• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akuntansi Pendahuluan - Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akuntansi Pendahuluan - Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akuntansi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

I.

Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akuntansi

II.

Pendahuluan

Kehidupan yang semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari membuat sebagian orang melupakan cara bagaimana dia mendapatkan harta. Harta yang didapatkan tidak pandang apakah halal atu haram. Kebanyakan orang-orang yang mendapat harta yang haram itu notabene hidupnya kaya, tetapi kayanya itu tidak menjadikan hidupnya cukup. Karena banyak yang mengorupsi uang rakyat bermilyaran bahkan trilyunan itu juga bukan orang yang miskin tetapi ia merupakan orang yang kaya raya. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa orang-orang yang mendapat harta dengan haram ia tidak merasa cukup, adanya hanya serba kekurangan.

Dalam suatu hadis nabi mengatakan bahwa akan datang suatu masa orang mencari harta itu mencari yang haram. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan datang suatu masa, ketika itu orang tidak lagi mempedulikan apa-apa yang dia dapatkan, apakah termasuk yang halal atau yang haram”. [HR. Bukhari juz 3, hal. 6] (dalam brosur ahad pagi MTA edisi 25 Mei 2008).

Dari hadis di atas telah jelas bahwa akan datang suatu masa orang mencari harta dengan tidak mempedulikan harta haram apa halal sehingga terjadi suatu penyimpangan baik sosial, hukum maupun agama. Mungkin sudah sering telinga kita mendengar kata-kata korupsi dengan berbagai fenomenanya. Sebagai contoh seperti apa yang diberitakan dalam vivanews edisi Rabu, 22 Juni 2011, 17:46 WIB Jefferson dinyatakan terbukti menyelewengkan APBD Tomohon tahun 2006-2008. Dia divonis 9 tahun penjara dengan denda Rp200 juta subsider 2 bulan.Disamping itu dia juga diminta mengganti kerugian negara Rp31,6 miliar subsider 2 tahun penjara jika tak mampu membayar. (umi).

(2)

korupsi juga terjadi dimana-mana. Para penguasa yang notabene kalau mencalonkan pimpinan itu tidak lepas dari suap-menyuap. Padahal suap menyuap sendiri membutuhkan uang yang tidak sedikit, karena dengan dasar itu mungkin para koruptor ingin mendapatkan kembali uang yang telah dikeluarkan sehingga ia mengorupsi uang rakyat.

Korupsi dapat berkurang apabila ada pengawasan dari pemerintah yang tidak pandang bulu. Apakah itu jenderal bintang satu atau sekalipun presiden terbukti meng-korupsi uang rakyat maka harus ditegakkan hukumnya. Rusaknya bangsa ini karena tidak tegaknya hukum di negeri ini seperti apa yang disabdakan oleh rosululloh SAW, Dari ‘Aisyah, ia berkata : Sesungguhnya orang-orang Quraisy disibukkan oleh kejadian seorang wanita Makhzumiyah yang mencuri. Mereka berkata,“Siapa orang yang berani menyampaikan masalah itu kepada Rasulullah SAW (agar mendapat keringanan hukuman )”. Lalu diantara mereka ada yang berkata, “Siapa lagi yang berani menyampaikan hal itu kepada beliau kecuali Usamah kecintaan Rasulullah SAW ?”. Lalu Usamah menyampaikan hal itu kepada beliau. Maka Rasulullah SAW bersabda kepada Usamah, “Apakah kamu akan membela orang yang melanggar hukum dari hukum-hukum Allah ?”. Kemudian beliau berdiri dan berkhutbah. Beliau bersabda, “Hai para manusia, sesungguhnya yang menyebabkan hancurnya orang-orang sebelum kalian bahwasanya mereka itu apabila orang terhormat di kalangan mereka yang mencuri, mereka membiarkannya, tetapi jika orang lemah diantara mereka yang mencuri, mereka menghukumnya”Demi Allah, seandainya Fathiah bint Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1315] (dalam brosur ahad pagi MTA edisi 1 Maret 2009).

Bangsa ini mengharapkan perilaku atau karakter-karakter yang tidak baik seperti korupsi, suap, dan ketidak adilan dalam bidang hukum itu segera hilang dari negeri ini, paling tidak berkurang dari tahun yang sudah berjalan. Harapan bangsa tersebut sesuai dengan arti pendidikan. Menurut UU SPN UU no. 20 tahun 2003 pasal 1 menjelaskan bahwa:

(3)

Jadi, pendidikan adalah proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta akhlak mulia. Oleh karena itu, pendidikan karakter perlu dibahas sehingga dengan adanya pembahasan tersebut diharapkan dapat membuat pembacanya sadar akan kerusakan negeri ini dan ingin mengubah menjadi baik, kemudian untuk mengubah itu tidak lepas dari pendidikan karakter.

Tujuan pendidikan karakter diangkat menjadi sebuah tema karena sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri. menurut Jumali, M, dkk(2004:127) Tujuan Pendidikan:

1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan

2. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

3. Manusia yang harnonis dalam perkembangannya, rohani dan jasmani

4. Memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

5. Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri, berkemauan keras dan berani bertanggung jawab

6. Harus dapat membiayai diri sendiri dengan semboyan “cari sendiri dan kerjakan sendiri”.

III.

Rumusan Masalah/Masalah Pokok

(4)

IV.

Pembahasan

Sebelum membahas tentang bagaimana pengaruh pendidikan karakter terhadap pembelajaran akuntansi terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang dinamakan pendidikan karakter. Menurut Zuriah(2007:19-20):

“Pendidikan karakter sering disamakan dengan pendidikan budi pekerti. Seseorang dapat dikatakan berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afektif (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kogitif (berpikir rasional) dan ranah skill/psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan kerja sama)”.

Dari arti pendidikan karakter di atas dapat dijelaskan bahwa program pengajaran di sekolah bertujuan mendidik siswa agar mempunyai watak atau tabiat yang baik seperti kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, kerja sama, terampil, bersikap dan berpikir yang rasional. Untuk itu perlu satu per satu dibahas tentang watak atau yang baik itu menurut agama bagaimana.

(5)

Dari hadis di atas islam sangat melarang perbuatan dusta dan memuji sifat kejujuran, karena hakikatnya setiap orang tidak mau dibohongi. Dan agama memberi targib wa tarhib atau janji dan ancaman, yaitu janji surga bagi orang-orang yang berbuat jujur dan ancaman neraka bagi orang-orang yang berbuat dusta.

Dapat dipercaya atau menjaga amanat ini merupakan perintah dari agama yang perintahnya datang langsung dari Alloh lewat firmannya:

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”. (Q.S.Al-Mu’minun:8).

Dan dari hadis nabi yang mengenai tentang amanah dikatakan dalam hadis:

Dari Abdullah bin 'Amr bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Ada empat hal barangsiapa yang empat hal itu ada padanya maka ia adalah orang munafiq yang sebenarnya. Dan barangsiapa ada padanya satu bagian dari yang empat hal itu berarti ada padanya satu bagian dari kemunafiqan sehingga ia meninggalkannya, yaitu : 1. Apabila diberi amanat ia khianat, 2. Apabila berbicara ia berdusta, 3. Apabila berjanji menyelisihi dan 4. Apabila bertengkar ia curang". [HR. Bukhari juz 1, hal. 14] (dalam brosur ahad pagi MTA edisi 26 September 2004)

Dari ayat Al-Qur’an dan hadis nabi tadi agama islam sangat mencela perbuatan khianat. Dalam hadis nabi di atas orang berkhianat atas amanah yang diberikan itu digolongkan orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kemunafikan. Hal itu merupakan suatu ancaman bagi orang yang berkhianat. Dan dalam pandangan umum sifat munafik itu semua orang tidak suka, karena tidak apa adanya atau dapat dikatakan mempunyai dua muka atau kecenderungan baik dan buruk itu sama dilakukannya.

(6)

Kerja sama dalam agama islam merupakan suatu urusan yang dianjurkan seperti apa yang difirmankan oleh Alloh di dalam Al-Qur’an.

"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”.(Q.S.Al-Mu’minun:8)

Urusan tolong menolong itu sudah selayaknya manusia itu melakukannya. Karena dalam tatanan hidup social itu sesama manusia harus saling guyub rukun, damai, kerja sama, dan lain-lain. Ajaran dari agama dan norma sosial dalam kerja sama ini merupakan kebutuhan sesama manusia.

Terampil dalam berbagai hal adalah dambaan setiap orang. Karena dengan mempunyai keterampilan bagi yang akan mencari kerja dapat memudahkan untuk diterima di tempat kerja yang diinginkan. Dalam pendidikan tidak hanya pembelajaran dari aspek kognitif tetapi dari aspek psikomotorik juga diperhatikan. Dalam agama islam juga tidak mengabaikan keterampilan tetapi memberi kesempatan bagi yang akan mengembangkannya.

“Barangsiapa yang mengadakan suatu cara yang baik di dalam Islam lalu (cara itu) diikuti orang sesudahnya, maka ditulis pahala baginya sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya dengan tidak kurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengadakan suatu cara yang buruk di dalam Islam lalu (cara itu) diikuti orang sesudahnya, maka ditulis baginya sebanyak dosa orang-orang yang mengikutinya, dengan tidak kurang sedikitpun dari dosa mereka”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2059] (dalam brosur ahad pagi MTA edisi 25 November 2007)

Dari hadis di atas dapat dijelaskan bahwa dalam agama juga tidak melarang berkreasi dalam hal dunia. Dalam agama islam tidak hanya membolehkan tetapi memberi hadiah dengan pahala jika diikuti oleh orang lain dari suatu cara baik yang diadakan dan sebaliknya jika mengadakan cara-cara yang tidak baik kemudian diikuti orang lain itu akan mendapat dosa bukan pahala. Hal ini merupakan penggembira atau penggerak agar mempunyai sifat kreatif.

(7)

menuju kepada sesuatu yang memungkinkan atau bertindak sesuatu yang nyata (sesuai dengan kenyataan hidup) dan bukan bertindak yang tidak sesuai dengan kenyataan hidup. Dalam agama islam saja perintah bertqwa itu sesuai dengan kemampuan. Dijelaskan dalam firmanNya:

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu[1480]. dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung.(Q.S.At-Taghabun:16)

[1480] Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.

Dari ayat di atas nyatalah bahwa untuk taat perintah Alloh itu sesuai dengan kemampuan masing-masing diri. Dalam pandangan ini islam itu tidak mengharuskan penganutnya ketaatannya sama tetapi member toleransi sesuai dengan keadaan pada diri masing-masing. Dan dari agama juga menuntunkan bergerak untuk melakukan sesuatu tidak hanya pasrah terhadap nasib di dalam Al-Qur’an dijelaskan:

“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.(Q.S.Ar-Ra’d:11). [768] Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

Pengaruh pendidikan karakter terhadap pembelajaran akuntansi adalah agar para lulusan yang menjadi akuntan itu mempunyai karakter yang baik. Baik dari segi kejujuran,integritas, kesetiaan dan lain-lain yang sesuai dengan pernyataan Hansen dan mowen dalam Prawironegoro dan Purwanti(2009:15) menjelaskan:

(8)

Manajemen, yaitu: kejujuran (honesty), integritas (integrity), memegang janji (promise keeping), kesetiaan (fidelity), keadilan (fairness), kepedulian terhadap sesama (caring for others), penghargaan kepada orang lain (respect for others), kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsibility citizenship), pencapaian kesempurnaan (pursuit of excellence), dan akuntabilitas (accountability)”.

Dari pendapat Hansen dan Mowen ini nyatalah bahwa seorang akuntan harus memiliki sepuluh nilai di atas maka disadari atau tidak pendidikan karakter sudah tercantum dalam pembelajaran akuntansi. Dalam akuntansi tidak hanya mementingkan kepandaian dalam megurusi uang tetapi sepuluh nilai yang harus dijunjung tinggi terletak pada no 1 adalah kejujuran, karena kejujuran adalah modal seseorang untuk dapat memegang janji, kesetiaan yang harus dijaganya.

Dalam contoh di atas ada seorang pejabat yang menyelewengkan dana APBD bukan dia tidak pandai, tetapi dia sangat pandai sehingga dapat mencuri uang rakyat namun kepandaiannya itu tidak didasari dengan karakter yang baik. Dari karakter yang tidak baik ini mempunyai kesempatan untuk menyelewengkan dana, tanpa pikir panjang dia akan melakukannya sehingga keinginannya itu terpenuhi. Hal itu jika tertangkap oleh KPK dia akan melakukan perbuatan buruk lainnya sehingga tidak dipenjara, yaitu dengan suap kepada para petinggi yang mengurusi hukum.

V.

Kesimpulan

(9)

Daftar Pustaka

Brosur Ahad Pagi Majlis Tafsir Al-Qur’an tahun 2004 Brosur Ahad Pagi Majlis Tafsir Al-Qur’an tahun 2008 Brosur Ahad Pagi Majlis Tafsir Al-Qur’an tahun 2009

http://nasional.vivanews.com/news/read/228561-walikota-tomohon-kembali-tersandung-korupsi

Jumali, M, dkk. 2004. Landasan Pendidikan. Muhammadiyah University Press: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

P Darsono Prawironegoro dan Purwanti Ari. 2009. Akuntansi Manajemen. Mitra Wacana Media: Jakarta.

terjemah Al-Qur’an depag RI UU SPN UU no. 20 tahun 2003

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral & Budi pekerti Dalam Perspektif Perubahan. PT Bumi Aksara: Jakarta.

(10)

Makalah

Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akuntansi

Tugas

Diajukan untuk memenuhi tugas ujian mata kuliah Seminar Akuntansi Dosen Pengampu : Drs. Budi Sutrisno, M.Pd.

Disusun Oleh :

LUKMONO URIP NUGROHO A 210 080 092

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Referensi

Dokumen terkait

Menurut istilah lain yaitu ijab kabul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk

〔商法三四〕取締役会決議不存在確認の訴は許されないか 昭和三五年三月二九日甲府地裁判決 大賀, 祥充Ōga, Yoshimitsu 慶應義塾大学法学研究会

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mendiskripsikan proses pembelajaran menggunakan media gambar dalam meningkatkan kemampuan mengenal bilangan 1 sampai 10 bagi anak

Fakta ini melahirkan pemikiran bahwa terdapat kemungkinan untuk meniru kondisi yang sama bagi daerah-daerah yang tidak memiliki akses terhadap tanah vulkanik

Berlakunya kembali Undang-undang Dasar 1945 setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan adanya Ketetapan-ketetapan MPRS Nomor I dan II tahun 1960 menghendaki diadakannya Undang-

Tujuan dari model optimasi perencanaan safety stock terintegrasi yang dibahas adalah meminimumkan total ongkos yang terdiri dari ongkos keterlambatan pengiriman produk kepada

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala penyertaan, pengalaman, kesempatan, serta pilihan yang diberikan sehingga penelitian yang berjudul “Dinamika