ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.13 NO.1 JULI 2018 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 31
ANALISA KANDUNGAN HARMONISA PADA MOTOR AC 3 PHASA
0,12 kW TERKENDALI INVERTER 3 PHASA
1
SYAFRUDIN
2
ANGGA PRATAMA
Program Studi Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung JL. Soekarno-Hatta No. 597, Bandung 40284
Telp. (022) 7301738, 70791003 Fax. (022) 7304854
Abstract
A three-phase induction motor is an electrical machine that converts electrical energy into mechanical energy in the form of motor rotation with the principles of electromagnetic induction. The principle of electromagnetic induction makes an induction motor have saturation or saturation properties, that is a situation where at a certain point, the electric current produced is not proportional to the increase in voltage applied to the motor, and even tends to remain. Because of the saturation nature, the induction motor is grouped into a type of nonlinear load. The study of harmonics in three-phase induction motors, especially the type of squirrel cage rotors which are emphasized on the load side (induction motor) can be done by analyzing whether the harmonic level caused by the three-phase induction motor is influenced by factors such as motor power rating, voltage given or motor rotational speed. This research needs to be done to determine the dominant factors that influence the level of harmonics produced by the three-phase induction motor, by calculating THD (Total Harmonic Distortion). With the recognition of the factors that influence the level of harmonics in three-phase induction motors, the industrial sector as a user of this type of load can carry out certain steps to reduce the level of harmonics produced. The squirrel 3 phase induction motor type squirrel cage rotor tends to produce dominant harmonics in the 3rd order it causes, the load breaker can work under its rated current or may not work on the rated current, which results in a CB trip.
Keywords: Harmonics, currents, distortion.
Abstrak
dominan pada urutan ke-3 hal itu menyebabkan, pemutus beban dapat bekerja dibawah arus pengenalnya atau mungkin tidak bekerja pada arus pengenalnya, yang mengakibatkan tripnya CB.
Kata kunci: Harmonisa, arus, distortion.
1.
PENDAHULUAN
Motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa putaran motor dengan
prinsip – prinsip induksi elektromagnetik.
Prinsip-prinsip induksi elektromagnetik ini
membuat motor induksi mempunyai sifat saturasi atau kejenuhan, yaitu suatu keadaan di mana pada titik tertentu, arus listrik yang dihasilkan tidak sebanding dengan kenaikan tegangan yang diberikan pada motor, dan bahkan akan cenderung tetap. Karena sifat
kejenuhan tersebut, maka motor induksi
dikelompokkan ke dalam jenis beban tak linier. Didalam sistem tenaga listrik, beban tak linier menghasilkan suatu harmonisa, yaitu
gelombang yang mempunyai frekuensi
dengan kelipatan frekuensi dasarnya.
Pengaruh harmonisa ini pada sistem tenaga listrik (sisi pemasok) adalah meningkatnya impedansi jaringan saluran transmisi sehingga meningkatkan rugi-rugi tembaga dan fluks. Pada transformator daya akan menyebabkan meningkatnya rugi-rugi besi, arus bocor dan
stress pada isolasi sehingga akan
mengakibatkan pemanasan berlebihan pada
transformator daya. Pada sisi beban
(konsumen listrik), pengaruh harmonisa
menyebabkan peralatan listrik akan bekerja
dengan tidak semestinya[2]. Harmonisa
adalah gejala pembentukan
gelombang-gelombang sinus (tegangan dan arus) dengan frekuensi kelipatan bilangan bulat (integer) dari frekuensi dasarnya (fundamental). Gelombang
harmonisa apabila digabungkan dengan
gelombang frekuensi dasarnya akan
menghasilkan gelombang yang terdistorsi
(non-sinus). Gelombang-gelombang ini
kemudian menumpang pada gelombang
aslinya sehingga terbentuk gelombang cacat yang merupakan jumlah antara gelombang
murni sesaat dengan gelombang
hormoniknya. Sehingga bentuk gelombang tegangan dan arus tidak sinusiodal murni lagi. [1]. Di dalam industri, suatu produk dihasilkan dari bahan baku atau bahan mentah, yang
kemudian melalui suatu tahapan-tahapan
yang disebut proses produksi. Setiap
industri mempunyai tahapan – tahapan
proses yang berbeda – beda, sesuai dengan jenis produk yang dihasilkanya. Studi tentang harmonisa pada motor induksi tiga fasa sebenarnya telah banyak dilakukan. Namun kajian tentang harmonisa selama ini lebih banyak pada akibat yang ditimbulkan harmonisa pada sistem tenaga listrik yang dihasilkan oleh motor induksi, atau kinerja motor induksi itu sendiri jika diberikan suatu
tegangan yang mengandung harmonisa,
bukan dititik beratkan pada motor induksi sebagai penghasil harmonisa. Kajian tentang
harmonisa pada motor induksi tiga fasa
khususnya tipe rotor sangkar tupai yang
dititik beratkan pada sisi beban (motor
induksi) dapat dilakukan dengan cara
menganalisa apakah tingkat harmonisa yang ditimbulkan oleh motor induksi tiga fasa tersebut dipengaruhi oleh faktor – faktor
seperti rating daya motor, tegangan yang
diberikan atau kecepatan putar motor.
Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi tingkat harmonisa yang dihasilkan oleh motor induksi tiga fasa tersebut. Dengan diketahuinya faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat harmonisa pada motor induksi tiga fasa, sektor industri sebagai pengguna beban jenis ini dapat melakukan suatu langkah-langkah tertentu untuk mengurangi tingkat harmonisa yang
dihasilkannya . Sehingga sektor industri
dapat menekan tingkat harmonisa yang
disumbangkan ke sistem tenaga listrik
karena penggunaan motor induksi tiga fasa tipe rotor sangkar tupai secara luas, di mana 70% beban listrik di industri adalah motor induksi tiga fasa[2].
2.
TINJAUAN PUSTAKAA.
HarmonisasiBentuk gelombang tegangan yang
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.13 NO.1 JULI 2018 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 33
bentuk gelombang arus yang dihasilkan
dalam sistem tenaga listrik yang ideal
adalah gelombang sinus murni. Harmonisa
adalah gangguan yang terjadi dalam sistem
distribusi tenaga listrik yang disebabkan
adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Distorsi gelombang arus dan tegangan ini
disebabkan adanya pembentukan
gelombang-gelombang dengan frekuensi
kelipatan bulat dari frekuensi fundamentalnya. Harmonisa bisa muncul akibat adanya beban-beban non linier yang terhubung ke sistem distribusi. Beban non liner ini umumnya adalah peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat komponen semi konduktor, yang dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang bekerja pada setiap siklus gelombang dari sumber tegangan. Beberapa contoh
beban non linier adalah berupa aplikasi
elektronika daya antara lain: static power
converter (rectifiers atau inverters), pengisi
batere(bateray chargers), electronic ballast,
variable frequency, electric arc furnace, thyristor ac power controllers, thyristor-controlled reactor (TCR), silicon thyristor-controlled rectifier (SCR), dan adjustable speed drive
(ASD), yang ini semuanya merupakan
penyumbang harmonik. Distorsi harmonisa
diterjemahkan melalui suatu distorsi dari
gelombang arus dan tegangan di jaringan
yang tidak lagi sinusoidal, hal tersebut akan menyebabkan timbulnya arus, tegangan dan
daya harmonik di dalam jaringan yang
mengandung beban-beban non linier. Distorsi
harmonisa, yang membentuk suatu bentuk
distorsi mutu dari pada arus, tegangan,
daya jaringan adalah besaran variabel yang
berubah-ubah, besaran distorsi tersebut
dapat dinyatakan dengan total harmonic
distortion (THD). Beban non liner antara lain:
variable speed drive, komputer, printer, lampu
fluorescent yang menggunakan elektronik
ballas
B.
InduksiMotor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor
motor ini bukan diperoleh dari sumber
tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan
putar (rotating magnetic field) yang
dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai
adalah motor induksi 3-fase dan motor
induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase
dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan
banyak digunakan di dalam berbagai
bidang industri dengan kapasitas yang
besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah
tangga seperti kipas angin, lemari es,
pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena
motor induksi 1-fase mempunyai daya
keluaran ya
ng rendah.
3.
METODE PENELITIANDari segi batasan populasi maka penelitian ini termasuk menggunakan populasi terbatas atau terhingga. Alasannya adalah populasinya
memiliki batas yang jelas dan memiliki
karakteristik yang terbatas pula yakni
populasi dari seluruh mesin yang
menggunakan motor induksi dan pengendali yang sama. Adapun populasi pada satu unit mesin Boiler dengan kapasitas 10 TPH
yang dipilih oleh peneliti dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3. Komponen daya pada mesin boiler kapasitas 10 Ton Per Hour (TPH)
N
o
Nama
Komponen
Daya
Motor
(kW)
Invert
er
(kW)
Kabel
(mm2)
1 ID Fan 45 55 35
2 FD Fan 11 11 4
3 Stoker 0.12 0.37 1.5
4 Swing Chut 0.37 - 1.5
5 Rotary Ash
Valve 1 0.37 - 1.5
6 Rotary Ash
Valve 0.37 - 1.5
7 Ash
Conveyor 1.5 - 1.5
8 Feed Pump 1 11 - 4
Dari populasi yang dipaparka peneliti mengambil sampel yait Motor Stoker, karena pada yang terjadi kendala sering me beban bertambah.
Pengukuran dan Pengambilan d
Gambar 12 .Pengambilan dat
Alat ukur yang digunakan did
ini adalah Power Quality A
dapat mengukur parameter
seperti, arus dan tegangan tingkat harmonisa (THD) total
betuk gelombang tegangan
flicker, ketidak seimbangan si
daya, faktor daya, serta kua
secara umum.
Gambar di bawah ini memp ukur Power Quality Analyzer.
Gambar 13.Alat ukur Power Q
Pada penelitian ini, motor ind mendapatkan dua perlakuan yaitu :
1.
Untuk menganalisa pengarumotor induksi terhadap
dihasilkan, maka tegangan
induksi dipertahankan k
tegangan 220 V, dan var
Deskripsi DATA Keterangan
1 2 3 4 5 6 bara 260 mm
Settingmotor Breaker dalamAmpere
sebelum 1,0 A
Sesudah 1,3 A pada Inverter
Sebelum 0,68 A
Sesudah 0,46 A
Setting Torsi dalam %
Sebelum 150 150 150 150 150 150 Sesudah 100 100 100 100 100 100
DATA FREKUENSI
DATA ARUS PADA INVERTER
IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT rkan diatas maka
yaitu pada bagian a bagian tersebut mengalami trip jika
n data
n data Visual
didalam penelitian
Analyzer. Alat ini
ter – parameter
n listrik, frekuensi,
tal dan individual,
n dan arus listrik, sistem tiga fasa, kualitas daya listrik
mperlihatkan alat er.
er Quality Meter
induksi tiga fasa n yang berbeda,
aruh rating daya
ap THD yang
n masukan motor
konstan pada
variabel bebasnya
adalah Frekuensi y inverter yang men
serta variabel
adalah THDV dan
2.
Untuk menganalisaputar motor induk dihasilkan, maka te
induksi dipertaha
tegangan 220 V, se adalah kecepatan dan variabel tergan THDV dan THDI. U teknik pengumpula data dapat dilihat d Tabel 4. Rekapitulasi kW terkendali inverte
Deskripsi DATA Keterangan
1 2 3 4 5 6 bara 260 mm
Settingmotor Breaker dalamAmpere
sebelum 1,0 A
Sesudah 1,3 A pada Inverter
Sebelum 0,68 A
Sesudah 0,46 A
Setting Torsi dalam %
Sebelum 150 150 150 150 150 150 Sesudah 100 100 100 100 100 100
DATA FREKUENSI
DATA ARUS PADA INVERTER
IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT
si yang dapat diubah melalui engendalikan motor induksi
l tergantung (dependent)
an THDI.
lisa pengaruh kecepatan uksi terhadap THD yang tegangan masukan motor
hankan konstan pada
sehingga variabel bebasnya
tan putar motor induksi
antung (dependent) adalah I. Untuk lebih lengkapnya, ulan data dan instrumen at dalam tabel berikut ini:
si data motor induksi 0.12 rter 3 phasa
Deskripsi DATA Keterangan
1 2 3 4 5 6 bara 260 mm
Settingmotor Breaker dalamAmpere
sebelum 1,0 A
Sesudah 1,3 A pada Inverter
Sebelum 0,68 A
Sesudah 0,46 A
Setting Torsi dalam %
Sebelum 150 150 150 150 150 150 Sesudah 100 100 100 100 100 100
DATA FREKUENSI
DATA ARUS PADA INVERTER
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.13 NO.1 JULI 2018 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 35 Temperatur
motor 50 47 47 48 48 47
Dalam derajat Celcius
Temperatur
MCCB 55 43 47 51 52 48
Dalam derajat Celcius
4.HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini data yang diperoleh
melalui simulasi dan pengukuran langsung
dilapangan. Pembahasan ini berangkat dari uraian tentang gambaran umum penelitian.
Yaitu membahas tentang kandungan
harmonisa pada rangkaian pengendali motor Induksi 3 phasa yang menggunakan pegendali
berupa Inverter 3 phasa dengan input
tegangan 220 V yang ditunjukan pada gambar pemodelan dibawah ini :
Gambar 14. Wiring Diagram Motor Induksi 3phasa 0.12 kW Terkendali Inverter 3phasa.
Spesifikasi rangkaian :
1. Spesifikasi Motor Induksi
Daya Motor : 0.12 kW
Kecepatan Putaran : 1380 rpm
Arus : 0.68 A
Tegangan Input Δ / Υ : 230 V / 380 V
Power Factor (cos φ) : 0.69
Frekuensi : 50 Hz
Kutub : 4 pole
Eff : 63.8
2. Spesifikasi Inverter
Tegangan Input : 200 – 240 V± 10%
Tegangan Output : 0 – 100% dari
tegangan input Daya : 0.37 kW
Arus Continuous: 2.2 A (3 x 200 – 240 V)
Arus Intermittent : 3.3 A (3 x 200 – 240V)
3. Spesifikasi Motor Circuit Breaker
Range Arus : 1 – 1.6 A
Arus Maksimum trip : 22.5 A id± 20% Range
Daya : 0.37 kW – 0.75 kW
4.Spesifikasi Kontaktor Magnet
Tegangan Coil : 220 V
Type : 3P(3 NO)
[Ie] Rated Opr.Current : 9 A
Motor Power kW : 2.2 kW – 5.5 kW
Deskripsi Variabel
Dari deskipsi motor, inverter, dan MCCB dapat terlihat dari perhitungan dengan rumusan sebagai berikut :
Dan menghasilkan yang terdapat pada tabel berikut :
Tabel 5. Data perhitungan motor dengan variabel Frekuensi
NO Frekuens Hzi
Konstant a kutub
Putaran-n (rpm)
SLIP (%)
Torsi (lb ft) cos ϕ
Daya (Watt) HP
Tegangan input (Volt) 1 10 120 4 300 80 1,575 0,69 120 0,09 230 2 20 120 4 600 60 0,7875 0,69 120 0,09 230 3 30 120 4 900 40 0,525 0,69 120 0,09 230 4 40 120 4 1200 20 0,39375 0,69 120 0,09 230 5 46 120 4 1380 8 0,3423913 0,69 120 0,09 230 6 50 120 4 1500 0 0,315 0,69 120 0,09 230
Dari tabel 5 dan grafik 1 diatas menunjukan
bahwa frekuensi rendah menghasilkan
putaran rendah. Dan apabila frekuensi ditambah atau di perbesar maka putaran akan bertambah sesuai dengan frekuensi yang dirubah.
Grafik 2. Perubahan Putaran terhadap Torsi
Dari grafik 4.2.2 menunjukan bahawa putaran
lambat menghasilkan torsi yang besar dan
sebaliknya apabila putaran cepat torsi yang dihasilkan sangatlah rendah.
Pengaruh Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Terhadap THD
Dari pengujian terhadap sebuah motor induksi tiga fasa yang mempunyai spesifikasi kecepatan putar berbeda namun mempunyai spesifikasi rating daya yang sama yaitu 0.09 HP, dengan suatu perlakuan di mana tegangan yang diberikan dipertahankan konstan pada tegangan kerja 220 V, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil pengujian pengaruh kecepatan motor Induksi 3 phasa terhadap THD dengan
tegangan Konstan 220 VAC/230 VAC.
NO
Frekuensi Kecepatan
THD TEGANGAN THD ARUS
THDVA THDVB THDVC THDIA THDIB THDIC
(Hz) (rpm) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 20 600 1,9 2,1 1,9 4 3,9 4
2 40 1200 2,4 2,5 2,4 1,3 1,3 1,2
3 46 1380 2 2,1 1,4 1,4 1,5 1,2
Dari tabel 6 bila disajikan dalam bentuk grafik THD V , THD I terhadap kecepatan putar
motor induksi dalam rpm, maka diperlihatkan pada gambar berikut.
Grafik 3. Kecepatan terhadap THD tegangan
Grafik 4. Kecepatan terhadap THD arus
5.KESIMPULAN
Rating daya suatu motor Induksi 3 fasa,cenderung mempengaruhi besarnya THD tegangan dan THD arus yang dihasilkan. Semakin besar rating daya dari motor induksi 3 fasa,maka semakin besar pulah THD nya. Dan kecepatan suatu motor AC 3 fasa, cenderung mempengaruhi besarnya THD tegangan dan THD arus yang dihasilkan. Semakin tinggi kecepatan motor induksi 3 fasa semakin kecil THDnya. “Kesimpulan motor induksi 3 fasa tipe rotor sangkar tupai cenderung menghasilkan harmonisa dominan pada urutan ke 3 hal itu menyebabkan, pemutus beban dapat bekerja dibawah arus pengenalnya atau mungkin tidak bekerja pada arus pengenalnya”. Suatu sistem tenaga listrik dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah Harmonisa. Adanya harmonisa pada sistem tenaga listrik akan menyebabkan timbulnya rugi-rugi pada konduktor kabel dan
kawat transmisi, generator sinkron,
transformator, sistem proteksi, dan motor listrik. Sehingga harmonisa harus diredam dalam
sistem tenaga. Cara untuk meredam
ISU TEKNOLOGI STT MANDALA VOL.13 NO.1 JULI 2018 p-ISSN 1979-4819 e-ISSN 2599-1930 37 sistem kapasitif dan trafo isolasi hubungan Δ -Υ
padaSistem.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sugiarto,Hadi.2012.”Kaj an Harmonisa
Arus Dan Tegangan Listrik di Gedung
Administrasi Politeknik Negeri Pontianak”.dalam jurnal vokasi,8(Juni 20
2. Assafat,Luqman.2010.”Analisa
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Harmonisa Pada Motor Induksi Tiga
Fasa Tipe Rotor Sangkar Tupai”.Dalam
Prosiding Semnar Nasional Unimus 2010.(ISBN:978.979.7
3. Kadir,Abdul.2000.”Distribusi dan Utilisasi
Tenaga Listrik”,Jakarta:UI Press
4. Sumanto.1991.”Teori
Transformator”.Yogyakarta:Andi Offset.
5. Tribuana,Wanhar.1999.”Pengaruh
Harmonik pada Transformasi
Distribusi”.http://www.elektroindonesia.c om/elektro/ener25.html.
6. Dist F.C.D.L.Rosa.2006.”Harmonic and Power Sistem”.CRC P
7. Suryajaya,Ahmad.2011.”Pengaruh Total
Harmonic Distortion (THD)Pada Suatu Sistem”, Semarang:Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknologi Industri
Universitas Katolik Soegijapranata.
8. Rusli,Muhammad.2009.”Analisis dan
Evaluasi Dampak Harmonisa Pada Transformator”.Sumatra Utara: PT.
PLN ( Persero ) Penyaluran dan
pusat penyalur beban Sumatra Utara. 9. Dugan, M. And Beaty.1996.”Electrical
Power System Quality”. McGraw – Hill. United States of America.
10. Farzanehrafat Ali, Mohammad Taghi Bathaee S. Suboptimal Size and Location of Distributed Generation for Maintaining the Protectio Coordination, Electrical engineering in Azad University of Science and Research, and with Ghods Niroo Consulting Engineers (GNCE) Tehran, Iran (e-mail:
‘afarzanehrafat@ghods- niroo.com).
11.
MujangDwi,Pengertian-Dasar-Inverter,(mujangdwi.blogspot.co.id,27 Januari 2013).Sejahtera Teknik. 12. Margono. Metodelogi Penelitian
Pendidikan. (Jakarta: Rineke
Cipta,1997),h.105.
13. Tarmudzi dan Sri Hartini. Metode
Statistika, (Malang: UIN Malang Press,2008),h.18.
14. Suharsini Arikunto.
Prosedur,,,,Ibid,h.149.
15. Sugiyono.Metode Penelitian Kualitatif
Kuantitatif dan R&D,(Bandung: Alafabetha,2008), Cet.IV,h222.
16. Mardalis. Metode Penelitian Suatu
Pendekatan Proposal,(Jakarta:Bumi Aksara,1995),Cet.III,h53.
17. Ibnu Hajar. Dasar-dasar Metodelogi
Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,1999),Cet.II,h.133.
18. Hotman Simbolon.
Statistika,(Yogyakarta: Graha Ilmu,2009)h5.
19. Sutrisno Hadi. Metodologi
Research,(Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,1980),h.
20. Sugiyono.Metode Penelitian Kualitatif