• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini sesuai UUSPN (2006:20) menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional sesuai kutipan, maka pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu negara yang kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, maupun sebagai warga negara atau warga masyarakat. Sedangkan tujuan pendidikan dasar adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya seperti pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Hal tersebut sesuai pendapat Fattah (2013:39).

Khusus untuk Sekolah Dasar, tujuan pendidikan adalah memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta

(2)

mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan selanjutnya (Wardhani, 2014:5). Sebagai guru Sekolah Dasar, untuk mencapai tujuan tersebut, pada dasarnya karakteristik pendidikan Sekolah Dasar tercermin dalam berbagai komponen pendidikan.

Komponen-komponen pendidikan Sekolah Dasar ini terdapat pada berbagai satuan pendidikan dengan karakteristik yang berbeda-beda seperti untuk sarana dan prasarana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran, siswa dan guru/pendidik. Hal tersebut sesuai pendapat Wardhani (2014:2.9). Selain itu, semua sub sistem dalam sistem pendidikan Sekolah Dasar perlu mengembangkan cara dan strategi yang tepat, pelaksanaan kegiatan pendidikan pada umumnya dilakukan melalui bentuk-bentuk usaha yang dinamakan pengajaran.

Sekolah Dasar, pengajaran dilakukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, baik secara umum maupun khusus. Namun demikian, bentuk-bentuk pengajaran di kelas harus sesuai dengan hakekat atau esensi dari setiap mata pelajaran yang diajarkan agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai harapan. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan yaitu matematika. Pada pembelajarannya, sebaiknya perlu memperhatikan karakteristik mata pelajaran tersebut dan siswa sebagai pembelajar.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari hal-hal abstrak secara terstruktur dan hierarki, serta penuh dengan bahasa simbol. Ini berarti belajar matematika sebenarnya mempelajari konsep-konsep teratur dan terstruktur sehingga dapat dipelajari. Oleh karena itu, matematika mampu mengembangakan kemampuan seseorang untuk berpikir kritis, logis, matematis, dan sistematis, serta penuh kecermatan, sehingga matematika memiliki berbagai model-model yang

(3)

berguna untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Matematika yang deduktif aksiomatis harus diketahui oleh guru sehingga mereka dapat membelajarkan matematika dengan tepat, mulai dari konsep-konsep yang sederhana sampai yang komplek Subarinah (2006:1). Hal ini menunjukkan bahwa matematika diajarkan dengan cara memperhatikan karakteristik siswa sekolah dasar yang masih dalam taraf kongkret. Karena itu, jika matematika diberikan langsung dengan konsep-konsepnya, maka siswa akan kesulitan belajar matematika dan akhirnya tujuan belajar tidak tercapai. Pada akhirnya, siswa hanya akan tahu tentang matematika tanpa memiliki kemampuan dalam memanfaatkan ilmu matematika.

Berdasarkan sifat matematika dan ciri khas siswa sekolah dasar tersebut, perlu adanya jembatan yang menghubungkan antara matematika dan siswa. Artinya, di dalam pembelajarannya, membutuhkan media yang tepat bagi siswa untuk belajar konsep-konsep matematika. Media ini sangat berguna bagi siswa, karena media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang ingin dicapai . Sudjana (2013:2). Namun demikian, perlu diingat bahwa siswa masih dalam taraf kongkret, sehingga media yang digunakan harus berupa benda-benda kongkret yang dapat dilihat dan dimanfaatkan oleh siswa.

Media benda-benda kongkret dapat membantu siswa dalam memahami matematika di kelas. Media yang dimaksud sebaiknya dapat dioperasikan atau diubah bentuk sehingga siswa belajar dengan langsung mengamati dan mengidentifikasi benda tersebut dan memperoleh konsep-konsepnya dengan baik.

(4)

Pada akhirnya, siswa akan tahu dan memahami manfaat ilmu matematika yang telah dipelajari. Dengan kata lain, siswa mempelajari matematika melalui pengoperasionalan benda-benda kongkret untuk memperoleh pemahaman ilmu matematika.

Pemaparan di atas, menunjukkan bahwa peran media pembelajaran matematika sangat penting bagi siswa, terutama pada saat mempelajari materi tentang sudut pada siswa kelas III Sekolah Dasar. Pada tahap ini, siswa belajar tentang sudut melalui benda-benda disekitar ruangan kelas. Namun demikian, tidak semua benda-benda tersebut dimanfaatkan sebagai media untuk mempelajari sudut. Biasanya, guru menggunakan gambar jam yang ada pada buku cetak, kemudian guru menjelaskan apa arti gambar tersebut. setelah itu, siswa mengerjakan tugas yang diberikan berdasarkan penjelasan guru.

Berdasarkan hasil observasi/pengamatan analisis kebutuhan di SDN Pendem 02 Batu dan SDN Tlekung 01 Batu menunjukkan bahwa pada materi sudut, guru hanya menjelaskan gambar yang telah dibuat di papan tulis dengan waktu yang cukup lama sehingga siswa terlihat mengantuk dan ada yang berbicara dengan temannya, serta menggunakan alat tulis untuk mainan. Hal ini menunjukkan bahwa, siswa kurang antusias untuk belajar matematika karena kurang menariknya proses belajar yang dilakukan guru. Setelah itu, guru menginstruksikan kepada siswa untuk menirukan gambar yang ada pada papan tulis yang selanjutnya siswa mengerjakan latihan soal yang ada pada buku.

Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan SDN Pendem 02 Batu dan SDN Tlekung 01 Batu kepada guru menunjukkan bahwa guru belum memiliki media berupa benda kongkret seperti jam tiruan yang dapat digunakan untuk

(5)

belajar tentang sudut. Guru lebih mengandalkan buku dan papan tulis untuk menjelaskan materi dan sesekali siswa menggambar di buku tulis apa yang sudah dicontohkan oleh guru. Pada hari yang sama, wawancara juga dilakukan kepada siswa yang menunjukkan bahwa siswa hanya sebagai pendengar bagi guru di kelas saat pembelajaran berlangsung. Siswa tidak memiliki andil untuk melakukan sesuatu dalam mempelajari materi dan hanya mengikuti instruksi guru saja.

Berdasarkan ulasan hasil studi pendahuluan di atas, perlu dikembangkan media kongkret yang menyerupai benda-benda di sekitar siswa. Media tersebut berupa jam tiruan yang di desain untuk mempelajari materi tentang sudut. Media ini mengajak siswa untuk belajar matematika materi menentukan jenis dan besar sudut. Oleh karena itu, desain pembelajaran ini mengemas hal tersebut dengan baik agar siswa bisa memahami bahwa jam tidak hanya digunakan untuk mengetahui tentang waktu semata, namun jam juga bisa digunakan dalam pembelajaran tentang sudut.

Dalam desain pembelajaran ini, model jam yang digunakan adalah gambar jam. Jam hanya digunakan sebagai jembatan untuk membuat siswa bisa lebih tertarik dan lebih aktif dalam pembelajaran sudut. Siswa dapat mengoperasikan media jam ini dalam mempelajari materi tentang sudut. Media Jam Sudut (Jadut) diharapkan dapat memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dalam proses pembelajaran, serta dapat menyelesaikan masalah tentang penggunaan media pembelajaran yang digunakan untuk belajar matematika.

Media Jam Sudut (Jadut) diharapkan dapat memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dalam proses pembelajaran. Karakteristik media pembelajaran ini adalah mengandung nilai educatif, praktis dan menarik. Untuk

(6)

itu peneliti melakukan pengembangan media yang berjudul “Pengembangan media Pembelajaran Jam Sudut (Jadut) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Jenis dan Besar Sudut Pada Kelas III Sekolah Dasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah.

1. Bagaimana bentuk media pembelajaran jam sudut (Jadut) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran jenis dan besar sudut pada Kelas III Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas pembelajaran jenis dan besar sudut pada Kelas III Sekolah Dasar dengan menggunakan media pembelajaran jam sudut (Jadut)?

1.3 Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Sesuai dengan permasalahan yang sudah diungkapkan pada latar belakang masalah, tujuan penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan produk seperangkat media pembelajaran Jam Sudut (Jadut) pada mata pelajaran matematika kelas III Sekolah Dasar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran jenis dan besar sudut. Perangkat media tersebut meliputi:

1. Media pembelajaran Jam Sudut (Jadut).

2. Panduan penggunaan media Jam Sudut (Jadut) bagi siswa dan guru.

3. Panduan penilaian media pembelajaran Jam Sudut (Jadut) untuk siswa dan guru.

(7)

1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Untuk menghasilkan media Jam Sudut (Jadut) yang menarik, maka perancang media Jam Sudut (Jadut) memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Media jam sudut terbuat dari triplek dan kayu yang didesain menjadi sebuah papan yang dapat dilihat oleh semua siswa. Tinggi media ini disesuaikan dengan tinggi rata-rata siswa sekolah dasar. Pada bagian jam, didesain menjadi tiga bagian. Bagian media jam sudut tersebut terdiri dari tiga bagian secara terpisah yaitu bagian luar, tengah, dan dalam. Media jam sudut ini memiliki dua buah jarum untuk menunjukkan waktu yang diinginkan. Jam ini didesain agar jam tidak lepas saat arahkan menunjukkan waktu dengan menggunakan paku.

2. Media jam sudut ini disesuaikan dengan buku kurikulum 2006 Kelas III Mata Pelajaran Matematika materi menentukan jenis dan besar sudut. Media ini dapat mengubah cara belajar siswa biasanya mempelajari materi jenis dan besar sudut melalui buku dan papan tulis beralih pada sebuah media yang menarik minat belajar siswa.

3. Media jam sudut dapat dioperasikan secara mandiri ataupun berkelompok dan dapat digunakan untuk media kompetisi dalam pembelajaran. Media ini tidak membutuhkan perawatan khusus dan memiliki berbagai kelebihan. 4. Panduan penggunaan media jam sudut perlu memperhatikan pedoman yaitu

kondisikan siswa agar tetap tenang, pada saat menjelaskan materi jenis dan besar sudut, guru dapat memutar jarum jam pada media Jam Sudut (Jadut) dan menancapkan paku pada bagian ujung jarum agar tidak lepas. Jika guru menjelaskan tentang sudut yang ditunjukkan jarum jam, maka guru dapat

(8)

melepaskan kunci pada papan busur jam agar dapat diputar. Jika memberi kesempatan kepada siswa menggunakan media ini, diharapkan di awasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kerusakan pada papan. Guru dapat melepaskan bagian jam yang tidak digunakan, jika sudah terpasang.

5. Panduan penilaian berisi angket digunakan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan untuk direvisi agar menghasilkan media yang lebih efektif. Angket ini ditujukan kepada guru dan siswa.

1.5 Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Pentingnya pengembangan media Jam Sudut (Jadut) pada mata pelajaran matematika kelas III Sekolah Dasar dapat dilihat secara teoritis maupun praktis khususnya di bidang pendidikan untuk :

1.5.1 Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritis ilmu pengetahuan bagi para pembaca dalam kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran Jam Sudut (Jadut) ) pada mata pelajaran matematika kelas III Sekolah Dasar.

1.5.2 Secara Praktis 1. Guru

a. Mempermudah guru dalam penyampaian materi pembelajaran. b. Guru lebih termotivasi untuk kreatif dalam mengembangkan media

pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi pelajaran tidak terasa membosankan.

(9)

2. Siswa

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga memungkinkan peserta didik untuk menguasai materi dan mencapai tujuan pembelajaran.

b. Siswa akan lebih aktif, kreatif dan senang dalam menyelesaikan tugas dari guru dengan menggunakan media Jam Sudut (Jadut). c. Dengan situasi belajar yang menyenangkan dan melakukan

langsung diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. 3. Sekolah

a. Memberikan referensi penggunaan media pembelajaran di sekolah. b. Kualitas pendidikan di sekolah akan meningkat, karena adanya

penggembangan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menarik perhatian peserta didik.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Pengembangan

Pengembangan media ini didasarkan pada beberapa asumsi dan keterbatasan sebagai berikut :

1. Guru masih minim dalam menggunakan media pembelajaran, kebanyakan media yang digunakan guru dalam setiap pembelajaran adalah gambar.

2. Media Jam Sudut (Jadut) ini jarang digunakan oleh guru karena faktor sarana dan prasarana.

Pengembangan ini mempunyai batasan-batasan dalam implementasinya yaitu diantaranya :

(10)

1. Pengembangan Media Jam Sudut (Jadut) ini dirancang untuk mata pelajaran matematika materi menentukan jenis dan besar sudut pada kelas III Sekolah Dasar.

2. Pengembangan media pembelajaran ini dilakukan tidak sampai pada tahap desiminasi dan implementasi,namun penelitian yang dilakukan hanya sampai pada penelitian atau pembuatan produk akhir. Sehingga tahap desiminasi dan implementasi diusulkan untuk melakukan pada penelitian selanjutnya.

1.7 Definisi Istilah

Supaya tidak terjadi suatu penafsiran yang berbeda mengenai istilah yang digunakan, maka diperlukan suatu definisi terkait media pembelajaran yang dikembangkan diantarannya :

1. Metode penelitian dan pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam Bahasa Inggris Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu. Sugiyono (2013:407).

2. Matematika

Matematika adalah pengetahuan tersruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Johnson & Rising (dalam Runtukahu, 2014:28).

(11)

3. Media Pembelajaran

Saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (message) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya. Anitah (2014:6.11)

4. Media Jam Sudut (Jadut)

Merupakan media yang di bentuk seperti jam sebagai peraga pembelajaran yang berfungsi sebagai penerapan tentang konsep sudut untuk menetukan jenis dan besar sudut.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sindang Barang Pengkolan Bobar Bogor Barat Kota Bogor 82 111132720001 MIN Kota Sukabumi Jl.. Sindang

Citra Van Titipan Kilat (TIKI) sebagai salah satu perusahaan yang tugas dan fungsinya yakni melayani segala kebutuhan masyarakat akan kebutuhan dalam industri jasa titipan dan

Skripsi yang berjudul: Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah 2 Banjar, telah diujikan dalam Sidang Tim Penguji

Abstrak terdiri dari sembilan bagian utama yaitu judul, nama penulis, institusi, email dari penulis, latar belakang, metode, hasil, diskusi, dan kata kunci.. Latar belakang

Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang sangat bermakna (p<0,01) antar perlakuan dari tiga jenis bioinsektisida. sphaericus H- 5a5b formulasi granula

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi pemindahan guru Pegawai negeri Sipil untuk kepentingan penataan dan pemerataan guru Pegawai Negeri Sipil antar satuan pendidikan, antar jenjang,

Dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan tingkat Diploma di Program Studi Teknik Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta,