• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006)."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alat tes telah digunakan di Cina sejak tahun 2200 sebelum masehi, alat tes digunakan untuk seleksi pegawai negeri dan pada abad ke 19 pemerintah Inggris, Perancis, dan Jerman mulai mencontoh ujian pegawai negeri seperti di Cina (Aiken, 2006). Perkembangan tes psikologi sebagai alat penilai mendapat perhatian khusus pada awal abad 19 ketika pemerintah Amerika Serikat meminta para ahli untuk menyusun alat-alat penilai dan alat-alat ukur yang bisa dipakai untuk menyeleksi dan menempatkan anggota tentara yang akan menghadapi Perang Dunia I. Tahun 1980-an pengembangan tes psikologi baru dimulai dan meningkat hingga tahun 1990-an, hal ini dapat dilihat dari pengembangan-pengembangan tes yang menggunakan pendekatan baru, revisi terhadap tes-tes sebelumnya serta penelitian lebih lanjut terhadap tes-tes yang sudah ada (Anastasi & Urbina, 2006).

Penggunaan alat tes psikologi di Indonesia, khususnya alat tes intelegensi baru dimulai pada awal tahun 1950-an dan sekarang bisa dilihat banyaknya biro konsultasi yang menjamur di kota-kota besar, hal ini menandakan bahwa masyarakat mulai mempercayai biro-biro konsultasi untuk mengukur aspek psikologis dalam dirinya (Gunarsa, 2000).

Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku (anastasi & Urbina, 2006). Tujuan dari tes psikologi

(2)

adalah untuk mengukur perbedaan antara individu atau reaksi individu yang sama pada situasi yang berbeda. Semua tes psikologi didesain untuk dapat mengukur tingkah laku manusia (Anastasi & Urbina, 2006). Berdasarkan tujuan alat tes psikologi menurut Aiken maka dapat ditarik kesimpulan bahwa alat tes psikologi memiliki empat tujuan utama yaitu, diagnosa, prediksi, dekripsi dan pemahaman diri. Berdasarkan keempat tujuan ini tampak jelas bahwa alat tes psikologi memiliki tujuan yang sangat penting, maka tes psikologi haruslah dijaga dengan baik, agar dalam pelaksanaannya tujuan ini dapat tercapai (Aiken, 2008)

Jenis tes psikologi sangat beragam sehingga fungsi dan kegunaannya juga berbeda. Berikut jenis-jenis tes psikologi yaitu, tes intelegensi, tes bakat, tes kreativitas, tes kepribadian, tes prestasi, inventori minat, prosedur tingkah laku, tes neuropsikologi (Gregory, 2004). Intelegenz Struktur Test (selanjutnya disebut IST) merupakan salah satu tes intelegensi yang banyak dipakai saat ini. IST adalah tes intelegensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, Jerman pada tahun 1953 dan telah beberapa kali mengalami revisi. Revisi pertama dilakukan pada tahun 1973, dan kemudian disebut sebagai IST 70, Revisi kedua pada tahun 1999, Amthauer, break, Liepman dan Beuducel kembali merevisi IST menjadi IST 2000., dan revisi ketiga pada tahun 2007, ketiga tokoh tersebut merevisi lagi IST 2000 menjadi IST 2000R.

IST terdiri dari sembilan subtes yang dapat mengukur aspek intelegensi yang berbeda-beda dan dapat berdiri sendiri. Satzergaenzung (selanjutnya disebut SE), Wortauswahl (selanjutnya disebut WA), Analogien (selanjutnya disebut AN),

(3)

Gemeinsamkeiten (selanjutnya disebut GE), Merkaufgaben (selanjutnya disebut ME),

Rechenaufgaben (selanjutnya disebut RA), Zahlenreinhen (selanjutnya disebut ZR),

Figurenauswahl (selanjutnya disebut FA), Wuerfelaufgaben (selanjutnya disebut

WU).

IST yang digunakan di Indonesia merupakan hasil adaptasi dari IST revisi pertama yakni IST 70, pengadaptasian IST dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (selanjutnya disebut UNPAD) pada tahun 1973, dan pertama kali digunakan oleh psikologi Angkatan Darat, hingga saat ini IST merupakan tes intelegensi yang sering digunakan oleh biro-biro psikologi salah satunya adalah Unit Pelayanan Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (selanjutnya disebut P3M) Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara (selanjutnya disebut USU). Tercatat dari bulan April 2010 hingga bulan agustus 2010 di Unit P3M Fakultas Psikolog USU, IST telah digunakan oleh lebih dari lima perusahaan besar untuk seleksi penerimaan karyawan (Berdasarkan komunikasi personal, Novi dan Nina, 20 Agustus 2010, 12.15, ruang P3M), sehingga karena terlalu sering digunakan pada individu yang sama dikhawatirkan terjadi proses belajar dalam mengikuti tes IST ini.

Kebanyakan alat tes intelegensi berasal dari luar negeri, salah satunya IST yang digunakan di Indonesia. Suatu alat tes jika ingin digunakan disuatu negara, terlebih dahulu tes tersebut diadaptasi ke dalam bahasa dan budaya dari negara tersebut, proses inilah yang dikenal sebagai adaptasi tes. Pengadaptasian IST dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran pada tahun 1973. Leoner (dalam Butcher, 1996) mengemukakan bahwa adaptasi tes untuk cross-cultural (antar

(4)

budaya) harus menyadari akan adanya kemungkinan variasi budaya dalam respon sets dan harus siap untuk mengevaluasi dan mengkompensasi untuk kemungkinan

perbedaan, namun faktanya sepanjang pengamatan yang telah peneliti lakukan, peneliti belum menemukan adanya revisi pada tes IST yang telah dilakukan di Sumatera Utara.

Norma IST yang digunakan di Indonesia masih merupakan norma IST 70 dari Jerman, padahal sebagaimana pengertian adaptasi tes, variasi budaya dapat mempengaruhi individu dalam merespon alat tes, sehingga norma asli alat tes tidak dapat langsung digunakan untuk alat tes yang akan digunakan di negara lain, namun harus ikut diadaptasi berdasarkan budaya dimana alat tes tersebut diadaptasi. Norma alat tes juga seharusnya diperbaharui setiap tiga sampai lima tahun sekali hal ini dikarenakan karakteristik populasi yang terus berkembang seiring dengan perkembangan waktu, namun faktanya IST bahkan masih menggunakan norma asli dari Jerman dan tidak pernah diperbaharui.

Menurut Handayani dalam jurnal Penyusunan Alat Ukur Intelegensi (IST-versi LP3TUNAIR) “tingkat pengawasan terhadap kerahasiaan pada alat tes IST sangat sulit dilakukan, sehingga dikhawatirkan bahwa alat tes ini telah bocor” (Handayani, 2004). Penemuan lainnya berdasarkan wawancara dengan dosen Fakultas Psikologi USU, dikhawatirkan bahwa IST telah bocor, karena beberapa tahun belakangan ini tidak jarang ditemukan subjek yang mendapatkan nilai sempurna, tentu hal ini mustahil terjadi walaupun orang yang mengikuti tes tersebut memiliki IQ diatas rata-rata, ataupun jika terdapat kemungkinan terjadi proses belajar

(5)

(Berdasarkan komunikasi personal, Eka Danta Ginting, 20 Agustus 2010, 12.05, ruang departemen psikologi industri & organisasi).

Masalah kebocoran IST ditemukan oleh peneliti sendiri ketika mencari bahan yang terkait dengan psikotes. Peneliti menemukan sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada seorang dokter spesialis anak di blog pribadi yang dimiliki oleh dokter tersebut. Pertanyaan tersebut merupakan salah satu pertanyaan yang terdapat dalam IST subtes SE dan dengan jujur sipenanya mengatakan bahwa pertanyaan diajukan untuk menjawab pertanyaan psikotes yang akan diikuti, selain itu peneliti juga menemukan pertanyaan yang diajukan didalam forum yahoo answer yang menanyakan salah satu pertanyaan yang terdapat di dalam IST subtes SE.

Universitas Atma Jaya pada tahun 1997 telah melakukan uji validitas prediktif pada tes IST. Universitas Atma Jaya menggunakan IST dalam ujian saringan masuk mahasiswa baru angkatan tahun tersebut, untuk Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Psikologi. Penggunaan IST dalam ujian saringan masuk mahasiswa baru tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan dilakukannya uji validitas prediktif IST dengan kriteria IP semester 1 untuk mengevaluasi efektivitas tes tersebut sebagai alat seleksi pada tahun 1998. Hasil pengujian menunjukkan bahwa IST kurang baik dalam memprediksi keberhasilan prestasi mahasiswa pada semester pertama. Hanya beberapa tes yang berkorelasi signifikan (p≤0.05) dengan prestasi mahasiswa dan korelasinya masih dalam taraf yang kecil. Subtes-subtes tersebut adalah SE dengan r = 0,219; AN dengan r = 0,192; ME dengan r = 0,210;

(6)

RA dengan r =0,251; ZR dengan r = 0,176; GE dengan r = 0,152 ( Santosa dalam Widianti, 2008).

Empat tahun berikutnya Fakultas Psikologi Universitas Airlangga melakukan uji validitas dan reliabilitas pada alat tes IST tepatnya pada tahun 2001, penelitian ini menggunakan populasi siswa SMU Negeri maupun swasta Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 176 aitem tes terdapat 131 aitem yang dinyatakan valid dan 45 aitem yang dinyatakan gugur dan dari sembilan subtes, satu subtes yakni ZR (dengan jumlah aitem 20) dinyatakan semua aitemnya valid, sedangkan untuk reliabilitas dari sembilan subtes tersebut semuanya dinyatakan reliabel dengan besar koefisien sebesar 0,463-0,821 pada taraf signifikansi 0,01. Beberapa penelitian yang telah dilakukan ini, masih dirasa kurang untuk meneliti validitas dan reliabilitas tes IST, karena mengingat masih seringnya tes ini digunakan dan juga untuk memenuhi syarat alat tes yang baik adalah alat tes yang harus terus dievaluasi penggunaannya (Hamidah, 2001).

Peneliti akan melakukan analisis psikometri pada satu subtes saja, yakni subtes SE. Fungsi subtes ini sendiri adalah untuk melihat proses berpikir mandiri, Common sense, penekanan pada praktis-konkrit, pemaknaan realitas, dan jika dilihat

lebih lanjut dari fungsi subtes ini tampak bahwa subtes ini menekankan kemampuan dalam mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, dan proses berpikir mandiri dalam artian tidak dipengaruhi oleh orang lain. Pengetahuan dan pengalaman adalah sesuatu yang terus berkembang, namun mengingat pengadaptasian tes yang dilakukan pada tahun 1976 dan tes tersebut masih dipakai

(7)

sampai sekarang, tentu hal ini akan menimbulkan pertanyaan apakah alat tes ini masih bisa digunakan untuk mengukur pengetahuan yang kita tahu merupakan sesuatu yang terus berkembang. (Polhaupessy dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009).

Tahun 2004 pernah dilakukan penyusunan alat ukur intelegensi (IST versi LP3T UNAIR) oleh Universitas Airlangga. Berdasarkan penelitian ini, Handayani mengatakan bahwa beberapa soal yang ada didalam IST sudah tidak relevan dengan perkembangan yang ada (Handayani, 2004). Hal diperkuat dengan penemuan peneliti yang terlihat jelas pada soal IST subtes SE no 12 ,15, dan 20. Pertanyaan yang diajukan pada soal tersebut menanyakan tentang informasi yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Uji validitas pada tes IST subtes SE pernah dilakukan pada tahun 2008 di Universitas Atma Jaya dan hasilnya menunjukkan bahwa subtes SE sudah memenuhi fungsinya sebagai power test, karena subtes memiliki derajat kesulitan yang bervariatif (mudah-sulit) dan hasil perhitungan daya diskriminasi dari subtes SE, dapat disimpulkan bahwa subtes SE aitemnya sebagian besar memiliki daya diskriminasi yang tidak baik. Berdasarkan uji validitas dengan metode konvergen validasi terlihat hasil yang signifikan, hal ini berarti subtes SE memiliki beberapa aitem yang mengukur kemampuan reasoning, namun hasil yang diperoleh dari uji validasi diskriminan juga terlihat hasil yang signifikan, namun korelasinya rendah. Hal ini berarti subtest SE memilik konsistensi internal yang rendah dan aitem-aitem dari subtes SE adalah aitem-aitem yang heterogen.

(8)

B. Identifikasi Masalah

Tahun 1973 IST diadaptasi di Bandung oleh Fakultas Psikologi UNPAD, dalam melakukan adaptasi tes harus disadari adanya kemungkian variasi budaya sehingga alat tes juga harus siap untuk dievaluasi, begitu juga dengan norma yang dipakai, yakni norma asli yang berasal dari Negara tempat alat tes tersebut dibuat tidak dapat begitu saja digunakan sebagai acuan di Indonesia, namun berdasarkan pengamatan peneliti penggunaan IST di Sumatera Utara belum pernah dievaluasi, dan norma yang saat ini digunakan adalah norma asli Jerman yang seharusnya diperbaharui setiap tiga tahun sampai lima tahun sekali karena seiring dengan berjalannya waktu terjadi perubahan karakteristik pada populasi tentu hal ini akan berpengaruh dengan hasil yang didapat, sehingga hasil yang didapat tidaklah menunjukkan hasil yang sebenarnya sehingga juga berakibat kepada validitas hasil tes.

IST sampai saat ini masih sering digunakan oleh biro-biro psikologi salah satunya P3M USU, sehingga karena terlalu sering digunakan dikhawatirkan terjadi proses belajar ketika individu mengikuti tes ini.

Permasalahan lain yang peneliti temukan adalah permasalahan kebocoran IST, di sebuah blog seorang Dokter anak ditemukan pertanyaan yang diajukan kepada dokter tersebut yang menanyakan jawaban untuk pertanyaan no 20 yang terdapat dalam IST subtes SE. pertanyaan lain diajukan dalam forum tanya jawab yahoo answer yang juga menanyakan salah satu pertanyaan yang terdapat dalam tes IST

(9)

subtes SE aitem no 15, penemuan ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu dosen Fakultas Psikologi USU. Dilihat dari soal tes IST subtes SE peneliti juga menemukan permasalahan lain, yakni soal tersebut sudah tidak sesuai untuk dipertanyakan mengingat ilmu pengetahuan yang ada terus berkembang. Misalnya pada soal no 12,15 dan 20.

Berbagai macam permasalahan yang telah peneliti kemukakan, mulai dari IST yang terlalu sering digunakan, IST yang masih mengunakan norma asli dari Jerman, norma yang belum pernah diperbaharui, tingkat kebocoran yang sangat parah, hingga pertanyaan subtes SE yang sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman tentu semua hal ini berdampak terhadap kualitas aitem yang menyusun alat tes IST sehingga juga akan berdapat pada validitas dan reliabilitas tes IST, sehingga peneliti merasa perlu untuk menganalisa parameter aitem IST khususnya subtes SE.

Analisis karakteristik psikometri pada aitem ini mencakup analisis indeks daya beda, indeks kesukaran dan efektivitas distraktor aitem dari subtes SE. Selanjutnya akan diukur reliabilitas dan validitas konstruk tes dengan menggunakan metode multitrait-multimethode meliputi validitas diskriminan dan validitas konvergen. Reliabilitas aitem menunjukkan sejauh mana perbedaan-perbedaan individu dalam skor tes dapat dianggap sebagai hal yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan yang sesungguhnya dalam karakteristik yang dipertimbangkan dan sejauhmana dapat dianggap disebabkan oleh kesalahan peluang (Anastasi & Urbina, 2006). Langkah selanjutnya adalah uji validitas, dengan menggunakan validasi

(10)

konvergen dan diskriminan yang dilihat dari korelasi SE dengan delapan subtes IST lainnya, WA, AN, GE, RA, ZR, FA, WU dan ME.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Seberapa besarkah nilai indeks kesukaran aitem pada IST subtes SE? 2. Seberapa besarkah nilai indeks daya beda aitem pada IST subtes SE? 3. Bagaimanakah efektivitas distraktor pada IST subtes SE?

4. Seberapa besarkah nilai reliabilitas IST subtes SE?

5. Bagaimana validitas konstrak IST subtes SE dilihat dari validitas diskriminan dan validitas konvergen?

6. Bagaimanakah kualitas alat tes IST subtes SE berdasarkan hasil analisis karakteristik psikometri?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah IST masih berfungsi sesuai dengan tujuan IST disusun, khususnya pada subtes SE yang dilihat dari karakteristik psikometri yang dimilikinya.

(11)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah manfaat keilmuan dalam bidang psikologi mengenai karakteristik psikometri IST subtes SE sehingga dapat memberikan informasi apakah IST masih sesuai dengan tujuan IST disusun.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan:

1. Informasi kepada para praktisi sejauhmana IST dapat digunakan sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan

2. Informasi mengenai kualitas aitem subtes SE yang dapat dijadikan pertimbangan dalam merevisi norma dan aitem.

Referensi

Dokumen terkait

Hak penguasaan tanah adat di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar dalam hukum adat adalah berdasarkan hak ulayat, yaitu suatu hak masyarakat hukum adat di Kecamatan

Hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah terbangunnya sebuah website e-commerce pada Toko Sepatu Rangkayo Casual Sneakers untuk mendukung proses bisnis

Bahwa menurut data perolehan suara yang direkapitulasi oleh Pemohon sebagaimana terbaca dalam tabel di atas Pemohon memperoleh suara terbanyak kedua sebesar 7.749

Sedangkan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu melakukan penelitian pengaruh kepuasan konsumen dan kepercayaan terhadap loyalitas pada kartu prabayar

Mereka percaya, kalau pun unipolar telah berakhir, tidak akan ada konsekuensi apa pun bagi Amerika Serikat karena mereka tetap akan menjadi kekuatan yang penting

Jika beban pada suatu waktu lebih kecil dari setengah (50%) beban maksimum, katup ON/OFF akan menutup, lalu motor servo akan mengatur katup kedua untuk menjaga

(d) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama