• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 1: UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 1: UMUM"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Tata Cara Penyelenggaraan

Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

BAGIAN 1: UMUM

Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Tahun 2017

(2)

Pokok Bahasan

1. Konsep RPL di dunia internasional

2. Konsep RPL yang diadopsi di Indonesia

3. Kebijakan dasar dari RPL

4. Peraturan RPL

5. Prinsip Penyelenggaran

6. Penjaminan Mutu

https://wallpapersafari.com/wallpaper-with-scenery/

(3)

1. Konsep RPL di dunia internasional

Recognition of prior learning is the process of recording of

achievements of individuals arising from any kind of learning

in any environment: the process aims to make visible an

individual’s knowledge and skills so that they can combine

and build on learning achieved and be rewarded for it.

(OECD)

TERMINOLOGI

Recognition of prior learning (RPL)

Assessment of Prior Learning (APL)

Assessment of Prior Experiential Learning (APEL)

Valorization of Prior Learning (VPL)

(4)

NO. COUNTRY ABBREVIATION DESCRIPTION

1 USA PLA Prior Learning Assessment

2 France VAP Validation des Acquis Professionels

(Validation of Acquired Professional Learning Experience)

3 Canada PLAR Prior Learning Assessment and Recognition

4 Britain APL Accreditation of Prior Learning

5 Ireland APL Accreditation of Prior Learning

6 Scotland AP(E)L Accreditation of Prior (Experiential) Learning

7 Malaysia APEL Accreditation of Prior Experiential Learning

8 Netherland EVC Elders Verwowen Competencies

9 Australia RPL Recognition of Prior Learning

10 New Zealand RPL Recognition of Prior Learning

11 South Africa RPL Recognition of Prior Learning 12 Indonesia RPL Rekognisi Pembelajaran Lampau

(5)

RPL

RCC

(6)

D

IFFERENT

P

ATHWAYS

W

ell defined

O

UTPUT /

O

UTCOMES

1

2

3

4

5

7

8

9

6

3. Kebijakan dasar dari RPL

(7)

SMP SMA/ MA/SMK D 1 D 2 D 3 S1/D4 S3/S p Sp -U 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PENDIDIKAN FORMAL

•Berhak menerbitkan Ijazah •Berhak Memberikan gelar •Dapat menyelenggarakan RPL • Berlaku kaidah formal (peraturan

Pendidikan yang ada)

(8)

RPL

• KESESUAIAN LO • LEVEL AKREDITASI (NASIONAL/ INTERNASIONAL) • SIZE/POPULASI

• REPUTASI PUBLIK • DAERAH/NASIONAL/MULTI-NASIONAL

• SIZE/PERMODALAN

• KOMPLEKSITAS BIDANG KERJA • PORTOFOLIO

• NASIONAL/INTERNASIONAL

• LEVEL AKREDITASI (NASIONAL/INTERNASIONAL) • SIZE/PERMODALAN • PORTOFOLIO • AKREDITASI ASOSIASI (NASIONAL/ INTERNASIONAL) • PORTOFOLIO ASOSIASI • REPUTASI PUBLIK

1

2

3

4

5

6

7

8

9

KKNI

(9)

RPL A

(IJAZAH)

RPL B

(SERTI-FIKAT

SETARA)

(10)

Rekognisi

Pembelajaran Lampau (

RPL

)

Permenristekdikti No. 26 Tahun 2016,

2 (dua) jenis RPL:

A. RPL untuk melanjutkan pendidikan formal (tipe A); dan

B. RPL untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan dengan kualifikasi level KKNI tertentu (tipe B).

10 RPL untuk mendapatkan Pengakuan Kesetaraan dengan kualifikasi KKNI tertentu  memperoleh SK Pengakuan Kesetaraan

RPL untuk pengakuan sebagian sks  melanjutkan ke perguruan tinggi  memperoleh IJAZAH

RPL (A) Luaran

Ijazah

RPL (B) Luaran

SK Penyetaraan

Implementasi RPL pada pendidikan tinggi harus dilakukan hanya dalam konteks

(11)

Nilai tambah RPL

• menyediakan cara yang efektif dan efisien dalam memanfaatkan ahli yang sudah ada di dunia usaha dan dunia industri;

• memungkinkan secara cepat melakukan pelacakan kompetensi karyawan di dunia usaha dan dunia industri;

• memungkinkan untuk mengidentifikasi kesenjangan keterampilan di dunia pendidikan dan dunia industri, sebagai dasar yang kuat dalam analisis

kebutuhan pelatihan dan perencanaan karir; dan

• menumbuhkan budaya belajar dan motivasi untuk melakukan pendidikan dan pelatihan lanjutan.

(12)

RPL dan KKNI mempunyai kaitan yang erat dan secara

umum akan memperkuat penerapan KKNI dalam

upaya mengembangkan mutu SDM nasional.

12

Guru dalam jabatan (2016-2019)

Dosen dalam tugas (2016-2018)

Tenaga Kesehatan dalam jabatan

(13)

5. Prinsip Penyelenggaraan

1. LEGALITAS:

Perguruan tinggi sbg penyelenggara RPL harus memiliki legalitas sebagaimana

ditentukan dalam PP No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

2. AKUNTABILITAS:

PT penyelenggara RPL harus menjamin setiap individu dalam mengakses kesempatan belajar secara berkeadilan dan inklusivitas. Setiap individu memiliki hak untuk

mengakses dan terlibat dalam segala bentuk pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya dengan CP yang memenuhi SN DIKTI

(14)

3. KESETARAAN PENGAKUAN (EQUIVALENCE):

PT penyelenggara RPL harus memberikan penilaian yang setara atas CP yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal, dan/atau pengalaman kerja. Akumulasi CP setiap individu harus diperlakukan sama dengan

perolehan CP melalui pendidikan formal.

4. TRANSPARAN:

• PT penyelenggara RPL harus menyediakan informasi tentang RPL secara luas dan terbuka.

• Kebijakan, proses, dan kriteria diungkapkan scr lengkap, akurat, dan terbuka bagi publik

(15)

5. PENJAMINAN MUTU

• PT penyelenggara RPL harus menjamin mutu seluruh pelaksanaan RPL. Kriteria dan prosedur untuk menilai dan memvalidasi CP yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja harus relevan, terpercaya, adil, dan transparan.

• Kebijakan, prosedur dan proses penjaminan mutu RPL dibuat eksplisit dan terbuka untuk umum.

6. KELEMBAGAAN,

PT PENYELENGGARA RPL HARUS MEMILIKI:

a) Senat PT dan telah berfungsi dan berperan dengan baik b) SPMI yang telah berfungsi dengan baik

c) Tim RPL, minimal terdiri dari:

• Penasehat Akademik khusus RPL • Asesor RPL

(16)

6 Penjaminan Mutu :

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

a. menjamin mutu proses maupun output RPL agar memperoleh

pengakuan yang setara secara nasional baik di ranah pemerintahan, dunia kerja maupun dikalangan masyarakat luas;

b. menjamin tercapainya percepatan dan peningkatan aksesibilitas pendidikan tinggi secara nasional; dan

c. memfasilitasi kesepamahan, kesepakatan, sinkronisasi dan koordinasi para pemangku kepentingan RPL di tingkat nasional.

(17)

6 Penjaminan Mutu:

Kementerian atau Lembaga Negara lain

a. memfasilitasi secara proaktif kesepahaman, kesepakatan, sinkronisasi dan koordinasi antar kementerian dan Kemenristekdikti dalam konteks kesetaraan jenjang kepegawaian dengan jenjang kualifikasi pada KKNI:

b. menjamin kesetaraan kompetensi atau elemen kompetensi untuk setiap jenjang kualifikasi dengan capaian pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan tinggi dalam kaitan dengan proses RPL antara kedua pihak:

c. menjamin hasil pelaksana RPL di lingkungan kementerian lain memperoleh pengakuan secara nasional:

d. memfasilitasi upaya peningkatan mutu sumber daya manusia dalam kementerian lain sesuai dengan jenjang kualifikasi dalam KKNI: dan

e. mengembangkan pengelolaan sumber daya manusia berbasis penjenjangan kualifikasi sesuai dengan KKNI.

(18)

6 Penjaminan Mutu :

Ditjen Belmawa (bagian 1)

a. menjamin implementasi RPL secara adil, transparan, dan akuntabel sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan;

b. menjamin pelaksana RPL memiliki legalitas, kelayakan tatapamong, SDM yang bermutu, sarana yang mencukupi, sistem informasi yang akurat, metodologi dan tata laksana program yang kompatibel ditingkat nasional;

c. menjamin kesetaraan pengakuan terhadap CP yang dituangkan dalam

berbagai bentuk (perolehan kredit, sertifikat kompetensi, ijazah, dll) dalam konteks pelaksanaan RPL;

d. memfasilitasi pangkalan data dan sistem informasi tentang badan/lembaga yang dianggap memenuhi standar mutu sebagai pemberi atau penerbit ijazah, sertifikat kompetensi atau yang sejenisnya;

(19)

e. memfasilitasi kesepakatan kesetaraan antar lembaga pendidikan tinggi dan badan/lembaga terkait dengan pendidikan tinggi; dan

f. memfasilitasi pengembangan sistem penjaminan mutu eksternal terkait dengan penyelenggaraaan RPL di perguruan tinggi

g. melakukan monitoring dan evaluasi proses penyelenggaraan RPL penyetaraan kualifikasi dosen yang dilakukan oleh perguruan tinggi pengusul;

h. memfasilitasi pengembangan karir dosen yang telah diakui penyetaraannya sesuai dengan perundangan

19

6 Penjaminan Mutu :

Ditjen Belmawa (bagian 2)

(20)

a.

memfasilitasi pengembangan sistem dan struktur data

akademik dalam mengadopsi ketentuan-ketentuan baru

terkait dengan pelaksanaan RPL; dan

b.

memfasilitasi pengembangan basis data dan informasi

yang terkait dengan pelaksanaan RPL, antara lain data

dan informasi tentang perguruan tinggi penyelenggara

RPL, perguruan tinggi pelaksana pelatihan bersertifikat,

perguruan tinggi penyelenggara uji kompetensi dan

lain-lain.

20

(21)

a.

memfasilitasi perluasan cakupan mekanisme dan

instrumen asesmen dalam pelaksanaan program

akreditasi terhadap unit/fakultas/institusi

penyelenggara RPL; dan

b.

menjamin asesor BAN dan LAM telah memahami dan

menguasai perubahan mekanisme, pelaksanaan dan

proses pendidikan dengan kehadiran program RPL di

dalam sebuah unit/fakultas/PT penyelenggara RPL.

21

(22)

a. menjamin legalitas organisasi profesi, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan lembaga pelatihan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. menjamin jenjang keprofesian dan/atau capaian pembelajaran dari proses pelatihan telah sesuai dengan penjenjangan kualifikasi yang terdapat

didalam KKNI melalui penjaminan mutu, kurikulum, proses pelaksanaan serta fasilitas pelatihan yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh badan/lembaga ditingkat nasional atau internasional ditandai dengan sertifikasi atau akreditasi yang sesuai;

c. menjamin pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan terhadap mutu pelaksanaan pelatihan dan penerbitan sertifikat profesi atau sertifikat kompetensi;

22

6 Penjaminan Mutu :

Organisasi Profesi dan

(23)

d. menjamin adanya pengakuan kesetaraan di tingkat regional dan

internasional terhadap organisasi profesi, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan lembaga pelatihan

melalui proses akreditasi, kesepakatan dan pengakuan kesetaraan antar badan/lembaga sejenis atau antara badan/lembaga pemerintah yang terkait;

e. memfasilitasi secara proaktif kesepakatan dalam konteks sinkronisasi dan penyetaraan jenjang dan proses kualifikasi/profesi/kompetensi antara badan/lembaga sertifikasi dan pelatihan dengan badan/lembaga sejenis serta perguruan tinggi atau badan/lembaga pendidikan di lingkungan Kemenristekdikti di tingkat nasional;

23

6 Penjaminan Mutu :

Organisasi Profesi dan

(24)

f. menjamin adanya sistem data dan informasi yang terpercaya dan akuntabel pada organisasi profesi, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan lembaga pelatihan;

g. menjamin pengelolaan organisasi, keuangan, keanggotaan, dan

penerbitan sertifikat yang teratur ditandai dengan penerbitan informasi publik yang mudah diakses oleh pihak-pihak berkepentingan selama 3 (tiga) tahun terakhir; dan

h. menjamin adanya publikasi berkala tentang organisasi profesi, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan

lembaga pelatihan selama 3 (tiga) tahun terakhir.

24

6 Penjaminan Mutu :

Organisasi Profesi dan

(25)

TERIMA KASIH

Bhinneka Tunggal Ika

Unity in Diversity

Referensi

Dokumen terkait

Suatu opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah lembar saham pada! Suatu opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah lembar saham pada! atau setelah tanggal tertentu dimasa depan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data maka dapat disimpulkan bahwa pada kawasan hutan mangrove Perapat Benoa desa Pemogan kecamatan Denpasar Selatan, Kodya Denpasar,

Dari Model SIR penyebaran HBV mempunyai dua titik kesetimbangan yaitu titik kesetimbangan bebas penyakit dan titik kesetimbangan endemik virus, titik kesetimbangan bebas

Karya tulis ini yang berjudul “Uji Kombinasi Ekstrak Etil Asetat Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L.) dengan Senyawa Doxorubicin pada Sel Kanker Payudara MCF- 7 secara In Vitro dan

Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap Prarancangan Pabrik Tembaga Sulfat dari Tembaga dan Asam Sulfat dengan kapasitas 35.000 ton/tahun

bahwa dalam rangka melindungi peternak sapi potong dari bibit yang tidak sesuai dengan standar mutu dan persyaratan tehnis minimal yang ditetapkan, diperlukan

PENGAKUAN ATAS CAPAIAN PEMBELAJARAN SESEORANG YG DIPEROLEH DARI PENDIDIKAN FORMAL ATAU NONFORMAL ATAU INFORMAL, DAN/ATAU PENGALAMAN KERJA KE DALAM..

Tujuan dari analisa dan perencanaan peningkatan jalan alternatif manyaran-mijen untuk memberikan solusi peningkatan kualitas pelayanan jalan, yaitu tersedianya ruas