• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FASHION GYARU. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FASHION GYARU. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP FASHION GYARU

2.1 Pengertian Trend Pada Umumnya

Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Secara etimologi trend artinya gaya mutakhir.

2.1.1 Konsep Trend Mode

Menurut Pauline Watson dalam Fashion Era (2007), selama berabad-abad setiap individu atau masyarakat telah mengenakan pakaian maupun penghias tubuh lainnya sebagai salah satu sarana komunikasi non-verbal yang menunjukkan profesi, jenis kelamin, status rumah tangga, kelas sosial, maupun tingkat kekayaan.

Mode itu adalah suatu bentuk kebebasan untuk mengungkapkan pikiran, isi hati dan juga merupakan bahasa isyarat dan simbol yang secara non-verbal mengkomunikasikan tentang suatu individu maupun kelompok. Lalu, mode itu adalah salah satu hal yang membedakan satu individu dengan individu lainnya, karena pakaian, aksesoris dan penghias tubuh lainnya sangatlah mudah untuk diketahui oleh orang lain dalam seketika. Pada mulanya, suatu trend mode harus mendapat respon positif dari masyarakat, kemudian trend mode tersebut dapat mewabah dan ditiru semua orang karena kompetisi yang secara tidak langsung telah dimunculkan oleh mode tersebut.

Contoh trend mode yang saat ini sedang di gemari di Indonesia adalah hijabers, dimana mereka mengkreasikan jilbab nya dengan tampilan yang menarik.

(2)

14 2.1.2 Proses Perubahan Trend Mode

Sesuai dengan artinya, mode itu akan terus berubah. Mode merupakan hal yang paling cepat berubah dibandingkan unsur kegiatan lainnya yang dilakukan manusia seperti bahasa, budaya, dan sebagainya. Karena perubahan yang cepat itulah dapat memicu unsur negatif bagi manusia, yakni salah satunya dengan mengeluarkan uang secara berlebihan hanya untuk mengikuti trend yang terus berubah, padahal barang-barang yang dibeli belum tentu sama sekali berguna. Oleh karena itu, perubahan trend sangatlah memicu semakin tingginya budaya konsumtif di kalangan masyarakat. Khususnya bagi generasi muda, mereka sangat senang mengikuti perkembangan trend sebagai salah satu cara untuk mengalami hal baru dan menarik. Oleh karena itu generasi mudalah yang seringkali menjadi korban dari trend mode yang sedang berlangsung, dikarenakan kegemaran mereka dalam mencoba hal-hal baru dan tidak ingin tertinggal oleh teman-teman sebayanya (Sprigman dalam Anastasia, 2007:25).

Mode berpakaian telah memberi kesempatan kepada setiap individu untuk mengekspresikan karakter maupun solidaritas terhadap orang lain selama lebih dari seribu tahun. Umumnya, orang-orang yang berada di posisi khusus yang dipuja atau kerap kali dijadikan inspirasi oleh masyarakat sekitarnya seringkali memulai suatu trend baru bilamana orang-orang tersebut memakai pakaian atau berpenampilan yang baru.

Trend mode tentunya berbeda-beda untuk masing-masing lapisan masyarakat terutama jika dilihat dari segi usia, jenis kelamin, status sosial, profesi, dan letak geografis, serta seiring dengan berjalannya waktu. Tentu

(3)

15

saja jika seseorang yang berusia lanjut mengikuti trend remaja, maka ia akan terlihat aneh dan bahkan menjadi bahan tertawaan bagi banyak orang. Akan tetapi, tentu saja bukan tidak mungkin jika di dunia ini tidak diketemukan orang-orang semacam itu yang akhhirnya dijuluki ‘korban mode’.

2.2 Budaya Anak Muda (Youth Culture)

Menurut Nur dalam D e n i (2006:37) menuliskan pengertian budaya anak muda dan perkotaan (Youth Culture and Urban), yaitu budaya yang dinikmati untuk bersenang-senang diantara teman sebaya, dengan menekankan pada penampilan dan gaya, di kalangan remaja atau kaum muda perkotaan. Budaya anak muda erat kaitannya dengan trend. Trend menurut New Oxford English Dictionary (2001), adalah; A general direction in which something is developing changing’. Artinya suatu arah yang umum dimana sesuatu berkembang atau berubah. Trend di populerkan atau diperkenalkan oleh trendsetter, yaitu orang-orang yang tampil di publik seperti penyanyi, artis, presenter, model, dan salesgirl.

Ciri-ciri umum budaya anak muda menurut Abercrombie dalam Nur (2003) :

1. Budaya bersenang-senang

2. Hubungan lebih ditekankan pada hubungan teman sebaya daripada keluarga

3. Kelompok kaum muda yang tertarik kepada gaya, seperti pemilihan pakaian yang berbeda, musik, bahasa pergaulan, dan penampilan diri.

(4)

16 2.3 Definisi Konsep Gyaru

2.3.1 Sejarah Gyaru

Menurut Mr. Matsukawa dalam www.wikipedia.com/ What is Gyaru (2008). Gyaru merupakan sebutan untuk remaja perempuan Jepang yang sering terlihat berpakaian cenderung aneh dan unik, dengan sepatu sol tebal (biasanya lebih dari 10 centimeter), rok mini, rambut di hight-light, wigs, kuku palsu, aksesoris unik dan suka berdandan habis-habisan mengikuti trend terbaru. Mereka sangat mudah dikenali, karena biasanya dandanan mereka lebih menonjol diantara kerumunan orang-orang.

Sepatu ber-sol tebal, mulai menarik perhatian dan mulai trend di kalangan remaja Jepang sejak musim semi tahun 1999. Rambut pirang (blond hair), mulai trend sejak tahun 1997. Sedangkan trend rok mini mulai muncul sejak tahun 1996. Menurut Mr. Matsukawa, umumnya laki-laki suka rok mini, jadi para gadis memakai rok mini adalah untuk menarik perhatian laki-laki dan agar mereka populer.

Mr. Matsukawa juga mengatakan bahwa pengertian gyaru tergantung kepada cara berdandan mereka masing-masing dan penilaian orang-orang disekitarnya. Beberapa orang mengatakan bahwa gyaru adalah remaja-remaja perempuan yang berpakaian seperti orang genit atau menggoda, sebagian lain mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang kelihatan cute atau manis.

Shibuya merupakan tempat anak muda berkumpul untuk melepaskan tekanan hidup sehari-hari. Di Shibuya, terdapat sebuah pusat perbelanjaan yang menjadi simbol dari gals, yaitu 109 Shibuya. Fashion menjadi alat untuk

(5)

17

melepaskan stress dan lari dari kepribadian mereka setelah sebelumnya mereka bekerja dan belajar dengan disiplin.

Penampilan remaja yang berkumpul dan hilir mudik di kawasan ini seperti ingin menunjukkan 'pemberontakan' mereka terhadap nilai-nilai budaya lama Jepang yang sangat normatif. Mereka berpakaian free style, rambut berwarna-warni, mengenakan beragam aksesoris yang begitu atraktif.

Walau dari luar gaya berbusana itu hanya dipandang sebagai gaya “tabrak-lari”, tetapi ada kreativitas liar yang terjadi disini. Para remaja Jepang yang seenaknya mengubah apa saja semau mereka untuk dijadikan sebagai alat mengekspresikan diri. Kreativitas liar ini menjadi pengingkaran keseharian ketika mereka berada di bawah kekuasaan instansi pendidikan ataupun orang tua yang menuntut standar tinggi, untuk sementara dialihkan dengan mengubah diri dari tampilan normal dan mencari makna baru.

2.3.2 Jenis-Jenis Fashion Gyaru

Sejak sekitar tahun 2000-an, gyaru secara garis besar dibagi dua: gyaru putih (白ギャル, shiro gyaru) dan gyaru hitam (黒ギャル, kuro gyaru). Shiro gyaru menghargai dirinya sebagai gadis biasa. Mereka masih memikirkan masa depan, dan terpengaruh "demam kulit putih indah" yang dipopulerkan perusahaan kosmetika Sonoko. Shiro gyaru membiarkan kulit mereka berwarna putih alami.

Gyaru hitam adalah keturunan dari kogyaru (コギャル) atau anak sekolah menengah atas. Ciri khas busana kogyaru adalah rok mini, kaus kaki panjang dan longgar loose socks, dan rias wajah ganguro (顔黒). Ganguro memiliki makna

(6)

18

didapat dari alas bedak berwarna gelap atau kulit wajah yang sudah gelap setelah pergi ke tanning salon.

2.3.2.1 Definisi Ganguro

Secara harafiah ganguro memiliki arti muka hitam, dan memang gadis remaja Jepang yang mengikuti trend ini sengaja menghitamkan kulitnya dengan berjemur di matahari atau ke salon khusus tanning, dan bisa juga dengan mengenakan make-up khusus. Para pengikut trend ini rata-rata adalah gadis remaja Jepang yang duduk di bangku SMU dan kebanyakan dari mereka bukan merupakan pelajar yang teladan karena para pengikut ganguro menganut gaya hidup yang bebas tanpa terikat apapun. Meskipun kata ganguro berarti muka hitam, ada juga pengikut ganguro yang menyatakan bahwa kata ganguro merupakan kependekan dari kata ganganguro yang artinya amat sangat hitam. Pusat dari trend ganguro adalah daerah Shibuya dan Ikebukuro di Tokyo. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa jenis ganguro.

1. Amuraa

Para remaja putri yang memilih untuk mengikuti penampilan Namie Amuro. Biasanya menghitamkan kulitnya, mengecat rambutnya menjadi coklat keemasan, mengenakan rok mini dan sepatu atsuzoko.

2. B-Gyaru

Para remaja putri yang mengikuti artis R&B yang mayoritas orang Amerika. Biasanya menghitamkan kulitnya menjadi sangat gelap, dan memiliki

(7)

19

gaya rambut di kepang kecil-kecil (micro-braids, cornrows), dan biasanya selalu melakukan hair extensions.

3. Banba

Gayanya lebih banyak mengacu pada aliran Rock. Ciri khasnya adalah sepatu boots dengan hak stiletto.

4. Baika / Bozosoku

Gaya ini lebih banyak menggunakan warna hitam, seperti jaket kulit. Sebagai tambahan menggunakan aksesoris berupa rantai. Wajahnya di make-up menggunakan highlight putih disekeliling mata. Gaya rambutnya biasanya mirip dengan Banba.

5. Gonguro

Memiliki gaya yang lebih gelap. Mereka menghitamkan kulit hingga menjadi sangat gelap, menggunakan make-up panda yang sangat putih, dan memakai lipstick putih. Biasanya mereka mewarnai rambut mereka menjadi putih atau keperakan.

6. Kogal / kogyaru

Remaja putri yang masih sekolah menengah atas (SMU), yang mewarnai kulit dan rambutnya hanya untuk melawan aturan sekolah. Mereka selalu berusaha untuk tampak tetap kawaii.

(8)

20

7. Manba

Manba adalah versi terbaru dari Yamamba. Kebanyakan tidak jauh

berbeda dengan Yamamba, hanya saja make-up mereka lebih tebal. Sering mengenakan pakaian merk Alba Rosa dan Cocolulu. Biasanya mereka juga mengenakan sandal teplek dan celana capri.

8. Yamanba

Yamanba adalah gaya awal dari Manba. Biasanya menggunakan make-up,

dan gemar mengenakan stiker bergambar karakter populer dari Disney. Mereka juga gemar berpenampilan seolah-olah baru pulang dari Hawaii, lengkap

mengenakan lei (lei merupakan untaian benda berbentuk lingkaran untuk

dikalungkan) di pergelangan tangan, leher, kaki, bahkan dirambut. Biasanya memiliki rambut panjang dan berwarna putih.

Definisi yamanba menurut Copeland dalam skripsi Anastasia (2007 : 4):

Yamanba artinya adalah seorang penyihir yang bermukim di gunung dalam cerita legenda rakyat Jepang. Yamamba memiliki kekuatan gaib yang luar biasa serta seringkali memangsa manusia untuk disantapnya hidup-hidup dan mayoritas dari korbannya adalah laki-laki.

Rata-rata ciri khas penampilan gadis ganguro adalah kulit digelapkan dan kalau perlu sampai benar-benar berwarna coklat, tingkat ketebalan make-up mereka dapat mencapai tingkat nega-make atau make-up bak warna negatif film dan juga disebut panda-make, saking gelapnya kulit mereka. Untuk memperoleh kulit gelap, mereka mengunjungi salon khusus tanning atau mengenakan tanning lotion yang dapat bertahan sampai tiga hari. Bagi mereka yang tidak sanggup

(9)

21

membiayai fasilitas tanning, mereka bahkan sampai memaksakan diri untuk menghitamkan kulitnya dengan spidol coklat (Kinsella dalam Anastasia, 2007:28). Gaya berpakaian gadis ganguro tentunya tidak kalah provokatif dengan dandanannya, dan mereka senang memakai warna-warna yang mencolok dan cenderung memiliki corak yang bertabrakan. Ciri khas ganguro adalah sepatu bersol sangat tebal hingga ada yang ketebalannya mencapai dua belas inci dan juga memakai aksesoris seperti gelang, anting dan kalung yang beraneka ragam dan menumpuk. Mereka juga sangat menyenangi hiasan bunga sepatu dan di kepala mereka dan juga motif bunga sepatu pada pakaian sehingga tampak seperti gadis-gadis musim panas di California. Pakaian yang dikenakannya juga selalu ketat dan minim, seperti rok yang sangat mini dan hotpants.

Salah satu hal yang tidak mungkin luput dari daftar kegemaran para gadis ganguro adalah menari para para. Pada dasarnya arti kata para para adalah berserakan yang hubungannya dengan tarian tersebut adalah serangkaian gerakan tangan yang mengikuti irama musik electro. Sedangkan kakinya hanya digerakkan ke samping, depan dan belakang sembari mengiringi irama musik. Gerakan tangan tersebut sangatlah bervariasi dan terkadang cukup rumit, sehingga bagi para gadis ganguro tidak ada hal yang lebih memalukan daripada gerakan tangan yang salah atau tidak sesuai irama musik (Klippensteen, 2000:40).

Hampir di setiap pusat perbelanjaan, stasiun, dan game center pun terdapat mesin purikura dan banyak remaja putri yang berbondong-bondong berfoto di sana. Remaja putri sangat menyukai purikura karena setelah berfoto, mereka dapat menambahkan berbagai macam gambar dan hiasan serta tulisan sesuka hati sehingga foto mereka tampak lebih lucu dan menarik. Kemudian, mereka akan

(10)

22

mengumpulkan foto-foto purikura dan memasukkannya ke dalam album khusus. Tak lama setelah demam purikura melanda, banyak di antara mereka yang memiliki pasangan juga sering berfoto berdua dan foto bersama pasangan tersebut dijuluki rabupuri atau love print club.

2.3.2.2 Definisi Ganjiro

Secara harfiah ganjiro memiliki arti muka putih, dimana para pengikut ini bertolak belakang dari pengikut ganguro. Mereka tidak menghitakan kulitnya, hanya kulit putih alami dan menampilkan kesan anggun. Jadi pada dasarnya, tingkah laku ganguro dan ganjiro hampir sama hanya berbeda di warna kulit mereka saja. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa jenis ganjiro.

1. Hime-Gyaru

Hime-gyaru adalah sub-kultur (budaya baru yang terbentuk dari bagian budaya sebelumnya) dari gyaru dan termasuk jenis dari ganjiro yang muncul pada akhir tahun 1990-an awal 2000-an setelah style ganguro meredup. Para Hime-gyaru membiarkan kulit mereka berwarna putih dan tidak melakukan tanning. Mereka juga merias wajah mereka seperti putri raja pada jaman Victoria di Eropa atau bak boneka Barbie, dengan mata bulat besar, bulu mata lentik, rambut mengembang berwarna pirang dan masih banyak lagi. Hime-gyaru adalah salah satu jenis Hime-gyaru yang paling disukai oleh kaum adam karena mereka terlihat sangat kawaii (lucu) dan “imut -imut” mirip boneka Sampai saat ini gaya ini digandrungi kaum adam maupun kaum hawa yang ingin terlihat seperti boneka. Jenis gyaru yang saat ini paling terkenal adalah Hime-gyaru.

(11)

23 2. Gyaru Rock/Rokku Gyaru

Gyaru rock/rokku gyaru adalah salah satu jenis Japanese gyaru style yang memadukan antara jenis style rambut gyaru serta style pakaian rock harajuku street seperti visual kei/oshare kei/gothic namun tetap berkesan girly dan ceria.

3. Oneegyaru

Gyaru yang kebanyakan berada di usia pertengahan 20 dan memiliki gaya yang lebih sophisticated dan glamour. Oneegyaru disebut juga denga “kakak gyaru” atau seperti senior gyaru (gyaru dewasa) tidak semua orang bisa menjadi seorang oneegyaru karena kebanyakan oneegyaru menggunakan item brand kelas atas seperti chanel, LV, dan YSL. Oneegyaru juga sangat stylist dalam hal penampilan dan cenderung menggunakan make-up yang sangat ringan. Oneegyaru juga bisa dikatakan sebagai gyaru kelas atas.

2.4 Teori Kelompok

2.4.1 Konsep Groupisme

Groupisme merupakan suatu hal yang sering ditemukan pada remaja Jepang dan remaja Jepang seringkali memang terlihat berkelompok dan jarang terlihat sendirian. Individualisme yang sering nampak pada remaja di Amerika jarang terlihat di kalangan remaja Jepang (Ortiz, 1997:2).

Kemudian menurut Tobin, Wu dan Davidson (1989) groupisme itu mendukung masa transisi seorang anak mulai dari kehidupannya di lingkungan keluarga sampai kepada lingkungan yang lebih rumit seperti sekolah dan masyarakat dengan cara menawarkan suatu interaksi emosional antar murid dan

(12)

24

juga interaksi murid terhadap gurunya, serta untuk meresmikan suatu hubungan orientasi berkelompok, bukan orientasi invididual.

Dalam masyarakat Jepang kontemporer, kaum muda Jepang mempelajari hubungan keluarga di rumah dan hubungan berkelompok di sekolah, lalu peran sekolah adalah untuk mengubah seorang anak yang tadinya belum mandiri dan juga egois menjadi kaum muda yang lebih suka berkelompok dan siap untuk berfungsi di dalam kehidupan berkelompok dan masyarakat yang dikemukakan Tobin dalam Anastasia (2007:28).

Bagi remaja Jepang, kelompoknya tersebut seringkali dijadikan wadah untuk mencurahkan seluruh isi hati dan tempat untuk memperoleh identitas. Oleh karena itu remaja Jepang mendambakan teman kelompok yang periang, humoris, setia, ramah, pintar, adil, dan bertanggung jawab. Kaum remaja Jepang selalu menemukan kepuasan batin bila sedang bersama dengan teman-temannya, oleh karena itu remaja Jepang rata-rata memiliki kelompok sahabat dekat yang cukup besar sehingga kehidupan sehari-harinya jadi lebih menyenangkan. Seorang remaja tentunya sangat takut bila dikucilkan oleh teman-teman kelompoknya, oleh karena itu dia menjadi sangat intim dan terikat dengan teman-teman kelompoknya.

Menurut Mighwar dalam Anastasia (2007:15) mengenai kelompok remaja adalah sebagai berikut:

Sahabat karib merupakan kelompok masa remaja yang memiliki ikatan persahabatan yang sangat kuat dan biasanya beranggotakan 2-3 remaja dengan jenis kelamin dan minat yang sama. Sedangkan komplotan sahabat biasanya terdiri dari 4- 5 remaja yang timbul dari penyatuan dua pasang sahabat karib saat tahun-tahun pertama masa remaja awal. Komplotan sahabat ini seringkali melakukan berbagai aktivitas bersama-sama yang cenderung menghabiskan waktu, sehingga sering terjadi konflik dengan

(13)

25

orangtua masing-masing. Kemudian, kelompok banyak remaja merupakan sekumpulan banyak remaja dari berbagai jenis kelamin, kemampuan dan minat. Karena besarnya kelompok ini, jarak emosi antar anggota sedikit renggang, namun mereka tetap memiliki kesamaan yaitu rasa takut diabaikan oleh anggota kelompoknya. Kelompok yang lebih besar lagi yaitu kelompok yang terorganisasi dan geng. Kelompok yang terorganisasi, terdiri dari para remaja, baik yang telah memiliki sahabat dalam kelompok terdahulu maupun belum mempunyai kelompok. Kelompok ini sengaja dibentuk oleh orang dewasa melalui lembaga-lembaga khusus, seperti sekolah dan lembaga keagamaan karena kesadaran orang dewasa akan perlunya para remaja untuk membentuk penyesuaian pribadi dan sosial, penerimaan dan berperan serta dalam suatu kelompok. Sedangkan geng, biasanya terdiri dari remaja dengan berbagai jenis kelamin atau berjenis kelamin sama. Kelompok ini terbentuk dengan sendirinya dan seringkali merupakan akibat pelarian dari empat jenis kelompok sebelumnya. Remaja yang tergabung dalam kelompok ini biasanya adalah remaja yang telah diusir dari kelompok terdahulunya dan bertemu dengan remaja lain yang memiliki nasib serupa, kemudian membentuk suatu kelompok baru yang seringkali berperilaku negatif, seperti mengganggu kelompok lain untuk balas dendam.

2.4.2 Pengaruh Kelompok Terhadap Kehidupan Remaja di Jepang Pada dasarnya, sikap remaja yang terlihat menonjol pada awalnya adalah sikap sosialnya, terutama terhadap teman-teman sebayanya yang memiliki minat dan perilaku yang serupa sehingga mereka membentu suatu kelompok sahabat. Bagi remaja, sikap setia kawan terhadap sesama teman di kelompoknya merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak boleh dilanggar kecuali jika terpaksa. Seorang remaja selalu berusaha bersikap sesuai dengan norma-norma kelompoknya (Mighwar dalam Anastasia, 2007 : 15-16). Sikap setia kawan

(14)

26

itu selalu berusaha dipertahankan meskipun seorang remaja dapat menghadapi konflik dengan orangtua maupun guru.

Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama tempat remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan keluarganya. Lingkungan teman sebaya merupakan suatu kelompok yang memiliki ciri, norma maupun kebiasaan yang berbeda jauh dengan apa yang biasa dilakukan di dalam lingkungan keluarganya. Di tengah teman sebaya, remaja dituntut untuk memiliki kemampuan pertama dan baru dalam menyesuaikan diri dan bisa menjadi landasan untuk menjalin interaksi sosial yang lebih luas pada masa selanjutnya.

Luasnya pergaulan antar teman sebaya menjadi suatu wadah penyesuaian diri dan kemudian berkembang menjadi kelompok yang lebih besar yang biasanya memiliki seorang pemimpin dan unsur kepemimpinan merupakan proses pembentukan, pemilihan, dan penyesuaian pribadi dan sosial. Pengaruh teman-teman sebaya terhadap sikap, perilaku, penampilan, gaya bicara dan kebiasaan seorang remaja lebih besar daripada pengaruh keluarganya. Karena remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman kelompoknya dibandingkan keluarganya, oleh karena itu agar tidak dijauhi teman-temannya maka mau tidak mau seorang remaja akan mengikuti gaya penampilan, tingkah laku maupun minat teman-teman kelompoknya.

Dalam kelompok teman sebaya, seorang remaja merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya, karena dia dinilai oleh orang yang sejajar dengan dirinya dan yang tidak dapat memaksakan sanksi-sanksi dunia dewasa yang justru ingin dihindarinya. Dengan demikian, dalam masyarakat sebaya, remaja memperoleh dukungan untuk memperjuangkan emansipasi dan menemukan dunia

(15)

27

yang memungkinkannya bertindak sebagai pemimpin bila mampu melakukannya. Di kalangan teman-teman sekelompoknya, terbentuklah jalinan norma, nilai dan simbol tersendiri yang kuat yang berbeda dengan apa yang dihadapinya di rumah mereka. Tak jarang suatu kelompok sahabat menyepakati serangkaian peraturan, dan norma-norma kelompoknya serta menciptakan kode bahasa rahasia yang tidak dimengerti oleh siapapun selain anggota kelompok tersebut. Karena pengaruh suatu kelompok terhadap segala tindak tanduk seorang remaja sangatlah besar, oleh karena itu beruntunglah jika dia masuk ke dalam kelompok yang positif dan berbudi pekerti baik, dan tentunya akan membuat orang tua lebih tenang.

Menurut Mighwar dalam Anastasia (2007:108) mengenai pandangan kaum remaja terhadap tinggi rendahnya status mereka yakni sebagai berikut:

Tinggi rendahnya status seseorang, yang menjadi ukuran prestisenya, biasanya digambarkan dengan hal-hal yang bersifat simbolik dan bagi remaja, hal-hal yang bersifat simbolik itu menunjukkan status sosial ekonomi yang lebih tinggi daripada teman-teman lain dalam kelompok, dan bahwa dia bergabung dengan kelompok dan merupakan anggota yang diterima kelompok karena penampilan atau perbuatan yang sama dengan anggota kelompok lainnya. Remaja merasa dirinya harus lebih banyak menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok sebaya ketimbang norma-norma orang dewasa atau lembaga, karena mereka ingin dianggap dewasa, bukan anak-anak lagi.

Gyaru dikenal memiliki gaya yang khas dalam cara berpakaian dan dandanan. Pada gyaru style, riasan mata adalah yang paling menonjol diantara yang lainnya. Kebanyakan, kegiatan yang sering dilakukan para gyaru adalah bersenang-senang dengan menikmati gaya hidupnya. Aliran gyaru menggabungkan tampilan gyaru asli dengan estetika kebersihan dan

(16)

28

kecenderungan untuk merk-merk mewah. Mereka juga menyukai mantel putih dan pakaian berwarna daripada hitam, berbeda dengan ganguro (kulit hitam).

Sebuah circle gal adalah sekelompok gadis yang bertemu dan mengadakan acara untuk mempromosikan gaya gyaru (gal), musik, dan menari para para. Ada dua jenis utama dari circle gal yaitu nago-cir (lingkaran kenyamanan) dan ive-cir (lingkaran event).

2.4.3 Kehidupan Kelompok Gyaru

Shibuya merupakan tempat anak muda berkumpul untuk melepaskan tekanan hidup sehari-hari. Di Shibuya, terdapat sebuah pusat perbelanjaan yang menjadi simbol dari gyaru (gals), yaitu 109 Shibuya. Fashion menjadi alat untuk melepaskan stress dan lari dari kepribadian mereka setelah sebelumnya mereka bekerja dan belajar dengan disiplin.

Penampilan remaja yang berkumpul dan hilir mudik di kawasan ini seperti ingin menunjukkan 'pemberontakan' mereka terhadap nilai-nilai budaya lama Jepang yang sangat normatif. Mereka berpakaian free style, rambut berwarna-warni, mengenakan beragam aksesoris yang begitu atraktif.

Walau dari luar gaya berbusana itu hanya dipandang sebagai gaya “tabrak-lari”, tetapi ada kreativitas liar yang terjadi disini. Para remaja Jepang yang seenaknya mengubah apa saja semau mereka untuk dijadikan sebagai alat mengekspresikan diri.

Kreativitas liar ini menjadi pengingkaran keseharian ketika mereka berada di bawah kekuasaan instansi pendidikan ataupun orang tua yang menuntut standar

(17)

29

tinggi, untuk sementara dialihkan dengan mengubah diri dari tampilan normal dan mencari makna baru.

Fashion di Jepang selalu menarik untuk dijadikan topik pembicaraan, karena fashion selalu bersifat dinamis merepresentasikan suatu zaman dan masyarakat yang hidup di masa tersebut. Fashion juga bisa merepresentasikan identitas seseorang; hal pertama yang dinilai oleh orang lain sebelum mengenal kita lebih jauh, mau tak mau, adalah gaya penampilan kita. Fashion dapat kita bedakan menjadi high fashion dan street fashion. High fashion pola penyebarannya dari atas ke bawah, atau dari desainer fashion profesional ke media lalu ke masyarakat; sedangkan street fashion justru kebalikannya, polanya dari bawah ke atas; artinya yang memperkenalkan idenya adalah orang awam (masyarakat), diangkat oleh media lalu disempurnakan idenya oleh desainer fashion profesional.

Dari zaman ke zaman para gyaru berevolusi dengan gaya busana yang ekstrim berbeda. Di tahun 1990-an gaya gyaru yang fenomenal adalah kogyaru yang inosen namun seksi dengan seragam sekolahnya, namun di tahun 2000-an gaya gyaru yang fenomenal justru gaya sebelumnya ganguro gals yang melabrak konsep cantik di masyarakat Jepang, sedangkan untuk saat ini gaya gyaru yang sedang trend adalah onee gyaru yang terkesan dewasa dan mempesona dengan keglamorannya. Ciri khas gaya Shibuya yang paling menonjol adalah riasan wajah dan tubuh mereka yang nyaris sempurna dari ujung rambut hingga ujung kaki, mereka tak segan menggunakan wig, bulu mata palsu, nail arts atau kuku palsu hias, dan alat kosmetik yang selalu lengkap di dalam tas mereka.

(18)

30

Salah satu hal yang tidak mungkin luput dari daftar kegemaran para gadis gyaru adalah menari para para. Pada dasarnya arti kata para para adalah berserakan yang hubungannya dengan tarian tersebut adalah serangkaian gerakan tangan yang mengikuti irama musik electro. Sedangkan kakinya hanya digerakkan ke samping, depan dan belakang sembari mengiringi irama musik. Gerakan tangan tersebut sangatlah bervariasi dan terkadang cukup rumit, sehingga bagi para gadis gyaru tidak ada hal yang lebih memalukan daripada gerakan tangan yang salah atau tidak sesuai irama musik (Klippensteen dalam. Oleh karena itu tidak sedikit gadis gyaru yang menghabiskan kurang lebih 3800 yen untuk membeli seperangkat video para para agar sewaktu mereka menari di klub malam, mereka akan merasa lebih percaya diri. Sedangkan gadis gyaru yang tidak mengikuti maupun menekuni trend para para, pada umumnya akan merasa rendah diri dan cenderung direndahkan oleh teman-teman gyarunya.

Berfoto juga merupakan salah satu aktivitas sehari-hari yang sangat digemari oleh para gadis gyaru dan juga remaja putri Jepang pada umumnya, karena teknologi dalam mengambil foto semakin lama semakin maju seiring dengan munculnya kamera digital, handphone berkamera, kamera polaroid dan juga kamera sekali pakai. Satu hal dalam berfoto yang sangat mendarah daging di kalangan remaja putri Jepang, khususnya para kogyaru dan gyaru yakni budaya purikura yang artinya foto berupa stiker yang dapat dibuat di mesin purikura dan awalnya mesin tersebut dinamakan Print Club.

Hampir disetiap pusat perbelanjaan, stasiun, dan game center pun terdapat mesin purikura dan banyak remaja putri yang berbondong-bondong berfoto di

(19)

31

sana. Remaja putri sangat menyukai purikura karena setelah berfoto, mereka dapat menambahkan berbagai macam gambar dan hiasan serta tulisan sesuka hati sehingga foto mereka tampak lebih lucu dan menarik. Kemudian, mereka akan mengumpulkan foto-foto purikura dan memasukkannya ke dalam album khusus. Tak lama setelah demam purikura melanda, banyak di antara mereka yang memiliki pasangan juga sering berfoto berdua dan foto bersama pasangan tersebut dijuluki rabupuri atau love print club.

Selain berfoto dan menari di klub malam, satu hal yang tidak hanya gadis ganguro yang menggemari namun hampir seluruh kaum wanita di dunia ini menggemarinya yaitu berbelanja, dan satu tempat dimana para gadis gyaru selalu menemukan barang yang dibutuhkannya yaitu di Shibuya 109 yang tentunya terletak di Shibuya, daerah berkumpulnya gadis gyaru.

2.4.4 Trend Terhadap Remaja Putri Menurut Teori Psikologis

Penampilan merupakan hal yang sangat penting di kalangan remaja putri dan semua pertanyaan tentang bagaimana caranya berpenampilan maksimal, telah muncul sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan terkadang mereka memiliki pandangan bahwa penampilan luar seseorang mendominasi kualitas keseluruhan orang tersebut. Penampilan seorang remaja putri juga dianggap lebih penting jika mereka berada di dalam lingkungan sosial maupun sekolah dibandingkan jika mereka berada di dalam suasana liburan dan istilah liburan tersebut memiliki maksud secara psikologis.

Kaum remaja putri juga memiliki kecenderungan untuk tidak bergantung pada orang tuanya dan merasa bahwa mereka telah menjadi manusia yang lebih

(20)

32

mandiri, oleh karena itu mereka sendirilah yang memilih pakaian apa yang akan mereka kenakan. Mereka tidak perlu lagi meminta bantuan orangtua dalam memilihkan pakaian, namun terkadang mereka masih bergantung pada orang tua dalam hal keuangan untuk membeli pakaian tersebut. Kaum remaja putri khususnya, juga beranggapan bahwa pakaian yang modis atau mengikuti trend dapat membantu mereka menghadapi lingkungan sosial dan segala perubahannya.

Manusia semasa tenggang usia remaja, khususnya remaja putri memiliki kecenderungan untuk berusaha mencari tahu siapakah diri mereka yang sesungguhnya, lalu di waktu yang sama mereka itu sangatlah kritis dan memiliki kepastian mengenai siapa saja yang akan mereka pilih untuk dijadikan teman. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi mereka untuk berpenampilan sedemikian rupa agar dapat berteman dengan orang-orang tertentu yang mereka senangi. Suatu jenis pakaian atau trend mode seringkali dianggap sebagai salah satu sarana komunikasi diri sendiri dan juga salah satu ekspresi diri dan pembuktian diri terhadap orang lain.

Kemudian, semenjak semakin maraknya budaya Barat yang masuk ke Jepang, para remaja putri di Jepang juga semakin menjauh dari penampilan yang konservatif dan tradisional karena budaya Barat menunjukkan keterbukaan dan kebebasan dalam menunjukkan jati diri masing- masing individu, oleh karena itu remaja putri Jepang yang tentunya sedang mengalami pencarian jati diri akan dengan mudah terpengaruh oleh apa saja yang bagi mereka menarik atau populer.

Timbul tenggelamnya suatu trend tentunya membawa dampak-dampak psikologis terhadap kaum remaja, khususnya remaja putri yang memiliki

(21)

33

kecenderungan untuk mengikuti trend mode. Salah satu dampak buruk yang dapat menimpa kaum remaja putri jika mereka terlalu terpaku pada perputaran trend adalah mereka akan menjadi manusia yang konsumtif dan materialistis, karena banyak trend masa kini yang mengacu pada hal-hal yang berbau kepopuleran dan berharga mahal.

Oleh karena itu, kaum remaja menjadi lebih fanatik akan semua trend yang populer, apalagi yang harganya cenderung di atas rata-rata. Hal demikianlah yang menjadikan mereka manusia yang materialistis. Mereka menganggap bahwa memiliki barang yang sedang populer atau mengikuti trend mode terkini dapat meningkatkan kualitas hidup dan lebih membahagiakan mereka.

Kaum remaja putri yang terlalu mengandalkan hidup pada trend juga akan berakibat buruk pada perkembangan mental mereka, yakni akan mengakibatkan keinginan yang berlebihan untuk selalu meniru orang lain dan ketidakmampuan untuk menunjukkan selera maupun jalan pikiran diri sendiri. Bahkan dengan terlalu mengikuti satu trend, maka seseorang akan cenderung untuk tidak mempedulikan kepentingan diri sendiri dan akan menimbulkan perilaku yang menentang.

2.4.5 Psikologi Perilaku Remaja Pada Umumnya

Menurut Setiono dalam skripsi Anastasia (2007:26) masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi resmi sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang

(22)

34

dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Turiel dalam Anastasia (2007:29) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dibina dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.

Referensi

Dokumen terkait

- Pertimbangan dari propelan yang digunakan meliputi faktor ekonomi dan penyimpanan, faktor energetik, dan faktor yang berhubungan dengan penggunaan dalam motor roket,. -

Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara Jumlah Dana Peserta dan Invetasi pada Surat Berharga Syariah terhadap Pendapatan Operasional Investasi secara

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan melalui

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Media sosial memudahkan banyak orang untuk melakukan promosi produknya yang akan di jual kepada semua pembeli dan mereka dapat menjualnya keseluruh pelosok dunia dan dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pertumbuhan excess baggagee charge dengan pendapatan perusahaan pada Maskapai Garuda Indonesia rute

4 Andri Herviana, 2018: Pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian smartphone asus: studi kasus pada mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati

Pada bagian ini, peneliti mencoba untuk menjabarkan secara singkat penelitian yang telah dilaksanakan lebih dahulu oleh beberapa peneliti sebelumnya terkait dengan masalah