• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. 2005: 502). Jadi kondisi sosial adalah suatu keadaan yang berkaitan dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. 2005: 502). Jadi kondisi sosial adalah suatu keadaan yang berkaitan dengan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Kondisi Sosial

Menurut kamus Bahasa Indonesia kondisi diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi. Sedangkan kondisi sosial buruh diartikan sebagai keadaan buruh suatu PT atau Perusahaan pada saat tertentu (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2005: 502). Jadi kondisi sosial adalah suatu keadaan yang berkaitan dengan keadaan atau situasi dalam masyarakat tertentu yang berhubungan dengan keadaan sosial. Jurnal (menurut Dalyono, 2005: 133) kondisi sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita, meliputi; perubahan sosial, tingkatan sosial, dan apa saja yang ada dalam kehidupan sosial. Hal ini berarti bahwa lingkungan sosial juga mempengaruhi pencapaian pendidikan, sosial ekonomi, dan interaksi sosial.

2.2 Pendidikan

Menurut Drijarkara (Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol 7 Nomor 1, April 2010) pendidikan adalah memanusiakan manusia. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang sangat berperan meningkatkan kualitas hidup. Secara umum semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat, maka akan semakin baik pula kualitas sumber dayanya. Dalam pengertian sehari-hari pendidikan adalah upaya sadar seseorang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta memperluas wawasan. Pada dasaranya pendidikan yang diupayakan bukan hanya merupakan tanggung jawab

(2)

Pemerintah saja tetapi juga tanggung jawab masyarakat dan tentunya dari pihak keluarga. Pendidikan mempunyai peran penting bagi suatu bangsa karena pendidikan memiliki andil yang besar terhadap kemajuan, baik secara ekonomi maupun sosial. Yang paling penting adalah pendidikan harus dapat mengembangkan dan menjawab rasa inginn tahu intelektual manusia. Oleh karna itu pendidikan merupakan proses untuk mempengaruhi sejumlah aspek perilaku individu. Pembangunan dalam bidang pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan handal sesuai dengan tuntutan jaman. Sehingga terbangun kondis sosial yang baik dan sejahtera.

Kualitas pendidikan sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) karena pendidikan merupakan salah satu sarana meningkatkan kecerdasan dan status sosial masyarakat. Status pendidikan dibagi menjadi tiga komponen yaitu : tidak/belum pernah sekolah, masih sekolah, dan tidak sekolah lagi (Agustinus Timisela, 2007). Sedangkan (Muchsin,2004) mengatakan bahwa tingkat pendidikan dihitung dari lamanya mengikuti pendidikan formal. Pendidikan formal terbagi dalam beberapa jenjang yaitu : (i) Pendidikan dasar, materi pada jenjang pendidikan dasar ini merupakan landasan bagi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan menengah bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki karekter, kecakapan, keterampilan, dan pengetahuan yang kuat yang kemudian digunakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial. (ii) Pendidikan tinggi, merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor (Jurnal Ekosains | Vol. III | No.2 | Juli 2011).

(3)

2.3 Sosial Ekonomi

Menurut survey ekonomi nasional 2007 indikator sosial ekonomi adalah menyakut berbagai aspek kehidupan antara lain mengenai keadaan domografi, kesehatan, pendidikan, perumahan, kriminalitas, sosial budaya, dan kesejahteraan rumah tangga (Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol 7 No. 1, April 2010). Menurut Conyers (1991) dalam jurnal Budhiati, kata sosial ekonomi mengandung pengertian sebagai sesuatu yang nonmoneter sifatnya yang bertalian dengan kualitas kehidupan insani. Sedangkan ekonomi dijelaskan sebagai lawan dari pengertian sosial yaitu dilibatkan kaitannya dengan uang. Dengan demikian kondisi sosial ekonomi berdasarkan pengertian di atas merupakan suatu kondisi yag berkaitan secara moneter dan non moneter. Kondisi sosial ekonomi buruh didasarkan pada pendapatan buruh, tingkat pendidikan, pendapatan buruh, dan status sosial di dalam kelompok sosial di dalam masyarakat seperti, hubungan dengan masyarakat, asosiasi dalam kelompok masyarakat, dan persepsi masyarakat atas keluarga (Dermarest et all, 2010). Sosial ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini tingkat pendapatan buruh dan tingkat kesejahteraan buruh. Tingkat pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh buruh yang bersumber dari sector formal, sector informal, dan sector subsistem dalam waktu satu bulan yang di ukur berdasarkan Rupiah (Soemardi dan Hans Dieter Evers, 1982).

Pendapatan yang nampaknya lebih berat kearah indikator ekonomi daripada indikator sosial, ternyata mempunyai berbagai macam implikasi sosial yang teramat penting karena income tersebut merupakan factor pokok untuk menentukan keterlibatan masyarakat dalam pelayanan dan barang produksi

(4)

lainnya yang ternyata sangat menentukan tingkat rata-rata dalam arti golongan menengah dan golongan berpenghasilan tinggi, maksudnya mereka yang berpendapatan di atas rata-rata. Berdasarkan jumlah pendapatan yang diperoleh buruh yang bersumber dari pendapatan formal, informal, dan subsistem, dapat dikelompokan menjadi tiga jenjang yaitu : (1) golongan buruh berpendapatan rendah (2) golongan buruh perpendapatan sedang (3) golongan berpendapatan diatas rata-rata atau berpendapatan tinggi.

Aspek ekonomi yang sering disebut dengan faktor utama tidak dinyatakan secara tegas. Artinya peneliti meneliti sosial ekonomi tidak mengutamakan dalam bentuk nominal. Pengertian buruh sejahtera dalam arti ekonomi dijelaskan ukuran yang dipergunakan bersifat abstrak, maksudnya ukuran cukup ditentukan oleh tingkat kebutuhan setiap buruh (dalam keluarga). Aspek psikologi memberikan pengertian buruh sejahtera sebagai buruh yang dapat berbahagia lahir dan batin. Ukuran kebahagian ini tentunya tidak tercermin dalam angka, namun dilihat melalui kondisi fisik, ekspresi tindakan dan prilaku setiap buruh dalam kelompok sosialnya.

2.4 Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya individu dengan individu lain tidak akan menghasilakan pergaulan tanpa adanya interkasi didalamnya. Interaksi sosial menurut Bonner (dalam M. Ali, 2004: tanpa halaman) merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi atau mengubah individu lain atau sebaliknya. Menurut Soekanto (2006: 55) interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang

(5)

dinamis yang menyangkut hubungan orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok-kelompok manusia. Basrowi (2005: 138) interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok maupun orang dengan kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerja sama tetapi juga berbentuk tindakan persaingan, pertikaian, dan sejenisnya. Interaksi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses hubungan sosial yang dinamis baik dilakukan oleh perorangan maupun kelompok manusia sehingga terjadi hubungan yang erat, baik, dan memungkinkan lahirnya solidaritas diantara para buruh di pemukian buruh PT. Lonsum tbk dan buruh PTPN IV.

Terjadinya interaksi sosial akan menghasilakan aktifitas sosial. Pada dasarnya interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas sosial. Dalam kehidupan bersama, antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, terjadi hubungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui hubungan itu, individu ingin menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginan masing-masing. Sedangkan untuk mencapai keinginan itu harus diwujudkan dengan tindakan melalui hubungann timbal-balik (Bosrowi, 2005: 138).

2.4.1 Keterbukaan Sosial

Menurut etimologi bahasa, keterbukaan berasal dari kata dasar terbuka yang berartisuatu kondisi yang di dalamnya tidak terdapat suatu rahasia, mau menerima sesuatu dari luardirinya, dan mau berkomunikasi dengan lingkungan di luar dirinya. Dan secara umum pengertian sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia. Adapun keterbukaan sosial dapatdiartikan sebagai suatu sikap dan perasaan individu untuk selalu bertoleransi serta mengungkapkankata-kata

(6)

dengan sejujurnya sebagai landasan untuk berkomunikasi. Dengan demikian,keterbukaan berkaitan erat dengan komunikasi dan hubungan antarmanusia. Keterbukaansangat penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial karena keterbukaanmerupakan prasyarat bagi adanya komunikasi.Sebagai makhluk sosial, manusia hidup dalam suatu kelompok. Di dalamnya, setiapanggota kelompok dituntut untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan anggota lainnya.

Altman dan Taylor (1973: tanpa halaman, dalam jurnal | Vol 1, No.02 | Juni 2012) mengemukakan bahwa keterbukaan sosial merupakan kemampuan individu manusia untuk mengungkapkan informasi kepada orang lain yang bertujuan untuk mecapai hubungan yang akrab. Sedangkan Person (1978: tanpa judul, dalam jurnal | Vol 1, No.02 | Juni 2012) mengartikan keterbukaan sosial sebagai tindakan individu manusia dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara sukarela dan disengaja untuk maksud memberikan informasi yang akurat tentang info yang ada. Keterbukaan sosial memainkan peran penting dalam pengembangan hubungan sosial antar individu maupun kelompk sosial (Greene, Derlega, & Mathews, 2006: tanpa halaman, dalam jurnal). Rogers (1980: tanpa halaman, dalam jurnal) mengatakan bahwa hubungan interaksi seseorang dalam keterbukaan sosial yang didasari perasaan yang tulus, penerimaan pada orang lain, dan rasa empati membuat hubungan menjadi lebih baik dan akrab. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat keterbukaan yang terjadi di antara kelompok sosial (buruh) pada pemukiman buruh di PT. Lonsum dan buruh di pemukiman PTPN IV, lalu membandingkannya.

(7)

2.4.2 Solidaritas Sosial

Sehubungan dengan rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini, yaitu kondisi social buruh dari keterbukaan social nya, yang dilahirkan dari solidaritas sosial organik antara buruh PTPN IV dengan buruh PT. Lonsum tbk, maka konsep solidaritas sosial Emile Durkheim dijadikan sebagai landasan teori mengenai solidaritas sosial. Yang kemudian akan melahirkan keterbukaan di kalangan buruh dengan sesama buruh, baik keterbukaan buruh secara vertikal maupun keterbukanaan buruh secara horizontal.

Kajian solidaritas sosial dalam penelitian ini menggunakan konsep solidaritas sosial dari Emile Durkheim yang merupakan seorang ahli sosiologi klasik dengan aliran fungsionalisme klasik. Dalam pemikiran Durkheim mengenai solidaritas sosial dalam karyanya The Division of Labour in Society, Durkheim menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Bagi Durkheim, fakta sosial itu memperlihatkan adanya berbagai cara dan usaha manusia untuk membangun suatu komunitas, atau apa yang disebut masyarakat. Lewis Coser (1971: tanpa halaman) menjelaskan bahwa yang dimaksud Durkheim mengenai fakta sosail adalah suatu ciri atau sifat sosial yang kuat tidah harus dijelaskan pada level biologis dan psokoligis, tetapi sebagai sesuatu yang berada secara khusus di dalam diri manusia. Ritzer (2004) juga menjelaskan bahwa fakta sosial, dalam teori Durkheim itu bersifat memaksa karena mengandung struktur-struktur yang berskala luas misalnya undang-undang yang melembaga.

(8)

Solidaritas sosial menekankan adanya keadaan hubungan dan kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup didalam masyarakat. Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antara mereka. Sehingga Durkheim melihat bahwa setiap manusia memerlukan solidaritas sosial (Johnson 1986: 181). Durkheim (Johnson 1986: 181) membagi solidaritas menjadi dua bagian, yaitu solidaritas mekanik yang ada pada masyarakat perdesaan dan solidaritas organik yang ada pada masyarakat perkotaan. Solidaritas mekanik merupakan suatu tipe solidaritas yang didasarkan atas dasar persamaan atau suatu kesadaran kolektif bersama yang menunjukkan pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen bersama. Menurut Durkheim (Sunarto, 2004: 128) solidaritas mekanik dapat dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana yang dinamakan masyarakat segmental.

Pada masyarakat ini manusia tinggal secara tersebar dan hidup terpisah satu dengan yang lain, belum terdapat pembagian kerja yang berarti sehingga apa yang dapat dilakukan oleh seseorang anggota masyarakat biasanya dapat dilakukan pula oleh orang lain, dengan demikian masing-masing kelompok dapat memenuhi keperluan mereka masing-masing tanpa memerlukan bantuan atau kerjasama dengan kelompok di luarnya. Solidaritas organik muncul karena pembagian kerja bertambah besar, solidaritas itu berdasarkan pada kesaling tergantungan antar bagian, karena adanya skill dan heterogenitas dengan tingkat individual sehingga kepentingan akan tujuan lebih di utamakan. Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah komplek dan

(9)

telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antara anggota/ buruh dalam PT.

2.2 Kerangka Teori

Sehubungan dengan rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu perbandingan kondisi sosial buruh yang berfokus pada keterbukaan sosial dilihat dari: pendidikan, sosial ekonomi, interaksi, dikalangan buruh antara buruh PT. Lonsum tbk dan buruh PTPN IV. Maka konsep yang digunakan adalah konsep-konsep dasar Social Capital atau Modal Sosial. Dimana konsep-konsep-konsep-konsep intinya terdiri dari kepercayaan, norma, dan jaringan. Sedangkan konsep-konsep tambahan terdiri dari tindakan social, interaksi social, dan sikap (Robert M.Z. Lawang, 2004 : 36).

Modal sosial sebagai konsep atau teori sosial, sudah banyak dikaji para ahli dan dijadikan dasar indicator dalam mengkaji suatu proses hubungan antar kelompok maupun hubungan antara individu dengan kelompok dalam mencapai tujuan yang diingikan. Pierre Bourdieu (1986) menjelaskan modal sosial merupakan aspek sosial dan budaya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dilembagakan, yaitu keseluruhan sumber daya baik yang aktual maupun potensial yang terkait dengan kepemilikan jaringan hubungan kelembagaan yang tetap dengan didasarkan pada saling kenal dan saling mengakui. Kemudian Colemann (1999) mengartikan modal sosial atau social capital adalah kewajiban dan harapan, saluran-saluran informasi dan norma-norma sosial. Merupakan kemampuan kerja bersama menghadapi seluruh permasalahan, untuk mencapai tujuan dalam kelompok atau organisasi. Komunitas dibangun oleh modal sosial

(10)

melalui pengembangan hubungan sosial aktif, partisipasi demokrasi dan penekanan dari rasa memiliki komunitas dan kepercayaan (Fukuyama,1995). Konsep tersebut adalah meliputi pranata sosial (social institution), yang merupakan wadah berbagai kegiatan masyarakat untuk mencapai berbagi tujuannya dengan segala aspek normanya. Menuruut Lyon (dalam jurnal David W. Shideler, David S. Kraybill, 2009) modal sosial berasal dari interaksi dari berbagai faktor, yang masing-masing memerlukan hubungan sosial yang membentuk bagaimana masyarakat bereaksi, dan reaksi-reaksi ini dibentuk oleh modal sosial yang ada.

Modal sosial merupakan hasil dari kerja sama, mengembangkan kepercayaan, dan membangun rangkaian sosial. Membangun modal sosial untuk menyusun lingkungan sosial yang kaya akan partisipasi dan peluang. Seperti suatu lingkungan yang memungkinkan pelaku untuk kerap bertemu, di mana berbagi nilai dan norma sosial dapat terus dipelihara. Hal ini lalu mendongkrak kemungkinan atas keberlanjutan interaksi berulang ke depan, kemudian mengurangi ketidakpastian dan memperkecil risiko (Robert M. Z. Lawang, 2004: 58). Bourdieu (Yustika, 2008) memandang modal sosial sebagai aset produktif yang dibangun melalui investasi pada hubungan sosial; memerlukan waktu, usaha, bahkan uang untuk mengakumulasinya. Sekali terbangun, seperti modal lainnya (fisik maupun manusia), modal sosial kembalian, terdepresiasi oleh waktu, dan harus terus dijaga agar tidak berhamburan dan menjadi usang. Suatu investasi individual atas modal sosial tergantung pada karakteristik sosio-ekonomi perseorangan, pada usia tertentu, latar belakang keluarga tertentu, tingkat modal manusia (pendidikan dan pekerjaan), serta pendapatan (Coleman, 1988).

(11)

Modal sosial atau Social Capital merupakan sumber daya yang dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Sumber daya yang digunakan untuk investasi, disebut dengan modal. Modal sosial cukup luas dan kompleks. Modal sosial yang dimaksud peneliti disini tidak diartikan dengan materi, tetapi merupakan modal sosial yang terdapat pada seseorang. Misalnya pada kelompok institusi keluarga, organisasi, dan semua hal yang dapat mengarah pada kerjasama. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok, dengan ruang perhatian pada kepercayaan, jaringan, norma dan nilai yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok.

Dimensi relasional modal sosial mengacu pada kualitas atau kekuatan ikatan sosial, yang biasanya merupakan cerminan dari durasi hubungan yang berkelanjutan, tingkat keintiman emosional, dan frekuensi perilaku timbal balik. Menurut Lesser (dalam jurnal David W. Shideler, David S. Kraybill, 2009), modal sosial sangat penting bagi komunitas karena (1) memberikan kemudahan dalam mengakses informasi bagi anggota komunitas; (2) menjadi media pembagian kekuasaan dalam komunitas; (3) mengembangkan solidaritas; (4) memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas; (5) memungkinkan pencapaian bersama; dan (6) membentuk perilaku kebersamaam dan berorganisasi komunitas.

Dengan demikian konsep Social Capital menjadi sasaran yang tepat dijadikan kajian dasar dalam melihat kondisi sosial buruh di PT. Lonsum Tbk. dan PTPN IV. Kondisi sosial buruh dari segi keterbukaan sosial, solidaritas antar kelompok, sosial ekonomi, pendidikan, dan interaksi yang terjalin di kelompok

(12)

sosial buruh. Namun peneliti lebih memfokuskan keadaan sosial yang lebih mengarah kepada keterbukaan sosial buruh di kedua PT tersebut, baik itu PT. Lonsum Tbk. dan buruh di PTPN IV.

Referensi

Dokumen terkait

Veronika Girinin- kaitė straipsnyje „Knygos kultūros apraiškos Vytauto Civinskio Dienoraš- tyje (1904–1910)“ nagrinėja studento Vytauto Civinskio (1887–1910) „liu- dijimų

terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur, oleh karena itu dalam usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka cara yang dapat dilakukan adalah

Kelompok unsur logam tanah jarang pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Karl Axel Arrhenius, yang

Pengaruh interaksi antara varietas dan aplikasi NAA terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat terlihat pada peubah tinggi tanaman pada umur pengamatan 42

Penelitian eksperimental kolom tersusun dari empat profil sihx dengan kelangsingan moderat yang menerima beban eksentris bertujuan untuk mengetahui perilaku kolom tersusun,

Dimensi sumberdaya KPID Sulawesi Tengah dalam implementasi kebijakan, dapat dilihat dari sumberdaya manusia yakni penguasaan literasi media oleh anggota komisioner

Kejadian ini pernah ane alami, ketika mau print laporan dengan format Exel eh malah gak bisa di print malahan print preview juga tidak bisa sedangkan format yang lain seperti

Tantangan untuk meraih prestasi terdiri dari 2 faktor yaitu faktor dari dalam diri sendiri (faktor internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). kedua faktor