• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN BREBES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN BREBES"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT,

INFAK DAN SEDEKAH BADAN AMIL ZAKAT

NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN BREBES

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Frendi Maulana Oby Putra NIM 11160530000038

KONSENTRASI ZAKAT INFAK SHODAQOH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU

KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2020

(2)

i

OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT,

INFAK DAN SEDEKAH BADAN AMIL ZAKAT

NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN BREBES

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Frendi Maulana Oby Putra NIM 11160530000038

KONSENTRASI ZAKAT INFAK SHODAQOH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU

KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2020

(3)
(4)
(5)
(6)

v

ABSTRACT

Frendi Maulana Oby Putra. Optimizing the distribution of Zakat, Infak and Alms for the National Amil Zakat Agency (BAZNAS) in Brebes Regency under guidance of Mr. Muhamad Zen, M.A.

This research was conducted with the aim of knowing the optimization of the National Zakat Agency (BAZNAS) of Brebes Regency in distributing zakat, infaq and alms funds. Includes steps in optimizing and supporting and inhibiting factors. The author uses this type of qualitative research, namely by describing some data and information directly taken from the field using observation, interview and documentation methods. So as to produce the presentation of data and descriptive information from related objects.

Based on the results of research that has been done, it shows that the National Zakat Agency of Brebes Regency in distributing zakat, infak and alms has been optimal. BAZNAS Brebes District makes an annual budget activity plan to determine work programs and activities to be carried out in the next year. As for the professionalism of several amil that have received certification, they can improve the quality of the performance of BAZNAS in Brebes Regency in carrying out their duties to manage and distribute zakat, infak and alms funds. Having amil who is qualified in his field is a supporting factor for BAZNAS in Brebes Regency so that the program of activities and tasks can be carried out optimally. The inhibiting factor in the distribution of zakat, infak and alms is the lack of public understanding of the function and how BAZNAS in Brebes Regency.

(7)

ABSTRAK

Frendi Maulana Oby Putra. Optimalisasi Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Brebes dibawah bimbingan Bapak Muhamad Zen, M.A.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui optimalisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Brebes dalam mendistribusikan dana ZIS, faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pendistribusian dan langkah-langkah optimalisasi pendistribusian dana ZIS. Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu dengan memaparkan beberapa data dan informasi langsung diambil dari lapangan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sehingga menghasilkan penyajian data-data dan informasi deskriptif dari objek yang terkait.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sistem pendistribusian BAZNAS Kabupaten Brebes yaitu dengan menerima dokumen pengajuan bantuan dari calon mustahiq yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Faktor pendukung dalam pendistribusian ZIS yaitu profesionalitas beberapa amil yang sudah memperoleh setifikasi dapat meningkatkan kualitas kinerja BAZNAS Kabupaten Brebes dalam melaksanakan tugasnya untuk mengelola dan mendistribusikan dana zakat, infak dan sedekah. Faktor penghambat dalam pendistribusian ZIS yaitu kurangnya pemahaman masyarakat tentang fungsi dan bagaimana BAZNAS Kabupaten Brebes. Langkah-langkah BAZNAS dalam optimalisasi pendistribusian yaitu dengan membuat rancangan kegiatan anggaran tahunan untuk menentukan program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan dalam satu tahun mendatang dan menganalisis perkembangan data dan kondisi mustahiq dibantu dengan IZN dan KDZ. Kata kunci: optimalisasi, pendistribusian, ZIS, BAZNAS.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahirabbil „aalamiin, segala puji bagi Allah SWT. Dengan rahmat dan ridho-Nya penulis bisa menyelesaikan penelitian ini sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam semoga selalu tersampaikan kepada Rasulallah SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Setelah mengikuti proses belajar, bimbingan dan konsultasi, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN BREBES‖ sesuai dengan harapan. Namun tentunya ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini karena keterbatasan penulis sendiri. oleh karena itu, kritik dan saran guna menyempurnakan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Dalam menyusun skripsi ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

(9)

1. Bapak Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran Wakil Dekan.

2. Bapak Drs. Sugiharto M.A. dan Bapak Amiruddin M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Bapak Muhamad Zen, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik serta Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, memberi ilmu dan saran. 4. Seluruh Dosen dan Staff Karyawan Akademik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Brebes yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.

6. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sobirin dan Ibu Ruilah dan keluarga yang tanpa berhenti memberikan do‘a, motivasi dan nasihat untuk penulis.

7. Pesantren Luhur Sabilussalam yang telah menjadi rumah kedua dalam menuntut ilmu.

8. Seluruh anggota LENTERA yang selalu memberikan motivasi dan saran untuk berjuang bersama.

9. Teman-teman seperjuangan Manajemen Dakwah 2016.

(10)

ix

10. Sahabat-sahabatku almamater MAPK Solo yang selalu berjuang bersama dalam mencari ilmu.

11. Sahabat-sahabatku yang selalu berjalan bersama dalam suka maupun duka.

Semoga segala bentuk bantuan mereka menjadi catatan amal kebajikan dan pahala dari Allah SWT. Aamiin.

Akhir kata penulis menyadari dengan keterbatasn penulis tidak lepas dari berbagai kesalahan. Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang mendukung untuk memperbaiki skripsi ini.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Jakarta, 11 Oktober 2020

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iv

ABSTRACT... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ...xiii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

D. Tinjauan Pustaka ... 12

E. Metodologi Penelitian ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI ... 19

A. Optimalisasi ... 19

B. Pendistribusian ... 21

C. Zakat, Infak dan Sedekah ... 23

1. Zakat ... 23

2. Infak ... 32

(12)

xi

4. Persamaan dan Perbedaan Zakat, Infak dan

Sedekah ... 36

D. Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah ... 37

BAB III GAMBARAN UMUM ... 43

A. Kondisi Umum BAZNAS Kabupaten Brebes ... 43

B. Visi dan Misi BAZNAS Kabupaten Brebes ... 45

C. Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Brebes ... 46

D. Tujuan BAZNAS Kabupaten Brebes ... 48

E. Sasaran BAZNAS Kabupaten Brebes ... 49

F. Strategi BAZNAS Kabupaten Brebes ... 51

G. Program Kegiatan BAZNAS Kabupaten Brebes ... 54

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 57

A. Data... 57

B. Temuan Penelitian ... 58

BAB V PEMBAHASAN ... 71

A. Pendistribusian dan Mekanisme ZIS BAZNAS Kabupaten Brebes... 72

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendistribusian ZIS BAZNAS Kabupaten Brebes ... 84

C. Langkah-langkah Optimalisasi Pendistribusian ZIS BAZNAS Kabupaten Brebes... 86

BAB VI PENUTUP... 92

A. Kesimpulan... 92

B. Saran... 94

DAFTAR PUSTAKA... 96

(13)

PEDOMAN TRANSLITERASI A. Padanan Aksara Huruf Arab Huruf Latin Keterangan ا tidak dilambangkan ب b b خ t t ز ts t dan s ج j j ح h h bergaris bawah خ kh k dan h د d d ذ dz d dan z ز r r ش z z ض s s ش sy s dan y ص s s bergaris bawah ض d d bergaris bawah ط t t bergaris bawah ظ z z bergaris bawah

ع ‗ koma menghadap kanan di atas

غ gh g dan h ف f f ق q q ك k k ه l l ً m m ُ n n و w w ھ h h ء ` apostrof ٌ y y

(14)

xiii

B. Vokal Panjang (mad)

C. Vokal Monoftong dan Diftong

Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

ََاـ

â a bertopi

َْـَِ

î i bertopi

-َْو

û u bertopi

Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

ـَـ

a fathah

ـِــ

i kasrah

َُُ

u dammah

Vokal Arab Vokal Latin Keterangan

ٌ ـَـ

ay a dan y

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penerimaan dana ZIS BAZNAS Kabupaten Brebes tahun 2017-2019 ... 66 Tabel 4.2 Grafik diagram penerimaan dana ZIS BAZNAS Kabupaten Brebes tahun 2017-2019 ... 67 Tabel 4.3 Penyaluran dan ZIS BAZNAS Kabupaten Brebes tahun 2017-2019 ... 67 Tabel 4.4 Grafik diagram penyaluran dana ZIS BAZNAS Kabupaten Brebes tahun 2017-2019 ... 68 Tabel 5.1 Bentuk distribusi BAZNAS Kabupaten Brebes .. 80

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ekonomi merupakan hal terpenting dalam pembangunan sebuah negara, karena dengan ekonomi yang baik rakyat dapat hidup dengan layak dan sejahtera. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang masih memiliki berbagai macam masalah perekonomian. Terlihat dari belum meratanya pembangunan yang dilaksanakan sehingga masih banyak masyarakat yang belum dapat merasakan hidup yang layak. Kemiskinan masih menjadi problematika yang sering dihadapi oleh Indonesia.

Islam datang dengan memberikan solusi untuk menangani masalah kemiskinan. Menunaikan zakat adalah salah satu rukun islam yang bermanfaat besar bagi ekonomi umat, sehingga dapat menjadi media dalam memeratakan harta kekayaan dan keadilan bagi seluruh masyarakat. Zakat termasuk ibadah yang memiliki dimensi sosial ekonomi juga berperan sebagai media redistribusi kekayaan dari kelompok yang mampu kepada golongan yang kurang mampu dan yang tertindas. Zakat merupakan syari‘at Islam untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi-sosial yang berkeadilan, sehingga

(17)

dapat mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat.

Zakat secara etimologis yaitu zaka berasal dari bahasa arab yang artinya ―suci‖, ―tumbuh‖ dan ―berkembang‖. Maksudnya bahwa orang yang berzakat akan suci dari dosa, akhlak tercela dan kekikiran; tumbuh dan atau berkembang baik hartanya maupun jiwanya. Adapun menurut istilah syariat, zakat bermakna mengeluarkan sejumlah harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik) sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan syariat Islam.1

Zakat merupakan rukun Islam yang paling tampak diantara semua rukun-rukun Islam, sebab di dalam zakat terdapat hak orang banyak. Islam memastikan keseimbangan pendapatan di masyarakat sehingga zakat dapat diupayakan sebagai instrumen pendapatan yang bisa memungkinkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan.2

Secara sosiologis, zakat berhubungan erat dengan prinsip kemanusiaan, keadilan, keimanan dan ketakwaan

1

Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat Indonesia: Diskursus

Pengelolaan Zakat Nasional Dari Rezim Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 Ke Rezim Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 (Jakarta: Prenada

Media Group, 2015), 1.

2

Didin Hafidhuddin, Islam Aplikatif (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), 51.

(18)

3

yang tertanam dalam diri manusia, karena zakat tidak hanya ibadah yang menyangkut habl min Allah, tetapi juga mengandung ibadah yang menyangkut habl min al-nas. Adapun ayat yang menjelaskan tentang zakat, yaitu sebagai berikut:

َِّوَصَوَاَهِتٌَِْهُِّْمَصُذَوٌَُْھُسِّهَطُذًَحَقَدَصٌَِْهِىَاَىٍَْاَ ٍَِِْْرُخ

ٌَِْهَُْيَع

َ

َ ُ

َ

ٌَُْهَّىَ ٌَِنَسََلَذىٰيَصَ َُِّا

َ

َ ُ

َ

ٌٌَُِْيَعٌَعََُِْسَُ ّٰللَّاَو

Artinya:

"Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."(QS. Al-Taubah 9: 103)3

Ayat di atas menjelaskan tentang perintah mengambil zakat dari orang-orang yang mempunyai harta dan wajib untuk menunaikannya. Perintah zakat ini secara substantif sebenarnya mengandung arti untuk menolong yang lemah dari pihak yang mampu. Baik zakat maupun infak dan sedekah semuanya merupakan media untuk pemerataan dalam hal ekonomi sosial. Hebatnya zakat adalah ibadah yang besifat ilahiah (ketuhanan) sekaligus muamalah (kemanusiaan). Maka dari itu perintah berzakat

3

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya (Surabaya: Duta Ilmu, 2006), 162.

(19)

bukanlah sebagai tujuan untuk memeras kaum yang kaya, tetapi sebagai upaya pemerataan ekonomi.

Menunaikan zakat merupakan upaya menolong kaum lemah, membawa orang yang membutuhkan pertolongan dan menopang mereka yang lemah agar mampu melaksanakan kewajiban kepada Allah SWT dalam segi tauhid dan ibadah, zakat juga berguna untuk merealisasikan pengembangan sosial masyarakat secara totalitas. Zakat mampu menciptakan rasa kecintaan, persaudaraan, tolong menolong, sebagai pendidik moralitas manusia, pengembangan sosial, spiritual dan membersihkan dari kotoran, sifat kikir dan barang haram.4

Sebagai upaya rasa tolong-menolong ini, maka perlu adanya sebuah Lembaga penyaluran yang menghubungkan antara muzakki dengan mustahiq. Di Indonesia sendiri zakat diatur oleh Badan Amil Zakat Nasional atau BAZNAS yaitu yang dikelola oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat Nasional atau LAZ yaitu yang dikelola oleh masyarakat. Keduanya telah diatur di dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaa Zakat. Lembaga-lembaga ini sudah disediakan untuk memudahkan mereka yang ingin berzakat, berinfak dan bersedekah. Lembaga-lembaga ini

4

Gazi Inayah, Teori Komprehensif Tentang Zakat Dan Pajak (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1999), 23.

(20)

5

berfungsi untuk mengumpulkan, mengelola kemudian mendistribusikannya kepada yang berhak menerima.

Lembaga pengelola zakat akan menjadi sangat berguna bagi kehidupan bernegara dengan mengelola potensi ekonomi masyarakat Indonesia dengan baik sekaligus menjadi sebagai dakwah agama islam. Sejak diundangkanya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 dan didukung dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.5 Adapun ayat yang menjelaskan tentang golongan penerima zakat, yaitu sebagai berikut:

َاَهَُْيَعَ َُِِْيٍِاَعْىاَوَُِِِْن ٰسََْىاَوَِءۤاَسَقُفْيِىَ ُدٰقَدَّصىاَاَََِّّا

َ ِِْتاَوَِ ّٰاللَِّوُِْثَسٍَِْفَوَ ٍَُِِِْزاَغْىاَوَِباَقِّسىاًَِفَوٌَُْهُتْىُيُقَِحَفَّىَؤَُْىاَو

ٌٌَُِْنَحٌٌَُِْيَعَُ ّٰاللَّو َِ ّٰاللَّ ًٍََِِّحَضَِْسَفَ ِوُِْثَّسىا

Artinya:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orangorang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

5

Zainuddin, Hukum Zakat: Persfektif Normatif Kesejaheraan

(21)

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”6

Berdasarkan Qur‘an Surat Al- Taubah ayat 60 bahwa golongan orang yang berhak menerima zakat adalah sebagai berikut:

1. Orang-orang fakir 2. Orang-orang miskin 3. Amil (pengurus) zakat

4. Muallaf (orang yang masuk islam) 5. Hamba sahaya

6. Orang yang berhutang

7. Orang yang berjuang di jalan Allah 8. Orang yang sedang dalam perjalanan

Undang-undang No.23 Tahun 2011 menjelaskan bahwa zakat wajib didistribusikan kepada mustahiq sesuai dengan syariat islam.7 Pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan.8 Pengelolaan dan pendistribusian pun sudah diatur dalam undang-undang

6

Depag RI, Al Quran & Terjemah Karya Insan Indonesia (Jakarta: CV. Karya Insan Indonesia, 2004), 288.

7 Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pendistribusian

Zakat, Pasal 25., 6 Juli, 2020, https://pid.baznas.go.id/pengelolaan-zakat/.

8

Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang Pendistribusian Zakat, Pasal 26, 6 Juli , 2020, https://pid.baznas.go.id/pengelolaan-zakat/.

(22)

7

sebagai dukungan pemerintah dalam membantu mengurangi kemiskinan yang ada di Indonesia.

Menurut Winardi optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan jika dipandang dari sudut usaha. Optimalisasi adalah usaha memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan atau dikehendaki.9 Optimalisasi dalam pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah perlu dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal. Dalam pendistribusian zakat, infak dan sedekah haruslah dilakukan dengan maksimal, supaya muzakki puas dengan apa yang telah mereka berikan dan mustahiq puas dengan apa yang mereka terima. Hal ini penting dilakukan oleh sebuah badan amil zakat yang bertugas untuk mengelola dan menyalurkan dana zakat, infak dan sedekah kepada para mustahiq. Sehingga perlu adanya identifikasi dan hal-hal yang diperhatikan sebelum melakukan pendistribusian.

Afzalur Rahman menjelaskan bahwa distribusi adalah suatu cara dimana kekayaan disalurkan atau dibagikan ke beberapa faktor produksi yang memberikan kontribusi kepada beberapa individu, masyarakat maupun negara. Distribusi barang atau jasa seperti riba, bunga

9 Muhammad Aidi Ali, ―Analisis Optimalisasi Pelayanan

Konsumen Berdasarkan Teori Antrian Pada Kaltimgps.Com Di Samarinda,‖ Ejournal Ilmu Administrasi Bisnis 2, no. 3 (2014): 348.

(23)

modal dan bunga pinjaman, hasil pencurian, bangkai, babi, khamar dan sejenisnya hukumnya haram menurut syariat islam.10

Pendistribusian dalam konsep islam tidak hanya sekedar bisnis seperti biasanya, akan tetapi termasuk kegiatan ibadah yang bernilai sosial seperti menunaikan zakat, berinfak dan bersedekah. Islam menghendaki untuk mendistribusikan suatu barang kepada yang berhak menerimanya. Zakat adalah salah satu kegiatan distribusi yang dilakukan dengan landasan kewajiban sebagai umat muslim yang mampu menunaikannya. Sekaligus sebagai media sosial dalam membantu saudaranya yang kurang mampu dan meningkatkan taraf hidupnya.

Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ) mempunyai caranya masing-masing dalam mendistribusikan dana yang telah dikumpulkan dengan strategi dan program-programnya. Adapun Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Brebes pada tahun 2018 berhasil mendapatkan anugerah BAZNAS Award kategori Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) terbaik se-Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan dalam Penganugerahan BAZNAS Award Tahun 2018 di aula kantor Kementerian Agama RI. BAZNAS Kabupaten

10

Idri, Hadis Ekonomi, Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), 130.

(24)

9

Brebes terbukti telah melakukan inovasi dalam pendistribusian, khususnya penyaluran dalam kategori pemberdayaan yang terus digalakkan. Yang terpenting dalam penyaluran dana ZIS ini, pemberdayaan masyarakat miskin menjadi salah satu tujuan pokok zakat. Agar menarik kaum dhuafa keluar dari kemiskinan.11

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai pendistribusian dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Brebes. Bagaimana cara atau inovasi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Brebes sehingga memperoleh penghargaan BAZNAS Award kategori Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) terbaik se-Indonesia, mengungguli dari Badan Amil Zakat Nasional yang lain. Faktor inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengetahui pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) oleh BAZNAS Kabupaten Brebes. Dengan demikian, penulis tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul “Optimalisasi Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Brebes”

11 Brebes Terima BAZNAS Award 2018 (Pendistribusian ZIS

Terbaik Se-Indonesia), 6 Juli, 2020, https://panturapost.com/brebes-terima-baznas-award-2018/.

(25)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Pendistribusian merupakan salah satu kinerja yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) setelah mengumpulkan dan mengelola dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). Dalam menyalurkan dana ZIS ini pastilah banyak cara dan inovasi supaya pendistribusian yang dilakukan dapat berjalan dengan optimal. Tentunya banyak upaya dan strategi yang dibutuhkan untuk mencapai pendistribusian dana ZIS yang maksimal. Sesuai dengan judul dan masalah yang penulis ambil yaitu tentang pengoptimalan dalam mendistribusian dana zakat, infak dan sedekah pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Kabupaten Brebes.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah-masalah pokok yang akan dibahas pada penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Brebes?

b. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam mendistribusikan dana zakat, infak dan sedekah di BAZNAS Kabupaten Brebes?

(26)

11

c. Bagaimana langkah-langkah optimalisasi pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah di BAZNAS Kabupaten Brebes?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui bagaimana pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Brebes.

b. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pendistribusian dana zakat, infak dan sedekah Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Brebes. c. Mengetahui langkah-langkah optimalisasi

pendistribusian yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Brebes.

2. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, khususnya untuk mahasiswa Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk badan amil zakat dalam memperbaiki kinerja dan mencapai tujuan dari Badan Amil Zakat Nasional.

(27)

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum membahas lebih jauh mengenai penelitian ini, ada beberapa penelitian sebelumnya yang mengangkat pembahasan yang hampir sama dengan yang ingin dituliskan oleh penulis, namun demikian terdapat perbedaan dalam hal pembahasan atau objek kajian dalam penelitian ini, berikut penelitiannya adalah:

1. Judul skripsi ―Optimalisasi Manajemen Zakat Lembaga Amil Zakat Desa Bonto Bulaeng Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba‖ oleh Sulha, karya penulis ini berisi tentang optimalisasi manajemen zakat lembaga amil zakat yang dibahas mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasannya yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Desa Bonto Bulaeng. Kemudian yang membedakan judul peneliti dengan judul ini, objek penelitiannya yaitu, Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Brebes dan sudut pandang peneliti adalah optimalisasi pendistribusian. Sedangkan judul tersebut memiliki sasaran Lembaga Amil Zakat Desa Bulaeng dan sudut pandang Manajemen.

(28)

13

2. Judul skripsi ―Optimalisasi Strategi Pengelolaan Zakat Sebagai Sarana Mencapai Kesejahteraan Masyarakat Pada Badan Amil Zakat Nasional Kab. Maros‖ oleh Nur Atika. Penelitian ini membahas tentang strategi yang digunakan untuk mengelola zakat sebagai sarana mencapai kesejahteraan masyarakat. Yang membedakan judul peneliti dengan judul ini, dari sudut pandang penelitiannya yaitu optimalisasi pendistribusian dan juga sasaran peneliti yaitu Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Brebes.

3. Judul Jurnal ―Manajemen Pendistribusian Zakat Melalui Program Unggulan Beasiswa oleh Baitul Mal Aceh‖ oleh Muzakkir Zabir. Penelitian ini membahas terkait manajemen yang digunakan dalam mendistribusikan zakat melalui program unggulan beasiswa yang dilakukan Baitul Mal Aceh.

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yakni memaparkan data-data serta informasi tentang optimalisasi pendistribusian zakat dalam proses pendistribusiannya yang dilakukan oleh Badan Amil

(29)

Zakat Nasional Kabupaten Brebes. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data dan informasi deskriptif dari objek yang terkait. 2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dimulai sejak 01 April 2020 sampai dengan September 2020. Lokasi penelitian yang dilakukan penulis berada di Kantor BAZNAS Kabupaten Brebes, Jl. Ahmad Yani No. 59, Kaumanpasar, Brebes, Kec. Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, 52212.

3. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kabupaten Brebes. Dalam hal ini penulis mengambil tiga orang pengurus untuk mengambil data serta informasi. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah bagaimana optimalisasi pendistribusian zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kab. Brebes.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian secara langsung di lapangan, sedangkan data yang digunakan sebagai berikut:

(30)

15

a. Observasi

Observasi sebagai salah satu teknik untuk megumpulkan data dan informasi, yaitu dengan melakukan wawancara dan memberikan pertanyaan tertulis atau kuesioner. Observasi adalah susunan proses yang kompleks dari bermacam-macam proses biologis dan psikologis.12 Karena penelitian ini berhubungan dengan tingkah laku manusia, fenomena alam, proses kerja dan jika responden yang diteliti tidak terlalu besar. Observasi yang dilakukan ini yaitu dengan menelaah optimalisasi pendistribusian zakat di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Brebes.

b. Wawancara (Interview)

Metode interview adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.13 Wawancara yang dilakukan oleh penulis bersifat campuran dari wawancara terstruktur dan tidak

12 Imam Gunawan, Metodologi Penelitian Kualitatif Teori Dan

Praktek (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 143.

13

Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 68.

(31)

terstruktur dengan narasumber yang terkait dengan BAZNAS Kab. Brebes.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik mengumpulkan data dan informasi yang tidak secara langsung ditujukan kepada subjek penelitian terkait, namun dengan cara dokumentasi.14 Peneliti mencari data-data dari bahan bacaan, data-data yang tertulis, gambar atau karya monumental yang berkaitan dengan BAZNAS Kab. Brebes.

F. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun sebuah karya ilmiah penulis akan menggunakan sistematika pembahasan yang terdiri dari enam bab dengan uraian sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini menerangkan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

14

M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian Dan

(32)

17

Bab II: Landasan Teori

Pada bab ini menerangkan tentang pengertian optimalisasi pendistribusian zakat, pola distribusi dan sasaran distribusi yang dilakukan oleh BAZNAS Kab. Brebes.

Bab III: Gambaran Umum

Pada bab ini menerangkan tentang sejarah BAZNAS Kab. Brebes dan perkembangannya dan visi, misi dan tujuan serta struktur organisasi BAZNAS Kab. Brebes dan program-programnya.

Bab IV : Data dan Temuan Penelitian

Pada bab ini menerangkan tentang hasil penelitian dari optimalisasi pendistribusian zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kab. Brebes.

Bab V: Pembahasan

Pada bab ini berisi pembahasan hasil analisis yang diperoleh untuk menghasilkan kesimpulan.

(33)

Bab VI : Penutup

Pada bab ini mencakup kesimpulan penulis dari semua pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan saran mengenai

(34)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Optimalisasi.

Menurut Kamus Oxford Learner Pocket Dictionary, ―Optimize is make something as good as it can be, use something in the best possible way‖.1 Yang maksudnya adalah membuat sesuatu menjadi lebih baik dengan cara yang bisa dilakukan, menggunakan sesuatu untuk mengahasilkan solusi terbaik. Sedangkan optimalisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ―optimum adalah kondisi yang terbaik (yang paling menguntungkan)‖.2 Maka dapat disimpulkan optimalisasi adalah usaha untuk mendapatkan kondisi yang terbaik

Optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimasi (nilai efektif yang dapat dicapai). Optimasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk mengoptimalkan sesuatu hal yang sudah ada, ataupun merancang dan membuat sesuatu secara optimal.3 Menurut Winardi, optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan jika dipandang dari

1

Oxford Dictionaries, Oxford Learner‟S Pocket English

Dictionary (Oxford: Oxford University Press, 2008), 307.

2 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat

Bahasa, 2008), 1021.

3

Optimasi, Agustus 2020, https://id.wiktionary.org/wiki/optimasi.

(35)

sudut usaha. Optimalisasi adalah usaha memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan atau dikehendaki.4

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa optimalisasi adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk mendapatkan hasil paling baik sesuai dengan yang diinginkan secara efektif dan efisien. Dengan demikian dapat dicari apa saja usaha yang dilakukan untuk meraih keberhasilan yang maksimal. Adapun beberapa faktor dalam melakukan optimalisasi yaitu: 1. Tujuan organisasi

2. Pengambilan keputusan 3. Sistem yang digunakan 4. Sumberdaya manusia

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dapat dilihat apakah dapat dikatakan optimal atau tidak. Jika dilihat dari tujuan zakat, infak dan sedekah yaitu untuk menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan ekonomi masyarakat yang lemah. Hal ini yang menjadikan zakat, infak dan sedekah berperan penting dalam menciptakan kesetaraan ekonomi sosial. Dalam mengambil sebuah keputusan perlu dilakukan secara baik

4

Winardi, Manajemen Personalia (Yogyakarta: BPFE UGM, 1999), 363.

(36)

21

dan matang. Tentunya dengan didukung oleh lembaga pengelola zakat yaitu sistem yang digunakan dan sumberdaya manusia. Amil menjadi penggerak utama dalam menjalankan lembaga zakat, infak dan sedekah. Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik jika mampu menempatkan tenaga kerja yang tepat di posisi yang tepat.5

B. Pendistribusian

Distribusi secara etimologi dari kata bahasa inggris, ―distribute, distribution” is spread something over an area”.6

Yang maksudnya adalah menyebarkan sesuatu kebeberapa tempat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian distribusi adalah penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat. Sedangkan mendistribusikan adalah menyalurkan atau membagikan barang kebutuhan sehari-hari kepada para pegawai negeri atau penduduk.7

Afzalur Rahman menjelaskan bahwa distribusi adalah suatu cara dimana kekayaan disalurkan atau dibagikan ke beberapa faktor produksi yang memberikan

5

Agus Setiawati, “Optimalisasi Pengelolaan Zakat, Infak/Sedekah Terhadap Proses Kemandirian Masyarakat (Studi Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Swadaya Ummah Kota Pekanbaru),” FISIP Universitas Riau, 2012, 6.

6 Oxford Dictionaries, Oxford Learner‟S Pocket English

Dictionary, 130.

(37)

kontribusi kepada beberapa individu, masyarakat maupun negara. Distribusi barang atau jasa seperti riba, bunga modal dan bunga pinjaman, hasil pencurian, bangkai, babi, khamar dan sejenisnya hukumnya haram menurut syariat islam.8

Pendistribusian dalam konsep islam tidak hanya sekedar bisnis seperti biasanya, akan tetapi termasuk kegiatan ibadah yang bernilai sosial seperti menunaikan zakat, berinfak dan bersedekah. Islam menghendaki untuk mendistribusikan suatu barang kepada yang berhak menerimanya. Zakat adalah salah satu kegiatan distribusi yang dilakukan dengan landasan kewajiban sebagai umat muslim. Sekaligus sebagai media sosial dalam membantu saudaranya yang kurang mampu dan meningkatkan taraf hidupnya.

Dari penjelasan di atas bisa diambil kesimpulan bahwa pendistribusian adalah sebuah usaha untuk menyalurkan barang kebutuhan harian atau jasa kepada beberapa orang atau ke beberapa lokasi. Secara umum tujuan dari pendistribusian yaitu pemerataan dalam penyaluran hasil produksi kepada konsumen.9

8 Idri, Hadis Ekonomi, Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi,

130.

9 ―Distribusi Adalah,‖ 17 Maret, 2020,

(38)

23

Zakat adalah salah satu contoh pendistribusian yang dilakukan oleh umat muslim untuk umat muslim tertentu sesuai dengan syariat islam. Infak dan sedekah juga termasuk pendistribusian yang diajarkan di dalam agama islam untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

C. Zakat, Infak dan Sedekah 1. Zakat

a) Pengertian Zakat

Hafidhuddin menjelaskan zakat menurut kitab al-Mu‟jam al-Wasith. Secara bahasa, kata zakat memiliki beberapa arti, yaitu at-thaharatu (kesucian), al-barakatu (keberkahan), dan al-nama (pertumbuhan dan perkembangan). Sedangkan secara istilah, zakat adalah sebagian harta dengan syarat tertentu, yang diwajibkan untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerima dari pemiliknya sesuai dengan syariat islam.10

b) Sebab, Syarat dan Rukun Zakat

Zakat diwajibkan bagi seorang muslim yang memenuhi syarat seperti, mempunyai harta yang mencapai satu nishab, tidak memiliki hutang,

10

Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perokonomian Modern (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), 12.

(39)

baik kepada Allah ataupun kepada manusia dan sudah mencukupi kebutuhan-kebutuhan pokok, maka ia termasuk muslim yang diwajibkan untuk menunaikan zakatnya.11

Zakat jika dilihat sekilas maka bisa dibilang mengurangi jumlah nominal (harta kekayaan) saat mengeluarkannya, akan tetapi sebenarnya pengurangan ini hakikatnya akan bertambah dan berkembang (nilai instrinsiknya) disisi Allah SWT. Zakat juga merupakan ibadah yang memiliki lebih dari satu dimensi yaitu, transendental dan horizontal. Oleh karena itu zakat memiliki banyak makna dalam kehidupan umat manusia, terutama umat muslim.12

Zakat juga berarti derma yang sudah ditetapkan jenis, jumlah, dan waktu suatu barang kekayaan atau harta yang wajib diserahkan dan pendayagunaannya pun ditentukan pula, yaitu berasal dari umat Islam dan untuk umat Islam13

11 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah, terj. M. Abdul Ghoffar

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000), 514.

12

Wisnu Nugraha and Muhammad Zen, ―Peran Amil Zakat dalam Meningkatkan Kesadaran Zakat Profesi Pada Laznas Al-Azhar Jakarta Selatan,‖ Al Maal: Journal of Islamic Economics and Banking 1, no. 2 (5 Januari, 2020): 179, https://doi.org/10.31000/almaal.v1i2.2274.

13

Muhammad Zen, 24 Hours Of Contemporary Zakat: Tanya

(40)

25

Para ulama telah bersepakat bahwa seorang muslim wajib menunaikan zakat apabila telah memenuhi beberapa syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1) Syarat wajib zakat14

Syarat-syarat seseorang wajib untuk menunaikan zakatnya, yaitu:

 Seorang muslim atau muslimah

 Merdeka atau bukan budak

Baligh dan berakal sehat

 Harta yang dikeluarkan adalah harta yang termasuk wajib dizakatkan

 Harta yang dizakatkan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang

 Harta yang dizakatkan telah mencapai nishab atau yang setara dengannya

 Harta yang dizakatkan adalah milik penuh atau sempurna. Harta yang tidak dimiliki sempurna diantaranya harta yang dipinjam dan tidak ada harapan untuk kembali, harta

2010), 12, https://www.slideshare.net/MuhammadZen1/buku-24-hours-of-contemporary-zakat-karya-muhamm.

14 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat : Kajian Berbagai Mazhab, terj.

Agus Effendi and Bahruddin Fannany (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 95–117.

(41)

waqaf, harta milik pihak tertentu secara massal, harta negara, atau harta pinjaman.

Kepemilikan harta sudah mencapai haul yaitu satu tahun qamariah.

2) Syarat Sah Terlaksananya Zakat15

Zakat dinilai sah jika dilakukan dengan niat untuk ditunaikan dan adanya pemindahan dari hak pemilik kepada penerimanya. Artinya, tidak ada zakat yang bersifat sementara seperti meminjamkan manfaat suatu barang.

3) Rukun Zakat16

Dalam menunaikan zakat adabeberapa hal yang harus dilakukan yang disebut sebagai rukun zakat sehingga sah dan bernilai ibadah. Pertama, mengeluarkan sebagian harta kekayaan yang sudah mencapai nishab. Kedua, melepasakan hak kepemilikannya dan merelakannya menjadi milik orang yang berhak (mustahiq). Dan ketiga, menyerahkan harta kekayaannya kepada mustahiq secara langsung atau tersebut diberikan kepada

15

Al-Zuhayly, Zakat : Kajian Berbagai Mazhab.

(42)

27

wakilnya, yakni imam atau orang yang bertugas mengelola zakat (amil).

c) Dasar Hukum Zakat

Kewajiban menunaikan zakat telah dijelaskan di dalam al-Quran salah satunya pada surat Al-Baqarah ayat 110:

َاىٍُّدَقُذَ اٍََوَ َجىَمَصىاَ اىُذاَءوَ جىَيَصىاَ اىَُُِْقَأَو

َ َُىُيََْعَذَ اََِتَ َ ّاللَّ َُِّإَ ِ َاللَّ َدِْْعَ ُٓوُدِجَذَ سَُْخَ ٍَِِّْ ٌُنِسُفّْ ِلِ

ََسُِصَت

Artinya:

“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”17

d) Hikmah Wajib Menunaikan Zakat18

Beberapa hikmah yang diperoleh dari wajibnya menunaikan zakat bagi manusia yaitu:

1) Bagi yang Berzakat (muzakki)

17

Al-Baqarah, 6 Juli, 2020, https://tafsirweb.com/528-quran-surat-al-baqarah-ayat-110.html.

18 Abdul Haris Romdhoni, ―Zakat Dalam Mendorong

Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengentasan Kemiskinan,‖ Jurnal Ilmiah

(43)

 Membersihkan diri dan menjadi suci serta bebas dari penyakit hati seperti rakus, tamak, sombong dll.

 Mendapatkan kebahagiaan dan merasa kenikmatan yang hakiki serta pencerahan cahaya ilahi.

 Mendatangkan rasa terima kasih dan selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala yang telah diberikan.

 Terbebas dari sifat kikir yang merusak.

2) Dari Harta Kekayaan yang Dizakatkan

 Harta kekayaan terbebas dari kezaliman dan kehancuran bagi orang lain.

 Keberkahan harta kekayaan yang dimiliki sehingga bertambah nilai intrisiknya.

 Membersihkan harta kekayaan yang dimiliki.

3) Bagi yang Menerima Zakat (mustahiq)

 Hilangnya rasa dendam dan dengki orang-orang fakir miskin terhadap orang-orang yang memiliki harta lebih karena lemah islam dan imannya.

(44)

29

 Membantu meningkatkan taraf hidup individu maupun keluarga secara sosial-ekonomi sehingga mencapai keharmonisan.

 Menambah kekuatan dan pembelajaran bagi individu atau keluarga dan masyarakat yang menerima zakat dan pendayagunaannya.

e) Macam-Macam Zakat

Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa hampir semua bentuk harta wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai satu nishab. Ada beberapa zakat yang wajib dikeluarkan berdasarkan macam dan jenisnya, masing-masing memiliki ketentuan yang hampir sama maupun yang berbeda. Berbagai pandangan klasik dan modern telah dirangkum oleh Syeikh Yusuf Qardawi. Al-Qur‘an tidak menjelaskan secara detail mengenai apa saja jenis harta yang dizakatkan dan besarnya, namun hal itu dapat ditemukan dalam sunnah Nabi Muhammad SAW. Dan kesimpulannya harta yang wajib dizakatkan ada empat jenis, yaitu sebagai berikut:19

1) Emas dan perak, yang diimiliki untuk perhiasan, komoditas ataupun mata uang,

19 DEKS Bank Indonesia-P3EI-FE-UII, Pengelolaan Zakat Yang

Efektif: Konsep Dan Praktik Di Beberapa Negara (Jakarta: Departemen

(45)

sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur‘an surat Al-Taubah (9):34;

2) Tanaman dan buah-buahan, sebagaimana yang telah disebutkan dalam Qur‘an surat Al-Baqarah (2):167;

3) Penghasilan dari perdagangan dan perusahaan lain seperti bisnis, yang telah disebut dalam Al-Qur‘an surat Al-Baqarah (2):167; dan 4) Apapun yang dapat diambil dari dalam bumi

sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur‘an surat Al-Taubah (9):103.

Secara garis besarnya zakat itu terbagi menjadi dua macam, yaitu zakat fitrah dan zakat maal.

 Zakat Fitrah

Zakat Fitrah adalah pengeluaran wajib yang dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar pada malam dan hari raya Idul Fitri.20 Para ulama sepakat bahwa zakat fitrah boleh dikeluarkan dalam bentuk bahan makanan pokok. Hal ini berdasarkan hadis Ibnu Umar ra. “Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah satu sa‟ kurma atau satu sa‟

20

Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam : Zakat Dan

(46)

31

gandum atas umat muslim, baik hamba sahaya maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar. Beliau saw memerintahkan pelaksanaanyasebelum orang-orang keluar untuk shalat” (HR. Bukhori Muslim)21

Zakat Maal

Zakat maal atau zakat harta adalah sebagian harta kekayaan yang dimiliki seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan jika sudah mencapai nishab (ukuran tertentu) dan juga sudah mencapai haul, untuk diberikan kepada golongan tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.22 Zakat maal ini seperti zakat fitrah dalam sasaran penyalurannya sesuai kaidah distribusi zakat. Adapun yang termasuk dalam zakat maal adalah seperti yang dijelaskan Syeikh Yusuf Qardhawi dalam Fiqih Zakat (halaman 167-501) yang mencakup:23

1. Zakat binatang ternak

21

Abdul Rochim, Panduan ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah Dan

Wakaf) Praktis (Jakarta: : Yayasan Dompet Dhuafa Republika, 2017), 83.

22 Romdhoni, ―Zakat Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Dan Pengentasan Kemiskinan,‖ 43.

23

Lukman Mohammad Baga, ―Fiqih Zakat: Sari Penting Kitab Fiqih Zakat, Dr. Yusuf Al-Qaradhawy,‖ Mei 1997, 11.

(47)

2. Zakat emas dan perak/ zakat uang 3. Zakat kekayaan dagang

4. Zakat pertanian

5. Zakat madu dan produksi hewani 6. Zakat barang tambang dan hasil laut 7. Zakat investasi pabrik, gedung dan

lain-lain

8. Zakat pencarian dan profesi 9. Zakat saham dan obligasi

2. Infak

a) Pengertian Infak

Infak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemberian atau sumbangan harta selain zakat wajib untuk kebaikan atau sedekah.24 Sedangkan menurut istilah infak berarti mengeluarkan harta karena taat, patuh dan cinta kepada Allah SWT dan sebagai wujud rasa syukur atas nikmat atau rezeki yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.25

24

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 553.

25

Taufikur Rahman, ―Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah (PSAK 109): Upaya Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Organisasi Pengelola Zakat (OPZ),‖ Muqtasid: Jurnal Ekonomi dan

Perbankan Syariah 6, no. 1 (1 Juni , 2015): 146, https://doi.org/10.18326/muqtasid.v6i1.141-164.

(48)

33

Kata infak juga dapat berarti mendermakan harta kekayaan yang telah diberikan Allah SWT, menafkahkan sesuatu kepada orang lain semata-mata hanya mengharap ridhoNya. Infak juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dikeluarkan untuk tambahan dari zakat, yang bersifat sukarela yang diambil dari harta atau kekayaan seseorang untuk kemashlahatan umum, membantu yang lemah dan dapat digunakan sebagaimana mestinya untuk kepentingan dan kesejahteraan umat.26

b) Dasar Hukum Infak

Dasar hukum infak disebutkan beberapa kali di dalam Quran salah satunya dalam surat Al-Taubah ayat 34 sebagai berikut:

.

َ...

ًَِفَاَهَّىُقِفََُْ َلََوََحَّضِفْىٱَوَ َةَھَّرىٱَ َُوُصِْْنَََ ََِِرَّىٱَو

َِوُِثَس

ٌٍَُِىَأٍَباَرَعِتٌَُھْسِّشَثَفَِ َّللّٱ

Artinya:

“... Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,

26

Citra Lestari, ―Optimalisasi Pendayagunaan Dana Infaq-Sedekah dalam Meningkatkan Pendapatan Petani dengan Program Alsintan (Studi Kasus Pada Desa Saleh Jaya Banyuasin Sumatera Selatan,‖ I-Finance: a Research Journal on Islamic Finance 4, no. 2 (28 Januari, 2019): 148–49, https://doi.org/10.19109/ifinance.v4i2.2666.

(49)

maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih” (Q.S. al-Taubah [9]: 34).27

3. Sedekah

a) Pengertian Sedekah

Sedekah adalah seluruh bentuk pemberian atau kegiatan yang bertujuan untuk mengharap pahala dari Allah SWT. Sedekah memiliki dimensi yang sangat luas, tidak hanya memberikan sesuatu dalam bentuk harta saja, akan tetapi dapat berupa perbuatan kebajikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.28

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sedekah adalah pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi.29

b) Dasar Hukum Sedekah

27

―Al-Taubah,‖ 6 Juli, 2020, https://tafsirweb.com/3050-quran-surat-at-taubah-ayat-34.html.

28 Rahman, ―Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah (PSAK 109),‖

146.

(50)

35

Dasar hukum sedekah diambil dari salah satu ayat yang menjelaskan tentang sedekahَ yaitu surat Al-Lail ayat 5-10 :

ًَٰااَطْعَأَ ِْااٍََاااٍََّأَف

ََ

ًَٰااَقَّذٱَو

َ

(

5

َ)

ًََْٰااْسُسْىٲِتََقَّدااَصَو

َ

(

6

َ)

َٰيَساااااااْسُُْيِىَُُُٓساااااااِّسََُُْسَف

َ

(

7

َ)

ََواااااااِ َتَ ِاااااااٍََااااااااٍََّأَو

ًَْْغَرااااااْسٱَو

َ

َُٰ

(

8

َ)

ًََْٰااااااْسُسْىٲِتَ َبَّرااااااَمَو

َ

(

9

َ)

َُُُٓسااااااِّسََُُْسَف

َٰيَسااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااْسُعْيِى

َ

(

01

)

Artinya:

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.”30

4. Persamaan dan Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Zakat adalah harta

30

Al-Lail, July 6, 2020, https://tafsirweb.com/37360-quran-surat-al-lail.html.

(51)

yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam. Infak adalah harta yang dikeluarkan seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. Sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.31

Di lihat dari persamaannya zakat, infak dan sedekah merupakan transaksi atau donasi sosial untuk membantu kondisi sosial mereka yang kekurangan. Bukan bisnis yang tujuannya untuk mencari imbalan dan keuntungan materi. Orang yang mengeluarkan zakat, infak atau sedekah pastilah mengharapkan untuk meraih ridho Allah SWT semata.

Dari perbedaannya kita dapat melihat dari aspek definisi yang sudah dijelakan sebelumnya. Kemudian dari aspek hukumnya, bahwa zakat adalah wajib ditunaikan bagi umat islam sesuai syariat islam. Sedangkan infak dan sedekah adalah sunnah yang mana jika melaksanakannya akan mendapatkan pahala dan tidak mendapatkan dosa jika tidak melaksanakannya. Dari aspek waktunya, zakat

31 Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat, BAB 1 Pasal 1, 6 Juli 2020, https://pid.baznas.go.id/pengelolaan-zakat/.

(52)

37

dikeluarkan ketika sudah mencapai haul, sedangkan infak dan sedekah dikeluarkan secara terus menerus tanpa ada batasan. Dari aspek bentuknya, zakat dan infak dikeluarkan dalam bentuk harta atau materi. Sedangkan sedekah berupa materi dan non materi.

D. Pendistribusian Zakat, Infak dan Sedekah

Pendistribusian zakat adalah menyalurkan dana zakat yang telah dikumpulkan oleh suatu individu atau kelompok untuk kemudian disalurkan kepada kelompok-kelompok yang memang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syariat islam.

Para ulama bersepakat dengan delapan golongan yang termasuk penerima zakat berdasarkan firman Allah swt, ―Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana” (Al- Taubah : 60)32

32

Rochim, Panduan ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah Dan Wakaf)

(53)

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Surat Al-Taubah ayat 60 tentang pendistribusian dana zakat kepada para mustahiq yang penjelasannya sebagai berikut:

a. Orang-orang yang fakir.

b. Miskin. Perbedaan ulama dalam berpendapatan tentang pengertian fakir miskin. Sebagian ulama berpendapat bahwa fakir adalah orang yang tidak memiliki suatu pekerjaan dan tidak memiliki harta kekayaan yang mencukupi kebutuhan pokoknya. Sedangkan miskin adalah orang yang masih memiliki harta dan penghasilan, akan tetapi tidak mencukupi kebutuhan pokok hidupnya. Sedangkan menurut ulama Hanafiyyah, orang fakir miskin adalah orang yang sama-sama tidak memiliki harta yang mencapai nishab.33

c. Para amil (petugas zakat). Kelompok ini berhak untuk mendapatkan bagian dari dana zakat, maksimal satu perdelapan atau 12,5%, namun dengan catatan bahwa petugas zakat ini memang melakukan tugas-tugas seabgai pengelola zakat dengan sebaik-baiknya dan sebagian besar waktunya atau seluruhnya untuk melakukan tugasnya.34

33

Rochim, 42.

(54)

39

d. Muallaf. Yaitu kelompok yang dianggap imannya masih lemah karena baru masuk islam.35

e. Untuk memerdekakan budak belian, maksudnya bahwa zakat juga dapat digunakan untuk membebaskan para budak belian dan menghilangkan segala macam bentuk perbudakan yang ada.36

f. Orang yang berhutang. Yang dimaksud dengan orang yang berhutang di sini adalah orang yang tidak memiliki harta sama sekali untuk membayar hutang yang jatuh tempo. Kalaupun ia memiliki harta, harta itu hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan pokoknya saja.37

g. Fi Sabilillah. Sebagian ulama tafsir berpandang bahwa kata “fi sabilillah” berarti berperang di jalan Allah. Adapun dalam berbagai forum diskusi zakat, para ulama kontemporer menguatkan pendapat yang menunjukkan makna fi sabilillah adalah jihad. Dalam hal ini, pengertian jihad pun tidak sebatas pada peperangan saja, akan tetapi dapat berupa tenaga, fisik, tulisan, dan lisan dalam

35 Hafidhuddin, 132. 36 Hafidhuddin, 132. 37

Rochim, Panduan ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah Dan Wakaf)

(55)

berjuang di jalan Allah SWT. Sehingga, ruang lingkupnya menjadi luas.38

h. Ibnu Sabil yaitu seseorang yang saat dalam perjalan kemudian kehabisan perbekalan utama. Dan sebagian ulama memberikan syarat perjalanan tersebut tidaklah untuk kemaksiatan.39

Salah satu tujuan zakat adalah mengentaskan kemiskinan dan mengangkat status orang yang menerima zakat (mustahiq) menjadi orang yang mengeluarkan zakat (muzakki). Zakat menciptakan ekonomi sosial menjadi lebih baik. Hal ini dapat didukung dengan bagaimana cara penyaluran dana zakat yang dilakukan oleh lembaga atau badan pengelola zakat.

Sedangkan dana infak dan sedekah disalurkan dengan objek yang lebih luas dari zakat. Dana infak dan sedekah bisa digunakan untuk bantuan sosial, korban bencana, membangun fasilitas umum, membantu orang yang tidak mampu dan lain-lain. Biasanya dana zakat, infak dan sedekah dikelola langsung oleh lembaga pengelola zakat.

Adapun dalam menyalurkan dana zakat ini terbagi menjadi beberapa macam pola pendistribusiannya mengikuti perkembangannya saat ini. Bentuk-bentuk

38

Rochim, 43.

(56)

41

inovasi pendistribusian dapat dikategorikan dalam empat bentuk, yaitu sebagai berikut:40

a. Distribusi yang bersifat ―konsumtif tradisional‟, yaitu zakat yang dibagikan kepada para mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat maal yang dapat dibagikan kepada para korban bencana alam.

b. Distribusi yang bersifat ―konsumtif kreatif‟, yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-alat bantu sekolah atau penunjang beasiswa. c. Distribusi yang bersifat ―produktif tradisional‟,

dimana zakat diberikan dalam bentuk barang-barang yang produktif atau bisa menghasilkan seperti kambing, sapi, alat cukur, dan lain sebagainya. Pemberian zakat dalam bentuk seperti ini dapat menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidupnya bagi fakir miskin.

d. Distribusi yang bersifat ―produktif kreatif‟, yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau

40

Arief Mufraini, Akuntansi Dan Manajemen Zakat (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), 153.

(57)

menambah modal usaha seperti pedagang pengusaha kecil dan lain-lain.

Pendistribusian dengan pola-pola yang tersebut adalah sebuah usaha untuk memaksimalkan manfaat dana zakat yang dikelola oleh suatu lembaga pengelola zakat. Dan juga bisa dijadikan inovasi dalam membuat program-program pendistribusian yang akan dilakukan. Dengan demikian dana yang dikumpulkan dan dikelola dapat bermanfaat lebih bagi para mustahiq.

(58)

43 BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Umum BAZNAS Kabupaten Brebes1

BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Brebes didirikan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Nomor DJ. II/568 Tahun 2014

berdasarkan surat BAZNAS nomor

087/BP/BAZNAS/IV/2014 tentang Pertimbangan Pembentukan BANZAS Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Sebelum menjadi BAZNAS periode sebelumnya bernama BAZDA (Badan Amil Zakat Daerah) dan BAZ (Badan Amil Zakat) yang merupakan Lembaga yang melayani kepentingan publik dalam penghimpunan dan penyaluran dana umat. Pembentukan BAZ Kabupaten Brebes ditetapkan melalui Keputusan Bupati Kabupaten Brebes Nomor. 18/2.a/BA.03.02/9079/2002 tanggal 30 Desember 2002 yang disusun pembentukan personalia kepengurusan BAZ diusulkan oleh kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes.

1

Dokumentasi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Brebes (Softfile, Kantor BAZNAS Kabupaten Brebes, 1 September, 2020).

(59)

Langkah awal BAZNAS Kabupaten Brebes priode 2017-2022. BAZNAS Kabupaten Brebes langsung mencari solusi dengan pendekatan ke pemerintah daerah maka terbitlah Surat Keputusan Bupati untuk menyetorkan zakat ASN dari gaji ke 13-14 ke BAZNAS Kabupaten Brebes. Peningkatan koordinasi terus kita lakukan pada bulan juli Bupati Brebes mengeluarkan Surat Keputusan untuk Zakat ASN disetorkan ke BAZNAS sebesar 2,5 % dari gaji ke 13-14 dan gaji perbulan baik zakat maupun infak.

Melalui kegiatan organisatoris (musyawarah dan sosialisasi) pengurus BAZNAS Kabupaten Brebes menetapkan kebijakan umum sebagai berikut :

a. Zakat tidak mungkin dipaksakan, karena Indonesia bukan Negara Islam, harus dilakukan melalui sosialisasi (Indonesia juga bukan Negara sekunder) pengorganisasian yang baik dan ―jemput bola‖ serta kerja keras.

b. Sistem dan mekanisme kegiatan harus tertib, adil-merata, transparan, akuntabel dengan semangat ibadah.

c. Pegawai Negeri Sipil dan BUMN atau BUMD hendaknya menjadi sponsor dan pelopor.

(60)

45

Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui silahturahim atau ceramah pada setiap instansi dan pemasangan spanduk dan baliho, pencetakan leaflet dan booklet untuk disebarkan kepada masyarakat.

a. Kegiatan organisasi dilakukan dengan pembentukan UPZ pada semua Instansi, Kecamatan dan Desa.

b. Agar pendistribusian adil dan merata dilakukan kerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten, Dinas Sosial dan bagian Kesra Setda. c. Laporan dilakukan secara detail dengan mencetak

buku laporan untuk dibagikan kepada Instansi dan muzakki.

B. Visi dan Misi BAZNAS Kabupaten Brebes

Visi adalah capaian suasana yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 5 tahun. Sedangkan Misi adalah kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka pencapaian Visi.

Visi dan Misi BAZNAS Kabupaten Brebes 2015-2020 adalah:2

Visi :

(61)

Mewujudkan BAZNAS Kabupaten Brebes sebagai lembaga yang Amanah, Profesional dan Transparan.

Misi :

1. Memberdayakan Zakat, Infak dan Sedekah Umat Islam

2. Mewujudkan masyarakat yang Sadar zakat melalui BAZNAS

3. Mengelola zakat secara transparan dan terpercaya bagi Muzakki, Mustahik dan Pemerintah

4. Membuat dan melaksanakan program yang unggul dalam pengelolaan zakat

5. Memaksimalkan peran zakat, infak dan sedekah dalam penanggulangan kemiskinan melalui sinergi dan koordinasi dengan lembaga terkait.

C. Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Brebes3

Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan setiap bagian yang ada dalam suatu lembaga untuk menjalankan kegiatan operasional demi mencapai kinerja yang optimal dan tujuan yang diharapkan. Setiap posisi yang sudah ditempatkan memiliki tugas serta tanggung jawabnya masing-masing.

(62)

47

Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Brebes: 1. Pimpinan

Ketua:

Dr. KH. Chusnan Zein, MA Wakil Ketua I

Bidang Pengumpulan: H. Ony Sya‘roni, S.Ag Wakil Ketua II

Bidang Pendistribusian: KH. Masyruti, SH

Wakil Ketua III Bidang Keuangan: Dra. Hj. Aqilatul M, M.Pd

(63)

Wakil Ketua IV Bidang Administrasi: H. Abdul Haris, S.Ag

2. Sekretaris/Ketua Pelaksana Harian: Ibung Darojatun L, SE

3. Petugas Keuangan: Umi Amaliyah, A.Md

4. Pelaksana Bidang Administrasi, SDM dan Umum:

Wasiyatun naimah, SE.I 5. Bidang Penerimaan:

M. Fauzan SE.I

6. Bidang Pendistribusian: 7. Karyawan:

M. Fatih Sugiono

D. Tujuan BAZNAS Kabupaten Brebes4

1. Tujuan umum pengelolaan zakat

a. Meningkatkan efektivitas & efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat

b. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

(64)

49

2. Tujuan pengelolaan zakat di BAZNAS Kabupaten Brebes

a. Membangun rasa kepercayaan dan kesadaran di dalam setiap individu bermasyarakat untuk menunaikan kewajiban berzakat, sehingga terwujud kesejahteraan dan keadilan sosial di Kabupaten Brebes.

b. Untuk membantu terwujudnya kesucian, keberkahan, kesejahteraan, kepada para muzakki dan dermawan, dengan menyalurkan zakat,infak dan sedekahnya melalui BAZNAS, sehingga akan lebih adil, merata dan proporsional.

c. Terdistribusinya dana zakat, infak dan sedekah kepada para mustahiq (orang yang berhak menerima) sesuai dengan ketentuan syariat islam.

E. Sasaran BAZNAS Kabupaten Brebes5

Adapun sasasan yang telah ditetapkan untuk pengembangan BAZNAS Kabupaten Brebes selama lima tahun ke depan demi mencapai tujuan yang telah dirumuskan yaitu, sebagai berikut:

1. Terlaksananya kegiatan pengumpulan dana zakat, infak dan sedekah yang optimal dari para muzakki baik individu maupun badan.

(65)

2. Terlaksananya kegiatan pendistribusian zakat, infak dan sedekah yang optimal untuk pendayagunaan dan pemberdayaan mustahiq. 3. Tersedianya sistem pelayanan BAZNAS yang

semakin berkualitas yang mendukung kegiatan program pelayanan zakat dan sedekah yang handal.

4. Meningkatnya kualitas pelayanan kepada muzakki dan mustahiq dengan pelayanan yang proaktif, sehingga menumbuhkan rasa kepercayaan kepada masyarakat.

5. Meningkatnya pola dan taraf hidup mustahiq ke arah yang lebih baik sehingga diharapkan menjadi posisi sebagai seorang muzakki.

6. Tersosialisasinya metode pembelajaran (edukasi) dan pemberdayaan bagi para muzakki, sehingga menimbulkan kesadaran diri untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk zakat, infak dan sedekah sesuai dengan syariat islam.

F. Strategi BAZNAS Kabupaten Brebes

Strategi BAZNAS Kabupaten Brebes pada tahun 2015 sampai 2020 adalah sebagai berikut:6

1. Kelembagaan

Gambar

Tabel 4.1 Penerimaan dana ZIS BAZNAS Kabupaten Brebes  tahun 2017-2019 ................................................................
Tabel 4.1: Penerimaan Dana ZIS BAZNAS Kabupaten  Brebes Tahun 2017-2019
Tabel 4.2: Grafik Penerimaan Dana ZIS BAZNAS  Kabupaten Brebes Tahun 2017-2019
Grafik Pendistribusian Zakat, Infak dan  Sedekah BAZNAS Kabupaten Brebes
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan Zakat Mal di Badan Amil Zakat ( BAZNAS) Kabupaten Ogan Ilir,terkait pengumpulan, pendistribusian

Yang kedua, saya mau mendistribusikan dana zakat itu dari BAZNAS Tangsel itu, yang pertama yaitu didistribusikan melalui BAZ Kecamatan gitu, jadi di alas...disitu

Pendistribusian dana ZIS yang dilaksanakan oleh BAZNAS Kabupaten Temanggung, sebagaimana telah dijelaskan dalam suarat at-Taubah ayat 60 bahwa sasaran zakat terdiri dari 8

Kabupaten Kotabaru. 2) Bagi Masyarakat: diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang ketepatan pendistribusian Zakat Infak Sedekah oleh Badan

BAZNAS Kabupaten Trenggalek, GERTAK, dan Dinas Sosial yang dapat. mendukung penelitian ini, seperti data-data penerimaan dan

Lembaga amil zakat nasional sangat berperan aktif dalam mengentaskan kemiskinan khususnya di Kabupaten Probolinggo, pendistribusian dan pendayagunaan Strategi yang digunakan Baznas

Berdasarkan Manajemen Pendistribusian Zakat Badan Amil Zakat BAZNAS Provinsi Bengkulu dalam mendukung Program Bengkulu taqwa dapat dikatakan memenuhi kriteria dikarenakan memenuhi

Dengan demikian telah terjadi peningkatan pada jumlah pengumpulan dana Zakat, Infaq, dan Sedekah ZIS yang dilakukan oleh Unit Pengumpulan Zakat UPZ Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS