• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERIODISASI SEJARAH SASTRA INDONESIA abad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERIODISASI SEJARAH SASTRA INDONESIA abad "

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Yang termasuk dalam karya Sastra Indonesia adalah, karya sastra yang aslinya ditulis dalam bahasa Indonesia setelah mendapat pengaruh kebudayaan asing. Menurut sumber yang lain dijelaskan bahwa sastra Indonesia adalah karya sastra yang ditulis dalam bahasa Indonesia oleh penulis yang berwarganegaraan Indonesia, tidak peduli apakah ia tinggal di Malaysia, seperti halya Takdir Alisjahtana dulu atau tinggal di Australia seperti Subagio Sastrowardoyo saat ini. Perjalanan sastra sejak lahir hingga sekarang sudah cukup panjang, perjalanan panjang itu dapat diibaratkan sebagai mata rantai yang berkesinambungan dari waktu kewaktu dan menggambarkan adanya dinamika pergantian tradisi.

Perkembangan karya sastra Indonesia sampai saat ini tidak terlepas dari pengaruh karya sastra pada periode-periode sebelumnya seperti karya sastra lama, karya sastra zaman peralihan, sastra Indonesia modern, angkatan 30-an, angkatan 45, angkatan 66 dan seterusnya. Pada makalah ini pemakalah akan membahas mengenai karya sastra lama. Sastra lama masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Islam pada abad ke-13. Karya-karya satrawan pada masa ini sangat dipengaruhi oleh masyarakat yang hidup pada masa itu baik deri segi bahasanya maupun adat-istiadatnya. Pada periode sastra lama ini karya sastra yang dihasilkan oleh satrawan Indonesia kebanyakan berbentuk lisan seperti puisi dan prosa.

(2)

melihat karya sastra lama dengan karya sastra modern. Untuk memahami lebih lanjut mengenai hal tersebut pemakalah akan membahasnya pada bab selanjutnya.

B. Rumusan masalah

Dari hasil pengamatan dan pemahaman yang telah pemakalah lakukan ada beberapa pokok permasalahan yang akan di aparkan dalam makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud karya sastra lama?

2. Bagaiman ciri-ciri masyarakat lama dan karya sastra lama ? 3. Bagaimana karya sastra puisi lama dan pembagiannya? 4. Bagaimana karya sastra prosa lama dan pembagiannya? 5. Apa perbedaan karya sastra (klasik) dengan karya sastra baru? C. Tujuan

Dalam melakukan pembahasan permasalahan yang sesuai dengan judul makalah, pemakalah mempunyai beberapa tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pengamatan ini adalah untuk :

1. Mampu menjelaskan pengertian dari karya sastra lama

2. Mengetahui ciri-ciri karya sastra lama beserta kaitannya dengan masyarakat lama 3. Mampu menjelaskan contoh karya sastra lama baik puisi maupun prosa

4. Memahami perbedaan yang terdapat dalam karya sastra lama dan karya sastra baru. D. Manfaat

1. Manfaat Praktis (umum)

a. Menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua b. Menambah minat pembaca dan pemakalah terhadap bidang ilmu kesastraan c. Mengetahui pemikiran-pemikiran sastrawan Indonesia

2. Manfaat teoritis (khusus)

a. Dapat menambah pengetahuan pemakalah dan pembaca mengenai karya sastra lama terkhusus pada pembagian karya satra lama puisi dan prosa

b. Memahami secara tepat perbedaan kasrya sastra lama dan karya sastra baru

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Sastra Indonesia Lama

1. Pengertian Sastra Lama

Mursal Esten (1978 : 9) Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Sastra lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Sastra lama masuk ke indonesia bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra lama terlihat pada dua bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Tujuh, Aceh.

Secara historis, dalam kaitannya dengan masyarakat yang menghasilkannya, karya sastra dibedakan menjadi dua macam, yaitu sastra lama (klasik) dan sastra baru (modern). Sastra lama juga disebut sastra daerah (regional), menggunakan bahasa (bahasa) daerah, terbesar diseluruh Nusantara. Sebaliknya, sastra modern juga disebut sastra Indonesia (nasional), menggunakan bahasa Indonesia, penyebarannya pada umumnya terbesar pada kota-kota (besar). Sebagai objek kajian, kedudukan sastra lama dan sastra modern sama, relevansinya tergantung dari sudut pandang dan kepentingan suatu penelitian.

(4)

karena itu, masyarakat pendukungnyalah yang memilki pengaruh terbesar terhadap perkembangan tradis lisan. Tradisi lisan adalah tradisi komunikasi langsung dan dimungkinkan terjadinya interaksi antara pengirim dengan penerima. Esensi tradisi oral adalah proses komunikasi tersebut, bukan proses tekno;ogisasinya. Transkipsi, transliterasi, dan sebagainnya hanyalah gejala kedua, sama dengan sinopsis sebuah novel, relevansinya tersebut untuk membantu memahami objek yang sesungguhnya (Ratna, 2005).

2. Ciri-ciri Kesusasteraan dan Masyarakat lama

Ciri-ciri umum kesusastraan lama atau juga bisa disebut dengan karya sastra pujangga lama adalah sebagai berikut.

1. Bersifat statis karena sejalan dengan sikap masyarakat yang tradisional dan konservatif.

2. Karena masyarakat dahulu adalah masyarakat lama yang mengutamakan hidup bergotong royong sehingga kesusastraan lama sebagai pancaran masyarakat merupakan milik bersama. Itulah sebabnya para pujangga lama tidak mau memberikan identitas nama pada setiap hasil karyanya dan mengumumkan hasil karyanya kepada masyarakat. Dan oleh sebab itulah banyak pujangga-pujangga lama tidak dikenal namanya serta karyanya sehingga tidak dikenal pula siapa pengarangnya.

3. Tema pokok-pokok karangan yang berupa puisi maupun prosa bercorak sebagai berikut.

 Khayalan atau fantasi, layaknya dongeng-dongeng, legenda, ataupun fabel.

 Pendidikan dalam bentuk didaktik dan pelajaran.

 Agama atau kepercayaan.

 Istana sentries, yaitu cerita yang meliputi tahta-tahta kerajaan dan raja-raja beserta keluarganya.

(5)

Karya sastra lama merupakan pancaran masyarakat lama. Masyarakat mempunyai ciri- ciri antara lain :

a. Merupakan masyarakat hidup bersama atau masyarakat gotong-royong.

b. Merupakan masyarakat buta huruf. Kalaupun ada tulisan, maka kepandaian tulis baca itu hanya merupakan kepandaian istimewa dan hanya terbatas pada golongan cendekiawan atau para pujangga.

c. Statis, yaitu masyarakat yang setia dan mempertahankan sifat kekolotan (konservatif) dan tradisionil.

B. Pembagian Karya Sastra Lama

Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair sedangkan contoh karya sastra Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.

Cakupan Sastra lama meliputi: puisi lama (mantra, pantun, syair, gurindam, seloka,bidal atau peribahasa,talibun,karmina), prosa lama (mithe, legenda, fable, sage, parable/dongeng jenaka, hikayat, cerita berbingkai, tambo/sejarah, epos,cerita pelipur lara, dsb).

1. Pengertian Puisi

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

Maka, defenisi puisi lama itu sangat terikat dengan ciri-ciri masyarakat lama. Menurut Yose Rizal ( 2010: 9), Puisi lama adalah puisi Indonesia yang belum terpengaruhi puisi barat, yang bentuk kesusasteraannya terikat dengan bait, baris, jumlah suku kata, dan sajak/rima.

 Ciri-ciri Puisi Lama.

(6)

Ciri- ciri Puisi Lama antara lain:

a. Puisi Lama pada umumnya merupakan puisi rakyat dan tidak dikenal nama pengarangnya(anonim). Hal ini disebabkan para pujangga tidak ingin menonjolkan diri serta mengabdikan hasil karyannya kepada masyarakat sehingga menjadi milik bersama.

b. Puisi Lama umumnya disampaikan dari mulut ke mulut, jadi merupakan kesusateraan lisan. Setelah terdapat tulisan barulah kita jumpai jenis- jenis puisi lama yang telah ditulis.

c. Puisi Lama sangat terikat dengan syarat-syarat yang mutlak dan tradisionil, seperti jumlah baris dalam tiap bait, julah suku kata, dan sajak serta irama.

 Pembagian Puisi Lama 1. Mantra

Bentuk mantra adalah salah satu bentuk puisi asli milik bangsa Indonesia. Mantra merupakan juga puisi yang tertua umurnya dan berkembang secara lisan, berkembang dari mulut ke mulut. Mantra merupakan suatu kekuatan untuk mencari sesuatu perasaan seperti bentuk puisi lama lainnya. Oleh Karena itu, bahasa mantra selalu tertentu, tetap susunannya, dan memunyai irama yang teratur. Pemakaian mantra itu bergantung pada kegunaannya di masyarakat. Mantra ini sudah banyak bercampur dengan budaya-budaya lain seperti budaya Hindu-Budha, Islam. Misalnya, ada yang untuk: berburu, mengobati, memohon, menaruh benih, pernikahan, dll. Orang yang bertugas mengucapkan mantra pada upacara adat dinamakan pawang.

Pengertian mantra menurut para ahli:

a. Mantra ditujukan kepada makhluk gaib, maka kalau dihadapkan pada manusia itu menjadi sesuatu yang tidak dipahami atau sesuatu yang misterius (Yunut, 1981: 213-216). b. Mantra merupakan bentuk puisi lama yang mempunyai atau dianggap dapat mendatangkan kekuatan gaib yang biasanya diajarkan atau diucapkan oleh pawang untuk menandingi kekuatan yang lain (Suprapto, 1993: 48).

(7)

diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain (Depdikbud, 1997: 558).

d. Menurut Abdullah Ambary ( 1983: 21 ), Mantra adalah kalimat-kalimat yang mengandung kekuatan gaib dan diucapkan pada waktu dan waktu tertentu.

Contoh Mantra :

Mantra agar berhasil baik pada waktu berburu rusa : Sirih lontar, pinang lontar, terletak diatas penjuru.

Hantu buta , jembalang buta, aku angkatlah jembalang rusa.

Mantra disebut sebagai puisi lama karena memiliki unsur seperti puisi (rima dan irama). Dalam masyarakat Melayu, mantra sangat terkenal sekali seperti halnya puisi dan syair, hanya penggunaannya yang ekslusif yaitu untuk orang-orang tertentu saja. Masyarakat Melayu memiliki nama sebutan untuk mantra seperti jampi, serapah, tawar, sembur, cuca, puja, seru, dan tangkal.

Mantra sebenarnya lebih merujuk kepada puisi bebas karena tidak terikat dengan baris, rima dan irama, meskipun unsur tersebut ada. Bahasa yang digunakan dalam mantra sangat sulit diterjemahkan, terkadang dukun dan pawang juga tidak mengerti maksud dari kalimat mantra tersebut, mereka hanya mengerti kapan harus membaca mantra tersebut.

Berdasarkan tujuan pelafalannya, mantra dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

a. Mantra Pelindung Diri: digunakan untuk penjaga diri, disebut juga sebagai penangkal, biasanya dibacakan pada benda tertentu, sehingga benda tersebut memiliki kekuatan gaib dan dapat melindungi si pemiliknya. Jenisnya ada beberapa macam seperti; penahan atau penguat, pelindung, penunduk, pemanis atau pengasih, dan pembenci.

(8)

Tulang buku tebu asal kau jadi Darah kau gila, dada kau upih

b. Mantra Pengobatan: mantra ini digunakan untuk mengobati penyakit, masyarakat Melayu percaya bahwa sebenarnya penyakit itu datangnya tidak hanya dari faktor alam saja, tetapi juga ada pengaruh gaib, sehingga dengan membacakan mantra maka akan dapat mempercepat sembuhnya penyakit.

c. Mantra Pekerjaan: mantra ini digunakan untuk mempermudah pekerjaan, biasanya diucapkan sebelum memulai pekerjaan. Pekerjaan yang biasanya dibacakan mantra adalah pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari seperti berternak, bercocok tanam, berburu, melaut, dan sebagainya. Jenis-jenis mantra untuk pekerjaan adalah; mantra semangat padi, mantra untuk tanaman jagung, mantra menanam benih, mantra pengusir hama tikus, dan lain-lain.

d. Mantra Adat-istiadat: mantra ini biasanya digunakan saat ada upacara adat di suatu daerah, dan dibacakan oleh orang-orang tertentu seperti orang yang dihormati atau dipercaya oleh penduduk setempat, pawang atau dukun.

2. Pantun

Pantun adalah puisi asli Indonesia.Hampir di seluruh daerah-daerah di wilayah Indonesia, bahkan sampai ke wilayah bangsa-bangsa rumpun Melayu seperti, Malaysia, Brunei, dan Singapura semua mengenal pantun. Kita pun mengenal pasti pernah mempelajari salah Satu dari jenis Puisi Lama ini. Pantun adalah suatu bentuk puisi yang plaing mudah dimengerti dan ditangkap maksudnya dan artinya.Hal ini disebabkan karena pantun adalah puisi Bangsa Melayu sehingga sudah mendarah daging dengan Orang Melayu termasuk Orang Indonesia.

Asal usul kata pantun, Dalam bahasa Jawa terdapat kata pantun sebagaibentuk kromo (halus) kata pari. Morfem ri telah menjadi ntun dan di dalam bahasa Bali dapat dicarikan contohnya: sari-santun, kari-kantun, pari (=padi). Pantun, lemari, lemantun dsb.

(9)

tersebut dipakai sebagai alat untuk menyatakan cinta atau sebagai juru bahasa, yang maksudnya : cintanya telah dengan senang diterima, ditolak, atau telah bercerai, dan sebagainya.

Bentuk pantun ini dapat digolongkan ke dalam puisi rakyat, karena didalam masyarakat yang luas ternyata pantun telah menduduki kehidupan yang sangat luas, memunyai fungsi yang kuat dan merata di seluruh daerah Indonesia. Pantun hampir terdapat di seluruh daerah di Nusantara sehingga itulah dinyatakan sebagai bentuk puisi asli Indonesia.

Dalam satu bait pantun terdapat pemotongan atau simpangan (coupure) di tengah-tengahnya, yaitu dua baris pertama dan dua baris berikutnya. Dengan demikian pantun terbagi dua, bagian pertama disebut sampiran dan bagian kedua disebut isi. Makna dari penulisan pantun dapat dilihat pada bagian kedua, baris ketiga dan baris keempat. Umumnya berisi kesimpulan perasaan, pikiran atau nasihat yang indah dan padat.

Ciri-ciri pantun pada umumnya:

a. Satu bait pantun terdiri atas empat baris

b. Satu bait terdiri atas dua bagian : sampiran dan isi c. Satu baris terdiri atas 4 buah kata atau 8-12 suku kata d. Persajakan satu bait pantun adalah a-b-a-b (sajak bersilang)

e. Isi atau maksudnya terdapat pada baris ketiga dan keempat, sedangkan baris pertama dan kedua disebut sampiran, tetapi tidak memunyai arti

f. Satu bait pantun dapat dinyanyikan

g. Satu bait pantun berisi curahan kalbu si pengarang/penyair. Berdasarkan bentuk/jumlah baris tiap bait, pantun dibedakan menjadi

a. Pantun biasa, yaitu pantun yang terdiri dari empat baris tiap bait. Contoh:

Kalau ada jarum patah

Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukan ke dalam hati

b. Pantun kilat/karmina, yiatu pantun yang hanya tersusun atas dua baris.

c. Pantun berkait, yiatu pantun yang tersusun secara berangkai, saling mengkait antara bait pertama dan bait berikutnya.

d. Talibun, yaitu pantun yang terdiri lebih dari empat baris tetapi selalu genap jumlahnya, separoh merupakan sampiran, dan separho lainnya merupakan isi. e. Seloka, yaitu pantun yang terdiri dali empat baris sebait tetapi persajakannya datar

(aaaa).

(10)

 Pantun kanak-kanak : a. Pantun bersuka cita. b. Pantun berduka cita.

Contoh: Pantun kanak-kanak bersuka cita. Dibawa itik pulang petang. Dapat rumput bilang-bilang Melihat ibu sudah pulang Hati cemas jadi hilang  Pantun muda

a. Pantun nasib atau pantun dagang. b. Pantun perhubungan.

 Pantun perkenala

 Pantun berkasih-kasihan

 Pantun bercerai-ceraian

 Pantun beriba hati

c. Pantun jenaka d. Pantun teka-teki Contoh : Pantun perkenalan

Dari mana hendak kemana Dari Jepang ke Bandar Cina Kalau boleh daku bertanya

Bunga yang kembang siapa yang punya Contoh : Pantun Jenaka

Elok rupanya pohon belimbing Tumbuh dekat pohon mangga Elok rupanya berbini sumbing Biar marah tertawa juga  Pantun tua

(11)

Contoh :Pantun adat

Kayu pantai di Kota Alam Rantingnya sendi- bersendi Jika engkau pandai di alam Patah tumbuh hilang berganti 3. Bidal

Bidal tak lain dari pada susunan kata-kata atau kalimat-kalimat singkat yang mengandung pengertian atau melukiskan sindiran perbandingan serta kiasan. Bidal dipergunkan untuk mengatakan sesuatu tidak berterus terang, tetapi dengan jalan sehalus-halunya. Susunan kata nya tidak dapat kita ubah , oleh karena itu bidal mempunyai lagu, gerak serta irama yang tertentu pula.

Bidal adalah salah satu karya sastra asli Indonesia, sehingga dengan bidal kita dapat menyelami, mengaji, dan memahami sifat –sifat serta cita-cita bangsa Indonesia.

Bidal adalah sastra asli Indonesia yang mempunyai banyak cabang. Cabang-cabangnya meliputi :

1. Peribahasa atau Ungkapan.

Peribahasa adalah kiasan yang dilahirkan dengan pendek dan singkat. Contohnya :

Keras hati Makan kawat Ringan tangan 2. Pepatah

Pepatah adalah kiasan tepat yang dipakai guna menyatakan sesuatu dengan pendek serta dalam bentuk kalimat. Jadi perbedaan ungkapan dengan pepatah ialah: ungkapan hanya merupakan kelompok kata atau kata majemuk, sedangkan pepatah merupakan kalimat. Contoh :

 Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.

(12)

Tamsil adalah kiasan yang bersajak dan berirama. Contoh :

Ada ubi ada talas, ada budi ada balas Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi Lain tulang lain kaki, lain orang lain hati. 4. Perumpamaan

Perumpamaan adalah kiasan yang berupa kalimat dan dipergunakan untuk mengumpamakan seseorang atau sesuatu mengenai tingkah laku yang biasanya didahului kata : seperti, seumpama, laksana, bagikan, dan lain-lain.

Contoh :

 Bagai kerbai dicucuk hidung.

 Bagai langit dan bumi.

5. Ibarat

Ibarat adalah perumpamaan yang menyatkan sesuatu dengan sejelas-jelasnya serta dengan mengambil perbandingan. Jadi Ibarat ini tak lain dari perumpamaan yang di beri penjelasan.

Contoh :

 Ibarat bunga, segar dipakai layu di buang.

 Bagai kerakap tumbuh diatas batu, hidup srgan mati tak mau. 4. Talibun

Talibun termasuk pantun, yaitu pantun yang lebih panjang dan jumlah barisnya lebih dari empat buah, namun selalu genap, dinamakan talibun.

Menurut Abdullah Ambary ( 1983: 2 )

Talibun mempunyai syarat-syarat yang hampir sama dengan pantun yaitu :

a. Tiap-tiap bait terdiri atas : 6, 8, 10, 12 baris atau lebih tapi selalu harus genap jumlahnya.

(13)

d. Hubungannya : Bagian atas merupakan sampiran dan bagian bawah merupakan isinya.

Talibun berfungsi sebagai alat perhubungan mesra, umpamanya dalam percintaan , berolok-olok, berkelakar, nasihat, dan lain-lain.

Contoh Talibun :

Kalau anak pergi ke lapau ( a ) Hiyu beli belanak beli ( b ) Ikan panjang beli dahulu ( c ) Kalau anak pergi merantau ( a ) Ibu cari sanak pun cari ( b ) Induk senang cari dahulu ( c )

Baris pertama sampai dengan baris ke tiga dianamakan sampiran.Baris ke empat sampai dengan baris ke enam dinamakan isi.

5. Seloka

Perkataan seloka berasal dari bahasa Sansekerta Cloka.Suatu bentuk puisi Hindu yang terdapat dalam kitab-kitab kesusasteraan India seperti Ramayana, Mahabrata.

Syarat-syarat menentukan Seloka : 1. Tiap-tiap bait terdiri dari 2 baris.

2. Tiap-tiap baris terdiri dari 16 suku kata dan merupakan 2 potongan kalimat.

3. Biasanya berisi pelajaran atau petuah berhikmat.

4. Isi bait yang satu dengan berikutnya saling berhubungan. 5. Tidak terikat oleh sajak akhir.

Seloka bukan termasuk karya sastra asli Indonesia sehingga banyak perbedaan defenisi dari para ahli tentang seloka, tapi pendapat yang berbeda itu dapat dirangkum menjadi satu defenisi yang mencakup dari defenisi para ahli tersebut.

(14)

perbedaanya bait pertama dengan bait selanjutnya hanyalah terletak pada satu baris sampiran ( baris kedua ) yang hanya pada satu baris isi ( baris keempat ) bait selanjutnnya. Contoh Seloka :

Taman melati di rumah-rumah Ubur-ubur sampingan dua Kalau mati kita bersama Satu kubur kia berdua

Ubur-ubur sampingan dua Taman melati bersusun tangkai Satu kubur kita berdua

Kalau boleh bersusun bangkai

Taman melati bersusun tangkai Tanam padi satu persatu

Kalau boleh bersusun bangkai Daging hancur menjadi satu

Tanam padi satu persatu Anak lintah dalam cunia Daging hancur menjadi satu Tanda cinta dalam dunia

6. Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari dua baris satu bait, kedua lariknya merupakan kalimat majemuk yang selalu berhubungan menurut hubungan sebab-akibat. Baris pertama merupakan syaratnya sedangkan baris kedua merupakan jawabannya. Gurindam berisi petuah atau nasehat. Gurindam muncul setelah timbul pengaruh kebudayaan Hindu.

(15)

I

Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma'rifat

Barang siapa mengenal Allah,

suruh dan tegahnya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal diri,

maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari

Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang yang terpedaya

Barang siapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia mudarat

7. Syair

Kata syair berasal dari bahasa Arab syu’ur yang artinya perasaan. Syair timbul setelah terjadinya pengaruh kebudayaan islam. Puisi ini terdiri dari empat baris sebait, berisi nasehat, dongeng, dan sebagian besar berisi cerita. Syair sering hanya mengutamakan isi. Contoh:

Lalulah berjalan Ken Tambuhan diiringkah penglipur dengan tadahan lemah lembut berjalan perlahan-lahan lakunya manis memberi kasihan ...

(Perintis sastra, 1951)

(16)

a. terdiri dari empat baris

b. tiap baris terdiri dari 4-5 kata (8-12 suku kata)

c. persamaan bunyi atau sajak akhir sama dan sempurna d. tidak ada sampiran, keempatnya merupakan isi e. terdiri dari beberapa bait, tiap bait berhubungan f. biasanya berisi cerita atau berita.

8. Puisi-puisi yang Berasal dari AsingPuisi-puisi Arab

Bentuk-bentuk puisi Arab antara lain:

a. Masnawi, yaitu puisi lama yang terdiri dari dua baris sebait (sama dengan disthikon). Skema persajakannya berpasangan aa,bb,cc, … dan seterusnya) dan beiri puji-pujian untuk pahlawan.

b. Rubai, yaitu puisi lama yang terdiri dari empat baris sebait (sama dengan kuatrin). Skema persajakannya adalah a-a-b-a dan berisi tentang nasihat, puji-pujian atau kasih sayang.

c. Kit’ah, yaitu puisi lama yang terdiri dari lima baris sebait (sama dengan quin).

d. Gazal, yaitu puisi lama yang terdiri dari delapan baris sebait (sama dengan stanza atau oktaaf).

e. Nazam, yaitu puisi lama yang terdiri dari duabelas baris sebait.

Di Spanyol

Puisi Spanyol yang identik dengan pantun adalah “copla”. Copla puisi yang bernada sinis.

Contoh :

Bulan timbul diatas laut, Akan pergi ke Palencia.

Gadis tidak, kawin engkapun tidak, Tak pernah aku berfikir tentang itu.

Di Tunis

Menurut R.B. Slametmulyana, (Bimbingan Seni Sastra, 1953) – puisi yang identik dengan pantun adalah “Gharobiyat”. Gharobiyat bersifat liris-erotis.

Contoh :

Di senjakala membumbung asap api,

(17)

Di Itali

Puisi Itali yang identik dengan pantun adalah “Storlano”. Contoh :

Sehelai rambutmu yang berdandan,

Dari rantai kalung emas bersinar lebih terang. Bila semanis ini engkau berkecandan,

Segenap malaikat di surga akan tercengang memandang.

Di Turki

Puisi Turki yang identik dengan pantun ialah “Mani”. Contoh :

Kubuang cermin di kebun,

Antara bunga melur dan cempaka. Kucium rambut kekasihku yang beralun, Dengan cium lembut bagai sutera.

Di Skandinavia

Di Skandinavia puisi yang identik dengan pantun adalah “Glamestev” dan “lausavia”.

Contoh :

Hatiku penuh rindu, merintih sedih, Jejakmu menjauh dari tempatku berdiri, Bersiuman aku kehilangan kekasih, Yang lari ke sisi gunung sebelah kiri.

Di Jepang

Menurut Ny. Achdiati Ikram dalam majalah ilmu-ilmu Sastra Indonesia, Juni 1964, menyatakan puisi Jepang yang hampir sama dengan pantun adalah “Dodoitsu”. Contoh :

Bunga yang gugur di musim semi, Di tahun nanti berkembang lagi, Tapi sayang engkau dan aku, Bertemu hanya semusim ini.

Puisi-puisi dalam kesustraan bangsa-bangsa tersebut di atas mempunyai ciri-ciri yang sama dengan ciri-ciri pantun, yaitu :

a) Kesemuanya merupakan puisi rakyat. b) Bentuknya catur rangkai.

(18)

Pada dasarnya puisi lama ini dapat dibagi menjadi 8 macam, yang dapat dikategorikan atas 2 bagian: puisi asli Indonesia(pantun, mantra, dan bidal) dan bukan puisi asli Indonesia (meliputi: syair, seloka, gurindam, talibun, dan puisi yang berasal dari asing).

2. Pengertian Prosa

Istilah prosa diambil dari bahasa Latin “oratio provorsa”, artinya “ucapan langsung” . Dalam kesustraan, yang dimaksud dengan prosa yaitu bahasa bebas. Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Prosa tidak diikat aturan-aturan khusus, tetapi tidak lepas dari aturan tata bahasa bagi bahasa yang bersangkutan.

Dalam menulis bahasa berbentuk prosa digunakan satuan pikiran. Tiap satuan pikiran disusun dalam satu kelompok yang disebut alinea atau paragraf. Hal ini dapat kita lihat pada contoh :

Membaca Intensif

Tujuan dan teknik atau cara membaca sangat rapat hubungannya. Teknik yang kita guanakan dalam membaca suatu teks, atau cara bagaimana kita membaca suatu teks, sangat ditentukan oleh tujuan yang ingin kita capai dengan perbuatan membaca itu. Begitu pula halnya dengan taraf pemahaman kita.

Bila kita ingin mengetahui atau memahami isi suatu teks secara luas dan mendalam sampai kepada bagian-bagian yang sekecil-kecilnya (detail), kita baca teks itu dengan lambat-lambat, teliti, dan bersungguh-sungguh. Teknik cara membaca seperti itu sering disebut membaca intensif.

Prosa lama

Prosa lama sebagai pancaran masyarakat lama. Yang dimaksud lama yaitu masyarakat sebelum timbulnya rasa nasional. Jika dibatasi dengan angka tahun sebelum tahun 1900. Prosa lama dibedakan atas beberapa jenis:

(19)

Dongeng adalah cerita lengkara yang singkat yang diceritakan untuk santapan anak-anak. Dongeng adalah cerita yang paling tua. Hal itu tampak dalam cara berfikir yang kekanak-kanankan. Dongeng dapat dikatakan sebagai cerita ajaib.

Dalam dongeng sering terjadi benda, tumbuh-tumbuhan, dan binatang hidup sebagai manusia seperti cara berfikir anak. Dongeng dibedakan atas beberapa macam;

a) Dongeng Kawih

Dongeng kawih adalah dongeng yang diceritakan sambil menyanyi. (ngawih) dalam bahasa Sunda berarti menyanyi.

Yang termasuk dongeng kawih; Nyi Bungsu Rarang (Sunda), Dongeng Menggetah Burung (Tapanuli), Dongeng Walang Cantung (Jawa), Dongeng Kowakjali (Jawa), Dongeng Bakekok au-au-cleng (Sunda), Dongeng Putri yang Beribukan Tikus (Tondano), Dongeng Wulan Lumeno dan Manimporok (Pondano).

b) Mite

Mite adalah dongeng tentang dewa-dewa dan roh-roh halus. Dongeng itu bertalian dengan anggapan atau kepercayaan orang terhadap sesuatu yang ada di luar masyarakat manusia.

Yang termasuk mite; Si Kelambai (Roh yang menggangu manusia), Kuntilanak (Roh yang mengganggu manusia), Nyi Rara Kidul (Roh yang menguasai laut selatan), Penanggalan (Roh yang mengganggu wanita saat melahiran anak)

c) Legenda

Legenda adalah dongeng yang bertalian dengan kejadian atau kenyataan alam. Kejadian atau bentuk alam yang menarik dikarang menjadi satu dongeng.

Yang termasuk legenda; Cerita Si Malin Kundang, Cerita Si Kantan, Cerita Gunung Batok, Cerita Sangkuriang (Asal mula gunung Tangkuban Perahu)

d) Fabel

Sifat dan tingkah laku binatang yang menarik perhatian manusia. Sifat dan tingkah laku binatang itu menjadi bahan dalam membuat dongeng. Kehidupan binatang diceritakan sebagai kehidupan masyarakat manusia. Dongeng yang menceritakan kehidupan binatang sebagai kehidupan manusia disebut fabel.

(20)

Fabel yang terkenal di dunia berasal dari bahasa Sansekerta. Fabel itu dikarang oleh Baidabah, 200SM. Fabel itu dalam bahasa Indonesia berjudul Hikayat Kalila dan Dimnah. Fabel modern dalam Bahasa Indonesia dikarang oleh Pak Priyana Windu winoto dengan judul Misi Mencari Manfaat dan Dongeng Sato Kewan.

e) Parabel

Parabel adalah suatu dongeng yang mengandung kias yang bersifat mendidik. Parabel dapat dikatanan sebagai cerita berkias yang mengandung pendidikan. Yang termasuk parabel; Dongeng Sepasang Selop Kulit (Dongeng dari Lombok), Cerita Iskandar Zulkarnain Mencari Air Maal Hayat (Air Hidup Abadi), cerita suami yang membagiakan umurnya kepada istri. Parabel banyak terdapat dalam kitab-kitab agama.

f) Sage

Sage adalah dongeng yang diperkaliakan dengan sejarah atau kejadian pada suatu masa. Sejarah berdasarkan fakta (kenyataan) yang terjadi pada suatu masa. Sedangkan sage berupa penghayalan terhadap peristiwa sejarah, sehingga unsur sejarahnya terdesak oleh fantasi. Karena itu sage disebut sebagai dongeng sejarah. Yang termasuk sage; Ciung Wanara, Asal Mula Nama Minangkabau, Jaka Tarub, Arung Masalah Oli-e (Asalmula negri Wajo), Jaka Tingkir.

2. Cerita-Cerita Rakyat (folkslore) atau Cerita-cerita Lucu

Yang dimaksud cerita-cerita rakyat yaitu cerita-cerita yang mengisahkan kehidupan rakyat. Yang ditonjolkan dalam cerita itu tingkah laku dan cara berfikir pelaku cerita.

Pelaku-pelaku cerita itu terdiri dari rakyat jelata. Tingkah laku rakyat yang polos, yang sederhana atau yang picik menimbulkan penggeli hati. Oleh karena itu, cerita itu disebut cerita-cerita lucu atau cerita penggeli hati.

Dalam kesustraan asing cerita-cerita semacam itu disebut “Humorous Stories”. Yang termasuk cerita-cerita lucu :

a. Dalam bahasa Melayu adalah Pak Kadok, Pak Pandir, Pak Belalang, Lebai Malang, Si Luncai, dan Mat Yamin.

b. Dalam bahasa Jawa adalah Pak Banjir, Wirojlegong, Jaka Bada, dan Jaka Lelur.

(21)

d. Dalam bahasa Batak adalah Ama ni Pandir, Simamora na Oto, Si Lahap, dan Sibilalong.

e. Dalam bahasa Aceh adalah Pak Pandir dan Si Gasin Masekin f. Dalam bahasa Toraja adalah Bouga Pale

g. Dalam bahasa Halmahera adalah Saulange. 3. Cerita Penglipur lara

Cerita pelipur lara jenis cerita berbentuk prosa yang diseling dengan pantun, syair, dan bahasa berirama. Cerita penglipur lara berfungsi sebagai penghibur hati.

Dalam cerita penglipur lara penuh dengan kejadian-kejadian yang hebat-hebat. Cerita dalam penggembaraan, kepetualangan dan perang. Peperangan antara kesatria sebagai pelaku utam melawan raksasa, gergasi atau kekuatan yang jauh lebih kuat dari pelaku utama. Tetapi kemenangan dicapai oleh pelaku utama.

Kerangka cerita penglipur lara sebagai berikut :

a. Pelaku utama ketika masa kanak-kanak telah memperlihatkan tanda-tanda bahwa kelak akan menjadi orang yang istimewa tanda-tanda kesaktian dan kebahagiaan.

b. Setelah dewasa dipertunangkan dengan seorang putri yang cantik

c. Pertunangan itu diganggu oleh pihak ketika, sehingga kedua kekasih mengalami berbagai cobaan hidup. Biasanya pelaku utama mengembara. Dalam pengembaraan menghadapi rintangan yang dahsyat. Akhirnya segala rintangan dapat dihindarkan.

d. Kedua kekasih akhirnya bertemu kembali.perkawinan berlangsung secara besar-besaran. Akhirnya hidup berbahagia. Yang termasuk cerita penglipur lara adalah Cerita Si Umbut Muda, Cindur mata, Hikayat Malim Dewa, Hikayat Malim Deman, Hikayat Raja Muda, dll.

4. Hikayat

Hikayat artinya cerita atau riwayat. Dalam kesustraan klasik yang dimaksud dengan hikayat ialah cerita percintaan yang diceritakan secara panjang lebar. Nama-nama dan sebutan-sebutan bercorak asing. (Arab-Persi-Hindu).

Pokok ceritanya pada umumnya hampir bersamaan antara hikayat yang satu dengan hikayat lainnya. Kerangka ceritanya sama dengan kerangka cerita penglipur lara.

(22)

Dalam hikayat dituliskan pengalaman-pengalaman, percintaan anak-anak raja, tentang pertemuan, tentang pahlawan yang memiliki senjata sakti, tentang dewa-dewa atau tenaga gaib.

Dalam hikayat terdapat pengaruh kesustraan asing yang bercampur dengan unsur Indonesia kuno. Hikayat selalu berakhir dengan kebahagiaan/kemenangan bagi pelaku utama. Yang termasuk hikayat adalah hikayat si miskin, hikayat Hang Tuah, Hikayat Isma Yatim, Hikayat Indra Bangsawan, hikayat sengga bayu, dll

5. Tambo-Sejarah

Dalam kesustraan lama ada cerita yang berdasarkan sejarah, tetapi cerita itu bercampur dengan cerita yang bersifat legenda atau mite.cerita sejarah yang bercampur dengan legenda atau mite itu disebut Tambo-Sejarah.

Peristiwa sejarah yang terjadi pada suatu masa tidak diceritakan sebagaimana keadaan senyatanya. Dalam Tombo-Sejarah itu diceritakan kemauan atau menuntut cita-cita dan pandangan hidup pengarang cerita itu.

Yang termasuk tambo-sejarah adalah Silsilah negeri kedah (Hikayat marong mahawangsa), hikayat raja-raja pasai, misa melayu, tambo bangkahulu, tambo minangkabau, sultan aceh marhum,setia melayu dan bugis,hikayat raja-raja aceh.

6. Cerita Berbingkai

Cerita yang mencerikan cerita-cerita disebut cerita berbingkai. Cerita yang mula-mula meliputi seluruh cerita disebut bingkai cerita. Cerita berbingkai dalam kesustraan indonesia berasal dari kesustraan asing. Ada cerita berbingkai yang berasal dari india, ada juga yang berasal dari arab-persi. Cerita berbingkai berasal dari India : hikayat kalilah dan dimnah, syuka saptati, pancatandra, tantri. Cerita berbingkai dari arab-persi : hikayat bakhtiar, hikayat 1001 malam, hikayat bayan budiman.

7. Wiracarita (Epos)

Epos adalah cerita pahlawan. Cerita itu mengisahkan perjuangan yang melukiskan sifat kepahlawanan. Pada umumnya pada epos berisi peperangan antara golongan yang membela kebenaran dengan golongan orang jahat. Yang termasuk epos adalah hikayat hang tuah (epos melayu asli), hikayat perang pandawa jaya ( berasal dari india), ramayana (berasal dari india), hikayat iskandar zu;karnain (pahlawan islam), hikayat amir hamzah (pahlawan islam), hikayat ibnu hanafiah (pahlawan islam).

8. Kitab-Kitab

(23)

bersifat agama, misalnya : bustanusalatin karangan nuruddin ar-raniri, tajusalatin karangan bukhari al-jauhari, kitab seribu masalah, sirat al mustakim, durrat al faraid, tibyan fi makrifat al adyan, asrar al arifin, sarab al asyikin.

Adapun kitab-kitab yang berisi hukum adalah UU negeri kedah, UU negeri perak, UU negeri johor,UU Malaka, risalah hukum kuno.

 Cerita-cerita suci

Yang dimaksud cerita-cerita suci adalah jenis cerita yang dianggap kudus. Cerita-cerita semacam itu adalah Cerita-cerita yang bersumber dari riwayat para nabi atau orang-orang suci. Jenis cerita semacan itu dalam kesustraan melayu klasik misalnya :

-hikayat nur muhammad -hikayat bulan berbelah -hikayat nabi bercukur -hikayat maulud nabi -hikayat nabi wafat -hikayat pendeta rahib

C. Perbedaan Karya Sastra Lama dan Karya Sastra Baru Ciri dari sastra lama yaitu :

 Anonim atau tidak ada nama pengarangnya

 Istanasentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan)  Tema karangan bersifat fantastis

 Karangan berbentuk tradisional  Proses perkembangannya statis  bahasa klise

contoh sastra lama: pantun, gurindam, hikayat dll.

Ciri dari sastra baru antara lain:

 Pengarang dikenal oleh masyarakat luas  Bahasanya tidak klise

 Proses perkembangan dinamis  tema karangan bersifat rasional  bersifat modern / tidak tradisional

 masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan.

Contoh sastra baru : novel, biografi, cerpen, drama, soneta, dan lain sebagainya.

(24)

A. Kesimpulan

Sastra lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Secara teknis sastra lama ada dua macam, yaitu sastra lisan (oral) dan sastra tulis. Ciri-ciri umum kesusastraan lama adalah : Bersifat statis, tidak dikenal siapa pengarangnya, Tema karya bercorak Khayalan atau fantasi, Pendidikan, Agama dll.

Karya sastra lama dibagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya sastra lama dalam bentuk puisi seperti ( Mantra, Pantun, Bidal, Talibun, Seloka, Gurindam, Syair dan Puisi-puisi yang Berasal dari Asing). Sedangkan contoh karya sastra lama dalam bentuk prosa yaitu : (Dongeng, Cerita-Cerita Rakyat (folkslore) atau Cerita-cerita Lucu, Cerita Penglipur lara, Hikayat,Tambo-Sejarah, Cerita Berbingkai ,Wiracarita (Epos) dan Kitab-Kitab).

Perbedaan karya sastra lama dengan karya sastra baru lebih mengarah pada pengarang. dimana pada karya sastra lama tidak memiliki pengarang sedangkan pada sastra baru telah memiliki pengarang, selain itu perbedaannya juga terlihat jelas pada penggunaan bahasa dan tema karangan, dmana sastra lama menggunakan bahasa yang klise dengan tema yang bersifat fantastis sedangkan sastra baru bahasa yang digunakan adalah bahasa modern dengan tema yang bersifat rasional.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, pemakalah mengajukan beberapa saran kepada berbagai pihak khususnya pada para pembaca agar :

1. Sebaiknya mahasiswa meningkatkan minatnya dalam mengetahui perkembangan sastra di Indonesia terkhusus pada mahasiswa jurusan sastra Indonesia

2. Perlunya pemenuhan materi seperti buku-buku tentang sastra karena keterbatasan akses informasi mengenai sejarah sastra.

3. Hendaknya dilakukan pembinaan untuk mahasiswa yang berpotensi dan berminat dalam pembuatan karya tulis.

(25)

http://bastiandamanik.blogspot.com/2011/09/pembagian-puisi lama.html (Akses 9 September 2014)

http://id.wikipedia.org/wiki/Gurindam_Dua_Belas (Akses 9 September 2014)

http://kolibet.blogspot.com/2014/02/jenis-puisi-indonesia-dilihat-dari.html (Akses 9

Sep-tember 2014)

http://miraclecenter99.blogspot.com/2013/10/ciri-sastra-pujangga-lama.html (Akses 9

Sep-tember 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Di hari kedua dan hari – hari berikutnya kami tinggal menjalankan peraturan dan jadwal yang telah dibuat, jika tidak ada jadwal piket, kami mengisi jam

(d) dengan sifat yang unik pada tiap anak didik, ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama setiap anak

Berkat rahmat, Karunia, dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “PENGARUH PERENCANAAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA

Penghapustagihan aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), Lembaga Penjamin Simpanan menyelesaikan aset berupa Tagihan yang masih tersisa.. dari

Karena derajat disosiasi asam lemah kecil, maka berdasarkan persamaan kimia dari reaksi ionisasi asam lemah tersebut diketahui bahwa konsentrasi ion hidrogen sama dengan

table digunakan untuk menjadikan teks terpilih berada dalam tabel 4 Excel SpreadSheet untuk menyisipkan tabel dalam bentuk lembar kerja Excel. 5 Quick Tables untuk

PT.BAT Indonesia mengalami peningkatan nilai DER setelah akuisisi yang berarti jika dilihat dari rasio solvabilitas kinerja keuangan PT.BAT Indonesia tidak menjadi