• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab tujuh memuat ringkasan penelitian, kesimpulan penelitian, keterbatasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab tujuh memuat ringkasan penelitian, kesimpulan penelitian, keterbatasan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

113

Bab tujuh memuat ringkasan penelitian, kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian yang peneliti lakukan, dan rekomendasi bagi penelitian berikutnya. A. Ringkasan Penelitian

Topik mengenai akuntabilitas kinerja suatu organisasi khususnya organisasi pelayanan publik masih menjadi fokus pembahasan semua pihak (Yusuf, 2011). Terlebih lagi yang menyangkut pelayanan kebutuhan dasar masyarakat yakni di bidang pendidikan dan kesehatan. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat merupakan salah satu bidang krusial yang menentukan masa depan bangsa, namun yang terjadi adalah masih banyaknya persoalan di bidang pendidikan di Indonesia (Sumarto, 2009).

Permasalahan di bidang pendidikan terdiri dari permasalahan makro menyangkut rendahnya efisiensi dan efektifitas pengelolaan pendidikan dan permasalahan mikro lembaga pendidikan yaitu tidak tercapainya tujuan pendidikan dan organisasi. Permasalahan mikro tersebut hadir di sebagian besar lembaga pendidikan di Indonesia baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Permasalahan mikro lembaga pendidikan tersebut mengerucut pada tidak adanya standar indikator penilaian kinerja yang pasti di sekolah swasta. Indikator penilaian kinerja dari pemerintah berupa SNP dinilai tidak sesuai dengan budaya pendidikan sekolah swasta termasuk di SMA Kolese De Britto. SMA Kolese De Britto sebagai sekolah swasta favorit juga mengalami

(2)

kondisi demikian. Perencanaan yang dilakukan di SMA Kolese De Britto selama ini selalu berubah mengikuti gaya kepemimpinan Kepala Sekolah. Perencanaan program dan kegiatan juga dilaksanakan tanpa standar indikator yang jelas, hanya berdasarkan suatu kebiasaan perencanaan di tahun-tahun sebelumnya. Standar penilaian kinerja yang tidak jelas dan terukur inilah yang menyebabkan peningkatan kinerja di SMA Kolese De Britto lambat. Hal ini kemudian menyebabkan kekhawatiran manajemen sekolah terhadap keberlangsungan organisasi dalam jangka waktu yang panjang.

Belum adanya standar kinerja yang pasti di SMA Kolese De Britto menjadikan penulis menggunakan metode lain penilaian kinerja yakni dengan menggunakan metode MBNQA. Metode ini dapat dijadikan acuan bagi organisasi atau perusahaan baik di bidang manufaktur, bidang kesehatan, maupun bidang pendidikan untuk menerapkan manajemen peningkatan nilai dan peningkatan kinerja organisasi. Peningkatan kinerja melalui metode MBNQA dilakukan dengan mengkuantifikasi temuan-temuan pada setiap kriteria MBNQA di organisasi. Pada penelitian ini temuan-temuan tersebut didapatkan melalui proses wawancara dengan responden dan observasi pada dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja SMA Kolese De Britto. Skor yang didapatkan dari pembandingan skor penilaian dengan skor maksimal MBNQA akan menghasilkan prioritas-prioritas permasahan yang ada di dalam organisasi, sehingga dapat ditentukan tindak lanjut pembenahan terhadap permasalahan-permasalahan tersebut.

(3)

Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat beberapa permasalahan di SMA Kolese De Britto yang didapatkan dari penilaian menggunakan MBNQA. Permasalahan tersebut antara lain terkait dengan kriteria kepemimpinan, kriteria perencanaan strategis dan kriteria pengukuran, analisis, dan knowledge management. Dalam kriteria kepemimpinan, pimpinan dinilai tidak mampu mengakomodasi sumber daya yang ada dalam organisasi. Sumber daya yang tersedia tidak dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan kinerja sekolah. Permasalahan dalam perencanaan strategis muncul akibat dari tidak terbiasanya direksi dan pegawai di SMA Kolese De Britto membuat perencanaan jangka menengah dan jangka panjang. Permasalahan terkait dengan pengukuran, analisis, dan knowledge management disebabkan antara lain karena adanya ukuran-ukuran yang tidak jelas yang dipakai di dalam penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto. Permasalahan lain yang terjadi dalam kriteria ini adalah tidak lancarnya arus informasi dari atasan ke bawahan dan sebaliknya.

Sementara itu untuk kriteria-kriteria lain di SMA Kolese De Britto pada dasarnya mempunyai potensi untuk ditumbuhkembangkan, seperti pelaksanaan kekuatan pekerja dan fokus pada pelanggan. Potensi tersebut terdiri dari nama besar De Britto, budaya sekolah di SMA Kolese De Britto dan potensi guru-guru yang mempunyai bakat untuk dikembangkan. Hanya saja direksi sekolah kurang memanfaatkan potensi-potensi tersebut secara optimal. Modal berupa potensi ini karena tidak dimanfaatkan secara baik maka menjadi permasalahan tersendiri.

(4)

B. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto terdiri dari penilaian kinerja direksi dan guru, penilaian kinerja guru dan karyawan dan penilaian kinerja program dan kegiatan. Penilaian kinerja direksi dan guru menggunakan program penilaian DP3 dan penilaian kinerja guru dan karyawan menggunakan sistem supervisi. Sedangkan penilaian kinerja program dan kegiatan dilakukan dengan cara menganalisis tingkat keterlaksanaan kegiatan, ketercapaian indikator dan realisasi anggaran pada dokumen realisasi program dan kegiatan.

2. Indikator penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto didasarkan pada komponen penilaian berupa visi dan misi, tujuan dan sasaran organisasi, rencana stratejik berupa fokus dan skala prioritas pembangunan, maupun program dan kegiatan yang disusun berdasarkan perencanaan setiap tahun. Program dan kegiatan di SMA Kolese De Britto tidak selalu menjadikan visi dan misi sebagai pedoman di dalam menyusun indikator kinerja. Bahkan dalam pelaksanaan program dan kegiatan justru berlawanan dengan rumusan visi dan misi. Hal ini terjadi juga pada indikator berupa tujuan dan sasaran organisasi maupun fokus dan skala prioritas pembangunan. Di dalam implementasipun seringkali tidak berdasar pada kedua indikator tersebut, karena yang terjadi adalah pelaksanaan cenderung mengikuti kebiasaan tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu evaluasi program dan kegiatan kerapkali hanya dinilai

(5)

berdasarkan keterlaksanaan atau tidak terlaksana. Perencanaan di SMA Kolese De Britto juga terbiasa dilakukan secara insidental berupa program dan kegiatan tahunan tanpa melihat kesesuaian perencanaan jangka menengah dan jangka panjang.

3. Dari rekapitulasi skor penilaian MBNQA terhadap kondisi penilaian kinerja di SMA De Britto dapat dilihat masalah dalam organisasi sekolah. Permasalahan tersebut tampak dari hasil wawancara dengan responden yang kemudian di kuantifikasi dalam bentuk pencapaian skor pada setiap kriteria. Permasalahan-permasalahan tersebut ditemukan melalui pembandingan skor yang dicapai dengan skor maksimal MBNQA. Permasalahan pertama terkait dengan kriteria kepemimpinan. Pimpinan dinilai tidak mampu mengakomodasi sumber daya organisasi. Sumber daya tersedia tidak dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan kinerja sekolah dan pimpinan cenderung menarik diri terkait hubungan sekolah dengan pemerintah.

Prioritas masalah yang kedua ada pada kriteria perencanaan strategis. Permasalahan dalam perencanaan strategis muncul akibat tidak terbiasanya direksi dan pegawai di SMA Kolese De Britto membuat perencanaan jangka menengah dan jangka panjang. Pelaksanaan program dan kegiatan di SMA Kolese De Britto sebagian besar diselenggarakan berdasarkan kebiasaan tahun sebelumnya. Penilaian kinerja program dan kegiatanpun seringkali dinilai hanya sebatas pada terlaksana atau tidak terlaksananya kegiatan.

(6)

Permasalahan yang ketiga adalah terkait dengan pengukuran, analisis, dan knowledge management. Hal ini disebabkan antara lain karena adanya ukuran-ukuran yang tidak jelas yang dipakai di dalam penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto mulai dari kebiasaan mencontoh program dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya maupun indikator-indikator bentukan direksi yang tidak bisa diterima oleh guru dan karyawan. Permasalahan lain yang terjadi dalam kriteria ini adalah tidak lancarnya arus informasi dari atasan ke bawahan atau sebaliknya. Antara guru dan karyawan dengan direksi terdapat jarak yang membuat arus informasi tidak mampu mengalir. Atasan dinilai tidak dapat merangkul dan mengajak bawahan untuk memahami program-program yang digagas oleh atasan. Sehingga kerapkali maksud dan tujuan baik yang digagas direksi/kepala sekolah gagal dalam implementasi.

Sementara itu untuk kriteria-kriteria lain di SMA Kolese De Britto pada dasarnya mempunyai potensi untuk ditumbuhkembangkan, seperti pelaksanaan kekuatan pekerja dan fokus pada pelanggan. Potensi tersebut terdiri dari nama besar De Britto, budaya sekolah di SMA Kolese De Britto dan potensi guru-guru yang mempunyai bakat untuk dikembangkan. Hanya saja direksi sekolah kurang memanfaatkan potensi-potensi tersebut secara optimal. Modal berupa potensi ini karena tidak dimanfaatkan secara baik maka menjadi permasalahan tersendiri.

(7)

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain, sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya melakukan analisis terhadap penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto, kesesuaian indikator kinerja dengan pencapaian kinerja di SMA Kolese De Britto, dan evaluasi penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto dengan menggunakan MBNQA.

2. Penelitian terhadap analisis penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto, kesesuaian indikator kinerja dengan pencapaian kinerja di SMA Kolese De Britto, dan evaluasi kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto menggunakan MBNQA ini dilakukan pada masa jabatan direksi sekolah tahun 2013-2017. Tidak melibatkan rentang waktu yang lebih luas karena pengembangan dan penataan penilaian kinerja beserta indikator kinerja di SMA Kolese De Britto dibangun pada masa jabatan direksi sekolah tahun 2013-2017.

3. Penelitian ini hanya membahas penilaian kinerja sekolah dan kesesuaian antara indikator kinerja dengan pencapaian kinerja sekolah serta penilaian kinerja dengan menggunakan MBNQA pada manajemen pendidikan mikro yang berkaitan dengan tujuan pendidikan pada organisasi sekolah di SMA Kolese De Britto. Penelitian tidak membahas mengenai permasalahan manajemen pendidikan makro yaitu rendahnya efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan secara umum.

(8)

D. Rekomendasi Penelitian

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan kepada SMA Kolese De Britto untuk:

1. Membuat kebijakan tentang standar penilaian kinerja dan indikator kinerja sehingga terdapat kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan program dan kegiatan di SMA Kolese De Britto.

2. Melakukan sosialisasi tentang penilaian kinerja dan indikator kinerja pada direksi, guru, dan karyawan sehingga terdapat pemahaman yang sama sebelum penilaian kinerja dan indikator kinerja digunakan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis kinerja pengujian sistem secara keseluruhan, maka sistem pengendalian suhu pada alat fermentasi susu dapat berjalan dengan baik menggunakan

Serta akan menguraikan dan membahas mengenai hasil penelitian tentang pengaruh pemberian motivasi dan perhatian wanita karier terhadap prestasi belajar anak,

Atas dasar pemberlakuan Otonomi Khusus, maka penataan terhadap eksistensi Pemerintahan Kampung perlu dilakukan untuk memberi kepastian hukum dan kejelasan dalam

Hal ini juga dapat dilihat pada F hitung interaksi > F tabel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,921>2,508 artinya tidak ada interaksi antara media tanam limbah

Sebagai bangunan yang komersial sebuah stadion sedapat mungkin untuk mudah dicapai dan dikenali olch pengunjung, schingga pemilihan site pada jalur ringroad utara ini

Kloset Duduk keramik merk Mono Blok American Standar buah. Kloset Duduk keramik merk Mono Blok

Tampak bahwa perlakuan atau pemberian mikoriza telah mampu mening-katkan produksi berat kering tanaman terutama pada asosiasi satu jenis rumput dengan satu jenis legum..

tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menguji kualitas aplikasi sistem pakar deteksi kerusakan mesin sepeda motor non matic menggunakan metode McCall (2) Membuat