• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGHAFAL BACAAN SHALAT Melalui Metode Practice Rehearsal Pairs

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENGHAFAL BACAAN SHALAT Melalui Metode Practice Rehearsal Pairs"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Melalui Metode

Practice Rehearsal Pairs

Kasyadi

SMK Muhammadiyah 1 Sleman

e-mail: adi_sleman@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hafalan bacaan shalat fardhu melalui metode Practice Rehearsal Pairs siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sleman yang termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Siswa kelas X (sepuluh) SMK Muhammadiyah 1 Sleman menjadi subjek penelitian. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa observasi, tes, dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa pada siklus I rata-rata 63,64% menjadi 79,55% pada siklus II dan menjadi 93,18% pada siklus III. Peningkatan rata-rata nilai ulangan harian siklus tiga 77 dari 70 (nilai harian ulangan I), sebelum menggunakan pembelajaran model PRP menjadi 74 (ulangan harian II) sesudah menggunakan model PRP. Naik 0.3.

(2)

PENDAHULUAN

Siswa yang masuk ke SMK Mu-hammadiyah 1 Sleman setiap tahun ajaran baru berasal dari berbagai macam SMP/MTS di Kabupaten Sleman dan sekitarnya. Berdasar hasil tes seleksi, dari rata-rata 170 siswa yang diterima selama dua tahun terkahir, 80% belum bisa melafalkan bacaan shalat sesuai paham agama Muhammadiyah. Se-hingga, program awal tahun sekolah pada satu bulan pertama bagi siswa baru adalah matrikulasi bacaan dan gerakan shalat sesuai dengan paham agama Muhammadiyah yang tertuang dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah .

Pembenaran dan penanaman paham ajaran Muhammadiyah kepada siswa baru menjadi sesuatu yang penting dan harus dilakukan. Mengingat siswa adalah kader yang akan menjadi penerus dan pelangsung amal usaha Muham-madiyah. Berdasar data di kesiswaan, dari 175 siswa yang masuk tahun pela-jaran 2016/2017 berasal dari 47 sekolah. Dari 175 anak tersebut siswa yang bera-sal dari SMP Muhammadiyah sebanyak 45. Tahun pelajaran 2015/2016 dari jumlah siswa 174 berasal dari 56 seko-lah. Kemudian, dari 174 siswa di tahun 2015/2016 siswa yang berasal dari SMP Muhammadiyah sebanyak 56.

NO TAHUN SMP M SMP UMUM TOTAL ASAL SMP/MTS

1 2015/2016 56 118 174 48 SEKOLAH

2 2016/2017 45 130 175 47 SEKOLAH

Program matrikulasi sudah dua tahun berjalan. Jika melihat laporan program matrikulasi TP 2016/2017 untuk hasil bacaan iftitah sudah men-capai 45%, bacaan ruku dan sujud 80%, bacaan I’tidal 90%, sedangkan bacaan tasyahud baru mencapai 40%. Belum tercapainya 100% siswa yang hafal menjadi tugas guru matapelajaran ibadah saat mengajar (Laporan pro-gram Matrikulasi Ismuba siswa baru TP 2016/2017 SMK Muhammadiyah 1 Sleman).

Hasil laporan program matrikulasi yang belum maksimal terdapat bebe-rapa catatan di antaranya; Pertama

metode klasikal kurang efektif karena tidak semua anak ikut bersama-sama dalam melafalkan bacaan. Kedua, guru

sulit membedakan antara anak yang benar-benar berupaya menghafal dan anak-anak yang sekadar menirukan.

Ketiga, saat guru meminta anak secara bergantian maju melafalkan hafalan, anak-anak yang tidak maju asik bermain sendiri. Keempat, pemanfaatan media belajar kurang maksimal menjadi ken-dala sendiri bagi siswa untuk belajar. Misalnya pemutaran video shalat tidak dilakukan meskipun sudah ada LCD proyektor di setiap kelas. Kelima, buku saku tuntutan shalat sesuai Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah yang dibagikan kepada setiap siswa kurang bermanfaat lantaran sebagian siswa belum bisa membaca Al-Qur’an.

(3)

me-ningkatkan kemampuan hafalan bacaan shalat fardhu sesuai HPT. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah

Practice Rehearsal Pairs (PRP) atau dalam istilah yang lebih popular adalah “latihan praktik berpasangan” (Mel Silberman, 2002: 220).

Practice Rehearsal Pair

Secara bahasa practice-rehearsal pairs berarti latihan praktik berpasang-an (Zaini, dkk, 2008: 81). Sedberpasang-angkberpasang-an menurut istilah practice-rehearsal pairs adalah strategi sederhana yang digunakan untuk mempraktikkan sua-tu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar (Silberman, 2005; 228). Hal ini berarti bahwa beberapa siswa dikelompokkan menjadi beberapa ba-gian dan mereka dituntut aktif untuk mempraktikkan suatu keterampilan tertentu. Masing-masing kelompok saling berkerja sama dalam kegiatan praktik tersebut.

Menurut Nur dkk dalam Maryatun Metode Practice Rehearsal Pairs atau praktek berpasangan berkembang dari penelitian belajar kooperatif. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan di Universitas Maryland pada tahun 1985 yang dikutip dalam buku Nur, dkk (2000: 56), “menyatakan bahwa metode ini menentang asumsi bahwa berpikir kolegannya secara berpasang-an merupakberpasang-an suatu cara yberpasang-ang efektif untuk mengubah pola diskursus dalam kelas. Metode menentang asumsi bahwa semua resitasi dalam diskusi perlu dila-kukan dalam setting seluruh kelompok.

Dari pendapat diatas dapat di-simpulkan bahwa pengertian strategi

practice rehearsal pairs adalah strategi yang digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan untuk mempraktikkan suatu keterampilan atau prosedur deng-an temdeng-an belajar secara aktif dalam proses pembelajaran yang melibatkan

mental dan fisik peserta didik dengan

harapan suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan hasil belajar mak-simal (Sujiyanto, 2014).

Berpikir secara berpasangan me-miliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa lebih banyak berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Andaikan guru baru saja melakukan penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah ditemukan. Kemudian guru menginginkan siswa memikirkan secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Frank Lyman memilih menggunakan strategi berpikir secara berpasangan sebagai gantinya tanya jawab seluruh siswa.

PEMBAHASAN

Bacaan Shalat Menurut Paham Mu-hammadiyah

Mendidik siswa agar memiliki kemampuan dalam menghafal bacaan shalat sesuai paham agama Muham-madiyah merupakan salah satu tugas guru mata pelajaran Ibadah kelas X (se-puluh) tingkat SMA/K Muhammadiyah. Hal ini sesuai standar capaian indicator pada silabus Ibadah/Muamalah tahun pelajaran 2016/2017.

(4)

in-gatan (tentang pelajaran). Sedangkan menghafal usaha meresapkan ke da-lam pikiran agar selalu ingat. Dada-lam bahasa Arab, menghafal menggunakan terminologi al- Hifzh yang artinya men-jaga, memelihara atau menghafalkan.

Sedang al-Hafizh adalah orang yang

menghafal dengan cermat, orang yang selalu berjaga-jaga, orang yang selalu menekuni pekerjaannya. Istilah

al-Ha-fizh ini dipergunakan untuk orang yang

hafal al-Qur’an tiga puluh juz tanpa me-ngetahui isi dan kandungan al-Qur’an.

Sebenarnya istilah al-Hafizh ini adalah

predikat bagi sahabat Nabi yang hafal hadits-hadits shahih (bukan predikat bagi penghafal al-Qur’an (http://kbbi. web.id/hafal. 7 Agustus 2016).

Bacaan shalat sesuai HPT 1. Bacaan Iftitah

َ ْنيَب َت ْندَع

َ

با َ َك َي

َ

ياا َطَخ َ ْنيَبَو ِىنْنيَب ْندِىع

َ

با َّمُهّللَا

َّقَنُي َ َك

َ

ياا َطَ

لا َ ِىم ِىنِّىقَن َّمُهّللَا ِىبِىرْنغَمْنلاَو ِىقِى ْنشَمْنلا

ْن

َي

َ

ياا َطَخ ْنلِىسْنغا َّمُهّللَا ِىسَن َّدلا َ ِىم ُضَيْنبأَلْنا ُبْنوَّثلا

دَ َبْنلاَو ِىج

ْنلَّثلاَو ِىءَامْنلِىبا

2. Bacaan Ruku’

ِىلْنرِىف

ْنغا َّمُهّللَا َكِىدْنمَ ِىبَو َانَّبَر َّمُهّللا َكَناَْن ُس

3. Bacaan I’tidal

هْنيِىف ًاكَراَبُم اًابِّىي َط اًا ْنيِىث

َك اًادْن َح ُدْنمَلحْنا َكَلَو اَنَّبَر

4. Bacaan duduk antara dua sujud

نْنقُزْنراَو ِىنِىدْنهاَو ِىنْن ُبْنجاَو ِىنْن َحْنراَو ِىلْنرِىفْنغا َّمُهّللَا

5. Bacaan tahyat

ُمَلا َّسلَا . ُت

َ

َ

ابِّىي َّطلاَو ُتاَوَل َّصلاَو ِى ِّىل ُتاَّيِىحَّتل

َا

انْنيَلَع ُمَلا َّسلَا .ُهُت

َ

كَ َبَو ِىالله ُةَ ْنحَرَو ُّ ِىبَّنلا

ا ُّيأَ� َكْنيَلَع

َ

. َ ْنيِى ِىلحا َّصلا ِىاللهِىد

ابِىع َ َعَو

َ

Shalawat

ُه ُدْنبَع ا ًادَّمَ ُم َّنأَ� ُدَ ْنشأَ� َو ِىالله َّلاِىا َهَلِىاَلا ْننَا ُدَ ْنشأَ�

َ َك ٍدَّمَ ُم ِىلا

َ َعَو ٍدَّمَُم َ َع ِّىلَص َّمُهّللَا هُلْنوُسَرَو

ٍدَّمَ ُم َ َع ْنكِىر َباَو َ ْنيِىهاَ ْنبإِا ِىلاَو َ ْنيِىهاَ ْنبإِا

َ َع َتْنيَّلَص

.َ ْنيِىهاَ ْنبإِا ِىلاَو َ ْنيِىهاَ ْنبإِا

َ َع َتْنكَرَبا َ َك ٍدَّمَُم ِىلاَو

ٌدْنيِىَم ٌدْنيِى َح َكَّنإِا

Doa sesudah tahyat pertama

ُرِىفْنغَي َلا َو ًاايِىثَك

ًا

امْنل ُظ ِىسْنفَن ُتْنمَل َظ ِىّنإِا َّمُهَّللا

َك ِىدْننِىع ْن ِىم ًاةَرِىفْنغَم ِىل ْنرِىفْنغاَف . َتْننأَ� َّلاإِا َب ُن ُّذلا

ُيِىحَّرلا ُروُفَغْنلا َتْننأَ� َكَّنإِا ، ِىنْن َحْنراَو

Doa sesudah tahyat akhir

ِىباَذَع ْن ِىمَو َ َّنَهَج ِىباَذَع ْن ِىم َكِىبُذْنوُعأَ�

ِىنإِا َّمُهّللَا

ّ

ِىةَنْنتِىف ِّى َش ْن ِىمَو ِىتاَمَمْنلاَو َايْنحَمْنلا ِىةَنْنتِىف ْن ِىمَو ِى ْنبَقْنلا

ِىلاَّج َّدلا ِىحْنيِىسَم

ْنلا

Tindakan Hafalan

Terdapat banyak pakar yang

men-definisikan tentang penelitian tindakan kelas. Salah satu definisi tersebut adalah

(5)

Tindakan Pertama

Siklus pertama terdiri dari dari empat tahap, yakni perencanaan,

pe-laksanaan, observasi dan refleksi serta

replaning. Tindakan pertama pada tahap perencanaan melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standard kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa deng-an menggunakdeng-an pembelajardeng-an model PRP. Serta membuat lembar kerja siswa, instrument dan penyusunan alat evalua-si pembelajaran.

Pada tindakan pertama ini sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi model PRP, yakni belajar model PRP karena siswa lebih memilih mencari pasangan sesuai dengan kedekatan masing-masing. Sebagian siswa belum memahami langkah-langkah

pembe-lajaran model PRP secara utuh dan menyeluruh.

agar pembelajaran sesuai yang sudah direncanakan guru perlu inten-sif memberi pengertian kepada siswa kondisi belajar menghafal berpasangan, gantian mendengarkan, saling mengo-reksi, dan membetulkan. Guru mem-bantu siswa yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran model PRP.

Upaya yang sudah dilakukan guru memberikan dampak. Seperti, siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran model PRP, siswa mampu menyimpul-kan bahwa pembelajaran model PRP memiliki langkah-langkah tertentu, dan hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM siklus pertama mengalami pening-katan. Dapat dilihat pada table berikut;

Tabel 1

Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus 1

Kelompok Skor Perolehan Skor Ideal Presentase Keterangan

1 12 16 75

2 11 16 69

3 11 16 69

4 11 16 69

5 8 16 50

6 11 16 69

7 7 16 44 Terendah

8 8 16 50

9 13 16 81

10 11 16 69

11 15 16 94

12 10 16 63

13 12 16 75

14 9 16 56

15 14 16 88 Tertinggi

(6)

Grafik 1

Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus 1

0

Hasil observasi pada siklus pertama, aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar masih tergolong rendah dengan perolehan skor 28 atau 63, 64% sedangkan skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena guru terlihat kurang menguasai metode dan pembagian siswa berpasangan. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran kurang. Dari skor minimal 75, dan maksimal 100, skor perolehan rata-rata mencapai 70. Adapun keberhasilan dan kegaga-lan yang terjadi pada siklus pertama sebagai berikut; guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah kepada pendekatan pembelajaran PRP. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai 63, 64%, sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggu-nakan model PRP. Hal ini terlihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM dengan skor rata-rata 68%. a. Hasil evaluasi pada siklus pertama

mencapai rata-rata 70.

b. Masih ada kelompok yang ku-rang memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk bekerja sama dalam

peningkatan hafalan bacaan shalat fardlu.

c. Masih ada anggota kelompok yang belum bisa membaca tulisan Arab sehingga mengalami kesulitan da-lam menghafal bacaan shalat fardlu. Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama, pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat rencana sebagai berikut;

1) Memberikan motivasi kepada ke-lompok untuk aktif dalam pembe-lajaran.

2) Lebih intensif membimbing kelom-pok yang mengalami kesulitan. 3) Memberi pengakuan dan

penghar-gaan.

4) Membantu mentranslit dari tulisan Arab ke tulisan bahasa Indonesia bagi siswa yang belum lancar baca tulisan Arab.

Siklus Kedua

Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan,

pe-laksanaan, observasi, dan refleksi serta

perencanaan ulang. 1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua di-dasarkan perencanaan ulang siklus pertama, yaitu;

a. Memberikan motivasi kepada kelompok untuk aktif dalam pembelajaran.

b. Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

c. Memberi pengakuan dan peng-hargaan.

(7)

tulisan Arab ke tulisan bahasa Indonesia bagi siswa yang be-lum lancar baca tulisan Arab. 2. Pelaksanaan

a. Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran model PRP. Tugas yang diberi-kan guru kepada kelompok agar antaranggota bekerjasama su-dah berjalan baik. Siswa dalam satu pasangan saling membantu proses menghafal materi yang ditugaskan oleh guru melalui saling dengar dan saling korek-si.

b. Sebagian siswa sudah menun-jukkan keaktifan dalam proses

hafalan dengan teman pasan-gannya.

c. Guru memberikan penghargaan berupa pujian dan permen bagi siswa yang aktif bekerja sama dalam usaha peningkatan hafa-lan.

d. Guru membantu mentranslit beberapa bacaan kepada ke-lompok yang belum bisa baca tulisan Arab dengan lancar. 3. Observasi dan Evaluasi

a. Hasil observasi aktivitas sis-wa dalam PBM selama siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 2

Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II

Kelompok Skor Perolehan Skor Ideal Presentase Keterangan

1 13 16 81

2 11 16 69

3 12 16 75

4 11 16 69

5 11 16 69

6 11 16 69

7 10 16 63 Terendah

8 11 16 69

9 13 16 81

10 12 16 75

11 15 16 94

12 11 16 69

13 12 16 75

14 11 16 69

15 14 16 88 Tertinggi

(8)

Grafik 2

Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus 2

0

b. Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus dua tergolong sedang. Hal ini ber-arti mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dari skor ideal 44 nilai yang diperoleh adalah 35 atau 80%.

c. Hasil evaluasi penguasaan sis-wa terhadap materi pembelajar-an pada siklus kedua mengalami peningkatan meski masih di bawah nilai KKM 75. Dari nilai minimal yang harusnya tercapai (nilai KKM 75) dan nilai mak-simal 100, perolehan rata-rata siswa sebesar 74.

d. Dari hasil ulangan harian kedua (setelah menggunakan pembe-lajaran model PRP) mengalami peningkatan, jika sebelumnya rata-rata nilainya 70, sesudah menggunakan model PRP men-jadi 74. Naik 0.4.

4. Refleksi dan Perencanaan Ulang

Adapun keberhasilan yang dipero-leh selama siklus kedua ini sebagai berikut;

a. Aktivitas siswa dalam PBM

sudah mengarah ke pembela-jaran kooperatif. Siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk menghafal bacaan shalat fardlu yang ditu-gaskan oleh guru. Siswa mulai berpartisipasi dalam kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari data observasi siklus pertama se-besar 68% menjadi 74% pada siklus kedua.

b. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahnkan dan meningkatkan suasana pem-belajaran yang mengarah pada model PRP. Guru intensif mem-bimbing siswa dan membantu mencari solusi dari permasala-han siswa selama proses pem-belajaran. Data observasi guru menunjukkan perubahan. Jika siklus pertama 63, 64%, maka siklus kedua 79,55%.

c. Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi terhadap kemampuan siswa menghafal bacaan shalat fardlu. Hal ini didasarkan pada angka dari 70 siklus satu ke 74 siklus dua.

d. Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian dari 70 (nilai harian ulangan I), sebelum menggunakan pembelajaran model PRP menjadi 74 (ulangan harian II) sesudah menggu-nakan model PRP. Naik 0.4. e. Masih ada beberapa kelompok

(9)

duduk di depan kelas.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus kedua, pelak-sanaan ketiga dapat dibuat perencanaan sebagai berikut;

1) Guru duduk dan atau berdiri di sekitar kelompok yang kurang me-laksanakan tugas dengan baik 2) Guru memberikan perhatian khusus

kepada beberapa kelompok yang butuh perhatian

Siklus Tiga

Seperti pada siklus kedua, siklus ketiga ini terdiri dari perencanaan,

pe-laksanaan, observasi, dan refleksi serta

perencanaan ulang. 1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus ketiga di-dasarkan perencanaan ulang siklus kedua dengan sedikit tambahan, yaitu;

a. Memberikan motivasi kepada kelompok untuk aktif dalam pembelajaran.

b. Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

c. Memberi pengakuan dan peng-hargaan.

d. Membantu mentranslit dari tulisan Arab ke tulisan bahasa Indonesia bagi siswa yang be-lum lancar baca tulisan Arab. e. Guru memberikan perhatian

khusus kepada beberapa kelom-pok yang butuh perhatian dalam bentuk berdiri atau duduk di samping kelompok.

2. Pelaksanaan

a. Suasana pembelajaran sudah lebih mengarah kepada pembe-lajaran model PRP. Tugas yang diberikan guru kepada kelom-pok agar antaranggota bekerja-sama sudah berjalan baik. Siswa dalam satu pasangan saling membantu proses menghafal materi yang ditugaskan oleh guru melalui saling dengar dan saling koreksi.

b. Sebagian siswa sudah menun-jukkan keaktifan dalam proses hafalan dengan teman pasan-gannya.

c. Guru memberikan penghargaan berupa pujian dan permen bagi siswa yang aktif bekerja sama dalam usaha peningkatan hafa-lan.

d. Guru membantu mentranslit beberapa bacaan kepada ke-lompok yang belum bisa baca tulisan Arab dengan lancar. e. Beberapa kelompok yang belum

terkondisi dengan baik, setelah diberi perhatian khusus sudah mulai kondusif.

f. Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan su-dah lebih tercipta.

3. Observasi dan Evaluasi

Hasil observasi selama siklus tiga dapat dilihat sebagai berikut; a. Hasil observasi aktivitas siswa

(10)

Tabel 1

Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus III

Kelompok Skor Perolehan Skor Ideal Presentase Keterangan

1 14 16 88

2 12 16 75

3 12 16 75

4 13 16 81

5 12 16 75

6 13 16 81

7 11 16 69 Terendah

8 12 16 75

9 14 16 88

10 12 16 75

11 15 16 94 Tertinggi

12 12 16 75

13 13 16 81

14 12 16 75

15 14 16 88

RERATA 13 16 80

Grafik 3

Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus 3

b. Hasil observasi siklus ketiga aktivitas guru dalam PBM men-dapat rata-rata nilai perolehan 41 dari skor ideal 44 atau 93, 18%. Hal ini berarti menunjuk-kan adanya peningkatan yang

sangat signifikan.

c. Dari hasil ulangan harian ketiga (setelah menggunakan pem-belajaran model PRP) nilai rata-ratanya 77. Ada perubah-an peningkatperubah-an, jika siklus dua rata-ratanya 74, siklus tiga 77. Naik 0.3.

4. Refleksi

Adapun keberhasilan yang dipero-leh selama siklus ketigas ini sebagai berikut;

(11)

80%. Ada peningkatan dari siklus pertama sebesar 68% menjadi 74% pada siklus kedua. b. Meningkatnya aktivitas siswa

dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahnkan dan meningkatkan suasana pem-belajaran yang mengarah pada model PRP. Guru intensif mem-bimbing siswa dan membantu mencari solusi dari permasala-han siswa selama proses pem-belajaran. Data observasi guru menunjukkan perubahan pada siklus tiga 93.18% dari siklus pertama 63, 64%, dan siklus kedua 79,55%.

c. Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian siklus tiga 77 dari 70 (nilai harian ulangan I), sebelum menggunakan pem-belajaran model PRP menjadi 74 (ulangan harian II) sesudah menggunakan model PRP. Naik 0.3.

d. Semua kelompok sudah melak-sanakan tugas guru dengan baik saat guru memberi perhatian khusus kepada beberapa kelom-pok.

PENUTUP

Berdasar hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai be-rikut;

1. Penerapan pembelajaran model PRP dapat meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar.

2. Dari hasil observasi memperlihat-kan bahwa terjadi peningkatan

aktivitas siswa pada siklus I rata-rata 63,64% menjadi 79,55% pada siklus II dan menjadi 93,18% pada siklus III.

3. Kemampuan dalam bekerja sama mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari sudah mulainya bela-jar bekerja sama dengan anggota kelompok.

4. Aktivitas dalam kelompok me-ngalami peningkatan pada setiap siklusnya siklus pertama sebesar 68% menjadi 74% siklus dua dan 80% pada siklus tiga.

5. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan pening-katan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan ha-rian 85

6. Pembelajaran kooperatif model PRP relevan dengan pembelajaran kontekstual.

7. Melalui pembelajaran model PRP, siswa membangun sendiri kemu-dahan menghafal.

8. Pembelajaran model PRP untuk meningkatkan kemampuan hafalan lebih menyenangkan.

Telah terbuktinya pembelajaran model PRP dapat meningkatkan aktivi-tas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ibadah Muamalah, khusus bacaan shalat fardlu sesuai tuntunan Rasulullah, maka kami sarankan hal-hal sebagai berikut;

(12)

2. Supaya kegiatan ini berkesinam-bungan, hendakanya dilakukan tidak hanya mata pelajaran Ibadah, tetapi mata pelajaran lain perlu mengikuti.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Warson. Almunawir Kamus Ba-hasa Arab-Indonesia, Surabaya; Pustaka Progresif, 1997.

Hisyam Zaini, et al., Strategi Pem-belajaran Aktif. Cetakan ke-1,Yogyakarta: Pustaka Insan Ma-dani, 2008.

Mel Silberman, Active Learning; 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Ce-takan ke-1, Yogyakarta: Insan Madani, 2005.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene-litian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Renaka Cipta, 2010.

M u n a w a r o h A h m a d , I b a d a h / Mu’amalah SMA/SMK/MA Mu-hammadiyah. Yogyakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammad-iyah DIY, 2012.

Maryatun, Penerapan Model

Pembe-lajaran Practice Rehearsal Pairs (Praktek Berpasangan) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Iv Sdn 02 Malanggaten, ebakramat, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi Fa-kultas Keguruan dan Ilmu Pendi-dikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

Internet

http://kbbi.web.id/hafal. 7 Agustus 2016

Gambar

Tabel 1Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus 1
Tabel 2Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II
Grafik 2jaran kooperatif. Siswa mampu
Grafik 3(setelah menggunakan pem-

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PRACTICE-REHEARSEAL PAIRS DENGAN MEDIA CHART PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS (PRAKTEK BERPASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KOPERASI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

Strategi index card match (mencari pasangan) adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajarkan mengguakan Model Pembelajaran

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode practice-rehearsal pairs dapat meningkatkanketerampilan siswa dalam berbicara serta mampu mendorong minat siswa untuk

Refleksi ( Reflecting ). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD KH Thohir Bakri Surabaya dengan jumlah 20 siswa. Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Teknik

a) Pada tindakan pembelajaran siklus 2 ini guru sudah mulai terbiasa dengan model menulis cerita berantai sehingga tidak canggung lagi dalam melaksanakannya. Dalam menanggapi