• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Perempuan Partai Demokrat dan Partai Nasdem Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Perempuan Partai Demokrat dan Partai Nasdem Tahun 2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Rekrutmen Calon Anggota Legislatif

Perempuan Partai Demokrat dan Partai

Nasdem Tahun 2014

IRA AFRIANTY

Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760,

Email: afriantyira@ymail.com

Diterima tanggal 11 Desember 2014/Disetujui tanggal 4 Februari 2015

Political recruitment is one of the substantial indicators to run the functions of political party such as accumulating and aggregating of political interests. The absence of recruitment process can be clearly explained the generation of the party will be loosed. This is the study of recruit-ment pattern of Demokrat Party and Nasional Demokrat Party (Nasdem) in the 2014 election. It focus on how the cadre employment system of both Demokrat party and Nasdem Party in the Province of North Sumatra, especially in recruiting of the women candidates as the parties member. The findings of the study are both political parties have used the open recruitment sys-tem. Then, there are several important points to be highlighted as the process of political re-cruitment. First is the compartmentalization; second is a partisan; third is an immediate surviv-al; and fourth is the civil-service reform. The used method is the descriptive-qualitative method. It intends to describe the results of the study, which are more detail and comprehensive.

Keywords: Recruitment, elections, candidates legislative women.

Pendahuluan

Perempuan dan politik adalah wacana yang menarik untuk diperbincangkan bahkan men-jadi suatu yang politis untuk diperdebatkan. Hal ini disebabkan oleh fakta, ketika politik ditempatkan di wilayah publik, defenisi, kon-sep, dan nilai-nilai yang dikandungnya selalu menempatkan perempuan di area tersebut, salah satu posisinya yang dimarjinalkan di dalam proses-proses pembuatan keputusan politik, terutama jika sudah masuk ke dalam lingkaran kekuasaan legislatif.

Perempuan menghadapi tantangan besar da-lam meraih jabatan politik bukan hanya ka-rena kendala yang berasal dari dirinya senri, melainkan ada kendala struktural yang di-ciptakan oleh sistem nilai yang berkembang

di masyarakat, termasuk kebijakan-kebijakan negara yang tidak memperhatikan kesetaraan gender.Fenomena ini memperkuat fakta bahwa sistem kekuasaan di dunia dibangun atas dasar pandangan biner laki-laki dan pe-rempuan1. Dalam pandangan tersebut sering-kali kaum laki-laki memandang kaum pe-rempuan sebagai mahluk kelas kedua (the second sex) yang harus menurut segala ke-hendaknya. Pandangan ini dilandasi oleh konsep nature yang menyatakan bahwa seca-ra alamiah terdapat perbedaan antaseca-ra laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis. Laki-laki dinyatakan mempunyai fisik yang lebih

1

Nunuk. A. Pratiwi, Getar Gender: Perempuan

Indonesia Dalam Perspektif Sosial, Politik, Eko-nomi, Hukum dan HAM, (Magelang: Yayasan

(2)

kuat daripada perempuan dan memiliki keta-jaman pikiran (rasional) yang lebih baik di-bandingkan perempuan. Konsep ini juga me-nempatkan suatu pandangan bahwa faktor budaya menyebabkan adanya pembagian te-naga kerja antara laki-laki dan perempuan (division of labour) dimana budaya akan be-rinteraksi dengan faktor biologis dan menjadi terinstitusionalisasi. Budaya yang terinstitu-sionalisasikan inilah yang membentuk apa yang disebut dengan budaya”patriakhi”2. Pemilu legislatif merupakan suatu ajang un-tuk merekrut calon legislatif (caleg) yang di-ambil dari berbagai partai politik untuk du-duk sebagai anggota DPR maupun DPRD. Oleh dari itu partai politik berperan sangat penting untuk merekrut orang-orang yang berkualitas sebagai calegnya. Dalam mela-kukan rekrutmen ini juga ada yang harus di-perhatikan yaitu adanya keterwakilan perem-puan. Yang menjadi persoalan dalam mem-bicarakan badan legislatif bila dikaitkan den-gan perempuan adalah bagaimana perempuan memiliki akses dalam jabatan-jabatan publik yaitu peranannya dalam menjalankan fungsi tersebut sebagai anggota legislatif, khusus-nya di tingkat daerah (DPRD).

Dalam sejarah pemilihan umum, masyarakat Indonesia masih menjadikan perempuan se-bagai pilihan kedua untuk menduduki jabatan politik. Undang-undang nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Dae-rah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dijelaskan bahwa syarat Peserta Pemilu harus menyertakan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat3. Pasal 27 ayat (2) huruf b peraturan KPU Nomor 7/2013 menyebutkan, jika ketentuan 30% (tiga puluh persen) keterwakilan pe-rempuan tidak terpenuhi, partai politik terse-but dinyatakan tidak memenuhi syarat penga-juan daftar calon pada daerah pemilihan yang bersangkutan. Namun dalam prakteknya, parpol terkesan setengah-setengah dalam mengimple mentasikannya karena dianggap

2

Sumiarni.Endang, Gender dan Feminisme, (Yo-gyakarta: Wonderful Publishing Company, 2004), hal. 35.

3

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum.

hanya sebagai persyaratan administratif yang sifatnya hanya formalitas.

Menurut Indriyati Suparno ada beberapa hal yang menyebabkan perempuan harus ikut serta dalam kebijakan politik, yaitu sebagai berikut :

1. Hak-hak politik perempuan merupa-kan bagian integral dan tidak terpi-sahkan dari hak asasi manusia 2. Perempuan adalah separuh penduduk

dunia oleh karena itu secara demo-kratis pendapat dari perempuan harus dipertimbangkan. Dalam demokrasi, pandangan dari kelompok-kelompok yang berbeda jenis kelamin harus di-pertimbangkan dan diformulasikan dalam setiap kebijakan.

3. Partisipasi politik perempuan diha-rapkan bisa mencegah kondisi yang tidak menguntungkan perempuan da-lam mengatasi permasalahan stereo-tipe terhadap perempuan, diskrimi-nasi di bidang hukum, kehidupan so-sial dan kerja, dan eksploitasi yang terjadi pada perempuan, karena di-percaya bahwa tidak ada satu kelom-pok orang pun yang dapat mengarti-kulasikan kepentingan dan kebutu-han kelompok perempuan dengan kualitas tertinggi selain kaum pe-rempuan sendiri4.

Pada pemilu 2014 yang akan datang, akan terdapat 12 parpol nasional dan 3 parpol lok-al di Aceh yang ikut serta pada pemilihan tersebut. Partai Demokrat dengan nomor urut 7 dan Partai Nasdem sebagai salah satu partai politik yang baru terbentuk dan lolos verifi-kasi dan mendapatkan nomor urut 1 pada pe-serta Pemilu Indonesia 2014.

Pada Pemilu 2014 yang akan datang, Partai Demokrat melakukan rekrutmen pada calon legislatif perempuan melalui beberapa proses seleksi. Selain wawancara juga ada tes psiko-logi. Proses seleksi ini bertujuan untuk men-getahui gambaran kepribadian dan potensi masing-masing calon dan itu berlaku untuk semua, baik calon legislatif perempuan mau-pun laki-laki. Partai NasDem resmi menjadi

4

Indriyati Suparno, Masih Dalam Posisi Pinggiran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),

(3)

salah satu partai yang akan bertarung pada Pemilu 2014. Dalam konteks rekrutmen ca-lon anggota legislatif (caleg), pola yang di-gunakan Partai NasDem adalah pola proak-tif (talent scouting). Partai NasDem merekrut figur berkualitas dan berintegritas agar mam-pu mengemban tugas sebagai anggota De-wan.

Keterwakilan perempuan seharusnya menjadi jembatan dalam memperjuangkan aspirasi atau kepentingan kaum perempuan. Akan te-tapi persoalannya, perempuan yang terpilih sebagai anggota legislatif pada kenyataannya tidak sesuai dengan harapan pemilihnya, te-rutama kaum perempuan. Perempuan politisi legislatif tidak melakukan fungsi sosial-politiknya sebagai wakil kaum perempuan. Ini terbukti masih banyaknya kasus-kasus tentang kekerasan pada perempuan yang ter-jadi di Indonesia, tingkat perekonomian pe-rempuan yang masih tergolong rendah dan lain sebagainya. Hal ini berarti peran mereka di legislatif tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan para pemilihnya. Lemahnya ke-pedulian perempuan politisi untuk bersuara dan menyusun kebijakan yang membela ke-pentingan perempuan menjadi persoalan yang layak untuk dikritisi dan dipelajari. Dengan demikian menarik membahas tentang rekrutmen kader Partai demokrat dan Partai NasDem di Sumatera Utara khususnya calon legislatif perempuan.

Metode

Studi ini dilakukan dengan pendekatan Kelembagaan, Fokusnya membahas tentang rekrutmen kader Partai demokrat dan Partai NasDem di Sumatera Utara khususnya calon legislatif perempuan. Penelitian ini bersifat diskriptif-kualitatif. Pengumpulan data de-ngan teknik penelitian lapade-ngan. Analisis data menggunakan analisis kualitatif.

Sejarah Singkat Partai Nasdem

Reformasi 1998 memberikan dampak yang sangat besar pada perpolitikan Indone-sia.Berubahnya sistem politik di Indonesia diikuti dengan euphoria yang sangat besar dari rakyat.Banyak partai politik baru lahir dan bermunculan hingga mencapai ratu-san.Hal ini disebabkan karena sebelumnya orde baru membatasi sistem kepartaian yang

hanya tiga partai.Setelah orde baru lengser, sistem kepartaian tersebut tidak berlaku lagi. Berbagai macam partai politik dan organisasi masyarakat (ormas) pun hadir dalam kehidu-pan sosial dan politik di Indonesia.

Pemilu tahun 1999, 2004 dan 2009 menjadi ajang bagi partai politik untuk berebut keku-asaan.Ratusan partai yang lahir sejak refor-masi ini, berusaha untuk lolos menjadi peser-ta pemilu.Akan tepeser-tapi hanya puluhan parpeser-tai yang terverifikasi oleh komisi pemilihan umum (KPU) dan untuk mengikuti pemi-lu.Belakangan partai-partai tersebut tidak hanya diseleksi oleh KPU tapi juga seleksi alam yang mengakibatkan banyak partai mundur karena tidak mampu bertahan. Seleksi alam tersebut tidak menyurutkan ma-syarakat untuk mendirikan partai politik maupun ormas. Salah satunya organisasi ma-syarakat Nasional Demokrat (NasDem) yang dipelopori pembentukannya oleh Surya Pa-loh.Ormas ini terlahir dari inisiatif yang ma-na ingin membangun politik demokratis ber-keadilan dengan menciptakan tata ulang de-mokrasi yang membuka partisipasi politik rakyat.

Nasional Demokrat ialah sebuah organisasi masyarakat (ormas) yang dideklarasikan pa-da 1 Februari 2010 oleh 45 deklarator tokoh nasional di Istora Senayan Jakarta yang dice-tuskan oleh Surya Paloh dan Sri Sultan Ha-mengkubuwono X. Pencetusan pendirian ormas ini adalah akibat rasa kegelisahan ter-hadap keadaan bangsa yang dirasa semakin merosot. Adapun 45 tokoh yang mendeklara-sikan berdirinya ormas Nasional Demokrat ini, yaitu:5Abdul Malik Haramain, Ade Sura-priatna, Ahmad Rofiq, Ahmad Syafii Maarif, Akbar Faisal, Ali Umri, Anies Baswedan, Bachtiar Aly, Bahri Anwar, Basuki Tjahaja Purnama, Budi Supriyanto, Budiman Sud-jatmiko, Danny P. Thaharsyah, Didik J. Rachbini, Djaffar H. Assegaff, Edison Be-taubun, Edwin Kawilarang, Eep Saefulloh Fatah, Enggartiasto Lukito, Erik Satrya Wardhana, Ferry Mursyidan Baldan, Franky Sahilatua, Fredrik L. Benu, H. Ilham Arief Sirajuddin, Jeffrie Geovanie, Khofifah Indar

5

Mufti Mubarok, Dibawah Bendera Restorasi, (Surabaya: PT Java Pustaka Group, 2011), hal 69.

(4)

Parawansa, Martin Manurung, Melkiades Laka Lena, Meutya Viada Hafid, Paskalis Kossay, Patrice Rio Capella, Poempida Hi-dayatullah, Rizal Sukma, Rommy HR Soe-karno, Samuel Nitisaputra, Sayed Fuad Zaka-ria, Siswono Yudo Husodo, Soleh Solahud-din, Sugeng Suparwoto, Syamsul Mu'arif, Tarnama Sinambela, Thomas Suyatno, Willy Aditya,Zulfadhli, Zulfan Lindan

Berdirinya ormas Nasional Demokrat ini di-awali dari persaingan yang terjadi untuk memperebutkan posisi sebagai ketua umum pada Musyawarah Nasional VIII Partai Gol-kar pada November 2009 di Pekan Baru, Riau.Surya Paloh pada saat itu mengalami kekalahan dalam melawan Aburizal Bakrie yang meraih 297 suara.Sedangkan Surya mendapat 239 suara.Surya yang tidak memi-liki jabatan politis apapun, pada 1 Februari 2010 mendeklarasikan sebuah ormas yaitu Nasional Demokrat.

Perjalanan Patrice Rio Capella dalam ormas Nasional Demokrat diawali dengan menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal kaderisa-si.Sementara ketua umum ormas pada saat itu adalah Surya Paloh. Kesadaran para pen-gurus ormas bahwa sebuah organisasi masya-rakat tidak dapat bekerja secara maksimal da-lam menyampaikan aspirasi dada-lam berpolitik, dan kesadaran bahwa restorasi Indonesia ju-ga tidak bisa dilaksanakan tanpa adanya se-buah ornamen negara, memunculkan sese-buah inisiatif untuk membentuk sebuah partai poli-tik sebagai wadah penyampaian aspirasi ra-kyat. Maka kemudian ketua umum ormas Nasional Demokrat saat itu, Surya Paloh, memberikan gagasan kepada anggotanya un-tuk mendirikan sebuah partai politik.Saat itu-lah Patrice Rio Capella sebagai seorang to-koh muda yang juga merupakan salah satu deklarator, diberikan mandat untuk mewu-judkan gagasan tersebut.

Adapun visi dan misi utama dari ormas ini, yaitu untuk menggalang gerakan perubahan melalui gagasan Restorasi6 Indonesia.Yang dimaksud dengan restorasi Indonesia disini adalah sebuah gerakan untuk mengembalikan Pancasila sebagai jati diri negara bangsa se-bagai dasar kehidupan bersama.Dengan cita-cita ini Nasional Demokrat melebarkan

6

Ibid., hal. 61.

sayapnya di seluruh bidang kegiatan sosial di Indonesia.

Dalam membangun sebuah partai politik itu pun terwujudkan dalam waktu yang tidak lama. Rio berhasil membangun infrastruktur partai dari tingkat pusat hingga tingkat ke-camatan dalam waktu satu tahun. Hal inilah yang membuat Patrice Rio Capella dipercaya sebagai ketua umum partai baru tersebut, yang kemudian diberi nama partai Nasdem. Keterlibatan Rio dalam ormas Nasional De-mokrat sebelumnya membuat ia menjalankan partai Nasdem dengan prinsip yang sama, yaitu gerakan restorasi Indonesia. Hal ini di-karenakan kelahiran partai Nasdem sesung-guhnya tidak bisa dipisahkan dari visi dan misi utama ormas Nasional Demokrat, yaitu menggalang gerakan perubahan restorasi In-donesia.

Berdirinya partai ini diawali dengan pembe-rian mandat kepada Patrice Rio Capella un-tuk membangun sebuah partai politik.Patrice Rio Capella adalah seorang politisi yang su-dah tidak asing lagi dalam aktivitas perpoliti-kan di Indonesia. Adapun karir politik yang pernah dijalaninya yaitu seperti menjadi ben-dahara DPW (Dewan Perwakilan Wilayah) Partai Amanat Nasional provinsi Bengkulu pada tahun 1999–2000, kemudian menjadi anggota DPRD provinsi Bengkulu periode 1999-2004 dan berlanjut pada periode 2004-2009. Tidak hanya itu, di tingkat nasional ia pernah menjadi wakil sekretaris jenderal DPP (Dewan Pimpinan Pusat) KNPI untuk periode 1999-2002. Pada tahun 2010 ia men-jadi salah satu deklarator pendiri sebuah or-mas yang bernama Nasional Demokrat. Partai Nasdem adalah sebuah partai politik di Indonesia yang berasaskan Pancasila yang didirikan pada 1 Februari 2011 di Jakarta dan secara resmi dideklarasikan pada 26 Juli 2011 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara. Melalui sebuah rapat koordinasi nasional (rakornas), partai ini berdiri sebagai salah sa-tu partai baru di Indonesia.

Tokoh-tokoh yang membidangi lahirnya Par-tai Nasional Demokrat antara lain7: Surya

7

Sejarah Partai Nasdem, http://www.partai-nasdem.org/hal-sejarah-partai-nasdem.html. Di-akses pada 2-11-2013 jam 16.25

(5)

loh (mantan Ketua Dewan Penasehat Gol-kar), Ferry Mursyidan Baldan (mantan Ang-gota Partai Golkar), Sugeng Suparwoto, Sri Sajekti Sudjunadi, Dr. Silverius Sonny Y. Soeharso, Akbar Faizal (mantan politikus Partai Hanura), Taufik Basari, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. (mantan Sekretaris Jenderal DPR RI 2006), Victor Laiskodat, SH, MH (mantan Anggota DPR RI 2004-2009), Laks(Purn) Tedjo Edhy, SH (mantan Pejabat Sementara Ketua Umum Ormas Na-sional Demokrat), Dr. Kurtubi, Hasan Ami-nudin, Enggartiasto Lukita (mantan BAPPI-LU Pusat Partai Golkar 2003), Dr. Anthony Budiawan, Irma Chaniago, Zulfan Lindan, Martin Manurung, SE, MA (mantan Ketua Relawan Perjuangan Demokrasi PDI), Pa-trice Rio Capella (mantan Ketua Fraksi PAN), Willy Aditya, S.Fil, MDM (deklarator Ormas Nasional Demokrat), Dra. Nining In-dra Shaleh, M.Si, Dedy Ramanta, SH, Siar Anggretta Siagian, MA, Frankie Turtan, Guntur Santosa, Joice Triatman, OC Kaligis, Rachmawati Soekarnoputri (mantan Anggota Partai Pelopor), Bachtiar Aly.

Setelah resmi dideklarasikan sebagai sebuah partai baru pada 26 Juli 2011, Nasdem ke-mudian mendaftarkan diri sebagai partai po-litik untuk mendapatkan status resmi sebagai badan hukum ke kantor Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dan Komisi Pe-milihan Umum (KPU) pada 16 April 2011. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk meme-nuhi persyaratan, sebagaimana yang telah di-atur dalam UU No. 8 tahun 2012 agar dapat menjadi partai peserta dalam pemilu 2014. Setelah dinyatakan lolos oleh Kemenkum-ham, langkah berikutnya yang ditempuh Par-tai Nasdem yaitu mengajukan berkas admini-strasi kepartaian ke KPU sebagai salah satu syarat mengikuti verifikasi administrasi. Pa-da 28 Oktober 2012, KPU menyatakan bah-wa partai Nasdem lolos dalam verifikasi ad-ministrasi dan berhak maju ke tahap selan-jutnya yaitu, verifikasi factual.Mengahadapi verifikasi faktual, pengurus mulai bekerja un-tuk melakukan koordinasi dan konsolidasi terus menerus dengan DPD dan DPC melalui rapat-rapat bulanan, turun ke daerah-daerah bahkan ke DPRt untuk mengecek semua fasi-litas seperti kantor, sistem administrasi, sis-tem informasi, sarana dan prasarana, berda-sarkan indikator-indikator yang ada dalam

penilaian verifikasi factual (membuat peren-canaan sampai petunjuk pelaksanaan dan pe-tunjuk teknis serta melakukan simulasi-simulasi), juga melakukan komunikasi secara terus menerus secara dua arah untuk menda-pat setiap informasi baru yang ada.

Pada 7 Januari 2013 KPU mengumumkan hasil verifikasi faktual dan menyatakan Par-tai Nasdem lolos dalam memenuhi persyara-tan verifikasi faktual tingkat pusat sebagai-mana diatur dalam UU Pemilu Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemi-lu. Partai Nasdem memenuhi semua syarat verifikasi faktual di seluruh provinsi, dengan bukti-bukti, antara lain: (1).Memiliki kepen-gurusan seperti ketua, bendahara, dan sekre-taris jenderal; (2).Memiliki lebih dari 30% anggota perempuan; (3).Memiliki kantor yang digunakan sampai akhir pemilu 2014. Partai Nasdem merupakan satu-satunya par-tai baru yang lolos sebagai peserta pemilu 2014.Hal ini mengartikan bahwa partai Nas-dem berhak mengikuti pemilu untuk pertama kalinya pada 2014.Bahkan pada saat penca-butan nomor urut sebagai peserta pemilu 2014, partai Nasdem mendapatkan nomor urut 1 sebagai peserta pemilu 2014. Dengan telah ditetapkannya nomor urut partai peserta Pemilu 2014, maka partai ini siap mengikuti pemilu 2014 dengan tekad mewujudkan ge-rakan perubahan melalui Restorasi Indonesia. Pada 25 Januari 2013 kongres perdana partai Nasdem pun digelar di Jakarta. Dalam kon-gres ini seluruh peserta konkon-gres partai yang berasal dari seluruh Indonesia secara aklama-si sepakat mengangkat Surya Paloh sebagai ketua umum partai Nasdem yang baru, menggantikan Patrice Rio Capel-la.Sebelumnya, Surya Paloh adalah pendiri, inisiator ormas Nasional Demokrat dan ketua Majelis Nasional partai Nasdem.

Adapun peserta kongres tersebut yaitu 66 orang yang mewakili 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), 994 orang mewakili 497 Dewan Pimpinan Daerah (DPD), 9 orang mewakili Majelis Tinggi, dan 2 orang anggo-ta Dewan Pakar. Selain peseranggo-ta yang memili-ki hak suara, kongres juga dihadiri 800 orang peninjau yang datang dari seluruh penjuru Indonesia, serta empat organisasi sayap (Ge-rakan Massa Buruh, Liga Mahasiswa, Badan Avokasi Hukum, dan Petani NasDem). Maka

(6)

Surya pun dipilih dan ditetapkan sebagai ke-tua umum dewan pimpinan pusat (DPP) par-tai Nasdem untuk periode 2013-2018.Keputusan tersebut diambil pada sidang pleno pertama tanggal 25 Januari 2013 seki-tar pukul 23.00 WIB.

Kongres tersebut juga memberi mandat pe-nuh kepada Surya Paloh untuk menyusun ke-pengurusan perangkat partai, penyempurnaan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga, serta perumusan program kerja dan strategi pemenangan pemilu 2014. Alasan kongres memberikan mandat penting itu kepada Surya Paloh adalah karena pemilu 2014 ti-dak lama lagi akan diati-dakan. Oleh sebab itu, rekrutmen calon anggota legislatif (caleg) merupakan bagian penting dan strategis da-lam upaya memenangi Pemilu 2014.Amanah kongres ini harus selesai selambat-lambatnya 14 hari sejak Surya terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum.

Dari sejarah singkat perjalanan partai Nas-dem yang telah dipaparkan diatas, berawal dari pendeklarasian ormas Nasional Demo-krat, kemudian berdirinya partai Nasdem atas gagasan dari ketua umum ormas melalui pemberian mandat, sampai pada resminya partai Nasdem sebagai peserta pemilu 2014, hingga pergeseran ketua umum dari Patrice Rio Capella menjadi Surya Paloh,maka dapat dilihat beberapa tokoh memiliki peran pent-ing dalam terjadinya hal-hal tersebut. Salah satunya adalah Surya Paloh.Dapat dilihat bahwa Surya merupakan tokoh yang memili-ki kontribusi aktif dalam partai Nas-dem.Seperti yang diketahui, dalam awal ma-sa pendirian partai Nasdem, Surya yang me-rupakan pendiri ormas Nasional Demokrat tersebut selalu memberikan dukungan terha-dap kegiatan partai.Hal ini terlihat dari bisnis media yang dipimpinnya yaitu Media Group, yang selalu memberikan berita terbaru sepu-tar aktivitas partai ini.Selain itu di satu sisi, Surya juga mendanai kegiatan partai Nasdem melalui pemberian donatur.

Setelah deklarasi ormas Nasional Demokrat di Jakarta, pembentukan Nasional Demokrat di provinsi Sumatera Utara dideklarasikan pada 28 Juni 2010 di Convention Hall Hotel Tiara Medan oleh ketua umum Nasional Demokrat yakni Surya Paloh. Pendeklarasian dilakukan sekaligus dengan pelantikan

de-wan pengurus wilayah (DPW) Nasional De-mokrat di Sumatera Utara.

Dalam hal infrastruktur, partai Nasdem di Sumatera Utara terdiri dari 33 DPD kabupa-ten/kota, 416 DPC di kecamatan se Sumatera Utara.Kesemuanya berjalan dengan baik. Hubungan yang dijalin antara struktur berja-lan dengan tidak bersifat otoriter dan kaku dalam pelaksanaan program-program kebija-kan yang dikeluarkebija-kan.Setelah DPP mengelu-arkan program, maka struktur partai dibawah dapat menyelaraskan program-program ter-sebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing dewan pengurus.

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasional Demokrat terdiri dari Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Wilayah yang meliputi Ke-tua Umum, Sekertaris, Bendaharadan pe-rangkat lainnya sesuai dengan keperluan Par-tai antra lain: (a).Dewan Pembina Wilayah. Dewan pembina wilayah memiliki fungsi memberikan pandangan dan pendapat kepada Partai dalam hal program-program, strategi dan penguatan eksistensi Partai; (b).Dewan Pimpinan Wilayah. Dewan pimpinan wilayah memiliki tugas menyusun program dan ang-garan tahunan Wilayah dan lembaga-lembaga di bawahnya kemudian disahkan sebagai program Partai, menetapkan produk-produk konsepsional untuk bidang-bidang tugas dan lembaga-lembaga struktural di ba-wahnya, dan melalui koordinasi dengan De-wan PimpinanPusat, berwenang menerima Waqaf, hibah, menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir tahun.

DPW juga memiliki tugas menjaring dan menyeleksi nama-nama calon sementara anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Provinsi dan calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Memimpin, mengesahkan dan mengawasi lembaga-lembaga di bawah-nya. Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendukung Partai. Menge-sahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Ca-bang. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksa-naan program kerja Dewan Pimpinan Daerah dan lembaga terkait lainnya. Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah dan keputusan Partai lainnya. Menetapkan dan melaksanakan ke-bijaksanaan Partai di tingkat wilayah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah

(7)

Tangga, Keputusan Kongres, Musyawarah Wilayah serta peraturan Partai lainnya. Me-nyampaikan Laporan pertanggungjawaban di hadapan peserta Musyawarah Wilayah. Mengatur dan berkoordinasi dengan anggota legislatif dana eksekutif yang berasal dari anggota kader Partai di wilayahnya.

Pelantikan kepengurusan DPW Nasional Demokrat di Sumatera Utara tersebut yaitu Ketua (H.M Ali Umri SH MKn), Sekretaris Iskandar ST, Bendahara Akeng. Berdirinya ormas Nasional Demokrat di provinsi Suma-tera Utara adalah atas pemberian mandat oleh ketua umum kepada beberapa penerima mandat saat itu yaitu Tengku Bahri Anwar dan Ali Umri, yang sebelumnya juga hadir sebagai deklarator pada peresmian ormas Nasional Demokrat di Jakarta.

Dengan semangatkebangsaan partai Nasional Demokrat Sumatra Utara memiliki fungsi8 memperkuat kedaulatan dan keutuhan Nega-ra Kesatuan Republik Indonesia. Mewujud-kan Negara kesejahteraan sesuai dengan mandat konstitusi. Mengembangkan kehidu-pan politik kebangsaan yang demokratis, par-tisipatif dan beradab. Menciptakan tatanan perekonomian dengan prinsip Demokrasi In-donesia. Menegakan keadilan sosial dan ke-daulatan hukum. Memenuhi hak asasi manu-sia dan hak warga Negara Indonemanu-sia. Men-gembangkan kepribadian bangsa yang luhur dan kehidupan sosial budaya yang egaliter berdasarkan pada prinsip Bhineka Tunggal Ika.

Rekrutmen Kader Perempuan

Rekrutmen politik adalah suatu proses selek-si anggota-anggota kelompoknya dalam jaba-tan administratif maupun politik. Menurut Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang partai politik, khususnya Pasal 11 Ayat 5 yai-tu dimana salah sayai-tu fungsi partai politik ada-lah sebagai sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui me-kanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan gender.

8

Buku Pegangan Partai Nasional Demokrat, (Ja-karta: Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasional Demokrat), hal. 37.

Salah satu tugas pokok dalam rekrutmen po-litik adalah bagaimana partai popo-litik mampu menyediakan kader-kadernya yang berkulai-tas untuk duduk di lembaga legislatif. Fungsi rekrutmen sangat penting karena merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan memper-tahankan kekuasaan. Cara yang ideal untuk melakukan rekrutmen adalah digunakannya penilaian terhadap kemampuan seseorang se-bagai tolak ukur utama dalam rekrutmen. Tu-juannya adalah untuk menghasilkan seorang calon anggota legislatif yang benar-benar layak untuk menjadi seorang anggota legisla-tif untuk mewakili aspirasi dari masyarakat. Setiap sistem politik memiliki sistem atau prosedur rekrutmen yang berbeda-beda dan proses rekrutmen selalu bermakna ganda, yaitu: Pertama, menyangkut seleksi untuk menduduki posisi-posisi yang tersedia, seper-ti anggota legislaseper-tif, kepala negara, dan kepa-la daerah.Keduayaitu menyangkut tranforma-si peran-peran non-politik warga yang beras-al dari aneka subkultur agar memproses re-krutmen jadi layak untuk memainkan peran-peran politik. Ada tiga pertimbangan dalam proses rekrutmen yaitu9:

1. Pertama, rekrutmen politik merupakan indikator yang sensitif dalam melihat nilai-nilai dan distribusi pengaruh politik dalam sebuah masyarakat politik.

2. Kedua, pola-pola rekrutmen politik merefleksikan sekaligus mempengaruhi masyarakat.

3. Ketiga, pola-pola rekrutmen juga merupakan indikator yang penting untuk melihat pembangunan dan pe-rubahan dalam sebuah masyakat po-litik.

Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan syarat-syarat yang telah ditentukan, melalui pertimbangan-pertimbangan yang objektif rasional, dimana setiap orang yang memenuhi syarat untuk menjadi seorang ca-lon anggota legislatif yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam mela-kukan kompetisi untuk bertarung mempere-butkan suara terbanyak dalam pemilihan umum legislatif. Sementara pengertian

9

Lampiran Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pu-sat Partai Demokrat No. 172/SK/DPP.PD/VIII-/2012.

(8)

tem rekrutmen tertutup merupakan suatusis-tem dimana kesempatan untuk dapat masuk dan dicalonkan oleh Partai Demokrat dan Partai NasDem tidaklah sama bagi setiap orang, artinya hanya individu-individu ter-tentu saja yang dapat direkrut untuk menjadi calon anggota legislatif dari Partai Demokrat dan Partai Nasdem.

Rekrutmen politik berlangsung dalam satu tatanan politik yang jelas. Tatanan ini mem-butuhkan kontiniuitas institusional, yang mengandung pengertian adanya pergeseran atau pergantian pada tingkat personal, karena itu rekrutmen politik memiliki fungsi meme-lihara sistem dan sekaligus sebagai saluran bagi terjadinya perubahan.Rekrutmen politik ini sangat menentukan kinerja parlemen uta-manya dalam konsistensi perwujudan janji politik mereka dalam kebijakan publik. Ka-rena hanya dengan kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) politik yang tinggi, para po-litisi dapat dengan cerdas menyesuaikan ber-bagai perubahan yang ada dengan janji-janji politik mereka dalam produk kebijakan pub-lik yang strategis dan demokratis.

Cara yang ideal dalam melakukan rekrutmen adalah digunakannya penilaian terhadap ke-mampuan calon anggota legislatif sebagai tolak ukur utama dalam rekrut-men.Tujuannya adalah untuk menghasilkan seorang calon anggota legislatif yang benar-benar layak untuk menjadi seorang anggota legislatif untuk mewakili aspirasi dari masya-rakat. Partai demokrat dan Partai NasDem menggunakan sistem rekrutmen terbuka, da-lam perengkrutannya juga melihat indikator-indikator calon legislatif dengan mengguna-kan proses rekrutmen politik.

Pertama, compartmentalization. Konsep ini dalam proses rekrutmen berdasarkan latarbe-lakang pendidikan dan latar belatarbe-lakang sosial sehingga menempatkan seseorang menjadi pengurus partaimaupun sebagai calon anggo-ta legislatif. Reformasi politik dan semangat untuk membangun masyarakat madani pada semua undang-undang politik mengamanah-kan tentang rekrutmen kepemimpinan na-sional baik di tingkat pusat maupun daerah yang harus diproses melalui partai politik da-lam pemilu legislatif, Pilkada dan Pilpres. Dengan demikian menjadi kewajiban partai politik untuk mengembangkan kualitas SDM

yang handal dan mampu berjuang dan beker-ja untuk kesebeker-jahteraan rakyat. Selain berda-sar latar belakang pendidikan, proses rekrut-men compartrekrut-mentalization juga memperhati-kan latar belamemperhati-kang organisasi caleg didalam lingkungan sosialnya.

Kedua, partisan. Persoalan perempuan dire-krut menjadi pengurus partai dan calon legis-latif tidak dapat dilepaskan dari loyalitas ter-hadap partai yang menjadi salah satu indika-tor yang menyebabkan seseorang dapat di-usung untuk menduduki jabatan pub-lik.Pengurus partai yang paling tinggi dedi-kasi dan loyalitasnya terhadap partai yang disebut kader militan. Mereka sangataktif, berdisiplin tinggi dan menjadi motor pengge-rak kegiatan partai.Posisi perempuan me-mang kurang memungkinkan untuk menjadi pemimpin di partai maupun menjadi kader militan tersebut.Kedudukan mereka tidak ter-lepas dari kulitas dan kemampuannya.Maka itu perempuan harus mampu bersaing dengan laki-laki.

Sebelum merekrut, partai juga mengharuskan kadernya mengetahui daerahnya masing-masing, hal ini agar jika kader tersebut terpi-lih sebagai caleg di daerah pemiterpi-lihannya, ia akan mengetahui dan lebih mudah memper-baiki kondisi perekonomian maupun perpoli-tikan di daerahnya masing-masing. Dikare-nakan pengetahuan caleg mengenai daerah pemilihannya tersebut sangat mempengaruhi seberapa besar peluang serta kemampuan caleg dalam memetakan upaya peningkatan popularitas dan elektabilitas dalam kerangka memenangkan Pileg 2014.

Pembiayaan Pilkada yang terbatas oleh Ne-gara itu menyebabkan penyelengNe-garaan Pil-kada kurang terkoordinir secara rapi, apalagi mengenai pembinaan dan pendidika politik kepada warga selaku pemilih. Pada sisi lain, Calon Bupati memerlukan biaya besar untuk masuk pada celah-celah yang kurang tersen-tuh oleh Negara seperti peran pembinaan ke-pada masyarakat. Dalam hal ini, Negara ter-lihat berposisi sebagai fasilitator dan membe-rikan ruang seluas-luasnya kepada Calon Bupati untuk mendominasi peran dalam Pil-kada.

Ketiga, immediate survival. Proses rekrut-men yang dilakukan oleh otoritas pemimpin

(9)

partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan direkrut. Misalnya dengan adanya faktor hubungan pribadi ataupun hubungan kedekatan dengan pen-gambil kebijakan di partai. Hal ini maksud-nya, para petinggi partai diberikan hak untuk merekrut dari calonnya masing-masing baik itu dari keluarganya sendiri ataupun dari da-lam lingkungan sekitarnya yang mana orang tersebut ia percaya dapat menjadikan partai ini menjadi lebih baik lagi dan memiliki pe-luang untuk menang dalam pemilihan legis-latif.

Almond dalam salah satu tulisannya yang berkaitan dengan rekrutmen politik berpen-dapat bahwa sistem rekrutmen selain diten-tukan oleh kriteria yang universal, yakni ber-dasarkan kemampuan yang ditunjukkan le-wat berbagai tes, atau berdasarkan bukti-bukti pengalaman dan prestasi, juga ditentu-kan oleh kriteria partikularistik. Berdasarditentu-kan faktor status atau ikatan primordial (suku, agama, keluarga, almamater) atau berdasar-kan status (kebangsawanan)10.

Keempat, civil service reform. Proses re-krutmen berdasarkan kemampuan dan loyali-tas seorang calon sehingga bisa mendapatkan kedudukan lebih penting atau tinggi.Partai politik yang demokratis tidak akan diskrimi-natif dalam merekrut anggota. Dalam mere-krut partai politik tidak boleh melakukan perbedaan berdasarkan atribut yang melekat pada diri seseorang antar lain seperti asal-usul, suku, golongan, agama, dan keper-cayaan dan jenis kelamin.Jadi untuk menjadi anggota partai, seseorang memang harus be-nar-benar loyal dan memiliki kemampuan yang memadai. Kaum perempuan sering kali tidak percaya akan kemampuan dirinya sen-diri dan tidak siap untuk berkompetisi. Jadi hal inilah yang terkadang membuat keterwa-kilan perempuan di partai maupun di parle-men rendah.

Pada saat itulah atribut Calon terpampang, ada kualitas program kerja Calon dan bebe-rapa suara yang dapat direbut baiik tingkat nasional maupun daerah I dan II, serta pada saat itulah legitimasi sebagai partai politik

10

Rusli M. Karim, Perjalanan partai Politik Di

Indonesia Sebuah Potret Pasang Surut, (Jakarta:

PT Raja Grafindo, 1993), hal. 132.

biasa direbut. Dengan begitu, gengsi partai politik dan kebesaran namanya menjadi taru-han di muka publik secara nasional.

Pandangan seperti itu tentu mengenyam-pingkan perihal penting fungsi partai politik yakni pendidikan politik dengan tujuan pe-nyadaran yang berujung pada kemampuan pemilih untuk menjadi kritis, berpartisipasi aktif dan kemampuan pemilih untuk menjadi kritis, berpartisipasi secara aktif dan kemam-puan pemilih untuk melakukan kontrol baik terhadap kebijakan politik secara umum maupun terhadap internal partai politik. Se-lain itu penting juga menyangkut peran partai politik untuk melakukan fungsi agregasi ter-hadap aspirasi pendukung partai yang sudah mempercayakannya, yakni perjuangan partai politik dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat terutama warga pendukungnya yang berjuang pada pembangunan kehidupan warga negara kearah yang lebih baik.

Penutup

Rekrutmen Politik serta pembekalan pema-haman politik merupakan tugas yang akan menjadi indikator kinerja dari partai politik, agar kemudian dapat melakukan fungsinya yang substantif yakni akumulasi kepentingan politik, serta agregasi kepentingan dalam pembentukan kebijakan publik. Kebijakan berpihak (affirmative action) terhadap keter-libatan perempuan dalam dunia politik yang tertuang dalam UU No. 8 tahun 2012 menja-di dasar yang modern bagi partai politik da-lam rangka melakukan proses rekrutmen. Partai demokrat dan Partai NasDem menggunakan sistem rekrutmen terbuka. Terdapat empat hal penting yang menjadi proses rekrutmen politik kedua partai yaitu: pertama, compartmentalization; kedua, partisan; ketiga, immediate survival; dan keempat, civil service reform.

Daftar Pustaka

Buku Pegangan Partai Nasional Demokrat. 2011. Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Partai Na-sional Demokrat.

Suparno, Indriyati. 2005.Masih Dalam Posisi

Pinggiran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Karim, Rusli. M.. 1993. Perjalanan partai Politik

Di Indonesia Sebuah Potret Pasang Surut.

(10)

Lampiran Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pu-sat Partai Demokrat No. 172/SK/DPP.PD/-VIII/2012.

Mubarok, Mufti, 2011. Dibawah Bendera

Resto-rasi. Surabaya: PT Java Pustaka Group.

Pratiwi, Nunuk. A. 2004. Getar Gender:

Perem-puan Indonesia Dalam Perspektif Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum dan HAM.

Ma-gelang: Yayasan Indonesiatera.

Sejarah Partai Nasdem. http://www.partainas-dem.org/hal-sejarah-partai-nasdem.html. Diakses pada 2-11-2013 jam 16.25. Endang, Sumiarni. 2004. Gender dan Feminisme.

Yogyakarta: Wonderful Publishing Com-pany.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum.

Referensi

Dokumen terkait

Optimalisasi penggunaan biogas dilakukan dengan cara pemurnian, salah satu caranya adalah dengan menggunakan pelet dari kombinasi CaO dan serbuk gergaji kayu.. Penelitian ini

Saat user  membuka menu konsultasi maka akan tampil halaman untuk memasukkan identitas user  (gambar 4.4), kemudian user  dapat memilih jenis metode penelusuran seperti

Komisi yang diberikan kepada pialang asuransi, agen dan perusahaan asuransi lain serta diskon yang diberikan kepada tertanggung sehubungan dengan penutupan

• Peningkatan penggunaan produk dalam negeri oleh kementerian/lembaga negara, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta maupun masyarakat. •

Dati ay umasa daw si Victor na babalik siya sa kanya dahil sa kanilang anak, ngunit hindi alam ni Victor na ayaw niyang mamulatan ang kanyang anak sa ugali nila

Survei analitis adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi, dalam kasus ini adalah mencari tahu tentang apakah

bisa mendaftar di sini, asal punya akta empat dan yang penting memang sedang ada lowongan,“ lanjut Anshori yang mengajar di sana sejak tahun 1993 silam. Sebagian besar guru PNS

Jika dibandingkan dengan aktivitas mahasiswa pada siklus II, maka pada siklus III terjadi peningkatan minat dan life skill mahasiswa yang positif Adanya