• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru melalaikan satu faktor yang pada awalnya hanya merupakan masalah minor, yaitu meningkatnya produksi sampah yang pada gilirannya ikut memicu terjadinya percepatan pemanasan global. Pemanasan global kini menjadi sorotan masyarakat luas bahkan sudah menjadi masalah internasional, dampak dari pemanasan global pun sudah mulai dapat dirasakan secara nyata. Sudah selayaknya seluruh lapisan masyarakat ikut memberikan perhatian lebih pada masalah ini.

Beberapa dampak dari pemanasan global yang sudah sering terdengar atau pun dialami antara lain adalah perubahan suhu udara yang cukup radikal, perubahan periode musim yang sudah tidak dapat diprediksi sehingga mengakibatkan banjir atau musim kering yang berkepanjangan, dan punahnya mahluk hidup spesies tertentu di suatu area. Hal-hal tersebut hanya sebagian kecil dari dampak pemanasan global yang dirasakan oleh masyarakat dunia.

Dari sekian banyak faktor, salah satu faktor penting pemicu terjadinya pemanasan global adalah sampah. Berdasarkan Undang-undang no. 18 Tahun 2008,

(2)

2

sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Semula sampah hanya merupakan kendala kecil sehingga tidak terlalu diperhatikan oleh masyarakat. Karena selalu diabaikan, perlahan sampah mulai menumpuk dan mengganggu ekosistem disekitarnya.

Dalam bukunya Our Choice (2009), Al Gore menyebutkan bahwa populasi global masih akan terus meningkat, akan tetapi diharapkan pada pertengahan abad ke-21 akan terjadi stabilisasi dalam pertumbuhan penduduk dunia di angka sedikit di atas sembilan miliar jiwa. Namun, pada saat pertumbuhan penduduk mulai stabil, tingkat emisi gas rumah kaca semakin meningkat. Emisi karbon tahunan sejak tahun 1950 sudah meningkat empat kali lipat, dan peningkatan yang sangat signifikan terjadi pada periode antara tahun 2000 sampai dengan 2008.

Dalam penelitiannya, Suarna (2008) berpendapat sebagai berikut:

“Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat, mengakibatkan meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok, hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah”. Di lautan pasifik ada timbunan sampah plastik seluas dua kali Negara Bagian Texas, dengan berat kurang lebih seratus ton mengapung bebas mengikuti arus. Timbunan sampah plastik ini tentu saja merupakan hasil kumpulan dari pembuangan sampah ke laut yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini dalam jangka panjang dapat membahayakan ekosistem laut, baik mahluk

(3)

3

hidup bawah laut maupun burung-burung yang terbang mencari makanan di laut. Gambar 1.1 berikut menunjukkan arus sampah di laut Pasifik, dan pada gambar 1.2 menunjukkan pusaran sampah tersebut.

Gambar 1.1

Perputaran Arus Sampah di Laut Pasifik

Sumber: NOAA Marine Debris

Dalam situsnya, Marks & Howden (Asia-Pacific Correspondent, 2008) menyebutkan:

“Charles Moore, seorang ahli kelautan Amerika yang menemukan "Great Pacific Garbage Patch" atau "pusaran sampah", percaya bahwa ada sekitar seratus juta ton sampah yang beredar di wilayah tersebut. Marcus Eriksen, seorang Direktur riset dari Marine berbasis di AS Algalita Research Foundation, yang didirikan Mr Moore, kemarin mengatakan: "Anggapan yang orang miliki adalah bahwa itu merupakan sebuah pulau sampah plastik dimana anda hampir bisa berjalan di atasnya. Hal ini tidak lah seperti itu, melainkan hampir menyerupai sup plastik yang mungkin dua kali ukuran benua Amerika Serikat".

(4)

4 Gambar 1.2

Pusaran Sampah di Laut Pasifik

Sumber: NOAA Marine Debris

Masalah sampah sudah melanda Indonesia. Akibat penanganan yang kurang terpadu dan fasilitas yang sangat minim, menghasilkan teguran keras dari dunia internasional. Bulan April tahun 2011, majalah berskala internasional TIME menyebutkan dalam tulisannya: Berlibur di Pulau Dewata bagaikan neraka. Tudingan ini tidak lah tidak beralasan. Pemerintah setempat pun mengakui bahwa penanganan sampah di Bali masih belum optimal namun telah dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah sampah ini.

Dalam situs Antara News (2010) menyebutkan:

“Masalah sampah di Kota Denpasar, Provinsi Bali belum mampu ditangani secara maksimal akibat pertumbuhan penduduk perkotaan yang terus meningkat. Kabag Humas dan Protokol Denpasar, Made Erwin Suryadarma Sena, di Denpasar, Jumat, mengatakan, Pemkot melalui Dinas Pertamanan dan Kebersihan terus berupaya menangani sampah rumah tangga untuk pengangkutan ke tempat pembuangan sampah akhir”.

(5)

5

Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan yang terpadu. Pengelolaan sampah tanpa menggunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan dan kelestarian fungsi lingkungan, baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan kelautan (Suarna, 2008).

Karena kondisi masalah sampah yang sudah mengkhawatirkan, PT Banten Global Development (untuk selanjutnya disebut PT BGD) sebagai satu-satunya perusahaan milik Pemerintah Daerah Provinsi Banten ingin turut berperan serta dalam memberikan solusi penanganan sampah. PT BGD memiliki rencana pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Pengolahan sampah yang dilengkapi dengan mesin-mesin berteknologi maju yang dapat menanggulangi masalah sampah dengan terpadu.

TPA ini merupakan tempat pengelolaan yang memanfaatkan sampah sebagai bahan dasar produksi. Sampah yang masuk ke dalam TPA ini, akan diproses di dalam mesin dan akan menghasilkan produk energi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Adapun prinsip-prinsip dari solusi yang akan ditawarkan oleh TPA ini adalah reduce atau mengurangi.

PT BGD memilih kota Tangerang Selatan sebagai lokasi untuk pembangunan TPA. Alasan dipilihnya kota Tangerang Selatan karena merupakan kota baru dan memiliki potensi besar untuk menjadi kota yang maju dan kuat. Letak kota Tangerang

(6)

6

Selatan yang strategis dikelilingi kota-kota yang sudah maju, menarik masyarakat untuk bermukim atau bahkan untuk memulai bisnis.

Saat ini Tangerang Selatan sudah memiliki TPA atau lebih dikenal dengan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) yang berlokasi di Cipeucang. Namun melihat kondisi di lapangan, TPAS Cipeucang masih belum memadai dan perlu dilakukan perbaikan sistem dan metode agar sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Salah satu negara di Asia yang sudah sukses dalam menangani masalah sampah dalam negerinya adalah Jepang. Di kota Osaka, berdiri sebuah bangunan berwarna-warni bagai istana bermain dimana bangunan tersebut merupakan Pabrik Pembakaran Sampah Maishima. Dibalik bangunan berbentuk menarik ini terdapat sebuah mesin pembakar sampah dengan teknologi paling mutakhir dari Jerman. Sampah-sampah penduduk Osaka dimasukkan ke dalam pabrik ini yang kemudian akan diproses untuk menghasilkan listrik yang dapat dinikmati secara cuma-cuma oleh penduduk Osaka. Sedangkan kelebihannya dijual kepada instansi yang membutuhkan. Tahun 2010, Pabrik Maishima seperti digambar 1.3 berikut ini berhasil menjual 50 juta kilo watt listrik (KOMPAS).

(7)

7 Gambar 1.3

Pabrik Pembakaran Sampah Maishima

Sumber: KOMPAS

Pembangunan TPA ini perlu investasi yang tidak sedikit, oleh karena itu dibutuhkan analisa lebih lanjut karena membutuhkan dana yang besar. Dengan kata lain perlu rencana bisnis yang memadai.

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian ini akan meniliti kelayakan rencana bisnis pembangunan TPA di kota Tangerang Selatan ditinjau dari aspek keuangan, dan pembangunan TPA membutuhkan dana yang cukup besar sehingga dibutuhkan bantuan investor yang memiliki dasar finansial yang kuat.

(8)

8 1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kelayakan rencana investasi bisnis TPA di Tangerang Selatan dari aspek keuangan.

1.4. Manfaat Penulisan

1.4.1. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan kepada pihak-pihak terkait, yaitu PT BGD dan investor. Selain itu penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk perbaikan apabila ada kekurangan-kekurangan yang dinilai dapat mempengaruhi kelayakan rencana bisnis pembangunan TPA ini.

1.4.2. Bagi Akademisi

Diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan yang lebih konkrit tentang perencanaan bisnis.

1.5. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis melakukan analisa dari penelitian ini, penulis membuat pembatasan permasalahan sebagai berikut:

(9)

9

1. Pengertian investasi di dalam penulisan ini adalah investasi di sektor riil, yaitu pembangunan TPA.

2. Penilaian kelayakan rencana bisnis ini berdasarkan pada perkiraan aliran kas yang akan diperoleh dari investasi tersebut.

3. Dikarenakan sudah adanya TPAS Cipeucang sehingga perusahaan memiliki dua alternatif yaitu, kesempatan bekerjasama dengan TPAS yang ada dan kemungkinan baru sama sekali. Tesis ini hanya dibatasi pada jika business plan dibuat baru.

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data yang diperlukan adalah:

a. Data primer, data yang diperoleh langsung dari pihak-pihak terkait dan tidak pernah dipublikasikan sebelumnya.

b. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari literature-literatur yang relevan dengan sampah, business plan, dan keuangan.

(10)

10 1.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk perolehan data digunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:  Studi dokumen/kepustakaan,  Wawancara dan  Observasi 1.7. Sistematika Penulisan 1.7.1. BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

1.7.2. BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjabarkan teori-teori yang relevan dengan kasus penelitian, dilengkapi dengan penjelasan dan sumbernya. Teori-teori ini yang kemudian akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisa.

(11)

11 1.7.3. BAB III: GAMBARAN UMUM PROYEK DAN PROFIL

PERUSAHAAN

Bab ini berisikan gambaran umum tentang kota Tangerang Selatan dan proyek pembangunan TPA, serta pembahasan profil perusahaan PT BGD.

1.7.4. BAB IV: PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini berisi analisis terhadap hasil yang diperoleh pada bab sebelumnya. Dalam melakukan analisis hasil, mengacu pada literatur yang digunakan.

1.7.5. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini memuat kesimpulan yang akan menjawab tujuan penelitian dan memberikan usulan bagi praktisi seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Diharapkan kesimpulan dan usulan dapat membantu keberhasilan PT BGD dalam merealisasikan rencana bisnis pembangunan TPA dan dapat bermanfaat bagi masyarakat Tangerang Selatan.

Gambar

Gambar 1.1 berikut  menunjukkan arus sampah di  laut Pasifik,  dan pada  gambar 1.2  menunjukkan pusaran sampah tersebut

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.6, didapatkan bahwa pelaksanaan bonding dan attachment dengan reaksi ibu dan bayi di Kamar Bersalin RSUD Polewali

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui efektifitas pembelajaran berbasis penilaian formatif terhadap hasil belajar matematika mahasiswa baik secara umum

Definisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid, dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan tanbahan atau

Berbeda dengan penelitian yang saya akan teliti bahwasannya Tradisi Sedekah Laut berdasarkan di Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap Jawa Tengah lebih difokuskan

Dari kedua hasil simulasi dengan metode konvensional lagrange dan ant colony optimization dapat dilihat bahwa dengan besar pembebanan yang sama, penggunaan algoritma ACO

Efedrin (ephedrine) merupakan simpatomimetik yang didapat dari tanaman genus Ephedra (misalnya Ephedra vulgaris) dan telah digunakan luas di Cina dan India Timur sejak

Dengan kurangnya kepahaman masyarakat tentang suatu profesi, membuat masyarakat Indonesia menjadi tidak fokus dalam mengambil keputusan studi ataupun dunia kerja,