• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Pendidikan Jasmanai bagi Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pentingnya Pendidikan Jasmanai bagi Anak"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENTINGNYA PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Problematikan Pendidikan Olahraga Yang dibina oleh Dr. Eko Hariyanto, M.Pd.

Oleh

Slamet Yulianto 140614807261

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pentingnya Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan bagi Anak Usia Sekolah Dasar“ dengan segenap kemampuan yang kami miliki meskipun masih banyak kekurangan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Problematika Pendidikan Olahraga yang dibina oleh Dr. Eko Hariyanto, M.Pd. Makalah ini membahas mengenai bagaimana pentingnya Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia Sekolah Dasar baik dari segi fisik maupun psikologis. Diharapkan pembahasan ini dapat memberikan gambaran dan sedikit merubah sudut pandang masyarakat umum khususnya kepada para pembaca bagaimana pentingnya PJOK bagi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak usia dini.

Tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini. Kami telah berupaya untuk memberikan karya terbaiknya, namun kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam penulisan dan atau isi makalah, kami mengharapkan kritik membangun dari para pembaca demi keberlangsungan penulisan yang lebih baik di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, Februari 2015

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan masalah... 1

C. Tujuan... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

A. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan... 3

1. Pengertian ... 3

2. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan... 3

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan ... 4

B. Ruang Lingkup Pengajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan 5 1. Pembentukan Tubuh ... 6

2. Pembentukan Prestasi ... 7

3. Pembentukan Sosial... 8

4. Keseimbangan Mental... 9

5. Kecepatan Berfikir... 10

6. Pembentukan Kepribadian... 11

C. Problematikan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan di SDN Purworejo Ngantang ... 11

BAB III PENUTUP... 13

A. Kesimpulan... 13

B. Saran... 13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan adalah salah satu matapelajaran yang ada di semua jenjang pendidikan wajib mulai dari sekolah dasar (SD) hingga jenjang sekolah mengengah atas (SMA). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (PJOK) adalah satu proses pendidikan yang menggunakan aktivitas gerak sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikannya. Kita semua tahu bahwa semua makhluk hidup pasti melakukan aktivitas gerak, begitupula dengan manusia. Semua orang pasti melakukan baik orang tua, remaja, anak-anak, laki-laki dan perempuan. Anak-anak pada umumnya memiliki kecenderungan ingin selalu bergerak. Bergerak bagi anak-anak merupakan salah satu bagian yang sangat menyenangkan dan penting di dalam kehidupannya, misalnya saat meraka sedang bermain.

Banyak macam gerakan yang dilakukan anak-anak dalam bebagai aktivitasnya. Semakin banyak variasi gerakan yang dikuasi hal tersebut akan semakin baik, itu semua merupakan modal dasar di dalam memasuki tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan pengetahuan, nilai dan sikap, maupun keterampilan gerak semua sangat penting bagi anak-anak sebagai bekal dalam kehidupan di masa depannya nanti. Oleh sebab itu hendaknya kita semua sadar bahwa anak-anak harus diberikan kesempatan yang cukup untuk melihat, meniru dan mencoba melakukan berbagai bentuk gerakan, agar mereka memperoleh berbagai pengalaman garak.

(5)

mewujudkan keberhasilan anak di dalam belajar keterampilan gerak, adalah melalui program pendidikan jasmani di sekolah.

Program pendidikan jasmani yang diselenggarakan di SD hendaknya mampu memberikan banyak pengalaman gerak bagi anak. Keberhalisan proses pendidikan jasmani tidak lepas dari peran serta semua unsur pendidikan baik dari kebijakan sekolah, perangkat sekolah, pendidik di sekolah, sarana-prasarana di sekolah dan orang tua siswa. Melalui berbagai bentuk gerakan dalam pendidikan jasmani, dapat memberikan sumbangan yang sangat besar dan bermakna bagi anak-anak SD terhadap pengembangan kemampuan pengetahuan, nilai dan sikapnya. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa program pendidikan pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan, artinya pendidikan jasmani merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas maka pendidikan jasmani memiliki nilai yang penting bagi siswa usia SD yang akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan?

2. Apa ruang lingkup pengajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan? 3. Apa problematika Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan terkait

den-gan pentingnya Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan bagi anak usia sekolah dasar?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. 2. Untuk mengetahui ruanglingkup pengajaran Pendidikan Jasmani Olahraga

Dan Kesehatan.

(6)
(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan 1. Pengertian

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan adalah suatu proses mendidik melalui garakan. Ateng (2002:2) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif siswa. Lutan (7:1995) menyatakan pada hakekatnya pendidikan jasmani adalah sebagai proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkanalam undang-undang negara Indonesia, disebut sebagai olahraga pendidikan. UU nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 1 disebutkan olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa definisi tersebut bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses mendidik melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

2. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan

(8)

sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat seseorang. Tujuan umum tersebut merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan jasmani menurt taksonomi Bloom (1956) yang membagi tujuan pendidikan jasmani menjadi beberapa domain yaitu (1) domain kognitif; pengetahuan, kemampuan dan keterampilan intelektual, (2) domain afektif; perkembangan personal, sosial dan emosional, dan (3) domain psikomotor; mempersepsi, membuat pola, menyesuaikan, menyempurnakan, memvariasi, improvisasi, dan merangkai (composing). Pendapat lain menurut Anarino (1980) tujuan pendidikan jasmani dibagi menjadi empat domain, yaitu (1) domain fisik; kekuatan, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler & kelentukan, (2) domain psikomotor; kemampuan perseptual-motorik, dan keterampilan gerak dasar, (3) domain kognitif; pengetahuan, kemampuan dan keterampilan intelektual, (4) domain afektif; perkembangan personal, sosial dan emosional.

Beberapa tujuan pendidikan tersebut jika dijabarkan dalam konteks pendidikan jasmani secara riil contonya adalah sebagai berikut:

a. Memacu pekembangan dan aktivitas sistem: peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan persyarafan.

b. Memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi dan berat badan. c. Meningkatkan kesegaran jasmani.

d. Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa. e. Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani.

f. Meningkatkan keterampilan melakukan aktivitas jasmani dan memiliki sikap yang positif terhadap pentingnya melakuakan aktivitas jasmani.

g. Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan

(9)

a. Pendidikan Jasmani. Pendidikan gerak yang bertujuan mengmbangkan potensi-potensi aktifitas anak secara organik, neuromuscular, intelektual dan emosional.

b. Pendidikan Olahraga. Pendidikan gerak yang bertujuan mengembangkan kemampuan gerak dasar cabang-cabang olahraga.

c. Pendidikan Kesehatan. Pendidikan yang membentuk dan mengembangkan pengetahuan serta pandangan hidup sehat, serta dapat menerapkan prilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari.

Pendidikan jasamani yang diajarkan di sekolah dasar, mulai dari kelas I sampai kelas VI ditekankan pada usaha memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial. Jenis-jenis kegiatan yang diajarkan di sekolah dasar meliputi atas: (1) kegiatan pokok yang terdiri atas; pengembangan kemampuan jasmani, atletik, senam dan permainan. (2) Kegiatan pilihan,

yang dimaksud kegiatan pilihan adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang ditujukan untuk meningkatkan prestasi secara maksimal peserta didik sekolah dasar sesuai dengan bakat dan kegemarannya. Sehingga program pilihan sudah menjurus kepada kegiatan olahraga dan prestasi. Jenis kegiatan olahraga pilihan ini mulai diberikan pada peserta didik SD kelas II sampai kelas VI, yang terdiri atas; pencak silat, renang, bulu tangkis, sepak takraw, tenis meja dan permainan tradisional.

B. Ruang Lingkup Pengajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kese-hatan.

(10)

Pihak sekolah harus mampu menyediakan sarana-prasarana pendidikan jasmanai yang mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani, misalnya berupa alat-alat olahraga yang nyata dalam melakukan suatu bentuk gerakan seperti tongkat, simpai, gada, peti lompat, bola kasti, dan sebagainya, maupun sarana-prasarana pendidikan afektif berupa penyiapan olahraga kompetisi misalnya classmetting olahraga yang berperan menanamkan nilai kebiasaan sportif, jujur, tanggung jawab melalui suasana kompetisi berupa pemberian hadiah dan hukuman, pemberian motivasi, pemberian teguran, penugasan, dan sebagainya, kesemuanya merupakan suatu tindakan di dalam pendidikan.

Contoh sederhana lainya adalah dengan mewajibkan anak untuk datang ke sekolah pagi tepat waktu dan berpakaian rapi. Hal tersebut dapat melatih anak untuk disiplin, bertanggung jawab dan terbiasa berperilaku sehat terhadap diri sendiri melalui bangun pagi, mandi, berpakaian rapi dan bersih. Selain tindakan, situasi dan sikap pun dapat dijadikan alat dalam pendidikan, misalnya seperti pergaulan, upacara peringatan, darmawisata, berkemah, perlombaan, latihan, dan sebagainya, memperlihatkan kasih sayang, memperlihatkan dengan sungguuh-sungguh, mau mendengarkan, kesediaan dalam memberi bantuan atau pertolongan, memperlihatkan keramah tamahan, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peranan pendidikan jasmani sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu sebagai berikut:

1. Pembentukan Tubuh

(11)

2. Pembentukan Prestasi

Untuk mencapai suatu prestasi maksimal banyak komponen fisik yang perlu dipenuhi. Pembelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu sarana untuk membentuk dan mengembangkan komponen fisik. Dalam aktivias pendidikan jasmani diperlukan adanya kekuatan, kecepatan, kelentukan, keuletan, kedisiplinan, kepercayaan terhadap diri sendiri, pemahaman dan penugasan terhadap prosedur gerakan yang akan dilakukan, serta konsep cara untuk melakukan gerakannya. Hal ini merupakan dasar yang mengacu kepada tercapainya suatu peningkatan prestasi yang optimal. Dalam hal ini bukan hanya berarti pencapaian prestasi optimal untuk keterampilan gerak dalam bidang pendidikan jasmani, tetapi juga berlaku untuk peningkatan prestasi belajar, bekerja atau melakukan kegiatan yang lainnya, dan sebagainya yang sesuai dengan pa yang diharapkan dari tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pendidikan jasmani dalam melaksanakan peranannya untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan, antara lain:

a. Membentuk dan mengembangkan anak kepada suatu bentuk kerja yang optimal melalui aktivitas jasmani.

b. Mengarahkan, membimbing dan mengembangkan diri anak terhadap pencapaian prestasi dengan jalan menanamkan kedisiplinan, pemusatan pikiran, kewaspadaan, kepercayaan pada diri sendiri, tanggung jawab dan peningkatan kemampuan diri.

c. Belajar untuk mengendalikan terhadap luapan perasaan yang berkembang dalam waktu yang singkat atau keadaab dan reaksi psikologis dan fisiologis (emosi).

d. Menanamkan pada anak untuk dapat mengenal kemampuan sendiri dan keterbatasan terhadap dirinya.

(12)

jasmani dan olah raga.

Dengan ditanamkannya pembentukan prestasi kepada anak-anak, maka diharapkan di kemudian hari anak-anak akan dapat mengembangkannya, serta dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapinya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain di lingkungannya.

3. Pembentuk Sosial

Kehidupan manusia tidak terlepas dari norma-norma kehidupan dan tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial, anak-anak akan tumbuh berkembang serta akan menemukan pribadinya masing-masing. Ia akan menyadari keadaan dirinya, bahwa ia berada di tengah-tengah manusia yang lainnya. Keadaan masa-masa berada di sekolah anak-anak akan dapat merasakan terjadinya perubahan dan memperoleh berbagai pengalaman, hal ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Mereka tentu akan mengubah sifat-sifat dan perhatiannya dari keadaan lingkungan keluarga kepada keadaan lingkungan di sekolahnya. Hal ini akan terlihat adanya perubahandari sifat ketergantungan menjadi sifat kemampuan untuk dapat berdiri sendiri. Dengan demikian mereka sudah terlihat mempunyai suatu perkembangan kepribadian sosial dan menyadari akan hidupnya, walaupun belum secara mendalam.

Melalui pendidikan jasmani kepada anak-anak akan dapat diberikan bimbingan terhadap pergaulan hidup, yang sesuai dengan norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan unsur-unsur sosial, hingga akan membantu kehidupan anak yang lebih aktif. Peranan pendidikan jasmani di dalam usahanya terhadap pembentukan sosial anak-anak, contohnya sebagai berikut:

a. Menanamkan pembinaan terhadap pengakuan dan penerimaan akan norma-norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.

b. Menanamkan kebiasaan untuk selalu berperan aktif dalam suatu kelompok, agar dapat bekerja sama, dapat menerima pimpinan dan memberikan pimpinan.

(13)

d. Menanamkan dan memupuk untuk selalu belajar bertanggung jawab, dan mau memberikan bantuan dan pertolongan, serta memberikan perlindungan dan mau berkorban.

e. Menanamkan kebiasaan untuk selalu mau belajar secara aktif dalam sesuatu bentuk kegiatan, baik dalam belajar, bekerja maupun dalm mengisi waktu-waktu luang.

4. Keseimbangan Mental

Kehidupan di zaman modern seperti sekarang ini, banyak tuntutan yang serba kompleks hingga akan menimbulkan ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik batin yang serba tidak menentu. Usaha prefentif perlu dilakukan yaitu dengan cara menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri di dalam menentukan langkah-langkah kehidupan. Dengan demikian maka kita tidak akan tergoyahkan oleh hal-hal yang dapat mengganggu keseimbangan mental. Selain dari itu untuk menjaga keseimbangan mental dapat diusahakan dengan mengadakan penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan, dan dengan mengadakan latihan-latihan mental melalui olahraga yang dapat diperoleh melalui pendidikan olahraga secara terarah.

Salah satu usaha untuk menciptakan suatu linkungan mental yang sehat dapat dilakukan melalui pendidikan jasmani yang pembinaannya dimulai sejak Sekolah Dasar. Salah satu peranan pendidikan jasmani di sekolah adalah belajar mengendalikan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu yang singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis yang sering juga dikatakan dengan pembinaan kestabilan emosi. Program kegiatan pendidikan jasmani yang baik dan terarah, dapat dijadikan sebagai sarana pemupukan kestabilan emosi dan keseinbangan mental.

(14)

segera dapat terlihat segala kekurangan dan kelemahan dari masing-masing anak terseburt. Dengan demikian akan lebih memudahkan bagi guru pendidikan jasmani untuk mengadakan bimbingan dan pengarahan kepada anak-anak, dalam usaha memupuk kepribadiannya secara lebih efektif dan efisien.

Melalui pendidikan jasmani pemupukan kestabilan emosi anak dapat lebih efektif. Anak-anak akan memperoleh pengalaman secara langsung dalam dunia nyata, karena mereka langsung praktik melakukan kegiatan di lapangan dalam suasana yang penuh rangsangan terhadap timbulnya emosi yang harus dapat di kendalikan. Di sini anak-anak telah memperoleh bekal yang cukup kuat, yaitu agar mereka dapat berpikir secara lebih jernih dan terarah, menyesuaikan diri terhadap situasi, selalu mau belajar, dan mau menerima keadaan yang seharusnya. Dengan demikian anak-anak akan menjadi manusia dewasa yang memperoleh tempaan terhadap keyakinan dalam rangka pemantapan diri, sehingga tidak akan mudah tergoyahkan atau terpancing oleh rangsangan-rangsangan yang dapat mempengaruhi kestabilan emosinya, atau dengan kata lain anak-anak telah miliki keseimbangan mental yang cukup kuat.

5. Kecepatan Proses Berpikir

(15)

kecepatan, penglihatan, proses berpikir dalam mengambil keputusan ke mana bola harus di pukul dengan cepat dan tepat, serta fungsi kejiwaannya pun turut memegang peranan dalam hal ini.

Sehingga dapat di katakan bahwa dalam melakukan contoh aktivitas pukulan tersebut, bukan hanya jasmani saja yang bekerja tetapi manusia secara keseluruhan termasuk kecepatan proses berpikir juga berperan. Akan tetapi bagi anak-anak yang beru belajar memukul, mungkin masih terikat oleh penguasaan tekniknya saja di mana kegiatannya hanya jasmani saja. Namun dengan latihan terus-menerus, maka lama-kelamaan akan merasakan bahwa hanya dengan mengandalkan teknik saja tiada akan cukup menjamin keberhasilannya dalam memukul tersebut. Oleh karena itu, dengan melalui pengajaran pendidikan jasmani anak-anak dilatih untuk dapat bertindak dengan cepat dan tepat, serta akan dapat ditingkatkan dalam kecepatan proses berpikirnya.

6. Pembentukan Kepribadian

Pelajaran pendidikan jasmani, hendaknya dapat dimanfaatkan oleh anak-anak sebaik-baiknya dengan dibimbing dan dikembangkan, serta diarahkan kepada hal-hal yang positif agar bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Proses pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya harus dapat memfasilitasi anak untuk mengambangkan nilai-nilai dalam kehidupanya sehari-hari, sebagai sarana untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalan upuya mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan kedisiplinan , nilai dan sikap positif, serta membiasakan hidup sehat. Dalam hal ini anak-anak harus memiliki kepribadian yang tinggi, sebagai suatu modal dan kemudi dalam usaha untuk mengadakan penyesuaian yang cepat dan tepat.

C. Problematikan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan di SDN Purworejo Ngantang

(16)

masyarakat tentang pendidikan jasmani masih kurang. Hal ini dapat disebabkan sekolah ini terletak di daerah pedesaan yang sebagian besar penduduk/wali murid bermatapencaharian sebagai petani, sehingga kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan masih kurang. Jangankan perhatian untuk pendidikan jasmani untuk pendidikan wajib 12 tahun saja masih sangat kurang, sebagian besar anak-anak di daerah tersebut hanya melanjutkan jenjang pendidikan sampai SMP saja. Hal tersebut terbukti lulusan kelas VI di SDN Purworejo II tahun 2014 sebanyak 16 anak dan yang melanjutkan ke jenjang SMP 13 anak. Kemudian lulusan tahun 2011 sebanyak 21 anak yang melanjutkan ke SMP Negeri 2 Ngantang hanya 4 anak yang melanjutkan ke jenjang SMA.

Berikut akan disajikan data mengenai potret Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dari sekolah SD Purworejo Ngantang yang diambil dari hasil observasi dan wawancara kepada guru PJOK masing-masing sekolah pada Senin, 2 Januari 2015:

SarPras / Sekolah SDN Purworejo I SDN Purworejo II SDN Purworejo III

Jumlah Siswa 138 147 157

Silabus Ada dari MGMP Ada dari MGMP Ada dari MGMP

RPP Ada dari MGMP Ada dari MGMP Ada dari MGMP

Lapangan 1 lapangan paving

sepakbola 2 (bola futsal) 6 (bola lastic) 2 (bola lastic)

(17)

Lembing 5 8 6

Matras 2 2 2

Sutlecock 1 slop - 2 slop

Net batminthon 1 - 1

Peralatan audio untuk senam

1 1 1

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Program pengajaran pendidikan jasmani yang diterapkan di sekolah-sekolah, termasuk SD dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk membentuk dan mengembangkan sifat-sifat kepribadian pada anak-anak secara positif. Selain dari pembentukan tubuh, prestasi, sosial, mental, kecepatan proses berpikir, dan kepribadian seperti yang telah di kemukakan, juga peranan pendidikan jasmani sangat besar pengaruhnya terhadap pembinaan dan peningkatan kesegaran jasmani serta ketrampilan. Pengembangan bekat dan minat anak dalam aktivitas jasmani, hingga akan dapat memberikan sumbsngannya dalam usaha pencarian bibit-bibit olahragawan yang berbakat dalam rangka meningkatkan prestasi nasional dalam bidang olahraga. Membentuk sikap dan jiwa sportivitas, serta tingkah laku yang sesuai dengan kepribadian bsngsa. Membangkitkan kecintaan terhadap almamater, menggalang persatuan dan kesatuan, serta mendinamisasikan kehidupan sekolah. Mengenbangkan kebiasaan untuk bergerak dan kebiasaan untuk hidup sehat. Membantu dalam menyesuaikan, menginterprestasikan, dan memperkembangkan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap individu secara optimal, dengan melalui pelajaran dan partisipasi dalam latihan-latihan yang terbimbing dan terarah, serta yang di pilih sesuai dengan norma-norma sosial dan kesehatan.

B. Saran

(18)
(19)

DAFTAR RUJUKAN

Ateng, A (1992). Pengembangan Bakat Melalui Pendidikan Jasmani. (Online). http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=0CEQQFjAH&url=htt p%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fpenelitian %2FCukup%2520Pahalawidi%2C%2520M.Or.%2FMENEMUKAN %2520DAN%2520MENGEMBANGKAN%2520%2520BAKAT

%25281%2529.pdf&ei=Mut7VOOgG8-

RuATJuYCYBw&usg=AFQjCNFAE5bcxWfE-4bu-gfqTP5sdY1zkw&sig2=EFW66PkTkR_cDL2hA-vbBw). Diakses 20

November 2014

Daning. 2006. Penjaskes Untuk Sekolah Dasar. (Online).(http://jurnal.uns. krisdaning217.com/2012/03/ -pembelajaran-penjaskes-pada.html). Diakses 28 Januari 2015

Rukmana, A. 2008. Pembelajaran Pendidikan Sekolah Dasar. (http://jurnal.upi.edu/pendidikan-dasar/edition/nomor-9-april-2008).

Diakses 28 Januari 2015.

Rusli Lutan, (1995), Hakikat dan Karakteristik Penjaskes, Depdikbud

Referensi

Dokumen terkait

Buku Laporan AkhirRPIJM ini disusun sebagai bagianakhir dari proses Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka MenengahKabupaten Pasuruan 2014 – 2018, yang

Berdasarkan hasil penelitian terapi murrotal Al-Qur’an yang dilakukan 2 kali/hari setiap hari selama 7 hari berturut-turut setiap bayi menjelang tidur, untuk

Dari empat butir soal yang disajikan pada Tabel 3.7, karena Siswa 6 memilih empat pilihan jawaban yang setara atau berhubungan disertai dengan jawaban yang

Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than .001.. Omnibus Tests of

Barang giffen adalah termasuk barang inferior, tetapi tidak semua. barang inferior adalah barang

Penggunaan relay sebagai saklar, IC ULN2803APG sebagai driver untuk mengontrol setiap relay yang digunakan sebagai saklar yang akan mengkontrol tegangan AC untuk menyalakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di Pulau Gag, Papua Barat terkait persepsi masyarakat pada penambangan nikel di

[r]