• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesustraan, - Analisis Psikologi Tokoh Utama Dalam Novel “100 Kai Naku Koto” Karya Nakamura Kou

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesustraan, - Analisis Psikologi Tokoh Utama Dalam Novel “100 Kai Naku Koto” Karya Nakamura Kou"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesustraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992 : 99). Menurut Rene Wellek dalam Badrun (1983 : 16) istilah

sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif. Artinya segenap kejadian atau peristiwa yang dikemukakan dalam karya sastra bukanlah pengalaman jiwa atas peristiwa yang sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu

yang dibayangkan saja.

Pada umumnya dalam sebuah karya sastra, sastrawan selalu memasuki

pengalaman serta imajinasinya kedalam karya tersebut. Karya sastra menurut Wellek dan Warren dalam Pradopo (2002 : 81) pada hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang. Pada dasarnya karya sastra

memiliki karya yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya sastra yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, novelette, essai dan cerita bergambar. Sedangkan yang

bersifat non fiksi berupa puisi, lagu dan drama.

Novel adalah salah satu jenis karya sastra prosa yang memiliki jalinan cerita yang kompleks. Kekompleksan dalam novel sering ditunjukkan dengan

(2)

Dalam sebuah karya sastra terdapat dua unsur yang berpengaruh dalam

karya tersebut yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau dapat juga dikatakan unsur-unsur yang secara langsung membangun cerita. Unsur yang dimaksud seperti

tema, plot, latar, penokohan, bahasa dan sudut pandang cerita. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat diluar karya

sastra itu tetapi tidak secara langsung mempengaruhi karya tersebut. Seperti kebudayaan, sosial, psikologis, politik, agama dan lain-lain yang dapat mempengaruhi pengarang dalam menulis karyanya tersebut.

Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik ini juga terdapat didalam salah satu karya sastra fiksi yang berupa novel. Salah satu unsur pembangun fiksi didalam

novel ini yang akan ditelaah adalah tokoh. Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Dalam mendeskripsikan tokoh, Pengarang memiliki kebebasan dalam menampilkan tokoh-tokoh cerita baik dalam kehidupan

sosiologis, psikologis maupun fisiologis.

Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa dan “logos”

adalah ilmu pengetahuan. Jadi secara Etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya dan latar belakang.

Salah satu karya sastra yang akan ditelaah tokoh utamanya adalah novel

100 Kai Noku Koto yang ditulis oleh Nakamura Kou. Novel ini sangat

(3)

menentukan sikap. Dalam novel ini diceritakan bagaimana keadaan psikologis

seorang pemuda yang bernama Fujii. Hidupnya yang dipenuhi kebahagiaan, namun perlahan menjadi kesedihan yang tiada habisnya.

100 Kai Noku Koto bercerita tentang seorang pemuda yang berasal dari Akasaka, bernama Fujii yang terlahir dari keluarga sederhana bersama orangtua nya. Kehadiran seekor anjing yang ia temukan dalam kardus di parkiran

perpustakaan, dinamakan nya Book membuat harinya tidak merasa sepi lagi. Sampai pada waktunya ia harus berpisah dengan keluarga nya dan Book karena ia harus melanjutkan sekolahnya di Universitas Tokyo.

Setelah empat tahun ia menyelesaikan sekolahnya, ia pun bertemu dengan seorang gadis bernama Yoshimi yang kemudian menjadi pacarnya. Ia kini sudah

bekerja dan siap untuk menikah dengan kekasihnya.

Saat mereka memulai untuk tinggal dalam satu apartemen sebagai latihan menuju pernikahan, masalah pun datang. Ia mendapat berita bahwa keadaan Book

saat ini sekarat, karena mengidap penyakit Edema (Pengumpulan Cairan Dibawah Kulit) dan gagal ginjal. Ia menyadari memang sudah empat tahun lamanya, sejak

ia mulai bekerja ia tidak pernah pulang ke kampung halaman nya lagi. Ia pun berangkat ke Akasaka untuk melihat keadaan Book, berharap ia bisa melakukan apa pun disana untuk membuat anjing kesayangan nya bisa kembali sehat

walaupun itu sangat tidak mungkin kata Dokter.

Namun, saat ia hanya fokus pada kesembuhan Book, tak disangka

(4)

sangat serius yaitu Kanker Indung Telur. Pada akhirnya keduanya pun harus

meninggal dan membuatnya sangat terpukul.

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengetahui

bagaimana psikologi tokoh utama dalam novel ini. Untuk itu penulis membahasnya dengan judul “ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 100 KAI NOKU KOTO KARYA NAKAMURA KOU”.

1.2. Perumusan Masalah

Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam menjalankan

kehidupannya. Walupun setiap orang bisa menjalankan tugas dan kewajiban yang diembannya dengan baik, belum tentu hati nuraninya pun bahagia seperti yang terlihat diluar. Seperti halnya dengan novel 100 Kai Noku Koto, seorang pemuda

yang mengisahkan kehidupannya yang bahagia namun harus berakhir dengan kesedihan yang bertubi-tubi.

Dalam hal ini, tokoh utama yang digambarkan oleh tokoh Fujii adalah seorang pemuda yang menginspirasikan bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan, kedewasaan, dan keikhlasan dalam bersikap. Saat ia mendengar berita

bahwa anjing kesayangannya Book telah sekarat ia mampu melewati rasa sedih itu dengan kesabaran, namun saat ia mengetahui penyakit yang diderita pacarnya, ia

(5)

Untuk memudahkan arah sasaran yang dikaji, maka masalah penelitian ini

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana hubungan antara manusia dengan hewan (anjing) dalam

budaya Jepang

2. Bagaimana masalah psikologis tokoh utama yang dialami oleh Fujii Kun dalam novel 100 Kai Noku Koto.

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya

pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang terlalu jauh, sehingga penulisan dapat

terarah.

Penulis menganalisa novel ini dengan mengambil beberapa cuplikan dari novel 100 Kai Noku Koto. Kemudian, penulis mengomentari cuplikan tersebut

terutama yang adanya indeksikal kondisi psikologis tokoh utama yang diekspresikan oleh sastrawan Nakamura Kou dalam novel 100 Kai Noku Koto.

Psikologis tersebut akan dilihat keterkaitannya dengan Id, Ego, Super Ego yang terdapat di dalam novel tersebut.

Dalam analisis ini, penulis hanya fokus bagaimana dampak psikologis dari

(6)

kesedihan setelah anjing dan orang yang disayanginya satu persatu

meninggalkannya.

Penulis menganalisis penelitian ini dengan menggunakan pendekatan

semiotik, teori psikoanalisis Freud Sigmund, dan teori depresi sebagai acuan penelitian.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka

Sastra menurut Rene Wellek dalam Badrun (1983 : 16) bahwa sastra

hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif. Artinya segenap kejadian atau peristiwa yang dikemukakan dalam karya sastra bukanlah

pengalaman jiwa atas peristiwa yang sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja.

Karya sastra pada umumnya merupakan hasil imajinasi dari seseorang

pengarang. Seperti yang diungkapkan oleh Wellek dan Warren (dalam kritik sastra, 2002 : 81) karya sastra pada hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi

dari seorang pengarang. Di dalam karya sastra fiksi terdapat dua unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur tersebut terdapat dalam novel juga. Salah satu unsur intrinsik yang akan ditelaah adalah tokoh.

(7)

Sedangkan arti tokoh secara umum adalah para pelaku yang terdapat dalam

sebuah cerita fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan seorang pengarang. Jadi pengarang memiliki kebebasan dalam menciptakan watak tokohnya.

Watak setiap karya fiksi selalu berbeda-beda seperti halnya dengan kehidupan nyata. Watak seorang tokoh dapat menggambarkan psikologis tokoh tersebut. Walaupun psikologis termasuk unsur ekstrinsik tetapi keberadaan unsur

ini sangat mempengaruhi jalan sebuah cerita dari karya fiksi tersebut.

Pendekatan psikologis yang dikembangkan oleh Freud setelah melakukan berbagai penelitian, bahwa manusia banyak dikuasai oleh alam batinnya sendiri

(Endraswara, 2008 : 101). Terdapat Id, Ego dan Super Ego dalam diri manusia yang menyebabkan manusia selalu berbeda dalam keadaan berperang dalam

dirinya, resah, gelisah dan tertekan.

Suatu karya sastra dianggap bermutu kalau dia mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia karena hakikat kehidupan manusia adalah

perjuangan dalam menghadapi kekalutan batinnya sendiri.

Di dalam novel 100 Kai Noku Koto dialami oleh Fujii Kun tentang tekanan

(8)

1.4.2. Kerangka Teori

Meneliti perwatakan tokoh melalui karya sastra berarti harus menggunakan teori sastra. Dalam menganalisis ini, teori yang digunakan adalah

teori semiotik dan psikologis. Semiotik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai system tanda. Hal ini sesuai dengan pengertian semiotik sebagai ilmu tanda, yang memandang fenomena sosial dan budaya sebagai sistem

tanda (Preminger dan Pradopo dalam Wiyatmi, 2009 : 92). Dalam ilmu tanda secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan (Luxemburg, 1992 : 44).

Penulis menggunakan Teori Semiotik karena adanya tekanan batin dari seorang pemuda yang tak bisa bangkit dari keterpurukan karna ditinggalkan orang

yang disayanginya, dalam waktu yang lama ia mampu bertahan dengan keterpurukan dan kenangan-kenangan yang sudah berlalu. Setelah mendapatkan tekanan batin tersebut, penulis melakukan analisis dengan pendekatan Psikologis

yang mengacu teori Psikologis khususnya teori Freud, dan kemudian dihubungkan dengan teori depresi .

Psikologis sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikoanalisis pertama dimunculkan oleh Freud, dia mengatakan bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental

(9)

Prinsip-prinsip Psikologis yang dibuat oleh Sigmund Freud dalam semi

(1989 : 46) adalah sebagai berikut:

1. Lapisan kejiwaan yang paling rendah inilah yang disebut dengan

lapisan bawah sadar (Libido) dengan kata lain libido mempengaruhi keinginan yang mendorong manusia untuk mencapai tingkat pemenuhan kepuasan (kesenangan, kebahagiaan, dan kegairahan)

2. Pengalaman-pengalaman sewaktu bayi dan sewaktu kanak-kanak biasanya banyak mempengaruhi sikap hidup usia dewasa.

3. Semua buah pikiran betapa pun kelihatannya tidak berarti, masih tetap

lebih penting gagasan sederhana daripada pandangan bawah sadar. 4. Konflik emosi. Menurut Freud konflik emosi terjadi karena adanya

konflik antara bawah sadar.

5. Emosi itu sendiri bersifat Dwirasa (benci tapi rindu, marah tapi sayang). Biasanya akan terlihat dalam tingkah laku tokoh cerita.

6. Sebagian konflik dapat diselesaikan dengan cara yang tidak dapat diterima.

Psikologis sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikoanalisa pertama dimunculkan oleh Freud, dia mengatakan bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental sedangkan

(10)

Psikoanalisis kepribadian menurut Freud terdiri dari Id, Ego, Super Ego.

Ketiga sistem itu saling berkaitan antara satu sama lain. Id adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar. Id adalah aspek kepribadian yang paling gelap dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal

nilai.

Dalam perkembangannya tumbuhlah Ego yang perilakunya didasarkan

atas prinsip kenyataan. Sementara Super Ego berkembang mengontrol dorongan-dorongan buta Id tersebut. Hal ini berarti Ego merupakan sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia obyek dari kenyataan dan

menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego adalah kepribadian implementatif yaitu berupa kontak dengan dunia luar. Adapun Super Ego adalah

sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang bersifat evaluative (menyangkut baik buruk). Dengan pendekatan psikologis yang dikemukakan oleh Freud, penulis akan menunjukkan struktur Id, Ego, dan Super Ego dari perilaku

yang dialami oleh tokoh utamanya dalam novel 100 Kai Noku Koto.

Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan yaitu suatu perasaan

tidak ada harapan lagi. Dalam Chaplin ( 2002 ) depresi didefenisikan pada dua keadaan, yaitu pada orang normal dan pada kasus patologis. Pada orang normal, depresi merupakan keadaan kemurungan ( kesedihan,patah semangat ) yang

ditandai dengan perasaan tidak puas, menurunnya kegiatan, dan pesimis dalam menghadapi masa yang akan datang. Pada kasus patologis, depresi merupakan

(11)

Perbedaan depresi normal dengan depresi klinis terletak pada tingkatannya,

namun keduanya memiliki jenis simtom yang sama. Tetapi depresi unipolar atau mayor depresi mempunyai simtom yang lebih banyak, lebih berat (severely), lebih sering, dan terjadi dalam waku yang lebih lama. Namun batas antara gangguan

depresif normal (‘normal’ depressive disturbance) dengan gangguan depresif klinis (clinically significant depressive disorder) masih kabur (Rosenhan &

Seligman, 1989)

Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan, pegertian depresi adalah suatu keadaan dimana inividu mengalami simtom-soimtom perasaan sedih,

tertekan, kesepian, berkurang nafsu makan, membutuhkan usaha lebih besar dalam melakukan sesuatu, kesulitan tidur, kesulitan untuk memulai mengerjakan

sesuatu, merasa tidak bersahabat, dan merasa tidak disukai orang lain.

Dalam hal ini penulis menganalisa kondisi psikologis tokoh utama dari novel 100 Kai Noku Koto yang kemudian dihubungkan dengan pendekatan

Semiotik yang digunakan untuk menjabarkan keadaan serta tanda-tanda yang terdapat dalam novel tersebut. Oleh karena itu, analisis ini akan menjelaskan

(12)

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan keadaan psikologis tokoh utama yang diungkapkan oleh Fujii Kun dalam novel 100 Kai Noku Koto.

2. Untuk mendapatkan gambaran psikologis seperti apa yang dilakukan oleh

tokoh utama dalam novel 100 Kai Noku Koto.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti dan pembaca dapat menambah wawasan mengenai psikologis tokoh dalam karya sastra fiksi. Sehingga mampu menguasai watak tokoh sebenarnya.

2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat sebagai bahan penunjang untuk Departemen Sastra Jepang FIB Universitas Sumatera Utara, guna

(13)

1.6. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan metode penelitian sebagai bahan penunjang dalam penulisan. Metode adalah cara pelaksanaan penelitian.

Didalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif.

Metode deskriptif menurut Whitney dalam Nazir (1988 : 63) adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Sedangkan metode deskriptif menurut Nawawi (1991 : 63) adalah suatu metode yang dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan,

menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterprestasikan data.

Dalam penulisan ini peneliti menguraikan dan menjelaskan dengan secermat mungkin masalah-masalah didalam novel 100 Kai Noku Koto karya

Nakamura Kou dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada. Teori-ter\ori tersebut adalah teori semiotik dan teori psikologis khususnya teori Sigmund Freud

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik metode studi kepustakaan (Library Research) dalam pengumpulan data. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan buku dari berbagai sumber atau referensi yang

berkaitan dengan masalah ini. Dan untuk menunjang penulisan ini, penulis juga menambahkan referensi dari internet atau hal-hal yang berkaitan dengan masalah

Referensi

Dokumen terkait

Yoko Andika Gumilang 201310227015, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Informatika Universitas Bhayangkar a Jakarta Raya, Judul Skripsi “ Sistem Pendukung Keputusan

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan pembinaan evaluasi hasil rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya.. Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page II -

1) Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpesonal. Sebelum kita berinteraksi, kita memiliki berbagai harapan kepada lawan bicara kita. 2) Ketidakpastian adalah

Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik dalam penelitian ini diketahui bahwa korelasi kecerdasan emosional dan prestasi akademik memiliki R square (koefisien

Data primer yang penulis tetapkan pada penelitian ini adalah 5 buah foto tampilan fashion Ines Ariani yang penulis dapatkan dari blognya yaitu aii-ness.com ,

Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengetahui variasi dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan adrenalin 1:100.000 yang diberikan pada pasien odontektomi

[r]

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah berita-berita perkosaan yang dimuat di Detik.com dan objek penelitiannya adalah, kecenderungan konten-konten