• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin meningkat pasca krisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin meningkat pasca krisis"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin meningkat pasca krisis

moneter global 2008 yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang

meningkat dilihat dari kenaikan Product Domestic Bruto (PDB) pada berita resmi

Badan Pusat Statistik (BPS) No 31/05/Th.2011/XIV, memaparkan pada tahun

2009 kenaikan PDB sebesar 4,5%, tahun 2010 terjadi kenaikan sebesar 6,1% dan

memasuki awal tahun 2011 meningkat menjadi 6,5%. Sesuai dengan perkiraan

para CEO TOP dari perusahaan lokal, asing, swasta dan BUMN dalam survei

yang diadakan SWA menyatakan bahwa ‘Para CEO berkeyakinan bahwa

ekonomi bisa tumbuh lebih dari 6% dan daya beli masyarakat meningkat seiring

dengan peningkatan pendapatan perkapita’ (SWA 01/XXVII/6-19 Januari 2011).

Seiring dengan naiknya PDB, pendapatan perkapita semakin meningkat

pada tahun 2009 pendapatan perkapita mencapai 24,3 juta, 27 juta perkapita dan

awal tahun 2011 mencapai ‘28,75 juta perkapita sehingga berpotensi

meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap produk dan jasa dan merupakan

turning point dimana masyarakat akan lebih kreatif dan menuntut banyak terhadap produk’ menurut Hermawan Kertajaya (SWA 01/XXVII/6-19 Januari 2011).

Diperkirakan dampak dari kenaikan pendapatan perkapita menyebabkan sektor

(2)

barang masyarakat. Berikut ini salah satu market size dari sektor industri di

Indonesia disajikan pada Tabel 1.1

Tabel 1.1.

Market Size Sektor Industri Kosmetik dan Toiletries di Indonesia

Industri Tahun

2007 (%) 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 2011 (%) Kosmetik & Toiletries 14,1 16,3 20,7 22,1 28,1 Sumber: Modifikasi SWA 27/XXIV/18 Desember-7 Januari 2009

Modifikasi SWA 27/XXVI/20 Desember-5 Januari 2011

Industri kosmetik dan toiletries merupakan salah satu jenis industri yang

mengalami pertumbuhan yang meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan Tabel 1.1

market size sektor industri kosmetik dan toiletries di Indonesia setiap tahun rata-rata terjadi kenaikan sebesar 1,5%. Pada tahun 2010 terjadi kenaikan 1,4% dari

20,7% menjadi 22,1% ukuran pasar dan tahun 2011 diperkirakan mencapai 28,1%

dengan kenaikan 6% ukuran pasar pada industri kosmetik dan toiletries. Associate

Director Retailer Service Nielsen Feby Ramaun, mengatakan “Pertumbuhan trend ini karena persepsi seseorang agar tampil lebih enak dilihat (image good looking)”.

Produk kosmetik, personal care dan toiletries tersebut seperti pelembab kulit,

sabun muka dan sabun cair (www.vivanews.com).

Salah satu industri toiletries yang terus berkembang dan menjadi industri

besar adalah produk sabun mandi cair, hal ini dikarenakan adanya pergeseran

perilaku konsumen dalam menggunakan sabun mandi dari sabun mandi padat ke

sabun mandi cair karena praktis mudah dibawa, digunakan dan disimpan. Berikut

(3)

Tabel 1.2.

Market Size Sabun Mandi Cair

Merek Market Size

2008 2009 2010 2011 Lux 29,10% 41,60% 39,90% 34,6% Lifebouy 30,70% 26,30% 28,10% 34,9% Biore 18,90% 11,50% 10,20% 7,2% Citra - 4,30% 4,80% 2,9% Dove 3,80% 1,80% - -

Sumber: Modifikasi SWA/18/XXIV/21 Agustus- 3 September 2008 Modifikasi SWA/16/XXV/27 Juli-5 Agustus 2009

Modifikasi SWA/15/XXVI//15-28 Juli 2010 Modifikasi SWA15/XXVII/18-27 Juli 2011

Terdapat lima merek besar sabun mandi cair pada Tabel 1.2. yang terdiri

dari Lux, Lifebouy, Biore, Citra dan Dove. Dari ke lima merek tersebut, pada

2011 Lifebouy berada di urutan pertama dengan perolehan pangsa pasar 34,9%,

sedangkan pada tahun sebelumnya Lux berada di urutan pertama dengan jumlah

pangsa pasar sebesar 39,9% dan tahun ini sebesar 34,6%. Merek dengan pangsa

pasar terkecil yaitu Citra dengan perolehan pangsa pasar sebesar 2,9%. Biore

memperoleh pangsa pasar pada urutan ke tiga setelah Lifebouy dan Lux dengan

perolehan pangsa pasar sebesar 7,2% dari total keseluruhan pasar. Perolehan

tersebut menggambarkan bahwa pangsa pasar Biore kurang dari sepersepuluh dari

jumlah total pangsa pasar yang erat kaitannya dengan jumlah pelanggan yang

dimiliki oleh masing-masing merek sabun mandi cair dan menunjukan bahwa

penjualan Biore relatif lebih kecil dibandingkan dari dua pesaingnya setiap tahun.

Penurunan pangsa pasaar Biore secara signifikan setiap tahun diduga

adanya gejala yang timbul dimana pelanggan Biore yang lama berpindah kepada

merek pesaing sehingga hal ini menandakan adanya keengganan menggunakan

(4)

Biore yang ditunjukan dari penurunan pangsa pasar Biore sebesar 7,4% dari tahun

2008 dan pada tahun 2011 terjadi penurunan kembali sebesar 3% ukuran pasar.

Penurunan pangsa pasar yang terus terjadi menunjukan Biore tidak dapat

mempertahankan pasar sebagai pelanggan yang telah diperoleh tahun-tahun

sebelumnya dan sekaligus mengindikasikan adanya penurunan brand loyalty

(loyalitas merek) dari pelanggan Biore.

Top Brand Index (TBI) yang merupakan penghargaan tertinggi dibidang merek dapat memperlihatkan tingkatan merek yang diberikan kepada

merek-merek yang berhasil meraih posisi puncak dalam tiga kategori, yaitu mindshare

atau posisi merek di dalam benak konsumen, market share atau posisi merek

berdasarkan pemakaian oleh konsumen dan commitment share yaitu posisi merek

berdasarkan pada keinginan konsumen untuk mempergunakannya lagi di masa

mendatang.

Tabel 1.4. Top Brand Index Nama Merek

Top Brand

2008 2009 2010 2011

Peringkat TBI Peringkat TBI Peringkat TBI Peringkat TBI

Lifebouy 1 43% 1 38,00% 1 38,80% 1 45,9%

Lux 2 23,20% 2 26,90% 2 30% 2 20,5%

Biore - - 9,50% 9,0%

Sumber : Marketing/edisi khusus/1/2008 Marketing/02/IX/Februari/2009 Marketing/02/X/Februari/2010 topbrand-award.com/tbi

Brand index sabun mandi cair Biore pada tahun 2011 dan 2010 berada pada posisi ketiga. Sebagai pioner diperkirakan semestinya Biore memiliki brand

index yang lebih tinggi. Nilai index yang diperoleh Biore 9,0% dan 9,5% masih tertinggal oleh kompetitor yaitu Lux dan Lifebouy dengan nilai 45,9% dan 20,5%.

(5)

Tabel 1.4. memperlihatkan bahwa pelanggan sabun mandi cair mulai memandang

merek Biore tidak lagi menjadi pilihan utama dalam membeli sabun mandi cair.

Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi preferensi pelanggan dalam membeli

ulang Biore untuk berpindah merek dan tidak lagi loyal terhadap merek sabun

mandi cair Biore. Berikut ini disajikan indeks loyalitas sabun mandi cair tahun

2008-2011 pada Tabel 1.5.

Tabel 1.5.

Indeks Loyalitas Sabun Mandi Cair

Merek Loyalitas 2008 (%) Loyalitas 2009 (%) Loyalitas 2010 (%) Loyalitas 2011 (%) Lux 76.13 79.02 82.83 84.87 Lifebouy 75.60 78.01 82.30 83.36 Biore 78.80 77.50 77.30 77.34 Citra - 78.54 76.36 64.73 Dove - 72.25 74.94 75.10

Sumber: Modifikasi SWA/16/XXV/27 Juli -5 Agustus 2009 Modifikasi SWA/18/XXIV/21 Agustus-3 September 2008 Modifikasi SWA15/XXVI/15-28 Juli 2010

Modifikasi SWA15/XXVII/18-27 Juli 2011

Situasi persaingan saat ini semakin sulit, sehingga perusahaan yang dapat

bertahan adalah perusahaan yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan

loyalitas pelanggan secara kesinambungan menjadi kunci keunggulan bersaing

perusahaan.

Tingkat loyalitas pelanggan sabun mandi cair Biore mengalami penurunan

setiap tahun secara terus menerus, pada tahun 2008 mendapatkan 78.80%

menurun menjadi 77.50%, 77,30% dan tahun 2011 menjadi 77.34%. rendahnya

loyalitas yang dimiliki merek Biore menunjukan siklus hidup yang semakin

(6)

ke merek lainnya dikarenakan penawaran produk yang lebih unggul dan menarik

dari manfaat yang ditawarkan.

Meskipun pemasar sudah memiliki segmen pelanggan yang dianggap loyal,

namun tekanan-tekanan persaingan dari pesaing (competitior) yang sengaja

diarahkan untuk mengubah loyalitas pelanggan tidak dapat diabaikan karena akan

berlanjut dengan perpindahan merek bahkan kematian merek apabila perusahaan

tidak cepat tanggap dengan permasalahan tersebut (Ali Hasan, 2008:78).

Indikasi rendahnya loyalitas pelanggan terhadap merek sabun mandi cair

Biore dibuktikan dengan rendahnya kepuasan. Berikut Tabel 1.3. menunjukkan

kepuasan pelanggan pada sabun mandi cair Biore.

Tabel 1.3.

Total Satisfaction Score Sabun Mandi Cair

Merek TSS 2008 TSS 2009 TSS 2010 QSS VSS PBS ES TSS QSS VSS PBS ES TSS QSS VSS PBS ES TSS Lux 3.998 3.741 4.031 3.582 3.828 4.303 4.042 4.019 3.883 4.106 4.310 4.173 4.283 4.000 4.196 Lifebouy 3.954 3.851 3.968 3.592 3.883 4.076 3.856 4.073 3.728 3.936 4.301 4.162 4.256 3.974 4.177 Biore 4.164 3.680 4.064 3.816 3.931 3.967 3.758 3.977 3.773 3.861 4.141 3.829 3.988 3.742 3.925 Citra - - - - - 4.126 3.819 4.079 3.775 3.952 4.125 3.884 4.027 3.609 3.918 Dove - - - - - 3.655 3.305 3.672 3.553 3.546 4.018 3.516 3.932 3.562 3.782 Rata-rata industri toiletries 4.002 3.787 3.958 3.651 3.842 4.040 3.863 3.974 3.606 3.902 4.048 3.882 4.006 3.711 3.918

Sumber: Modifikasi SWA/16/XXV/27 Juli-5 Agustus 2009

Modifikasi SWA/18/XXIV/21 Agustus-3 September 2008

Modifikasi SWA15/XXVI/15-28 Juli 2010

Skor total kepuasan yang diperoleh Biore setiap tahunnya berjumlah 3.931,

3.861 dan 3.925. Tahun 2009 mengalami penurunan total skor kepuasan Biore

dari 3.931 menjadi 3.861. Hal tersebut menunjukan kinerja merek menurun

(7)

terhadap suatu merek akan kemampuannya dalam memberikan kepuasan dimasa

mendatang (ES) menurun dibanding tahun sebelumnya dan berada di bawah

rata-rata industri pada tahun tersebut yang berjumlah 3.902.

Biore dalam mempertahankan pelanggan tidak lagi terbatas pada atribut

fungsional produk seperti kegunaan produk, melainkan sudah dikaitkan dengan

merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya, sehingga

menciptakan sebuah kesadaran merek dan menimbulkan kepuasan pelanggan.

Peran kepuasan yang tinggi mempunyai dampak guna mempertahankan

pelanggan untuk tetap loyal kepada merek sabun mandi cair Biore di masa datang,

bahkan mengakuisisi pelanggan baru sehingga mempengaruhi keberhasilan

perusahaan di masa datang. Berikut ini perkembangan potensi Biore untuk

mendapatkan konsumen (mengakuisisi pelanggan baru) di tahun berikutnya atau

yang dikenal dengan gain index disajikan dalam Tabel 1.6.

Tabel 1.6.

Gain Index Sabun Mandi Cair

Merek Gain Index

2008 2009 2010 2011 Lux 70 69,1 14,2 63 Lifebouy 35 48,3 19,4 20,3 Biore 27,4 4,5 2 6,3 Citra * 25,1 38,3 -2.4 Dove 41,5 34,6 * *

Sumber: Modifikasi SWA/18/XXIV/21 Agustus-3 September 2008 Modifikasi SWA/16/XXV/27 Juli-5 Agustus 2009

Modifikasi SWA15/XXVI/15-28 Juli 2010 Modifikasi SWA15/XXVII/18-27 Juli 2011

Pada kategori sabun mandi cair, Biore merupakan pioner di kategori sabun

mandi cair, namun pada tahun 2010 dan 2011 gain index hanya 2% dan 6,3%.

(8)

dan 2012, berbeda dari Lifebouy pada peringkat pertama dengan perolehan gain

index terbesar 19,4% yang berarti mempunyai peluang hampir 20% mendapatkan pelanggan baru. Tahun 2010 gain index merek-merek sabun mandi relatif kecil

dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukan potensi merek untuk mengakuisisi

konsumen di tahun 2011 sangat kecil dan menyebabkan pangsa merek rendah.

Rendahnya pangsa pasar menunjukkan kurangnya keinginan masyarakat

untuk membeli dan menggunakan kembali yang lebih di kenal dengan penurunan

brand loyalty (loyalitas merek). Menurunnya brand loyalty terhadap Biore mengindikasikan adanya perpindahan pelanggan lama Biore ke produk pesaing.

Brand loyalty pelanggan Biore perlu diantisipasi oleh PT. Kao Indonesia sehingga pangsa pasar dapat bertambah dan loyalitas dapat menguat ditahun-tahun

berikutnya.

PT Kao Indonesia sebagai produsen dari sabun mandi cair Biore memiliki

strategi pemasaran yang dilakukan (www.indonesiabiore.com), yaitu:

1. Biore membidik segmen menengah ke bawah (midle low) sebagai

penantang pasar dengan menekankan pada sisi kegunaan untuk menunjang

aktifitas sehari-hari.

2. Melakukan riset pemasaran untuk menciptakan produk yang inovatif dan

memperbaiki penampilan produk.

3. Mengembangkan bauran pemasaran dan produk yang bervariatif dan

melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus untuk menarik,

(9)

membedakan produk dengan produk pesaing dalam pikiran konsumen

(mind share) dan target market.

4. Melaksanakan saluran distribusi secara vertikal dari pabrik (perusahaan

Biore) ke pedagang besar kemudian pengecer hingga akhirnya pemakai

akhir (pelanggan). Sistem distribusi vertikal dilakukan untuk menghemat

waktu pemesanan atau pembelian dan mampu memperluas jangkauan

keberadaan produk untuk pelanggan.

5. Menumbuhkan awareness (kesadaran) dan perhatian pelanggan terhadap Biore dengan mempergunakan iklan di televisi, website dan membuat fans

page pada media social network facebook.

6. Menyelenggarakan Corporate Social Responsibility (CSR) setiap tahun sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan seperti membantu korban

bencana alam, berbagai kegiatan sosial dan membuat situs internet sebagai

bentuk pelayanan bagi masyarakat pengguna internet.

Bentuk pelaksanaan dari strategi, Biore mengimplementasikan dalam

bentuk program-program yang dilakukan untuk meningkatkan dan

mempertahankan brand loyalty Biore seperti melakukan mengembangkan

laboratorium R&D untuk digunakan sebagai daya jual, yaitu dengan

mencantumkan teknologi Kao sebagai based line dalam iklan maupun kemasan

produk, terus melakukan riset pasar, menurut Adriana

(www.elqorni.wordpress.com) “Kao memiliki program riset produk maupun riset

(10)

kamar mandi, kebiasaan selama di kamar mandi, sampai beberapa kali sehari ia

mandi”.

Selain itu Biore melakukan program-program customer care nomor bebas

pulsa, nomor berbayar dan email untuk penyampaian keluhan pelanggan,

melakukan kegiatan sunatan masal (mass circumcision) serta membagikan

alat-alat tulis sekolah disekitar daerah kantor dan melakukan fogging memasuki

musim penghujan setiap tahun sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan

(www.kao.com).

Pada awal tahun 2011 Biore melakukan strategi bauran pemasaran atau

yang lebih dikenal dengan marketing mix dengan memperkenalkan ukuran

kemasan botol besar pompa (limited edition) 600ml. Sekitar bulan Maret 2011,

Biore Body Foam Ekstra Mild pouch (refil) 450 ml turun harga dari Rp. 17.500

menjadi Rp. 16.200. Sebagai pendukung promosi Biore mengeluarkan iklan

pendukung Biore Body Foam Charming Freesia di media televisi dan website

serta program promosi gratis tas kecantikan setiap pembelian Biore Body Foam

Premium Rich 450 ml (www.indonesiabiore.com).

Segi distribusi Biore sudah secara meluas dan dirasa sudah maksimal

sehingga sabun mandi cair Biore mudah untuk didapatkan pelanggan di tempat

mereka berada baik melalui warung, minimarket dan hypermart. Tetapi hal

tersebut belum dirasa cukup maksimal untuk dapat meningkatkan brand loyalty

pelanggan terhadap merek Biore.

Saat ini Biore berusaha melakukan pengembangan bauran produk dengan

(11)

cair Biore adalah dengan meningkatkan product quality karena menurut Kotler &

Keller (2009:354) “Product quality (kualitas produk) adalah kemampuan produk

untuk melaksanakan fungsinya, termasuk didalamnya keawetan, keandalan,

ketepatan, kemudahan dipergunakan dan diperbaiki serta atribut bernilai lain”.

Upaya meningkatkan product quality dirasa sangat perlu karena konsumen

mencari dan mengharapkan produk berkualitas untuk dipergunakan dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Diharapkan dengan pemberian kualitas yang

baik dalam produk Biore bisa meningkatkan brand loyalty sabun mandi cair Biore.

Menurut Anne Bahr Thompson (2004:89) “Wajah pertama dari merek

adalah nama tersebut”. Dengan pemikiran ini, tidaklah sulit untuk memahami

mengapa membuat nama, terutama untuk merek yang cenderung untuk

menyeberangi batas-batas geografis dan budaya, adalah sebuah tantangan dalam dirinya sendiri.

Product quality (kualitas produk) dan brand name (nama merek) memiliki peran cukup penting dalam menarik minat konsumen. Pada produk sabun mandi

cair Biore, product quality dapat diciptakan pada performance (kinerja merek),

feature (keistimewaan tambahan), conformance (kesesuaian), reliability (kehandalan), durability (daya tahan), service ability (kemampuan pelayanan),

aestetics (estetika) dan perceived quality (kualitas yang dipersepsikan).

Brand name pada Biore dapat terbentuk melalui memorability (dapat diingat), meaningfulness (memiliki arti), likeability (dapat disukai), transferability

(dapat mentransfer), adaptability (kemampuan beradaptasi) dan protectability

(12)

pelanggan untuk mendapatkan produk berkualitas dan terpercaya terhadap sabun

mandi cair.

Oleh karena itu untuk menjangkau pelanggan secara luas, product quality

dan brand name perlu mendapatkan perhatian dari perusahaan untuk terus

dikembangkan dan disesuiakan dengan kebutuhan pelanggan.

Biore adalah merek sabun mandi cair yang menjadi pioner di bidang sabun

mandi cair, telah lama dikenal dan paling banyak variannya, 9 varian yaitu Biore

Body Foam Pure Mild, Biore Body Foam Active Deodorant, Biore Body Foam Whitening Scrub, Biore Body Foam Relaxing Aromatic, Biore Body Foam Sakura Sensation, Biore Body Foam Sparkling Apple, Biore Body Foam Healthy Plus, Biore Body Foam Daily Antiseptic dan Biore Body Foam Charming Freesia.

Diharapkan dengan banyaknya varian dapat memberikan kesesuaian

(conformance) fungsi, performance (kinerja merek), durability (kehandalan),

keharuman dan kesegaran bagi kebutuhan wanita karena pelanggan mulai

menyadari bahwa jenis kulit memiliki kebutuhan tersendiri membutuhkan produk

yang berkualitas dan terpercaya sehingga dapat maksimal dalam mengatasi

permasalahan kulit agar lebih sehat.

Feature (keistimewaan tambahan) pada ukuran kemasan Biore dibedakan menjadi 4 ukuran yang disertai dengan informasi lengkap mengenai komposisi

dan manfaat. Ukuran limmited edition 600 ml, ukuran besar memiliki berat 450 ml

refil, ukuran sedang berat 250 ml refil dan botol serta ukuran kecil 100 ml dengan

jenis kemasan botol. Ukuran yang bervariasi memudahkan pelanggan untuk

(13)

Biore memberikan aestetics (estetika) tampilan kemasan yang menarik

dari setiap kemasan seperti keunikan desain dan bentuk kemasan serta

penggunaan warna yang lembut sampai terang sehingga dapat membentuk

keindahan tampilan dan mewakili fungsi, manfaat dan keharuman dari sabun

mandi cair Biore.

Biore mengimplementasikan brand name menjadi merek yang mudah

untuk diucapkan dan mudah diingat (memorability), menggambarkan reputasi

komposisi yang baik (meaningfull), transferability melalui mencerminkan

teknologi dari Jepang, adaptability berinovasi (varian baru) dengan cepat dalam

persaingan serta protectability terlindungi secara hukum dan tidak mudah ditiru

sehingga memberikan keamanan bagi pelanggan.

Sasaran penelitian akan dilakukan pada Fans Facebook Women’s World

Biore, karena banyaknya jumlah penggemar Women’s World Biore yang

berjumlah 125.987 (1 Oktober 2011) akun (pengguna) dan sesuai dengan

segmentasi dan target market dari Biore.

Segmentasi dan target market Biore adalah wanita remaja hingga dewasa

usia produktif (18-35 tahun) yang sering menggunakan dan memilih sendiri

kebutuhan kosmetik dan toiletris (personal care) berdasar pilihan diri sesuai

harapan yang ingin mereka dapatkan dari suatu produk untuk menunjang aktifitas

padat yang dituntut untuk berpenampilan menarik dengan didukung kebersihan,

kelembutan, kelembaban kulit yang sehat dan kesegaran tubuh

(14)

media jejaring sosial Facebook Women’s World Biore dan untuk mengetahui

kondisi pasar serta brand loyalty sabun mandi cair Biore.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan

penelitian mengenai permasalahan yang dihadapi oleh produk sabun mandi cair

merek Biore. Adapun judul yang diambil oleh penulis adalah:

“Pengaruh Product Quality yang terdiri dari performance, feature, conformance, reliability, durability, service ability, aestetics dan perceived quality serta Brand Name yang meliputi memorability, meaningfulness, likeability, transferability, adaptability dan protectability terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Cair Merek Biore (Survei pada Fans Page Facebook Biore Women’s World).”

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Industri toiletries khususnya sabun mandi cair cukup potensial dan terus

berkembang dari tahun ke tahun dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah

produsen yang memperkenalkan jenis wewangian serta berbagai manfaat yang

ditawarkan dalam kandungan produk tersebut. Setiap produsen diharapkan

memberikan tawaran produk yang terbaik bagi konsumen, baik dari segi quality,

tingkat kegunaan, merek yang terpercaya, kepuasan hingga nilai tambah (value

added) tersendiri bagi pelanggan dan calon pelanggan. Hal tersebut mengakibatkan persaingan di industri ini semakin ketat.

Keadaan tersebut menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dengan

melakukan berbagai strategi untuk bisa mempertahankan dan menambah jumlah

pelanggan sehingga dapat menguasai pasar. Salah satu merek sabun mandi yang

(15)

dilakukan untuk mempertahankan pasar yaitu dengan memperkuat product quality

dan brand name.

Product quality dan brand name pada saat ini dirasa sangat penting untuk membedakan suatu produk dengan produk lainnya. Hal ini dirasa perlu karena

banyaknya produk yang tersedia berusaha mempengaruhi pelanggan dengan

menciptakan brand loyalty terhadap suatu produk.

Perusahaan sangat perlu memperkuat product quality dan brand name

untuk membantu mempertahankan dan menguasai pasar, sehingga pelanggan

tetap loyal terhadap merek yang digunakan saat ini. Upaya yang dilakukan oleh

Biore dalam meningkatkan brand loyalty yaitu dengan menggunakan strategi

product quality dan brand name.

Pemberian product quality dan brand name yang kuat tersebut dapat

mendorong pelanggan untuk mempertimbangkan dan tetap mempergunakan Biore

sebagai pilihan utama sebagai sabun mandi cair yang digunakan, sehingga

memungkinkan untuk menimbulkan kepuasan dan kesetiaan/ brand loyalty

terhadap sabun mandi Biore.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan pada latar belakang penelitian,

maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Rendahnya brand loyalty terhadap sabun mandi cair Biore karena

banyaknya pesaing dalam produk sabun mandi cair yang memberikan produk

dengan keunggulan yang berbeda dari Biore. Hal ini yang menyebabkan market

size merek menurun, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menciptakan dan mempertahankan brand loyalty dengan strategi product quality yang terdiri dari

(16)

performance, feature, conformance, reliability, durability, service ability, aestetics dan perceived quality serta brand name yang meliputi memorability, meaningfulness, likeability, transferability, adaptability dan protectability.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, penulis

merumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran product quality sabun mandi Biore menurut Fans

Facebook Biore Women’s World.

2. Bagaimana gambaran brand name sabun mandi Biore menurut Fans

Facebook Biore Women’s World.

3. Bagaimana gambaran brand loyalty produk sabun mandi cair Biore pada

Fans Facebook Biore Women’s World.

4. Bagaimana pengaruh product quality dan brand name terhadap brand

loyalty sabun mandi cair Biore pada Fans Facebook Biore Women’s World baik secara simultan maupun parsial.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian adalah kegiatan sistematis untuk mengumpulkan data sehingga

berguna untuk memecahkan masalah secara ilmiah, berdasarkan rumusan masalah

yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui gambaran yang objektif mengenai product quality sabun

mandi cair Biore menurut pelanggan di Fans Pege Facebook Biore

(17)

2. Mengetahui gambaran yang objektif mengenai brand name sabun mandi

cair Biore menurut pelanggan di Fans Pege Facebook Biore Women’s

World.

3. Mendapatkan gambaran yang objektif mengenai brand loyalty produk

sabun cair Biore pada Fans Pege Facebook Biore Women’s World.

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh product quality dan brand name

terhadap brand loyalty sabun cair Biore pada Fans Pege Facebook Biore

Women’s World.

1.4. Kegunaan Penelitian

Beberapa kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan menjadi bahan kajian lebih

lanjut terutama tentang konsep manajemen pemasaran pada umumnya dan

berkaitan dengan product quality dan brand name serta brand loyalty

secara khusus.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

a. Bagi PT Kao, dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk

mengembangkan strategi pemasaran sehingga dapat meningkatkan

brand loyalty.

b. Bagi peneliti, dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk

mencoba dan dapat menarik suatu kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara objektif dan ilmiah dalam kehidupan

Gambar

Tabel 1.4. memperlihatkan bahwa pelanggan sabun mandi cair mulai memandang  merek  Biore  tidak  lagi  menjadi  pilihan  utama  dalam  membeli  sabun  mandi  cair

Referensi

Dokumen terkait

Memberi kebebasan pada anak untuk memilih makan bersama anggota keluarga lain atau makan di luar jam makan bersama anggota keluarga.. Bila menyuruh anak untuk

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Gresik 2012, BPS Dari data di atas dapat diketahui bahwa anak usia 16-18 tahun atau anak usia SMA/SMK masih banyak yang belum mengenyam

Asbestosis adalah gangguan pernapasan disebabkan oleh menghirup serat asbes dalam jangka waktu yang lama, ditandai dengan pernafasan pendek yang diakibatkan oleh terbentuknya

Berfungsi untuk melakukan input data mahasiswa yang akan mengikuti magang untuk bisa login ke dalam sistem dengan menggunakan Nim mahasiswa sebagai password

Asrama Hygiene dan sanitasi Tingkat Kecukupan AKG Tingkat Penerimaan Menu Makanan Asrama Menu Makanan Asrama Karakteristik individu:  Jenis kelamin  Umur Lingkungan Kebutuhan zat

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI nomor 21 tahun 2009 tentang Standar Penyiaran Digital Untuk Penyiaran Radio pada Pita VHF di Indonesia menyatakan

Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan rawa lebak terbesar kedua di Sumatera Selatan dengan potensi lahan rawa lebak sebesar

Conceptual Model of Product Quality ( Creation & Experience of Quality ) CUSTOMER Kebutuhan Pelanggan ( Customer’s Need ) Expected Quality Perceived Quality Product in