• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Perbup (3).doc

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 35 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN KETIGA ATAS

PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG,

Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan sasaran penggunaan Alokasi Dana Desa agar lebih efektif dan efisien, maka Peraturan Bupati Malang Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Malang Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa perlu untuk disesuaikan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu melakukan Perubahan Ketiga atas Peraturan Bupati Malang Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa dengan Peraturan Bupati;

(2)

2

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Perbup (3).doc

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 12 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 240, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5948);

(3)

3

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Perbup (3).doc

10.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

13. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);

14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

15.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

(4)

4

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Perbup (3).doc

17.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 18.Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2016

tentang Penetapan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 1 Seri D);

19.Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penetapan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 2 Seri D);

20.Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 1 Seri C);

21.Peraturan Bupati Malang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengalokasian Alokasi Dana Desa (Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2015 Nomor 8 Seri D); 22.Peraturan Bupati Malang Nomor 35 Tahun 2015 tentang

Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang (Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2015 Nomor 4 Seri C) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 68 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Malang Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang (Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 37 Seri C);

23.Peraturan Bupati Malang Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Malang Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 8 Seri D); 24. Peraturan Bupati Malang Nomor 25 Tahun 2016 tentang

Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 17 Seri D);

MEMUTUSKAN:

(5)

5

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Perbup (3).doc

Pasal I

Ketentuan Lampiran I dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2015 Nomor 16 Seri D), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Malang Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 4 Seri D) diubah menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal II

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Malang.

Ditetapkan di Kepanjen

pada tanggal 27 Februari 2017

BUPATI MALANG,

ttd.

H. RENDRA KRESNA Diundangkan di Kepanjen

pada tanggal 27 Februari 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MALANG

ttd.

ABDUL MALIK

(6)

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Lampiran (3).doc LAMPIRAN

PERATURAN BUPATI MALANG

NOMOR 35 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

ALOKASI DANA DESA

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

A. Latar Belakang

Dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam Pasal 72

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pasal 96 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, bahwa salah satu sumber pendapatan Desa adalah ADD. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam pengelolaan ADD

diperlukan suatu standar pengaturan yang dimulai dari aspek

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan keuangan Desa dan pertanggungjawaban keuangan Desa.

Bahwa untuk mendorong peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam memberikan pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, maka setiap Desa di Kabupaten Malang mendapatkan ADD yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah, dimana pengelolaan keuangan ADD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan Desa. Bahwa seluruh kegiatan yang didanai ADD direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di Desa, dimana seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administrasi, teknis dan hukum. ADD

dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali.

(7)

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Lampiran (3).doc 2

B. Prinsip-prinsip Penggunaan ADD

1. Mendorong semangat desentralisasi;

2. Adil, transparan dan akuntabel;

3. Pasti, dapat diukur kinerja dan keberhasilan kegiatan; dan

4. Memberikan stimulan dan insentif bagi Desa.

C. Tujuan ADD

1. Mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan;

2. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat

Desa dan pemberdayaan masyarakat;

3. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam

rangka mewujudkan kesalehan sosial;

4. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat;

5. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat Desa dalam rangka

pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat;

6. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat;

7. Meningkatkan pendapatan Desa dan masyarakat Desa melalui BUM

Desa;

8. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan

kesempatan berusaha bagi masyarakat Desa;

9. Meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan

pelayanan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa sesuai kewenangan yang dimilikinya; dan

10.Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di Desa dalam

perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara

partisipatif sesuai dengan potensi Desa.

D. Besaran ADD

Pemerintah Kabupaten Malang mengalokasikan dana ADD

paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang

diterima Daerah dalam APBD setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Pengalokasian ADD dimaksud dengan mempertimbangkan:

1. Kebutuhan penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa; dan

2. Jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa,

dan tingkat kesulitan geografis Desa.

E. Sasaran Penggunaan ADD

Sasaran penggunaan ADD sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan pemerintahan desa, terdiri dari:

a. penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa;

b. tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa;

(8)

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Lampiran (3).doc 3

d. operasional BPD;

e. operasional perkantoran; dan

f. insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga.

2. Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa

sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a dan b dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa dianggarkan

dalam APB Desa yang bersumber dari ADD.

b. Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetap Kepala Desa dan

Perangkat Desa menggunakan penghitungan sebagai berikut:

1) ADD yang berjumlah sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) digunakan paling banyak 60% (enam puluh

perseratus);

2) ADD yang berjumlah lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta

rupiah) digunakan antara Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak 50% (lima puluh

perseratus);

3) ADD yang berjumlah lebih dari Rp700.000.000,00 (tujuh ratus

juta rupiah) sampai dengan Rp900.000.000,00 (sembilan ratus

juta rupiah) digunakan antara Rp350.000.000,00 (tiga ratus

lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak 40%

(empat puluh perseratus); dan

4) ADD yang berjumlah lebih dari Rp900.000.000,00 (sembilan

ratus juta rupiah) digunakan antara Rp360.000.000,00 (tiga

ratus enam puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

30% (tiga puluh perseratus).

c. Pengalokasian batas maksimal sebagaimana dimaksud pada huruf b

diterapkan dengan mempertimbangkan efisiensi, jumlah perangkat,

kompleksitas tugas pemerintahan, dan letak geografis.

d. Besaran penghasilan tetap per bulan sebagai berikut:

1) Kepala Desa paling tinggi sebesar Rp2.400.000,00 (dua juta

empat ratus ribu rupiah);

2) Sekretaris Desa selain PNS paling sedikit 70% (tujuh puluh

perseratus) dan paling banyak 80% (delapan puluh perseratus)

dari penghasilan tetap Kepala Desa perbulan; dan

3) Perangkat Desa selain Sekretaris Desa paling sedikit 50% (lima

puluh perseratus) dan paling banyak 60% (enam puluh

(9)

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Lampiran (3).doc 4

e. Selain penghasilan tetap bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa juga

diberikan Tunjangan setiap bulan yang dananya bersumber dari

APB Desa dalam hal ini bersumber dari ADD sebagai berikut:

1) Kepala Desa paling banyak sebesar 40% (empat puluh

perseratus) dari penghasilan tetap yang diterima perbulan;

2) Sekretaris Desa dan Perangkat Desa paling banyak sebesar 20%

(dua puluh perseratus) dari penghasilan tetap yang diterima

perbulan.

3. Selain digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan desa

sebagaimana dimaksud pada angka 1 digunakan untuk:

a. pembinaan kemasyarakatan;

b. belanja tak terduga;

c. dana cadangan yang digunakan untuk pemilihan Kepala Desa dan

Musyawarah Desa;

d. pembelian dan/atau pemeliharaan aplikasi/sistem Koordinasi;

e. biaya berlangganan internet;

f. berlangganan media baca; dan

g. dapat digunakan untuk menunjang infrastruktur.

4. Selain tunjangan yang bersumber dari ADD sebagaimana dimaksud

pada angka 1 huruf b, kepada kepala desa dan perangkat desa dapat

memperoleh tambahan tunjangan dari hasil pengelolaan tanah bengkok

yang penghitungannya tidak masuk dalam APB Desa.

F. Mekanisme Pencairan dan Penyaluran ADD

Penyaluran ADD dilakukan secara bertahap dengan ketentuan

sebagai berikut:

1. Tahap I pada bulan Maret sebesar 40% (empat puluh per seratus);

2. Tahap II pada bulan Juni sebesar 60% (enam puluh per seratus).

Mekanisme pencairan ADD dilakukan setelah Kepala Desa

menyampaikan kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa untuk

diverifikasi dengan menggunakan surat pengantar Camat dilampiri

dokumen persyaratan sebagai berikut:

1. Pencairan ADD Tahap I:

a. Laporan realiasasi penggunaan ADD tahun anggaran sebelumnya

sesuai dengan format aplikasi Sistem Keuangan Desa;

b. LPP Desa tahun sebelumnya yang dihimpun di Kantor Kecamatan;

(10)

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Lampiran (3).doc 5

d. RPJM Desa dan RKP Desa tahun berjalan untuk dilaporkan kepada

Bupati melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

e. Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan PTPKD;

f. Fotokopi rekening kas Desa rangkap 3 (tiga);

g. Fotokopi NPWP Bendahara Desa rangkap 3 (tiga);

h. Fotokopi KTP Kepala Desa dan Bendahara Desa masing-masing

rangkap 3 (tiga); dan

i. Kuitansi penerimaan yang ditandatangani oleh Kepala Desa dan

Bendahara Desa rangkap 3 (tiga) yang asli bermaterai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah).

2. Pencairan ADD Tahap II:

a. Laporan realisasi penggunaan Tahap I;

b. Fotokopi rekening kas Desa rangkap 3 (tiga);

c. Fotokopi NPWP Bendahara Desa rangkap 3 (tiga);

d. Fotokopi KTP Kepala Desa dan Bendahara Desa masing-masing

rangkap 3 (tiga);

e. Kuitansi penerimaan yang ditandatangani oleh Kepala Desa dan

Bendahara Desa rangkap 3 (tiga) yang asli bermaterai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) sebagaimana tercantum dalam Bentuk dan Format 1 pada Lampiran II Peraturan Bupati ini.

Hasil verifikasi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalm bentuk surat pernyataan disampaikan kepada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah untuk menyalurkan ADD dengan cara transfer melalui Bank Jatim Cabang Kepanjen ke rekening Kas Desa, dengan dilampiri:

1. Fotokopi rekening kas Desa rangkap 2 (dua);

2. Fotokopi NPWP Bendahara Desa rangkap 2 (dua);

3. Fotokopi KTP Kepala Desa dan Bendahara Desa masing-masing

rangkap 2 (dua);

4. Kuitansi penerimaan yang ditandatangani oleh Kepala Desa dan

Bendahara Desa rangkap 2 (dua) yang asli bermaterai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah).

G. Pelaksanaan ADD

1. Perencanaan

Proses Perencanaan diawali dengan Musyawarah Desa

(11)

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Lampiran (3).doc 6

Hadir dalam musyawarah Desa antara lain Kepala Desa beserta Perangkat Desa, anggota Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Kemasyarakatan dan tokoh masyarakat.

Sasaran musyawarah Desa adalah menyusun rencana keuangan tahunan pemerintahan Desa, dimana ADD merupakan satu kesatuan dengan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana tersebut pada sasaran penggunaan ADD yang sudah terurai di bagian depan Petunjuk

Pelaksanaan Pengelolaan ADD ini.

Hasil musyawarah Desa dituangkan dalam Berita Acara Pelaksanaan Musyawarah Desa sebagaimana yang tercantum dalam

Bentuk dan Format 2 pada Lampiran II Peraturan Bupati ini, yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dan ditetapkan dengan Peraturan Desa dengan dihadiri Tim Pembina Kecamatan.

2. Pelaksanaan

a. Proses Pencairan Dana

Ajuan Pencairan dana dikirim oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

b. Pelaksanaan Kegiatan

1) Persiapan Setelah ADD masuk ke dalam Rekening Kas Desa, Kepala Desa segera mengadakan rapat di Desa yang dihadiri oleh unsur-unsur Perangkat Desa, anggota Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Kemasyarakatan dan Tokoh Masyarakat, membahas:

a) pelaksanaan kegiatan dan penjadwalannya;

b) pembagian tugas para pelaksana kegiatan;

c) kesepakatan pertemuan rutin untuk evaluasi pelaksanaan, hasil rapat dituangkan dalam berita acara.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi dari seluruh

rencana yang telah disepakati dalam Musyawarah Desa. Dalam pelaksanaan kegiatan harus melibatkan unsur-unsur yang terkait dalam pengelolaan ADD secara riil, sehingga keterbukaan akan dapat diciptakan dan apabila terdapat penyimpangan segera dapat diketahui untuk saling mengingatkan.

Dalam pelaksanaan kegiatan hal-hal yang diperhatikan

antara lain adalah:

a) penggunaan dana sesuai dengan rencana dan kegiatan mencapai hasil yang memuaskan serta selesai tepat waktu;

b) memanfaatkan tenaga masyarakat Desa setempat untuk

(12)

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Lampiran (3).doc 7

c) sasaran kegiatan agar tepat untuk menghindari

kecemburuan sosial;

d) perlu ada dokumentasi kegiatan sejak awal sebelum kegiatan dilaksanakan, pada saat pelaksanaan dan akhir pelaksanaan kegiatan;

e) setiap pembelian barang dan jasa dikenakan pajak sesuai

perundang-undangan yang berlaku.

3) Pertanggungjawaban

a) para pelaksana kegiatan membuat pertanggungjawaban kepada PTPKD;

b) PTPKD menghimpun semua pertanggungjawaban dari para pelaksana kegiatan untuk membuat pertanggungjawaban kepada Bupati melalui Camat dalam bentuk rekapitulasi ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

c) Kepala Desa bertanggungjawab atas penggunaan ADD,

yang untuk selanjutnya menyampaikan laporan

pertanggungjawaban kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa melalui Camat;

d) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa menyampaikan rekapitulasi laporan pertanggungjawaban penggunaan ADD dari Kepala Desa kepada Bupati;

e) Surat Pertanggungjawaban menggunakan format keuangan yang sudah ditentukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku;

f) setiap pengeluaran keuangan yang harus membayar pajak agar disesuaikan dengan aturan perpajakan.

H. Pengendalian

Pengendalian dilakukan melalui:

1. Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan

Pemantauan atau monitoring pelaksanaan kegiatan sangat diperlukan mulai awal kegiatan sampai akhir kegiatan dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan. Pemantauan dilakukan oleh Kepala Desa, PTPKD, Lembaga Desa, tokoh masyarakat, Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan dan Camat serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

2. Pelaporan

a. Laporan penggunaan ADD dilakukan setiap tahap oleh Kepala Desa kepada Bupati c.q. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melalui Camat.

b. Surat pertanggungjawaban disampaikan oleh Kepala Desa

(13)

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Lampiran (3).doc 8

3. Pembinaan dan Pengawasan

a. Pembinaan dilakukan terhadap pelaksanaan fisik kegiatan maupun

terhadap pengelolaan keuangan, menyangkut pembukuan,

pembelanjaan, pengadaan bahan/material dan bukti pengeluaran dilakukan oleh Camat dan Perangkat Daerah terkait.

b. Pengawasan dilakukan oleh Kepala Desa, Camat dan Inspektorat Daerah.

4. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan termasuk kinerja para pelaksana kegiatan maupun pengelola ADD. Evaluasi juga dilakukan terhadap isi laporan dengan berpegang pada rencana, kriteria dan standar yang ditentukan, hasil evaluasi dapat dijadikan dasar upaya perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi hambatan.

5. Pengendalian dan Penanganan Masalah

Pengaduan masyarakat ditangani secara berjenjang dari Tingkat Desa, Tingkat Kecamatan dan Tingkat Kabupaten.

6. Pelestarian Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan ADD dapat memberi

manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, lembaga

pemerintahan Desa maupun lembaga kemasyarakatan memberi

dampak positif dan berkelanjutan dengan melibatkan unsur

masyarakat sebagai Tim pemeliharaan hasil pembangunan sebagai pemanfaat kegiatan.

7. Ketentuan Sanksi

a. Bupati berhak mengurangi jumlah ADD tertentu pada tahun berikutnya dari jumlah yang seharusnya secara proporsional bagi desa yang tidak melaksanakan pembangunan skala desa yang

bersumber dari ADD secara transparan, parsitipatif dan

akuntabilitas.

b. Bagi pelaksana pembangunan yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan pembangunan skala Desa dari ADD akan dilakukan tindakan hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

I. Indikator Keberhasilan ADD

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sesuai indikator keberhasilan pelaksanaan Pengelolaan ADD yaitu:

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Musrenbang Desa dan pelaksanaan pembangunan Desa;

2. Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan meningkatnya aktifitas dalam kegiatan ekonomi;

(14)

C:\Users\ben\Downloads\Telegram Desktop\Lampiran (3).doc 9

4. Terjadi sinergi antara kegiatan yang dibiayai ADD dengan

program-program Pemerintah Daerah yang ada di Desa;

5. Meningkatkan swadaya masyarakat;

6. Tingkat penyerapan tenaga kerja lokal pada kegiatan pembangunan

Desa;

7. Terbentuknya Badan Usaha Milik Desa;

8. Terbangun dan terpeliharanya infrastruktur dan sarana/prasarana umum di pedesaan;

9. Terciptanya pemerataan pembangunan di semua Dusun dan

berkembangnya dusun-dusun terpencil;

10. Terjadinya peningkatan Pendapatan Asli Desa.

J. Penutup

Program Pengelolaan ADD adalah terobosan dalam upaya peningkatan kapasitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pemberdayaan

masyarakat secara terpadu untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan Desa sesuai potensi yang dimiliki, terutama

di bidang pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja di pedesaan, peningkatan kesehatan dan pendidikan, serta pemenuhan kebutuhan

sarana dan prasarana umum, sehingga terciptanya peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan Desa dapat segera tercapai.

BUPATI MALANG,

ttd.

Referensi

Dokumen terkait

3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Intensitas Nyeri pada Ibu Primigravida Kala I Fase Aktif Persalinan di Wilayah

Hasil wawancara menunjukkan bahwa respon bidan PTT di Kabupaten Langkat terhadap jampersal adalah tidak begitu baik, hal ini terlihat dari pengetahuan para informan yang masih

0,05, maka Variabel persepsi kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli, hasil serupa yang dilakukan oleh Sarini (2013), Rodoula

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (Berita Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Nomor 5)

Peraturan Bupati Semarang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Alokasi Dana Desa dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Semarang

(2) menentukan tujuan, mendaftar rincian biaya yang dibutuhkan, serta menyusun waktu untuk pelaksanaan kegiatan pemasaran jasa pendidikan, (3) membuat daftar TK yang menjadi

Rencana Kinerja Baristand Industri Surabaya Tahun 2011 diharapkan akan mampu meningkatkan sinergi dan keterkendalian perencanaan program kerja yang ada dalam rangka

"Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (hadits Qudsi), 'Siapa saja yang memusuhi kekasih-Ku, maka Aku akan nyatakan perang terhadapnya. Sesuatu yang