tiga unsur penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Firma harus didirikan dengan akta otentik;

2. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik;

3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.

Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga menganggap firma sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala macam usaha, didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas serta semua sekutu berwenang menandatangani berbagai surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 29 KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang harus memuat sebagai berikut:

1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.

2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum ataukah terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir dengan menunjukan cabang khusus itu.

(6)

5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.

Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya berisi tentang hal-hal berikut:

1. Nama dan alamat firma.

2. Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau manufaktur. 3. Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta tugas dan wewenang anggota lainnya.

4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk uraian lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang digunakan dalam operasi firma.

5. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara anggota yang satu dengan yang lain.

6. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal. 7. Prosedur penerimaan anggota baru firma.

8. Prosedur keluarnya anggota firma.

9. Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi. 10. Dan uraian penting lainnya.

(7)

Kenapa Firma biasa disebut dengan Perusahaan Bukan Badan Hukum? Persekutuan Firma disebut juga sebagai perusahaan yang tidak berbadan hukum karena Firma telah memenuhi syarat/unsur materiil namun syarat/unsur formalnya berupa pengesahan atau pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-undangan belum ada. Hal inilah yang menyebabkan Persekutuan Firma bukan merupakan persekutuan yang berbadan hukum.

5 Hukum Dasar Firma

Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta Pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.

Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang‐Undang Hukum Dagang (KUHD) (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23. Hukum mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul “Perseroan Firma Dan Perseroan Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan Komanditer” yang dimulai dari pasal 16 sampai 35. Isi di dalam Hukum tersebut adalah sebagai berikut:

Pasal 16

(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah satu nama bersama. (KUHD 19 dst., 22 dst., 26-11, 29; Rv.6-5o, 8-2 o, 99.)

Pasal 17

Tiap-tiap persero kecuali yang tidak diperkenankan, mempunyai wewenang untuk

bertindak, mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat perseroan kepada pihak ketiga, dan pihak ketiga kepada perseroan. tindakan-tindakan yang tidak bersangkutan dengan perseroan, atau yang bagi para persero menurut perjanjian tidak berwenang untuk mengadakannya, tidak dimasukkan dalam ketentuan ini. (KUHPerd. 1632, 1636, 1639, 1642; KUHD 20, 26, 29, 32.)

(8)

Dalam perseroan firma tiap-tiap persero bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya atas perikatan-perikatan perseroannya. (KUHPerd.1282, 1642, 1811.)

Pasal 19

Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang

bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang.

Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap persero-persero firma di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi pinjaman uang. (KUHD. 16, 20, 22 dst.)

Pasal 20

Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea kedua, maka nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. (KUHD 19-21.)

Persero ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. (KUHD 17, 21, 32.)

Ia tidak ikut memikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah dimasukkannya dalam perseroan atau yang harus dimasukkannya, tanpa diwajibkan untuk mengembalikan

keuntungan yang telah dinikmatinya. (KUHPerd. 1642 dst.)

Pasal 21

Persero komanditer yang melanggar ketentuan-ketentuan alinea pertama atau alinea kedua dari pasal yang lain, bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya terhadap semua utang dan perikatan perseroan itu. (KUHD 18.)

Pasal 22

Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa adanya kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada. (KUHPerd. 1868, 1874, 1895, 1898; KUHD 1, 26, 29, 31.)

Pasal 23

(9)

kedudukan perseroan itu. (Rv. 82; KUHPerd. 152; KUHD 24, 27 dst., 30 dst., 38 dst.; S. 1946-135 pasal 5.)

Pasal 24

Akan tetapi para persero firma diperkenankan untuk hanya mendaftarkan petikannya saja dari akta itu dalam bentuk otentik. (KUHD 26, 28.)

Pasal 25

Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat memperoleh salinannya atas biaya sendiri. (KUHD 38; S. 1851-27 pasal 7.)

Pasal 26

(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Petikan yang disebut dalam pasal 24 harus memuat: 1. nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma;

2. pernyataan firmanya dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum, ataukah terbatas pada suatu cabang khusus dari perusahaan tertentu, dan dalam hal terakhir, dengan menunjukkan cabang khusus itu; (KUHD 17.)

3. penunjukan para persero, yang tidak diperkenankan bertandatangan atas nama firma; 4. saat mulai berlakunya perseroan dan saat berakhirnya;

5. dan selanjutnya, pada umumnya, bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para persero. (KUHD 27 dst.)

Pasal 27

Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau petikannya itu dibawa kepada panitera. (KUHD 23.)

Pasal 28

Di samping itu para persero wajib untuk mengumumkan petikan aktanya dalam surat kabar resmi sesuai dengan ketentuan pasal 26. (Ov. 105; KUHPerd. 444, 1036; KUHD 29, 38.)

Pasal 29

(10)

urusan, dianggap didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan dianggap tiada seorang persero pun yang dilarang melakukan hak untuk bertindak dan bertanda tangan untuk firma itu.

Dalam hal adanya perbedaan antara yang didaftarkan dan yang diumumkan, maka terhadap pihak ketiga berlaku ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan pasal yang lalu yang dicantumkan dalam surat kabar resmi. (KUHPerd. 1916; KUHD 30 dst., 39.)

Pasal 30

Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang atau lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas oleh bekas persero yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para ahli warisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu untuk membuktikannya harus dibuat akta, dan mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan dengan cara yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman yang tercantum dalam pasal 29.

Ketentuan pasal 20 alinea pertama tidak berlaku, jikalau persero yang mengundurkan diri sebagai persero firma menjadi persero komanditer. (KUHPerd. 1651, KUHD 26.)

Pasal 31

Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam perjanjian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan akta otentik, dan terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman dalam surat kabar resmi seperti telah disebut.

Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa pembubaran, pelepasan diri, penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga.

Terhadap kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26, 30.)

Pasal 32

(11)

komanditer) mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang demi seorang dengan suara terbanyak.

Jika pemungutan suara macet, raad van justitie mengambil keputusan sedemikian yang menurut pendapatnya paling layak untuk kepentingan perseroan yang dibubarkan itu. (KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50, 99.)

Pasal 33

Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar utang-utang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan keperluan itu dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan oleh tiap-tiap persero menurut bagiannya masing-masing. (KUHD 18, 22.)

Pasal 34

Uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus dibagikan sementara. (KUHD 33.)

Pasal 35

(12)

2.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PERUSAHAAN DALAM MEMBENTUK FIRMA

Keuntungan membentuk Firma

Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kebaikan dan keburukan. Begitu pula Firma, pasti memiliki kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang harus di pertimbangkan. Berikut adalah kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:

1. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk memperluas usahanya.

2. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.

3. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga keputusan-keputusan menjadi lebih baik

4. Tergabung alasan-alasan rasional.

5. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan. 6. Prosedur pendirian relative mudah.

Kerugian membentuk Firma

Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Firma juga mempunyai keburukan-keburukan sebagai berikut:

1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.

Contoh : Anggota Investasi Dalam Toko Pengecer Kekayaan Pribadi A = Rp. 400.000, B = Rp. 200.000, C = Rp. 100.000. Dengan berbagai macam alasan, toko tersebut mempunyai hutang sebesar Rp. 800.000. modal yang ditanamkan oleh para anggota hanya sebesar Rp. 700.000 dipakai untuk melunasi hutang tersebut. Sisa hutang sebesar Rp. 100.000 harus dibayar dari kekayaan pribadi. Karena A dan B tidak memiliki kekayaan pribadi, maka sisa hutang tersebut harus dibayar oleh C.

(13)

3. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.

4. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota keluar, maka firma pun bubar.

(14)

STRUKTUR ORGANISASI

GAMBAR 1.1 STRUKTUR ORGANISASI FIRMA AMAN TUBA

1. Direktur Utama

Pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas kelangsungan dan kelancaran perusahaan serta mengawasi keseluruhan aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaan dan bertanggung jawab atas majunya perusahaan.

2. Wakil Direktur Utama

Sebagai pendamping dan monitoring segala aktivitas pekerjaan manajemen perusahaan yang laporannya disampaikan langsung kepada direktur utama, dengan memberikan rekomendasi hasil pekerjaan dari masing-masing bagian.

DIREKTUR UTAMA

WAKIL DIREKTUR UTAMA

SEKSI SOSIAL

DIREKTUR KEUANGAN

DIREKTUR OPERASIONAL

ADMINISTRAS I

STAF AHLI

(15)

3. Seksi Sosial dan Human Relations

Bertugas memonitoring segala aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan secara keseluruhan dan akan dilaporkan kepada wakil direktur utama.

4. Direktur Keuangan

Memonitoring segala aktivitas pekerjaan yang berhubungan dengan manajemen keuangan yang laporannya akan disampaikan langsung kepada wakil direktur utama 5. Direktur Operasional

Memonitoring segala aktivitas pekerjaan yang berhubungan dengan manajemen operasional secara keseluruhan dan akan melaporkan kepada wakil direktur utama. 6. Administrasi (Keuangan dan Akuntansi)

Tugas administrasi keuangan adalah menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang untuk keperluan perusahaan, mengurus pembagian gaji karyawan, mengurus pembagian bantuan keuangan untuk kesejahteraan karyawan, serta bertanggung jawab terhadap masalah keuangan perusahaan dan pembuatan laporan keuangan.

Sedangkan tugas administrasi akuntansi adalah bertanggung jawab terhadap penganalisaan laporan keuangan perusahaan dan melaporkan data keuangan serta pembukuan perusahaan. Bagian ini juga bertanggung jawab terhadap tersedianya data keuangan dan pembukuan perusahaan, menerima dan menolak kredit, mencatat kekayaan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pembuatan grafik keuangan perusahaan baik penerimaan maupun pengeluaran.

7. Logistik atau Pengadaan

Bagian ini bertanggung jawab terhadap tersedianya barang-barang atau bahan-bahan produksi yang disesuaikan dengan motif, warna, jumlah pesanan, dan lain-lainnya juga memelihara persediaan bahan baku.

8. Produksi

Bagian ini bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses produksi, kualitas dan kuantitas hasil produksi, serta menangani masalah penyimpanan dan pemeliharaan hasil-hasil produksi dan alat-alat produksi, kemudian melaporkan hasil produksi dan mendistribusikannya ke bagian pemasaran.

(16)

Bagian ini bertujuan untuk memasarkan hasil produksi, menawarkan hasil produksi serta mendistribusikan ke rumah-rumah batik atau kantor kantor cabang.

10. Umum atau Personalia

Bagian umum mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan kantor, misalnya : alat-alat kantor, humas, transportasi, dan lain-lain. Juga mengatur dan menyiapkan apa saja yang dibutuhkan setiap bagian serta menjamin agar segala kebutuhan kantor terpenuhi pada waktu yang tepat. Bagian personalia menentukan jumlah dan kualitas karyawan yang dibutuhkan, menyeleksi calon karyawan yang akan diterima, menentukan besarnya gaji karyawan, mengatur kenaikan pangkat dan jabatan, mengatur kenaikan gaji berdasarkan penilaian yang dilakukan perusahaan, memberikan dorongan motivasi kerja bagi karyawan yang mengalami hambatan atau kelesuan, dan mengerti keinginan serta gejolak karyawan dan berusaha memenuhinya

AKTA FIRMA AMAN TUBA

PENDIRIAN “FIRMA AMAN KUBA”

Nomor : 101

Pada hari ini Rabu, tanggal dua puluh sembilan september 1958 ( 29-09-1958), telah menghadap dihadapan saya, H. AMAN KUBA S.H (Sarjana Hukum), Notaris di Jakarta, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya , Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir

akta ini

...

1. Tuan H.AMAN KUBA, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal dua puluh lima september 1930 (25-09-1930) bertempat tinggal di jl. lebe kader, bebesen,takengon

Kec. Bebesen , Kab. Aceh Tengah , Prop. Aceh (NAD), pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor 5378089909987002

...

(17)

17, Rukun Tetengga 08, Rukun warga 05, Kecamatan Gading Cempaka, Kelurahan kebun tebeng, Jakarta, Pemegang Kartu tanggal Penduduk Nomor 5370987686601883

...

Penghadap yang telah dikenal oleh Notaris, dalam tindakannya tersebut di atas, menerangkan dengan ini mendirikan sebuah perseroan tidak terbatas di bawah firma dengan anggaran dasar

dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

...Pasal 1... 1. Perseroan ini bernama “FIRMA AMAN KUBA”, berkedudukan di jl. lebe kader,

bebesen,takengon

Kec. Bebesen , Kab. Aceh Tengah , Prop. Aceh (NAD)cabang dan / atau perwakilan-perwakilan di tempat-tempat lain yang di pandang perlu oleh persero

...Pasal 2... Maksud Perseroan ini adalah :

1. Pengolahan dan perdagangan kopi

perdagangan umum(local, ekspor, impor), baik untuk tanggungan sendiri maupun atas perhitungan pihak (orang) lain secara komisi (bertindak sebagai :komisioner,

agen/perwakilan, grosir dan distributor/ penyalur )

...Pasal 3...

Perseroaan ini mulai berdiri dan dianggap telah berjalan pada tanggal dua january 2007 (2-01-2007)untuk waktu yang tidak ditentukan

...Pasal 6...

Pembagian tugas dan kewajiban para persero dalam jabatan mereka masing-masing akan diatur dan ditetapkan oleh dan atas persetujuan bersama para persero

...Pasal 7...

(18)

lebih dahulu membereskan dan menyelesaikan semua laporan tentang keuangan dan hal-hal lain yang menyangkut peseroan

2. Dalam hal demikian maka para pesero yang tidak keluar berhak sepenuhnya untuk melanjutkan usaha-usaha peseroan dengan tetap memakai nama perseroan

...Pasal 8...

bagian pesero yang keluar atau yang di angggap keluar dari perseroan akan di bayarkan dengan uang tunai kepada yang berhak menerimanya, yaitu sejumlah bagiannya dalam perseroan menurut neraca dan perhitungan laba rugi terakhir atau yang di buat pada waktu keluar atau dan dianggap keluarnya pesero yang bersangkutan dalam waktu tiga bulan tanpa

bunga

...Pasal 9...

1. Apabila seorang pesero meninggal dunia, peseroan tidak harus di bubarkan, --- tetapi pesero-pesero yang masih ada bersama-sama dengan ahli waris dari pesero yang meniggal

dunia itu berhak untuk melanjutkan usaha-usaha perseroan

2. Hanya saja para ahli waris tersebut harus diwakili oleh salah seorang diantara mereka sendiri atau oleh orang lain didalam segala hal yang mengenai urusan perseroan

...Pasal 10... Apabila seorang pesero dinyatakan pailit, diperkenankan menunda pembayaran utang-utangnya atau dinyatakan di bawah pengampuan, maka pesero yang bersangkutan di

---anggap keluar dari perseroaan sehari sebelum peristiwa itu terjadi

...Pasal 11...

1. Para pesero tidak diperkenankan untuk mengalihkan atau meninggalkan hak dan atau dengan cara bagaimanpun juga membebani bagian mereka dalamperseroan baik seluruhnya

atau sebagian, kecuali dengan persetujuan para pesero lainnya.

2. Perjanjian-perjanjian yang bertentangan dengan pasal ini tidak berlaku terhadap perseroan

(19)

1. Tiap-tiap tahun akhir bulan desember buku-buku perseroan harus di tutup dan dalam waktu selambat-lambatnya pada akhir bulan maret tahun berikutnya harus sudah dibuat neraca dan

dibuat neraca dan perhitungan laba-rugi perseroan

2. Neraca dan perhitungan rugi laba tesebut, demikian pula surat-surat laporan tahunan perseroan, harus di simpan di kantor perseroan demikian rupa

...Pasal 13... 1. Keuntungan yang diperoleh dari perseroan ini setelah dikurangi dengan biaya-biayalansung lainnya dari dan menurut persetujuan semua pesero dalam perseroan akan

dibagikan kepada/antara pesero masing-masing menurut perbandingan dalam modal perseroan

2. Pembagian keuntungan akan dilakukan dalam waktu satu bulan setelah neraca dan perhitungan laba rugi yang dimaksudkan dalam pasal 12 itu disahkan.

...Pasal 14...

Kerugian-kerugian yang mungkin diderita oleh perseroan akan di tanggung bersama oleh semua pesero yang besarnya sesuai dengan perhitungan dalam pembagian keuntungan

...Pasal 15...

Apabila dianggap perlu oleh para pesero, sebelum atau pada waktu keuntungan itu di bagikan kepada/antara para pesero, sebagian dari keuntungan dapat dipisahkan untuk cadangan yang besarnya akan ditetapkan oleh dan atas persetujuan semua pesero, dimana dana cadangan itu dipergunakan untuk menutupi kerugian peseroan dan dapat pula digunakan sebagai modal

pembantu

...Pasal 16...

Hal-hal yang tidak atau kurang diatur dalam anggaran dasar perseroan menurut akta ini akan di atur dan ditetapkan oleh para pesero secara bersama-sama

...Pasal 17...

(20)

...AKTA INI...

Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Jakarta pada hari, tanggal seperti di sebutkan pada bagian awal akta ini dengan di hadiri oleh Kuyha paradomu dan Emanuel pandowo, keduanya pegawai kantor Notaris, dan bertempat tinggal berturut-turut di Jakarta, sebagai saksi-saksi... Segera, setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris, kepada para penghadap dan saksi-saksi,

maka ditandatanganilah akta ini oleh para penghadap tersebut, saksi-saksi dan saya, Notaris. ...

(21)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Keuntungan membentuk Firma

Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kebaikan dan keburukan. Begitu pula Firma, pasti memiliki kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang harus di pertimbangkan. Berikut adalah kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:

1. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk memperluas usahanya.

2. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.

3. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga keputusan-keputusan menjadi lebih baik

4. Tergabung alasan-alasan rasional.

5. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan. 6. Prosedur pendirian relative mudah.

Kerugian membentuk Firma

Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Firma juga mempunyai keburukan-keburukan sebagai berikut:

1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.

2. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.

3. Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.

4. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota keluar, maka firma pun bubar.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha. 1987. M anaj e m e n Barang d a lam P e masaran. Edisi

Kedua.

Yogyakarta: BPFE.

Basu Swastha. 1993. M a naj e m e n P e njualan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Basu Swastha dan Irawan. 1990. Manajemen

Pemasaran Modern. Yogyakarta:Liberty.

Fandy Tjiptono. 2008. Strat e gi P e masaran. Edisi III. Yogyakarta: Andi Offset. Hadari Nawawi dan Mimi Martini. 1996. Penelitian Terapan. Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada Press.

H.B. Sutopo. 2002. Me todologi P e n e litian K ua l itati f . Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

Indriyo Gito Sudarmo. 1994. M anaj e m e n P e mas a ran . Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Mahmud Machfoedz. 2005. P e ngantar P e mas a ran M od e rn . Yogyakarta: AMP YKPN.

Marwan Asri. 1991. M a r ke ting. Yogyakarta: AMP YKPN.

R.A. Supiyono. 1990. anajM e m e n Strat e gi dan K e bija k an Bisnis. Edisi

(23)

Yogyakarta: BPFE.

PENDAPAT TENTANG IBU DOSEN :

Gambar

GAMBAR 1.1 STRUKTUR ORGANISASI FIRMA AMAN TUBA

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen (X) berpengaruh sangat nyata terhadap variabel dependen (Y), maksudnya penggunaan

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, kemudian dikonversikan ke data kualitatif untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran

PMTHMETD 29 PT Indonesian Paradise Property Tbk Transaksi Material 30 PT Plaza Indonesia Realty Tbk Transaksi Material 31 PT Bukit Uluwatu Villa Tbk PMTHMETD 32 PT Citra Marga

Penetapan ini menjadi dasar bagi negara untuk menguasai semua bahan galian dengan sepenuh-penuhnya untuk kepentingan negara dan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dasar

“ Pendidikan Seni Dalam Kaitannya Dengan Pariwisata .”(Makalah Seminar Dalam Rangka Peringatan Hari Jadi Jurusan PendidikanSendratasik ke-10 FPBS IKIP Yogyakarta, 12 Februari

Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)... 1) BB/U adalah

Langkah kerja pemasangan lampu adalah; memahami gambar rancangan lampu terutama tata letak lampu beserta bar yang digunakan, menyiapkan jenis dan jumlah lampu yang dibutuhkan,

73 Tidak hanya kemampuan akademiknya yang terbatas tapi juga pada kemampuan-kemampuan lain, dianataranya kemampuan koordinasi (kesulitan menggunakan alat tulis,