• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Gambaran Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan Di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Gambaran Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan Di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Diabetes Melitus

Diabetes melitus atau yang lebih dikenal dengan penyakit kencing manis

merupakan kelainan metabolisme hidrat arang akibat berkurangnya hormon insulin,

baik kekurangan relatif maupun absolut, yang ditandai dengan Kadar Glukosa Darah

(KGD) melebihi normal. Insulin tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang

sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah. Kadar Glukosa

Darah untuk orang normal atau non diabetes waktu puasa antara 60-120 mg/dL dan 2

jam sesudah makan di bawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan kerja pada insulin,

keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik.

Gejala adalah hal-hal yang dirasakan dan dikeluhkan penderita, ada

bermacam-macam gejala diabetes seperti; sering sekali buang air kecil dengan

volume yang banyak (poliuri), yaitu lebih sering dari pada biasanya apalagi malam

hari. Sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya (polidipsi).

Nafsu makan meningkat (polifagi) dan kurang tenaga. Gejala lain adalah gejala

komplikasi yang paling sering dikeluhkan seperti; kesemutan dikaki, gatal-gatal.

Gatal yang paling merisaukan gatal didaerah selangkangan dan luka yang tidak

sembuh-sembuh. (Hartini, 2009).

2.1.1. Penyebab Diabetes Melitus

(2)

Hal ini menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari

makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab

lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan

baik. Selain itu penyebab penyakit diabetes melitus tergantung pada jenis diabetes

yang diderita.

2.1.2.Tipe –tipe Diabetes Melitus

Menurut Sri Hartini (2009), diabetes melitus dibagi menjadi golongan atau tipe

yaitu :

1. Diabetes Melitus tipe-1

Diabetes tipe-1 adalah pankreas tidak dapat menghasilkan insulin karena

kerusakan atau gangguan fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin. Penderita

penyakit diabetes tipe-1 sebagian besar terjadi pada orang dibawah umur 30 tahun.

Untuk dapat bertahan hidup bergantung pada pemberian insulin dari luar. Oleh karena

itu diabetes ini dikenal juga dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Melitus

(IDDM). Jumlah kejadiannya hanya 1-10 % dari semua penderita diabetes di dunia.

Di Indonesia, hanya kurang lebih sekitar 1% dari semua diabetes. Faktor penyebab

dari diabetes tipe-1 ini adalah :

1. Faktor keturunan atau genetika

Jika salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, maka anak

akan beresiko terkena diabetes.

2. Autoimunitas

Tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri

(3)

membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan

sel-sel yang memproduksi insulin.

3. Virus atau zat kimia.

Menyebabkan kerusakan pada keelompok – kelompok sel dalam

pankreas tempat insulin dibuat.

Pada Diabetes tipe-1 ini insulin diberikan dengan cara disuntikkan karena jika

diminum, insulin akan dirusak asam lambung. Gejala dan tanda-tandanya muncul

mendadak, tiba-tiba cepat merasa haus, sering kencing (anak-anak jadi sering

ngompol), badan mengurus, dan lemah. Apabila insulin tidak segera diberikan,

penderita dapat cepat tidak sadarkan diri, disebut juga Koma Ketoasidosis atau Koma

Diabetik.

2. Diabetes tipe-2.

Diabetes tipe-2 ini tidak mutlak memerlukan suntikan insulin atau dikenal dengan

istilah Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) karena pankreasnya masih

menghasilkan insulin. Insulin tersebut masih diproduksi tetapi jumlahnya tidak

mencukupi. Dan yang terpenting, kerja insulin tidak efektif karena adanya hambatan

pada kerja insulin atau resisten insulin.

Dari seluruh penderita diabetes, jumlah penderita diabetes tipe-2 adalah yang paling

banyak, yaitu 90-99 %. Penyebab diabetes tipe-2 adalah :

1. Faktor keturunan

Apabila ada orang tua atau saudara sekandung yang mengalaminya.

(4)

NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Melitus), sedangkan IDDM

(Insulin Dependen Diabetes Melitus) sebanyak 57 %.

2. Pola makan

Asupan nutrisi dalam makanan yang tidak terkontrol dapat

menimbulkan kegemukan dan penumpukan lemak dalam tubuh. Selain

itu makanan yang banyak mengandung gula seperti teh manis,

gorengan, minuman soda dan makanan cepat saji/ fast food adalah

penyebab penyakit diabetes melitus.

3. Kadar kolesterol yang tinggi

Gaya hidup yang tidak sehat, makan makanan yang berlemak dan

makanan yang tidak sehat.

4. Rendahnya aktifitas fisik atau kurangnya berolahraga

Olahraga akan mengurangi resistensi insulin sehingga kerja insulin

dapat diperbaiki. Peredaran darah akan menjadi lancar dengan

olahraga teratur. Olahraga seperti aerobik maupun latihan beban

sangat efektif menurunkan kadar gula darah.

5. Obesitas atau kelebihan berat badan

Pada orang gemuk aktifitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga

dapat memicu munculnya diabetes melitus. Obesitas ini juga membuat

sel tidak sensitif terhadap insulin.

Diabetes tipe-2 ini berkembang sangat lambat, bisa sampai bertahun-tahun.

Oleh karena itu, gejala dan tanda-tandanya sering kali tidak jelas. Gejala klasik yang

(5)

rasa kesemutan ditungkai. Dan bahkan adapun orang yang menderita diabetes ini

sama sekali tidak merasakan perubahan.

Pengobatan Diabetes tipe-2 :

a Penurunan lemak tubuh pada kegemukan.

Upaya penurunan berat badan, khususnya lemak tubuh, akan meningkatkan

kepekaan sel akan insulin sehingga gula pun akan lebih mudah masuk sel,

yang menyebabkan kadar gula dalam darah akan turun dan energi dapat

dibentuk dengan lebih baik.

b Pemberian obat-obat yang memperbaiki resisten insulin dan obat yang

meningkatkan kemampuan pankreas menghasilkan insulin.

3. Diabetes Gestasional

Diabetes yang muncul hanya pada masa kehamilan. Diabetes ini muncul pada

minggu ke-24 (bulan ke-6) kehamilan. Diabetes gestasional ini biasanya menghilang

sesudah melahirkan. Diabetes ini jika tidak di kendalikan dengan baik dapat

berdampak buruk terhadap bayi dan juga si ibu. Bayi dapat tumbuh besar lebih besar

dari normal (makrosomia), yaitu berat lahirnya lebih dari 4 kg (bayi raksasa/giant

body).

Diabetes gestasional ini pada prinsipnya berbeda dengan kehamilan yang timbul pada

seseorang yang menderita diabetes, tetapi prinsip pengobatannya sama yaitu dengan

pemberian suntikan insulin.

4. Diabetes tipe lain

(6)

timbul karena kenaikan hormon-hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin

atau hormon kontra-insulin. Misalnya, diabetes yang muncul pada penyakit kelebihan

hormon tiroid.

2.1.3. Patofiologi Diabetes Melitus

Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan

selanjutnya keusus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan

dasar makanan karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak

menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk

kedalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh

organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan

bakar, makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya

adalah timbulnya energi. Proses ini yang disebut dengan proses metabolisme. Dalam

proses metabolisme insulin memegang peran yang sangat penting yaitu, bertugas

memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan

bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di

pankreas.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta pankreas tersebut, dapat diibaratkan

sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel.

Kemudian didalam sel glukosa tersebut di metabolisme menjadi tenaga. Bila insulin

tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam dengan akibat glukosa akan tetap

berada didalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa didalam darah

meningkat. Dalam keadaan seperti itu tubuh akan menjadi lemah tidak ada sumber

(7)

anak kuncinya (insulin) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga

akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah

meningkat (Waspadji, 2002).

2.1.4. Komplikasi Diabetes Melitus.

Berdasarkan mulai timbulnya dan lama perjalanannya, komplikasi diabetes

digolongkan menjadi ; komplikasi mendadak (akut) dan komplikasi menahun

(kronis).

1. Komplikasi mendadak (akut)

Yang termasuk komplikasi akut adalah :

a. Infeksi yang sulit sembuh

Misalnya, Ganggren (infeksi berat pada kaki hingga

membusuk).

b. Koma Hiperglikemik

Adalah koma karena hiperglikemi (gula darah yang terlalu

tinggi)

c. Koma Hipoglikemik

Adalah koma karena hipoglikemi ( gula darah yang terlalu

rendah )

2. Komplikasi menahun (kronis)

Komplikasi kronis diabetes disebabkan oleh :

a. kelainan pada pembuluh darah besar

(8)

b. kelainan pada pembuluh darah halus

Pada organ-organ tubuh seperti ; mata (retinopati, katarak dan

glaukoma), dan ginjal (nefropati) yang pada akhirnya perlu cuci darah.

2.1.5. Pengobatan

Pengobatan diabetes atau yang disebut dengan pengendalian diabetes ada 4

hal terpenting yang perlu dijalankan agar penderita diabetes dapat hidup sehat atau

Empat Pilar Pengendalian diabetes yaitu ;

1. Edukasi

Penderita diabetes harus dibekali dengan pengetahuan tentang diabetes dan

perlu diingatkan terus-menerus dan berulang-ulang. Melalui edukasi,

penderita diabetes atau siapa saja bisa mengetahui dan mengerti apa itu

diabetes, masalah yang harus dihadapi, mengapa penyakit ini perlu

dikendalikan secepatnya dan seterusnya.

2. Pengaturan makan (diet)

Pada umumnya, diet untuk penderita diabetes diatur berdasarkan 3J yaitu

Jumlah, Jenis, dan Jadwal.

3. Aktifitas fisik/olah raga

Olah raga dilakukan teratur setiap kali, pada waktu yang sama

4. Obat

a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Obat untuk memperbaiki jumlah insulin yang kurang adalah yang

(9)

b. Insulin

Merupakan satu-satunya obat yang diberikan langsung secara disuntikkan

karena pankreas sudah tidak dapat menghasilkan insulin lagi.

2.2. Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Tipe-2

Penatalaksanaan makanan untuk penderita diabetes melitus tipe-2 harus

memperhatikan beberapa hal yaitu prinsip, tujuan dan syarat diet; dasar penyusunan

diet; komposisi dan penggunaan diet.

1. Prinsip, tujuan dan syarat diet.

Prinsip pemberian makanan bagi penderita diabetes melitus adalah

mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi

beban bagi mekanisme pengaturan gula darah.

Makanan yang dimakan penderita diabetes melitus sehari-hari disusun agar

tujuan diet tercapai. Tujuan diet yaitu :

a Memperbaiki kesehatan umum penderita.

b Memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan

ideal/normal.

c Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat

kesehatan optimal dan aktivitas normal.

d Mempertahankan kadar gula darah sekitar normal

e Menekan atau menunda timbulnya penyakit komplikasi diabetes

f Menarik dan mudah diterima penderita diabetes melitus

(10)

yang harus mencakup kandungan gizinya. Kandungan gizi tersebut sebagai

berikut :

a Energi, diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis

kelamin, aktivitas fisik dan proses pertumbuhan.

b Karbohidrat, diberikan sejumlah 60-70% dari total konsumsi, makanan

atau minuman yang mengandung gula dibatasi dan digunakan jenis

karbohidrat komplek atau makanan yang berserat.

c Protein, digunakan protein yang bernilai biologi tinggi/nilai cernanya

tinggi.

d Lemak, lemak jenuh dan kolesterol tidak dikonsumsi

e Vitamin dan mineral, diberikan sesuai kebutuhananya.

2. Dasar penyusunan diet

Dasar diet untuk penyakit diabetes melitus adalah harus memenuhi kebutuhan

gizi. Penyusunan diet perlu memperhatikan pola makan penderita sebelum

sakit. Hal ini diupayakan agar pola makan tidak terlalu menyimpang dari

biasanya sehingga makanan dapat mudah diterima oleh penderita.

3. Komposisi diet

Komposisi diet yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus berulang

kali mengalami perubahan.

4. Penggunaan diet

Untuk penggunaan diet diabetes melitus perlu diperhatikan pedoman 3J,

yaitu : J1= jumlah makanan yang diberikan harus habis

(11)

J3= jenis makanan manis- manis harus dihindari (Pranadji, 2002)

Tujan penatalaksanaan diet secara umum pada penderita diabetes melitus

adalah mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati kadar normal,

mencapai dan mempertahankan lemak mendekati kadar yang optimal, mencegah

komplikasi akut/kronik dan meningkatkan kualitas hidup (Waspadji, 2002).

2.2.1. Jumlah Makanan

Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes melitus harus sesuai untuk

mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi

energi adalah 60-70 % dari karbohidrat 10-15 % dari protein 20-25 % dari lemak.

Makanan yang beraneka ragam, mengandung sumber zat tenaga, zat pembangun serta

zat pengatur.

Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan

protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan

lain-lain. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dn mineral.

Makanan sumber zat pembangun seperti : kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan,

ayam, daging, susu, keju dan lain-lain. Makanan sumber zat pengatur mengandung

vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain : sayuran dan

buah-buahan.

Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes melitus

(12)

Tabel 2.1. Jenis Diet Diabetes Melitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak

Jenis Diet Energi (Kkal)

Karbohidrat (gr) Protein (gr) Lemak (gr)

I 1100 172 43 30

Sumber : Almatsier, 2006

Keterangan :

1. Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang gemuk, obesitas berat

atau terlalu gemuk

2. Jenis diet IV s/d VI diberikan kepada penderita diabetes dengan berat

badan normal dan tanpa komplikasi

3. Jenis diet VII s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja

(Juvenile Diabetes), diabetes dengan komplikasi dan penderita diabetes yang

sedang hamil.

2.2.2. Jenis Bahan Makanan

Banyak yang beranggapan bahwa penderita diabetes melitus harus makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah

menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita

terutama penderita diabetes melitus untuk mengetahui efek makanan terhadap

glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus

adalah makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah-buahan segar. Yang

(13)

mengakibatkan kadar glukosa darah yang sangat rendah (Hypoglikemi) dan juga

jangan terlalu banyak makan makanan yang memperparah penyakit diabetes melitus.

Ada beberapa makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan

atau dibatasi bagi penderita diabetes melitus yaitu :

a. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus adalah :

1. Sumber karbohidrat komplek seperti ; nasi, roti, mie, kentang,

singkong, ubi dan sagu.

2. Sumber protein rendah lemak seperti ; ikan, ayam tanpa kulit, susu

skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.

3. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang

mudah di cerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara

dipanggang, dikukus, disetup, direbus dan dibakar.

b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita

diabetes melitus adalah :

1. Mengandung banyak gula sederhana, seperti ; gula pasir, gua jawa,

sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, minuman

botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol cake dan tarcis.

2. Mengandung banyak lemak seperti ; cake, makanan siap saji (fast -

food), goreng - gorengan dan lain-lain.

3. Mengandung banyak natrium seperti; ikan asin, telur asin dan

(14)

2.2.3. Interval Makan Penderita Diabetes Melitus

Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar

gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan

bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan

komplikasi diabetes melitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar kerena makan

disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Pada dasarnya diet diabetes

melitus diberikan dengan antara (interval) waktu tiga jam, meliputi tiga kali makanan

utama dan tiga kali makanan selingan/snacks.

Jadwal makan yang digunakan oleh penderita diabetes melitus disajikan dalam

bentuk tabel berikut :

Tabel 2.2.Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus

Waktu Jadwal Total Kalori

Pukul 07.00 makan pagi 20%

Pukul 10.00 selingan 10%

Pukul 13.00 makan siang 30%

Pukul 16.00 selingan 10%

Pukul 19.00 makan malam 20%

Pukul 21.00 selingan 10%

Sumber : Waspadji, 2002

Jadwal ini dapat diubah asalkan intervalnya tetap tiga jam. Ini dimaksudkan agar

terjadi perubahan pada kandungan glukosa darah penderita diabetes melitus, sehingga

diharapkan dengan perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat , maka

kadar glukosa darah akan tetap stabil dan Penderita diabetes melitus tidak merasa

(15)

Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Diabetes Melitus 1900 Kal

Stup buncis + wortel Pepaya

Sumber : Almatsier, 2006

Nilai Gizi pada tabel 2.3 tersebut adalah :

- Energi : 1912 Kkal

- Protein : 60 gr (12,5% energi total )

- Lemak : 48 gr ( 22,5 % energi total )

- Karbohidrat : 299 gr (62,5 % energi total )

(16)

2.3. Daftar Bahan Makanan Penukar

Untuk mempermudah membuat kombinasi menu, dibawah ini diberi gambaran

mengenai beberapa bahan yang dapat mengganti satu bahan yakni :

1. Golongan I : Sumber Karbohidrat

1 satuan penukar misalnya, 100 gram nasi mengandung 175 Kalori, yang

terdiri atas Protein 4 gram dan karbohidrat 40 gram.

2. Golongan II : Sumber Protein Hewani a. Rendah Lemak

1 Satuan Penukar misalnya, 40 gram ikan segar mengandung 50 Kalori

yang terdiri atas protein 7 gram dan lemak 2 gram.

b. Lemak Sedang

1 Satuan Penukar misalnya, 35 gram daging sapi mengandung 75 Kalori

terdiri atas protein 7 gram dan lemak 5 gram.

c. Tinggi Lemak

1 Satuan Penukar misalnya, 40 gram ayam dengan kulit mengandung 150

Kalori yang terdiri atas 7 gram protein dan lemak 13 gram.

3. Golongan III : Sumber Protein Nabati

1 Satuan Penukar misalnya, 50 gram tempe mengandung 75 Kalori, yang

terdiri atas protein 5 gram dan karbohidrat 7 gram.

Tabel dibawah ini menunjukkan jumlah bahan makanan yang dapat digunakan

untuk mengganti :

- sumber Karbohidrat (100 gram nasi)

- sumber protein hewani; rendah lemak (40 gram ikan), lemak sedang (35 gram

daging sapi) dan tinggi lemak (40 gram ayam dengan kulit)

(17)

Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat, Protein Hewani dan

Sumber protein hewani rendah lemak

ayam tanpa kulit 1 potong sedang 40

daging kerbau 1 potong sedang 35

ikan kakap 1/3 ekor sedang 35

ikan asin 1 potong sedang 15

udang segar 5 ekor sedang 35

Sumber protein hewani lemak sedang

Daging kambing 1 potong 40

Sumber protein hewani tinggi lemak

Bebek 1 potong sedang 55

(18)

4. Golongan IV : Sayuran a. Sayuran A

Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari ;

gambas (oyong), mentimun, jamur segar, lobak selada dan tomat.

b. Sayuran B

Mengandung sedikit kalori, protein dan karbohidrat sayuran ini dapat

digunakan agak bebas tanpa diperhitungkan asal dalam jumlah yang

wajar.

1 Satuan Penukar ± 1 gelas (100 gr ) = 25 Kalori

1 gr Protein

5 gr Karbohidrat.

Sumber bahan makanannya yaitu dari ; bayam, labu siam, bit, buncis,

brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong,

kangkung, kacang panjang, pare, rebung, pepaya muda.

c. Sayuran C

Merupakan sayuran yang mengandung banyak kalori, protein dan

karbohidrat.

1 Satuan Penukar ± 1 gelas (100 gr) = 50 Kalori

3 gr Protein

10 gr Karbohidrat.

Sumber bahan makanannya yaitu dari ; bayam merah, daun katuk, daun

melinjo, melinjo, daun papaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun

(19)

Sayuran golongan A, B dan C dapat diberikan kepada penderita diabetes

melitus tipe-2 maupun tipe-1. Hal ini disebabkan karena penderita diabetes melitus

dianjurkan mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat dalam jumlah yang

cukup akan menurunkan kecepatan penyerapan karbohidrat serta menurunkan kadar

lemak dalam darah. Dengan demikian tingginya serat dalam makanan dapat menekan

kenaikan kadar gula dalam darah sesudah makan ( Pranaji, 2002).

5. Golongan V : Buah dan Gula

1 Satuan Penukar = 50 Kalori

12 gr Karbohidrat.

Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Buah dan Gula

(20)

1 Satuan Penukar misalnya, 200 gram susu skim cair mengandung 75

Kalori yang terdiri atas protein 7 gram dan karbohidrat 10 gram.

b. Susu Rendah Lemak

1 Satuan penukar misalnya, 200 gram susu sapi mengandung 125 Kalori

yang terdiri atas protein 7 gram, lemak 6 gram dan karbohidrat 10 gram.

c. Susu Tinggi Lemak

1 Satuan Penukar misalnya, 30 gram tepung mengandung 150 Kalori yang

terdiiri atas protein 7 gram, lemak 10 gram dan karbohidrat 10 gram.

Tabel di bawah ini menunjukkan bahan makanan yang dapat digunakan untuk

mengganti Susu tanpa lemak (200 gram susu skim cair), Susu rendah lemak (200

gram susu sapi) dan Susu tinggi lemak (30 gram tepung susu penuh).

Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tanpa Lemak, Susu Rendah Lemak dan Susu Tinggi Lemak.

Bahan makanan URT Berat (gr)

Susu tanpa lemak

Tepung susu skim 4 sendok makan 20

Yogurt non fat ⅔ gelas 120

Susu rendah lemak

Keju 1 potong kecil 35

Susu kambing 3/4 gelas 165

yogurt susu penuh 1 gelas 200

Susu kental manis 1/2 gelas 100

Susu tinggi lemak

Susu kerbau 1/2 gelas 100

(21)

7. Golongan VII : Minyak

1 Satuan Penukar misalnya, 5 gram minyak kelapa mengandung 50 Kalori dan

lemak 5 gram. Tabel dibawah ini menunjukkan jumalah bahan makanan yang

dapat digunakan untuk mengganti 5 gram minyak kelapa.

a. Lemak Tidak Jenuh

Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Tidak Jenuh.

Bahan makanan URT Berat (gr)

Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Jenuh

Bahan makanan URT Berat (gr)

Sumber : Askandar, 2011

8. Golongan VIII : Makanan Tanpa Kalori

Sumber bahan makanan tanpa kalori yaitu dari agar-agar, air kaldu, air mineral,

cuka, kecap, kopi, teh, gula alternatif seperti aspartame, sakarin.

2.4. Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus

(22)

1. Jenis diet diabetes melitus I

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus I adalah 1100 kalori

yang mengandung 172 gram karbohidrat, protein 43 gram dam lemak 30

gram.

2. Jenis diet diabetes melitus II

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus II adalah 1300 kalori

yang mengandung 192 gram karbohidrat, protein 45 gram dan lemak 35

gram.

3. Jenis diet diabetes III

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus III adalah 1500 kalori

yang mengandung 235 gram karbohidrat, protein 51,5 gram dan lemak

36,5 gram.

4. Jenis diet diabetes melitus IV

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus IV adalah 1700 Kalori

dan jumlah kandungan zat gizi Karbohidrat 275 gram, Protein 55,5 gram

dan Lemak 36,5 gram.

5. Jenis diet diabetes melitus V

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus V adalah 1900 kalori

dan jumlah kandungan zat gizi Karbohidrat 299 gram, Protein 60 gram

dan Lemak 48 gram.

(23)

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus VI adalah 2100 kalori

dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 319 gram, protein 62 gram dan

lemak 53 gram.

7. Jenis diet diabetes melitus VII

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus VII adalah 2300 kalori

dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 369 gram, protein 73 gram dan

lemak 59 gram.

8. Jenis diet diabetes melitus VIII

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus VIII adalah 2500 kalori

dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 396 gram, protein 80 gram dan

lemak 62 gram.

Jenis diet diabetes melitus ini ditentukan berdasarkan IMT (indeks masa

tubuh) penderita diabetes melitus.

2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan latar belakang, tujuan dan manfaat, maka kerangka konsep

penelitian sebagai berikut :

(24)

Dalam kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan

karakteristik penderita diabetes melitus (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,

riwayat keluarga dan lama menderita diabetes melitus) dapat mempengaruhi pola

makan (jumlah, jenis dan jadwal) serta mempengaruhi kadar gula darah penderita

Gambar

Tabel 2.1.
Tabel 2.2. Jadwal  Makan Penderita Diabetes Melitus
Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Diabetes Melitus 1900 Kal
Tabel 2.4.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Indek keanekaragaman spesies (H’) pada komunitas tumbuhan pada jalur kiri dan jalur kanan di jalur wisata Air Terjun Wiyono Atas Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman adalah

hukum tidak dituangkan dalam bentuk peraturan yang konkrit atau. dalam pasal-pasal, asas hukum Lex superiori derogat

Kaini :iampaikan bahwa nekanisme penyalura dana hibah akal dilakukan )nelalui perjanjiai kcriasama antara DRPM Diilcr) l,cnguaian RisbaDg Kenenristekdikti dengan PT

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan organisasi pecinta alam yang dipandang mampu menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, namun pada

persyaratan kelulusan pendidikan yang penulis tempuh di Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

[r]

AKBP Agil Kusumadya No.. Pejabat Pengadaan

Oleh sebab itu perlu dilakukan percobaan dan analisis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tegangan tidak seimbang terhadap unjuk kerja motor induksi 3 fasa dengan