• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PATENTKALI DAN PUPUK MABAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PATENTKALI DAN PUPUK MABAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 78 ojs-unita.com

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PATENTKALI DAN PUPUK MABAR TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KENTANG

(Solanum tuberosum L.)

Adriani S.A. Siahaan

DTY Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli

Email : bude.adriani.asianna@gmail.com

Abstrak - Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk Patentkali dan pupuk Mabar

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor yaitu Perlakuan Pemberian Pupuk Patentkali (P) dan Pemberian pupuk Mabar (M) dengan 16 kombinasi perlakuan. Hasil analisis statistika terhadap data yang diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk Patentkali dan pupuk Mabar berpengaruh sangat nyata terhadap arameter pengamatan sedangkan interaksi antara perlakuan pupuk Patentkali dengan Mabar berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati.

Kata Kunci : Kentang, pupuk Patentkali, pupuk Mabar

I. PENDAHULUAN

Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman umbi-umbian yang merupakan makanan pokok di Eropa, walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Serikat. Saat masuknya tanaman kentang di Indonesia tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada tahun 1794 tanaman kentang ditemukan telah ditanam disekitar Cisarua (Kabupaten Bandung) dan pada tahun 1811 tanaman kentang telah tersebar luas di Indonesia, terutama di daerah-daerah pegunungan di Aceh, Tanah Karo, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Minahasa, Bali, dan Flores. Di Jawa daerah-daerah pertanaman kentang berpusat di pengalengan, Lembang, dan Pacet (Jawa Barat), Wonosobo dan Tawangmangu (Jawa Tengah), serta batu dan Tengger (Jawa Timur) (Sudarma 2013).

Kentang (Solanum tuberosum L.) sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Terdapat ribuan orang di Indonesia yang menggantungkan hidupnya dengan bertanam kentang. Kentang sangat cocok dibudidayakan di dataran tinggi. Tanaman yang tidak berkayu dan tergolong dalam suku terung-terungan (Solanaceae) ini berasal dari Amerika Selatan dan kini dibudidayakan secara luas di Eropa dan Asia, termasuk Indonesia (Nurul, 2012).

Kentang ini mengandung vitamin dan mineral, serta bermacam-macam phytochemical, seperti karotenoid dan polifenol. Kentang ukuran sedang 150 g, kentang dengan kulit memberikan 27 mg vitamin C, 620 mg potasium(18%), 0,2 mg vitamin B6 (10%) dan melacak jumlah thiamin, riboflavin, folat, niacin, magnesium, fosfor, besi, dan seng. Isi serat kentang dengan kulit (2 g) adalah setara dengan banyak roti gandum, pasta, dan sereal (Nurul, 2012).

Kentang memiliki kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Itulah yang menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani dengan baik. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen (Nurul, 2012).

Pengembangan tanaman holtikultura diarahkan untuk memperbaiki gizi masyarakat dan memenuhi permintaan pasar, mengurangi import dan meningkatkan eksport untuk memperbesar pendapatan devisa Negara, memperluas kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan kebijaksanaan pengembangan produksi tanaman holtikultura di Indonesia, kentang merupakan salah satu tanaman sayuran yang mempunyai prioritas untuk dikembangkan baik dalam peningkatan produksi melalui perluasan area. Hal ini disebabkan kentang mempunyai potensi pemasaran dan eksport yang baik tidak mudah rusak seperti sayuran lain disamping gizi yang tinggi (Kusumo, 1996).

Produksi kentang di Indonesia masih tergolong rendah yaitu sekitar 6-30 ton per Ha (Petijo, 2004). Menurut Dinas Pertanian Tapanuli Utara tahun 2012 produksi kentang di Tapanuli Utara berkisar antara 16-20 per Ha dengan luas lahan ± 10 Ha di Kecamatan Muara, Kecamatan Pagaran dan Kecamatan Siborongborong.

Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih dari unsur untuk menggantikan unsur yang habis diserap oleh tanaman. Jadi memupuk berarti menambah unsur hara kedalam tanah (Lingga, 2013).

Pupuk Mabar adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa

(2)

Page | 79 ojs-unita.com

tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik dari pada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen, limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah). Pupuk organik Mabar mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman (Anonimous, 2013).

Pupuk Patentkali mengandung kalium termasuk pupuk tunggal yang banyak digunakan petani untuk memberikan zat hara K pada tanahnya. Jenis pupuk kalium yang digunakan sampai saat ini, yaitu kalsium sulfat, kalium klorida, dan patentkali (Lingga, 2013).

Beberapa permasalahan dalam pengelolaan budidaya tanaman kentang adalah rendahnya produktivitas tanaman kentang dan tingginya serangan penyakit busuk daun dan layu terutama disebabkan oleh pengelolaan budidaya pemeliharaan tanaman yang kurang optimal (Petijo, 2011).

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis ingin melakukan percobaan penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk patentkali dan pupuk mabar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang (Solanum tuberosum L.).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk patentkali terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

II. METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli (UNITA) di Desa Silangit Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara dengan ketinggian tempat ± 1400 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai bulan Januari 2014.

Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, garu, meter, bambu, Pompa gendong, timbangan, paku, tali, jangka sorong, tripleks, dan alat tulis

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit kentang kuning varietas Granola, pestisida Wendry 75 WP kandungan bahan aktif Klorotanil 75%,Trivia 73 WP kandungan bahan aktif

Floupikolid 6%, popineb 66,7%, dan insektisida Ripcord 50 EC kandungan bahan aktif Sipermetrin 50g/L, pupuk Patentkali, pupuk Mabar dan bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) Faktorial, dengan dua faktor perlakuan :

Faktor tingkat pemberian pupuk Patentkali terdiri dari empat taraf :

P0 = Tanpa pemberian pupuk Patentkali P1 = 0,1 Kg/Plot

P2 = 0,2 Kg/Plot P3 = 0,3 Kg/Plot

Faktor tingkat pemberian Pupuk Mabar dengan empat taraf perlakuan yaitu :

M0 = Tanpa pemberian pupuk Mabar M1 = 3 Kg/Plot

M2 = 5 Kg/plot M3 = 7 kg/plot

Dengan demikian diperoleh 16 kombinasi dan setiap perlakuan di ulang 3 kali.

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Bibit

Dipilih bibit yang tua dengan ciri umbi kuat (tidak mengelupas atau tidak gampang dikelupas), kulit umbinya mulus dan tidak cacat, bobot umbi untuk bibit kentang rata-rata 30-45 gram, (varietas yang bersertifikat), jumlah mata tunas 3.

Pengolahan Lahan

Lahan penelitian tersebut lebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa dari tanaman sebelumnya dengan cara membabat. Kemudian tanah diolah dengan cangkul sedalam 25 cm dan dilanjutkan dengan membuat plot-plot percobaan, dengan ukuran 2 m x 2 m. Untuk menghindari terjadinya genangan air pada waktu hujan turun maka disekeliling bedengan dibuat parit drainase.

Pemberian/Aplikasi Pupuk Mabar

Setelah tanah rata, dibuat alur lurus dengan jarak antar alur 80 cm. setiap alur dipasang ajir sebagai tempat tanaman umbi dengan jarak ajir 30 cm. Pemberian pupuk mabar dengan cara disebar secara merata di atas permukaan tanah. Setelah pupuk

(3)

Page | 80 ojs-unita.com

Mabar disebar merata kemudian dilakukan penanaman pada saat itu juga.

Penanaman

Pada saat penanaman, bibit langsung diletakkan di atas pupuk mabar. Cara penanamannya adalah bibit tersebut dibenamkan digaritan yang telah tersedia dengan posisi tunas mengarah ke atas. Kemudian setiap barisan umbi ditutup dengan tanah di kanan kiri barisan sambil dibumbun sehingga membentuk bedengan.

Pemberian/Aplikasi Pupuk Patentkali

Aplikasi pupuk Patentkali diberikan 2 kali. Pertama adalah sebagai pupuk dasar diberikan pada saat penanaman. Dan sebagai pupuk susulan, diberikan setelah tanaman berumur 4 MST hari karena saat umur 4 MST fase pertumbuhan Vegetatif tanaman kentang. Jarak pemberian pupuk 5 cm dari umbi.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 12 MST. Cara pemanenan adalah guludan dibongkar seminggu setelah tanaman mati. Ciri tanaman sudah siap dipanen adalah daun dan ujung batang kering sehingga kulit umbinya kuat.

Parameter yang Diamati

Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan dilaksanakan sekali dalam seminggu sampai tanaman berumur 7 MST, karena pertumbuhan Vegetatif tanaman kentang berakhir pada umur 7 MST.

Jumlah Cabang (buah)

Jumlah cabang dihitung satu kali dalam seminggu dengan menghitung jumlah cabang setiap tanaman sampel mulai tanaman berumur 2 MST sampai tanaman berumur 7 MST, karena pertumbuhan vegetatif tanaman kentang berakhir pada umur 7 MST.

Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun dihitung setelah tanaman berumur 2 MST, dengan menghitung jumlah daun yang telah tumbuh sempurna.

Jumlah Umbi Per Sampel (Umbi)

Jumlah umbi per sampel dilaksanakan pada saat panen yaitu tanaman telah berumur 12 MST.

Jumlah Umbi Per Plot (Umbi)

Jumlah umbi per plot dilaksanakan pada saat panen yaitu tanaman telah berumur 12 MST.

Produksi Umbi Per Sampel (kg)

Produksi umbi per sampel dapat diketahui setelah panen yaitu tanaman telah berumur 12 MST.

Produksi Umbi Per Plot (kg)

Pengamatan dilakukan setelah panen yaitu tanaman telah berumur 12 Diameter Umbi (cm)

Penghitungan diameter umbi dilakukan setelah panen yaitu tanaman telah berumur 12 MST.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Tinggi Tanaman (cm)

Hasil uji beda rataan tinggi tanaman pada pemberian pupuk Patentkali dan pupuk Mabar dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada Setiap Taraf Perlakuan Patentkali dan Pupuk Mabar pada

Umur 7 MST Patentk ali Mabar Rataa n M1 M0 M1 M2 M0 P0 18.87 24.33 P0 18.87 24.33 P1 30.13 38.73 P1 30.13 38.73 P2 30.27 37.00 P2 30.27 37.00 P3 37.07 39.00 P3 37.07 39.00 Rataan 29.08a A 34.77b B Rataa n 29.08a A 34.77b B Keterangan : Angka-angka pada setiap kelompok jumlah yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05 (huruf kecil) dan α = 0.01(huruf besar) berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). 25,82 35,35 36,62 38,82 y = 4,027x + 24,085 r = 0,8212 20 25 30 35 40 45 0 0,1 0,2 0,3

Pupuk Patentkali (kg/plot)

Ti ng gi Ta na m a n (c m )

(4)

Page | 81 ojs-unita.com

Gambar 1 : Perkembangan Tinggi Tanaman Kentang pada Berbagai Pupuk Patentkali.

Hubungan antara rataan tinggi tanaman kentang dengan pupuk Mabar dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 : Perkembangan Tinggi Tanaman Kentang pada Berbagai Pemberian Pupuk Mabar.

Jumlah Daun (Helai)

Hasil uji beda rataan jumlah daun (helai) tanaman kentang pada berbagai pemberian pupuk Patentkali dan pemberian pupuk Mabar dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rataan Jumlah Daun (Helai) Tanaman Kentang Pada Setiap Taraf Perlakuan Patentkali

dan Pupuk Mabar pada Umur 7 MST Patentk ali Mabar Rataa n M0 M1 M2 M3 P0 20.00 27.80 26.67 27.53 25.50a A P1 28.80 31.53 31.40 31.00 30.68b B P2 34.80 37.40 38.07 37.07 36.83c C P3 39.67 41.27 40.80 44.40 41.53d D Rataan 30.82a A 34.50b B 34.23b B 35.00b B 33.64 Keterangan : Angka-angka pada setiap kelompok jumlah yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05 (huruf kecil) dan α = 0.01(huruf besar) berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Dari tabel 2 terlihat bahwa pengaruh perlakuan pupuk Patentkali terhadap jumlaah daun tanaman kentang pada taraf perlakuan 0,3 kg/plot (P3) menunjukkan Jumlah daun terbanyak yaitu 41,53 cm yang berbeda sangat nyata terhadap tanpa perlakuan patentkali (P0), perlakuan 0,1 kg/plot (P1), dan Perlakuan 0,2 kg/plot (P2).

Hubungan antara rataan jumlah daun (helai) dengan berbagai Patentkali dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 : Perkembangan Jumlah Daun Tanaman Kentang pada Berbagai Pupuk Patentkali.

Hubungan antara rataan jumlah daun (helai) tanaman kentang dengan berbagai pupuk Mabar dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 : Perkembangan Jumlah Daun (Helai) Tanaman Kentang pada Berbagai Pemberian

Pupuk Mabar

Jumlah Cabang (Buah)

Hasil uji beda rataan jumlah cabang tanaman kentang pada berbagai pemberian pupuk Patentkali dan pemberian pupuk Mabar dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rataan Jumlah Cabang (Buah) Tanaman Kentang pada Setiap Taraf Perlakuan Patentkali dan Pupuk Mabar pada Umur 7 MST

Patentkal Mabar Rataa

37,00 35,75 34,77 29,08 y = 2,474x + 27,965 r = 0,8323 20 25 30 35 40 45 0 3 5 7

Pupuk Mabar (kg/plot)

Ti ng gi Ta na m a n ( c m ) 41,53 36,83 30,68 25,50 y = 5,424x + 20,075 r = 0,9976 20 25 30 35 40 45 0 0,1 0,2 0,3

Pupuk Patentkali (kg/plot)

J um la h D a un ( he la i) 30,82 34,50 34,23 35,00 y = 1,227x + 30,57 R2 = 0,6913 20 25 30 35 40 45 0 3 5 7

Pupuk Mabar (kg/plot)

J um la h D a un ( he la i)

(5)

Page | 82 ojs-unita.com i M0 M1 M2 M3 n P0 2.00 3.00 3.27 3.13 2.85aA P1 3.20 3.27 3.20 3.27 3.23aA P2 3.53 3.20 3.67 3.60 3.50bB P3 3.53 3.80 3.60 3.73 3.67bB Rataan 3.07a A 3.32a A 3.43a A 3.43a A 3.31 Keterangan : Angka-angka pada setiap kelompok jumlah yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05(huruf kecil) dan α = 0.01(huruf besar) berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Hubungan antara rataan jumlah jumlah cabang (buah) dengan berbagai Patentkali dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5 : Perkembangan Jumlah Cabang (Buah) Tanaman Kentang pada Berbagai Pupuk Patentkali

Hubungan antara rataan jumlah cabang (buah) tanaman kentang dengan berbagai pupuk Mabar dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6 : Perkembangan Jumlah Jumlah Cabang (Buah) Tanaman Kentang pada Berbagai

Pemberian Pupuk Mabar.

Jumlah Umbi Per Sampel (Umbi)

Hasil uji beda rataan jumlah umbi per sampel tanaman kentang pada berbagai pemberian pupuk Patentkali dan pemberian pupuk Mabar dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Rataan Jumlah Umbi Per Sampel Tanaman Kentang Pada Setiap Taraf Perlakuan Patentkali

dan Pupuk Mabar pada Umur 12 MST Patentka li Mabar Rataa n M0 M1 M2 M3 P0 6.13 7.93 10.33 8.07 8.12aA P1 10.07 7.93 9.20 9.87 9.27aA P2 10.07 8.40 12.67 11.33 10.62b B P3 7.13 9.13 11.73 11.87 9.97ab B Rataan 8.35a A 8.35a A 10.98b B 10.28b B 9.49 Keterangan : Angka-angka pada setiap kelompok jumlah yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05(huruf kecil) dan α = 0.01(huruf besar) berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Hubungan antara rataan jumlah umbi per sampel dengan berbagai Patentkali dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7 : Perkembangan Jumlah Umbi Per Sampel Tanaman Kentang pada Berbagai Pupuk

Patentkali

Hubungan antara rataan jumlah umbi per sampel tanaman kentang dengan berbagai pupuk Mabar dapat dilihat pada gambar 8.

2,85 3,23 3,50 3,67 y = 0,273x + 2,63 r = 0,9713 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 0 0,1 0,2 0,3

Pupuk Patentkali (kg/plot)

J um la h C a ba ng ( bu a h) 3,43 3,43 3,32 3,07 y = 0,119x + 3,015 r = 0,8188 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 0 3 5 7

Pupuk Mabar (kg/plot)

J um la h C a ba ng ( bu a h) 9,97 10,62 9,27 8,12 y = 0,69x + 7,77 R2 = 0,6935 7 8 9 10 11 12 0 0,1 0,2 0,3

Pupuk Patentkali (kg/plot)

J um la h U m bi P e r S a m pe l (bu a h) 8,35 8,35 10,98 10,28 y = 0,842x + 7,385 R2 = 0,6512 7 8 9 10 11 12 0 3 5 7

Pupuk Mabar (kg/plot)

Jum la h U m bi P er S am pe l ( bu ah)

(6)

Page | 83 ojs-unita.com

Gambar 8 : Perkembangan Jumlah Umbi Per Sampel Tanaman Kentang pada Berbagai

Pemberian Pupuk Mabar.

Jumlah Umbi Per Plot

Hasil uji beda rataan jumlah umbi per plot tanaman kentang pada berbagai pemberian pupuk Patentkali dan pemberian pupuk Mabar dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Rataan Jumlah Umbi Per Plot Tanaman Kentang Pada Setiap Taraf Perlakuan Patentkali

dan Pupuk Mabar pada Umur 12 MST Patent kali Mabar Rataa n M0 M1 M2 M3 P0 86.67 99.00 100.33 101.33 96.83a A P1 109.00 119.00 113.33 108.33 112.42 bB P2 118.33 133.33 148.00 139.00 134.67 cC P3 130.67 132.67 141.33 142.67 136.83 dD Rataan 111.17 aA 121.00 bB 125.75 cC 122.83bc BC 120.19 Keterangan : Angka-angka pada setiap kelompok jumlah yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05(huruf kecil) dan α = 0.01(huruf besar) berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Hubungan antara rataan jumlah umbi per plot dengan berbagai Patentkali dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9 : Perkembangan Jumlah Umbi Per Plot Tanaman Kentang pada Berbagai Pupuk Patentkali.

Hubungan antara rataan jumlah umbi per plot tanaman kentang dengan berbagai pupuk Mabar dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10 : Perkembangan Jumlah Umbi Per Plot Tanaman Kentang pada Berbagai Pemberian

Pupuk Mabar

Produksi Umbi Per Sampel (kg)

Hasil uji beda rataan produksi umbi per sampel tanaman kentang pada berbagai pemberian pupuk Patentkali dan pemberian pupuk Mabar dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Rataan Produksi Umbi Per Sampel Tanaman Kentang Pada Setiap Taraf Perlakuan Patentkali dan Pupuk Mabar pada Umur 12 MST Patentka li Mabar Rataa n M0 M1 M2 M3 P0 0.53 0.97 0.99 0.98 0.87a A P1 0.97 1.11 1.32 1.17 1.14b B P2 1.21 1.14 1.53 1.24 1.28c C P3 1.12 1.05 1.21 1.30 1.17b B Rataan 0.96a A 1.07b B 1.26bcB C 1.17b B 1.12 Keterangan : Angka-angka pada setiap kelompok jumlah yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05(huruf kecil) dan α = 0.01(huruf besar) berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Hubungan antara rataan produksi umbi per sampel dengan berbagai Patentkali dapat dilihat pada gambar 11. 96,83 112,42 134,67 136,83 y = 14,225x + 84,625 r = 0,926 80 90 100 110 120 130 140 0 0,1 0,2 0,3

Pupuk Patentkali (kg/plot)

J um l a h U m bi P e r P l ot ( bu a h) 122,83 125,75 121,00 111,17 y = 3,973x + 110,26 R2 = 0,6582 100 110 120 130 140 0 3 5 7

Pupuk Mabar (kg/plot)

J um la h U m bi P e r P lot ( bu a h)

(7)

Page | 84 ojs-unita.com

Gambar 11 : Perkembangan Produksi Umbi Per Sampel Tanaman Kentang pada Berbagai Pupuk

Patentkali.

Hubungan antara rataan produksi umbi per sampel tanaman kentang dengan berbagai pupuk Mabar dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12 : Perkembangan Produksi Umbi Per Sampel Tanaman Kentang pada Berbagai

Pemberian Pupuk Mabar

Produksi Umbi Per Plot (kg)

Hasil uji beda rataan produksi umbi per plot (kg) tanaman kentang pada berbagai pemberian pupuk Patentkali dan pemberian pupuk Mabar dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Rataan Produksi Umbi Per Plot (kg) Tanaman Kentang pada Setiap Taraf Perlakuan Patentkali dan Pupuk Mabar pada Umur 12 MST Patentk ali Mabar Rataa n M0 M1 M2 M3 P0 7.83 9.83 12.57 12.70 10.73a A P1 14.47 15.50 16.07 17.13 15.79b B P2 17.73 18.53 20.07 18.87 18.80c C P3 17.90 18.50 19.50 19.80 18.93c C Rataan 14.48a A 15.59a A 17.05b B 17.13b B 16.06 Keterangan : Angka-angka pada setiap kelompok jumlah yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05(huruf kecil) dan α = 0.01(huruf besar) berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Hubungan antara rataan produksi umbi per plot dengan berbagai Patentkali dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13 : Perkembangan Produksi Umbi Per Plot Tanaman Kentang pada Berbagai Pupuk

Patentkali

Hubungan antara rataan produksi umbi per plot tanaman kentang dengan berbagai pupuk Mabar dapat dilihat pada gambar 14.

Gambar 14 : Perkembangan Produksi Umbi Per Plot Tanaman Kentang pada Berbagai Pemberian

Pupuk Mabar Diameter Umbi (cm) 1,17 1,28 1,14 0,87 y = 0,104x + 0,855 R2 = 0,5949 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 0 0,1 0,2 0,3

Pupuk Patentkali (kg/plot)

P r od uk s i U m bi P e r S a m pe l (k g) 0,96 1,07 1,26 1,17 y = 0,082x + 0,91 R2 = 0,6711 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 0 3 5 7

Pupuk Mabar (kg/plot)

P r od uk s i U m bi P e r S a m pe l ( k g) 10,73 15,79 18,80 18,93 y = 2,761x + 9,16 r = 0,8618 8 10 12 14 16 18 20 0 0,1 0,2 0,3

Pupuk Patentkali (kg/plot)

P r od uk s i U m bi P e r P lot ( k g) 14,48 15,59 17,05 17,13 y = 0,941x + 13,71 r = 0,9143 12 14 16 18 0 3 5 7

Pupuk Mabar (kg/plot)

P r od uk s i U m bi P e r P lot ( k g)

(8)

Page | 85 ojs-unita.com

Hasil uji beda rataan produksi umbi per plot (kg) tanaman kentang pada berbagai pemberian pupuk Patentkali dan pemberian pupuk Mabar dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Rataan Diameter Umbi (cm) Tanaman Kentang pada Setiap Taraf Perlakuan Patentkali

dan Pupuk Mabar pada Umur 12 MST Patentk ali Mabar Rataa n M0 M1 M2 M3 P0 3.54 3.66 3.65 4.49 3.83a A P1 4.62 4.88 5.01 4.41 4.73a A P2 4.85 4.98 5.81 5.00 5.16b B P3 4.66 4.88 5.38 6.01 5.24b B Rataan 4.42a A 4.60a A 4.96abA B 4.98abA B 4.74

Keterangan : Angka-angka pada setiap kelompok jumlah yang diikuti huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α = 0.05(huruf kecil) dan α = 0.01(huruf besar) berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Hubungan antara rataan diameter umbi dengan berbagai Patentkali dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15 : Perkembangan Diameter Umbi Tanaman Kentang pada Berbagai Pupuk Patentkali.

Hubungan antara rataan diameter umbi tanaman kentang dengan berbagai pupuk Mabar dapat dilihat pada gambar 16.

Gambar 16 : Perkembangan Diameter Umbi Tanaman Kentang pada Berbagai Pemberian

Pupuk Mabar. PEMBAHASAN

Pengaruh Pupuk Patentkali terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kentang

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk Patentkali berpengaruh sangat nyata pada minggu 2-7 MST hal ini disebabkan karena pupuk Patentkali langsung bisa menyatu dengan tanah, diserap oleh akar tanaman kentang sehingga bahan makanan atau unsur hara yang digunakan tanaman bukan hanya dari umbi saja tetapi sudah diserap dari tanah dan akar tanaman sudah bisa menyerap nutrisi yang dikandung pupuk patentkali diman pupuk patentkali mengandung unsur hara K2O (Kalium), MgO (Magnesium), dan S (Sulphur) (Lingga Dkk, 2013).

Kandungan kalium yang dikandung oleh pupuk patentkali tersebut berperan sebagai aktivator dari enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesa dan juga dalam sintesis protein dan pati. Protein tersebut merupakan komponen utama dan sangat penting didalam pertumbuhan dan perkembangan sel. Pupuk patentkali berada dalam keadaan yang cukup berimbang untuk tanaman kentang sehingga kebutuhan untuk proses metabolisme seperti fotosintesa, dan respirasi, sintesa karbohidrat, protein dan reaksi kimia lainnya berjalan dengan baik yang akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman kentang. Peningkatan pertumbuhan organ vegetatif tanaman akan menambah hasil asimilat yang akan disimpan dalam bentuk umbi sehingga terjadi penambahan jumlah umbi per sampel, jumlah umbi per plot, produksi umbi per sampel dan produksi umbi per plot.

Unsur magnesium yang terkandung dalam pupuk

patentkali berperan dalam

penyusunan/pembentukan hijau daun (Chlorofil)dan sebagi Co-faktor hampir pada seluruh enzim dalam proses metabolisme tanaman seperti Fotosintesa, pembentukan sel, pembentukan pati, transfer energi, serta mengatur pembagian dan distribusi karbohidrat keseluruh jaringan tanaman dengan demikian akan berpengaruh dalam pertumbuhan tinggi tanaman. Pemberian pupuk Patentkali ini juga berpengaruh nyata terhadap diameter umbi kentang. (Anonimous, 2014).

Unsur Sulphur yang terkandung dalam pupuk Patentkali berperan membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau, membantu pembentukan jumlah anakan (Cabang),

5,24 5,16 4,73 3,83 y = 0,466x + 3,575 r = 0,8654 2 3 4 5 6 0 0,1 0,2 0,3

Pupuk Patentkali (kg/plot)

D ia m e te r U m bi ( c m ) 4,42 4,60 4,96 4,98 y = 0,204x + 4,23 r = 0,9126 3,00 4,00 5,00 6,00 0 3 5 7

Pupuk Mabar (kg/plot)

D ia m e te r U m bi ( c m )

(9)

Page | 86 ojs-unita.com

penyusun dan pembentukan asam amino, Asam Asetil (Sutejon, 2009). Bila pembentukan asam amino terlambat otomatis pembentukan protein terhambat yang akan bisa menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang karena pembelah sel terhambat.

Pemberian pupuk patentkali berpengaruh sangat nyata terhadap berat umbi per sampel dan per petak tanaman kentang. Hal ini disebabkan karena aplikasi pupuk patentkali meningkatkan kandungan klorofil daun sehingga aktifitas fotosintesis dapat berjalan dengan baik dan penghambatan terhadap tunas memacu hasil fotosintesis dipergunakan untuk pembentukan karbohidrat pada umbi. hal ini sejalan dengan pendapat Sutejon (2009).

Pemberian pupuk patentkali berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah umbi per sampel dan per plot tanaman kentang. Hal ini disebabkan karena aplikasi pupuk Patentkali meningkatkan kandungan hara yang berfungsi untuk meningkatkan bobot umbi kentang.

Ketiga unsur diatas sangat dibutuhkan tanaman kentang untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, Pemberian pupuk Patentkali berpengaruh sangat nyata terhadap produksi umbi per sampel, produksi umbi per Plot, hal ini sejalan dengan pendapat Soelarso (2007).

Pengaruh Pupuk Mabar terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kentang

Pemberian pupuk Mabar berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (cm) hal ini disebabkan karena pupuk Mabar berperan penting dalam memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, sehingga udara dan air yang ada dalam tanah.

Pemberian pupuk Mabar berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun (helai), jumlah cabang hal ini karena pupuk Mabar mengandung zat yang sangat dibutuhkan tanaman kentang yaitu Vitogen, yang berfungsi untuk pembelahan sel, difrensiasi sel, mendorong pertumbuhan dan mengarahkan zat makanan keseluruh bagian tanaman, seperti yang dikemukakan Anonimous (2011).

Pemberian pupuk Mabar ini berpengaruh sangat nyata terhadap produksi umbi per sampel, produksi umbi per plot, dan diameter umbi kentang disebabakan karena peningkatan pertumbuhan vegetatif tanaman secara keseluruhan akan meningkatkan efisiensi fotosintesis. Sesuai dengan pendapat Jumin, 2005 bahwa efisiensi fotosintesa

akan meningkat sesuai dengan pertambahan LAI (Leaf area index). Pupuk Mabar yang mengandung P dan K. Dimana unsur Fosfor berperan dalam penyusunan posfolipida dan protein, seperti yang dikemukakan Nyakpa dkk, (1988) bahwa di dalam sel tanaman terdapat asam nukleat yaitu suatu senyawa yang terdiri dari unit-unit nukleotida dan merupakan suatu ikatan yang mengandung Fosfor sebagai penyusun RNA dan DNA. Hasil fotosintesis tersebut akan digunakan untuk pertumbuhan maupun akan disimpan dalam bentuk umbi sehingga menambah produksi per sampel (kg), produksi per plot(kg), dan diameter umbi kentang (cm).

Pengaruh Interaksi Antara Pemberian Pupuk Patentkali dan Pupuk Mabar

Interaksi antara pupuk Patentkali dan pupuk Mabar berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati hal ini diduga karena perlakuan pupuk Patentkali dan pupuk Mabar memiliki pengaruh masing-masing dan tidak saling mendukung atau tidak ada saling keterpaduan antara kedua perlakuan.

IV. KESIMPULAN

Tanaman kentang sangat cocok dibudidayakan di daerah di Siborongborong. Kombinasi perlakuan pemberian pupuk Patentkali dan pupukMabar yang terbaik untuk parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah umbi per sampel, jumlah umbi per plot, produksi umbi per sampel, produksi umbi per plot dan diameter umbi adalah P2M2.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonimous, 2013, Pupuk Organik Mabar. http://www.Mabarcompost.com/ portfolio, html : Diakses tanggal 09 Juli 2013.

[2] Kusumo, 1996, Bisnis Kentang, Penebar Swadaya, Jakarta.

[3] Lingga dkk, 2013, Petunjuk Penggunaan

Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta.

[4] Nurul, 2012, Pedoman Lengkap Bertanam

Kentang, Penerbit Pustaka Baru Press,

Jogjakarta.

[5] Petijo. 2011, Benih Kentang, Penebar Swadaya, Jakarta.

[6] Sudarma, J. H, 2013, Pembibitan

Palawija dan Holtikultura, Penerbit Bola

Gambar

Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada Setiap  Taraf Perlakuan Patentkali dan Pupuk Mabar pada
Gambar 2 : Perkembangan Tinggi Tanaman  Kentang pada Berbagai Pemberian Pupuk Mabar.
Gambar 5 : Perkembangan Jumlah Cabang (Buah)  Tanaman Kentang pada Berbagai Pupuk Patentkali  Hubungan  antara  rataan  jumlah  cabang  (buah)  tanaman  kentang  dengan  berbagai  pupuk  Mabar  dapat dilihat pada gambar 6
Tabel 5. Rataan Jumlah Umbi Per Plot Tanaman  Kentang Pada Setiap Taraf Perlakuan Patentkali
+3

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahNya, sehingga Tugas Akhir yang berjudul PERANCANGAN BUKU ESAI FOTO RITUAL SESAJI

Selain itu, jumlah CMC- Na yang tidak terlalu besar dalam formula dengan perbandingan 30:70 menjadikan formula dengan perbandingan ini tidak mempunyai viskositas yang

Beban gempa merupakan beban yang sangat tidak dapat diperkirakan besar maupun arahnya.Besar gaya gempa sangat dipengaruhi oleh perilaku struktur tersebut.maka dari itu

Setiap Departemen terintegrasi dengan mengandalkan sistem informasi serta jaringan internet untuk menunjang serta memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga

MATCRIAL FINIS7IN8 LANTAI AN IN

Dengan ini menyatakan bahwa saya sebagai penerima hibah berupa uang yang bersumber dari APBD Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2018, melalui DAK Non Fisik untuk Biaya

Penggunaan tunas tengah atau tunas samping sebagai entris pada sambung pucuk manggis masih perlu dikaji lebih mendalam, karena ada dugaan penggunaan tunas tengah

“setiap hari ada saja kecelakaan lalu lintas di sana,” kata kasubdit penega- kan Hukum Ditlantas polda metro Jaya akBp Warsinem ketika memberikan penyuluhan Tertib